BAHASA ARAB AMIYAH DAN FUSHAH Suatu Narasi Deskriptif*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHASA ARAB AMIYAH DAN FUSHAH Suatu Narasi Deskriptif*"

Transkripsi

1 BAHASA ARAB AMIYAH DAN FUSHAH Suatu Narasi Deskriptif* Oleh: Dr. Muhammad Noupal 1 Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung ABSTRACT By using comparative analysis, this article explores the case of bilingualism in Arabic language: the usage of its colloquial Arabic and standarded ones. In addition, this article also exposes the main cause of Arabic decline among its native speakers native Muslim community. Keyword: Bilingualism, colloquial, standarded Arabic Studi komparasi berikut akan memaparkan dualisme bahasa (tsana`iyyat al-lughah) antara bahasa Arab amiyah dan bahasa Arab fushah. Bahasa Arab amiyah disebut dengan bahasa pasar, sedangkan fushah disebut dengan bahasa asli (baku). Istilah dualisme yang menjadi kajian linguistik ini, banyak ditemukan dalam berbagai bahasa di dunia, termasuk juga bahasa Indonesia. Kita menyebutnya dengan bahasa baku dan bahasa tidak baku. Bahasa tidak baku (pasaran), tidak dapat disamakan dengan bahasa fokem, dengan sebab bahwa ketidakbakuannya adalah karena tidak menggunakan persyaratan gramatikal, baik dalam aspek morfologis, sintaksis atau fonemik. Sedangkan bahasa fokem diartikan dengan bahasa periodik, dadakan dan dipakai dalam ruang dan waktu yang terbatas. Disarikan dari Emil Badi Ya kub dalam Fiqh al-lughah al- Arabiyyah wa Khasaishuha, Dar al-tsaqafat, Beirut, tt, h

2 Perbedaan antara bahasa pasar dengan bahasa fokem, terletak pada si pemakai bahasa. Bahasa pasar digunakan oleh mayoritas pengguna bahasa di beberapa tempat yang memiliki persamaan dalam fonem, morfem dan sintaksis. Sedangkan bahasa fokem digunakan oleh sebagian pengguna bahasa, terutama kalangan remaja, sesuai dengan mode dan bentuk yang mereka inginkan. Dengan kata lain, bahasa fokem tidak digunakan oleh sejumlah besar pengguna bahasa, berbeda dengan bahasa pasar ( amiyah) yang secara mayoritas menjadi bahasa penghubung dalam komunikasi. Bahasa pasar ( amiyah) yang dicirikan dengan bahasa yang tidak baku, dilawankan dengan bahasa baku (fushah). Untuk istilah Indonesia, bahasa fushah telah dikenal sebagai bahasa yang sesuai dengan tata bahasa (Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD), sedangkan bahasa tidak baku dikenal sebagai bahasa yang tidak memakai tata bahasa. Dari sini, perbedaan yang terlihat ternyata ada pada grammar. Fungsi grammar sebagai pedoman berbahasa, tidak terlalu dipakai dalam bahasa pasar. Sedangkan bahasa baku, selalu memakai grammar untuk setiap aspeknya. Karena itu, bahasa baku sering dikatakan sebagai bahasa yang kaku alias statis, sedangkan bahasa pasar disebut dengan bahasa yang dinamis. Perbedaan seperti itu juga dialami bahasa Arab. Antara bahasa Arab amiyah dan fushah, kateogri-kategori linguistik yang ada di dalamnya memang terlihat berbeda. Perbedaan yang terjadi seperti pada bahasa-bahasa lain juga sama dialami dalam bahasa Arab, baik dari aspek fonem, morfem atau sintaksis. Karena adanya perbedaan ini, muncul dua persoalan yang saling bertolak belakang; satu pihak ingin agar bahasa fushah dipakai dalam komunikasi seharihari, sementara pihak lain ingin agar dalam komunikasi tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang kaku seperti yang terdapat dalam bahasa fushah. Dalam aspek lain, perbedaan fushah dan amiyah, kadang dilihat dari sudut manfaat dan efektivitasnya dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa fushah sering dikatakan sebagai bahasa yang kurang fleksibel dan statis, sementara bahasa amiyah sering dianggap sebagai bahasa yang menyalahi aturan gramatikal bahasa Arab. Sudut-sudut seperti itulah yang ingin dikaji dalam sub 2

3 bab ini, terutama pada deskripsi yang diungkapkan beberapa linguis berkenaan dengan kelebihan dan kekurangan antara bahasa amiyah dan fushah. 3

4 Persoalan Ontologis Emil Badi Ya qub dalam Fiqh al-lughah al- Arabiyah wa Khasha`ishuha, mengatakan bahwa secara global bahasa Arab fushah adalah bahasa yang terdapat di dalam al-quran dan peninggalan-peninggalan bangsa Arab yang dipakai pada pertemuan-pertemuan resmi mereka, dan secara khusus juga dipakai dalam penulisan puisi, prosa maupun hasil-hasil pemikiran bangsa Arab. Sedangkan bahasa amiyah adalah bahasa yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa Arab fushah biasanya ditujukan kepada dialek Qurais, salah satu klan (marga) bangsa Arab yang tinggal di Makkah. Klan Qurais yang mendiami kota Makkah ini, memiliki kefasihan (fushah) dalam berbahasa Arab; terutama ketika Nabi Muhammad datang dengan membawa al-quran, pengakuan tersebut menjadi lebih bertambah menjadi suatu keyakinan akan kemukjizatan bahasa al- Quran yang banyak memakai dialek Qurais. Sementara itu, bahasa amiyah yang banyak dipakai dalam komunikasi bangsa Arab sehari-hari, timbul pasca perkembangan Islam ke berbagai daerah di luar jazirah Arab. Pada perkembangan ini, pencampuran antara bangsa Arab dan non-arab ( ajam) diyakini sebagai salah satu penyebab terjadinya dualisme bahasa. Akan tetapi, pencampuran ini tidak sampai melebihi batas keaslian bahasa fushah ketika itu, kecuali hanya menyentuh sebagian aspek fonetik, morfologis, sintaksis, gramatikal (nahwu) dan cara pengungkapan. Al-Jahidz menyebut kondisi bahasa amiyah saat itu sebagai bahasa blasteran (muwallidin dan baladiyyin). Berdasarkan hal tersebut, antara fushah dan amiyah sebenarnya tidak dapat dimasukkan dalam dualisme bahasa (tsanaiyyat al-lughah). Istilah ini ditujukan kepada dua bahasa yang berbeda, yang digunakan oleh satu orang atau sekelompok masyarakat pada satu waktu. Sekalipun sebagian pendapat para ahli bahasa mengatakan fushah dan amiyah sebagai bentuk dari dualisme bahasa, namun perbedaan keduanya hanya berada pada masalah parsial (cabang), bukan masalah pokok. Sedangkan dualisme bahasa terjadi antara dua bahasa yang saling berbeda; seperti bahasa Prancis dengan Arab, bahasa Jerman dengan Turki dan 4

5 sebagainya. Di sini perlu diperjelas bahwa dalam bahasa Arab ada dua bahasa; satu fushah dan yang lain adalah amiyah. Bangsa Arab dan Dualisme Bahasa Memang banyak asumsi bahwa bangsa Arab sebenarnya telah mengenal dualisme bahasa sejak masa jahiliyah. Banyaknya jumlah kabilah dengan setiap dialek bahasa Arab yang berbeda, dapat menjadi faktor untuk membenarkan adanya dualisme tersebut, terutama yang terdapat di bagian tengah dan timur jazirah Arab akibat pengaruh dari perdagangan dan ibadah haji. Sekalipun demikian, bangsa Arab juga diyakini telah memakai satu bahasa yang berlaku secara menyeluruh di antara mereka (lughat al-musytarakah jami ah). Komunikasi antara orang Arab kepada seseorang dari kabilahnya, dapat berjalan dengan baik jika dilakukan dengan memakai bahasa kabilah tersebut. Jika mereka melakukan khutbah atau membuat puisi, atau jika salah seorang dari kabilah lain melakukan hal yang sama, maka mereka pasti akan menggunakan bahasa yang sama. Kondisi ini masih berjalan sampai kedatangan Islam. Dualisme bahasa antara fushah dan amiyah menjadi semakin nyata setelah berkembangnya bahasa amiyah itu sendiri, yaitu sejak fase perkembangan Islam pertama yang ditandai dengan bercampurnya bangsa Arab dengan non-arab ( ajam). Namun demikian, munculnya dualisme kala itu, tidak terjadi pada masyarakat bangsa Arab, melainkan pada masyrakat-masyarakat bangsa lain yang jumlahnya sudah mulai meningkat. Sebagian ahli melihat fenomena seperti ini, menganggapnya termasuk dalam persoalan bahasa asing; sebagian lain melihatnya sebagai persoalan dualisme bahasa. Kamal al-hajj, menanggapi masalah tersebut berpendapat bahwa dualisme bahasa terjadi karena ada dualitas dalam penggunaan akal dan perasaan manusia. Menurutnya, dualisme bahasa tersebut (fushah dan amiyah) tidak terjadi pada bangsa Arab sendiri. Setiap bahasa mengandung lisan umum (lisan amiy) dan lisan fasih (lisan fasih). Tetapi dualisme ini memiliki perbedaan antara satu bahasa dengan bahasa lain, dan yang paling penting, ia terjadi pada setiap bahasa. 5

6 Komentar mengenai dualisme dalam bahasa Arab ini dapat dibagi dalam dua kelompok; pertama, mereka yang berpendapat bahwa hal tersebut merupakan salah satu bukti dari kreatifitas manusia, dan kedua, mereka yang melihat bahwa dualisme bahasa tidak lebih dari kesulitan besar, di mana ketika seorang murid berada di sekolahnya, maka ia merasa tidak nyaman terhadap bahan bacaan. Lebih dari itu, bahasa fushah menuntut waktu yang panjang untuk mempelajarinya. Karena itu, dualisme bahasa kemudian menjadi sebab ketinggalan dan kebodohan. Kelompok kedua ini kemudian mengajukan beberapa keberatan terhadap masalah fushah dan amiyah yang dapat dirangkum dalam lima hal : Pertama, bahwa bahasa amiyah itu dimasukkan saja ke dalam bahasa fushah. Untuk itu kita harus dapat melakukan berbagai cara agar masyarakat dapat berbahasa Arab fushah dalam semua bidang kehidupan mereka. Bahasa fushah dengan demikian dapat menjadi bahasa yang sifatnya alamiah; yang telah berlaku dari zaman dulu sampai sekarang. Dengan demikian, seorang murid tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk mempelajarinya. Hal ini nantinya akan sangat bermanfaat ketika mereka mempelajari ilmu pengetahuan dan persoalanpersoalan sosial. Kedua, bahwa bahasa fushah dan amiyah itu dihilangkan saja dan diganti dengan bahasa asing yang lebih aktual, baik dari segi ilmu, budaya atau ekonomi. Mereka ini berpendapat bahwa bahasa fushah itu hanya akan membawa kepada kehancuran. Ketiga, pendapat yang mengarah pada penyatuan antara fushah dan amiyah dapat dilakukan dengan cara mengambil semua aspek-aspek yang ada pada dua bahasa tersebut. Keempat, istilah yang mengacu pada bahasa Arab yang resmi dan universal (al-lughat al-arabiyah al-muhakkiyah al-musytarakah), atau bahasa akademisi seluruh negeri Arab (al-lughat al-mutaaddibin fi jami al-aqthar al- Arabiyah), atau bahasa budayawan Arab (lughat mutsqifi al-arab). Istilah-istilah tersebut diartikan sebagai bahasa Arab yang sama digunakan oleh seluruh masyarakat Arab sebagai akibat dari proses budaya, sosial dan politik selama 30 6

7 tahun terakhir. Bahasa ini juga dikenal dengan nama bahasa Arab resmi yang dipakai oleh seluruh masyarakat Mesir, Irak, Syria, Lebanon, Palestina dan sebagainya. Bahasa inilah yang sering digunakan dalam berbagai kegiatan masyarakat, seperti di sekolah, surat kabar, radio, olahraga, perdagangan, pertemuan politik dan hubungan sosial. Dalam pendapat kelompok ini, bahasa merupakan mata rantai yang kuat yang dapat menjadikan bangsa Arab menjadi bangsa yang berbudaya. Salah satu ciri penting dalam bahasa ini adalah pemakaian i rab, norma yang umum dan bersandar pada bahasa fushah yang jelas. Kelima, pendapat terakhir yang menginginkan bahasa amiyah dapat dipakai dalam bahasa ilmiyah dan sastra. Pada aspek-aspek yang berbeda, bahasa fushah juga boleh digunakan. Asumsi yang timbul dari pengaruh pendapat ini adalah adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan apa yang bisa mereka lakukan; dan karena itu banyak yang mendukung pendapat ini. Untuk pembahasan ini kita perlu sedikit lebih merincinya. Seruan Kepada Bahasa Amiyah Seruan atau katakanlah ide untuk menggunakan bahasa amiyah pertama kali diakukan pada tahun 1880 oleh Wllhelm Spitta, direktur pada Dar al-kutub al-mishriyyah. Ia menulis buku yang berjudul Qawa id al- Arabiyyah al- Amiyyah fi Mishr. Selain itu pada tahun 1881, majalah al-muqtathif juga pernah memuat suatu tulisan dengan memakai bahasa (amiyah) yang digunakan masyarakat. Isi tulisan itu mengatakan bahwa perbedaan antara bahasa ucap dengan bahasa tulisan menjadi sebab utama kemunduran bangsa Arab. Majalah itu juga mengajak para tokoh untuk membahas kembali dan mendiskusikannya; yang ternyata kemudian diminati banyak ilmuwan dan cendekiawan. Tahun 1893, William Willcoks, insinyur berkebangsaan Inggris juga pernah menyampaikan orasi ilmiah di Nadi al-uzbakiyah (Mesir) dengan tema Lima Lam Tujad Quwwatu al-ikhtira Lada al-mishriyyin al-an?. Di situ ia berpendapat bahwa salah satu penyebab mengapa orang Mesir tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan pemberontakan adalah karena mereka masih 7

8 menggunakan bahasa Arab fushah baik dalam tulisan atau bacaaan mereka. Ia menyarankan agar bahasa fushah segera ditinggalkan dan diganti dengan bahasa amiyah. Menurutnya bahasa fushah sangat susah dan sudah kuno. Tahun 1901, J. Seldon Wilmore, seorang hakim berkebangsaan Inggris, menerbitkan suatu buku dalam bahasa Inggris tentang bahasa amiyah Mesir dengan judul al- Arabiyyah al-muhakkiyah fi Mishr. Di dalamnya ia mengajak untuk menggunakan bahasa amiyah sebagai sarana dalam tulisan atau percakapan. Tahun 1902, Iskandar Ma luf pernah menulis artikel di majalah al-hilal. Di situ ia juga mengatakan bahwa banyak sekali masyarakat yang menggunakan bahasa amiyah dimana mereka percaya akan kebenarannya dan merasa wajib menggunakannya. Ia berharap dapat melihat majalah-majalah yang ada di negeri Arab dapat merubah bahasa mereka seperti yang telah dilakukan oleh majalah al- Hilal. Tahun 1913, Ahmad Luthfi al-sayyid juga menulis tujuh makalah tentang Mesirisasi Bahasa Arab yang dimuat di dalam surat kabar setempat. Di dalamnya ia mengatakan bahwa metode yang utama untuk menghidupkan bahasa Arab adalah dengan menghidupkan bahasa yang dipakai oleh masyarakat umum; dan di sisi lain dengan jalan menggunakan bahasa al-quran. Hal itu dapat dilakukan jika bahasa amiyah digunakan dalam tulisan-tulisan. Tahun 1925, seorang pendeta yang bernama Maron Ghozn menerbitkan sebuah buku yang berjudul Darsun wa Muthala atun. Salah satu babnya berjudul Hayat al-lughah wa Mautiha; al-lughah al- amiyah mengatakan bahwa matinya bahasa Arab fushah dapat dianggap sama dalam sejarah dua bahasa Yunani dan Latin; hal mana dapat dijadikan seruan untuk menuliskan bahasa amiyah Suriyah. Tahun 1955, Anis Farihah membuat tulisan yang berjudul Nahwa Arabiyah Muyassarah yang menyarankan penggunaan bahasa masyarakat umum sebagai satu-satunya bahasa. Ia beranggapan bahwa bahasa fushah sebenarnya adalah bahasa generasi yang sudah lama berlalu. Karena itu bahasa fushah tidak dapat dipakai lagi dalam kehidupan sosial sekarang. Sedangkan bahasa amiyah 8

9 adalah bahasa yang hidup dan berkembang. Banyak sarana untuk memahami dan mengerti bahasa amiyah, apalagi untuk urusan intern manusia. Seruan kepada bahasa amiyah di atas, pada dasarnya dilandasi dengan hal-hal berikut; 1) Bahasa fushah adalah bahasa generasi yang sudah lama yang tidak dapat lagi menggambarkan kehidupan saat ini. Sebabnya karena kita kesulitan untuk mempelajari dan mengajarkannya. Kesulitan tersebut terletak pada bidang nahwu (sintaksis), sharf (morfologi) dan mufradat kosa kata. Berbeda dengan bahasa amiyah yang mudah diucapkan dan dibuat, hal itu dikarenakan ia tidak perlu memakai i rab, tidak mempunyai lafadz-lafadz yang njelimet, sinonim atau antonim, juga tidak memiliki kesulitan dalam menerima istilah-istilah asing ataupun kecenderungan dalam menerima perubahan bentuk kata secara morfologis baik sebagai perkembangan atau perluasan kata. 2) Banyak orang Islam yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai media komunikasi, baik secara lisan atau tulisan, karena itu kondisi ini tidak membuat orang Islam memiliki keterkaitan dengan bahasa fushah. Sedangkan bahasa al- Quran diyakini akan tetap ada sehubungan dengan adanya pemerhati bahasa dan ahli-ahli bahasa. 3) Salah satu sebab kemunduran bangsa Arab adalah karena perbedaan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Karena itu dengan memakai bahasa amiyah akan dapat mencegah perbedaan ini, terutama terhadap gejala dualisme bahasa. Pendapat terakhir ini dikemukakan oleh Anis Farihah. Mengingat pentingnya tema ini dan ada hubungannya dengan objek bahasan kita, maka paragraf berikut akan kita fokuskan kepada pendapat Anis Farihah untuk dapat kita ekspoitasi dan kita didiskusikan. Dualisme Bahasa: Pandangan Anis Farihah Menurut Anis Farihah, pengaruh dualisme bahasa terjadi dalam bidang pemikiran, pendidikan, kepribadian, akhlak dan segi estetis lainnnya. Dalam bidang pemikiran, Anis Farihah menyimpulkan bahwa seseorang yang berbicara dengan bahasa Arab fushah akan memberikan perhatian kepada bahasanya lebih banyak dari pemikirannya sendiri. Terutama mereka yeng lebih khusus seperti 9

10 pemikir, ilmuwan atau filosof, Ketika mereka mengedepankan pandanganpandangan ilmiah, filsafat dan sosial mereka, kadang-kadang mereka merasakan kesulitan untuk menyusun suatu kalimat yang baik. Begitu juga sebagian besar pemirsa, peserta dan pembicara akan mengeluarkan banyak usaha untuk memahami arti secara baik, apalagi jika dilakukan secara spontan. Dalam bidang pendidikan, pengaruh dualisme ini juga karena bangsa Arab selalu berubah ketika mempelajari bahasanya, sama seperti bangsa barat ketika mempelajari bahasanya. Tujuan manusia membaca, olah bahasa para murid, serta struktur tulisan yang membawa pada makna tertentu, adalah persoalan-persoalan dasar dalam perbedaan amiyah dan fushah. Karena itulah bahasa fushah susah di lidah anak kecil. Dalam pembentukan pribadi, pengaruh ini karena dalam masyarakat Arab, seorang ayah dan ibu merasa kalau bahasa amiyah bukanlah bahasa pertumbuhan yang harus tumbuh bersama dengan seorang anak. Mereka akan menyerahkan persoalan ini kepada sekolah yang dalam pikiran si anak mewakili vokalisasi bahasa yang asing dan jauh dari kehidupan mereka. Karena itulah si anak tersebut akhirnya tumbuh dalam dua bentuk kepribadian; secara alamiah mereka suka berbicara dengan bahasa mereka yang sangat khusus, dan kepribadian yang terbentuk ketika mereka berbicara dengan bahasa fushah mereka dalam pertemuan-pertemuan yang resmi. Dalam segi akhlak, pengaruh ini menurut Farihah karena suatu bahasa memiliki pengaruh terhadap perubahan manusia. Dualisme bahasa ada pada tabiat dan akhlak masyarakat kita. Masyarakat kita tidak menggunakan bahasa fushah kecuali pada keadaan yang resmi. Ketika si anak menggunakan bahasa amiyah dalam kebiasaan mereka, mereka mengungkapkannya dengan santai dan rileks. Dalam bidang seni, terutama seni drama, menurut Farihah bahwa sebab kurang berbobotnya drama kita karena selalu menggunakan bahasa fushah; sekalipun sangat jelas perbedaan antara naskah drama dengan bahasa fushah. Seni drama adalah gambaran kehidupan dan perjalanan dengan segala macam jenisnya, harus dapat mengungkapkan kesaksian hidup. Di sinilah bahasa fushah 10

11 dianggap tidak mampu mengungkapkan realitas kehidupan. Ia lebih dianggap sebagai bahasa generasi yang sudah asing. Penutup Persoalan fushah dan amiyah yang ditampilkan dalam tulisan ini mungkin dapat menjadi wacana awal dalam proses pembelajaran bahasa Arab, terutama jika kita ingin meningkatkan kemampuan berbicara (maharat al-kalam) para siswa dan santri kita. Sekalipun tidak mengarah kepada persoalan metodologis, tulisan ini juga menyadarkan akan pentingnya sikap konsisten khususya kepada anak didik untuk menerapkan dan mempergunakan bahasa arab fushah dalam percakapan mereka sehari-hari. Hal ini didasari karena penggunaan kosa kata bahasa amiyah yang terkadang dipakai, dapat mengacaukan kemampuan berbicara fushah mereka. Padahal penguasaan bahasa fushah, baik dalam lisan atau tulisan, adalah modal utama kemampuan siswa kita memahami hazanah intelektual Islam. [] 11

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BSNIS Drs. SUMARDI, M. Pd. RAGAM BAHASA Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Pengantar Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi, keyakinan, dan cita-cita suatu bangsa. Melalui dokumen tersebut, seseorang dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 2 Polanharjo merupakan sekolahan yang letaknya di pinggiran Kabupaten Klaten tepatnya di Jalan Raya Tegalgondo-Janti km 3, Sidowayah, Polanharjo,

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS BAHASA BATAK ANGKOLA DALAM KARANGAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS 5 SDN 105010 SIGAMA KECAMATAN PADANG BOLAK TAPANULI SELATAN Fitriani Lubis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Program Bahasa ini berorientasi pada hakikat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEREKONSTRUKSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGUAT KARAKTER BANGSA Citra Maya Pusvitasari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI NGAWI cietmay_puu@rocketmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia saat

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : VI (Enam) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa Arab adalah sebuah bahasa Semit yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangat penting peranannya dalam masyarakat, karena tanpa bahasa manusia akan sulit untuk menyampaikan ide

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi sangat dibutuhkan dalam bermasyarakat. Dengan bahasa, seseorang akan mudah dalam menyampaikan gagasan atau pemikirannya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang ada dalam dunia ini di bekali kelebihan berupa akal beserta pikiran yang sempurna oleh Allah swt. Dari bekal tersebut manusia mampu melahirkan

Lebih terperinci

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Fakultas 03Teknik Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku SUGENG WINARNA, M.Pd Program Studi Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen : Nia Nurhayatin, S.Pd. Disusun Oleh: Nama : Beny Susanto ( 2011081031 ) Yosa Fiki Alfiyudin ( 2011081131

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

Biografi. Jadwal Penilaian

Biografi. Jadwal Penilaian Biografi Ringkasan Unit Setelah mendengarkan dan membaca beberapa biografi, keduanya dalam bentuk buku-buku dan majalah, para murid sekolah dasar mengungkapkan pendapat tentang apa yang menyebabkan sebuah

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif. 1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti satu sama lain. Selain itu bahasa juga dipakai untuk menyampaikan ide, perasaan, pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen linguistik. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Fakultas Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

Pengertian Universal dalam Bahasa

Pengertian Universal dalam Bahasa Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.

Lebih terperinci

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Bahasa Indonesia TKJ Trunojoyo Semester 3 Kegunaan Ada 2 bentuk pelafalan dalam bahasa, yang digunakan dalam situasi yang berbeda : 1. Lafal baku lebih tepat digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs KELAS/ SEMESTER VIII/ 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mendengarkan 1. Memahami unsur instrinsik tembang melalui kegiatan 1. Menemukan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Pendidikan

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bahasa sebagai alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat berkomunikasi, baik komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu)

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu) F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu) 1. Memahami jenis wacana non sastra yang berupa bacaan sederhana berupa tabel, grafik, laporan pengamatan/percobaan, hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat terbuka. Bahasa ini mampu menerima unsur-unsur asing maupun daerah sehingga semakin memperkaya kosakata yang dimiliki

Lebih terperinci

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif Bahasa sebagai Sistem Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif Bahasa sebagai sebuah sistem Bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Unsur-unsur

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU 21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada dasarnya berwajah ganda, yaitu sebagai alat pendidikan nasional di satu pihak dan sebagai salah

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS 0 PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari bahasa. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara

Lebih terperinci

Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis. Bahasa Indonesia

Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis. Bahasa Indonesia MAKALAH BAHASA INDONESIA Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis Bahasa Indonesia Disusun oleh : Ari purnama sari (0955034) Elias fikal Mutiara Nur akela Veni putri JURUSAN TARBIYAH PROGRAM

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : X Semester : 2 Standar : Mendengarkan 9. Memahami informasi melalui tuturan. SILABUS PEMBELAJARAN 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbul lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk komunikasi dan berinteraksi untuk untuk sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh

Lebih terperinci