PROFIL KAWASAN PRIORITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KAWASAN PRIORITAS"

Transkripsi

1 Bagian Ketiga PROFIL KAWASAN PRIORITAS A. GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR 1. Geografi dan Administrasi Kota Makassar Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada daerah dataran rendah berada pada wilayah pantai Barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan letak dan posisi geografis wilayahnya, Kota Makassar berada pada posisi koordinat 5 o Lintang Selatan dan 119o Bujur Timur. Secara administrasi Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan dan 143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 Km2. Batas administrasi wilayah Kota Makassar sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar Posisi dan kedudukan Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi strategis antara lain; bandar udara, pelabuhan, industri dan perdagangan/bisnis berskala regional disamping kedudukan Kota Makassar sebagai kota jasa dan kota pendidikan. 2. Kondisi Fisik Kota Makassar a. Topografi dan Kemiringan Lereng Secara umum topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada 1 B a g i a n K e t i g a

2 pada ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya. Tabel 3.1. Posisi Dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (Dpl) Menurut Kecamatan Kode. Tinggi Kecamatan Bujur Lintang Wil Dpl (M) 010 Mariso Mamajang Tamalate Rappocini Makassar Ujung Pandang Wajo Bontoala Ujung Tanah Tallo Panakukang Manggala Biringkanaya Tamalanrea Sumber : RTRW Kota Makassar b. Hidrologi Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kota Makassar dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan serta keberadaan sungai dan danau yang ada di wilayah Kota Makassar. Pada musim hujan beberapa sungai mengalir dengan debit yang cukup besar seperti: sungai Jeneberang, sungai Pampang dan sungai Tallo, walau pada musim kemarau Sungai tersebut tetap mengalir walaupun debit air sedikti berkurang. 2 B a g i a n K e t i g a

3 Kondisi air tanah di Kota Makassar masih tersedia dengan potensi yang cukup besar pada musim kering atau kemarau. Hal itu terjadi karena potensi air tanah yang ada di Kota Makassar sangat jarang dan kurang digunakan sebagai bagian sumber daya air yang ada di Kota Makassar. Sebagian wilayah Kota Makassar pada awalnya merupakan daerah rawa dan dikembangkan sebagai daerah permukiman dan daerah bisnis memungkinkan kota Makassar mempunyai persediaan air tanah yang besar walau dengan kualitas yang masih dipertanyakan. 80 % penduduk Kota Makassar menggunakan jasa perusahaan daerah air minum yang bersumber dari DAM Bili-bili untuk memenuhi kebutuhan air dalam aktifitasnya sehari-hari. c. Geologi dan Struktur Batuan Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api (volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tello. Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping. Endapan marine di sebelah utara kota membentuk tanah alluvial hydromorf kelabu, pembentukan ini dipengaruhi oleh rendahnya elevasi dan oleh aliran Sungai Tallo. Endapan alluvial di sebelah Selatan kota terbentuk dari lumpur yang terangkut olah aliran Sungai Jeneberang. Sebagian besar daerah yang dilalui oleh sungai tersebut adalah daerah batuan vulkanik basa intermedier, hal ini mengendalikan sifat-sifat bahan endapan dibawahnya. Endapan regosol terbentuk sepanjang pantai sebagai akumulasi dan pelapukan bahan organik membentuk struktur top soil yang gembur. Endapan ini berkembang di daerah kota lama Makassar dan sepanjang pantai sebelah Selatan. Endapan tufa vulkanik asam sampai intermedie yang tersingkap ke permukaan sebelah utara dan timur laur, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh bentuk wilayah dan fluktuasi debit air Sungai Tallo. Berdasarkan kemiringan, tanah dibedakan atas : 3 B a g i a n K e t i g a

4 - Tanah Litosol terbentuk pada daerah dengan tingkat Kemiringan yang tinggi dan sering tergenang luapan Sungai Tallo, tingkat erosi tinggi akibat banjir. - Tanah latosol terbentuk pada daerah yang relatif datar, tumbuh tanah cukup dalam proses latosolisasi ini merupakan tahap awal dari perkembangan tanah mediteranian. Dari struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil dari letusan gunung api (volcanik) dan endapan alluvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya dan Biringkanaya. Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti Breksi dan konglomerat yang merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu apung dan gamping. Adapun Endapan Alluvial yang dimaksudkan diatas dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jenenberang. d. Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kota Makassar antara lain jenis tanah Aluvial, penyebarannya disepanjang pantai, membujur dari Kecamatan Tamalate, Mariso, Ujung Pandang, Wajo, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya dengan tingkat kedalaman efektif tanah antara cm, memiliki tekstur tanah sedang sampai halus, secara umum lokasi di daerah pinggiran Kota Makassar saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian. e. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Makassar didominasi oleh: perumahan dan permukiman, perkantoran, pendidikan, jasa, fasilitas sosial, industri, sawah tadah hujan, dan lahan yang tidak diusahakan atau lahan kosong. Pergeseran pemanfaatan lahan kawasan Kota Makassar secara umum telah mengalami perubahan yang cukup drastis, akibat terjadinya peningkatan pembangunan dan aktivitas ekonomi di Kota Makassar. 4 B a g i a n K e t i g a

5 B. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TAMALATE 1. Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Tamalate secara geografis terletak BT dan LS. Kecamatan Tamalate mempunyai luas wilayah 20,21 km 2 yang terdiri dari 10 Kelurahan. Adapun batas administrasi wilayah Kecamatan Tamalate sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mamajang Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar Tabel 3.2. Luas Tiap Kelurahan di Kecamatan Tamalate Tahun 2011 No. Kelurahan Luas Area (Km 2 ) Persentasi (%) 1. Kelurahan Barombong 7,35 36,6 2. Kelurahan Tanjung Merdeka 3,37 16,6 3. Kelurahan Maccini Sombala 2, Kelurahan Balang Baru 1,18 5,6 5. Kelurahan Jongaya 0,51 2,5 6. Kelurahan Bungaya 0,29 1,5 7. Kelurahan Pa baeng baeng 0,53 2,7 8. Kelurahan Mannuruki 1,54 7,7 9. Kelurahan Parang Tambung 1,38 6,8 10. Kelurahan Mangasa Jumlah 20, Sumber : kecamatan tamalate dalam Angka Pada tabel 3.1 terlihat bahwa kelurahan dengan wilayah terluas adalah Barombong dan kelurahan dengan wilayah terkecil adalah Kelurahan Bungaya. Dengan luas wilayah keseluruhan adalah 20,21 km 2. 5 B a g i a n K e t i g a

6 2. Aspek Fisik Dasar a. Kondisi Topografi Wilayah Kecamatan tamalate berfariasi mulai dari daerah pantai (pesisir) daerah dataran rendah, hingga bukan daerah pantai dengan ketinggian antara 0 25 mdpl. b. Kondisi Klimatologi Di Kecamatan tamalate terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan 324 Mm adapun jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan dengan suhu rata rata harian 37 0 C. c. Kondisi Hidrologi Di KecamatanTamalate air dapat dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya air permukaan yang meliputi (sungai, rawa dan sebagainya), air tanah dangkal yakni (sumur gali), dan air tanah dalam (sumur Bor). d. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah Kecamatan Tamalate memilik jenis batuan aluvial yaitu yaitu berupa endapan aluvial sungai, rawa, dan pantai serta batuan gunung api formasi camba, namun masih layak untuk daerah permukiman. Adapun Jenis Tanah pada kecamatan tamalate mempunyai tekstur Lampungan, pasiran, dan debuan dengan tekstur warna merah, kuning, hitam, dan abu-abu. Pada daerah pesisir tekstur tanahanya berpasir halus dan alluvial Sehingga kawasan kecamatan tamalate tidak cocok untuk lahan pertanian sehingga kecamatan tamalate hanya baik di peruntukkan sebagai lahan pemukiman, dan tambak. e. Penggunaan Lahan Berbicara mengenai tata guna lahan maka orientasi kita mengarah pada jenis pemanfaatan dan penggunaan lahan. Berdasarkan luas Kecamatan Tamalate yakni 20,21 km 2, sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai pusat pemukiman dan perdagangan, selebihnya dimanfaatkan sebagai pusat penyebaran fasilitas pemerintahan, kesehatan, pendidikan, peribadatan, perkantoran dan fasilitasfasilitas lainnya. 6 B a g i a n K e t i g a

7 Tabel 3.3. Penggunaan Lahan Di kecamatan Tamalate Tahun 2011 Lahan Luas (Km 2 ) Presentase (%) Permukiman Pendidikan Genangan Kebun Lapangan Makam Mangrove Rawa Sawah Sungai Tambak Tanah Kosong 4, ,6 2,2 0,1 0,1 0,4 0,7 1,4 3,7 0,4 1,5 24,2 0,09 7,9 10,8 0,4 0,4 1,9 3,4 6,9 18,3 1,97 7,4 Jumlah 20, Sumber : Kecamatan dalam angka dari total luas wilayah Kecamatan Tamalate maka dapat diperincikan atas jenisjenis penggunaan lahannya sebagaimana letak geografisnya di dataran rendah dan merupakan kawasan perkotaan. Jenis penggunaan lahan yang mayoritas di wilayah ini adalah areal pemukiman, serta penggunaan lahan lainnya yang meliputi Kebun dan lahan kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Tamalate. 7 B a g i a n K e t i g a

8 C. GAMBARAN UMUM KAWASAN KELURAHAN TANJUNG MERDEKA Kelurahan Tanjung Merdeka terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0-3 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka secara adminitratif berbatasan dengan : Sebelah utara : Kelurahan Maccini Sombala/Danau Tanjung Bunga. Sebelah selatan : Kelurahan Barombong/Sungai Jeneberang. Sebelah timur : Kelurahan Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa. Sebelah barat : Selat Makassar. RW 04 merupakan kawasan prioritas pada Kelurahan Tanjung Merdeka Kecamatan Tamalate Kota Makassar, dimana di dalamnya terdiri dari 5 RT 8 B a g i a n K e t i g a

9 Gambar 1 Peta administrasi kelurahan 9 B a g i a n K e t i g a

10 D. ADMINISTRASI KAWASAN PRIORITAS Kawasan Prioritas merupakan batasan wilayah perencanaan yang secara administrative berada pada bagian wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka (RW 04). Batas wilayah kawasan prioritas yakni : Sebelah utara : RW 05. Sebelah selatan : Sungai Jeneberang. Sebelah timur : Kabupaten Gowa. Sebelah barat : Selat Makassar. Tabel 3.4. Jumlah penduduk dan Luas wilayah per RT Jumlah No RT Luas (Ha) penduduk 1 RT RT RT RT RT Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya 10 B a g i a n K e t i g a

11 Gambar 2 Peta administrasi Kawasan Prioritas 11 B a g i a n K e t i g a

12 E. TATA GUNA LAHAN DAN PENATAAN BANGUNAN KAWASAN PRIORITAS Kawasan Prioritas yang berada di kawasan bantaran sungai banyak di manfaatkan oleh masyarakat sebagai kawasan permukiman. Di kawasan prioritas sendiri mayoritas lahannya di manfaatkan sebagai permukiman. Pola bangunan yang terdapat di kawasan prioritas mengikuti jalan, sedangkan beberapa masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai, bentuk bangunan mereka membelakangi sungai sehingga masyarakat yang tidak mendapat pelayanan jaringan persampahan membuang limbah rumah tangga mereka langsung ke sungai sehingga mengakibatkan pencemaran pada sungai. 12 B a g i a n K e t i g a

13 Gambar 3 Peta Sebaran Bangunan Kawasan Prioritas 13 B a g i a n K e t i g a

14 F. PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PRIORITAS 1. Prasarana Jalan Dalam kegiatan perekonomian, mempunyai keterkaitan dengan kegiatan lain seperti mata rantai yang menyatu. Keterkaitan positif menghasilkan akan rantai kegiatan yang saling menguntungkan bagi masyarakat lingkungan dan sekitar. Dan sebaliknya, jika banyak nilai negatifnya maka akan ada salah satu pihak yang dirugikan baik secara langsung maupun tidak. Jalan merupakan salah satu faktor kelancaran pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Prasarana jalan di kawasan prioritas sudah cukup baik dengan material paving block. Namun masih ada beberapa bagian jalan yang masih tanah atau pengerasan. Tabel 3.5. Jenis Jalan Di Kawasan Prioritas Jenis Jalan Panjang Lebar Tanah m, 1.5 m Paving m, 1.5 m Aspal m Sumber : Hasil pemetaan swadaya B a g i a n K e t i g a

15 Gambar 4 Peta Jaringan jalan kawasan prioritas 15 B a g i a n K e t i g a

16 2. Prasarana Drainase Berfungsinya jaringan drainase akan memberikan dampak terhadap sistem sanitasi dan kualitas peningkatan lingkungan, hal ini dapat terlihat dari fungsi jaringan drainase sebagai saluran pembuangan air hujan dan pembuangan rumah tangga. Kondisi jaringan drainase di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka saat ini belum sepenuhnya berfungsi optimal dan tidak semua jalur jalan yang ada memiliki saluran drainase, sehingga genangan air hujan tidak dapat dihindari pada tempat dan kawasan tertentu. Hal ini harus mendapat perhatian, baik pemeliharaan maupun pengadaan drainase. 16 B a g i a n K e t i g a

17 Gambar 5 Peta Jaringan drainase 17 B a g i a n K e t i g a

18 3. Prasarana Air Bersih Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah air bersih. Kebutuhan air bersih menjadi sangat penting dan merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kelestarian sumber daya air harus terus dijaga sehingga generasi yang akan datang bisa terus mendapatkan air bersih. Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, sebagian kecil terlayani melalui distribusi dari PDAM Kota Makassar dengan menggunakan sistem perpipaan, akan tetapi belum sepenuhnya masyarakat dapat menjangkau. Faktor tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, distribusi ke masing-masing unit rumah belum dapat terpenuhi, sehingga sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah dengan penggunaan sumur bor/pompa dan sumur terlindung maupun tak terlindung, dan juga beberapa masyarakat di kawasan prioritas memenuhi kebutruhan air bersih mereka dengan cara membeli secara langsung dari bak pnampungan air yang terdapat di kawasan mereka. Sebagai gambaran tentang pelayanan air bersih, diuraikan dalam setiap RT pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6. Pemenuhan Air Bersih di Tahun 2014 No. Sumber Air Bersih Jumlah Rumah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Air Kemasan Bermerk Air Isi Ulang Leding Meteran Leding Eceran Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Air Sungai Air Hujan Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, B a g i a n K e t i g a

19 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dominan di kawasan prioritas menggunaan air bersih dari sumur bor/pompa yaitu 43% atau sekitar 180 KK yang berada pada RT 01, 03, dan 05. Sedangkan 22% menggunakan air isi ulang sebagai sumber air bersih, 17% menggunakan leding eceran, 14% menggunakan leding meteran dan selebihnya menggunakan sumur terlindung dan sumur tak terlindung. Sumber Air Bersih 44% 1% 23% 14% 18% Air Isi Ulang Leding Meteran Leding Eceran Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung Gambar 6 Kondisi Eksisting Sarana Air Bersih Kawasan Prioritas 19 B a g i a n K e t i g a

20 Gambar 7 Peta Jaringan air bersih 20 B a g i a n K e t i g a

21 4. Prasarana Listrik Jaringan listrik di Kelurahan Tanjung Merdeka yang telah terpasang saat ini mengikuti jalur jalan, dengan menggunakan travo pembatas. Distribusi jaringan listrik di kawasan perencanaan termasuk dalam kategori jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah. Pelayanan distribusi jaringan listrik antara lain sambungan ke unit perumahan penduduk, fasilitas sosial, perdagangan dan pemerintahan. Adapun sumber listrik untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7. Sumber Listrik di Tahun 2014 No. Sumber Listrik Jumlah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Listrik PLN Petromak Listrik Non PLN Pelita/Senter/Obor Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014 Sumber listrik di Kawasan Prioritas secara keseluruhan bersumber dari Listrik PLN yaitu 258 KK atau 100%. 21 B a g i a n K e t i g a

22 Gambar 8 Peta Jaringan listrik 22 B a g i a n K e t i g a

23 5. Prasarana Persampahan Sumber sampah di Kawasan Prioritas berdasarkan sumbernya meliputi; sampah rumah tangga, sampah jalan dan sebagainya. Jika didasarkan pada sifat dan karakteristik sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas di Kawasan Prioritas terdiri atas jenis sampah basah dan sampah kering. Hingga saat ini pengelolaan sampah yang dihasilkan belum dikelolah secara optimal, pola penanganan yang dilakukan masyarakat masih bersifat konvensional dengan cara; membakar, menimbun, dibuang di lahan kosong, dan lain-lain. Adapun sistem pengelolaan sampah untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut: No. Tabel 3.8. Pengelolaan Sampah di Tahun 2014 Pengelolaan Sampah Jumlah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Dibakar Ditimbun Diangkut Petugas Sampah Dibuang di lahan kosong Dibuang di Sungai Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014 PENGELOLAAN SAMPAH Dibuang di Lahan Kosong 41% Dibakar 59% 23 B a g i a n K e t i g a

24 Gambar 9 Kondisi Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas Pengelolaan sampah di Kawasan Prioritas banyak dilakukan warga dengan cara dibakar dan dibuang di lahan kosong, dimana 59% sistem pengelolaan sampah dengan cara dibakar, sedangkan 41% dilakukan dengan cara dibuang di lahan kosong. 24 B a g i a n K e t i g a

25 Gambar 10 Peta Jaringan persampahan 25 B a g i a n K e t i g a

26 6. Kondisi MCK Salah satu aspek yang memerlukan penanganan dalam sistem sanitasi lingkungan adalah pembuangan limbah tangga. penanganan rumah Dalam kawasan perkotaan secara diperlukan umum pembuangan limbah khusus dari rumah tangga berupa instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah-limbah tersebut. Dalam hal penanganan limbah rumah tangga di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, masyarakat menggunakan beberapa cara antara lain penggunaan tangki septik, dan sebagian lagi masih memanfaatkan laut dan lahan kosong. Guna penanganan masalah limbah rumah tangga tersebut maka dapat dilakukan dengan penyediaan MCK umum, sedangkan penanganan pada kawasan permukiman padat, memungkinkan penggunaan tangki septik kommunal pada masing-masing blok permukiman. Adapun keberadaan dan kondisi MCK serta pembuangan limbah rumah tangga untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat dibawah ini: Tabel 3.9. Keberadaan MCK di Tahun 2014 No. Keberadaan MCK Jumlah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Memiliki Tidak Memiliki Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, B a g i a n K e t i g a

27 Keberadaan MCK di Kawasan Prioritas, sekitar 222 KK atau 86% sudah mempunyai MCK dan 36 KK atau 14% belum mempunyai MCK. Keberadaan MCK 14% 86% Memiliki Tidak Memiliki Tabel Kondisi MCK di Tahun 2014 No. Kondisi MCK Jumlah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Permanen Non Permanen Semi Permanen Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014 Kondisi MCK yang dimiliki warga di Kawasan Prioritas sekitar 100 KK atau 44% sudah permanen, 118 KK atau 52% kondisinya non permanen selebihnya kondisinya semi permanen yaitu sekitar 9 KK atau 4%. Kondisi MCK 52% 4% 44% Permanen Non Permanen Semi Permanen 27 B a g i a n K e t i g a

28 7. Sarana Kesehatan Penyediaan fasilitas kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi dalam masyarakat hal peningkatan derajat kualitas kesehatan, dan pelayanan dapat distribusi yang dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada dasarnya pelayanan fasilitas kesehatan suatu kawasan perkotaan didasarkan pada fungsi dan jenjang pelayanan suatu kota. Hasil pengamatan yang dilakukan dan sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan di menunjukkan ketersediaan fasilitas kesehatan di Kawasan Prioritas berupa posyandu sebanyak 1 unit. 28 B a g i a n K e t i g a

29 Gambar 11 Peta Lokasi Sarana Kesehatan Dikawasan Prioritas 29 B a g i a n K e t i g a

30 8. Sarana Peribadatan Fasilitas peribadatan merupakan bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan secara keseluruhan. Pembangunan sarana peribadatan memiliki posisi dan peran sebagai strategis landasan moral, spiritual, etika dalam berkehidupan serta sebagai sarana pembinaan mental dan peningkatan ketakwaan, yang penyediaannya didasarkan pada jumlah penduduk berdasarkan kelompok agama. Hasil pengamatan dan sumber data yang diperoleh menunjukkan jumlah fasilitas peribadatan di Kawasan Prioritas sebanyak 1 (satu) unit yang terdiri atas masjid dan tersebar di kawasan tersebut. Pada kawasan prioritas hanya terdapat masjid dikarenakan mayoritas penduduk di kawasan tersebut adalah beragama Islam. 30 B a g i a n K e t i g a

31 Gambar 12 Peta Sebaran sarana peribadatan 31 B a g i a n K e t i g a

32 9. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan menjadi salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan menunjukkan fasilitas pendidikan di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka terdiri atas SD 1 unit dan taman kanak kanak 1 unit. Gambar 13 Kondisi Sarana Pendidikan 32 B a g i a n K e t i g a

33 Gambar 14 Peta Sebaran sarana pendidikan 33 B a g i a n K e t i g a

34 10. Sarana Pemerintahan Fasilitas pemerintahan merupakan sarana bagi kebutuhan administrasi masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kependudukan dan catatan sipil. Hasil pengamatan dan sumber data yang diperoleh survey melalui lapangan menunjukkan jumlah fasilitas pemerintahan terdiri dari 1 unit berupa kantor Kelurahan Tanjung Merdeka yang terletak di Kawasan Prioritas. Selain kantor pemerintahan yang berupa kantor kelurahan di kawasan prioritas juga terdapat 1 unit kantor pengelolaan BKM. 34 B a g i a n K e t i g a

35 Gambar 15 Peta Sebaran sarana pemerintahan 35 B a g i a n K e t i g a

36 11. Sarana RTH Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka (open spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH), publik ruang (public spaces) mempunyai pengertian yang sama. teoritis hampir Secara yang dimaksud dengan ruang terbuka (open spaces) adalah ruang yang berfungsi sebagai wadah untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Melihat dari sisi fungsi, RTH dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk berolah raga, sarana rekreasi atau tempat bermain. Selain itu juga dapat difungsikan untuk berbagai kegiatan seperti upacara, kegiatan adat dan kegiatan bersifat umum lainnya. Dari hasil pengamatan dan survey lapangan menunjukkan ruang terbuka di kawasan prioritas tidak dikelola dengan baik. Hal ini terlihat dengan banyaknya warga yang membuang sampah di lahan tersebut sehingga RTH tidak dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas, seperti olahraga maupun kegiatan lainnya. Di kawasan prioritas sendiri yang memiliki luas wilayah 14,26 Ha dan luas lahan yang terbangun adalah 1.7 Ha dan sisanya sebagian besar masih di tumbuhi tanaman dan pohon sehingga kebutuhan kawasan akan ruang hijau masih tergolong mencukupi. 36 B a g i a n K e t i g a

37 Gambar 16 Peta sebaran lokasi fasilitas olahraga 37 B a g i a n K e t i g a

38 G. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat-istiadat dan kebiasaan penduduk. Data jumlah penduduk pada kawasan prioritas (lima) tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak jiwa, yang tersebar di 4 (empat) RT. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, jumlah penduduk tertinggi berada pada RT 02 yakni 281 jiwa, sedangkan kawasan dengan jumlah penduduk paling rendah adalah RT 05 dengan jumlah penduduk B a g i a n K e t i g a

39 H. KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA 1. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kawasan Prioritas merupakan masyarakat yang secara turun temurun mendiami rumah di lingkungan mereka masing-masing. Mayoritas penduduk yang bermukim di kelurahan tersebut adalah masyarakat suku Makassar, sehingga interaksi sesama penduduk setempat lebih lancar dan rasa solidaritas yang tinggi. Masyarakat Kawasan Prioritas mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh bangunan yang dulunya berprofesi sebagai nelayan. Hal ini dikondisikan karena makin maraknya pembangunan di sekitar tempat tinggal mereka sehingga beralih profesi. Antusiasme dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan berbagai pihak untuk kemajuan lingkungan di tempat tinggal mereka dengan sukarela mereka hadiri. Jiwa gotong royong dan semangat saling membantu terhadap tetangga maupun warga lainnya ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka secara sukarela ketika ada yang membutuhkan, ada yang memiliki hajat hingga pembangunan-pembangunan sarana umum, mereka dengan ikhlas menyumbangkan pikiran, tenaga, bahkan harta untuk memajukan lingkungan tempat tinggal mereka. Meski tidak ada kegiatan budaya khusus tapi jiwa gotong royong dan semangat kebersamaan menjadi modal dan potensi yang bisa memajukan Kawasan Prioritas ke depannya. Secara umum, masyarakat Kawasan Prioritas tergolong sebagai masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut terlihat dengan jenis pekerjaan dari beberapa masyarakat yang memiliki usaha perdagangan di tempat tinggal masing-masing, serta menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai nelayan. Secara fisik, hal tersebut terlihat dengan bangunan-bangunan yang sederhana, baik rumah panggung yang bermaterial papan kayu maupun yang telah berlantai tegel dan plesteran. Dalam proses perencanaan lingkungan secara partisipatif ini, masyarakat Kawasan Prioritas memiliki antusiasme serta kepedulian untuk ingin tahu, ikut, dan berproses dalam tiap kegiatan yang diadakan guna merencanakan Kawasan Prioritas menjadi lingkungan yang sehat, berjati diri, berkarakter, dan produktif. Tidak sedikit dari mereka yang selalu aktif memberikan masukan, gagasan, ide demi 39 B a g i a n K e t i g a

40 kemajuan Kelurahan. Hal tersebut terlihat dari apresiasi mereka dalam setiap kegiatan. Sedangkan untuk unsur budaya yang 2. Kondisi Kelembagaan Kelurahan Tanjung Merdeka dipimpin oleh seorang Lurah dan dibantu Kepala-kepala lingkungan yang (RW) menjadi pemimpin masingmasing lingkungan. Selain itu, terdapat beberapa organisasi kemasyarakatan yang juga memiliki keterkaitan dengan pemerintahan Kelurahan. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Tanjung Merdeka diantaranya adalah: Kelurahan Lingkungan (RW) Karang taruna BKM Majelis ta lim Untuk semua lembaga tersebut eksistensinya sudah berperan secara aktif sesuai dengan tupoksi masing masing. 3. Mata Pencaharian Daerah atau kawasan yang berada di sepanjang pesisir pantai memungkinkan masyarakat mayoritas penghasilannya dari hasil laut untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun hal ini tidak demikian dengan masyarakat di Kawasan Prioritas yang sebagian besarnya bekerja sebagai buruh bangunan. Keadaan tersebut terjadi akibat dari beberapa faktor, antara lain alih fungsi lahan oleh Pemprov Sulsel dan 40 B a g i a n K e t i g a

41 Pemkot Makassar yang difokuskan di kawasan Tanjung Bunga dan Tanjung Merdeka sebagai Centre Point of Indonesia. Reklamasi pantai merupakan salah satu penyebab sehingga nelayan mengalami kesulitan untuk menangkap ikan. Masyarakat akhirnya beralih profesi mata pencaharian dari nelayan menjadi buruh. Adapun untuk data mata pencaharian di lingkungan (RW) 04 dapat dilihat pada masing-masing RT di bawah ini: 41 B a g i a n K e t i g a

42 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan Prioritas Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. Mata Pencaharian Jumlah per RT (Jiwa) Total RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 (Jiwa) 1. PNS Guru PNS kantoran Perawat Bidan TNI POLRI Pedagang Pengusaha/Kontraktor Tenaga Honorer Karyawan Toko Wartawan Petani/pekebun Buruh Tambang Buruh Bangunan Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Becak Tukang Ojek Supir Pensiunan Pelajar (Pendidikan) Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja Lainnya Grand Total Sumber: Hasil pemetaan swadaya 2014, Hasil Survey Team, 2014 Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak bekerja (pengangguran) mendominasi dari jumlah penduduk di kawasan prioritas, yaitu 361 jiwa atau 29%. Namun hanya sekitar 10% masyarakat yang berusia produktif, dan sisanya merupakan masyarakat yang berusia di bawah 5 tahun. Selanjutnya Ibu Rumah Tangga yaitu 228 jiwa atau 18%. Sedangkan mayoritas masyarakat bekerja sebagai Buruh Bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu 166 jiwa atau 13%. Penduduk lainnya yang bekerja merupakan PNS, pedagang, pengusaha/kontraktor, tukang batu dan selebihnya tenaga honorer, karyawan toko, tukang kayu, dan supir. 42 B a g i a n K e t i g a

43 I. STATUS LAHAN Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menetukan konsep konsep perencanaan suatu wilayah atau kawasan. Untuk status kepemilikan lahan terdiri terdiri dari beberapa jenis yakni Hak Negara, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Milik Adat, Hak Pakai Tanah. Untuk status kepelikan lahan dikawasan prioritas hanya di bagi menjadi dua yaitu milik sendiri dan bukan milik sendiri. Tabel Status kepemilikan lahan dikawasan prioritas berdasarkan RT No. Kondisi MCK Jumlah Per RT RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 Total 1. Milik Sendiri Bukan Milik Sendiri Grand Total Sumber : Hasil pemetaan swadaya, B a g i a n K e t i g a

44 Gambar 17 Peta kepemilikan lahan kawasan prioritas 44 B a g i a n K e t i g a

45 J. KAWASAN BERESIKO BENCANA Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kawasan tanjung merdeka secara geografis dapat di kategorikan sebagai kawasan yang retang dengan bencana banjir, dengan ketinggian 0-3 mdpl, yang juga berada di bantaran anak sungai dapat mengakibatkan terjadi banjir luapan yang dapat menggenangi kawasan prioritas itu sendiri. 45 B a g i a n K e t i g a

46 Gambar 18 Peta kawasan rawan bencana 46 B a g i a n K e t i g a

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta 30 KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis. Setiap waktu fisik kota tampak berubah oleh kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kota seiring pertambahan

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Metropolitan Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan pusat pemerintahan dengan berbagai kegiatan sosial, politik, kebudayaan maupun pembangunan.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO

GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Desa Donorojo terletak di dataran rendah yang memiliki luas wilayah ± 232.900 Ha dengan ketinggian 3 m diatas permukaan laut dan beriklim

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Profil Daerah 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara

Lebih terperinci

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Lokasi 3.1.1 Tinjauan Detail Lokasi a. Keadaan Geografis Kota Tegal sebagai salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang terletak 109 o 08 sampai 109

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN Oleh Yudo Asmoro, 0606071922 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat pengaruh fisik dan sosial dalam mempengaruhi suatu daerah aliran sungai.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Desa Cikalong merupakan salah satu dari 13 desa di dalam wilayah Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat yang terletak di

Lebih terperinci

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Lokasi penelitian berada di wilayah Desa Mangun Jaya Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa ini terletak kurang lebih 20 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten 35 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa ini memiliki luas ±.702

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa. Hal ini mendorong masyarakat disekitar bencana

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 47 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kelurahan Tamansari yang diantaranya berisi tentang kondisi geografis dan kependudukan, kondisi eksisting ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu dikaitkan dengan aktifitas pembabatan hutan (illegal logging) di kawasan hulu dari sistem daerah aliran

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BAB 4 PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Kawasan prioritas yang terpilih selanju Permukiman Kumuh Bandar Kidul yang kawasan sentra industri Bandar Kidul (C Kawasan Prioritas Pakalan-Jagalan (Kaw Kawasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Gorontalo merupakan salah satu kota di Indonesia yang rawan terjadi banjir. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi berkisar antara 106 138mm/tahun,

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN Karakteristik wilayah perencanaan yang akan diuraikan meliputi kedudukan kota dalam lingkup wilayah, karakteristik fisik, karakteristik kependudukan, karakteristik perekonomian, karakteristik transportasi,

Lebih terperinci