BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA"

Transkripsi

1 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA CETAKAN PERTAMA TAHUN 2015 DISAHKAN DENGAN SURAT KEPUTUSAN KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA NOMOR : SKEP/21/II/2015

2

3 DAFTAR ISI 1. Kata Pengantar Surat Keputusan tentang Pengesahan Penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Nomor Juklak 1 s.d. Juklak 17 tahun Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Serah Terima Jabatan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Penyerahan atau Penerimaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Tingkat Kepengurusan Titipan Petunjuk Pelaksanaan tentang Badan Koordinasi Kegiatan Keluar di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana (Bakoor) Petunjuk Pelaksanaan tentang Tugas, Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Penugasan, Tata Kerja dan Pembinaan Anggota Yang Ditugasi Petunjuk Pelaksanaan tentang Kartu Tanda Anggota (KTA) Petunjuk Pelaksanaan tentang Iuran Anggota dan Iuran Tingkat Kepengurusan Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Pemberian dan Pencabutan Tanda Penghargaan Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Rapat Kerja Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Musyawarah Pusat Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Kunjungan Kerja Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Peringatan Hari Ulang Tahun Persit Kartika Chandra Kirana Petunjuk Pelaksanaan tentang Pemberian Beasiswa Persit Kartika Chandra Kirana bagi Putera - Puteri, Anak Yatim, Yatim Piatu dan Anak Cacat serta Dana Kesehatan bagi Keluarga TNI AD Petunjuk Pelaksanaan tentang Yayasan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana... Halaman i iii

4

5 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT KATA PENGANTAR Buku Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana ini disusun sebagai upaya untuk menyempurnakan Buku Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana yang diterbitkan pada tahun Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan organisasi yang semakin maju dan dinamis, maka dipandang perlu untuk menyempurnakannya. Pertimbangan yang mendasar dilaksanakannya penyempurnaan Buku Petunjuk ini adalah : 1. Perkembangan organisasi Persit Kartika Chandra Kirana sebagai organisasi kemasyarakatan yang senantiasa terbuka mengikuti perubahan yang dinamis, efektif dan efisien. 2. Adanya kegiatan dan bentuk tulisan organisasi yang belum diatur. 3. Adanya ketentuan-ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana tahun 2010 yang perlu disesuaikan dengan Hasil Musyawarah Pusat (Mupus) XI Persit Kartika Chandra Kirana tahun Adanya tuntutan untuk menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah dan perkembangan Bahasa Indonesia. 5. Menyesuaikan dengan Petunjuk Pelaksanaan Dharma Pertiwi tahun Dengan terbitnya Buku Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam upaya mencapai keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan organisasi Persit Kartika Chandra Kirana. Jakarta, 17 Februari 2015 Penyusun i

6 ii

7 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT SURAT KEPUTUSAN Nomor: Skep/ 21 / II / 2015 tentang PENGESAHAN PENYEMPURNAAN PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA NOMOR : JUKLAK/l/II/2015 SAMPAI DENGAN JUKLAK/17/II/2015 KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Menimbang Mengingat : Perlu diterbitkan surat keputusan tentang pengesahan Penyempurnaan Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Juklak/l/I/2010 s.d Juklak/17/I/2010 menjadi Juklak/1/II/2015 s.d Juklak/17/II/2015. : 1. Perlu meningkatkan ketertiban dan keseragaman demi kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan organisasi di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. 2. Tuntutan untuk menerapkan peraturan yang lebih efektif dan efisien. 3. Tuntutan untuk menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah dan perkembangan Bahasa Indonesia. Memperhatikan : 1. Perkembangan dan tuntutan organisasi Persit Kartika Chandra Kirana yang semakin maju dan dinamis serta menyesuaikan petunjuk pelaksanaan di lingkungan Dharma Pertiwi. iii

8 2. Hasil Pembahasan Tim Kelompok Kerja Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana nomor Sgas/1/I/2015 tanggal 26 Januari 2015 tentang penunjukan pengurus untuk duduk dalam Kelompok Kerja guna membahas Juklak, Jukminu dan Jukminku yang akan disampaikan setelah acara penutupan Mupus XI Persit Kartika Chandra Kirana Tahun Hasil Rapat Kerja Persit Kartika Chandra Kirana tanggal 9 Januari MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan berlakunya Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana nomor : a. Juklak/1/II/2015 tentang Tata Cara Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. b. Juklak/2/II/2015 tentang Tata Cara Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. c. Juklak/3/II/2015 tentang Tata Cara Serah Terima Jabatan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana. d. Juklak/4/II/2015 tentang Penyerahan atau Penerimaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. e. Juklak/5/II/2015 tentang Tingkat Kepengurusan Titipan. f. Juklak/6/II/2015 tentang Badan Koordinasi Kegiatan Keluar di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana (Bakoor). g. Juklak/7/II/2015 tentang Tugas, Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana. h. Juklak/8/II/2015 tentang Tata Cara Penugasan, Tata Kerja dan Pembinaan Anggota Yang Ditugasi. i. Juklak /9/II/2015 tentang Kartu Tanda Anggota (KTA). j. Juklak/10/II/2015 tentang Iuran Anggota dan Iuran Tingkat Kepengurusan Persit Kartika Chandra Kirana. k. Juklak/11/II/2015 tentang Pemberian dan Pencabutan Tanda Penghargaan Persit Kartika Chandra Kirana. iv

9 1. Juklak/12/II/2015 tentang Rapat Kerja Persit Kartika Chandra Kirana. m. Juklak/13/II/2015 tentang Musyawarah Pusat Persit Kartika Chandra Kirana. n. Juklak/14/II/2015 tentang Kunjungan Kerja Persit Kartika Chandra Kirana. o. Juklak/15/II/2015 tentang Peringatan Hari Ulang Tahun Persit Kartika Chandra Kirana. p. Juklak/16/II/2015 tentang Pemberian Beasiswa Prestasi Persit Kartika Chandra Kirana bagi Putera- Puteri, Anak Yatim, Yatim Piatu dan dan Anak Cacat serta Dana Kesehatan bagi Keluarga TNI AD. q. Juklak/17/II/2015 tentang Yayasan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. 2. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Februari 2015 Ketua Umum Kepada Yth. Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan dan Cabang BS di seluruh Indonesia Tembusan : 1. Kepala Staf TNI Angkatan Darat selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana 2. Aspers Kasad selaku Pembina Harian Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat 3. Pembina Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan dan Cabang BS di seluruh Indonesia Ny. Nenny Gatot Nurmantyo v

10 vi

11 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor: Juklak/ 1 / II / 2015 tentang TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN TINGKAT KEPENGURUSAN DI LINGKUNGAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENDAHULUAN 1. Umum Untuk mengatur tata cara Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana perlu dikeluarkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana 2. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana sehingga terdapat ketertiban dan keseragaman 3. Dasar a. Anggaran Dasar Persit Kartika Chandra Kirana Bab VII Pasal 17 tentang Pembentukan, Penghapusan, dan Alih Status b. Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab V Pasal 24 tentang Perubahan Anggaran Rumah Tangga dan lain-lain, ayat (d) 1

