Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan"

Transkripsi

1 Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan (Studi Deskriptif Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang) James Party Samuel 1, Prof. Badaruddin, M. Si 2 Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Potensi modal sosial merupakan kemampuan buruh bangunan untuk bekerja sama membangun modal sosial yang terdiri dari jaringan, nilai dan norma, hubungan sosial, kepercayaan dan institusi untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama. Menumbuh kembangkan modal sosial berarti upaya buruh bangunan untuk bekerja sama membangun dan mengembangkan jaringan sosial, nilai dan norma, hubungan sosial, kepercayaan dan institusi yang sudah tercipta sebelumnya agar dapat menjadi lebih baik lagi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil analisis dan pengolahan data dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa potensi modal sosial yang terdapat pada buruh bangunan berupa negoisasi, jaringan informasi dan relasi, kepercayaan, nilai dan norma, etos kerja yang tinggi dan gotong royong. Usaha mereka untuk menumbuhkembangkannya dengan tetap berkomunikasi, tolong menolong, menjaga kepercayaan dan kejujuran, saling pengertian serta selalu bekerja dengan baik. Para buruh bangunan juga sepakat bahwa dengan potensi modal sosial yang mereka miliki dapat menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan. Kata kunci: Modal Sosial, Buruh Bangunan PENDAHULUAN Sebagai salah satu provinsi yang besar, Sumatera Utara dengan ibukota Medan sedang bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang perkantoran, plaza, jalan-jalan, jalan fly over maupun perumahan dan bidang lainnya. Salah satu bidang yang banyak menyerap tenaga kerja informal adalah bidang konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam industri jasa pelaksanaan konstruksi bangunan. Hampir semua bagian dan detail pekerjaan konstruksi masih memerlukan tenaga kerja manusia. Secara umum terdapat lima macam tenaga kerja dalam bidang konstruksi yaitu konsultan, arsitektur, pengawas, mandor dan tukang (kenek). Pada suatu bidang konstruksi bangunan, umumnya yang bekerja di suatu bangunan tersebut lebih sering disebut buruh bangunan. Buruh bangunan memiliki status pekerjaan yang tidak tetap dan berpindah-pindah sesuai dengan panggilan proyek kepada buruh 1 Mahasiswa Departemen Sosiologi FISIP USU 2 Dosen Departemen Sosiologi FISIP USU 58

2 bangunan tersebut. Dimana para pekerja buruh bangunan setiap kali mendapatkan proyek pekerjaan atau lahan baru untuk dikerjakan, harus melakukan negosiasi kesepakatan kerja, waktu dan gaji terlebih dahulu dengan pihak yang telah memanggil buruh bangunan tersebut. Keberhasilan sebuah proyek bangunan dilihat dari segi sumber daya manusia yang merupakan keberhasilan penggabungan dari berbagai macam profesi yang saling mendukung sehingga tercipta sebuah hasil yang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dalam sebuah proyek bangunan akan dikenal berbagai macam profesi yang salah satunya adalah buruh bangunan. Seringkali keberadaan buruh bangunan ini diabaikan sehingga hanya menganggapnya sebagai robot yang siap bekerja dengan upah yang telah disediakan, hal ini tentu akan sangat berbeda hasilnya jika manajemen proyek dapat memperlakukan seorang buruh bangunan sebagai manusia yang sesungguhnya. Secara umum pengelompokan buruh bangunan dapat dibedakan berdasarkan keahliannya menjadi yaitu tukang batu, tukang besi, tukang cor, tukang bekisting, tukang kayu, tukang las, tukang listrik, tukang plumbing, tukang mekanikal & elektrikal dan lain-lain. Buruh bangunan adalah sebuah profesi jasa yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak. Buruh bangunan atau ada juga yang menyebut sebagai kuli bangunan dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu yang pertama tukang dan yang kedua adalah pembantu tukang atau kenek. Tukang bertugas mengerjakan proses berdirinya suatu bangunan, sedangkan pembantu tukang atau kenek bertugas melayani apa saja kebutuhan tukang dalam bekerja. Menurut Media Kompas, karir di dalam pekerjaan sebagai buruh bangunan sama seperti halnya pada kepegawaian dengan tingkatan pangkat, pada pekerja bangunan juga mengenal tingkatan karir. Tingkatan terendah adalah kenek atau pembantu tukang. Tingkat selanjutnya yang lebih tinggi tentu saja tukang. Karir profesi pekerja bangunan rata-rata hanya sampai pada tingkat tukang. Dimana pada tingkat ini biasanya sudah mempunyai spesifikasi atau keahlian tersendiri, misalnya spesifikasi pemasangan batu, pemasangan besi, pemasangan kayu, pemasangan keramik, finishing pengecatan, pemasangan kaca dan lainlain. Namun pada dasarnya mereka mempunyai keahlian yang sama dalam pembuatan sebuah tembok bangunan ( diakses pada tanggal 21 oktober 2012 pada jam 07:23). Buruh bangunan disini menetap di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah, ada yang bekerja di sekitaran Lingkungan 12 tetapi kebanyakan bekerja di Kota Medan atau yang biasa disebut penglaju. Buruh bangunan tersebut umumnya memiliki potensi modal sosial yang terdapat pada masing-masing individu dan kelompok yang tercipta dan lahir sebagai sistem sosial dalam masyarakat desa. Modal sosial merupakan sumber daya yang dapat dipandang 59

3 sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan individu. Selain pengetahuan dan keterampilan terdapat juga kemampuan individu untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain. Kemampuan ini akan menjadi modal penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga bagi setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Modal yang demikian ini disebut dengan modal sosial (social capital), yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi (Coleman, 1990). Penekanannya pada potensi kelompok dan pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Kekuatan dasar berupa modal sosial sebenarnya sudah ada terbangun pada sebagian kelompok buruh bangunan tersebut, ini terlihat dari keseharian mereka yang saling mengajak dan memberikan informasi pekerjaan kepada buruh bangunan lainnya ketika ada pekerjaan ataupun proyek yang mau dikerjakan sehingga hubungan-hubungan dan interaksi sosial mereka sampai sekarang tetap berjalan. Modal sosial pada kelompok buruh bangunan tersebut dapat menyelesaikan permasalahan dan juga mempersatukan potensi yang ada di dalam masyarakat dengan suatu energi/kekuatan yang ada dalam masyarakat, diantaranya adalah kebersamaan dan kepercayaan. Modal sosial digambarkan sebagai kepercayaan, jaringan dan norma-norma untuk memudahkan kooperasi untuk manfaat timbal balik (Putnam, 1993:167). Modal sosial sebagai penentu dan dasar kehidupan masyarakat yang teratur dan sejahtera. Modal sosial ini merupakan potensi yang dapat menjadi energi dalam menjembatani dan memperkuat bahkan mendorong potensi modal lainnya dalam suatu kelompok. Pada intinya modal sosial menjadi potensi yang dapat dioptimalkan oleh individu dalam suatu komunitas untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Menurut Lesser (2000), modal sosial sangat penting bagi kelompok karena (1) dapat memberi kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota kelompok, (2) menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam kelompok, (3) mengembangkan solidaritas, (4) memungkinkan pencapaian bersama, (5) memungkinkan mobilitas sumber daya kelompok, (6) membentuk perilaku kebersamaan dan berorganisasi kelompok. Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya dan memberi kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawabnya. 60

