Manajemen Fungsi Audit Internal. Sektor Publik. Disusun Oleh: Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manajemen Fungsi Audit Internal. Sektor Publik. Disusun Oleh: Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik"

Transkripsi

1 Fungsi Audit Internal Disusun Oleh: Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2007

2 Fungsi Audit Internal Oleh Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan Republik Indonesia Bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Desain sampul dan isi : Tim YPIA Diterbitkan pertama kali oleh : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jl. Bintaro Utama Sektor V Bintaro Jaya Tangerang Indonesia Telp : Fax : Cetakan Pertama : Desember 2007 Buku ini bisa di download bebas melalui Website :

3 Kata Sambutan Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah pada tahun 2007 ini Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dipercaya oleh Asian Development Bank (ADB) untuk melaksanakan salah satu kegiatan reformasi birokrasi yakni penyusunan program pelatihan auditor internal non-gelar bagi Inspektorat di daerah. Hal ini didasarkan pada tekad pemerintah untuk melakukan reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka good governance mencakup reformasi audit pemerintahan daerah. Dalam hubungan ini, pemerintah telah menetapkan proyek yang disebut dengan State Audit Reform Sector Development Project (STAR-SDP). Pelaksanaan STAR-SDP mendapat dukungan pendanaan yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) dan pemerintah Belanda. Sejalan dengan tekad untuk menyukseskan penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah juga menetapkan bahwa STAR-SDP mencakup proyek peningkatan kuantitas dan kualitas auditor di lingkungan pemerintah daerah melalui program pendidikan jangka pendek (non-gelar). Proyek pendidikan non-gelar bagi auditor inspektorat daerah ini diserahkan kepada STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan RI dan pelaksanaannya harus melibatkan konsultan independen serta didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Modul ini merupakan bagian dari kegiatan STAR-SDP tersebut yang dikhususkan bagi auditor inspektorat daerah. Semoga modul ini bermanfaat bagi para auditor inspektorat daerah dan para instruktur pelatihan audit internal sektor publik serta pihak lain yang tertarik untuk mendalami audit internal sektor publik. Selaku pimpinan STAN saya sangat bangga dengan kegiatan ini dan peningkatan yang telah dicapai khususnya dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur negara, namun tidak cukup sampai di sini, kita harus dapat mencapai kinerja yang lebih baik di masa mendatang. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

4 Akhirnya pada kesempatan ini, atas nama Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang penuh dedikasi telah bekerja keras dalam pembuatan modul ini dan juga pihak BAPPENAS serta Tim Teknis STAR-SDP STAN yang telah mendukung dengan kemampuan profesionalisme sehingga proyek ini dapat berhasil dengan baik. Semoga di tahun-tahun mendatang kita tetap meningkatkan kinerja. Suyono Salamun, Ph.D Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

5 Daftar Isi Daftar Isi... i Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Deskripsi Singkat Struktur Modul E. Metodologi Pembelajaran Bab 2 Arti Penting dan Peran Inspektorat di Lingkungan Pemerintah Daerah A. Pendahuluan B. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah C. Bagaimana Pengelolaan Inspektorat Daerah Saat Ini? D. Tantangan Masa Depan Fungsi Pengawasan Inspektorat E. Pengelolaan Fungsi Pengawasan Inspektorat Bab 3 Membangun Organisasi Inspektorat yang kokoh di A. Pendahuluan B. Fondasi Keberhasilan Fungsi Pengawasan Inspektorat C. Kedudukan Inspektorat di Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah D. Audit Charter Inspektorat E. Independensi dan Obyektivitas Inspektorat F. Uraian Tugas Auditor Inspektorat G. Pengembangan Manual Kebijakan dan Pedoman Audit Bab 4 Pengendalian Pekerjaan Audit di Inspektorat A. Pendahuluan B. Pengendalian Tugas Audit C. Kartu Penugasan Setiap Pekerjaan Audit D. Anggaran dan Jadwal Rencana Penugasan Audit E. Laporan Kemajuan Pekerjaan Audit (Laporan Progres) F. Risiko Audit Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor i

6 Bab 5 Pengelolaan dan Pengembangan Staf Audit di Inspektorat Daerah A. Pendahuluan B. Persyaratan Kualitas C. Sumber untuk Mendapatkan Staf Audit D. Bagaimana Proses Menyeleksi Auditor Internal E. Orientasi untuk Auditor yang Baru F. Pendidikan dan Pelatihan G. Pertemuan rutin staf H. Penilaian staf I. Penugasan Audit Bab 6 Program Kerja Pengawasan Tahunan dan Perencanaan Audit Jangka Panjang A. Pendahuluan B. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) C. Penentuan Obyek Audit dengan Penilaian Risiko Makro D. Perencanaan Audit Jangka Panjang E. Penetapan Rencana Tujuan dan Sasaran Fungsi Pengawasan Bab 7 Quality Assurance Fungsi Pengawasan Inspektorat 91 A. Pendahuluan 91 B. Standar Profesi untuk Quality Assurance 92 C. Mengevaluasi Produktivitas Pekerjaan Audit 93 D. Quality Assurance di Inspektorat 97 E. Elemen Quality Assurance 97 Daftar Pustaka ii Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

7 Bab1 Pendahuluan A. Latar Belakang Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia sepuluh tahun terakhir telah membawa banyak perubahan besar, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, maupun penyelenggaraan pemerintahan. Perubahan-perubahan tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan pusat, melainkan juga pada sistem pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu perubahan yang mendasar dan cukup signifikan adalah berlakunya otonomi daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah, maka setiap daerah dapat mengatur sendiri daerahnya dan tidak tergantung lagi kepada pusat. Perubahan ini tentu membawa suatu konsekuensi yang berat bagi setiap kepala daerah, yaitu berupa semakin besarnya tanggung jawab untuk mengelola daerah sesuai dengan prinsip tatakelola pemerintahan daerah yang baik. Kondisi saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahannya yang belum siap dengan sistem pemerintahan yang baru untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola pemerintahan yang baik. Banyak terjadi kasus di sejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya. Mengapa hal ini dapat terjadi? Lemahnya pengendalian internal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan salah satu penyebab terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan tentunya berdampak pada pemborosan anggaran dan keuangan daerah. Di samping itu, akibat lemahnya pengendalian internal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, ada sebagian oknum di lingkungan pemerintahan daerah yang tidak atau belum siap dengan berlakunya otonomi Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 01

8 daerah, terutama berkaitan dengan masalah etika dan moral dari oknum pejabat pemerintahan daerah tersebut yang rendah. Di sisi lain, masih menjadi tanda tanya besar di kalangan profesi audit internal mengenai sejauh mana peran serta dari fungsi pengawasan termasuk para pejabat pengawas yang berada di lingkungan fungsi pengawasan atau inspektorat daerah, baik tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota, terutama dalam upaya untuk mengawal berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam modul Fungsi Audit Internal ini, dibahas mengenai peran inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah, termasuk permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bagaimana Inspektorat menerapkan peran dan fungsinya tersebut. Pembahasan dalam modul juga mencakup berbagai elemen-elemen yang dibutuhkan agar pengelolaan Inspektorat Daerah dapat efektif. Topik-topik yang dibahas pada bab-bab di dalam modul ini, antara lain mengenai organisasi fungsi pengawasan Inspektorat Daerah saat ini dan bagaimana harapannya di masa depan, terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia (staf audit) di Inspektorat Daerah, perencanaan audit jangka panjang, dan pengendalian mutu pekerjaan audit. Modul Fungsi Audit Internal ini merupakan satu paket dengan modul-modul lain yang dibuat untuk program pendidikan dan peningkatan kompetensi auditor inspektorat. Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme auditor inspektorat. Setelah membaca dan mempelajari paket modul ini, para auditor inspektorat dapat melaksanakan tugas auditnya dengan lebih berhasil. B. Tujuan Pembelajaran Umum Modul ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada para auditor Inspektorat Daerah tentang mengelola dengan efektif fungsi pengawasan inspektorat. Dengan mempelajari modul ini, para auditor inspektorat dapat memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan inspektorat dan elemenelemen yang dibutuhkan untuk menciptakan fungsi pengawasan yang efektif. Diharapkan setelah mempelajari modul ini, para auditor inspektorat dapat lebih menempatkan dirinya sebagai mitra kerja manajemen pemerintahan daerah untuk pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan daerah yang ditetapkan. 02 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

9 C. Tujuan Pembelajaran Khusus Modul ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan kepada para auditor inspektorat untuk memahami dan menjelaskan pentingnya: 1. Peran dan arti penting fungsi pengawasan Inspektorat Daerah di dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola pemerintahan daerah yang baik. 2. Membangun struktur organisasi fungsi pengawasan yang efektif dengan dukungan dan komitmen kepala daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah. 3. Menetapkan persyaratan kualitas yang dibutuhkan para auditor inspektorat dan peningkatan kompetensi profesional secara kontinyu. 4. Membuat suatu perencanaan audit yang terpadu dan strategis dikaitkan dengan rencana strategi penyelenggaraan pemerintahan daerah. 5. Membuat program peningkatan mutu pekerjaan dan kinerja auditor dalam pelaksanaan tugas auditnya. D. Deskripsi Singkat Struktur Modul Pembahasan materi dalam modul ini lebih dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan fungsi pengawasan Inspektorat Daerah. Topik-topik yang akan dibahas merupakan elemen-elemen penting sebagai fondasi dan pilar yang sangat dibutuhkan untuk membangun fungsi pengawasan yang efektif. Pada bagian awal dari modul, pembaca dapat memperoleh gambaran mengenai bagaimana perkembangan dan arti penting fungsi pengawasan inspektorat serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Pada bab-bab berikutnya, para pembaca akan memperoleh pengetahuan yang lebih rinci mengenai pilar-pilar yang dibutuhkan sebagai elemen-elemen penting untuk membangun fungsi pengawasan Inspektorat Daerah. Secara rinci, pembagian bab-bab dalam modul Fungsi Audit Internal ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Arti Penting dan Peran Inspektorat di Lingkungan Pemerintah Daerah. Bab 3 Membangun Fungsi Pengawasan Inspektorat yang Kokoh di. Bab 4 Pengendalian Pekerjaan Audit di Inspektorat. Bab 5 Pengelolaan dan Pengembangan Staf Audit di Inspektorat Daerah. Bab 6 Program Kerja Pengawasan Tahunan dan Perencanaan Audit Jangka Panjang. Bab 7 Quality Assurance Fungsi Pengawasan Inspektorat. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 03

10 E. Metodologi Pembelajaran Untuk mempelajari modul ini, peserta dianjurkan untuk membaca seluruh materi yang ada serta mencoba latihan dan kasus yang disediakan di dalam buku kerja (workbook) dari modul ini. Instruktur akan membantu peserta untuk memahami materi melalui pemaparan di kelas. Agar proses pendalaman materi dapat berlangsung secara baik, perlu dilakukan diskusi kelompok sehingga seluruh peserta menjadi aktif dalam proses belajarmengajar. 04 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

11 Arti Penting dan Peran Bab 2 Inspektorat di Lingkungan PemerintahDaerah Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat: Menjelaskan arti dan peran penting fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah dalam membantu dan mendukung terciptanya penyelenggaraan pemerintahanan daerah sesuai dengan tatakelola yang baik dan memadai. Menjelaskan bagaimana pengelolaan yang efektif dari fungsi pengawasan di sektor publik, khususnya di lingkungan pemerintahan daerah. Menjelaskan permasalahan dan tantangan ke depan yang dihadapi fungsi pengawasan Inspektorat Daerah dan strategi yang tepat untuk pengelolaan fungsi pengawasan inspektorat yang efektif. A. Pendahuluan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) atau yang sekarang ini lebih dipopulerkan dengan sebutan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota (selanjutnya di singkat dengan Inspektorat) merupakan suatu lembaga pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah, baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, memainkan peran yang sangat penting dan signifikan untuk kemajuan dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah di lingkungan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah dan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berhasilnya penugasan audit sangat tergantung pada bagaimana fungsi pengawasan yang dijalankan dapat dikelola dengan memadai. Untuk itu, pimpinan Inspektorat harus mampu mengelola dengan baik agar fungsi pengawasan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah secara keseluruhan. Paradigma baru fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah membuka suatu cakrawala baru bahwa peran dan fungsi auditor inspektorat tidak hanya dimaksudkan untuk mencari kelemahan-kelemahan Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 05

12 yang berhasil dijumpai atau diidentifikasi, melainkan juga berperan sebagai mitra kerja pemerintah daerah untuk memudahkan setiap satuan kerja perangkat daerah di unit kerja masing-masing agar dapat mencapai tujuan dan sasaran kegiatan operasionalnya dengan efektif dan efisien. Begitu pula, ukuran keberhasilan setiap pekerjaan audit tidak hanya tergantung dari banyaknya temuan audit atau dapat dilaksanakannya seluruh rencana audit tahunan yang telah ditetapkan, melainkan lebih ditekankan pada bagaimana rekomendasi perbaikan yang disampaikan dapat ditindaklanjuti dengan baik dan berhasil. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan pertimbangan penting auditor inspektorat dan pimpinan fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah. Untuk mencapai keinginan dan harapan tersebut, setiap pekerjaan audit yang dilakukan harus terkoordinasi dengan baik antara fungsi pengawasan dengan berbagai fungsi, aktivitas, kegiatan, ataupun program yang dijalankan Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bagaimanapun, keberhasilan daerah untuk mencapai tujuannya tidak terlepas dari adanya koordinasi yang efektif di antara berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pelaksana urusan pemerintahan di daerah. Koordinasi yang terjalin baik ini tentunya akan menjadi semakin lengkap dan sempurna dengan keterlibatan Inspektorat yang menjalankan fungsi pengawasannya dengan efektif dan diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi daerah untuk pencapaian tujuan dan sasarannya. B. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh pejabat pemerintah daerah sebagai jajaran manajemen dan oleh inspektorat. Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh pejabat pemerintah daerah dilakukan melalui monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Monitoring adalah kegiatan mengamati, mengawasi keadaan dan pelaksanaan di tingkat lapangan yang secara terus menerus atau berkala di setiap tingkatan untuk program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sementara itu, evaluasi adalah proses kegiatan penilaian kebijakan daerah, akuntabilitas kinerja daerah atau program dan kegiatan pemerintahan daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dimaksudkan di sini dilakukan terhadap administrasi umum pemerintahan dan urusan pemerintahan daerah. Pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh inspektorat dikoordinasikan oleh Kepala Inspektorat. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 06 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

13 No. 23 Tahun 2007, Kepala Inspektorat, baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota disebut dengan Inspektur Provinsi, dan Inspektur Kabupaten/Kota. Kegiatan yang dilakukan oleh inspektorat adalah kegiatan pemeriksaan (audit), yang meliputi: 1. Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, dan urusan pemerintahan. 2. Pemeriksaan dana dekonsentrasi. 3. Pemeriksaan tugas pembantuan. 4. Pemeriksanaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri. Selain pemeriksaan tersebut, auditor Inspektorat dapat juga melakukan pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai indikasi kemungkinan terjadinya tindak penyimpangan, korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pelaksanaan kegiatan pengawasan ini dikoordinasikan oleh Kepala Inspektorat, yang dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 23 Tahun 2007, kepala Inspektorat, baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota disebut dengan Inspektur Jenderal, Inspektur Provinsi, dan Inspektur Kabupaten/Kota. Setiap auditor di inspektorat daerah diharapkan dapat menerapkan kecermatan profesinya dengan memadai. Dengan adanya berbagai perubahan keadaan baik lingkungan pemerintahan daerah maupun di lingkungan inspektorat itu sendiri, para auditor inspektorat juga dituntut untuk lebih memainkan peran pentingnya sebagai konsultan internal pemerintah daerah dan mitra kerja yang efektif dari para kepala daerah dan aparat pemerintah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di daerahnya masing-masing. Begitu pula, dengan melihat berbagai kegiatan pengawasan yang harus dijalankan, para auditor atau pejabat pengawas pemerintah di inspektorat dituntut untuk selalu siap dan sigap dalam melaksanakan peran dan fungsi pengawasannya. C. Bagaimana Pengelolaan Inspektorat Daerah Saat Ini? Sebagaimana diketahui dan bukan suatu hal yang baru bahwa permasalahan saat ini adalah umumnya inspektorat, baik tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, masih banyak yang belum dikelola dengan efektif dan memadai sesuai dengan standar profesi dan kompetensi yang dibutuhkan. Fungsi pengawasan yang dilakukan Inspektorat belum berfungsi dengan baik karena masih ditata atau dikelola dengan cara yang tradisional dan belum disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Masih banyak juga persepsi yang keliru di lingkungan satuan kerja perangkat daerah mengenai Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 07

14 peran dan fungsi pengawasan inspektorat. Di satu sisi, harus disadari bahwa gejala tersebut timbul disebabkan karena perilaku auditor inspektorat itu sendiri yang kurang persuasif dalam melaksanakan penugasan auditnya ataupun juga karena rendahnya kompetensi teknis yang dimiliki para auditor Inspektorat. Sedangkan di sisi lainnya, masih banyak para pimpinan atau kepala daerah serta sebagian aparat pemerintah daerah yang belum memahami sepenuhnya arti penting dan peran fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Inspektorat Daerahnya. Banyak juga yang masih berpendapat bahwa auditor inspektorat adalah pemeriksa yang dalam melaksanakan pekerjaan auditnya hanya berusaha mencari kesalahan-kesalahan auditi dan tidak mempertimbangkan hal yang sudah dicapai oleh audit. Konsekuensi hubungan yang tidak harmonis ini seringkali mengakibatkan timbul jurang pemisah (gap) atau konflik dan ketidaksukaan banyak orang terhadap auditor inspektorat. Banyak juga yang berpandangan bahwa auditor Inspektorat hanya memahami masalah audit dan pengendalian, sedangkan bagaimana aktivitas operasional penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk berbagai kendala, permasalahan, kerentanan suatu kegiatan, atau risiko serta potensinya di lingkungan daerah dianggap bukan sebagai wilayah kompetensi auditor. Dengan demikian, auditor dianggap tidak ahli dan tidak tahu menahu soal bagaimana aktivitas operasional atau penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan. Sebagai contoh, dalam pengadaan barang atau jasa, auditor dianggap hanya memahami masalah pengendalian dan auditnya saja. Auditor Inspektorat dianggap tidak memahami proses pengadaan, peraturan perundangan yang melandasinya dan kendala-kendala yang dihadapi. Hal tersebut memang ada benarnya, artinya bahwa hal itu merupakan pendapat yang logis, karena auditor memang bukan ahli secara khusus di aktivitas operasional tersebut. Namun demikian, dengan keberadaan auditor ditengah-tengah aktivitas mereka, diharapkan auditor dapat memberikan nilai tambah sehingga apa pun kegiatan yang dilaksanakan, maka dapat dicapai dengan cara yang paling efektif, efisien, dan ekonomis. Banyak pihak yang juga masih meyakini bahwa keberadaan auditor hanyalah untuk mencari temuan, khususnya temuan negatif, untuk membongkar kecurangan, penggelapan, atau pelanggaran yang mengandung tindak pidana. Masih sedikit sekali orang yang berpandangan bahwa auditor memiliki potensi untuk berperan sebagai mitra kerja, yaitu konsultan dalam memudahkan atau memberikan bantuan fasilitasi setiap orang yang melaksanakan aktivitas 08 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

15 Fungsi Audit Internal operasional dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Banyak pula orang berpendapat bahwa kebanyakan masalah-masalah yang diungkapkan auditor adalah masalah-masalah yang sudah berlalu (basi) sehingga laporan hasil audit yang dibuat auditor merupakan hal yang sia-sia saja atau sudah terlambat untuk pengambilan keputusan. Sebagai simpulannya mengapa pengelolaan pada fungsi pengawasan Inspektorat Daerah banyak belum efektif dan memadai, yaitu karena masih adanya anggapan yang keliru bahwa fungsi pengawasan atau audit internal yang ada di dalam suatu organisasi, seperti inspektorat adalah sekadar memenuhi persyaratan struktur organisasi yang harus ada dan bukan dipandang sebagai lembaga yang mampu untuk memberikan nilai tambah di dalam organisasi, seperti halnya organisasi di pemerintahan daerah. D. Tantangan Masa Depan Fungsi Pengawasan Inspektorat Permasalahan saat ini adalah bagaimana membangun kepercayaan masyarakat serta mengubah persepsi yang keliru mengenai auditor inspektorat sebagai aparat pengawas internal pemerintah daerah. Tantangan atau pertanyaan berikutnya adalah bagaimana agar pekerjaan audit yang dilaksanakan mampu mengetahui dan mengidentifikasi dengan segera setiap permasalahan, risiko dan potensinya yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan dan program yang sudah dicanangkan di daerah masing-masing, sehingga tujuan, target, dan sasaran kegiatan yang sudah dianggarkan di dalam APBD dan program pembangunan daerah dapat tercapai dengan cara yang paling efektif, ekonomis, dan efisien. Semua upaya yang diinginkan ini sangat tergantung kepada fungsi pengawasan itu sendiri, yaitu kepercayaan masyarakat dan keberhasilan pekerjaan audit sangat tergantung pada bagaimana lembaga pengawasan ini dapat dikelola dengan baik. Adanya tantangan ini merupakan titik tolak untuk setiap pimpinan atau kepala inspektorat untuk mampu mengelola organisasi fungsi pengawasannya dengan efektif. Menyadari akan hal tersebut, penting bagi pimpinan atau kepala inspektorat untuk dapat mentransformasi peran dari fungsi pengawasan inspektorat daerah, di antaranya melalui: Pemantapan status dan kedudukan organisasi fungsi pengawasan inspektorat yang mampu memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan seluruh kegiatan dan program pemerintah daerah. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 09

16 Fungsi Audit Internal Penyusunan perencanaan pekerjaan audit yang efektif, baik untuk perencanaan penugasan audit, program kerja pengawasan tahunan, maupun perencanaan audit jangka panjang yang mengacu pada pola rencana strategis dan rencana kerja seluruh satuan kerja perangkat daerah. Peningkatan kemampuan teknis dan profesionalisme para auditor di lingkungan inspektorat daerah, yaitu agar peran aktifnya sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat ditingkatkan dan diwujudkan dengan berhasil. Penyempurnaan kebijakan, sistem, prosedur, dan pola pendekatan audit dan fungsi pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah saat ini dan mendatang untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berhasil. Peningkatan hubungan dan koordinasi pekerjaan audit dan fungsi pengawasan dengan auditor eksternal (misal: BPK) dan Perguruan Tinggi terutama berkaitan dengan peran inspektorat daerah untuk mereviu laporan keuangan daerah dan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah, serta untuk meningkatkan pengetahuan berbagai fungsi yang ada di pemerintahan daerah. Peningkatan komunikasi dan koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan dengan para auditi di seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah. Sosialisasi dan promosi mengenai arti penting dan arah strategi dari inspektorat daerah sebagai mitra kerja pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berhasil. Penciptaan iklim kerja yang konstruktif di lingkungan fungsi pengawasan inspektorat daerah dan budaya kerja yang mendukung tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diambil langkah-langkah yang konkrit, antara lain melalui pembangunan citra fungsi pengawasan inspektorat daerah dan pembangunan organisasi, manajemen, dan sumber daya manusia (auditor) sehingga mampu memberikan nilai tambah, serta mendukung terciptanya tatakelola pemerintahan yang baik, pengelolaan risiko atas kegiatan dan program, serta penciptaan lingkungan pengendalian yang memadai di lingkungan pemerintah daerah. Berbagai usaha ini tentunya harus dimulai melalui penyusunan rencana kerja inspektorat yang mengacu pada 10 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

17 Fungsi Audit Internal rencana strategis dan kerja pemerintahan daerah serta didukung oleh berbagai upaya perbaikan dan peningkatan pengelolaan fungsi pengawasan Inspektorat Daerah yang efektif. Diharapkan Inspektorat dan seluruh pejabat pengawasnya mengikuti terus perkembangan dan arah aktivitas kegiatan dan penyelenggaraan program yang dilaksanakan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah di masing-masing daerahnya. Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada pemerintah daerah, inspektorat juga diminta turut ambil bagian dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan kepada publik atau masyarakat, khususnya yang berada di lingkungan pemerintahan daerah. Dalam era otonomi daerah yang dikembangkan saat ini, sudah selayaknya posisi fungsi pengawasan inspektorat daerah menempati posisi yang strategis untuk mendukung usahausaha pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah dalam mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh lapisan masyarakat daerah. Untuk meningkatkan arti dan peran penting fungsi pengawasan inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah, para auditor inspektorat juga harus secara aktif menjadi mitra kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tidaklah lengkap arti penting inspektorat tanpa diimbangi dengan perannya sebagai konsultan dan katalis. Dewasa ini perkembangan dan paradigma baru auditor internal baik di sektor privat maupun publik telah membawa perubahan yang signifikan dalam peran dan fungsi auditor internal. Dari pengertian auditor internal sesuai dengan tuntutan baru auditor internal yang dipublikasikan di tahun 1999 oleh the Institute of Internal Auditors, Inc. (yaitu organisasi profesi auditor internal internasional), peran dan fungsi auditor internal tidak lagi hanya sekedar mendeteksi kesalahan (detective control), melainkan juga untuk membantu mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan (preventive control), serta mengarahkan atau mempertajam (directive control) aktivitas operasional untuk mencapai tujuan atau target dan sasaran yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut, jelas keberadaan auditor internal harus mampu memberikan nilai tambah bagi organisasi, serta mampu mendorong terciptanya iklim tatakelola yang baik, pengelolaan risiko yang efektif, dan penciptaan lingkungan pengendalian yang memadai. Wujud dari pengertian tersebut adalah bahwa paling tidak seorang auditor internal harus memiliki tiga peran, yaitu sebagai wacthdog (detective control), konsultan (preventive control), dan katalis (directive control). Dari ketiga peran tersebut, dalam perkembangan saat ini, bobot terbesar peran auditor internal adalah harus sebagai konsultan, kemudian katalis, dan dalam jumlah bobot yang minimal auditor internal juga menjalankan perannya sebagai watchdog. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 11

18 Fungsi Audit Internal Bagaimana menerapkan kondisi paradigma peran baru auditor internal di lingkungan inspektorat? Dewasa ini, dengan berlakunya otonomi daerah, setiap daerah dapat mengatur sendiri daerahnya dan tidak tergantung lagi kepada pusat. Hal ini tentu membawa suatu konsekuensi yang berat bagi setiap kepala daerah, yaitu berupa semakin besarnya tanggung jawab untuk mengelola daerah sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Dalam kenyataannya, banyak terjadi kasus di sejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Di satu sisi mungkin disadari bahwa masih ada oknum di pemerintahan daerah yang tidak siap dengan berlakunya otonomi daerah dan etika dan moral oknum pejabat daerah tersebut yang rendah, namun di sisi lain menjadi tanda tanya besar di kalangan profesi audit internal mengenai sejauh mana peran serta fungsi pengawasan termasuk di dalamnya auditor atau pejabat pengawas di lingkungan inspektorat daerah dalam mengawal berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah. Saat ini, masih ada kesan bahwa keberadaan fungsi pengawasan inspektorat belum dioptimalkan sepenuhnya. Banyak kepala daerah maupun satuan kerja perangkat daerah yang berada di bawah kepala daerah belum mengetahui bahwa peran inspektorat sebenarnya bukan hanya mendeteksi sesuatu yang sudah terjadi, melainkan juga harus lebih mengutamakan peran konsultan dan katalisnya dalam mengawal berbagai kegiatan dan program yang dijalankan di lingkungan pemerintahan daerah. Dengan demikian, apabila terdapat kondisi yang berpotensi untuk menimbulkan risiko, auditor inspektorat dapat memberikan rekomendasi yang konstruktif untuk meminimalkan peluang terjadinya risiko tersebut. Oleh karenanya, sudah menjadi keharusan (mandatory) bagi seluruh aparatur pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah untuk memberdayakan peran konsultan dan katalis dari inspektorat. Dengan peran konsultan dan katalis ini, diharapkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan dan program pemerintah daerah dapat dicegah kemungkinan terjadinya atau diminimalkan dampak yang ditimbulkannya. Perubahan paradigma ini harus benar-benar dilaksanakan oleh para auditor inspektorat, artinya bahwa mereka harus memiliki komitmen yang kuat untuk lebih mengembangkan peran konsultan dan katalisnya. Sementara itu, diharapkan juga seluruh jajaran pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah di bawahnya juga harus sudah menyadari peran konsultan dan katalis dari para auditor inspektorat di daerahnya. 12 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

19 Fungsi Audit Internal Untuk mewujudkan peran inspektorat sebagai konsultan dan katalis, orang-orang di lingkungan inspektorat wajib mempunyai kompetensi yang tinggi dalam bidangnya. Oleh karena itu, untuk merealisasikan kepentingan tersebut, beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah: Para auditor atau pejabat pengawas di lingkungan inspektorat harus meninggalkan paradigma lama untuk menuju paradigma baru sebagai auditor internal di lingkungan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan pekerjaan penugasan di lapangan, para auditor inspektorat harus lebih mengutamakan kepentingan pemerintah daerah dalam pencapaian kegiatan dan progam yang sudah dicanangkan daripada sekadar pencapaian target pekerjaan penugasan audit yang sudah dijadwalkan di dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Harus diperoleh komitmen yang tegas dan kontinyu dari pimpinan atau kepala daerah serta seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah, yaitu mengenai status, kedudukan, fungsi dan peran inspektorat di lingkungan pemerintah daerah, bahwa unit kerja inspektorat merupakan bagian dari struktur organisasi di pemerintahan daerah yang tidak dapat dipisahkan. Jangan sampai ada kesan unit kerja inspektorat hanya sekadar melengkapi struktur organisasi di pemerintahan daerah. Setiap pejabat pengawas atau auditor inspektorat harus selalu menunjukkan nilai etika, integritas, dan komitmennya sebagai auditor profesional. Auditor inspektorat juga harus mampu bersikap independen dan obyektif di dalam melaksanakan tugasnya, serta selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Setiap perangkat daerah harus terbuka dengan masukan dari inspektorat dan bersedia untuk menindaklanjuti temuan dalam rangka untuk perbaikan kegiatan dan program di masa datang. Kepala inspektorat harus selalu siap untuk memberikan para staf terbaiknya untuk dipromosikan atau kembali bergabung di berbagai aktivitas operasional kegiatan atau program pada satuan kerja perangkat daerah. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 13

20 Fungsi Audit Internal E. Pengelolaan Fungsi Pengawasan Inspektorat Untuk merespon tantangan mengenai arti penting dan peran fungsi pengawasan inspektorat di lingkungan pemerintah daerah, khususnya peran konsultan dan katalisnya, setiap kepala inspektorat dan seluruh pimpinan di jajaran pejabat pengawasnya dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan atau manajemen fungsi pengawasan inspektorat yang efektif. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk manajemen fungsi inspektorat yang efektif ini, di antaranya adalah melalui peningkatan kompetensi teknis auditor di inspektorat, menyamakan persepsi dengan auditi (kepala daerah dan seluruh aparatur pemerintah daerah) mengenai peran dan fungsi inspektorat, peningkatan dan penyempurnaan berbagai kebijakan dan prosedur audit, pemanfaatan pendekatan audit yang sesuai dengan kebutuhan daerah, dan koordinasi pekerjaan audit dengan pihak terkait lainnya, termasuk dengan auditor eksternal. Pengelolaan atas fungsi pengawasan inspektorat tidak hanya terbatas pada struktur organisasinya saja, melainkan juga termasuk pada pekerjaan audit yang dilaksanakan. Pengendalian pekerjaan audit dimulai dari sebelum pelaksanaan pekerjaan audit hingga pelaporan dan pemantauan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang disarankan, termasuk juga evaluasi mengenai apakah pendekatan audit yang diterapkan sudah sesuai dengan kebutuhan atau keadaan. Proses audit ini merupakan suatu proses yang kontinyu sepanjang kegiatan dan program di pemerintah daerah dilaksanakan. Keberhasilan manajemen fungsi pengawasan atau audit internal inspektorat tidak boleh diukur dari volume atau jumlah temuan yang berhasil dikumpulkan, melainkan juga harus lebih diarahkan pada manfaat apa yang diterima dengan keberadaan dan hasil kerja Inspektorat. Beberapa ukuran keberhasilan pengelolaan fungsi pengawasan inspektorat daerah yang efektif, di antaranya adalah: Keberadaan fungsi pengawasan inspektorat dapat menciptakan nilai tambah dan meningkatkan pengawasan yang efektif dan memadai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan mengacu pada praktik-praktik dan tata kelola pemerintahan yang baik. Kepala daerah mengajak kepala inspektoratnya dan/atau pejabat pengawas di lingkungan inspektorat untuk membahas secara bersama berbagai masalah penting atau signifikan dan kritikal yang membutuhkan penanganan dan pengambilan keputusan yang segera. 14 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

21 Unit-unit kerja operasional atau satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintahan daerah meminta auditor inspektorat untuk membantu kelancaran kegiatan dan/atau program pemerintah daerah yang sedang dan akan dilaksanakan. Auditor inspektorat dijadikan sumber untuk menetapkan nominasi mengisi formasi di lingkungan pemerintah daerah. Meningkatnya kemampuan teknis dan analisis para auditor inspektorat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan daerah. Meningkatnya kepuasan kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah terhadap hasil kerja auditor inspektorat. Untuk mewujudkan manajemen fungsi pengawasan inspektorat daerah yang efektif, berikut ini komponen-komponen yang menjadi fondasi dan pilar utama keberhasilan manajemen fungsi pengawasan inspektorat daerah adalah: Organisasi fungsi pengawasan Inspektorat yang kokoh. Pengendalian pekerjaan audit di lingkungan Inspektorat Pengelolaan dan pengembangan staf audit Inspektorat Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan Perencanaan Audit Jangka Panjang fungsi pengawasan Inspektorat Pelaksanaan Quality Assurance fungsi pengawasan Inspektorat. Catatan: Untuk selanjutnya, pada bab-bab berikut akan dibahas secara lebih rinci masingmasing komponen yang menjadi fondasi dan pilar utama keberhasilan manajemen fungsi pengawasan Inspektorat di lingkungan pemerintahan daerah. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 15

22 Halaman ini sengaja dikosongkan 16 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

23 Membangun Organisasi Inspektorat yang Kokoh di Bab3 Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat: Menjelaskan konsep dasar keberhasilan fungsi pengawasan inspektorat. Menjelaskan kedudukan organisasi Inspektorat dalam struktur organisasi di Pemerintahan Daerah Menjelaskan arti penting independensi dan obyektivitas organisasi fungsi pengawasan Inspektorat. Menjelaskan perlunya pedoman atau manual kebijakan dan prosedur audit untuk menciptakan konsistensi pelaksanaan pekerjaan audit. A. Pendahuluan Seperti aktivitas atau kegiatan lainnya di dalam suatu organisasi pada lazimnya, keberhasilan fungsi pengawasan sangat tergantung pada bagaimana fungsi ini dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik dan efektif menuntut penerapan strategi yang tepat atas fungsi pengawasan ini melalui pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia dan komunikasi yang efektif di antara semua pihak yang terlibat dan pihak pengguna jasa fungsi pengawasan sebagai bagian dari pelayanannya kepada publik atau masyarakat. Harus diakui bahwa pekerjaan audit yang efektif merupakan hasil dari berbagai aktivitas yang dikoordinasikan, direncanakan, dan dilaksanakan dengan memadai. Untuk memenuhi keinginan ini, dibutuhkan manajemen yang baik, dimulai dari sebelum pekerjaan audit dilaksanakan, pelaksanaan auditnya, dan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian laporan, dan pemantauan tindak lanjutnya. fungsi pengawasan yang dimaksudkan di sini adalah berbagai keputusan dan aktivitas yang berhubungan langsung dengan pekerjaan audit, termasuk penugasan audit itu sendiri, supervisi, reviu, dan Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 17

24 evaluasi atas pekerjaan-pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Dalam arti yang lebih luas, manajemen fungsi pengawasan meliputi seluruh pekerjaan administratif dan berbagai aktivitas kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan fungsi pengawasan. Persyaratan lain yang juga menjadi kunci keberhasilan fungsi pengawasan adalah kepemimpinan yang kuat atas fungsi pengawasan. Pimpinan di fungsi pengawasan haruslah orang yang sangat mengerti akan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan oleh berbagai komponen dan perangkat di organisasi secara keseluruhan. Di samping itu, pimpinan fungsi pengawasan harus paham berbagai kemungkinan risiko dan aktivitas pengendalian yang dibutuhkan untuk memantapkan langkah organisasi secara keseluruhan dalam tujuan, target, dan sasaran yang telah ditetapkan dan yang ingin dicapai dari pelaksanaan aktivitas operasional yang sistematis. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memenuhi tata kelola yang baik, fungsi pengawasan (inspektorat) diharapkan dapat memberikan dukungan yang memadai untuk keberhasilan pencapaian berbagai kegiatan dan program daerah yang telah ditetapkan. Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan di Inspektorat Daerah, seorang inspektur sebagai pimpinan fungsi pengawasan harus mampu menunjukkan kontribusi yang berarti dari fungsi pengawasan inspektorat untuk keseluruhan organisasi dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pimpinan fungsi pengawasan harus memiliki latar belakang yang kuat dan memadai baik dari pendidikan maupun pengalamannya. Di samping itu, ia juga harus memiliki perilaku dan sikap mental yang dapat menjadi contoh bagi seluruh jajaran di bawahnya. Perilaku dan sikap mental yang memadai harus dapat diwujudkan melalui nilai etika, integritas, dan komitmen yang dibangun dan dilaksanakan di dalam tugas kesehariannya sebagai pimpinan. Dukungan dari atas, yaitu kepala daerah sebagai pimpinan eksekutif tertinggi di daerah juga harus diperoleh untuk memudahkan menjalankan peran dan tugasnya memimpin fungsi pengawasan yang berhasil. B. Fondasi Keberhasilan Fungsi Pengawasan Inspektorat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2007 yaitu tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (pasal 3) menyatakan bahwa pengawasan atas administrasi umum pemerintahan dan urusan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Pemerintah. Selanjutnya dalam pasal tersebut juga dikatakan 18 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

25 bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Pengawas Pemerintahan dikoordinasikan oleh Inspektur Jenderal, yaitu sebagai kepala inspektorat. Berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan audit yang berada di bawah kendalinya, tanggung jawab seorang kepala inspektorat meliputi penyusunan rencana pengawasan jangka panjang yang kemudian diwujudkan dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), pelaksanaan penugasan pengawasan, menuangkan hasil pengawasan ke dalam laporan hasil audit, memantau tindak lanjut hasil audit, dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut. Di samping tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, kepala inspektorat daerah mempunyai tugas untuk mengelola administratif fungsi pengawasannya (inspektorat) agar diperoleh pengelolaan inspektorat yang efektif, efisien, dan ekonomis. Pengelolaan yang efektif atas inspektorat ini menuntut kemampuan memimpin yang efektif dari seorang kepala inspektorat. Kepala inspektorat juga bertanggung jawab mengarahkan seluruh auditornya agar program kerja pengawasan tahunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan memadai. Selanjutnya untuk memastikan keberhasilan fungsi pengawasan dalam memberikan kontribusi yang berarti, seorang kepala inspektorat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh jajaran auditornya dalam memantau efektivitas tindak lanjut atas rekomendasi atau perbaikan yang disarankan terhadap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang masih mengandung kelemahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengawasan yang efektif, maka kepala daerah melalui pejabat pengawas pemerintah mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan, pemantauan, dan evaluasi. Dengan demikian, seorang inspektur atau kepala inspektorat baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup berat untuk melaksanakan kewenangan yang diberikan kepadanya. Permasalahan yang mungkin timbul adalah apakah tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang dibebankan kepadanya, didukung oleh komitmen pimpinan tertinggi di daerah, yaitu kepala daerahnya atau sebaliknya. Sangat sulit bagi seorang inspektur untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tanpa dukungan dari pemerintah daerah dan jajaran satuan kerja perangkat daerah di bawahnya. Dukungan dan komitmen ini sebenarnya sangat tergantung pada nilai tambah dan manfaat yang dapat dikontribusikan fungsi pengawasan inspektorat kepada seluruh perangkat Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 19

26 daerah. Tentunya harapan yang ingin dicapai dari kegiatan di pemerintahan daerah adalah agar anggaran pemerintah daerah dapat terserap dengan efektif dan efisien dan seluruh kegiatan dan progam mencapai target dan sasarannya dengan cara yang paling optimal. Seorang kepala inspektorat harus mampu mengelola fungsi pengawasannya secara efektif dan efisien, untuk memastikan bahwa kegiatan inspektorat benar-benar dapat memberikan kontribusi atau nilai tambah untuk keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk membangun fungsi pengawasan inspektorat daerah yang kokoh, fondasi yang harus dibangun oleh seorang inspektur yang bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola fungsi pengawasan inspektorat adalah bahwa: Seorang inspektur harus menyusun perencanaan penugasan auditnya, dan bila mungkin, menggunakan perencanaan audit berbasis risiko. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling muktahir di dalam pekerjaan audit. Dengan penerapan pendekatan ini maka akan memudahkan pejabat pengawas pemerintahan daerah untuk menetapkan prioritas kegiatan pengawasan yang dilaksanakan. Seorang Inspektur harus mengkomunikasikan dengan baik rencana kegiatan audit dan kebutuhan sumber daya kepada pihak yang memiliki otoritas, yaitu pemerintah daerah. Komunikasi ini penting untuk meminta komitmen dari kepala pemerintah daerah terhadap penyelenggaran fungsi pengawasan yang efektif. Seorang Inspektur harus memastikan bahwa seluruh sumber daya fungsi pengawasan telah memadai dan dapat digunakan secara efektif untuk merealisasikan rencana-rencana yang telah disetujui agar dapat diperoleh hasil pengawasan yang optimal. Seorang Inspektur harus menyusun kebijakan dan prosedur audit sebagai pedoman bagi seluruh pejabat pengawas pemerintahan untuk pelaksanaan kegiatan fungsi pengawasan yang konsisten. Seorang Inspektur harus berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal organisasi yang melakukan pekerjaan audit, yaitu untuk memastikan bahwa seluruh ruang lingkup penugasan sudah memadai dan menghindarkan atau meminimalkan kemungkinan adanya duplikasi dalam pekerjaan audit. Seorang Inspektur harus menyampaikan laporan secara berkala kepada kepala daerahnya mengenai bagaimana kegiatan fungsi pengawasan 20 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

27 Fungsi Audit Internal dilaksanakan. Umumnya, laporan yang disampaikan memuat informasi, antara lain: perbandingan rencana dan realisasi yang mencakup sasaran, wewenang, tanggung jawab, dan kinerja inspektorat sebagai fungsi pengawasan. Sebagai wujud dari pelaksanaan tugasnya, seorang inspektur harus memiliki wewenang untuk dapat mengarahkan program kerja pengawasannya secara komprehensif. Disamping itu, sebagai orang yang memimpin fungsi pengawasan inspektorat, ia dan seluruh pejabat pengawas pemerintah daerah harus memiliki wewenang untuk dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap: Administrasi umum pemerintahan, yang meliputi: kebijakan daerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, dan barang daerah. Urusan pemerintahan, yang meliputi: urusan wajib, urusan pilihan, dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan kebijakan pinjaman hibah luar negeri. Sementara itu, untuk melaksanakan wewenang yang diberikan kepada pimpinan fungsi pengawasan dan jajaran staf auditnya, pimpinan Inspektorat Daerah bertanggung jawab atas: Kebijakan audit yang ditetapkan untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pengawasan dan mengarahkan fungsi teknis dan administratif inspektorat. Pengembangan dan pelaksanaan program kerja pengawasan yang komprehensif untuk mengevaluasi pengendalian atas kegiatan dan program dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengujian efektivitas seluruh tingkatan perangkat kerja daerah dan ketaatannya terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah daerah yang berlaku dan relevan. Pelaksanaan reviu atas prosedur dan dokumen/catatan dari penyelenggaraan kegiatan dan program pemerintah daerah untuk memastikan kecukupan terhadap tujuan dan sasaran pemerintahan daerah. Pelaksanaan pengujian khusus atas permintaan pemegang otoritas pengawasan di daerah (kepala daerah dan DPRD) atas permasalahan khusus yang terjadi. Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor 21

28 Fungsi Audit Internal Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal (SPAI) mengenai bagaimana tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala inspektorat, seorang inspektur bertanggung jawab untuk mengelola secara layak fungsi pengawasannya, sehingga: Pekerjaan audit memenuhi tujuan dan tanggung jawabnya serta sesuai dengan pedoman kebijakan audit sebagaimana yang telah digambarkan di dalam audit charter fungsi pengawasan inspektorat. Sumber-sumber yang tersedia dan dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan audit di fungsi pengawasan diberdayakan dan dioptimalkan dengan caracara yang paling efektif dan efisien. Pekerjaan penugasan audit telah memenuhi atau sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam persyaratan profesi. C. Kedudukan Inspektorat di Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Hingga saat ini, masih terdapat berbagai pandangan, argumentasi, atau opini yang luas mengenai di mana sebaiknya posisi kedudukan inspektorat sebagai fungsi pengawasan ini harus ditempatkan di dalam struktur organisasi pemerintahan daerah, yaitu agar efektif dan memenuhi persyaratan profesi. Sebagian besar sepakat bahwa fungsi pengawasan harus ditempatkan dan/atau bertanggung jawab langsung kepada pimpinan tertinggi di organisasi. Dalam hal ini, untuk lingkungan pemerintahan daerah kepala inspektorat hendaknya bertanggung jawab langsung kepada kepala daerahnya. Alasan yang mendasari dari kesepakatan profesi ini adalah agar inspektorat memiliki jarak pandang, wewenang, dan tanggung jawab yang memadai untuk mengevaluasi penilaian manajemen atas aktivitas pengendalian internal yang terpasang di organisasi pemerintahan daerah, termasuk juga mengevaluasi kemampuan pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang ada di bawahnya dalam mencapai tujuan operasional kegiatan dan program daerah secara efektif, serta mengevaluasi efektivitas pemerintah daerah dalam mengelola, memantau, dan meminimalkan risiko dikaitkan dengan pencapaian tujuan daerah yang telah ditetapkan. Dengan kedudukan yang tinggi dalam organisasi pemerintahan daerah, inspektorat daerah diharapkan akan mampu memberikan peran konsultatif dan katalisnya secara luas kepada berbagai jajaran pemerintah daerah, sehingga seluruh jajaran perangkat daerah dari tingkatan tertinggi hingga terendah dapat 22 Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius oleh segenap

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Pengawasan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fokus utama pemerintahan saat ini adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya diperlukan upaya

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh inspektorat dikoordinasikan oleh Kepala Inspektorat. Dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi, transparansi, dan tuntutan hak azasi manusia. Tidak satupun Negara yang luput dari gelombang perubahan tersebut.

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di semua waktu. Kekecewaan masyarakat itu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat masih banyaknya

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan kecurangan di pemerintah Indonesia sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara yang dikelola oleh pemerintahan selalu mencakup penggunaan dana yang cukup besar jumlahnya untuk melaksanakan aktivitas pemerintahan. Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi

Lebih terperinci

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA A. KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk membantu mencapai tujuan organisasi dimana fungsinya adalah untuk melakukan kontrol. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS. Kinerja Kelembagaan. Anggaran. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci