KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Inspektur Utama, BPS RI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Inspektur Utama, BPS RI"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan BPS. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi; (i) perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan BPS; (ii) pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk kepala badan; dan (iii) penyusunan laporan hasil pengawasan. Salah satu upaya mewujudkan tujuan fungsi pengawasan tersebut yaitu Inspektorat Utama perlu melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang (PPAKB). Kegiatan pembinaan ini memerlukan partisipasi penuh seluruh satker di BPS. Tuntutan partisipasi penuh seluruh satker ini dilandasi dengan semangat untuk tetap mempertahan opini WTP. Buku Pedoman Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang merupakan kompilasi berbagai materi yang menjelaskan pengelolaan administrasi keuangan seperti; pejabat perbendaharaan negara, revisi anggaran, SKPA, kerja sama, PNBP, rumah dinas, pajak, perjalanan dinas, dan pengadaan barang/jasa pemerintah. Sedangkan materi terkait barang yaitu barang milik negara (BMN) ditinjau dari pengelolaan BMN dan persediaan. Buku pedoman ini masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan untuk disempurnakan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan sampai penerbitan buku pedoman ini kami ucapkan terima kasih. Kritik dan saran untuk perbaikan pedoman ini di masa datang sangat kami hargai. Jakarta, Oktober 2013 Inspektur Utama, BPS RI i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA... 1 A. Kuasa Pengguna Anggaran B. Pejabat Pembuat Komitmen... 1 C. Pejabat Penandatangan SPM... 3 D. Bendahara Pengeluaran... 3 E. Bendahara Pengeluaran Pembantu... 4 F. Bendahara Penerimaan... 4 G. BPP Kerjasama... 4 H. Pejabat Pengelola Administrasi Belanja Pegawai... 5 BAB II BAGAN AKUN STANDAR... 7 BAB III REVISI ANGGARAN A. Peraturan Terkait Revisi Anggaran B. Ruang Lingkup Revisi Anggaran C. Batasan Revisi Anggaran D. Dokumen Terkait Revisi Anggaran E. Revisi DIPA dan POK BAB IV SKPA A. Prinsip Dasar B. Penerbitan dan Penatausahaan SKPA C. Pencairan Dana SKPA D. Pelaporan Keuangan dan Rekonsiliasi E. Pelaporan Pelaksanaan Pekerjaan ii

4 BAB V KERJASAMA A. Hibah B. PNBP C. Swakelola BAB VI PNBP DAN RUMAH DINAS A. Penggolongan PNBP B. Jenis dan Tarif PNBP di BPS C. Pemungutan dan Penyetoran PNBP D. Pengelola PNBP E. Rekonsiliasi F. Input Data PNBP ke dalam SAI G. Pelaporan PNBP H. Rumah Dinas BAB VII PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK A. Dasar Hukum B. Kewajiban Perpajakan Untuk Bendahara C. Jenis Pajak BAB VIII RAPAT DAN KEGIATAN SEJENIS A. Definisi dan Istilah B. Syarat dan Ketentuan BAB IX PERJALANAN DINAS A. Pengertian B. Tujuan Perjalanan Dinas Jabatan C. Prosedur Perjalan Dinas Jabatan D. Komponen Biaya Perjanan Dinas E. Pembatalan Perjalanan Dinas F. Ketentuan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas iii

5 BAB X PENGEDAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH BAB XI PENATAUSAHAAN KAS DAN PENYUSUNAN LPJ A. Pembukuan Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan B. Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi C. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara BAB XII BUKTI PENGELUARAN A. Bentuk dan Jenis Bukti Pengeluaran B. Kelengkapan Bukti Pengeluaran BAB XIII LAPORAN KEUANGAN A. Gambaran Umum B. Tahapan Penyusunan LK C. Penyusunan LK D. Sistematika Isi LK LAMPIRAN iv

6 v

7 BAB 1 PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA A. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan PMK No. 190 tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, berikut ini akan diuraikan tugas dan kewenangan KPA, adalah : 1. Menyusun DIPA; 2. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara; 3. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan kepada negara dan menerbitkan SPM atas beban anggaran belanja Negara; 4. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran/keuangan; 5. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana; 6. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana; 7. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; 8. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 9. Melakukan pemeriksaan kas secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Perdirjen Pb No. 47 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah no.45 tahun KPA adalah Kepala Satuan Kerja. KPA mendapatkan delegasi dari Pengguna Anggaran (PA) untuk menunjuk dan menetapkan: 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); 2. Pejabat Penguji/Penerbit SPM (PPSPM); B. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Tugas dan wewenang PPK adalah: 1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA; 2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; 1

8 3. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; 4. Melaksanakan kegiatan swakelola; 5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang dilakukannya; 6. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; 7. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; 8. Membuat dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP); 9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA (paling kurang memuat perjanjian/kontrak dengan penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani, tagihan yang belum dan telah disampaikan penyedia barang/jasa, tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPPnya, dan jangka waktu penyelesaian tagihan) ; 10. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; 11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; 12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPK menguji: 1. Kelengkapan dokumen tagihan; 2. Kebenaran perhitungan tagihan; 3. Kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN; 4. Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa; 5. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak; 6. kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; dan 7. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak. PPK harus sudah mempunyai Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa. Apabila pada satker berkenaan belum ada yang memiliki sertifikat tersebut, maka tugas dan tanggungjawab PPK dirangkap oleh KPA. 2

9 C. Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM) PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas pemintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran. Tugas dan wewenang PPSPM, antara lain: 1. Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung; 2. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 3. Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan; 4. Menerbitkan SPM (mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA; menandatangani SPM; memasukkan PIN PPSPM); 5. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; 6. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; 7. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran; Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPSM bertanggungjawab atas: 1. Kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi terhadap dokumen hak tagih pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukannya; 2. Ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN. Di BPS Provinsi, KPA dapat menunujuk Kepala Bagian Tata Usaha sebagai PPSPM, sedangkan di BPS Kabupaten/Kota adalah Kepala Subbagian Tata Usaha. PPK tidak dapat merangkap sebagai PPSPM. D. Bendahara Pengeluaran Bendahara adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada Kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga. Tugas Bendahara Pengeluaran, adalah : 1. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya; 2. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK; 3. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 4. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya; 5. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; 3

10 6. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; 7. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN; Bendahara pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK, atau PPSPM. E. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) BPP adalah orang yang ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayarankepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. Tugas BPP adalah: 1. Menerima dan menyimpan UP; 2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari UP; 3. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK; 4. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 5. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya; 6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; 7. Menatausahakan transaksi UP; 8. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP; 9. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; F. Bendahara Penerimaan (BPEN) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2013 Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada satuan kerja. Bendahara Penerimaan bertugas: 1. Menerima dan menyimpan uang Pendapatan Negara 2. Menyetorkan uang Pendapatan Negara ke rekening Kas Negara secara periodik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 3. Menatausahakan transaksi uang Pendapatan negara di Satker 4. Menyelenggarakan pembukuan transaksi uang Pendapatan Negara 5. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang pendapatan negara 6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN. G. BPP Kerjasama 4

11 Bendahara Kerjasama adalah Bendahara Pengeluaran Pembantu yang bertugas mengelola administrasi keuangan kerjasama hibah. BPP Kerjasama ditunjuk pada saat adanya kerjasama. Tugas BPP Kerjasama yaitu: 1. Menerima dan menyimpan dana kerjasama; 2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari dana kerjasama; 3. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari dana kerjasama berdasarkan perintah PPK; 4. Menolak pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 5. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya; 6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; 7. Menatausahakan transaksi dana kerjasama; 8. Menyelenggarakan pembukuan transaksi dana kerjasama; 9. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban belanja dana kerjasama; 10. Mengelola rekening tempat penyimpanan dana kerjasama; H. Pejabat Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) PPABP adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai. Tugas PPABP adalah : 1. Melakukan pencatatan data kepegawaian secara elektronik dan/atau manual yang berhubungan dengan belanja pegawai secara tertib, teratur, dan berkesinambungan; 2. Melakukan penatausahaan dokumen terkait keputusan kepegawaian dan dokumen pendukung lainnya dalam dosir setiap pegawai pada Satker yang bersangkutan secara tertib dan teratur; 3. Memproses pembuatan Daftar Gaji induk, Gaji Susulan, Kekurangan Gaji, Uang Duka Wafat/Tewas, Terusan Penghasilan/Gaji, Uang Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan, Honorarium, Vakasi, dan pembuatan Daftar Permintaan Perhitungan Belanja Pegawai lainnya; 4. Memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP); 5. Memproses perubahan data yang tercantum pada Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga setiap awal tahun anggaran atau setiap terjadi perubahan susunan keluarga; 6. Menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada PPK; 7. Mencetak Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan setiap awal tahun dan/atau apabila diperlukan; dan 5

12 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan penggunaan anggaran belanja pegawai. Catatan : 1. Para pejabat perbendaharaan negara ditetapkan dengan Surat Keputusan. 2. KPA ditetapkan oleh PA. 3. Berdasarkan SK pelimpahan wewenang dari PA, KPA menetapkan PPK, PPSPM. 4. Berdasarkan SK pendelegasian kewenangan dari Kepala BPS, maka Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota menetapkan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, BPP, PPABP, dan BPP Kerjasama. 5. Dalam hal tidak terdapat perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai PPK dan/atau PPSPM pada saat pergantian periode tahun anggaran, penetapan PPK dan/atau PPSPM tahun yang lalu masih tetap berlaku. 6

13 BAB II BAGAN AKUN STANDAR Berdasarkan PMK No. 91/PMK.06/2007 BAS adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pertanggunjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. Pengertian ini menitikberatkan BAS dari sisi klasifikasi ekonomi atau jenis belanja. A. Penjelasan Penggunaan Kode Akun 1. Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah yang berasal dari pajak dan bukan pajak (PP No. 71 Tahun 2010). Pada BPS pendapatan hanya berasal dari bukan pejabat (PNBP), antara lain: a. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/ Sitaan (42311) 1. Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, Survey, Pemetaan dan Hasil Cetakan Lainnya (423116) Digunakan untuk mencatat penjualan informasi dan publikasi dalam bentuk buku publikasi, softcopy data, raw data, dll. 2. Pendapatan Penjualan Dokumen-Dokumen Pelelangan (423117) Digunakan untuk mencatat penjualan dokumen-dokumen lelang. 3. Pendapatan Penjualan Lainnya (423119) Digunakan untuk mencatat penjualan yang tidak termasuk penjualanpenjualan di atas. b. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN (42312) 1. Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunan (423121) Digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunan, tidak termasuk penjualan sewa beli rumah dinas, 2. Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin (423122) Digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan Peralatan dan Mesin. 3. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya (423129) Digunakan untuk mencatat pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya c. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN (42314) 1. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan (423141) Digunakan untuk mencatat penerimaan umum berupa pendapatan sewa rumah dinas. 2. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya (423149) 7

14 Digunakan untuk mencatat pendapatan dari pemanfaatan BMN lainnya. d. Pendapatan Jasa II (42322) Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan/ Jasa Giro (423221) Digunakan untuk mencatat pendapatan yang berasal dari bunga rekening giro pemerintah. e. Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu (42391) 1. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL (423911) 2. Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL (423913) 2. Belanja Belanja adalah pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. a. Belanja Pegawai 1. Belanja Gaji PNS (51111) a) Belanja Gaji Pokok PNS (511111) Pengeluaran untuk pembayaran gaji pokok Pegawai Negeri Sipil b) Belanja Pembulatan Gaji PNS (511119) Pengeluaran untuk pembayaran pembulatan gaji pokok Pegawai Negeri Sipil. 2. Belanja Tunjangan I PNS (51112) a) Belanja Tunj. Suami/Istri PNS (511121) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan suami/istri PNS b) Belanja Tunj. Anak PNS (511122) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan anak PNS. c) Belanja Tunj. Struktural PNS (511123) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan struktural PNS. d) Belanja Tunj. Fungsional PNS (511124) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan fungsional PNS. e) Belanja Tunj. PPh PNS (511125) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan PPh PNS f) Belanja Tunj. Beras PNS (511126) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan beras berbentuk uang maupun natura. g) Belanja Uang Makan PNS (511129) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan uang makan PNS. 3. Belanja Tunjangan-Tunjangan II PNS (51113) a) Belanja Tunj. Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS (511135) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan daerah terpencil/sangat terpencil PNS. 8

15 b) Belanja Tunjangan Khusus Papua PNS (511138) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan khusus PNS Papua. 4. Belanja Tunjangan-Tunjangan III Pegawai Negeri/Staff di Luar Negeri (51114) Belanja Tunj. Lain-lain termasuk uang duka PNS Dalam dan Luar Negeri (511147) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan Lain lain termasuk uang duka PNS dalam dan Luar Negeri. 5. Belanja Tunjangan-Tunjangan IV PNS (51115) Belanja Tunjangan Umum PNS (511151) Pengeluaran untuk pembayaran tunjangan umum/tambahan tunjangan umum PNS, termasuk PNS TNI/Polri sesuai Peraturan Presiden No. 12 Tahun Belanja Lembur (51221) Belanja Uang Lembur (512211) Pengeluaran untuk pembayaran uang lembur termasuk uang makan yang dibayarkan dalam rangka lembur. 7. Belanja Vakasi (51231) Belanja Vakasi (512311) Pengeluaran untuk pembayaran imbalan untuk penguji atau pemeriksa kertas/ jawaban ujian. b. Belanja Barang 1. Belanja Barang Operasional (52111) terdiri dari: a) Belanja Keperluan Perkantoran (521111) Pengeluaran untuk membiayai keperluan sehari-hari perkantoran yang secara langsung menunjang kegiatan operasional kementerian negara/ lembaga terdiri dari : 1) Satuan biaya yang dikaitkan dengan jumlah pegawai yaitu pengadaan barang yang habis dipakai antara lain pembelian alatalat tulis, barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah, biaya minum/makanan kecil untuk rapat, biaya penerimaan tamu. 2) Satuan biaya yang tidak dikaitkan dengan jumlah pegawai antara lain biaya satpam/pengaman kantor, cleaning service, sopir, tenaga lepas (yang dipekerjakan secara kontraktual), telex, internet, komunikasi khusus diplomat, pengurusan penggantian sertifikat tanah yang hilang, pembayaran PBB. 3) Pengeluaran untuk membiayai pengadaan/ penggantian inventaris yang berhubungan dengan penyelenggaraan administrasi kantor/satker di bawah nilai kapitalisasi. 9

16 4) Pembelian buku cek/buku giro bilyet. 5) Pembelian meterai. b) Belanja Pengadaan Bahan Makanan (521112) Pengeluaran untuk pengadaan bahan makanan. c) Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh (521113) Pengeluaran untuk membiayai pengadaan bahan makanan / minuman / obat-obatan yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan operasional kepada pegawai. d) BelanjaPengiriman Surat Dinas Pos Pusat (521114) Pengeluaran untuk membiayai Pengiriman surat menyurat dalam rangka kedinasan yang dibayarkan oleh Kementerian Negara/lembaga. e) Belanja Honor Operasional Satuan Kerja (521115) Honor Operasional Satuan Kerja merupakan honor yang menunjang kegiatan operasional yang bersangkutan dan pembayaran honornya dilakukan secara terus menerus dari awal sampai dengan akhir tahun anggaran. Honor tidak tetap yang digunakan untuk kegiatan yang terkait dengan operasional kegiatan satuan kerja seperti: 1) Honor Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran, Honor Pejabat Pembuat Komitmen, Honor Pejabat Penguji SPP dan Penanda Tangan SPM, Honor Bendahara Pengeluaran/Pemegang Uang Muka, Honor Staf Pengelola Keuangan. 2) Honor Pengelola PNBP (honor atasan langsung. bendahara dan sekretariat) 3) Honor Pengelola Satuan Kerja (yang mengelola gaji pada Kementerian Pertahanan) 4) Honor Tim SAI (Pengelola SAK dan SIMAK BMN) f) Belanja Barang Operasional Lainnya (521119) Pengeluaran untuk membiayai pengadaan barang yang tidak dapat ditampung dalam mata anggaran , , , , dan dalam rangka kegiatan operasional. Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan untuk belanja bantuan transport dalam kota. Dalam rangka kegiatan operasional satker. 2. Belanja Barang Non Operasional (52121) Terdiri dari: a) Belanja Bahan (521211) Pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis dipakai) seperti alat tulis kantor (ATK), konsumsi/bahan makanan, bahan cetakan, dokumentasi, spanduk, biaya fotokopi yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan non operasional seperti dies natalis, pameran, seminar, sosialisasi, 10

17 rapat, diseminasi dan lain lain yang terkait langsung dengan output suatu kegiatan. b) BelanjaHonor Output Kegiatan (521213) Honor tidak tetap yang dibayarkan kepada pegawai yang melaksanakan kegiatan dan terkait dengan output seperti: 1) Honor untuk Pelaksana Kegiatan Penelitian. 2) Honor penyuluh non PNS. 3) Honor Tim Pelaksana Kegiatan (pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, sekretaris, anggota dan staf sekretariat). 4) Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa, Honor Panitia Pengadaan Barang/Jasa, Honor Panitia Pemeriksa Penerima Barang/Jasa, untuk pengadaan yang tidak menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya. Honor Output Kegiatan dapat digunakan untuk biaya honor yang timbul sehubungan dengan/dalam rangka penyerahan barang kepada masyarakat Honor Output Kegiatan merupakan honor yang dibayarkan atas pelaksanaan kegiatan yang insidentil dan dapat dibayarkan tidak terus menerus dalam satu tahun. c) Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219) Digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam akun dan Belanja Barang Non Operasional Lainnya dapat digunakan untuk: 1) Belanja bantuan transport dalam kota dalam rangka kegiatan non operasional satker 2) Belanja Barang Non Operasional Lainnya dapat digunakan untuk biaya-biaya Crash Program. 3) Belanja Barang Non Operasional Lainnya dapat digunakan untuk pemberian beasiswa kepada pegawai dilingkup K/L atau di luar lingkup satker. 3. Belanja Langganan Daya dan Jasa (52211) a) Belanja Langganan Listrik (522111) Belanja langganan listrik, termasuk belanja apabila terjadi denda atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan listrik. b) Belanja Langganan Telepon (522112) Belanja langganan telepon, termasuk belanja apabila terjadi denda atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan telepon. c) Belanja Langganan Air (522113) Belanja langganan air, termasuk belanja apabila terjadi denda atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan air. 11

18 d) Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya (522119) Belanja langganan daya dan jasa lainnya, termasuk belanja apabila terjadi denda atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan daya dan jasa lainnya. 4. Belanja Jasa Pos dan Giro (52212) Belanja Jasa Pos dan Giro (522121) Digunakan untuk pembayaran jasa perbendaharaan yang telah dilaksanakan oleh kantor pos diseluruh Indonesia. 5. Belanja Jasa Konsultan (52213) BelanjaJasa Konsultan (522131) Digunakan untuk pembayaran jasa konsultan secara kontraktual termasuk jasa pengacara yang outputnya tidak menghasilkan aset lainnya. 6. Belanja Jasa Sewa (52214) Belanja Jasa Sewa (522141) Digunakan untuk pembayaran sewa (misalnya sewa kantor/gedung/ruangan, atau sewa lainnya). 7. Belanja Jasa Profesi (52215) Belanja Jasa Profesi (522151) Belanja untuk pembayaran honorarium narasumber yang diberikan kepada pegawai negeri/non-pegawai negeri sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar yang memberikan informasi/pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat. Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan dengan ketentuan: a) Berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara; b) Berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I berkenaan/masyarakat 8. Belanja Pemeliharaan (52311) a) Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan (523111) Pengeluaran pemeliharaan/perbaikan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Biaya Umum. Dalam rangka mempertahankan gedung dan bangunan kantor dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sampai dengan 2%; dan pemeliharaan/perawatan halaman/taman gedung/kantor agar berada dalam kondisi normal (tidak memenuhi syarat kapitalisasi aset tetap gedung dan bangunan). b) Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin (523121) Pengeluaran untuk pemeliharaan/perbaikan untuk mempertahankan peralatan dan mesin agar berada dalam kondisi normal yang tidak memenuhi syarat kriteria kapitalisasi aset tetap peralatan dan mesin. 12

19 9. Belanja Perjalanan Dalam Negeri (52411) a) Belanja Perjalanan Biasa (524111) b) Pengeluaran untuk perjalanan dinas melewati batas kota/kabupaten, perjalanan dinas dalam kota/kabupaten lebih dari 8 jam dan perjalanan dinas pindah sesuai dengan PMK yang mengatur mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap. c) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113) d) Pengeluaran untuk perjalanan dinas yang dilaksanakan di dalam kota sampai dengan 8 jam sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenaiperjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri danpegawai tidak tetap. e) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114) f) Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di dalam kota satker penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang dilaksanakan di dalam kota satker peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker peserta. g) Biaya Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119) h) Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar kota satker penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang dilaksanakan di luar kota satker peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker peserta. c. Belanja Modal 1. Belanja Modal Tanah (53111) a) Belanja Modal Tanah (531111) Seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengadaan/ pembelian/ pembebasan penyelesaian, balik nama, pengosongan, penimbunan, perataan, pematangan tanah, pembualan sertifikat tanah serta pengeluaran - pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat pembebasan/pembayaran ganti rugi sampai tanah tersebut siap digunakan/ pakai (swakelola/kontraktual). b) Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah (531113) Pengeluaran untuk pembayaran upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis pada saat pengadaan/pembelian tanah secara swakelola sampai dengan tanah tersebut siap digunakan/dipakai (swakelola). 13

20 c) Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah (531114) Pengeluaran yang dilakukan untuk pembuatan sertifikat tanah pada saat pengadaan/pembelian tanah secara swakelola sampai dengan tanah tersebut siap digunakan/dipakai (swakelola). d) Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah (531115) Pengeluaran yang dilakukan untuk pengurukan/penimbunan, perataan dan pematangan tanah pada saat pengadaan/pembelian tanah secara swakelola sampai dengan tanah tersebut siap digunakan/dipakai (swakelola). 2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin (53211) Belanja Modal Peralatan dan Mesin (532111) Pengeluaran unluk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. 3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan (53311) Belanja Modal Gedung dan Bangunan (533111) Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan secara kontraktual sampai dengan gedung dan bangunan siap digunakan meliputi biaya pembelian atau biaya kontruksi. termasuk biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak (kontraktual). 4. Belanja Modal Jaringan (53413) Belanja Modal Jaringan (534131) Pengeluaran untuk memperoleh jaringan sampai siap pakai meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jaringan tersebut siap pakai. 5. Belanja Modal Lainnya (53611) Belanja Modal Lainnya (536111) a) Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. b) Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya sampai dengan siap digunakan. c) Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pengadaan software, pengembangan website, pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan kepada Pihak Ketiga d) Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pembangunan aset tetap renovasi yang akan diserahkan kepada entitas lain dan masih di lingkungan pernerintah pusat. Untuk Aset Tetap Renovasi yang 14

21 nantinya akan diserahkan kepada entitas lain berupa Gedung dan Bangunan mengikuti ketentuan batasan minimal kapitalisasi. e) Termasuk dalam belanja modal lainnya: pengadaan/pembelian barangbarang kesenian, dan koleksi perpustakaan. 15

22 BAB III REVISI ANGGARAN A. Peraturan terkait Revisi Anggaran Peraturan yang digunakan terkait pelaksanaan Revisi Anggaran meliputi: 1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 32/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan Nomor PER-12/PB/2013 Tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran Yang Menjadi Bidang Tugas Direktorat Jendral Perbendaharaan Tahun Anggaran 2013 Peraturan ini tetap berlaku sepanjang belum diterbitkannya peraturan baru yang mengatur tatacara revisi anggaran Tahun Anggaran Peraturan mengenai revisi anggaran ini mengalami perubahan setiap tahun anggaran. B. Ruang Lingkup Revisi Anggaran Revisi Anggaran terdiri atas: 1. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggaran belanjanya; 2. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap dan/atau 3. Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi, yang meliputi: a. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama; b. Ralat kode KPPN; c. perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau Satker sepanjang kode tetap; d. Ralat kode nomor register PI-ILN/PHDN e. Ralat kode kewenangan f. Ralat kode lokasi; dan/atau g. Ralat cara penarikan PHLN/PHDN C. Batasan Revisi Anggaran Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap: 1. Kebutuhan Biaya Operasional Satker kecuali untuk memenuhi Biaya Operasional pada Satker lain dan dalam peruntukan yang sarna; 2. Pembayaran berbagai tunggakan (tercantum dalam Lembar IV DIPA); 3. Rupiah Murni Pendamping (RMP) sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut (on-going); dan/atau 16

23 4. Paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya sehingga menjadi minus. D. Dokumen terkait Revisi Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dilengkapi dokumen pendukung berupa: 1. Surat Usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks perubahan (semulamenjadi); 2. SPTJM yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan bermeterai; dan 3. ADK RKA-K/L DIPA Revisi. E. Revisi DIPA dan Revisi POK 1. Revisi DIPA Merupakan kewenangan Kementerian Keuangan melalui Kanwil DJPB. Revisi DIPA dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Kanwil DJPB setempat. Setelah mendapatkan persetujuan Revisi DIPA, KPA menerbitkan revisi POK sesuai persetujuan revisi DIPA tersebut. Revisi DIPA yang diajukan ke Kanwil DJPB harus diusulkan oleh KPA masingmasing Satker. 2. Revisi POK Merupakan kewenangan KPA masing-masing Satker. Revisi POK dapat dilakukan sepanjang tidak berakibat pada perubahan POK (volume keluaran, total biaya per output/kegiatan, total biaya menurut kategori belanja barang dan belanja modal). Revisi POK diajukan oleh Penanggungjawab Kegiatan kepada KPA. Selanjutnya KPA membuat persetujuan/penolakan usulan revisi tersebut. Jika usulan revisi POK disetujui maka ADK RKAKL harus disesuaikan, dan dikirimkan ke KPPN setempat sebagai acuan penerbitan SP2D. Khusus BPS Kabupaten/Kota, sebelum menyetujui usulan revisi POK dari penanggungjawab kegiatan, diminta agar melakukan konsultasi terlebih dahulu ke BPS Provinsi, hal ini untuk menghindari adanya perbedaan aktivitas dari setiap BPS Kabupaten/Kota. 17

24 BAB IV SURAT KUASA PENGGUNA ANGGARAN (SKPA) SKPA adalah dokumen pemberian kuasa dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tertentu kepada KPA lainnya untuk menggunakan sebagian kredit anggaran dalam rangka melaksanakan sebagian/seluruh paket pekerjaan yang telah ditentukan. Peraturan terkait SKPA yaitu Perdirjen Nomor PER-20/PB/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar Kuasa Pengguna Anggaran dan Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE- 41/ PB/ 2011 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Dan Konsolidasi Laporan Keuangan Atas Realisasi Dana Surat Kuasa Pengguna Anggaran. A. Prinsip dasar 1. SKPA diterbitkan dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembayaran antar wilayah dan dilakukan untuk menunjang pencapaian keluaran (output) KPA penerbit. 2. Output SKPA penerima harus sesuai dengan rencana output penerbit. 3. SKPA diterbitkan oleh KPA unit eselon yang lebih tinggi kepada KPA unit eselon yang lebih rendah dalam satu unit eselon 1 yang sama pada suatu Kementerian Negara/Lembaga. 4. KPA Penerima tidak dapat menerbitkan SKPA lagi kepada KPA Penerima lainnya atas SKPA yang diterimanya. 5. KPA Penerbit bertanggungjawab atas Indeks Kinerja Kegiatan dan keluaran (output) dari pekerjaan yang diterbitkan SKPA-nya. 6. KPA Penerima bertanggungjawab atas pencapaian paket pekerjaan dan penggunaan anggaran yang diterbitkan SKPA-nya 7. Penerbitan SKPA tidak berakibat pada pemindahan pagu DIPA/dari KPA penerbit kepada KPA penerima. B. Penerbitan dan Penatausahaan SKPA 1. SKPA diterbitkan sesuai fungsi, subfungsi, program, kegiatan, output, akun sebagaimana tercantum dalam DIPA KPA penerbit. 2. SKPA diterbitkan dengan kode satuan kerja KPA penerbit, kode lokasi KPA penerbit dan kode kantor bayar KPPN penerima. 3. SKPA diterbitkan per jenis belanja dan berlaku untuk 1 (satu) tahun anggaran. 4. KPA penerbit menerbitkan SKPA untuk digunakan sebagai dasar penggunaan anggaran oleh KPA penerima. 5. SKPA diterbitkan melalui aplikasi SPM dengan format sebagaimana telah diatur dalam peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan. 18

25 6. SKPA disampaikan kepada KPPN penerbit rangkap 8 (delapan) dengan dilampiri ADK SKPA untuk mendapatkan pengesahan. 7. Jika terdapat revisi POK, KPA penerbit juga harus menyampaikan ADK revisi POK kepada KPPN penerbit. 8. KPPN penerbit akan melakukan pengujian SKPA sebelum disahkan. 9. KPA penerbit mengirimkan SKPA yang telah disahkan kepada KPA penerima rangkap 2 (dua) dengan disertai ADK SKPA untuk dijadikan sebagai dasar penggunaan anggaran, dan menyimpan 1 lembar untuk pertinggal. C. Pencairan dana SKPA 1. KPA penerima menyampaikan 1 lembar SKPA kepada KPPN penerima sebelum pengajuan SPM pertama kali. 2. KPPN penerima akan menguji SKPA yang telah diserahkan KPA penerima dengan data SKPA dari KPPN penerbit. 3. KPA penerima membukukan pengeluaran yang berasal dari SKPA secara terpisah dengan dana yang berasal dari DIPA. D. Pelaporan Keuangan dan Rekonsiliasi. 1. KPA penerima menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan Laporan Keuangan (LK) atas pelaksanaan SKPA secara terpisah dengan penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan atas dana DIPA yang dikelolanya. 2. KPA penerima melakukan rekonsiliasi atas realisasi dana SKPA dengan KPPN penerima setiap bulan, dan menyusun LK atas realisasi dana SKPA setiap triwulan 3. LK SKPA yang dibuat oleh KPA penerima, disampaikan kepada KPA penerbit disertai dengan ADK beserta copy Berita Acara Rekonsiliasi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum penyampaian LK oleh KPA penerbit SKPA. 4. KPA penerbit melakukan konsolidasi atas LK SKPA yang diterima dari KPA penerima dengan LK atas dana DIPA. E. Pelaporan pelaksanaan pekerjaan 1. Setelah pelaksanaan pembayaran berakhir atau berakhirnya tahun anggaran, KPA penerima wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada KPA penerbit. 2. Laporan pelaksanaan pekerjaan tersebut menggunakan format yang telah ditentukan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 20 Tahun Jika dalam pelaksanaan pekerjaan SKPA menghasilkan BMN maka KPA penerbit melakukan pemindahtanganan BMN kepada KPA penerima. 6. KPA penerima BMN mencatat BMN tersebut kedalam SIMAK-BMN. 19

26 BAB V KERJASAMA Kerja sama pada BPS adalah kesepakatan antara unit kerja pada BPS dan mitra kerja sama dari dalam maupun dari luar negeri untuk kegiatan statistik, teknologi informasi, dan/atau pengembangan sumber daya manusia dimana masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dalam kerangka Sistem Statistik Nasional. (Perka BPS No. 37 Tahun 2012). Jenis Kerjasama di BPS terdiri dari: A. Hibah B. PNBP C. Swakelola Semua jenis kerjasama yang dilakukan oleh satker harus diungkapan ke dalam Laporan Keuangan (CaLK). A. Hibah Hibah adalah pendapatan/belanja pemerintah pusat yang berasal dari/untuk badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar/diterima kembali, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus (PMK No. 191 Tahun 2011). Hibah Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian. Hibah Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali. Berdasarkan mekanisme pencairannya hibah dibagi menjadi: 1. Hibah Terencana 2. Hibah Tidak Terencana Berdasarkan sumbernya hibah dibagi menjadi: 1. Bersumber dari dalam negeri 2. Bersumber dari luar negeri Berdasarkan bentuknya hibah dibagi menjadi: 1. Barang/Jasa 2. Uang a. Uang tunai b. Uang untuk membiayai kegiatan 20

27 3. Surat Berharga Mekanisme Pelaksanaan Hibah Langsung 1. Penandatanganan MOU atau dokumen yang dipersamakan a. Pemberi hibah dan penerima hibah membuat ikatan kerjasama atau perjanjian tentang hibah. b. Berdasarkan naskah perjanjian hibah tersebut penerima hibah bersama-sama pemberi hibah membuat Disbursement Plan, dan Grant Summary dan mengirim ke Biro Keuangan sebagai dasar pembuatan surat permintaan nomor register ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan. 2. Registrasi a. Mengajukan Surat Permohonan Nomor Register Hibah ke DJPU yang ditandatangani oleh Sekretaris Utama (Sestama) dengan melampirkan: 1) Naskah Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan. 2) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung yang dibuat oleh subject matter/ satker penerima hibah. 3) Surat Permohonan nomor register kepada Sestama dari subject matter satker penerima hibah. 4) Ringkasan Perjanjian Hibah (Grant Summary) 5) Rencana Penarikan Dana (Disbursement Plan) b. DJPU akan mengeluarkan nomor register dan dikirim ke Sestama cq. Biro Keuangan. c. Biro Keuangan akan menerima nomor register dan kemudian menyampaikan ke subject matter/ satker penerima hibah, sebagai dasar untuk revisi DIPA. 3. Pembukaan rekening a. Mengajukan izin pembukaan rekening lainnya ke Direktorat Jenderal Perbendaharan (DJPB) yang ditandatangani oleh Sestama dengan melampirkan: 1) Naskah Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan 2) Grant Summary 3) Disbursement Plan 4) Nomor Register Hibah b. DJPB mengeluarkan surat persetujuan pembukaan rekening c. Dengan Surat Persetujuan tersebut subject matter Penerima Hibah dapat membuka rekeningnya pada bank yang ditunjuk d. Donor dapat mentransfer dana hibah ke rekening lainnya. e. Atas dasar nomor rekening bank yang diterima, subject matter membuat surat laporan pembukuan rekening ditujukan ke Sestama. 21

28 f. Sestama menandatangani surat pernyataan penggunaan rekening beserta penyampaian nomor rekening yang telah dibuka dan surat tersebut ditujukan ke DJPB. Dana hibah dapat ditampung sementara dalam rekening Bendahara Pengeluaran sebelum persetujuan pembukaan rekening hibah disahkan, hal ini merujuk pada Surat Edaran DJPBN Nomor SE-2/PB/2012 tentang Petunjuk Lebih Lanjut Pengelolaan Hibah Langsung Baik Dalam Bentuk Uang Maupun Barang/Jasa/Surat Berharga Tahun 2011, Huruf E Romawi II nomor 3 dan Revisi Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) a. Untuk Satker Sestama subject matter mengajukan revisi DIPA ke Biro Bina Program. b. Untuk Satker BPS Propinsi/Kabupaten/Kota mengajukan revisi DIPA ke Kantor Wilayah (Kanwil) DJPB setempat. c. Pengajukan revisi DIPA dilampiri dengan: 1) MOU 2) Grant Summary 3) Disbursement Plan 4) Nomor Register dari DJPU 5) Surat pernyataan pengalokasian dana dalam DIPA d. Biro Bina Program mengajukan surat permohonan ijin revisi DIPA ke DJA melalui Sestama. Sestama mengajukan surat ijin Revisi DIPA ke DJA. Untuk Satker BPS Propinsi/Kabupaten/Kota mengajukan revisi DIPA ke Kanwil DJPB setempat. e. Penyesuaian pagu belanja dilakukan melalui revisi DIPA yang diajukan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kanwil DJPB untuk disahkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran. f. Penyesuaian pagu belanja sebagaimana dimaksud adalah sebesar yang direncanakan akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, paling tinggi sebesar perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan. g. Subject matter/ satker dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya revisi DIPA (hibah dalam bentuk uang tunai). 5. Pengesahan Hibah Langsung a. PA/KPA mengajukan Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) atas seluruh Pendapatan Hibah Langsung yang bersumber dari dalam negeri dalam bentuk uang sebesar yang telah diterima dan belanja yang bersumber 22

29 dari hibah langsung yang bersumber dari dalam negeri sebesar yang telah dibelanjakan pada tahun anggaran berjalan kepada KPPN mitra kerjanya. b. Atas Pendapatan Hibah Langsung bentuk uang dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung, PA/KPA membuat dan menyampaikan SP2HL ke KPPN dengan dilampiri: 1) copy Rekening atas Rekening Hibah; 2) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL); 3) SPTJM; dan 4) Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali. c. Atas dasar SP2HL, KPPN membukukan Pendapatan Hibah Langsung dan belanja yang bersumber dari hibah langsung serta saldo kas di K/L dari hibah. d. Atas dasar SPHL yang diterima dari KPPN, DJPU membukukan Pendapatan Hibah Langsung. e. Atas dasar SPHL yang diterima dari KPPN, PA/KPA membukukan belanja yang bersumber dari hibah langsung dan saldo kas di K/L dari hibah ke dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI). f. Setiap bulan PA/KPA melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dan kedua belah pihak menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi. 6. Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang (Jika Ada Pengembalian). a. Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk uang, dapat dikembalikan melalui mekanisme disetor ke kas negara/ daerah atau dikembalikan langsung ke rekening Pemberi Hibah sesuai perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan. b. Atas pengembalian pendapatan hibah langsung PA/KPA mengajukan Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) kepada KPPN mitra kerjanya dalam hal hibah berasal dari dalam negeri. c. Atas pengembalian Pendapatan Hibah Langsung bentuk uang, PA/KPA membuat dan menyampaikan Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) ke KPPN dengan dilampiri: 1) copy rekening atas Rekening Hibah; 2) copy bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah; 3) SPTJM. d. Atas dasar SP4HL, KPPN menerbitkan SP3HL dalam rangkap 3 (tiga) dengan e. Atas dasar SP3HL, KPPN membukukan pengembalian Pendapatan Hibah Langsung dan mengurangi saldo kas di K/L dari hibah. f. Atas dasar SP3HL yang diterima dari KPPN untuk pendapatan hibah tahun berjalan, DJPU membukukan pengembalian Pendapatan Hibah Langsung sebagai pengurang realisasi pendapatan hibah. 23

30 g. Atas dasar SP3HL yang diterima dari KPPN untuk pendapatan hibah tahun yang lalu, DJPU tidak melakukan pencatatan, namun diungkapkan dalam CaLK. h. Atas dasar SP3HL yang diterima dari KPPN, PA/KPA membukukan pengurangan saldo kas di K/L dari hibah. i. Saldo kas di K/L dari hibah tidak boleh bernilai negatif. 7. Penutupan Rekening a. Sebelum batas akhir penarikan dana subject matter/ satker dapat melakukan perpanjangan atau penutupan rekening. b. Jika subject matter/ satker memperpanjang penggunaan rekening hibah, maka Biro Keuangan akan membuat surat pelaporan penggunaan rekening hibah yang ditandatangani oleh Sestama dan kemudian mengirim ke DJPB c. Jika subject matter/ satker akan melakukan penutupan rekening, Biro Keuangan membuat surat pemberitahuan penutupan rekening yang ditandatangani oleh Sestama dan mengirim ke DJPB dengan dilampiri: 1) Surat permohonan penutupan rekening hibah 2) Grant Summary 3) Disbursement Plan 4) Rekening Koran 8. Pertanggungjawaban Penerima Hibah (Permendagri No.32 Tahun 2011 Pasal 19 yang mengacu pada PP No 10 Tahun 2011). Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya. Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi: a. Laporan penggunaan hibah; b. Surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai Dokumen Perjanjian Hibah; dan c. Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundangundangan bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima hibah berupa barang/jasa. d. Bukti Pertanggungjawaban disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan. 24

31 Mekanisme Pelaksanaan Hibah Tidak Langsung Proses yang membedakan antara hibah langsung dan tidak langsung adalah pembukaan rekening khusus, penerbitan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan dan proses pembayaran dana hibah. Mekanisme ini terdapat pada BPS Pusat. B. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) PNBP adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan (Perka BPS No. 37 Tahun 2012). Mekanisme Pelaksanaan PNBP 1. Mitra kerja sama dan satker membuat perjanjian kerja sama. 2. Naskah perjanjian kerja sama yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak dikirim ke Biro Keuangan dan Biro Bina Program untuk dilakukan revisi POK. Untuk satker yang belum memiliki PAGU anggaran penerimaan maka terlebih dahulu mengajukan usulan revisi DIPA ke BPS Pusat (Biro Bina Program). 3. Satker menginformasikan nama dan nomor rekening bendahara penerimaan ke mitra kerja sama. 4. Mitra kerja sama mentransfer sejumlah dana terkait dengan penjualan jasa ke rekening atas nama bendahara penerimaan. 5. Bendahara penerimaan menyetor dana PNBP ke Kas Negara. 6. Subject matter/satker sudah bisa menggunakan pagu PNBP dengan izin penggunaan PNBP berdasarkan kontrak kerja sama dengan pihak lain paling tinggi sebesar 98,26%, sehingga terjadi perbedaan antara nilai Mou dengan RAB. 25

32 7. Subject matter/satker harus membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran PNBP berdasarkan bukti pungutan dan setoran. 8. Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen yang berkaitan dengan perbendaharaan negara wajib menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Swakelola Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri. Mekanisme Pelaksanaan Swakelola 1. Mitra kerja sama dan satker membuat perjanjian kerjasama swakelola. 2. Naskah perjanjian kerjasama swakelola yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak beserta POK nya dikirim ke Biro Keuangan. 26

33 3. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, Satker membuat surat permohonan pembukaan rekening penampung dana swakelola yang ditandatangani oleh Sestama dan dikirim ke DJPB. 4. Setelah mendapat persetujuan dari DJPB, Satker membuat rekening penampung dana swakelola. 5. Satker menyampaikan informasi nomor rekening atas nama proyek swakelola ke mitra kerja sama dan subject matter. 6. Subject matter melakukan pekerjaan sesuai kontrak kerjasama. 7. Mitra kerja sama mentransfer sejumlah dana untuk keperluan operasional proyek. 8. Subject matter secara berkala menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan uang ke mitra kerja sama. 9. Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen yang berkaitan dengan perbendaharaan negara wajib menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 27

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No. 1671, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAGAN AKUN STANDAR (BAS) TA 2012

BAGAN AKUN STANDAR (BAS) TA 2012 BAGAN AKUN STANDAR (BAS) TA 2012 Bagan Akun Standar (BAS) adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, serta pertanggungjawaban

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. No.1740, 2014 KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAGAN AKUN STANDAR TAHUN ANGGARAN 2015

BAGAN AKUN STANDAR TAHUN ANGGARAN 2015 BAGAN AKUN STANDAR TAHUN ANGGARAN 2015 AKUN KETERANGAN 52 BELANJA BARANG 521111 Belanja Keperluan Perkantoran Pengeluaran untuk membiayai keperluan sehari-hari perkantoran yang secara langsung menunjang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1191, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran. Pelaksanaan APBN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

PENJELASAN PENGGUNAAN KODE AKUN

PENJELASAN PENGGUNAAN KODE AKUN PENJELASAN PENGGUNAAN KODE AKUN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN AKUN PENJELASAN 52 BELANJA BARANG 521 BELANJA BARANG 5211 Belanja Barang Operasional 52111

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.2077, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pelaksanaan APBN. TA 2017. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dari Bagian Kepegawaian, jumlah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN T.A 2017

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN T.A 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KPPN YOGYAKARTA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN T.A 2017 PENGATURAN SBM (1/2) Definisi:

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2017 KEMENDAGRI. Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG/BARANG/JASA/SURAT BERHARGA MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :01

1 of 8 18/12/ :01 1 of 8 18/12/2015 16:01 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 62, 2013 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kegiatan. Anggaran. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1916, 2014 KEMENHUB. Anggaran. Administrasi. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 80 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha No.8, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pelaksanaan Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

Metode Pembayaran Tagihan Negara

Metode Pembayaran Tagihan Negara DIKLAT SISTEM PENGELUARAN BENDAHARA NEGARA PENGELUARAN APBN Metode Pembayaran Tagihan Negara 1. Metode Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA

KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA DIKLAT BENDAHARA PENGELUARAN APBN Dasar Hukum Keuangan Negara Pengelolaan Keuangan Negara berpedoman pada beberapa ketentuan yang menjadi landasan hukum

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN 1 Menjelaskan dasar hukum pengujian dan pembayaran tagihan Menjelaskan Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan Menerapkan Paradigma dan prinsip Pengelolaan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2015 KEMEN LHK. Penetapan. Pejabat Perbendaharaan. dan Mekanisme Pengujian Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 11 /PB/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Lebih terperinci

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013 1 of 48 17/08/2013 15:29 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1600, 2015 KEMENAKER. BMN. Pengelolaan. Keuangan Negara. Pedoman. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN Halaman : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN PERSEDIAAN BAGIAN BIRO ADMINISTRASI UNIVERSITAS NUSA CENDANA DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Penyusun SOP Drs. S.A.F. Pandie Ir. D. Roy Nendissa, MP Kepala Biro

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED Jl. Veteran 17 18 Jakarta 10110 I. PENDAHULUAN Berdasarkan ketentuan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.911, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) Disampaikan dalam Rakornas Program Pamsimas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 182 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 182 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 182 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman ::0 : 1 Januari 2012 : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1233, 2015 KEMENKEU. APBN. Perwakilan RI. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN 1 Menjelaskan Pengertian Pembukuan Menerangkan Dasar Hukum Pembukuan Menguraikan Ruang Lingkup Pembukuan Menerangkan Ketentuan Umum Pembukuan Menjelaskan Pemeriksaan Kas Menguraikan

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1078, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Pemberian. Bantuan Pendanaan. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBEBASTUGASAN, PEMBERHENTIAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN MENTERI KEHUTANAN SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN /BARANG KEPADA SEKRETARIS JENDERAL, DAN TUGAS,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di 34 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH 228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PEJABAT PERBENDAHARAAN DAN MEKANISME PENGUJIAN KEUANGAN LINGKUP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.151, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Revisi Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.919, 2014 KEMENHUB. Hibah. Langsung. Penatausahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 24 Tahun 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG DAN

Lebih terperinci

15. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 16.

15. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 16. 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

B. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN/KOTA

B. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN/KOTA 20 B. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN/KOTA I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2017 1 Untuk TA 2017 Satker Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan dana APBN Dekonsentrasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Buku Saku. di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Panduan Pelaksanaan PNBP

Buku Saku. di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Panduan Pelaksanaan PNBP Buku Saku di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Panduan Pelaksanaan PNBP 1 Hak Cipta 2017 pada Inspektorat LIPI Penanggung Jawab : Inspektur LIPI Penyusun dan Editor : Tim Inspektorat LIPI 2

Lebih terperinci

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 4 TAHUN 2014

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN

Lebih terperinci

A. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI

A. PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 70 TAHUN 2014. TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2014. TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENUNJUKKAN/ PENETAPAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN DANA TUGAS PEMBANTUAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci