DASAR-DASAR ILMU TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DASAR-DASAR ILMU TANAH"

Transkripsi

1 DASAR-DASAR ILMU TANAH PEDOMAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN JATIM 2012

2 KEGIATAN PESERTA PRAKTIKUM Nama Mahasiswa :... NPM :... Semester / Program Studi :... Tahun ajaran :... Golongan :... Pembimbing :... No I Materi Praktikum Tanggal Praktikum Laporan Paraf Pembimbing II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Pembimbing

3 TATA TERTIB PRAKTIKUM A. UMUM 1. Praktikum harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai dan apabila datang terlambat 15 menit setelah praktikum dimulai, maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum tanpa menunjukkan alasan yang sah. 2. Sebelum praktikum dimulai, diadakan test penguasaan materi. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan/tempat praktikum, kecuali seijin pembimbing. 3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus mengikuti dengan tertib (tidak merokok, gaduh, dll). 4. Waktu pelaksanaan praktikum harus tepat dan sesuai dengan jadwal. 5. Setelah pelaksanaan praktikum, alat dan/atau bahan dikembalikan ketempat semula dalam keadaan bersih dan rapi. Apabila ada praktikan yang merusakkan / memecahkan alat praktikum, maka harus mengganti paling lambat 1 minggu setelah acara praktikum tersebut selesai. 6. Praktikan yang berhalangan mengikuti kegiatan praktikum harus ada surat ijin (dari Dokter bila sakit) yang ditujukan kepada Pembimbing Praktikum yang bertugas, paling lambat 1 minggu sejak tidak masuk. 7. Mahasiswa yang diijinkan mengikuti praktikum ulang apabila telah mengikuti minimum 75 % dari acara praktikum, praktek ulang dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan berikutnya. 8. Bagi praktikan yang tiga kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum tanpa ijin, maka praktikumnya dianggap batal. 9. Setiap selesai melakukan praktikum, praktikan diwajibkan membuat lembar kerja yang berupa data-data pengamatan. Laporan resmi diserahkan paling lambat satu minggu setelah melakukan suatu acara praktikum. 10. Penilaian praktikum didasarkan pada aktifitas dan kesungguhan dalam melaksanakan praktikum, membuat laporan dan ujian.

4 B. KHUSUS 1. Sebelum melaksanakan praktikum, mintalah bon peminjaman alat pada asisten pembimbing yang saudara butuhkan dan selanjutnya mintalah alat tersebut pada Pembimbing. 2. Periksalah alat-alat tersebut sebelum melakukan praktikum, tanyakan pada Pembimbing hal-hal yang kurang jelas mengenai alat-alat tersebut dan tidak diperkenankan menghubungkan peralatan praktikum dengan sumber tegangan listrik tanpa seijin Pembimbing.

5 MATERI PRAKTIKUM No. Materi I II III IV V VI VII VIII Judul Materi Pengambilan contoh tanah di lapangan Kadar air tanah Tekstur tanah dan konsistensi tanah (kualitatif) Struktur tanah Berat isi tanah, berat jenis tanah dan ruang pori Angka Atterberg ph dan Ec tanah Corganik, kandungan kapur dan warna tanah Kelompok JADWAL PRAKTIKUM Minggu ke- / No. Materi Praktikum L I P E N 1*) II III IV V VI VII VIII A P O II D 1*) III IV V II VII VIII VI R A U A H T N III U S L 1*) IV V II III VIII VI VII U A IV N 1*) V II III IV VI VII VIII Keterangan : *) Pengambilan Contoh Tanah di Lapangan **) Ujian Praktikum dilaksanakan oleh masing-masing Dosen Pembimbing Praktikum A K H I R U A S

6 MATERI PRAKTIKUM No Materi Praktikum 1. MATERI 1 : PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI LAPANGAN 1.1. Metode - Contoh tanah utuh (ring sampel) - Contoh tanah biasa - Contoh tanah agregat utuh 1.2. Prinsip Untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium diperlukan tiga macam contoh tanah, yaitu : a. Contoh tanah utuh (Undisturbed soil sample), untuk penetapan-penetapan berat isi (bulk density), susunan pori-pori tanah, pf dan permeabilitas. b. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate) untuk penetapan stabilitas agregat. c. Contoh tanah biasa (disturbed soil sample) untuk penetapan kandungan air, tekstur tanah, kandungan bahan organik, ph dan sifat kimia yang lain Alat & Bahan a. Cooper ring (tabung kuningan) : suatu alat dan bahan berbentuk tabung silinder. Tebal tabung harus memenuhi syarat area ratio (nisbah luas) < 0.1, untuk mencegah terjadinya tekanan mendatar. Area ratio = 2 2 D1 Dd 2 Dd Dimana D 1 adalah diameter luar ring D d adalah diameter dalam ring b. Sekop c. Pisau tajam dan tipis d. Kantong plastik 1.4. Cara kerja A. Pengambilan Contoh Tanah Utuh 1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian letakkan tabung tegak lurus pada lapisan tanah tersebut. 2. Gali tanah sekeliling tabung dengan sekop. 3. Kerat tanah dengan pisau sampai hampir mendekati tabung. 4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah. 5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari tabung yang kedua masuk ke dalam tanah kirakira 1 cm. 6. Kedua tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop. 7. Pisahkan tabung pertama dan tabung kedua dengan hati-hati. Kemudian potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah

7 1.5. Tugas Pendalaman Bahan Diskusi tabung pertama sampai rata. 8. Tutup bagian atas dan bawah tabung dengan tutup plastik. B. Pengambilan Contoh Tanah Biasa dan Agregat Utuh 1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan. Untuk penetapan stabilitas agregat cukup dengan mengambil lapisan sesuai dengan dalamnya perakaran. 2. Ambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan belah-belah alami (agregat utuh), masukkan ke dalam kotak / kantong plastik. 1. Pada pengambilan contoh tanah utuh a. Mengapa tanah harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman dan perakaran? b. Bagaimana cara mengurangi tekanan mendatar? c. Mengapa pemisahan kedua tabung (pertama dan kedua) harus dilakukan secara hati-hati? 2. Mengapa dilakukan tiga pengambilan contoh tanah yang dibuat berbeda? 3. Jelaskan persyaratan lokasi pengambilan contoh tanah di lapangan Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengambilan contoh tanah di lapang.

8 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM a. Contoh Tanah (Jenis/Asal/Kedalaman Tanah) : b. Gambar Contoh Tanah Utuh Kegunaan : c. Gambar Contoh Tanah Agregat Utuh Kegunaan : d. Gambar Contoh Tanah Biasa Kegunaan : e. Syarat-syarat pengambilan contoh tanah Surabaya... Disetujui,

9 2. MATERI II : KADAR AIR TANAH A. Penetapan Kadar Air Kering Udara 2.1. Metode Gravimetri 2.2. Prinsip Menghitung Kehilangan Berat sebelum dan sesudah dioven. Rumus : KA (%) = BTKU- BTKO BTKO x 100% Dimana : BTKU = Berat Tanah Kering Udara BTKO = Berat Tanah Kering Oven (105ºC) Faktor Koreksi Air (F) : KA(%) 100 F = Alat & Bahan a. Timbangan, ketelitian sampai 0.01 g b. Kaleng c. Oven, sekurang-kurangnya sampai 110ºC 2.4. Cara Kerja 1. Timbang kaleng 2. Masukkan 10 g tanah kering udara kedalam kaleng, kemudian timbang (X) 3. Masukkan kaleng beserya tanah kedalam oven dengan suhu 105º C. Biarkan selama 24 jam (Y). 4. Keluarkan kalengd ari oven, masukkan kedalam desikator, dan dinginkan. Kemudian timbang. X Y KA (%) = x 100% Y 2.5. Tugas Pendalaman Bahan Diskusi 1. Mengapa setelah dioven, sebelum ditimbang kembali, contoh tanah perlu dimasukkan kedalam desikator terlebih dahulu? 2. Mengapa suhu oven harus 105ºC? Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kadar air. Bandingkan hasil yang saudara peroleh dengan menggunakan tanah yang berbeda. B. Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapangan 2.1. Metode Gravimetri 2.2. Prinsip Jumlah air yang ditanah oleh air ditentukan oleh banyaknya ruang pori. Bilamana semua ruang pori terisi air, dikatakan tanah itu jenuh. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama karena sebagian air akan segera mengalir kebawah akibat gaya gravitasi. Aliran air ke bawah ini suatu saat akan berhenti dan pada saat itu tanah dikatakan berada dalam keadaan kapasitas Alat dan Bahan Ring sampel dan contoh tanah

10 2.4. Cara kerja 1. Siapkan 2 macam contoh tanah kering udara yang sudah ditumbuk dan diayak lolos ayakan 2 mm.. 2. Siapkan 3 buah silinder (ring) dengan bagian bawah ditutup kain kasa, masing-masing dicatat beratnya (A) 3. Masukkan contoh tanah ke dalam ring sampai permukaannya sama dengan permukaan silinder bagian atas. Ketuk-ketuklah beberapa kali agar tanah agak mampat. 4. Timbanglah silinder dan tanah (B), dan hitunglah berat tanahnya saja (B-A) = C 5. Celupkan ke dalam air perlahan-lahan sampai tinggal ¼ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu setengah jam, kemudian angkatlah dan tiriskan lebih kurang jam. 6. Timbanglah kembali silinder beserta tanahnya (D) 7. Hitunglah berapa tambahan berat yang disebabkan adanya air yang terikat oleh tanah. 8. Banyak sedikitnya air yang terikat itu disebut kapasitas lapangan Tugas Pendalaman Bahan Diskusi 1. Diantara kedua contoh tanah tersebut, mana yang kadar kapasitas lapangannya paling besar? 2. Apa yang menyebabkan demikian? Tugas Tertulis Buat laporan tentang besarnya kapasitas lapangan dihubungkan dengan faktor yang mempengaruhi

11 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM a. Perhitungan Kadar Air Kering Udara (KA-KU) No Contoh Tanah Berat tanah + kaleng BTKU (A) BTKO (B) Berat kaleng (C) %KA KU = 100( A B) B C (M) Faktor Koreksi Air = 100 M 100 b. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapangan (KA-KL) No Contoh tanah Berat tanah kering + silinder (A) Berat silinder (B) Berat tanah kering (A-B) (C ) Berat tanah basah + silinder (D) Berat tanah basah (D-B) (E) Berat air = (E-C) ( F ) Kadar air kapasitas lapangan (KA-KL) = F/C Surabaya... Disetujui,

12 3. MATERI III : PENETAPAN TEKSTUR TANAH DAN KONSISTENSI 3.1. Metode Penetapan Tekstur Tanah dan Konsistensi ditentukan secara kualitatif 3.2. Prinsip A. Penetapan Tekstur Tanah Menentukan tekstur tanah berdasarkan ada tidaknya tasa licin, kasar, lekat tidaknya dan mudah patah atau tidak. B. Penetapan Konsistensi Tanah Menentukan ketahanan massa tanah terhadap remasan tekanan atau pijitan tangan 3.3. Alat & Bahan a. Contoh tanah agregat utuh dan contoh tanah biasa b. Lempeng kaca c. Botol penyemprot 3.4. Cara Kerja A. Penetapan Tekstur Tanah 1. Siapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam botol penyemprot (dapat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi basah). 2. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan di telapak tangan. 3. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan telunjuk tangan yang lain. RASAKAN : APAKAH licin, halus atau ada rasa kasar? * Rasa licin dan halus adalah partikel liat dan debu * Rasa kasar adalah partikel pasir 4. Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat kekasarannya. 5. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian pijit-pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk. RASAKAN : APAKAH ibu jari dan telunjuk lekat atau mudah lepas? * Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat : semakin lekat berarti semakin banyak partikel liatnya 6. Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah gulungan dengan diameter sekitar ½ cm dan panjangnya sekitar 5 cm PERHATIKAN : APAKAH tanag ini bisa digulung atau tidak dan bila dibengkokkan : patah atau tidak Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah pasir yang banyak. Tanah yang bisa digulung menunjukkan jumlah partikel liat yang banyak

13 Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir masih cukup besar. Yang tidak mudah patah menunjukkan bahwa sifat liat mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat kecil. B. Penetapan Konsistensi Tanah (ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering) 1. Dalam keadaan basah, konsistensi tanah dibagi 2 : a. Kelekatan (stickness) yang menunjukkan derajat adhesi tanah yang ditentukan dengan memijit tanah antara ibu jari dengan telunjuk. Melihat daya lekatnya, dibagi menjadi : 1) Tidak melekat, apabila tidak ada tanah yang tertinggal pada ibu jari dan telunjuk. 2) Agak melekat, apabila kedua jari dilepaskan, sebagian tanah tertinggal pada salah satu jari. 3) Lekat, apabila kedua jari direnggangkan, tanah tertinggal pada kedua jari 4) Sangat lekat, bila kedua jari direnggangkan, tanah melekat sekali sehingga sukar untuk dilepaskan. b. Plastisitas (Plasticity) : menunjukkan derajat kohesi tanah, berubah bentuk tanpa retak bila dipirit antara ibu jari dan telunjuk. Ditentukan dengan memirit, menggelintir atau menekan massa tanah untuk merubah bentuknya; melihat dapat tidaknya dibuat gelintiran, dan mudah tidaknya berubah bentuk. Dibagi menjadi : 1) Tidak plastis, tak dapat berbentuk gelintiran tanah. Massa tanah mudah berubah bentuk. 2) Agak plastis, terbentuk gelintiran tanah. Massa tanah mudah berubah bentuk. 3) Sangat plastis : dapat terbentuk gelintiran tanah. Massa tanah tahan terhadap tekanan. 2. Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara keadaan kering (titik layu) dan kapasitas lapang), penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan meremas massa tanah pada telapak tangan. Dengan mengetahui ketahanan massa tanah terhadap remasan, dibagi menjadi : a. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak terikat dan melekat bila ditekan. b. Sangat gembur : dengan sedikit tekanan, mudah bercerai, digenggam mudah menggumpal, melekat bila ditekan.

14 c. Gembur : bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanah menggumpal, melekat bila ditekan. d. Teguh : Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan besar. e. Sangat teguh : Massa tanah tahan terhadap remasan, tidak mudah berubah bentuk Tugas Pendalaman Bahan Diskusi 3. Dalam keadaan kering (KA kurang dari titik layu permanen). Konsistensi tanah ditentukan dengan cara meremas/menekan massa tanah pada telapak tangan. Dengan melihat daya tahan tanah terhadap remasan dan tekanan telapak tangan konsistensi tanah dibagi menjadi : b. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak terikat. c. Lunak : dengan sedikit tekanan antara jari tangan, tanah mudah tercerai menjadi butir kecil d. Agak keras : agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh e. Keras : tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari) f. Sangat keras : tahan terhadap tekanan, massa sukar dipatahkan dengan tangan g. Sangat keras sekali : sangat tahan terhadap tekanan. Massa tanah tidak dapat dipecahkan dengan tangan. Untuk penetapan tekstur tanah : - Apakah ada hubungan antara tekstur tanah dengan konsistensi tanah? - Semakin berat tekstur tanah (liat tinggi) bagaimana dengan konsistensinya? Untuk penetapan konsistensi : - Mengapa tanah dengan kandungan air yang berbeda memiliki konsistensi tanah yang berbeda? Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan saudara, bahas berdasarkan bahan diskusi tersebut diatas.

15 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM Hasil Pengamatan Tekstur Tanah No Contoh Tanah Tekstur Tanah Hasil Pengamatan Konsistensi Tanah No Contoh Tanah Konsistensi Tanah Kering Lembab Basah Surabaya... Disetujui,

16 4. TUGAS IV : PENETAPAN BENTUK STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT A. Penetapan Struktur Tanah 4.1. Metode Kualitatif 4.2. Prinsip Menentukan struktur tanah berdasarkan bidang / belahan alami yang terbentuk akibat tekanan tangan / jari Alat & Bahan 1. Gumpalan tanah alami 2. Penggaris 3. Kaca pembesar 4.4. Cara Kerja 1. Ambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam keadaan lembab) dengan diameter ± 10 cm 2. Pecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan dengan jari, pecahan dari gumpalan tersbeut merupakan agregat atau gabungan agregat. Bentuk-bentuk struktur tanah, yang ditentukan oleh bentuk agregat, dibagi menjadi 7, yaitu : a. Remah (crumb) b. Granular c. Lempeng (Platy), jika sumbu X > Y d. Prisma (prismatik), jika sumbu Y > X, tapi ujungnya membulat e. Gumpal bersudut (angular blocky), jika sumbu X = Y = Z dan ujungnya membulat f. Lepas / butir tunggal (loose) g. Masif / pejal 4.5. Tugas Pendalaman Bahan Diskusi 1. Apakah ada hubungan struktur tanah dengan sifatsifat tanah yang lain seperti kadar air tanah dan permeabilitas tanah? 2. Bagaimana dengan pengolahan tanah? Adakah hubungannya? Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan saudara. Bandingkan hasil anda pada jenis tanah yang berbeda. Bahas mengapa sama atau berbeda. B. Kemantapan Agregat 4.1. Metode Vilensky 4.2. Prinsip Contoh tanah diberi air dengan energi kinetik tertentu untuk mengetahui berapa kekuatan air yang diperlukan untuk menghancurkan agregat tanah Alat & Bahan a. Buret b. Aquadest c. Kertas saring d. Contoh tanah kering utuh

17 4.4. Cara Kerja 1. Buret diisi dengan aquadest sampai angka nol. 2. Bukalah buret perlahan-lahan sampai air menetes. Jangan terlalu cepat, usahakan agar interval waktu antar tetesan sekitar 2-3 detik. Hitunglah jumlah tetesan dan perhatikan penurunan volume air. Agar lebih mudah hitunglah tetesan sebanyak kali, kemudian amati volume air yang sudah keluar. Lakukan sampai 5-10 kali pengamatan dan catat hasilnya. Hitung ukuran rata-rata tiap tetesan air yang keluar dari ujung buret. 3. Letakkan sebuah agregat yang berdiameter 2 3 mm diatas kertas merang dan ditetesi dengan air dari buret berjarak 20 cm. 4. Bukalah buret dan biarkan air menetes dengan kecepatan yang sama dan uji coba terdahulu. Usahakan agar setiap tetesan sampai agregat hancur (B), ulang 10 kali dengan menggunakan kertas merang yang baru dan agregat yang baru juga. 5. Hitung rata-ratanya dari hasil yang diperoleh, dihitung pula standar deviasi (SD), sehingga diketahui nilai rata-rata kemampuan tanah terhadap energi tetesan. Ek = mgh Ek ± SD 4.5. Tugas Pendalaman Bahan Diskusi 1. Apa arti dan peran ukuran tetesan dan jarak ujung buret ke agregat? 2. Apa yang mempengaruhi ketahanan tanah terhadap hancuran? 3. Apa akibatnya bila ukuran tetesan air diperbesar? Apakah yang terjadi dengan jumlag tetesan yang diperlukan untuk memecahkan dan menghancurkan sebuah agregat? Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kemantapan agregat. Bahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan agregat.

18 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM a. Hasil Pengamatan Bentuk Struktur Tanah No Contoh Tanah Bentuk Struktur Tanah b. Pengukuran Kemantapan Agregat 1. Mencari Diameter Tetesan Ulangan ke- Jumlah tetesan Volume air Volume per tetes Jari-jari tetesan Rata-rata Volume tetesan air = 4/3 x π x r 3.

19 2. Mencari Jumlah Tetesan Air untuk Menghancurkan Tanah Ulangan ke Rata-rata (Xi) Xi 2 Jumlah tetesan Saat Agregat Mulai Pecah (A) Jumlah Tetesan Saat Agregat Hancur (B) Catatan (Xi 2 ) SD Catatan : A : Jumlah tetesan sampai agregat pecah (pecah menjadi dua bagian hampir sama besar) B : Jumlah tetesan sampai agregat hancur (agregat pecah menjadi banyak dan kecil-kecil). SD = ( nxi2 n 1 Xi)2 n Ek = m g h (m = massa air (g) ; g = 9.8 g cm -3 ; h = 20 cm) Ek ± SD Tanah yang paling mantap adalah. Tanah yang paling rendah kemantapannya adalah. Surabaya... Disetujui,

20 5. MATERI V : BERAT ISI, BERAT JENIS TANAH DAN RUANG PORI 5.1. Metode A. Berat isi tanah : Volumetri B. Berat Jenis tanah : Gravimetri 5.2. Prinsip A. Penetapan Berat Isi Tanah Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa tanah dengan kerapatan atau volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya. Massa tanah diduga setelah kering oven 105ºC dab volumenya sama dengan volume dari contoh tanah yang diambil di lapangan dan dinyatakan dalan gcm -3. Nilai berat isi suatu tanah berubah-ubah, tergantung kondisi struktur tanah, terutama dihubungkan dengan pemadatan. B. Penetapan Berat Jenis Tanah Berat jenis tanah adalah berat tanah dalam satuan volume butiran tanah. Berat tanah diperoleh dari berat kering mutlak tanah, sehingga volume padatan tanah didapat menurut hukum Archimedes. Volume padatan tanah ini dicari dengan pertambahan volume air sesudah tanah dimasukkan ke dalam air Alat & Bahan Penetapan berat isi : a. copper ring b. timbangan c. oven d. kaleng timbang Penetapan berat jenis : a. labu ukur 100 ml b. timbangan c. kompor listrik d. oven e. hot plate f. beaker gelas 5.4. Cara Kerja A. Penetapan Berat Isi 1. Ambil contoh tanah dari lapang dengan copper ring 2. Timbang tanah dan ringnya (X g), hitung pula volume ring (Π r 2 t), dimana : r = jari-jari lingkaran ring (cm) t = tebal/tinggi tabung (cm) 3. Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus : Berat Tanah Kering Oven BI = gcm -3 Volume ring

21 B. Penetapan Berat Jenis Tanah 1. Panaskan air dalam beaker gelas 250 ml sampai mendidih, kemudian dinginkan. 2. Timbang labu ukur 50 ml (A g) 3. Isi dengan tanah kering oven ± 30 g, timbang berat labu ukur dan berat tanah didalamnya (B g) 4. Tambahkan air kedalam labu sampai mengisi ¾ bagian labu, kemudian didihkan diatas hot plate. 5. Dinginkan. 6. Tambahkan air dingin yang sudah dididihkan sampai garis batas, kemudian timbang (C g). 7. Masukkan air yang telah dididihkan ke labu ukur lain untuk mencari berat jenis air. 8. Berat jenis tanah (gcm -3 ) dapat dihitung dengan rumus : Berat labu ukur : A g Berat labu + tanah : B g Berat tanah : (B A) g Volume tanah = 100 volume air Berat air = 100 BJ air BI Ruang pori total = ( 1 - ) x 100 % BJ 5.5. Tugas Pendalaman Bahan Diskusi Pada penetapan BI tanah : Mengapa tanah yang padat memiliki nilai BI yang lebih tinggi dibandingkan tanah yang porus? Pada penetapan BJ tanah : a. Mengapa air yang dimasukkan harus dididihkan terlebih dahulu? b. Apakah nilai BJ akan selalu tetap atau dapat berubah-ubah tergantung struktur tanah? Apa bedanya dengan BI tanah? Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan BI dan BJ tanah. Kemudian hitung nilai ruang pori totalnya, dan berdasarkan nilai-nilai tersebut bahas bagaimana kemampuan tanah untuk melalukan air.

22 LEMBAR KERJA PRAKTIKUM a. Hasil Pengamatan Berat Isi Tanah No Contoh Tanah Berat Tanah + Ring (g) (105ºC) (A) Berat Ring (g) (B) Volume tanah (Π r 2 t) cm 3 ( C ) Berat Isi (gcm -3 ) = ( A B) C b. Hasil Pengamatan Berat Jenis Tanah No Asal contoh tanah Labu Ukur (A) Labu Ukur + Berat Tanah (B) Labu Ukur + Berat Tanah + Air ( C ) Berat Air ( C-B) (D) BJ Air (gcm -3 ) (E) Volume Tanah (volume labu ukur D/E) (F) Berat Jenis (gcm -3 ) ( B A) F b. Hasil Pengamatan Ruang Pori Tanah No Asal contoh tanah Berat Isi Tanah (gcm -3 ) Bet Jenis Tanah (gcm -3 ) Ruang Pori (%) Surabaya... Disetujui,

23 LAMPIRAN 1. PENETAPAN TEKSTUR TANAH BERDASARKAN RASA RABAAN DAN GEJALA KONSISTENSI Gambar : Segitiga Tekstur Tanah

24

25

26

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH PEDOMAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN JATIM 2011 Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah 1 KEGIATAN PESERTA

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka 0 PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI OLEH I Wayan Narka FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 1 I. PENDAHULUAN Tanah merupakan akumulasi tubuh

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL TANAH INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL TANAH INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL TANAH INSTRUKSI KERJA BERAT ISI TANAH DAN PENGOLAHAN DATA Laboratorium Fisika Jurusan Tanah FP. Universitas Brawijaya Kode Dokumen : Refisi : Tanggal : Di susun oleh

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH Oleh Ir. I Nyoman Puja, M.S. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 KATA PENGANTAR Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh

Lebih terperinci

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

IV. SIFAT FISIKA TANAH

IV. SIFAT FISIKA TANAH Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan Pelaksanaan penelitian di rumah kaca Pengujian sampel di laboratorium Dianalisis data yang diperoleh - Tekstur tanah

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai Agustus 2010 sampai Februari 2011 di Laboratorium Teknik Mesin dan Budidaya Pertanian Leuwikopo dan di Laboratorium Mekanika

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada bulan September sampai dengan juni 2015 pada areal pertanaman nanas (Ananas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

e 0 Tidak Lekat (non sticky)

e 0 Tidak Lekat (non sticky) KONSISTENSI TANAH Pengolahan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan pertanaman yang diusahakan. Pengolahan tanah untuk media pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada keadaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan pertanaman nanas (Ananas comosus L.) yang banyak mengandung bahan kasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal pertanaman nanas (Ananas comosus) yang berumur 6 bulan yang di rotasi

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S DASAR ILMU TA AH Materi 05: Sifat Fisik Tanah Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah proporsi relatif dari partikel pasir, debu dan liat (jumlah ketiganya 100%). Bahan organik tanah bukan merupakan bagian

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi

Lebih terperinci

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D-4318-00

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D-4318-00 1. LINGKUP Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis, dan Batas Cair. 2. DEFINISI a. Batas Susut (Shrinkage Limit), w S adalah batas kadar air dimana

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN

PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah timbunan yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau perekat gypsum

Lebih terperinci

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup Metode pengujian ini meliputi pekerjaan pengujian untuk mendapatkan nilai kuat tekan benda uji campuran tanah semen yang dicetak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik yang berasal dari Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Dan Cornice

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2 SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2 KONSISTENSI TANAH Ketahanan tanah terhadap pengaruh luar yang akan merubah keadaannya. Gaya : 1. kohesi 2. adhesi Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah.

Lebih terperinci

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 167 15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Sudirman, S. Sutono, dan Ishak Juarsah 1. PENDAHULUAN Penilaian kondisi fisik tanah di lapangan sebaiknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Penelitian ini dilakukan di laboratorium jalan raya UPT. Pengujian dan Pengendalian Mutu Dinas Bina Marga, Provinsi Sumatera Utara. Jalan Sakti Lubis No. 7 R Medan.

Lebih terperinci

V. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH

V. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH V. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH (ASTM D 427-98) I. MAKSUD : Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi isi isi... i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Ketentuan...2 4.1 Peralatan...2 5 Benda uji...3 6 Metode pengerjaan...4 7 Perhitungan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi

Lebih terperinci

GESER LANGSUNG (ASTM D

GESER LANGSUNG (ASTM D X. GESER LANGSUNG (ASTM D 3080-98) I. MAKSUD Maksud percobaan adalah untuk menetukan besarnya parameter geser tanah dengan alat geser langsung pada kondisi consolidated-drained. Parameter geser tanah terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT FISIKA TANAH Batas- Batas Horison Batas horison satu dengan lainnya dapat terlihat jelas/baur Pengamatan taah di lapangan ketajaman peralihan horisonhorison dibedakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 2 D A S A R I L M U T A N A H

DAFTAR ISI 2 D A S A R I L M U T A N A H DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 DAFTAR TABEL... 4 FISIKA TANAH Materi I Pengambilan Sampel... 6 Materi II Tekstur... 14 Materi III Konsistensi... 24 Materi IV Struktur... 31 Materi V Berat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di III. METODE PENELITIAN Pekerjaan Lapangan Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengujian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah Nama Oleh: : Arifin Budi Purnomo NIM : A1C012025 Rombongan : E1(Agribisnis) Asisten : Kristia D A Reza Riski T Wefindria Afifah Nova

Lebih terperinci

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH. MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH-AIR-TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2013) Lab. Fisika Tanah FPUB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami

Lebih terperinci

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat di daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan sampel tanah dapat

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN SNI 13-6427-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode pengujian ini meliputi prosedur penentuan kehilangan campuran tanah semen, perubahan kadar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). III. METODE PENELITIAN A. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil). Sampel tanah diambil

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini membahas ketentuan persiapan dan tata cara pengujian kadar air

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanah ekspansif tanpa campuran bahan gypsum atau arang, serta tanah ekspansif yang telah diberi campuran bahan gypsum atau

Lebih terperinci

IX. UJI TEKAN BEBAS (ASTM D )

IX. UJI TEKAN BEBAS (ASTM D ) IX. UJI TEKAN BEBAS (ASTM D 2166-00) I. MAKSUD 1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli atau contoh tanah

Lebih terperinci

BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS

BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS IV. BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS (ASTM D 4318-00) I. MAKSUD : Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN SNI 03-6877-2002 1. Ruang Lingkup 1.1 Metoda pengujian ini adalah untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan lepas (tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH BOBOT ISI DAN BOBOT JENIS Nama : Samsul huda as NIM : 105040207111020 Kelompok : Selasa, 13.00 Asisten : Tino UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian Lahan Laju Infiltrasi (mm/jam) Referensi Pertanian 6-3 Agnihorti and Yadav (1995) Pertanian 57-10 Navar and Synnot (000) Sawah 0,0-0,15 Liu (001)

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA TANAH

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA TANAH INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA TANAH UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Instruksi Kerja Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 0040207100 Revisi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika dan Hidromekanika, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan

Lebih terperinci

UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557

UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557 1. DEFINISI Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk). Pada proses pemadatan untuk setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika - Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk

26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk Dwi Priyo Ariyanto http://www.ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id http://www.ilmutanahuns.wordpress.com Definisi Struktur tanah adalah penyusunan zarah-zarah tanah individual satu terhadap yang lain menjadi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012. 1 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012. Analisis Tanah dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desabelimbing sari kec. Jabung,

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II Tri Prayogo Yuni Khairatun Nikmah Alvia Yorinda Amto Fariandi Soli Putra S E.Artanto S.T Nainggolan Rezi Yunesmi D1B012097 D1B012098 D1B012099

Lebih terperinci

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa yosomulyo, Kota Metro Timur. Sampel tanah yang diambil adalah tanah terganggu (disturbed soil)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting karena tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul, jalan

Lebih terperinci

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

PEMADATAN TANAH (ASTM D a) VII. PEMADATAN TANAH (ASTM D 698-00a) I. MAKSUD: 1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (berat volume kering) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu

Lebih terperinci

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir Standar Nasional Indonesia Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir ICS 75.140; 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel

Lebih terperinci