PERAN HUMAN ENGINEERING DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN
|
|
- Hadian Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN HUMAN ENGINEERING DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN Arifin M. Susanto*, Suharyo Widagdo** *Pusat Pengkajian Sistem Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir BAPETEN *Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Abstrak PERAN HUMAN ENGINEERING DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN. Dalam rangka meningkatkan keandalan dan keamanan instalasi serta keselamatan kerja, tidaklah cukup bila hanya mempercanggih sistem mekanis maupun sistem instrumentasinya saja. Faktor faktor manusia serta penyebab dan mekanisme terjadinya kesalahan manusia harus diungkapkan untuk ikut dipertimbangkan dalam rangka pengembangan suatu teknik/langkah langkah yang sejauh mungkin dapat mengurangi terjadinya kesalahan. Faktor manusia memegang peranan penting pada masalah keselamatan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sekitar 70% kesalahan kerja mempengaruhi kinerja instalasi dan kesalahan kerja yang terbanyak terjadi pada saat dilakukannya kegiatan perawatan dan umumnya kesalahan kesalahan yang terjadi selama kegiatan perawatan ini tidak diketahui sampai komponen/peralatan tersebut dioperasikan. Makalah ini akan membicarakan keterkaitan kesalahan manusia dengan kegagalan yang terjadi, faktor faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan manusia serta usaha usaha memperkecil terjadinya kesalahan manusia. Dibicarakan juga rekomendasi Department Pertahanan AS mengenai standar maintenance clearance stasiun kerja. Standar ini dibuat berdasarkan ukuran tubuh manusia dewasa A.S. Dengan mengambil asumsi bahwa ukuran tubuh manusia dewasa Indonesia lebih rendah dari ukuran tubuh manusia dewasa A.S., dapat diambil kesimpulan bahwa rekomendasi Department Pertahanan AS dapat diterapkan di Indonesia dengan mengadakan modifikasi. Abstract THE ROLES OF HUMAN ENGINEERING IN SAFETY IMPROVEMENT. In order to develop installation reliability and security as well as work safety, that is not enough only enhancing of instrumentation and mechanical system. Human factors as well as initiator and the mechanism of human error must be revealed as consideration in order to developed procedures/ practices to reduced possibility of error. Human factors have an important role in safety issues. Experiments resulted that almost 70 % work errors affected in the installation performances and the most error happened in maintenance stage and usually still unknown until the component or device is being operated. This paper explains the correlation between the human errors and failures, the causing factors of human errors and the effort to reduced possibility of human errors. Its also described the Department of Defense USA recommendation about work station maintenance clearance. This standard is made belong to an American adult human body size. By taking an assumption that Indonesian adult human body size is lower than the American, so it could be assumed that the Department of Defense recommendation could be applied in Indonesia with any modification. 198
2 BAB I PENDAHULUAN. Adanya ungkapan the man behind the gun yang menyatakan bahwa berbahaya tidaknya senjata sangat bergantung pada orang yang mengawakinya menunjukkan arti pentingnya penyertaan faktor manusia pada proses pendisainan. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan dibarengi juga dengan masa industrialisasi maka diperlukan produktifitas manusia yang lebih baik, namun ada kalanya manusia mempunyai keterbatasan keterbatasn kemampuan dalam melaksanakan pekerjaanya, maka inventor inventor dan para desainer banyak menciptakan dan membuat alat/mesin dalam rangka mengeliminir keterbatasan manusia tersebut. Pada PD II pihak sekutu berhadapan dengan kenyataan kenyataan pahit tidak efektifnya pengoperasian radar radar mereka kendati secara teknis peralatannya sudah baik bahkan canggih untuk teknologi di masanya. Permasalahannya terletak pada ketidaksinambungan antara radar dan operator sehingga kesalahan kesalahan kerja kerap timbul. Jadi bukan operatornya yang bodoh tetapi rancangan radarnya yang bukan saja memberi peluang bagi operator melakukan kesalahan kesalahan tetapi juga semacam mengarahkan operator untuk berbuat salah. Kesalahan kesalahan yang kemungkinan terjadi bila berada pada suatu fasilitas yang berbahaya maka dapat saja mempengaruhi keselamatan dan keamanan pekerja, masyarakat dan lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya kesalahan kerja diakibatkan ketidak beresan pada perancangan disainnya atau dengan kata lain tidak kompatibel dengan manusia yang mengawakinya dalam hal ini perlu diperhatikan karakteristik manusia dengan pekerjaanya atau dengan kata lain juga dengan mempertimbangkan peran Human Engineering dalam merencanakan suatu perancangan kerja. Salah satu karakteristik manusia yang perlu diperhatikan adalah data antropometri yang harus sesuai dengan rancangan pekerjaan. Dengan itu sudah saatnya bagi Indonesia sebagai negara yang banyak mendatangkan produkproduk teknologi dari luar untuk menyesuaikan ukuran antropometrinya dengan manusia Indonesia. 199
3 BAB II TEORI Dalam melakukan perancangan kerja ada tiga komponen yang harus dipertimbangkan dalam rangka meningkatkan kinerja manusia yaitu: 1. Siapa (who) yang akan melaksanakan kegiatan/kerja tersebut, didalamnya mencakup kualifikasi teknis, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai 2. Bagaimana (how) kegiatan/ kerja tersebut akan diselesaikan, meliputi metode kerja, prosedur yang akan dilakukan dan langkah langkahnya dan bagaimana fasilitas kerjanya apakah dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efesien dan efektif atau tidak. 3. Dimana (where) kegiatan/kerja tersebut dilaksanakan, meliputi lingkungan kerja yang nyaman, lokasi kerja yang mendukung. Sehingga dalam menjamin keamanannya, fasilitas industri hendaknya membuat disain, fabrikasi dan konstruksi yang menyertakan teknologi tinggi dan yang terpenting yaitu managemen operasi yang andal yang dapat dicapai dengan adanya operatoroperator yang ahli dan berkualitas tinggi. Perlunya tenaga operator yang ahli dan berkualitas tinggi ini disebabkan adanya fakta bahwa kesalahan manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan di instalasi industri. Manusia, dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, merupakan faktor kunci dalam masalah keselamatan. Manusia itu fleksibel tapi mudah berbuat salah. Musibah yang menimpa reaktor TMI 2 (Maret 1979) menjadi tonggak awal yang mengingatkan tentang pentingnya ilmu rekayasa manusia pada tahap tahap pembangunan fasilitas industri Manusia dan sistem yang diawakinya Sumbangan kesalahan manusia pada kegagalan reaktor nuklir. Berdasar data data mengenai frekuensi kegagalan yang menimpa reaktor reaktor nuklir di Jepang, termasuk frekuensi frekuensi kegagalan yang disebabkan oleh faktor manusia, 200
4 yang terjadi sebelum musibah yang menimpa reaktor TMI 2, dapat diketahui bahwa sumbangan kesalahan manusia pada terjadinya kegagalan adalah kecil. Namun pada rentang waktu yang sama dengan kegagalan reaktor akibat kesalahan sistem mekanis atau mekaniknya, frekuensi kegagalan akibat faktor manusia tidak mengalami perubahan berarti (tetap pada rentang 0 0,5). Hal ini menunjukan bahwa faktorfaktor manusia pada pembangunan / pengoperasian reaktor nuklir masih sering diabaikan. Mengutip hasil investigasi K. Aisaka (Ref. 1), meskipun sumbangan kesalahan manusia pada terjadinya kegagalan adalah kecil, namun kesalahan manusia merupakan faktor yang harus diperhatikan karena kegagalan operasional tidak dapat dihindarkan hanya dengan memperbaiki desain teknisnya saja. Instalasi dengan desain paling canggih dapat beroperasi secara tidak aman, namun instalasi yang desainnya tidak terlalu canggih dapat beroperasi dengan tingkat keselamatan yang tinggi bila manusia yang mengoperasikannya terlatih baik serta berdedikasi tinggi. Musibah yang menimpa reaktor Chernobyl maupun TMI 2 dan JCO Jepang telah memberi pelajaran bahwa untuk meningkatkan keandalan dan keamanan reaktor nuklir, faktor faktor manusia serta penyebab dan mekanisme timbulnya kesalahan harus dipelajari secara mendalam dan sistematis untuk dapat mengungkapkan penyebab timbulnya kesalahan manusia serta mekanismenya dan akibat yang ditimbulkannya serta menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan teknik/langkah langkah yang sejauh mungkin dapat mengurangi terjadinya kesalahan manusia. Tabel berikut menunjukkan berapa kemungkinan kasus kecelakaan yang terjadi akibat ulah manusia pada berbagai bidang: Tabel. 1 Prosentase Kesalahan Manusia Bidang Prosentase Kesalahan Manusia Penerbangan 70 80% Air Traffic Control 90% Pelayaran 80% Kendali Proses 80% PLTN 70% Transportasi Darat 85% Sumber: Alabama & Northwest Florida Flight Standards District Office 201
5 Jenis kesalahan manusia pada pengoperasian instalasi. Data menyebutkan bahwa kasus kecelakaan akibat perawatan banyak terjadi di berbagai bidang diantaranya terdapat di penerbangan sipil, pembangkit listrik tenaga uap, dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Dari hasil penelitian INPO (Institute of Nuclear Power Operation) diketahui bahwa frekuensi kesalahan manusia pada masa hidup instalasi nuklir yang terbesar adalah selama kegiatan perawatan, yaitu 68 % dan umumnya kesalahan kesalahan yang terjadi selama kegiatan perawatan ini tidak diketahui sampai komponen/peralatan tersebut dioperasikan. Sebagian besar kesalahan ini timbul karena tidak diperhitungkannya komponen komponen perancangan kerja, pekerjaan yang berulang terus menerus, atau pekerjaan yang melakukan kontak fisik dengan alat/ mesin maupun kurangnya ruang untuk melaksanakan kegiatan maupun penempatan peralatan dan juga kondisi lingkungan kerjanya yang sama sekali tidak mempertimbangkan faktor manusia sehingga pelaksana kegiatan perawatan tidak merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya dan dapat mengakibatkan kelelahan sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi unjuk kerja pelaksana kegiatan perawatan dan juga hasil kerjanya. 2.2 Human Engineering Human Engineering atau biasa disebut Ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang mempelajari kemampuan manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik di tempat kerjanya, atau dapat juga didefinisikan sebagai suatu ilmu yang diperlukan untuk melakukan pengaturan terhadap pekerja, bahan, peralatan/perlengkapan kerja serta lingkungan fisik. Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah perancangan mesin/alat yang tidak saja memiliki kemampuan produksi yang lebih baik, melainkan juga memperhatikan aspekaspek yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan mesin/alat tersebut. Human engineering mempunyai tempat yang luas dalam penerapannya, mulai dari kantor direktur sampai ke ruang kerja staf, mulai dari ruang kendali utama sampai ke ruang generator. Dalam mengembangkan Human engineering memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran 202
6 (faal/anatomi), psikologi, antropologi, biologi (biomekanika) dan banyak ilmu pendukung lain yang digunakan dalam rangka merencanakan suatu perancangan kerja. Interaksi interaksi yang terjadi antara manusia dengan pekerjaannya pada tempat tempat tersebut memiliki karakteristik yang yang berbeda beda, interaksi ini terjadi antara manusia dan 'mesin'. Mesin secara luas dapat diartikan sebagai obyek fisik seperti mesin, perlengkapan, peralatan dan fasilitas kerja lainnya, juga diartikan sebagai prosedur, metode metode kerja, petunjuk informasi dan lingkungan. Dalam interaksi manusia dengan pekerjaanya yang dalam hal ini dalam berhadapan dengan mesin/peralatan gambar berikut menggambarkan urutan dari siklus interaksi manusia mesin: Gambar 1. Diagram interaksi manusia dengan pekerjaannya Adapun penjelasan dari gambar 1 di atas adalah : 1. Mesin menyampaikan isyarat kepada manusia tentang kondisi pekerjaan pada suatu saat. 2. Isyarat diterima indera indera pekerja yang relevan 3. Isyarat dikirim ke pusat syaraf. 4. Oleh pusat syaraf isyarat tersebut ditafsirkan artinya. 203
7 5. Keputusan yang dianggap tepat diambil. 6. Otot otot yang relevan digerakkan untuk mengejawantahkan keputusan dalam bentuk gerakan. 7. Tindakan berefek pada pekerjaan yang mengakibatkan perubahan. Maksud dari penangkapan isyarat sampai diambilnya tindakan oleh manusia tidak lain untuk mengatur, memelihara dan mengendalikan pekerjaan sehingga berada pada keadaan yang diharapkan sesuai dengan misi pekerjaan yang bersangkutan. Apa yang mampu dilakukan manusia dalam menghadapi pekerjaannya banyak dipengaruhi tata letak dan desain ruang kerjanya serta kondisi lingkungan kerjanya seperti suhu tempat kerjanya, kelembaban, pencahayaan, getaran, kebisingan, kebersihan udara dll. Suatu kenyataan penting bahwa manusia tidak lepas dari kelemahan kelemahannya dalam menerima isyarat, memrosesnya dan dalam tindakan tindakannya serta sangat peka terhadap keadaan lingkungannya. Keadaan ini terwujud dalam apa yang disebut Human error atau kesalahan kerja yang sangat besar pengaruhnya pada efektivitas dan keselamatan kerja. Namun pembicaraan pada makalah ini hanya akan dibatasi pada masalah tata letak ruang kerja saja. Kesalahan kerja sangat besar pengaruhnya pada efektivitas desain dan pada keselamatan kerja. Kesalahan kerja adalah salah satu pusat perhatian Human Engineering Kesalahan kerja dalam Human Engineering Kesalahan kerja hanyalah suatu yang tampil ke permukaan sebagai akibat dari tidak sempurnanya proses berputar penyampaian isyarat, penerimaan dan penafsirannya lalu pengambilan keputusan dan tindakan dalam model yang ditunjukkan pada Gambar 1. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa letak kesalahan terjadi pada proses masukan, proses pengolahan dan/atau proses keluaran {dikenal sebagai rantai M.O.K. (Masukan, Olahan, Keluaran)}. Artinya kesalahan dapat timbul sejak penginderaan, pada pengolahannya atau pada pengambilan tindakannya. Adapun penyebab gagalnya rantai M.O.K. dapat dikelompokkan pada dua sumber : 1. Kesalahan manusianya 2. Kesalahan pada rancangan pekerjaannya. 204
8 Kesalahan pada rancangan (desain) pekerjaannya terdiri atas dua macam : 1. Bersifat sosial keorganisasian seperti motivasi, pengorganisasian kerja, kejelasan prosedur dan petunjuk kerja, pengawasan dll. 2. Bersifat fisik seperti rancangan mesin dan peralatannya serta kondisi tempat kerja Tujuan Human Engineering yaitu untuk memperoleh pengetahuan tentang manusia dan interaksinya dengan pekerjaannya dengan maksud memanfaatkannya untuk merancang sistem kerja yang mampu menjalankan misinya dengan aman, nyaman, efektif dan efisien. Adanya kesalahan kerja jelas merupakan penghalang terwujudnya sistem kerja yang demikian Ruang kerja. Frederick Herzberg dalam teori motivasi menyebutkan pentingnya tata letak ruang kerja karena tata letak kantor merupakan salah satu faktor higiene dari kebutuhan dasar dalam bekerja yang harus dipenuhi. Hal ini dapat dilihat pada tabel.berikut : Tabel 2. Kebutuhan dasar dalam bekerja Faktor Higiene Gaji dan fasilitas Kondisi kerja Status Suasana kantor Kehidupan pribadi Minat kerja Peningkatan Definisi Mencakup gaji dasar, tunjangan tunjangan, bonus, cuti, kenddaraan dan sejenisnya Meliputi tata letak kantor, fasilitas kerja, perlengkapan kerja, Status ditentukan pangkat, wewenang dan peran seseorang sebagai cerminan tingkat penerimaan Maksudnya adalah tingkat dan bentuk hubungan antar pribadi dalam lingkungan kerja Waktu yang dihabiskan untuk keluarga, teman dan hobi seseorang Pekerjaan yang memberi kepuasan bagi seseorang maupun kelompok lebih memotivasi dibanding pekerjaan yang tidak menarik Promosi, kemajuan dan peningkatan Di sini yang dimaksud dengan ruang kerja bukan saja ruang perkantoran, melainkan juga ruang ruang lain tempat melakukan pekerjaan. Misalnya saja bengkel, laboratorium, ruang kendali dll. Ruang kerja harus 205
9 dapat memberi kenyamanan pada para pekerjanya. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan memperhatikan tata letak ruang kerja tersebut karena dalam melaksanakan tugasnya, seorang pekerja akan melakukan gerakan yang beragam sesuai dengan tuntutan dan gerakan ini sangat dipengaruhi tata letak ruang kerjanya. Misalnya penempatan meja kerja yang terlalu dekat dengan dinding dapat menjadi sumber potensi ketidak nyamanan pekerja dan akhirnya mempengaruhi produktivitas kerjanya bahkan berujung pada keselamatan kerjanya Antropometri Antropometri, yang merupakan cabang Human Engineering, membicarakan masalah ukuran tubuh manusia. Dalam merancang tata letak ruang kerja maupun pendisainan peralatan kerja yang akan dipakai, pengetahuan tentang data antropometri sangatlah penting diketahui agar pekerja (terutama petugas perawatan) merasa nyaman dalam melakukan tugasnya. Rancangan tata letak ruang kerja maupun peralatan pendukungnya yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain (designinduced error). Dalam melaksanakan tugasnya, posisi kerja seorang petugas perawatan akan sering berubah sesuai kebutuhan. Karena itulah harus disediakan ruang kerja yang cukup bagi petugas perawatan untuk melakukan tugasnya dan ruang kerja ini haruslah tetap memberi peluang bagi petugas itu untuk merubah posisi kerjanya. Kurangnya ruang pandang maupun ruang gerak petugas perawatan dapat berakibat pada tidak beresnya pekerjaan perawatan dan hal ini sangat berpengaruh pada keselamatan operasi instalasi itu. Peralatan/komponen yang terletak pada bagian yang sulit dijangkau cenderung untuk diabaikan pada inspeksi rutin. Kegiatan penservisan (servicing), misalnya saat akan memberi pelumas, menjadi sulit dilakukan dan menyita waktu yang banyak. Pada saat petugas perawatan harus menjangkau komponen itu misalnya karena akan mengganti, ia mungkin terpaksa harus bertumpu pada komponen lain dan hal ini dapat merusak komponen tempat ia bertumpu. Pada saat lain ia mungkin harus mereparasi suatu alat tetapi ia harus melakukannya dari posisi maupun kondisi lingkungan yang 206
10 tidak nyaman. Hal hal itu jelas mempengaruhi unjuk kerjanya serta hasil kerjanya. Oleh sebab itulah perlu dirancang suatu ruang kerja yang ergonomis sehingga baik pelaksana operasi maupun pelaksana kegiatan perawatan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tabel 3. menunjukkan data anthropometri dari beberapa posisi kerja yang biasa dilakukan. Data ini merupakan data Departemen Pertahanan A.S. Tabel 3. Data Anthropometri dari beberapa posisi kerja. (dalam satuan inch) Pria Wanita A. Berat badan (lb) 198,8 164,5 B. Tinggi badan 74,4 70,3 C. Jangkauan ( posisi biasa ) 34 31,1 D. Jangkauan ( diperpanjang ) 39,8 36,5 E. Tinggi badan ( dalam posisi merentangkan kedua tangan ke atas kepala ) F. Jarak 2 bahu ( dalam posisi merentangkan kedua tangan ke atas kepala ) 90,8 84,7 16,5 14,9 G. Tinggi badan (dalam posisi membungkuk ) 59 54,6 H. Jarak 2 bahu (dalam posisi membungkuk ) 19 17,1 I. Jarak jangkau ke atas kepala (dalam posisi duduk ) 57,9 54,9 J. Selonjor 50,3 46,7 K. Tinggi badan ( posisi ber lutut ) 53,9 51,3 L. Panjang tungkai kaki 29,7 27,8 M. Tinggi kaki ( dalam posisi telen tang dengan satu kaki di tekuk ke atas ) N. Panjang horizontal (dalam posisi telen tang dengan satu kaki ditekuk ke atas ) Sumber : Departemen Pertahanan A.S. 21,1 19,5 68,1 64,5 207
11 BAB III KESIMPULAN 1. Kesalahan pada rancangan (designinduced error) adalah salah satu sebab penting terjadinya kesalahan kerja. Karenanya rancangan yang baik hendaknya juga berarti mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia 2. Human Engineering perlu mendapat tempat baik dalam tahap perancangan, pemakaian maupun perawatan untuk memperkecil bahaya bahaya yang timbul akibat kesalahan kerja. DAFTAR PUSTAKA 1. K. AISAKA, Agency of Natural Resources and Energy, Current Status of and Future Prospects for the Man Machine Interface in Japan, Proceeding of the Conference on Man Machine Interface in the Nuclear Industry, Tokyo, February R.V. BADALAMENTE, Recommendation to the NRC on Human Engineering Guidelines for Nuclear Power Plant Maintainability, NUREG/CR 3517, March K.A. SCHULTZ, Human Engineering Guide for Enhancing Nuclear Control Room,EPRI,NP 2411, May Brown, S.C., Wyckham, 2001, Human Aspects of Man Made Systems. 5. Robert Heller, Dorling Kindersley Ltd., 2003, Motivating People 6. W. Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Jakarta
KAJIAN ERGONOMI TENTANG LINGKUNGAN FISIK PADA STASIUN KERJA
KAJIAN ERGONOMI TENTANG LINGKUNGAN FISIK PADA STASIUN KERJA Veronica Tuka*; Suharyo Widagdo**, A. M. Wibowo* ABSTRAK : KAJIAN ERGONOMI TENTANG LINGKUNGAN FISIK PADA STASIUN KERJA. Manusia sebagai pemakai
Lebih terperinciPERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA
PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA Oleh Darlis, Suharyo Widagdo, Sigit Santoso, Bang Rozali Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN
Lebih terperinciPERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA
PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA Oleh Darlis, Suharyo Widagdo, Sigit Santoso, Bang Rozali Pusat Teknologi
Lebih terperinciPERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperinciMETHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industrialisasi dalam pembangunan Indonesia telah berkembang pesat di semua sektor, baik formal maupun informal. Perkembangan tersebut bukan saja menyajikan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia pendidikan dituntut agar dapat lebih bersaing, sehingga dunia pendidikan diharapkan
Lebih terperinciDESAIN STASIUN KERJA
DESAIN STASIUN KERJA Antropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja Work Physiologi (Faal Kerja) dan Biomechanics Ruang Kerja Studi Metode Kerja DESAIN STASIUN KERJA Keselamatan dan
Lebih terperinciPENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)
PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) Benedikta Anna Haulian Siboro 1, Suroso 2, Suhendrianto 3, Esmijati 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah
Lebih terperinciPERTIMBANGAN ANTROPOMETRI PADA PENDISAINAN
PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI PADA PENDISAINAN LILIANA Y.P*, SUHARYO WIDAGDO*, AHMAD ABTOKHI** * Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir-BAPETEN Jl. Gadjah Mada No. 8 Jakarta-Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan,
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT
Lebih terperinciErgonomics. Human. Machine. Work Environment
ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa
Lebih terperinciBAB 9. 2D BIOMECHANICS
BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki,
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU
1) 2) ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU Suherman 1) Hari Satyo Prayogi 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas
Lebih terperinciPENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I
PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ERGONOMI MENGAPA PERLU ERGONOMI? ERGO asal kata ERGON = Kerja NOMi asal kata NOMOS = hukum Ergonomi berkaitan dengan disain suatu sistem dimana manusia bekerja di dalamnya Penting,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, rolling door, dan lan-lain.
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1713 Psikologi Industri & Organisasi (Minggu 2) Pensyarah Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD- Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) SINOPSIS
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciAnalisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )
Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR ARIS SANYOTO, SUPENI Balai DIKLAT BAPETEN Jl. Alam Asri Desa Tugu Utara, Cisarua Bogor. ABSTRAK PENINGKATAN
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir Mulai Penelitian pendahuluan: Wawancara dengan pihak manajemen. Pengamatan pada ruang produksi mesin dan manual. Pengamatan kondisi sistem kerja. Identifikasi
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan
Lebih terperinciBAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i iv ix xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Rumusan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. ENGINEERING DESIGN PROCESS Engineering design process atau proses desain engineering merupakan proses atau tahapan dimana seorang engineer merancang sebuah produk/alat atau mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh (ruang gerak),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara ANALISIS KEGIATAN PENGEPAKAN PT. FEDERAL KARYATAMA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi ANALISIS KEGIATAN PENGEPAKAN PT. FEDERAL KARYATAMA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANGELA STEPHANIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA I. Kerangka Format
Lebih terperinciC. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi
Nama mata kuliah Kode/SKS Status : Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) : TPI 2503/2 SKS : Wajib A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah: Teknik Tata Cari Kerja merupakan mata kuliah yang mempelajari interaksi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya bagi industri mebel yang memiliki pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi
Lebih terperinci- ERGONOMI SECARA UMUM - Ajeng Yeni Setianingrum
ERGONOMI - ERGONOMI SECARA UMUM - Ajeng Yeni Setianingrum Universitas Mercu Buana 2011 Kondisi Saat Ini Terhadap Kondisi Masa Lampau KONDISI MASA LAMPAU KONDISI SAAT INI Manusia hidup dengan kondisi lingkungan
Lebih terperinci2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 107) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI
Lebih terperinciAPLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA
APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA DASAR HUKUM 1. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 (1a.) : dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan
Lebih terperinciPengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah salah satu di antaranya adalah nyeri otot leher. Bekerja dengan posisi berdiri yang di
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI
INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
ABSTRAK Pembangunan industri yang baik terutama harus memperhatikan faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh sistem kerja dan
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS
SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS A.Mariatmo, Edison, Jaja Sukmana ABSTRAK Sistem pelaporan kejadian di RSG GAS mengikuti sistem pelaporan kejadian untuk reaktor riset IRSRR yang dikeluarkan oleh IAEA,
Lebih terperinciANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION
TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beragam aktivitas dilakukan manusia setiap harinya baik itu makan, bekerja, belajar, beristirahat, ataupun bermain. Aktivitas belajar dan bekerja merupakan
Lebih terperinciPerancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo
Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo Suprapto Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Univet Bantara Sukoharjo.
Lebih terperinciABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciINFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT
INFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Outline Pemahaman Proses Komponen Pengantar Kecelakaan lalu lintas terjadi karena pengemudi lalai menggunakan ponsel ketika
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin
ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia diawali dengan mengetahui semua pekerjaan yang dilakukan di pabrik. Setelan itu, dilakukan pengenalan istilah-istilah
Lebih terperinciPertimbangan Antropometri Mata Untuk Kenyamanan Kerja Pada CV. Mulya
Pertimbangan Antropometri Mata Untuk Kenyamanan Kerja Pada CV. Mulya Subchan Asy ari * *) Program Studi Teknik Industri, Universitas Yudharta Pasuruan Email: bekencakep1990@gmail.com ABSTRAK Untuk mencapai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Fasilitas ergonomi telah menjadi suatu bidang khusus, itu semua dikarenakan dampak yang mengacu pada keselamatan, kesehatan, produktifitas dan perekonomian serta daya
Lebih terperinciASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)
ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2) 2. Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang segala pertimbangan manusia (membahas kelebihan dan keterbatasan manusia), dan secara sistematis manfaat tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciKey word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.
PERLINDUNGAN TERHADAP KESELAMATAN PEKERJA DI PT TELEKOMUNIKASI Tbk DENPASAR Oleh : Ni Nyoman Agnis Ratna Dewi I Gusti Nyoman Agung I Ketut Sandhi Sudarsana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK OLEH WAHYU PURWANTO LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperinciMODUL I PENGANTAR ERGONOMI
ERGONOMI Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 1 DEFINITION OF ERGONOMICS Yunani kuno, yaitu : ERGON dan NOMOS Ergon : kerja Nomos : hukum/ aturan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR APLIKASI ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PEMBUATAN TAHU UNTUK MENCAPAI KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS
TUGAS AKHIR APLIKASI ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PEMBUATAN TAHU UNTUK MENCAPAI KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan
Lebih terperinciPENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA
PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI) Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan, dan pengumpulan padi. Pada tahap ini, kehilangan akibat ketidak tepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Mesin penggulung benang afval manual adalah suatu mesin yang bertujuan untuk membuat bentuk gulungan benang afval yang sudah dipilin atau dipintal dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan energi pada sektor a.l.: rumah tangga, industri, transportasi dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciDjamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012
Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 1 PENDAHULUAN Keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan adalah dambaan setiap insan. Kesehjahteraan bisa dicapai jika manusia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat Indonesia terutama Jakarta memiliki aktifitas yang sangat padat. Kebanyakan mereka menghabiskan waktunya diluar rumah, sehingga pekerjaan rumah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.
Lebih terperinci2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI
PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC (Studi Kasus PT. SANWA ENGINEERING BATAM) Musa¹ Nandar Cundara,² Hery Irawan 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN
Lebih terperinciPREVENTIVE MAINTENANCE
PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA
PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KERJA #1 (TEMPAT KERJA) PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PERANCANGAN SISTEM KERJA #1 (TEMPAT KERJA) PERTEMUAN #5 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO
LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan
Lebih terperinciMenerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) 1 OBJEKTIF Menetapkan standar, prosedur dan kebijakan K3 di lingkungan kerja Melakukan sosialisasi K3 Menyediakan saran-saran ergonomis
Lebih terperinciPerancangan Sistem Kerja&Ergonomi
Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi Refference Niebel Benjamin W. & Freivalds A. 2003. Methods Standards and Work Design. 11 th edition. Mc Graw Hill. New York. Aft, Lawrence S. 2000. Work Measurement &
Lebih terperinciVIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS
BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas
Lebih terperinci