12 c. Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana nomor: Juklak/3/I/2010 tanggal 6 Januari 2010 tentang Tata Cara Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana PEMBENTUKAN TINGKAT KEPENGURUSAN 1. Penyelesaian Administrasi a. Pembentukan suatu tingkat kepengurusan dilaksanakan oleh kepengurusan satu tingkat di atasnya berdasarkan surat keputusan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana melalui pengajuan permohonan secara berjenjang, dengan mencantumkan nama kepengurusan dan lingkup tanggung jawabnya b. Pembentukan suatu tingkat kepengurusan berdasarkan Anggaran Dasar Persit Kartika Chandra Kirana Bab VII Pasal 17 ayat (a) dan Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab V Pasal 24 ayat (d) c. Pembentukan tingkat kepengurusan Daerah, Gabungan, dan Cabang BS diselesaikan oleh Pengurus Pusat, dilengkapi dengan Surat Keputusan dan Berita Acara Pengangkatan ketua d. Pembentukan Cabang dan Ranting 1) Adanya Surat Keputusan Kasad tentang penunjukan satuan tersebut berada langsung di bawah markas komando tertinggi 2) Kepengurusan satu tingkat di atas mengajukan permohonan Surat Keputusan pembentukan tingkat kepengurusan yang akan dibentuk secara berjenjang kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana 3) Adanya Surat Keputusan pembentukan tingkat kepengurusan dari Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana 4) Pembentukan dilaksanakan oleh kepengurusan satu tingkat di atasnya berdasarkan surat keputusan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Catatan : Untuk Cabang BS dan Ranting BS satuan tersebut berada langsung di bawah satuan markas komando tertinggi di wilayah itu 2. Pelaksanaan a. Tata cara Pembentukan 1) Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan dan Cabang BS mengajukan permohonan surat keputusan kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana berdasarkan adanya permohonan secara berjenjang dari tingkat kepengurusan di bawahnya sehubungan dengan perkembangan organisasi TNI AD 2

13 2) Untuk semua Tingkat Kepengurusan mulai dari PD, PG, PCBS sampai dengan Sub Anak Ranting dilaksanakan di hadapan Ketua atau Wakil Ketua Tingkat Kepengurusan yang akan dibentuk serta undangan lainnya sesuai kebijaksanaan tingkat kepengurusan sejajar di lingkungan PD, PG, PCBS dapat dilaksanakan bersama oleh Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atasnya. b. Tata tertib upacara 1) Tempat di dalam ruangan 2) Pakaian Seragam Upacara (PSU) a) Ketua dan Pengurus Tingkat Kepengurusan yang akan dibentuk mengenakan seragam upacara, lencana Persit Kartika Chandra Kirana. Apabila dilaksanakan bersamaan dengan Pembentukan Tingkat Kepengurusan Dharma Pertiwi, Ketua memakai lencana Dharma Pertiwi b) Undangan menyesuaikan 3) Susunan Acara a) Pembacaan Surat Keputusan : 1) Pembentukan Tingkat Kepengurusan 2) Pengangkatan Ketua b) Penandatanganan Berita Acara Pengangkatan Ketua, dilanjutkan penyerahan cap atau penyerahan perangkat organisasi c) Sambutan Ketua Umum atau Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas d) Doa c. Penjelasan tata cara upacara Pembentukan 1) Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dan pejabat yang akan melaksanakan upacara (Ketua yang akan diangkat) duduk bersama undangan. 2) Pada saat dibacakan Surat Keputusan Tingkat Kepengurusan yang dibentuk, pejabat yang melaksanakan upacara tetap duduk bersama undangan. 3) Setelah selesai pembacaan Surat Keputusan Tingkat Kepengurusan yang dibentuk, sebelum dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan Pengangkatan, pembawa acara mempersilakan pejabat yang melaksanakan upacara untuk berdiri di depan di sebelah kiri meja upacara menghadap undangan, kemudian dibacakan Surat Keputusan Pengangkatan. 4) Selesai pembacaan Surat Keputusan Pengangkatan, sebelum pelaksanaan penandatangan Berita Acara Pengangkatan, Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atasnya dipersilakan untuk 3

14 menyaksikan, di sebelah kanan meja upacara menghadap undangan selanjutnya dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Pengangkatan oleh ketua yang diangkat kemudian diketahui oleh Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dan diteruskan dengan penyerahan perangkat organisasi 5) Selesai penyerahan, pembawa acara mempersilakan Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas untuk memberikan sambutan, sementara Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas menuju mimbar, sesaat kemudian secara langsung Ketua yang diangkat kembali duduk ke tempat semula 6) Selesai sambutan dilanjutkan dengan doa kemudian acara pokok ditutup, dan dapat dilanjutkan dengan acara tambahan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah PENGHAPUSAN TINGKAT KEPENGURUSAN 1. Penyelesaian Administrasi a. Penghapusan suatu Tingkat Kepengurusan berdasarkan Anggaran Dasar Persit Kartika Chandra Kirana Bab VII Pasal 17 ayat (a), (b), dan Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab V Pasal 24 ayat (d) b. Penghapusan suatu Tingkat Kepengurusan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana atas permohonan tingkat kepengurusan yang bersangkutan yang diajukan secara berjenjang c. Ketua Tingkat Kepengurusan yang akan dihapus membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan tentang pemeriksaan keuangan berdasarkan Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab IV Pasal 23 d. Ketua Tingkat Kepengurusan yang dihapus membuat laporan umum dan dibacakan secara singkat pada saat pelaksanaan upacara penghapusan. Penghapusan Tingkat Kepengurusan Daerah, Gabungan dan Cabang BS diselesaikan oleh Pengurus Pusat dilengkapi dengan Surat Keputusan dan Berita Acara Pemberhentian ketua 2. Pelaksanaan a. Tata cara Penghapusan 1) Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan atau Cabang BS mengajukan permohonan surat keputusan kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana berdasarkan adanya permohonan secara berjenjang dari tingkat kepengurusan di bawahnya untuk menyesuaikan struktur oganisasi TNI AD 4

15 2) Untuk semua tingkat kepengurusan mulai dari PD, PG, PCBS, sampai dengan Sub Anak Ranting dilaksanakan dihadapan Ketua atau Wakil Ketua tingkat kepengurusan satu tingkat di atas, dihadiri Ketua, Pengurus Tingkat Kepengurusan yang dihapus serta undangan lainnya sesuai dengan kebijaksanaan tingkat kepengurusan yang bersangkutan 3) Penghapusan beberapa Tingkat Kepengurusan yang seatap dapat dilaksanakan bersamaan oleh Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atasnya b. Tata tertib upacara 1) Tempat di dalam ruangan 2) Pakaian Seragam Upacara (PSU) a) Ketua dan Pengurus Tingkat Kepengurusan yang dihapus mengenakan seragam upacara, lencana Persit Kartika Chandra Kirana. Apabila dilaksanakan bersamaan dengan Penghapusan Tingkat Kepengurusan Dharma Pertiwi, ketua memakai lencana Dharma Pertiwi b) Undangan menyesuaikan 3) Susunan acara a) Pembacaan laporan umum b) Pembacaan Surat Keputusan (1) Penghapusan Tingkat Kepengurusan (2) Pemberhentian Ketua c) Penandatangan Berita Acara (1) Berita Acara Pemberhentian jabatan (2) Berita Acara Serah Terima Keuangan dan Kekayaan dilanjutkan dengan penyerahan kekayaan secara simbolis, pataka atau vandel d) Sambutan Ketua Umum atau Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas e) Doa c. Penjelasan tata upacara 1) Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dan pejabat yang akan melaksanakan upacara (Ketua yang diberhentikan) duduk bersama undangan. 2) Setelah acara dibuka, Ketua yang akan diberhentikan dipersilakan untuk membacakan laporan umum dan keuangan, selesai membaca langsung kembali ke tempat duduk semula. 5

