KUMPULAN JUDUL SKRIPSI JURUSAN SYARI AH AHWAL AL-SYAKHSIAH (SAS) TAHUN 1987 S/D 1988
|
|
- Liana Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUMPULAN JUDUL SKRIPSI JURUSAN SYARI AH AHWAL AL-SYAKHSIAH (SAS) TAHUN 1987 S/D 1988 No. Nama Mahasiswa/NIM Judul Skripsi Nilai/Yudisium Tahun Selesai 1. T. Nazaruddin TRM/4407/099 Problema Penerapan UU. No.1 Tahun 1974 di Kecamatan 7,02 / Baik 1987 ( konv. ) Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara 2. Mukhsin Ismail/1821/304 Bank Susu Ibu Ditinjau Dari 7,17 /Baik 1987 (konv.) 3. Marzuki Tarmizi/ ( Nafkah Iddah Ditinjau Menurut dan Undang-Undang 2,65 /Baik Sekali 1988 No. 1 / Mahyuddin Latif/ ( Perkawinan Dalam Masyarakat Alas Kabupaten Aceh Tenggara 3,36 /Baik Sekali 1988 Menurut dan Hukum Positif 5. Nuriah Ibrahim/ ( Peranan Wali Dalam Perkawinan Menurut dan U U 2,19 / Baik 1988 No.1 Tahun Marhamah Konsepsi Undang-Undang Perkawinan Terhadap Kesejahteraan 2,28 / Baik 1988 Abdullah/ ( Rumah Tangga Ditinjau Menurut 7. Indawarni / ( Problema Wasiat Menjelang Kematian Ditinjau Menurut Hukum 2,17 / Baik Kartini Ahmad / ( Peranan Sumpah Dalam Gugatan Waris Mewaris 2,46 / Baik Harmiati / ( Iddah dan Hikmah Pensyariatannya Menurut 2,50 / Baik Salbiah Ali/ ( Kadar Mahar Dalam Pernikahan Ditinjau Menurut dan 2,12 / Baik 1988 Undang-Undang Perkawinan 11. Zulmanidar/ ( Fungsi Hakim Dalam Persengketaan Suami Isteri Ditinjau Dari 2,23/ Cukup Aspinati/ ( Penyelesaian Sengketa Warisan dan Wasiat di Kecamatan Bukit 2,06/Cukup 1988 Kabupaten Aceh Tengah Ditinjau Menurut 13. Misran Ruslan/ ( Perbedaan Prinsip Tentang Kewarisan Menurut, 3,21/Baik Sekali Hukum Adat KUH Perdata 14. Hadirah/ ( Kedudukan Zawil Arham Dalam Pembahagian Harta Warisan 2,10/Cukup Syukriah M. Penggunaan Harta Waqaf Ditinjau Menurut 6,94/Baik 1988 Husen/4433/1125-S Konv 16. Jumidah Umar/ ( Partisipasi Isteri Terhadap Pembiayaan Rumah Tangga Menurut 2,08/Cukup Mirati Adim, BA/3823/974-S Perkawinan Malabit di Pulau Seumeulu Ditinjau Menurut Hukum 6,99/Baik 1988
2 18. Nurjannah Daud/ ( 19. Kamariah Thaib, BA/4387/1079-S ( 20. Mukhlis Hasbi/ ( 21. Nurdin Yahya/3123/763-3 Peranan Saksi Pada Ikrar Waqaf Menurut dan Hukum Positif 2,06/Cukup 1988 Penerapan Hukum Perkawinan Sehubungan Dengan U.U RI 7,01/Baik 1988 No. 1/74 Tentang Perkawinan Penarikan Kembali dan Gugurnya Hibah Ditinjau Menurut Hukum 2,45/Baik 1988 Adat,Bw dan Permainan Sandiwara Ditinjau Dari Sudut 6,55/Cukup Sukia Adah Iman/ Penerapan Administrasi Perkawinan di Indonesia Menurut Tinjauan 2,09/Cukup 1988 ( 23. Jasmani/ S ( Problema Hibah Menjelang Kematian Ditinjau Menurut 2,00/Cukup RawatiA. Jalil/ ( Kedudukan Wali Hakim Terhadap Pelaksanaan Kawin Lari Menurut 2,50/Baik Fadhlilian Amin/ ( Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian di Aceh Besar Ditinjau 2,49/Baik 1988 Menurut dan UU No.1/ Misriah Ilyas/ ( Adat Perkawinan di Kecamatan Samalanga Menurut Pandangan 2,09/Cukup Nurmi Hasan/ ( S1 Gugatan Fasakh Karena Suami Menginap Penyakit Berat Ditinjau 2,08/Cukup 1988 ) Menurut dan UU No.1/ M.Nasir M.Nur/4405/1097 Peranan Wali Mujbir Dalam Perkawinan 6,51/Cukup Aisyah Yusuf/ ( S1 Proses Penyelesaian Perkara Ta lik Talak 2,07/Cukup 1988 ) 30. Warniati Zakaria/ ( Pengaruh Latar Belakang Hakim Dalam Penyelesaian Perkara Pada 2,08/Cukup 1988 Pengadilan Agama 31. Mainurmawati/ ( Perceraian Karena Cacat Biologis 2,41/ Baik M. Husin AR/4382/1074-S Kawin Paksa Dalam Masyarakat Gayo Lues Blang Kejeren Aceh 6,66/Baik 1988 Tenggara Ditinjau Menurut 33. Sandarusin/ ( Hibah dan Wasiat Dalam KUH Perdata Ditinjau Menurut Hukum 2,05/Cukup Ardinalsyah/ ( Perbandingan Kompetensi Pengadilan Agama Dalam Tiga Dasawarsa di Indonesia 2,06/Cukup 1988
3 35. Jamaliah M. Daud/ Adat Perkawinan di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh 2,00/Cukup 1988 ( Besar Ditinjau Menurut 36. Amatal Halim Efisiensi Pengadilan Agama Dalam Menyelesaikan Sengketa 2,51/ Baik 1988 Ahmad/ ( 37. M. Saleh BA/3443/880/Konv. Transaksi Tanah di Aceh Tengah ditinjau Menurut dan 6,56/Cukup 1988 UUPA 38. T. Samsul Mahdi,3877/1028 ( Peraqnan BP-4 Dalam Menanggulangi Perceraian 7,01/Baik Zulkifli Mohd Hasan/2546/613 Problema Gambar dan Patung Dalam 6,56/Cukup 1988 (Konv.) 40. Rosna Adam/4419/1111-S Pembebanan Alat Bukti Atas Penggugat Menurut Hukum Acara 7,11/Baik 1988 Perdata Indonesia dan 41. Idris Abdullah/1064/274-S ( Penerapan Bekwaan dan ON Bekwaan Pada Peradilan Agama dan 6,64/Baik 1988 Peng. Umum 42. Jamaliah Usman/ ( Tahap-Tahap Yang di Tempuh Dalam Perkawinan Masyarakat 2,06/Cukup 1988 Kecamatan Bandar Baru Ditinjau Menurut 43. Rosnaini Ismail/ Pelaksanaan Putusan Pengadilan Agama Langsa Tentang 2,49/Baik 1988 ( Perceraian 44. Bachtiar Yusby/3370/813 Suatu Tinjauan TentangPengukuhan Keputusan Pengadilan Agama 6,67/Baik 1988 (Konv. ) Oleh Pengadilan Negeri 45. Bahren Idris/4430/1122-S Macam-Macam Saksi Menurut 6,36/Cukup Sakdiah Abdullah/4470/1162- Pemeliharaan Harta Waqaf dan Pemanfaatannya Menurut Hukum 6,48/Cukup 1988 S ( Konv. ) 47. Selamat A/3418/856 Berwasiat Kepada Ahli Waris Yang Menerima Pusaka Menurut Adat 6,21/Cukup 1988 Gayo dan 48. Habibah Usman/ ( Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Undang-Undang No.1 2,09/Cukup 1988 Tahun Bakhtiar Yunus/2520/605 Tinjauan Tentang Penyelesaian Perkara Dengan 7,70/Memuaskan 1988 Seorang Saksi dan Sumpah Penggugat 50. Masyari M. Syam/2916/697-S Wasiat Wajibah Menurut 6,40/Cukup 1988 ( 51. Hamid Yahya/ ( Hak dan Kewajiban Tergugat Menurut dan Hukum Acara Perdata Positif 2,06/Cukup 1988
4 52. Wardani Yusuf/3780/931-S Peranan Kepala Desa Dalam Menerapkan UU No.1 /1974 6,47/Cukup 1988 (konv.) 53. Mahdi Ibrahim/3094/734 Pemberantasan Pornogafi Menurut 6,23/Cukup Fauzi M. Saleh/3128/768 ( Usaha Perdamaian Pada Pengadilan Agama Takengon 6,01/Cukup 1988 Konv. ) 55. Tajuddin Yusuf/1680/404-S Kegiatan Badan Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP-4) di 6,92/Baik 1988 Kecamatan Jeumpa Aceh Utara 56. Badriah Pendaya Gunaan Harta Waqaf 6,92/Baik 1988 Muhammad/4465/1157-S (Konv. ) 57. Ghazali Ibrahim/294/144 Penundaan Menstruasi dan Kaitannya Dengan Iddah Ditinjau 6,70/Baik 1988 (Konv. ) Menurut 58. Radhian M. Penyelesaian Perkara Secara Perdamaian Pada Pengadilan Agama 7,02/Baik 1988 Hasan/4358/1050-S (konv.) Bireun Aceh Utara 59. Abdu Rahman Daluarsa Gugatan Waris Mewaris Menurut 6,72/Baik 1988 Yahya/1310/316-S 60. Darul Amin/468/200-S (Konv. Pencabutan Gugatan Ditinjau Menurut Hukum Acara Perdata 6,96/Baik 1988 ) Posistif dan 61. Firdaus H. A. Pembahagian Warisan Secara Damai Ditinjau Menurut Hukum 2,50/Baik 1988 K.Musry/ ( dan Hukum Perdata 62. Nurana Usman/ ( Fungsi Bp 4 dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat di Kecamatan 2,49/Baik 1988 Bandar baru Ditinjau Menurut 63. Husni Ishaq/ ( Pelanggaran Perjanjian Perkawinan Menurut, Hukum 2,08/Cukup 1988 Positif dan Hukum Adat 64. Zaitun Gani/ ( Beberapa Tinjauan Terhadap Pengadilan Agama Tapak Tuan 2,00/Cukup Syarifah Alawiyah/2269/820- Pembagian Harta Warisan Menurut 6,50/Cukup 1988 S ( Konv ) 66. Ishak M. Daud/4469/1161 Perceraian Dibawah Tangan dan Penyelesaiannya di Pengadilan 6,32/Cukup 1988 (Konv ) Agama Ditinjau Menurut U.U No. 1/74 dan 67. Hernawati Husen/3425/863 ( Peranan Majlis Ulama Dalam Pembinaan di Propinsi 7,19/Baik 1988 K0nv ) Daerah Istimewa Aceh 68. Sukuriah/3136/776 ( Konv ) Pembatalan Perkawinan Berdasarkan UU No. 1/1974 Karena Tanpa Izin Wali ditinjau Menurut 6,36/Cukup 1988
5 69. Hamzah M. Hukum Warisan Dalam Hubungannya Dengan Orang Hilang 6,78/Baik 1988 Yahya/4373/1065-S ( Konv ) 70. Murisna Astra/ ( S Gugurnya Hak Menuntut Hukuman dan Gugurnya Hukuman 2,00/ Cukup ) Menurut dan KUHP 71. M.JamalYusuf Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis Menurut Hukum 7,07/Baik 1988 Jamil/2502/587-S (K0nv.) dan P.P 31 Tahun Azhari M. J/ ( S 1) Hikmah Perlunya Wali dan Dua Orang Saksi Dalam Pelaksanaan 2,00/Cukup 1988 Perkawinan 73. Shabirin BA.3794/945 ( Kesaksian Saudara Sepupu Menurut Hukum Acara Positif dan 6,78/Baik Muslim Husen/3810/961-S Upaya Melestarikan Perkawinan Menurut U. U No. 1 Tahun 6,27/Cukup dan 75. Rosmiaty Makanan-Makanan yang Diharamkan Dalam 6,77/Baik 1988 Jalaluddin/2500/585-S 76. Nurhasanah/ (S 1) Pelaksanaan Ruju di KUA Kecamatan Samalanga Menurut Hukum 2,49/Baik 1988 dan UU No.1 Tahun Rasfiati M. Jamil/3829/980- Tinjauan Hukum Warisan Terhadap Pemberian Asuransi Jiwa 7,18/Baik 1988 S 78. Darmawati Hukum Perkawinan Menurut U.U No. 1 Tahun 1974 Ditinjau Dari 2,56/Baik 1988 Abdullah/ ( Sudut 79. Badriah Peranan KUA Dalam Menerapkan U.U Perkawinan Ditinjau Menurut 2,06/Cukup 1988 A.Rahman/ ( 80. Asma Ibrahim/3849/1000-S Suatu Tinjauan Tentang Kompetensi Mengadili Sengketa Harta 6,27/Cukup 1988 Bersama Menurut Perundang-Undangan Indonesia 81. Yusrida M. Saleh/2041/508-S Pandangan Terhadap Gegurun Sebagai Salah Satu 7,01/Baik 1988 Alasan Perceraian 82. Jasmani M. Yasin/3850/1001- Penyelesaian Sengketa Tanah Waqaf 6,07/Cukup 1988 S 83. Mariah Pelaksanaan Hibah di Kabupaten Aceh Besar Ditinjau Menurut 2,31/Cukup 1988 Usman/ ( 84. Hamdiah Harun/ PenataanRumah Tangga Yang Swerasi Salah Satu Sarana Untuk 2,51/Baik 1988 ( Menghindari Terjadinya Perceraian 85. M.Daud Hanafiah Zina Sebagai Delik Aduan Dalam KUHP dan Jarimah Hudud Dalam 7,06/Baik 1988
6 86. Zulkifli Syakubat/333765/916- Pemabuk Sebagai Alasan Perceraian Menurut Undang-Undang 6,41/Cukup 1988 S Perkawinan dan 87. Azmanuddin/ ( Konpetensi Relatif danabsulut Pengadilan Agama Untuk Luar Jawa 2,58/Baik 1988 dan Madura 88. Syamsul Qamar/ ( Qadhi Nikah Non PPN di Indonesia ditinjau Menurut 2,42/Cukup 1988 dan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun Marhamah Jakfar/ Fungsi Hakim Dalam menyelesaikan Persengketaan Suami Istreri 2,33/Cukup 1988 ( Menurut 90. M. Satar M. Nur/2748/672-S Problema Kemiskinan dan Penanggulangannya Menurut Hukum 7,11/Baik Asmak Luthan/3748/672-S Fungsi Perkawinan Dalam Pemberantasan Pelacuran Menurut 6,37/Cukup Nurjannah M. Tanggung Jawab Wali Terhadap Anak Yatim dan Hartanya Menurut 2,41/Cukup 1988 Yusuf/ ( dan Hukum Perdata Positif 93. Maryamah Latar Belakang Pendidikan Sebagai Kafah Dalam Perkawinan 2,58/Cukup 1988 Umar/ ( Menurut 94. Tarwiyah Usman/ Pelaksanaan Ruju Menurut dan Undang-Undang 2,53/Baik 1988 Perkawinan No.1 Tahun Nuraini M. Jamil/3821/972-S Suatu Tinjauan Tentang Perkawinan Antar Agama Menurut 6,33/Cukup 1988 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 dan 96. Amiruddin H. Banta Mahar Yang Berlebih-Lebihan Ditinjau Menurut 2,80/Baik 1988 Ali/ ( 97. Maisarah Salim/ Pembuktian Dengan Saksi Dalam Perkara Wakaf 2,66/Baik 1988 ( 98. Ainal Mardhiah/3141/781-S Gugatan Perceraian Atas Dasar Melakukan Tindak Pidana Menurut 6,30/Cukup 1988 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 dan 99. Aisyah Thahir/ ( Qarinah Merupakan Salah Satu Alat Bukti Untuk Memutuskan 2,67/Baik 1988 Sesuatu Perkara Perdata Dalam 100. Irlina Putri/ ( Warisan AnakDalam Kandungan Menurut dan Hukum 2,26/Cukup 1988 Perdata 101. Sari Gugatan Fasakh Terhadap Suami Yang Tidak Memberi Nafkah 3,04/Baik Sekali 1988 MawarniWahyuddin/ ( 102. Hamidah Ahmad/ ( Thalak Tebus di Kecamatan Bandar Baru Ditinjau Menurut Hukum 2,29/Cukup 1988
7 103. Muda Wali Arifin/4421/1113- Penggantian dan Penukaran Harta Waqaf Ditinjau Menurut Hukum 6,13/Cukup 1988 S Isla m dan P.P No. 28 dan Ummi Salamah Nyak Pengaruh Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Terhadap Keluarga 2,16/Cukup 1988 Cut/ ( Berencana Ditinjau Menurut 105. Zubaidah Usman/ Zakat Karet Ditinjau Menurut 2,37/Cukup 1988 ( 106. Aisyah M.Daud/ Batas Umur Kawin Menurut Undang-Undang No.1Tahun 1974 dan 2,18/Cukup 1988 ( Menurut 107. Bulkisah/ ( Tata Cara Pernikahan Menurut Hukum dan Undang-Undang 2,02/Cukup 1988 No.1 Tahun Bakhtiar Mahmud /3129/769- Prinsip-Prinsip Keadilan Dalam dan Pancasila 2,26/Cukup 1988 S ( 109. iyah Gugatan Cerai Karena Suami Dijatuhi Pidana Penjara Menurut U.U 2,12/Cukup 1988 Budiman/ ( No. 1/1974 Ditinjau Menurut 110. Khadijah/ ( Status Mahar Menurut dan Hukum Adat di Kecamatan 2,14/Cukup 1988 Syamtalira Aron 111. Nuraini Wali Hakim Menurut dan Peraturan Menteri Agama 2,22/Cukup 1988 Dahlan/ ( No.2 Tahun Darwati M. Isa/ ( Kesaksian Wanita Menurut danhukumpositif 2,07/Cukup M. Nasir Umar/4366/1058-S ( Wali Fasex Dalam Aqad Nikah Menurut 6,85/Baik 1988
Pengadilan Agama Cilacap
111. Rekapitulasi Perkara Penyelesaian perkara tahun 2015 adalah meliputi sisa perkara tahun lalu (2014) ditambah dengan perkara yang diterima pada tahun 2015. a. Sisa perkara pada tahun 2014 sejumlah
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI
RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI 2012 NO MASALAH JAWABAN 1. Putusan Pengadilan Agama tidak menerima gugatan Penggugat karena bukan termasuk
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12
KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Lebih terperinciPUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten)
PUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat guna Mencapai Derajad Sarjana Hukum
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciSetiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN PERCERAIAN ATAS NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA DAN PENYELESAIANYA JIKA PUTUSAN TERSEBUT TIDAK DILAKSANAKAN A. Pelaksanaan Putusan
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51
KOMPETENSI ABSOLUT PERADILAN AGAMA Kewenangan PA dari masa ke masa: Sebelum Kemerdekaan: Staatsblaad 1882 No. 152 tidak disebutkan secara tegas kewenangan PA, hanya disebutkan bahwa wewenang PA itu berdasarkan
Lebih terperinciKuliah PLKH Oleh Fauzul A. Fakultas Hukum UPN Jatim 7 Maret /04/2013 1
Kuliah PLKH Oleh Fauzul A Fakultas Hukum UPN Jatim 7 Maret 2013 22/04/2013 1 Hukum Acara di Pengadilan Agama HIR/R.Bg UU No.7 tahun 1989 ttg Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dg UU No.3 tahun 2006
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO. 3400 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,
Lebih terperinciTELAAH TINGGINYA PERCERAIAN DI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA)
TELAAH TINGGINYA PERCERAIAN DI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA) Abdurrahman Konoras dan Petrus K. Sarkol Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Perkawinan merupakan aspek
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1989 (AGAMA. KEHAKIMAN. PERADILAN. Perkawinan. Perceraian. Warisan. Warganegara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciSOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )
SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 ) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar : Pernikahan dalam Islam ( Hukum, hikmah dan ketentuan Nikah) Kelas : XII (duabelas ) Program : IPA IPS I. Pilihlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam perkawinan merupakan suatu ikatan yang harus diupayakan terjalin keutuhannya, namun secara manusiawi ikatan ini mustahil untuk selalu menjadi utuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua pribadi antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, yakni separuh nyawa antara
Lebih terperinciBAB III K E A D A A N P E R K A R A
BAB III K E A D A A N P E R K A R A A. PERKARA TINGKAT PERTAMA PADA PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT 1. Keadaan Perkara Keadaan perkara tingkat pertama pada Pengadilan Agama se Jawa Barat, baik sisa perkara
Lebih terperinciBAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN
BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN 1. Akibat Hukum Terhadap Kedudukan, Hak dan Kewajiban Anak dalam Perkawinan yang Dibatalkan a. Kedudukan,
Lebih terperinciBAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA. peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota
37 BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA A. Pengertian Pengadilan Agama Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan
Lebih terperinciBAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA
BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA A. Deskripsi Singkat Bab ini membahas tentang kewenangan peradilan agama. Pembahasan ini mempunyai arti penting karena sebelum diundangkannya UU Nomor 7 Tahun 1989 sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikatan suci yang dinamakan perkawinan. Perkawinan adalah suatu hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di muka bumi ini, Tuhan telah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan, ada laki-laki dan perempuan agar merasa tentram, saling memberi kasih sayang dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN HUKUM ACARA PERCERAIAN ANTARA SUAMI DAN ISTERI DI PENGADILAN AGAMA
PERBANDINGAN HUKUM ACARA PERCERAIAN ANTARA SUAMI DAN ISTERI DI PENGADILAN AGAMA Oleh : Suhartanto I. Latar Belakang : Di dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ditentukan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Lebih terperinciBAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia
BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia Di Indonesia, secara yuridis formal, perkawinan di Indonesia diatur
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN ACEH NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG HUKUM KELUARGA (FIQH MUNAKAHAT)
1 RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG HUKUM KELUARGA (FIQH MUNAKAHAT) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI
AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI Oleh : DODI HARTANTO No. Mhs : 04410456 Program studi : Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD
BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam
Lebih terperinciNIKAH SIRI DARI SUDUT PANDANG HUKUM ISLAM*
NIKAH SIRI DARI SUDUT PANDANG HUKUM ISLAM* Mohamad Hasib Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAKSI : Pada prinsipnya dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pada Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa perkawinan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan
Lebih terperinciBAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara
BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF Hukum positif adalah "kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang pada saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA II Fakultas : Syariah Jurusan : al Ahwal al Syakhshiyah SKS : 2 SKS Kode : 0721223 Prasyarat : PKPBA, Fiqh Munakahat A. DESKRIPSI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA
STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK. isteri tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri
BAB II KERANGKA TEORITIK 2.1. Pengertian Perceraian Perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan antara suami isteri dengan keputusan pengadilan dan ada cukup alasan bahwa diantara suami isteri tidak akan
Lebih terperinciNOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
Lebih terperinciBAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN
36 BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bangkalan 1. Wilayah Yuridiksi Pengadilan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH
66 BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH A. Analisis terhadap Pertimbangan Hakim Dalam putusan
Lebih terperinciBAB III PERCERAIAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN Soemiyati dalam bukunya Hukum Perkawinan Nasional dan Undang-undang
BAB III PERCERAIAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 A. Pengertian Perceraian Salah satu prinsip dalam hukum perkawinan adalah mempersulit terjadinya perceraian. Adapun perceraian sebagaimana
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH
56 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH A. Analisis Prosedur Pelaksanaan Putusan Pengadilan Agama Tentang Mut ah dan Nafkah Iddah. Tujuan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dalam Al Qur an, Allah SWT. berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT. dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan manusia adalah melengkapi kekurangan manusia lainnya. Salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB II. PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL. Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah.
BAB II PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL A. Perceraian 1. Pengertian perceraian Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah. T}ala>q berarti membuka ikatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan adalah kekuasaan negara dalam menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum dan keadilan. 1 Kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin
BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun arti dari pada talak adalah membuka ikatan membatalkan perjanjian. Sedangkan furqah artinya
Lebih terperinciP E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciPada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.
SUMBER HUKUM HIR / RBg UU No. 7 / 1989 ttg PA UU No. 3 / 2006 Revisi I UU PA UU No. 50 / 2009 Revisi II UU PA UU No. 14 / 1970 kekuasaan kehakiman UU No. 14 / 1985 ttg MA UU No. 1 / 1974 ttg Perkawinan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat banding dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia berdasarkan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. HASIL PENELITIAN 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan Perkara Nomor 1061/Pdt.G/2016/PA.Bwi di Pengadilan Agama Banyuwangi) perspektif UU No.
Lebih terperinciBAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN SEBAGAI UPAYA PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 0758/PDT.G/2013 TENTANG PERKARA CERAI TALAK A. Analisis Yuridis Terhadap Pengakuan Sebagai
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 73/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 73/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh dalam persidangan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Harta Bersama
Lebih terperinciBAB II PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
BAB II PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Landasan Yuridis Perceraian Dalam bahasa Indonesia kata perceraian berasal dari kata cerai yang berarti pisah.
Lebih terperinciP U T U S A N SALINAN
P U T U S A N SALINAN Nomor :133 /Pdt.G/2008/PA.Slk. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Perceraian a. Pengertian Perceraian Perceraian sering diartikan oleh masyarakat luas adalah suatu kegagalan yang terjadi di rumah tangga. Dimana
Lebih terperinciPANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI
PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI A. KATA-KATA HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM PENGADILAN Gugatan Cerai, adalah tuntutan hak ke pengadilan (bisa dalam bentuk tulisan atau lisan) yang diajukan oleh seorang istri
Lebih terperinciBAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN
BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN A. Tinjauan Umum tentang Pencabutan Gugatan 1. Pengertian Pencabutan Gugatan Mencabut gugatan adalah tindakan menarik kembali
Lebih terperinciPerkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :
Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0211/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 0211/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperincimelakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada hamba- Nya melalui hasil pernikahan guna meneruskan kehidupan selanjutnya. Secara umum anak adalah seorang
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 37/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 37/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh di Banda Aceh dalam persidangan Majelis yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara
43 BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara Berdasarkan data yang penulis himpun dari lapangan pada saat observasi secara langsung dan melalui hasil wawancara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perkawinan dengan Perjanjian Kawin di Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan dengan Perjanjian Kawin di Kabupaten Klaten Pada dasarnya jika terjadi perkawinan maka akan terjadi percampuran harta antara suami dan istri,
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 35/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 35/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
P U T U S A N Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 0035/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0035/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam
146 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam menyelesaikan kasus cerai thalak sebagai upaya menyelesikan konflik keluarga yang diuraikan
Lebih terperinciISTILAH MUNAKAHAT. Oleh: Meor Shukri Panduan ini adalah PERCUMA. Persediaan Perkahwinan Istilah Munakahat
ISTILAH MUNAKAHAT Oleh: Meor Shukri admin@nikahkahwin.com Panduan ini adalah PERCUMA. 1 Istilah Munakahat yang perlu anda ketahui: Akad Ijab & Kabul Fasakh Melepaskan ikatan perkahwinan bila dituntut oleh
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu
BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 A. Pengertian Perkawinan Nafsu biologis adalah kelengkapan yang diberikan Allah kepada manusia, namun tidak berarti bahwa hal tersebut
Lebih terperinciHIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM
UNIVERSITI SAINS MALAYSIA Peperiksaan Semester Kedua Sidang Akademik 2006/2007 April 2007 HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM Masa : 3 jam Sila pastikan bahawa kertas peperiksaan ini mengandungi LIMA
Lebih terperinciBentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)
Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/1; TLN NO. 3019 Tentang: PERKAWINAN Indeks: PERDATA. Perkawinan.
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI Anggyka Nurhidayana 1, Amnawati 2, Kasmawati 3. ABSTRAK Upaya perlindungan hukum dalam perkawinan sirri atau disebut perkawinan tidak dicatatkan
Lebih terperinciP U T U S A N. NOMOR : xxx/pdt-g/2011/ms-aceh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
P U T U S A N NOMOR : xxx/pdt-g/2011/ms-aceh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara Waris pada tingkat banding dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby A. Dasar Hukum Majelis Hakim Menolak Gugatan Rekonvensi dalam Putusan No.
Lebih terperinciEKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI
1 EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA Drs. H. Masrum M Noor, M.H I EKSEPSI Eksepsi (Indonesia) atau exceptie (Belanda) atau exception (Inggris) dalam istilah hukum acara
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :
P U T U S A N Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan menurut istilah ilmu fiqih dipakai perkataan nikah dan perkataan ziwaj, nikah menurut bahasa mempunyai arti sebenarnya ( hakikat ) dan arti kiasan
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :
Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor 0026/Pdt.G/2016/PA.Pkp بسم ال الرحمن الرحيم. melawan. Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
PUTUSAN Nomor 0026/Pdt.G/2016/PA.Pkp بسم ال الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadilli perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciSEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu
1 SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu Pencabutan gugatan atau pencabutan perkara dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama sering sekali dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA
BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA A. Status Nasab Dan Kewajiban Nafkah Anak Yang Di Li an Menurut Hukum
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL
39 BAB III PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL A. Sejarah Pengadilan Agama Bangil 1. Dasar Hukum Berdirinya Pengadilan Agama Bangil Tidak dapat diketahui
Lebih terperinciBAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN
BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN Menurut Imam Asy-Syathibi jika aturan/hukum itu membawa kepada kemaslahatan, maka aturan /hukum itu harus dijadikan sebagai
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta.bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta.bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung, dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan dalam
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 188/Pdt.G/2010/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor: 188/Pdt.G/2010/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu
Lebih terperinciHalaman 1dari 8 hal. Putusan Nomor 139/Pdt.G/2012/PA.Pkc
PUTUSAN Nomor: 139/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harta Bersama dan Perceraian 1. Harta Bersama Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami atau isteri mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan menimbulkan kewajiban nafkah atas suami untuk istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang menjelaskan bahwa
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN A. Analisis Latar Belakang Terjadinya Pernikahan Sirri Seorang Istri yang Masih dalam Proses
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor:53/Pdt.G/2010/PA.MS BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor:53/Pdt.G/2010/PA.MS BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Sabak yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan memiliki arti penting bagi setiap orang, didalam kehidupan setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk membentuk sebuah keluarga itu maka setiap
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor: XXX/Pdt.G/2012/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pembanding; Melawan: Mahkamah Syar iyah Aceh tersebut;
PUTUSAN Nomor: XXX/Pdt.G/2012/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat banding dalam persidangan Majelis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman dahulu hingga kini, karena perkawinan merupakan masalah yang aktual untuk dibicarakan di dalam maupun
Lebih terperincib. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Menimbang
Lebih terperinciAKIBAT PERKAWINAN & PUTUSNYA PERKAWINAN
AKIBAT PERKAWINAN & PUTUSNYA PERKAWINAN 1 KUHPerdata 103 106 105 107 KUHPerdata 107 108 110 Akibat perkawinan terhadap diri pribadi masing-masing Suami/Istri Hak & Kewajiban Suami-Istri UU No.1/1974 30
Lebih terperinci