4 Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana buruh bangunan di lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah menumbuhkembangkan modal sosial untuk menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui potensi modal sosial yang ada pada buruh bangunan dan apakah modal sosial tersebut menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan, (2) untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan buruh bangunan untuk menumbuhkembangkan potensi modal sosial yang dimiliki oleh buruh bangunan, (3) untuk mempelajari karakteristik elemen modal sosial seperti jaringan sosial, kepercayaan, nilai dan norma yang ada. Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi dan sumber informasi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu sosiologi seperti kajian sosiologi ekonomi dan bagi peneliti serta semua pihak berkaitan dengan kajian modal sosial dalam buruh bangunan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis mengenai permasalahan yang diteliti dan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pemerintah, mengenai informasi modal sosial buruh bangunan yang membantu dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan di dalamnya. TINJAUAN PUSTAKA Menurut para ahli modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi (Coleman, 1999). Sedangkan Putnam (2000) mendefinisikan, modal sosial adalah penampilan organisasi sosial seperti jaringan-jaringan dan kepercayaan yang memfasilitasi adanya koordinasi dan kerjasama bagi keuntungan bersama. Fukuyama (1995) mendefinisikan, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Adapun Cox (1995) mendefinisikan, modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan 61

5 kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama. Dari pengertian para ahli di atas, maka menurut penulis modal sosial (social capital) secara umum adalah hubungan-hubungan yang tercipta berupa jaringan, nilai dan norma, hubungan sosial, kepercayaan dan institusi yang membentuk kualitas dan kuantitas serta efisiensi masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan dengan memfasilitasi tindakantindakan yang terkoordinasi serta sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan diantara anggota masyarakat luas secara bersama-sama. Modal sosial diterapkan atau dihubungkan melalui mekanisme-mekanisme kultural atau budaya seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama, 2000). Akuisisi atau bentuk positif dari modal sosial memerlukan pembiasaan terhadap norma-norma moral sebuah komunitas yang dalam konteksnya sekaligus dapat mengadopsi nilai-nilai kebajikan seperti kesetiaan dan kejujuran serta menjadi suatu hal yang dapat dipercayai dan dipertanggungjawabkan. Dimensi modal sosial tumbuh di dalam suatu masyarakat yang didalamnya berisi nilai dan norma serta pola-pola interaksi sosial dalam mengatur kehidupan keseharian anggotanya (Woolcock dan Narayan, 2000). Oleh karena pendapat itu Adler dan Kwon (2000) menyatakan, dimensi modal sosial adalah merupakan gambaran dari keterikatan internal yang mewarnai struktur kolektif dan memberikan keterkaitan satu sama lain dan keuntungan-keuntungan bersama dari proses dinamika sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Dimensi lain yang juga sangat menarik perhatian adalah yang berkaitan dengan tipologi modal sosial, yaitu bagaimana perbedaan pola-pola interaksi berikut konsekuensinya antara modal sosial yang berbentuk terikat (bonding/exclusive) atau menjembatani (bridging/inclusive). Keduanya memiliki pengertian, pemahaman dan implikasi yang berbeda pada hasil-hasil yang dapat dicapai dan pengaruh-pengaruh yang dapat muncul dalam sebuah proses kehidupan dan pembangunan masyarakat yang dapat dilihat pada tabel 1. 62

6 Tabel 1 Modal Sosial Terikat dan Modal Sosial Menjembatani Bonding Social Capital Terikat/ketat, jaringan yang eksklusif. Perbedaan yang kuat antara orang kami dan orang luar. Hanya ada satu alternatif jawaban. Sulit menerima arus perubahan. Kurang akomodatif terhadap pihak luar. Mengutamakan kepentingan kelompok. Mengutamakan solidaritas kelompok Sumber: Hasbullah (2006) Dilihat dari aspek sosiologis maka elemen-elemen modal sosial terdiri dari: jaringan sosial (social networks), nilai dan norma timbal balik, hubungan antar individu/interaksi sosial kepercayaan (Trust) institusi dan asosiasi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih tempat penelitian ini adalah ; (1) Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah merupakan desa pinggiran kota yang masyarakatnya ada yang bekerja sebagai buruh bangunan dan dipercayai masyarakat sekitar dengan hasil bangunan yang baik ; (2) Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah salah satu desa yang terdapat potensi modal sosial seperti jaringan, kepercayaan, hubungan sosial dan norma sosial yang bisa ditumbuhkembangkan menjadi lebih baik lagi. Bridging Social Capital Terbuka. Memiliki jaringan yang lebih fleksibel. Toleran. Memungkinkan untuk memiliki banyak alternatif jawaban dan penyelesaian masalah. Akomodatif untuk menerima perubahan. Cenderung memiliki sikap yang altruistik, humanitaristik, dan universal. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan atau dengan kata lain kumpulan pekerja buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang kesemuanya masyarakat Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah yang bekerja sebagai buruh bangunan meliputi kenek, tukang, kepala tukang dan mandor buruh bangunan. 63

7 Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam yang menggunakan panduan pertanyaan (interview guide), observasi partisipasi dan dokumentasi sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan studi kontemporer. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang terletak di wilayah pinggiran kota yaitu Kota Medan. Jarak tempuh dari Desa Bandar Khalipah ke Kecamatan Percut Sei Tuan sekitar 0,5 kilometer sedangkan jarak tempuh dari desa ke Kabupaten Deli Serdang sekitar 21 kilometer dan jarak tempuh dari desa ke Kota Medan sekitar 14 kilometer. Desa ini memiliki wilayah sekitar 883 ha/m 2 yang terdiri dari 17 dusun. Untuk batas wilayah, Desa Bandar Khalipah sebelah utara berbatasan dengan Desa Bandar Setia dan Desa Laut Dendang. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bandar Klippa dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandar Klippa dan Desa Tembung sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Medan Estate dan Kelurahan Tembung. Penduduk Desa Bandar Khalipah berjumlah sekitar jiwa yang terdiri dari laki-laki sekitar jiwa dan perempuan sekitar jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sekitar KK. Jenis mata pencaharian yang paling banyak di Desa Bandar Khalipah yaitu Buruh sekitar jiwa yang terdiri dari buruh bangunan, buruh pabrik, buruh tani dan buruh kapuk. Keberadaan Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Keberadaan para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah dimulai pada saat Desa Bandar Khalipah ini baru berkembang. Di mana Desa Bandar Khalipah ini dulunya adalah desa yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, namun seiring berjalannya waktu dan adanya perluasan Kota Medan maka penduduk di Desa Bandar Khalipah ini pun mengubah pola mata pencaharian mereka dari bertani menjadi buruh kasar atau pegawai. Para buruh bangunan ini rata-rata Suku Jawa yang dimana kebanyakan penduduk asli desa ini dan ada juga perantau yang berasal dari luar kota. Keberadaan para pekerja bangunan di Desa Bandar Khalipah ini memang pada dasarnya menjadi satu hal yang menjadi peluang pekerjaan bagi orang-orang yang mempunyai pendidikan hanya sampai taraf SMP atau bahkan yang tidak sekolah karena pekerjaan di bidang bangunan ini tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut: 64

8 Buruh bangunan di desa ini dimulai dari tahun 1960-an dimana para buruh bangunan disini kebanyakan penduduk sini yang menetap dan seiring berjalannya waktu, buruh bangunan di desa ini terus bertambah. Kalau saya bekerja sebagai buruh bangunan semenjak berkeluarga di sini karena dulu saya bekerja di bengkel tetapi hasilnya tidak mencukupi dan kebetulan saya bisa menjadi tukang. (Pak Rasman) Sejarah Buruh Bangunan Desa Bandar Khalipah juga mengikuti perkembangan zaman yang mengarah ke kota dimana mereka berpikir harus bisa lebih maju dari sebelumnya sehingga masyarakat di desa ini semakin maju daya pikirnya hingga mencoba bekerja sebagai buruh, pegawai, guru dan sebagainya yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu adanya pembangunan jalan tol yang menyebabkan terjadinya penggusuran sehingga banyak masyarakat yang pindah ke desa ini karena tanah di desa ini masih relatif lebih murah ketimbang tanah di Kota Medan. Masyarakat di desa ini juga kebanyakan menjual tanah bekas pertanian mereka kepada orang karena untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hanya orang tua zaman dahulu lah yang masih mempertahankan lahan pertaniannya karena sudah menganggapnya sebagai tanah warisan dan tanah kelahiran. Pekerjaan sebagai buruh bangunan pertama kali ditekuni oleh penduduk Desa Bandar Khalipah tidak dapat dipastikan secara tepat. Namun sesuai data desa yang dikemukakan oleh Kepala Desa Bandar Khalipah dapat diketahui bahwa awal mula buruh bangunan di desa ini dimulai atau sudah ada sekitar tahun 1960-an. Di mana pada saat itu mata pencaharian bertani juga masih banyak namun karena adanya perkembangan waktu maka sebagian besar memilih sebagai buruh bangunan yang sampai saat ini terus berkembang dan bertambah banyak dari sekitar tahun 2000-an hingga sekarang. Perkembangan dan Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Bangunan Perkembangan buruh bangunan menjadi lebih pesat di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah dimulai pada sekitaran tahun 2000-an, di mana pada tahun 1960-an sampai 1980-an buruh bangunan hanya beberapa orang yang terdapat di desa ini. Hingga saat ini perkembangan buruh bangunan selalu bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Pekerjaaan sebagai buruh bangunan ini banyak ditekuni oleh penduduk asli Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah. Pekerjaan sebagai buruh bangunan ini ditekuni mereka karena beberapa alasan seperti sudah memang menjadi skill atau keahliannya di bidang bangunan, belum adanya lowongan pekerjaan lain yang di dapat, pekerjaan di bidang bangunan ini menjanjikan dan hasil gaji 65

9 yang didapatkan lumayan tinggi dan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa pekerjaan sebagai buruh bangunan tidak memerlukan ijazah dan sekolah tinggi, cukup hanya memerlukan tenaga dan fisik yang kuat. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini: Alasan menjadi buruh bangunan ya karena keahlian saya sudah dibangunan dan saya hanya tamatan SMA. Kondisi buruh bangunan pada saat ini menengah dan baik, tergantung tingkatan & spesifikasinya. Kalau pendapatan saya ya mencukupi kebutuhan sehari-hari. (Bang Ferri) Kondisi sosial ekonomi para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah ini sangat beragam, tergantung tingkatan karir dan spesifikasinya serta upah/gaji. Sebagian besar kondisi sosial ekonomi buruh bangunan termasuk tukang masih menengah dan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari saja. Sedangkan sebagian besar kenek menengah ke bawah dan hanya sekedar lepas makan saja. Rutinitas Pekerjaan Buruh Bangunan Buruh bangunan yang berada di Desa Bandar Khalipah selain bekerja di sekitar desa mereka banyak juga yang dipanggil untuk bekerja di kota Medan. Hal yang dilakukan adalah migrasi yang bersifat sementara dimana pada waktu pagi hari penduduk desa pergi ke kota dalam rangka bekerja ataupun dalam urusan lainnya dan pada sore harinya penduduk desa tersebut pulang ke rumah yang berada di daerah pedesaan inilah yang biasa disebut nglaju. Nglaju ke Kota Medan merupakan tujuan utama dan rutinitas setiap hari penduduk desa Bandar Khalipah yang bekerja sebagai buruh bangunan. Mulai dari pukul WIB setiap hari sampai hari sabtu penduduk desa berangkat dari rumah dan tiba di lokasi tempat mereka bekerja lalu disibukkan oleh kegiatan untuk bekerja. Pada sore hari sekitar pukul WIB para buruh bangunan ini sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka dari tempat mereka masing-masing bekerja. Buruh Bangunan dan Modal Sosial Buruh bangunan adalah pekerja di bidang bangunan yang dalam penelitian ini terdiri dari tukang atau kenek yang pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga, kemampuan dan keahliannnya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya dari si pemberi kerja. Buruh bangunan yang berasal dari Desa Bandar Khalipah mayoritasnya adalah penduduk asli dan ber-etnis Jawa. Proyek yang biasa dikerjakan oleh buruh bangunan ini yaitu meliputi membangun perumahan semi villa, perumahan warga, ruko, toko, gedung kantor, gedung sekolah dan lain sebagainya. Dalam pembangunan berskala besar seperti perumahan semi villa, toko dan gedung biasanya proyek 66

10 pekerjaan ini ditangani oleh si pemborong atau mandor. Akan tetapi jika hanya mengerjakan suatu rumah seperti membangun, memperbaiki rumah dan sebagainya biasanya pekerjaan itu hanya ditangani langsung oleh satu atau dua orang tukang dan beberapa anggota kenek. Pemahaman modal sosial dipandang sebagai atribut masyarakat untuk mengkarakterisasi beragam cara yang digunakan oleh anggota-anggotanya untuk saling berinteraksi. Hal tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari para informan buruh bangunan yang mengatakan bahwa modal sosial adalah sebuah bentuk sikap kerja sama yang masing-masing dimiliki oleh seorang buruh bangunan untuk dapat bekerja sama dengan buruh bangunan lainnya dengan tujuan yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama pula dan saling menguntungkan. Seperti yang dikemukakan oleh informan buruh bangunan berikut ini: Bentuk kerja sama diantara sesama buruh bangunan itu harus sama-sama menjaga masing-masing spesifikasi pekerjaannya, tidak boleh mencampuri pekerjaan teman kita kecuali dia minta tolong. Dan yang terpenting kerja sama diantara sesama buruh bangunan itu harus saling menguntungkan dan apabila ada teman sesama buruh bangunan yang mengalami kesusahan maka kami meminjamkan ke bos untuk membantunya. (Pak Supardi) Terdapat semacam potensi modal sosial atau yang sering lebih dikenal dengan sikap hubungan kerja sama antara sesama buruh bangunan dan buruh bangunan dengan si pemberi kerja seperti negoisasi atau kesepakatan kerja, nilai dan norma, kepercayaan dan jaringan informasi relasi serta pola gotong royong yang masih tetap berjalan. Potensi ini dimiliki oleh masing-masing individu dan dikembangkan diantara sesama buruh bangunan yang sangat mempengaruhi pekerjaan mereka agar terus berlanjut ke depannya bekerja sebagai buruh bangunan dan memperoleh informasi-informasi yang berkaitan atau berhubungan dengan bidang bangunan. Seperti yang dikemukakan informan berikut: Bentuk sikap kerja sama diantara buruh bangunan meliputi jaringan relasi, sikap kepercayaan dan kejujuran, aturan kerja serta pola gotong royong dan saling tolong menolong jika ada yang membutuhkan serta ada perkumpulan sekali-sekali dengan sesama buruh bangunan. (Pak Dedi Sumaidi) Kekuatan Modal Sosial Diantara Sesama Buruh Bangunan Proses kerja sama dari gabungan elemen-elemen modal sosial ini dapat menjadi sebuah peluang dan sikap serta kekuatan dari diri individu tersebut di dalam suatu kelompok yang disandarkan pada sifat dan substansi yang dimilikinya yakni kepercayaan, norma dan jaringan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Hasil kerja sama dari gabungan elemenelemen modal sosial ini menghasilkan peluang dan sikap positif seperti rasa tanggung jawab, 67

11 kepedulian, kejujuran, kerjasama, rasa saling percaya, solidaritas, perasaan aman dan nyaman bahkan etos kerja positif dalam menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan dan dapat bertahan hidup kedepannya Seperti yang dikatakan informan buruh bangunan berikut: Sikap kerja sama, sikap kepercayaan dan jaringan informasi dengan sesama buruh bangunan lainnya menjamin pekerjaan saya sebagai buruh bangunan hingga sampai sekarang pekerjaan saya terus ada. (Bang Norman) Menumbuhkembangkan Modal Sosial di Kalangan Buruh Bangunan Penelitian sebelumnya yang berjudul Making Democracy Work civic Traditions in Modern Italy oleh Putnam pada tahun 1993 menunjukkan bahwa modal sosial juga sebagai modal dasar dalam suatu kelompok atau masyarakat luas yang mengandung beberapa fungsi dan peran dalam mengatasi masalah sosial dalam masyarakat antara lain: (1) membentuk solidaritas sosial, (2) membangun partisipasi, (3) sebagai penyeimbang hubungan sosial dalam masyarakat, (4) membangkitkan keswadayaan dan keswasembadaan ekonomi masyarakat, (5) sebagai bagian dari mekanisme manajemen masalah sosial (Konflik dan kemiskinan), (6) memelihara dan membangun integrasi sosial yang rawan masalah sosial (konflik dan kemiskinan), (7) memulihkan masyarakat sebagai akibat dari masalah sosial dan (8) menghasilkan kepercayaan (trust) (Munandar Sulaeman, 2002). Untuk menjaga dan menumbuhkembangkan potensi modal sosial atau sikap kerja sama diantara sesama buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah, haruslah ada cara dan usaha yang dilakukan oleh buruh bangunan. Banyak usaha dan cara yang dilakukan oleh buruh bangunan tersebut diantaranya dengan menjaga kepercayaan dan jaringan serta meningkatkan kejujuran dengan sesama teman, tetap berkomunikasi dan terbuka, tidak merugikan dan saling pengertian, saling menolong dan tidak pelit dengan sesama teman, selalu memberikan pengarahan atau contoh yang baik dan menjaga kerjaan supaya tetap rapi dan hasilnya memuaskan. Seperti yang dikatakan oleh beberapa informan buruh bangunan berikut: Usaha saya menjaga sikap hubungan kerja sama yaitu dengan saling percaya dan terbuka dengan sesama teman. (Pak Rasman) ; Usaha saya dengan tetap berkomunikasi yang baik sesama teman. (Bang Mulia) ; Usaha saya yaitu tidak mengecewakan teman. ( Pak Dedi) ; Usaha saya yaitu dengan menjaga kerjaan supaya tetap rapi dan hasilnya memuaskan. (Bang Ferri) Dengan menumbuhkembangkan potensi modal sosial yang ada pada setiap buruh bangunan maka modal sosial tersebut dapat menjadi modal pendorong yang dimiliki oleh 68

