KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1"

Transkripsi

1 KEWAJIBAN & MODAL Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

2 Kewajiban dan Modal PSAK 1 Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang PSAK 25 Laba atau rugi periode (pertemuan ke-5) PSAK 57 Kewajiban diestimasi, kewajiban PSAK 21 Akuntansi Ekuitas kontijensi dan Aktiva kontijensi PSAK 41 Akuntansi Warrant PSAK 51 Kuasi Reorganisasi PSAK 53 Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 2

3 Kewajiban Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban diakui kalau besar kemungkinan bawah pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dikeluarkan untuk menyelesaikan kewajiban dapat diukur dengan andal Perusahaan menyajikan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 3

4 Kewajiban Karakteristik Kewajiban : Perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini Dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi kontrak yang mengikat Timbul dari transaksi masa lalu Diselesaikan melalui pembayaran kas, penyerahan atkiva lain, pemberian jasa, penggantian kewajiban tersebut dan konversi kewajiban menjadi kas. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 4

5 Kewajiban Lancar Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika : Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal perusahaan. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca Dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 5

6 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan aktiva kontijensi Kewajiban diestimasi kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti Kewajiban kontijensi : Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena : Tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan handal. Aktiva kontijensi dalah aktiva potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 6

7 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan aktiva kontijensi Aktiva kontijensi dalah aktiva potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan Kewajiban hukum kewajiban yang timbul dari suati kontrak legislasi atau peraturan perundang-undangan atau pelaksanaan produk hukum lainnya. Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan perusahaan yang dalam hal ini : Berdasarkan praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan, perusahaan memberikan indikasi bahwa perusahaan akan menerima tanggung jawab tertentu. Akibatnya perusahaan telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa perusahaan akan melaksanakan kewajiban tersebut. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 7

8 Pengakuan Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi dipenuhi : Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu. Besar kemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban dapat dibuat Jumlah yang diakui adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tangal neraca. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 8

9 Kewajiban kontijensi Perusahaan tidak diperkenankan mengakui kewajiban kontijensi. Kewajiban kontijensi diungkapkan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Harus terus menerus dikaji ulang untuk meningkatkan apakah tingkat kemungkinan sumber daya bertambah sehingga menjadi kemungkinan besar (probable) Jika timbul kemungkinan besar maka perusahaan mengakui kewajiban diestimasi kecuali estimasi yang handal tidak dapat dibuat 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 9

10 Aktiva kontijensi Perusahaan tidak diperkenankan mengakui adanya aktiva kontijensi Karena dapat menimbulkan pengakuan penghasilan yang mungkin tidak pernah terealisasikan. Jika realiasi sudah dapat dipastikan maka aktiva tersebut bukan merupakan aktiva kontijensi. Aktiva kontijensi diungkapkan apabila terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomi akan diperoleh perusahaan. Aktiva kontijensi dikaji ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa perkembangannya telah tercermin dalam laporan keuangan 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 10

11 Estimasi kewajiban Jika kewajiban yang diukur hanya satu, kemungkinan hasil yang probabilitasnya paling tinggi merupakan estimasi terbaik dari utang. Perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan hasil lain. Jika kemungkinan hasil lain mengandung probabilitas yang lebih tinggi atau lebih rendah, maka estimasi terbaik adalah suatu nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan kemungkinan hasil yang probabilitasnya tertinggi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 11

12 Ilustrasi Persahaan memberikan garansi produk kepada pelanggan karena cacat produk. Jika cacat ringan biaya perbaikan 1 m, jika cacat berat biaya 4 m. Pengalaman menunjukkan 75% tidak cacat, 20% cacat ringan dan 5% cacat berat. Nilai untuk perbaikan 20% x 1 m + 5%x4m = 400 juta Probabilita kerusahaan konstruksi yang dibangun untuk pelanggannya. Kemungkinan hasil : Biaya Probabilita I 4 m 40% II 1 m 20% III 2 m 20% IV 3 m 20% Ekpetasi 2.8 m probabilita tertinggi 4 m kewajiban 2,8 m 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 12

13 Estimasi kewajiban Dalam mementukan estimasi terbaik suatu kewajiban diestimasi perusahaan harus mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi peristiwa dan keadaan. Jika dampak nilai waktu material, maka jumlah kewajiban adalah nilai kini dari perkiraan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Tingkat diskonto yang digunakan adalah nilai sebelum pajak 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 13

14 Estimasi kewajiban Peristiwa masa datang yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin dalam jumlah kewajiban diestimasi apabila ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aktiva tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu kewajiban diestimasi. Apabila sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi diganti oleh pihak ketiga, penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti diterima pada saat perusahaan menyelesaikan kewajibannya. Penggantian tersebut diakui sebagai aktiva. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai kewajiban diestimasi. Dalam laporan laba rugi, beban yang berkaitan dengan kewajiban diestimasi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantinya. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 14

15 Perubahan Kewajiban Estimasi Kewajiban diestimasi harus ditelaah setiap tanggal neraca dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidakterjadi, kewajiban diestimasi tersebut harus dibatalkan. Jika kewajiban diestimasi didiskonto, nilai tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman. Kewajiban diestimasi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan kewajiban diestimasi tersebut. Hanya pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan kewajiban estimasi semula dapat mengurangi kewajiban diestimasi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 15

16 Penerapan Kewajiban diestimasi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa datang. Jika perusahaan terikat dalam suatu kontrak memberatkan, kewajiban kini menurut kontrak tersebut harus diukur dan diakui sebagai kewajiban diestimasi. Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika persyaratan berikut dipenuhi: perusahaan memiliki rencana formal yang terperinci untuk restrukturisasi dengan mengidentifikasi, sekurang-kurangnya: usaha atau bagian usaha yang terlibat; lokasi utama yang terpengaruh; lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai yang akan menerima kompensasi karena pemutusan hubungan kerja; pengeluaran yang akan terjadi; dan waktu implementasi rencana tersebut; dan perusahaan menimbulkan harapan yang kuat dan sah kepada pihakpihak yang terkena dampak restrukturisasi bahwa perusahaan akan melaksanakan restrukturisasi dengan memulai implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokok-pokok rencana. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 16

17 Pengungkapan nilai tercatat pada awal dan akhir periode; kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada; jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan; jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto. Informasi komparatif tidak diharuskan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 17

18 Contoh Penerapan Jaminan (Garansi) Tanah yang Tercemar Peraturan Perundang-undangan yang Dapat Dipastikan akan diberlakukan. Tanah yang Tercemar dan Kewajiban Konstruktif Ladang Minyak Lepas Pantai Penutupan Divisi Tidak ada Implementasi Sebelum Tanggal Neraca Penutupan Divisi Komunikasi/Implementasi Sebelum Tanggal Neraca Pelatihan Ulang Karyawan karena Perubahan Peraturan Pajak Penghasilan. Jaminan Tunggal Perbaikan dan Pemeliharaan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 18

19 Modal / Ekuitas Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas dalam perusahaan perseroan disubklasifikasikan menjadi : Setoran modal para pemegang saham Saldo laba Penyisihan saldo laba Penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value). Penurunan atau pernyataan kembali (restatement) aktiva dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau pernurunan ekuitas. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 19

20 PSAK 21 Akuntansi Ekuitas Ekuitas merupakan hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih aktiva dan kewajiban yang ada dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas bertambah karena investasi pemilik dan hasil usaha dan berkurang terutama adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 20

21 EKUITAS Ekuitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas, dan disajikan sesuai denga peraturan perundang-undangan dan akta pendirian yang berlaku, misal koperasi 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 21

22 Modal PT Meliputi saham preferen, saham biasa dan tambahan modal disetor Modal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor. Tambahan modal disetor berupa : Agio saham Tambahan modal disetor dari perolehan kembali saham Tambahan modal disetor dari perbedaan kurs modal disetor Tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 22

23 Penambahan Modal PT Jumlah uang diterima dari setoran modal Setoran saham dalam bentuk uang sesuai transaksi nyata Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal Setoran saham dalam dividen saham dengan harga wajar. Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan, yaitu nilai appraisal tanggal transaksi disetujui 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 23

24 Pengurangan Modal PT Dicatat berdasarkan : Berdasarkan uang yang dibayarkan Besarnya hutang yang timbul Nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 24

25 Modal PT Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari jumlah nilai nominalnya, selisih yang terjadi dibukukan pada akun agio saham Bila ketentuan hukum memungkinkan penarikan kembali saham maka pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebit akun Modal Saham dan mengkredit Saham yang diperoleh kembali sebesar jumlah yang dibukukan pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan Saham yang dikeluarkan sehubungan dengan penyertaan modal dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa umumnya dinilai berdasarkan nilai wajar aktiva/jasa tersebut atau nilai wajar saham mana yang lebih jelas 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 25

26 Perolehan kembali Modal Saham Cost method Saham diperoleh kembali dicatat sesuai harga perolehan kembali Selisih yang dibayarkan dengan jumlah yang diterima tidak diakui sebagai laba/rugi perusahaan tetapi menambah atau mengurangi agio saham dan disajikan per jenis saham Par Value Method Saham diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal mengurangi modal saham Jika diperoleh di atas par akun agio saham akan didebit dengan agio saham yang bersangkutan. Jika dilakukan penjualan kembali selisihnya dianggap sebagai penambah modal : Tambahan modal disetor dari Perolehan kembali saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 26

27 Dividen Kewajiban timbul pada saat deklarasi dividen. Jika diberikan dalam bentuk aktiva dinilai berdasarkan nilai wajar aktiva yang diserahkan. Pembagian dividen saham dicatat sebesar nilai wajar saham. Konversi agio saham menjadi saham digolongkan modal disetor dinilai sebesar nilai nominal tidak boleh digolongkan sebagai dividen. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 27

28 Penyajian Modal Sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham dinyatakan dalam neraca. Tunggakan dividen diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Modal disajikan setalah kewajiban. Pesanan saham dicatat sebagai Modal saham yang Dipesan di bawah akun Modal saham. Modal saham akan dikredit setelah pemesanan dibayar penuh. Jika gagal melunasi tergantung kebijakan dan peraturan hukum: Mengembalikan jumlah pembayaran Mengembalikan jumlah pembayaran dikurangi jumlah tertentu Jumlah yang dibayar diakui sebagai penambah tambahan modal disetor Mengeluarkan saham sebanding dengan jumlah yang telah dibayarkan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 28

29 Penyajian Saldo laba Saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen kecuali jika diberikan pembatasan. Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangan termaksud, pembatasan-pembatasan yang ada harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan Pencadangan Tidak boleh dibebani dengan pos-pos yang seharusnya diperhitungkan dalam laba rugi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 29

30 Pengungkapan Saldo laba Pengungkapan penjatahan / aproriasi Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di sekitar saldo laba Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan kepentingan Koreksi masa lalu setelah pajak, dampak koreksi terhadap laba saha, laba bersih dan nilai saham per lembar saham Jumlah dividen dan dividen per lembar saham, pengungkapan keterbatasan saldo laaba tersedia bagi dividen. Tunggakan dividen baik jumlah maupun nilai per lembar Deklarasi dividen setelah tanggal neraca, sebelum tanggal penerbitan laporan keuangan. Dividensaham danpecah saham, jumlah yang dikapitalisasi dan saji ulang laba per lembar saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 30

31 Pengungkapan Pengungkapan setelah tanggal neraca atas kejadian penting : penjualan saham, deklarasi dividen, rekapitalisasi dan transaksi modal lainnya. Pengungkapan per jenis saham untuk : Modal saham, modal ditempatkan, modal disetor Nilai par Perubahan lembar saham tiap jenis saham Hak istimewa Batasan khusus Penjelasan bila dapat dikonversi dan tarifnya 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 31

32 Pengungkapan Pengungkapan kerugian PT 50% dari modal. Kewajiban untuk diumumkan dalam register kepaniteraan Pengadilan Negeri dan dalam Berita Negara. Pengungkapan kerugian 75% dari modal, penjelasan bahwa demi hukum PT tersebut bubar, diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 32

33 Pengungkapan saham diperoleh kembali Dengan metode cost disajikan pengurang jumlah modal. Lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang perusahaan harus diungkapkan. Dengan metode par pengurang modal disetor sesuai jenis. Selisih nilai diperoleh kembali dengan nilai par dijumlahkan atau dikurangkan pada agio saham sejenis. Lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang perusahaan harus diungkapkan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 33

34 Pengungkapan dividen Jumlah dividen Dividen per lembar saham Bentuk dividen Batasan saldo laba minimum dalam kaitan dengan ketersediaan dividen. Hutang dividen Hutang dividen per lembar saham Kapitalisasi dividen Laba per lembar saham perlu disaji ulang berdasarkan jumlah saham yang setara setelah pecah saham agar dapat dibandingkan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 34

35 Warrant Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi waran (warrants), baik untuk waran yang diterbitkan menyertai penerbitan Efek hutang, waran yang diterbitkan menyertai saham, maupun waran yang diterbitkan tanpa menyertai penerbitan Efek. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 35

36 Definisi Waran adalah Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Waran Pisah (Detachable warrants) adalah waran yang diterbitkan bersamaan dengan Efek dan dapat diperdagangkan secara terpisah dari Efek. Waran Lekat (Nondetachable warrants) adalah waran yang melekat pada penerbitan Efek dan tidak dapat diperdagangkan secara terpisah dari Efek hutang. Waran Lekat harus diperdagangkan dengan Efek hutang sebagai satu kesatuan (paket), misalnya obligasi konversi. Waran Bebas (Naked Warrants) adalah waran yang diterbitkan tersendiri tanpa menyertai penerbitan surat berharga lainnya. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 36

37 Warrant Pisah Dana perolehan dari penerbitan Efek yang bersifat hutang yang disertai dengan penerbitan Waran Pisah dialokasikan pada kedua Efek dimaksud berdasarkan nilai wajar masing-masing jenis Efek tersebut pada saat penerbitannya. Jumlah yang dialokasikan sebagai nilai wajar waran dilaporkan sebagai Modal Disetor Lainnya dan sisanya yang merupakan nilai dari Efek hutang dilaporkan sebagai Kewajiban. Apabila waran dilaksanakan (exercised), maka dana perolehan dari pelaksanaan waran dan jumlah yang dialokasikan sebagai nilai wajar waran tersebut diakui sebagai Modal Disetor dan Agio Saham (jika ada). Apabila waran tidak dilaksanakan sampai masa berlaku waran berakhir, maka nilai tercatat waran yang telah diakui pada saat penerbitan tetap disajikan sebagai Modal Disetor Lainnya. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 37

38 Warrant Lekat Dana perolehan dari penerbitan Efek hutang yang disertai Waran Lekat dilaporkan sebagai Kewajiban. Perusahaan yang menerbitkan Waran Lekat yang menyertai penerbitan Efek hutang, misalnya dalam bentuk obligasi konversi, mempunyai kewajiban untuk melunasi Efek hutang tersebut jika waran tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena itu, nilai Waran Lekat tidak diakui tersendiri dan dengan demikian seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan Efek hutang tersebut diakui sebagai Kewajiban. Apabila waran menyertai penerbitan saham, maka dana perolehan penerbitan saham tersebut seluruhnya diakui sebagai Modal Disetor dan Agio Saham (jika ada). 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 38

39 Warrant bebas Perusahaan umumnya menerbitkan Waran Bebas sebagai insentif bagi pemegang saham. Pemberian Waran Bebas kepada pemegang saham dapat dilakukan secara cuma-cuma atau dengan suatu pembayaran. Atas penerbitan Waran Bebas yang harus dibayar oleh penerima waran, nilai waran yang bersangkutan dicatat dalam Modal Disetor Lainnya. Apabila Waran Bebas diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham, maka waran tidak perlu dicatat. Waran sebagai Ekuivalen Saham. Karena waran merupakan Efek ekuitas, maka penerbitan waran mengakibatkan dilusi terhadap laba per saham. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 39

40 Pengungkapan dasar penentuan nilai wajar waran; nilai waran yang belum dilaksanakan dan nilai waran tidak dilaksanakan (kadaluarsa); jumlah waran yang diterbitkan dan beredar serta dampak dilusinya (dilution effect); ikatan-ikatan yang terkait dengan penerbitan waran. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 40

41 Kuasi Reorganisai Kuasi reorganisasi merupakan prosedur penataan kembali ekuitas yang dilakukan dalam hal perusahaan menderita kerugian terus menerus dan terdapat defisit dalam jumlah yang sangat material. Dengan kuasi reorganisasi perusahaan menyelenggarakan dasar pembukuan baru Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku dibukukan sebagai Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 41

42 Kuasi Reorganisasi Kuasi reorganisasi adalah reorganisasi tanpa melalui reorganisasi nyata (true reorganization or corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai kembali akunakun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba negatif atau defisit. Defisit adalah saldo laba negatif 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 42

43 Kuasi Reorganisasi Syarat yang harus dipenuhi jika perusahaan melakukan kuasi reorganisasi : Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pda saat kuasi reorganisasi Saldo laba setelah proses kuasi reorganisasi harus nol Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 43

44 Kuasi Reorganisasi Pengeliminasian saldo laba negatif dilakukan dengan urutan prioritas berikut : Cadangan umum (legal reserve) Cadangan khusus Selisih penilaian aktiva dan kewajiban Tambahan modal disetor Modal saham Apabila selisih penilaian aktiva dan kewajiban digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negatif maka jumlah yang digunakan untuk menutup defisit tersebut sampai saldo laba menjadi nol. Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing bukan merupakan unsur ekuitas yang dieliminasi 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 44

45 Kuasi Reorganisasi Dalam melakukan kuasi reorganisasi : Aktiva dan kewajiban dinilai kembali dengan nilai wajar. Proses penilaian kembali aktiva dan kewajiban dapat menghasilkan aktiva bersih yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai tercatat. Selisih penilaian diakui sebagai selisih penilaian aktiva dan kewajiban digunakan untuk mengeliminasi atau menambah defisit 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 45

46 Kuasi Reorganisasi Perusahan harus menyusun neraca per tanggal kuasi reorganisasi dan dibandingkan dengan neraca akhir sebelum periode kuasi reorganisasi. Pengungkapan : Alasan Status going concern Jumlah saldo laba negatif Metode penentuan nilai wajar Rincian jumlah yang mementuk akun selisih penilaian aktiva dan kewajiban sebelum digunakan untuk mengeliminasi Keterangan tentang tanggal terjadinya kuasi reorganisasi sampai 10 tahun ke depan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 46

47 Kompensasi Berbasis Saham Pernyataan ini diterapkan pada semua transaksi pemerolehan barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan dengan imbalan atau kompensasi berupa pemberian instrumen ekuitas atau berupa kewajiban yang jumlahnya ditentukan berbasis pada harga instrumen ekuitas. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 47

48 Definisi Penghargaan tetap (fixed award) adalah program kompensasi karyawan berbasis saham yang mensyaratkan bahwa untuk memperoleh hak kompensasi, karyawan harus memberikan jasa kepada perusahaan secara terus-menerus untuk jangka waktu tertentu tanpa memperhitungkan kondisi kinerja karyawan dalam penentuan hak kompensasi tersebut. Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah selisih lebih antara harga pasar saham dan harga opsi saham pada saat eksekusi. Nilai minimum (minimum value) adalah nilai opsi yang dihitung dengan menggunakan model penentuan harga opsi (optionpricing model) tanpa memperhitungkan ekspektasi fluktuasi harga saham yang mendasarinya. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan (willing) untuk melakukan transaksi yang wajar (arm s length transacation). 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 48

49 Definisi Masa bakti karyawan (service period) adalah periode pemberian jasa oleh karyawan yang menimbulkan hak karyawan atas kompensasi berbasis saham. Saham tanpa hak (nonvested stock) adalah saham yang tidak dapat dijual kepada pihak lain karena karyawan yang memperoleh saham tersebut belum memenuhi persyaratan untuk memperoleh hak kompensasi. Saham berbatas jual (restricted stock) adalah sejumlah saham yang penjualannya dibatasi selama periode tertentu karena adanya perjanjian atau karena adanya peraturan pemerintah, walaupun karyawan telah memenuhi semua persyaratan untuk memiliki saham tersebut. Penghargaan melekat (tandem award) adalah suatu program kompensasi dengan dua (atau lebih) komponen di mana apabila salah satu komponen dieksekusi maka komponen lainnya akan menjadi batal. Tanggal pemberian kompensasi (grant date) adalah tanggal saat perusahaan dan karyawan mencapai kesepakatan mengenai persyaratan program kompensasi berbasis saham. Pada tanggal pemberian kompensasi, perusahaan memiliki kewajiban bersyarat untuk menerbitkan instrumen ekuitas atau mentransfer aktiva kepada karyawan yang memenuhi persyaratan untuk menerima hak kompensasi. Memperoleh hak kompensasi (vest) adalah memperoleh hak atas manfaat dari program kompensasi. Volatilitas adalah suatu ukuran perubahan harga saham yang telah terjadi pada periode tertentu (historical volatility) atau suatu ukuran perubahan harga saham yang diharapkan akan terjadi pada periode tertentu (expected volatility). 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 49

50 Transaksi kompensasi non karyawan Apabila perusahaan menerbitkan instrumen ekuitas sebagai kompensasi atas pemerolehan barang atau jasa dari pihak nonkaryawan, maka transaksi kompensasi tersebut harus diperlakukan berdasarkan pilihan nilai mana yang lebih terukur secara andal berikut ini: nilai wajar barang/jasa atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diterbitkan. Apabila nilai wajar barang atau jasa yang diperoleh tidak terukur dengan andal, maka transaksi pemerolehan barang atau jasa dari pihak nonkaryawan harus diukur dengan nilai wajar instrumen ekuitas yang diterbitkan pada saat perjanjian kompensasi telah mengikat secara hukum. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 50

51 Transaksi kompensasi karyawan Instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan jasa karyawan dan jasa karyawan yang dikompensasi diukur dan diakui sebesar nilai wajar instrumen ekuitas yang bersangkutan. Bagian dari nilai wajar instrumen ekuitas yang dapat dihitung sebagai jasa karyawan adalah sebesar jumlah netonya, yaitu nilai wajar setelah dikurangi dengan jumlah yang harus dibayar oleh karyawan pada saat instrumen ekuitas tersebut diberikan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 51

52 Tujuan dan tanggal pelaporan Tujuan pengukuran adalah untuk mengestimasi nilai wajar instrumen ekuitas berdasarkan harga saham pada tanggal pemberian kompensasi, yang akan menjadi hak para karyawan ketika mereka telah memberikan jasa yang dipersyaratkan dan memenuhi persyaratan lain untuk memperoleh hak atas manfaat instrumen tersebut (misalnya untuk melaksanakan opsi saham atau menjual saham). 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 52

53 Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang aktif. Apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan dengan estimasi berdasar pada harga aktiva sejenis. Apabila estimasi tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan dengan metode penilaian yang sesuai dengan kondisi masing-masing. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 53

54 Pengukuran Kompensasi yang Dilakukan dengan Penerbitan Instrumen Ekuitas Saham Tanpa Hak Nilai wajar saham tanpa hak yang diberikan kepada karyawan diukur dengan harga pasar saham (atau harga pasar estimasian apabila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek), seolah-olah saham tersebut telah menjadi hak karyawan dan diterbitkan pada tanggal pemberian kompensasi. Saham Berbatas Jual Saham berbatas jual dinilai sebesar nilai wajar saham yang berhak penuh (vested share) dan beredar (atau taksiran harga pasar, bila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek). Saham berbatas jual yang diberikan kepada karyawan diukur sebesar nilai wajarnya, yang sama dengan nilai saham berbatas sejenis yang diberikan kepada pihak nonkaryawan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 54

55 Pengukuran Opsi Saham Perusahaan Publik Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan publik diestimasi dengan menggunakan model penentuan harga opsi (option- pricing model). Nilai wajar opsi yang diestimasi pada tanggal pemberian kompensasi tidak boleh disesuaikan walaupun terjadi perubahan harga saham, ketidakstabilan harga saham (stock s volatilitas), periode opsi, dividen atas saham tersebut, atau suku bunga bebas risiko (risk-free interest rate). Model penentuan harga opsi antara lain adalah model Black Scholes atau model binomial. Variabel yang dipertimbangkan dalam model penentuan harga opsi pada tanggal pemberian kompensasi adalah: a) harga eksekusi (exercise price), b) periode opsi, c) harga saham kini, d) Ketidakstabilan harga (stock s volatility), e) prakiraan dividen atas saham tersebut f) suku bunga bebas risiko selama periode opsi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 55

56 Employee Stock Purchase Plans Program pembelian saham oleh karyawan yang memenuhi semua kriteria yang terdapat dalam paragraf 29 bukan merupakan kompensasi kepada karyawan (not compensatory). Untuk program yang tidak bersifat kompensasi, jumlah diskonto (yang merupakan penjualan saham di bawah nilai wajarnya) mengurangi jumlah yang diperoleh dari penerbitan saham. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 56

57 Bukan Kompensasi a) Program tidak memiliki sifat opsi, kecuali yang disebutkan berikut ini: (i) Karyawan diberi kesempatan dalam suatu periode yang pendek untuk mengikuti program, yang tidak lebih dari 31 hari setelah harga beli ditetapkan. (ii) Harga beli didasarkan hanya pada harga pasar saham pada tanggal pembelian, dan karyawan boleh membatalkan partisipasinya sebelum tanggal pembelian serta memperoleh kembali pembayaran yang telah dilakukannya. b) Diskonto terhadap harga pasar tidak melebihi suatu jumlah yang lebih besar di antara: (i) diskonto per saham yang jumlahnya layak dalam suatu penawaran saham kepada pemegang saham atau pihak lain, atau (ii) beban penerbitan per saham yang dapat dihindari karena tidak dilakukannya penerbitan saham melalui penawaran umum kepada publik. Dalam hal ini, diskonto sebesar 5% atau kurang dari harga pasar harus dianggap telah memenuhi kriteria ini tanpa memerlukan pembuktian lebih lanjut. c) Secara substansial semua karyawan penuh waktu (full time) yang memenuhi kualifikasi kerja tertentu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi (equitable basis participation). 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 57

58 Kompensasi yang Dilakukan dengan Pembayaran Kas Pada setiap periode, jumlah kewajiban program kompensasi yang dapat menimbulkan kewajiban yang disebutkan pada paragrap 31 diukur dengan harga saham kini. Perubahan harga saham selama masa bakti karyawan diakui sebagai beban kompensasi selama masa bakti karyawan. Perubahan jumlah kewajiban yang disebabkan oleh perubahan harga saham setelah masa bakti karyawan merupakan beban kompensasi yang dibebankan pada periode terjadinya perubahan tersebut. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 58

59 Pengakuan Beban Jumlah beban kompensasi yang diakui untuk suatu program kompensasi karyawan berbasis saham ditentukan berdasarkan atas jumlah instrumen ekuitas yang pada akhirnya akan menjadi hak karyawan. Jika karyawan gagal memenuhi persyaratan jasa untukmemperoleh hak kompensasi pada suatu kompensasi penghargaan tetap (fixed award), maka beban kompensasi yang berasal dari program kompensasi yang gagal dimiliki oleh karyawan, tidak diakui oleh perusahaan. Beban kompensasi juga tidak diakui jika perusahaan tidak mencapai suatu persyaratan kinerja (misalnya, perusahaan tidak mencapai laba bersih sebagaimana yang ditentukan dalam program). Namun, beban kompensasi akan tetap diakui apabila persyaratan memperoleh hak kompensasi atau eksekusi didasarkan pada suatu target harga saham (target stock price) atau pada nilai intrinsik tertentu. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 59

60 Pengakuan Beban Untuk program kompensasi dengan persyaratan perolehan hak kompensasi atau eksekusi berdasarkan suatu target harga saham atau pada nilai instrinsik tertentu, beban kompensasi diakui untuk program kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang masih bekerja pada periode yang telah ditentukan, tanpa memperhatikan apakah target harga saham atau nilai intrinsik tertentu telah tercapai atau tidak. Beban kompensasi yang telah diakui pada periode sebelumnya tidak boleh disesuaikan apabila opsi yang telah menjadi hak karyawan habis masa berlakunya tanpa dieksekusi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 60

61 Pengakuan Beban kompensasi yang diestimasi pada tanggal pemberian kompensasi untuk jumlah instrumen yang diharapkan akan menjadi hak karyawan berdasarkan persyaratan kinerja, disesuaikan dengan perubahan kemudian atas ekspektasi hasil atau hasil sesungguhnya persyaratan jasa dan persyaratan kinerja sampai dengan tanggal hak kompensasi tersebut. Penyesuaian ini juga berlaku untuk instrumen yang hak kepemilikannya tergantung dari jasa masa mendatang yang diestimasi perusahaan jumlah kegagalan pemberian opsinya pada tanggal pemberian kompensasi sesuai dengan paragraf Estimasi tersebut disesuaikan dengan perubahan kemudian atas persyaratan jasa dan dilakukan sampai dengan tanggal hak kompensasi tersebut. Perubahan estimasi jumlah saham atau opsi yang diharapkan akan menjadi hak karyawan adalah perubahan estimasi akuntansi, dan pengaruh kumulatif perubahan tersebut diakui pada periode terjadinya apabila perubahan tersebut mempengaruhi periode berjalan dan sebelumnya. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 61

62 Pengakuan Beban kompensasi program pemberian instrumen ekuitas kepada karyawan diakui selama masa bakti karyawan, yaitu dengan mengakui beban kompensasi dan mengkredit modal saham (paid-in capital) jika kompensasi tersebut untuk jasa masa mendatang. Jika masa bakti karyawan tidak ditentukan untuk periode yang lebih awal atau lebih pendek maka masa bakti karyawan dianggap sama dengan periode dari tanggal pemberian kompensasi sampai dengan tanggal saat kompensasi tersebut menjadi hak karyawan dan eksekusinya tidak lagi tergantung kepada berlanjut atau tidaknya masa bakti karyawan Apabila program kompensasi diperuntukkan bagi jasa masa lalu maka beban kompensasi diakui pada periode pemberian kompensasi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 62

63 Pengakuan Beban kompensasi dalam program skedul hak bertingkat (graded vesting schedule) diakui dengan asumsi bahwa niai wajar program tersebut ditentukan berdasarkan periode ekspektasi yang berbeda-beda atas opsi yang akan menjadi hak karyawan setiap tahun, seolah-olah program tersebut terdiri dari beberapa program tersendiri dengan tanggal berlaku hak kompensasi karyawan yang berbedabeda. Apabila periode ekspektasi program kompensasi ditentukan dengan cara lain, beban kompensasi diakui dengan metode garis lurus (straight-line basis). Namun, jumlah beban kompensasi yang diakui pada tanggal tertentu, paling tidak, harus sama dengan nilai kompensasi yang telah menjadi hak karyawan pada tanggal tersebut. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 63

64 Pengakuan 41 Dividen atau setara dividen yang dibayarkan kepada karyawan atas bagian dari program kompensasi saham atau instrumen ekuitas lainnya yang menjadi hak karyawan, dibebankan ke saldo laba. Dividen atau setara dividen yang tidak terbatalkan (nonforfeitable), yang dibayarkan atas saham tanpa hak diakui sebagai beban kompensasi tambahan. Pilihan untuk mengestimasi kegagalan (forfeitures) pada tanggal pemberian kompensasi atau mengakui pengaruh kegagalan pada saat terjadinya, juga berlaku untuk pengakuan dividen yang tidak terbatalkan (non-forfeitable) yang dibayarkan atas saham tanpa hak. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 64

65 Program tambahan dan Perubahan Nilai wajar setiap program kompensasi instrumen ekuitas diukur secara terpisah berdasarkan persyaratan dan harga saham kini serta faktorfaktor terkait lainnya, pada tanggal pemberian kompensasi. Perubahan persyaratan program kompensasi yang dapat menyebabkan program tersebut menjadi lebih bernilai merupakan transaksi pertukaran program lama dengan program baru. Selisih kedua nilai tersebut diakui pada periode perubahan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 65

66 Penyelesaian Program Kompensasi Jumlah kas atau aktiva lain yang dibayarkan (atau kewajiban yang timbul) untuk memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang diperoleh kembali. Perusahaan yang menyelesaikan program kompensasi yang belum menjadi hak karyawan dengan kas, pada dasarnya, memberi hak program kompensasi kepada karyawan. Oleh karena itu, jumlah beban kompensasi yang diukur pada tanggal pemberian kompensasi namun belum diakui, diakui pada tanggal pemerolehan kembali. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 66

67 Penyelesaian Program Kompensasi Untuk opsi saham karyawan, tambahan beban berupa selisih nilai opsi baru dengan nilai opsi lama, jika ada, yang akan diakui sebagai beban kompensasi tambahan pada saat pembayaran kas ditentukan dengan cara membandingkan jumlah yang dibayarkan dengan nilai opsi yang diperoleh kembali, yang dihitung berdasarkan ekspektasi sisa periode opsi pada tanggal pengakuan. Apabila opsi telah diperoleh kembali sebelum opsi tersebut menjadi hak karyawan, jumlah beban kompensasi yang belum diakui dibebankan pada tanggal pemerolehan kembali. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 67

68 Pengungkapan Perusahaan yang memiliki satu atau lebih program kompensasi berbasis saham menyajikan penjelasan mengenai program kompensasi, termasuk persyaratan umum program kompensasi, seperti persyaratan pemberian hak kompensasi, periode maksimum opsi, dan jumlah saham yang ditetapkan untuk opsi atau instrumen ekuitas lainnya. Perusahaan yang menggunakan instrumen ekuitas sebagai kompensasi dalam pemerolehan barang atau jasa dari pihak nonkaryawan menyajikan pengungkapan yang serupa dengan yang diharuskan oleh paragraf ini dan paragraf 53 dan 54, sepanjang pengungkapan tersebut memang diperlukan untuk memahami pengaruh transaksitransaksi tersebut atas laporan keuangan. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 68

69 Pengungkapan Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi untuk setiap kelompok opsi berikut ini: opsi yang beredar pada awal tahun, opsi yang beredar pada akhir tahun, opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun, opsi yang diberikan dalam suatu periode, opsi yang dieksekusi dalam suatu periode, opsi yang gagal diperoleh (forfeit) oleh karyawan dalam suatu periode, opsi yang saat jatuh temponya telah lewat dalam suatu periode. Rata-rata tertimbang nilai wajar opsi pada tanggal pemberian kompensasi yang diberikan dalam suatu periode. Jika harga eksekusi opsi berbeda dari harga pasar saham pada tanggal pemberian kompensasi, rata-rata tertimbang harga eksekusi dan rata-rata tertimbang nilai wajar opsi diungkapkan secara terpisah untuk opsi yang harga eksekusinya : (1) sama dengan, (2) melebihi, atau (3) kurang dari harga pasar saham pada tanggal kompensasi. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 69

70 Pengungkapan Jumlah dan rata-rata tertimbang nilai wajar pada tanggal pemberian kompensasi dari instrumen ekuitas selain opsi, sebagai contoh, saham tanpa hak, yang diberikan dalam suatu periode. Penjelasan mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam suatu periode untuk mengestimasi nilai wajar opsi, termasuk informasi rata-rata tertimbang variabel berikut ini: (i) suku bunga bebas risiko, (ii) periode opsi yang diharapkan, (iii) ketidakstabilan harga saham (stock s volatility) yang diharapkan, dan (iv) dividen yang diharapkan. Jumlah beban kompensasi yang diakui untuk program kompensasi berbasis saham. Perubahan persyaratan signifikan dari program kompensasi yang sedang berjalan. Perusahaan yang memberikan opsi dengan beberapa program kompensasi berbasis saham menyajikan informasi seperti tersebut di atas, secara tersendiri, untuk jenis program yang berbeda apabila perbedaan karakteristik program menjadikan pengungkapan secara terpisah. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 70

71 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 71

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 KEWAJIBAN & MODAL Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 Kewajiban dan Modal PSAK 1 Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang PSAK 57 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan Aktiva kontijensi

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 53 AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 53 AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 21 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Ekuitas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 21 tentang Akuntansi Ekuitas disetujui dalam Rapat Komite Prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekuitas Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan

Lebih terperinci

MODAL LABA PER SAHAM

MODAL LABA PER SAHAM MODAL LABA PER SAHAM Laba per saham adalah besarnya bagian laba untuk setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode tertentu. A. Sekuritas Dilutif Surat berharga yang mempunyai pengaruhg mengurangi

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 IMBALAN KERJA Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 PSAK Terkait PSAK 24 Imbalan Kerja PSAK 53 Kompensasi berbasis Saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja

Lebih terperinci

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 Peraturan Nomor VIII.G.7 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan, konversi, dan penarikan sekuritas yang dapat dikonversi (convertible securities).

Lebih terperinci

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 554/BL/2010 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak MM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

PSAK NO November 2000 (Revisi 2000) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan KEWAJIBAN DIESTIMASI, KEWAJIBAN KONTINJENSI, DAN AKTIVA KONTINJENSI

PSAK NO November 2000 (Revisi 2000) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan KEWAJIBAN DIESTIMASI, KEWAJIBAN KONTINJENSI, DAN AKTIVA KONTINJENSI PSAK NO. 57 3 November 2000 (Revisi 2000) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan KEWAJIBAN DIESTIMASI, KEWAJIBAN KONTINJENSI, DAN AKTIVA KONTINJENSI PSAK No. 57 tentang Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi,

Lebih terperinci

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan 03 May, 2014 by Mr. JAK (Seorang Akuntan yang prihatin akan mahalnya biaya pendidikan dan bahan ajar, khususnya terkait dengan bidang Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsepsi Finansial atas Opsi Saham A.1. Definisi Opsi Saham Kontrak opsi adalah suatu perjanjian yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli atau menjual suatu aktiva (underlying

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI Paragraf-paragraf yang

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Perseroan : Organisasi dan Operasi

Perseroan : Organisasi dan Operasi Perseroan : Organisasi dan Operasi Karakteristik Perseroan Perseroan yaitu badan hukum yang terpisah. Perseroan dapat : 1. Mengambil, memiliki dan mengeluarkan suatu harta atas nama perseroan tadi 2. Menanggung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57) LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57) Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 1 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 Liabilitas Jangka Pendek

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INDEX SELINDO LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI BULANAN January18

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 Catatan Aset Aset lancar Kas dan setara kas 2d,4 10.051.209.650 10.812.416.225 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 9.601.772 2. Penempatan pada Bank Indonesia 37.086.352 3. Penempatan pada bank lain 14.455.137 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 11.253.358 2. Penempatan pada Bank Indonesia 39.954.020 3. Penempatan pada bank lain 19.876.744 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 16,585,317 2. Penempatan pada Bank Indonesia 38,046,361 3. Penempatan pada bank lain 22,931,445 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 10,417,472 2. Penempatan pada Bank Indonesia 37,972,458 3. Penempatan pada bank lain 19,313,423 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 11,609,497 2. Penempatan pada Bank Indonesia 34,482,395 3. Penempatan pada bank lain 26,093,132 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 10,260,695 2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,182,944 3. Penempatan pada bank lain 26,766,738 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Rumah Sakit

Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Rumah Sakit LAMPIRAN 3 Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : SE- 02 /PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002 Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Rumah

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI ( BULANAN ) NERACA / BALANCE SHEET (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN PUBLIKASI ( BULANAN ) NERACA / BALANCE SHEET (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA / BALANCE SHEET POSPOS 29 Februari 2016 ASET Kas 9,267 Penempatan pada Bank Indonesia 582,347 Penempatan pada bank lain 1,120 Tagihan spot dan derivatif Surat berharga 415,294 a. Diukur pada nilai

Lebih terperinci

FINANCIAL INSTRUMENT

FINANCIAL INSTRUMENT Pelaporan Akuntans Keuangan- Financial Instrument 1 FINANCIAL INSTRUMENT Dwi Martani Latar Belakang Revisi PSAK 50-55 2 Perkembangan standar Internasional IFRS 30 dan 39 Investor melakukan investasi secara

Lebih terperinci

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Tahun 2014 HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Definisi Kewajiban: Kewajiban

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 10.035 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1.726.219 3. Penempatan pada bank lain 988.082 4. Tagihan spot dan derivatif 16.719

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 9.089 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.826.555 3. Penempatan pada bank lain 1.928.587 4. Tagihan spot dan derivatif 35.715

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK

Lebih terperinci

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 9,471 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,809,222 3. Penempatan pada bank lain 882,630 4. Tagihan spot dan derivatif 21,247

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10.486.630 2. Penempatan pada Bank Indonesia 49.714.819 3. Penempatan pada bank lain 20.132.802 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 9.300.575 2. Penempatan pada Bank Indonesia 40.665.033 3. Penempatan pada bank lain 20.128.708 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 219,637 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,233,306 3. Penempatan pada bank lain 6,008,316 4. Tagihan spot dan derivatif 1,688,167 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 216,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,360,970 3. Penempatan pada bank lain 1,230,114 4. Tagihan spot dan derivatif 1,809,138 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 208,619 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,966,030 3. Penempatan pada bank lain 961,168 4. Tagihan spot dan derivatif 1,629,355 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,975 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,253,068 3. Penempatan pada bank lain 1,681,402 4. Tagihan spot dan derivatif 1,808,119 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,448 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,772,567 3. Penempatan pada bank lain 805,791 4. Tagihan spot dan derivatif 1,443,178 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 230,047 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,344,167 3. Penempatan pada bank lain 2,117,471 4. Tagihan spot dan derivatif 1,764,716 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 226,647 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,256,895 3. Penempatan pada bank lain 2,093,897 4. Tagihan spot dan derivatif 1,882,319 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 301,710 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,058,354 3. Penempatan pada bank lain 1,908,431 4. Tagihan spot dan derivatif 1,810,440 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 174,832 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,391,850 3. Penempatan pada bank lain 1,867,794 4. Tagihan spot dan derivatif 1,790,796 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 9,917,585 2. Penempatan pada Bank Indonesia 45,967,392 3. Penempatan pada bank lain 18,194,806 4. Tagihan spot dan derivatif 517,945 5. Surat

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 64,702 2. Penempatan pada Bank Indonesia,08,576 3. Penempatan pada bank lain 92,692 4. Tagihan spot dan derivatif 6,037 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 597,305 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,332,008 3. Penempatan pada bank lain,66,280 4. Tagihan spot dan derivatif 2,04 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 632,766 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,363,488 3. Penempatan pada bank lain 2,037,470 4. Tagihan spot dan derivatif 3,082 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 630,298 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,878,077 3. Penempatan pada bank lain,242,250 4. Tagihan spot dan derivatif 2,959 5. Surat berharga,432,22

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 57,782 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,765,558 3. Penempatan pada bank lain,459,973 4. Tagihan spot dan derivatif 2,993 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 757,482 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,746,5 3. Penempatan pada bank lain,696,236 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga,235,946

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 663,293 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,974,938 3. Penempatan pada bank lain,405,659 4. Tagihan spot dan derivatif,83 5. Surat berharga 4,207,920

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 79,420 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,560,846 3. Penempatan pada bank lain 2,204,05 4. Tagihan spot dan derivatif 4,20 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 803,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia,848,063 3. Penempatan pada bank lain 3,462,206 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 6,839,38

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 757,058 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,33,489 3. Penempatan pada bank lain 923,34 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 0,57,259

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 763,850 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,99,034 3. Penempatan pada bank lain 2,382,025 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 8,394,389

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 728,944 2. Penempatan pada Bank Indonesia 0,363,255 3. Penempatan pada bank lain,406,668 4. Tagihan spot dan derivatif 59,425 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 697,67 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,382,054 3. Penempatan pada bank lain,772,228 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 0,433,276

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 690.450 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9.925.292 3. Penempatan pada bank lain 845.969 4. Tagihan spot dan derivatif 9 5. Surat berharga 0.305.393

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 892,95 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,84,82 3. Penempatan pada bank lain 2,039,502 4. Tagihan spot dan derivatif 2,33 5. Surat berharga 8,29,39

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 776,427 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,097,346 3. Penempatan pada bank lain,077,060 4. Tagihan spot dan derivatif 2,6 5. Surat berharga 9,895,899

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 547,73 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,307,769 3. Penempatan pada bank lain 2,485,376 4. Tagihan spot dan derivatif 2,207 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET. Kas 93,575 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,845,636 3. Penempatan pada bank lain,039,35 4. Tagihan spot dan derivatif 330 5. Surat berharga 8,034,868

Lebih terperinci