16 3) Acara dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan Penghapusan, pada saat dibacakan Surat Keputusan Penghapusan Tingkat Kepengurusan, pejabat yang diberhentikan tetap duduk bersama undangan. 4) Setelah selesai pembacaan Surat Keputusan Penghapusan sebelum dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan Pemberhentian, Ketua yang diberhentikan dipersilakan untuk berdiri di depan di sebelah kiri meja upacara menghadap undangan, kemudian dibacakan Surat Keputusan Pemberhentian. 5) Selesai pembacaan Surat Keputusan Pemberhentian sebelum pelaksanaan penandatanganan Berita Acara Pemberhentian Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atasnya dipersilakan untuk menyaksikan, di sebelah kanan meja upacara menghadap undangan selanjutnya dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Pemberhentian oleh ketua yang diberhentikan kemudian diketahui oleh Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dan diteruskan dengan penyerahan kekayaan, pataka atau vandel. 6) Selesai penyerahan, pembawa acara mempersilakan Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas untuk memberikan sambutan, sementara Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas menuju mimbar, sesaat kemudian secara langsung Ketua yang diberhentikan kembali duduk ke tempat semula. 7) Selesai sambutan dilanjutkan dengan doa kemudian acara pokok ditutup, dan dapat dilanjutkan dengan acara tambahan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah. LAIN-LAIN 1. Pataka atau vandel a. Pada pembentukan Tingkat Kepengurusan pataka atau vandel sudah dalam keadaan terpasang dengan Bendera Merah Putih, diletakkan di sebelah kanan meja upacara miring ke depan b. Pada Penghapusan Tingkat Kepengurusan: 1) Pataka atau vandel tidak dipasang, hanya Bendera Merah Putih yang dihadirkan 2) Pataka atau vandel diserahkan dalam keadaan tergulung oleh Ketua Tingkat Kepengurusan yang dihapus kepada Ketua Umum atau Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas 6

17 c. Pada acara Pembentukan atau Penghapusan, Berita Acara Pengangkatan atau Berita Acara Pemberhentian diketahui oleh Ketua satu tingkat di atas d. Kekayaan dan uang organisasi tingkat kepengurusan yang telah dihapus telah diletakkan di atas meja upacara 2. Pelaksanaan tata upacara Pembentukan atau Penghapusan serta Alih Status dapat dilaksanakan secara bersamaan sesuai keperluan 7

18 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT Lampiran A Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Nomor : Juklak/1/II/2015 Tanggal : 17 Februari 2015 DENAH UPACARA PEMBENTUKAN TINGKAT KEPENGURUSAN DAERAH, GABUNGAN DAN CABANG BS SAMPAI DENGAN SUB ANAK RANTING Keterangan denah untuk Pemberhentian dan Pengangkatan : 1. Ketua Tingkat Kepengurusan yang akan dibentuk 2. Ketua Umum atau Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat diatas 3. Pembina Harian a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhineka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Vandel Dharma Pertiwi (Apabila dilaksanakan bersamaan) f. Vandel Persit Kartika Chandra Kirana g. Meja Upacara h. Mimbar i. Tempat pembawa acara dapat menyesuaikan Catatan : 1. Pemasangan kain rentang dapat sejajar atau dibawah gambar presiden dan Wakil Presiden 2. Pemasangan vandel Ranting atau Sub Anak Ranting sesuai ketentuan 3. Penggunaan meja dan tempat pembawa acara dapat menyesuaikan 8

19 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT Lampiran B Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Nomor : Juklak/1/II/2015 Tanggal : 17 Februari 2015 DENAH UPACARA PENGHAPUSAN TINGKAT KEPENGURUSAN DAERAH, GABUNGAN DAN CABANG BS SAMPAI DENGAN SUB ANAK RANTING Keterangan denah : 1. Ketua Tingkat Kepengurusan yang dihapus 2. Ketua Umum atau Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat diatas 3. Pembina Harian a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhineka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Meja upacara f. Mimbar g. Tempat pembawa acara dapat menyesuaikan Catatan : Pataka, vandel tidak dipasang karena diberikan kepada Ketua satu tingkat di atas 9

20 PENUTUP 1. Hal-hal yang belum tercantum di dalam Petunjuk Pelaksanaan ini dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan 2. Petunjuk Pelaksanaan tentang Pembentukan dan Penghapusan Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana berlaku sejak tanggal dikeluarkan dikeluarkan di Jakarta pada tanggal, 17 Februari 2015 Ketua Umum Ny. Nenny Gatot Nurmantyo Kepada Yth. Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan, dan Cabang BS di seluruh Indonesia Tembusan: 1. Kepala Staf TNI Angkatan Darat selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana 2. Aspers Kasad selaku Pembina Harian Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat 3. Pembina Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan dan Cabang BS di seluruh Indonesia 10

21 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor: Juklak/ 2 / II / 2015 tentang TATA CARA ALIH STATUS TINGKAT KEPENGURUSAN DI LINGKUNGAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENDAHULUAN a. Umum Untuk mengatur tata cara Alih Status Tingkat Kepengurusan perlu dikeluarkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. b. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana sehingga terdapat ketertiban dan keseragaman. c. Dasar a. Anggaran Dasar Persit Kartika Chandra Kirana Bab VII Pasal 17 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Alih Status ayat (a) dan (c). b. Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab V Pasal 24 tentang perubahan Anggaran Rumah Tangga dan lain-lain ayat (d). c. Petunjuk pelaksanaan nomor: Juklak/4/I/2010 tentang Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana. 11

22 d. Alih Status adalah perubahan yang meliputi nama tingkat dan induk pada suatu tingkat kepengurusan baik di lingkungan PD, PG, dan PCBS itu sendiri atau antar PD, PG, PCBS. PEYELESAIAN ADMINISTRASI 1. Alih Status semua Tingkat Kepengurusan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana. 2. Kekayaan organisasi Tingkat Kepengurusan yang mengalami perubahan (Alih Status) tetap menjadi milik organisasi yang bersangkutan. 3. Persiapan Berita Acara Pemberhentian atau Pengangkatan pada Alih Status diatur sebagai berikut: a. Alih Status Tingkat Kepengurusan yang menjadi kepengurusan PD, PG, atau PCBS menggunakan Berita Acara Pemberhentian Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas dari tingkat kepengurusan yang dialihkan. b. Penerima tugas menggunakan Berita Acara Pengangkatan dengan kepala surat dan cap Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat, diketahui oleh Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana. c. Alih Status Tingkat Kepengurusan dalam hal perubahan nama, tingkat, dan induk di lingkungan PD, PG dan PCBS yang terkait atau PG atau PCBS menggunakan Berita Acara Pemberhentian Tingkat Kepengurusan yang dialihkan di lingkungan PD atau PG atau PCBS yang bersangkutan dan Pengangkatan oleh Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas dari Tingkat Kepengurusan yang dialihkan tersebut diterima, di lingkungan PD atau PG atau PCBS yang baru. d. Alih Status dalam hal perubahan nama, tingkat, dan induk suatu tingkat kepengurusan di lingkungan PD, PG, PCBS menggunakan Berita Acara Pemberhentian dan Pengangkatan dengan kepala surat dan cap, Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atasnya yang menyelesaikan. 4. Laporan a. Pada Alih Status diharuskan membuat laporan umum, keuangan, dan kekayaan sesuai ketentuan. b. Pada Alih Status tidak dilaksanakan Rapat Paripurna dan pembacaan laporan. 12

