KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran"

Transkripsi

1 KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SEKOLAH MENENGAH ATAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003

2 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003 iv, 60 hal. ISBN

3 KATA PENGANTAR Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah. Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah. Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan. Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk satuan pendidikan SMA. Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran di sekolah masing-masing. Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta, Oktober 2003 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dr. Ir. Indra Jati Sidi NIP Dr. Boediono NIP

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN... A. Rasional... B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK)... C. Fungsi dan Tujuan... D. Ruang Lingkup... E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum... F. Standar Kompetensi Bahan Kajian... G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA... H. Rambu-rambu... II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK... Kelas X... Kelas XI... Kelas XII

5 1 PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak Kurikulum 1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi pada materi kepada orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi dan kemampuan siswa. Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan dalam hidup dan beragama tidak terletak terutama pada apa yang diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup lebih berhasil dan beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup nyata, akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan berkembang sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup siswa. Gagasan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional untuk mengembangkan suatu kurikulum yang berdasarkan basic competency tentu saja diterima oleh dunia pendidikan agama Katolik dengan antusiasme yang besar. Maka sejak Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di Sawiran, Jawa Timur tahun 2000, Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-sungguh memikirkan kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan kompetensi itu. Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang melibatkan Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar Teologi, Kitab Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk menyusun suatu kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2 tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia pendidikan agama Katolik di sekolah. 5

6 Pendidikan Agama Katolik Kurikulum nasional ini adalah kurikulum global yang minimal, namun disusun dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum ini sungguh kurikulum minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan lokal. Namun harus tetap diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang berbasiskan kompetensi, materi sedikit banyaknya hanya merupakan sarana untuk merangsang kompetensi siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah penting pula. A. Rasional Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama belum tentu seorang beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, ia sungguh seorang beriman dan dapat diselamatkan. Jadi yang menyelamatkan, bukanlah terutama pengetahuan, tetapi kompetensi untuk mencernakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum, ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral. 6

7 Pendahuluan Bangsa Indonesia telah berpolitik, berekonomi, melaksanakan hukum dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral. Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk: Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah. Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan bertindak inovatif. Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan Membangun relasi, berdialog dan terbuka. Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia yang bermartabat. Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat intervensi Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya hidup beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai. B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan 7

8 Pendidikan Agama Katolik pada siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh. C. Fungsi dan Tujuan 1. Fungsi PAK Fungsi PAK antara lain: a. Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama Katolik b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam Gereja dan masyarakat c. Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda pada umumnya d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang semakin majemuk. Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus. 2. Tujuan PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan 8

9 Pendahuluan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan. D. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik terdiri dari 4 aspek: 1. Pribadi dan Lingkungannya 2. Yesus Kristus Dan Kabar Baiknya 3. Arti dan Makna Gereja 4. Hidup Bermasyarakat E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi: 1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur, dan hubungan. 4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis. 9

10 Pendidikan Agama Katolik 7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain. F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SLTP, SMA) yaitu: 1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata. 2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar Baik-Nya dan meneladani-nya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya, sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara aktif. 4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan mewujudkan secara nyata. G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA 1. Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah yang memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab. 2. Memahami pribadi Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh kitab suci diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup seharihari. 10

11 Pendahuluan 3. Memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup bergereja. 4. Memahami fungsi gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai kerajaan Allah antara lain: martabat manusia, hak asasi, keadilan, kejujuran, dan keutuhan lingkungan hidup. H. Rambu-Rambu a. Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa. Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK. b. Kurikulum PAK SMA yang disusun di sini bersifat linear, tidak terdapat aspek-aspek yang sama atau berulang pada tiap tahunnya. c. Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok. d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. e. Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: Siswa dapat menyusun doa. f. Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar dan tercantum pada setiap hasil belajar. g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan indikator. 11

12 Pendidikan Agama Katolik h. Pendekatan Pembelajaran yang dipakai hendaknya menunjang ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang dipakai hendaknya: Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif dalam proses PAK. Kalau siswa menjadi partisipan, maka diandaikan dalam proses PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru. Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan ada suatu proses yang berkesinambungan. Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam hidup nyata sehingga siswa semakin beriman. Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam Kurikulum PAK 84 disebut pendekatan atau pola pergumulan ). i. Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsurunsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan program semester. Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan (lihat kurikulumnya). Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup. Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu. 12

13 Pendahuluan Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: Dari mudah ke sulit. Dari sederhana ke kompleks. Dari konkrit ke abstrak. Dari yang anthropologis ke yang teologis. j. PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah. k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau yang mewakilinya. l. Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak dengan adanya tulisan NIHIL OBSTAT dan IMPRIMATUR. 13

14 2 KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK KELAS : X Standar Kompetensi :Memahami nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan sehingga dapat berelasi dengan sesama secara lebih baik. Aspek : PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA 1. Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, citacita dan panggilan hidupnya, sehingga menerima diri sebagaimana adanya 1.1 Menjelaskan dirinya sebagai pribadi yang unik dan menerima dengan rasa syukur atas karya Allah dalam dirinya. Menyebutkan ciri-ciri fisik dan menjelaskan fungsinya Menyebutkan sifatsifatnya dan menerima sebagaimana adanya Menganalisa sebabsebab terjadinya pelecehan fisik latar belakang keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya Mengungkapkan keberhasilan dan Saya pribadi yang unik 14

15 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok kegagalan yang pernah dialaminya Mengungkapkan rasa syukur dirinya sebagai pribadi yang diciptakan Tuhan dengan keajaiban (Mzm: 139) 1.2 Menjelaskan bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dapat mengembangkan talentanya secara maksimal Menganalisa kelebihan dan kekurangannya Memberi alasan perlunya mengembangkan talenta yang dimiliki (Mat 25: 14-30) sehingga berguna bagi sesama cara-cara mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimiliki Melakukan usahausaha untuk mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimilikinya Saya memiliki kelebihan dan kekurangan 2. Memahami dirinya sebagai manusia yang diciptakan Allah menurut citra-nya, sehingga menyadari bahwa semua manusia adalah saudara se Allah Bapa-Ibu 2.1 Menjelaskan bahwa dirinya diciptakan sebagai citra Allah. isi Kej 1: arti manusia diciptakan baik adanya Saya diciptakan sebagai citra Allah 15

16 Pendidikan Agama Katolik 2.2 Menjelaskan bahwa dirinya dan sesama semartabat satu saudara se Bapa - Ibu tanpa diskriminasi di lingkungannya baik, ras, agama, kasta. 3. Memahami jati diri pria dan wanita yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi sebagai patner yang sederajat Menerangkan arti manusia diciptakan sebagai citra Allah Mengungkapkan kebaikan-kebaikan dirinya yang menggambarkan kebaikan Allah Bersikap positif terhadap orang lain, tidak berprasangka buruk Menyebutkan sebabakibat adanya diskriminasi ras, agama, kasta, dan sebagainya Mengungkapkan pandangannya tentang kesetaraan manusia arti Kej 1: dalam kaitannya dengan manusia diciptakan sebagai satu saudara yang semartabat cara-cara menghilangkan diskriminasi Bersikap akomodatif dan menghargai perbedaan Melakukan usahausaha untuk menghilangkan diskriminasi di lingkungannya. Saya dan sesama adalah satu saudara se Allah, Bapa Ibu 16

17 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 3.1 Menganalisa, mengungkapkan, menjelaskan kodrat pria dan wanita sehingga menghargai lawan jenis dengan berbuat adil 3.2 Menganalisa dan menjelaskan tugas pria dan wanita berdasarkan kebudayaan, sehingga tercermin adanya kesetaraan wanita dan lakilaki. Menganalisa sebabakibat ketidaksetaraan antara pria dan wanita Mengungkapkan pandangan siswa sendiri tentang kedudukan pria dan wanita Mengartikan kodrat pria dan wanita berdasarkan Kej 2: usaha untuk mewujudkan penghargaan martabat kaum wanita sebagaimana diamanatkan oleh Injil Menghargai lawan jenis dengan berbuat adil Melakukan tindakantindakan untuk melawan perendahan martabat manusia Menganalisa tugas pria dan wanita berdasarkan kebudayaan Mengungkapkan pendapatnya tentang tugas pria dan wanita Menganalisa tugas pria dan wanita menurut kodratnya kesetaraan pria dan wanita, berdasarkan Kej 1: 28 dan GS art. 12 Melakukan tindakantindakan yang mencerminkan kesetaraan relasi wanita dan laki-laki Kepriaan dan kewanitaan Tugas pria dan wanita 17

18 Pendidikan Agama Katolik 4. Mengenal suara hatinya, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat 4.1 Mengungkapkan dan menjelaskan peranan suara hati dalam setiap membuat keputusan. Mengungkapkan pengalamannya dalam memutuskan pilihan yang sama-sama sulitnya, dengan menjelaskan latar belakang dan akibat dari pilihan itu Mensharingkan pengalamannya ketika memutuskan untuk berbuat sesuatu yang melawan suara hatinya Menafsirkan teks Luk 22: dalam kaitannya dengan pilihan Yesus, memilih kehendak-nya atau kehendak Bapa-Nya arti dan fungsi suara hati Memprioritaskan Yesus Kristus dalam setiap membuat keputusan Suara hati 4.2 Menjelaskan dan menyebutkan beberapa cara untuk membina suara hati agar tidak keliru atau tumpul Menganalisa kasus orang yang tidak mendengarkan suara hati yang lama-lama menjadi tumpul dan kisah Yudas Iskariot dalam Mat 26: 14-16, 47-50; 27: 3-5 sebabsebab suara hati dapat keliru atau tumpul Membina suara hati 18

19 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 5. Bersikap kritis terhadap pengaruh mass media, kelompok tertentu dan sebagainya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar yang dapat dipertanggung jawabkan usahausaha untuk membina suara hati Melakukan kegiatankegiatan dalam rangka membina suara hati 5.1 Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme dan hedonisme serta fenomena supranatural: (paranormal, ilmu hitam). pengertian dan sebab serta akibat konsumerisme, materialisme dan hedonisme Mengartikan kisah Yesus dicobai dalam Luk 4: 1-13 dan maknanya bagi siswa sekarang usahausaha untuk menyeleksi pengaruh konsumerisme, materialisme dan hedonisme Mengkritisi fenomena supranatural paranormal, santet/ ilmu hitam Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme Sikap kritis terhadap media massa (melawan konsumerisme, materialisme dan hedonisme) 19

20 Pendidikan Agama Katolik 5.2 Mengkritisi tawaran-tawaran yang ada pada saat itu dengan berpedoman pada sikap hidup Yesus. Menganalisa munculnya partaipartai dan sekte-sekte atau kelompokkelompok kategori tertentu Mensharingkan pengalaman tanggapannya pada waktu menerima tawaran tertentu Menganalisa bagaimana Yesus menentukan pilihan terhadap tawarantawaran yang ada pada saat itu (Bacalah buku: Yesus Kristus Sebelum Agama Kristen oleh Albert Nolan) Mengkritisi tawarantawaran yang ada dan menentukan pilihan yang terbaik (berdampak positif bagi dirinya dan sesama) Sikap kritis terhadap paham, aliran dan idologi yang berkembang 6. Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya 6.1 Menjelaskan secara singkat terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara singkat sejarah terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Menganalisa Surat Paulus yang pertama kepada Timotius ( Tim 3: 10-17) arti ungkapan St. Kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 20

21 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Aspek : YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA 6.2 Menunjukkan hubungan antara Kitab Suci dan Tradisi yang menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik. Hironimus yang berbunyi: Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Yesus Kristus cara-cara mendalami (membaca, mempelajari dan menerapkan) Kitab Suci, baik secara pribadi maupun kelompok Melakukan kegiatan membaca Kitab Suci dan merefleksikannya serta mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari Menganalisa Injil Yohanes 21: yang berkaitan dengan munculnya tradisi dalam Gereja Menyebutkan macammacam tradisi yang terbentuk sesudah terjadinya Kitab Suci dengan segala latar belakangnya bahwa Kitab Suci bersama Tradisi menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik Meyakini Kitab Suci bersama Tradisi sebagai tolok ukur imannya sebagai orang Katolik. Tradisi 21

22 Pendidikan Agama Katolik 7. Mengenal Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sehingga siswa merasa terpanggil untuk berjuang bersama Yesus 7.1 Menjelaskan secara singkat apa maksud Kerajaan Allah pada zaman Yesus Menganalisa teks Mrk 1: dan Rom 14: 17 untuk mencari arti Kerajaan Allah pahampaham Kerajaan Allah pada zaman Yesus paham dan perjuangan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah Mencontoh tindakan Yesus yang memperjuangkan Kerajaan Allah dalam kehidupan sehar-hari dan menceritakan pengalaman pribadinya saat mewujudkan kerajaan Allah Gambaran kerajaan Allah pada zaman Yesus 7.2 Menjelaskan Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah Menganalisa Injil Lukas 6: 20-26, kaitannya antara Ucapan Bahagia dan celaka dengan Kerajaan Allah kaitan antara Kerajaan Allah dengan perumpamaanperumpamaan Yesus Menerangkan hubungan antara Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah 22

23 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 8. Mengenal Yesus yang berani memberikan diri-nya dengan menderita sengsara, wafat di salib, bangkit dan naik ke surga demi kebahagiaan manusia mukjizat-mukjizat Yesus dengan Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Menyimpulkan bagaimana Yesus mewartakan dan memperjuangkan terwujudnya Kerajaan Allah Menganalisa kondisi sekarang dan menyebutkan upayaupaya untuk mewujudkan Kerajaan Allah Meneladani Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah sesuai dengan kondisi sekarang Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan kerajaan Allah 8.1 Menjelaskan makna sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia. Melakukan sharing pengalaman tentang pengorbanan Membuat analisa secara singkat tentang kisah sengsara Yesus menurut Luk: bahwa sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia dan tanda Sengsara dan wafat Yesus 23

24 Pendidikan Agama Katolik agung kehadiran Kerajaan Allah perbuatan-perbuatan yang menunjukkan pengorbanan demi kebahagiaan orang lain Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan kesediaan berkorban demi orang lain 8.2 Menjelaskan arti serta makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga 9. Mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, Menganalisa paham kehidupan sesudah kematian menurut bermacam-macam pandangan Menganalisa kisah kebangkitan Yesus menurut Yoh 20: 1-18 dan 1 Kor 15: arti kenaikan Yesus ke Surga berdasar atas teks Luk 24: makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga sebagai sukacita yang memberi semangat untuk mewujudkan Kerajaan Allah Meyakini dan mensyukuri Kebangkitan Yesus melalui tindakantindakannya Kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga 24

25 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Putera Allah dan Juru Selamat 9.1 Menjelaskan makna Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola Menganalisa pengalaman siswa tentang sahabat dan tokoh idola Mensharingkan siapa Yesus bagi dirinya Menganalisa Injil Yoh 15: dan 1 Sam 18: 1-4 tentang sahabat yang sejati arti Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan bahwa Yesus sungguhsungguh sahabat sejati dan tokoh idolanya Yesus sahabat sejati dan tokoh idola 9.2 Menjelaskan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat Mengungkapkan pandangannya tentang Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat Menganalisa Kis 2: 14-40, khususnya dalam kaitannya dengan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat arti Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat jawaban manusia terhadap tawaran Allah adalah bertobat dan percaya Memberi makna contoh sikap tobat dan percaya dalam kehidupan sehari-hari Yesus Putera Allah dan Juru selamat 25

26 Pendidikan Agama Katolik 10. Mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dan menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen 10.1 Menjelaskan peranan dan karya Roh Kudus dalam kehidupan Gereja Menganalisa teks Kisah Para Rasul 2: 1-13 fungsi dan peranan Roh Kudus dalam kehidupan Gereja (Menyemangati, melahirkan dan membimbing) bentukbentuk bimbingan Roh Kudus bagi orang beriman dewasa ini Menyebutkan buahbuah Roh Kudus dan menjelaskan artinya (Gal 5: 22-23) Mengekspresikan buah-buah Roh Kudus dalam hidup seharihari: damai, sukacita, kasih, sabar dan sebagainya Roh Kudus 10.2 Merumuskan ajaran Gereja tentang Tritunggal Maha Kudus Mengungkapkan pemahaman siswa tentang Allah Tritunggal ajaran Gereja tentang dogma: Allah Tritunggal Maha Kudus Tritunggal Maha Kudus 26

27 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok bentukbentuk dan arti yang menampakkan iman akan Alah Tritunggal Maha Kudus Meyakini imannya akan Allah Tritunggal Maha Kudus; dengan berani mengaku sebagai orang Katolik, tidak takut membuat tanda salib dan lebihlebih berbuat kasih bagi sesama 27

28 Pendidikan Agama Katolik KELAS : XI Standar Kompetensi :Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Aspek :ARTI DAN MAKNA GEREJA 1. Memahami arti Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka 1.1 Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah Menganalisa teks Kitab Suci dari Kis 2: dalam kaitannya dengan Gereja sebagai Umat Allah arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah (satu umat Allah, satu Tuhan, satu pembaptisan, satu iman, satu pengharapan dan satu kasih) konsekuensi arti Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja dewasa ini Melakukan tindakantindakan dalam lingkungan/paroki yang menunjukkan Gereja sebagai umat Allah Gereja sebagai Umat Allah 1.2 Menjelaskan bahwa Gereja merupakan persekutuan yang terbuka Menganalisa sebab akibat terjadinya pembakaran beberapa Gereja Katolik Gereja sebagai persekutuan yang terbuka 28

29 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 2. Memahami fungsi dan peranan Hirarki, sehingga bersedia berpartisipasi dan bekerja sama dengan hirarki (dan pimpinan Gereja yang lain) dalam hidup menggereja Menganalisa Kis 4: dalam kaitannya dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka arti dan konsekuensi Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dalam hidup menggereja dewasa ini Melakukan kerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik demi membangun masyarakat yang sejahtera 2.1 Menjelaskan dengan kata-kata sendiri tentang hirarki Gereja Katolik Mengungkapkan pemahamannya tentang hirarki dalam Gereja Katolik Menganalisa Yoh 21: 15-19, dalam kaitannya dengan hirarki dalam Gereja pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka dalam Gereja Katolik tanggung jawab umat beriman (kaum awam) Hirarki dalam Gereja Katolik 29

30 Pendidikan Agama Katolik terhadap kaum hirarki dan pemuka agama Katolik. 2.2 Menjelaskan hubungan antara Awam dan Hirarki sebagai partner kerja 3. Memahami sifat-sifat Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, sehingga menjaga keutuhan serta terpanggil untuk merasul dan memperjuangkan kepentingan umum Menganalisa 1 Kor 12: 12-31, dalam kaitannya dengan macam-macam fungsi dan karisma dalam Gereja Menganalisa hubungan antara hirarki dan awam dalam Gereja Katolik hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja dalam membangun tubuh Kristus Menunjukkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja, misalnya mau bekerja sama, memberi masukan (kritik) yang membangun, bersikap kritis dan sebagainya Hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja 30

31 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 3.1 Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus 3.2 Menganalisa pengertian dan makna Gereja bersifat Katolik dan Apostolik Menganalisa kenyataan adanya bermacam-macam Gereja (sebab musababnya, akibatakibatnya) paham tentang Gereja Kristus. Hanya ada satu Gereja Kristus dan Gereja Kristus yang satu tampak dalam Gereja Katolik arti Gereja bersifat Satu dan Kudus berdasarkan atas Ef 4: 5 dan 1 Kor 6: 19 Melakukan tindakantindakan yang memperkokoh kesatuan Gereja dalam keanekaragaman: aktif ekumene Bersyukur karena Roh Kudus senantiasa menguduskan Gereja. Menganalisa pengertian Katolik dan penggunaan predikat katolik dalam berbagai lembaga yang ada dalam Gereja Katolik arti dan makna Gereja bersifat katolik (bdk LG 13) arti dan makna Gereja bersifat Apostolik panggilan Gereja untuk lebih Gereja yang satu dan kudus Gereja yang Katolik dan Apostolik 31

32 Pendidikan Agama Katolik 4. Mengenal dan memahami tugas Gereja yang menguduskan, mewartakan, memberi kesaksian dan melayani, sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranannya. menonjolkan sifat-sifat merakyat, membela yang lemah, bersifat kenabian, membebaskan dan terbuka Melakukan tindakantindakan yang mencerminkan sifat Gereja di atas, membela teman yang lemah, aktif dalam kegiatan karang taruna, membela yang benar dan sebagainya 4.1 Menjelaskan tugas Gereja Menguduskan (Liturgia) Mengungkapkan bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam Gereja katolik yang berkaitan dengan tugas Gereja Menguduskan arti tugas Gereja menguduskan bertitik tolak dari 1 Ptr 2: 9-10 dan LG art , 26 arti dan fungsi sakramensakramen dalam Gereja Katolik dalam Gereja Menguduskan (Liturgia) 32

33 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 4.2 Menjelaskan tugas Gereja Mewartakan (Kerygma) kaitannya dengan tugas Gereja menguduskan Menjalankan kegiatan ibadat, bukan sematamata sebagai kewajiban tetapi sebagai ungkapan imannya untuk merayakan misteri Kristus Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ibadat baik di paroki maupun di lingkungannya Menganalisa Mat 28: dan perwujudannya dalam Gereja Katolik dewasa ini arti tugas Gereja mewartakan dan menyebutkan bentuk-bentuk pewartaan yang ada dalam Gereja katolik dewasa ini (bdk LG 25 dan 35) berbagai cara untuk mewartakan Injil sesuai dengan peran masing-masing umat beriman Melakukan kegiatan pewartaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran Kristus, berani menjawab pertanyaan orang lain tentang imannya dan sebagainya Gereja Mewartakan (Kerygma) 33

34 Pendidikan Agama Katolik 4.3 Menjelaskan tugas Gereja dalam memberi Kesaksian (Martyria) Menganalisa kisah St. Maximilianus Kolbe atau Santo/Santa yang lain dalam kaitannya dengan kesediaannya menjadi martir Kristus Mengungkapkan pengalamannya tentang kesaksian iman yang pernah dilaksanakan arti menjadi martir dalam kaitannya sebagai saksi-saksi Kristus (bersedia berkorban demi Kristus) pentingnya bersaksi dan bentuk-bentuk kesaksian iman dewasa ini dan kesaksian-kesaksian yang dapat dilakukan oleh orang muda Berani melakukan perbuatan-perbuatan yang mengungkapkan kesaksian imannya dalam hidup seharihari, berani berkorban, tidak takut mengaku dirinya sebagai orang Katolik Gereja Menyaksikan (Martyria) 4.4 Menjelaskan tugas Gereja melayani (Diakonia) Menganalisa kisah Ibu Theresa dari Calkuta yang melayani orang miskin Menyampaikan pengalamannya melayani sesama sebagai orang Kristiani Gereja melayani (Diakonia) 34

35 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Menafsirkan Mark 10: arti melayani bentukbentuk pelayanan yang dilaksanakan Gereja Katolik dewasa ini Menyebutkan bentukbentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh siswa, menemukan subyek pelayanan yang tepat dan menemukan cara melaksanakannya Melakukan kegiatan pelayanan, terutama bagi yang tersingkir: miskin, menderita, tertindas dan sebagainya Aspek :HIDUP BERMASYARAKAT 5. Mengenal dan memahami hubungan Gereja dan dunia, sehingga bersedia ikut terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia 5.1 Menjelaskan hubungan dunia dan Gereja serta sebaliknya Gereja dan dunia Menganalisa Gaudium et Spes artikel 1 dalam kaitannya tentang hubungan Gereja dan dunia pengaruh-pengaruh Hubungan Gereja dan Dunia 35

36 Pendidikan Agama Katolik Gereja (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap dunia pengaruh-pengaruh dunia (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap Gereja bagaimana sebaiknya hubungan antara Gereja dan dunia Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan rasa setia kawan dengan sesamanya dalam arti yang positif. 5.2 Menjelaskan latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja dan dampaknya bagi dunia (khususnya di Indonesia) serta bagaimana mensikapi ajaran tersebut latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja: Rerum Novarum atau masalah-masalah perburuhan yang ada di Indonesia macammacam Ajaran Sosial Gereja sejak Rerum Novarum sampai dewasa ini dampak Ajaran Sosial Gereja bagi dunia (khususnya di Indonesia) bagaimana mensikapi secara kritis Ajaran Sosial Gereja di Indonesia Ajaran Sosial Gereja 36

37 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 5.3 Menjelaskan keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera Ikut ambil bagian dalam kegiatankegiatan sosial sebagai pengamalan Aksi Sosial Gereja Menganalisa GS art. 76 dan masalahmasalah yang dihadapi dunia dewasa ini, khususnya di Indonesia sumbangan Gereja Indonesia dalam membangun masyarakat yang damai, adil dan sejahtera kendalakendala yang dihadapi Gereja dalam rangka berpartisipasi membangun masyarakat yang adil, damai dan sejahtera Menyampaikan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya Gereja terlibat dalam masyarakat untuk menuju masyarakat yang adil, damai dan sejahtera Melakukan tindakan untuk bekerja sama dengan siapa saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan Indonesia yang adil, damai dan sejahtera. Keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera 37

38 Pendidikan Agama Katolik 6. Memahami hakekat Hak Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak-hak Asasi Manusia 6.1 Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia menurut pandangan Kristiani dan perlunya kerja sama untuk memperjuangkannya Menganalisa deklarasi atau Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM) pengertian Hak Asasi Manusia dan menyebutkan Hak Asasi dirinya sebagai manusia pandangan Kristiani tentang Hak Asasi Manusia perlunya kerja sama untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia Hakekat Hak Asasi Manusia 6.2 Menjelaskan tentang: perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia Menyebutkan bentukbentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia dan menganalisa sebabakibatnya Memberikan penilaian tentang peranan lembaga Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia Memberi penilaian tentang peranan Gereja dalam memperjuangkan penegakan Hak Asasi Manusia Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia 38

39 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok bentukbentuk dan cara-cara untuk menegakkan Hak Asasi Manusia yang dapat dilakukan oleh siswa Melakukan tindakantindakan yang menegakkan Hak Asasi Manusia di lingkungannya. 6.3 Menjelaskan tentang: Usaha Melawan Kekerasan dengan Budaya Kasih Menganalisa sebabakibat terjadinya kasus-kasus kekerasan yang ada di Indonesia Mengungkapkan pandangan dan pengalamannya tentang membalas dendam Menafsirkan firman Yesus tentang kasih kepada musuh (Luk 6: 27-36) contohcontoh dari Injil yang menunjukkan kasih Yesus kepada musuh Melawan kekerasan dengan budaya kasih perlunya keberanian untuk mengakhiri balas dendam dengan kasih, karena kekerasan tidak akan dapat menyelesaikan masalah Melakukan tindakan yang mencegah terjadinya kekerasan misalnya: tidak 39

40 Pendidikan Agama Katolik 7. Memahami dan menghargai hidup sebagai anugerah Allah, sehingga bersedia untuk menghargai dan memelihara hidup pribadi dan sesamanya membalas dendam, mempengaruhi teman untuk tidak berkelahi, tidak semena-mena dengan orang kecil dan sebagainya. 7.1 Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dipelihara dan dijaga Menganalisa terjadinya kasus-kasus pembunuhan arti dan makna firman 5 (Kel 20: 13) perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara pandangan Gereja katolik tentang Kloning manusia Melakukan perbuatanperbuatan yang menunjukkan penghargaan terhadap hidup: cinta kebersihan, menjauhi minuman keras/ narkoba, tidak melakukan tindakan kekerasan/sembrono (ngebut); tidak merokok di sembarang tempat Menghargai Hak Hidup (Firman 5) 40

41 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 7.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap aborsi serta akibatakibatnya 7.3 Menjelaskan usaha-usaha masyarakat/gereja dalam memberantas narkoba, HIV/AIDS dan hambatanhambatan dalam memberantas hal tersebut serta pandangan Gereja Katolik terhadap Menganalisa sebabakibat terjadinya kasus-kasus aborsi (sebaiknya diputarkan film tentang aborsi atau artikel-artikel tentang aborsi) Menyampaikan pandangan tentang aborsi bermacam-macam pandangan tentang aborsi (kesehatan, kebudayaan, agama) pandangan Gereja Katolik tentang aborsi (Gereja menolak segala macam bentuk aborsi) Melakukan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi: menghindari seks pranikah, menghindari pornografi, berani mengatakan tidak terhadap aborsi. Menganalisa sebabakibat orang kecanduan narkoba dan terinfeksi HIV/AIDS Menafsirkan teks 1 Kor 3: 16-17, dalam kaitannya dengan penghargaan terhadap tubuh supaya tidak disalah gunakan dengan obat-obatan atau seks bebas Aborsi Narkoba, HIV, AIDS 41

42 Pendidikan Agama Katolik penyalahgunaan narkoba, pengidap HIV/AIDS usahausaha masyarakat/ Gereja dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS hambatan-hambatan dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS pandangan Gereja katolik terhadap penyalahgunaan narkoba dan pengidap HIV/AIDS Melakukan tindakan preventif supaya tidak kecanduan narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS dengan: mengendalikan diri, menjauhi atau menyeleksi pengaruhpengaruh lingkungan/ mass media yang negatif, menghindari seks bebas dan sebagainya Melakukan tindakan yang tetap menerima mereka yang sudah kecanduan obat atau terinfeksi HIV/AIDS, misalnya tetap mau berteman, menerima mereka sebagai sesama yang perlu mendapat perhatian dan kasih 42

43 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 7.4 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap euthanasia dan bunuh diri Menganalisa kasuskasus bunuh diri atau euthanasia (arti, sebab, akibat) Mengungkapkan pandangannya tentang bunuh diri dan euthanasia macammacam pandangan tentang euthanasia dan bunuh diri (kesehatan, kebudayaan, agama) pandangan Gereja Katolik tentang euthanasia dan bunuh diri Melakukan tindakan preventif terjadinya bunuh diri dan euthanasia baik bagi dirinya maupun orang lain, misalnya: tidak mudah putus asa, menemani teman yang sedang depresi atau sakit berat dan sebagainya Bunuh diri dan euthanasia 43

44 Pendidikan Agama Katolik KELAS : XII Standar Kompetensi :Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus dan ajaran Gereja dalam mengembangkan kehidupan bersama sesuai dengan kehendak Allah, sehingga mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek :HIDUP BERMASYARAKAT 1. Mampu menghargai dan bersedia berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama atau berkepercayaan lain 1.1 Menjelaskan pengetahuannya tentang Gereja Protestan dan berdialog dengan umat Kristen Protestan Menyampaikan pendapatnya tentang Gereja Protestan atau pengalamannya berhubungan dengan orang Protestan Menganalisa sebabakibat terjadinya pemisahan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan (lihat sejarah Gereja) bermacam-macam aliran yang ada dalam Gereja Protestan, khususnya di Indonesia kesamaan dan perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Protestan Menganalisa Dekrit Konsili Vatikan II tentang Ekumene Berdialog dengan umat Kristen Protestan 44

45 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 1.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang Islam dan berdialog dengan umat Islam (dapat dipilih yang dirasa relevan) Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan Ekumene dengan tetap mempertahankan imannya sebagai orang Katolik. macammacam dialog yang dapat dilaksanakan antara umat Katolik dengan umat Islam dan sekaligus menemukan caranya Melakukan usahausaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Islam (dengan aktif di Karang Taruna, menghormati kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam dan sebagainya) Berdialog dengan umat Islam 1.3 Menyampaikan kesan dan bentuk dialog serta pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan Menyampaikan kesan dan pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan beberapa pokok penting ajaran agama Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran Kepercayaan pandangan Gereja terhadap agama Hindu, Budha, dan Berdialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan 45

46 Pendidikan Agama Katolik 1.4 Menjelaskan hambatanhambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati dengan umat beragama lain serta tindakan-tindakan yang membangun persaudaraan sejati Aliran Kepercayaan (NA art. 1 dan 2) bentukbentuk dialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan Melakukan usahausaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan Menganalisa sebabakibat permusuhan/ pertikaian yang bernuansa agama pandangan Gereja terhadap agama-agama Non Kristen (NA art. 1 dan 5) bentukbentuk kerjasama yang sudah terjalin antara umat Katolik dengan umat beragama lain, khususnya di Indonesia hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati, dengan umat beragama lain Melakukan tindakantindakan yang membangun persaudaraan sejati, misalnya mengunjungi Kerjasama antar umat beragama membangun persaudaraan sejati 46

47 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 2. Mampu dan bersedia untuk berjuang menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan perannya umat beragama lain yang sedang merayakan hari keagamaan, memberi ucapan selamat dan sebagainya. 2.1 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan keadilan Menganalisa sebab akibat munculnya kasus-kasus ketidakadilan dalam masyarakat Menganalisa pernyataan uskup tahun 1971 tentang keadilan Menafsirkan maksud firman ketujuh dan kesepuluh (Kel 20: 15-17), dalam kaitannya dengan keadilan panggilan umat Katolik untuk memperjuangkan keadilan, terutama bagi orang yang menderita ketidakadilan: Tiada perdamaian tanpa keadilan Bersikap dan berbuat adil terhadap diri sendiri dan sesama dengan meneladan Yesus yang telah memberikan diri- Nya untuk membebaskan manusia (Mat 11: 2-6; Yoh 3: 17) Memperjuangkan Keadilan 47

48 Pendidikan Agama Katolik 2.2 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan kejujuran Menganalisa sebab akibat terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia arti kejujuran Menafsirkan arti Mat 5: 33-37; dalam kaitannya dengan kejujuran dan sumpah pentingnya berkata dan berbuat jujur (satu antara kata dan tindakan) Bertindak dalam rangka memperjuangkan kejujuran (tidak suka berbohong, tidak menyontek, tidak menipu/memanipulasi dan sebagainya) Memperjuangkan Kejujuran 2.3 Menjelaskan tentang: Memperjuangkan Kebenaran Menganalisa sebab akibat terjadinya rekayasa atau manipulasi dalam negara dan masyarakat bentukbentuk rekayasa yang dilaksanakan di sekolah-sekolah Menafsirkan arti dan makna firman kedelapan (Kel 20: 16) arti kebenaran arti, sebab dan akibatakibat kebohongan Memperjuangkan Kebenaran 48

49 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok 2.4 Menjelaskan usaha memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungan Membela kebenaran dengan meneladani sikap Yesus dan berani menanggung risiko dari berani mengkritik yang salah Menganalisa sebabakibat terjadinya perang dan kerusuhan yang tak kunjung berhenti. Menafsirkan arti dan makna damai berdasarkan Yoh 20: dan GS art. 78 dan 88 usahausaha untuk memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati yang sedang dilaksanakan oleh umat manusia hambatan-hambatan dalam memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati Bertindak memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungannya, (tidak bersikap diskriminatif, tidak berprasangka dengan suku atau agama lain dan sebagainya). Memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati 49

50 Pendidikan Agama Katolik 2.5 Menjelaskan usaha-usaha dalam: memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis. usahausaha tokoh-tokoh pejuang lingkungan hidup dalam memperjuangkan lingkungan hidup Melakukan tindakan sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup di lingkungannya, (membuang sampah pada tempatnya, berpartisipasi dalam gerakan penghijauan, tidak mencorat-coret dan sebagainya) Memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis 2.6 Menjelaskan beberapa contoh aksi dalam memelihara lingkungan hidup. Melaksanakan reboisasi, kerja bakti membersihkan sungai atau lingkungan atau, membersihkan sampah di lingkungan sekitar sekolah atau lingkungan kumuh Melakukan kegiatan lain yang intinya memelihara kelestarian lingkungan. Aku memelihara lingkungan hidup 3. Memahami dan menyadari kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga mampu hidup dan terlibat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera 50

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) * * * * * * MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS X SEMESTER I & II * * * *

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) * * * * * * MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS X SEMESTER I & II * * * * RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) * * * * * * MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS X SEMESTER I & II * * * * SMK GRAFIKA DESA PUTERA TAHUN AJARAN 2008/2009 JAKARTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS - 1927 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA - 1075 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TUJUAN : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia 2. membentuk

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM Komisi Kateketik KWI Jakarta 2011 Kurikulum PAK - PTU Kurikulum PAK - PTU 1 4. Iman yang memasyarakat Ajaran Sosial Gereja Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SDLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SDLB TUNANETRA - 27 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

26. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD

26. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD 26. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS : Pendidikan Agama Katolik : IX/2 : 2 x 40 menit A. Standar : Memahami dan melaksanakan

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU - 554 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi: 3.Memahami melaksanakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 422 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 (oleh aendydasaint.wordpress.com) KURIKULUM 2013 (Kompetensi Inti:) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS - 1822 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria KESATUAN ALKITAB DAN GEREJA ATAU JEMAAT Roh Kudus merupakan kekuatan penggerak di belakang kesatuan Jemaat (Ef. 4:4-6). Dengan memanggil mereka dari pelbagai suku-bangsa, Roh Kudus membaptiskan mereka

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic BAB II SIFAT SIFAT GEREJA A. KOMPTENTSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi

Lebih terperinci

33. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP

33. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP 33. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SEKOLAH DASAR

Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SEKOLAH DASAR Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SEKOLAH DASAR KELAS s.d. V SEMESTER NAMA GURU :... NP :... NAMA SEKOLAH :... DESA :... KECAMATAN :... KABUPATEN : MALANG TAHUN PELAJARAN :

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1238 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA - 1374 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS - 1696 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Program Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti KELAS I s.d. VI SEMESTER I NAMA GURU :... NIP :... NAMA SEKOLAH :... DESA :... KECAMATAN :... KABUPATEN : MALANG TAHUN PELAJARAN : 2014-2015

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA - 873 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA 1. PENGANTAR ikut berperan serta dalam membangun Dalam tema ini akan dibicarakan peranan pria baik sebagai suami maupun ayah dalam keluarga. Sebagai suami jelas

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI 2 DI SUSUN OLEH: PETRUS FABER.S.S.Pd Untuk Kalangan sendiri SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran SOSIOLOGI SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA - 980 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan 3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan legal? 6. Sebutkan sasaran yang dikritik Nabi Amos! 7.

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 41. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN (PBIK)

PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN (PBIK) DOKUMEN 2 PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN (PBIK) 86 II. PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN DASAR PEMIKIRAN Berkat kuasa Roh Kudus yang telah melahirkan DGI menjelang hari Pentakosta tanggal 25 Mei 1950 di Jakarta,

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN

KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN KLIPING AGAMA KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN KELOMPOK 2 : o PUTRO DEN ARDANTO / 07 o RICKY JITRO SIMATUPANG / 08 o STANISLAUS KRIS BANGKIT TRI PUTRA / 09 o DAME DISNA SITUMORANG

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI 1 SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan Kelas : SMA/ SMK : XI Kompetensi Inti: KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2:Mengembangkan

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015 Kepastian Keempat: Kesaksian Jika kita ucapkan kata kesaksian, itu berarti sesuatu yang tidak diragukan lagi. Jika kita bersaksi tentang sesuatu, seperti

Lebih terperinci

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A. Mat. 16: 13-20 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat

Lebih terperinci

BAB ENAM BEBERAPA WARISAN ROHANI YANG PENTING DALAM KEHIDUPAN GEREJA

BAB ENAM BEBERAPA WARISAN ROHANI YANG PENTING DALAM KEHIDUPAN GEREJA BAB ENAM BEBERAPA WARISAN ROHANI YANG PENTING DALAM KEHIDUPAN GEREJA Minggu ke-22, SEPULUH HUKUM TUHAN 217. Pert : Apakah pedoman dasar bersikap dan bertingkahlaku orang percaya dalam menjalani kehidupan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Definisi Karunia Penyembuhan Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Doa penyembuhan menekankan Iman yang Hidup Dalam

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

Katekese Sakramen Tobat

Katekese Sakramen Tobat Katekese Sakramen Tobat Dalam KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (KGK), Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit dikelompokkan dalam sebutan Sakramen Penyembuhan. Sakramen ini berdayaguna untuk menyembuhkan

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI Yoh 14:23-29 FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI 2016 (23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA JEPANG SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci