Survey Lahan Penyediaan Benih Persiapan Lahan Penanaman Pemasangan Ajir Perempelan Pengairan Pemupukan Pengendalian OPT 10. Panen 11.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Survey Lahan Penyediaan Benih Persiapan Lahan Penanaman Pemasangan Ajir Perempelan Pengairan Pemupukan Pengendalian OPT 10. Panen 11."

Transkripsi

1 1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. Pengendalian OPT 10. Panen 11. Pasca Panen

2 Definisi Proses penyediaan benih bermutu dari varietas unggul (bersertifikat) Tujuan Untuk menyediakan benih bermutu dari varietas unggul (bersertifikat) yang mampu berproduksi sesuai dengan keunggulan varietas, sehat dan mempunyai daya tumbuh yang baik

3 Alat dan bahan 1. Benih melon hibrida F1 sebanyak biji/ha 2. Tanah 3. Pupuk kandang 4. Polybag 5. Bambu 6. Plastik tranparan 7. Pestisida sistemik

4 Prosedur pelaksanaan 1. Pemilihan Benih Gunakan varietas hibrida Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis) dengan potensi yang sesuai dengan karakteristik varietas tersebut. Memiliki pasar yang jelas Varietas yang dipilih memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan agroklimat setempat.

5 2. Mutu benih Belum kadaluarsa Tingkat kemurnian minimal 95% Daya kecambah minimal 80% dan vigoritas kecambah tinggi Benih sehat dan bebas OPT

6 3. Pembibitan a.media tanam Media tanam yang digunakan adalah campuran dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2. Media dimasukkan dalam polybag ukuran 8 x 10 cm dan diletakkan di atas bedeng semaian yang ditutup sungkup b.sungkup Sungkup terbuat dari rangka bambu lebar bawah m, tinggi m, bentuknya melengkung setengah lingkaran, panjang sungkup disesuaikan kebutuhan bibit. Pembibitan harus berada di tempat terbuka dan sirkulasi udaranya baik

7 3. Pembibitan c. Penyemaian benih Benih direndam air hangat kuku (suhu ± 40 0 C) dicampur pestisida (nabati, agen hayati, kimia) sesuai kondisi lapangan dan dosis anjuran selama 1-2 jam sebelum disemai Benih ditiriskan dan diletakkan di atas kertas koran basah selama 1 hari 2 malam (36 jam) pada suhu C Benih ditanam ke dalam media semai pada kedalaman 1 cm dengan letak calon akar atau bagian benih yang runcing berada di bawah (media semai dalam keadaan basah)

8 3. Pembibitan d. Pemeliharaan bibit Pesemaian dijaga selalu dalam kondisi lembab namun tidak boleh terlalu basah (becek). Bibit dipindahkan ke lapangan setelah berumur hari atau telah memiliki 1-2 helai daun sejati

9 Gambar 1. Media pesemaian dan bibit yang sudah disemai

10 Gambar 2. Benih melon siap tanam

11 Definisi Kegiatan memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, aerase dan drainase lebih baik serta membentuk bedengan sebagai tempat tumbuhnya tanaman melon Tujuan Menjamin pertumbuhan dan produksi optimal tanaman secara

12 Alat dan bahan 1. Cangkul 2. Kapur pertanian 3. Pupuk kandang 4. Pupuk anorganik 5. Pasak penjepit dari bambu/kayu 6. Mulsa plastik 7. Pelubang mulsa plastik 8. Ajir dari bambu 9. Tali rafia

13 Prosedur pelaksanaan 1. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma 2. Penggemburan lahan dilakukan sampai kedalaman cm, lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 5-7 hari 3. Penghalusan bongkahan tanah hasil pencangkulan, dibiarkan 4-5 hari 4. Pembuatan bedengan tinggi 30 cm (sawah tadah hujan), cm (sawah irigasi), lebar bedengan cm, lebar parit cm, panjang bedengan maksimal 15 meter. Tinggi dan lebar parit disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman

14 Prosedur pelaksanaan 5. Bila perlu dilakukan pemberian kapur dengan dosis yang disesuaikan dengan derajat keasaman (ph) tanah setempat. Kapur yang telah dihaluskan ditaburkan ke bedengan kemudian diaduk agar merata dengan tanah 6. Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha dan pupuk ZA dosis 350 kg/ha, SP-36 dosis 225 kg/ha dan KCl dosis 160 kg/ha atau NPK sebanyak 700 kg dengan cara disebarkan secara merata pada bedengan, diaduk-aduk dengan cangkul agar pupuk tercampur dengan tanah, kemudian disiram air sampai basah merata