12 buruh bangunan tersebut untuk terbukanya peluang dan potensi modal lainnya. Dengan menumbuhkembangkan modal sosial tersebut maka akan terciptalah dasar kehidupan masyarakat yang teratur dan sejahtera. Negosiasi Kesepakatan Kerja Pada Buruh Bangunan Negosiasi adalah adanya proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya yang dalam hal ini kesepakatan antara si pemberi pekerjaan dengan si buruh bangunan. Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah, dapat diketahui bahwa ada negosiasi atau kesepakatan kerja yang biasa disepakati oleh si pemberi pekerjaan dengan buruh bangunan. Seperti yang dikemukakan oleh informan buruh bangunan berikut ini: Wilayah kerja kami disekitar Bandar Khalipah dengan jam kerja dari pukul dan istirahat pada pukul Untuk gaji dihitung perhari yaitu perharinya. Sedangkan pembagian kerja berdasarkan spesifikasinya. Pekerjaan ini tidak selalu ada setiap saat atau dengan kata lain sering menunggu juga. (Bang Bambang dan Bang Surya) Nilai dan Norma Pada Buruh Bangunan Menurut Lawang, nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut. Sedangkan norma adalah aturan-aturan yang biasanya tidak tertulis, namun demikian dapat dipahami oleh setiap individu dalam konteks hubungan sosial-ekonomi (Lawang, 2004:180). Berdasarkan data di lapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan dan observasi, dapat diketahui bahwa pada saat buruh bangunan bekerja ataupun berhubungan dan berinteraksi dengan sesama buruh bangunan. Seperti yang dikemukakan oleh informan buruh bangunan berikut ini: Aturan dalam buruh bangunan sebenarnya tidak terlalu terlihat hanya ada pada jam kerja saja yang harus datang dan pulang sesuai kesepakatannya dan bila dilanggar tahap pertama maka akan disuruh pulang/tidak bekerja dan apabila dilanggar lagi maka akan dipecat. Pola gotong royong juga masih berjalan ini berkat adanya kerja sama dan dibayar pun seikhlasnya. (Pak Dedi Sumaidi) Kepercayaan/Trust Pada Buruh Bangunan Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama (Fukuyama, 1995). Kemudian Cox (1995) mengatakan bahwa dalam 69

13 masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial yang baik. Terbentuknya rasa percaya antara sesama pekerja buruh bangunan merupakan salah satu wujud bentuk modal sosial yang ada pada individu sesama buruh bangunan, rasa percaya yang terbangun sesama buruh bangunan ini memudahkan mereka dalam menjalin pergaulan sehari-hari baik di dalam dunia pekerjaan maupun bermasyarakat sehingga dengan adanya rasa percaya tersebut maka para buruh bangunan ini menjadi lebih solid, hubungan pertemanan mereka semakin erat yang akhirnya sudah menganggapnya seperti saudara sendiri dan setiap ada permasalahan ataupun kesulitan-kesulitan di bidang apapun yang dihadapi buruh bangunan dapat dicari solusinya bersama-sama. Seperti yang dikemukakan oleh informan buruh bangunan berikut ini: Sikap kepercayaan itu sangat penting, nomor 1 bagi saya karena sikap kepercayaan tersebut banyak manfaatnya bagi pekerjaan. Karena jika orang sudah percaya dengan kita maka kita akan terus dipakai dalam bekerja. (Bang Mulia) Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah, diketahui bahwa wujud dari sikap itu dapat dilihat dari bentuk kerja sama mereka yang saling memiliki sikap kejujuran antara buruh yang satu dengan buruh yang lainnya dan selalu menjaga kepercayaan masing-masing agar tidak mengecewakan sesama buruh bangunan dan juga si pemberi proyek pekerjaan. Kepercayaan juga tidak hanya terdapat hanya pada sesama buruh bangunan saja melainkan antara buruh bangunan dengan si pemberi pekerjaan juga. Banyak manfaat yang dirasakan oleh buruh bangunan dengan terciptanya rasa saling percaya antara buruh bangunan dengan si pemberi pekerjaan yaitu si pemberi pekerjaan akan puas dan senang dengan hasil maksimal yang dikerjakan oleh buruh bangunan tersebut dan begitu juga sebaliknya buruh bangunan juga akan senang menerima upah dan fasilitas yang diberikan sesuai dengan kesepakatan kerja oleh si pemberi pekerjaan. Seperti yang dikemukakan oleh informan buruh bangunan berikut: Kepercayaan dari si pemberi pekerjaan itu sangat penting bagi seorang buruh bangunan, karena dengan kepercayaan tersebut maka buruh bangunan merasa dihargai pekerjaannya. Begitu juga dengan kita yang harus menjaga kepercayaan dari buruh bangunan tersebut, menjaga sesuai dengan kesepakatan negoisasi kerja dengan buruh bangunan tersebut. Agar kedepannya juga buruh bangunan tersebut masih mau bekerja sama kita. (Pak Mulyadi) 70

14 Dengan demikian kedepannya si pemberi pekerjaan juga akan terus memakai jasa si buruh bangunan tersebut walaupun banyak buruh bangunan lainnnya dan begitu juga sebaliknya dengan buruh bangunan yang akan terus bekerja dengan si pemberi pekerjaan tersebut karena merasa betah. Ini tercipta berkat sikap saling percaya antara kedua belah pihak yang pada akhirnya akan menjadi hubungan yang baik dan berjalan terus kedepannya dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Jaringan Sosial Pada Buruh Bangunan Jaringan (network) diartikan sebagai berikut (1) adanya ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media (media sosial). Hubungan ini diikat dengan kepercayaan, boleh dalam bentuk strategi boleh pula dalam bentuk moralistik. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak; (2) adanya kerja antar simpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja bersama-sama. Kepercayaan yang ditandai dengan makna hubungan dari kedua belah pihak dan kepercayaan perseorangan masuk dalam kategori ini (Lawang, 2004:50). Adanya jaringan-jaringan hubungan sosial antara individu dalam modal sosial memberikan manfaat dalam konteks pengelolaan sumberdaya milik bersama, karena ia mempermudah koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan yang bersifat timbal balik, itulah yang dikatakan Putnam dalam Lubis (2001) tentang jaringan sosial sebagai salah satu elemen dari modal sosial. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap sebagian besar buruh bangunan, dapat diketahui bahwa sebagian dari buruh bangunan ini pekerjaannya tidak pernah berhenti berkat jaringan informasi yang selalu diberikan oleh teman-temannya. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini: Sesama buruh bangunan harus saling menolong sesama teman dan tetap saling bersilahturahmi. Dan kalau kerjaan kita rapi dan hasil memuaskan maka teman kita pasti selalu memberikan informasi pekerjaan kepada kita karena kepercayaan itu sudah ada pada sesama buruh. (Bang Ferri) Ini semua berkat adanya rasa kepentingan dan tujuan bersama dimana sesama buruh bangunan saling membutuhkan pekerjaan untuk dapat bertahan hidup. Semuanya juga tidak terlepas dari rasa tolong menolong, sikap kerja sama dan adanya rasa solidaritas yang merekatkan hubungan sosial diantara mereka serta ikatan pertemanan yang kuat dan menganggap temannya sudah seperti saudaranya sendiri. Kesimpulan 71

15 Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberadaan para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah dimulai pada saat desa ini baru berkembang yaitu sejak tahun 1960-an, kemudian berkembang menjadi lebih pesat dimulai pada sekitaran tahun 2000-an. 2. Kondisi sosial ekonomi buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah masih menengah dan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari saja (lepas makan). 3. Buruh bangunan di Lingkungan 12 memiliki modal sosial atau sikap kerja sama yang beragam yaitu meliputi jaringan informasi relasi, sikap kepercayaan, negoisasi kesepakatan kerja, nilai dan norma, etos kerja yang tinggi serta gotong royong. 4. Banyak usaha yang dilakukan oleh para buruh bangunan untuk menjaga dan menumbuhkembangkan sikap-sikap kerja sama tersebut antara lain dengan menjaga rasa saling percaya dan terbuka sesama buruh bangunan, tidak merugikan sesama teman dan bila dikasih pekerjaan diselesaikan dengan baik dan meningkatkan sikap kejujuran serta saling menolong dengan sesama buruh bangunan. 5. Para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah sepakat bahwa dengan potensi modal sosial atau sikap hubungan kerja sama yang mereka miliki dapat menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan. Saran Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan beserta kesimpulan, ada beberapa hal yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagi para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah untuk dapat bertahan hidup dan menjamin kelangsungan pekerjaan mereka sebagai buruh bangunan maka hendaknya mereka harus tetap solid dan tetap menjaga serta menumbuhkembangkan potensi modal sosial atau sikap kerja sama yang beragam di kalangan buruh bangunan. 2. Bagi aparatur desa yang dalam hal ini aparatur Desa Bandar Khalipah, hendaknya dapat menciptakan semacam kelompok atau organisasi bagi para buruh bangunan agar dapat berkumpul dan saling bertukar pikiran tentang masalah pekerjaan mereka. 3. Bagi si pemberi pekerjaan/proyek, hendaknya bersikap adil dan tidak sewenangwenangnya dengan buruh bangunan sesuai dengan sistem kesepakatan kerja bersama. 72

16 Dalam penyelesaian jurnal ini dari awal hingga selesai, saya telah melibatkan berbagai pihak. Untuk itu saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU sekaligus selaku dosen pembimbing saya yang sudah bersedia memberikan waktu, tenaga, pengetahuan kepada saya dalam penulisan jurnal ini. 2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi FISIP USU. 3. Ibu Harmona Daulay S.Sos, M.Si, selaku Editor jurnal saya. 4. Seluruh dosen-dosen dan staff di Departemen Sosiologi. 5. Bapak Misno, selaku Kepala Desa Bandar Khalipah dan seluruh masyarakat khususnya buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah. 6. Kepada kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang terus memberikan perhatian, semangat dan doanya demi keberhasilan saya. 7. Pak Lek Syamsudin sekeluarga yang telah memberikan saya tempat tinggal, nasehat, perhatian dan doanya selama saya penelitian di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah. 8. Buat teman-teman seperjuangan di Departemen Sosiologi, khususnya stambuk Abang dan Kakak Senior di Departemen Sosiologi beserta Adek-adek Junior. Terima kasih buat saran, semangat dan doa-doanya serta teman-teman Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan teman-teman organisasi cipayung lainnya. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Coleman, JS Foundation of Social Theory. Harvard University Press, Cambriedge and London Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press. Cox Eva A Truly Civil Society. ABC Books. Sedney. Fukuyama, Francis Trust : The Social Virtues and the Creation of Prosperity. NY: Free Press. 73

17 Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited. Jousairi Hasbullah, Social Capital : Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press. Lawang R, MZ Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi (suatu Pengantar). Jakarta: Fisip UI Press Jakarta. Lesser, E Knowledge and Sosial Capital, Foundation and Application. Butterworth Helneman: Boston Lubis, Zulkifli, B., dan Fikarwin Zuska Resistensi, Persistensi dan Model Transmisi Modal Sosial dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Milik Bersama, Laporan Penelitian, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Munandar, S Pemberdayaan Modal Sosial Sebagai Alternatif Antisipasi Konflik Sosial (Makalah) Seminar Nasional ISI di Bogor Jawa Barat. Putnam, RD Bowling Alone : The Collapse and Revival of American Community. Simon and Schuster. New York. Woolcock, M. D. Narayan Social Capital: Implication for Development Theory, Research, and Policy. World Bank Research Observer, 15(2), August, In Elinor Ostrom and T.K. Ahn Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited. Sumber Internet : diakses pada tanggal 21 oktober 2012 pada jam 07:23. Sumber Jurnal : Putnam. RD The Prosperous Community; SOSIAL Capital and Public Life. The American Prospect: hal

BAB I PENDAHULUAN. bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu provinsi yang besar, Sumatera Utara dengan ibukota Medan sedang bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Social (Social Capital) Menurut para ahli modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu wilayah tertentu, ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh

Lebih terperinci

SOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN

SOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN SOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN Studi deskriptif Pada Anggota Lembaga Keuangan Masyarakat Kota (LKMK) Keska Kelurahan Sei Mati, Lingkungan XII Medan Maimun SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

POLA RELASI SOSIAL PETANI DENGAN BURUH TANI DALAM PRODUKSI PERTANIAN

POLA RELASI SOSIAL PETANI DENGAN BURUH TANI DALAM PRODUKSI PERTANIAN POLA RELASI SOSIAL PETANI DENGAN BURUH TANI DALAM PRODUKSI PERTANIAN (Studi Deskriptif Masyarakat Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2015

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MODAL SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Deskriptif Ikatan Keluarga Muslim Citra Wisata Medan) Disusun Oleh : Irvin Mohammad NIM : 090901075

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriono 2, Dance J. Flassy 3, Sasli Rais 4 ABSTRAK PENDAHULUAN

Oleh: Agus Supriono 2, Dance J. Flassy 3, Sasli Rais 4 ABSTRAK PENDAHULUAN MODAL SOSIAL 1 : DEFINISI, DEMENSI, DAN TIPOLOGI Oleh: Agus Supriono 2, Dance J. Flassy 3, Sasli Rais 4 ABSTRAK Semakin mengemukanya pencermatan terhadap keberadaan potensi dan peran penting modal sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital) PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM ALOKASI DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL

IMPLEMENTASI PROGRAM ALOKASI DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL 274 IMPLEMENTASI PROGRAM ALOKASI DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL Sabaruddin Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa disadari oleh pelakunya. Seiring

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro 46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DAN KEKUASAAN DALAM STRATEGI PEMENANGAN KEPALA DESA

PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DAN KEKUASAAN DALAM STRATEGI PEMENANGAN KEPALA DESA PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DAN KEKUASAAN DALAM STRATEGI PEMENANGAN KEPALA DESA (Studi Deskriptif : di Desa Bahapal Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun) OLEH : WENSDY TINDAON 100901029 DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Lebih terperinci

JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG ejournal Sosiatri-Sosiologi 2016, 4,(1 ): 115-125 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari analisis data pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri batu bata, karena

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan

BAB II. Kajian Pustaka. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kelompok Sosial Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara tepat, modal sosial akan melahirkan serangkaian nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara tepat, modal sosial akan melahirkan serangkaian nilai-nilai atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal sosial merupakan fasilitator penting dalam pembangunan ekonomi. Modal sosial yang dibentuk berdasarkan kegiatan ekonomi dan sosial dipandang sebagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG 103 BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG 8.1 Keberadaan Pemulung Keberadaan pemulung yang menempati daerah pinggiran perkotaan maupun pusat perkotaan menjadi suatu fenomena sosial yang tidak dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok

Lebih terperinci

Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak

Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia mengalami dinamika perkembangan pada setiap wilayahnya, diantaranya adalah perkembangan wilayah desa-kota. Perkembangan kota di Indonesia

Lebih terperinci

(MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1 Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada INTISARI

(MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1 Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada INTISARI PERANAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KAWASAN KARST GUNUNGSEWU (Studi Kasus di Dusun Gemulung, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul, Provinsi

Lebih terperinci

KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG DISUSUN OLEH RAHMADSYAH 100901060 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR

BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR 4.1. Pendahuluan Studi kapital sosial ini bertitik tolak pada asumsi yang saling terkait, yaitu bahwa kapital sosial bukan suatu keberadaan yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum terselesaikan di Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara. Sebagai masalah bangsa, kemiskinan perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia. Masa ini merupakan masa transisi dimana diperlukan penyesuaian diri dari masa anak-anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Konsep modal sosial muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan adanya

Lebih terperinci

PERUBAHAN DESA MENJADI KOTA

PERUBAHAN DESA MENJADI KOTA PERUBAHAN DESA MENJADI KOTA (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Fakultas

Lebih terperinci

PERAN ISTRI YANG BEKERJA DI SEKTOR FORMAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA. Kota Medan) SKRIPSI. Diajukan Oleh: Emilia Simangunsong

PERAN ISTRI YANG BEKERJA DI SEKTOR FORMAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA. Kota Medan) SKRIPSI. Diajukan Oleh: Emilia Simangunsong PERAN ISTRI YANG BEKERJA DI SEKTOR FORMAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA (Studi Deskriptif di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur, Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Oleh: Emilia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016

Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016 ABSTRAKSI Pembangunan merupakan proses transformasi jangka panjang untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Selama ini, modal

Lebih terperinci

BAB I. Latar Belakang. menjadi sarana dan media baru (new media) bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi antara

BAB I. Latar Belakang. menjadi sarana dan media baru (new media) bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi antara BAB I Latar Belakang 1.1 Peran New Media dalam Perubahan Sosial Masyarakat Pesatnya perkembangan zaman mampu secara pesat mendorong perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS 53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA DISUSUN. Oleh : A. KARTIKA R.E

INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA DISUSUN. Oleh : A. KARTIKA R.E INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA (Studi Deskriptif : Yayasan Perguruan SMA Sutomo 2, Medan) DISUSUN Oleh : A. KARTIKA R.E 100901045 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Indonesia terdiri atas beberapa

Lebih terperinci

WISATA KULINER DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT SEKITAR DESA BAGAN PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG. Disusun Oleh: TARI PUTRI

WISATA KULINER DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT SEKITAR DESA BAGAN PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG. Disusun Oleh: TARI PUTRI WISATA KULINER DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT SEKITAR DESA BAGAN PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG Disusun Oleh: TARI PUTRI 130901015 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN (Studi Deskriptif Perumnas Mandala Kelurahan Tegalsari Mandala II, Kecamatan Medan Denai) SKRIPSI PURNAWAN ZARON HAREFA 050901023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN. Oleh. Anyualatha Haridison 1

MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN. Oleh. Anyualatha Haridison 1 35 MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN Oleh. Anyualatha Haridison 1 ABSTRAK Tulisan ini ingin mengeksplorasi konsepsi modal sosial dalam pembangunan, baik itu sumber, bentuk dan implikasi modal sosial bagi

Lebih terperinci

ORIENTASI DOMISILI MASYARAKAT DI DESA TERPENCIL. serdang) SKRIPSI

ORIENTASI DOMISILI MASYARAKAT DI DESA TERPENCIL. serdang) SKRIPSI ORIENTASI DOMISILI MASYARAKAT DI DESA TERPENCIL (Studi Deskriptif di Desa Negeri Gugung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli serdang) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah daratan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : TRI ANDINI ( )

SKRIPSI. Diajukan Oleh : TRI ANDINI ( ) EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK KEBERADAAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) PASCA MASUKNYA INDUSTRI DI PEDESAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK KEBERADAAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) PASCA MASUKNYA INDUSTRI DI PEDESAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK KEBERADAAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) PASCA MASUKNYA INDUSTRI DI PEDESAAN (STUDI DESKRIPTIF: MASUKNYA PT. TIRTA SIBAYAKINDO DI DESA DAULU

Lebih terperinci

Debora Ernawati Siringo ringo

Debora Ernawati Siringo ringo PERSEPSI PENYINTAS/PEJUANG BANJIR TERHADAP PERGESERAN SOLIDARITAS SOSIAL (Studi Deskriptif pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun) DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH

Lebih terperinci

KAJI ULANG KONSEP MODAL SOSIAL DALAM MASYARAKAT PLURALIS

KAJI ULANG KONSEP MODAL SOSIAL DALAM MASYARAKAT PLURALIS KAJI ULANG KONSEP MODAL SOSIAL DALAM MASYARAKAT PLURALIS Nina Zulida Situmorang Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta Email: ninasitumorang@yahoo.com Abstrak Indonesia memiliki lebih kurang

Lebih terperinci

SOLIDARITAS SOSIAL PADA MASYARAKAT PLURALIS YANG SERING MENGALAMI BENCANA BANJIR

SOLIDARITAS SOSIAL PADA MASYARAKAT PLURALIS YANG SERING MENGALAMI BENCANA BANJIR SOLIDARITAS SOSIAL PADA MASYARAKAT PLURALIS YANG SERING MENGALAMI BENCANA BANJIR (Studi Kasus Pada Masyarakat etnis Cina, India, dan Karo di Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Modal Sosial Dalam Operasional Credit Union

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Modal Sosial Dalam Operasional Credit Union FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Modal Sosial Dalam Operasional Credit Union (Studi Deskriptif pada Credit Union Cinta Kasih, Pulo Brayan, Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Oleh

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF

TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF 1 TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF Disampaikan pada : Pelatihan Program Pengembangan Desa Binaan Bogor, 26 29 September 2002 Konsep Pemberdayaan Dekade 1970-an adalah awal kemunculan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang berada di daerah pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai Labu. Desa Rantau

Lebih terperinci

HUBUNGAN PATRON KLIEN ANTARA PETANI SAWIT LAHAN GAMBUT DENGAN BURUH TANI DI DESA ROKAN BARU KECAMATAN PEKAITAN KABUPATEN ROKAN HILIR SKRIPSI

HUBUNGAN PATRON KLIEN ANTARA PETANI SAWIT LAHAN GAMBUT DENGAN BURUH TANI DI DESA ROKAN BARU KECAMATAN PEKAITAN KABUPATEN ROKAN HILIR SKRIPSI HUBUNGAN PATRON KLIEN ANTARA PETANI SAWIT LAHAN GAMBUT DENGAN BURUH TANI DI DESA ROKAN BARU KECAMATAN PEKAITAN KABUPATEN ROKAN HILIR SKRIPSI Diajukan Oleh: WAHYUDI RAMBE 110901078 DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau-pulau besar, yang salah satunya adalah Pulau Jawa yang merupakan pulau besar yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

GERAKAN SOSIAL PEREMPUAN :

GERAKAN SOSIAL PEREMPUAN : GERAKAN SOSIAL PEREMPUAN : Studi Deskriptif Analisis Tentang Perlunya Membangun Organisasi Perempuan Dalam Gerakan Petani: Serikat Tani Nasional (STN) Pematang Lalang Deli Serdang. SKRIPSI Oleh : RAFINA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

Pergeseran Solidaritas Sosial pada Masyarakat yang Terkena Banjir

Pergeseran Solidaritas Sosial pada Masyarakat yang Terkena Banjir Pergeseran Solidaritas Sosial pada Masyarakat yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun) SKRIPSI Diajukan Oleh: Debora Ernawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Begitu pun dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN ANAK JALANAN

MODEL PENDIDIKAN ANAK JALANAN MODEL PENDIDIKAN ANAK JALANAN Studi kasus Pada Lembaga Pusat Kegiatan Masyarakat ( PKBM ) Hati Nurani Baru (HANUBA) di Kota Medan S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN A. Lokasi Kegiatan Program pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Sukapada merupakan program berkelanjutan yang dimulai sejak bulan Mei 2007. Pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana DIAJUKAN OLEH AGUSTINA

SKRIPSI. Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana DIAJUKAN OLEH AGUSTINA PERSEPSI LANSIA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU USILA PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi Deskriptif di Posyandu Usila Kecamatan Aek Ledong Kabupaten Asahan) SKRIPSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI SOPIR DENGAN PEDAGANG PANGKALAN (Studi pada Pangkalan Angkutan Kota Trayek No. 43 di Jl. Garuda Ujung Perumnas Mandala)

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI SOPIR DENGAN PEDAGANG PANGKALAN (Studi pada Pangkalan Angkutan Kota Trayek No. 43 di Jl. Garuda Ujung Perumnas Mandala) HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI SOPIR DENGAN PEDAGANG PANGKALAN (Studi pada Pangkalan Angkutan Kota Trayek No. 43 di Jl. Garuda Ujung Perumnas Mandala) SKRIPSI SARI REZEKI 110901001 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN. (Studi pada Masyarakat di Pemukiman Kumuh Jalan Tirtosari Ujung, Kecamatan Medan Tembung) SKRIPSI

STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN. (Studi pada Masyarakat di Pemukiman Kumuh Jalan Tirtosari Ujung, Kecamatan Medan Tembung) SKRIPSI STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN (Studi pada Masyarakat di Pemukiman Kumuh Jalan Tirtosari Ujung, Kecamatan Medan Tembung) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SOSIOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

DEPARTEMEN SOSIOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TINDAK KEKERASAN TERHADAP TENAGA KERJA WANITA INDONESIA YANG BEKERJA DI LUAR NEGERI ( Studi Kasus Terhadap 3 (Tiga) Orang Mantan Pembantu

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL PADA SERIKAT TOLONG-MENOLONG (STM)

MODAL SOSIAL PADA SERIKAT TOLONG-MENOLONG (STM) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MODAL SOSIAL PADA SERIKAT TOLONG-MENOLONG (STM) (Studi Kasus Pada STM Dos Roha Lingkungan Pasar II Tanjung Sari Medan) Diajukan Oleh: Mona

Lebih terperinci

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CREDIT UNION ARIH ERSADA DI DESA NAMOMIRAH KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CREDIT UNION ARIH ERSADA DI DESA NAMOMIRAH KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG. RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CREDIT UNION ARIH ERSADA DI DESA NAMOMIRAH KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci