OPERATIONAL EXCELLENT KARIR PASCA PENSIUN HOUSING BENEFIT SEDIAKAN RUMAH PEKERJA IMPLEMENTASI K3 DI SEKTOR KONSTRUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPERATIONAL EXCELLENT KARIR PASCA PENSIUN HOUSING BENEFIT SEDIAKAN RUMAH PEKERJA IMPLEMENTASI K3 DI SEKTOR KONSTRUKSI"

Transkripsi

1 VOLUME 11 TAHUN 2016 JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA KARIR PASCA PENSIUN IMPLEMENTASI K3 DI SEKTOR KONSTRUKSI HOUSING BENEFIT SEDIAKAN RUMAH PEKERJA OPERATIONAL BPJS Ketenagakerjaan Call Center:

2

3 HALO [ elvyn@bpjsketenagakerjaan.go.id ] Tahun 2016, Implementasi Operasional Excellent Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan memiliki sejumlah strategi. Strategi pertama adalah merealisasikan total benefit untuk setiap peserta. Kedua, memberikan layanan terbaik melalui friendly service. Ketiga, mewujudkan BPJS Ketenagakerjaan sebagai strongbrand di kalangan tenaga kerja. Dalam mewujudkan hal tersebut, BPJS Ketenagakerjaan telah melakukan evaluasi kinerja per bulan Juli 2015 dan mempersiapkan seluruh personel di seluruh unit kerja BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia untuk mendukung operasional excellent BPJS Ketenagakerjaan tahun 2016, serta memastikan implementasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan. Elvyn G Masassya Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenegakerjaan berkeinginan untuk menjadi badan yang berkelas dunia yang terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional dan pelayanan. Rencana kerja tahun 2016 dengan tema Delivering Operational Excellence, memiliki tantangan tersendiri bagi BPJS Ketenagakerjaan, karena dalam mewujudkan tema tersebut diperlukan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, insan BPJS Ketenagakerjaan serta lembaga-lembaga terkait. Pencapaian yang telah didapat pun akan terus ditingkatkan melalui kerja keras dan fokus pada target tahun Selain telah melakukan evaluasi kinerja tahun 2015, BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan pembahasan rencana kerja tahun Dan pencapaian kinerja di tahun 2015 lalu, menunjukkan komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk berupaya keras mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja di Indonesia. 3

4 DAFTAR ISI BRIDGE HALO Rencana kerja tahun 2016 dengan tema Delivering Operational Excellence, memiliki tantangan tersendiri bagi BPJS Ketenagakerjaan, karena dalam mewujudkan tema tersebut diperlukan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, insan BPJS Ketenagakerjaan serta lembaga-lembaga terkait. 3 Manfaat Program Total Benefit Meringankan Pekerja Menggaet Kepesertaan 21 Seberang Investment 24 Central Provident Fund Pengelola Jaminan Sosial di Negeri Singa Air Menerapkan Kinerja Unggul 32 1-Stop Karier Pasca Pensiun BPJS KETENAGAKERJAAN MELUNCURKAN PROGRAM TOTAL BENEFIT BAGI PESERTA 17 Main Report OPERASIONAL EXCELLENT MENJADI KOMITMEN BPJS BUDAYA LAYANAN PRIMA BPJS KETENAGAKERJAAN Figur Yasaruddin Kepala Divisi Pelayanan dan pengadaan Memberikan Pelayanan Maksimal, Adalah Tujuan Kami Cover : Operation Excellent Publisher: Direksi BPJS Ketenagakerjaan Editor in Chief: Utoh Banja Managing Editor: Isnaldi Muhd. Dini Editor: Faizal Rachman, Maria Emmy Maharjati, Ariyanto, Brian Radiastra, M. Kurniawan, Ahmad Ikhsan, Tri Harningsih Reporters: Adyan Suseno, Ahmad Jauhari Designer: Eddy Purwanto Photographer: Afrianto Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia 12930, website: Redaksi menerima sumbangan tulisan maupun foto kegiatan yang berhubungan dengan piha-pihak ekstenal di unit-unit kerja untuk dimuat di rubrik-rubrik MAJALAH BRIDGE. Semua naskah rubrik-rubrik di atas maksimal 5000 karakter dan dilampiri foto diri penulis. Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan yang pantas. 4

5 Membangun budaya layanan prima menjadi komitmen BPJS Ketenagakerjaan, dengan selalu memberikan solusi yang cepat dan tuntas terhadap keluhan peserta. Salah satunya, yang dilakukan instansi jaminan sosial itu, memberikan akses layanan yang mudah, cepat, serta bersahabat dalam pengelolaannya. Dukungan layanan prima tersebut, kata Kepala Divisi Pengembangan IT BPJS Ketenagakerjaan Romie Erfianto, membuat pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di atas 100% - melampaui target, per Oktober 2015 lalu, dibandingkan jangka waktu yang sama pada tahun sebelumnya. Lonjakan pertumbuhan kepesertaan ini, ungkap dia lagi, merupakan wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya dalam memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja Indonesia. Hal ini dikemukakannya dalam acara Focus Group discussion membedah sistem IT BPJS Ketenagakerjaan, di Jakarta, Kamis (04 Febuari 2016) lalu BPJS Ketenagakerjaan, kata Romie meyakinkan, merupakan lembaga yang pengelolaannya sangat transparan karena diawasi banyak instansi, seperti OJK, BPK, Kantor Akuntan Publik (KAP) serta auditor internal sehingga setiap transaksi keuangan telah melalui proses audit yang ketat. Pengembangan IT tersebut, jelasnya lagi, wujud dari langkah BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan transparansi kepada para peserta. Hal ini didukung oleh, visi pembangunan IT di BPJS Ketenagakerjaan untuk menjadi tulang punggung institusi dalam mewujudkan operational excellence dalam layanan. Dengan system IT yang kuat dapat menjangkau pelayanannya ke seluruh nusantara, lanjut Romie, sehingga BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan porsi anggaran belanja untuk IT 20% pada tahun 2016 ini menjadi Rp 120 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 100 miliar. Romie mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan telah mengembangkan fitur manfaat yang diharapkan bisa selesai tahun ini. Misalnya saja, peserta bisa melihat status dari klaimnya dan simulasi pensiun. Apalagi sekarang 10%-30% dana bisa dipinjam untuk pembayaran rumah. Karena itu, banyak peserta yang acapkali mencari tahu informasi BUDAYA LAYANAN PRIMA BPJS KETENAGAKERJAAN Institusi penyelenggara sistem jaminan sosial nasional terus meningkatkan kualitas layanan IT untuk memenuhi kebutuhan informasi kepesertaan serta manfaatnya. Kebijakan ini membuahkan hasil terjadi lonjakan kepesertaan tanpa penambahan SDM. BPJS TK dalam pengembangan IT, ungkapnya lagi, akan menggunakan seluruh kanal. Antara lain, melalui smartphone berbasis Android, Ios, dan Blackberry. Karena dalam pengembangan mobile application seiring berkembangnya zaman mutlak diperlukan. Dengan aplikasi ini, peserta bisa mengecek apakah pembayaran dari pemberi kerja tepat waktu dan tepat jumlah. Peserta juga bisa memantau hasil pengembangan dananya. Jadi, unsur transparansi bisa diketahui semua pihak, terutama peserta. Romie, menjelaskan sistem IT BPJS Ketenagakerjaan, berorientasi pada kebutuhan peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan kapasitas organisasi sesuai dengan amanah UU dan PP turunannya dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal maupun eksternal. Karena itu, BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan implementasi keunggulan operasional dan pelayanan kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada kebutuhan peserta. Berbagai fitur system IT yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan sangat mendukung akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis lainnya. Implementasi system IT ini juga lebih memudahkan peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem informasi yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat menghemat anggaran Badan. Untuk kanal pedaftaran serta pembayaran iuran, yang telah bersinergi dengan seluruh Kantor Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO) Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama, 24 ribu Payment Point Online Banking (PPOB), Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS. Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat menjadi pondasi yang baik dalam mendukung strategi operasional kedepannya untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan kepesertaan. 5

6 Peraturan SK Menteri PAN No 81 Tahun 1993 PELAYANAN PRIMA DALAM KONTEKS PELAYANAN PUBLIK Semenjak BPJS Ketenagakerjaan bertransformasi dari PT Jamsotek (Persero), awal tahun 2014 lalu, maka status institusi jaminan sosial itu tidak lagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetapi menjadi Badan Layanan Publik yang semua kinerjanya sesuai peraturan dan kebijakan yang telah diatur oleh Kementerian PAN BR. Foto: twitter.com/yuddychrisnandi Perihal pelayanan prima terkait pelayanan publik, yang aplikasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku diatur dalam Keputusan Menteri PAN No 81/Tahun Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, maka dibutuhkan suatu bentuk pelayanan prima. Pelayan prima terkait pelayan publik yang dimaksud SK Menpan tersebut adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah pusat/daerah, seluruh badan termasuk BUMN dan BUMD dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan prima merupakan suatu pelayanan terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan waktu yang lalu. Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah 6

7 Peraturan suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat. Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau salesman). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun perusahaan bisnis. Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh suatu negara tercermin dari standar pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara yang tergolong miskin pada umumnya kualitas pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal. Pada negara-negara berkembang kualitas pelayanan telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap rakyatnya di atas standar minimal. Peningkatan kualitas untuk meningkatkan pelayanan yang ada ditekankan pada aspek berikut : 1. Struktural. Perbaikan struktural organisasi atau perusahaan harus dilakukan dari tingkat top manajemen hingga lower manajemen. 2. Operasional. Suatu perusahaan penjualan akan dapat mewujudkan kebutuhan pelanggan apabila peningkatan operasional dilaksanakan artinya secara langsung kualitas pelayanan juga dilaksanakan. 3. Visi. Suatu organisasi atau perusahaan harus mengetahui arah organisasi dengan cara mengidentifikasi tentang apa yang harus dilakukan dan siapa yang akan melaksanakan. 4. Strategi pelayanan. Merupakan cara yang ditentukan perusahaan dalam meningkatkan pelayanan sehingga visi dapat terwujud, Strategi pelayanan tersebut harus memperhatikan: perilaku pelanggan, harapan pelanggan, image pelanggan, loyalitas pelanggan, dan alternatif-alternatif pelanggan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut: 1. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan waktu tunggu dan proses. 2. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau ketepatan pelayanan. 3. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan keramahan pelaku bisnis. 4. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung jawab dalam penanganan keluhan pelanggan. 5. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit banyaknya petugas yang melayani serta fasilitas pendukung lainnya. 6. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruangan tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan petunjuk/ panduan lainnya. 7. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kondisi lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik, AC, alat komunikasi, dan lain-lain. Pada dasarnya pelayanan prima mengandung tiga aspek, yakni (1) kemampuan yang profesional, (2) kemampuan yang teguh, (3) sikap yang ikhlas, tulus, senang membantu, menyelesaikan kepentingan, keluhan, memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang terbaik. Terkait pelayanan prima, yang harus diaplikasikan dalam kinerja BPJS Ketenagakerjaan yang kini telah bertransformasi dari BUMN menjadi institusi/badan yang berada langsung di bawah Presiden. Untuk mengadopsi pelayanan prima tersebut, ada tatacara penyusunan standar pelayanan yang mengacu Permen PAN-RB No 15 tahun Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa setiap Penyelenggara pelayanan publik baik yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung maupun tidak langsung wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan prima sebagai tolok ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan masing-masing. Jadi digulirkannya Permen PAN-RB No 25 Tahun 2014, sebagai acuan atau panduan bagi penyelenggara dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan standar pelayanan. Sehingga dapat memberikan kepastian, dalam meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kemampuan penyelenggara sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat. 7

8 Main Report OPERATIONAL EXCELLENT MENJADI KOMITMEN BPJS KETENAGAKERJAAN 8

9 Main Report BPJS Ketenagakerjaan terus membenahi pelayanannya. Seluruh kemudahan ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan kepesertaan di tahun Dalam menjalankan aktifitasnya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan senantiasa mengutamakan prinsip-prinsip tata kelola lembaga/institusi yang baik (good governance) dan pemanfaatan dana kelolaan sepenuhnya demi kepentingan peserta. Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu, kemudahan menjadi peserta adalah hal yang utama. Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi mengatakan, hingga periode Desember 2015, total iuran BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95 triliun (un-audited). Sementara klaim jaminan untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) sudah sekitar Rp14,45 triliun dari 1,7 juta kasus. Klaim Jaminan Kematian (JKM) mencapai Rp416 miliar dari 28 ribu kasus dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar Rp665 miliar dari 110 ribu kasus. "Sedangkan total dana kelolaan hingga Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik sekitar 10% dari tahun sebelumnya," jelasnya. Sementara hasil investasi telah mencapai Rp17,69 triliun atau tumbuh sekitar 10%. "Dengan adanya acara ini maka di tahun 2016 jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan diharap bertambah sekitar 4 juta peserta atau menjadi 23,1 juta kepesertaan," tandasnya. Untuk jumlah pekerja Bukan Penerima Upah (BPU/ sektor informal) ditargetkan mencapai 1 juta pekerja. Pihaknya pun optimistis target akuisisi 1 juta pekerja informal dapat tercapai, mengingat masih rendahnya angka peserta non formal saat ini dibandingkan sektor formal. BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat pertumbuhan kepesertaan di atas 100% atau melampaui target per Oktober 2015 dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini merupakan wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan 9

10 Main Report Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK) berbasis tekhnologi informasi meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya memberikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia. Hingga Oktober 2015, BPJS Ketenagakerjaan mencatat kepesertaan aktif 19,034 juta tenaga kerja atau tumbuh 116,51% dibandingkan periode sebelumnya sebanyak 16,337 juta atau 99,66% dari target Peningkatan kepesertaan ini pun terjadi di kategori kepesertaan perusahaan aktif yang melonjak 133,29% atau sebanyak dibanding Oktober 2014 sebanyak atau 109,65% dari target Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Masassya mengatakan, pertumbuhan positif ini merupakan komitmen meningkatkan pelayanan dan memberi kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja Indonesia. Pertumbuhan tersebut melampaui dari angka yang ditargetkan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi peserta, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi baru dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Elvyn menjelaskan, sistem ini berorientasi kebutuhan peserta dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi berbasis tekhnologi informasi (TI) sesuai dengan amanah undang-undang dan peraturan turunannya dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal maupun eksternal. Elvyn menambahkan, sistem informasi baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK) yang berorientasi kebutuhan peserta dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi sesuai amanah Undang-undang dan peraturan turunannya menghadapi dinamika lingkungan, internal maupun eksternal. Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru lebih fleksibel dan dinamis mendukung visi institusi dan implementasi keunggulan operasional dan pelayanan bagi seluruh pekerja yang berorientasi kebutuhan peserta (customer centric). Berbagai fitur dimiliki SIJSTK sangat mendukung akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan peserta mengakses BPJS Ketenagakerjaan. Sistem informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan komunikasi) dan sumber daya manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Ia menambahkan, sistem informasi yang baru ini sudah terintegrasi dengan sistem operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Menurut Elvyn, implementasi SIJSTK ini juga lebih memudahkan peserta untuk mengakses BPJS 10

11 Main Report Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, kemampuan institusi lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industry strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini juga lebih memudahkan peserta mengakses BPJS Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem informasi yang baru ini dinilai lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia yang dapat menghemat anggaran, paparnya. Ditambahkannya, sistem informasi baru ini sudah terintegrasi dengan system operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Kanal pendaftaran serta pembayaran iuran yang bersinergi dengan SIJSTK antara lain 337 Kantor Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, 10 ribu Service Point Office (SPO) Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama, 24 ribu payment point Online Banking (PPOB), Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS. Elvyn mengungkapkan, seluruh kemudahan akses ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan kepesertaan di tahun Seluruh inisiatif tersebut, lanjut Elvyn, mendapatkan pengakuan organisasi-organisasi Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN Social Security Association) berupa penghargaan Achievement in Transformation Excellence pada Oktober Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan dalam berbagai aspek termasuk pelayanan, kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA (International Social Security Association) dalam bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program return to work. Elvyn menjelaskan, pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon from two weeks to 20 minute, peserta yang akan melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan. Misalnya, ada peserta pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20 menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan uangnya di bank, imbuhnya. Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya operasional dan biaya modal atau no opex, no capex. Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di kantor bank yang bersangkutan. Kami juga akan membuka outlet baru yang meliputi 3 jenis, yaitu physical present, electronic, dan canal distribution bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah perbankan, papar Elvyn. Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan memperluas jaringannya dengan menggunakan gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK mobile. 11

12 Main Report MEMBERI KEMUDAHAN LAYANAN KEPADA PESERTA BPJS Ketenagakerjaan mencanangkan tahun 2016 sebagai tahun Operational Excellent. Empat hal yang dikerjakan BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan kemudahan layanan kepada semua peserta yakni aksebilitas, kecepatan, kehandalan dan keramahan. Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya, menjelaskan, dengan melaksanakan empat hal yaitu: aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin memberikan kemudahan kepada semua peserta dalam mendapatkan layanan secara prima. Elvyn G Masassya menambahkan, untuk memberikan pelayanan prima kepada para peserta, pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah 12

13 Main Report sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran 208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G Masassya, beberapa waktu lalu. Selain menambah kantor cabang penuh dan kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak tahun Pelatihan seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah dilakukan pada tanggal Maret 2015 di Bella International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi atau harapan peserta. Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim building dan pada hari kedua peserta pelatihan diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga peserta pelatihan diajarkan cara handling complain dan implementasi service blue print yang merupakan standar service di BPJS Ketenagakerjaan. Layanan Terbaik BPJS Ketenagakerjaan terus mendorong seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta jaminan sosial ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan memberikan piagam penghargaan untuk memacu kantor cabang agar dapat mengimplementasikan program Operational Excellent dengan sebaik-baiknya. Salah satu kesuksesan dalam memberikan pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-jawa Barat akhir tahun Penghargaan ini sebagai bukti bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial ketenagakerjaan. Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Cianjur yang mendapat piagam penghargaan sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-jawa Barat akhir tahun Menurut Hanif Dhakiri, dengan mendapat piagam penghargaan tersebut merupakan salah satu kesuksesan dalam memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif Dhakiri, beberapa waktu yang lalu. Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan para pekerjanya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas diatur dalam undang-undang. 13

14 Main Report BPJS Ketenagakerjaan menerima penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi Jaminan Sosial Internasional (ISSA) Budaya PRIMA BPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan tersebut kepada Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2 November Kompetisi regional tersebut diselenggarakan secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The new initiatives approach to start the Return-to-Work Program, The new service blue print to achieve service excellence dan Expansion of multi-distribution channels to all workers". Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan pekerja. Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan, pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai pengembangan manfaat program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya mendapatkan perlindungan berupa penggantian biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk bekerja. Melalui program Return To Work, tenaga kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya ataupun bidang keahlian yang baru. Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli, Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah secara total sistem dan prosedur layanan di tiga aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia. Perubahan pada aspek fisik menggambarkan perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada 14

15 Main Report aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek manusia merepresentasikan perubahan budaya baru yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta. Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data kepesertaan dengan data kependudukan berbasis NIK (e-ktp) sangat efektif untuk mendukung proses pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim. Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank, nonbank maupun yang berbasis elektornik memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan pun. Kemudahan Akses Dalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan kapasitas organisasi sesuai dengan amanah Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan implementasi keunggulan operasional dan pelayanan kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada kebutuhan peserta. Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat menghemat anggaran Badan. SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat menjadi pondasi yang baik dalam mendukung strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan 15

16 Main Report Pendaftaraan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bisa melalui website kepesertaan tahun Seluruh inisiatif tersebut telah mendapatkan pengakuan dari organisasi Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN Social Security Association) berupa penghargaan Achievement in Transformation Excellence pada Oktober Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan dalam berbagai aspek termasuk pelayanan, kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA (International Social Security Association) dalam bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program Return to Work. Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut menunjukan komitmennya untuk berusaha keras mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja di Indonesia. Bukan Perubahan Biasa PT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya beroperasi penuh pada 1 Juli Elvyn G Massasya mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa, tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari fungsi hingga tata kelolanya. Transformasi tersebut memiliki design baru dan visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni Menjadi BPJS Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya, Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan Pelayanan. Berkaitan dengan hal di atas, BPJS Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30 data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses data-data penduduk yang jadi peserta BPJS ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa melalui website bahkan via smart phone. Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa dapat multi benefit. Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu maka kini memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon from two weeks to 20 minute, peserta yang melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk menyelesaikannya. Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan karena data base sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan. Misalnya ada peserta pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20 menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan uangnya di bank, kata Elvyn G Masassya. Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK mobile. Transformasi ini telah membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan Operational Excellent yang lebih terjamin dan transparan di manapun dan kapanpun. 16

17 Manfaat PROGRAM TOTAL BENEFIT MERINGANKAN PEKERJA MENGGAET KEPESERTAAN Sebuah program baru BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan multi manfaat, diluncurkan akhir tahun lalu, untuk memberikan banyak kemudahan bagi peserta Jaminan Sosial ketenagakerjaan, sekaligus memotifasi pekerja lain. Pada penghujung Tahun lalu BPJS Ketenagakerjaan memberikan paket hadiah buat para pekerja peserta Jaminan Sosial. Adapun paket tersebut terdiri dari manfaat finansial dan non finansial, yang diberi nama program Total Benefit. Pemberian paket hadiah multi manfaat itu, dikemukakan oleh Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi dalam acara Press Conference Launching Program Total Benefit BPJS Ketenagakerjaan di Perumahan Grand Cikarang City, Desa Harjamekar, Kec, Cikarang, Bekasi, pada Rabu (16/12). Peluncuran program tersebut, tukas Jeffry sekaligus mensosialisasikan multi manfaat yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para peserta Jaminan Sosial, yang meliputi Housing Benefit, Food Benefit, Transportation Benefit, Education Benefit dan Health Benefit. Dalam menggulirkan program tersebut, jelas dia lagi, di wilayah Cikarang, institusi Jaminan Sosial menjalin kemitraan dengan developer untuk menyediakan 1800 rumah yang sehat dan layak huni serta terjangkau bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan. Jeffry menambahkan, untuk housing benefit di Wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan perbankan dan developer, dalam hal ini untuk penyedian perumahan di Perumahan Grand Cikarang bekerjasama dengan PT Budi Langgeng Persada, dan untuk adminnya di support oleh Bank Tabungan Negara (BTN) Selain itu, untuk food benefit, ungkap dia lagi, di Wilayah Cikarang institusi Jaminan Sosial bermitra dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi Karyawan Mulia Industri untuk menyalurkan bahan pokok dengan harga ritel yang terjangkau bagi pekerja peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Untuk manfaat lainnya, seperti transportation benefit yang menyediakan transportasi dari rumah 17

18 Manfaat menuju lokasi kerja, untuk mengurangi beban biaya transportasi bagi para peserta Jaminan Sosial. Selebihnya, education benefit yang berupa manfaat beasiswa bagi putra-putri peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di dalam membantu meringankan beban biaya pendidikan. Dan, manfaat terakhir, health benefit, yang memberikan fasilitas kesehatan yang dekat dengan kawasan perumahan peserta, dimaksudkan untuk mengurangi biaya kesehatan peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Pekerja yang ingin mendapatkan paket hadiah dari BPJS Ketenagakerjaan, syaratnya menurut Jeffry hanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan selama minimal setahun, tertib administrasi, dan bukan perusahaan yang hanya mendaftarkan sebagian tenaga kerjanya. Khusus untuk housing benefit, ada persyaratan lain, seperti kepemilikan rumah yang diajukan adalah rumah pertama. Seluruh proses pengajuannya mengacu persyaratan yang berlaku di Bank penyalur (BTN). Dan, jenis pinjaman yang diberikan dan disediakan pada housing benefit ada dua macam, pertama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kedua pinjaman uang muka (PUM) yang diberikan kepada peserta melalui bank penyalur. Bunga KPR yang dibebankan pada peserta hanya sebesar 5 persen untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada KPR subsidi. Untuk jangka waktu selama 20 tahun. Melalui kemudahan dalam pembiayaan di dalam paket multi manfaat dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, tukas Jeffry, BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja. Dengan program total benefit ini, akan memotivasi para pekerja di kawasan Industri maupun perusahaan di Wilayah Cikarang, untuk ikut kepesertaan Jaminan Sosial yang memberikan banyak manfaat bagi peserta. Jumlah peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga bulan Oktober 2015, mencapai 19,035 juta tenaga kerja. Pasca operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan, setelah empat bulan berjalan, Program Jaminan Pensiun telah menghasilkan Rp1,20 triliun, yang merupakan 123 persen dari target yang ditetapkan. Sementara pembayaran jaminan, pembayaran klaim mencapai Rp14 triliun atau setara dengan 75 persen dari target, yang merupakan imbas dari pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) berdasarkan PP 60/2015. Pengelolaan dana investasi program Dana Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp191,32 T dan dana investasi program BPJS sebesar Rp7,36 triliun. Sementara, hasil investasi program DJS mencapai Rp14,06 triliun dan hasil investasi program BPJS mencapai Rp638,59 miliar. 18

19 Katiga IMPLEMENTASI K3 DI SEKTOR KONSTRUKSI Kecelakaan kerja di bidang konstruksi masih cukup tinggi di Indonesia sehingga untuk mengatasinya diperlukan tenaga ahli konstruksi yang memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam jumlah sangat banyak. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat bahwa kasus kecelakaan kerja peserta program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) tahun 2015 menurun di banding tahun sebelumnya. Pada 2015 jumlah angka kecelakaan kerja peserta JKK BPJS Ketenagakerjaan mencapai kasus. Angka tersebut menurun dibanding tahun 2014 sebanyak kasus. Menurut Ahmad Riyadi, Direktur Pelayanan dan Pengaduan BPJS Ketenagakerjaan, penurunan kasus kecelakaan kerja dapat terjadi karena BPJS Ketenagakerjaan turut aktif dalam mengadakan safety training untuk para pekerja, khususnya untuk pekerja dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Selain itu, pihak BPJS Ketenagakerjaan selalu mempromosikan pentingnya implemetasi K3 di perusahaan atau sektor usaha yang banyak mempekerjakan tenaga kerja. Salah satu sektor usaha yang banyak mempekerjakan tenaga kerja dan masih cukup tinggi angka kecelakaan kerjanya adalah sektor konstruksi. Data International Labour Organization (ILO) menyebutkan, setiap hari terjadi sekitar kecelakaan kerja fatal di dunia. Sementara itu, kasus kecelakaan kerja di Indonesia setiap hari yang dialami para pekerja dari setiap 100 ribu tenaga kerja terdapat 30% di antaranya terjadi di sektor konstruksi. Menurut pakar K3 Doedoeng Z. Arifin, angka 19

20 Katiga kecelakaan kerja sektor konstruksi di Indonesia termasuk yang paling tinggi di kawasan ASEAN. Hampir 32% kasus kecelakaan kerja di Indonesia terjadi di sektor konstruksi yang meliputi semua jenis proyek gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi, bendungan, dan sejenisnya. Ahli K3 Kontruksi Terjaminnya keamanan dan keselamatan bagi pekerja maupun masyarakat umum, termasuk adanya jaminan kesehatan bagi pekerja dan jaminan tidak adanya kerusakan dan gangguan terhadap lingkungan dan keamananya, merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja dan masyarakat umum di sekitar lingkungan kegiatan pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Hal ini merupakan suatu bentuk tertib penyelenggaraan jasa konstruksi sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan PP 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Hal tersebut di atas bertujuan untuk mendukung pencapaian produksi yang tinggi, pemanfaat sumber daya secara optimal, efisien dan efektif yang pada akhirnya akan berdampak terhadap adanya kesejahteraan anggota masyarakat pekerja itu sendiri. Menurut Doedoeng Z. Arifin, untuk menjamin tertib penyelenggaraan jasa konstruksi dibutuhkan ketersediaan tenaga ahli dan tenaga terampil dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor jasa konstruksi. Ahli K3 di bidang Konstruksi atau disebut Ahli K3 Konstruksi diharapkan mampu bekerja secara profesional sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan dunia usaha industri jasa konstruksi. Berdasarkan data dari Asosiasi Ahli K3 Konstruksi (A2K4), jumlah tenaga ahli konstruksi yang menjadi anggota A2K4 saat ini sekitar jiwa. Dengan tingkat pembangunan infrastruktur yang luar biasa selama lima tahun ke depan ( ) yang diprediksi sebesar Rp Triliun, akan dibutuhkan tambahan tenaga Ahli K3 Konstruksi sebanyak jiwa per tahun. Kebutuhan akan jumlah tenaga ahli K3 Konstruksi yang besar juga dipicu oleh pengaturan dalam Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang mewajibkan setiap proyek untuk melibatkan tenaga ahli K3 Konstruksi bagi proyek dengan potensi bahaya tinggi, yaitu apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak di atas Rp ,-. Pendekatan Pelatihan Untuk menghasilkan tenaga ahli K3 Konstruksi ber-ska dalam setahun bukan hal yang mudah dilakukan. Selain perlu dilakukan melalui pendekatan pelatihan dan bimbingan teknis yang biasa, juga perlu adanya pendekatan pelatihan distance learning. Hal ini memungkinkan terjangkaunya para peserta pelatihan di tempat tertentu yang karena jumlah peserta pelatihan dalam satu angkatan tidak efisien dilakukan dengan pendekatan klasikal. Data BPS (2014) menyebutkan, jumlah tenaga ahli konstruksi di Indonesia sebanyak 280 ribu orang atau 4 persen dari keseluruhan tenaga kerja konstruksi pada tahun 2014 yang berjumlah 7,2 juta jiwa. Dari tenaga ahli konstruksi, kini sudah ada orang yang bersertifikat kompetensi ahli atau ber-ska (LPJK, Maret 2015). Sementara sisanya yang berjumlah sekitar 199 ribu tenaga ahli masih belum memiliki SKA. Jumlah inilah yang menjadi sasaran pembinaan Balai bersama stakeholder jasa konstruksi lainnya. Dengan kapasitas Balai menyelenggarakan fasilitasi sertifikasi keahlian konstruksi sebanyak peserta per tahun, maka jumlah di atas tidak pernah dapat diselesaikan, karena setiap tahun masuk tenaga ahli baru sekitar orang (BPS ). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan system delivery pelatihan yang tidak biasa dan bersifat masal. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah melalui pelatihan jarak jauh keahlian konstruksi (PJJAK) atau Distance Learning. Menurut Doedoeng Z. Arifin, PJJAK adalah suatu lingkungan pendidikan dan pelatihan (diklat) keahlian konstruksi online berpusat pada peserta diklat yang dikembangkan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum. Sebagaimana pelatihan berbasis kompetensi lainnya, PJJAK mengikuti standar sistem pelatihan kerja nasional (sislatkernas). PJJAK didesain sebagai suatu Pelatihan Kerja untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keahlian konstruksi tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Diharapkan melalui berbagai upaya pelatihan tersebut dapat meningkatkan kompetensi para ahli konstruksi, termasuk kemampuannya dalam implementasi K3 di sektor konstruksi. Pada akhirnya diharapkan akan semakin menurun jumlah kasus kecelakaan kerja di sektor konstruksi. 20

21 Seberang CENTRAL PROVIDENT FUND PENGELOLA JAMINAN SOSIAL DI NEGERI SINGA AIR MENERAPKAN KINERJA UNGGUL Provident Funds (Dana Penghematan) Kebijakan pemerintah Singapura menyelenggarkan jaminan sosial, dimaksudkan untuk mewujudkan filosofi nasional-negeri Singa Air itu, yang berupa dukungan aktif buat kemandirian. Selain itu, untuk mensupport upaya dan tanggung jawab masyarakat/pekerja terhadap dirinya sendiri dan keluarga, semasa usia produktif maupun di usia tua (pensiun) Di dalam rencana memberikan jaminan sosial untuk hari tua, kala itu ada tiga pertimbangan utama yang harus dicover dipayungi melalui sejumlah program, al: pensiun, kebutuhan perumahan dan perlindungan kesehatan. Lantas, pada 1 Juli 1951, pemerintah Singapura merancang sebuah skema tabungan wajib, sistem CPF (Central Provident Fund) untuk membantu pekerja memenuhi kebutuhan mereka sendiri di masa pensiun. Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan bantuan kepada pekerja dengan pendapatan rendah yang membutuhkan bantuan melalui subsidi dan top-up. Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1968, pemerintah memperkenalkan skema kepemilikan rumah umum, yang memungkinkan warga/pekerja lokal bisa membayar hipotek flat (HDB) mereka dengan menggunakan tabungan CPF, ketimbang harus mengurangi dana pensiun mereka untuk menyewa flat. Kepemilikan rumah bagi warga/pekerja/anggota CPF di Singapura menjadi pilar utama dalam memberikan rasa keamanan mereka dimasa pensiun, karena dapat mengurangi keharusan membayar biaya sewa flat dari dana pensiun mereka. Pada 1970-an, Singapura telah tumbuh menjadi Negara yang modern dan warganya yang hidup sejahtera. Sehingga upah dan standar hidup meningkat, sehingga mendongkrak tingkat kontribusi CPF sehingga bisa menghemat lebih banyak untuk pensiun. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan warga/pekerja/anggota CPF di Negeri Singa Air itu, pemerintah Singapura kembali memperkenalkan akun baru - rekening khusus untuk menyimpan kontribusi lain, untuk memenuhi kebutuhan pensiun yang lain. Secara bertahap CPF mengalami perbaikan (pada 2002, 2003, dan 2004) dalam memenuhi kebutuhan masing-masing generasi di Singapura, tetapi tetap berfokus pada konsep sentralisasi dana provident. Semua warga/pekerja/anggota CPF tetap harus memberikan kontribusi selama masa hidup mereka. Dan, sistem CPF sekarang memiliki tiga kekuatan utama, antara lain : Tanggung Jawab Pribadi: Warga/pekerja /anggota tetap bekerja dan menabung lebih banyak untuk masa pensiun Anda. Kepemilikan : Akumulasi tabungan Anda sendiri. Pendapatan Seumur Hidup : Dengan CPF aktif, 21

22 Seberang tabungan CPF Anda akan membayar Anda aliran pendapatan pensiun seumur hidup. CPF mengelola segala bentuk jaminan sosial di Singapura, yang mencakup empat account yang berbeda: Accunt Biasa (OA): Untuk membiayai pembelian rumah, investasi disetujui, asuransi CPF, dan pendidikan Rekening Khusus (SA): Untuk simpanan / jaminan hari tua Rekening Pensiun (RA): Untuk membiayai pembayaran berkala dari Usia 62 tahun Rekening Medisave (MA): Untuk pembayaran perawatan rumah sakit, tunjangan kesehatan, dan disetujuinya asuransi kesehatan dan dari usia 55 tahun Dari empat rekening yang dikelola CPF dan tiga kekuatan utama yang dimilikinya, dapat memberi gambaran sistem jaminan sosial di Singapura. Untuk mengetahui lebih lanjut kinerja skema jaminan sosial yang dikelola institusi tersebut simak berikut ini. Jaminan Sosial Karyawan Skema CPF terutama menawarkan jaminan sosial di Singapura untuk karyawan/pekerja lokal-swasta. Ada beberapa cakupan coverage yang sedikit berbeda untuk karyawan sektor publik yang dipilih. Setiap pegawai harus membayar jumlah tertentu dari pendapatan mereka ke dalam dana masing-masing (4 rek CPF). Jumlah yang tepat diperlukan untuk kontribusi tahunan untuk jaminan sosial di Singapura, yang besarnya tergantung pada usia dan pendapatan. Karyawan dengan penghasilan bulanan kurang dari SGD 500 tidak membayar apa-apa. Orang yang berpenghasilan antara SGD 500 sd SGD memberikan kontribusi jumlah datar (16%) dari pendapatan bulanan untuk jaminan sosial di Singapura. Sedangkan yang memiliki pendapatan lebih dari itu, harus mengalokasikan persentase tertentu untuk masing-masing rekening mereka. Namun, ada titik cut-off untuk menghitung persentase ini. Jika Anda mendapatkan lebih dari SGD per bulan, tidak lagi mencari skema dalam pembayaran untuk jaminan sosial di Singapura lagi. Selain kontribusi tahunan yang dibuat oleh karyawan, majikan mereka secara hukum juga diminta kontribusinya untuk mendukung karyawan. Di luar kontribusi wajib (16%), pemberi kerja dan karyawan dapat memberi kontribusi sukarela sampai dengan top-up. Semua kontribusi gabungan tidak boleh melebihi SGD setahun. Keempat Akun yang Dikelola CPF dan Manfaatnya Uang yang dialokasikan ke rekening CPF untuk jaminan sosial di Singapura tumbuh pada tingkat bunga tetap. Peningkatannya secara teratur disesuaikan oleh pemerintah Singapura. Pekerja/anggota CPF bisa menggunakan uang dari rekening masing-masing untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan kegunaan setiap rekeningnya. Rekening Biasa (OA), semacam rekening tabungan yang mana si pemilik dapat menarik uang untuk kebutuhan tertentu. Dana OA dapat digunakan untuk membeli rumah di Singapura, untuk membiayai 22

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 Produk BPJS Ketenagakerjaan Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 The The 9 PP NOMOR 60/2015 Perubahan atas PP 46/2016 tentang Jaminan Hari Tua 10 PERMENAKER 26/2015 Tata Cara Penyelenggaraan Program JKK,

Lebih terperinci

Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015

Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015 Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015 DIDDI SISWADI Kepala Kantor Wilayah Sumbarriau Date : June 15 Sosial AMANAH UNDANG-UNDANG Sosial sebagai Amanah Undang-Undang Everyone,

Lebih terperinci

Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan

Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan Rapat Koordinasi BPJS Ketenagakerjaan dan DJSN Agus Susanto CEO BPJS Ketenagakerjaan PROGRAM KERJA STRATEGIS Peningkatan Produk & Layanan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu kebutuhan manusia semakin meningkat, baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk

Lebih terperinci

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia KANTOR CABANG JAKARTA MANGGADUA KANTOR CABANG PERINTIS JAKARTA CENGKARENG NIDYA ROESDAL Bandung, 19 April 2018 Konvensi Internasional dan Amanah

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian.. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengalami proses

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan

Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan Date : December 16 Capaian dan Isu Strategis Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan Abdul Latif Kepala Divisi Komunikasi Date : December 16 Overview MASA DEPAN INDONESIA Ekonomi yang Menjanjikan Indonesia

Lebih terperinci

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia Implementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia Disampaikan pada : Member Gathering APINDO 3 Juli 2015 Oleh : Hardi Yuliwan Kepala Divisi Perluasan Kepesertaan Konvensi Internasional dan Amanah Undang

Lebih terperinci

Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Informal Tantangan Teknis dan Solusi

Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Informal Tantangan Teknis dan Solusi Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Informal Tantangan Teknis dan Solusi ELVYN G. MASASSYA Direktur Utama Yogyakarta, 30 September 2013 Pasar Tenaga Kerja Indonesia a. Petani/ Pekebun : 6,68 Juta TK Informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari tahun 2013 mencapai 114,1 juta orang dengan jumlah pekerja di sektor konstruksi sebesar

Lebih terperinci

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan A. Sejarah Perusahaan Bank Tabungan Pensiunan Nasional terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2 Program dan Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA A. Pengertian Jaminan Hari Tua Jaminan (dhaman) adalah pemindahan harta pihak penjamin kepada pihak yang dijamin dalam menunaikan suatu hak. Dalam pemindahan seseorang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat

Lebih terperinci

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA Oleh : AGUS SUPRIYADI BAGIAN I Amanah UU dan Perlindungan Jaminan Sosial untuk Tenaga Kerja Indonesia Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 256, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5486) sebagaimana telah diubah dengan Perat

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 256, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5486) sebagaimana telah diubah dengan Perat No.1848, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Program JHT. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN, PERSYARATAN, DAN JENIS MANFAAT

Lebih terperinci

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan sangatlah penting, terlebih lagi dengan semakin maraknya persaingan bisnis di segala sektor usaha.

Lebih terperinci

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Hari Tua. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5716). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat perusahaan Di dirikan 1968 Di dirikan 1960 Di dirikan 1968 Di dirikan 1970 Di dirikan 1998 Di dirikan 1998 Sumber : dari Bank Mandiri Gambar 2.1 Sejarah

Lebih terperinci

Harian Kontan 25/02/2017, Hal. 11 Kerjasama Taspen Life dan Kementerian Pariwisata

Harian Kontan 25/02/2017, Hal. 11 Kerjasama Taspen Life dan Kementerian Pariwisata Harian Kontan 25/02/2017, Hal. 11 Kerjasama Taspen Life dan Kementerian Pariwisata 24/02/2017 Genjot Premi, Taspen Life Gaet Kemenpar http://keuangan.kontan.co.id/news/genjot premi taspen life gaet kemenpar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya M enyatukan dan Memadukan Sumber Daya Keunggulan kompetitif BCA lebih dari keterpaduan kekuatan basis nasabah yang besar, jaringan layanan yang luas maupun keragaman jasa dan produk perbankannya. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara umum bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsabangsa di

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN A. Sejarah Berdirinya Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, No.387, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER.Kembali Kerja. Kegiatan. Promotif dan Preventif. Pemberian Program. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis BCA terus meningkatkan kapabilitas dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI 2.1 Sejarah Ringkas BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang No.608, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS Ketenagakerjaan. Kepesertaan. Pendaftaran. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL I. UMUM Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diamanatkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL 1 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL I. UMUM Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank yang terbaik untuk memenuhi kepuasannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Dalam bab II ini berisi paparan tentang deskripsi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang mampu melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang mampu melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat ini menyebabkan ketatnya persaingan yang terjadi pada semua elemen, tidak terkecuali antar institusi penyedia produk. Persaingan

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 31 Maret 2016 1 PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2 SEBELUM 1 JANUARI

Lebih terperinci

AGUS SUSANTO Direktur Utama

AGUS SUSANTO Direktur Utama Jaminan Sosial : Jembatan Kesejahteraan AGUS SUSANTO Direktur Utama Jakarta, 31 Januari 2017 KITA SUDAH DI JALUR YANG BENAR MENUJU KESEJAHTERAAN.. Image : https://suarahanura.com 2 DATA DAN FAKTA EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlindungan sosial merupakan komponen penting dari kebijakan sosial yang didasari atas hak sosial dan hak ekonomi yang dinikmati oleh warga negara di negara

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan BAB I PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang alasan pemilihan judul penelitian dan latar belakang objek penelitian. Kemudian dari latar belakang alasan pemilihan judul dan objek penelitian terdapat sub

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. BPJS-KETENAGAKERJAAN. Manfaat. Layanan Tambahan.

BERITA NEGARA. BPJS-KETENAGAKERJAAN. Manfaat. Layanan Tambahan. No.916, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS-KETENAGAKERJAAN. Manfaat. Layanan Tambahan. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MANFAAT LAYANAN TAMBAHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan kegiatan yang memiliki peran besar dalam aktivitas bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang menuju arah yang

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi, perbankan merupakan suatu industri jasa yang dominan dan hampir menopang semua sendi perekonomian. Kelancaran modal investasi, modal kerja dan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga tak lepas dari pertimbangan dari hasil pekerjaan yang didapat. Tabungan

BAB I PENDAHULUAN. juga tak lepas dari pertimbangan dari hasil pekerjaan yang didapat. Tabungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan kehidupan manusia semakin meningkat. Pekerjaan menjadi salah satu jembatan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Selain memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. giro, deposito maupun investasi. Bank juga menjadi lembaga peminjaman dana. pinjaman rumah hingga untuk modal usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. giro, deposito maupun investasi. Bank juga menjadi lembaga peminjaman dana. pinjaman rumah hingga untuk modal usaha perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat dalam transaksi pembayaran hingga penyimpanan dana (funding) dalam bentuk tabungan, giro, deposito

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan Syariah telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1329, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS KETENAGAKERJAAN. Jaminan Hari Tua. Pengembangan Dana. Distribusi. Penetapan. Mekanisme. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2016 ini Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga perusahaan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara universal, jaminan sosial telah diterima sebagai instrument untuk pencegahan dan pengentasan kemiskinan. Jaminan sosial dicantumkan dalam Deklarasi Universal

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

2015, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Ta

2015, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Ta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1650, 2015 BPJS.KETENAGAKERJAAN. Jaminan Pensiun. Jaminan Hari Tua. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan Kerja. Peserta. Formulir Sertifikat. Kartu. PERATURAN BADAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan dengan mutu produk dan jasa baik akan memperoleh Return On

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan dengan mutu produk dan jasa baik akan memperoleh Return On BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dengan mutu produk dan jasa baik akan memperoleh Return On Investment (ROI) yang lebih tinggi dari perusahaan dengan mutu produk dan jasa yang biasa, maka

Lebih terperinci

Laporan Direktur Utama

Laporan Direktur Utama Laporan Utama Utama 16 Laporan Tahunan Danamon 2007 Kami berhasil meraih kinerja yang sangat memuaskan di berbagai bidang... Pemegang Saham yang Terhormat, Dengan bangga saya laporkan bahwa dalam segala

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur gas baru dan akuisisi blok migas diberbagai wilayah di Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur gas baru dan akuisisi blok migas diberbagai wilayah di Indonesia. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Perusahaan Gas Negara (PGN) semakin memantapkan posisinya sebagai BUMN yang memiliki komitmen dan konsistensi dalam pengembangan insfrakstruktur dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk

Lebih terperinci

baru agar selalu menjadi yang terdepan.

baru agar selalu menjadi yang terdepan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Dalam pelaksanaan magang ini, mahasiswa mendapat kesempatan untuk menganalisa dunia kerja sebenarnya yang sesuai dengan pendidikan

Lebih terperinci

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.350, 2014 KEUANGAN. OJK. Layanan. Tanpa Kantor. Keuangan Inklusif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5628) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Visi Pemerintah 2014-2019 adalah : Terwujudnya Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah bisnis yang mengelola kepercayaan. Dalam mengelola data dan informasi bank, selain keakuratan dan kecepatan, aspek keamanan haruslah dipertimbangkan. Komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang bertujuan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan lainnya. Menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah menetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial baik BPJS Kesehatan

Lebih terperinci

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012 Prospek Pengawasan Implementasi UU SJSN/BPJS Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 7 Nopember 2012 1 Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial

Lebih terperinci

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat.

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 18 Laporan Direktur Utama Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Di tahun 2006 Bank Danamon memperingati ulang tahunnya yang ke-50 dan menjadi lebih kuat pada akhir

Lebih terperinci

PROGRAM PESANGON, EB MAGAZINE PENTING DISIAPKAN SEJAK DINI BACA HAL 03 MENYIAPKAN PROGRAM PESANGON SIAPKAN PENSIUN SEJAK DINI KATA PENGANTAR

PROGRAM PESANGON, EB MAGAZINE PENTING DISIAPKAN SEJAK DINI BACA HAL 03 MENYIAPKAN PROGRAM PESANGON SIAPKAN PENSIUN SEJAK DINI KATA PENGANTAR EB MAGAZINE MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI EMPLOYEE BENEFITS MANULIFE INDONESIA EDISI FEBRUARI 2016 PROGRAM PESANGON, PENTING DISIAPKAN SEJAK DINI BACA HAL 03 KATA PENGANTAR MENYIAPKAN PROGRAM PESANGON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelanggan pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu utama dari bisnis pada

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 68/DPD RI/IV/2012 2013 PANDANGAN DAN PENDAPAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 68/DPD RI/IV/2012 2013 PANDANGAN DAN PENDAPAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain

Lebih terperinci

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Disampaikan pada.,. Juli 2015 Nama. Unit Kerja Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan Gedung Jamsostek Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 T (021)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap penduduk diberikan kesempatan untuk terlibat dengan proses pembangunan ekonomi Negara/ daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci