Pengembangan Penilaian SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Penilaian SMA"

Transkripsi

1 2015, Direktorat Pembinaan SMA i

2 KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskahnaskah ini diucapkan terima kasih. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP , Direktorat Pembinaan SMA ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 D. Landasan Hukum... 2 BAB II KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN... 4 A. Pengertian... 4 B. Fungsi... 6 C. Tujuan Penilaian... 6 D. Konsep Penilaian Autentik... 6 E. Acuan Penilaian... 7 F. Prinsip-prinsip Penilaian... 8 G. Ruang Lingkup Penilaian... 9 H. Tingkat Kompetensi... 9 I. Ketuntasan Belajar J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian K. Pelaksanaan Penilaian L. Teknik dan Instrumen Penilaian M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian BAB III INSTRUMEN PENILAIAN, PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL A. Instrumen Penilaian B. Pengolahan Nilai C. Analisis Butir Soal D. Rapor BAB IV PENUTUP Lampiran 1: Form Kisi-kisi Lampiran 2: Form Laporan Hasil Pembelajaran (Rapor) DAFTAR PUSTAKA , Direktorat Pembinaan SMA iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 19 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses Pembelajaran, pelaksanaan proses Pembelajaran, penilaian hasil Pembelajaran, dan pengawasan proses Pembelajaran untuk terlaksananya proses Pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya Pasal 64 ayat (1) mengatakan Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, kemudian ayat (2) bahwa Penilaian digunakan untuk: a). menilai pencapaian kompetensi peserta didik; b). bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan c). memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini diperjelas pada Pemendikbud nomor 104 Tahun 2014 pasal 3 ayat (1) yang mengatakan bahwa Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013 yang sudah diimplementasikan secara bertahap di SMA yang tersebar di 33 provinsi dan 295 kabupaten/kota. Seperti diketahui Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan keterlaksanaan Kurikulum 2013 di beberapa sekolah sasaran diatas, bahwa salah satu permasalahn yang sulit dipahami dan diimplementasikan pendidik adalah masalah Penilaian. Hal tersebut dikarenakan antara lain; 1) pendidik belum terbiasa melakukan penilaian yang mengintegrasikan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam suatu kegiatan penilaian seperti proyek; 2) belum bisa beradaptasi dalam menggunakan penilaian skala 1,00 4,00 untuk semua aspek kompetensi, 3) Dit. Pembinaan SMA 1

5 terbiasa melakukan penilaian sikap dalam bentuk penilaian diri, penilaian antar teman dan permasalahan penilaian lainnya. Memperhatikan kenyataan di sekolah seperti yang disampaikan di atas dan sebagai salah satu upaya untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan SMA perlu menyusun model Pengembangan Penilaian SMA. Diharapkan model ini dapat memfasilitasi pendidik dan satuan pendidikan untuk memenuhi standar penilaian serta mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntutan Kurikulum B. Tujuan Model Pengembangan Penilaian SMA ini disusun untuk membantu pendidik dalam: 1. meningkatkan pemahaman mengenai penilaian autentik dan prinsip-prinsip penilaian; 2. merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 3. mengolah hasil penilaian dan tindak lanjut; 4. menyusun laporan hasil belajar peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup model Pengembangan Penilaian SMA ini meliputi penilaian autentik, prinsip-prinsip penilaian, mekanisme penilaian, prosedur penilaian, teknik dan instrumen penilaian, pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjutnya, serta pelaporan capaian kompetensi peserta didik. D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Dit. Pembinaan SMA 2

6 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Dit. Pembinaan SMA 3

7 BAB II KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN A. Pengertian Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 mempersyaratkan pendidik menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Secara paradigmatik penilaian autentik dapat dilakukan jika ada pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid. Mengingat ruang lingkup penilaian sangat luas, maka pada naskah ini difokuskan pada penilaian hasil belajar oleh pendidik. Sebelum membahas lebih dalam lagi tentang penilaian autentik, berikut akan dijelaskan pemahaman dan pengertian yang berkaitan dengan penilaian. 1. Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. 2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran; 3. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya; 4. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakanuntuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didiktermasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalamdan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. 5. Pendekatan penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. 6. Bentuk penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, dan penilaian Dit. Pembinaan SMA 4

8 7. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap 8. Ketuntasan belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. 9. Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif. 10. Penilaian antar peserta didik adalah teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 11. Penilaian tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok. 12. Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan. 13. Penilaian berdasarkan pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. 14. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 15. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran. 16. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester. 17. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. 18. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap. 19. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan. 20. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah Dit. Pembinaan SMA 5

9 B. Fungsi Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. C. Tujuan Penilaian Tujuan penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah untuk: 1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan. 2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan. 3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar. 4. memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. D. Konsep Penilaian Autentik Penilaian autentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses dan capaian pembelajaran peserta didik dalam penerapan sikap spiritual dan sikap sosial, penguasaan pengetahuan, dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian autentik menilai kesiapan (input) peserta didik, serta proses dan hasil belajar (otput) secara utuh. Keterpaduan penilaian komponen input, proses,dan output akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran. Wiggins (dalam Materi Pelatihan Pendidik Implementasi Kurikulum 2013, 2013) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitasaktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas Dit. Pembinaan SMA 6

10 memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real life). Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, proyek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Penilaian autentik dilakukan pendidik secara terus menerus (berkelanjutan) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. E. Acuan Penilaian Kurikulum 2013 dalam penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh peserta didik dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang Dit. Pembinaan SMA 7

11 F. Prinsip-prinsip Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum penilaian sebagai berikut: 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 3. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 4. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh semua pihak. 6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 8. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 9. Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik dan pendidik. Prinsip khusus berisi prinsip penilaian autentik, yaitu: 1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. 2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. 3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. 4. Berbasis kinerja peserta didik. 5. Memotivasi belajar peserta didik. 6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. 7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya. 8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan Dit. Pembinaan SMA 8

12 9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen. 10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. 11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus. 12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. 13. Terkait dengan dunia kerja. 14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. 15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen. G. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. 1. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial. 2. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 3. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan meliputi: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. 4. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak mencakup: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. 5. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan konkret mencakup: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinil. H. Tingkat Kompetensi Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan Dit. Pembinaan SMA 9

13 deskripsi kualitas tertentu, pencapaian kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuannya, dan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. I. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. 1. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan. 2. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan belajar dalam setiap semester dan setiap tahun pelajaran. Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Sedangkan ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaran merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan skala penilaian. Skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut: Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angka Huruf 3,85 4,00 A 3,51 3,84 Dit. Pembinaan SMA 10

14 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan 3,18 3,50 B+ 2,85 3,17 B 2,51 2,84 B- 2,18 2,50 C+ 1,85 2,17 C 1,51 1,84 C- 1,18 1,50 D+ 1,00 1,17 D Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran yang merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus. Kompetensi pengetahuan untuk kemampuan berpikir pada berbagai tingkat pengetahuan dinyatakan dalam predikat berdasarkan skor rerata. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum. Penguasaan tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Modus untuk kompetensi sikap minimal Baik. Skor rerata untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan paling kecil 2,67. Capaian optimum untuk kompetensi keterampilan ditetapkan paling kecil 2,67. J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Secara umum prosedur penilaian digambarkan pada alur sebagai berikut. Persiapan Pelaksanaan Pengolahan dan Dit. Pembinaan SMA 11

15 Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil). Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian autentik, penilaian diri, penilaian proyek, ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), ujian sekolah (US), dan ujian nasional (UN). Berikut prosedur beberapa penilaian: Penilaian autentik dilakukan oleh pendidik secara berkelanjutan. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. K. Pelaksanaan Penilaian 1. Penilaian oleh pendidik Penilaian oleh pendidik merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati menanya mencoba mengasosiasi dan mengomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan Dit. Pembinaan SMA 12

16 Penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan mengikuti pembelajaran remedial. Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, proyek, dan portofolio. Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. 2. Penilaian oleh satuan pendidikan Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, serta melaksanakan ujian sekolah. Kegiatan penilaian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Menyusun kisi-kisi. b. Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen. c. Melaksanakan ulangan/ujian. d. Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik. e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah. 3. Penilaian oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri Penilaian oleh pemerintah berupa ujian nasional (UN). Ujian nasional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) yang diterbitkan oleh Dit. Pembinaan SMA 13

17 L. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai; persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 1. Penilaian kompetensi sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan caracara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Sikap dalam mata pelajaran berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam mata pelajaran adalah sikap terhadap: materi pelajaran, pendidik/pengajar, dan proses pembelajaran. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman sejawat/antarpeserta didik (peer assessment), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut: Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk Dit. Pembinaan SMA 14

18 Praktis/mudah digunakan Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari Peserta didik dapat mempelajari rubrik & mengecek hasil penilaiannya Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik. a. Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh pendidik selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati pendidik. Kriteria instrumen observasi: Mengukur aspek sikap yang dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi Mudah atau feasible untuk digunakan Dapat merekam sikap peserta didik b. Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta Dit. Pembinaan SMA 15

19 Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut: dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Instrumen penilaian diri perlu dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik, menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik, menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya (kekuatan atau kelemahannya). Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. 2) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. 3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek, atau skala penilaian. c. Penilaian antarpeserta didik/teman sebaya Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Kriteria instrumen penilaian antarpeserta Dit. Pembinaan SMA 16

20 sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur d. Penilaian Jurnal Jurnal merupakan kumpulan rekaman atau catatan pendidik terhadap sikap peserta didik di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukan pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik. Menuntun pendidik untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. a. Tes Dit. Pembinaan SMA 17

21 Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soalsoal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Sebelum mengembangkan butir soal perlu dibuat kisi-kisi yang antara lain memuat indikator soal yang mengacu pada ketercapaian kompetensi dasar. Indikator merupakan karakteristik, ciri-ciri/tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi yang diharapkan. Dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut. Substansi/Materi 1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG). 2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi, Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian). 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban yang Dit. Pembinaan SMA 18

22 Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 4. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda. 5. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi. 6. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. 7. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar atau semua jawaban salah. 8. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian. 9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Bahasa 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. 2. Menggunakan bahasa yang komunikatif. 3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/ tabu. a. Tes tulis bentuk uraian Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Jawaban tersebut melibatkan kemampuan mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilanpeserta didik. Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut. Substansi/Materi 1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian) 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan Dit. Pembinaan SMA 19

23 3. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK) 4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas Konstruksi 1. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal 2. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai 3. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi 4. Ada pedoman penskoran Bahasa 1. Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif 2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku 3. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian 4. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan 5. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu b. Tes lisan Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik. Kriteria instrumen tes lisan: Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam mengonstruksi jawabannya sendiri. Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. c. Penugasan Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik Dit. Pembinaan SMA 20

24 Kriteria instrumen penugasan Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. d. Observasi Observasi bukan hanya instrumen untuk menilai sikap namun penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan juga melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a. Penilaian tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan Dit. Pembinaan SMA 21

25 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai tes praktik 1. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati. 5. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati. Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya. Kriteria tugas untuk tes praktik 1) Tugasmengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. 2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. 3) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 5) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum. Kriteria rubrik untuk tes praktik 1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). 2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3) Indikator pada rubrikmenunjukkan kemampuan yang dapat diamati (diobservasi) dan dapat Dit. Pembinaan SMA 22

26 4) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. 5) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. b. Penilaian Proyek Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar yang memecahkan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian. Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi pendidikberupa bimbingan dan dukungan terhadap proyek peserta didik. c. Penilaian Dit. Pembinaan SMA 23

27 Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Penilaian pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap: 1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk 2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. 3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika. d. Penilaian portofolio Porto folio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik bersama peserta didik.berdasarkan informasi perkembangan tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke Dit. Pembinaan SMA 24

28 Kriteria tugas pada penilaian portofolio Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Tugas portofolio memuat aspek: judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, dan kriteria penilaian. Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. Kriteria rubrik untuk portofolio memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai pencapaiannya dengan portofolio. memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio. memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas. mudah untuk digunakan oleh pendidik dan peserta didik. menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian 1. Prosedur penilaian oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. a. Tahap persiapan dilakukan melalui langkah-langkah Dit. Pembinaan SMA 25

29 Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian; Membuat rancangan dan kriteria penilaian; Mengembangkan indikator; Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator; Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran. b. Tahap pelaksanaan. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. Dapat juga dilaksanakan penilaian diri oleh peserta didik. Melaksanakan tes dan/atau nontes. c. Tahap analisis/pengolahan dan tindak lanjut Memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dikembangkan. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar. Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan). Hasil analisis ditindaklanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan, serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial antarmata pelajaran dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas. d. Tahap pelaporan Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait. Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi. Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk deskripsi sikap. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, pendidik Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang Dit. Pembinaan SMA 26

30 2. Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1) Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. 2) Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah. 3) Menentukan kriteria kenaikan kelas. 4) Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah. 5) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. b. Tahap pelaksanaan 1) Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. 2) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII. c. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut 1) Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. 2) Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3) Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII. 4) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. 5) Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 6) Menerbitkan keterangan hasil Ujian Nasional setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional. 7) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. d. Tahap pelaporan 1) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan capaian Dit. Pembinaan SMA 27

31 2) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait. 3. Prosedur penilaian oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional (UN) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang Dit. Pembinaan SMA 28

32 BAB III INSTRUMEN PENILAIAN, PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL A. Instrumen Penilaian Instrumen yang baik antara lain adalah: 1) sahih (valid), artinya instrumen tersebut tepat untuk mengukur ketercapaian kompetensi, 2) konsisten (reliable), artinya alat ukur tersebut dapat dipercaya untuk mengungkap informasi dengan tepat terkait dengan kompetensi yang diukur. Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka dalam mengembangkan instrumen penilaian, pendidik harus memperhatikan persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Sebelum menyusun instrumen penilaian, pendidik terlebih dahulu menentukan aspek penilaian dan teknik yang sesuai. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen dari teknik yang sudah dipilih. Berkaitan dengan instrumen penilaian, berikut diberikan beberapa contoh instrumen sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 1. Instrumen Penilaian Sikap Penilaian sikap yang dimaksud disini terkait dengan sikap peserta didik terhadap mata pelajaran pada proses pembelajaran. Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sikap dalam bentuk format yang dilengkapi dengan aspek sikap yang akan dinilai sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar. Berikut adalah contoh teknik penilaian sikap beserta instrumennya. a. Instrumen Observasi Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Waktu Pengamatan :... Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar: (lihat Lampiran Permendikbud Nomor 59 tahun 2014) Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI-1 1. Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam Dit. Pembinaan SMA 29

33 KI-2 Kompetensi Inti 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan. Kompetensi Dasar belajar. 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan pendidik dan teman. Sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan di atas adalah semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur, serta berperilaku santun dan peduli dalam berkomunikasi. Penilaian sikap dinyatakan secara kualitatif dengan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Dari contoh KD pada KI-1 dan KI-2 di atas dapat dibuat rubrik penilaian semangat belajar (sikap spiritual) dan santun (sikap sosial) sebagai berikut: Sikap spiritual: semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur Kriteria Indikator Selalu menunjukkan semangat belajar sudah Sangat Baik (SB) konsisten Sering menunjukkan semangat belajar mulai Baik (B) konsisten Kadang-kadang menunjukkan semangat belajar Cukup (C) belum konsisten Tidak pernah menunjukkan semangat belajar Kurang (K) tidak Dit. Pembinaan SMA 30

34 Sikap sosial: berperilaku santun Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Indikator Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman sudah konsisten Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman mulai konsisten Kadang-kadang santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman belum konsisten Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman tidak konsisten Indikator perilaku peduli dapat dikembangkan sebagaimana mengembangkan indikator santun. Pengamatan sikap spiritual dan sikap sosial untuk setiap mata pelajaran dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan secara terus menerus, dan setelah satu semester dibuat profil sikap secara umum untuk dilaporkan dalam Pelaporan Pencapaian Hasil Belajar Peserta Didik atau rapor. Sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial antarmata pelajaran diisi oleh wali kelas berdasarkan hasil penilaian sikap dari semua pendidik mata pelajaran yang menunjukkan profil sikap secara umum untuk setiap peserta didik. Contoh format hasil penilaian sikap peserta didik melalui observasi pendidik bahasa Inggris. Aspek sikap Profil sikap Dit. Pembinaan SMA 31

35 Semangat belajar Santun Peduli Pengembangan Penilaian SMA No Nama umum 1 Adi B B C B 2... b. Instrumen Penilaian Diri Instrumen penilaian diri dapat dilakukan dalam bentuk format dengan check (v) atau skala Contoh 1: Format Penilaian Diri pada kegitan diskusi kelompok. Nama : Nama-nama anggota kelompok : Kegiatan kelompok : Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d.5, isilah dengan angka 4 1 didepan tiap pernyataan: 4 : selalu 2 : kadang-kadang 3 : sering 1 : tidak pernah Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5. Selama kerja kelompok, saya mendengarkan orang lain ---- mengajukan pertanyaan ---- mengorganisasi ide-ide saya ---- mengorganisasi Dit. Pembinaan SMA ---- mengacaukan kegiatan melamun

36 Contoh 2: Daftar Cek (check list) Penilaian Diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran bahasa Inggris. Petunjuk penilaian diri: Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya! No Pernyataan Ya Tdk 1 Pembelajaran bahasa Inggris menyenangkan bagi saya 2 Saya tidak pernah menyontek pada waktu ulangan dan ujian 3 Saya tidak berminat bekerja sebagai penerjemah 4... Keterangan Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No. 3). Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan Dit. Pembinaan SMA 33

37 c. Penilaian antar Peserta Didik Contoh 1, instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarpeserta didik (peer assessment) pada waktu berdiskusi. Petunjuk: a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat selama mengikuti diskusi! b. Berilah tanda pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) secara jujur berdasarkan hasil pengamatanmu! c. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik! Nama peserta didik yang diamati :... Kelas :... Waktu pengamatan :... No Perilaku / sikap 1 Mau menerima pendapat teman 2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya 3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan 4 Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama 5. Keterangan Muncul/ dilakukan Ya Tdk Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (No.1, 3, dan 4) dan ada yang negatif (No 2). Contoh 2, model format penilaian antar peserta didik dengan skala penilaian (rating scale) berikut. No Pernyataan/perilaku/sikap Skor *) Teman saya berkata benar, Dit. Pembinaan SMA 34

38 No Pernyataan/perilaku/sikap adanya kepada orang lain Skor *) Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah 3 Teman saya mentaati peraturan (tatatertib) yang diterapkan 4 Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri 5 Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula 6 Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru 7 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru 8 Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain 9 Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain *) Skor: 4: selalu; 3 : sering; 2 : kadang-kadang; 1 : tidak pernah d. Penilaian Jurnal Contoh format jurnal. Nama siswa : Dit. Pembinaan SMA 35

39 Kelas/Semester : X/1 No Hari, tanggal Dst Kejadian / Perilaku Pos Neg Rekapitulasi jurnal semester 1 Kolom pada kejadian diisi dalam bentuk deskripsi sehingga Jurnal tidak perlu menggunakan skor. Informasi hasil penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal dapat dipakai sebagai bahan pembinaan peserta didik. 2. Instrumen Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan bisa dilakukan dalam bentuk tulisan, lisan dan penugasan. Untuk melakukan penilaian pengetahuan pendidik harus membuat instrumen penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan di ukur. Berikut ini disajikan contoh-contoh instrumen penilaian pengetahuan. a. Bentuk Pilhan Ganda Contoh soal pilihan ganda. Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X / 2 Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasaran rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakatdan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar: 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar Dit. Pembinaan SMA 36

40 Indikator: Disajikan tabel hasil percobaan uji larutan, peserta didik dapat menentukan senyawa yang merupakan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan tepat. Rumusan butir soal: Perhatikan data percobaan uji larutan berikut! Larutan No Pengamatan pada Elektroda Lampu (1) tidak ada gelembung padam (2) sedikit gelembung padam (3) sedikit gelembung redup (4) banyak gelembung redup (5) banyak gelembung menyala Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor. A. (1) dan (2) B. (2) dan (3) C. (3) dan (5) D. (4) dan (5) E. (5) dan (1) Kunci: E Penilaian untuk tes bentuk pilihan ganda, setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor 1, dan yang dijawab salah/tidak dijawab/lebih dari satu jawaban yang dipilih tidak mendapat skor. Nilai siswa adalah (jumlah jawaban benar : jumlah butir soal) x 4. Contoh: Jumlah soal 40 butir Adi menjawab benar 32 Nilai Adi = (32/40) x 4 = 3,20 b. Tes tulis bentuk Dit. Pembinaan SMA 37

41 Contoh soal bentuk uraian Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X /1 Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kompetensi Inti: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar: 3.6 kehidupan sehari-hari Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam Indikator: Disajikan data percobaan hukum Hooke, pesertadidik dapat menyimpulkan hasil percobaan dan memprediksi sesuai kesimpulan. Rumusan butir soal Berikut ini data hasil percobaan hukum Hooke dengan menggunakan pegas yang digantung. Percobaan ke Massa (gram) Panjang Pegas (cm) , , ,0 4 X 28,5 a. Berapa besar konstanta pegas? b. Berapa massa benda (X) pada percobaan ke 4? Pedoman penskoran No Jawaban Dit. Pembinaan SMA 38

42 No Jawaban Skor A B Menentukan konstanta pegas mendata L = L Lo = 24,5 22,0 = 2,5 cm, atau 27,0-24,5 = 2,5 cm mendata gaya yang menyebabkan pertambahan panjang F = m.g menentukan masa yang relevan, m = = 50 gram atau m = = 100 gram menghitung konstanta pegas dengan rumus k = 1 N/0,025 m = 40 N/m Menentukan nilai x menghitung =40.0,015 = 0,6 N menghitung massa benda = 0,06 kg = 60 gram menentukan nilai x = = 210 gram 1 SKOR MAKSIMAL 8 Nilai siswa = (skor perolehan : skor maksimal) x 4. Contoh: Skor perolehan Adi = 6. Nilai Adi = (6/8) x 4 = 3,0 c. Observasi Contoh format Observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan Pernyataan Nama Gagasan Kebenaran konsep Ketepatan istilah dll Y T Y T Y T Y T Amir Amin Badu... Dit. Pembinaan SMA 39

43 Diisi dengan cek (v) 3. Instrumen Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan dapat dilakukan dalam bentuk praktik, proyek, produk, dan portofolio. Berikut disajikan contoh-contoh instrumen penilaian keterampilan. a. Praktik Contoh rubrik praktik/keterampilan berbicara dalam Bahasa Inggris. KRITERIA SKOR INDIKATOR Kelancaran (fluency) 4 Sangat lancar 3 Lancar 2 Kurang lancar 1 Tidak lancar Pengucapan (pronunciation) 4 Sangat baik 3 Baik 2 Kurang baik 1 Tidak baik Intonasi (Intonation) 4 Sangat sesuai 3 Sesuai 2 Kurang sesuai 1 Tidak sesuai Pilihan kata (Diction) 4 Sangat tepat 3 Tepat 2 Kurang tepat 1 Tidak Dit. Pembinaan SMA 40

44 Contoh pengisian format nilai keterampilan berbicara No Nama Skor untuk Juml kelancaran ucapan intonasi pil.kata skor Nilai Adi ,33 dst Keterangan: Skor maksimal = jumlah kriteria x skor tertinggi setiap kriteria Pada contoh di atas skor maksimal= 4 x 3 = 12. Nilai keterampilan= (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 4. Pada contoh di atas nilai keterampilan = (10 : 12)x 4 = 3,33 b. Penilaian Proyek Contoh penilaian proyek Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/Semester : X / 1 Indikator: Peserta didik dapat melakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Rumusan tugas: Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh keberadaan mal bagi masyarakat sekitarnya. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, Dit. Pembinaan SMA 41

45 masalah, kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan laporan! Pedoman penskoran: No Aspek yang dinilai Skor maks 1 Perencanaan 6 Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) 2 Pelaksanaan 12 a.pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak akurat = 1) b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1) c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai = 1) d.kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1) 3 Pelaporan hasil a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1) b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2; tidak sesuai kaidah = 1) c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak kesalahan =1) d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1) 12 Skor maksimal 30 Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x Dit. Pembinaan SMA 42

46 Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya perencanaan 25%, Pelaksanaan 40%, dan pelaporan 35%. c. Produk Contoh format penilain Produk. Mata Pelajaran Nama Proyek No Aspek* : Kimia : Membuat Sabun Skor Perencanaan Bahan 2 3 Proses Pembuatan Persiapan alat dan bahan Teknik pengolahan K3 Hail produk Bentuk pisik Bahan Warna Pewangi.. Total Skor Keterangan: *: disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat d. Portofolio Contoh Penilaian Portofolio Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X / 1 Ruang lingkup: 1. Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan praktikum biologi kelas X semester Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya satu minggu setelah peserta didik melaksanakan praktikum. 3. Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu sebelum Ulangan Akhir Semester Dit. Pembinaan SMA 43

47 Uraian tugas portofolio 1. Buatlah laporan praktikum Biologi untuk seluruh kegiatan praktikum selama semester Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. 3. Pilihlah (peserta didik bersama pendidik)tiga karya portofolio terbaik untuk dinilai. Rubrik penilaian portofolio laporan praktikum biologi Kriteria Skor Indikator Persiapan (Skor maks = 3) 3 Pemilihan alat dan bahan tepat 2 Pemilihan alat atau bahan tepat 1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat 3 Rangkaian alat tepat dan rapi 2 Rangkaian alat tepat atau rapi 1 Rangkaian alat tidak tepat dan tidak rapi 3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat Pelaksanaan (Skor maks = 9) 2 1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan Dit. Pembinaan SMA 44

48 Kriteria Skor Indikator 3 Pengolahan data tepat 2 Pengolahan data kurang tepat Hasil (Skor maks = 6) 1 Pengolahan data tidak tepat 3 Simpulan tepat 2 Simpulan kurang tepat 1 Simpulan tidak tepat 3 Tampilan menarik dan bahasa sesuai kaidah Laporan 2 Tampilan menarik atau bahasa sesuai kaidah (Skor maks = 3) 1 Tampilan tidak menarik dan bahasa tidak sesuai kaidah Contoh pengisian format penilaian portofolio. No Nama Skor untuk Juml Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan skor Nilai 1 Adi ,67 Keterangan: Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria. Pada contoh di atas, skor maksimal = = 21. Nilai portofolio = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 4. Pada contoh di atas nilai portofolio = (14 : 21) x 4 = 2,67. e. Penilaian tes Dit. Pembinaan SMA 45

49 Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat. B. Pengolahan Nilai Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke dalam laporan hasil pencapaian kompetensi (Rapor). Rapor merupakan gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam setiap semester. 1. Capaian Kompetensi Pengetahuan a. Penilaian pengetahuan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan kompetensi dasar (KD pada KI-3). Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui penilaian proses (ulangan harian), ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. b. Capaian kompetensi pengetahuan merupakan rerata dari seluruh nilai kompetensi dasar yang dicapai pada satu semester. Penulisan capaian kompetensi pengetahuan pada format rapor menggunakan angka pada skala 1,00 4,00 dan dilengkapi predikat dengan huruf D - A. Contoh pengolahan capaian kompetensi pengetahuan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/1 Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD yang sesuai untuk dihitung reratanya. Kemudian merata-ratakan hasil rerata setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel ketuntasan belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel Dit. Pembinaan SMA 46

50 Selain capaian kompetensi, dalam rapor dituliskan deskripsi kompetensi, baik untuk kompetensi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam setiap mata pelajaran, sehingga laporan capaian kompetensi peserta didik menjadi lebih informatif. Penulisan deskripsi didasarkan pada kompetensi yang menonjol dan yang masih perlu diperbaiki. Pada contoh di atas, meskipun rapor Ani dan Budi sama-sama berpredikat B, namun deskripsi kompetensinya berbeda. Penulisan deskripsi kompetensi pengetahuan untuk mata pelajaran Matematika pada rapor Ani (berdasarkan tabel di atas) sebagai berikut: Sudah baik dalam mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta menerapkannya dalam pemecahan masalah nyata, namun kemampuan memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma serta menganalisis konsep nilai mutlak dalam penerapan pertidaksamaan dalam dunia nyata perlu Dit. Pembinaan SMA 47

51 Sedangkan deskripsi kompetensi untuk mata pelajaran Matematika pada rapor Budi sebagai berikut: Sudah baik dalam mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta menerapkannya dalam pemecahan masalah nyata, namun kemampuan memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma perlu ditingkatkan. 2. Pencapaian kompetensi keterampilan a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan KD pada KI-4. Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. b. Nilai praktik dilakukan melalui tes kinerja dan/atau penugasan setiap kompetensi dasar (KD pada KI-4) sesuai dengan karakteristik KD tersebut. c. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum. d. Nilai kompetensi menjadi nilai tengah (median) untuk interval capaian kompetensi seperti pada perhitungan penilaian kompetensi pengetahuan. Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi keterampilan pada format rapor menggunakan angka pada skal 1,00-4,00 kemudian dilengkapi dengan predikat D - A. Perhitungan kompetensi keterampilan sebagai berikut. Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD yang sesuai untuk dihitung nilai optimumnya. Kemudian merata-ratakan dari hasil optimum setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel ketuntasan belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel Dit. Pembinaan SMA 48

52 Contoh pengisian format pengolahan capaian kompetensi keterampilan Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : X/1 Menangkap makna Nilai Menyusun teks Nilai No Nama KD 4.7 optimum mum KD 4.9 opti Yenny dst No Nama Menyunting KD Nilai optimum Rerata nilai optimu m Rapor 1 Yenny A- 2 dst Contoh penulisan deskripsi kompetensi keterampilan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pada rapor (berdasarkan tabel di atas): Sangat terampil dalam kemahiran menangkap makna dan sebagai berikut: menyunting, terutama menangkap makna teks deskriptif dan menyunting teks deskriptif tulis tentang bangunan bersejarah terkenal. Perlu meningkatkan diri berkaitan dengan kemahiran dalam menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, Dit. Pembinaan memperhatikan SMA fungsi sosial, struktur teks, dan 49 unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

53 3. Capaian Kompetensi Sikap a. Penilaian sikap dalam mata pelajaran diperhitungkan berdasarkan hasil observasi pendidik. Sikap (spiritual dan sosial) dalam rapor terdiri atas sikap dalam mata pelajaran dan sikap antarmata pelajaran. b. Capaian kompetensi sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap pendidik mata pelajaran, yang merupakan profil secara umum berdasarkan rangkuman hasil pengamatan pendidik selama satu semester, diisi secara kualitatif dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau Kurang (K). c. Nilai akhir sikap dalam mata pelajaran diperoleh berdasarkan mode atau modus, yaitu data atau nilai sikap yang sering muncul. d. Hasil penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal digunakan dalam pembinaan sikap pesera didik. Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) dalam mata pelajaran. Mata pelajaran: Bahasa Inggris Semangat belajar Semangat Santun Nama Santun belajar Adi v v v v v v B v v v C Budi v v v v v B v v v v v B Citra v v v C v v v v v B Nama Jujur Jujur Disiplin Disiplin Adi v v v V v B v v v v v v v SB Budi v v v v v B v v v v v B Citra v v v v V v B v v v v v B Nama Percaya diri Percaya Tanggungjawab Tanggung diri jawab Adi v v v v v B v v v v v v v SB Budi v v v v v B v v v C Citra v v v C v v v v v Dit. Pembinaan SMA 50

54 Semangat belajar Santun Jujur Disiplin Percaya diri Tanggung jawab Peduli Kerjasama Cinta damai Pengembangan Penilaian SMA Nama Peduli Peduli Kerja sama Kerja sama Adi v v v v v B v v v v v v B Budi v v v v v B v v v v v v v SB Citra v v v v v B v v v v v B Cinta damai Cinta damai Nama Adi v v v v v B Budi v v v v v B Citra v v v v v B Hasil penilaian sikap N o Nama Profil sikap secara umum Rapor sikap dalam mapel 1 Adi B C B SB B SB B B B B B 2 Budi B B B B B C B SB B B B 3 Citra C B B B C B B B B B B Meskipun rapor sikap Ani, Budi, dan Citra dalam mata pelaajran Bahasa Inggris sama (B), namun deskripsi sikap ketiga peserta didik tersebut tidak sama. No Nama Deskripsi sikap 1 Adi Sikapnya secara umum baik, terutama disiplin dalam kehadiran dan tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas. Sikap santun dalam berkomunikasi interpersonal perlu ditingkatkan 2 Budi Sikapnya secara umum baik, terutama kerjasama dalam melaksanakan komunikasi fungsional. Tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugastugas perlu ditingkatkan 3 Citra Sikapnya secara umum baik, perlu ditingkatkan semangat belajar dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi transaksional Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2) antarmata Dit. Pembinaan SMA 51

55 Kelas/Semester: X/1 Sikap (KI-1 dan KI-2) dalam Sikap spiritual (KI-1) No Nama mata pelajaran dan sikap sosial (KI-2) antarmapel 1 Adi B B SB C B B SB C Peserta didik sudah menunjuk-kan sikap mengamalkan ajaran agamanya, mulai konsisten menerapkan sikap santun, jujur dan kerjasama, perlu ditingkatkan lagi sikap percaya diri dan kepedulian terhadap lingkungan. 2. C. Analisis Butir Soal Analisis butir soal (item) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker & Algina,1986). Secara umum, analisis butir soal bertujuan untuk menentukan apakah suatu butir soal merupakan butir soal yang baik atau kurang baik sebagai suatu alat ukur, sehingga memungkinkan kita memperbaiki/merevisi untuk meningkatkan validitas dan reliabilitasnya. Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan analisis mengenai isi (content validity soal) dan bentuk (apakah butir soal ditulis dalam bentuk tertentu yang efektif untuk mencapai sasaran), yaitu dengan menghadirkan expert judgement sedangkan secara kuantitatif dilakukan analisis menggunakan berbagai teknik statistik. 1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif merupakan analisis atau penelaahan butir soal (tes tertulis, perbuatan, sikap) sebelum soal tersebut digunakan atau diujikan. Hal Dit. Pembinaan SMA 52

56 dimaksudkan untuk memperbaiki soal jika dalam proses pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. Komponen analisis butir soal kualitatif mencakup tiga hal, yaitu materi/substansi, konstruksi, dan bahasa. Sebaiknya pihak yang melakukan analisis butir soal kualitatif adalah guru serumpun atau yang mata pelajarannya sama tetapi bukan pihak yang menyusun atau merakit soal, hal ini akan lebih objektif. Berikut ini contoh format analisis kualitatif butir soal. Aspek Yang Ditelaah A. Materi: 1. Soal sesuai dengan indikator. 2. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 3. Setiap soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar. No Soal dst B.Konstruksi: 4. Pokok soal dirumuskan secara jelas, dan tegas. 5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 6. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. 7. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. 8. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. 9. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, "semua pilihan jawaban di atas salah", atau "semua pilihan jawaban di atas benar. 10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka. 11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi. 12. Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya. B. Bahasa : 13. Butir soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. 14. Tidak menggunaan bahasa yang berlaku setempat. 15. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan Dit. Pembinaan SMA 53

57 Hasil dari analisis butir soal secara kualitatif selanjutnya dilakukan perbaikan pada bagian soal yang belum sesuai dengan kaidah. Hasil analisis butir soal kualitatif ada 3 (tiga) kemungkinan: 1. soal diterima; 2. soal direvisi oleh penulis, apabila ketidaksesuaian pada aspek konstruksi dan/atau bahasa; 3. soal dikembalikan ke penulis soal, apabila ketidaksesuaian pada aspek materi. Berikut ini diberikan contoh pengisian format kartu telaah butir soal untuk mata pelajaran Biologi. Contoh Analisis Dit. Pembinaan SMA 54

58 Hasil Analisis Kualitatif Kesimpulan: Soal diterima dengan revisi, karena perbaikan ada pada aspek konstruksi saja 2. Analisi Kuantitatif Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kualitas soal berdasarkan data empirik yang diperoleh melalui uji coba soal. Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu dilihat dari tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh, validitas dan reliabilitas. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam soal sehingga soal bisa direvisi atau membuang soal karena secara empiris tidak berfungsi sama sekali. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan: 1. Manual 2. Menggunakan Software Komputer, diantaranya: a. Iteman b. Bigstep c. SPSS d. Dll Komponen analisis kuantitatif terdiri atas : 1. Tingkat kesukaran 2. Daya pembeda 3. Keefektifan kunci Dit. Pembinaan SMA 55

59 4. Keefektifan pengecoh (distractor) 5. Validitas, dan 6. Reliabilitas Berikut ini diuraikan masing masing komponen sebagai berikut: 1. Tingkat Kesukaran Analisis tingkat kesukaran (Difficulty level analysis) artinya mengkaji soal dari segi kesulitannya sehingga diperoleh soal-soal, mana yang termasuk mudah, sedang atau sukar B Tingkat kesukaran = N B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah siswa peserta tes Tabel Kategori Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori 0,70 < TK 1 Mudah 0,30 < TK 0,70 Sedang 0 TK 0,30 Sukar Sumber: Puspendik, Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta tes yang sudah mencapai kompetensi dengan peserta tes yang belum mencapai kompetensi. Daya Pembeda = BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar N = jumlah peserta tes yang diolah Tabel Kategori Daya Pembeda Daya Pembeda Dit. Pembinaan SMA 56

60 0,25 < DP 1 Diterima 0,00 < DP 0,25 Diperbaiki DP 0 Dikembalikan 3. Efektivitas Pengecoh Analisis butir juga dilakukan dengan memerhatikan pengecoh. Pengecoh (distractor) yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan. Pengecoh dibuat untuk mengecoh/menyesatkan peserta tes agar idak mememilih kunci jawaban, pengecoh menggoda siswa yang kurang memahami materi pelajaran untuk memilihnya.agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila ada peserta tes yang terkecoh memilihnya. Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu mencolok dan dimengerti oleh semua peserta tes bahwa pengecoh tersebut salah. Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik. Jika jawaban pengecoh dipilih oleh minimal 2,5% peserta tes, maka pengecoh dapat berfungsi secara efektif, seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini. Tabel Efektivitas Pengecoh Pengecoh Dipilih oleh minimal 2,5% peserta tes Dipilih oleh kurang dari 2,5% peserta tes Kategori Efektif Tidak Efektif 4. Langkah-Langkah Analisis Kuantitatif Dit. Pembinaan SMA 57

61 1) Urutkan lembar jawaban peserta tes yang sudah diberi skor dari tertinggi ke terendah. 2) Jika akan diolah 100%, skor peserta tes dibagi 2. Contoh: peserta 100 orang, maka 1 50 adalah kelompok atas, adalah kelompok bawah. 3) Jika dikelompokkan menjadi 3 bagian, maka diambil 27% untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah. Contoh: peserta 100 orang, maka nomor urut 1-27 adalah kelompok atas, adalah kelompok bawah. Kelompok tengah tidak diolah. 4) Tentukan peserta yang menjawab benar (kelompok atas maupun kelompok bawah) masukkan ke dalam rumus. Data Awal Contoh Analisis Kuantitatif (Manual) Nama Nomor Soal Hasnah B B B C D C D C D A Maula C D B A B B D C D A Fikri C D B B A A D C D B Syifa A A A D C D D D C C Fahri D D B A D C C D C C Rayhan C D B A C B C C D A Langkah 1 : Menetukan Skor Total NAMA SKOR Hasnah B B B C D C D C D A 4 Maula C D B A B B D C D A 8 Fikri C D B B A A D C D B Dit. Pembinaan SMA 58

62 Syifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 Rayhan C D B A C B C C D A 8 Kunci Jawaban C D A A C B D C D A Langkah 2 : Mengurutkan Data Berdasarkan Skor Nama SKOR Maula C D B A B B D C D A 8 Rayhan C D B A C B C C D A 8 Fikri C D B B A A D C D B 5 Hasnah B B B C D C D C D A 4 Syifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 KUNCI C D A A C B D C D A Langkah 3 : Membagi data menjadi 2 bagian sama banyak Nama SKOR Kelompok Atas Maula C D B A B B D C D A 8 Rayhan C D B A C B C C D A 8 Fikri C D B B A A D C D B 5 Bagian Bawah Hasnah B B B C D C D C D A Dit. Pembinaan SMA 59

63 Syifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 Kunci Jawaban C D A A C B D C D A Langkah 4 : Mengelompokkan Penyebaran Jawaban No Kelompok A B C D 0 1 KA 0 0 3* 0 0 KB 1 1 0* KA * 0 KB * 0 3 KA 0 * KB 1* KA 2* KB 1* KA 1 1 1* 0 0 KB 0 0 1* KA 1 2* KB 0 0* KA * 0 KB * 0 8 KA 0 0 3* 0 Dit. Pembinaan SMA 60

64 No Kelompok A B C D 0 KB 0 0 1* KA * 0 KB * 0 10 KA 2* KB 1* Dit. Pembinaan SMA 61

65 Langkah 5 : Menghitung Daya Pembeda Dan Tingkat Kesukaran Soal No KEL A B C D 0 1 KA 0 0 3* 0 0 KB 1 1 0* KA * 0 KB * 0 3 KA 0* KB 1* KA 2* KB 1* KA 1 1 1* 0 0 KB 0 0 1* 2 0 Daya pembeda soal nomor 1 BA = 3; BB = 0; N = 6 DP = = = 1 Kesimpulan: DP>0,25 berarti soal diterima TK=0,5 berarti sedang B TK N 3 TK 0,5 6 Analisis Kuantitatif (Iteman) Iteman merupakan program komputer yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara klasik, untuk menjalankan langkah langkahnya sebagai berikut : 1. Menyiapkan Dit. Pembinaan SMA 62

66 2. Ketik lengkap nama file yang berisi data (contoh : MAT8.TXT) kemudian tekan enter. 3. Ketik lengkap nama file untuk menampung hasil analisis (MAT8.HSL) kemudian tekan enter. 4. Tekan Y bila ingin mengeluarkan skor, tekan N bila tidak ingin mengeluarkan skor. 5. Bila kita mengisi Y, kita harus mengisikan nama file untuk menampung hasil skor Dit. Pembinaan SMA 63

67 6. Selanjutnya di folder akan muncul 2 file baru yaitu:mat8.hsl dan MAT8.SKR ITEM & TEST ANALYSIS PROGRAM >>> ************************************************************** <<< Item analysis for data from file MAT8.TXT Page 1 Item Statistics Alternative Statistics Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key A B C * D E Other Selanjutnya buka file tersebut dengan program Notepad. Item Statistics Alternative Statistics Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key A B ? CHECK THE KEY C D was specified, B works better D * Keterangan : 1. Seq. No. : Nomor urut soal pada file data 2. Scale Item : Nomor urut soal dalam skala/subtes 3. Prop. Correct : Tingkat kesukaran soal 4. Biser : Daya pembeda soal dengan menggunakan koefisien korelasi biserial 5. Point Biser : Daya pembeda soal dengan menggunakan koefisien point Biserial 6. Alt. : Pilihan Jawaban (option) 7. Prop. Endorsing : Penyebaran Dit. Pembinaan SMA 64

68 Keterangan : No. Komponen Keterangan 1. N of Items Jumlah Soal yang dianalisis 2. N of Examinees Jumlah peserta tes yang dianalisis 3. Mean Skor rata-rata peserta tes 4. Variance Varians dari distribusi skor peserta tes 5. Std. Dev. Simpangan baku dari distribusi skor peserta tes 6. Skew Kemiringan dari distribusi skor peserta tes. Skew (kemiringan) negatif menunjukkan sebagian besar skor berada pada bagian atas Skew positif menunjukkan sebaagian besar skor berada pada bagian bawah (skor Dit. Pembinaan SMA 65

69 7. Kurtosis Puncak (keruncingan atau kelandaian) dari distribusi skor peserta tes. Nilai positif distribusi skor lebih lancip dan nilai negatif distribusi skor lebih landai. 8. Minimum Skor terendah peserta tes 9. Maximum Skor tertinggi peserta tes 10. Median Skor tengah 11. Alpha Koefisien reliabilitas tes (tingkat kecermatan dan keajegan) 12. SEM (Standard Error of Measurement) Kesalahan pengukuran 13. Mean P Rata-rata tingkat kesukaran soal 14. Mean Item-Tot Rata-rata daya pembeda (point biserial) 15. Mean Biserial Rata-rata daya pembeda biserial D. Rapor Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mengamanatkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk angka dan deskripsi. Angka yang dimaksud adalah angka pada skal 1,00 4,00 dan deskripsi yang dimaksud adalah informasi penjelasan progres ketercapaian kompetensi peserta didik. Rapor peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui capaian kompetensi peserta didik secara berkala. Oleh karena itu, rapor peserta didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai capaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti. Format rapor SMA Dit. Pembinaan SMA 66

70 @2015, Dit. Pembinaan SMA 67

71 BAB IV PENUTUP Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) untuk mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mengukur ketercapaian ketiga ranah tersebut dilakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang dilakukan mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan tes dan non-tes melalui observasi/pengamatan, penilaian diri (self assessment), penilaian antarpeserta didik (peer assessment), ulangan, penugasan, dan ujian. Instrumen penilaian dapat berupa perangkat tes yang berisi butirbutir soal, daftar cek (check list) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, dan jurnal. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, serta pemerintah dan/atau lembaga mandiri, menggunakan acuan kriteria, yang didasarkan pada prinsip-prinsip: sahih, objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, dan edukatif. Penilaian oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan untuk pemetaan dan menilai pencapaian kompetensi peserta didik di tingkat satuan pendidikan. Penilaian oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri dilakukan untuk pemetaan dan menilai kompetensi peserta didik secara nasional. Hasil penilaian dilaporkan secara berkala, objektif, akuntabel, dan informatif dalam bentuk predikat dan deskripsi pada format rapor kepada peserta didik, orangtua/wali peserta didik, dan dinas pendidikan. Pengisian rapor menggunakan aplikasi yang terintegrasi/sinkron dengan Data Pokok Pendidikan Dit. Pembinaan SMA 68

72 Lampiran 1: Form Kisi-kisi KISI-KISI PENULISAN SOAL Nama Sekolah :... Satuan Pendidikan :... Alokasi Waktu :... Mata Pelajaran :... Jumlah Soal :... Kelas/Semester :... Penulis :... Kurikulum acuan :... No. Urut Kompetensi Inti *) Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal Keterangan: *) Penulisan bisa pada kolom atau dibawah identitas Mengetahui,... Kepala Sekolah Guru Mata Dit. Pembinaan SMA 69

73 Lampiran 2: Form Laporan Hasil Pembelajaran (Rapor) No Mata Pelajaran Kelompok A (Umum) Pengetahuan Keterampilan Sikap Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam MP Antar MP Pendidikan Agama (Nama pendidik) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Nama pendidik) Bahasa Indonesia (Nama pendidik) Matematika (Nama pendidik) Sejarah Indonesia (Nama pendidik) Diisi angka 4,00-1,00*) Diisi denga n nilai A - D Diisi angka 4,00-1,00*) Diisi dengan nilai A - D SB, B, C, K (diisi Pendidik MP) Disimpulkan secara utuh dari sikap peserta didik dalam Mapel (Deskripsi Koherensi diisi oleh Wali Kelas berdasarkan hasil diskusi dengan semua pendidik kelas terkait) Bahasa Inggris (Nama pendidik) Kelompok B ( Umum) Seni Budaya (Nama pendidik) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Nama pendidik) Prakarya dan Kewirausahaan (Nama pendidik) Kelompok C (Peminatan) I. Peminatan... Mata Pelajaran (Nama pendidik) Mata Pelajaran (Nama Dit. Pembinaan SMA 70

74 No Mata Pelajaran Pengetahuan Keterampilan Sikap Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam MP Antar MP Mata Pelajaran (Nama pendidik) Mata Pelajaran (Nama pendidik) II. Lintas Minat... Mata Pelajaran (Nama pendidik) Mata Pelajaran (Nama pendidik) Catatan: SB: Sangat Baik; B: Baik; C: Cukup; K: Kurang. * : Angka real yang diperoleh Dit. Pembinaan SMA 71

75 Deskripsi No Mata Pelajaran Kompetensi 1 Pendidikan Agama (Nama pendidik) 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Nama pendidik) 3 Bahasa Indonesia (Nama pendidik) 4 Matematika (Nama pendidik) 5 Sejarah Indonesia (Nama pendidik) 6 Bahasa Inggris (Nama pendidik) 7 Seni Budaya (Nama pendidik) 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Nama pendidik) 9 Prakarya dan Kewirausahaan (Nama pendidik) 10 Mata Pelajaran (Nama pendidik) Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan 11 Mata Pelajaran Sikap sosial Dit. Pembinaan SMA 72

76 No Mata Pelajaran Kompetensi (Nama pendidik) 12 Mata Pelajaran (Nama pendidik) 13 Mata Pelajaran (Nama pendidik) 14 Mata Pelajaran (Nama pendidik) 15 Mata Pelajaran (Nama pendidik) Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Sikap sosial dan Spiritual Pengetahuan Keterampilan Catatan: 1. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedi sebelum memasuki semester berikutnya. 2. Dinyatakan tidak naik kelas bila terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap belum tuntas/belum Dit. Pembinaan SMA 73

77 DAFTAR PUSTAKA Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum Bahan Paparan: Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud,22 Agustus, 2013 Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK (2013).Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian (2004). Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Dit. Pembinaan SMA 74

78 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentangekstrakurikuler. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Surapranata, S dan Hatta, M (2006). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Dit. Pembinaan SMA 75

79 @2015, Dit. Pembinaan SMA 76

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK LAMPIRAN IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar (PHB) adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013) Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor

KELOMPOK KOMPETENSI I. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor KELOMPOK KOMPETENSI I Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor cfds Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa.

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2014 KEMENDIKBUD. Hasil Belajar. Pendidik. Pendidikan Dasar. Pendidikan Menengah. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 3 A. PENILAIAN KURIKULUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka BAB I PENDAHULUAN Kualitas penilaian terhadap hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh seberapa baik persiapan dan pelaksanaannya. Untuk membantu guru dalam menyusun instrumen penilaian hasil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN (Permendikbud No.66 Th.2013) Disosialisasikan kepada Guru-guru SMA N 40 Jakarta,...2013 oleh Sunar Wibawa Pengertian Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM B. PRINSIP PENILAIAN... 2 C. LINGKUP PENILAIAN...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM B. PRINSIP PENILAIAN... 2 C. LINGKUP PENILAIAN... Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM

Lebih terperinci

MODEL PENILAIANN MODE MEL PENGEMBANGANN PENILAIAN HASIL BELAJAR BELAJAR PESERTA DIDIK

MODEL PENILAIANN MODE MEL PENGEMBANGANN PENILAIAN HASIL BELAJAR BELAJAR PESERTA DIDIK Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik SMA MODE MEL PENGEMBANGANN PENILAIAN HASIL BELAJAR MODEL PENILAIANN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI TUJUAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED KATA PENGANTAR Panduan penilaian ini disusun sebagai acuan praktis bagi para dosen di FE Universitas Negeri Medan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar mahasiswa sebagai mahasiswa

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TINGKAT MADRASAH ALIYAH (MA)

PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TINGKAT MADRASAH ALIYAH (MA) PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TINGKAT MADRASAH ALIYAH (MA) KEMENTERIAN AGAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM 2014 KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dilaksanakan

Lebih terperinci

ainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id

ainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR PPT 2.3 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A.

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS Model PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS disampaikan oleh : NANANG SUKARSONO PENGAWAS DIKPORA LATAR BELAKANG LANDASAN HUKUM TUJUAN PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PENILAIAN AUTENTIK MEKANISME DAN

Lebih terperinci

Document Title KATA PENGANTAR

Document Title KATA PENGANTAR Document Title Page 1 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 13 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 13

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 13 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 13 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 13 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 13 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007) STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007) STANDAR PENILAIAN Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA Degi Alrinda Agustina Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TELAAH SILABUS, RPP, TES DAN PEDOMAN OBSERVASI RESPONDEN: PENGAWAS/KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Peta Konsep Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Perbandingan antara kompetensi dengan hasil yang telah dicapai Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF 1 TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF Merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes baku sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir tetapi merupakan bagian penting dlm proses pembelajaran

Lebih terperinci

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENDIDIKAN Penilaian

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) PENGERTIAN PENILAIAN PRINSIP PENILAIAN TEKNIK & INSTRUMEN PENILAIAN MEKANISME & PROSEDUR PENILAIAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK PENILAIAN OLEH SATUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

Penilaian Pembelajaran

Penilaian Pembelajaran Penilaian Autentik Penilaian Pembelajaran Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 138 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1. Pendahuluan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Proses Pengumpulan informasi/bukti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) Disampaikan Oleh: Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 ============================ *) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penilaian Otentik Bagi

Lebih terperinci

Model Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Model Penilaian Proses dan Hasil Belajar 2014, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah 1 KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan dimulainya penerapan Kurikulum

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D.

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. P E N I L A I A N Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN? Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? Bagaimana cara melakukan PENILAIAN? PENILAIAN:

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN APA PENILAIAN? APA PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? BAGAIMANA CARANYA? PENILAIAN: PROSES SISTIMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTERPRETASI

Lebih terperinci

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap

Lebih terperinci

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali: CONTOH SOAL UKG 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu dinamakan... A. pengukuran B. pensekoran C. penilaian D. pengujian E. evaluasi 2. Serangkaian

Lebih terperinci

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Lampiran 1 Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya 1. Pengkajian silabus KI dan KD Materi pembelajaran Proses

Lebih terperinci

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 YUBALI ANI, M.PD Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang jc_yubali@yahoo.com Abstrak Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran. Seperti semua

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika Rayinda Aseti Prafianti 1, Rr. Kuntie Sulistyowaty 2 Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA RANCANGAN PENILAIAN HASIL

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 2 KONSEP DASAR KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI KONSEP DAN KERANGKA

Lebih terperinci

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah: a. pengukuran b. pensekoran c. penilaian d. pengujian e. Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan yang sistematik

Lebih terperinci

Panduan e-rapor Direktorat Pembinaan SMA

Panduan e-rapor Direktorat Pembinaan SMA @2015, Direktorat Pembinaan SMA i KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU HO - 7 A. Tujuan Penyusunan Instrumen Tes Uji Kompetensi Guru Penyusunan instrumen tes Uji Kompetensi Guru bertujuan untuk menghasilkan seperangkat alat ukur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk

Lebih terperinci

Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian

Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar

Lebih terperinci

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI G PENILAIAN 1 DAN GEOMETRI 2

KELOMPOK KOMPETENSI G PENILAIAN 1 DAN GEOMETRI 2 KELOMPOK KOMPETENSI G PENILAIAN 1 DAN GEOMETRI 2 Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pedoman Umum Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.E., Arif B.W., Penerapan Alat Penilaian Berbasis Kompetensi Pembelajaran PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.

Lebih terperinci

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DEPARETEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 KATA PENGANTAR Buku panduan

Lebih terperinci

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR HALAMAN 1/29 HAKIKAT PENILAIAN Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN AUTHENTIC ASSESMENT PADA MATA KULIAH IPS TERPADU SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017. Fitra Delita 1

PENERAPAN AUTHENTIC ASSESMENT PADA MATA KULIAH IPS TERPADU SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017. Fitra Delita 1 PENERAPAN AUTHENTIC ASSESMENT PADA MATA KULIAH IPS TERPADU SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017 Fitra Delita 1 1Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK

PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

PANDUAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS PANDUAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman)

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman) KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman) Penilaian keterampilan ini dikembangkan didasarkan pada standar penilian, standar proses, Kompetensi inti, Kompetensi dasar. Tes

Lebih terperinci

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN DIKDASMEN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAN PERTAMA TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci