BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan menjadi hasil (Heizer& Render, 2015, p. 3). Sedangkan (Evans & Collier, 2007, p. 5) mengatakan bahwa manajemen operasional adalah the science and art of ensuring that goods and services are created and delivered successfully to customers. Berdasarkan (Herjanto, 2008, p. 2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan barang atau jasa dengan cara mengubah masukan menjadi hasil yang diinginkan serta kemudian disampaikan kepada konsumen. 2.2 Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management adalah sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi menutut pencapaian keunggulan bersaing yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Syukron & Kholil, 2012, p. 12). Fandy Tjiptono dalam (Yamit, 2013, p. 181) mendefinisikan Total Quality Management sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Sedangkan menurut (Tannady, 2015, p. 13), Total Quality Management adalah Seni dalam mengelola segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management adalah suatu sistem yang digunakan untuk memfokuskan diri pada meningkatkan kualitas produk atau jasa guna meningkatkan kepuasan pelanggan. 11

2 Pengertian Kualitas Kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, namun untuk dapat membangun kualitas membutuhkan usaha, komitmen, dan kesungguhan dari seluruh karyawan suatu perusahaan terutama manajemen puncak (Hidayat, 2014, p. 59). Kualitas dalam kerangka ISO 9000 dalam (Wahyuni, Sulistiyowati, & Khamim, 2014, p. 5) didefinisikan sebagai kemampuan dari kesatuan karakteristik produk, sistem atau proses untuk memenuhi persyaratan pelanggan atau pihak terkait yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan kualitas menurut Gaspersz dalam (Suwenda, 2014, p. 6) adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs). Berdasarkan pernyataan (Hidayat, 2014, p. 59) dapat diketahui pengertian kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. J.M Juran dalam (Haming& Nurnajamuddin, 2012, p. 111) menyatakan kualitas sebagai berikut: Kualitas memiliki banyak makna, diantaranya ada tiga yang sering digunakan, baik dalam khazanah keilmuan maupun praktik, yaitu (a) kualitas adalah keistimewaan produk yang menjawab kebutuhan konsumen, (b) kualitas adalah bebas dari cacat dan defisiensi, dan (c) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan penggunaan. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kualitas sebagai suatu usaha dari perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan produk atau jasa berkualitas dan bebas dari cacat Pengendalian Kualitas Menurut (Evans& Collier, 2007, p. 635), pengendalian kualitas adalah the means of ensuring consistency in processes to achieve conformance. Sedangkan pernyataan (Suwenda, 2014, p. 7) mengenai pengendalian kualitas adalah teknikteknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pengendalian kualitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengendalikan kualitas dari barang atau jasa yang diciptakannya.

3 Dimensi Kualitas Kualitas dari suatu produk dapat dinilai dengan melihat dari sisi dimensinya. Dimensi ini jugalah yang membedakan antara produk manufaktur dengan produk jasa. Macam-macam dimensi produk menurut (Tannady, 2015, p. 6) adalah: 1. Performance Permorma terkait dengan bagaimana suatu produk dapat berfungsi sesuai dengan desain awalnya. Contohnya sebuah mesin pemotong rumput dapat dinilai performanya dari apakah mesin pemotong rumput tersebut dapat dengan baik melakukan tugasnya dalam memotong rumput. 2. Reliability Realibilitas berkaitan dengan seberapa banyak suatu produk dapat mengalami kegagalan dalam memberikan performanya dengan baik. Suatu industri yang menggunakan lebih dari 80% proses produksinya dengan menggunakan mesin yang sudah memiliki standarisasi kerja dan ketika hasil produksinya tidak sesuai dengan spesifikasi maka proses produksi yang berlangsung dapat dikatakan tidak reliabel. 3. Conformance Konformasi adalah seberapa akurat atau sebesar apa gap yang ada diantara kesesuaian antara spesifikasi yang ditentukan dengan hasil produk yang dihasilkan. Suatu produk dapat dikatakan baik dalam hal dimensi konformasinya ketika produk tersebut memiliki semakin banyak kesamaan dengan spesifikasi yang ditentukan. 4. Features Fitur merupakan suatu ukuran kapasitas kemampuan yang dapat dilakukan oleh suatu produk. Pada saat ini, seringkali dijumpai suatu produk dapat laku terjual dikarenakan produk tersebut mampu untuk melakukan banyak hal. 5. Serviceability Dimensi serviceability sering diasosiasikan dengan layanan yang diberikan baik saat transaksi atau setelah proses transaksi pembelian produk oleh customer. Contohnya seperti kecepatan seorang montir dalam memperbaiki kendaraan. 6. Durability Durability adalah ketahanan masa kerja yang dimiliki suatu produk atau dengan kata lain usia produk dalam menghasilkan performa yang baik.

4 14 7. Aesthetics Estetika adalah dimensi yang berorientasi visual produk. Contoh elemen dari estetika adalah kemasan, warna, bentuk, dan style Biaya Kualitas Menurut (Yamit, 2013, p. 12) biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena produk cacat atau kualitas yang jelek. Biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi berhubungan dengan desain, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan. Sedangkan menurut (Tannady, 2015, p. 7) biaya kualitas adalah segala biaya yang dikeluarkan sebagai upaya organisasi dalam menjamin kualitas barang yang diproduksinya maupun akibat dari buruknya kualitas barang dan jasa yang diberikan pada konsumen. Pada saat ini terdapat tiga kategori pandangan yang berkembang di antara para praktisi mengenai biaya kualitas (Yamit, 2013, p. 13), yaitu: 1. Kualitas semakin tinggi berarti biaya semakin tinggi. Tambahan biaya yang bisa terjadi akibat dari peningkatan kualitas lebih besar dari manfaat peningkatan kualitas. Manfaat tambahan dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan. Pandangan seperti ini beranggapan bahwa peningkatan kualitas selalu diikuti oleh peningkatan biaya. 2. Biaya peningkatan kualitas lebih rendah dari penghematan yang dihasilkan. Penghematan dihasilkan oleh berkurangnya pengerjaan ulang, produk cacat dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kerusakan. Pandangan ini menjadi landasan bagi perbaikan kualitas berkelanjutan atau terus menerus. 3. Biaya kualitas melebihi biaya yang terjadi bila produk atau jasa diproses secara benar sejak awalnya. Pandangan ini menyatakan bahwa biaya kualitas tidak hanya mengenai biaya secara langsung, tetapi juga mengenai biaya akibat kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar, serta kehilangan peluang dan biaya yang tersembunyi lainnya.

5 15 Biaya kualitas memiliki 4 macam elemen menurut (Tannady, 2015, p. 7) yaitu: 1. Preventive cost Preventive cost merupakan biaya yang terkait dengan kualitas yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan suatu produk dan jasa dapat memenuhi keinginan pelanggan dalam hal kualitas. Preventive cost ini bertujuan untuk mengurangi potensi penyebab cacat produk. Macam-macam biaya yang menjadi elemen dalam preventive cost adalah biaya mendatangkan material yang berkualitas, biaya membeli mesin yang berkualitas, biaya pelatihan tenaga kerja, biaya perancangan awal produk, dan biaya administratif pendukung operasional yang baik. 2. Apprasial cost Appraisal cost adalah elemen biaya yang ditimbulkan akibat dari pengecekan atau inspeksi dan evaluasi. Macam-macam biaya yang menjadi elemen dalam appraisal cost adalah biaya tes dan inspeksi, biaya pengecekan proses pembelian, biaya pengecekan aktivitas di lapangan, dan biaya evaluasi dari kegiatan operasional. 3. Internal cost Internal cost merupakan biaya yang terkait pada kualitas yang ditimbulkan oleh kesalahan internal organisasi. Macam-macam biaya yang menjadi elemen dalam internal cost adalah biaya yang timbul akibat tidak presisinya kerja mesin, biaya akibat terganggunya produktivitas yang dikarenakan mogok kerja, dan biaya yang timbul akibat kegagalan dalam menerima material sehinggan ditemukan material yang tidak memenuhi spesifikasi namun ikut digunakan dalam proses produksi. 4. External cost External cost adalah biaya yang terkait dengan kualitas yang muncul setelah barang dikirimkan keluar perusahaan. Macam-macam biaya yang menjadi elemen dalam external cost adalah biaya ganti rugi pelanggaran, biaya penarikan kembali produk yang cacat, biaya permintaan maaf di media, biaya persidangan karena gugatan pembeli, dan biaya kehilangan penjualan akibat buruknya persepsi produk di mata konsumen.

6 Prinsip dan Unsur Total Quality Management Hashmi dalam (Syukron & Kholil, 2012, p. 14) menyatakan prinsip-prinsip kunci Total Quality Management adalah: 1. Komitmen manajemen, yaitu: a. perencanaan berupa dorongan dan pertunjuk b. pelaksanaan berupa penyebaran, dukungan, partisipasi c. pemeriksaan berupa inspeksi d. tindakan berupa pengakuan, komunikasi, revisi 2. Pemberdayaan karyawan, meliputi pelatihan, sumbang saran, penilaian dan pengakuan, serta kelompok kerja yang tangguh 3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta, dapat menggunakan statistical process control dan the seven statistical tools 4. Perbaikan berkelanjutan, meliputi pengukuran yang sistematis dan fokus pada biaya non kualitas, kelompok kerja yang tangguh, manajemen proses lintas fungsional. 5. Fokus pada konsumen, meliputi hubungan dengan pemasok, hubungan pelayanan dengan konsumen internal, kualitas tanpa kompromi, standar oleh konsumen Alat-Alat dalam Total Quality Management Dalam (Tannady, 2015, p. 35) dinyatakan bahwa setiap metode perbaikan kualitas ditunjang oleh alat-alat bantu yang disebut alat-alat kualitas atau quality tools. Alat-alat kualitas ini memiliki fungsi untuk membantu dan mempermudah dalam menginterpretasi permasalahan seputar kualitas ke dalam tampilan visual baik tabel maupun grafis. Dari tabel dan grafik tersebut dapat diambil sebuah ide dan gagasan tentang langkah peningkatan kualitas selanjutnya. Berdasarkan (Aichouni, 2012) dapat diketahui bahwa banyak organisasi yang menggunakan alat Total Quality Management untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menilai data kuntitatif dan data kualitatif yang relevan terhadap proses yang berlangsung.

7 17 Menurut (Heizer & Render, 2015, p. 255) terdapat tujuh alat pengendalian kualitas (Seven tools of quality control) dalam total quality management, yaitu: 1. Lembar Periksa (Check Sheet) Lembar periksa adalah sebuah formulir yang dirancang untuk mencatat data. Lembar periksa membantu analis menemukan fakta atau pola yang mungkin dapat membantu analisis selanjutnya. 2. Diagram Pencar (Scatter Diagram) Diagram pencar menunjukkan hubungan antar dua pengukuran. Jika dua hal saling berkaitan, titik data akan membentuk kelompok yang sangat dekat dan jika menghasilkan pola yang acak, kedua hal tidak berkaitan. 3. Diagram Penyebab dan Efek (Cause and Effect Diagram) Diagram penyebab dan efek adalah teknik yang skematis digunakan untuk melihat kemungkunan tempat masalah kualitas. 4. Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram pareto adalah metode dalam mengorganisasikan kesalahan, atau cacat untuk membatu fokus atas usaha penyelesaian masalah. 5. Diagram Alur (Flow Chart) Diagram alur secara grafik menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak bernotasi dan garis yang berhubungan. Diagram ini merupakan alat yang sederhana, namun bagus untuk membuat arti sebuah proses atau menjelaskan proses. 6. Diagram Batang (Histogram) Histogram menunjukkan rentang nilai dari pengukuran dan frekuensi di mana setiap nilai terjadi. 7. Peta Kontrol (Control Chart) Peta control adalah presentasi grafis dari proses data dari waktu ke waktu yang menunjukkan batas kendali atas dan bawah untuk proses yang ingin kita kendalikan Lembar Periksa (Check Sheet) Berdasarkan pernyataan (Syukron & Kholil, 2012, p. 63) dapat diketahui bahwa check sheet merupakan dokumen sederhana yang digunakan untuk mengumpulkan data secara real-time di lokasi data tersebut. Check sheet memiliki dua tujuan utama yaitu untuk membuat pengumpulan data menjadi mudah dan untuk

8 18 penyusunan dan pengolahan data selanjutnya sehingga dapat dipakai dengan mudah. Menurut (Patel, Shah, & Makwana, 2014), check sheet digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data secara real time di lokasi dimana data tersebut dihasilkan. Data yang dikumpulkan dalam lembar periksa merupakan titik awal dari proses perbaikan dan untuk pemecahan masalah. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat diagram pareto dan diagram batang. Jenis-jenis check sheet menurut (Tunggal, 2013, p. 68) adalah: 1. Process Check Sheet Check sheet ini digunakan untuk membuat gambar tally distribusi frekuensi dengan membuat daftar dari beberapa kisaran (range) nilai pengukuran dan membuat tanda pada observasi actual. Check sheet ini serupa dengan grafik batang. 2. Defect Check Sheet Check sheet ini digunakan untuk mencatat jenis-jenis cacat barang. Check sheet ini serupa dengan grafik batang. 3. Stratified Defects Check Sheet Check sheet ini mencatat jenis cacat produk tertentu menurut kriteria logik. Hal ini membantu ketika defect check sheet gagal untuk memberikan informasi mengenai penyebab masalah. 4. Defect Location Check Sheet Check sheet ini berupa gambar, foto, layout diagram, atau peta yang dapat menunjukkan masalah tertentu. Hal ini mempermudah untuk melakukan identifikasi bagian-bagian yang menjadi akar permasalahan yang tidak dapat dijelaskan oleh check sheet lainnya. Check Sheet menurut (Tannady, 2015, p. 38) memiliki 2 tipe isian umum yang sering digunakan yaitu: 1. Menggunakan tanda centang ( ) Tanda ini digunakan untuk memastikan kualitas dari segi kualitatif atau data yang bersifat atribut, artinya adalah pengecek hanya melakukan pengecekan terhadap kesesuaian data lapangan dengan data yang seharusnya. Data yang dicek adalah data yang variabel yaitu data yang berdimensi kontinu, seperti berat, tinggi, panjang, usia, suhu, dan tekanan.

9 19 Jika pengecek menggunakan isian tanda centang, maka pengecek tidak melakukan tindakan menghitung atau menandai lembar check sheet. Ketika pengecekan data dilakukan pada jumlah yang besar maka tidak digunakan pengisian tanda centang, karena memiliki resiko yang besar untuk terus menghitung tanpa menandai lembar. 2. Menggunakan tanda garis ( ǀ ) Tanda ini digunakan untuk memastikan kualitas pengamatan dengan cara kuantitatif, artinya pengecek melakukan perhitungan atas obyek yang diamati, kesesuaian antara harapan dan kenyataan diukur dengan proses menghitung secara langsung Diagram Pencar (Scatter Diagram) Scatter diagram merupakan alat dalam metode penerapan perbaikan kualitas yang berfungsi untuk memberikan gambaran tentang sebesar apakah sesuatu variabel memiliki ikatan atau korelasi (r) dengan variabel lainnya (Tannady, 2015, p. 47). Berdasarkan pernyataan (Bhosale, Shilwant, & Patil, 2013) dapat diketahui bahwa diagram pencar juga disebut sebagai diagram X-Y. Diagram pencar merupakan alat untuk menganalisis hubungan antara dua variabel. Satu variabel terletak pada sumbu horizontal yang disebut sebagai variabel independent dan sumbu vertikal disebut sebagai variabel dependent. Langkah-langkah membuat scatter diagram (Tunggal, 2013, p. 74): 1. Gabungkan beberapa pasang kumpulan observasi. Kemudian hubungkan variabel dependen langsung dengan variabel independen. 2. Cari variabel independen terbesar hingga terkecil dan juga cari variabel dependen dari yang terbesar hingga terkecil. 3. Buat axis vertikal dan horizontal dari nilai terkecil hingga terbesar agar dapat diplot. 4. Plot data dengan memberikan tanda yang menghubungkan pasangan X-Y.

10 20 Jenis-jenis korelasi pada scatter diagram (Tunggal, 2013, p. 76) : Gambar 2. 1 Jenis Korelasi pada Scatter Diagram Sumber : Amin Wijaja Tunggal Diagram Penyebab dan Efek (Cause and Effect Diagram) Pengertian Cause and effect diagram menurut (Magar & Shinde, 2014) adalah suatu alat yang memperlihatkan hubungan yang sistematis antara suatu hasil atau satu efek dengan penyebab-penyebab yang memungkinkan. Langkah-langkah untuk membuat cause and effect diagram adalah: 1. Gambarlah garis utama yang diketuai oleh efek yang ditimbulkan. Efek yang ditimbulkan dituliskan di dalam kotak. 2. Menentukkan main group atau katagori dari penyebab permasalahan. Letakan di dalam kotak dan hubungkan dengan garis utama. 3. Carilah penyebab-penyebab yang mungkin untuk menjadi penyebab dari permasalahan yang ada. Pastikan bahwa rute dari penyebab permasalahan dapat menggambarkan permasalahan dengan baik. 4. Setelah menyelesaikan seluruh katagori yang ada, carilah penyebab-penyebab lainnya yang mungkin terlupakan. 5. Setelah diagram selesai, diskusikan penyebab yang paling penting.

11 21 Cause and effect diagram dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut (Syukron& Kholil, 2012, p. 68): 1. Untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah 2. Untuk mencari penyebab permasalahan dan mengambil tindakan korektif 3. Untuk membantu dalam penyelidikan faktor lebih lanjut 4. Untuk menyeleksi metode analisis yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Menurut (Tannady, 2015, p. 36), faktor analisa uang dapat digunakan dalam merancang sebuah cause and effect diagram adalah menggunakan environment, equipment, men, management, people, dan process (EMP)2). Namun pada pengaplikasiannya tidak ada aturan baku mengenai aspek-aspek analisa sehingga analisis dapat disesuaikan dengan pertimbangan mengenai kondisi organisasi. Gambar 2. 2 Contoh Cause and Effect Diagram Diagram Pareto (Pareto Diagram) Pengertian (Syukron& Kholil, 2012, p. 44) mengenai Pareto diagram adalah suatu jenis distribusi dimana sifat-sifat yang diobserfasi diurutkan dari yang frekuensinya paling besar hingga terkecil. Bentuk dari patero diagram ini mirip dengan histogram. Pada sumbu horizontal berisi variabel yang bersifat kualitatif

12 22 yang menunjukkan jenis cacat, sedangkan sumbu vertikal berisi jumlah cacat dan persentase cacat. Konsep Efisiensi Pareto dan Hukum Pareto dalam (Tannady, 2015, p. 42) menyatakan bahwa 80% dari akibat berasal atau dihasilkan oleh 20% penyebab atau 80% hasil usaha adalah buah dari 20% usaha yang produktif dan optimal. Dalam sudut pandang yang negatif, konsep Efisiensi Pareto dan Hukum Pareto juga mengandung arti bahwa 80% dari kegagalan merupakan tanggung jawab 20% penyebab atau 80% produk cacat disebabkan oleh 20% faktor keseluruhan produksi. Tahapan dalam membuat diagram pareto adalah (Tannady, 2015, p. 43): 1. Identifikasi masalah yang ingin dianalisa penyebab-penyebabnya. 2. Analisa dan temukan faktor-faktor penyebab masalah tersebut. Dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran lapangan, wawancara, data sekunder, dll. 3. Buat frekuensi terhadap setiap penyebab yang ada ke dalam bentuk angka dan persentase. 4. Buatlah model sumbu X dan Y dengan menggunakan area X positif dan Y positif. 5. Sumbu Y digunakan sebagai frekuensi dari setiap penyebab yang ada dan sumbu X digunakan untuk setiap faktor-faktor penyebab. 6. Lakukan interpretasi pada setiap faktor penyebab dengan menggunakan model batang. 7. Urutkan faktor penyebab dimulai dari yang memiliki frekuensi paling besar hingga yang frekuensinya paling kecil. 8. Gunakan bagian kanan dari sumbu X untuk mengakumulasi persentase hingga 100%, dengan cara memberikan tanda titik dari setiap batang ke persentase dan ditarik garis ke titik 100%.

13 23 Gambar 2. 3 Contoh Gambar Pareto Chart Diagram Alur (Flow Chart) (Syukron & Kholil, 2012, p. 40) menyatakan bahwa Flow chart adalah sebuah diagram yang menggunakan simbol untuk menggambarkan sifat dan aliran urutan dari sebuah proses. Keuntungan dalam menggunakan flow chart adalah: 1. Meningkatkan pemahaman mengenai suatu proses dengan menjelaskan urutan proses menggunakan gambar. 2. Meyediakan alat latihan untuk karyawan berupa kemampuan secara visual tentang layout urutan proses. 3. Mengidentifikasi daerah bermasalah dan kesempatan untuk meningkatkan kinerja suatu proses. 4. Menggambarkan hubungan pelanggan dengan pemasok dengan membantu proses bekerja dan memahami siapa pelanggan serta cara bertindak.

14 24 Flow chart menggunakan simbol sebagai elemen-elemen penyusun. Berikut adalah simbol pada flow chart yang umum digunakan (Tannady, 2015, p. 52) : Gambar 2. 4 Simbol pada Flow Chart 1. Process 2. Sub Process 3. Flow line 4. Sub Connector 5. Connector 6. Document 7. Decision 8. Delay 9. Terminator 10. Or

15 25 Gambar 2. 5 Contoh Flow Chart Histogram Histogram adalah suatu grafik yang paling sering digunakan untuk memperlihatkan distribusi frekuensi,atau memperlihatkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set (Chauhan, Shah, & Bhatagalikar, 2013). Menurut (Tannady, 2015, p. 44) histogram adalah salah satu alat di dalam metode implementasi perbaikan kualitas yang berfungsi untuk memetakan distribusi atas sejumlah data. Menurut (Yamit, 2013, p. 55), histogram adalah salah satu metode untuk membuat rangkuman tentang data sehingga data tersebut mudah dianalisis dan metode ini menyajikan data secara grafis tentang seberapa sering elemen-elemen dalam proses muncul. Tujuan melakukan analisis pada histogram adalah: 1. Menetapkan stabilitas proses 2. Mendapatkan performa sekarang atau variasi proses 3. Menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan 4. Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses

16 26 Analisis pada histogram berdasarkan pernyataan (Bhosale, Shilwant, & Patil, 2013) adalah: 1. Menyajikan data untuk menentukan yang menyebabkan dominasi 2. Memahami distribusi kejadian masalah yang berbeda, penyebabnya, konsekuensi, dll Menurut (Magar & Shinde, 2014), prosedur untuk membuat diagram batang terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Melakukan pengumpulan data 2. Mengatur seluruh data dalam urutan naik (ascending) 3. Membagi seluruh rentang nilai menjadi beberapa kelompok yang masing-masing mewakili kelas yang sama 4. Perhatikan jumlah observasi atau frekuensi pada setiap kelompok 5. Gambarlah sumbu X dan sumbu Y serta tentukan skala untuk sumbu X dan jumlah observasi untuk sumbu Y 6. Gambarlah bar atau batang yang menggambarkan frekuensi untuk tiap kelompok 7. Pelajari pola distribusi dan buatlah kesimpulan Gambar 2. 6 Contoh Histogram Sumber : Varsha M. Magar, Dr. Vilas B. Shinde Peta Kontrol (Control Chart) Peta kontrol adalah grafik yang digunakan untuk mempelajari bagaimana suatu proses dapat berubah dari wahtu ke waktu (Chauhan, Shah, & Bhatagalikar, 2013). Menurut (Tunggal, 2013, p. 203), control chart adalah grafik yang menunjukkan suatu operasi/proses berada dalam batas atau di luar batas peta kendali

17 27 serta melacak kinerja proses melalui perhitungan batas garis tengah (central line) dan batas peringatan (upper and lower). Keuntungan dari penggunaan peta kendali berdasarkan pernyataan (Bhosale, Shilwant, & Patil, 2013) adalah: 1. Memonitor variasi proses 2. Membedakan antara penyebab special dengan variasi penyebab umum 3. Menilai efektivitas perubahan untuk meningkatkan proses 4. Menyampaikan bagaimana suatu proses dilakukan Pembuatan control chart menurut (Tannady, 2015, p. 66) dipengaruhi oleh jenis data pengamatan. Jenis data ini dibagi menjadi 2 tipe yaitu data variabel dan data atribut. 1. Data variabel Data variabel adalah jenis data yang kontinu dan dapat diukur. Data variabel ini memiliki ukuran dengan parameter yang jelas dan kuantitatif yang artinya data dapat diidentifikasi dengan menggunakan angka. Terdapat 2 control chart yang dapat digunakan untuk jenis data variabel, yaitu control chart X dan MR serta control chart Xdan R. a. Control chart X dan MR, digunakan apabila jumlah pengambilan sampel dalam setiap pengamatan adalah 1. Tabel 2. 1 Control Chart X dan MR Control Chart X Control Chart MR CL X MR UCL X+ 3 D 4 x MR LCL X- 3 D 3 x MR Berikut adalah contoh dari control chart X dan MR

18 28 Gambar 2. 7 Control Chart X Gambar 2. 8 Control Chart MR b. Control chart Xdan R, digunakan ketika jumlah pengambilan sampel dalam setiap kali pengamatan adalah lebih dari 1. Tabel 2. 2 Control Chart Xdan R Control Chart X Control Chart R CL X R UCL X + A 2 R D 4 x R LCL X - A 2 R D 3 x R Contoh control chart Xdan MR

19 29 Gambar 2. 9 Control Chart X Gambar Control Chart R 2. Data atribut Data atribut adalah jenis data yang diukur secara kualitatif atau dimensinya tidak dapat atau sulit diukur. Pada control chart untuk jenis data atribut, jenis cacat pada produk dibedakan menjadi 2 karakteristik, yaitu defect product dan reject product. a. Defect product, adalah pengamatan yang dilakukan untuk menghitung jumlah cacat pada setiap produk yang dihasilkan, sehingga akan ada kemugnkinan bahwa jumlah cacat akan lebih banyak daripada jumlah produk yang dijadikan sampel. Jenis control chart yang dapat digunakan pada defect product adalah control chart U dan control chart C. Control chart U digunakan untuk pengamatan yang menggunakan jumlah sampel yang bervariasi untuk setiap kali observasi. Rumus untuk menghitung nilai CL, UCL, dan LCL adalah sebagai berikut:

20 30 CL = U UCL = U+3S U LCL = U- 3S U Dimana S U = Gambar Control Chart U Control chart C digunakan untuk pengamatan yang menggunakan sampel dalam jumlah konstan dalam setiap kali observasi. Rumus untuk menghitung nilai CL, UCL, dan LCL adalah sebagai berikut: CL = C UCL = C+3S C LCL = C- 3S C Dimana S C =

21 31 Gambar Control Chart C b. Reject product, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap keseluruhan dimensi produk. Pada pengamatan ini, jumlah cacat tidak dapat melebihi jumlah sampel. Jenis control chart yang dapat digunakan pada reject product adalah control chart P dan control chart NP. Control chart P merupakan control chart yang digunakan ketika pengamatan yang dilakukan menggunakan jumlah sampel yang bervariasi pada setiap pengamatannya. Rumus untuk menghitung nilai CL, UCL, dan LCL adalah sebagai berikut: CL = P UCL = P + 3S P LCL = P - 3S P Dimana S P =

22 32 Gambar Control Chart P Control chart NP merupakan control chart yang digunakan ketika pengamatan yang dilakukan menggunakan jumlah sampel yang tetap pada setiap pengamatannya. Rumus untuk menghitung nilai CL, UCL, dan LCL adalah sebagai berikut: CL = NP UCL = NP + 3S NP LCL = NP - 3S NP Dimana S P =

23 33 Gambar Control Chart NP Statistical Process Control (SPC) Statistical process control adalah sebuah proses yang digunakan untuk memonitor standar, membuat pengukuran, dan mengambil tindakan perbaikan saat barang atau jasa dihasilkan (Heizer & Render, 2015, p. 258). Menurut (Evans & Collier, 2007, p. 691), statistical process control adalah a methodology for monitoring quality of manufacturing and service delivery processes to help identify and eliminate unwanted caused of variation. Anthony dan Banuelas dalam (Syukron& Kholil, 2012, p. 11), mendefinisikan statistical process control sebagai strategi perbaikan bisnis untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena kualitas yang buruk, dan memperbaiki efektivitas semua kegiatan operasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Sedangkan (Tunggal, 2013, p. 352) mendefinisikan statistical process control sebagai metode statistik yang digunakan untuk mengukur dan memantau kinerja proses dengan tujuan untuk mengidentifikasi bagian proses yang perlu diperbaiki dan output proses yang perlu diukur variasinya, semuanya diarahkan pada tindakan mengurangi variasi dalam output. Berdasarkan pengertian mengenai statistical process control diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa statistical process control merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kegiatan operasi yang ada, melakukan pengukuran terhadap kegiatan operasi tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan.

24 Teknik Perbaikan Kualitas Untuk mewujudkan pengendalian kualitas yang berkelanjutan, six sigma memerlukan tahap yang disingkat Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). DEFINE Re-define / Re-measure MEASURE ANALYZE Continous Improvement IMPROVE CONTROL Gambar Siklus DMAIC Define Pada proses define, langkah pertama yang dilakukan perusahaan atau manajemen melakukan identifikasi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Kedua memilih alternatif yang akan diambil untuk menanggulangi permasalahan dan mencegah meluasnya permasalahan. Kemudian perusahaan melakukan perumusan parameter keberhasilan alternatif yang dipilih yang mencakup luasnya ruang gerak, tingkat penyelesaian masalah, tersedianya alat-alat perlengkapan, tenaga pelaksana, serta ketersediaan waktu dan biaya (Syukron & Kholil, 2012, p. 27) Measure Pada tahap ini, perusahaan perlu memahami proses internal perusahaan yang potensial dalam mempengaruhi output. Setelah itu perusahaan perlu melakukan pengukuran terhadap besaran penyimpangan yang terjadi dibandingkan dengan

25 bahan baku atau dengan kata lain perusahaan perlu mengetahui cacat yang terjadi pada proses atau produk yang ingin diperbaiki (Syukron & Kholil, 2012, p. 28) Analyze Ketika hasil tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan analisa atas hasil dan proses yang telah berlangsung. Tahap ini berfungsi untuk memberi masukan dalam penanggulangan penyebab masalah, memperlihatkan dampak dari kegagalan proses dan produk akhir terhadap konsumen, menguraikan penyebab kegagalan hingga sampai akar penyebab permasalahan dan memberi masukan untuk tindakan perbaikan (Tannady, 2015, p. 32) Improve Pada tahap ini, dilakukan upaya-upaya untuk mengeliminasi berbagai penyebab cacat produk atau kegagalan proses. Alat yang digunakan biasanya tidak baku atau dengan kata lain setiap anggota tim memiliki ide dan gagasan mengenai cara perbaikan sendiri. Cara yang paling konvensional pada tahap ini adalah test and trial (Tannady, 2015, p. 32) Control Tahap ini memiliki fungsi pengawasan dan monitoring terhadap rencana perbaikan yang telah dirancang. Manajemen bertugas untuk memastikan bahwa proses yang berlangsung tetap berada pada range yang telah ditetapkan atau tidak melebihi batas-batas toleransi kualitas (Tannady, 2015, p. 33). 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan cara yang diambil untuk mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan oleh PT. Tenar Inti Mandiri. Pada penelitian ini diduga bahwa tingkat kecacatan produk yang dihasilkan perusahaan ini melebihi batas toleransi, sehingga akan dianalisis usulan perbaikan kualitas untuk produksi di masa yang akan datang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

26 36 PT. Tenar Inti Mandiri Wawancara Identifikasi Masalah Observasi: Proses produksi Lingkungan kerja Quality control Studi Pustaka Pengolahan Data: Teknik analisis data dengan seven tools of quality control Measure dengan menggunakan check sheet, flow chart, pareto diagram, histogram, dan control chart. Analyze dengan menggunakan scatter diagram dan cause and effect diagram Rekomendasi Gambar Kerangka Pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa. Lokasi *)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa. Lokasi *) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ekonomi di duniasemakin kreatif dan kompetitif. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Robbins& Coulter (2010:23) mengemukakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka terselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap survive. Ada berbagai berbagai cara untuk mewujudkannya, di mana salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini perkembangan jumlah perusahaan industri yang ada di Indonesia dari berbagai jenis industri mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus diperhatikan dengan baik, guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi industri manufaktur Indonesia saat ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta tekad yang begitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

10/6/ Pengantar

10/6/ Pengantar Lecturer Content: Pengantar Konsep Pengendalian Kualitas / QC Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian/Kesamaan} Konsep Biaya dalam QC Tools / Penerapan Teknik Statistika dalam QC Proses Evolusi QC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta

BAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, khususnya pada proses produksi, diperlukan pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta terkontrol. Dalam

Lebih terperinci

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci