KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Inayat Iman
|
|
- Sonny Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas bimbingan dan izin-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (Lapkin) Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Laporan ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen atas penggunaan anggaran dalam periode satu tahun. Laporan kinerja juga dimaksudkan untuk menyampaikan capaian kinerja unit organisasi yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan, sasaran, dan target organisasi. Secara administratif, laporan kinerja ini adalah pelaksanaan kewajiban yang tertuang di dalam Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan yaitu setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan termasuk Unit Eselon II diharuskan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Lapkin secara tertulis, periodik dan melembaga. Lapkin ini berisi uraian capaian target-target indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dalam mewujudkan 6 sasaran organisasi yang hendak diwujudkan, yaitu (1) Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN; (2) Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; (3) Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan; (4) Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum; (5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; (6) Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian. Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para kepala bagian dan segenap pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lapkin ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu kami menunggu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan kinerja dan kemajuan organisasi. Akhirnya, Lapkin Tahun 2015 ini diharapkan bisa memberi gambaran yang jelas atas pelaksanaan kegiatan, memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja, serta sebagai salah satu alat evaluasi kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Jakarta, Maret 2016 Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Inayat Iman i
2 RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 kepada Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, ada 6 sasaran organisasi yang hendak diwujudkan, yaitu (1) Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN; (2) Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; (3) Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan; (4) Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum; (5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; (6) Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian. Berdasarkan hasil evaluasi Tahun 2015, nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah 78,58 dan masuk kategori BB (sangat baik, akuntabel, dan memiliki sistem kinerja yang andal). Pada Tahun 2014 nilai evaluasi SAKIP yaitu 60,63 sedangkan Tahun 2015 yaitu 78,58. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penyusunan dokumen-dokumen SAKIP. Pada Tahun 2015, telah disusun 8 dokumen perencanaan dan penganggaran sehingga target dapat dicapai 100%. Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen juga telah menyusun 12 dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, telah dihasilkan 5 media publikasi yaitu berupa peliputan dan penyebaran informasi melalui website Direktorat Jenderal SPK dengan alamat publikasi di bidang SPK melalui media cetak (koran nasional); publikasi di bidang SPK melalui media cetak (majalah nasional); publikasi di bidang SPK melalui media elektronik (radio); dan penyebaran informasi di bidang SPK melalui bulletin (majalah Info SPK). Sampai dengan akhir Tahun 2015, telah dilakukan koordinasi penyusunan 6 draf peraturan dan pembahasan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen terhadap 5 peraturan sehingga jumlah total evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen adalah 11 peraturan/draf peraturan. Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang berhasil tersusun ada 6 (enam) laporan (100%). Laporan dimaksud terdiri dari Laporan Keuangan Ditjen SPK (Semester I dan II), Laporan BMN Ditjen SPK (Semester I dan II), dan Laporan Keuangan Setditjen SPK (Semester I dan II). Jumlah kegiatan pembinaan kepegawaian yang telah terlaksana yaitu 9 pelatihan internal dari 9 pelatihan internal yang ditargetkan (100%). Jumlah anggaran yang diperoleh Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun 2015 adalah Rp ,- sebagaimana telah direvisi menjadi Rp ,-. Sampai dengan akhir Tahun 2015, realisasi anggaran pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebesar Rp ,- sehingga capaian kinerja keuangannya 85,50%. ii
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 Penjelasan umum organisasi... 2 Struktur organisasi... 2 Aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue)... 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 5 Visi... 5 Misi... 5 Tujuan... 5 Arah kebijakan dan strategi... 6 Perjanjian Kinerja... 7 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 9 A. Capaian Kinerja... 9 Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN)... 9 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama. 11 Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan Meningkatnya kualitas pertimbangan/opini hukum Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian B. Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP Lampiran 1 Dokumen Kontrak Kinerja Lampiran 2 Formulir Pengukuran Pencapaian Kinerja iii
