OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK

Transkripsi

1 OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK Heni Trisnowati 1, Sri Sunarti 2 1 Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta 2 Stikes Muhammadiyah Samarinda hentris80@yahoo.com Abstrak Latar Belakang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan satu upaya untuk mengendalikan jumlah perokok yang terus meningkat di Indonesia. Menurut PP 109 tahun 2012, institusi pendidikan adalah salah satu kawasan tanpa rokok namun penerapan KTR pada tempat tersebut tidak mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam penerapan KTR pada institusi pendidikan berbasis kesehatan di Samarinda, Kalimantan Timur. Metode. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan informan para pengambil keputusan diinstitusi pendidikan yaitu ketua institusi, wakil ketua bidang kemahasiswaan, wakil ketua bidang administrasi dan keuangan serta 6 organisasi kemahasiswaan. Setiap organisasi kemahasiswaan diwakili 3 orang. Optimalisasi mahasiswa dilakukan melalui advokasi dan sosialisasi KTR dengan menggunakan media policy brief, spanduk, leaflet, koran, dan facebook. Tahapan penelitian adalah : 1) merekrut tim pelaksana, 2) menentukan tujuan program, 3) mengeksplorasi sumber daya dan hambatan, 4) Implementasi program, 5) Evaluasi program. Analisa data dilakukan secara content analisis. Hasil. Peran mahasiswa dalam penerapan KTR pada institusi pendidikan adalah dengan melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan sehingga tersosialisasi surat keputusan tentang KTR. Selanjutnya terbentuk kesepakatan untuk memasukkan sanksi bagi yang merokok dalam peraturan mahasiswa dan kepegawaian serta menjadikan segenap civitas akademika sebagai pengawas KTR. Lebih jauh, himpunan mahasiswa kesehatan masyarakat melakukan sosialisasi melalui lomba membuat spanduk tentang larangan merokok di institusi pendidikan, sosialisasi kepada 6 himpunan mahasiswa di kampus, sosialisasi KTR pada Sekolah Menengah Atas, sosialisasi bahaya rokok pada facebook, aksi damai KTR dan sosialisasi KTR melalui integrasi mata kuliah. Kesimpulan: Mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan dapat dijadikan sebagai agen perubahan yang mendukung penerapan KTR pada institusi pendidikan. Kata Kunci: Kawasan tanpa rokok, mahasiswa, institusi pendidikan Abstract Background. Non Smoking Area (KTR) is an effort to control the ever-increasing number of smokers in Indonesia. According to government regulation (PP 109 years 2012), educational institutions is a part of Non Smoking Area but the application of Non Smoking Area on the site is not easy. This study aims to optimize the role of college students in the implementation Non Smoking Area based health education institutions in Samarinda, East Kalimantan Method. This research used a qualitative design with decision makers in educational institutions as informans, namely the head of the institution, student affairs vice chairman, deputy chairman of the administrative and financial fields as well as 6 student organizations. Each student organizations represented by 3 people. Optimization of the college students was done through advocacy and socialization KTR using media of policy brief, banners, leaflets, newspapers, and facebook. Stages of research : 1) recruiting of implemenation team, 2) determine the objectives program, 3) explore the resources and constraints, 4) program implementation, 5) program evaluation. Moreover, the data were analyzed by content analysis. Result. The role of college students in the implementation of KTR at educational institution by advocy to policy makers so its socialized of KTR decree. Furthermore, it was formed an agreement to incorporate penalties for smoker in the students and personnel rules and make the academic community as a KTR supervisor. In addition, the association of public health students socialized through creating banner competition about the prohibition of smoking ban in educational institutions, socialization to 6 associations of students on campus, socialization KTR in high school, socialization of the dangers of smoking on facebook, peaceful action and socialization KTR through integration lecture. Conclusion. College students and its organization can be used as agent of change that support the implementation of KTR at educational institution Kata Kunci: Non Smoking Area, college students, educational institution 15

2 1. PENDAHULUAN Menurut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 109 tahun 2012 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau mempromosikan produk tembakau. Selanjutnya, institusi pendidikan sebagai wadah proses belajar dan mengajar merupakan salah satu wilayah yang harus sudah menerapkan KTR. Ini merupakan bentuk komitmen negara untuk melindungi masyarakat dari bahaya negatif paparan asap rokok dan upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan kuat (1) Sejalan dengan hal tersebut, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia memiliki komitmen terhadap perlindungan dan kesehatan masyarakat. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan Fatwa Nomor 6/SM/MTT/III/2010 tanggal 22 Rabiul Awal 1431 H / 08 Maret 2010 tentang hukum merokok yang menyatakan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan dan hukumnya haram. Landasan hukum tersebut ditindak-lanjuti dalam Pernyataan Kesepakatan Bersama oleh empat Majelis dilingkungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) No. 031/PER/1.6/H/2010 Majelis Pendidikan Dasar Menengah (DIKDASMEN) No. 117/PER/1.4/F/2010 Majelis Perguruan Tinggi (DIKTI) No. 299/KEP/1.3/D/2010 dan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) No. 28/PER/1.7/H/2010 yang mengharuskan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di dalam lingkungan Muhammadiyah (2,3) Pada tahun 2008 penelitian menemukan perokok di Indonesia berjumlah 57 juta orang dimana orang diantaranya meninggal dunia dikarenakan penyakit yang memiliki hubungan dengan konsumsi rokok dan 97 juta orang terpaparkan oleh asap rokok (4). Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki resiko antara 50%-70% terhadap epidemik global karena tembakau (5). Tidak ada keraguan dan perbedaan pendapat sedikitpun bahwa konsumsi rokok dapat 16 membahayakan kesehatan. Konsumsi rokok menyebabkan kerugian pada hampir seluruh organ tubuh manusia perokok aktif, perokok pasif dan secara lebih luas pada kesehatan lingkungan. Prevalensi perokok dewasa di Indonesia menunjukkan bahwa 61,7% pria dan 5.2% wanita (5). Pada sumber yang sama, perokok remaja berusia antara tahun adalah 41.0 % pria dan 6.2% wanita, sementara pada tahun 2006 jumlah perokok remaja pria adalah 24.5 % (4,5). Rokok bisa menimbulkan kecanduan karena rokok juga mengandung zat yang sifatnya adiktif. Banyak pecandu rokok yang menginginkan untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, beberapa di antaranya masih mengalami kesulitan dalam memulai proses berhenti merokok tersebut. (6) Sangat sulit bagi seseorang untuk berhenti merokok. Dari beberapa penelitian, sekitar 70 persen perokok ingin berhenti merokok, tetapi hanya tiga persen yang berhasil (6) Sebagai satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, institusi pendidikan dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok (KTR). Selanjutnya penelitian ini berusaha mengoptimalkan peran mahasiswa dalam penerapan KTR di institusi pendidikan (kampus). 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain kualitatif (7,8,9,10) dengan informan para pengambil keputusan diinstitusi pendidikan yaitu ketua institusi, wakil ketua bidang kemahasiswaan, wakil ketua bidang administrasi dan keuangan serta 6 organisasi kemahasiswaan yaitu : HIMAKESMAS (Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat), HIMADIKA (Himpunan Mahasiswa Keperawatan), HIMAKLI (Himpunan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Pertimbangan Mahasiswa). Setiap organisasi kemahasiswaan diwakili 3 orang. Optimalisasi mahasiswa dilakukan melalui advokasi dan sosialisasi KTR dengan menggunakan media policy brief, spanduk, leaflet, koran, dan facebook. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :

3 1.1. Merekrut tim pelaksana, Tim pelaksana adalah himpunan mahasiswa yang dikoordinir oleh peneliti Menentukan tujuan program Tujuan program adalah untuk meningkatkan peran mahasiswa dalam penerapan KTR di institusi pendidikan yang berbasis kesehatan. Kemudian menentukan sasaran yang diadvokasi Mengeksplorasi sumber daya dan hambatan Sumber daya yang dimiliki instistusi berupa : fatwa haram tentang rokok dari pimpinan pusat muhammadiyah (fatwa Nomor 6/SM/MTT/III/2010 tanggal 22 Rabiul Awal 1431 H / 08 Maret 2010), Majelis Perguruan Tinggi (DIKTI) No. 299/KEP/1.3/D/2010 yang mengharuskan penerapan KTR di lingkungan muhammadiyah, SK No. Nomor : 0579/Ii.3.Au/Kep/2011 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamamdiyah Samarinda dan kelompok berhenti merokok di HIMAKESMAS. Sementara hambatan atau tantangan dari program ini adalah mengharuskan adanya kerjama lintas program dan keaneragaman budaya pada civitas akademika Implementasi program Implementasi program terdiri dari Pertama advokasi kepada ketua institusi yang hasilnya akan memasukkan peraturan rokok dalam peraturan kemahasiswaan dan kepegawaian. Kedua advokasi kepada ketua bidang kemahasiswaan, hasilnya beliau sepakat memasukkan aturan rokok kedalam peraturan kemahasiswaan. Ketiga advokasi kepada wakil ketua bidang administrasi umum dan kemahasiswaan, beliau sepakat memasukkan aturan rokok kedalam peraturan kemahasiswaan dan kepegawaian namun perlu dipikirkan atau dibuat draf sanksi bagi yang melanggar karena merokok masih menjadi budaya pegawai. Semua advokasi menggunakan media policy brief yang berisi tentang bahaya merokok 17 dan peraturan peraturan yang memperkuat KTR seperti Fatwa dari PP Muhammadiyah tentang status rokok dan SK KTR institusi. Kempat Pemasangan media berupa spanduk, leaflet bahaya merokok dan tanda larangan merokok di lingkungan kampus serta menggunakan media massa yaitu koran. Kelima sosialisasi KTR pada 6 himpunan mahasiswa (HIMAKESMAS, HIMADIKA, HIMAKLI, IMM, BEM, DPM) selanjutnya mahasiswa melakukan sosialisasi ke Sekolah Menengah Atas disekitar kampus, sosialisasi pada Facebook himpunan kemahasiswaan tentang bahaya merokok dan mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa. Keenam HiMAKESMAS mengadakan aksi damai dan menyerukan KTR di institusi bertepatan dengan hari tanpa tembakau. Dalam kegiatan aksi damai mahasiswa menyerukan bahaya merokok, himbauan mematikan rokok dan menggantikannya dengan permen serta menyebarkan leaflet bahaya rokok. Kegiatan ini dihadiri 200 mahasiswa. Ketujuh, sosilaisasi tentang Peraturan Gubernur NO.1 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok, melalui diskusi yang diintegrasikan dalam mata kuliah Organisasi Manajemen yang diikuti oleh 68 mahasiswa semester 2 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Evaluasi program. Evaluasi program dilakukan dengan melalui evaluasi proses, evaluasi impak dan evaluasi outcome. (10) Pada evaluasi proses, semua kegiatan dalam rangka penerapan KTR di institusi mendapat dukungan yang positif dari para pengambil kebijakan, mahasiswa dan karyawan. Kemudian untuk sosialisasi di beberapa SMA di sekitar kampus juga mendapat dukungan positif dari pihak sekolah bahkan sekolah meminta untuk mengadakan kerjasama secara rutin untuk kegiatan penyuluhan kesehatan. Selanjutnya pada kegiatan aksi damai di jalan, banyak perokok yang mematikan rokoknya dengan cara memasukkan

4 rokok kedalam gelas yang berisi air yang disediakan oleh para mahasiswa. Lebih jauh tentang kegiatan sosilaisasi tentang Peraturan Gubernur NO.1 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok, melalui diskusi yang diintegrasikan dalam mata kuliah Organisasi Manajemen Diskusi dalam kelas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang pro dan kontra. Diskusi berjalan mengalir sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan berlangsung selama 2 jam. Di akhir Diskusi kelompok yang kontra menyatakan sebenarnya mereka juga sudah takut kalah karena mereka menyadari bahaya rokok dan pentingnya KTR tapi memang perlu waktu dan semangat dalam mensosialisasikan kepada masyarakat luas. Kesulitan dalam diskusi adalah membayangkan bagaimana pengolahan tembakau dan cara menganti lahan tembakau dengan lahan yang lain karena wilayah Kaimantan bukan wilayah pertanian yang dingin. Evaluasi impak yaitu SK tentang penerapan KTR institusi diketahui oleh segenap civitas akademika, media KTR terpasang baik diluar maupun di dalam gedung, ada 4 judul skripsi yang topiknya tentang rokok, petugas kebersihan tidak merokok dilingkungan kampus. Hasil Evaluasi outcome adalah KTR dapat diterapkan di institusi karena ada advokasi dan sosialisasi, ada 5 mahasiswa yang berhenti merokok dan aktif dalam kegiatan sosialisasi bahaya rokok, 1 tenaga pendidik berhenti merokok, 1 tenaga Administrasi menurangi rokoknya yang biasanya 2 pak per hari menjadi 1 pak belum tentu habis sebulan, dan tidak ada lagi bau asap rokok di WC maupun di kebun kampus 2. HASIL & PEMBAHASAN 2.1. Advokasi KTR Advokasi merupakan proses yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berusaha untuk membawa isu tertentu yang terkait untuk 18 memberikan perubahan pada organisasi dan social. Advokasi merupakan strategi intervensi kepada pembuat kebijakan yang disengaja untuk dapat mempengaruhi kebijakan atau aturan (11). Selanjutnya, menurut advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasive.(12) Beberapa metode dalam advokasi yaitu talking point, editorial pada surat kabar, surat, s, telepon, iklan layanan masyarakat, press konferens, dan blogs (13) Beberapa prinsip advokasi yaitu mempunyai sifat yang realistis dimana apa yang kita advokasikan memungkinkan untuk dilakukan oleh sasaran, sistemmatis, taktis, strategi, berani. keberhasilan advokasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (12, 13) : a) Persiapan yaitu proses persiapan advokasi hal ini meliputi persiapan policy brief yang akan disampaikan dalam proses advokasi dan persiapan tempat serta waktu. b) Prioritas, memprioritaskan isu yang menarik dan penting, Hal ini KTR dianggap penting karena di Samarinda belum ada pembicaran yang serius tentang KTR dan banyak civitas akademika yng masih belum perhatian terhadap KTR c) Functually, yaitu merupakan ketepatan waktu mempengruhi proses advokasi d) Kesopanan, walaupun advokasi dilakukan pada tempat kerja mahasiswa tetapi tetap perlu menjaga kesopanan dan menghormati kebijakan atau persepsi dari pimpinan. Penerapan KTR yang dilakukan oleh mahasiswa melalui pendekatan manajemen yaitu melalui advokasi kepada pimpinan. hal ini dilakukan karena salah satu cara menegakan peraturan tentang rokok adalah dengan menegakan peraturan, pendekatan kognitif dan perilaku personal (14, 15). Pada Ketua institusi, mahasiswa bisa menyakinkan

5 ketua sehingga ada kesepakatan untuk memasukan sanksi bagi yang merokok dalam peraturan mahasiswa dan kepegawaian serta mengoptimalisasi KTR dengan semua segenap civitas akademika menjadi pengawas pelaksanaan KTR 2.2. Sosialisasi KTR Sosialisasi tentang KTR dilakukan disegenap civitas akademika dengan mengunakan berbagai media seperti baliho atau spanduk, leaflet dan policy brief. Sosilaisasi program merupakan salah satu upaya memaparkan serta melibatkan sasaran sebagai subyek sehingga diharapkan adanya kemandirian sasaran dan keberlanjutan program karena sasaran merasa memiliki program tersebut 2.3. Pemasangan media KTR Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media berguna memudahkan dalam menyampaikan pesan sehingga ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pemahaman dari sasaran (16). Pengunaan metode dan media memungkinkan adanya komunikasi yang efektif sehingga pesan bisa diterima oleh kelompok sasaran dan memungkinkan adanya perubahan perilaku, sikap serta keyakinan. (17) Dalam pembuatan media ada beberapa hal yang harus dipetimbangkan dalam membuat media yaitu : a) karakteristik sasaran, yang harus diperhatikan adalah latar belakang pendidikan, bahasa, suku dan etika, b) metode dan media yang bisa diterima oleh sasaran, c) luas populasi, d) kondisi wilayah, e) biaya, waktu dan hambatan, f) DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung 19 sumberdaya manusia dalam jumlah maupun kemampuan dalam pembuatan media. Dalam mengembangkan suatu media perlu mempertimbangkan pembiayaan (18). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pembiayaan yaitu: a) waktu yang dibutuhkan, persiapan dari design sampai jadi medianya, b) adanya saran dari ahlinya, c) bahan dasar media yang akan digunakan, c) penyusunan tulisan serta proses percetakan, d)penyimpanan dan pendistribusian, e) peralatan, f) administrasi, g) pencahayaan. Adapun media yang digunakan adalah Leflet untuk menginformasikan kepada segenap civitas akademika tentang bahaya rokok. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Selain Leflet media yang dipakai dalam sosialisasi adalah baliho. Baliho merupakan media cetak yang mengunakan gambar besar dan mencolok, impresif, pembatasan geografis mudah, frekuensi sangat tinggi, materi mudah dibuat, dan kontrol mudah. Dalam melakukan sosialisasi juga mengunakan surat kabar. Surat kabar merupakan media cetak yang mempunyai sifat visual kuat, ukuran bisa fleksibel, distribusi luas dan terbit periodik, waktu terkontrol, relatif murah, baik untuk copy panjang, warna memungkinkan, terdokumentasi (dapat berulang kali dilihat), dan membangun sikap pembaca. 3. KESIMPULAN (19, 20) Penerapan KTR di institusi pendidikan membutuhkan kebijakan institusi yang mendukung seperti adanya SK tentang KTR. Selanjutnya, mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan dapat dijadikan sebagai agen perubahan yang mendukung penerapan KTR pada institusi pendidikan. zat adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan 2. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa Nomor

6 6/SM/MMT/III/2010 tanggal 22 Rabiul Awal 1431 H / 08 Maret 2010, tentang hukum merokok yang menyatakan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan dan hukumnya haram. 3. Majelis Pelayanan Kesehatan Umum 2010, Pedoman Kawasan Tanpa Asap Rokok di LIngkungan Muhammadiyah, Pimpinana pusat Muhammadiyah 4. Aditama, TY, 1997, Rokok dan Kesehatan, Universitas Indonesia Jakarta 5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia Riset Kesehatan Dasar Tahun Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 6. Pierce, J.P., Distefan, J.M., Hill, D. (2004) Adolescent Smoking. In : Boyle P, Gray, N., Henningfield, J., Seffrin, J., Zatonski, W., eds. Tobacco and Public Health. United stated: Oxford University Press, pp Utarini A. (2010). Modul Penelitian Kualitatif, Yogyakarta 8. Creswell, J.W., (2003) Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches, Sage Publication 9. Thorogod N, Green J (2004) Qualitative Methods for Health Research, Sage Publication 10. WHO (1994), Qualitative Research For Health Programmes, Division of Mental Health World Health Organization, Geneva 11. Fertman, C.L., & Allensworth D.D.(2010). Health Promotion Programs From theory To Practice. San Francisco : Jossey-Bass A Wiley Imprint 12. Bartholomew.,K.L.,at al, Planning Health Promotion Program. An Intervention Mapping Approach.USA Josey-Bass, A Wiley Imprint 13. Davies.,M & Macdowall., W.,(2006). Health Promotion Theory. Open University Press, USA 14. Dignan, M.B.,& Carr, P.A.,(1992). Program Planing For Health Education and Promotion. USA 15. Ewles., L. & Simnett.,I. (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis, Edisi ke dua, Penerbit Gajah Mada University Press 16. Depkes RI 2009, Undang Undang RI No. 36, Tentang Kesehatan 17. Morton, B.G.S., Green W.H., & Gottlieb N.H. (1995). Introduction To Health Education and Health Promotion, USA : Waveland Press, Inc 18. Kemm, J., & Close, A. (1995) Health Promotion theory and practice. London: Macmillan Press LTD 19. Green.,J. & Tones.,K (2008). Health Promotion Planning and Strategies. Washington DC, SAGE 20. Hawe.,P, Degeling.,D. Hall.,J. (1998). Evaluating Health Promotion. A Health Worker s Guide. MACLENNAN+PETTY, Australia 20

7 21