PETUNJUK PELAKSANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (BLU-SPAM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2 Disiapkan Oleh : i

3 Pengantar Arah kebijakan Pemerintah dalam peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum diantaranya memprioritaskan pembangunan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di setiap Ibu Kota Kecamatan (IKK) dengan mengupayakan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan PP Nomor 23 Tahun Operasional BLU diharapkan mampu memaksimalkan pelayanan air minum kepada masyarakat yang tidak hanya mengutamakan mencari keuntungan, serta dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisien dan efektif dengan menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehubungan dengan hal di atas, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Oleh BLU-SPAM yang memuat; ketentuan-ketentuan dan prinsip penyiapan BLU-SPAM, pengelolaan keuangan BLU-SPAM, penyelenggaraan BLU-SPAM, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi. Demikian agar petunjuk pelaksanaan ini disampaikan untuk dapat dijadikan sebagai arahan dalam pembentukan BLU-SPAM penyelenggaraan pengembangan SPAM di daerah dan dapat digunakan sebagai dasar pembinaan pusat ke daerah. Jakarta, Desember 2007 Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Disiapkan Oleh : ii

4 Daftar Isi Halaman Pengantar...ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar...v Daftar Tabel...vi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Sasaran Ruang Lingkup Penyelenggaraan Penyediaan Air Minum KETENTUAN-KETENTUAN Ketentuan Dasar Ketentuan Umum Asas Ketentuan Teknis Ketentuan Lain-Lain PENYIAPAN BLU-SPAM Tugas dan Fungsi BLU-SPAM Struktur Organisasi BLU-SPAM Opsi Pembentukan BLU-SPAM Pejabat Pengelola BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Pengelola BLU-SPAM Kriteria/kualifikasi SDM Pengelola BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Pengelola BLU-SPAM Hak dan Kewajiban BLU-SPAM Hak dan Kewajiban Pelanggan Air Minum Peningkatan Kemampuan SDM Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM Persyaratan Pola Pengelolaan Keuangan BLU-SPAM Tim Penilai Pembentukan BLU-SPAM Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM Penyelenggaraan BLU-SPAM Disiapkan Oleh : iii

5 4 PENGELOLAAN KEUANGAN BLU-SPAM Tata Cara Perencanaan dan Penganggaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengelolaan Kas Pengelolaan Piutang dan Utang Inventaris Kerjasama Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pengelolaan Barang (Inventaris) Surplus dan Defisit Anggaran Penyelesaian Kerugian Penatausahaan Akuntansi, Pelaporan & Pertanggungjawaban Keuangan Akuntabilitas Kinerja PENYELENGGARAAN BLU-SPAM Penetapan Tarif Air Minum Pengelolaan BLU-SPAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan Pengawasan MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan SPAM Evaluasi dan Penilaian Kinerja Pelaporan TAHAPAN PENGEMBANGAN BLU-SPAM LAMPIRAN : 1. Daftar Pustaka 2. Daftar Singkatan 3. Format-Format Disiapkan Oleh : iv

6 Daftar Gambar Halaman Gambar 3.1 Opsi-1, Struktur Organisasi BLU-SPAM Provinsi Opsi-2, Struktur Organisasi BLU-SPAM Wilayah Opsi-3, Struktur Organisasi BLU-SPAM Kab/Kota Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM Skema Alur Perencanaan dan Penganggaran BLU-SPAM Monitoring Dan Evaluasi dalam Penyelanggaraan SPAM Disiapkan Oleh : v

7 Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Positif & Negatif Setiap Opsi Pembentukan BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Pengelola BLU- SPAM Kriteria/Kualifikasi SDM Pengelola BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawabdewan Pengawas Persyaratan Mengelola Keuangan Dengan PPK BLU-SPAM Disiapkan Oleh : vi

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potret air minum pada tahun 2005 menunjukan kinerja belum signifikan. Pelayanan air minum perpipaan di perkotaan baru tercover 42% sedangkan di perdesaan baru 9%. Sementara itu akses air minum non perpipaan yang terlindungi sudah mencapai hasil baik, yakni 61%. Target pemerintah ke depan meningkatkan akses nonperpipaan menjadi terlindungi dengan target perkotaan 60% dan perdesaan menjadi 30%. Sedangkan air minum tak terlindungi turun dan meningkat menjadi perpipaan. Pada tahun 1990 cakupan pelayanan perpipaan baru 14,11%, sedangkan pada tahun 2004 cakupan pelayanan melalui perpipaan 18% (39,4 juta jiwa). Angka-angka tersebut menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur air minum secara nasional tidak mampu mengimbangi perkembangan penduduk. Kendala yang menyebabkan rendahnya pelayanan antara lain adalah aspek kualitas dan cakupan, aspek kelembagaan dan perundangundangan, aspek pendanaan, peran masyarakat dan air baku. Upaya dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah saat ini antara lain menyangkut peningkatan kinerja pengelola penyediaan air minum dan pengembangan kelembagaan penyediaan air minum. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pelayanan air minum yang dibutuhkan masyarakat tidak dapat diwujudkan oleh BUMN atau BUMD, Pemerintan atau Pemerintah Daerah dapat membangun sebagian atau seluruh PS SPAM yang pelaksanaannya oleh Badan Layanan Umum (BLU). BLU-SPAM adalah instansi dilingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa Penyediaan Air Minum yang Disiapkan Oleh : 1

