Septian Prima Rusbariandi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Septian Prima Rusbariandi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, HARGA MINYAK DUNIA, HARGA EMAS DUNIA, DAN KURS RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE JANUARI 2005 MARET 2012) Septian Prima Rusbariandi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi kriteria syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index Di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan selama Januari 2005 Maret Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif yang terdiri dari data bulanan variabel JII dan variabel ekonomi makro yang meliputi Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, Uji asumsi klasik dan Uji koefisien determinasi. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi PASW Statistics 18 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Tingkat Inflasi dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Harga Emas Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII. Sedangkan Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap JII. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square = 43,5%, yang berarti pergerakan perubahan variabel terikat (JII) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh pergerakan perubahan variabel bebas (Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah) sebesar 43,5%, sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Saham Syariah, Jakarta Islamic Index, Indikator Makroekonomi, Risiko Sistematis, Regresi Linier Berganda. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi secara optimal serta didukung dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang cukup stabil. Bentuk investasi yang juga menarik perhatian para investor saat iniialah investasi pada aset finansial menurut syariah Islam. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk melakukan investasi keuangan yang sesuai dengan syariah Islam. Salah satunya ialah investasi dengan pemilikan efek syariah dalam bentuk pembelian saham yang dapat dilakukan di pasar modal syariah. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal Indonesia tercatat dengan hadirnya Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII) pada bulan Juli tahun Jakarta 1

2 Islamic Index (JII) sendiri merupakan kelompok saham yang memenuhi kriteria investasi syariah Islam dalam pasar modal Indonesia. Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Walaupun masih terbilang baru dalam industri pasar modal Indonesia, namun sampai pada tahun 2011 kemarin kinerja Jakarta Islamic Index cukup menjanjikan, hal tersebut dapat diterlihat dari pergerakan indeks saham syariah dan juga pertumbuhan kapitalisasi pasar JII yang pada kurun waktu 4 tahun terakhir cenderung terus mengalami peningkatan. Berfluktuasinya pergerakan indeks dalam industri pasar modal memang sudah seharusnya ditanggapi dengan serius olah para investor. Dalam prakteknya di lapangan, sudah menjadi kewajiban bagi para investor untuk memperhatikan segala situasi yang akan terjadi, baik itu situasi yang pasti maupun situasi tidak pasti. Khusus dalam keadaan tidak pasti, seorang investor dituntut untuk lebih berhati-hati. Jika tidak berhati-hati, kemungkinan keuntungan yang diharapkan untuk diperoleh akan berubah menjadi kerugian atau jauh lebih kecil daripada yang diharapkan. Berbagai risiko dapat menghadang serta menghancurkan investasi yang telah dengan susah payah dilakukan (Khalwaty, 2000). Secara umum risiko dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis (unsystematic risk), dan risiko yang tidak dapat dikendalikan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis (systematic risk) atau disebut juga risiko pasar. Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar merupakan risiko yang ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental makroekonomi, seperti tingkat inflasi, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Kondisi makroekonomi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, karena faktor ini merupakan bagian dari kondisi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti stabilitas politik dan keamanan, hukum, sosial, budaya, pendidikan serta ketidakpastian lingkungan. Adanya ketidakstabilan faktor-faktor eksternal akan menyebabkan investasi menjadi lebih berisiko, dan hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja pasar modal (Sudiyatno dan Nuswandhari, 2009). Sehubungan dengan pentingnya perhatian terhadap kondisi ekonomi makro yang menjadi bagian dari risiko sistematis, pasar modal syariah Indonesia yang kinerjanya tercermin pada indeks syariah JII pun tidak bisa menampik akan hadirnya risiko-risiko tersebut. Sebagaimana diketahui, variabel-variabel indikator ekonomi makro seperti harga minyak dunia, harga emas dunia, laju inflasi sampai pada tingkat kurs rupiah terhadap mata uang asing terus senantiasa berfluktuasi di setiap periodenya sehingga terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal. ketika kondisi perekonomian sedang mengalami kelesuan serta diperparah dengan tingkat inflasi pada skala yang tinggi, maka tentunya akan sulit untuk mengharapkan gairah di pasar modal menjadi lebih berkembang. Fenomena seperti ini justru akan menjadikan gairah investasi tidak lagi menjadi menarik di mata investor, sehingga membuat para investor mengalihkan dana yang sudah diinvestasikannya dalam bentuk saham ke dalam bentuk investasi lainnya. Akibatnya hal ini akan memicu menurunnya kinerja perusahaan yang kemudian berdampak terhadap harga pasar saham (Adib, 2009). Pergerakan harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Kenaikan harga minyak mentah dunia secara tidak langsung akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. Bagi [Type text] 2

3 negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Karena harga minyak yang melonjak tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai sektor komoditi minyak dan pertambangannya. Namun jika harga minyak sedang turun para investor cenderung mencari keuntungan dengan cara menjual sahamnya. Investasi dalam bentuk emas dipercaya sebagai salah satu komoditi yang menguntungkan disebabkan selain harganya yang cenderung mengalami peningkatan, emas juga merupakan bentuk investasi yang sangat liquid, karena dapat diterima di wilayah atau di negara mana pun. Ketika potensi imbalan ( return) berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan dianggap tidak mampu mengompensasi risiko yang ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke dalam aset riil seperti logam mulia atau properti yang dianggap lebih layak dan aman (Iman, 2009). Sementara itu, nilai kurs rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan. Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaanperusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pada saat nilai rupiah terdespresiasi dengan dollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi perusahaan yang sebagaian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk impor. Peningkatan bahan-bahan impor tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya terindikasi berpengaruh pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham (Witcaksono, 2010). Berangkat pentingnya perhatian indikator makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham serta mengingat perkembangan investasi saham syariah dalam industri pasar modal syariah di Indonesia yang sekarang ini sedang berkembang cukup pesat, maka peneliti termotivasi memfokuskan penelitian untuk mengetahui apakah variabelvariabel indiktor ekonomi makro tersebut juga dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dikemas dengan judul: Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 Maret 2012). Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah secara parsial terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia? 2. Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia? Batasan Masalah 1. Objek penelitian adalah indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) yang terdapat pada BEI selama periode Januari 2005 sampai Maret [Type text] 3

4 2. Variabel-variabel yang diujikan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: (a) Variabel Bebas ( Independent variable) yang terdiri dari tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah per dollar AS selama periode Januari 2005 sampai Maret (b) Variabel Terikat ( Dependent variable) yaitu indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) selama periode Januari 2005 sampai Maret Alat analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik serta pengujian hipotesis dengan Uji statistik parsial (Uji t). Tujuan Penelitian Secara rinci tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh antara inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah secara parsial terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Pemikiran 1) Pengaruh tingkat inflasi terhadap indeks harga saham. Inflasi yang semakin tinggi menjadi sinyal negatif bagi para investor yang berinvestasi di pasar modal. Investor akan cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih pada saat terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi). Hal ini karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Di samping itu, juga diiringi oleh pesimisme investor tentang kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba di masa kini dan masa mendatang (Mankiw, 2000:434). Kecendrungan para investor untuk melepas sahamnya akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun. Terjadinya penuruan harga saham ini akan tercermin pada indeks harga saham. 2) Pengaruh harga minyak dunia terhadap indeks harga saham. Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Semenjak peristiwa bersejarah bangkrutnya Lehman Brothers yang mempercepat terjadinya krisis ekonomi global pada musim semi 2008, korelasi positif yang kuat terus tampak antara harga minyak dan bursa saham secara global termasuk bursa saham di Indonesia (Sidarta, 2010). Hal ini terjadi karena Investor pasar modal menganggap bahwa naiknya hargaharga energi merupakan pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya pemulihan ekonomi global pasca krisis. Sebaliknya, harga energi yang turun mencerminkan melemahnya pemulihan ekonomi global. Dengan begitu, jika harga minyak mentah meningkat, ekspektasi terhadap membaiknya kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga sahamnya akan ikut terkerek naik. 3)Pengaruh harga emas dunia terhadap indeks harga saham. Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya kedalam bentuk emas batangan, hal ini mengakibatkan turunnya indeks saham di negara bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor (Witcaksono, 2010). Namun, di Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama muslim [Type text] 4

5 berinvestasi dalam bentuk emas mempunyai keyakinan dan ketertarikan tersendiri, apalagi bila didukung dengan kondisi perekonomian yang baik dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Tingkat permintaan emas tentunya akan mengalami peningkatan, yang kemudian berdampak pada meningkatnya harga emas. Peningkatan harga emas ini juga disinyalir akan meningkatkan laba bagi perusahaan tambang emas sehingga hal ini memotivasi para investor untuk berinvestasi pada saham-saham perusahaan tambang emas. Kejadian ini akan memacu peningkatan harga saham perusahaan yang nantinya juga akan tercemin dalam indeks harga saham. 4. Pengaruh kurs rupiah terhadap indeks harga saham. Hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dengan harga saham diantaranya dapat dilihat melalui pendekatan pasar barang ( good market approach), di mana perubahan pada kurs akan mempengaruhi suatu perusahaan, kemudian akan mempengaruhi pendapatan perusahaan atau struktur cost of fund-nya. Hal tersebut akan berpengaruh pada harga saham suatu perusahaan. Pada saat kurs rupiah terdepresiasi, maka biaya bahan baku impor atau produk yang memiliki kaitan dengan produk impor akan mengalami kenaikan (Boediono, 2005:130). Kejadian ini menyebabkan biaya produksi meningkat dan laba perusahaan menjadi turun sehingga tingkat dividen yang dapat dibagikan dan return yang ditawarkan akan menurun pula. Penurunan return yang ditawarkan akan mengakibatkan permintaan terhadap saham tersebut berkurang sehingga harga saham menjadi turun. Kondisi seperti ini akan mendorong investor untuk melepas sahamnya sehingga berdampak pada menurunya harga saham yang kemudian penurunan tersebut akan tercermin pada indeks harga saham, begitu pun sebaliknya. Hipotesis Mengacu pada pembahasan latar belakang masalah dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah: H 1 : Diduga tingkat inflasi berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 2 : Diduga harga minyak dunia berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 3 : Diduga harga emas dunia berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 4 : Diduga kurs rupiah berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). TELAAH PUSTAKA Jakarta Islamic Index (JII) Di bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beberapa indeks. Namun diantara indeks tersebut, salah satu yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi kriteria syariah. Dikatakan demikian karena saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. JII dibentuk dari hasil kerjasama antara PT BEI (saat itu Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Investment Management (PT DIM). JII beroperasi sejak tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 januari sebagai base date (dengan nilai 100). Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor agar melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat keuntungan bagi pemodal yang berinvestasi di bursa efek (Susanto, 2008:128). [Type text] 5

6 Berdasarkan fatwa No.40/DSN- MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal, menetapkan bahwa kriteria kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah ialah: a. Usaha perjudian dan dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Produsen, distributor serta pedagang makanan dan minuman haram. d. Produsen, distributor, atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya Kemudian selain dari segi kegiatan usaha, kriteria perusahaan juga ditentukan oleh indeks: (a) kapitalisasi pasar ( market capitalization) dari saham di mana JII menggunakan kapitalisasi harian rata-rata selama satu tahun; (b) perdagangan saham di bursa, JII menggunakan rata-rata harian perdagangan reguler saham di bursa selama satu tahun. Dari kriteria tersebut, sahamsaham yang dipilih untuk dapat masuk ke dalam indeks. Berikut digambarkan skema proses penyaringan saham JII: Seleksi Saham Syariah Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. Seleksi Kapitalisasi Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. Seleksi Nilai Volume Transaksi Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama (satu) tahun terakhir. PROSES EVALUASI EMITEN SETIAP 6 BULAN SEKALI Gambar 1 : Skema Proses Penyaringan Emiten JII Sumber : Manan (2009:116) Perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya sehingga menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks JII. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Tingkat Inflasi Menurut Rahardja dan Manurung (2008: ) inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari definisi tersebut maka terdapat tiga kriteria agar dapat dikatakan terjadinya inflasi, (1) Kenaikan harga, harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya; (2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi apabila kenaikan tersebut tidak berdampak pada kenaikan hargaharga secara umum; (3) Berlangsung terus menerus, artinya proses kenaikan hargaharga tersebut tidaklah terjadi hanya sesaat melainkan secara terus-menerus sampai pada periode tertentu. Ditinjau dari faktor-faktor penyebab timbulnya. Inflasi dibedakan menjadi 3 macam (Nanga, 2005), yaitu: a) Inflasi taikan permintaan ( demand pull inflation). b) Inflasi dorongan biaya ( cosh push inflation). c) Inflasi struktural (structural inflation). [Type text] 6

7 Harga Minyak Dunia Harga minyak bumi seperti yang disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot minyak per barel (159 liter) jenis WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange (NYMEX) atau jenis minyak Brent yang diperdagangkan pada Intercontinental Exchange (ICE). Harga satu barel minyak mentah dunia sangat tergantung pada kedua kelas tersebut, yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti berat jenis atau API dan kandungan sulfur, serta lokasinya. Tolok ukur minyak mentah dunia lainnya yang cukup penting antara lain harga minyak OPEC, Dubai Crude, serta Tapis Crude (Singapura) ( pedia.org/wiki/price_of_petroleum). Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah berdasarkan lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West Texas Intermediate, Brent, atau Oman), Gravitasi API (sebuah ukuran pada industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi. Minyak mentah West Texas Intermediate ( WTI) merupakan minyak mentah yang berkualitas sangat tinggi, karena ringan ( light) dan memiliki kandungan sulfur yang rendah ( sweet). Oleh karenanya minyak jenis WTI ini sering pula di sebut minyak mentah light sweet. Kandungan yang ada pada minyak WTI ini membuatnya sangat baik untuk dijadikan bahan bakar, hal ini menjadikan minyak jenis WTI sebagai patokan utama minyak metah di Amerika dan di dunia. Harga minyak mentah WTI umumnya lebih tinggi sekitar 5 sampai 6 dollar AS per barel dari harga minyak OPEC ( indicators/p/crude_oil.htm). Harga Emas Dunia Emas mempunyai standar nilai internasional yang mudah dipantau, emas sangat liquid (mudah diuangkan). Emas sebagai salah satu bentuk investasi yang tidak terpengaruh oleh inflasi dan aman terhadap depresiasi nilai tukar. Emas di dunia berasal dari dalam bumi berupa bongkahan campuran batu dan emas, yang harus melalui proses pemurnian atau refinery untuk dijadikan emas murni 24 karat atau 99,9 %. Emas murni 24 K umumnya berwujud dalam bentuk batangan ( gold bar), koin emas dan perhiasan (Susilo, 2011). Harga emas di negara manapun mengikuti harga emas dunia yang ditentukan di London (pasar emas london) setiap hari. Harga emas dunia ditentukan berdasarkan supply and demand emas dari seluruh penjuru dunia, bukan ditentukan dari satu daerah saja. Standar internasional emas dalam US$ per troy ounce/oz (1 troy oz = 31.1 gr). Pasar emas london menjadi rujukan pasar emas global dalam menentukan patokan harga emas hampir di setiap negara (termasuk dengan harga Dinar Dirham Islam). Selain di London, pusat perdagangan emas lainnya adalah New York, Zurich, Tokyo, Sydney dan Hongkong, dimana Hongkong menjadi pusat perdagangan di Asia (Firman, 2012). Nilai Tukar (Kurs) Mata Uang Menurut Faisal (2001:20) kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (disebut juga direct quote) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut juga indirect quote). [Type text] 7

8 Nilai tukar menurut Mankiw (2000) dibagi menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga mata uang suatu negara dengan negara lainnya, sedangkan nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal dibagi harga relatif dalam negeri dan luar negeri (negara mitra dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan untuk mengukur daya saing suatu negara dengan negara lainnya. Pergerakan suatu nilai tukar/kurs dapat berubah sepanjang waktu karena adanya perubahan kurva permintaan dan penawaran. Menurut Madura (2006: ) faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kurva permintaan dan penawaran tersebut yaitu: 1) Perubahan Tingkat Inflasi Relatif, 2) Perubahan Suku Bunga Relatif, 3) Tingkat Pendapatan Relatif, 4) Pengendalian Pemerintah, 5) Prediksi pasar akan kurs mata uang di masa depan, 6) Interaksi faktor. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat penelitian penjelasan (explanatory atau confirmation research) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode statistika deskriptif dengan menggunakan tabel dan grafik, dan juga metode statistika inferensial menggunakan aplikasi PASW Statistic 18 for windows dengan alat analisis regresi linier berganda. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif serta berupa data sekunder yang meliputi tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, kurs rupiah dan Jakarta Islamic Index (JII). Data tersebut merupakan data time series penutupan tiap akhir bulan yang diambil mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan bulan Maret Sumber data diperoleh dari website yang berkaitan dengan topik penelitian, antara lain yaitu dan com. Variabel-variabel yang diteliti a) Jakarta Islamic Index (JII) mencakup saham-saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang tertinggi dari 30 saham terpilih yang dapat mewakili pasar. b) Tingkat inflasi merupakan tingkat prosentase kenaikan harga barangbarang yang bersifat umum dan terusmenerus. Tingkat inflasi diukur berdasarkan indeks harga konsumen (IHK). c) Harga Minyak dunia merupakan harga spot pasar minyak dunia dengan berdasar pada jenis minyak West Texas Intermediate. Harga minyak dunia ini diukur melalui akumulasi permintaan dan penawaran minyak WTI atau light sweet yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange (NYMEX). d) Harga Emas Dunia merupakan harga spot yang terbentuk berdasarkan akumulasi supply and demand emas di London (pasar emas london). Harga emas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga emas untuk penutupan sore hari (harga emas Gold P.M). e) Kurs Rupiah di sini merupakan kurs/ nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika serikat. Data kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs tengah mata uang rupiah terhadap mata uang dollar AS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Analisis regresi linier berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Perumusan model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: [Type text] 8

9 JII = β 0 + β 1 INF + β 2 MYK + β 3 EMS + β 4 KRS + ε Di mana: JII = Jakarta Islamic Index INF = tingkat inflasi MYK = harga minyak dunia EMS = harga emas dunia KRS = kurs rupiah terhadap dolar AS β 0 = konstanta β 1,..β 4 = koefisien regresi parsial untuk masing-masing variabel INF, MYK, EMS, KRS. ε = variabel pengganggu Analisis Koefisien Determinasi Koefsien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variansi variabel dependen. R 2 sama dengan 0, berarti tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan varibel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, R 2 sama dengan 1, berarti persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel dependen (Priyatno, 2008:79). Uji Statistik t (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen ( INF, MYK, EMS, KRS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( JII). Uji t dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%, alasan digunakannya tingkat kepercayaan 90% adalah dikarenakan pengambilan data sampel masing-masing variabel terbatas pada periode penelitian yang dilakukan sehingga hal ini kurang dapat mewakili gambaran pergerakan variabelvariabel secara menyeluruh. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan statistik deskriptif dapat terlihat pada Tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1. Deskripsi Statistik Descriptive Statistic N Mean Std. Deviation JII INF MYK INF KRS ,017739,006967,014603,016425,000359, , , , , Sumber : Data sekunder diolah Berdasar hasil Tabel 1. tersebut diperoleh nilai rata-rata untuk pergerakan perubahan variabel-variabel antara lain: JII, tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah masing-masing adalah sebesar 0, (1,774%), 0, (0,697 %), 0, (1,460%), 0,16425 (1,643%), dan 0, (0,036%). Sedangkan untuk nilai standar deviasinya untuk JII, tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah masing-masing adalah 0,076 (7,6%), 0,163 (16,3%), Analisis Regresi Linier Berganda Data-data yang akan diuji dalam penelitian ini sebelumnya telah diubah dalam bentuk model difference. Sehingga model regresi antara X terhadap Y tidak pada aslinya melainkan pada selisih (difference) antar satu pengamatan dengan pengamatan sebelumnya dalam satu variabel. Dengan kata lain data yang digunakan adalah data hasil pengurangan nilai variabel yang bersangkutan dengan nilai variabel sebelumnya. Selanjutnya data penelitian yang telah lulus proses pengujian data tersebut, diolah menggunakan aplikasi PASW ( Predictive Analytics SoftWare) Statistics 18 for windows dan diperoleh hasil perhitungan regresi linier berganda yang terlihat pada Tabel 2. sebagai berikut: [Type text] 9

10 dimension0 1 Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Sumber : Data sekunder diolah Dengan demikian, maka model persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan setelah mengalami tahap difference dapat dijabarkan sebagai berikut: (JII t - JII t-1) = 0,018-0,077 (INF t - INF t-1 ) + 0,126 (MYK t - MYK t-1 ) - 0,018 (EMS t - EMS t-1 ) - 1,438 (KRS t - KRS t-1 )+ (ε t - ε t-1 ) 1) Nilai konstanta = 0,018 menandakan apabila tidak terdapat variabel-variabel independen yang mencakup tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah maka pergerakan perubahan indeks syariah JII adalah tetap sebesar 0,018. 2) Perubahan laju inflasi memperoleh nilai sebesar -0,077 yang berarti bahwa perubahan peningkatan inflasi sebesar 1%, maka akan menyebabkan JII akan turun sebesar 0,077. Dan sebaliknya apabila tingkat inflasi mengalami penurunan sebesar 1%, maka JII akan naik sebesar 0,077. 3) Perubahan harga minyak dunia memperoleh nilai = 0,126 yang berarti bahwa perubahan peningkatan harga minyak dunia sebesar 1%, maka akan menyebabkan JII naik sebesar 0,126 dan sebaliknya apabila perubahan harga minyak dunia turun sebesar 1%, maka JII pun akan turun sebesar 0,126. 4) Perubahan harga emas dunia memperoleh nilai -0,018 yang berarti bahwa perubahan peningkatan harga emas dunia sebesar 1%, maka JII akan turun sebesar 0,018 dan sebaliknya apabila perubahan harga emas dunia mengalami kenaikan sebesar 1% maka JII akan turun sebesar 0,018. 5) Perubahan kurs rupiah terhadap dollar AS memperoleh nilai -1,438 yang berarti bahwa perubahan penurunan kurs rupiah sebesar 1% maka JII akan mengalami kenaikan sebesar 1,438. Begitupun sebaliknya apabila perubahan kurs rupiah terhadap dollar AS mengalami kenaikan sebesar 1% maka JII akan mengalami penurunan sebesar 1,438. Analisis Koefisien Determinasi Koefsien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan variansi variabel dependen. Dalam penelitian ini nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah adjusted R square yang merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu model regresi. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan PASW Statistics 18 diperoleh nilai koefisien determinasi seperti yang terlihat pada Tabel 3. sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate,679 a,462,435, Sumber : Data sekunder diolah Dari hasil perhitungan pada Tabel 3. diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,435 yang menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 43,5% atau dengan kata lain variabel independen memberikan [Type text] 10

11 pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 43,5%. Pengujian Hipotesa Penelitian Hipotesis yang akan diuji mencakup pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Uji pengaruh parsial dilakukan dengan Uji statistik t (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen (INF, MYK, EMS, KRS) secara parsial atau terpisah terhadap variabel dependen (JII). Uji pengaruh parsial dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan = 90%, di mana nilai t tabel pada a = 10% : 2 = 5%, n=87 dan k=4 (n adalah jumlah periode penelitian dan k adalah jumlah variabel independen) adalah sebesar 1,66. Berdasar hasil nilai t hitung pada Tabel 2., maka Uji t untuk masing-masing variabel independen dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh tingkat inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 1: H 10 = tidak terdapat pengaruh antara inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 1a = terdapat pengaruh antara inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai t hitung dari inflasi adalah sebesar - 2,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,046. Karena nilai -t hitung (-2,027) < -t tabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara tingkat inflasi dengan JII. 2) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 2: H 20 = tidak terdapat pengaruh antara harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 2a = terdapat pengaruh antara harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai t hitung dari harga minyak dunia adalah sebesar 1,755 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083. Karena nilai t hitung (1,755) > t tabel (1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara harga minyak dunia dengan JII. 3) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 3: H 30 = tidak terdapat pengaruh antara harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 3a = terdapat pengaruh antara harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai t hitung dari harga emas dunia adalah sebesar -0,582 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,562. Karena nilai -t hitung (-0,582) > -t tabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara harga emas dengan JII. 4) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 4: H 40 = tidak terdapat pengaruh antara kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H 4a = terdapat pengaruh antara kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai t hitung dari kurs rupiah adalah sebesar -7,184 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai -t hitung (-7,184) < -t tabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara kurs rupiah dengan JII. [Type text] 11

12 PENUTUP Kesimpulan 1) Secara parsial masing-masing variabel independen yang meliputi tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah mempunyai pengaruh sebagai berikut: a. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, yang ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel inflasi (INF) yang bernilai negatif ( -0,077) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,046. Hal ini searah dengan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap JII. b. Harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel harga minyak dunia ( MYK) yang bernilai positif ( 0,126) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,083. Hal ini searah dengan hipotesis 2 yang menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki pengaruh positif terhadap JII. c. Harga Emas dunia tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,562 dan arah nilai koefisien regresi variabel harga emas dunia (EMS) yang bernilai negatif ( -0,081). Hal ini berlawanan dengan hipotesis 3 yang menyatakan bahwa harga emas dunia berpengaruh terhadap JII. d. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel kurs ( KRS) yang bernilai negatif (-1,438) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini searah dengan hipotesis 4 yang menyatakan bahwa kurs rupiah mempunyai pengaruh terhadap JII. 2) Perubahan pergerakan yang terjadi pada JII dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh perubahan pergerakan tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah berdasar perhitungan koefisien determinasi (adjusted R square) adalah sebesar 43,5%. Sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Saran 1) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variabel-variabel lain di luar tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah, baik itu variabel-variabel makro ekonomi maupun variabel-variabel internal emiten yang terdaftar di JII. Hal ini penting untuk mengetahui variabel-variabel apa yang sebenarnya memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan JII. 2) Pihak-pihak yang terkait dengan perdagangan saham syariah baik itu broker dan investor diharapkan agar lebih teliti dan cerdas dalam melihat perubahan variabel ekonomi makro yang senantiasa berfluktuasi dengan mengikuti informasi up to date yang tersedia, sehingga pengambilan keputusan berinvestasi dapat dilakukan secara tepat. 3) Lembaga-lembaga yang terkait dengan pasar modal seperti PT. BEI dan BAPEPAM hendaknya lebih gencar lagi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang bagaimana berinvestasi secara syariah di pasar modal serta mengenalkan instrumeninstrumen pasar modal syariah yang ditawarkan guna menambah wawasan pengetahun tentang industri pasar modal syariah di kalangan masyarakat. 4) Dalam praktek nyata di lapangan, indeks JII (Jakarta Islamic Index) yang [Type text] 12

13 merupakan indeks sektoral dengan mengelompokkan saham perusahaanperusahaan yang sesuai dengan kriteria syariah, diharapkan secara operasional dapat terpisah dari pasar modal konvensional, sehingga terbentuk pasar modal syariah yang sesungguhnya murni tidak bercampur dengan pasar modal konvensional. Serta terobosan kebijakan pemerintah sangat diharapkan untuk terus mengembangkan pasar modal syariah kedepannya, seperti misalnya dengan diluncurkannya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan diterbitkannya fatwa-fatwa baru Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait pasar modal syariah. DAFTAR PUSTAKA Adib, Ahmad M. 2009, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Domestik, Suku Bunga Luar Negeri dan Kurs Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham (Studi Pada JII dan IHSG Tahun ), Skripsi, Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga. Budiono, 2005, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.3: Ekonomi Internasional, Edisi Ke-1, BPFE, Yogyakarta. Faisal, M., 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Firman, Abbas, 2012, Mengenal Sejarah Pasar Emas London, diakses dari pada tanggal 21 Juni Iman, Nofie, 2009, Investasi Emas, Daras Books, Jakarta. Khalwati, Tajul, 2000, Inflasi dan Solusinya, PT Raja Persada Grafindo, Jakarta. Madura, Jeff, 2006, Keuangan Perusahaan Internasional, Edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Manan, Abdul, 2009, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah di Indonesia, Edisi Pertama, PT Kencana, Jakarta. Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makroekonomi, Edisi ke-4, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nanga, Muana, 2005, Teori, Masalah & Kebijakan, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Priyatno, dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS, PT Buku Kita, Jakarta. Raharja, Prathama dan Mandala Manurung, 2008, Teori Ekonomi Makro; Suatu Pengantar, Edisi keempat, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Sidarta, Wahyu, 2010, Pengaruh gejolak harga minyak mentah terhadap IHSG, Vibiznews. Sudiyatno, Bambang dan Cahyani Nuswandhari, 2009, Peran Beberapa Indikator Ekonomi Dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 1 No.2, hal Susanto, Burhanudin, 2008, Pasar Modal Syariah: Tinjauan Hukum, UII Press, Yogyakarta. Susilo, 2011, Sosialisasi Gemar Menabung Emas. Gadai Emas Bank Mega Syariah Indonesia. Purwokerto (tidak dipublikasikan). Witjaksono, Ardian A., 2010, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode ), Tesis, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.,Crude Oil Prices Definition, diakses dari about.com/od/economicindicators/ p/crude_oil.htm, pada tanggal 21 Juni [Type text] 13

14 , Gold Monthly Price - US Dollars per Troy Ounce, diakses dari modities/?commodity=gold&mont hs=120 pada tanggal 21 Juni 2012., JKII Historical Prices, diakses dari /q/hp?s=^jkii+historical+prices pada tanggal 19 Juli 2012., Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen), diakses dari er/inflasi/data+inflasi/ pada tanggal 10 Juni 2012, Price of petroleum, diakses dari of_ petroleum pada tanggal 21 Juni 2012., Price of West Texas Intermediate Crude, diakses dari pada tanggal 17 Mei 2012., Statistik Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Rupiah, diakses dari /statistik_nilai_tukar_mata_uang_a sing_terhadap_rupiah/ pada tanggal 24 Juli [Type text] 14

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3

Prosiding Seminar Nasional ISBN : 978-602-17225-0-3 ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, HARGA MINYAK DUNIA, HARGA EMAS DUNIA, DAN KURS RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA Septian Prima Rusbariand Masodah Riskayanto Septi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antar suatu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam Negara Indonesia menjadi sesuatu yang penting di era globalisasi ini, dan semakin berkembang serta membuktikan bahwa pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini istilah investasi dan penanaman modal merupakan dua istilah yang cukup dikenal dalam kegiatan bisnis dan kegiatan perundangundangan. Istilah investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Muttaqin,2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Muttaqin,2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat diperdagangkannya saham-saham dari berbagai macam perusahaan yang go public. Dalam aktifitasnya, perusahaanperusahaan tersebut tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR Umi Murtini Sirilus Kristiyo Amijoyo Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Simultan a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG Berdasarkan hasil dari analisa regresi uji F didapat nilai signifikansi sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini menuntut terbentuknya berbagai lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan fasilitas kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal menurut Dewan Syariah Nasional adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi dan salah satu alternatif untuk melakukan pembiayaan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat menjadi awal terjadinya krisis ekonomi global. Krisis tersebut menjadi penyebab ambruknya pasar modal Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan 55 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Dalam penelitian ini mengunakan data sekunder berbentuk time series yang bersumber dari Bank Indonesia (BI) dan www.duniainvetasi.com. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal dan perbankan merupakan lembaga penyedia jasa keuangan sekaligus pengatur perekonomian Negara dan nilai tukar mata uang. Karena pasar modal merupakan sarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah: BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil analisa data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pengaruh Simultan a. Secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal merupakan

BAB I. Pendahuluan. diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal merupakan BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Melihat faktor masa depan yang penuh dengan ketidakpastian membuat banyak orang mengalokasikan sebagian dananya untuk berinvestasi. Karena hakikatnya manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi pada akhirnya merupakan jalan yang dibuat untuk menyatukan ekonomi seluruh negara tanpa batasan. Tidak adanya batas membuat pengaruh antara negara

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tingkat suku bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Bayu Setiawan Nugroho. 2012. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham LQ45 Periode 2007-2011 (Studi Kasus di LQ45), Institut Manajemen Telkom

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Kurs Kurs merupakan harga dari suatu nilai mata uang yang dapat dibeli dengan mata uang negara lain. Menurut Perry dan Solikin (2003: 69), nilai tukar suatu mata uang didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) HELMY SYAMSURI STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ilmiah ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dari masyarakat untuk disalurakan ke sektor-sektor produktif. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. panjang dari masyarakat untuk disalurakan ke sektor-sektor produktif. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karna pasar modal merupakan wahana yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Setiap investor atau orang yang melakukan investasi pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Allah SWT karena dana yang hanya ditimbun tidak dapat memberikan manfaat bagi

I. PENDAHULUAN. Allah SWT karena dana yang hanya ditimbun tidak dapat memberikan manfaat bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Berinvestasi untuk dapat menjadi kaya sesungguhnya tidak dilarang sama sekali dalam agama Islam. Kegiatan menimbun harta dalam Islam sangat dilarang oleh Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. digunakan untuk kebutuhan mereka dimasa depan. Bentuk investasi yang

I.PENDAHULUAN. digunakan untuk kebutuhan mereka dimasa depan. Bentuk investasi yang I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah suatu aktivitas mengubah berlebihnya kekayaan yang dimiliki seseorang dalam bentuk objek yang memiliki nilai lebih yang bertujuan dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalm Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melakukan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumen investasi barbasis syariah merupakan salah satu alternatif investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut Adrian (2011:45)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun

BAB I PENDAHULUAN. menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup besar darikrisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008. Berbagai kebijakan diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang paling dicari dan digemari. Produk ini dapat digunakan sebagai sarana investasi dan lindung nilai harta dari pengaruh inflasi. Dalam

Lebih terperinci

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD 2009-2013 By ANNISA NOERLITA INDRA DEWI The purpose of this research is to analyzing

Lebih terperinci

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) JURNAL SKRIPSI Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Latar Belakang Ekonomi dunia telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbukanya pasar bebas ASEAN Free Trade Associaciont (AFTA) industri otomotif tak hanya berkonsentrasi pada kebutuhan domestik, tetapi terbuka pula peluang memenuhi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi Judul : Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Sangga Yoga Wismantara NIM : 1315251131 Abstrak Pasar modal memiliki peran penting

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut adanya suatu industri sektor perekonomian yang sehat, tangguh, dan berperan. Mengingat

Lebih terperinci

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

Dewi Kumala Sari   Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (ANALISIS FUNDAMENTAL), INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA BI (BI RATE) TERHADAP HARGA SAHAM PT. KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk Dewi Kumala Sari Email: saira_se7en@yahoo.com

Lebih terperinci