PEMUNGUTAN URANIUM DALAM EFLUEN PROSES MENGGUNAKAN KOMPOSIT MAGNETIK-KARBON AKTIF
|
|
- Yulia Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMUNGUTAN URANIUM DALAM EFLUEN PROSES MENGGUNAKAN KOMPOSIT MAGNETIK-KARBON AKTIF Ni Kadek Yuliartani Selumbung 1)*, Ratih Langenati 2)* 1) Jurusan Teknokimia Nuklir, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jalan Babarsari PO BOX 6101, Yogyakarta ) Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang (*) ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DALAM EFLUEN PROSES MENGGUNAKAN KOMPOSIT MAGNETIK-KARBON AKTIF. Efluen proses yang terdapat di IEBE PTBN-BATAN merupakan hasil samping dari kegiatan analisis, proses pengendapan, pelarutan, ekstraksi dan proses konversi yellow cake menjadi UO 2. Efluen ini memiliki kandungan uranium sebanyak 200,9 ppm. Karena konsentrasinya yang melebihi 50 ppm, maka efluen tersebut masih memiliki nilai sehingga diperlukan proses pemungutan uranium dengan proses adsorpsi menggunakan komposit magnet-karbon aktif, dengan harapan biaya proses dapat ditekan karena digunakannya magnet permanen saat pemisahan filtrat dari adsorben. Pada kegiatan ini dilakukan variasi konsentrasi adsorben dalam larutan antara lain, 0,4 g/l, 0,6 g/l, 0,8 g/l, 1 g/l dan 1,2 g/l. Kapasitas adsorpsi mengalami penurunan seiring dengan penambahan konsentrasi adsorben dalam larutan. Hal ini dikarenakan penambahan adsorben ke dalam larutan dengan waktu adsorpsi dan konsentrasi larutan yang tetap akan meningkatkan penyebaran uranium yang terserap akibat peningkatan jumlah gugus aktif sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan akan lebih lama. Akan tetapi belum tercapai suatu titik optimum kapasitas adsorpsi, sehingga diperlukan penambahan variasi massa adsorben lagi. Sedangkan efisiensi adsorpsi uranium mencapai optimum pada saat konsentrasi adsorben dalam larutan sebanyak 1 g/l yaitu sebesar 77,719%. Komposit magnet-karbon aktif dengan densitas 2,6937 g/ml dan luas muka spesifik sebesar 145,2169 m 2 /g terbukti efektif memungut uranium di dalam efluen proses. Kata kunci :Efluen proses, Komposit Magnet-Karbon Aktif, Adsorpsi ABSTRACT COLLECTING PROCESS OF URANIUM IN THE PROCESS EFFLUENT USING MAGNETIC- ACTIVATED CARBON COMPOSITE. Process effluent at EFEI (Experimental Fuel Element Installation) Center for Nuclear Fuel Technologi- National Nuclear Energy Agency is a by-product of the analysis activities,the deposition process, dissolution, extraction and conversion of yellow cake into UO 2. This effluent contains as many as ppm Uranium. Because concentrations exceeding 50 ppm, the effluent still has value, so that necessary a process to collect Uranium by adsorption process using magnetic-activated carbon composite, with the hope of process cost can be reduced due to the use of permanent magnet as the separation of the filtrate from the adsorbent. In this activity to vary the concentration of adsorbent in the solution, among others 0.4 g/l, 0.6 g/l, 0.8 g/l, 1 g/l and 1.2 g/l. The Adsorption capacity decrease with the addition of adsorbent concentration in the solution. This is because the addition of the adsorbent into the solution with adsorption time and concentration that constant would increase the spread of Uranium that is adsorbed due to an increase in the number of active group so that the time required to reach equilibrium will be longer. But has not yet reached a point of optimum adsorption capacity, necessitating the addition of adsorbent mass variation again.. While the adsorption of Uranium achieve optimum efficiency at adsorbent concentration in the solution as much as 1 g/l is equal to %. Magnetic-activated carbon composite with a density of g/ml and a specific surface area m 2 /g proven effective to collect Uranium in the process effluent. Keywords : Process effluent, Magnetic-Activated Carbon Composite, Adsorption 326
2 PENDAHULUAN Setiap industri senantiasa menghasilkan limbah yang timbul akibat kegiatan proses yang dilaksanakan di industri tersebut. Tidak terkecuali di industri nuklir sebagai contoh di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN. Limbah yang paling banyak dihasilkan berupa limbah radioaktif cair dan bersifat asam terutama dalam suasana asam nitrat dan asam sulfat [1]. Limbah ini dikenal dengan efluen proses, kendati efluen boleh dikatakan sebagai limbah cair, akan tetapi karena kandungan Uraniumnya masih cukup tinggi (>50 ppm), maka ia masih cukup ekonomis untuk dipungut kembali. Efluen ini dapat berasal dari kegiatan analisis, proses ekstraksi, stripping, pengendapan dan konversi yellow cake (YC) menjadi UO 2 [2]... Pada kegiatan sebelumnya telah dilakukan beberapa metode untuk mengambil uranium yang masih terkandung di dalam efluen proses, antara lain dengan metode penukar ion, pengendapan dan evaporasi. Namun, ketiga metode tersebut tidak cukup efektif. Oleh karena itu diperkenalkan metode baru yang diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik, yaitu metode adsorpsi menggunakan komposit magnetik-karbon aktif. Penggunaan komposit magnetik-karbon aktif ini dikarenakan sifat dari karbon aktif dan Fe 3 O 4 yang dapat mengadsorpsi Uranium, sehingga diharapkan jumlah Uranium yang terpungut juga semakin banyak. Selain itu, dalam pengambilan kembali bahan penyerap ini hanya menggunakan suatu magnet permanen tanpa menggunakan filter tambahan diharapkan dengan hal ini dapat mengurangi biaya operasionalnya [3]. Komposit yang digunakan merupakan komposit magnetikkarbon aktif hasil modifikasi PTBIN-BATAN. TEORI Komposit Magnetik-Karbon Aktif Bahan komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lain baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut [4]. Pada saat ini peneliti di PTBIN-BATAN, sedang mengembangkan bahan nanokomposit karbon aktif-magnet yang berfungsi selain untuk menyerap unsur pengotor, juga dapat untuk pengelolaan limbah radioaktif cair. Nanokomposit karbon aktif-magnet ini telah berhasil diujicobakan dalam skala laboratorium untuk menyerap zat pewarna di dalam air. Pengambilan kembali bahan penyerap ini hanya menggunakan suatu sumber magnet permanen tanpa menggunakan filter tambahan sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya operasionalnya [3]. Gambar 1. Komposit magnetik-karbon aktif Pada penelitian kali ini komposit magnetikkarbon aktif dengan perbandingan 1:1 diujicobakan terhadap efluen proses yang mengandung Uranium. Dalam hal ini konsentrasi Uranium dalam larutan tetap yakni 100 ppm. Proses Adsorpsi Sorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel penyerap. Proses sorpsi dibedakan menjadi dua, yaitu adsorpsi dan absorpsi. Menurut Atkins yang diacu dalam Kurniawan (2011) adsorpsi merupakan peristiwa terakumulasinya partikel pada suatu permukaan. Adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar molekul adsorbat dengan tempat-tempat aktif di permukaan adsorben. Adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben adalah bahan penjerap. Gambar 2 menunjukkan proses adsorpsi. Gambar 2. Proses adsorbsi Adsorben yang baik memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi. Kapasitas adsorpsi 327
3 menunjukkan banyaknya adsorbat yang diadsorpsi per satuan bobot adsorben. Kapasitas adsorpsi dapat ditentukan dengan persamaan: Dengan : [5] (1) Q = Kapasitas adsorbsi per bobot molekul (mg/g) V = Volume larutan (L) C 0 = Konsentrasi awal larutan (mg/l) C a = Konsentrasi akhir larutan (mg/l) m = Bobot adsorben (g) Efisiensi adsorpsi menunjukkan banyaknya konsentrasi adsorbat yang diadsorpsi oleh adsorben. Efisiensi adsorpsi dinyatakan dengan persamaan : Gambar 3. Alat potensiometer Mettle Toledo untuk mengukur konsentrasi uranium dalam efluen cair Pengukuran luas permukaan adsorben digunakan Surface Area Meter Sorptomatic Series 1800 CARLO ERBA dengan gas nitrogen sebagai adsorbatnya, tekanan operasi sebesar 1000 mmhg, langkah piston ½ langkah, jumlah siklus 4 kali dan massa sampel 0,2423 g. Gambar 4 menunjukkan alat Surface Area Meter. Dengan : EP = Efisiensi adsorpsi (%) C0 = Konsentrasi awal larutan (mg/l) Ca = Konsentrasi akhir larutan (mg/l) [6] (2) METODE Penyiapan Bahan Bahan yang digunakan adalah efluen proses, air demineral, asam perklorat 70-72%, asam sulfamat 1,5 M, ferro sulfat 1M, asam sulfamat pekat, ammonium heptamolybdat 0,4%, asam nitrat pekat, vanadil sulfat 0,1%, kalium dikromat, larutan penyangga ph 4 dan 7, uranil nitrat, komposit magnetik-karbon aktif, dan nitrogen cair. Karakterisasi Efluen proses dikarakterisasi dengan potensiometer Mettler Toledo untuk mengetahui konsentrasi Uranium sebenarnya dan ditentukan ph efluen proses dengan ph-meter. Selanjutnya diencerkan sampai dengan konsentrasi tertentu. Alat potensiometer ditunjukkan dalam Gambar 3. Gambar 4. Alat Surface Area Meter Sorptomatic Series 1800 CARLO ERBA untuk mengukur luas muka spesifik komposit magnetik-karbon aktif Untuk pengukuran densitas adsorben digunakan autopiknometer Ultrapyc 1200-e dengan gas helium dan tekanan 19,0 psig. Autopiknometer yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
4 menggunakan potensiometer. Gambar 7 menunjukkan proses pemisahan filtrat dari adsorben menggunakan magnet permanen. Gambar 7. Proses pemisahan filtrat dari adsorben dengan magnet permanen Gambar 5. Alat autopiknometer Ultrapyc 1200-e untuk menentukan densitas adsorben Proses Adsorpsi Konsentrasi uranium sesungguhnya dalam efluen proses telah diketahui sebesar 200,9 ppm kemudian diencerkan menjadi 100 ppm. Dilanjutkan proses pencampuran efluen dengan komposit magnetik-karbon aktif, dikocok dengan menggunakan shaker selama 1 jam dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Konsentrasi adsorben dalam larutan divariasi sebanyak 0,4 g/l, 0,6 g/l, 0,8 g/l, 1 g/l dan 1,2 g/l. Proses adsorpsi menggunakan orbital shaker seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Proses adsorpsi Setelah proses adsorpsi selesai, filtrat dan adsorben dipisahkan dengan magnet permanen. Hanya diambil beningannya. Filtrat yang diperoleh diukur konsentrasi Uraniumnya dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Efluen proses yang terdapat di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) PTBN- BATAN berada dalam kondisi asam dengan ph 1,02 pada suhu larutan 26,475 0 C. Keasaman ini disebabkan oleh keberadaan asam nitrat, asam sulfat dan asam phospat sisa dari proses. Kondisi efluen yang terlalu asam akan sangat berpengaruh dalam proses adsorpsi terutama kestabilan pada saat pengukuran konsentrasi uranium. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi uranium di dalam efluen proses mencapai 200,9 ppm (> 50 ppm ) ini berarti pemungutan uranium sangat diperlukan guna mengurangi konsentrasi uranium dalam limbah sehingga memenuhi standar kelayakan untuk dibuang ke lingkungan, selain itu uranium yang telah terpungut dapat diolah ulang menjadi bahan bakar kembali. Sebagai salah satu parameter penting dalam proses adsorpsi, maka dilakukan karakterisasi adsorben dalam hal ini komposit magnetik-karbon aktif. Dari hasil penelitian diperoleh densitas adsorben adalah 2,6937 0,0268 g/ml dan luas muka spesifik 145,2169 m 2 /g. Melihat luas muka adsorben tersebut, maka komposit magnet karbon aktif memiliki kemampuan yang baik untuk menjerap uranium dari efluen proses karena dengan semakin luasnya luas muka adsorben maka semakin banyak pula gugus-gugus aktif yang dapat menjerap adsorbat. Untuk mengetahui kapasitas adsorpsi adsorben dalam menjerap adsorbat maka dihitung nilai Q dengan persamaan 1 dan diperoleh data sebagai berikut : 329
5 Tabel 1. Data kapasitas adsorpsi dengan variasi massa adsorben No. [U], ppm Setelah adsorpsi Mula-mula [U], ppm Q, (mg/g) , , , , ,335 82, ,281 77, ,72 59,8674 No. [U], ppm Setelah adsorpsi Mula-mula [U], ppm EP, (%) ,295 61, ,149 63, ,335 66, ,281 77, ,72 72,280 Pengaruh konsentrasi adsorben dalam larutan terhadap efisiensi adsorpsi Uranium dapat dilihat pada Gambar 9. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa tidak semua adsorben berupa komposit magnetik-karbon aktif dapat ditarik oleh magnet permanen, sehingga pada filtrat terlihat sejumlah adsorben yang terikut. Pengaruh konsentrasi adsorben dalam larutan terhadap kapasitas adsorpsi dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 9. Pengaruh konsentrasi adsorben dalam larutan terhadap efisiensi adsorpsi Uranium Gambar 8. Pengaruh konsentrasi adsorben dalam larutan terhadap kapasitas adsorpsi Kapasitas adsorpsi menurun seiring dengan bertambahnya jumlah adsorben dalam larutan. Hal ini dikarenakan penambahan adsorben ke dalam larutan dengan waktu adsorpsi dan konsentrasi larutan yang tetap akan meningkatkan penyebaran Uranium yang terserap akibat peningkatan jumlah gugus aktif sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan akan lebih lama. Berdasarkan gambar diatas belum terlihat titik optimum dari kapasitas adsorpsi, sehingga diperlukan penambahan variasi massa adsorben sampai dicapai titik optimum. Selanjutnya, efisiensi adsorpsi uranium dapat dihitung dengan persamaan 2 dan diperoleh data seperti di bawah ini : Tabel 2. Data efisiensi adsorpsi uranium dengan variasi massa adsorben Pada gambar tersebut terlihat bahwa efisiensi adsorpsi Uranium mengalami peningkatan dari konsentrasi adsorben dalam larutan 0,4 g/l sebesar 61,705% menjadi 77,719% pada saat konsentrasi adsorben dalam larutan sebanyak 1 g/l. Namun kembali turun pada konsentrasi adsorben dalam larutan 1,2 g/l efisiensi adsorpsi Uranium menjadi 72,78%. Ini menunjukkan adsorpsi Uranium mencapai optimum pada saat konsentrasi adsorben dalam larutan sebanyak 1 g/l. Penurunan efisiensi adsorpsi uranium ini dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian saat pemipetan maupun akibat suasana umpan yang terlalu asam sehingga sangat berpengaruh pada kestabilan hasil pengukuran. ph optimum proses adsorpsi dengan komposit magnetik-karbon aktif berada pada ph 5-6, akan tetapi usaha peningkatan ph dengan menambahkan alkali bisa menimbulkan terbentuknya endapan garam yang akan mengurangi efisiensi adsorpsi. KESIMPULAN Metode adsorpsi menggunakan komposit magnetik-karbon aktif dengan densitas 2,6937 0,0268 g/ml dan luas muka spesifik 145,2169 m2/g efektif digunakan untuk proses pemungutan Uranium di dalam efluen proses yang 330
6 berada dalam kondisi asam sekitar ph 1,02 dimana adsorpsi uranium mencapai optimum pada saat konsentrasi adsorben dalam larutan sebesar 1 g/l dengan efisiensi adsorpsi 77,719% akan tetapi, kapasitas adsorpsi belum mencapai titik optimum. SARAN Daerah variasi massa adsorben dalam larutan perlu diperluas, khususnya dalam penentuan kapasitas adsorpsi agar diperoleh titik optimum dari kapasitas adsorpsi. gas. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya. 9) Tanti Definisi Adsorpsi. Diakses dari 10 Juli 2012 UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Deni mustika sebagai pembimbing lapangan yang telah bersedia memberikan pengarahan dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis. DAFTAR PUSTAKA 1) Torowati, Asminar, Rahmiati, Ngatijo Pemungutan Uranium Dalam Limbah Radioaktif Cair Menggunakan Ekstraktan Tri Oktil Amin (TOA). Hasil-hasil Penelitian EBN. 2) Wahyono, H., Widodo, G Beragam Penanganan Efluen Cair Berkadar Uranium Rendah. URANIA No.23-24/Thn.VI/Juli- Oktober. 3) Ridwan dan Azwar Manaf Riset dan Pengembangan Nanopartikel Magnetik untuk Pengolahan Limbah Cair. Jurnal Sains Materi Indonesia. Edisi Khusus Desember ) Arfi Definisi Material Komposit. Diakses dari -Material-Komposit. Tanggal 13 Juli ) Sulistyawati, Sari Modifikasi Tongkol Jagung sebagai Adsorben Logam Berat Pb (II). Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor. 6) Kurniawan, Tedy Adsorben Berbasis Limbah Padat Tapioka. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor. 7) Karliawan, Awan Penentuan Kadar Uranium dan Berilium dalam Standar U3O8 CRM No dengan Metode Potensiometri dan ICP AES. Departemen Kimia Fakultas MIPA IPB.Bogor. 8) Joni, H. dan Rachmat Boedisantoso Adsorpsi Teknologi Pengendalian Pencemar 331
PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN
PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM
Lebih terperinciPROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT
ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM
PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM
Lebih terperinciPemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 Torowati, Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DALAM LIMBAH URANIUM CAIR MENGGUNAKAN AMONIUM KARBONAT. Percobaan
Lebih terperinciPEMUNGUTAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT. (Naskah diterima , disetujui
Pengaruh Jenis Adsorben dan Konsentrasi Uranium Terhadap Pemungutan Uranium Dari Larutan Uranil Nitrat Ratih Langenati, Rachmad Mordiono M., Deni Mustika, Bangun Wasito, Ridwan PENGARUH JENIS ADSORBEN
Lebih terperinciPEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN
PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN Torowati ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DARI LlMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN. Dalam proses di laboratorium
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR
ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM
PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM Torowati dan Banawa Sri Galuh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK
PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan
Lebih terperinciANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI
ISSN 1979-2409 Analisis Kadar Uranium Dalam Yellow Cake Dengan Titrasi Secara Potensiometri (Torowati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Banawa Sri Galuh) ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI
Lebih terperinciEKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET
BATAN B-68 EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Ghaib Widodo PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR, Kawasan Puspiptek, Serpong 15314 Oktober 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPENENTUAN MASSA RESIN TERKHELAT DAN ph LARUTAN OPTIMAL PADA PEMUNGUTAN URANIUM DALAM EFLUEN PROSES
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 17 Nomor 1, Juli 2014 (Volume 17, Number 1, July, 2014) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Center for
Lebih terperinciNgatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN
181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban
5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.
Lebih terperinciPEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE
PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE Kurnia Trinopiawan, Riesna Prassanti, Sumarni, Rudi Pudjianto Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN Kawasan PPTN Pasar Jum at,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT
ISSN 1979-2409 Optimalisasi Proses Pemekatan Larutan UNH Pada Seksi 600 Pilot Conversion Plant (Iwan Setiawan, Noor Yudhi) OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT
Lebih terperinciKENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Torowati, Anwar Muchsin, Asminar, Rahmiati, Ngatijo, Lilis W., Banawa Sri Galuh dan Pranjono
Lebih terperinciPENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +
PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na + DETERMINATION OF OPTIMUM MASS AND THE TIME CONTACT OF THE GRANULAR ACTIVATED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi memiliki jangkauan keilmuan yang bersifat interdisipliner. Satu bidang kajian terkait dengan bidang kajian lainnya. Sebagai contoh, ilmu fisika terkait
Lebih terperinciNgatijo, Pranjono, Torowati, Waringin Margi Yusmaman
ISSN 1979-2409 Analisis Kadar Uranium Dan Keasaman Untuk Menentukan Kebutuhan Sodium Hidroksida Pada Penetralan Limbah Uranium Cair Di laboratorium Kimia Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (Ngatijo,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.
5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan tersebut diikuti dengan meningkatnya aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini telah banyak industri kimia yang berkembang, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Kebanyakan industriindustri
Lebih terperinciKAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL
KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL [Activation Study of Tamarind Seeds Activated Carbon (Tamarindus indica
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Perlakuan awal kaolin dan limbah padat tapioka yang dicuci dengan akuades, bertujuan untuk membersihkan pengotorpengotor yang bersifat larut dalam air. Selanjutnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna
Adsorpsi Zat Warna Pembuatan Larutan Zat Warna Larutan stok zat warna mg/l dibuat dengan melarutkan mg serbuk Cibacron Red dalam air suling dan diencerkan hingga liter. Kemudian dibuat kurva standar dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam krom (Cr) merupakan salah satu logam berat yang sering digunakan dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri pelapisan logam,
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI
PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS
TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS (Effect of Stirring and Sampling Time CaCO 3 3% Solution To The Number Of Filter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman jagung (Zea Mays) merupakan salah satu tanaman andalan Indonesia. Tanaman jagung merupakan bahan pangan di beberapa bagian wilayah di Indonesia. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS
TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS (Effect of Stirring and Sampling Time CaCO 3 4% Solution To The Number Of Filter
Lebih terperinciADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN
ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN, Suparno, Wasim Yuwono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN. Pada
Lebih terperinciKata kunci : pelarutan, yellow cake, asam nitrat, konsentrasi, temperatur, laju pengadukan.
Urania Vol. 20 No. 2, Juni 2014 : 56-108 ISSN 0852-4777 PENGARUH KONSENTRASI ASAM NITRAT, TEMPERATUR PROSES, LAJU PENGADUKAN TERHADAP KADAR URANIUM HASIL PROSES PELARUTAN PADATAN YELLOW CAKE PADA SEKSI
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING
STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING Oleh : Eka Masrifatus Anifah (3306 100 016) Dosen Pembimbing : Welly Herumurti, ST.,
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap
Lebih terperinciadsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata
Lebih terperinciKAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr
KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr Nenny Febrina 1, Eka Refnawati 1, Pasymi 1, Salmariza 2 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciVALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90
VALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90 Torowati, Ngatijo dan Rahmiati PTBBN, BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong email: torowati@batan.go.id ABSTRAK VALIDASI METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52
Eksplorium ISSN 085 118 Volume XXXII No. 155, Mei 011 : 7-5 ABSTRAK PEMISAHAN URANIUM DARI THORIUM PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE Kurnia Trinopiawan, Riesna Prassanti, Sumarni, Rudi
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciPENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH
PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
36 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.2, 2016, hal.36-42 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
Lebih terperinciANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Asminar, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS
TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS (Effect of Stirring and Sampling Time CaCO 3 2% Solution To The Number Of Filter
Lebih terperinciJurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.
Jurnal MIPA 37 (1): 53-61 (2014) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm ADSORPSI ION CU(II) MENGGUNAKAN PASIR LAUT TERAKTIVASI H 2 SO 4 DAN TERSALUT Fe 2 O 3 DS Pambudi AT Prasetya, W
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sangat subur tanahnya. Pohon sawit dan kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil
Lebih terperinciAPLIKASI METODA ELEKTRODIALISIS UNTUK PEMISAHAN URANIUM DARI EFLUEN PROSES
Urania Vol. 16 No. 3, Juli 2010 : 105-144 APLIKASI METODA ELEKTRODIALISIS UNTUK PEMISAHAN URANIUM DARI EFLUEN PROSES Ghaib Widodo, Hendro Wahyono, Ratih Langenati dan Sigit Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS
TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS (Effect of Stirring and Sampling Time CaCO 3 1% Solution Of Total Filter Press
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tamiang adalah ketidaktersediaannya air bersih. Kendala itu terjadi karena
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SERBUK UO 2 DARI YELLOW CAKE SECARA POTENSIOMETRI DAN GRAVIMETRI
PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SERBUK UO 2 DARI YELLOW CAKE SECARA POTENSIOMETRI DAN GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo, Pranjono, Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L-1.1 DATA HASIL PERSIAPAN ADSORBEN Berikut merupakan hasil aktivasi adsorben batang jagung yaitu pengeringan batang jagung pada suhu tetap 55 C. L-1.1.1 Data pengeringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI Nama/NIM Judul Penelitian Dosen Pembimbing : 1. Citrasmara Galuh Nuansa/L2C006028 2. Dewi Tri Istyanti/L2C006034 : Kinetika Adsorpsi Kolesterol Daging Kambing Menggunakan Adsorben
Lebih terperinciJKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN
PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN BESI PADA AIR TANAH Antonia Nunung Rahayu 1*,Adhitiyawarman 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN
PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN Anggit Restu Prabowo 2307 100 603 Hendik Wijayanto 2307 100 604 Pembimbing : Ir. Farid Effendi, M.Eng Pembimbing :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinciPENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Telah dilakukan
Lebih terperinciADSORPSI ION TIMBAL (II) DENGAN ADSORBEN SLUDGE INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI
SKRIPSI ADSORPSI ION TIMBAL (II) DENGAN ADSORBEN SLUDGE INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ANGGI VANESTIKA PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 623-628, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 9 February 2015, Published online 11 February 2015 ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla
Lebih terperinciADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl
ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl Indri Ayu Lestari, Alimuddin, Bohari Yusuf Program Studi Kimia FMIPA Universitas Mulawarman Jalan
Lebih terperinciPENGARUH PENGASAMAN TERHADAP PENJERAPAN KROMIUM TRIVALEN OLEH ZEOLIT ASAL CIKEMBAR NURUL HASANAH
PENGARUH PENGASAMAN TERHADAP PENJERAPAN KROMIUM TRIVALEN OLEH ZEOLIT ASAL CIKEMBAR NURUL HASANAH DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PENGARUH PENGASAMAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciKapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal
66 Adsorption Capacity of Activated Carbon from Cassava Peel Toward Lead Ion Diana Eka Pratiwi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya
Lebih terperinciDALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE
MODEL KESETIMBANGAN ADSORPSI TEMBAGA (Cu 2+ ) TERLARUT DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN Erniwita Ekasari, Ahmad Fadli, Sunarno Laboratorium Konversi Elektrokimia, Jurusan
Lebih terperinciADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN Widia Purwaningrum, Poedji Loekitowati Hariani, Khanizar
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Landiana Etni Laos, Arkilaus Selan Prodi Pendidikan Fisika STKIP Soe, Nusa Tenggara Timur E-mail: etni.laos@yahoo.com Abstrak. Karbon aktif merupakan
Lebih terperinciAdsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK
10-13Desember2012 Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH Amilia Linggawati*), Muhdarina, Nurhayati, T. Arifiil Amri, Andri Yulis dan Herlinda Laboratorium Kimia Fisika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciUJI FUNGSI COMBINED Pt-RING ELECTRODE METROHM
ISSN 1979-2409 Uji Fungsi Combined Pt-RING Electrode METROHM 6.0451.100 (Ngatijo, Pranjono) UJI FUNGSI COMBINED Pt-RING ELECTRODE METROHM 6.0451.100 Ngatijo, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan kecenderungan yang mengarah pada green science, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan yang membantu pelestarian
Lebih terperinciAktivasi Batu Padas dengan Asam dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen
JURNAL MEDIA SAINS 1(1): 1-6 ISSN : 2549-7413 Aktivasi Batu Padas dengan Asam dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen 1 * A.A.I.A Mayun Laksmiwati dan 2 Putu Suarya 1,2 Jurusan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Al, Mg, DAN Na PADA ANALISIS URANIUM SECARA POTENSIOMETRI
PENGARUH UNSUR Al, Mg, DAN Na PADA ANALISIS URANIUM SECARA POTENSIOMETRI Boybul dan Iis Haryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong ABSTRAK PENGARUH UNSUR Al, Mg, DAN Na PADA ANALISIS URANIUM
Lebih terperinciANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU
ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU S. Amir 1, Chainulfiffah 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang
Lebih terperincipolutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup. Namun, kualitas air terus menurun karena pertumbuhan penduduk maupun industrialisasi yang menghasilkan
Lebih terperinciKAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT
KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT Alhusnalia Ramadhani 1, Muhdarina 2, Amilia Linggawati 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia 2 Bidang Kimia Fisika Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM
IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR
18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat seperti kadmium, timbal dan tembaga yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 POLUTAN LOGAM BERAT Pencemaran lingkungan dengan zat beracun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari pesatnya pertumbuhan industri [8]. Aktivitas berbagai
Lebih terperinci