23 PELAKSANAAN 1. Ketua tingkat Kepengurusan yang mengalami perubahan (melepas dan menerima) mengajukan permohonan surat keputusan kepada Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas secara berjenjang sampai kepada Ketua Umum sehubungan dengan adanya perubahan organisasi TNI AD di lingkungannya. 2. Tata cara Alih Status diatur sebagai berikut: a. Alih Status dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana b. Alih Status dilaksanakan di depan pengurus di lingkungan kepengurusan yang terkait (yang menyerahkan atau yang menerima pengalihan) disaksikan oleh Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atasnya. c. Tata tertib upacara: 1) Tempat di dalam ruangan. 2) Pakaian Seragam Upacara (PSU). 3) Susunan acara: a) Pembacaan surat keputusan. (1) Alih Status Tingkat Kepengurusan. (2) Pemberhentian atau Pengangkatan Ketua. b) Penandatanganan Berita Acara. (1) Pemberhentian atau Pengangkatan Ketua. (2) Keuangan dan kekayaan. c) Sambutan Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas. d) Doa. d. Pataka atau vandel yang dipasang adalah Pataka atau Vandel Tingkat Kepengurusan yang bersangkutan (pada saat penyelenggaraan pelepasan atau penerimaan). e. Pataka atau vandel tingkat kepengurusan yang dialihkan tidak diserahkan secara fisik. f. Pada pelaksanaan upacara Alih Status, pataka atau vandel telah terpasang dan bendera Merah Putih dihadirkan di sebelah kanan pataka atau vandel. g. Pada upacara Alih Status dapat dihadiri oleh Pembina Harian tingkat kepengurusan yang bersangkutan. h. Upacara Alih Status, Pembentukan atau Penghapusan dapat dilaksanakan bersamaan sesuai kebijaksanaan tingkat kepengurusan yang bersangkutan i. Berita Acara Pemberhentian dan Pengangkatan dibubuhi cap tingkat kepengurusan yang mengetahui. 3. Denah pada lampiran. 13

24 LAIN-LAIN Penjelasan tata upacara 1. Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dan pejabat yang melaksana kan pengalihan atau penerima pengalihan duduk bersama undangan. 2. Pembawa acara membuka acara dan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Alih Status 3. Sebelum pembacaan Surat Keputusan Pemberhentian atau Pengangkatan, pejabat yang melaksanakan upacara (Ketua yang diberhentikan atau yang diangkat) dipersilakan berdiri di depan meja upacara menghadap undangan 4. Sebelum melaksanakan penandatanganan Berita Acara, Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas dipersilakan menuju meja upacara, berdiri sebelah kanan meja upacara untuk menandatangani Berita Acara 5. Ketua Umum atau Ketua satu tingkat di atas menuju podium untuk memberikan sambutan 6. Pejabat yang melaksanakan Pengalihan atau Penerimaan tugas kembali ke tempat duduk semula 7. Doa dan penutup 8. Apabila ada acara tambahan, dapat dilaksanakan setelah acara pokok selesai 14

25 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT Lampiran Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Nomor : Juklak/2/II/2015 Tanggal : 17 Februari 2015 DENAH UPACARA ALIH STATUS TINGKAT KEPENGURUSAN DILINGKUNGAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Keterangan denah : 1. Ketua Umum atau Ketua Satu Tingkat diatas 2. Ketua yang Menyerahkan atau Menerima 3. Pembina Harian a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhineka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Vandel Dharma Pertiwi (apabila dilaksanakan dengan Dharma Pertiwi) f. Vandel Persit Kartika Chandra Kirana g. Meja upacara h. Mimbar i. Tempat pembawa acara dapat menyesuaikan 15

26 PENUTUP 1. Hal-hal yang belum tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan ini dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan 2. Petunjuk Pelaksanaan tentang Alih Status Tingkat Kepengurusan di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana berlaku sejak tanggal ditetapkan dikeluarkan di Jakarta pada tanggal, 17 Februari 2015 Ketua Umum Ny. Nenny Gatot Nurmantyo Kepada Yth Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan, dan Cabang BS di seluruh Indonesia Tembusan: 1. Kepala Staf TNI Angkatan Darat selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana 2. Aspers Kasad selaku Pembina Harian Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat 3. Pembina Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan dan Cabang BS di seluruh Indonesia 16

27 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA PENGURUS PUSAT PENDAHULUAN 1. Umum PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor: Juklak/ 3 / II / 2015 tentang TATA CARA SERAH TERIMA JABATAN PENGURUS PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Untuk mengatur tata cara serah terima jabatan pengurus di lingkungan Persit Kartika Chandra Kirana perlu dikeluarkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Serah Terima Jabatan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana. 2. Tujuan Petunjuk pelaksanaan ini disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai pedoman, sehingga terdapat keseragaman dan ketertiban dalam melaksanakan serah terima jabatan pengurus Persit Kartika Chandra Kirana. 3. Dasar a. Anggaran Rumah Tangga Persit Kartika Chandra Kirana Bab II Pasal 12 tentang masa kerja dan pergantian pengurus, ayat (b) 1), 2), 3), 4), dan 5) b. Petunjuk Pelaksanaan Persit Kartika Chandra Kirana Juklak/1/I/ 2010 tanggal 6 Januari 2010 c. Petunjuk Pelaksanaan tentang Serah Terima Jabatan Pengurus Dharma Pertiwi 17

28 PENGGOLONGAN Serah terima Jabatan Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana meliputi 1. Unsur pemimpin 2. Unsur pembantu pemimpin dan anggota pengurus lain I. PEMIMPIN TINGKAT PUSAT 1. KETUA UMUM a. Penyelesaian Administrasi 1) Berdasarkan Serah Terima Jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana mengajukan permohonan surat keputusan kepada Kepala Staf TNI AD selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana yang baru sesuai dengan ART Bab II Pasal 7 ayat (a) 1) dan kepada Ketua Umum Dharma Pertiwi 2) Surat pengunduran diri Surat pengunduran diri untuk jabatan Ketua/Wakil Ketua (Jabatan fungsional) berkenaan dengan Serah Terima Jabatan tidak perlu dibuat. 3) Berita Acara Serah Terima dibuat rangkap tiga tanpa dibubuhi cap untuk disampaikan kepada: a) Ketua Umum Lama b) Ketua Umum Baru c) Arsip 4) Laporan a) Membuat laporan umum secara singkat dilengkapi dengan keuangan tanpa lampiran data, dikirimkan kepada Pembina Utama dan Ketua Umum Dharma Pertiwi b) Membuat memori serah terima jabatan berisi kegiatan-kegiatan menonjol yang telah dilaksanakan secara garis besar. Kegiatan yang sedang dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan dari program kerja atau jadwal kegiatan disertai laporan secara lengkap tentang keuangan dan inventaris. Memori dibaca kan pada saat rapat paripurna dan diserahkan pada pelaksanaan serah terima 18

29 c) Laporan keuangan dari kekayaan dibuat berdasarkan pemeriksaan keuangan dan kekayaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa keuangan sesuai ART Bab IV Pasal 23 tentang pemeriksaan keuangan dan kekayaan d) Urutan acara pemeriksaan keuangan untuk semua tingkat kepengurusan dilaksanakan sebagai berikut: (1) Pembukaan oleh Pembawa Acara kemudian di serahkan kepada Ketua Umum atau Ketua atau yang mewakili untuk dibuka secara resmi (2) Ketua Umum atau Ketua atau yang mewakili menyerahkan pelaksanaan pemeriksaan kepada Ketua Tim. Ketua Tim memberikan wewenang pemeriksaan kepada anggota tim sesuai bidang masing-masing (Ekonomi atau Bendahara) (3) Selesai pemeriksaan, para anggota tim menyerahkan hasil pemeriksaan kepada ketua tim untuk dihimpun dan dievaluasi dihadapan tim, kemudian dilaporkan secara lisan kepada Ketua Umum atau Ketua atau yang mewakili sebelum acara ditutup. (4) Setelah menerima laporan, Ketua Umum atau Ketua atau yang mewakili menutup acara secara resmi. Ketua tim tetap bertanggung jawab dalam penyelesaian administrasi pemeriksaan. e) Laporan khusus b. Rapat Paripurna Laporan khusus serah terima jabatan tidak perlu dibuat, dengan pertimbangan Ketua Tingkat Kepengurusan satu tingkat di atas hadir pada Acara Serah Terima Jabatan tersebut. 1) Rapat paripurna diadakan sebelum Serah Terima Jabatan Ketua Umum atau Ketua Persit Kartika Chandra Kirana sesuai ART Bab III Pasal 18. Untuk membacakan memori dan laporan keuangan guna mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan dan penggunaan uang organisasi semasa menjabat. 19

30 2) Rapat paripurna dihadiri oleh calon Ketua Umum, Pembina Harian, Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat, perwakilan tingkat kepengurusan di bawah sesuai kebijaksanaan 3) Susunan Acara: a) Pembukaan b) Pembacaan memori dan laporan keuangan c) Sambutan Pembina Harian d) Doa e) Penutup Acara Tambahan a) Dapat dilaksanakan penghitungan uang dan kekayaan b) Dapat diadakan perkenalan dengan pejabat baru Catatan : a. Panji dan Bendera Merah Putih dihadirkan pada rapat paripurna b. Pengecekan keuangan dan kekayaan dilakukan oleh calon Ketua Umum disaksikan oleh Pembina Harian c. Pakaian Seragam Kerja d. Kain rentang atau spanduk pada rapat paripurna: 1) Warna dasar hijau 2) Tulisan warna kuning 3) Tanpa logo Persit 4) Dapat menggunakan digital printing/ Infocus 5) Kain rentang digunakan hanya sampai tingkat cabang e. Tempat pelaksanaan paripurna menyesuaikan situasi kondisi tingkat kepengurusan f. Laporan umum tetap dibuat g. Memori yayasan dibacakan Catatan : Apabila serah terima jabatan ketua dilaksanakan sebelum rapat paripurna a. Rapat paripurna tidak perlu dilaksanakan b. Laporan keuangan dan memori dibuat dan diserahkan kepada pejabat ketua yang baru disaksikan oleh pembina harian dan pengurus c. Laporan umum tetap dibuat 20

31 Contoh penulisan: RAPAT PARIPURNA DALAM RANGKA SERAH TERIMA JABATAN KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DARI NY.... KEPADA NY.... KOTA, TANGGAL... c. PELAKSANAAN SERAH TERIMA JABATAN 1) Serah terima dilaksanakan oleh panitia penyelenggara serah terima jabatan berdasarkan surat tugas 2) Serah terima dilaksanakan bersamaan dengan serah terima jabatan Ketua Dharma Pertiwi, dilaksanakan di hadapan Ketua Umum Dharma Pertiwi, Pembina Utama Lama dan Baru, Pembina Harian, Pengurus Pusat, Ketua serta Pembina Persit Kartika Chandra Kirana Daerah, Gabungan, dan Cabang BS dan undangan lainnya 3) Urutan Pembacaan Surat Keputusan a) Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Darat selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana b) Surat Keputusan Ketua Umum Dharma Pertiwi 4) Cara Pembacaan Surat Keputusan a) Tanda baca, garis miring, titik dua dan sebagainya tidak dibaca b) Pada bagian menimbang, mengingat, dan memperhatikan dibaca sebagai berikut: Menimbang, mengingat, memperhatikan dan selanjutnya c) Pada bagian memutuskan dibaca secara lengkap d) Salinan Surat Keputusan tidak dibaca e) Lampiran Surat Keputusan dibacakan 5) Urutan Penandatanganan Berita Acara sebagai berikut: a) Berita Acara Serah Terima Jabatan, keuangan dan kekayaan Persit Kartika Chandra Kirana b) Berita Acara Serah Terima Jabatan selaku Ketua Dharma Pertiwi 21

32 6) Tata Tertib Upacara a) Tempat di dalam ruangan b) Panji Persit Kartika Chandra Kirana, Vandel Dharma Pertiwi di tempatkan di sebelah kanan meja upacara c) Bendera Merah Putih ditempatkan di sebelah kanan Vandel Dharma Pertiwi d) Memori serah terima jabatan sudah diletakkan di atas meja upacara e) Kain rentang warna dasar hijau tulisan warna kuning f) Pembaca doa di mimbar Contoh penulisan : SERAH TERIMA JABATAN KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA KETUA DHARMA PERTIWI DARI NY... KEPADA NY... KOTA, TANGGAL... 7) Susunan Acara Pokok a) Pembukaan b) Pembacaan surat keputusan c) Penandatanganan berita acara serah terima jabatan d) Penyerahan buku memori serah terima dan kekayaan e) Sambutan Ketua Umum Dharma Pertiwi f) Penyematan Lencana Setia Bhakti Bina Utama dan Lencana Setia Bhakti Utama g) Doa Catatan : 1. Pelaksanaan Sertijab secara sederhana 2. Pelaksanaan Pengukuhan Ibu Raksakarini Sri Sena dilaksanakan setelah Sertijab Ketua Umum 22

33 8) Pakaian Upacara ditentukan sebagai berikut: a) Ketua Umum mengenakan Pakaian Seragam Resmi Lencana Dharma Pertiwi b) Undangan Pengurus Dharma Pertiwi dari unsur Persit Kartika Chandra Kirana mengenakan PSR Lencana Dharma Pertiwi c) Undangan organisasi lain mengenakan seragam resmi sesuai dengan ketentuan organisasi masing-masing d) Anggota TNI yang berlaku pada hari itu e) Undangan lain: Bapak : PSL (sipil lengkap) Ibu : Nasional 9) Penjelasan Tata Upacara: a) Pembacaan susunan acara oleh pembawa acara (dibacakan sebelum acara dimulai) b) Pelaksanaan upacara serah terima dilaksanakan dengan posisi duduk c) Sebelum pembacaan surat keputusan, Ketua Umum Lama dan Baru, Pembina Utama Lama dan Baru dipersilahkan oleh pembawa acara untuk menuju tempat upacara, duduk dibelakang meja upacara menghadap undangan d) Penyerahan memori serah terima jabatan dilaksanakan dengan posisi berdiri e) Pada saat Ketua Umum Dharma Pertiwi memberikan sambutan, Ketua Umum Lama dan Baru, Pembina Utama Lama dan Baru kembali ke tempat duduk semula tetapi apabila Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana juga merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Dharma Pertiwi, maka pejabat yang melaksanakan serah terima tetap duduk di meja upacara sampai dengan acara pokok selesai 23

34 DENAH RAPAT PARIPURNA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DI SEMUA TINGKAT KEPENGURUSAN Keterangan Denah: 1. Pembina Harian 2. Ketua Umum atau Ketua 3. Calon Ketua Umum atau Calon Ketua 4. Pengurus lengkap dan Undangan a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Panji, Pataka, atau Vandel Persit Kartika Chandra Kirana f. Meja Pemimpin g. Mimbar h. Meja pembawa acara, dapat menyesuaikan Catatan: Apabila tingkat kepengurusan memiliki Dharma Pertiwi dihadirkan Vandel Dharma Pertiwi. 24

35 DENAH UPACARA SERAH TERIMA JABATAN KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Keterangan Denah : 1. Pembina Utama Lama 2. Ketua Umum Lama 3. Ketua Umum Baru 4. Pembina Utama Baru 5. Penasihat juga selaku Ketua Umum Dharma Pertiwi 6. Pemimpin yang lain 7. Undangan a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Vandel Dharma Pertiwi (dihadirkan apabila pelaksanaan bersamaan dengan jabatan rangkap Dharma Pertiwi) f. Panji Persit Kartika Chandra Kirana g. Meja Upacara h. Mimbar i. Meja pembawa acara dapat menyesuaikan Catatan: 1. Kain rentang dapat dipasang di tengah sejajar atau di bawah gambar Presiden dan Wakil Presiden 2. Tempat pembawa acara dan penggunaan meja dapat disesuaikan. 25

36 PENULISAN PAPAN NAMA PEJABAT SEBELUM PENANDATANGANAN BERITA ACARA SERAH TERIMA Keterangan: 1. Nama dan pangkat mantan Pembina Utama 2. Ketua Umum 3. Nama Calon Ketua Umum 4. Pembina Utama PENULISAN PAPAN NAMA PEJABAT SETELAH PENANDATANGANAN BERITA ACARA SERAH TERIMA Keterangan: 1. Nama dan pangkat mantan Pembina Utama 2. Nama mantan Ketua Umum 3. Ketua Umum 4. Pembina Utama 26

37 II. WAKIL KETUA UMUM a. Penyelesaian administrasi serah terima jabatan 1) Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana mengajukan permohonan Surat Keputusan kepada Kepala Staf TNI AD selaku Pembina Utama untuk jabatan Wakil Ketua Umum berdasarkan Serah Terima Jabatan Wakil Kepala Staf TNI AD 2) Berita acara dibuat rangkap tiga tanpa dibubuhi cap untuk disampaikan kepada a) Wakil Ketua Umum Lama b) Wakil Ketua Umum Baru c) Arsip b. Pelaksanaan Serah Terima Jabatan 1) Serah terima jabatan diselenggarakan oleh panitia penyelenggara berdasarkan surat tugas Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana 2) Serah Terima Jabatan di saksikan oleh Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana dan Pengurus Pusat dan dapat dihadiri oleh: a) Pembina Harian Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat b) Ketua Daerah, Gabungan dan Cabang BS c) Undangan lainnya sesuai kebijaksanaan Pengurus Pusat c. Tata tertib upacara 1) Tempat di dalam ruangan 2) Panji Persit Kartika Chandra Kirana ditempatkan di sebelah kanan meja upacara 3) Bendera Merah Putih ditempatkan di sebelah kanan panji 4) Warna kain rentang hijau dan tulisan warna kuning 5) Contoh penulisan 27

38 SERAH TERIMA JABATAN WAKIL KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DARI NY.... KEPADA NY.... 6) Susunan acara pokok: KOTA, TANGGAL... a) Pembacaan surat keputusan b) Penandatanganan berita acara serah terima jabatan c) Sambutan (1) Wakil Ketua Umum Lama (2) Wakil Ketua Umum Baru (3) Ketua Umum d) Penyematan Lencana Setia Bakti Pratama e) Doa 7) Penjelasan tata upacara a) Pakaian Seragam Upacara b) Dilaksanakan dengan posisi duduk c) Sebelum pembacaaan surat keputusan, Ketua Umum, Wakil Ketua Umum Lama dan Baru dipersilahkan oleh pembawa acara untuk duduk di belakang meja upacara d) Pada saat Ketua Umum memberikan sambutan, Wakil Ketua Umum Lama dan Baru kembali ke tempat duduk semula e) Selesai acara sambutan, Ketua Umum kembali ke tempat duduk semula bersama undangan 28

39 DENAH UPACARA SERAH TERIMA JABATAN WAKIL KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Keterangan Denah: 1. Wakil Ketua Umum Lama 2. Ketua Umum 3. Wakil Ketua Umum Baru 4. Undangan a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Panji f. Mimbar g. Meja pembawa acara, dapat menyesuaikan h. Meja upacara Catatan: Kain Rentang dapat dipasang di tengah atau sejajar atau di bawah gambar Presiden dan Wakil Presiden 29

40 PENYERAHAN ATAU PENERIMAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JABATAN WAKIL KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DARI NY.... KEPADA NY.... KOTA, TANGGAL Susunan Acara Penyerahan Tugas Wakil Ketua Umum a. Pembacaan surat keputusan pemberhentian b. Penandatanganan berita acara pemberhentian c. Sambutan (1) Wakil ketua umum lama (2) Ketua Umum d. Penyematan lencana Setia Bakti Pratama e. Doa 9. Susunan Acara Penerimaan Tugas Wakil Ketua Umum a. Pembacaan Surat Keputusan Pengangkatan b. Penandatanganan Berita Acara Pengangkatan c. Sambutan (1) Wakil Ketua Umum baru (2) Ketua Umum d. Doa Catatan : Untuk acara Penyerahan dan Penerimaan tugas Wakil Ketua Umum dilaksanakan dengan posisi duduk 30

41 DENAH UPACARA PENYERAHAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JABATAN WAKIL KETUA UMUM Keterangan Denah: 1. Ketua Umum 2. Wakil Ketua Umum 3. Undangan a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Panji f. Mimbar g. Meja pembawa acara, dapat menyesuaikan h. Meja upacara Catatan: Kain Rentang dapat dipasang di tengah atau sejajar atau di bawah gambar Presiden dan Wakil Presiden 31

42 DENAH UPACARA PENERIMAAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JABATAN WAKIL KETUA UMUM Keterangan Denah: 1. Ketua Umum 2. Wakil Ketua Umum 3. Undangan a. Gambar Presiden b. Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika c. Gambar Wakil Presiden d. Bendera Merah Putih e. Panji f. Mimbar g. Meja pembawa acara, dapat menyesuaikan h. Meja upacara 32

43 III. TINGKAT DAERAH, GABUNGAN, CABANG BS, SAMPAI DENGAN SUB ANAK RANTING 1. Ketua a. Penyelesaian administrasi serah terima jabatan 1) Ketua Daerah, Gabungan dan Cabang BS yang bersangkutan mengajukan permohonan surat keputusan kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana berdasarkan serah terima jabatan pimpinan TNI AD di lingkungannya. a) Bagi PG Mabesad, berdasarkan serah terima jabatan pimpinan TNI AD dalam hal ini Irjenad (Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat) yang ditunjuk sebagai Pembina Persit Kartika Chandra Kirana PG Mabesad oleh Kepala Staf TNI AD selaku Pembina Utama. b) Bagi Ketua Cabang dan Ranting BS di lingkungan PG Mabesad mengajukan surat keputusan kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana melalui Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Mabesad c) Ketua Umum menerbitkan surat keputusan untuk jabatan Ketua Daerah, Gabungan, Cab BS serta Ketua Cabang, Ranting BS di lingkungan PG Mabesad 2) Wewenang penerbitan surat keputusan serah terima jabatan a) Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana untuk : (1) Ketua dan Wakil Ketua Daerah, Gabungan dan Cabang BS (2) Ketua dan Wakil Ketua Koorcab, Cabang dan Ranting BS di lingkungan PG Mabesad (3) Pembantu pemimpin dan anggota pengurus lainnya di Tingkat Kepengurusan Pusat b) Ketua Daerah, Gabungan dan Cabang BS untuk: 33

44 (1) Ketua dan Wakil Ketua Koordinasi Cabang, Cabang, Ranting BS, Ranting, Anak Ranting dan Sub Anak Ranting (2) Pembantu pemimpin dan anggota pengurus lainnya di tingkat kepengurusan 3) Berita acara dibuat rangkap tiga tanpa dibubuhi cap untuk disampaikan kepada: a) Pejabat lama b) Pejabat baru c) Arsip 4) Laporan a) Membuat laporan umum disertai laporan keuangan dan kekayaan (tanpa lampiran) data disampaikan kepada : (1) Ketua Satu Tingkat di atas (2) Ketua Dharma Pertiwi setempat (3) Pembina Tingkat Kepengurusan b) Membuat memori serah terima jabatan yang berisi kegiatan menonjol yang telah, belum dan sedang dilaksanakan berdasarkan program kerja atau jadwal kegiatan disertai laporan keuangan dan inventaris yang merupakan kekayaan organisasi. Memori diserahkan pada pelaksanaan serah terima. c) Laporan keuangan dan kekayaan dibuat berdasarkan pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh tim pemeriksa keuangan sesuai ART Bab IV Pasal 23 tentang pemeriksaan keuangan dan kekayaan. d) Urutan pemeriksaan dapat dilihat pada hal 19 (serah terima jabatan Ketua Umum) b. Rapat Paripurna 1) Rapat paripurna diadakan sebelum serah terima Jabatan 2) Rapat paripurna dihadiri oleh calon Ketua, Pembina Harian, pengurus lengkap, perwakilan tingkat kepengurusan di bawah sesuai kebijaksanaan. 34

45 3) Dalam rapat paripurna dibacakan memori dan laporan keuangan 4) Susunan acara rapat paripurna a) Pembukaan b) Pembacaan memori dan laporan keuangan c) Sambutan pembina harian d) Doa e) Penutup Acara tambahan a) Dapat dilaksanakan penghitungan uang dan kekayaan b) Dapat diadakan perkenalan dengan pejabat baru c. Pelaksanaan serah terima jabatan 1) Pelaksanaan serah terima jabatan dilaksanakan dengan posisi berdiri 2) Serah terima jabatan Ketua Daerah dilaksanakan bersamaan dengan serah terima jabatan Ketua Dharma Pertiwi Daerah 3) Serah terima Ketua Daerah, Gabungan dan Cab BS dilaksanakan di depan: a) Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana b) Pengurus tingkat kepengurusan setempat c) Pembantu Pemimpin Pengurus Pusat d) Pembina Harian tingkat kepengurusan setempat e) Undangan lainnya sesuai kebijaksanaan 4) Serah terima jabatan Ketua Koorcab, Cabang dan Ranting BS di lingkungan PG Mabesad dilaksanakan di depan: a) Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Mabesad b) Pembantu Pemimpin Pengurus Gabungan Mabesad c) Pembina Harian tingkat kepengurusan yang bersangkutan d) Undangan lain sesuai kebijaksanaan 5) Pada serah terima jabatan Ketua Daerah, Gabungan, Cabang BS sampai dengan Sub Anak Ranting diatur sebagai berikut: a) Urutan pembacaan surat keputusan untuk Ketua Daerah, Gabungan, Cabang BS sampai dengan Sub Anak Ranting: 35

46 (1) Persit Kartika Chandra Kirana (2) IKKT Pragati Wira Anggini (apabila ada) (3) Dharma Pertiwi b) Urutan penandatanganan berita acara: (1) Berita Acara Serah Terima Persit Kartika Chandra Kirana dan kekayaan (2) Berita Acara Serah Terima IKKT Pragati Wira Anggini (apabila ada) (3) Berita Acara Serah Terima Dharma Pertiwi (4) Untuk Yayasan berita acara dapat diselipkan untuk ditanda tangani 6) Tata tertib upacara: Contoh Tulisan: a) Tempat dalam ruangan b) Pataka, Vandel Persit Kartika Chandra Kirana ditempatkan di sebelah kanan Vandel Dharma Pertiwi c) Bendera Merah Putih dipasang di sebelah kanan Vandel Dharma Pertiwi d) Memori serah terima jabatan diletakkan di atas meja upacara e) Warna kain rentang hijau dengan tulisan warna kuning. Penulisan jabatan cukup jabatan tertinggi. a) Ketua Daerah: SERAH TERIMA JABATAN KETUA * PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DAERAH... * IKKT PRAGATI WIRA ANGGINI (apabila ada) * DHARMA PERTIWI DAERAH... DARI NY.... KEPADA NY.... KOTA, TANGGAL... 36

47 b) Tingkat Gabungan atau Cabang BS SERAH TERIMA JABATAN * KETUA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA GABUNGAN/CABANG BS * KETUA YAYASAN KARTIKA JAYA CABANG... KOTA, TANGGAL,... Catatan: Untuk Ketua di tingkat kepengurusan ranting tidak perlu menggunakan kain rentang Bagi tingkat kepengurusan yang jabatan Ketua tidak merangkap Dharma Pertiwi dapat menuliskan jabatan Ketua Yayasan dengan membacakan Surat Keputusan Yayasan 7) Susunan Acara Pokok Serah Terima Jabatan a) Pembacaan surat keputusan b) Penandatanganan berita acara serah terima jabatan, keuangan dan kekayaan c) Penyerahan memori secara simbolis d) Sambutan Ketua Umum atau satu tingkat di atas e) Doa 8) Penjelasan Tata Upacara a) Sebelum upacara dimulai, Ketua Umum atau satu tingkat di atas, ketua lama, dan calon ketua yang akan melaksanakan serah terima jabatan duduk bersama undangan b) Sebelum pembacaan surat keputusan, Ketua Lama dan calon Ketua yang akan melaksanakan serah terima jabatan dipersilakan oleh pembawa acara untuk menuju tempat upacara berdiri di depan meja upacara menghadap undangan. Calon Ketua di sebelah kiri dan Ketua Lama di sebelah kanan. c) Selesai pembacaan surat keputusan, penandatanganan berita acara dilanjutkan penyerahan memori serah terima jabatan 37

48 d) Setelah penyerahan memori serah terima, Ketua Lama dan Baru kembali ke tempat duduk semula dengan undangan tanpa perlu dipersilakan oleh pembawa acara e) Sambutan Ketua Umum f) Membaca doa di mimbar g) Cara pembacaan surat keputusan (1) Tanda baca, garis miring, titik dua dan sebagainya tidak dibaca (2) Pada bagian menimbang, mengingat, dan memperhatikan dibaca sekali seperti berikut: menimbang, mengingat, memperhatikan dan selanjutnya (3) Pada bagian memutuskan dibaca secara lengkap (4) Salinan surat keputusan tidak dibaca (5) Lampiran surat keputusan dibacakan h) Apabila ada acara lain di luar acara pokok dapat dilaksanakan setelah penutup (misalnya: penyerahan cenderamata, pemberian ucapan selamat, photo bersama dan ramah tamah) LAIN-LAIN 1. Jabatan fungsional rangkap meliputi jabatan sebagai berikut: a. Tingkat Kepengurusan Pusat 1) Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana 2) Ketua Dharma Pertiwi b. Tingkat Kepengurusan Daerah 1) Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah 2) Ketua IKKT Pragati Wira Anggini (apabila ada) 3) Ketua Dharma Pertiwi Daerah c. Tingkat Kepengurusan Koorcab, Cabang, Ranting s/d Sub Anak Ranting 1) Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab, Cabang, Ranting, Sub Anak Ranting 2) Ketua IKKT Pragati Wira Anggini (apabila ada) 3) Ketua Dharma Pertiwi Koorcab, Cabang, Ranting 38

49 2. Pelaksanaan serah terima jabatan rangkap / pemimpin fungsional dilaksanakan setelah serah terima jabatan suami diusahakan pada hari yang sama 3. Jabatan Ketua dan Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Mabesad bukan merupakan jabatan fungsional a. Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Mabesad dijabat oleh istri Irjenad dimana Irjenad ditunjuk sebagai Pembina oleh Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana b. Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Gabungan Mabesad dijabat oleh salah seorang di antara Ketua Koorcab, Cabang di lingkungan PG Mabesad c. Serah terima jabatan Ketua dan Wakil Ketua Gabungan Mabesad tidak harus dilaksanakan bersamaan dengan serah terima jabatan suami yang bersangkutan. 4. Berpedoman pada ketentuan yang berlaku di tingkat Badan Pelaksana Pusat, apabila serah terima jabatan pimpinan dalam kedinasan dipimpin oleh KSAD atau Wakil KSAD, maka Ketua dan Wakil Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana hadir sebagai undangan pada acara serah terima jabatan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana yang berada dibawah PG Mabesad. 5. Untuk di tingkat daerah menyesuaikan 6. Serah terima jabatan Ketua Daerah, Gabungan dan Cabang BS sampai dengan Anak Ranting (Sub Anak Ranting), apabila Pejabat Baru belum atau tidak ada, maka pelaksanaannya diatur dalam petunjuk pelaksanaan tentang Penyerahan atau Penerimaan Tugas dan Tanggung Jawab (Juklak/4/ II/2015) 7. Apabila Ketua di semua tingkat kepengurusan yang fungsional tidak dapat melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal, maka Wakil Ketua melaksanakan tugas atas nama Ketua 8. Apabila Ketua Daerah, Gabungan atau Cabang BS yang fungsional tidak berada di tempat, harus ijin kepada Ketua Umum Persit Kartika Chandra 39

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN/ATAU WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1009, 2014 KEMENPAN RB. Keprotokolan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU BUPATI INDRAMAYU, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUAPTEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014 LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014 TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL III DHARMA WANITA PERSATUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a. Bahwa setiap manusia berhak memperoleh penghormatan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 + IKATAN WANITA BANK RAKYAT INDONESIA SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 TENTANG PENGGABUNGAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEDOMAN TATA KERJA IKATAN WANITA BANK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 060/IMI/SK Organ/A/III/2016

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 060/IMI/SK Organ/A/III/2016 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 060/IMI/SK Organ/A/III/2016 T e n t a n g PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH PROVINSI IKATAN MOTOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 7 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK Diperbanyak oleh :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL Yth. 1. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya; 2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor : Juklak /04 /X / 2015 tentang PENYUSUNAN PROGRAM KERJA SERTA ANGGARAN BHAYANGKARI

PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor : Juklak /04 /X / 2015 tentang PENYUSUNAN PROGRAM KERJA SERTA ANGGARAN BHAYANGKARI BHAYANGKARI PENGURUS PUSAT PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor : Juklak /04 /X / 2015 tentang PENYUSUNAN PROGRAM KERJA SERTA ANGGARAN BHAYANGKARI 1. Maksud dan tujuan Petunjuk pelaksanaan ini disusun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 18 TAHUN 2004 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER PIMPINAN dan ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G 1 SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASIAN LAW STUDENTS ASSOCIATION (ALSA) NATIONAL CHAPTER INDONESIA PERIODE BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASIAN LAW STUDENTS ASSOCIATION (ALSA) NATIONAL CHAPTER INDONESIA PERIODE BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASIAN LAW STUDENTS ASSOCIATION (ALSA) NATIONAL CHAPTER INDONESIA PERIODE 2016-2017 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan: 1. ALSA National

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Keprotokolan di Lingkungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 44 TAHUN 2004 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA PERSATUAN

ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA PERSATUAN ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA PERSATUAN ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR (Lama) (Hasil Munas III) 1 2 PEMBUKAAN PEMBUKAAN Kami, istri pegawai negeri sipil, menyadari sepenuhnya kewajiban kami untuk menyukseskan

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP)

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP) ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP) 1 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Anggota Biasa adalah semua orang yang lulus atau pernah kuliah di Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 1. Beberapa ketentuan dalam Bab II Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal

Lebih terperinci

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No No.131, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Tata Upacara. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA UPACARA DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BERSAMA MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI. Anggaran Rumah Tangga GN-PK 1

BERSAMA MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI. Anggaran Rumah Tangga GN-PK 1 BERSAMA MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI Anggaran Rumah Tangga GN-PK 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (GN-PK ) BAB I BENDERA, PANJI, MARS, HYMNE, KARTU ANGGOTA,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Pasal 1 Pengertian Dalam Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa Kamar Dagang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 2 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 1 TAHUN 2005 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 1999 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI NOMOR : 71 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 1996

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 1996 PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PROTOKOL DAN KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Nomor 1 Tahun 2006 Seri E PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 SERI E TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH PROPINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH PROPINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ 1971-1972 TENTANG DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI LAMPUNG Memperhatikan : a. Surat Keputusan Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI PERATURAN ORGANISASI ------------------------------------------------------- NO. : PO-03/PP-FKPPI/V/2009 T E N T A N

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH WILAYAH DAN MUSYAWARAH CABANG PERHIMPINAN KONSELOR VCT HIV INDONESIA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH WILAYAH DAN MUSYAWARAH CABANG PERHIMPINAN KONSELOR VCT HIV INDONESIA PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH WILAYAH DAN MUSYAWARAH CABANG PERHIMPINAN KONSELOR VCT HIV INDONESIA JAKARTA, 2015 0 DAFTAR ISI 1 1. Latar belakang 2 2. Tujuan.. 3 3. Landasan hukum.... 3 4. Penyelenggara....4

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga (ART) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM

Anggaran Rumah Tangga (ART) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM Anggaran Rumah Tangga (ART) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga (ART) memuat penjelasan dan penjabaran dari terselenggaranya ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA IA Del. NOMOR: 04/IA Del/SK/X/2008 TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL

KEPUTUSAN KETUA IA Del. NOMOR: 04/IA Del/SK/X/2008 TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL IKATAN ALUMNI DEL KEPUTUSAN KETUA IA Del TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL Menimbang: a. bahwa dalam sebuah organisasi diperlukan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai pondasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN/PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN/PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 1 TAHUN 1979 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN/PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA No.215, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1994 SERI : D NO : 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1994 SERI : D NO : 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1994 SERI : D NO : 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI TELUK BINTUNI SEHATI MENUJU BINTUNI BARU PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI 2003 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 16 TAHUN 2006 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005

BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005 1 BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH S A L I N A N NOMOR 1/A, 2005 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-02/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 4 TAHUN : 1993. TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER

Lebih terperinci