ABSTRAK. Kata kunci: Faktor pribadi klien, kepuasan, dan asuhan keperawatan Kepustakaan 33 ( )
|
|
- Hengki Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN TERHADAP KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN PERAWAT PELAKSANA (Studi di Rumah Sakit Rajawali Bandung) Lucia Ariyanth, Irman Somantri ABSTRAK Adanya keluhan klien mengenai ketidakpuasan terhadap asuhan keperawatan sangat menarik untuk dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana di RS Rajawali Bandung. Populasi penelitian klien dewasa yang dirawat di-6 ruangan. Rata-rata jumlah klien selama Januari s/d Pebruari sebanyak orang. Jumlah sampel 97 orang. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan tujuan mempelajari korelasi antara variabel faktor pribadi klien dengan variabel kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner A (7 item pertanyaan) untuk mengukur variabel faktor pribadi klien dan kuesioner B (40 item pernyataan) untuk mengukur tingkat kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan. Hasil analisis menunjukan sebagian besar (76,29 %) responden merasa tidak puas dan hanya sebagian kecil (23,71%) responden merasa puas. Hasil analisis bivariat uji Chi-Square menunjukan terdapat hubungan yang bermakna dari faktor pribadi klien dengan tingkat kepuasan adalah usia dengan p-value 0,025, status perkawinan p-value 0,019, kelas rawat p-value 0,013. Tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan responden merasa tidak puas sedangkan tahap palaksanaan, perencanaan, dan evaluasi, responden merasa puas. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pelaksanaan berada di kuadran satu berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan belum sesuai dengan harapan klien. Hal ini terjadi kemungkinan karena standar asuhan keperawatan belum diterapkan secara optimal. Dokumentasi asuhan keperawatan belum tertata secara sistematis. Sebaiknya pihak rumah sakit memperhatikan dan memperbaiki kinerjanya dengan menyediakan standar asuhan keperawatan dan sarana pendokumentasiannya, mengadakan pelatihan (wadah) konsultasi keperawatan, pertemuan rutin stap ruangan untuk membahas dan membina kinerja perawat. Kata kunci: Faktor pribadi klien, kepuasan, dan asuhan keperawatan Kepustakaan 33 ( ) A. Latar Belakang Salah satu penyelenggara kesehatan adalah rumah sakit (Azwar, 1997). Dimana Rumah sakit dituntut berperanserta dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar klien. Pelayanan ini menyangkut aspek kuratif dan rehabilitatif tanpa mengabaikan aspek Jurnal Stikes A. Yani 47
2 promotif dan preventive. Rumah sakit menyediakan unit-unit pelayanan rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk instalasi / bagian (Depkes RI, 2004). Salah satu yang berperan besar dalam penyelenggaraan rumah sakit yaitu tenaga perawat di samping tenaga dokter (Whitney, 2000). Pelayanan yang diberikan perawat akan menentukan kepuasan bagi para pengguna jasa di rumah sakit. Maka perawat dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan, mampu berfungsi optimal. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) memang dituntut cakap dan terampil, tetapi untuk mencapai hasil kerja yang optimal perawat harus memiliki keinginan, kemauan, dan tujuan dalam memberi asuhan keperawatan. Perlu disadari oleh perawat bahwa kecakapan dan keterampilan akan lebih berarti bagi rumah sakit jika mereka mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada klien/pelanggan. Pelayanan kesehatan berkualitas berkaitan dengan keterampilan perawat professional. Perawat bukan hanya terampil dalam melakukan tindakan prosedur keperawatan saja melainkan juga mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan intelektual dan keterampilan teknikal (Husein, 1999, Ali, 2002). Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan rumah sakit. Aktifitas keperawatan di ruang rawat inap menjadi pusat kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan dan dipantau oleh perawat secara terus-menerus selama 24 jam. Oleh kerena itu perawat harus mampu mengelola waktu tersebut dengan baik agar produktivitas pelayanan keperawatan menjadi optimal dan berkualitas (Swansburg, 2000). Terdapat llima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para klien / pengguna jasa dalam mengevaluasi kualitas jasa. (1) Tangibles yaitu merupakan penampilan fisik dan sarana media komunikasi. (2) Reliability yaitu keandalan dalam menjalankan jasa dengan tepat dan terpercaya. (3) Responsiveness yaitu kesiapan dalam merespon pelanggan (4) Assurance yaitu keyakinan akan pengetahuan dan kesopanan kinerja dalam menanamkan rasa percaya dan (5) Empaty yaitu apabila pelayanan yang diberikan dapat memuaskan mereka akan kembali (Gaspersz, 2005; Supranto, 2006). Rumah Sakit Rajawali memiliki falsafah rumah memberikan pelayanan medik, rujukan medik dan pengembangan medik, non medik yang diintegrasikan dalam pelayanan dengan tujuan meningkatkan mutu tenaga kesehatan yang optimal bagi Jurnal Stikes A. Yani 48
3 masyarakat. Dengan visi : memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan klinis dan keperawatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ditunjang moto : Menolong orang yang lemah di atas 3 landasan yaitu : Meningkatkan kemampuan pengobatan melalui pendidikan dan penyelidikan secara terus menerus, Pelayanan yang baik bagi si sakit, Pencegahan penyakit melalui pendidikan masyarakat dalam kesehatan. Rumah Sakit Rajawali adalah rumah sakit umum swasta dengan kekhususan pada penyakit kardio vascular (jantung) dan pendidikan keperawatan. Memiliki 10 ruang rawat, ICU, ICCU, PICU/NICU, UGD dan Kamar Operasi. Kapasitas Rumah tempat rawat inap sebanyak 185 tempat tidur. Tenaga perawat sebanyak 185 orang dengan kualifikasi S1 Keperawatan 6 orang, D-III 122 orang, bidan 10 orang dan SPK 46 orang. Tenaga perawat yang sedang mengikuti pendidikan ada 21 orang (D-III, 15 orang, dan S- 1 keperawatan 3 orang, S2 Manajemen RS 1 orang, RN 2 orang). Perawat pelaksana bekerja dalam tiga shift yaitu shift pagi, siang, dan malam. Metode dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien adalah metode tim. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala ruangan tenaga perawat masih belum mencukupi dan keterampilan perawat dianggap cukup handal dengan pengalaman kerja perawat diatas lima tahun Sejauh ini rumah sakit rajawali baru melakukan penelitian tentang kepuasan klien di Unit Gawat Darurat rata-rata tingkat kipuasan antara pengalaman dan harapan 89,6 persen dengan tingkat kesenjangan rata-rata 1,33 persen (Meihastini,2006), sedangkan terhadap pelayanan diruang rawat inap belum pernah dilakukan. Pada saat penulis melakukan observasi studi pendahuluan pada Bulan Januari 2007 berupa wawancara dengan 15 klien yaitu di ruang Suhadi (3 orang), Suhud (2 orang), Sugianto (2 orang), Sopiah (2 orang), Chodijah (3 orang), Rafe i (3 orang), mendapatkan keluhan klien yang mengatakan bahwa masih ada perawat yang kurang tanggap terhadap keluhan klien, jika diminta tolong perawat tidak segera datang, perawat yang tidak ramah/ judes/cerewet, perawat yang kurang terampil, kurang informatif, perawat kurang komunikatif. Jurnal Stikes A. Yani 49
4 B. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan mempelajari dinamika korelasi antara variabel Faktor pribadi klien (independen) dengan variabel kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan (dependen) di ruang rawat inap (dewasa) Rumah Sakit Rajawali Bandung. Populasi penelitian ini adalah seluruh klien dewasa yang dirawat diruang rawat inap Rumah Sakit Rajawali Bandung.sebanyak lima ruangan yaitu ruang Rafei, Chodijah, Suhadi, Suhud, Sopiah dan Sugianto. Rata- rata jumlah pasien yang dirawat dalam dua bulan terakhir (Januari s/d Pebruari 2007) sebanyak orang dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang (menggunakan rumus Slovin) C. Hasil Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Rajawali Bandung. 1. Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Secara per Dimensi a. Pengkajian Dalam hal pengkajian, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 83,71. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat melakukan pemeriksaan sebesar 101,11. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memperkenalkan diri yaitu sebesar 61,35. Jurnal Stikes A. Yani 50
5 Diagram 1 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Pengkajian Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung Pen gala ma n PENGKAJIAN p7 p p Harapan p8 p5 p6 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Item pernyataan p8,p5, dan p6 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, item pernyataan p3, p4, dan p7 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pengkajian keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. b. Diagnosa Keperawatan Dalam hal diagnosa keperawatan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 89,72.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan masalah klien sebesar 90,49. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam menegakkan kesenjangan masalah keperawatan yaitu sebesar 88,95. Jurnal Stikes A. Yani 51
6 Diagram 2 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Diagnosa/masalah Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung DIAGNOSA KEPERAWAYAN p9 Pengalaman p9 p11 p Harapan Item pernyataan p9 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p11 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal diagnosa keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. c. Perencanaan Dalam hal perencanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 90,59.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sebesar 95,04. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam merumuskan masalah kesehatan yaitu sebesar 84,42. Jurnal Stikes A. Yani 52
7 Diagram 3 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Perencanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung PERENCANAAN Pengalaman p14 p15 p p12 p Harapan p10 p12 p13 p14 p15 Item pernyataan p13, p14, dan p15 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p10 dan p12 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal perencanaan keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. d. Pelaksanaan Dalam hal pelaksanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 94,66.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat memperhatikan ketertiban waktu kunjungan sebesar 113,30. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat melatih klien atau keluarga klien mempersiapkan perawatan di rumah yaitu sebesar 86,10. Jurnal Stikes A. Yani 53
8 Diagram 4 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung PELAKSANAAN p1 Pengalaman p28 p22 p23 p25 p33 p21 p31 p17 p20 p27 p26 p18 p30 p2 Harapan p1p29 p24 p36 p34 p19 p2 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p33 p34 p36 Item pernyataan p20, p26, dan p28 berada di kuadran I. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Item pernyataan p1, p19, p24, p27 dan p29 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p2, p17, p18, p21, p22, p23, p25, p30, p31 dan p33 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pelaksanaan keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. Item pernyataan p34 dan p36 berada di kuadran IV. Hal tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan di atas adalah hal yang kurang penting bagi klien akan tetapi pengalaman yang diterima klien berlebihan / sangat memuaskan. Jurnal Stikes A. Yani 54
9 e. Evaluasi Dalam hal evaluasi, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 92,94.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat mengingatkan waktu kontrol datau gejala dini masalah kesehatan sebesar 102,43. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika menberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan klien di rumah yaitu sebesar 64,89. Diagram 5 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Evaluasi Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung EVALUASI Pe nga lam an p p p Harapan p38 p16 p32 p40 p16 p32 p35 p37 p38 p39 p40 Item pernyataan p35 berada di kuadran I. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Item pernyataan p16, p38, dan p40 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p37 dan p39 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal evaluasi keperawatan Jurnal Stikes A. Yani 55
10 dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. Item pernyataan p32 berada di kuadran IV. Hal tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan di atas adalah hal yang kurang penting bagi klien akan tetapi pengalaman yang diterima klien berlebihan / sangat memuasakan 2. Kepuasan Klien Pada Masing-Masing Komponen Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Tabel 1 Distribusi kepuasan Klien Terhadap Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung Kepuasan Jumlah Skor Mean Tk Kepuasan Klien Harapan Kinerja Harapan Kinerja (%) Kriteria Pengkajian Tidak Puas Diagnosa Keperawatan Tidak Puas Perencanaan Puas Pelaksanaan Puas Evaluasi Puas Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tinngkat kepuasan klien 90,43%. Dilihat dari aspek pengkajian dan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan perawat pelaksana, responden merasa tidak puas. Pada aspek palaksanaan, perencanaan,dan evaluasi, responden merasa puas. Secara umum hasil analisis dengan menggunakan diagram kartesius dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Jurnal Stikes A. Yani 56
11 Diagram 6 Diagam Kartesius Pemetaan Antara Harapan dan Pengalaman Klien Pada Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Rajawali Bandung Diagram Kartesius Pengalaman 4.20 e 4.10 d c b 3.70 a Harapan Dari hasil pemetaan antara kinerja (pengalaman) yang dirasakan klien dengan yang diharapkan menunjukkan ada dua komponen asuhan keperawatan perawat pelaksana yang terletak di kuadran I yaitu komponen perencanaan dan pelaksanaan. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Satu komponen asuhan keperawatan perawat pelaksana yaitu evaluasi berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien. Dua komponen terdapat di kuadran III, yaitu pengkajian dan diagnosa keperawatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pengkajian dan diagnosa keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan D. Pembahasan Berdasarkan penilaian klien hasil analisis penelitian tingkat kepuasan klien terhadap penerapan proses praktik keperawatan berupa tahapan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana adalah sebagai berikut : Jurnal Stikes A. Yani 57
12 1. Pengkajian Keperawatan Dalam hal pengkajian, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 83,71. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat melakukan pemeriksaan kepada klien. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memperkenalkan diri. Dalam hal perawat melakukan pemeriksaan, menanyakan keluhan dan masalah keyakinan serta mendampingi klien saat melakukan pemeriksaan penunjang, klien merasa puas atas asuhan keperawatan. Sedangkan dalam hal perawat memperkenalkan diri dan mengenalkan klien kepada klien lainnya, klien merawa tidak puas.. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melakukan pengkajian kepada klien, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa tidak puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana. Hal ini menurut Keliat (1998) dan Nusalam (2001) mengindikasikan kurang terjalinnya komunikasi dan rasa percaya diri klien dengan perawat. Berdasarkan data tersebut diatas secara garis besarnya rupanya tahap pengkajian belum mendapat perhatian perawat saat memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien. Menurut Carpenito (1999),Nursalam (2001) tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian. Dimana pengkajian adalah respons klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Pengkajian merupakan data dasar yang utama dalam memberikan asuhan keperawatan. Data pengkajian yang dikumpulkan berupa data subjektif yaitu informasi yang didapat dari klien melalui interaksi dan komunikasi, sedangkan data objektif yaitu data yang dapat diobservasi, diukur dan didapat dari pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat secara sistematis akan mendukung diagnosa keperawatan. 2. Diagnosa Keperawatan Dalam hal diagnosa keperawatan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 89,72.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan masalah klien Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam menegakkan kesenjangan masalah keperawatan. Sekalipun perawat telah mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami klien namun rupanya dalam hal perawat bekerjasama dengan klien dalam menegakkan masalah kesehatan masih belum Jurnal Stikes A. Yani 58
13 melibatkan klien. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat mendiagnosa, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa tidak puas terhadap kualitas asuhan perawat pelaksana. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap diagnosa keperawatan pun belum mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien. Menurut Carpenito (2000) dan Nursalam (2001), diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan klien menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. Sedangkan menurut NANDA diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respons klien sebagai dasar seleksi intervensi (perencanaan) keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Tujuan perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan (Carpenito, 2000) adalah untuk mengidentifikasi adanya respons klien terhadap status kesehatan, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah, dan kemampuan klien dalam mencegah atau menyelesaikan masalah kesehatan. Perawat diharapkan mampu menganalisis dan merumuskan masalah kesehatan klien menjadi suatu diagnosa keperawatan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan perencanaan keperawatan. 3. Perencanaan Keperawatan Dalam hal perencanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 90,59.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam merumuskan masalah kesehatan.. Perawat rupanya mengalami kendala dalam hal berkerjasama dalam merumuskan masalah kesehatan klien dan dalam menyusun rencana asuhan keperawatan sehingga klien merasa tidak puas. Sedangkan perawat dalam hal menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap klien pada umumnya klien merasa puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat merencanakan tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana. Jurnal Stikes A. Yani 59
14 Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap perencanaan keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas. Menurut Carpenito (1999),Nursalam (2001) perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Pada dasarnya rencana keperawatan merupakan suatu metode komunikasi mengenai asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien. Perawat dalam membuat rencana keperawatan (Carpenito 2000) mempunyai tujuan secara administratif untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi lain, mengidentifikasi fokus keperawatan, dan menyediakan kriteria klasifikasi dan evaluasi keperawatan. Sedangkan secara klinik perencanaan keperawatan bertujuan menyediakan pedoman untuk pendokumentasian, sebagai sarana komunikasi dengan staf perawat mengenai hal-hal yang diajarkan, diobservasi dan yang dilaksanakan, menyediakan kriteria hasil dan rencana tindakan spesifik untuk melaksanakan tindakan keperawatan. 4. Pelaksanaan Keperawatan Dalam hal pelaksanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 94,66.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat memperhatikan ketertiban waktu kunjungan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat melatih klien atau keluarga klien mempersiapkan perawatan di rumah.. Perawat mengalami keterbatasan sehingga klien merasa tidak puas dalam hal melaksanakan program pengenalan lingkungan dan fasilitas ruang rawat, melakukan tindakan darurat dan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan cepat, membantu memasang pispot, membantu memberi obat, memperhatikan dan menyapa klien, menggunakan alat bantu, melatih keterampilan untuk perawatan dirumah, dan membantu mendapatkan informasi yang diperlukan klien. Sedangkan dalam hal perawat menyambut klien diruangan, menanggapi keluhan, menyiapkan dan memelihara lingkungan ruang rawat, memasang okigen, memandikan klien, melatih mobilisasi klien, menjelaskan saat melakukan tindakan, menjaga lingkungan yang aman dan nyaman, memperhatikan waktu kunjungan, dan memperhatikan Jurnal Stikes A. Yani 60
15 kebersihan ruang rawat/tempat tidur klien merawa sudah puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melaksanakan tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap pelaksanaan keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas. Menurut Carpenito (1999) dan Nursalam (2001) Pelaksanaan merupakan inisiatif dan rencana tindakan untuk mecapai tujuan yang spesifik. Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai apa yang sudah diharapkan dan ditetapkan mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping klien. Tahap pelaksanaan tindakan keperawatan harus ada partisipasi perawatklien. Artinya diperlukan suatu hubungan terapeutik perawat - klien yang komunikatif, kooperatif dan rasa saling percaya. Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur. Disamping itu kode etik keperawatan dan hukum keperawatan. 5. Evaluasi Keperawatan Dalam hal, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 92,94. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat mengingatkan waktu kontrol dan gejala dini masalah kesehatan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan klien di rumah. Dalam hal perawat mengingatkan tentang perawatan setelah pulang, dan tentang memberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan dirumah klien merawa tidak puas. Sedangkan dalam hal perawat menilai perkembangan kesehatan dan tindakan yang telah diberikan kepada klien, menyiapkan klien pulang, mengkaji ulang kondisi klien, dan mengingatkan waktu kontrol klien merasa sudah puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melakukan evaluasi tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap evaluasi keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas. Jurnal Stikes A. Yani 61
16 Menurut Carpenito (1999), Nursalam (2001) evaluasi merupakan tindakan intelektual dalam melengkapi proses praktik keperawatan untuk menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, dan pelaksanaan keperawatan sudah tercapai. Evaluasi juga merupakan cara untuk mengukur perkembangan kesehatan klien dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Tujuan dan tanggungjawab perawat dalam melakukan evaluasi adalah melihat respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan. Dengan melakukan evaluasi perawat dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri rencana tindakan keperawatan, meneruskan rencana tindakan keperawatan atau mereasesmen rencana tindakan keperawatan. E. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Kepada Rumah Sakit Rajawali Bandung. Menyediakan standar asuhan keperawatan dan sarana pendokumentasiannya untuk mengetahui sejauhmana perawat bertanggungjawab terhadap proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien secara mrnyerluruh dan profesional. 2. Kepada Kepala Bidang Keperawatan Mengadakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat secara berkesinambungan dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dan peran perawat profesional umumnya. 3. Kepada Kepala Ruangan. Mengadakan pertemuan rutin misalnya sekali sebulan diruangan untuk membahas dan membina kinerja perawat dalam memberikan proses asuhan keperawatan. 4. Kepada Peneliti khususnya di bidang Keperawatan Sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis faktor-faktor tingkat kepuasan klien terhadap komponen-komponen kualitas asuhan keperawatan. Jurnal Stikes A. Yani 62
17 Daftar Pustaka 1. Ali, Z (2002). Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.. 2. Azwar, A. (1997). Program menjaga mutu pelayanan kesehatan. (cetakan kedua). Jakarta: IDI 3. Carpenito, L. J.. (1995). Buku saku : Diagnosa keperawatan (edisi 6). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 4. Depkes RI. (2004). Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI 5. Keliat, B.A. (2000). Manajemen Asuhan Keperawatan: Modul Kuliah. Jakarta: Tidak dipublikasikan. 6. Meihastini (2006). Gambaran Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Pelayanan di Unit Gawat Darurat RS Rajawali. Stikes A. Yani. Karya Tulis. Tidak Dipublikasikan. 7. Nursalam. (2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 8. Swansburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk perawat klinis. (Alih Bahasa : Suharyati Samba, dkk). Jakarta: EGC Jurnal Stikes A. Yani 63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat untuk menjalani kehidupannya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan perlu adanya wadah pelayanan kesehatan yang bermutu
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Persaingan antar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi penyelenggara pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN PADA RUANG RAWAT INAP DENGAN METODE TIM DI RUMAH SAKIT IMANUEL BANDAR LAMPUNG Musiana*, Idawati Manurung** Kepuasan pasien akan mutu pelayanan keperawatan tidak terlepas
Lebih terperinciBAB 5 METODE PENELITIAN
BAB 5 METODE PENELITIAN 5.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan metode analisis secara deskriptif dan pengumpulan data primer dilakukan dengan survey
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan
Lebih terperinciKINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN INTISARI MUFLIH
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk menciptakan kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat fisik, mental dan sosial untuk suatu kehidupan sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Istiqomah *1, Fadhiyah Noor Anisa 2, Sari Febrianti Matandung 1, 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kesehatan merupakan suatu unsur yang paling penting di dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas
Lebih terperinciVOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62
Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Artikel Penelitian Analisis Harapan Dan Persepsi Pasien Kerjasama (PKS) Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciBAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang sangat didambakan setiap orang. Setiap orang mempunyai hak kemana dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh manusia di dunia. Negara Republik Indonesia menjamin kesehatan sebagai salah satu hak bagi setiap
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI Oleh : MUTTI ATUN HAFSAH K 100 050 213 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan mencegah penyakit dengan masyarakat sebagai sasaran utamanya. (1) Berdasarkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan masyarakat sebagai sasaran utamanya. (1) Berdasarkan undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada klien. Mutu sendiri merupakan kemampuan dari suatu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI POLI UMUM DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BUNOBOGU KABUPATEN BUOL Ramla 1, Abdul Kadri 2 1,2) Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSRTAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORITIK 1. Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Menurut Parasuraman et. al.,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karya, padat modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan membawa kompetensi pelayanan kesehatan yang terdesak oleh investasi asing atau pelayanan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN Yulianto Program Studi Ners, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com ABSTRAK Keperawatan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di negara-negara maju, negara-negara berkembang dan juga negara-negara miskin. Badan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014 HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.GOWA Muh. Anwar Hafid* *Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.
HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG Ibrahim N. Bolla, S.Kp.,MM Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Perawat perlu
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA PUTRI UMAYAH 201310201019 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Rumah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Mutu pelayanan kesehatan ( Azwar, 1996 : 17 ) mempunyai banyak segi atau bersifat multi dimensional, yaitu mutu menurut pemakai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia bertujuan untuk mencapai masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keadaan yang sehat baik secara jesmani maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus ditingkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang ulang menunjukkan bahwa 60 70 persen pelanggan yang hilang dikarenakan masalah selain kualitas atau harga produk (Robert
Lebih terperinciPERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan berbentuk pelayanan jasa dengan berbagai jumlah dan jenis pelayanan dan diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Undang-undang Kesehatan 1 mendefinisikan kesehatan sebagai: Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Peranan pemerintah memang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Searah dengan perkembangan masyarakat, tuntutan akan pelayanan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun swasta juga ikut meningkat. Baik tidaknya pelayanan
Lebih terperinci1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan serangkaian pengumpulan data, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Rosliana Dewi roslianadewi@ymail.com ABSTRAK Kepuasan pasien menjadi bagian integral dan menyeluruh dari mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan bahwa 60-70 persen pelanggan yang hilang dikarenakan masalah selain kualitas atau harga produk ( Robert
Lebih terperinci166 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN
KETERKAITAN ANTARA KEBUTUHAN (NEED) PELAYANAN KESEHATAN DAN KEPEMILIKAN JAMINAN KESEHATAN DALAM ERA JKN Fitriyah Kusumawati (Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga)
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI Rosmawati 18209009 Latar Belakang Masalah Secara umum rumah sakit belum mampu memberikan sesuatu hal yang benar-benar
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo,1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Rumah Sakit di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin komplek. Peningkatan mutu Rumah Sakit harus ditingkatkan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien memiliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan hubungan yang baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa
Lebih terperinci