Pembahasan Hasil Penelitian 6
|
|
- Irwan Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 peranan desain ornamen sangatlah penting, bukanlah batik jika tidak memiliki ornamen. Batik Indonesia dikenal akan kekayaan dan keanekaragaman ornamennya, sehingga banyak tuns asing yang mengaguminyakarena keunikan dan kerumitan ornamen tersebut, sementara masyarakat kita banyak yang tidak mengetahuinya, bahkan mahasiswa seni rupapun banyak yang tidak mengetahuinya, ini disebabkankarena tidak adanya buku yang membahas tentang kekayaan ornamen batik Indonesia. Jika kita telusuri tentang keberadaan dan perkembangan ornamen batik Indonesia, khususnya yang ada di Pulau Jawa, ketika batik masih digeluti oleh keluarga keraton, ornamen batik pada zaman ini pada umumnya bergaya klasik atau mememiliki patokan aturan yang baku, sangat religius dan memiliki nilai simbolik, contohnya motif hias Sidomukti hanya khusus dipakai pada saat pernikahan dan dalam penggambaran ornamennyapun bentuknya telah baku tidak boleh dirubah begitu saja. Begitu pula jenis ornamen lainnya seperti motif hias Sidoluhur dan motif hias Kangkungan dari keraton Cirebonan juga memiliki makna yang sangat religius. Akan tetapi ketika batik dikembangkan masyarakat luar keraton, terutama di daerah pesisiran perkembangan ragam hiasnya sangat pesat sekali, karena perkembangan ornamen batik ditentukan oleh permintaan pasar yang sangat dinamis, dan jenis ornamen yang dibuatnya sangat berbeda dengan motif hias keraton. Oleh karena itu motif hias dari daerah ini disebut motif hias pesisiran dan motif hias yang dibuat oleh keluarga keraton disebut motif hiaspedalaman. Kedua jenis batik ini berjalan sendiri-sendiri. Baru pada tahun 1960 KRT. Harjonegoro seorang pakar dan pengusaha batik dari Solo memperoleh pesanan batik dari Persiden pertama RI Ir. Soekarno untuk membuat batik yang tidak konvensional, akan tetapi merupakan gabungan antara motif hias batik keratonan dengan motif hias batik pesisiran. Motif hias ini oleh BungKarno disebut motif hias Trikora. Sejak dikumandangkannya motif hias batik ini oleh Bung - Karno, kain batik mulai 4 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002
2 membudaya dan banyak disukai masyarakat luas. Di Indonesia, kain batik menjadi bahan sandang yang menjadi tuan di negaranya sendiri, bahkan Ali Sadikin yang kala itu menjadi gubernur DKI mengintruksikan karyawannya untuk memakai baju batik pada hari-hari tertentu dan baju batik dijadikan sebagai pakaian nasional. Kejadian ini berlangsungterus dan mencapai puncakkejayaannya tahun Namun tatkala muncul bahan sandang bermotif hiaskan ornamen batik yang proses pengerjaannya dibuat secara masinal, pelan-pelan batik tradisional mulai tergeser dan banyak masarakat meninggalkanya beralih memakai batik printing, karena harganya murah dan kualitas tulisannya halus. Metode Penelitian Penelitian ini bukanlah mengumpulkan data angka, akan tetapi berupa data gambar yang terdapat pada kain sertadata penjelasan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah perbatikan yang ada di Cirebon khususnya di daerah Trusmi. Karena itu penelitian ini bersifat kualitatif, sesuai dengan sifatnya, data dan fakta yang diperoleh dan para informan dijaring secara holistik (utuh) dan konprehensif (Bogdan dan Tylor dalam Maleong 1986). Agar diperoleh hasil yang maksimal peneliti mengikuti metode penelitian yang tepat dan ketat (rigorous), yang secara berdisiplin berpegang teguh pada aturan-aturan tertentu agar diperoleh hasil yang maksimal (Nasution 1996).Oleh karena sifatnya yang kualitatif itu maka metoda pendekatannyapun dilakukan secara kualitatif, dengan sifat-sifat sebagai berikut: sumber data adalah situasi yang wajar atau Natural Setting; Peneliti sebagai instrumen penelitian; Sangat deskriptif; Data atau informasi dan satu pihak harus dicek kebenarannya dengan perolehan data dan pihak lain (trianggulasi); Menonjolkan rincian kontekstual; Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti; Menggunakan persepektif emic, artinya mementingkan pandangan responden; Verifikasi, antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif sampling yang purposif; Menggunakan audit trail untuk 5 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002
3 mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan; Mengadakan analisis sejak awal dan sepanjangpenelitian serta desain penelitian tampil dalam proses penelitian (Nasution 1996). Pembahasan Hasil Penelitian Kata ornamen berasal dari bahasa Latin omare yang artinya hias/menghias bidang kosong dalam arti memberi hiasan pada bidang kosong menjadi berisi hiasan. Kecakapan membuat ornamen sesungguhnya telah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia sejak lama, ini dapat dilihat pada pecahan gerabah dari zaman Neolitikum berupa goresan sederhana berbentuk geometris. Selain berfungsi sebagai penghias bidang, ornamen juga berfungsi lain. Dalam pandangan masyarakat masa lampau (terutama dalam masa pra sejarah Hindu dan Budha) fungsi ornamen adalah sebagai media untuk melampiaskan hasrat, pengabdian, persembahan, penghormatan dan kebaktian terhadap nenek moyang atau dewa yang dihormati, dengan kata lain ornamen yang diciptakan di samping sebagai fungsi hias juga memiliki fungsi simbolik (Tjetjep Rohendi & Syafei, 1987). Sebagai contoh hiasan burung pada nekara perunggu, gambar hiasan dibuat dengan tujuan sebagai lambang nenek moyang atau ornamen gajah pada kain dari Lampung sebagai simbol kendaraan arwah, demikian pulaornamen pada masa Hindu dan Budha terutama pada bangunan candi. Ornamen pada batik Cirehon pun ternyata juga memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai fungsi penghias dan fungsi simbolik terutama batik yang dikerjakan oleh keluarga keraton. Secara keseluruhan batik Cirebon terbagi atas dua kelompok besar yang dibentuk oleh dua kutub budaya yang berbeda, yaitu budaya keraton yang melahirkan batik bergaya keratonan dengan bentuknya yang khas wadasan dan mega serta budaya masyarakat pesisir melahirkan batik bergaya pesisiran yang sangat dominan dengan bentuk geometris dan stilasi tumbuhan berbentuk pangkaan. Seluruh ornamen yang telah tercipta sejak awal kelahirannya sampai penelitian ini kami lakukan telah tercipta 6 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002
4 lebih kurang 123 bentuk ornamen dengan rincian 3 buah bentuk ornamen yang tercipta di dalam lingkungan keraton jumlahnya tidak terlalu banyak, memiliki nilai simbolik termasuk kelompok jenis kangkungan, di antaranya: 1. Ornamen ornamen patran kangkungan memiliki makna persembahan pada yang maha agung, dalam arti kata bahwa hidup ini hanya untuk mengabdi pada yang maha agung dan oleh karena itu batik dengan ornamen ini hanya dipakai pada upacara ritual. 2. Ornamen dalungan masih termasuk pada kelompok ragam hias kangkungan yang telahdikembangkan baik bentuk pola dasar ornamen maupun penyusunan tata letak ornamennya. 3. Ornamen lenggang kangkung juga masih termasuk kelompok jenis ornamen kangkungan yang telah dikembangkan. Ketiga jenis ornamen batik inilah yang memiliki nilai simbolik. Sedangkan ornamen ornamen batik Simbar Menjangan dan ornamen batik Sim bar Kendo adalah ragam hias batik keraton yang mendapat pengaruh dari keraton Yogyakarta. Ornamen Batik Gaya Keratonan Ornamen batik yang dikembangkan diluar keraton dan bergaya keratonan jumlahnya lebih banyak, dikatakan bergaya keratonan karena memang lahirnya ornamen ini diilhami oleh lingkungan alam keraton dan kecintaan rakyat pada sultannya yang juga sekaligus sebagai seorang ulama, ornamen batik ini di antaranya motif hias Keblekan, motif hias Paksi Naga Liman, motif hias Sawung Galing, motif hias Buraq, motif hias Naga Seba, motif hias Kanoman, motif hias Taman Arum Kasepuhan, motif hias Taman Sunyaragi, motif hias Gunung Jatian, motif hias Tanjakan Gunung Jati, motif hias Sunyaragian, motif hias Gedong Sunyaragi, motif hias Trusmian, motif hias Taman Teratai, motif hias Siti Inggil, motif hias Gunung Giwur, motif hias Lawang Gada, motif hias Keprabonan, motif hias Supit Urang, motif hias Puser Bumi, motif hias Rajeg Wesi, motif bias Wadas Grompol, 7 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002
5 motif hias Panji Semirang, motif hias Sumping Darawati, motif bias Naga Utah-utahan, motif hias Sawat Pengantin dan motif hias Banjar Sarong. Ornamen batik yang berbentuk pola dasar awan ada dua yaitu motif hias Mega Mendung dan Mega Sumirat. Ornamen Batik Gaya Pesisiran Ornamen batik gaya ini lahir karena tuntutan pasar dimana batik yang dikembangkan masyarakat ini telah dijadikan sebagai lahan berusaha, sumber ekonomi masyarakat, jumlahnya sangat banyak bahkan pada saat penelitian ini berlangsung masih terjadi penciptaan desain desain baru untuk dilempar ke pasar. Selain faktor pasar ornamen batik pesisiran juga dipengaruhi ajaran agama Islam yang melarang menggambarkan mahluk hidup seperti binatang dan manusia secara realistis. Oleh karena itu maka munculah ornamen dengan pola hias dasar tumbuhan beraneka ragam berbentuk: 1. Ornamen batik Stilasi Tumbuhandan bentuk Geometris Adalah ornamen batik yang menggambarkan stilasi bentuk tumbuhan yang kadangkala dipadukan dengan bentuk geometris, diantaranya motif hias Liris Kembang Gedang, motif hias Liris Bengkol, motif hias Liris Keris, motif hias Liris Dasimah (Kata liris sama dengan kata lereng pada batik Tasik dan Garut yang berarti hiasan yang ditata secara diagonal mengacu pada motif hias ParangYogyakarta), motif hias Kawung Gendewo, motif hias Kawung Rambutan, motif hias Kawung Kentang, motif hias Banji Tepak, motif hias Tambal Sewu, motif hias Lengko-Lengko dan motif hias Angen-Angen. 2. Ornamen Pokok/Utama Pada JenisPangkaan a. Jenis Pangkaan Yang dimaksud dengan motif hias pangkaan ialah ornamen yang berbentung rangkaian tumbuhan lebih dari satu tangkai, ada yang digambarkan rimbun atau berdaun lebat dan ada pula yang divisualisakan dengan kondisi daun yang jarang/ sedikit Jenis pangkaan terdiri dari motif hias Pring Sedapur, motif hias Soko Cino, motif hias Kembang Suru, motif hias 8 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002
BATIK CIREBON. (Tinjauan Ornamen Batik Trusmi Cirebon) Irin Tambrin. Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa Vol.2 No. 4 Mei 2002.
BATIK CIREBON (Tinjauan Ornamen Batik Trusmi Cirebon) Irin Tambrin Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa Vol.2 No. 4 Mei 2002 Abstrak Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan manusia sejak is merubah
Lebih terperinci2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cirebon termasuk wilayah Pantura, perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, maka sangat memungkinkan terjadinya persilangan kebudayaan antara kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Novi Pamelasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilson menyatakan bahwa kebudayaan adalah pengetahuan tentang ditransmisi dan disebarkan secara sosial, baik bersifat eksistensial, normatif maupun simbolis yang tercemin
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah...
Lebih terperinci2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang saat ini dirasakan hampir di seluruh dunia mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis global yang saat ini dirasakan hampir di seluruh dunia mengakibatkan dunia usaha di berbagai negara mengalami penurunan. Misalnya saja di Indonesia,
Lebih terperincidiambil dari kata ambatik, yaitu kata amba (bahasa jawa) yang berarti menulis dan tik yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat
BAB II Tinjauan Umum Motif Batik Trusmi Cirebon 2.1 Batik Kata batik berasal dari bahasa Jawa. Secara etimologi kata batik diambil dari kata ambatik, yaitu kata amba (bahasa jawa) yang berarti menulis
Lebih terperinciBAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,
53 BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, Kabupaten. Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar menyebut
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan
Lebih terperinciIdentifikasi Unsur Visual Bentuk dan Warna yang Menjadi Ciri Khas Ragam Hias Batik Trusmi Cirebon
Identifikasi Unsur Visual Bentuk dan Warna yang Menjadi Ciri Khas Ragam Hias Batik Trusmi Cirebon Pratiwi Kusumowardhani Jurusan Desain Grafis, Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta 12640 E-mail : pratiwi.polimedia@gmail.com
Lebih terperinciGambar 18: Motif Hias Liris Penganten (Koleksi Casta dan Taruna)
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Propinsi Jawa Barat adalah tempat tinggal sebagaian besar masyarakat Sunda yang disebut Tatar Sunda atau Pasundan (Rosidi, dalam Soegiarty, 2004:30) yang
Lebih terperinciRAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora
RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul Kajian
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah, karunia dan kasih-nya sehingga Penulis dapat
Lebih terperinciBAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU
BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Logos artinya ilmu atau pengetahuan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENGERTIAN Dalam melakukan penelitian, hendaknya mengetahui atau memahami metode penelitian. Hal ini supaya bisa memperoleh data yang sesuai dengan harapan. Metodologi
Lebih terperinciDesain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014
Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciDOKUMENTASI DAN PEMETAAN ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA SEBAGAI SEBUAH USAHA PELESTARIAN BUDAYA BANGSA
ARTIKEL JURNAL DOKUMENTASI DAN PEMETAAN ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA SEBAGAI SEBUAH USAHA PELESTARIAN BUDAYA BANGSA Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. PENDAHULUAN Batik sudah sejak lama dikenal di
Lebih terperinciPOLA DASAR MOTIF BATIK TAMAN ARUM SUNYARAGI
POLA DASAR MOTIF BATIK TAMAN ARUM SUNYARAGI Ari Winarno Kriya Seni Rupa, FSRD ISBI Bandung Jl. Buahbatu No. 212, Bandung e-mail: ari.winarno@yahoo.co.id ABSTRACT This article describes Taman Arum Sunyaragi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kain batik cap di sentra batik Paoman Art analisis deskriptif ornamen kain batik cap, peneliti memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan
Lebih terperinciPemberian Hak Cipta Seni Batik Terhadap Perlindungan (IKM) Industri Kecil Menengah Batik
Pemberian Hak Cipta Seni Batik Terhadap Perlindungan (IKM) Industri Kecil Menengah Batik (Studi Kasus Kepemilikan Batik Cirebon) M.Ashof Sulaiman ashof.sulaiman77@gmail.com Mahasiswa Ekonomi Pembangunan-FEB
Lebih terperinciORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA
Dimensi, Vol.1- No.1, September 2016 ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA Tity Soegiarty Universitas Pendidikan Indonesia Email: disertasifarid@gmail.com Abstract Batik in the Sunda (West Java) consisted
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri atau sifat-sifat yang terdapat didalam citra dan membentuk suatu pola-pola dengan interval
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan
Lebih terperinci2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah batik. Batik juga merupakan produk khazanah budaya yang khas dari Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan
Lebih terperinciMAKNA FILOSOFI BATIK Sugiyem Jurusan PTBB FT UNY
MAKNA FILOSOFI BATIK Sugiyem Jurusan PTBB FT UNY PENDAHULUAN Kain batik yang diidentikkan sebagai kain Nusantara kini berkembang menjadi industri modern. Konsekuensi dari masuknya batik ke dalam industri
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciRupa Ragam Hias Batik Bernuansa Islam. Keraton Cirebon Setelah Masa Pra-Islam
Rupa Ragam Hias Batik Bernuansa Islam Keraton Cirebon Setelah Masa Pra-Islam Aquamila Bulan Prizilla Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom ABSTRACT Ornament depictions on the archipelago
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii v vii x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... B. Fokus Penelitian... C. Tujuan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBlangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya
Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya Oleh Sarimo NIM: K3201008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban bangsa Indonesia telah berlangsung dalam kurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya
Lebih terperinciKerajinan dan Wirausaha Tekstil
Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan
Lebih terperinciWritten by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10
Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER II
UJI KOMPETENSI SEMESTER II I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Salah satu peninggalan sosial budaya dalam bentuk seni arsitektur adalah... a.
Lebih terperinciKAJIAN POLA BATIK MAGETAN
KAJIAN POLA BATIK MAGETAN SKRIPSI Di ajukan untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Disusun Oleh : MARIA MANDALENA
Lebih terperinciRagam Hias Kain Batik
RAGAM RIAS KAIN BATIK 45 Ragam Hias Kain Batik A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari ragam hias kain batik Nusantara. Batik merupakan cara menghias latar kain melalui teknik celup rintang. Cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola- pola ragam hias daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam hias yang ada
Lebih terperinci, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan budaya pada generasi muda khususnya anak-anak sangatlah penting, mengingat beberapa budaya Indonesia sudah diakui oleh bangsa lain. Batik merupakan salah
Lebih terperinciSOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA
SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang
Lebih terperinciOleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya
Lebih terperinciTahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
PEMBERDAYAAN BATIK Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil tersebar di sepanjang garis khatulistiwa.
Lebih terperinciPERWUJUDAN TEKSTIL TRADISIONAL DI INDONESIA: Kajian Makna Simbolik Ragam Hias Batik yang Bernafaskan Islam pada Etnik Melayu, Sunda, Jawa dan Madura
PERWUJUDAN TEKSTIL TRADISIONAL DI INDONESIA: Kajian Makna Simbolik Ragam Hias Batik yang Bernafaskan Islam pada Etnik Melayu, Sunda, Jawa dan Madura ABSTRAK DISERTASI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciGAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn
GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI
BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi
Lebih terperinciMUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI
TA 36 ( Periode Januari Juni 2011 ) SINOPSIS TUGAS AKHIR MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI Diajukan Oleh : RATIH WIDIASTUTI L2B 309 006 Dosen Pembimbing I Prof. Ir. Edy Darmawan, M. Eng Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI.. vi. DAFTAR TABEL.. x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN.. xiv BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR HAK CIPTA BERITA ACARA PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI MOTTO ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. x DAFTAR GAMBAR..... xii DAFTAR LAMPIRAN..
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah
Lebih terperinciPENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK. i KATA PENGANTAR. ii UCAPAN TERIMA KASIH. iii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. Fokus Penelitian... 5 C. Tujuan Penelitian.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari Hasil Penelitian yang telah diuraikan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Keraton Kasunanan Surakarta mulai dibangun pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan
Lebih terperinciEKSPLORASI ETNOMATEMATIKA BATIK TRUSMI CIREBON UNTUK MENGUNGKAP NILAI FILOSOFI DAN KONSEP MATEMATIS
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA BATIK TRUSMI CIREBON UNTUK MENGUNGKAP NILAI FILOSOFI DAN KONSEP MATEMATIS Arwanto, M.Pd Universitas Muhammadiyah Cirebon Email : adearwan49@gmail.com Abstrak Etnomatematika merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Gedung Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan Cagar Budaya Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat kebudayaan Djawa
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.
Lebih terperinciKESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau
1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia
Lebih terperinci