15 Prosedur pelaksanaan 7. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak dan pembuatan lubang tanam Mulsa yang digunakan adalah plastik hitam perak dengan lebar cm Bagian plastik berwarna perak menghadap ke atas sedangkan yang berwarna hitam menghadap ke bawah Pemasangan mulsa dilakukan pada saat panas terik matahari agar mulsa memuai sehingga rapat menutup bedengan dan tanah dalam keadaan basah. Gunakan pasak penjepit dari bambu atau kayu untuk mengaitkan sisi-sisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidak mudah lepas

16 Prosedur pelaksanaan Setelah mulsa terpasang dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa menggunakan kaleng susu bekas berdiameter 10 cm yang dipanaskan. Jarak antar lubang untuk 50 cm x 60 cm (musim kemarau) atau 60 cm x 70 cm (musim hujan) tergantung jumlah populasi yang akan ditanam. Kegiatan ini dilakukan 1 minggu sebelum tanam 8. Pemasangan ajir dilakukan sebelum tanam pada setiap lubang tanam. Bagian ajir yang masuk ke dalam tanah sekurang-kurangnya sedalam 20 cm

17 Gambar 3. Penyiapan lahan untuk budidaya

18 Gambar 4. Penyiapan lubang tanam pada bedeng yang menggunakan mulsa plastik

19 Gambar 5. Penampang bedengan

20 Gambar 6. Lubang tanam dan lubang kocor

21 Definisi Memindahkan benih dari tempat penyemaian ke areal pertanaman Tujuan Menumbuhkembangkan tanaman sampai berproduksi

22 Alat dan bahan 1. Air 2. Bibit 3. Tugal 4. Gayung 5. Keranjang plastik/alat angkut

23 Prosedur Pelaksanaan 1. Sebelum penanaman bibit di lapangan, bedengan disiram agar cukup lembab. 2. Penanaman bibit di lapangan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. 3. Prosedur menanam : Sehari sebelum pindah tanam, bedengan direndam (digenangi) agar bedengan basah atau lubang tanam disiram sampai basah apabila air tidak mencukupi.

24 Prosedur Pelaksanaan Sebelum tanam, media pada bibit disiram sampai basah agar media tidak pecah pada saat polibag dibuka Membuat lubang tanam pada bedengan sedalam 2-3 cm Lepaskan polibag dari media tanam bibit secara hati-hati, bila perlu dirobek. Usahakan media tanah pada bibit tetap kompak atau tidak pecah dan penanaman pangkal batang sejajar dengan permukaan tanah bedeng Usahakan posisi bibit dalam keadaaan tegak setelah ditanam, supaya bagian bibit tidak menyentuh mulsa plastik Setelah selesai penanaman, bibit disiram untuk mengurangi tingkat kelayuan

25 Prosedur Pelaksanaan 4. Tingkat kelembaban tanah diusahakan tetap optimum 5. Apabila dilakukan penyulaman harus dilakukan paling lambat 3 hari setelah tanam. Setelah 3 hari, penyulaman tidak perlu dilakukan karena tidak akan tumbuh normal

26 Gambar 7. Pembuatan lubang tanam dengan tugal

27 Gambar 8. Penanaman melon di lapangan

28 Definisi Memberi air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar baku mutu, pada waktu, cara dan jumlah yang tepat Tujuan Menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal

29 Alat dan bahan 1. Air 2. Pompa air 3. Gembor 4. Selang plastik/paralon 5. Cangkul

30 Prosedur pelaksanaan: 1. Setelah tanam sampai umur 2 minggu, penyiraman dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali pada waktu pagi atau sore hari, dengan cara parit antar bedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan sambil air disiramkan ke masing-masing tanaman. Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan, lubang tanam disiram dengan air 2. Pada awal pembentukan bunga perairan dilakukan seminggu 2 kali dengan cara parit antar bedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan. Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan, lubang tanam disiram dengan air

31 Prosedur pelaksanaan: 3. Pada saat pembentukan dan mulai pembesaran buah pengairan dilakukan 3 hari sekali dengan cara parit antar bedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan. Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan, lubang tanam disiram dengan air 4. Pada awal pembentukan net/jaring pada kulit buah, penyiraman dilakukan 4 hari sekali dengan menyiram setiap tanaman menggunakan gembor, arit tidak perlu digenangi

32 Prosedur pelaksanaan: 5. Setelah jaring pada kulit buah terbentuk, pengairan dilakukan 3 hari sekali dengan cara parit antar bedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan. Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan, lubang tanam disiram dengan air 6. Pada saat pematangan buah yaitu setelah tanaman berumur 55 hari, pengairan dihentikan sampai saat panen 7. Pada daerah yang telah terkontaminasi/terinvestasi penyakit layu Fusarium, penyiraman langsung ke setiap tanaman menggunakan selang

33 Gambar 9. Pengairan dengan sistem penggenangan dan menggunakan selang plastik

34 Definisi Mengikat batang tanaman pada ajir dan tangkai buah pada palang Memangkas dan membuang cabang-cabang yang tidak produktif dan tidak dikehendaki Tujuan Tanaman tumbuh mengikuti ajir yang telah dipasang Buah tergantung dengan kuat pada palang dan tidak bersentuhan dengan tanah Menjamin pertumbuhan tanaman sehingga proses produksi berlangsung maksimal dan mengurangi kelembaban dalam tajuk tanaman sehingga akan mengurangi resiko terjadinya serangan hama dan penyakit Merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif

35 Alat dan bahan 1. Tali rafia 2. Gunting pangkas 3. Kantong plastik 4. Kantong brongsong buah

36 Prosedur pelaksanaan 1. Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki daun, batang tanaman mulai diikat dengan rafia pada ajir supaya tanaman merambat pada ajir tersebut. Pengikatan ini dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali ikatan mencapai ujung ajir 2. Sampai dengan ruas ke 8 dan di atas ruas ke 11 cabang atau ranting yang tumbuh harus dipangkas

37 Prosedur pelaksanaan 3. Cabang pada ruas ke 9-11 dibiarkan tumbuh sebagai tempat tumbuhnya calon buah yang akan dibesarkan dengan menyisakan 1 helai daun 4. Setelah buah dari cabang 9-11 tumbuh sebesar bola pingpong, dipilih satu buah yang paling baik (tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terus dipelihara sampai besar, sedangkan cabang lainnya dipotong disisakan 1 helai daun

38 Prosedur pelaksanaan 5. Setelah buah terpilih, pada saat itu juga dilakukan pengikatan buah (gantung buah) untuk menghindari patahnya tangkai buah. Serta dilakukan pembrongsongan untuk menghindari kontak dengan tanah, mencegah serangan lalat buah dan menjaga kualitas buah 6. Setelah calon buah yang akan dibesarkan terpilih, ujung batnag utama dipotong (toping) dengan menyisakan daun 7. Bekas pangkasan dikumpulkan dengan kantong plastik yang telah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah

39 Gambar 10. Pemilihan calon buah dan pengikatan

40 Definisi Kegiatan menjaga kebersihan kebun dengan cara membersihkan areal pertanaman dari gulma, daun-daun, ranting bekas pangkasan dan buah-buahan yang busuk/rontok maupun sampah Tujuan Menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan organisme pengganggu tanaman serta menekan persaingan untuk mendapatkan tempat tumbuh, sinar matahari dan unsur hara

41 Alat dan bahan 1. Kored 2. Cangkul 3. Gunting pangkas 4. Kantong plastik

42 Prosedur pelaksanaan 1. Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh. Gulma yang tumbuh di sepanjang parit di luar lubang tanam dibersihkan dengan kored, cangkul atau secara manual (tangan) minimal seminggu sekali 2. Pembersihan gulma pada lubang tanam dilakukan secara manual (tangan) minimal seminggu sekali

43 Prosedur pelaksanaan 3. Kebersihan kebun Membuang kotoran-kotoran, daun-daun, ranting dan cabang bekas pangkasan Pangkas daun, ranting dan buah-buahan yang busuk dan rontok yang sakit atau yang menunjukkan tandatanda terserang hama dan penyakit Bekas pangkasan dikumpulkan di suatu tempat yang telah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah atau dibakar Semua peralatan setelah digunakan harus dicuci sampai bersih, dikeringkan kemudian disimpan

44 Gambar 11. Sanitasi Kebun

45 Definisi Memberikan unsur hara tambahan atau susulan pada Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkan produksi dengan mutu yang baik

46 Alat dan bahan 1. Pupuk anorganik : NPK (16:16:16) dosis 400 kg/ha, KNO3 40 kg/ha, pupuk daun 3 liter/ha 2. Air 3. Ember/drum 4. Gelas ukur 5. Perekat dan perata 6. Masker 7. Kacamata 8. Knapsack sprayer 9. Tongkat pengaduk 10.Topi 11.Sarung tangan

47 Prosedur pelaksanaan 1. Pemupukan susulan I (7 HST) berupa pupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman 2. Pemupukan susulan II (14 HST) berupa pupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman 3. Pemupukan susulan III 21 HST/menjelang pembungaan) berupa pupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman

48 4. Pupuk susulan IV (28 HST/setelah pembungaan) berupa pupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman 5. Pupuk susulan V (35 HST/setelah seleksi buah) berupa pupuk NPK konsentrasi 4 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman 6. Pupuk susulan VI (40 HST) berupa pupuk NPK konsentrasi 4 gram/liter sebnayak 200 ml larutan pupuk/tanaman 7. Pupuk susulan VII (50 HST) berupa pupuk KNO3 konsentrasi 1 gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman

49 8. Pupuk susulan diberikan dengan cara dilarutkan dalam air dan disiramkan di sekitar tanaman 9. Pupuk pelengkap cair diberikan dengan cara disemprotkan melalui daun. Pupuk daun diberikan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan tidak diberikan karena dapat merangsang tumbuhnya jamur 10. Frekuensi pemberian satu kali dalam seminggu (tergantung kondisi tanaman). Dosis 2 cc/liter 11. Untuk mendapatkan kebutuhan pupuk (jenis maupun dosis) yang tepat sesuai kondisi setempat sebaiknya dilakukan analisa hara tanah maupun jaringan tanama

50 Definisi Kegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan Tujuan 1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk 2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dan kelestarian lingkungan hidup

51 Bahan 1. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan 2. Pestisida nabati dan agens hayati 3. Air

52 Alat 1. Knapsack sprayer, power sprayer 2. Ember/drum 3. Pengaduk 4. Takaran (skala ml dan liter) 5. Kuas 6. Pisau 7. Gunting pangkas 8. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang

53 Prosedur Pelaksanaan 1. Lakukan pengamatan OPT secara rutin dengan mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama dan populasinya 2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya 3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan 4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugas dinas pertanian setempat

54 Menggunakan benih/bibit sehat Perlakuan benih sebelum penyemaian, misalnya dengan air hangat, fungisida, atau PGPR Sanitasi kebun dengan membuang/eradikasi gulma dan bagian-bagian tanaman yang terserang

55 Jika tersedia, gunakan varietas tahan/toleran Melakukan pergiliran tanaman/rotasi untuk memutus siklus hidup hama/penyakit Menjaga aerasi dan draenasi tanah untuk mengurangi kelembaban tanah yang terlalu tinggi Pengaturan ph tanah dengan pemberian kapur / belerang

56 Penggunaan perangkap likat (sticky trap) Penggunaan mulsa plastik hitam perak Pemberongsongan buah Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur/ulat hama

57 Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk pengendalikan hama, antara lain predator, parasitoid, dan enthomopatogen Penggunaaan agens antagonis seperti Trichoderma spp, Gliocladium, Pseudomonas fluorecense, dan mikroba endofit Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami/nabati

58 Pestisida (insektisida, acarisida, fungisida, bakterisida) digunakan apabila populasi hama/penyakit atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama atau penyakit

59 Thrips (Thrips parvispinus Karny Jenis Hama 1. Lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilet) Gejala: Buah yang terserang berwarna kehitaman dan keras Timbul bercak bulat membusuk dan berlubang kecil Buah akan rusak dan rontok

60 2. Thrips (Thrips parvispinus Karny ) Gejala : Daun muda atau tunas menjadi keriting, tanaman menjadi kerdil Serangannya ditemui di tunas, daun, bunga dan buah Serangga menghisap cairan daun dan bersembunyi di celah-celah daun pucuk yang belum terbuka Hama aktif menyerang pada pagi hari atau senja. Serangan hama ini sangat tinggi pada musim kemarau

61 3. Kutu (Aphis gossypii Glover) Gejala: Daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap hama Ciri lain yaitu terdapat getah cairan yang mengandung madu dan dari kejauhan terlihat mengkilap, pada tanaman banyak dijumpai semut hitam

62 4. Kumbang Daun (Aulacophora femoralis Motschulsky) Gejala: Terdapat luka bekas serangan berupa keratan konsentrasi pada daun Pada stadia larva, hama menyerang jaringan perakaran sampai pangkal batang Kerusakan pada akar atau pangkal batang dapat menyebabkan tanaman menjadi layu

63 5. Ulat perusak daun (Palpita sp. dan Spodoptera litura ) Gejala: Daun-daun tanaman yang terserang menjadi meranggas hingga tinggal tulang daunnya Bahkan jika tanaman sudah berbuah ulat ini menggerogoti kulit buah Kadang-kadang merusak bunga sehingga menggagalkan pembentukan buah

64 6. Tungau(Tetranycus cinnabarinus boisduval) Gejala: Pada daun terdapat luka nekrotis berupa titik-titik kuning yang makin lama menghitam kemudian daun yang terserang melengkung dan terpelintir Pada bagian bawah daun yang terserang akan terlihat sekumpulan hama yang tampak seperti titiktitik merah dan kuning

65 Jenis Penyakit 1. Virus kuning (virus Gemini) Gejala: Daun menunjukkan adanya bercak kuning dan beberapa daun menjadi keriting Virus dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian dan kupu-kupu merupakan serangga vektor bagi virus Pada serangan berat, perkembangan buah akan lambat sehingga buah yang dihasilkan tidak sempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya

66 2. Layu bakteri (Pseudomonas sp) Gejala: Perubahan warna pada daun muda menjadi coklat tua dan pada akhirnya mengering Pada serangan lebih lanjut dapat menurunkan produksi/gagal panen

67 3. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) Gejala: Pada tanaman muda/pesemaian dapat menyebabkan tanaman busuk atau tumbuh kerdil Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat, bagian atas tanaman layu dan sedikit demi sedikit menjadi layu keseluruhan dan mati Batang menjadi nekrotik/retak dan mengeluarkan cairan berwarna coklat

68 4. Antraknosa (Collectotrichum lagenarium (Pass)) Gejala: Pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat bercak-bercak berwarna coklat kelabu sampai kehitaman yang sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu Jaringan tanaman yang terdapat dibawahnya juga membusuk

69 5. Busuk buah (Phytophtora nicotianae) Gejala: Serangan pada batang ditandai dengan bercak coklat kebasahan yang memanjang Serangan serius dapat menyebabkan tanaman mati layu Daun yang terserang seperti tersiram air panas kemudian meluas. Serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak Makin lama bercak menjadi berkerut dan mengendap. Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulan cendawan putih

70 6. Embun bulu (downy mildew) (Pseudoperenospora cubenses) Gejala: Serangan dimulai dengan adanya bercak-bercak berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat-urat daun sehingga terkesan menjadi bercak bersudut Semakin lama bercak berubah warna menjadi kecoklatan Apabila daun dibalik maka akan terlihat kumpulan konidia dan kondiofor cendawan berwarna kelabu

71 7. Busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonis Passerini) Gejala: Pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat Tahap berikutnya tanaman layu dan mati Daun tanaman yang terserang akan mengering, apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresekkresek jika diterpa angin

72 Alat dan bahan 1. Gunting 2. Keranjang 3. Terpal plastik

73 Prosedur pelaksanaan 1. Penentuan saat panen Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan fisik buah dan umur tanaman: Jaring atau net pada kulit buah telah terbentuk dengan sempurna, tebal dan merata Adanya retakan yang terjadi pada pangkal tangkai buah Terjadi perubahan warna kulit buah, misalnya dari hijau tua menjadi kekuningan Kulit buah terasa halus tidak berbulu

74 Prosedur pelaksanaan Munculnya aroma buah melon yang khas Daun bendera berwarna kekuningan Pada melon berdaging putih panen dilakukan pada umur 35 hari setelah pembungaan sedangkan pada melon berdaging merah pada umur 40 hari setelah pembungaan Pengambilan sampel untuk test rasa dan kadar gula telah terbentuk dengan sempurna, tebal dan merata

75 Prosedur pelaksanaan 2. Waktu dan cara panen Panen pertama dilakukan terhadap buah yang sudah benar-benar siap panen, sedangkan sisanya dipanen pada tahap berikutnya Tangkai buah dipotong dengan gunting disisakan 2-3 cm atau membentuk huruf T dan diletakkan miring agar getah tidak menetes di buah Pemotongan tangkai buah dilakukan secara hati-hati agar buah tidak rusak

76 Prosedur pelaksanaan Buah yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang, diberi alas dan diletakkan di tempat yang diberi peneduh berupa terpal plastik Penumpukan buah dilakukan secara hati-hati, maksimum 7 tumpukan dan setiap lapis diberi pelapis misalnya jerami, kertas atau koran bekas untuk menghindari kerusakan kulit buah Selesai panen buah secepatnya dipindahkan ke tempat penampungan buah Tanaman yang sudah dipanen segera dibongkar dan dibuang di tempat yang jauh dari areal penanaman

77 Gambar 12. Tanaman Melon yang sudah siap di panen

78 Gambar 13. Cara pemanenan buah melon

79 Gambar 14. Potong tangkai buah sehingga berbetuk huruf T

80 Gambar 15. Buah yang sudah dipanen dimasukkan dalam keranjang

81 Definisi Kegiatan sortasi, pengkelasan, pengemasan dan penyimpanan buah berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan Tujuan Menghasilkan buah dengan standar mutu yang baik dan seragam

82 Alat dan bahan 1. Kain lap 2. Sarung tangan 3. Timbangan 4. Lakban 5. Keranjang buah 6. Stiker 7. Kemasan kotak karton 8. Jaring/net plastik 9. Gudang 10. Jerami/potongan kertas

83 Prosedur pelaksanaan 1. Sortasi dan Pengkelasan Buah a. Di tempat penampungan dilakukan penyortiran buah. Dipilih buah yang yang mulus, jaring tebal dan merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserang penyakit, tidak ada cacat fisik maupun mikrobiologis, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintik kehitaman, tidak ada noda kudis (scab), tidak ada luka memar

84 Prosedur pelaksanaan b. Setelah buah disortir kemudian ditimbang dan dilakukan pengkelasan berdasarkan berta buah dan penampakan fisik Kelas A berat > 1,8 kg Kelas B berat 1,2-1,8 kg Kelas C berat < 1,2 kg Off-grade, buah muda, terlalu matang, memar, cacat dan di luar kelas c. Para penyortir dan pegawai harus menggunakan sarung tangan dari kain rajut/katun supaya tidak mengotori dan/atau merusak buah

85 Prosedur pelaksanaan d. Buah yang sudah ditimbang kemudian dibersihkan dengan kain lap, ditempeli sticker dan siap untuk dikemas, disimpan dalam gudang atau didistribusikan

86 Prosedur pelaksanaan 2. Pengemasan buah a. Buah dimasukkan ke dalam kemasan dari kertas karton yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dan dasarnya diberi potongan-potongan kertas atau jerami b. Dalam satu kemasan hanya berisi buah dengan kelas yang sama c. Kemasan harus bersih

87 Prosedur pelaksanaan d. Setiap kemasan harus diberi label dari bahan yang tidak beracun (tinta dan lemnya) yang menerangkan: Identifikasi produk (nama, asal dan kode produsen yang telah diketahui) Asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar melon apbila produk tidak terlihat dari luar) Daerah asal (nama negara, lokasi tumbuh dan nama asal/daerah) Spesifikasi komersial (kelas, ukuran dengan minimum dan maksimum, kode, ukuran, jumlah buah).

88 Prosedur pelaksanaan e. Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buah diberi potongan-potongan kertas f. Buah dapat juga dikemas satu persatu menggunakan jaring/net palstik

89 Gambar 16. Pengangkutan

90 Gambar 17. Pengumpulan

91 Gambar 18. Sortasi

92 Gambar 19. Pengemasan Buah

1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9.

1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. 1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. Pengendalian OPT 10. Panen 11. Pasca Panen Definisi Penyediaan benih merupakan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA MELON

MODUL BUDIDAYA MELON MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9.

1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. 1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. Persiapan Lahan 4. Penanaman 5. Pemasangan Ajir 6. Perempelan 7. Pengairan 8. Pemupukan 9. Pengendalian OPT 10. Panen 11. Pasca Panen Definisi Penyediaan benih merupakan

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan H.R. Soebrantas

Lebih terperinci