9 dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisiensi dan produktivitas. Tantangan yang dihadapi pada masa kini maupun yang akan datang adalah menjaga keberlangsungan investasi Sistem Penyelenggaran Air Minum yang sudah dibangun khususnya sarana penyediaan air minum, secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh BLU Maksud & Tujuan Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai arahan kepada Instansi Pemerintah Daerah terkait dalam pembentukan BLU-SPAM yang berfungsi sebagai penyelenggaraan pengembangan SPAM secara efektif dan efisien. Tujuannya adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sarana penyediaan air minum, sehingga mampu memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat secara kontinu dan memenuhi kualitas kesehatan Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah mendorong kepada terbentuknya BLU-SPAM untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan air minum yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisiensi dan produktivitas, dengan menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ini memuat ketentuan-ketentuan dan prinsip penyelenggaraan BLU-SPAM, penyiapan BLU-SPAM, pengelolaan Disiapkan Oleh : 2

10 keuangan BLU-SPAM, pengembangan penyelenggaraan SPAM oleh BLU-SPAM, dan monitoring dan evaluasi serta pelaporan Penyelenggaraan Penyediaan Air Minum A. Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) SPAM dapat berupa sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan, harus dikelola secara baik dan berkelanjutan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolan. SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Penyelenggaraan pengembangan SPAM, dapat berupa; kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum 1 ). Penyelenggaraan SPAM dapat mencakup seluruh atau sebagian kegiatan penyelenggaraan SPAM, yaitu; (i) Unit Air Baku, (ii) Unit Produksi, (iii) Unit Distribusi, (iv) Unit Pelayanan, dan (v) Unit Pengelolaan. 1. Unit Air Baku Unit air baku dikembangan disesuaikan dengan sistem pengambilan/penyadapan air baku dari sumbernya, yang terdiri dari; bangunan penampungan air baku, alat pengukur, bangunan pemantau, sistem pemompaan, dan atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. 2. Unit Produksi Unit produksi terdiri dari; bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur, dan peralatan pementau, serta bangunan penampung air. Unit produksi harus dilengkapi pengolahan limbah akhir air baku, sehingga limbah yang dibuang ke sumber air baku dan atau dibuang ke daerah terbuka menjadi ramah dengan lingkungan. 3. Unit Distribusi Air Minum Unit distribusi air minum terdiri dari; jaringan distribusi (mobil tangki air minum) bangunan penampung, alat ukur dan peralatan 1 ) Pasal 1, ayat 8, PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Disiapkan Oleh : 3

11 pemantau. Unit ini harus memberikan kepastian kuantias, kualitas air (tetap sehat), dan kontinuitas pengaliran 24 jam per hari. 4. Unit Pelayanan Unit pelayanan dipasang alat ukut (meter air - wajib ditera secara berkala oleh instansi berwenang) terdiri dari; sambungan rumah, hidran umum, hidran kebakaran. 5. Unit Pengelolaan Unit pengelolaan terdiri dari; pengelolaan teknis (kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi, dan unit distribusi), dan pengelolaan nonteknis (administrasi dan pelayanan). B. Pengelolaan SPAM Lingkup kegiatan pengelolaan SPAM, meliputi: 1. Pengelolaan teknis dan pengelolaan non teknis, yaitu : Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan, pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. Pengelolaan non teknis terdiri dari administrasi dan pelayanan. 2. Pemeliharaan & Rahabilitasi Pemeliharaan meliputi; pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Rehabilitasi meliputi rehabilitasi sebagian dan/atau keseluruhan. Disiapkan Oleh : 4

12 2.1. Ketentuan Dasar BAB 2 KETENTUAN-KETENTUAN Dasar hukum yang melandasi pengembangan kelembagaan penyediaan air minum adalah : 1. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya air, 2. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM, dan peraturan perundang-undangan terkait. 3. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah Ketentuan Umum Ketentuan umum dimaksud dalam petunjuk teknis ini adalah sebagai berikut : 1. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa Penyediaan Air Minum yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisiensi dan produktivitas, yang selanjutnya disebut BLU- SPAM dalam petunjuk pelaksanaan ini. 2. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) adalah pola pegelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah instansi pemerintah daerah (instansi ke-pu-an, yaitu Dinas PU/Dinas Kimpraswil atau Bidang Cipta Karya pada Dinas PU/Dinas Kimpraswil Provinsi/Kab/Kota) yang merupakan bagian dari Pemerintah Daerah Disiapkan Oleh : 5

13 yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban oleh BLU- SPAM. 4. Fleksibilitas adalah keieluasaan pengelolaan keuangan/barang BLU- SPAM pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum. 5. Peningkatan status BLU-SPAM adalah meningkatnya status satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK BLU-SPAM bertahap menjadi satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK BLU- SPAM penuh. 6. Penurunan status BLU-SPAM adalah menurunnya status satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK BLU-SPAM penuh menjadi satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK BLU- SPAM bertahap. 7. Pencabutan status BLU-SPAM adalah kembalinya status satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK BLU-SPAM penuh atau PPK BLU-SPAM bertahap menjadi satuan kerja atau unit kerja biasa. 8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah kepala badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan yang memiliki tugas melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 9. Pejabat pengelola BLU-SPAM adalah pimpinan BLU-SPAM yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLU-SPAM yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada BLU-SPAM yang bersangkutan. 10. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan BLU-SPAM yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali. 11. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLU-SPAM. 12. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasionsl BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 6

14 13. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis yang dapat meningkatkan kemampuan BLU-SPAM dalam rangka pelayanan kepada masyarakat 14. Rencana Bisnis dan Anggaran BLU-SPAM (RBA) adalah dokumen bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU-SPAM. 15. Standar Pelayanan Minimum adalah Spesifikasi teknis tolok ukur layanan minimum (penyediaan air minum) yang diberikan oleh BLU- SPAM kepada masyarakat (pelanggan) 16. Praktek bisnis yang sehat adalah pengelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam pemberian layanan (penyediaan air minum) yang bermutu dan berkesinambungan. 17. Pelayanan umum adalah pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun Penyelenggaran pengembangan SPAM dilakukan oleh BLU-SPAM yang dibentuk secara khusus untuk pengembangan SPAM (yang dimaksudkan disini termasuk penyesuaian struktur Bagian Teknis/operasional pengelola BLU-SPAM dengan lingkup kegiatan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM). 19. Dalam hal BLU-SPAM tidak dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan SPAM di wilayah pelayanannya, maka BLU- SPAM atas persetujuan dewan pengawas dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha swasta, dan/atau masyarakat (kelembagaan masyarakat) dalam penyelenggaraan di wilayah pelayanannya. 20. Dalam pelaksanaan pembinaan teknis dan keuangan dapat dibentuk Dewan Pengawas dengan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota atas usulan kepala SKPD (Dinas Ke-PUan) Asas 1. BLU-SPAM beroperasi sebagai unit kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (instansi ke-pu-an, yaitu Dinas PU/Dinas Kimpraswil Disiapkan Oleh : 7

15 Provinsi/Kab/Kota) untuk tujuan pemberian pelayanan umum (dalam penyediaan air minum) yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan. 2. BLU-SPAM merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU-SPAM tidak terpisahkan dari pemerintah daerah sebagai instansi induknya. 3. Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum (penyediaan air minum) yang didelegasikan kepada BLU-SPAM dari segi manfaat layanan yang dihasilkan. 4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU-SPAM bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian pelayanan umum (penyediaan air minum) yang didelegasikan kepadanya oleh Gubernur/Bupati/Walikota. 5. BLU-SPAM menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. 6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU-SPAM disusun dan disajikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja SKPD (Dinas Ke-PU-an)/pemerintah daerah. 7. BLU-SPAM mengelola penyelenggaraan layanan umum (penyediaan air minum) sejalan dengan praktek bisnis yang sehat Ketentuan Teknis BLU-SPAM dapat menyelenggarakan pengembangan SPAM, melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan, yang harus dikelola secara baik dan berkelanjutan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi; unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolan. SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi; sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Disiapkan Oleh : 8

16 Ketentuan teknis mengenai SPAM bukan jaringan perpipaan diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri (Pekerjaan Umum) 2 ) Ketentuan Lain-Lain 3 ) 1. PPK BLU-SPAM dapat juga diterapkan pada: a. gabungan beberapa SKPD (Dinas ke-pu-an) atau beberapa Unit Kerja (Bidang Cipta Karya dalam satu Dinas ke-pu-an) atau beberapa Bidang Cipta Karya pada beberapa Dinas ke-pu-an, yang memiliki kesamaan dalam sifat dan jenis layanan umum yang diberikan; b. SKPD (Dinas ke-pu-an) atau Unit Kerja baru (Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an). 2. Proses penggabungan SKPD/Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada poin 1, berpedoman pada ketentuan peraturan perundangundangan. 3. PPK BLU-SPAM yang dibentuk dari satuan kerja/unit kerja baru, biaya operasional BLU-SPAM untuk sementara dibiayai dari penerimaan fungsional BLU-SPAM yang bersangkutan sampai dengan perubahan APBD tahun berjalan. 4. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran yang bersumber dari APBD untuk membiayai BLU-SPAM, apabila kegiatan BLU- SPAM mendesak untuk segera dilaksanakan. 5. Kegiatan BLU-SPAM mendesak, mempunyai kriteria: a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; dan b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat. 6. Biaya operasional BLU-SPAM, setelah perubahan APBD dapat dibiayai dari APBD tahun anggaran berjalan. 2 ) Pasal 5, ayat (5), PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 3 ) Pasal 130 s.d Pasal 131 PERMENDAGRI Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Disiapkan Oleh : 9

17 BAB 3 PENYIAPAN BLU-SPAM 3.1. Tugas dan Fungsi BLU-SPAM BLU-SPAM adalah instansi dilingkungan ke-pu-an Provinsi/Kab/Kota yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa Penyediaan Air Minum yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisiensi dan produktivitas. Dalam pengelolaan keuangan BLU-SPAM, menganut pola pegelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat 4 ), untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelayanan umum yang diberikan kepada masyarakat adalah penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan, yang harus dikelola secara baik dan berkelanjutan. Sistem yang dimaksud adalah : SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolan. SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum 5 ). Tugas BLU-SPAM adalah melaksanakan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum (penyelenggaraan pengembangan SPAM) dengan praktek bisnis yang sehat dengan menganut Pola Pengelolaan Keuangan BLU dan menetapkan organisasi, tata laksana, akuntabilitas (termasuk pengamanan aset negara), dan tranparansi, dengan prinsip efisien, efektif. 4 ) Pasal 2 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 5 ) Pasal 1, ayat 8, PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Disiapkan Oleh : 10

18 Sehubungan dengan tugas tersebut, maka BLU-SPAM berfungsi sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pengembangan SPAM (operasional dan keuangan BLU-SPAM) yang melaksanakan kegiatankegiatan berikut : 1. Menyusun Rencana Stategis Bisnis penyelenggaraan pengembangan SPAM. 2. Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan 3. Mengelola keuangan (pendapatan dan belanja, kas, utang-piutang, barang, aset tetap, dan investasi) 4. Menyelenggarakan SIM keuangan, akuntansi, termasuk menyusun laporan kuangan. 5. Mengelola administrasi, kepagawaian, hubungan pelanggan, peralatan. 6. Melaksanakan kegiatan teknik (sistem fisik) meliputi; kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik). 7. Menyelenggarakan pemeriksaan intern BLU-SPAM. 8. Melaksanakan kegiatan pelatihan, penyuluhan dan penelitian/pemeriksanaan kualitas (mutu) air minum. 9. Menjelaskan prosedur dan tata cara mendapatkan air minum. 10. Mengawasi dan membimbing tenaga teknis dalam operasi, pemeliharaan dan rahabilitasi sarana air minum. 11. Memberikan informasi mengenai program air minum kepada masyarakat. 12. Melakukan pengawasan dan melaporkan hasil pengawasan penyelenggaraan penyediaan air minum kepada pihak terkait terutama Satuan Kerja Perangkat Daerah (Dinas Ke-PU-an) Kab/Kota. 13. Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan keuangan BLU-SPAM Struktur Organisasi BLU-SPAM Struktur Organisasi BLU-SPAM disusun berdasarkan tugas dan fungsinya dalam pengelolaan sarana penyediaan air minum, serta mengacu kepada Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum 6 ) dan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum 7 ), serta sumber lain terkait 8 ). seperti pada 6 ) Pasal 23 ayat (1) PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 7 ) Pasal 60 No.5 Tahun 1984 tentang Pedoman-Pedoman Pokok Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM dan BPAM 8 ) Keputusan Bupati Sarolangun No.53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Badan Pengelola Air Bersih Kab. Sarolangun Disiapkan Oleh : 11

19 gambar berikut. 1. Pengelola BLU-SPAM, terdiri dari : Kepala Bagian Keuangan Bagian Operasional gian Pemeriksa Intern 2. Pengawas BLU-SPAM, adalah Dewan Pengawas (dalam pelaksanaan pembinaan teknis dan keuangan dapat dibentuk dewan pengawas dengan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota atas usulan kepala Dinas Ke-PU-an) a. Pembina Teknis BLU-SPAM, adalah Kepala Dinas PU atau Kimpraswil Provinsi/Kab/Kota b. Pembina Keuangan BLU-SPAM, adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) 3.3. Opsi Pembentukan BLU-SPAM Pembentukan BLU-SPAM dapat dilaksanakan pada provinsi, kabupaten/kota sebagai berikut : Opsi pembentukan BLU SPAM 1. BLU SPAM Provinsi menyediakan dan mengkelola unit air baku serta melaksanakan distribusidan pelayanan. Bila Kab/Kota mempunyai PDAM sakit dan/atau Kab/Kota pemekaran. 2. BLU SPAM Provinsi /Wilayah menyediakan dan mengkelola unit air baku, dan Kab/Kota melaksanakandistribusidan pelayanan. Bila 2 (dua) Kab/Kota atau lebih tidak bisa menyediakan dan mengkelolaunit air baku. 3. BLU SPAM Kab/Kota menyediakan dan mengkelola unit air baku, unit produksi, unit distribusidan pelayanan. Bila Kab/Kota sanggup mengkelolasemua unit IKK SPAM yang dibangun. 4. Tidak perlu dibentuk BLU SPAM tetapi Unit IKK SPAM dikelola PDAM Kab/Kota Bila Kab/Kota memiliki PDAM sehat Disiapkan Oleh : 12

20 BLU-SPAM Provinsi Tabel 3.1. Positif & Negatif Setiap Opsi Pembentukan BLU-SPAM Opsi Positif Negatif Menjamin pengelolaan SPAM yang terintegrasi dalam satu wilayah provinsi. Akan memudahkan koordinasi pemanfaatan air baku bagi air minum. Akan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang sinerji dan efisien dalam skala yang cukup besar. Akan memudahkan pembinaan teknis departemen mengingat pekerjaan pelayanan SPAM tingkat Provinsi Pembinaan karir kepegawaian BLU SPAM Provinsi akan lebih terbuka dan mudah antar kab/kota dalam satu provinsi. yang cukup besar. BLU-SPAM Wilayah BLU-SPAM Kab/Kota Alokasi APBD Provinsi lebih maksimal ; (investasi, O/M, Bantek, Pelatihan) Menjamin pengelolaan SPAM yang terintegrasi dalam satu wilayah. Akan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang sinerji dan efisien dalam skala yang cukup besar. Akan memudahkan pembinaan teknis departemen mengingat pekerjaan pelayanan SPAM tingkat wilayah Pembinaan karir kepegawaian BLU SPAM Provinsi akan lebih terbuka dan mudah antar kab/kota dalam satu provinsi/wilayah. Akan memudahkan koordinasi pemanfaatan air baku bagi air minum. Memungkinkan subsidi silang bagi kab/kota miskin. Tanggung jawab Pemda Kab/Kota sebagaimana amanat UU 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan secara utuh, Anggaran APBD Kab/Kota (investasi, O/M, Bantek, Pelatihan) dapat dialokasikan langsung dan dikontrol Penggunaannya. Belum terlibatnya secara aktif pendanaan bagi penyelenggaraan SPAM ditingkat Kab/Kota Kurangnya mendapatkan Alokasi dari sumber APBD Kab/Kota Kesulitan untuk memperoleh alokasi anggaran dari APBD Propinsi mengingat masih sedikit propinsi yang peduli terhadap pelayanan air minum Terdapatnya kelemahan dalam pengawasan karena wilayah tersebar Memerlukan SDM dengan jumlah Akan mengalami sedikit kesulitan dalam pembentukan BLU-SPAM baru. Terdapatnya kelemahan dalam pengawasan karena wilayah tersebar Memerlukan SDM dengan jumlah yang cukup besar. Belum terlibatnya secara aktif pendanaan bagi penyelenggaraan SPAM ditingkat Kab/Kota Kurangnya mendapatkan Alokasi dari sumber APBD Kab/Kota Kesulitan untuk memperoleh alokasi anggaran dari APBD Propinsi mengingat masih sedikit propinsi yang peduli terhadap pelayanan air minum Terdapat masalah dalam penyediaan SDM tingkat tertentu dalam penyelenggaraan SPAM. Pembinaan teknis langsung ke unit BLU SPAM Kab/Kota mengalami kendala mengingat tersebarnya lokasi Kab/Kota di seluruh Indonesia. Akan dimungkinkan terjadinya permasalahan pemanfaat air baku yang dimiliki Kab/Kota lain. Masih kurangnya kemampuan SDM Teknis dalam pengelenggaraan BLU SPAM Ketergantungan investasi dari Provinsi/ Pusat mengingat dana beberapa APBD Kab/Kota masih terbatas. Disiapkan Oleh : 13

21 Opsi-1 Disiapkan Oleh : 14

22 Opsi-2 Disiapkan Oleh : 15

23 Opsi-3 Disiapkan Oleh : 16

24 3.4. Pejabat Pengelola BLU-SPAM Pejabat pengelola sebagaimana dimaksudkan dalam PERMENDAGRI No 61 Tahun 2007 adalah sebagai berikut : 1. Sebutan pemimpin/kepala, pejabat keuangan, dan pejabat teknis/operasional, dapat disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLU- SPAM. 2. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLU-SPAM, ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang sehat. 3. Kompetensi, merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLU-SPAM, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. 4. Kebutuhan praktek bisnis yang sehat, merupakan kepentingan BLU-SPAM, untuk meningkatkan kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik. 5. Pejabat pengelola BLU-SPAM, diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. 6. Pemimpin/kepala BLU-SPAM, bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. 7. Pejabat keuangan dan pejabat teknis/operasional BLU-SPAM, bertanggung jawab kepada pemimpin BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Pengelola BLU-SPAM Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Pengelola BLU-SPAM diuraikan pada tabel 3.2. berikut. Disiapkan Oleh : 17

25 Tabel 3.2. Uraian Tugas & Kewajiban, Fungsi, dan Tanggung Jawab Pengelola BLU-SPAM Unsur Tugas & Kewajiban Fungsi Tanggung Jawab Pimpinan/ Kepala Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLU-SPAM; Menyusun renstra bisnis BLU-SPAM; Menyiapkan RBA; Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada kepala daerah sesuai ketentuan; Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLU-SPAM selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundangan-undangan; dan Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan BLU-SPAM Menjelaskan prosedur dan tata cara mendapatkan air minum Sebagai penanggung jawab um um operasional dan keuangan BLU- SPAM Menyampaikan pertanggungjawab an kinerja operasional dan keuangan BLU- SPAM kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Bagian Operasional Mengkoordinasikan penyusunan RBA; Menyiapkan DPA BLU-SPAM; Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya; Menyelenggarakan pengelolaan kas; Melakukan pengelolaan utang-piutang; Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi; Menyelenggarakan sistim informasi manajemen keuangan; dan Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Sebagai penaggungjawab keuangan BLU- SPAM Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan Sebagai sistem penyediaan air minum. penanggungjawab Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA bidang (operasional, pemeliharaan dan rahabilitasi teknis/operasinal sarana air minum). BLU-SPAM Melakukan pemeriksanaan kualitas (mutu) air Tanggung jawab minum. Menyusun laporan kinerja operasional penyelenggaraan penyediaan air minum. dimaksud, berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, Mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada pemimpin/kepala BLU-SPAM Mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada pemimpin/kepala BLU-SPAM Menyelenggarakan kegiatan hubungan peningkatan masyarakat (pelangga n) kualitas sumber Melakukan pengelolaan administrasi daya manusia, dan (personalia, tarif, jasa pelayanan) BLU-SPAM peningkatan Melakukan pengelolaan persediaan dan sumber daya peralatan BLU-SPAM lainnya. Menyusun rencana program pelatihan, Disiapkan Oleh : 18

26 penyuluhan dan penelitian. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan, penyuluhan dan penelitian. Menjelaskan prosedur dan tata cara mendapatkan air minum. Memberikan informasi mengenai program air minum kepada masyarakat Pengangkatan dan Pemberhentian Pengelola BLU-SPAM 1. Pejabat pengelola dan pegawai BLU-SPAM dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan/atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan. 2. Pejabat pengelola dan pegawai BLU-SPAM yang berasal dari non PNS), dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak. 3. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU-SPAM yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Pengangkatan dan pemberhentian pegawai BLU-SPAM yang berasal dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan. 5. Pemimpin BLU-SPAM SKPD merupakan pejabat pengguna anggaran/ba rang daerah. 6. Pemimpin BLU-SPAM Unit Kerja merupakan pejabat kuasa pengguna anggaran/barang daerah pada SKPD induknya. 7. Dalam hal pemimpin BLU-SPAM SKPD berasal dari non PNS, pejabat keuangan BLU-SPAM wajib berasal dari PNS yang merupakan pejabat pengguna anggaran/barang daerah. 8. Dalam hal pemimpin BLU-SPAM Unit Kerja, berasal dari non PNS, pejabat keuangan BLU-SPAM wajib berasal dari PNS yang merupakan pejabat kuasa pengguna anggaran/barang daerah pada SKPD induknya. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU- SPAM yang berasal dari non PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan kepala daerah Kriteria/Kualifikasi SDM Pengelola BLU-SPAM Pejabat pengelola dan pegawai BLU-SPAM dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional non-pegawai negeri sipil sesuai kebutuhan BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 19

27 Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU-SPAM yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian 9 ). Kriteria/Kualifikasi SDM pengelola BLU-SPAM sebagai berikut (lihat Tabel 3.3.) Tabel 3.3. Kriteria/Kualifikasi SDM Pengelola BLU-SPAM Personil Kriteria/Kualifikasi Hal Yang Perlu Diperhatikan Pimpinan/ 1. Seorang terdidik yang profesional Memiliki sifat jujur, taqwa kepada Tuhan Kepala 2. Mampu mengelola operasional dan Yang Maha Esa, cermat dan memiliki keuangan BLU-SPAM kemampuan untuk mengelola, 3. Diutamakan pendidikan minimal S1, Sehat jasmani dan rohani, semua jurusan, diutamakan dari Mampu untuk melakukan tindakan Teknik Penyehatan, Teknik & hukum, Manajemen Industri Tidak terlibat atau menjadi anggota 4. Mempunyai kemampuan dan organisasi terlarang, pengalaman minimal 7 (tujuh) Menyetujui isi dan menadatangani surat tahun, di bidang pengelolaan PAM/ tugas, Teknik Penyehatan (Air Memiliki kemampuan untuk bekerjasama Minum)/Kelembagaan dan memiliki sifat kepemimpinan, 5. Memiliki sertifikat/tanda bukti telah Tidak pernah cacat hukum. mengikuti pembekalan di bidang penyelenggaraan Pengembangan SPAM. Bagian 1. Diutamakan pendidikan minimal S1, Mampu mengkoordinir penyusunan Keuangan jurusan manajemen keuangan/ rencana bisnis dan anggaran tahunan akuntansi/perusahaan Mampu mengelola pendapatan dan 2. Mempunyai kemampuan dan belanja, kas, utang-piutang, pengalaman minimal 5 (tujuh) tahun, Mampu menyusun kebijakan pengelolaan di bidang pengelola keuangan, barang, aset, dan investasi BLU-SPAM. administrasi kepegawaian dan/atau Menyusun laporan keuangan dan umum mengembangkan sistem akuntansi, dan 3. Diutamakan memiliki sertifikat tanda sistem informasi manajemen keuangan. bukti telah mengikuti pembekalan di Mampu mengendalikan persediaan (stock bidang keuangan/akuntansi yang control), serta pengadaannya. dikeluarkan asosiasi profesi atau Mampu menyelenggarakan urusan penyelenggara. administrasi, dan hukum. Mampu menyelesaikan perselisihan dan menangani pengaduan masyarakat Mampu mengelola persediaan dan peralatan. Mampu menyelenggarakan litbang, diklat, penyuluhan. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dan memiliki sifat kepemimpinan, benar dan jujur Bagian 1. Diutamakan pendidikan minimal S1, Mampu menyusun rencana Teknik/ jurusan teknik, diutamakan dari pengembangan, produksi dan Operasional Teknik Penyehatan, Teknik & pemeliharaan 9 ) Pasal 33 ayat (1) & (2) PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Disiapkan Oleh : 20

28 Manajemen Industri 2. Mempunyai kemampuan dan pengalaman minimal 5 (tujuh) tahun, di bidang di bidang pengelolaan PAM/ Teknik Penyehatan (Air Minum)/Kelembagaan 3. Memiliki sertifikat/tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang penyelenggaraan Pengembangan SPAM. Mengatur, membimbing dan/atau pengawasan pelaksanaan kegiatan penyediaan air minum. Mampu menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan, produksi, distribusi dan pemeliharaan/rehabilitasi. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dan memiliki sifat kepemimpinan, benar dan jujur Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Dewan Pengawas Tugas dan kewajiban, fungsi dan tanggungjawab Dewan Pengawas BLU-SPAM diuraikan pada tabel 3.4. berikut. Tabel 3.4. Uraian Tugas & Kewajiban, Fungsi, dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Unsur Tugas & Kewajiban Fungsi Dewan Pengawas (1) Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan BLU-SPAM yang dilakukari oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dewan pengawas berkewajiban: a. memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang diusulkan oleh pejabat pengelola; b. mengikuti perkembangan kegiatan BLU- SPAM dan memberikan pendapat serta saran kepada kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLU-SPAM; c. melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLU-SPAM; d. memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan BLU-SPAM; e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatancatatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLU-SPAM; f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja. Sebagai Pembina dan pengawas keuangan dan operasional BLU- SPAM Tanggung Jawab Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati/ Walikota, secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Disiapkan Oleh : 21

29 Keanggotaan Dewan Pengawas : (1) Anggota dewan pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur: a. pejabat SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLU-SPAM; b. pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan c. tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU-SPAM. (2) Pengangkatan anggota dewan pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan pejabat pengelola BLU-SPAM, (3) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi dewan pengawas, yaitu: a. memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan BLU-SPAM, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau komisaris, atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah; dan c. mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya manusfa dan mempunyai komftmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pe ngawas : 1. Masa jabatan anggota dewan pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. 2. Anggota dewan pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh kepala daerah. 3. Pemberhentian anggota dewan pengawas sebelum waktunya, apabila: a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan; c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLU-SPAM; atau 4. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 22

30 Sekretaris Dewan Pengawas : (1) Kepala daerah dapat mengangkat sekretaris dewan pengawas untuk mendukung kelancaran tugas dewan pengawas. (2) Sekretaris dewan pengawas, bukan merupakan anggota dewan pengawas. Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas dibebankan pada BLU- SPAM dan dimuat dalam RBA Hak dan Kewajiban BLU-SPAM Hak d an kewajiban BLU-SPAM sebagai berikut : (1) Hak a. Memperoleh lahan untuk membangun sarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan, b. Menggugat masyarakat atau organisasi lainnya yang melakukan kegiatan dan mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana pelayanan. c. Memungut biaya/imbalan atau menerima pembayaran jasa pelayanan air minum kepada masyarakat atau badan lain sesuai dengan Tarif jasa layanan penyediaan air minum 10). d. Menerima anggaran (pendapatan) bersumber dari APBD. e. Menerima pendapatan atas hasil kerjasama BLU-SPAM dengan pihak lain. f. Menetapkan dan mengenakan denda terhadap keterlambatan pembayaran tagihan, g. Memperoleh kualitas air baku secara kontinu sesuai dengan izin yang telah didapat, h. Memutus sambungan langganan kepada para pemekai/pelanggan yang tidak memenuhi kewajiban, i. Menggugat masyarakat atau organisasi lainnya yang melakukan kegiatan dan mengakibat kerusakan prasarana dan sarana pelayanan. (2) Kewajiban a. Menjamin pelayanan yang memenuhi standar yang ditetapkan. 10 ) Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada PDAM. Disiapkan Oleh : 23

31 b. Memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak yang berkepentingan atas kejadian atau keadaan yang bersifat khusus dan perpotensi akan menyebabkan perubahan atas kualitas dan kuantitas pelayanan, c. Mengoperasikan sarana dan memberikan pelayanan kepada semua pemakai/pelanggan yang telah memenuhi syarat kecuali dalam keadaan memaksa (force majeure), d. Memberikan informasi mengenai pelaksanaan pelayanan. e. Memberikan ganti rugi yang layak kepada pelanggan atas kerugian yang diderita, f. Mengikuti dan mematuhi upaya penyelesaian secara hukum apabila terjadi perselisihan, g. Berperanserta pada upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya air dalam rangka konservasi lingkungan Hak dan Kewajiban Pelanggan Air Minum Hak dan kewajiban Pelanggan, sebagai berikut : (1) Hak a. Memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan, b. Mendapat informasi tentang struktur dan besaran tarif serta tagihan, c. Mengajukan gugatan atas pelayanan yang merugikan dirinya ke pengadilan, d. Mendapatkan ganti rugi yang layak sebagai akibat kelalaian pelayanan, b. Kewajiban a. Membayar tagihan atas jasa pelayanan air minum, b. Menggunakan air minum secara baik, c. Turut menjaga memelihara sarana air minum, d. Mengikuti petunjuk dan prosedur yang telah ditetapkan oleh BLUe. Mengikuti dan mematuhi upaya penyelesaian secara hukum SPAM, apabila terjadi perselisihan. c. Bagi masyarakat bukan pelanggan air minum, disediakan pelayanan permeriksanaan kualitas air baku secara berkala oleh Pemerintah Daerah yang dapat difasilitasi oleh BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 24

32 3.7. Peningkatan Kemampuan SDM Meningkatkan kemampuan menajerial dan kemampuan teknis pengelola dengan mengikuti pembekalan di bidang penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang difasilitasi oleh Direktur Pengembangan Air Minum a.n. Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM Status BLU-SPAM secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan substantif, teknis, dan adminstratif telah dipenuh dengan memuaskan. Status BLU-SPAM bertahap diberikan apabila persyaratan subtanstif dan teknis telah terpenuhi, namun persyaratan administratif sebagaimana dimaksud diatas belum terpenuhi secara memuaskan Persyaratan Pola Pengelolaan Keuangan BLU-SPAM Tabel 3.5. Persyaratan Mengelola Keuangan Dengan PPK-BLU-SPAM 11) No. Aspek Persyaratan 1 Substantif 1. Pelaksanaan jasa layanan umum air minum 2. Peningkatan cakupan pelayanan air minum 3. Bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat 2 Teknis 1. Kinerja pembinaan SPAM layak dikelola 2. Layak secara kinerja keuangan di dukung oleh anggaran APBD 3 Administratif 1. Adanya statemen dari Pemda akan adanya peningkatan pelayanan SPAM 2. Dibentuk Organisasi dan Job description BLU-SPAM 3. Tersusun rencana strategis bisnis 4. Mempunyai laporan keuangan 5. Mempunyai standar pelayanan minimum 6. Laporan penyelenggaraan BLU-SPAM layak di audit secara independent 11) Ditafsikan berdasarkan, Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Disiapkan Oleh : 25

33 Persyaratan teknis, terpenuhi apabila: a. Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU-SPAM atas rekomendasi sekretaris daerah untuk Dinas ke-pu-an, atau kepala Dinas ke-puan untuk Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an; Kriteria layak dikelola, antara lain: memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan secara efektif, efisien, dan produktif; memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum kepada masyarakat. b. Kinerja keuangan Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an yang sehat. Kriteria kinerja keuangan yang sehat, ditunjukkan oleh tingkat kemampuan pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien dalam membiayai pengeluaran. Persyaratan administratif terpenuhi, apabila Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an membuat dan menyampaikan dokumen yang meliputi: a. surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat yang dibuat oleh; kepala Dinas ke-pu-an dan diketahui oleh sekretaris daerah. Atau, kepala Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an dan diketahui oleh kepala ke-pu-an. Format surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja 12), tercantum dalam Lampiran 3.1. b. pola tata kelola; pola tata kelola, merupakan peraturan internal Dinas ke-puan atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an yang akan menerapkan PPK BLU-SPAM. c. rencana strategis bisnis; Rencana strategis bisnis, merupakan rencana strategis lima tahunan yang mencakup, antara lain pernyataan visi, misi, 12) Pasal 12, PERMENDAGRI No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Disiapkan Oleh : 26

34 program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan dari Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an. Rencana pencapaian lima tahunan, merupakan gambaran program lima tahunan, pembiayaan lima tahunan, penanggung jawab program dan prosedur pelaksanaan program. d. standar pelayanan minimal; Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, memuat batasan minimal mengenal jenls dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh Dinas ke- PU-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an. e. laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan Laporan keuangan pokok, terdiri dari: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; dan c. catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan pokok, melalui sistem akuntansi yang berlaku pada pemerintah daerah. Prognosa/proyeksi laporan keuangan, terdiri dari: a. prognosa/proyeksi laporan operasional;dan b. prognosa/proyeksi neraca. Prognosa/proyeksi laporan keuangan, diperuntukkan bagi Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-puan yang baru dibentuk, dengan berpedoman pada standar akuntansi yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Laporan audit terakhir, merupakan laporan audit atas laporan keuangan tahun terakhir oleh auditor eksternal, sebelum Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-puan diusulkan untuk menerapkan PPK BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 27

35 Dalam hal audit terakhir, belum tersedia, kepala Dinas ke- PU-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an yang akan menerapkan PPK BLU-SPAM diwajibkan membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Untuk BLU-SPAM Dinas ke-pu-an, surat pernyataan, dibuat oleh kepala Dinas ke-pu-an dan diketahui oleh sekretaris daerah. Untuk BLU-SPAM Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an, surat pernyataan dibuat oleh kepala Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an dan diketahui oleh kepala Dinas ke-pu-an. Format surat pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen, tercantum dalam Lampiran Tim Penilai Pembentukan BLU-SPAM Keanggotaan dan tugas tim penilai, yaitu: Kepala daerah membentuk tim penilai untuk meneliti dan menilai usulan penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan status PPK BLU-SPAM. Tim penilai, beranggotakan paling sedikit terdiri dari: a. Sekretaris daerah sebagai ketua merangkap anggota; b. PPKD sebagai sekretaris merangkap anggota; c. Kepala SKPD (Bappeda) yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai anggota; d. Kepala SKPD (Bawasda) yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah sebagai anggota; dan e. Tenaga ahli yang berkompeten di bidangnya apabila diperlukan sebagai anggota. Tim penilai, ditetapkan oleh kepala daerah. Tim penilai, bertugas meneliti dan menilai usulan penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan status PPK BLU-SPAM. Hasil penilaian oleh tim penilai, disampaikan kepada kepala daerah sebagai bahan pertimbangan penetapan penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan status PPK BLU-SPAM. Disiapkan Oleh : 28

36 Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM Dinas ke-pu-an yang akan menerapkan PPK BLU-SPAM mengajukan permohonan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah, dengan dilampiri dokumen persyaratan administratif. Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an yang akan menerapkan PPK BLU-SPAM mengajukan permohonan kepada kepala daerah melalui kepala Dinas ke-pu-an, dengan dilampiri dokumen persyaratan administratif. Format surat permohonan untuk menerapkan PPK BLU-SPAM, tercantum dalam Lampiran 3.3. Tata Cara Pembentukan BLU-SPAM, mengikuti diagram proses pada Gambar 3.2. berikut. Disiapkan Oleh : 29

37 Gambar 3.2. Disiapkan Oleh : 30

38 Penjelasan Mekanisme Penetapan Status PPK BLU-SPAM 13) Penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan status PPK BLU-SPAM ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan hasil penilaian. Keputusan kepala daerah, disampaikan kepada pimpinan DPRD. Penyampaian keputusan kepala daerah, paling lama 1 (satu) bulan setelah tanggal penetapan. Penetapan persetujuan/penolakan penerapan atau peningkatan, status PPK BLU-SPAM, paling lambat 3 (tiga) bulan sejak usulan diterima kepala daerah secara lengkap. Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan, kepala daerah tidak menetapkan keputusan, usulan dianggap disetujui. Dalam hal batas waktu 3 (tiga) bulan terlampaui, paling lambat 1 (satu) bulan sejak batas waktu 3 (tiga) bulan terlampaui, kepala daerah menetapkan Dinas ke-pu-an atau Bidang Cipta Karya dari Dinas ke-pu-an untuk penerapan atau peningkatan status PPK BLU-SPAM. Status BLU-SPAM Penetapan persetujuan penerapan PPK BLU-SPAM, dapat berupa pemberian status BLU-SPAM penuh atau status BLU-SPAM bertahap. Status BLU-SPAM penuh diberikan apabila seluruh persyaratan substantif, teknis, dan administratif, telah dipenuhi dan dinilai memuaskan. Dalam hal p ersyaratan substantif dan teknis terpenuhi, namun persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, diberikan status BLU-SPAM bertahap. Persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, jika dokumen persyaratan administratif belum sesuai dengan yang dipersyaratkan. Status BLU-SPAM bertahap, dapat ditingkatkan menjadi status BLU- SPAM penuh atas usul pemimpin BLU-SPAM kepada kepala daerah 13) Pasal 21 s.d Pasal 30, PERMENDAGRI No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Disiapkan Oleh : 31

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH / UNIT KERJA UNTUK MENERAPKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (BLUD-SPAM) PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May 2011 08:55 -

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May 2011 08:55 - Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang dibentuk untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN PENGELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 33, 2005 Lingkungan Hidup. Sumber Daya Alam. Pengadaan. Konsumen. Air Minum (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 9 2007 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TENTANG : PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : 1. 2.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004 BADAN LAYANAN UMUM Dasar Hukum 1. UU no. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3. PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDOMO KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

LAMPIRAN 2 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM LAMPIRAN 2 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 710 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

TENTANG MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.02/2006 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KALIWIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LAYANAN UMUM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (BLU SPAM) KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH DENGAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 07/PMK.02/2006 tentang PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM

Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM mercusuarnews.com Pasal 28A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PENGAWAS PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. H. MARSIDI JUDONO KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 281 TAHUN 2015 281 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENUH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 23 TAHUN 2005 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - - 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH I. UMUM Badan Layanan Umum Daerah adalah instansi di lingkungan pemerintah daerah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 87 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 87 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 87 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG MENIMBANG : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA UNIT PELAKSANA TEKNIS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 08 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 09/PMK.02/2006 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS PADA BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 09/PMK.02/2006 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS PADA BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 09/PMK.02/2006 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS PADA BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 34 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG JANGKA PENDEK PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1545,2014 KEMENDIKBUD. Satuan Kerja. Pengelolaan. Keuangan. BLU. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKALAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGUSULAN SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang: Mengingat: a. bahwa untuk mendorong

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 83 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31A TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31A TAHUN 2011 T E N T A N G BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31A TAHUN 2011 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.63,2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. KEUANGAN. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH. Perubahan Kedua. Peraturan Bupati Bantul Nomor 95 Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 913, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dewan Pengawas BLU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95/PMK.05/2016 TENTANG DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK.05/2007 TENTANG DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK.05/2007 TENTANG DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK.05/2007 TENTANG DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci