Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan"

Transkripsi

1 Makalah Akuntansi Keuangan Menengah Pendapatan makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah Dosen Pengampu : Adeng, M.Pd. Disusun Oleh: Restu Ragil P ( ) Ratama Karya Cita ( ) Yudha Mahardika ( ) Hanifah Noviandari ( ) Ervi Dwi Patma ( ) PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

2 KATA PENGANTAR Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi keuangan menengah ini. Makalah Akuntansi Keuangan menengah ini berisi mengenai pengertian pendapatan yang diterima pada saat ini. Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan beberapa pihak, di antaranya Adeng, M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi keuangan menengah serta teman-teman yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin. Yogyakarta, januari 2011 Penulis

3 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi dia tas terkait halnya dengan sebareba banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa(fees ), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan? 2. Jenis-jenis Pendapatan? 3. Apa pedoman untuk pengakuan pendapatan? 4. Penyimpangan dari dasar penjualan? 5. Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan? 6. Trade loading dan channel stuffing? 7. Pendapatan Menurut PSAK no. 24 dan no.34 C. Tujuan. 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan. 2. Mengetahui jenis-jenis Pendapatan. 3. Mengetahui pedoman pengakuan pendapatan.

4 4. Mengetahui Penyimpangan dari dasar penjualan. 5. Mengetahui Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan 6. Mengetahui bagaimana proses Trade loading dan channel stuffing.

5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendapatan Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA dikutip oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi memberikan definisi pendapatan adalah Pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu. Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono (1992 : 180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktorfaktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992 : 171) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan

6 pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. B. Jenis Pendapatan Jenis-Jenis Pendapatan Bank diantaranya : Pendapatan Operasional Pendapatan bunga debitur Pendapatan komisi dan provisi Pendapatan atas transaksi valuta asing Pendapatan Operasional lain ( mis. Deviden, L/R penjualan surat berharga) Pendapatan Non Operasional Pendapatan dari penjualan aktiva tetap Pendapatan dari penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank Pendapatan Luar Biasa Pendapatan yang memenuhi kriteria bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi C. PEDOMAN PENGAKUAN PENDAPATAN Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat: 1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas (piutang). 2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui. 3. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan. Sesuai dengan prinsip ini: 1. Pendapatan pada penjualan produk diakui pada saat penjualan atau pengiriman barang kepada pembeli. 2. Pendapatan dari jasa, diakui pada saat jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih.

7 3. Pendapatan dari menyewakan aset, diakui saat aset telah digunakan, atau pada saat berlalunya waktu sewa. 4. Pendapatan dari penjualan aset selain produk, diakui saat penjualan. Penjualan produk Pemberian jasa Penyewan aktifa Penjualan aktiva Pendapatan dari penjualan Pembayaran atas jasa Pendapatan sewa Keuntungan atau kerugian disposisi Tanggal penjualan Setelah jasa dilaksanakan Berlalunya waktu atau aset telah digunakan Tanggal penjualan. D. PENYIMPANGAN DARI DASAR PENJUALAN Penyimpangan dari Dasar Penjualan Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Beberapa alasan bisa diterima untuk penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan tersebut di atas. Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan pendapatan setelah saat penjualan. Atau pengakuan bisa ditunda (delay recognize). Transaksi yang bisa diakui awal atau ditunda pengakuannya. Penangguhan penjualan tepat jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba. Dalam bab ini berfokus pada dua dari empat jenis umum transaksi pendapatan yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu, 1) penjualan produk dan 2) pemberian jasa. Keduanya adalah jenis transaksi penjualan, dua jenis transaksi pendapatan lainnya yaitu pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan dan pedapatan dari pelepasan aktiva selain produk. Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut :

8 1. Pengakuan pendapatan saat penjualan (penyerahan) 2. Pengakuan pendapatan sebelim penyerahan 3. Pengakuan pendapatan sesudah penyerahan 4. Pengakuan pendapatan untuk transaski penjualan khusus (waralaba dan konsinyasi) Pada saat penyerahan (saat penjualan) Sebelum penyerahan Setelah penyerahan Penjualan khusus Pasca "Aturan Umum" Sebelu m produks i Selama produksi saat penyele saian produks Ketika kas ditagih Setelah biaya dipulihkan Waral aba Kon siny asi i Beberapa contoh berikut ini diberikan untuk penyimpangan pengakuan pendapatan pada kasus yang menyimpang dari aturan umum (general rule) a. Penjualan dengan persetujuan pembelian. Bila sebuah perusahaan menjual produk dalam suatu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi, perusahaan belum bisa di katakan menjual produk, karena bila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu dan harga tersebut menutup semua biaya persediaan di tambah biaya penyimpanan yang berkaitan, maka persediaan dan kewajiban yang berkaitan tetap ada di pembukuan penjual. b. Pengakuan penjualan dimana terdapat hak retur. Tiga metode pengakuan pendapatan dengan adanya retur produk: 1. Tidak mencatat penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya. 2. Mencatat penjualan tetapi menguranginnya dengan taksiran retur mendatang. 3. Mencatat penjualan dan memperhitungkan retur sewaktu terjadi.

9 Bila suatu perusahaan menjual produkya tetapi memberikan kepada pembeli hak retur, pendapatan dari transaksi penjualan dapat diakui pada saat penjualan hanya jika seluruh 6 syarat berikut terpenuhi : 1. Harga penjual kepada pembeli intinya tetap atau dapat ditentukan pada waktu penjualan. 2. Pembeli telah / berkewajiban membayar kepada penjual dan kewajiban itu bukan merupakan konsinyasi pada penjualan kembali produk. 3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah karena kasus pencurian atau kehancuran secara fisik terhadap produk. 4. Pembeli memperoleh produk yang dapat dijual kembali yang memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh pembeli. 5. Penjual tidak memiliki kewajiban berarti pada prestasi kerja masa depan yang secara langsung mengakibatkan penjualan kembali produk oleh pembeli. 6. Jumlah retur masa depan dapat di taksir secara layak. c. Penjualan Cicilan Penjualan cicilan merupakan contoh pengakuan pendapatan untuk jenis transaksi after delivery, yang merupakan suatu jenis penjualan dimana pembayarannya diwajibkan didalam periode cicilan selama periode waktu yang diperpanjang. Ini digunakan dalam perdagangan eceran dimana segala jenis peralatan dan perabotan untuk pertanian dan rumah tangga dijual dengan dasar cicilan. Kadang-kadang ini juga dipakai untuk industri alat-alat berat dimana instalasi mesin dibayar untuk periode yang panjang. Metode cicilan menekankan penagihan dari pada penjualan, metode ini mengakui laba pada periode penagihan dan bukan pada saat periode penjualan. Dasar akuntansi cicilan dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada lagi dasar yang cocok untuk menaksir tingkat yang dapat ditagih, pendapatan seharusnya tidak diakui sampai ditagihnya kas. E. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan Jumlah penjualan atau pendapatan selalu merupakan item terbesar pada laporan laba rugi. Pengetahuan tentang aspek-aspek penjualan sangat penting, diantaranya: 1. Diskon penjualan

10 Potongan ini diberiakn pada waktu penjualan atau pada saat pembayaran. Metode sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/ Pengembalian (retur) Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk atau tidak sempurna, pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak benar. 3. Akuntansi untuk piutang tak tertagih 4. Jaminan untuk pelayanan atau penggantian Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut terpenuhi: 1. Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian 2. Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan 3. Harga ppenjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan 4. Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan atau point of sale akan tetapi disini bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya, situasi tersebut antara lain: a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal telah berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa risiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual. Denagn kata lain tidak terjadi penjualan b. Penjualan dengan Hak Retur Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap penjualan tinggi sehingga mereka merasa perlu menunda pelaporan penjualan sampai hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan

11 yang mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur dalam industry ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang melibatkan perjanjian penjualan bergaransi atau konsinyasi. Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual menanggung risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk, yaitu: 1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya 2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan 3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan pembeli hak untuk mengembalikan produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan akan diakui pada saat penjualan jika kondisi berikut terpenuhi: 1. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan 2. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban membayar penjual, dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut 3. Kewajiaban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk 4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual 5. Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli 6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya. Apabila penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangi untuk melaporkan estimasi retur. F. TRADE LOADING DAN CHANNEL STUFFING

12 a. Trade Loading dan Channel Stuffing Beberapa perusahaan mencatat pendapatna pada tanggal penyerahan tanpa membuat penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun perusahaan ini kelihatannya mengikuti pengakuan pada saat penjualan yang berlaku, namun sebenarnay mereka mengakui pendapatn dan laba sebelum waktunya. Sebagai contoh, industry rokok domestic AS pada suatu waktu melakukan praktedistribusi yang dikenal sebagai trade loading. Trade Loading merupakan praktek yang gila, tidak ekonomis dan licik. Melalui praktek ini pabriakan yang mencoba menunjukkan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki, mereka membujuk para pedagang grosir yang menjadi pelanggan mereka yang dikenal sebagai trade untuk membeli lebih banyak produk daripada yang dapat mereka jual kembali denagn cepat. Secara keseluruhan, industry rokok ini tampaknya dalam waktu dua tahun telah menetapkan terlalu tinggi laba operasinya sebesar $600juta karena mengambil laba dari tahun-tahun yang akan dating Dalam industry perangkat lunak computer, praktek yang sama disebut sebagai channel stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil-hasil keuangannya kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar kepada distributornya agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan ketika perangkat lunak tersebut meninggalkan dermaga.persediaan distributor akan membengkak dan saluran pemasaran menjadi penuh sesak tetapi laporan keuangan produsen perangkat lunak terlihat baik meskipun hal itu akan merusak hasil periode mendatang, kecuali jika proses tersebut diulang. Trade loading dan channel stuffing menyimpangkan hasil operasi dan menghias laporan keuangan. Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing merupakan contoh klasik pembukuan hari ini atas pendapatan yang akan datang. G. PENDAPATAN MENURUT PSAK NO 24 DAN NO 34 Psak 23 Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban. Untuk dapat menghasilkan laba, pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan harus lebih besar dibandingkan dengan beban yang telah diketuarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut Oleh karena itu. pendapatan

13 dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai kinerja suatu pemsahaan dalam menghasilkan laba yang optimal. AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PSAK No. 34 Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi Persyaratan Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah pada setiap kontrak konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan Pernyataan ini pada komponen suatu kontrak tunggal yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau pada suatu kelompok kontrak secara bersama agar mencerminkan hakikat suatu kontrak atau kelompok kontrak. Bila suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika: (a) proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset; (b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masingmasing aset tersebut; dan biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasikan. Suatu kelompok kontrak, dengan satu pemberi kerja atau beberapa pemberi kerja, harus diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi jika: (a) kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket; (b) kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba; dan (c) kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan Suatu kontrak mungkin berisi klausul yang memungkinkan konstruksi asset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi asset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah bila: (a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau (b) harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memperhatikan harga kontrak semula. Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak terdiri dari:

14 (a) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: (b) 34.3 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PSAK No (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan (ii) dapat diukur secara andal. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari peristiwa di masa yang akan datang. Estimasinya sering kali harus direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu periode ke periode berikutnya. Contohnya: (a) suatu kontraktor dan suatu pemberi kerja mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui; (b) nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya; (c) nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut; atau (d) bila dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat bila jumlah unit meningkat. Suatu penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pemberi kerja mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Suatu penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan-perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan Iamanya kontrak. Suatu penyimpangan dimasukkan kedalam pendapatan kontrak jika: (a) besar kemungkinan pemberi kerja akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan (b) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

15 13 Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi dan sering kali tergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika: (a) negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga besar kemungkinan pemberi kerja akan menerima klaim tersebut; dan (b) nilai klaim yang besar kemungkinannya akan disetujui oleh pemberi kerja, dapat diukur secara andal. 14 Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar-standar pelaksanaan yang telah dispesifikasikan telah terpenuhi atau dilampaui. Umpamanya, suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu pembayaran AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PSAK No. 34 tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih awal dari suatu kontrak. Pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika: (a) kontrak tersebut cukup aman sehingga besar kemungkinan pemberi kerja memenuhi tuntutan klaim; dan (b) jumlah klaim yang kemungkinan besar dapat disetujui pemberi kerja dapat diukur secara andal.

16 BAB III PENUTUPAN A. KESIMPULAN Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat: 1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas (piutang). 2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban. B. PENUTUPAN Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan menengah dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang membaca makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih

17 Daftar pustaka Kieso Donald E. (2007). Akuntansi intermediate. Jakarta : Erlangga.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dalam buku analisis kritis atas laporan keuangan (Sofyan syafri, 2013 : 59) Kieso, et al. mengemukakan : Akuntansi sebagai suatu sistem

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pernyataan PSAK No.34 2.1.1. Tujuan Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI PENDAPATAN PSAK 23 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Menggunakan prinsip pengakuan pendapatan Memahami

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Metode presentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Tetapi alangkah lebih baik lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL. atau logam), cek yang dapat dicairkan setiap saat dan setara kas. b. Pendapatan di luar operasi perusahaan

BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL. atau logam), cek yang dapat dicairkan setiap saat dan setara kas. b. Pendapatan di luar operasi perusahaan BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL 2. Kas 2.1. Pengertian Kas Kas adalah alat pembayaran yang sah yang dimiliki perusahaan, diperoleh dalam operasi perusahaan. Wujud kas dapat berupa uang tunai (kertas atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Oleh: 1. Yogi Afrianto ( 21207194 ) 2. Dini Tri Wardani ( 20207343 ) SARMAG AKUNTANSI 1 UNIVERSITAS GUNADARMA 2010 PENDAPATAN Pengertian Menurut PSAK No. 23 paragraf

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh ED PSAK No. Oktober 00 (revisi 00) exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Kontrak Konstruksi Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2 Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 23 (revisi 2010) PENDAPATAN Tujuan Penghasilan Pendapatan Keuntungan Standar

Lebih terperinci

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. PENGERTIAN (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 66) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Konstruksi Dalam

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PSAP No.0 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian analisis adalah sebagai berikut : Penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab-musababnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Lingkungan Terkini Pengakuan Pendapatan saat Penjualan Pengakuan Pendapatan sebelum Pengiriman Pengakuan Pendapatan setelah Pengiriman Pedoman Pengakuan Pendapatan

Lebih terperinci

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA ABSTRAK ENDANG 080420103079 ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA Skripsi. Ekonomi 2013 Kata kunci : ISAK No. 21, PSAK No.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Riyan Saputra (ian.spectrum@rocketmail.com) Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan usaha semakin ketat, sebagai perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan asing agar dapat bertahan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pendapatan Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk kelangsungan operasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal ) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal ) mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal. 23. 2) mengungkapkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan berikut: Menurut ED PSAK 23 menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai Pendapatan

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN X PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN..

Lebih terperinci