4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Bagian-bagian dan tugasnya pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen... 2 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Komposisi SDM pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen... 3 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Tabel 5 Hasil evaluasi SAKIP Ditjen SPK Tahun Tabel 6 Realisasi dan capaian IK Tabel 7 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Tabel 8 Realisasi dan capaian IK Tabel 9 Realisasi dan capaian IK Tabel 10 Realisasi dan capaian IK Tabel 11 Realisasi dan capaian IK Tabel 12 Realisasi dan capaian IK Tabel 13 Penyusunan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun Tabel 14 Pelaksanaan pelatihan internal selama Tahun Tabel 15 Realisasi dan capaian IK Tabel 16 Realisasi anggaran Setditjen SPK per 31 Desember iv
5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Gambar 2 Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Gambar 3 Kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun Gambar 4 Kegiatan Pemantapan Program Tahun Gambar 5 Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang SPK Gambar 6 Kegiatan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Gambar 7 Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun Gambar 8 Rapat penyusunan konsep akhir Laporan Kinerja Ditjen SPK Tahun Gambar 9 Rapat penyusunan dan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun Gambar 10 Liputan koordinasi kegiatan dan kebijakan di Bidang SPK Gambar 11 Tampilan website Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Gambar 12 Majalah Konsumen Cerdas Gambar 13 Publikasi di bidang SPK melalui Harian KOMPAS terbit tanggal 20 April Gambar 14 Publikasi di bidang SPK melalui Majalah GATRA terbit tanggal 23 April Gambar 15 Wawancara dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Gambar 16 Rapat R-Perpres tentang Penetapan Barang yang Dilarang, Dibatasai, dan Diawasi Perdagangannya bersama Setneg, Setkab, dan Kemenkumham Gambar 17 Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun Gambar 18 Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan & Koordinasi Pengelola SAI Gambar 19 Pelatihan Internal Pengenalan dan Pendalaman Tugas dan Fungsi v
6
7 BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara wajib untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang merupakan salah satu unit pemerintah yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen- Kementerian Perdagangan pada Tahun 2014 melakukan penyusunan Laporan Kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen tersebut dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas keberhasilan pencapaian kontrak kinerja yang diperjanjikan. Selain itu, Laporan Kinerja juga disertai penjelasan hambatan dalam pelaksanaan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun Selain itu diharapkan dapat menjadi tolok ukur atau umpan balik untuk perbaikan kinerja unit Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen di tahun tahun mendatang. 1 2 Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, dan program dan anggaran, pemantauan program, dan pelaksanaan urusan administrasi kerja sama evaluasi serta pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen Koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen 3 4 Pelaksanaan urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal Pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi Direktorat Jenderal Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 1
8 Penjelasan umum organisasi Masuknya barang impor dengan bebas tanpa hambatan ke pasar Indonesia akan menciptakan sebuah pasar persaingan sempurna, dimana produk impor akan bersaing secara terbuka dengan produk domestik. Kondisi ini dikhawatirkan akan merugikan produsen dan konsumen dalam negeri. Pada tanggal 27 Juli 2010 oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia menetapkan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang mengamanatkan bahwa tugas dan fungsi dalam mengamankan perdagangan dalam negeri diemban oleh Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selanjutnya, pada 31 Agustus 2012, dilakukan penyempurnaan struktur organisasi dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan oleh Menteri Perdagangan yang membentuk struktur Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan 4 (empat) fungsi berkaitan dengan koordinasi, administrasi, dan keuangan: 1. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, dan program dan anggaran, pemantauan program, dan pelaksanaan urusan administrasi kerja sama evaluasi serta pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; 2. koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; 3. pelaksanaan urusan administrasi keuangan direktorat jenderal; dan 4. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi direktorat jenderal. Struktur organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari 4 (empat) bagian. 2 Tabel 1 Bagian-bagian dan tugasnya pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen No. Bagian Tugas Program dan Kerja Sama Keuangan Hukum dan Pelaporan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
9 No. Bagian Tugas standardisasi dan perlindungan konsumen Kepegawaian dan Umum urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi di lingkungan direktorat jenderal Bagian Program dan Kerjasama Bagian Hukum dan Pelaporan Bagian Keuangan Bagian Kepegawaian dan Umum Gambar 2 Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka peran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi. Dalam rangka melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi, maka diperlukan optimalisasi dukungan kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai. Untuk mendukung hal tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ditopang oleh SDM sebanyak 37 orang terdiri dari 21 orang pegawai laki-laki dan 16 perempuan. Dari segi pendidikan, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 19 orang pegawai lulusan program sarjana (s1), 15 orang pegawai lulusan program master (s2), 2 pegawai lulusan D3, serta 1 orang pegawai lulusan SLTA. Tabel 2 Komposisi SDM pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen No. Kriteria Uraian Jumlah (orang) Total 1. Jenis kelamin Laki-laki orang Perempuan Pendidikan SLTA 1 37 orang D3 2 S Golongan/ ruang S2 15 II/b 1 37 orang II/c 1 II/d 1 III/a 9 3
10 No. Kriteria Uraian Jumlah (orang) Total III/b 6 III/c 9 III/d 3 IV/a 5 IV/b 1 IV/d 1 Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue) Secara umum isu strategis internal Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai berikut: 1. Sebagai unit kerja yang baru terbentuk, diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang baik dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan, implementasi, serta pemantauan program. 2. Dibutuhkan peningkatan tertib administrasi dan keuangan sesuai dengan perkembangan pembangunan dan daya kritis masyarakat yang terus berkembang. 3. Dalam hal perumusan produk hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen membutuhkan fasilitasi assessment peraturan perundangundangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. 4. Peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang telah ada perlu ditelaah dari aspek pelaksanaannya, kendala dan hambatannya, serta kebutuhan revisinya. 5. Dalam rangka menjalankan fungsi manajemen yang baik, perlu dilakukan evaluasi dan disusun dokumen pelaporan kinerja. 6. Kualitas dan produktivitas SDM belum cukup memadai, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang dijiwai semangat kepemimpinan yang menjadi dasar bagi pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan pengguna. 4
11 BAB II PERENCANAAN KINERJA Visi Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Kabinet Kerja Pemerintahan Republik Indonesia, maka Visi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen selaras dengan Visi Presiden Republik Indonesia yakni Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka misi yang ditetapkan adalah: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan Tujuan Sebagai bagian dari Kementerian Perdagangan, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen berperan dalam mendukung tujuan dan sasaran dari Kementerian Perdagangan yakni tujuan Peningkatan Perlindungan Konsumen dengan sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen, Standardisasi, Pengendalian Mutu, Tertib Ukur, dan Pengawasan Barang dan Jasa. Sebagai penjabarannya sasaran Kementerian Perdagangan tersebut maka ditentukan tujuan pembangunan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen periode yang ingin dicapai adalah: 1) Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas 2) Optimalisasi Standardisasi di bidang perdagangan 3) Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen 4) Optimalisasi Pengawasan Barang beredar dan Jasa 5) Optimalisasi Tertib Ukur 6) Optimalisasi Mutu produk 5
12 Adapun tujuan yang terkait dengan fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah tujuan pertama yaitu Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas. Arah kebijakan dan strategi Setelah menganalisis perkembangan lingkungan strategis dengan memperhatikan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan serta menetapkan faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan, dan sasaran sebagai penjabaran visi dan misi, maka dapat ditentukan strategi operasional. Strategi tersebut ditetapkan sebagai cara untuk mencapai tujuan dengan perencanaan kebijakan dan program yang akan dipergunakan sebagai pedoman operasional. Visi pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pencapaian visi dalam RPJPN dijabarkan melalui 4 tahap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Penyusunan strategi dan arah kebijakan mengacu pada arah pembangunan dalam RPJMN tahap 3 (tiga) yakni periode yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Misi pembangunan nasional dalam RPJMN yang terkait dengan sektor perdagangan adalah perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Berdasarkan acuan tersebut Kementerian Perdagangan telah menyusun 3 (tiga) arah kebijakan yaitu: 1. Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri yang bertumbuh dan berkelanjutan; 2. Terwujudnya perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; 3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan. Berdasarkan tiga pokok pikiran tersebut di atas, Kementerian Perdagangan menetapkan beberapa langkah strategis, yaitu: 1. Peningkatan ekspor barang non migas yang bernilai tambah; 2. Peningkatan pengamanan perdagangan; 3. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional; 4. Pemantapan promosi ekspor dan nation branding; 5. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan jasa; 6. Pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri; 7. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri; 8. Optimalisasi penguatan pasar berjangka komoditi, SRG, dan pasar lelang; 6
13 9. Peningkatan ketersediaan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting; 10. Peningkatan perlindungan dan pemberdayaan konsumen; Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Ditjen SPK) sebagai penanggung jawab Program Peningkatan Perlindungan dan Pemberdayaan Konsumen memiliki peranan penting dalam mendukung peningkatan daya saing dan pengamanan pasar dalam negeri. Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan, dengan mempertimbangkan arah kebijakan dan strategi nasional serta arah kebijakan dan strategi Kementerian Perdagangan, Ditjen SPK telah menyusun 4 (empat) arah kebijakan yaitu: 1. Mendorong pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro konsumen 2. Gerakan konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri 3. Efektivitas pengawasan produk dan tertib ukur 4. Penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan konsumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 merupakan awal dimulainya periode rencana strategis baru Tahun setelah berakhirnya periode sebelumnya Tahun , terjadi perubahan pada sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Sasaran yang ditetapkan dan indikator kinerja yang dipilih serta target yang ditentukan berbeda dengan periode sebelumnya yang disebut kontrak kinerja. Pada periode sebelumnya, sasaran yang ditetapkan yaitu meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Tabel 3 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 Sasaran Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas Indikator Kinerja Jumlah assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Perubahan atau perbaikan arsitektur perencanaan kinerja tersebut antara lain karena merujuk pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) ; evaluasi atas perencanaan kinerja periode sebelumnya, dan perumusan ulang sasaran dan 7
14 indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Tabel 4 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 Sasaran Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian Indikator Kinerja Nilai evaluasi SAKIP Ditjen SPK Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Ditjen SPK Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Jumlah evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen Jumlah laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang disusun tepat waktu Jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 8
15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Berikut adalah capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Kinerja dihitung dari Bulan Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dan kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk mewujudkan sasaran: 1. Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN; 2. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; 3. Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan; 4. Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum; 5. Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; dan 6. Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian. Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sasaran Sipil Negara (ASN) Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) diwujudkan dalam suatu sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara self assesment oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Pelaksanaan sistem dengan mekanisme tersebut memerlukan evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah. Agar pimpinan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh implementasi Sistem AKIP terhadap tingkat akuntabilitas dan capaian kinerja organisasi maka dilaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi sebagai bagian yang inherent dengan Sistem AKIP. Sistem AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal setiap tahun. Adapun hal-hal yang dievaluasi yaitu: 1. Perencanaan meliputi rencana strategis (pemenuhan, kualitas, dan implementasi) serta perencanaan kinerja tahunan (pemenuhan, kualitas, dan implementasi); 2. Pengukuran kinerja meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, dan implementasi pengukuran; 3. Pelaporan kinerja mencakup pemenuhan pelaporan, penyajian informasi kinerja, dan pemanfaatan informasi kinerja; 4. Evaluasi kinerja meliputi pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi; 9
16 5. Capaian kinerja meliputi kinerja output, kinerja yang dilaporkan outcome, kinerja tahun berjalan (benchmark), dan kinerja lainnya. Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mencerminkan tingkat transparansi, akuntabilitas, dan integritas organisasi. Semakin tinggi nilai hasil evaluasi AKIP, menunjukkan semakin baik transparansi, akuntabilitas, dan integritas organisasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Target nilai yang ditetapkan yaitu 60. Hal ini mempertimbangkan pengalaman rata-rata nilai pada tiga tahun sebelumnya 59,58. Nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah difokuskan untuk peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja (Sistem AKIP) dan peningkatan kinerja instansi pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mewujudkan instansi pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Tujuan evaluasi AKIP ini adalah untuk memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP; menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP dan Keputusan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Nomor 13.2/IJ- DAG/KEP/08/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi atas Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan telah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP pada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil evaluasi SAKIP Ditjen SPK Tahun 2015 No. Komponen Bobot Nilai a. Perencanaan kinerja 35 29,65 b. Pengukuran kinerja 25 18,19 c. Pelaporan kinerja 20 15,98 d. Capaian kinerja 20 14,75 Hasil evaluasi ,58 Predikat BB Berdasarkan evaluasi tersebut juga direkomendasikan beberapa hal yaitu: Menyempurnakan dokumen Rencana Aksi dengan menjabarkan target-target kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja dan memantau capaiannya secara berkala;
17 2. Menyempurnakan indikator kinerja individual yang mengacu kepada IKU organisasi secara berjenjang sehingga kinerja individu dapat diintegrasikan dengan kinerja Kementerian Perdagangan; 3. Terhadap penetapan target pada indikator, perlu dilakukan analisis dan dipertimbangkan apakah besaran target tersebut tetap seperti tahun sebelumnya atau perlu ditingkatkan sehingga pencapaian indikator kinerja lebih maksimal; 4. Meningkatkan kualitas evaluasi kinerja internal dan monitoring tindak lanjut hasil evaluasi sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan, serta kinerja Kementerian Perdagangan; 5. Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Perdagangan untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel. Tabel 6 Realisasi dan capaian IK 1 IK Target Realisasi Capaian Nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 60 78,58 130,97% Jika dibandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, maka angka realisasi lebih tinggi 18 poin di atas angka target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diukur dengan indikator ini telah dilaksanakan dengan baik. Perbandingan berikutnya, yaitu membandingkan antara capaian kinerja kinerja tahun ini dengan tahun lalu atau beberapa tahun terakhir. Pada Tahun 2014 nilai evaluasi SAKIP yaitu 60,63 sedangkan Tahun 2015 yaitu 78,58. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penyusunan dokumen-dokumen SAKIP. Tabel 7 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun No. Tahun Nilai Kategori Interpretasi ,40 CC CC = Cukup (memadai) tapi perlu perbaikan ,70 CC yang tidak mendasar ,63 CC ,58 BB BB = Sangat baik, akuntabel, dan memiliki sistem kinerja yang andal. Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama yaitu kondisi dimana mutu perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Mutu pada aspek perencanaan yang ingin ditingkatkan yaitu dari segi teknis penyusunan kegiatan mencakup perumusan, tata cara perhitungan sasaran, dan indikator kinerja, serta ketertelusuran dokumen perencanaan sehingga dokumen perencanaan yang dihasilkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Mutu pada aspek penganggaran yang ingin ditingkatkan yaitu dari segi kesesuaian dan kepatuhan terhadap ketentuan penganggaran yaitu penerapan 11
18 standar biaya masukan, standar biaya keluaran,kesesuaian jenis serta penggunaan sumber dana baik yang berasal dari Rupiah Murni, hibah, bantuan luar negeri maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Mutu kinerja pada aspek pengendalian akan diperbaiki dari segi efisiensi penggunaan anggaran namun tetap dapat mendukung tercapainya sasaran dan indikator kinerja organisasi yang telah diperjanjikan. Adapun mutu kinerja pada aspek kerja sama akan diperbaiki dari segi intensitas komunikasi, surat menyurat, dan tanya jawab, serta efektivitas pendampingan dalam penyusunan dokumen perencanaan. Diharapkan kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama pada tahun ini dapat lebih baik. Sebagai indikator kinerja kegiatan penyusunan dan penyempurnaan rencana kerja, program, dan kegiatan yang terkait bidang standardisasi dan perlindungan konsumen adalah jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu. Indikator ini bertujuan untuk menjamin tercapainya sasaran kinerja dengan batas anggaran yang telah ditetapkan, baik untuk kegiatan prioritas maupun penunjang, terdapat 8 (delapan) dokumen yang disusun pada Tahun Kinerja diukur dengan jumlah dokumen yang terselesaikan tepat waktu. IK 2 Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan kerja sama Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dimaksudkan untuk memberikan arah serta menjadi pedoman kepada aparat pusat maupun daerah dalam menyelenggarakan kegiatan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Program dan Kerjasama pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah untuk mensinkronkan program seluruh unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dan balai yang ada di daerah, serta memberikan arah dan panduan program kerja dinas yang membidangi perdagangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dibiayai oleh pemerintah pusat dalam hal ini kegiatan dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Kegiatan dilakukan melalui koordinasi antar unit maupun instansi terkait untuk mengantisipasi timbulnya tumpang tindih penerapan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Selama Tahun 2015 proses penyusunan dokumen perencanaan dan kerja sama menghasilkan 8 dokumen, yaitu: 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015; 2. Dokumen Pemantauan Kinerja Balanced Score Card (BSC) Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015; 3. Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016; 4. Term of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Tahun 2016; 5. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016; 6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016; 7. Dokumen Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016; 12
19 8. Dokumen Dana Alokasi Khusus (DAK) Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Tabel 8 Realisasi dan capaian IK 2 IK Target Realisasi Capaian Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu 8 dokumen 8 dokumen 100% Jika dibandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, maka angka realisasi sama dengan angka target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diukur dengan indikator ini telah dilaksanakan dengan baik dan perencanaan juga sudah disusun dengan baik. Perbandingan berikutnya, yaitu membandingkan antara capaian kinerja kinerja tahun ini dengan tahun lalu atau beberapa tahun terakhir. Pada Tahun 2014 jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu tercapai 100% sedangkan Tahun 2015 juga 100%. Hal ini menunjukkan adanya kinerja yang konstan karena target tidak berubah dan kegiatan bersifat rutin. Akan tetapi jika melihat adanya kenaikan nilai evaluasi SAKIP maka ada peningkatan dari sisi kualitas dokumen. Dalam rangka mendukung tersusunnya dokumen perencanaan dan kerja sama, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut: Pemantapan program Ditjen SPK Tahun 2015 Pemantapan program dilaksanakan dengan tujuan memberikan sarana bagi seluruh satker di lingkungan Ditjen SPK untuk mendapatkan masukan atas kegiatan masingmasing serta untuk mengatur jadwal sehingga penyerapan anggaran terlaksana secara optimal. Selain itu juga untuk memadukan kegiatan yang selaras antar unit di lingkungan Ditjen SPK dan Gambar 4 Kegiatan Pemantapan Program Tahun 2015 menciptakan new activity. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal Februari 2015 di ruang rapat Direktorat Metrologi Bandung. Koordinasi penyusunan RKA- K/L Ditjen SPK Tahun 2016 Tujuan pelaksanaan kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 adalah untuk memberikan panduan dalam memahami tata cara revisi anggaran yang Gambar 3 Kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 sesuai prosedur. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk dapat memberikan sarana 13
20 bagi pengelola program untuk mempertajam sekaligus mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam merevisi anggaran. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas, kualitas belanja, dan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 12 Februari 2015 di Ruang Rapat Anggrek, Kementerian Perdagangan, diikuti oleh 30 orang peserta yang menangani program dari unit-unit Eselon II di lingkungan Ditjen SPK. Pelaksanaan kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga sesi: 1) Kebijakan yang menjadi domain revisi, penghematan perjalanan dinas, dan beberapa perubahan terkait kebijakan tata cara revisi; 2) Penghematan Kementerian Perdagangan dan penggunaan dana refocusing; DAN 3) Ruang lingkup revisi anggaran, batasan revisi anggaran, dan review oleh Inspektorat Jenderal terkait dengan revisi anggaran dalam kerangka penghematan anggaran dan refocussing. Koordinasi kegiatan dan kebijakan di bidang SPK Kegiatan ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan sinergi dan menyamakan persepsi dalam mengembangkan standardisasi dan perlindungan konsumen, sehingga dapat terwujud konsumen cerdas mandri dan cinta produk dalam negeri, serta mewujudkan koordinasi dan mengukur keberhasilan pelaksanaan program kegiatan direktorat jenderal standardisasi dan perlindungan konsumen, serta efektivitas Gambar 5 Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang SPK implementasi peraturan/ kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen di daerah, baik yang dilaksanakan melalui pendanaan dekonsentrasi maupun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan selain itu pula agar dapat mempererat tali silaturrahmi diantara para aparat dibidang perdagangan khususnya pejabat yang menangani standardisasi dan perlindungan konsumen di seluruh Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal Maret 2015, bertempat di Auditorium Kementerian Perdagangan dan dihadiri oleh 132 orang yang terdiri dari para Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perdagangan dan Para Kepala Bidang yang menangani Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada 34 Dinas Provinsi, Para Pejabat Eselon II, III, dan IV dilingkungan Ditjen SPK, BSML Regional I dan II, serta para undangan lainnya. Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 ini memberi banyak manfaat bagi penyelenggaraan pembangunan baik di Pusat maupun di Daerah, khususnya dalam hal membangun masyarakat yang lebih cerdas dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk yang beredar di pasar. Di sisi lain memberi informasi tentang langkah yang dapat dilakukan aparat pemerintah terkait kebijakan yang dapat diterapkan, sehingga pelaku usaha dapat mengerti kewajibannya untuk melindungi hak konsumen. 14
21 Koordinasi penyusunan Renja Ditjen SPK Tahun 2016 Gambar 6 Kegiatan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016 Kegiatan Koordinasi Penyusunan Renja Ditjen SPK Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015, dengan tujuan memberikan peningkatan pemahaman serta informasi pada seluruh unit terkait tata cara penyusunan Rencana Kerja; mensinergiskan amanat serta arahan yang harus diakomodir pada Rencana Kerja; dan mengkoordinasi penyusunan Rencana Kerja antar satker dalam Ditjen SPK. Renja disusun berdasarkan target yang telah ditetapkan serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Perdagangan. Terkait dengan telah disusunnya Renja maka kegiatan selanjutnya adalah bagaimana Renja tersebut dapat dituangkan dalam aplikasi yang telah disusun oleh Bappenas. Untuk dapat memahami dan menuangkan dalam aplikasi penyusunan Renja tersebut maka SDM yang menangani pada bagian program masing-masing unit perlu dilakukan bimbingan teknis. Koordinasi penyusunan Renstra Ditjen SPK Tahun Kegiatan penyusunan Renstra Ditjen SPK Tahun terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni 1. Penyesuaian Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) 2. Penyusunan Konsep Awal Indeks Perlindungan Konsumen (IPK) 3. Penyesuaian Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) 4. Focus Group Discussion (FGD) Perumusan Sasaran dan Indikator Kinerja Ditjen PKTN Untuk memperoleh masukan para ahli atas penyusunan sasaran dan indikator kinerja Ditjen PKTN, Setditjen SPK pada tanggal 23 Desember 2015 telah menyelenggarakan FGD perumusan sasaran dan indikator kinerja Ditjen PKTN di ruang rapat anggrek, Kementerian Perdagangan. FGD tersebut diikuti oleh 50 orang peserta, yang terdiri dari Para Pejabat Eselon I IV di lingkungan Ditjen SPK serta Narasumber. FGD tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan konsumen merupakan suatu tujuan nasional yang bersifat lintas sektor dimana sebagaimana UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Menteri Perdagangan ditunjuk sebagai koordinator penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia. Pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi di daerah Tahun 2015 Pada Tahun 2015 Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan kegiatan Dana Dekonsentrasi yang disalurkan kepada Pemerintah Provinsi. Kegiatan Dana Dekonsentrasi tersebut diselenggarakan melalui Kegiatan Peningkatan Perlindungan Konsumen Daerah yang diberikan kepada seluruh Pemerintah 15
22 Provinsi di Indonesia (34 Provinsi). Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebelumnya telah mengalokasikan Dana Dekonsentrasi untuk 34 Provinsi sebesar Rp ,- (Dua Puluh Dua Milyar Lima Ratus Satu Juta Delapan Ratus Sebelas Ribu Rupiah) namun dikarenakan refocusing anggaran, maka pagu Dekonsentrasi Tahun 2015 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp ,- (Tujuh Belas Milyar Delapan Ratus Lima Belas Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah) yang dialokasikan untuk kegiatan (1) Sosialisasi Standardisasi Bidang Perdagangan, (2) Pemberdayaan Perlindungan Konsumen, (3) Barang Beredar dan Jasa yang diawasi, (4) Kegiatan Pengawasan Kemetrologian. Pemantauan pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan untuk memonitoring pelaksanan kegiatan tersebut. Pemantauan pelaksanaan DAK di Daerah Tahun 2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 91/M- DAG/PER/12/2014 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 sebagai pedoman pemanfaatan DAK Sub Bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal yang diperuntukkan untuk pembangunan gedung kantor dan laboratorium UPTD Metrologi Legal, pengadaan peralatan kemetrologian dan pengadaan peralatan pengawasan kemetrologian. Pada Tahun 2015, Alokasi DAK Sub Bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal sebesar Rp (Sembilan puluh tiga miliar sembilanratus juta rupiah) yang diperuntukkan untuk pembangunan dan peningkatan sarana metrologi legal bagi 20 kabupaten/kota dan 10 provinsi sehingga total seluruh penerima DAK sub bidang Metrologi legal adalah sebanyak 30 daerah. Pembagian alokasi DAK sub bidang Metrologi legal untuk kabupaten/kota sebesar Rp (lima puluh tiga miliar Sembilan ratus juta rupiah) dan untuk provinsi sebesar Rp (empat puluh miliar rupiah). Pemantaun pelaksanaan DAK di daerah Tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memonitoring progres fisik dan keuangan pelaksanaan DAK. Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015 Kegiatan koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015 menjadi kegiatan yang penting mempertimbangkan adanya rencana penghematan perjalanan dinas Tahun 2015 Kementerian/Lembaga sesuai Berdasarkan Inpres No.2 Tahun 2015 dan surat Menteri Keuangan No.S-794/MK.02/2014 tentang penghematan perjalanan dinas Tahun 2015 agar K/L melakukan selfblocking dalam rangka penghematan perjadin. Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah: a. Memberikan panduan dalam memahami tata cara revisi anggaran yang sesuai prosedur b. Memberikan sarana bagi pengelola program untuk mempertajam sekaligus mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam merevisi anggaran. c. Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja, dan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas. Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 diselenggarakan pada tanggal 12 Februari 2015.Adanya revisi RKA-K/L memberikan kesempatan pada satker untuk melakukan perbaikan pada anggaran sesuai dengan hasil telaah yang dilakukan. Diharapkan dalam kegiatan ini dapat dipelajari urutan serta tata cara dalam melakukan revisi dan mekanisme anggaran Tahun 2015 dengan seksama sehingga berdampak pada penyerapan anggaran yang lebih cepat dan lebih tepat. 16
23 Sasaran Gambar 7 Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015 Pemantauan BSC Ditjen SPK Tahun 2015 Pemantauan Kinerja Ditjen SPK Tahun 2015 dilaksanakan melalui penyusunan dokumen pemantauan kinerja triwulan yang dituangkan dalam model Balance Score Card (BSC). Kegiatan ini dilaksanakan melalui Rapat kecil yang menghadirkan perwakilan dari unit-unit dilingkungan Ditjen SPK dan dilaksanakan per-triwulan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggordinasikan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan kegiatan yang kemudian diinput kedalam aplikasi BSC. Evaluasi E-Monitoring Ditjen SPK Pelaksanaan Evaluasi E-Monitoring SPK dilaksanakan melalui rapat kecil yang dihadiri oleh perwakilan dari unit-unit dilingkungan Ditjen SPK dan bertujuan untuk menggordinasikan kesesuaian antara perencanaan kegiatan dan pelaksanaan anggarannya setiap triwulan. Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan yaitu kondisi dimana mutu kegiatan dalam kinerja pelaporan, evaluasi program dan kegiatan serta dalam kehumasan mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Dalam hal pelaporan, mutu yang menjadi sasaran untuk ditingkatkan yaitu pada aspek kesesuaian format, ketersediaan informasi yang memadai, dan ketepatan waktu penyelesaian. Sasaran peningkatan mutu evaluasi mencakup aspek kesesuaian tujuan, bentuk kegiatan, jumlah anggaran, akuntabilitas pelaksanaan, dan output kegiatan. Pada tahun sebelumnya, kualitas pelaporan dan evaluasi masih kurang dari segi prosedur pengumpulan data kinerja dan pemanfaatan laporan kinerja. Diharapkan kualitas pelaporan dan evaluasi pada tahun ini dapat lebih baik. Adapun mutu kehumasan yang ingin ditingkatkan adalah dalam aspek kecepatan dalam pemutakhiran serta keterbukaan informasi kepada publik. Indikator kinerja yang dipilih untuk mengukur perwujudan sasaran meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan ada 2 yaitu: a. Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. b. Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. 17
24 IK 3 Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Penyusunan dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sangat penting karena akan berdampak pada siklus manajemen organisasi. Apabila tidak dilakukan kegiatan evaluasi maka tidak ada ukuran keberhasilan suatu program serta tidak ada masukan perbaikannya. Adapun pelaporan juga sangat penting dalam rangka pengendalian akuntabilitas pelaksanaan suatu kegiatan. Arah kinerja ini untuk terwujudnya evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang efektif dan akuntabel. Pada Tahun 2015, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen telah menyusun 12 dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, meliputi: 1. Dokumen Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Dokumen Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Dokumen Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan I Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan I Tahun Dokumen Bahan Rapim Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Semester I Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan II Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan II Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan III Tahun Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan III Tahun Dokumen Bahan Rapim Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Dokumen Bahan Rapim Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun Tabel 9 Realisasi dan capaian IK 3 IK Target Realisasi Capaian Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 12 dokumen 12 dokumen 100% Kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya sasaran meningkatnya kualitas pelaporan dan evaluasi yang dilaksanakan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 18
KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Inayat Iman. LAK Setditjen SPK
KATA PENGANTAR egala bentuk pujian, sanjungan, dan pujaan hanyalah milik Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kami bersyukur kepada-nya karena atas pertolongan-nya dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Lebih terperinciKAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI
F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.
BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1
BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.
No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam
No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN
Lebih terperinciINSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
- 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah
No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI
Lebih terperinciprasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan LAPORAN... KINERJA BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN,
Lebih terperinciIkhtisar Eksekutif. vii
Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinciRencana Aksi Kegiatan
Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan
BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen
Lebih terperinciB. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.
KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014
KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Lebih terperinciJakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciAH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN
AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...
Lebih terperinci1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan
Lebih terperinciDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum
BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :
BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian
Lebih terperinciPEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0058 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2013 DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinci2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciPenilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAYANAN PUBLIK PPVT DAN PERIZINAN PERTANIAN Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja
Lebih terperinciTERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015-2019 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Simpulan
BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,
Lebih terperinciRencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun
Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan
Lebih terperinciI. Pengertian BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPlt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N
KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good
Lebih terperinciFORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016
FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)
KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciK A T A P E N G A N T A R
K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian
Lebih terperinciINSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. Pengantar
REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/217 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciC. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73
C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinci