SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh : OKTAFIANI NIM : JURUSAN TARBIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh : OKTAFIANI NIM : JURUSAN TARBIYAH"

Transkripsi

1 PROBLEMATIKA PENGAMALAN IBADAH ANAK PADA KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : OKTAFIANI NIM : JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA 2011

2

3

4

5

6 MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (Q.s. Al Insyiroh : 6 8) Apabila engkau telah bercita-cita (yang tetap) maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang tawakal (Q.s Al Imron : 159) Manusia hanya akan memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diprlihatkan padanya kemudian akan diberikan balasan dengan balasan yang paling sempurna (An Najm : 39 41)

7 PERSEMBAHAN 1. Kepada Bapak dan Ibu tercinta yang telah tiada terima kasih selama hidup kaliyan telah mendidikku dan merawatku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran yang tak ternilai harganya. 2. Untuk kakak-kakakku tersayang (Mas Slamet, Mbak Nur, Mas Kolis, Mas Masykur, Mas Niam, Mbak Rika, Mbak Lita, Mbak Isna) terima kasih banyak selama ini telah setia mendukung, mendampingi serta menasehatiku untuk menjadi seseorang yang senantiasa bersyukur walau dalam keterbatasan. 3. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis pilih untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang penulis terima dapat bermanfaat bagi orang lain dan khususnya bagi diri sendiri. 4. Bapak Achmad Maimun M.Ag. yang telah bersedia memberikan pengarahan bimbingan penulis hingga selesainya pembuatan skripsi ini.. 5. Keluarga Besar TPA AL-HIKMAH NGENTAK SALATIGA yang telah memberikan pengalaman dalam mengamalkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah secara nyata di lapangan. 6. Sahabat-sahabatku tersayang (mbak Tias, mas Enggar, mbak Nia, Nafi ah, Fita, Emma, Risma, Rosa) dsb yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu disini, terima kasih kaliyan selalu setia mendampingiku dalam suka maupun duka. 7. Sahabat-sahabat seperjuangan KKN Dusun Sidodadi Tegalrejo Magelang, (Kumi, Ana, Mujrikah, Mb Mul, Hariri, Pak Teguh) memorikan selalu saat-saat kebersamaan kita.

8 KATA PENGANTAR Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,dan para pengikutnya semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya.,amin. Sebagai insan yang dhoif, penulis sadar bahwa skripsi ini bukanlah tugas yang ringan, yang tidak akan terselesaikan tanpa bantuan pihak yang berkompeten, yang penulis tidak mampu menyebutkan satu persatu. Oleh karena itu dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, bimbingan, motivasi dan iktikad baik kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah PAI. 3. Bapak Achmad Maimun M.Ag., selaku pembimbing yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kakak-kakaku tersayang yang telah memberikan bekal baik materiil maupun spiritual. 5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku pembimbing akademik 6. H. Agus Waluyo, M.Ag, selaku Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan.

9 7. Mukti Ali,M.Hum, selaku Kepala Unit Kemahasiswaan. 8. Keluarga Bapak Eko Pujiastowo dan Keluarga Bapak Ngadiyo yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini

10

11 ABSTRAK Oktafiani NIM : ( ). Problematika Pengamalan Ibadah Anak pada Keluarga Beda Agama (Studi Kasus pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Achmad Maimun, M.Ag. Kata Kunci : Problematika Pengamalan Ibadah Anak dan Keluarga Beda Agama. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Problematika Pengamalan Ibadah Anak Pada Keluarga Beda Agama. pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana Pengamalan ibadah anak pada keluarga beda agama 2. Apa problem yang muncul pada pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama 3. Apa solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan problem pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif, dan untuk mendapatkan data, maka digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyusunan data dan mengambil kesimpulan. Setelah dianalisis disimpulkan bahwa cara pengamalan ibadah anak yang tinggal di lingkungan keluarga beda agama di dukuh Ngentak adalah dengan menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, membayar zakat, dan ibadahibadah umum lainnya sedangkan anak yang beragama non islam mereka menjalankan ibadah ke gereja setiap hari Minggu. Problem pengamalan ibadah anak yang tinggal di lingkungan beda agama di dukuh Ngentak antara lain yaitu: anak kurang mampu mendalami ajaran agama yang mereka yakini, anak kurang menjiwai ketika beribadah di rumah, rendahnya semangat atau motivasi beribadah anak. solusi yang di tempuh untuk mengatasi problem-problem tersebut adalah: bersosialisasi dengan masyarakat luar, aktif mengikuti kajian-kajian keagamaan, banyak membaca buku-buku keagamaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan, bagi keluarga yang melakukan perkawinan beda agama, anak-anak khususnya yang tinggal di dalam lingkungan keluarga beda agama dan bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.

12 DAFTAR ISI Halaman Judul i Nota Pembimbing.. ii Lembar Pengesahan... iii Pernyataan Keaslian Tulisan iv Motto. v Persembahan. vi Kata Pengantar. vii Abstrak.. ix Daftar Isi... x BAB I: PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Definisi Operasional 5 C. Rumusan Masalah 7 D. Tujuan Penelitian. 7 E. Kegunaan Penelitian 7 F. Metode Penelitian 8 G. Sistematika Penulisan Skripsi.. 15 BAB II: KAJIAN PUSTAKA 17 A. Ibadah Pengertian dan Dasar Hukum Ruang Lingkup Ibadah Urgensi Ibadah.. 22

13 B. Keluarga Beda Agama Pengertian Perkawinan Beda Agama Perkawinan Antara Orang Yang Berlainan Agama Menurut Hukum Islam. 24 a. Perkawinan antara perempuan Muslim dengan Laki-laki non muslim.. 24 b. Perkawinan antara Laki-laki Muslim dengan Perempuan Musyrik. 27 c. Perkawinan Antara Laki-Laki Muslim Dengan Perempuan Ahli Kitab Problem-Problem Perkawinan Beda Agama Problem Pengamalan Ibadah Anak Pada Keluarga Beda Agama.. 36 BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.. 40 A. Data Umum.. 40 B. Data Khusus Bentuk Pendidikan Agama Anak Aktifitas Ibadah Anak dari Keluarga yang Kawin Beda Agama Problem Pengamalan Ibadah Anak Dalam Lingkungan Keluarga Beda Agama Cara Mengatasi Problem Pengamalan Ibadah Anak Dalam Lingkungan Keluarga Beda Agaam.. 47 BAB IV : PEMBAHASAN. 49 A. Bentuk Pendidikan Agama Anak. 49

14 B. Aktifitas Ibadah Anak Yang Tinggal Dalam Lingkungan Keluarga Yang Kawin Beda Agama C. Problem Pengamalan Ibadah Anak dalam Lingkungan Keluarga Beda Agama. 51 D. Cara Mengatasi Problem Pengamalan Iadah Anak Dalam Lingkngan Keluarga Beda Agama 53 BAB V : PENUTUP.. 55 A. Kesimpulan. 55 B. Saran-saran. 56 DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN-LAMPIRAN.. 60

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan buah hati, tumpuan dan harapan dari keluarga. Anak adalah amanat dari Allah yang diberikan kepada orang tua, maka islam menugaskan kepada umatnya (orang tua) agar memberikan pendidikan terhadap anaknya, terutama dalam hal ini pendidikan agama. Di dalam keluarga orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam penanaman nilai-nilai keagamaan kepada anak-anaknya, khususnya dalam hal beribadah. Anak merupakan buah perkawinan yang sangat membutuhkan orang tua untuk memberikan pendidikan agama, dalam proses pendidikan banyak masalah yang akan dilontarkan anak pada orang tua, misalnya anak menanyakan tentang siapa Tuhan itu, dimana surga dan neraka itu, siapa yang membuat alam ini dan sebagainya. Untuk menjawab persoalan ini maka sangat diperlukan adanya persamaan persepsi, prinsip, pemikiran dari orang tua untuk memberikan dan membawanya agar anak menyadari dan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang agama serta mengerjakan hal-hal yang baik dan beramal sholeh ( Kusuma, 1990:24 ). Dalam lingkungan keluarga yang semua anggotanya beragama islam, mungkin masalah-masalah tersebut mudah untuk diatasi, akan tetapi dalam lingkungan keluarga yang berbeda-beda agama tentu hal tersebut akan menimbulkan problem tersendiri yang perlu untuk dipecahkan. Anak yang

16 tinggal dalam lingkungan keluarga beda agama tentu sering mengalami problem dalam menjalankan aktifitas ibadahnya, karena tidak adanya persamaan aqidah antar anggota keluarga. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi kesadaran dan motivasi anak alam mengamalkan ibadahnya. Sebagaimana kasus yang terjadi pada masyarakat Ngentak RT 10 RW V Salatiga, dimana di daerah tersebut terdapat dua keluarga yang melakukan perkawinan beda agama. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari beberapa anak yang tinggal di lingkungan keluarga beda agama tersebut dan keterangan dari masyarakat sekitar, ternyata perkawinan beda agama cukup memberi dampak negatif terhadap ketekunan beribadah anak-anak. Hal ini diakui oleh salah seorang anak yang tinggal di keluarga yang berbeda agama, dia merasa tidak semangat dalam menjalankan aktivitas ibadahnya karena dalam keluarganya tidak ada kekompakan dalam hal beribadah. Pengakuan lain juga di utarakan oleh anak dari keluarga kedua yang merasa tidak khusyuk dalam menjalankan ibadah khususnya shalat karena suasana rumah yang tidak mendukung akibat adanya perbedaan keyakinan antar anggota keluarga. Bapaknya seorang aktivis masjid sedangkan ibunya seorang aktivis gereja. Dari sini dia merasakan suasana rumah yang kurang religius sehingga dia kurang menjiwai setiap ibadah yang dikerjakan. Terdapat banyak ayat Al-qur an yang mengaitkan perintah ibadah kepada Tuhan dengan tujuan memperoleh takwa. Takwa dalam ajaran islam merupakan satu-satunya ukuran nilai kemuliaan manusia dihadapan Allah.

17 Bagi manusia ibadah merupakan kodrat pembawaan jiwa manusia yang rindu kepada kemuliaan. Kemuliaan manusia di hadapan Allah diukur dengan kuat lemahnya takwa kepada Allah, sedangkan takwa dapat diperoleh dan diperkuat dengan melaksanakan ibadah. Takwa merupakan bekal hidup kejiwaan yang mutlak bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Berkaitan dengan hal tersebut, Tono dkk. (2002:16-17) menyatakan sebagai berikut. Jiwa yang bertakwa akan senantiasa menyesuaikan hidupnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai diri pribadi, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai yang hidup di tengah-tengah alamnya, dengan berpedoman yang diberikan Allah. Urgensi ibadah juga merupakan tujuan seluruh yang wujud di alam ini. Allah berfiman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 Artinya: Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-ku.(q.s.adz-dzariyat : 56). Dalam surat Al-isra : 44 Allah berfirman: Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah, tiada sesuatupun yang terkecuali, semuanya bertasbih dengan memuji-nya tetapi kamu sekalian tidak tahu tasbih mereka,

18 sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.(Q.S. Al-isra : 44). Karena amat pentingnya kedudukan ibadah dalam agama pada umumnya, agama wahyu pada khususnya, masalah ibadah dalam pengertiannya yang khusus merupakan hal yang mutlak dan tidak dapat diubah oleh manusia. Hanya Tuhan yang dituju dan hanya Tuhan pula yang mengajarkan bagaimana cara melaksanakannya. Manusia hanya taat kepada ajaran yang datang dari Tuhan, tidak membuat cara sendiri, tidak boleh mengurangi, menambah atau mengubah. (Basyir, 2002:9-10). Dalam mendidik anak-anak, ibadah menjadi persoalan yang sangat penting untuk diajarkan karena ibadah merupakan wujud penghambaan kepada Allah. Ibadah kepada Allah adalah hak Allah yang wajib ditunaikan. Oleh karena itu, belajar dan mengajarkan ibadah adalah kewajiban yang harus ditunaikan pula. Ibadah yang harus lebih dahulu dipahami adalah ibadah khusus yang ditegaskan macamnya dan ditentukan pula cara melaksanakannya. Apabila pelaksanaannya tidak seperti ketentuan yang diberikan, maka tidak akan diterima. Empat macam ibadah utama yang menjadi sendi Islam setelah dua kalimat syahadat, yaitu: shalat, zakat, puasa dan haji merupakan ibadah yang paling banyak diajarkan kepada anak kita, bahkan dikalangan orang tua juga. Namun cara mengajarkannya sering membuka peluang untuk membahas hal yang lebih bersifat formalitas, jarang yang melandasi

19 juga dengan aspek kejiwaan. Bahkan dalam praktik, masalah ibadah diajarkan sedemikian rumit sehingga untuk mempelajarinya memerlukan waktu bertahun-tahun. Itupun tidak dirasakan puas karena masalahnya telah menjadi bercabang dan beranting sedemikian banyaknya sehingga hal yang mestinya tidak perlu, telah menjadi pembicaraan amat panjang lebar. Maka, agar ibadah itu dapat dipahami dengan baik, tetapi juga dihayati oleh orang yang melaksanakannya, kepada anak-anak hendaklah diajarkan hal yang memang diperlukan, sesuai dengan tujuan ibadah untuk memperoleh ridho Allah dan membuahkan hasil yang positif dalam hidup di dunia, serta dapat mengantarkan kepada kebahagiaan hidup di akherat kelak, tidak melibatkannya dalam masalah yang akan menghabiskan waktu dan tidak menjiwai ( Basyir, 2003: ). Berangkat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Problematika Pengamalan Ibadah Anak Pada Keluarga Beda Agama (Studi Kasus Pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2011) B. Definisi Operasional Untuk memberikan batasan-batasan yang jelas dalam skripsi ini, penulis perlu menegaskan istilah-istilah dalam judul di atas. 1. Problem

20 Problem mempunyai arti persoalan atau permasalahan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994:38). Sedangkan problematika mempunyai pengertian sebagai hal-hal yang menimbulkan masalah yang belum bisa dipecahkan (permasalahan) (Depdikbud, 2007:896). 2. Pengamalan Ibadah Anak Pengamalan adalah cara menerapkan sesuatu hal. Sedangkan ibadah dari segi bahasa berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2003:11). Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah syara dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada-nya. Dengan demikian unsur pertama ibadah adalah taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa berkewajiban melaksanakan peraturan Allah yang dibawakan oleh para Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, ketentuan halal maupun haram. Sedangkan anak yang dimaksud disini bukanlah anak menurut tingkatan umur, akan tetapi anak dalam arti anak dari orang tua. 3. Keluarga Beda Agama Keluarga adalah seisi rumah yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan beda agama yang dimaksud disini adalah satu keluarga yang anggotanya terdiri lebih dari satu macam agama karena adanya

21 perkawinan beda agama, yaitu perkawinan orang Islam (pria/wanita) dengan orang bukan Islam (pria/wanita) (Zuhdi, 1996:4). C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama? 2. Apa problem yang muncul pada pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama? 3. Apa solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan problem pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama. 2. Untuk mengetahui apa problem yang muncul pada pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama. 3. Untuk mengetahui apa solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan problem pengamalan ibadah anak dalam lingkungan keluarga beda agama. E. Kegunaan Penelitian

22 Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini sebagai bagian usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan jurusan tarbiyah pada khususunya. 2. Manfaat Praktis a. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan pentingnya pendidikan agama khususnya dalam hal beribadah kepada anak-anaknya. b. Dapat dijadikan dasar bagi anak-anak dalam mengatasi problemproblem beribadah, khususnya bagi anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga beda agama. c. Dapat memberikan motivasi kepada orang tua untuk senantiasa memberikan pengajaran dan contoh pengamalan ibadah yang baik dan benar kepada anak-anaknya sesuai keyakinan yang dianutnya agar mampu mengantarkan mereka pada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

23 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri (Tobroni,2003:9). Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005:234). 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitankaitan kenyataan di lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya ( Moleong, 2009:9).

24 3. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Dukuh Ngentak, RT 10 RW V Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Dengan unit analisisnya adalah masyarakat. Selain letaknya yang strategis, alasan lain pemilihan tempat penelitian adalah berkaitan dengan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama khususnya dalam hal beribadah bagi anak-anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga beda agama. Di daerah ini terdapat beberapa keluarga yang beda agama dalam satu rumah. Menurut pengakuan dari anakanaknya, adanya perbedaan keyakinan dalam satu rumah itu menyebabkannya merasa bingung dalam menentukan keyakinan yang harus dianutnya, apakah ikut agama yang dianut ayahnya atau yang dianut ibunya. 4. Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subyek serta gambaran dan pemahaman dari subyek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui

25 masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah anak-anak yang berasal dari keluarga beda agama. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah ketua RW V Ngentak. Dari informasi informan kunci tersebut akan dilakukan penelusuran lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah ketua RT, ketua remaja masjid dan tokoh masyarakat lainnya. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi : a) Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Tobroni, 2003:172).

26 Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang problem yang dihadapi anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga beda agama dalam mengamalkan ibadahnya. b) Metode Observasi Nonpartisipan Observasi nonpartisipan tidak banyak menuntut peranan tingkah laku atau keterlibatan peneliti terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti (Tobroni, 2003: ). Dalam hal ini peneliti mengunjungi keluarga yang berbeda agama. c) Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertentu, majalah, dokumen, dan peralatan untuk memperoleh data. Untuk mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan pada penelitian ini, penulis mengumpulkan dokumen-dokumen. Dokumentasi yang penulis gunakan adalah foto dan rekaman hasil wawancara. Foto digunakan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dari narasumber. Sedangkan rekaman wawancara digunakan untuk menelaah lebih detail informasi-informasi yang disampaikan oleh narasumber. 6. Teknik Analisis Data

27 Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis data secara induktif, yaitu suatu metode berfikir yang bertolak dari fenomena yang khusus, konkrit kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. yaitu: Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan, a. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data. b. Lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel. c. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya d. Lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan e. Dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik (Moleong, 2009:10). 7. Pengecekan Keabsahan Data

28 Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka perlu dilakukan pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan teknik triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metode. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton 1987:331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi; 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton(1987:329), terdapat dua strategi, yaitu: 1) pengecekan derajat kepercayaaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan

29 data dan 2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. (Moleong, 2002:178). G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dan memahami isi skripsi ini, maka peneliti menulis skripsi ini secara sistematis. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA, yang meliputi :Pengamalan Ibadah Anak, meliputi: Pengertian dan Dasar Hukum Ibadah, Ruang Lingkup Ibadah, Urgensi Ibadah, Keluarga Beda Agama, meliputi: Pengertian Keluarga Beda Agama, Perkawinan Antar orang yang Berlainan Agama Menurut Hukum Islam, Problem-Problem Perkawinan Beda Agama, Problem Pengamalan Ibadah Anak pada Keluarga Beda Agama. BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, yang menjabarkan tentang: Keadaan Penduduk, Kondisi Sosial Ekonomi, Kondisi Sosial Keagamaan, Data Hasil Wawancara, meliputi: Data Tentang Keadaan Keluarga yang Kawin Beda Agama, Data Tentang Problem Pengamalan

30 Ibadah Anak yang Tinggal dalam Lingkungan Keluarga Beda Agama di Ngentak RT 10 RW V, Kel. Kutowinangun, Kec. Tingkir Kota Salatiga. BAB IV: PEMBAHASAN, yang berisi tentang: Bentuk Pendidikan Agama Anak, Aktivitas Ibadah Anak Dari Keluarga Yang Melakukan Perkawinan Beda Agama, Problem Pengamalan Ibadah Anak Dalam Lingkungan Keluarga Beda Agama, Cara Mengatasi Problem Pengamalan Ibadah Anak Dalam Lingkungan Keluarga Beda Agama. BAB V: PENUTUP, yang merupakan bab terakhir dan kesimpulan dari hasil penelitian dengan melihat permasalahan serta saran.

31 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ibadah Semua risalah menyerukan penyembahan terhadap Allah, Yang Mencipta dan Memelihara (rabb) semesta alam. Menurut penuturan Al- Qur an, para nabi yang terdahulu diutus kepada kaumnya masing-masing membawa dakwah tauhid. Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW melakukan ibadah selama hidupnya dan tidak boleh berhenti sebelum mati. Ibadah itu penting karena sesungguhnya untuk itulah manusia diciptakan Tuhan, sesuai dengan penegasan-nya dalam Qur an surat Azdariyat ayat 56: Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku. Apabila manusia diciptakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah, maka setiap orang perlu mengetahui pengertian dan hakikat

32 ibadah agar ia dapat melaksanakannya dengan benar. Selain itu ia juga perlu mengetahui urgensi dan hikmah yang terkandung pada tiap-tiap ibadah yang dilakukannya ( Nasution, 1987:1-2). 1. Pengertian dan Dasar Hukum 1.1. Pengertian Ibadah Kata ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri (Basyir, 2001:11). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-nya di akhirat (Ash-Shiddiqy, 1954:4). Menurut Al-Azhari, kata ibadah tidak dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah. Ini sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Al-Syawkani, bahwa ibadah itu adalah kepatuhan dan perendahan diri yang paling maksimal. Dalam istilah syara pengertian ibadah dijelaskan oleh para ulama sebagai berikut: 1. Al-Jurjani mengatakan:

33 Ibadah ialah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya. 2. Menurut Ibn Katsir: Ibadah adalah himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna (Nasution, 1987:2-3). Dalam hal ini Ibnu Taimiyah merumuskan bahwa ibadah menurut syara itu tunduk dan cinta artinya tunduk mutlak kepada Allah yang disertai cinta sepenuhnya kepada-nya. Oleh karena itu, unsur-unsur ibadah adalah: a. Taat dan tunduk kepada Allah Artinya merasa berkewajiban melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah yang dibawakan oleh para rasul- Nya. Oleh karena itu, belum termasuk beribadah apabila seseorang tidak mau tunduk kepada perintah-perintah-nya, tidak mau taat kepada aturan-aturan-nya, meskipun ia mengakui adanya Allah yang menciptakan langit dan bumi serta yang memberi rezeki kepada-nya. b. Cinta kepada Allah Bahwa rasa wajib taat dan tunduk itu timbul dari hati yang cinta kepada Allah, yakni ketundukan jiwa dari hati yang penuh kecintaan kepada Allah dan merasakan kebesaran-nya, karena memiliki

34 keyakinan bahwa Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya (Tono dkk, 2002:3-4) Dasar Hukum Ibadah Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakikat perintah beribadah itu berupa peringatan agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-nya. Dasar hukum ibadah itu antara lain firman Allah dalam surat Al-Baqarah :21 Artinya: Wahai para manusia beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menjadikan kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar supaya bertaqwa (Tono dkk, 2002: 2-5). 2. Ruang Lingkup Ibadah Al-qur an mengajarkan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-nya. Ajaran tersebut memberi pegertian bahwa ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa, dan haji seperti yang banyak dipahami banyak orang, karena ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas.

35 Ibadah dalam pengertian yang umum adalah menjalani kehidupan untuk memperoleh keridhaan Allah dengan menaati syariat-nya. Apabila dikerjakan dengan tujuan memperoleh keridhaan Allah, segala perbuatan merupakan ibadah dalam arti yang umum. Menunaikan hak individu sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya seperti makan, minum, menuntut ilmu adalah ibadah. Menunaikan kewajiban-kewajiban kemasyarakatan sesuai dengan perintah Allah adalah ibadah. Mengolah sumber daya alam yang hasilnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah ibadah. Bekerja mencari nafkah untuk mencukupkan kebutuhan hidup diri pribadi dan orang-orang yang menjadi tanggungannya adalah ibadah. Islam tidak membenarkan orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk melakukan ibadah khusus dan mengabaikan segi-segi ibadah umum. Nabi pernah melihat seorang sahabat melakukan ibadah khusus dalam seluruh waktunya. Lalu Nabi bertanya: siapa orang itu? Yang mendengar pertanyaan Nabi menjawab: ia adalah ahli ibadah di kalangan para sahabat. Nabi bertanya lagi: siapa yang menanggung makannya sehari-hari? Mereka menjawab: para sahabat jugalah yang menanggung makannya. Nabi kemudian bersabda: kamu semua lebih baik daripadanya. yaitu: Ruang lingkup ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi dua,

36 a. Ibadah Umum Artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridhaan Allah. Unsur terpenting agar dalam melaksanakan segala aktifitas kehidupan di dunia ini agar benar-benar bernilai ibadah adalah niat yang ikhlas untuk memenuhi tuntutan agama dengan menempuh jalan yang halal dan menjauhi jalan yang haram. b. Ibadah Khusus Artinya ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya ditentukan dalam syara (ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW). Ibadah khusus ini bersifat tetap dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang ada, tidak boleh mengubah, menambah dan mengurangi, seperti tuntunan bersuci (wudhu), shalat, puasa ramadhan, ketentuan nisab zakat (Tono dkk, 2002:6-7). 3. Urgensi Ibadah Bagi manusia ibadah merupakan kodrat pembawaan jiwa manusia yang rindu kepada kemuliaan. Kemuliaan manusia dihadapan Allah diukur dengan kuat lemahnya takwa kepada Allah, sedangkan takwa dapat diperoleh dan diperkuat dengan melaksanakan ibadah. Takwa merupakan bekal hidup kejiwaan yang mutlak bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

37 Jiwa yang bertakwa akan senantiasa menyesuaikan hidupnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai diri pribadi, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai yang hidup di tengah-tengah alamnya, dengan berpedoman yang diberikan Allah. Urgensi ibadah juga merupakan tujuan seluruh yang wujud di alam ini. Allah berfirman dalam surat Al-isra :44 Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah, tiada sesuatupun yang terkecuali, semuanya bertasbih dengan memuji-nya tetapi kamu sekalian tidak tahu tasbih mereka, sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (Tono, 2002:16-17). Setiap ibadah sebagaimana yang berlaku pada setiap yang diperintahkan Allah mengandung maksud tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah (Syarifuddin, 2003:19). Dasar-dasar hikmah yang telah ditetapkan Allah ini dapat dipelajari bahwa Allah mewajibkan iman untuk membersihkan hati dari syirik, mewajibkan shalat untuk mensucikan diri dari takabur, mewajibkan zakat untuk menjadi sebab pemerataan rezeki. Mewajibkan puasa untuk menguji keikhlasan manusia, mewajibkan haji untuk mendekatkan umat islam antara yang satu dengan yang lainnya, mewajibkan amar ma ruf untuk kemaslahatan manusia (orang banyak), mewajibkan nahi mungkar untuk menghardik

38 orang-orang yang kurang akal, mewajibkan silaturahim untuk menambah bilangan persaudaraan (Ash-Shiddqy, 1954:14-15). B. Keluarga Beda Agama 1. Pengertian Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama pada dasarnya berarti perkawinan yang dilangsungkan antar pasangan yang berbeda agama satu sama lain.perkawinan bernuansa keragaman ini banyak terjadi dan kita jumpai di dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin contoh yang banyak terekspos ke masyarakat luas hanyalah pernikahan atau perkawinan dari pasangan para selebriti kita. Ambillah beberapa contoh dari pasangan suami istri, Nurul Arifin-Mayong, Ira Wibowo-Katon Bagaskara, Dewi Yull-Rae Sahetapy (yang akhirnya Rae menjadi Muslim, tetapi kini telah bercerai dengan Dewi), Nia Zulkarnaen-Ari Sihasaleh. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka tidak lagi didasarkan pada satu akidah agama, melainkan hanya pada cinta. Seolah cinta semata yang menjadi dasar suatu pernikahan. Masalah agama dalam beberapa argumen pasangan-pasangan seperti itu kira-kira dapat dirumuskan begini, "Agama tidak boleh dibawabawa, oleh karena agama adalah urusan pribadi seseorang. Yang terpenting kita saling mencintai apa tidak?. Berdasarkan hukum munakahat yang diajarkan Islam kepada para penganutnya ialah perkawinan (pernikahan) yang dibenarkan oleh Allah SWT adalah suatu perkawinan yang didasarkan pada satu akidah, di samping cinta dan

39 ketulusan hati dari keduanya. Dengan landasan dan naungan keterpaduan itu, kehidupan suami-istri akan tenteram, penuh rasa cinta dan kasih sayang. Keluarga mereka akan bahagia dan kelak memperoleh keturunan yang sejahtera lahir batin ( Jadi yang dimaksud dengan perkawinan antar orang yang berlainan agama ialah perkawinan orang islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita) (Zuhdi, 1996:4). 2. Perkawinan Antara Orang yang Berlainan Agama Menurut Hukum Islam Mengenai masalah perkawinan beda agama ini islam membedakan hukumnya menjadi tiga macam (Zuhdi, 1996:4). a. Perkawinan antara Perempuan Muslim dengan Laki-Laki Non Muslim Semua ulama telah sepakat bahwa perempuan muslimah tidak diperbolehkan (haram) kawin dengan laki-laki non muslim, baik Ahli Kitab maupun musyrik (Suhadi, 2006:36). Baik calon suaminya itu termasuk pemeluk agama yang mempunyai kitab suci, seperti Kristen dan Yahudi ataupun pemeluk agama yang mempunyai kitab serupa kitab suci, seperti Budhisme dan Hinduisme, maupun pemeluk agama dan kepercayaan yang tidak punya kitab suci dan juga kitab yang

40 serupa kitab suci. Termasuk pula di sini penganut Animisme, Ateisme, Politeisme dan sebagainya (Zuhdi, 1996:6). Pertimbangan daripada ketentuan ini adalah di tangan suamilah kekuasaan terhadap istrinya, dan bagi istri wajib taat kepada perintahnya yang baik. Dalam pengertian seperti inilah maksud daripada kekuasaan suami terhadap istri. Akan tetapi bagi orang kafir tidak ada kekuasaan terhadap laki-laki atau perempuan Muslim. Selain itu seorang suami kafir tidak mau tahu akan agama istrinya yang Muslim bahkan ia mendustakan kitab sucinya dan mengingkari ajaran Nabinya. Disamping itu dalam rumah yang terdapat perbedaan paham begitu jauh dan keyakinan begitu prinsip, maka rumah tangganya tidak akan dapat tegak dengan baik dan berjalan langgeng. Akan tetapi hal ini bebeda jika laki-laki Muslim kawin dengan perempuan ahli kitab, sebab ia mau tahu agama istrinya, dan menganggap bahwa percaya kepada kitab suci dan Nabi-nabi agama istrinya sebagai bagian daripada rukun iman, dimana keimanan islamnya ini tidak akan sempurna kalau tidak mempercayai Kitab dan para Nabi Ahli Kitab (Sabiq, 1980:164). Adapun dalil yang menjadi dasar hukum untuk larangan kawin antara wanita Muslimah dengan pria non-muslim, ialah: 1. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 221:

41 Artinya: Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita yang mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. 2. Ijma para ulama tentang larangan perkawinan antara wanita Muslimah dengan pria non-muslim Hikmah dilarangnya perkawinan antara seorang wanita Islam dengan pria Kristen atau Yahudi karena dikhawatirkan wanita Islam itu kehilangan kebebasan beragama dalam menjalankan ajaran-ajaran agamanya, kemudian terseret kepada agama suaminya. Demikian pula anak-anak yang lahir dari hasil perkawinannya dikhawatirkan pula mereka akan mengikuti agama bapaknya, karena bapak sebagai kepala keluarga terhadap anakanak melebihi ibunya (Zuhdi, 1996:6-7). Adapun dalam hadist Nabi telah diriwayatkan tentang bolehnya laki-laki muslim mengawini wanita-wanita ahli kitab. Tetapi sebaliknya laki-laki ahli kitab tidak dibolehkan mengawini wanita-wanita muslimat. Dan jika demikian maka wanita tersebut telah menjadi murtad yaitu keluar dari agama Islam. Dengan demikian Allah tidak akan menerima ibadat dan bacaan Qur annya,

42 dan wanita tersebut (jika mati) tidak boleh dishalati sebagaimana kaum muslimin. Kecuali jika wanita tersebut telah keluar dari kekafirannya, yaitu jika telah masuk Islam kembali. Maka yang demikian keadannya diperlakukan seperti terhadap orang-orang Islam yang lain (Bahreisj, 1992:297). b. Perkawinan antara Laki-Laki Muslim dengan Perempuan Musyrik Para ulama sepakat bahwa laki-laki muslim tidak halal kawin dengan perempuan penyembah berhala, perempuan zindiq, perempuan keluar dari Islam, menyembah sapi, perempuan beragama politeisme (Sabiq, 1980:152). Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 221: Artinya: Janganlah kamu mengawini wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu" (Zuhdi, 1996:4). Satu hal yang membedakan antara perempuan musyrik dengan perempuan Ahli Kitab adalah bahwa perempuan musyrik tidak memiliki agama yang melarang berkhianat, mewajibkan berbuat amanah, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Apa yang dikerjakan dan pergaulannya dipengaruhi ajaran-ajaran

43 kemusyrikan, yakni khurafat dan spekulasi (teologis) atau lamunan dan bayangan yang dibisikkan setan. Inilah yang bisa menyebabkan ia menghianati suaminya dan merusak akidah anak-anaknya. Sementara antara perempuan Ahli Kitab dan laki-laki mukmin tidak terdapat distansi yang jauh. Perempuan Ahli Kitab mengimani Allah dan menyembah-nya, beriman kepada para nabi, hari akhirat beserta pembalasannya, dan menganut agama yang mewajibkan berbuat baik dan mengharamkan kemungkaran. Distansi yang esensial hanyalah mengenai keimanan terhadap kenabian Muhammad. Padahal orang yang beriman kepada kenabian universal tidak akan mempunyai halangan mengimani nabi penutup, yakni Muhammad kecuali kebodohannya. Sehingga perempuan (Ahli Kitab) yang bergaul dengan suami yang menganut agama dan syariat yang baik maka sangat terbuka peluang baginya ntuk mengikuti agama suaminya. Dan, apa yang dikuatkan oleh Allah berupa ayat-ayat Al-qur an yang jelas niscaya akan mengantarkan kepada kesempurnaan, keimanan, dan keislaman (Suhadi, 2006:38-39). c. Perkawinan antara Laki-laki Muslim dengan Perempuan Ahli Kitab Kebanyakan ulama berpendapat, bahwa seorang pria muslim boleh kawin dengan wanita Ahlul Kitab (Yahudi atau Kristen), berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 5

44 ... Artinya: Dan dihalalkan mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orangorang yang diberi kitab suci sebelum kamu (Zuhdi, 1996:5). Secara redaksional dan dhahirnya ayat laki-laki muslim diperbolehkan mengawini wanita Ahlul Kitab, namun Syaltut dalam fatwanya menyatakan sebagai berikut: Jika Allah telah melarang kepada wanita muslimah kawin dengan lakilaki Ahlul Kitab, karena menjaga (kehawatiran) pengaruh kekuasaan dan dominasi suaminya terhadapnya, maka Islam juga memandang, bahwa sesungguhnya jika seorang muslim itu telah bergeser dari posisinya yang semestinya dalam keluarga (sebagai pemimpin), dan menyerahkan urusannya kepada istrinya yang non Islam itu, sehingga ia hanya membebek saja, sudah seharusnya ia dilarang mengawini wanita Ahlul Kitab itu. Fatwa Syaltut ini bersifat kondisional dan kasuistis, yang berarti manakala kondisi seorang pria itu tidak memnuhi criteria negative sebagaimana yang diungkapkannya, maka tidak mengapa seorang lakilaki muslim mengawini wanita Ahlul Kitab. Hal ini dapat dipahami dari pernyataannya sebagai berikut: Bagi suami muslim yang memiliki kemampuan membina anakanaknya dan keluarganya secara Islami, maka diperbolehkan baginya, mengawini wanita Ahlul Kitab. Dengan harapan perkawinannya itu akan dapat mendekatkan hati istrinya terhadap nila-nilai Islam yang selanjutnya akan timbul simpatinya terhadap Islam, karena keutamaan dan kebaikan-kebaikan ajarannya (Salam Arief, 2003: ) Ibnu Umar berpendapat bahwa hukum perkawinan laki-laki Muslim dengan perempuan ahlul kitab adalah haram. Sama haramnya

45 dengan perempuan musyrik. Alasannya karena perempuan ahlul kitab juga berlaku syirik dengan menuhankan Isa. Alasan lain karena ayat yang membolehkan perkawinan ini Q.S. Al-Maidah/5:5 dianulir (naskh) dengan Q.S. Al-Baqarah/2:221. ( Syaltut dalam fatwanya melarang perkawinan campuran antara laki-laki muslim dengan wanita Ahlul Kitab. Hal ini disebabkan karena ia sangat khawatir anak keturunan dari keluarga yang dibina dalam perkawinan itu akan berpaling dari ajaran Islam. Jika hal itu dibiarkan, maka tidak mustahil generasi yang akan datang dari kalangan keluarga yang semula muslim, akan berpindah menjadi generasi yang tidak tahu ajaran Islam dan bahkan berpindah agama menjadi orang non Islam. Fatwa yang melarang perkawinan antara laki-laki Muslim dengan wanita Ahlul Kitab dikemukakan pula oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI). Fatwa tersebut memuat dua pernyataan mengenai masalah: pertama, bahwa seorang wanita Islam tidak diperbolehkan (haram) untuk dinikahkan dengan seorang pria bukan Islam, dan kedua, bahwa seorang pria Muslim tidak di izinkan menikahi seorang wanita bukan Islam.

46 Kalau dikaji mengenai keluarnya fatwa Syaltut maupun fatwa yang dikeluarkan Majlis Ulama Indonesia mengenai larangan mengawini wanita Ahlul Kitab, keduanya sam-sama memiliki kemiripan, yaitu banyaknya kecenderungan perkawinan antar agama. Tercatat di Kantor Catatan Sipil Jakarta sampai dengan buln Juli 1986 telah terjadi perkawinan antar agma yang melibatkan 112 pria muslim dan 127 wanita muslimah dan menjadi sorotan publik. Menurut pengamatan Syaltut laki-laki muslim yang menikah dengan wanita Ahlul Kitab itu, mereka merasa memiliki kebanggaan dan merasa memiliki stratifikasi sosial yang lebih di banding yang lain. Dengan demikian, larangan Syaltut mengawini wanita Ahlul Kitab bagi laki-laki muslim itu mengandung maslahah dan menghindari mafsadah (kerusakan). Adapun metode ijtihad yang digunakan Syaltut dalam fatwanya melarang laki-laki muslim mengawini wanita Ahlul Kitab adalah sad al- zari ah. Syaltut melarang perkawinan muslim dengan wanita Ahlul Kitab, karena perkawinan itu mengandung mafsadah (kerusakan) itu pasti akan terjadi, oleh karenanya perkawinan itu harus dicegah. Jalan untuk mencegah datangnya mafsadah ialah melarang perkawinan itu walaupun nas sendiri tidak melarangnya (Arief, 2003: ). 3. Problem-Problem Perkawinan Beda Agama Berdasarkan ketentuan mengenai sahnya suatu perkawinan yang ditentukan dalam UU No. 1 Tahun 1974, maka problem yang dapat timbul

47 apabila dilangsungkannya suatu perkawinan beda agama antara lain: a. Keabsahan perkawinan Mengenai sahnya perkawinan yang dilakukan sesuai agama dan kepercayaanya yang diatur dalam pasal 2 ayat (1) UUP. Hal ini berarti UU Perkawinan menyerahkan keputusannya sesuai dengan ajaran dari agama masing-masing. Namun, permasalahannya apakah agama yang dianut oleh masing-masing pihak tersebut membolehkan untuk dilakukannya perkawinan beda agama. Misalnya, dalam ajaran islam wanita tidak boleh menikah dengan laki-laki yang tidak beragama Islam (Al-Baqarah (2):221). Selain itu juga dalam ajaran Kristen perkawinan beda agama dilarang. b. Pencatatan perkawinan Apabila perkawinan beda agama tersebut dilakukan oleh orang yang beragama Islam dan Kristen, maka terjadi permasalahan mengenai pencatatan perkawinan. Apakah di Kantor Urusan Agama atau di Kantor Catatan Sipil oleh karena ketentuan pencatatan perkawinan untuk agama Islam dan di luar agama Islam berbeda. Apabila ternyata pencatatan perkawinan beda agama akan dilakukan di Kantor Catatan Sipil, maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah perkawinan beda agama yang dilangsungkan tersebut memenuhi ketentuan dalam pasal 2 UUP tentang syarat sahnya suatu perkawinan. Apabila pegawai pencatat perkawinan berpendapat bahwa terhadap perkawinan tersebut ada larangan

48 menurut UUP maka ia dapat menolak untuk melakukan pencatatan perkawinan (pasal 21 ayat (1) UUP) c. Status anak Apabila pencatatan perkawinan pasangan beda agama tersebut ditolak, maka hal itu juga akan memiliki akibat hukum terhadap status anak yang terlahir dalam perkawinan. Menurut ketentuan pasal 42 UUP, anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. Oleh karena tidak dilakukannya pencatatan perkawinan, maka menurut hukum anak tersebut bukanlah anak yang sah dan hanya memiliki hubungan perdata dengan ibunya atau keluarga ibunya (pasal 2 ayat (2) jo. pasal 43 ayat (1) UUP) ( d=312:masalah-perkawinan-beda-agama&catid=28:konsultasihukum&itemid=128, 20 Juni 2011). Selain problem-problem di atas, penulis juga menemukan dari sumber lain yaitu: 1. Perkawinan beda agama lebih mengundang persoalan-persoalan yang yang dapat mengguncangkan kestabilan kehidupan rumah tangga yang berakhir pada hancurnya sendi-sendi kehidupan perkawinan atau pemutusan perkawinan. 2. Kemungkinan terjadi erosi iman

49 Pasangan kawin beda agama biasanya bukannya semakin bertambah keimanan mereka terhadap agamanya, tapi sebaliknya semakin melemahkan iman mereka. Dan demi toleransi dan kerukunan masing-masing mereka melepaskan prinsip-prinsip aqidah agamanya sendiri dan tanpa disadari telah terjadi erosi iman. 3. Terjadi pola hidup sekuler Dengan terjadinya erosi iman yang dialami oleh pasangan suami istri tersebut akan berlanjut dengan mengakibatkan pasangan tersebut melakukan perilaku sekuler, yang berakibat pasangan tidak mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, karena menganggap bahwa agama adalah urusan dengan Tuhan, tidak ada hubungannya dengan manusia, sehingga ajaran agama tidak tersosialisasikan atau teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Terjadinya konflik yang berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian Perkawinan berbeda agama menimbulkan terjadinya konflikkonflik yang berlarut-larut tanpa adanya suatu penyelesaian baik itu karena salah satu pasangan tidak mau cerai, Karena salah satu pasangan tidak mau cerai, karena ingin mempertahankan keutuhan keluarganya, sehingga hancurlah sendi-sendi kehidupan rumah tangga ini. 5. Kemungkinan salah satu pasangan akan terkucil dalam kelompok masyarakat agama Setiap agama menghendaki pemeluknya melakukan perkawinan yang seagama atau seiman. Karena setelah memasuki dunia keluarga/berumah tangga diharapkan dalam kehidupan sehari-hari ajaran agama yang dianutnya turut mewarnai dan

50 berperan dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, sesuai dengan tujuan pokok perkawinan tersebut. Perkawinan beda agama tidak akan pernah memuaskan kedua pihak. Kedua agama tidak merelakan terjadinya perkawinan beda agama. Maka apabila perkawinan tersebut terjadi, kedua pihak akan terkucilkan di komunitas agama kedua belah pihak, terutama sekali pihak masing-masing keluarga. Karena dalam masyarakat kita perkawinan bukan hanya antara dua individu, melainkan perkawinan yang melibatkan keluarga kedua belah pihak, bahkan komunitas agama yang ikut terlibat. 6. Memungkinkan terjadinya derita mental dari salah satu pasangan kawin beda agama. Sering terjadi demi agar perkawinan dapat dilangsungkan dan mengikuti tata cara islam sewaktu menikah, salah satu pasangan berpindah agama, namun dalam perjalanan, suami berbalik kembali memeluk agama yang semula dianutnya. Hal ini dapat menimbulkan derita mental bagi si istri untuk bisa diterima dalam lingkungan keluarganya karena ia telah kawin dengan suami yang berbeda agama. bahkan ini bisa berakibat pemutusan hubungan perkawinan (Mustafidah, 2008:33-35). 4. Problem Pengamalan Ibadah Anak Pada Keluarga Beda Agama

PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat

PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat 09-04-05 PERNIKAHAN bernuansa keragaman ini banyak terjadi dan kita jumpai di dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang pria dengan seorang wanita, yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda antara

Lebih terperinci

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM Latar belakang Beragam manusia, dengan latar belakang, kebudayaan dan keyakinan yang berbeda sehingga berefek pada pedoman tingkah laku untuk melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan Mam MAKALAH ISLAM Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan 20 Oktober 2014 Makalah Islam Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan H. Anwar Saadi (Kepala Subdit Kepenghuluan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI YUSUF DALAM AL-QUR AN

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI YUSUF DALAM AL-QUR AN NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI YUSUF DALAM AL-QUR AN SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Nikah Beda Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : MUNAFIAH

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar belakang sejarah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin Contoh Proposal Disertasi KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara? {mosimage}tiba-tiba Kasus Manohara kembali menghangat paska kepulangannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berita, infotainment, masyarakat luas trerutama ibu-ibu rumah tangga banyak membahasnya. Namun

Lebih terperinci

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah

Lebih terperinci

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) www.ariefprawiro.co.nr TAUHID HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA Allah berfirman: Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) Dan sesungguhnya Kami ntelah mengutus

Lebih terperinci

Kewajiban Menunaikan Amanah

Kewajiban Menunaikan Amanah Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah

Lebih terperinci

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Masjid At-Taqwa Ngares, Kadireso, Teras, Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju

Lebih terperinci

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERKAWINAN BEDA AGAMA PERSPEKTIF MAHMÛD SHALTÛT (Studi Analisis Kitab al-fatâwâ)

PERKAWINAN BEDA AGAMA PERSPEKTIF MAHMÛD SHALTÛT (Studi Analisis Kitab al-fatâwâ) PERKAWINAN BEDA AGAMA PERSPEKTIF MAHMÛD SHALTÛT (Studi Analisis Kitab al-fatâwâ) SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD MAKSUM NIM. 241 042 022 Pembimbing I LUTHFI HADI AMINUDDIN, M. Ag. Pembimbing II UDIN SAFALA, M.H.I

Lebih terperinci

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA Minggu, 22-09-2013 page 1 / 5 page 2 / 5 Pengajian Pencerah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya, ahad 22 September 2013 pk 07.30 WIB, bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AHMAD RIFQI 082111046

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kaidah Memahami Tauhid

Kaidah Memahami Tauhid Kaidah Memahami Tauhid Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini dikarenakan pada hakikatnya kehidupan setiap manusia diawali dengan perjanjian dengan-nya untuk

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

FALSAFAH EKONOMI ISLAM. Oleh Muhammad Ismail Yusanto

FALSAFAH EKONOMI ISLAM. Oleh Muhammad Ismail Yusanto FALSAFAH EKONOMI ISLAM Oleh Muhammad Ismail Yusanto Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan

Lebih terperinci

KALIMAT SERUAN PADA TERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL AHZAB SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1

KALIMAT SERUAN PADA TERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL AHZAB SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 KALIMAT SERUAN PADA TERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL AHZAB SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: YUNI HARTATIK A 310

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh: KOKO SUMANTRI NIM. 3211113102 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN. (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI

ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN. (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NOVIANA RAHMAWATI A

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NOVIANA RAHMAWATI A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Lebih dari 3 juta kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1434 H/15 Oktober 2013 untuk

Lebih terperinci

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi 31 Agustus 2005 Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi Orang tua kita yang telah menyekolahkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tinggi, dalam menanggapi putrinya yang lebih memilih aktif di rumah setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 69 BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 1. Faktor-Faktor Kawin di Bawah Umur Penyebab terjadinya faktor-faktor

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia di dunia ini yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang perlu jalan keluarnya.

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 10 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN. Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya:

PERNYATAAN KEASLIAN. Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya: i Nota pembimbing ii pengesahan iii PERNYATAAN KEASLIAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya: Nama : Nurul Mahmud NIM : 1210049 Fakultas : Syari ah dan Ilmu Hukum Menyatakan dengan sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga BAB IV ANALISIS DATA A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Masyarakat kecamatan Sukau khususnya di Pekon Buay Nyerupa merupakan masyarakat yang

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak {mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak Sistem pergaulan adalah sistem yang mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat. Sistem pergaulan

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB IV PERILAK TERPUJI BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Adab dan Keutamaan Hari Jumat Adab dan Keutamaan Hari Jumat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA Pertanyaan Dari: Hamba Allah, di Jawa Tengah, nama dan alamat diketahui redaksi (Disidangkan pada hari Jum at, 20 Syakban 1432 H / 22 Juli 2011 M) Pertanyaan:

Lebih terperinci

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi TATA URUTAN AMALAN Bab-bab sebelumnya merupakan dasar ilmu dan dasar hukum pelaksanaan amalan ini. Jangan sekali-kali ada yang mengamalkannya tanpa latar belakang ilmu yang cukup. Itu taklid namanya. Ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul : Cinta Rasul Penyusun : Ummu Abdillah al-buthoniyah Layout : MRM Graph Disebarluaskan melalui: website: e-mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Nabi Muhammad shallallahu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Pembahasan pada bab ini didasarkan pada seluruh data yang berhasil dihimpun pada saat penulis melakukan penelitian lapangan di desa Sawotratap Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Lebih terperinci

Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian.

Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian. Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian. Semoga shalawat serta salam dan keselamatan selalu tercurah

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka من جگا لعتق شهر مضا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah Terjemah : Ahmad Zawawy Editor : Eko Abu Ziyad 2010-1431 من جگا لعتق شهر

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci