MENGENAL KECERDASAN ANAK
|
|
- Yuliana Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Artikel MENGENAL KECERDASAN ANAK Mardiya Hingga kini banyak orang yang tidak mengenal istilah kecerdasan secara utuh. Mereka menganggap bahwa kecerdasan hanya berhubungan dengan kemampuan berhitung atau kecepatan berpikir atau memecahkan masalah. Sehingga di luar konteks itu sudah bukan bagian dari kecerdasan. Sesungguhnya kecerdasan itu berkaitan erat dengan kemampuan berpikir secara komprehensif. Cerdas artinya cepat tanggap, cepat paham, mampu melaksanakan kegiatan tertentu, banyak gagasan/ide serta mampu menyelesaikan masalah sesuai usianya. Dalam konteks ini, kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan daya tangkap, daya pikir dan daya ingat seorang anak pada umur tertentu. Namun di sisi lain, kecerdasan juga berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi dan pengendalian perasaan. Artinya, dengan kecerdasan seorang dapat pula memiliki kemampuan mengelola emosi/perasaan sehingga ia dapat bersosialisasi dengan oranglain secara baik. Menurut Piaget, terdapat tiga tingkatan kecerdasan: Pertama, Kecerdasan Binatang. Tingkat kecerdasan ini paling rendah dibandingkan dengan tingkat kecerdasan yang lain, karena segala sesuatunya terbatas pada yang terlihat. W. Kohler melakukan percobaan dengan seekor kera yang dikurung dalam sebuah kandang dan di luar kandang diletakkan pisang dan didalam kandang diletakkan tongkat. Di situ terlihat kemampuan kera untuk mencapai pisang dengan tongkat yang ada di dekatnya. Dalam hal ini kera dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Kera dapat menolong dirinya sendiri dalam situasi yang asing bagi dirinya. Kelakuan tersebut dapat disebut kelakuan intelejen dan kesanggupannya yang demikian yang demikian disebut kognitif. Kecerdasan yang demikian itu terbatas pada sesuatu yang konkret. Sebab jika di dekat kera tadi tidak ada tongkat, maka tidak mungkin kera tadi dapat mencari tongkat sendiri untuk meraih pisang. Kedua, Kecerdasan Anak. Anak yang sudah dapat berbicara, kecerdasannya melebihi kecerdasan binatang. Kecerdasan binatang berdasarkan hasil percobaan yang pernah dilakukan, kurang lebih sama dengan tingkat kecerdasan anak usia satu tahun. Kesimpulan dari percobaan tersebut adalah: (1) Masalah yang dihadapi kera dapat diselesaikan oleh anak-anak, (2) Kemampuan menggunakan bahasa merupakan garis pemisah antara hewan dan manusia. Dengan berbahasa maka manusia kecil dapat melebihi tingkat kecerdasan binatang. Ketiga, Kecerdasan manusia. Tingkat kecerdasan manusia adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan tingkat kecerdasan lainnya. Adapun ciri-ciri kecerdasan manusia adalah: (1) Penggunaan bahasa. Dengan bahasa manusia dapat menyatakan isi jiwanya (fantasi, pendapat, perasaan, dan sebagainya). Dengan bahasa pula, manusia dapat berhubungan dengan sesama, manusia dapat membeberkan segala sesuatu yang konkret dan yang abstrak dan dengan bahasa dapat membangun kebudayaan; (2) Penggunaan perkakas. Menurut Bergson, perkataan dan perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan bagaimana mempergunakan perkakas; (3) Mendapatkan perkakas. Kecerdasan manusia
2 mendorong seseorang untuk mendapatkan segala sesuatu yang dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup; (4) Membuat perkakas. Pembuatan perkakas selalu membutuhkan pendapat tentang tujuan untuk apa alat itu dibuat? ; (5) Memelihara perkakas. Manusia dapat memelihara dan mengembangkan perkakas-perkakas untuk keperluan di masa mendatang. Selanjutnya Kecerdasan dalam konteks tumbuh kembang anak, secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Intelligence Quotient (IQ) IQ merupakan istilah dalam hal perhitungan kecerdasan dengan memperbandingkan antara Mental Age (MA) dengan Chronological Age (CA) yang dinyatakan dengan angka lalu dikalikan dengan 100. IQ ini sifatnya relatif konsisten, dan apabila terjadi pergeseran, maka rentangan yang terjadi hanya berkisar kurang lebih satu sampai lima poin. Kecerdasan ini cenderung bersifat bawaan. Namun demikian, pengaruh lingkungan yang mendukung akan mengakibatkan kapasitas kecerdasan ini berfungsi efektif dan optimal sebatas predisposisinya. Sehingga untuk mendapatkan perkembangan yang optimal anak perlu diberi stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kapasitasnya. Adapun tingkatan IQ yang ada pada manusia terbagi atas sembilan kategori yaitu: IQ (Intelligence Quotient) 140 ke atas ke bawah Kategori/klasifikasi Jenius Sangat cerdas Cerdas Di atas normal Normal Di bawah normal Bodoh Terbelakang (Moron/Debil) Terbelakang (Imbicile dan Ediot) 2. Emotional Intelligence (EI) EI sering diidentikan dengan Emotional Quotient (EQ) yang secara umum diterjemahkan sebagai kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya, sehingga mengakibatkan ia mampu merespon lingkungan secara lebih efektif. Adanya sambungan antara neokortek (sebagai pusat pikiran) dengan amigdala (sebagai pusat emosi) merupakan medan perang sekaligus kerjasama antara otak dengan hati. Dengan ikut sertanya campur tangan dari rasa terhadap keputusan rasio/pikiran, membuat keputusan yang diambil dapat selaras dengan pengalaman kehidupan dan budaya. Kerjasama antara pikiran dan hati inilah yang merupakan inti kecerdasan emosional. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional meliputi loma wilayah yaitu: (1) mengenali emosi diri; (2) mengelola emosi; (3) memotivasi diri sendiri; (4) mengenali emosi orang lain/empati; (5) membina hubungan. Kelimanya dapat diidentifikasi dari ciri-ciri ketrampilan sebagai berikut: - Menyadari perasaan - Mengendalikan emosi
3 - Menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir - Bertahan menghadapi frustrasi - Bangkit kembali dari kegagalan - Mengatasi suasana hati - Memotivasi diri sendiri - Berkreasi - Mampu mencapai flow (hanyut dalam pekerjaan - Berempati - Terampil bergaul - Mampu mengelola emosi orang - Mampu mengorganisir dan memimpin orang lain. 3. Spiritual Intelligence (SI) SI yang sering diidentikkan dengan Spiritual Quotient (SQ) diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menemukan arti dan nilai dari apa yang pernah kita lakukan serta pengalaman-pengalaman kita, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih kaya. Kecerdasan spiritual umumnya untuk menilai apakah tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain. Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Istilah spritual berasal dari kata dasar spirit yang artinya semangat. EI memang bisa dikembangkan melalui agama, tetapi beragama tidak selalu menjamin EI atau EQ tinggi. EQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Danah Zoher dan Ian Marshall menguraikan berbagai kegunaan dari SQ sebagai berikut: a. SQ telah menjadikan manusia seperti adanya sekarang dan memberi dorongan pada orang untuk terus tumbuh dan berubah b. SQ menjadikan orang kreatif. Orang membutuhkan SQ ketika ingin menjadi luwes, berwawasan luas atau spontan secara kreatif. c. SQ digunakan ketika seseorang menghadapi masalah eksistensial, yaitu saat pribadi merasa terpuruk, terjebak oleh keputusasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu dengan penyakit dan kesedihan. SQ menyadarkan kita bahwa kita mampu mengatasi masalah. d. SQ merupakan petunjuk saat kita berada di ujung, yaitu perbatasan antara keteraturan dan kekacauan, antara tahu dan tidak tahu sama sekali atau kehilangan jati diri. SQ adalah hati nurani kita. e. SQ menjadikan kita lebih cerdas secara spiritual dalam beragama f. SQ memungkinkan kita untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. g. SQ memungkinkan seseorang mencapai perkembangan diri yang lebih utuh karena orang hidup untuk itu. h. SQ dapat digunakan untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati, dan sal usul sejati dari penderitaan dan keputusannya.
4 Baik IQ, EQ maupun SQ masing-masing memiliki pusatnya sendiri di otak. IQ bekerja berdasarkan syaraf serial di otak, EQ bekerja berdasarkan jariangan syaraf asosiatif di otak, SQ bekerja berdasarkan system syaraf otak ketiga, yakni osilasi-osilasi sinkron yang menyatukan data di seluruh bagian otak. Dengan demikian IQ dan EQ baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama belumlah cukup untuk mengoptimalkan fungsi kecerdasan seseorang. Orang yang IQ nya tinggi dapat memahami aturan dan mengikutinya tanpa salah. Sementara orang yang EQ nya tinggi dapat mengantisipasi situasi yang dihadapi dan bertindak sesuai dengan tuntutan situasi. Kedua kecerdasan ini bekerja di dalam batas, karena mereka tidak pernah mempertanyakan mengapa ada aturan dan situasi, apakah aturan atau situasi itu dapat diubah atau diperbaiki. Sedangkan SQ bekerja dengan tanpa batas. SQ memungkinkan orang untuk bekerja lebih kreatif mengubah aturan atau situasi apabila dirinya menilai hal itu lebih bermakna bagi hidupnya. IQ, EQ dan SQ mempunyai kekuatan tersendiri di otak dan bisa berfungsi secara terpisah. Secara ideal ketiganya dapat bekerjasama dan saling mendukung, meskipun ketiganya tidak harus memiliki kapasitas yang sama tinggi. Walaupun demikian, ketiganya dapat difungsikan secara optimal melalui pelatihan yang memadai. Sekalipun dalam hal ini fungsi IQ cenderung dibatasi oleh kapasitas predisposisi, sedangkan IQ oleh Goleman dikatakan bukan suratan takdir yang artinya melalui pelatihan dapat ditingkatkan kapasitasnya. Sama halnya dengan SQ yang juga dapat ditingkatkan kapasitasnya sepanjang rentang kehidupan seseorang. Yang perlu diketahui adalah bahwa belakangan ini kecerdasan anak tidak hanya diukur dari hasil tes IQ-nya saja, karena masing-masing anak mempunyai suatu bidang yang ia gemari dan mahir dalam melakukannya. Misalkan, ada anak yang mahir dalam bermain piano dan mampu menjuarai sebuah festival musik namun ia mungkin lemah dalam bidang olahraga. Di bawah ini adalah bentuk-bentuk kecerdasan yang dimiliki anak menurut Howard Gardner, profesor sekaligus peneliti dari Harvard University: Pertama, Kecerdasan dalam bidang musik. Kecerdasan anak ini bisa terlihat jika anak mampu hafal lirik-lirik lagu serta nada dari lagu yang ia pernah dengarkan. Kecerdasan ini bisa Moms latih dengan memutarkan lagu yang mudah didengar atau easy listening yang sesuai dengan usia anak hal ini perlu dilakukan karena musik sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak. Kedua, Keceradasan dalam bidang matematika dan logika. Anak yang memiliki keceradasan matematika dan logika akan mampu memahami dan menyelesaiakan suatu persoalan yang memutar otak serta menggunakan angka. Untuk melatih kecerdasan anak ini adalah dengan mengajari anak mengelompokkan mainan yang ia miliki berdasarkan warna atau gambar atau angkanya. Ketiga, Kecerdasan dalam memahami diri sendiri atau intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal dimiliki oleh anak yang memiliki daya tahan atau sifat berani. Jika mengikuti suatu lomba yang disaksikan oleh banyak orang ia tidak akan minder dan menunjukkan kebisaannya. Hal yang bisa Moms lakukan untuk melatih kecerdasan anak ini dengan membiasakan anak bermain dan berinteraksi dengan teman seusianya. Keempat, Kecerdasan dalam berbahasa atau linguistik. Anak yang memiliki kecerdasan ini dapat menceritakan suatu cerita atau dongeng yang pernah ia baca dengan baik dan sesuai urutan. Cara yang bisa dilakukan untuk melatih kecerdasan ini kepada anak adalah dengan sering
5 mengajaknya berbicara dan jika setelah membacakan suatu cerita diberi pertanyaan seputar cerita yang ia dengarkan tersebut. Kelima, Kecerdasan dalam bersosialisasi atau interpersonal. Jika anak memiliki kecerdasan ini, ia tidak akan mempunyai masalah untuk beradaptasi dan menjalin pertemanan dengan teman sebaya jika berada di lingkungan baru. Kecerdasan interpersonal dapat Moms latih kepada anak dengan memberinya kesempatan bermain dan berkomunikasi dengan temantemannya atau anak seusianya. Keenam, Kecerdasan dalam bidang visual atau ruang. Anak yang cenderung mampu mengenali dan memahami posisi, letak serta bentuk suatu ruang ia temasuk dalam golongan anak yang memiliki kecerdasan visual. Misalnya anak diminta tolong mengambilkan kunci di laci nomor 2, atau diminta tolong menaruh kembali buku pelajarannya yang terjatuh ke atas meja. Ketujuh, Kecerdasan dalam gerak tubuh atau kinestetik. Kecerdasan kinestetik bisa terlihat jika anak mampu mengikuti suatu gerakan dengan baik, misalnya gerakan tari, gerakan menendang bola, atau gerakan senam dan lain-lain. Kecerdasan anak ini bisa diasah kemampuannya dengan secara rutin melakukan gerakan tari, olahraga, senam dan sebagainya. Kedelapan, Kecerdasan terhadap alam. Tanda-tanda anak yang memiliki kecerdasan ini jika di rumahnya terdapat tumbuhan atau binatang, ia mau memelihara dan merawat mahkluk hidup tersebut. Langkah awal untuk menciptakan kecerdasan anak sejak dini adalah dengan mengajaknya ke kebun binatang atau pusat pengetahuan tumbuhan. Kesembilan, Kecerdasan moral. Anak yang memberi hormat kepada orang dewasa dan mau menjalankan suatu peraturan adalah anak yang memiliki kecerdasan moral. Misalnya anak dilatih untuk memberikan salam ketika masuk rumah atau memberi salam kepada orang dewasa dan tata cara kesopanan lainnya. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, tugas kita adalah mengetahui bidang mana yang ia sukai lalu melatihnya agar menjadi mahir. Jika ada kecerdasan yang ingin anak kuasai diberi pengetahuan tentang manfaat serta dasarnya dulu, dan jangan langsung memaksakan anak. Drs. Mardiya, Ka Sub Bid Advokasi konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi pada BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo.
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni
Lebih terperinciBAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?
BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK? MIF Baihaqi Acara: Super Amazing Seminar untuk Orangtua dan Guru Plaza Seno Medika, Jl. Ahmad Yani, Bandung Sabtu, 21 November 2009 Kontak: 0852 2003 5242
Lebih terperinciTAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.
1 UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK KELOMPOK A MELALUI METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAM TERPADU AISYIYAH LABAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa. Remaja memiliki tugas untuk melaksanakan pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas dari suatu bangsa. Kualitas bangsa dapat diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai
Lebih terperinciKecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient )
Resensi Buku Judul : SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan Penulis : Danah Zohar dan Ian Marshall Penerjemah : Rahmani Astuti, Ahmad Najib
Lebih terperinciMEMAHAMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
Artikel MEMAHAMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK Mardiya Selama ini kita sebagai orangtua masih menganggap anak sebagai harta yang tak ternilai harganya. Karena selain sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuannya adalah pencapaian hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini berkembang publikasi mengenai kecerdasan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Belakangan ini berkembang publikasi mengenai kecerdasan manusia. Kecerdasan pertama adalah IQ atau Intelligence Quotient. Kecerdasan ini dipopulerkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menjamin kelangsungan dan perkembangan suatu bangsa yang bersangkutan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena dapat menjadi suatu indikator dari kontribusi yang diberikan karyawan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinciOTAK DAN BERAGAM KECERDASAN
OTAK DAN BERAGAM KECERDASAN Drs. MUNAWAR RAHMAT, M.Pd. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN DINAS PENDIDIKAN September 2003 BELAHAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN BELAHAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN BELAHAN OTAK KIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik, dan mempersiapkan mereka
Lebih terperinciMENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK
Artikel MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Oleh: Drs. Mardiya Selama ini kita menyadari bahwa orangtua sangat berpengaruh terhadap pengasuhan dan pembinaan terhadap anak. Sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep awal mengenai pengukuran kecerdasan manusia sudah menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Spearman (1927), bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena
Lebih terperinciMEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI
MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI Tuti Utami Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, FKIP, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia globalisasi sekarang ini telah membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan akuntansi. Banyaknya tekhnologi yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai permasalahan yang dihadapi
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh
TUMBUH KEMBANG ANAK Mei Vita Cahya Ningsih TUMBUH KEMBANG ANAK Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh Kembang (perkembangan) berkenaan dengan perubahan fungsi organ tubuh
Lebih terperinciKESEIMBANGAN INTELIGENSIA, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI. Tadkiroatun Musfiroh Pusdi PAUD Lemlit UNY, FBS UNY, PGTK UNY
KESEIMBANGAN INTELIGENSIA, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI Tadkiroatun Musfiroh Pusdi PAUD Lemlit UNY, FBS UNY, PGTK UNY A. Pendahuluan Pada awal abad ke-20, IQ masih demikian mendunia dan mendominasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia ini (PAUD) formal yang mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak dengan kecerdasan intelektual tinggi merupakan dambaan bagi setiap orang tua, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan prestasi intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood
Lebih terperinciKecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara
Kecerdasan Emosi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara DESKRIPSI SINGKAT Mata ajar ini membekali peserta dengan kemampuan menerapkan kecerdasan emosional melalui pembelajaran : Pengertian
Lebih terperinciSENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK
SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK Nur Auliah Hafid Widyaiswara LPMP Sulsel 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Seni dapat meningkatkan Kecerdasan Emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Karakteristik kognitif siswa dipengaruhi oleh perhatian
Lebih terperinciPenerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini
Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini dapat dimaknai sebagai untuk menyelesaikan masalah. berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif. Pencetus teori perkembangan kognitif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat (1) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciINOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21
IMPLEMENTASI K-13 TERHADAP PENGEMBANGAN EQ PADA SISWA KELAS IV SDN 7 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2017/2018 Yuni Latifa, Resti Nur Azilah, Trianah Agustin, Rizki Amalia Universitas Sebelas Maret yunilatifa@gmail.com
Lebih terperinci3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi
Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi 1 Kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Peningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap perkembangan yang merupakan suatu pross alamiah yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di dalam dunia pendidikan dan juga dalam dunia nyata. Matematika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah pelajaran yang memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan dan juga dalam dunia nyata. Matematika merupakan ilmu universal
Lebih terperinciPERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK
1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK *) Oleh Edi Purwanta **) Pengantar Berbagai pandangan muncul tentang pendidikan, utamanya pendidikan bagi anak.. Masing-masing sangat bergantung pada sudut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang mempunyai nilai luhur. Dalam perkembanganya hingga saat ini pencak silat sudah dipertandingkan
Lebih terperinciBentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan
Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil dalam masyarakat, tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan aset yang amat berharga bagi orang tua sekaligus sebagai investasi nyata di masa mendatang. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil bagi suatu kelompok
Lebih terperinciTentang IQ dan EQ. By : ZR
Tentang IQ dan EQ By : ZR Istilah IQ (intelligence quotient) sudah bukan hal yang baru lagi. Sebagian besar orang bahkan mempercayai bahwa IQ tinggi menjamin keberhasilan seseorang. Namun, belakangan muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciModul 3 PPG-Konten Kurikulum 1
B. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perkembangan fisik motorik yang
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 07 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Kecerdasan Emosi Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Emotional Equotion (Kecerdasan Emosi) Selama ini, yang namanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa dimana otak anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas pasti ada masalah yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK Aisyiyah 16 Ngringo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam belajar. Apabila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak di dunia terlahir sebagai pribadi yang unik. Hal ini karena semua anak, pada dasarnya telah memiliki kecerdasan yang berbeda di dalam dirinya seperti
Lebih terperinciPERLU, SOSIALISASI PACARAN SEHAT
Artikel PERLU, SOSIALISASI PACARAN SEHAT Oleh: Drs. Mardiya Undang-Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa penyelenggaraan program Keluarga Berencana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)
PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Secara eksplisit pendidikan karakter adalah amanat Undang-undang Nomor 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada. dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Salomon Simanungkalit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sebuah perusahaan diantaranya bergantung pada faktor kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sebuah perusahaan diantaranya bergantung pada faktor kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia menjadi penting karena beberapa alasan,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENGGAIRAHKAN DENGAN ICE BREAKING
PEMBELAJARAN MENGGAIRAHKAN DENGAN ICE BREAKING Moh. Fatih Luthfi 1 Abstrak Kemampuan durasi konsentrasi manusia terbatas pada usia masing-masing individu. Otak dapat berfokus untuk jangka waktu tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengacu pada fase usia remaja di atas, siswa Sekolah Menengah Atas. seperti kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan pengawasan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam rentang kehidupan, setiap manusia mengalami beberapa tahap perkembangan. Salah satu tahapan yang dijalani individu yaitu masa remaja. Djaali (2014)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Etika dan Perilaku Etis Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya adalah adat istiadat kebiasaan yang baik. Etika bisa di artikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang sangat penting bagi setiap perusahaan atau organisasi, karena sukses tidaknya sebuah perusahaan tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan kegiatan interaksi sosial.interaksi sosial ini tidak dapat bejalan dengan baik jika seseorang tidak dapat menyadari
Lebih terperinciGEJALA-GEJALA JIWA 1. Pengamatan
GEJALA-GEJALA JIWA Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial dalam arti manusia senantiasa tergantung dan berinteraksi dengan sesamanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan
Lebih terperinciSEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR)
SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) Dian Kristiana Dosen PG PAUD Universitas Muhammadiyah Ponorogo dianrespati@ymail.com Abstrak Cerita bergambar merupakan salah satu cara untuk menarik
Lebih terperinciTUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN. OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS
TUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS Carilah dan jelaskan klasifikasi karakteristik peserta didik didasarkan pada: a. Kecerdasan emosional b. teori
Lebih terperinci