Sistem manajemen mutu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem manajemen mutu"

Transkripsi

1 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Pedoman untuk rencana mutu Quality management systems Guidelines for quality plans (ISO 10005:2005,IDT) ICS ; Badan Standardisasi Nasional

2

3 Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup Acuan normatif Istilah dan definisi Pengembangan rencana mutu Identifikasi kebutuhan untuk rencana mutu Masukan untuk rencana mutu Ruang lingkup rencana mutu Penyusunan rencana mutu Isi rencana mutu Umum Ruang lingkup Masukan rencana mutu Sasaran mutu Tanggung jawab manajemen Pengendalian dokumen dan data Pengendalian rekaman Sumber daya Persyaratan Komunikasi pelanggan Desain dan pengembangan Pembelian Produksi dan penyediaan jasa Identifikasi dan mampu telusur Kepemilikan pelanggan Preservasi produk Pengendalian produk yang tidak sesuai Pemantauan dan pengukuran Audit Tinjauan, keberterimaan, pelaksanaan dan revisi rencana mutu i

4 6.1 Tinjauan dan keberterimaan rencana mutu Pelaksanaan rencana mutu Revisi rencana mutu Umpan balik dan peningkatan Lampiran A (informatif) Contoh sederhana format tampilan rencana mutu Lampiran B (Informatif) Korelasi antara ISO dan ISO 9001: Bibliografi ii

5 Prakata Standar SNI ISO 10005:2005 Sistem manajemen mutu Pedoman untuk rencana mutu ini merupakan adopsi identik dari ISO 10005:2005, Quality management sistems Guidelines for quality plans. Beberapa istilah International Standard telah diganti dengan Standard dan diterjemahkan menjadi standar. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis Sistem Manajemen Mutu, dan telah di konsensus pada tanggal 12 November 2009 di Bogor. Apabila terdapat keragu-raguan dalam memahami dokumen ini, agar mengacu kepada dokumen ISO 10005:2005 yang asli dalam Bahasa Inggris iii

6 Pendahuluan Standar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dalam panduan rencana mutu, baik dalam lingkup suatu sistem manajemen mutu atau sebagai suatu kegiatan manajemen yang independen. Dalam kasus tersebut, rencana mutu memberikan suatu cara terkait dengan persyaratan spesifik dari proses, produk, proyek atau kontrak dengan metode dan praktek kerja yang mendukung realisasi produk. Rencana mutu sebaiknya sejalan dengan rencana terkait lainnya yang akan disusun. Keuntungan dari penetapan rencana mutu antara lain meningkatkan keyakinan bahwa persyaratan akan dipenuhi, memperbesar jaminan bahwa proses dikendalikan dan memberi motivasi kepada yang terlibat serta memberikan peluang untuk perbaikan. Standar ini tidak menggantikan panduan yang ada di SNI atau dalam dokumen spesifik industri. Bila rencana mutu disyaratkan untuk aplikasi proyek, panduan yang diberikan di dalam standar ini diharapkan menjadi pelengkap untuk panduan yang diberikan di dalam SNI Dalam hal model proses seperti dalam Gambar 1, perencanaan sistem manajemen mutu berlaku untuk seluruh model. Namun demikian, rencana mutu berlaku terutama untuk alur mulai daripersyaratan pelanggan, realisasi produk, produk, hingga kepuasan pelanggan. iv

7 Kegiatan yang memberikan nilai tambah Aliran informasi Gambar 1 Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses v

8

9 1 Ruang lingkup Sistem manajemen mutu Pedoman untuk rencana mutu Standar ini memberikan pedoman untuk pengembangan, tinjauan, penerimaan, penerapan dan revisi rencana mutu. Standar ini berlaku untuk organisasi yang memiliki sistem manajemen baik yang sesuai dengan SNI maupun tidak. Standar ini berlaku untuk rencana mutu proses, produk, proyek atau kontrak, setiap kategori produk (perangkat keras, perangkat lunak, material yang diproses, dan jasa) dan setiap industri. Standar ini difokuskan terutama untuk realisasi produk dan tidak diperuntukkan sebagai panduan perencanaan sistem manajemen mutu organisasi. Standar ini adalah dokumen panduan dan tidak dimaksudkan untuk tujuan sertifikasi atau registrasi. Catatan: untuk menghindari pengulangan proses, produk, proyek atau kontrak, standar ini menggunakan istilah kasus spesifik (lihat 3.10) 2 Acuan normatif Dokumen acuan berikut penting untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir dari dokumen yang diacu (termasuk setiap perubahannya) yang berlaku. ISO 9000:2000, Quality management systems Fundamentals and vocabulary 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan dokumen ini, istilah dan definisi yang diberikan dalam ISO 9000:2000 dan definisi berikut berlaku. Beberapa dari definisi di bawah ini diambil langsung dari ISO 9000:2000, namun beberapa catatan dalam kasus tersebut dihilangkan atau ditambahkan. 3.1 bukti objektif data yang mendukung keberadaan atau kebenaran sesuatu Catatan Bukti objektif dapat diperoleh melalui observasi, pengukuran, pengujian, atau cara lainnya. [ISO 9000:2000, definisi 3.8.1] 3.2 prosedur Cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses (3.3) 1 dari 26

10 Catatan 1 Prosedur dapat didokumentasikan atau tidak Catatan 2 Bila prosedur didokumentasikan, istilah prosedur tertulis atau prosedur terdokumentasi sering digunakan. Dokumen yang mencakup prosedur dapat disebut dokumen prosedur [ISO 9000:2000, definisi 3.4.5] 3.3 proses serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mentransformasikan masukan menjadi kekeluaran Catatan Diadopsi dari ISO 9000:2000, definisi (catatan tidak dicantumkan) 3.4 produk hasil dari proses (3.3) Catatan 1 Ada empat kategori produk umum, sebagai berikut: - jasa (misalnya transport); - perangkat lunak (misalnya program computer, kamus); - perangkat keras (misalnya bagian mekanik mesin); - material yang diproses ( misalnya pelumas) Beberapa produk terdiri dari elemen penyusun untuk kategori produk umum yang berbeda. Bila produk selanjutnya disebut jasa, perangkat lunak, perangkat keras atau material yang diproses tergantung kepada elemen dominannya. Sebagai contoh produk yang ditawarkan automobile terdiri dari perangkat keras (misalnya ban), material yang diproses (misalnya bahan bakar, cairan pendingin), perangkat lunak (misalnya perangkat lunak pengendali mesin, manual pengemudi), dan jasa (misalnya penjelasan operasional yang diberikan oleh penjual). Catatan 2 Jasa adalah hasil dari minimal satu kegiatan penting yang dilaksanakan pada pertemuan antara pemasok dan pelanggan dan umumnya tidak nyata. Ketentuan dari jasa dapat melibatkan, sebagai contoh, hal-hal berikut: - kegiatan yang dilaksanakan pada produk nyata yang disediakan oleh pelanggan (misalnya automobile yang akan direparasi); - kegiatan yang dilaksanakan pada produk tidak nyata yang disediakan oleh pelanggan (misalnya pernyataan pendapatan yang diperlukan untuk menyusun pengembalian pajak); - pengiriman produk tidak nyata (misalnya pengiriman informasi dalam konteks transmisi pengetahuan); - penciptaan ambien untuk pelanggan (misalnya dalam hotel dan restoran). Perangkat lunak terdiri dari informasi dan umumnya tidak nyata dan dapat dibuat dalam bentuk pendekatan, transaksi atau prosedur (3.2) Perangkat keras umumnya nyata dan jumlahnya adalah karakteristik yang dapat dihitung. Material yang diproses umumnya nyata dan jumlahnya adalah karakteristik yang berkesinambungan. Perangkat keras dan material yang diproses sering diacu sebagai barang. [ISO 9000:2000, definisi 3.4.2} 3.5 proyek proses (3.3) unik yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang dikoordinasi dan dikendalikan dengan tanggal mulai dan akhir, dilaksanakan untuk mencapai pemenuhan terhadap persyaratan spesifik, termasuk keterbatasan waktu, biaya dan sumber daya. 2 dari 26

11 Catatan 1 Proyek individu dapat membentuk bagian dari suatu struktur proyek yang lebih besar. Catatan 2 Dalam beberapa proyek, sasaran ditetapkan kembali dan karakteristik produk didefenisikan secara progresif sebagai kelanjutan proyek. Catatan 3 Keluaran dari proyek dapat merupakan satu atau beberapa unit produk (3.4) [ISO 9000:2000, definisi 3.4.3] 3.6 sistem manajemen mutu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi terkait dengan mutu [ISO 9000:2000, definisi 3.2.3] 3.7 sasaran mutu sesuatu yang diinginkan atau dituju, terkait mutu Catatan 1 Sasaran mutu secara umum didasarkan kepada kebijakan mutu organisasi Catatan 2 Sasaran mutu secara umum ditetapkan untuk fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi. [ISO 9000:2000, definisi 3.2.5] 3.8 rencana mutu dokumen yang menjelaskan proses (3.3), prosedur (3.2) dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan, untuk memenuhi persyaratan dari proyek (3.5), produk (3.4), proses atau kontrak yang spesifik Catatan 1 Prosedur tersebut secara umum mencakup hal-hal yang mengacu ke proses manajemen mutu dan proses realisasi produk Catatan 2 Rencana mutu sering mengacu ke bagian dokumen manual mutu atau prosedur Catatan 3 Rencana mutu pada umumnya adalah salah satu hasil dari perencanaan mutu 3.9 rekaman dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau yang memberikan bukti dari kegiatan yang dilaksanakan Catatan Diadopsi dari ISO 9000:2000, definisi kasus spesifik subyek dari rencana mutu (3.8) Catatan Istilah ini digunakan untuk menghindari pengulangan dari proses, produk, proyek atau kontrak dalam standar ini 3 dari 26

12 4 Pengembangan rencana mutu 4.1 Identifikasi kebutuhan untuk rencana mutu Organisasi sebaiknya mengidentifikasi kebutuhan rencana mutu. Terdapat sejumlah situasi dimana rencana mutu berguna atau diperlukan, sebagai contoh: a) untuk menunjukkan bagaimana sistem manajemen mutu organisasi diterapkan untuk kasus spesifik; b) untuk memenuhi perundang-undangan, regulasi atau persyaratan pelanggan; c) dalam mengembangkan dan memvalidasi produk atau proses baru; d) untuk memperagakan, secara internal dan/atau eksternal, bagaimana persyaratan mutu akan dipenuhi; e) untuk mengorganisasikan dan mengelola kegiatan dalam memenuhi persyaratan mutu dan sasaran mutu; f) untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dalam memenuhi sasaran mutu; g) untuk meminimalkan risiko persyaratan mutu tidak terpenuhi; h) untuk digunakan sebagai dasar dalam pemantauan dan penilaian kesesuaian terhadap persyaratan mutu; i) dalam hal tidak tersedianya sistem manajemen mutu yang terdokumentasi Catatan kasus spesifik mungkin memerlukan atau tidak memerlukan rencana mutu. Suatu organisasi dengan sistem manajemen mutu yang telah berjalan mungkin dapat memenuhi seluruh kebutuhan untuk rencana mutu sesuai sistem yang berlaku, maka organisasi dapat memutuskan tidak menyusun rencana mutu yang terpisah. 4.2 Masukan untuk rencana mutu Bila organisasi telah memutuskan untuk mengembangkan rencana mutu, organisasi sebaiknya mengidentifikasi masukan untuk penyusunan rencana mutu, sebagai contoh: a) persyaratan dari kasus spesifik; b) persyaratan untuk rencana mutu, termasuk spesifikasi dari pelanggan, perundangundangan, regulasi dan industri; c) persyaratan sistem manajemen mutu organisasi; d) asesmen risiko dari kasus spesifik; e) persyaratan dan ketersediaan sumber daya; f) informasi kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan yang dicakup oleh rencana mutu; g) informasi kebutuhan pihak lain yang berkepentingan yang akan menggunakan rencana mutu; 4 dari 26

13 h) rencana mutu lain yang relevan; i) rencana lain yang relevan seperti rencana proyek, lingkungan, kesehatan dan keselamatan, keamanan dan manajemen informasi. 4.3 Ruang lingkup rencana mutu Organisasi sebaiknya menetapkan cakupan rencana mutu dan cakupan dokumen lainnya. Duplikasi yang tidak perlu sebaiknya dihindarkan. Ruang lingkup rencana mutu bergantung pada beberapa faktor, termasuk antara lain: a) karakteristik proses dan mutu yang khusus untuk kasus spesifik, dan selanjutnya perlu dicantumkan; b) persyaratan pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan (internal atau eksternal) untuk proses yang tidak khusus pada kasus spesifik, namun diperlukan untuk meyakinkan s bahwa persyaratannya akan dipenuhi; c) sejauh mana rencana mutu didukung oleh sistem manajemen mutu yang terdokumentasi; Bila prosedur manajemen mutu belum ditetapkan, prosedur tersebut perlu dikembangkan untuk mendukung rencana mutu. Terdapat keuntungan dari pengkajian ruang lingkup rencana mutu bersama pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan sebagai contoh untuk memfasilitasi penggunaan rencana mutu dalam pemantauan dan pengukuran. 4.4 Penyusunan rencana mutu Inisiasi Personel yang bertanggung jawab untuk penyusunan rencana mutu sebaiknya diidentifikasi secara jelas. Rencana mutu sebaiknya disusun denganpartisipasi dari personel yang terlibat dalam kasus spesifik, baik yang ada di dalam organisasi maupun, pihak eksternal, bila sesuai. Dalam menyusun rencana mutu, kegiatan manajemen mutu yang berlaku untuk kasus spesifik sebaiknya ditetapkan dan bila perlu didokumentasikan Dokumentasi rencana mutu Rencana mutu sebaiknya mengindikasikan bagaimana kegiatan yang dipersyaratkan akan dilaksanakan, baik langsung atau mengacu ke prosedur terdokumentasi yang sesuai atau dokumen lainnya (misalnya rencana proyek, instruksi kerja, daftar periksa, aplikasi komputer). Bila persyaratan menimbulkan penyimpangan dari sistem manajemen organisasi, maka penyimpangan tersebut sebaiknya dijustifikasi dan diotorisasi. Sebagian besar dokumentasi generik yang diperlukan dapat tercakup di dalam dokumentasi sistem manajemen mutu organisasi, termasuk manual mutu dan prosedur terdokumentasi. Dokumentasi ini perlu untuk diseleksi, disesuaikan dan/atau ditambahkan. Rencana mutu sebaiknya menunjukkan bagaimana prosedur generik yang terdokumentasi dari organisasi diterapkan, atau dimodifikasi atau diganti melalui prosedur dalam rencana mutu. Rencana mutu dapat menjadi bagian dari dokumen lainnya, sebagai contoh rencana mutu 5 dari 26

14 proyek sering menjadi bagian dalam rencana manajemen proyek (lihat SNI ISO 10006) Tanggung jawab Dalam penyusunan rencana mutu, organisasi sebaiknya menyetujui dan menetapkan peran, tanggung jawab dan kewajiban masing-masing baik dalam organisasi maupun dengan pelanggan, regulator yang berwenang atau pihak lain yang berkepentingan. Pihak yang mengelola rencana mutu sebaiknya memastikan bahwa personel yang ditunjuk peduli dengan sasaran mutu dan setiap isu mutu spesifik atau pengendalian yang disyaratkan oleh rencana mutu Konsistensi dan kompatibilitas Isi dan format dari rencana mutu sebaiknya konsisten dengan ruang lingkup rencana mutu, masukan untuk rencana mutu dan kebutuhan pengguna yang dimaksud. Tingkat rincian dalam rencana mutu sebaiknya konsisten dengan setiap persyaratan pelanggan yang disepakati, metode operasional organisasi dan kompleksitas dari kegiatan yang dilaksanakan. Kebutuhan kompatibilitas dengan rencana lain sebaiknya juga dipertimbangkan Tampilan dan struktur Tampilan rencana mutu dapat berupa u kalimat sederhana, tabel, matriks dokumen, peta proses, bagan alir kerja atau manual. Beberapa atau seluruh dokumen tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk elektronik atau dokumen cetak. Catatan: Contoh rencana mutu diberikan dalam Lampiran A Rencana mutu dapat dibagi menjadi beberapa dokumen, masing-masing meyajikan rencana untuk aspek yang berbeda. Pengendalian dari persinggungan (interface) diantara dokumen yang berbeda perlu didefinisikan dengan jelas. Contoh dari aspek tersebut mencakup desain, pembelian, produksi, pengendalian proses atau kegiatan khusus (seperti uji keberterimaan). Suatu organisasi dapat menyusun rencana mutu yang memenuhi persyaratan yang berlaku dari ISO Matriks acuan silang diberikan dalam Lampiran B untuk panduan. 5 Isi rencana mutu 5.1 Umum Contoh dan daftar yang diberikan dalam butir ini sebaiknya tidak dianggap lengkap atau membatasi. Rencana mutu untuk kasus spesifik sebaiknya mencakup topik yang disebutkan di bawah ini, bila sesuai. Beberapa topik dalam panduan ini dapat tidak diterapkan, sebagai contoh ketika desain dan pengembangan tidak diterapkan. 5.2 Ruang lingkup Ruang lingkup sebaiknya secara jelas dinyatakan dalam rencana mutu. Ruang lingkup ini sebaiknya mencakup : a) pernyataan sederhana dari tujuan dan keluaranhasil yang diharapkan dari kasus 6 dari 26

15 spesifik; b) aspek kasus spesifik yang akan diterapkan, termasuk batasan khusus penerapannya; c) kondisi dari keabsahannya ( misalnya dimensi, rentang temperatur, kondisi pasar, ketersediaan sumber daya atau status sertifikasi sistem manajemen mutu) 5.3 Masukan rencana mutu Perlu membuat daftar atau menguraikan masukan rencana mutu (lihat 4.2), untuk memfasilitasi antara lain, hal hal sebagai berikut: - dokumen masukan untuk acuan pengguna dari rencana mutu, - dokumen masukan untuk pemeriksaan konsistensi selama pemeliharaan rencana mutu, dan - dokumen masukan untuk identifikasi perubahan yang diperlukan dalam mengkaji rencana mutu 5.4 Sasaran mutu Rencana mutu sebaiknya menyatakan sasaran mutu untuk kasus spesifik dan bagaimana sasaran tersebut akan dicapai. Sasaran mutu dapat ditetapkan, antara lain, terkait dengan - karakteristik mutu kasus spesifik, - isu penting kepuasan pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan dan - peluang peningkatan cara kerja Sasaran mutu tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bentuk yang terukur. 5.5 Tanggung jawab manajemen Rencana mutu sebaiknya mengidentifikasi individu dalam organisasi yang bertanggung jawab, dalam kasus spesifik, untuk hal-hal berikut: a) memastikan bahwa kegiatan yang disyaratkan untuk sistem manajemen mutu atau kontrak direncanakan, dipelaksanaankan dan dikendalikan, serta kemajuannya dipantau; b) menetapkan urutan dan interaksi dari proses yang berlaku untuk kasus spesifik; c) mengkomunikasikan persyaratan untuk seluruh departemen dan fungsi yang dipengaruhi, subkontraktor dan pelanggan, dan mengatasi masalah yang timbul pada persinggungan (interface) diantara kelompok tersebut; d) mengkaji hasil dari setiap audit yang dilaksanakan; e) mengesahkan permohonan untuk pengecualian dari persyaratan system manajemen mutu organisasi; f) mengendalikan tindakan korektif dan pencegahan; g) mengkaji dan mengesahkan perubahan atas atau penyimpangan dari rencana mutu. Garis pelaporan dari personel yang terlibat dalam penerapan rencana mutu dapat ditampilkan dalam bentuk bagan alir. 7 dari 26

16 5.6 Pengendalian dokumen dan data Untuk dokumen dan data yang berlaku untuk kasus spesifik, rencana mutu sebaiknya menyatakan: a) bagaimana dokumen dan data akan diidentifikasi; b) siapa yang akan mengkaji dan menyetujui dokumen dan data; c) kepada siapa dokumen akan didistribusikan, atau ketersediannya dinotifikasi; d) bagaimana akses terhadap dokumen dan data dapat diperoleh; 5.7 Pengendalian rekaman Rencana mutu sebaiknya menyatakan rekaman apa yang sebaiknya ditetapkan dan bagaimana rekaman tersebut akan dipelihara. Rekaman tersebut dapat mencakup rekaman tinjauan desain, rekaman inspeksi dan pengujian, pengukuran proses, permintaan kerja, gambar, risalah rapat. Hal-hal yang akan dipertimbangkan mencakup : a) bagaimana, dimana, dan untuk berapa lama rekaman akan disimpan; b) persyaratan kontrak, perundang-undangan dan regulasi, dan bagaimana akan dipenuhi; c) pada media apa rekaman akan disimpan (seperti dokumen cetak atau media elektronik); d) bagaimana persyaratan mampu-baca, penyimpanan, mampu-peroleh, disposisi dan kerahasiaan akan ditetapkan dan dipenuhi; e) metode apa yang akan digunakan untuk memastikan bahwa rekaman tersedia bila dibutuhkan; f) rekaman apa yang akan disediakan kepada pelanggan, kapan dan melalui cara apa; g) bila dapat diterapkan, dalam bahasa apa teks rekaman akan diberikan; h) pemusnahan rekaman. 5.8 Sumber daya Penyediaan sumber daya Rencana mutu sebaiknya menetapkan tipe dan jumlah sumber daya yang diperlukan agar rencana terlaksana dengan sukses. Sumber daya tersebut dapat mencakup material, sumber daya manusia, prasarana dan lingkungan kerja. Bila sumber daya tertentu memiliki keterbatasan, rencana mutu perlu mengidentifikasi bagaimana permintaan dari berbagai produk, proyek, proses atau kontrak yang bersamaan dapat dipenuhi Material Bila ada karakteristik spesifik untuk material yang disyaratkan (bahan baku dan/atau komponen), spesifikasi atau standar yang harus dipenuhi oleh material sebaiknya dinyatakan atau diacu ke dalam rencana mutu. 8 dari 26

17 5.8.3 Sumber daya manusia Rencana mutu sebaiknya menetapkan, bila diperlukan, kompetensi khusus yang dipersyaratkan untuk peran atau kegiatan yang ditetapkan dalam kasus spesifik. Rencana mutu sebaiknya menetapkan setiap pelatihan spesifik atau tindakan lain yang dipersyaratkan untuk personel. Hal ini sebaiknya mencakup : a) Kebutuhan dan pelatihan personel baru; b) Pelatihanpersonel yang ada untuk metode operasional baru atau yang direvisi. Kebutuhan pengembangan tim dan strategi motivasi sebaiknya juga dipertimbangkan. Catatan Kualifikasi dari personel yang disebutkan dalam 5.13, dan pelatihan dalam menggunakan rencana mutu disebutkan dalam Prasarana dan lingkungan kerja Rencana mutu sebaiknya menyatakan persyaratan khusus dari kasus spesifik, terkait dengan fasilitas pabrikan atau jasa, ruang kerja, alat dan peralatan, informasi dan teknologi komunikasi, jasa pendukung dan fasilitas transportasi yang diperlukan untuk kesuksesan penyelesaiannya. Bila lingkungan kerja memiliki pengaruh langsung terhadap mutu produk atau proses, rencana mutu perlu menetapkan karakteristik lingkungan khusus, sebagai contoh: a) kandungan partikel udara untuk ruangan bersih; b) perlindungan peralatan yang sensitif terhadap elektrostatik; c) perlindungan bahaya biologis; d) profil temperatur oven; e) cahaya dan ventilasi lingkungan 5.9 Persyaratan Rencana mutu sebaiknya mencakup atau mengacu pada persyaratan yang akan dipenuhi untuk kasus spesifik. Ringkasan sederhana dari persyaratan dapat membantu pengguna agar memahami lingkup kerja mereka, contohnya garis besar dari suatu proyek. Dalam kasus lainnya, mungkin terdapat kebutuhan akan daftar persyaratan yang komprehensif yang dikembangkan dari dokumen masukan. Rencana mutu sebaiknya menetapkan kapan, bagaimana, dan oleh siapa persyaratan untuk kasus spesifikditinjauditinjau. Rencana mutu sebaiknya juga menetapkan bagaimana hasil tinjauan tersebut akan direkam dan bagaimana konflik atau keraguan dalam persyaratan akan diselesaikan. 9 dari 26

18 5.10 Komunikasi pelanggan Rencana mutu sebaiknya menetapkan hal-hal berikut: a) siapa yang bertanggung jawab atas komunikasi pelanggan dalam kasus tertentu; b) cara yang digunakan untuk komunikasi pelanggan; c) jalur komunikasi dan personel penghubung untuk pelanggan atau fungsi spesifik, bila perlu; d) rekaman komunikasi pelanggan yang dipelihara; e) proses yang diikuti apabila penghargaan atau keluhan pelanggan diterima Desain dan pengembangan Proses desain dan pengembangan Rencana mutu sebaiknya termasuk atau mengacu pada rencana desain dan pengembangan. Rencana mutu sebaiknya mempertimbangkan peraturan, standar, spesifikasi, karakteristik mutu dan persyaratan perundang-undangan yang berlaku, jika sesuai. Rencana tersebut sebaiknya mengidentifikasi kriteria dimana masukan dan kekeluaran desain dan pengembangan sebaiknya diterima, dan bagaimana, pada tahap apa, dan oleh siapa keluaran sebaiknya ditinjautinjau, diverifikasi dan divalidasi. Desain dan pengembangan merupakan proses yang kompleks dan panduan sebaiknya dicari dari sumber yang sesuai termasuk prosedur desain dan pengembangan organisasi. CATATAN ISO 9004 menyediakan panduan umum tentang proses desain dan pengembangan. ISO/IEC menyediakan panduan spesifik untuk sektor perangkat lunak Pengendalian perubahan desain dan pengembangan Rencana mutu sebaiknya menetapkan hal-hal berikut: a) bagaimana permintaan perubahan terhadap desain akan dikendalikan; b) siapa yang diberi wewenang untuk memulai permintaan perubahan; c) bagaimana perubahan akan ditinjau terkait dampaknya; d) siapa yang diberi wewenang untuk menyetujui atau menolak perubahan; e) bagaimana pelaksanaan dari perubahan akan diverifikasi. Dalam beberapa kasus mungkin tidak terdapat persyaratan untuk desain dan pengembangan. Namun demikian, mungkin masih ada kebutuhan untuk mengatur perubahan terhadap desain yang telah ada Pembelian Rencana mutu sebaiknya menetapkan hal-hal berikut: a) karakteristik kritis produk yang dibeli yang mempengaruhi mutu produk organisasi; b) bagaimana karakteristik tersebut akan dikomunikasikan kepada pemasok untuk memudahkan pengendalian yang cukup pada seluruh siklus hidup produk atau jasa; c) metode yang digunakan untuk mengevaluasi, memilih dan mengendalikan pemasok; d) persyaratan dan acuan untuk rencana mutu pemasok atau rencana lainnya, jika sesuai; 10 dari 26

19 e) metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan jaminan mutu yang relevan, termasuk persyaratan perundang-undangan yang berlaku untuk produk yang dibeli; f) bagaimana organisasi bermaksud untuk memverifikasi kesesuaian produk yang dibeli dengan persyaratan yang ditetapkan; g) fasilitas dan jasa yang akan disubkontrakkan. CATATAN Lihat website untuk panduan tentang subkontrak Produksi dan penyediaan jasa Produksi dan penyediaan jasa, bersama dengan proses pemantauan dan pengukuran yang, umumnya membentuk bagian utama rencana mutu. Proses terkait akan berbeda bergantung pada jenis pekerjaan. Contohnya, kontrak mungkin melibatkan proses manufaktur, pemasangan dan proses pasca pengiriman lainnya. Hubungan antara proses terkait yang berbeda mungkin dijelaskan secara efektif melalui penyiapan peta proses atau bagan alir. Proses produksi dan jasa mungkin perlu diperiksa untuk memastikan mereka mampu mencapai keluaran yang dipersyaratkan; pemeriksaan tersebut sebaiknya harus di laksanakan jika keluaran proses tidak dapat diverifikasi dengan pemantauan atau pengukuran selanjutnya. Rencana mutu sebaiknya mengidentifikasi masukan, kegiatan realisasi dan keluaran yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan produksi dan/atau penyediaan jasa. Jika sesuai, rencana mutu sebaiknya termasuk atau mengacu pada hal-hal berikut: a) tahapan proses; b) prosedur terdokumentasi yang relevan dan instruksi kerja; c) perlengkapan, teknik, peralatan dan metode yang digunakan untuk mencapai persyaratan yang ditetapkan, termasuk rinciandari setiap bahan, produk atau sertifikasi proses yang diperlukan; d) kondisi terkendali yang dipersyaratkan untuk memenuhi pengaturan yang direncanakan; e) mekanisme untuk penetapan kesessuaian terhadap kondisi tertentu, termasuk setiap statistik yang ditetapkan dan pengendalian proses lainnya; f) detail dari setiap kualifikasi yang diperlukan dan/atau sertifikasi personel; g) kriteria untuk mutu yang telah ditetapkan atau penyediaan jasa; h) persyaratan perundang-undangan yang berlaku; i) aturan dan cara kerja industri. Apabila pemasangan atau commissioning merupakan persyaratan, rencana mutu sebaiknya menetapkan bagaimana produk akan dipasang dan karakteristik mana yang akan diverifikasi dan divalidasi pada saat itu. Apabila kasus spesifik termasuk kegiatan pasca pengiriman (misalnya pemeliharaan, jasa pendukung atau pelatihan), rencana mutu sebaiknya menetapkan bagaimana organisasi menjamin kesesuaian dengan persyaratan yang berlaku, seperti: a) undang-undang dan peraturan; b) aturan dan cara kerja industri; c) kompetensi personel termasuk peserta pelatihan; 11 dari 26

20 d) ketersediaan dari dukungan teknis awal dan berjalan selama periode waktu yang disetujui. CATATAN Panduan untuk proses proyek yang diatur dalam pasal ini diberikan dalam ISO Identifikasi dan mampu telusur Apabila identifikasi produk sesuai, rencana mutu sebaiknya menetapkan metode yang digunakan. Apabila mampu telusur merupakan persyaratan, rencana mutu sebaiknya menetapkan lingkup dan cakupannya, termasuk bagaimana produk yang dipengaruhi akan diidentifikasi. Rencana mutu sebaiknya menetapkan: a) bagaimana persyaratan mampu telusur kontrak, perundang-undangan dan regulasi diidentifikasi dan dimasukkan dalam dokumen kerja; b) rekaman yang terkait dengan persyaratan mampu telusur akan dihasilkan dan bagaimana akan dikendalikan dan didistribusikan; c) persyaratan spesifik dan metode untuk identifikasi inspeksi dan status pengujian produk. CATATAN Identifikasi dan mampu telusur merupakan bagian dari manajemen konfigurasi. Untuk panduan lanjutan tentang manajemen konfigurasi, lihat ISO 10007, 5.15 Kepemilikan pelanggan Rencana mutu sebaiknya menetapkan a) bagaimana produk yang disediakan pelanggan (seperti bahan, perlengkapan, peralatan pengujian, perangkat lunak, data, informasi, kepemilikan intelektual atau jasa) diidentifikasi dan dikendalikan, b) metode yang digunakan untuk memverifikasi produk yang dipasok pelanggan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, c) bagaimana ketidaksesuaian dari produk yang dipasok pelanggan akan dikendalikan, dan d) bagaimana produk yang rusak, hilang atau tidak sesuai akan dikendalikan. CATATAN Panduan tentang keamanan informasi diberikan dalam ISO/IEC Preservasi produk Rencana mutu sebaiknya menetapkan: a) persyaratan penanganan, penyimpanan, pengemasan dan pengiriman, dan bagaimana persyaratan tersebut dipenuhi; b) (jika organisasi bertanggung jawab terhadap pengiriman) bagaimana produk akan dikirimkan ke lokasi yang ditetapkan dengan cara yang menjamin karakteristik yang disyaratkannya tidak berkurang Pengendalian produk yang tidak sesuai Rencana mutu sebaiknya menetapkan bagaimana produk yang tidak sesuai akan diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penyalahgunaan, sampai pelepasan yang tepat atau penerimaan melalui konsesi. Rencana mutu mungkin perlu menetapkan pembatasan spesifik seperti tingkat atau jenis pengerjaan ulang atau perbaikan yang 12 dari 26

21 diperbolehkan dan bagaimana pengerjaan ulang atau perbaikan tersebut akan diotorisasi Pemantauan dan pengukuran Proses pemantauan dan pengukuran menyediakan cara dimana bukti objektif dari kesesuaian akan diperoleh. Dalam beberapa hal, pelanggan meminta penyampaian rencana pemantauan dan pengukuran sendiri (umumnya diacu sebagai rencana inspeksi dan pengujian), tanpa informasi rencana mutu lainnya, sebagai dasar untuk pemantauan kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan. Rencana mutu sebaiknya menetapkan hal-hal berikut: a) pemantauan dan pengukuran proses dan produk yang berlaku; b) tahapan yang berlaku; c) karakteristik mutu yang dipantau dan diukur pada setiap tahap; d) prosedur dan kriteria keberterimaan yang digunakan; e) setiap prosedur pengendalian proses statistik yang berlaku; f) apabila inspeksi atau pengujian dipersyaratkan untuk disaksikan atau dilakukan oleh otoritas regulator dan/atau pelanggan, contohnya, - pengujian, atau seri pengujian (kadangkala diacu sebagai jenis pengujian), diarahkan pada persetujuan desain dan dilaksanakan untuk menentukan jika desain mampu memenuhi persyaratan spesifikasi produk, - pengujian di lokasi termasuk keberterimaan, - verifikasi produk, dan - validasi produk; g) dimana, kapan dan bagaimana organisasi bermaksud, atau dipersyaratkan oleh pelanggan, undang-undang atau regulasi, menggunakan pihak ketiga dalam melaksanakan inspeksi atau pengujian; h) kriteria untuk produk yang dilepas. Rencana mutu sebaiknya mengidentifikasi pengendalian yang digunakan untuk peralatan pemantauan dan pengukuran yang dimaksud untuk kasus spesifik, termasuk status konfirmasi kalibrasinya. CATATAN 1 Panduan tentang manajemen sistem pengukuran dapat dilihat dalam ISO CATATAN 2 Panduan tentang pemilihan metode statistik dapat dilihat dalam ISO/TR Audit Audit dapat digunakan untuk beberapa maksud, seperti: a) untuk memantau pelaksanaan dan efektifitas rencana mutu; b) untuk memantau dan memverifikasi kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan; c) untuk survailen pemasok terhadap organisasi; d) untuk meyediakan asesmen objektif yang independen, jika dipersyaratkan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau pihak lain yangterkait. Rencana mutu sebaiknya mengidentifikasi audit yang dilakukan untuk kasus spesifik, sifat dan lingkup dari audit dan bagaimana hasil audit sebaiknya digunakan. 13 dari 26

22 CATATAN Panduan lanjutan untuk pengauditan diberikan dalam ISO Tinjauan, keberterimaan, pelaksanaan dan revisi rencana mutu 6.1 Tinjauan dan keberterimaan rencana mutu Rencana mutu sebaiknya ditinjau untuk kecukupan dan efektifitas, dan sebaiknya disetujui secara resmi oleh orang atau kelompok yang diberi wewenang termasuk perwakilan dari fungsi yang relevan dalam organisasi. Dalam situasi kontrak, rencana mutu perlu disampaikan oleh organisasi kepada pelanggan untuk tinjauan dan keberterimaan, baik sebagai bagian dari proses konsultasi pra-kontrak atau setelah kontrak diberikan. Ketika kontrak diberikan, rencana mutu sebaiknya ditinjau dan, bila sesuai, direvisi untuk mencerminkan setiap perubahan dalam persyaratan yang mungkin telah terjadi sebagai hasil dari konsultasi pra-kontrak. Apabila proyek atau kontrak dilaksanakan dalam tahapan, organisasi diharapkan untuk menyampaikan rencana mutu kepada pelanggan untuk setiap tahap, sebelum tahap dimulai. 6.2 Pelaksanaan rencana mutu Dalam pelaksanaan rencana mutu, organisasi sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut. a) Distribusi rencana mutu Rencana mutu sebaiknya didistribusikan kepada seluruh personel yang relevan. Perlu diperhatikan untuk membedakan antara salinan yang didistribusikan dalam ketentuan dokumen terkendali (yang dimutakhirkan jika sesuai), dan yang dipasok hanya untuk informasi. b) Pelatihan dalam penggunaan rencana mutu Dalam beberapa organisasi, contohnya yang dikaitkan dalam manajemen proyek, rencana mutu dapat digunakan sebagai bagian rutin sistem manajemen mutu. Namun demikian, pada sisi lainnya rencana mutu mungkin jarang digunakan. Dalam hal ini, pelatihan khusus mungkin diperlukan untuk membantu pengguna dalam penerapan rencana mutu secara benar. c) Pemantauan kesesuaian dengan rencana mutu Organisasi bertanggung jawab untuk pemantauan kesesuaian dengan setiap rencana mutu yang dioperasikan. Hal ini dapat termasuk - supervisi operasional dari pengaturan yang terencana, - tinjauan capaian (milestone), dan - audit. Dimana banyak rencana mutu jangka pendek digunakan, audit umumnya dilakukan berdasarkan sampling. Apabila rencana mutu disampaikan kepada pelanggan atau pihak eksternal lainnya, pihak tersebut dapat menetapkan ketentuan untuk pemantauan kesesuaian dengan rencana 14 dari 26

23 mutu. Pemantauan yang dilaksanakan oleh pihak eksternal maupun internal, dapat membantu dalam 1) penilaian komitmen organisasi terhadap pelaksanaan rencana mutu yang efektif, 2) evaluasi pelaksanaan rencana mutu, 3) penentuan apabila risiko mungkin timbul dalam hubungan dengan persyaratan dari kasus spesifik, 4) pengambilan tindakan korektif atau pencegahan bila sesuai, dan 5) identifikasi peluang peningkatan dalam rencana mutu dan kegiatan terkait. 6.3 Revisi rencana mutu Organisasi sebaiknya merevisi rencana mutu: a) untuk merefleksikan setiap perubahan terhadap masukan rencana mutu, termasuk - kasus spesifik dimana rencana mutu ditetapkan, - proses untuk realisasi produk, - sistem manajemen mutu organisasi, dan - persyaratan perundang-undangan atau regulasi; b) untuk menyertakan peningkatan yang disetujui ke dalam rencana mutu. Personel yang diberi wewenang sebaiknya meninjau perubahan rencana mutu dalam hal dampak, kecukupan, dan efektifitasnya. Revisi terhadap rencana mutu sebaiknya diketahui oleh seluruh personel yang terlibat dalam penggunaannya. Setiap dokumen yang dipengaruhi oleh perubahan dalam rencana mutu sebaiknya direvisi bila perlu. Organisasi sebaiknya mempertimbangkan bagaimana dan dalam keadaan apa organisasi akan memberikan otorisasi penyimpangan rencana mutu termasuk - siapa yang mempunyai wewenang untuk meminta penyimpangan tersebut, - bagaimana permintaan tersebut akan dibuat, - informasi apa yang akan disediakan dan dalam bentuk apa, dan - siapa yang akan diidentifikasi memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk menerima atau menolak penyimpangan tersebut. Rencana mutu sebaiknya diperlakukan sebagai jenis konfigurasi dan sebaiknya dimasukkan dalam manajemen konfigurasi. 6.4 Umpan balik dan peningkatan Bila sesuai, pengalaman yang diperoleh dari penerapan rencana mutu sebaiknya ditinjau dan informasi tersebut digunakan untuk meningkatkan rencana masa mendatang atau sistem manajemen mutu tersebut. 15 dari 26

24 A.1 Umum Lampiran A (informatif) Contoh sederhana format tampilan rencana mutu Lampiran ini memberikan beberapa contoh format rencana mutu untuk dapat ditampilkan. Contoh yang diperlihatkan mungkin tidak selengkap rencana mutu yang didefinisikan pada pasal 5. Rencana mutu yang sebenarnya mungkin lebih kompleks. Biasanya diharapkan mencakup seluruh proses yang terdapat pada realisasi produk, kecuali tidak menerapkan kasus spesifik. Tampilan rencana mutu dapat berupa beberapa format sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Tampilan dalam bentuk teks mungkin lebih sesuai dibandingkan dengan bentuk diagram untuk kondisi tertentu. Format diagram juga dapat disertai bentuk teks. Format lain yang sesuai untuk kasus spesifik dapat digunakan. Jika rencana mutu yang tersedia dalam bentuk elektronik, dokumen yang diacu seperti prosedur dapat diakses melalui hyperlink. Contoh 1 dan 2 merupakan tampilan yang berbeda dalam kasus yang sama, untuk mengilustrasikan bahwa tidak ada bentuk yang seragam untuk kasus spesifik. Sebagai contoh tampilan pada contoh 1 sampai dengan 4 merupakan ilustrasi dan bukan rekomendasi. Contoh meliputi Contoh 1: Tabel (Rencana mutu bahan proses) Contoh 2: Diagram alir (Rencana mutu bahan proses) Contoh 3: Formulir (Rencana mutu pabrikan) Contoh 4: Teks (Rencana mutu pengembangan perangkat lunak) 16 dari 26

25 A.2 Contoh QPL- 005 A.2.1 Contoh 1: A Tabel tipe rencana mutu (untuk material proses) Produk/line produk:spesifikasi mutu kimia Diusulkan oleh Disetujui oleh Aktivitas Deskripsi Dokumen/pros edur Lingkup rencana mutu ini berlaku untuk proses produksi dan distribusi persyaratan mutu kimia sasaran mutu sasaran mutu adalah kapang (93%); pengiriman yg tepat waktu (+/- 1 hari) tanggung jawab manajemen deskripsi pekerjaan dan struktur organisasi dari personel telibat yang bertanggung jawab dalam perencanaan, keputusan, pengawasan dan pengendalian dari progress aktifitas yang tercakup dalam rencana mutu ini terdapat pada dokiumen referensi. Dokumentasi tidak ada persyaratan khusus untuk pengendalian dokumen. Dokumen kontrak disimpan selama minimal 5 tahun rekaman Rekaman yang teridentifikasi dan tertelusur dipelihara untuk furnish advance dari aktifitas yang mempengaruhi mutu. Rekaman disimpan minimal 5 tahun sumber daya Persyaratan untuk penyimpanan, proses dan transportasi dari bahan baku dan komponen disebutkan dalam VSB/Material.doc Semua karyawan dipersyaratkan lulus training penanganan bahan seperti ynag disebutkan dalam kontrak persyaratan kajian/persyarata n pelanggan komunikasi pelanggan Desain dan pengembangan Semua penawaran yang dibuat dan persyaratan pelanggan dan pesanan yang telah diterima akan dikaji untuk dapat diterima, untuk memastikan bahwa persyaratan telah terdefinisi, semua perbedaan dapat diselesaikan dengan memuaskan dan perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang tercakup. Umpan balik pelanggan dikumpulkan melalui website atau menggunakan form SOP-190F1 dan didiskusikan pada pertemuan bulanan antara pelanggan dan tim manajemen kontrak Semua persyaratan pelanggan yang diterima yang berbeda dengan persyaratan perusahaan membutuhkan pengkajian dan persetujuan (SOP-200) Hal ini mungkin membutuhkan persetujuan prototype, dan proses verifikasi dan validasi - - QSP-005 QSP-020 QSP-800 QSP-050 QSP-055 QSP-020 SOP-810 SOP-100 SOP-110 SOP-120 SOP-150 SOP-190 SOP-200 SOP-220 Rev:01 05/09/03 area /Departemen semua MGMT/HRS 17 dari 26

26 Pembelian Semua produk kritis yang telah dibeli oleh perusahaan harus mendapat perlakuan inspeksi dan pengujian sesuai yang dibutuhkan oleh bahan baku dan spesifikasi pengemasan SOP-300 SOP-310 SOP-400 SOP-470 SOP-490 Produksi Prosedur kerja berlaku SOP-500 identifikasi dan ketertelusuran kepemilikan pelanggan Penyimpanan dan penanganan Penyimpanan dan penanganan Produk yang tidak sesuai Pengendalian dan pengukuran Inspeksi peralatan pengujian Audit dan Prosedur kerja berlaku Persyaratan pelanggan dan uji Bahan yang telah dibeli, intermediet dan produk jadi disimpan dalam kontainer yang aman, tabung dan fasilitas pergudangan. Bahan yaang telah dibeli, intermediet dan produk jadi disimpan dalam kontainer yang aman, tabung dan fasilitas pergudangan. Produk yanng tidak lolos dalam persyaratan penerimaan akhir dipisahkan ke daerah karantin atau tangki khusus. Konsesi tertulis dari pelanggan diperlukan sebelum produk yang tidak sesuai dapat dikirimkan Pengambilan contoh dan penguijian dalam pabrik disiapkan untuk proses realisasi produk Perusahaan memelihara peralatan pengukuran dan pengujian untuk seluruh lingkup dari departemen, produksi dan kegiatan pengawasan. Seluruh peralatan yang memerlukan kalibrasi dilakukan oleh masing-maisng atau pembuat/pabrikan peralatan Dapat dilakukan oleh internal, pelanggan maupun regulator audit SOP-440 SOP-540 SOP-410 SOP-400 SOP-700 SOP-750 SOP-570 SOP-580 SOP-590 SOP-600 SOP-610 SOP-675 A.2.2 Contoh 2: tipe rencana mutu Diagram alir (untuk material proses) Contoh secara lengkap terlampir A.2.3 Contoh 3; tipe rencana mutu formulir (untuk fasilitas pabrik) Contoh secara lengkap terlampir 18 dari 26

27 SOP- 100 SOP- 110 SOP- 120 SNI ISO 10005:2009 Pengujian penerimaan dan inspeksi bahan Bahan disetujui? Karantina dan disposisi Konsesi? SOP- 200 SOP-220 Pemusnahan atau pengembalian ke pemasok Jalur produk: spesifikasi - mutu kimia QPL-005 Penawa ran/per mintaan tidak tidak SOP- 470 ya ya SOP- 490 Rev 01 /Tinjauan persyaratan SOP- 310 Pembelian bahan SOP- 500/ SOP-540/SOP-600 produk dan spesifikasi proses rencana pengendalian mutu Pabrikasi, pengujian dan inspeksi Rev Perbedaan diselesaikan? Penawaran/pesanan tidak diterima Pengendalian bahan yg dipasok pelanggan Pengujian selama dan akhir proses, ya? tidak tidak Diusulkan tidak SOP- 410 Karantina dan disposisi Konsesi atau penurunan kelas? Pengerjaan ulang ya SOP- 550 SOP- 580 Disetujui Penetapan spesifikasi pelanggan atau pengguna internal ya ya Pengemasan dan Penyimpanan Pengujian ulang ya? tidak ya Pemusnahan Penerimaan pesanan, tinjauan mutu, jumlah pengiriman, harga bahan yang dipasok Pelanggan diperlukan? Dikirim ke pelanggan Pesanan diterima? Perbedaan dapat terselesaikan SOP- 500 Jadwal produksi SOP- 700 SOP- 750 SOP- 150 ya SOP- 590 tidak tidak tidak pelayanan Dokumen pendukung - Kebijakan mutu - Sasaran mutu - Manual mutu - Tanggung jawab manajemen - Pengendalian dokumen - Pengendalian rekaman Kegiatan pendukung Hubungan pemasok Pemantauan dan pengukuran Pengendalian alat inspeksi dan uji Audit internal Diagram organisasi, deskripsi pekerjaan Pelatihan ya ya Desain & Pengembangan (D&P)dipersyaratk tidak Melakukan D&P dan verifikasi dan validasi D&P, penetapan pengendalian perubahan Umpan balik pelanggan QSP-001 QSP 005 QSP 010 QSP 020 QSP050 QSP 055 SOP- 200 SOP-220 SOP- 190 SOP 300 SOP 600 SOP 610 SOP 675 SOP 800 SOP 810 ya rencana mutu berbentuk diagram alir rencana mutu berbentuk diagram alir 19 dari 26

28 RASNI ISO 10005:2009 Rencana mutu berbentuk formulir Nama alur alur A Bagan alir proses Nama proses Instruksi kerja (No) Karakterisstik mutu yang dikendalikan (kondisi proses yang diuji) Instruksi untuk pengendalian proses (No) Lembar kendali proses Metode pengendalian proses Personel yang bertanggungjawab pengendalian proses metode Pengambilan Contoh dan pengukuran Butir inspeksi dan pengujian Metode inspeksi dan pengujian keterang an Pemanasan awal WI-1 Suhu Lembar periksa- CS-A-1 Operator A 2 kali/hari Pembentukan Pengujian produk WI-2 WI-3 Panjang L Suhu Tekanan Fraksi yg rusak IPC-A1 Diagram kendali CC-AA-1 Lembar periksa- CS-A-2 Lembar periksa CS-A-3 Kepala regu A Operator B Operator B 5 contoh/lot dgn mikrometer 1kali /hari 1 kali/hari Diagram kendali CC-A-2 Kepala regu B Semua produk Semua produk 10 contoh/lot catatan Pabrikasi inspeksi dan pengujian penyimpanan 20 dari 26

29 RASNI ISO 10005:2009 A.2.4 Contoh 4 Rencana mutu berbentuk teks (untuk pengembangan perangkat lunak, untuk pedestal mounted display unit) 1. Ruang lingkup Tujuan dari rencana mutu ini untuk mengidentifikasi metode manajemen mutu yang telah ditetapkan pada kontrak antara perusahaan dan kliennya untuk sistem distribusi garmen. a) Pencantuman Rencana mutu ini berlaku untuk pengembangan pasokan distribusi, manajemen konsesi dan subsistem pemasaran. Sistem manajemen keuangan merupakan subyek subkontrak dengan subkontraktor sehingga rencana mutu hanya berhubungan dengan aspek manajemen subkontrak pada bagian proyek. b) Pengecualian Pengembangan yang dilakukan oleh subkontraktor yang dicakup dalam pesanan pembelian tidak termasuk secara rinci dalam rencana ini. 2. Sasaran mutu Klien tidak membuat permintaan khusus dalam hal sasaran mutu kuantitatif. Oleh sebab itu standar perusahaan untuk pelepasan perangkat lunak dengan tidak terdapat kategori cacat A, B dan C hanya dengan perjanjian klien harus berlaku. Cacat ditentukan sebagai sistem perilaku yang menunjukkan bukti ketidaksesuaian dengan persyaratan yang telah disetujui. Sebagai tambahan, sasaran perusahaan untuk sistem komisioning dalam batas 5% pada kontrak yang waktunya terlampaui untuk proyek ini berlaku. 3 Tanggung jawab Manajer proyek mempunyai seluruh tanggung jawab untuk pelaksanaan proyek yang sukses, termasuk kesesuaian dengan sistem manajemen perusahaan dan memenuhi sasaran diatas. Manajer mutu bertanggung jawab untuk audit proyek dan sampai dengan tindakan korektif nya. Perbedaan yang dibutuhkan dengan sistem manajemen mutu harus disetujui oleh manajer mutu sebelum perbedaan tersebut diterapkan. 4 Dokumentasi Beberapa dokumen digunakan dalam proyek ini mempunyai referensi yang tidak sesuai dengan persyaratan sistem manajemen yang terakhir. Referensi yang ada harus disimpan. Dalam hal keperluan lainnya, sistem manajemen mutu berlaku. 5. Rekaman Arsip proyek dan rekaman terkait harus disimpan untuk periode tertentu tidak kurang dari 3 tahun setelah periode jaminan berakhir. Disposisi pada waktu tersebut harus disetujui oleh klien. Sesuai dengan kebijakan perusahaan, klien dapat mempunyai pendapat untuk rekaman terkait kontrak disimpan pada waktu yang wajar. Semua arsip kontrak spesifik komputer harus di back-up setidaknya setiap minggu. 21 dari 26

30 RASNI ISO 10005: Sumber daya Klien memasok contoh OCR forms (paling sedikit 2000) untuk penggunaan dalam pengujian pembaca dokumen yang dipasok sebagai bagian dari sistem. Subkontraktor harus mendapatkan dan menugaskan pembaca dokumen sebagai bagian dari pemasok sistem manajemen keuangan. Semua tim pengembangan harus karyawan dari perusahaan. Tepatnya individu yang berkualitas disediakan oleh manajer sumberdaya manusia untuk memenuhi proyek ini. Manajer proyek harus J. Smith. 7. Masukan proyek Masukan yang utama adalah persyaratan spesifikasi KLOB-D-001 disiapkan oleh penasehat klien. Contoh dokumen pemasaran dan laporan tahunan harus disediakan oleh perusahaan untuk tujuan promosi. 8. Komunikasi pelanggan Semua permintaan spesifikasi harus diajukan ke klien melalui manajer proyek pada pertemuan proyek. Keputusan mereka adalah final. Klien tidak mempunyai kemampuan teknis perangkat lunak sehingga permintaan teknis sebaiknya ditujukan kepada manajer proyek atau perwakilannya. Rangkuman dari pertemuan proyek akan disiapkan oleh manajer proyek. Begitu pula komunikasi dari pelanggan (permintaan, keluhan dan penghargaan) sebaiknya disampaikan melalui manajer proyek. 9) Desain dan Pengembangan Jadwal proyek akan ditampilkan menggunakan cara yang disetujui. Tanggal kritis adalah pelanggan menerima pengujian (akhir Oktober) dan sistem roll-out (sebelum April tahun depan). Semua standar perusahaan dalam manual pengembangan perangkat lunak harus berlaku. Tinjauan dan persetujuan harus ada dalam manual mutu perusahaan. Permintaan perubahan yang mempengaruhi fungsi seperti yang terlihat oleh pengguna harus disetujui oleh perusahaan. Perubahan desain yang rinci pada subkontraktor dan perusahaan harus disetujui oleh manajer proyek sebelum pekerjaan dimulai. Pendekatan untuk pengujian harus terdapat pada manual mutu. Pengujian data dokumen akan memerlukan pembaca dokumen. Pengujian final subsistem pemasaran akan membutuhkan pedestal mounted unit display, untuk pengujian reaksi pelanggan. Sistem distribusi secara keseluruhan harus diuji oleh perusahaan sebelum pengiriman dan penerimaan pelanggan. 10. Pembelian Semua perlengkapan dibeli oleh klien (komputer melalui subkontraktor, lainnya langsung). Pembelian lain harus ditangani sesuai dengan prosedur perusahaan. 11. Instalasi dan komisioning Pembaca dokumen akan dikirim ke kantor pusat klien. Pedestal akan disampaikan oleh klien untuk program mereka setelah percobaan. Dukungan dapat dibutuhkan pada instalasi pertama sampai staf pelanggan terbiasa dengan sistem. 22 dari 26

31 RASNI ISO 10005: Proses khusus Tidak ada proses khusus dalam proyek ini 13. Manajemen konfigurasi Pengidentifikasi dokumen harus sesuai dengan versi manual mutu pada tempat dimulainya pekerjaan, kecuali dokumen yang telah diidentifikasi sebelum ditangani. Perusahaan saat ini menyetujui peralatan manajemen konfigurasi harus digunakan. 14. Milik pelanggan Semua perlengkapan yang dimiliki klien harus diidentifikasi pada perusahaan atau prosesi subkontraktor. Semua milik pelanggan harus direkam dalam catatan proyek. 15. Penanganan produk Perangkat lunak akan dikirimkan melalui CD-ROM. Semua CD-ROM akan diperiksa dari virus. 16. Ketidaksesuaian Tidak ada perangkat lunak yang dikirimkan dengan ketidaksesuaian kecuali ketidaksesuaian yang bersifat kosmetik, tanpa konsesi tertulis dari klien. Proses akan diberikan dalam manual mutu perusahaan dan Software Development Manual. 17. Pemantauan dan pengukuran Kemajuan proyek akan direkam pada lembar waktu dan diregister pada jadwal proyek setiap minggu. Laporan harus disiapkan untuk ditampilkan pada pertemuan kemajuan dengan klien. Subkontraktor akan diundang pada pertemuan tertentu. Rekaman harus disimpan oleh ketua tim pemrograman, pada setiap masalah yang teridentifikasi oleh perangkat lunak pada tingkat pengujian kedua dan ketiga. Pengkategorian masalah ke dalam sumber masalah: persyaratan spesifikasi (hilang atau tidak tepat), desain (hilang atau tidak tepat), pengkodean (hilang, tidak tepat, kesalahan interface, kesalahan penanganan data) harus ditunjukkan. 18. Audit internal Audit atas implementasi dan efektifitas rencana mutu harus dilakukan pada akhir tahap desain. Rencana mutu ini telah disiapkan oleh manajer proyek dari proyek distribusi klien dan berlaku untuk semua pekerjaan yang dilakukan didalam kontrak. Penyusun: Tanggal : Manajer mutu : Tanggal : Nomor dokumen : KLOB-QP-001 Versi 1 23 dari 26

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISO 9001:2008 Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses Sumber : ISO 9000:2005 Gambar 2.1 menggambarkan sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Specification for security management systems for the supply chain (ISO 28000:2007, IDT) ICS 47.020.99 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang No. 1510, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Alat Konversi BBG. Skema Sertifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI ALAT KONVERSI BAHAN

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras Persyaratan ISO 9001:2008 Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Model ISO 9001:2008 2 1 Pendekatan Proses Digunakan dalam pengembangan, implementasi, dan peningkatan efektifitas SMM. Proses adalah suatu

Lebih terperinci

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PEDOMAN KAN 402-2007 PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK" Komite Akreditasi Nasional Adopsi dari IAF-GD5-2006 Issue 2 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3) LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

Sistem manajemen halal

Sistem manajemen halal RSNI4 RSNI4 99001:2016 Rancangan Standar Nasional Indonesia 4 Sistem manajemen halal Pengguna dari RSNI ini diminta untuk menginformasikan adanya hak paten dalam dokumen ini, bila diketahui, serta memberikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk Penerapan Skema Sertifikasi Produk Barang Rumah Tangga Lainnya dan Peralatan Komersiel (21.06) Daftar isi 1 Ruang lingkup 2 Acuan Normatif 3 Sistem sertifikasi 4 Definisi 5 Proses sertifikasi 6 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri

Lebih terperinci

Skema sertifikasi produk

Skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Skema sertifikasi produk Kategori produk tangki

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) #4 - Klausul 7-8 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #7 Realisasi Produk (1) 2 #7.1 #7.2 Perencanaan Realisasi Produk Proses Yang Berkaitan Dengan Pelanggan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM 2012, No.518 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 5 TAHUN 2012 TANGGAL : 1 Mei 2012 STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 Dokumen? Media dan informasi pendukungnya (ISO 9000:2000) Dokumen dapat berupa: Hard copy (hasil cetakan) Soft copy (file elektronik) Rekaman suara Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.590, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Manajemen Mutu. Laboraturium. Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit. Pedoman PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

Manual Prosedur Audit Internal

Manual Prosedur Audit Internal Manual Prosedur Audit Internal Unit Jaminan Mutu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2013 Manual Prosedur Audit Internal Unit Jaminan Mutu Jurusan

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

DRAFT PEDOMAN PENERAPAN BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH RPSN XX: 2013

DRAFT PEDOMAN PENERAPAN BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH RPSN XX: 2013 RPSN XX: 2013 PEDOMAN PENERAPAN SNI ISO 9001:2008 BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH Daftar isi Kata Pengantar... 3 1. Persyaratan Umum... 6 2 Tanggung jawab manajemen... 10 3. Pengelolaan sumberdaya... 13

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9 LPM-POS-MNV.02 01 1 Maret 2016 1 dari 9 PENGESAHAN Nama Jabatan Tanda Tangan Dibuat Oleh Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P Kabid Monevin Disahkan Oleh Dr. Ir. M. Ahsin Rifa i, M.Si Ketua LPM Status Distribusi

Lebih terperinci

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI MUTU ISO 9001 PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN Depok, 3 Maret 2017 Disahkan oleh, Nurhayati

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012 Nurlathifah nurlathifah@bsn.go.id Management System set of to interrelated or interacting elements establish policy and objectives and to achieve those objectives

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Teori 3.1.1 Sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 Salah satu standar manajemen mutu yang digunakan oleh perusahaanperusahaan di seluruh

Lebih terperinci

Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan

Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan Standar Nasional Indonesia Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan Information technology Security techniques Information security management systems Requirements

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 000xx 05004

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009

PERATURAAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ DEPERTEMEN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BAJA COR TAHAN PANAS (SNI 07-1855-1990) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan ditujukan langsung ke Ketua

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022) SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL SIKU SAMA KAKI PROSES CANAI PANAS (SNI 07-2054-2006) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. SERTIFIKASI AWAL DAN re- SERTIFIKASI I. SELEKSI 1. Permohonan Permohonan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat AUDIT INTERNAL (SNI 19 17025) Nama Laboratorium Alamat Bagian 1 : Informasi Umum Beri tanda X pada kotak yang sesuai Keterangan (bila diperlukan) 1.1 Apakah laboratorium memiliki kegiatan lain selain pengujian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBUATAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi

Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi Standar Nasional Indonesia Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi (ISO 15189:2007, IDT) ICS 03.120.10; 11.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 By: Erfi Ilyas

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 By: Erfi Ilyas DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 By: Erfi Ilyas erfiilyas@yahoo.com 1. Pendahuluan Satu hal yang mendapat perhatian dalam kelompok standar ISO 9000 adalah bahwa sistem manajemen mutu yang

Lebih terperinci