III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)"

Transkripsi

1 III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu 1. menjelaskan karakteristik zat murni dan proses perubahan fasa 2. menggunakan dan menginterpretasikan data dari diagram-diagram termodinamika: Diagram P-v, Diagram P-T, Diagram, P-H 3. menggunakan dan menginterpretasikan data dari tabel kukus (steam table) Materi: 3.1. Definisi 3.2. Komposisi 3.3. Proses Perubahan Fasa 3.4. Diagram Fasa (P-T, P-V) 3.5. Steam Table Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 1

2 Zat Murni : zat yang selalu mempunyai komposisi kimia yang sama pada semua tingkat keaadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase yang berbeda. Fasa : Sejumlah zat yang mempunyai komposisi kimia dan struktur fisiknya homogen Homogen : Sistem yang mempunyai hanya satu fasa Heterogen : Sistem yang berisi lebih dari satu fasa Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 2

3 Zat murni dapat berupa campuran asalkan komposisinya dalam kondisi homogen N 2 Udara Nitrogen & udara, keduanya mrp zat murni Udara mrp campuran beberapa gas (terutama N 2 dan O 2 ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 3

4 Campuran minyak & air: BUKAN zat murni minyak tidak larut dalam air membentuk 2 lapisan (fasa), masing-masing komposisinya berbeda Campuran antara dua fasa atau lebih mrp suatu zat murni, jika komposisi tiap fasa sama Campuran air dan es: Zat murni, krn komposisi kimia sama Campuran cairan air dan uap air: Zat murni Campuran udara cair dan udara : BUKAN zat murni, karena komposisi udara cair berbeda dengan komposisi udara (gas) Uap Cair Zat Murni Uap Cair Bukan Zat Murni H 2 O Udara Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 4

5 KOMPOSISI Fraksi Massa i Mi M i i Mi M M i = Jumlah massa komponen i M = Jumlah massa total Fraksi Mol x i Ni N i i Ni N N i = Jumlah mol komponen i N = Jumlah mol total Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 5

6 Contoh 3.1: Udara adalah campuran dari kira-kira 3,76 mol nitrogen untuk setiap mol oksigen. Tentukan fraksi mol masing-masing komp. dan berat molekul udara! diketahui BM N 2 = 28,02 g/gmol dan BM O 2 = 32 g/gmol Jika dianggap N O2 = 1 mol, maka N N2 = 3,76 mol Jumlah mol total N = N O2 + N N2 = 1 mol + 3,76 mol = 4,76 mol x O 2 1 mol 4,76 mol 0,21 x N 2 3,76 mol 4,76 mol 0,79 BM udara = 0,21(32) + 0,79(28,02) = 28,86 g/gmol Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 6

7 PROSES PERUBAHAN FASA Fasa : padat, cair, gas, minyak Biasanya zat murni dapat berbentuk dua fasa dalam kesetimbangan; misalnya air dan uap air dalam boiler atau condenser Contoh perubahan fase: air dalam ruang piston-silinder STATE 1 STATE 2 STATE 3 STATE 4 STATE 5 P = 1 atm T = 20 o C P = 1 atm T = 40 o C P = 1 atm T = 100 o C P = 1 atm T = 100 o C P = 1 atm T = 300 o C heat heat heat heat heat Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 7

8 STATE 1: Ruang piston dan silinder berisi air pada T=20 o C dan P=1 atm; Air dalam fase cair disebut cairan sub-dingin atau cairan terkompresi STATE 2: Panas diberikan kepada air sampai suhunya menjadi 40 o C, terjadi kenaikan volume spesifik (piston naik) STATE 3: Panas terus diberikan dan tekanan dipertahankan, suhunya naik dan berhenti pada 100 o C. Fase cair tetap cair, namun jika sejumlah panas ditambahkan, cairan mulai menguap (berubah menjadi uap). Kondisi cairan yang mulai menguap kondisi cair jenuh STATE 4: Akhir dari penguapan. Pengurangan panas sekecil apapun menyebabkan pengembunan. Tingkat keadaan uap dalam kondisi siap mengembun kondisi uap jenuh. Kondisi diantara state-3 dan state-4 adalah campuran fase cair dan uap jenuh, sebab fase cair dan uap berada dalam kesetimbangan. STATE 5: Jika perubahan fase telah berakhir, panas yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu (misalnya, sampai 300 o C). Kondisi ini disebut kondisi uap superheated (superheated vapor) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 8

9 DIAGRAM T-v untuk proses pemanasan air pada tekanan tetap T o C 300 Superheated vapor 5 Saturated liquid Saturated mixture Compressed liquid 4 Saturated vapor v Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 9

10 DIAGRAM P-T utk zat murni disebut juga diagram fasa karena ketiga fasa dipisahkan satu sama lain oleh 3 garis P Substance that expand on freezing Substance that contract on freezing Critical point Triple point: pertemuan ke-3 garis dimana ketiga fasa dalam keadaan setimbang. Sublimation SOLID Melting LIQUID Vaporization Triple point VAPOR Ujung garis uap adalah adalah titik kritis, sebab tidak ada pembedaan antara fasa cair dan fasa uap di atas titik kritis. T Zat yang berkerut atau mengembang saat membeku dibedakan pa garis lelehnya. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 10

11 P Substance that expand on freezing Substance that contract on freezing Critical point Melting LIQUID 1 Vaporization SOLID Triple point Sublimation VAPOR T Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 11

12 Kesetimbangan Padat-Cair Clapeyron equation: perubahan titik beku thd tekanan dt dp Tv h f T(v h L L v h S S ) dimana h f = panas laten peleburan (latent heat of fusion) Utk sebagian besar zat murni, dt/dp kecil dan positif, namun untuk transisi es-air pada 0 o C dt/dp = 0,007 K/atm; Keanehan ini karena fase padat kurang rapat d.p. fase cair: (v L -v S ) < 0 Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 12

13 Contoh 3.2: Hitung perbedaan suhu terhadap tekanan sistem kesetimbangan es-air pada suhu 273 K. diketahui: es = 0,917 g/cm 3 ; air = 1 g/cm 3 ; h f = 79,6 cal/g dt dp T v h f 1 cm 273K (1 ) 0,917 g cal 79,6 g 3 K cm 0,311 cal 3 K 0,00752 atm Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 13

14 Kesetimbangan Uap-Cair Ketika kesetimbangan melibatkan fasa uap, maka tekanan dinyatakan sebagai tekanan uap, P o. Dari bentuk asli Clapeyron eq. diperoleh: o dp dt v h Tv h v T(v v h L v L ) dimana h v = panas laten penguapan jika dianggap gas dalam keadaan ideal v RT P o o dp dt v h Tv P o h RT 2 v dp o / P dt / T 2 o h R v diintegrasikan ln P o c v h RT c adalah konstanta; dapat digunakan untuk interpolasi atau ekstrapolasi tekanan uap, serta untuk prediksi panas laten penguapan dari data tekanan uap. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 14

15 Pers. Antoine mrp. salah satu pendekatan empiris persamaan tekanan uap jenuh log P o A B C t atau ln P o A B C t dimana A, B, C adalah konstanta Antoine; t adalah suhu Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 15

16 Contoh 3.3: Tekanan uap jenuh (P o j) dan konstanta kesetimbangan (K j ) suatu komponen kimia dapat ditentukan dari persamaan Antoine ln o P j A T B C P o j = tekanan uap jenuh komponen j [kpa] T = temperatur sistem [K] P = tekanan sistem [kpa] A, B, C = konstanta Antoine K j o P P j j komponen A B C 1 Benzene 14, ,78-44,56 2 Toluene 14, ,38-47,18 3 O-Xylene 14, ,02-58,68 Jika tekanan sistem, P = 150 kpa, dan suhu sistem, T = 400 K, tentukan tekanan uap jenuh (P o j) dan konstanta kesetimbangan (K j ) tiap komponen. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 16

17 Jawaban Contoh 3.3: komponen (j) P o j [kpa] K j Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 17

18 DIAGRAM P-v P Jika tekanan uap naik, titik didih P R R (boiling point) juga naik, Titik P, Q, dan R mewakili titik didih cairan P Q Q pada P P, P Q, dan P R. P P P v Volume spesifik pada Ptinggi juga agak lebih besar d.p. pada Prendah P P R R Jika cairan dipanaskan pada tekanan konstan, tambahan panas dapat mengubah fase dari cair menjadi P Q P P Q P uap; Panas ini disebut panas laten penguapan hv pada Ptinggi lebih kecil d.p. v pada Prendah (lihat P, Q, dan R ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 18

19 P P C P R P Q P P Saturated liquid line P Q R C R Critical Pressure Q Saturated vapor line P v Tekanan pada titik pertemuan garis cair jenuh dan garis uap jenuh (titik C) disebut tekanan kritis, P C pada titik C, h v = 0 Zat yang terdapat di dalam loop t.d.d. campuran cairan dan uap kering disebut uap basah (wet vapor) Keadaan jenuh: perbahan fase terjadi pada P tetap atau T tetap. titik didih P, Q, dan R membentuk saturated liquid line. titik didih P, Q, dan R membentuk saturated vapor line. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 19

20 P T 1 P C Kurva P-v T 2 T 3 C P R R T 3 R P Q P P Q P T C T 6 T 2 Q Temperatur kritis T 5 T 4 P S v T C T 3 T 1 T 2 T 1 Uap jenuh disebut juga dengan jenuh kering (dry saturated) menekankan bhw tidak ada cairan pada kondisi uap. Garis temp. konstan disebut isothermal. Garis temp. menjadi horizontal antara g.c.j. dan g.u.j. (PP, QQ, RR ) Grs temp. kritis T C menyentuh puncak loop titik kritis C. titik S: Superheated vapor; derajat superheated = T 3 T 2 Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 20

21 Campuran Uap-Cair Jenuh Jika diketahui suatu zat terletak pada suhu T 2 dan tekanan P Q, Apakah anda dapat mendefinisikan keadaan dari zat tersebut? cair?... cair jenuh?.. uap basah? uap jenuh? Pada (PP, QQ, RR ), suhu dan tekanan bukan variabel bebas, karena mereka konstan pada rentang volume spesifik v. Keadaan dapat didefinisikan jika salah satu sifat (misalnya v) diketahui. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 21

22 Dryness fraction, x = massa uap kering di dalam 1 kg campurannya Wetness fraction = 1 x Note: x = 1 uap jenuh; x = 0 cair jenuh Pada keadaan sangat superheated, garis isothermal pada diagram P-v cenderung hiperbolik (Pv = konstan). Contohnya, garis isothermal T 6 Gas ideal (Gas sempurna) diasumsikan ketika garis suhu isothermal mengikuti bentuk hiperbola sehingga pers. Pv/T=konstan dapat tercapai. Semua zat cenderung memiliki sifat gas sempurna pada keadaan sangat superheated. Contohnya, O 2, N 2, H 2 dibahas di bab y.a.d. akan Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 22

23 PENGGUNAAN TABEL UAP Tabel uap tersedia untuk berbagai zat yang mana pada kondisi normal zat dalam fase uap (misalnya, steam, amonia, freon, dll.) Sifat Kondisi Jenuh Psat dan tsat ditabelkan dalam kolom paralel (kolom pertama); tekanan berkisar antara 0, bar s.d. 221,2 bar (Pc); Contohnya, Steam pada p=0,34 bar mempunyai property sbb: p t s v g u f u g h f h fg h g s f s fg s g 0,34 72,0 4, ,980 6,745 7,725 Perhatikan!! Satuan pada tabel di berbagai literatur mungkin berbeda. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 23

24 Untuk perubahan cair jenuh uap jenuh Q = (u 2 u 1 ) + W = (u g u f ) + W Jika W = (v g v f )p Q = (u g u f ) + (v g v f )p = (u g + pv g ) (u f + pv f ) Karena h = u + pv Q = (h g h f ) = h fg (panas laten penguapan) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 24

25 Properti Uap Basah v volume cairan volume uap kering massa total uap basah volume spesifik uap basah Untuk 1 kg uap basah, terdapat x kg uap kering dan (1 x) kg cairan, maka: Vol. spesifik uap basah : v = v f (1 x) + v g x karena v f sangat kecil, maka v v g x Entalpi uap basah : Energi internal : h = h f (1 x) + h g x = h f + x(h g h f ) = h f + xh fg u = u f (1 x) + u g x = u f + x(u g u f ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 25

26 Contoh 3.4: Tentukan v, h, dan u steam basah pada 18 bar dan x = 0,9 Karena dari tabel, vg>>>vf, Volume spesifik: v = xv g = 0,9 (0,1104) = 0,0994 m 3 /kg g Entalpi: h = h f + x h fg = ,9 (1912) = 2605,8 kj/kg Energi internal: u = (1 x)u f + xu g = (1 0,9) ,9(2598) = 2426,5 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 26

27 Contoh 3.5: Tentukan dryness factor x, vol. spesifik v, energi internal u steam pada p=7 bar dan h=2600 kj/kg Pada p=7 bar h g = 2764 kj/kg; namun kenyataannya h = 2600 kj/kg, berarti steam pada keadaan uap basah h h f dari h = h f + x h fg x 0, 921 h 2067 h fg Vol. spesifik : v = x v g = 0,921(0,2728) = 0,2515 m 3 /kg Energi internal : u = (1 x)u f + xu g = (1 0,921) ,921(2573) = 2420 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 27

28 Properti Superheated Vapor Untuk steam pada daerah superheat, suhu dan tekanan merupakan variabel bebas; artinya, jika suhu dan tekanan telah ditentukan untuk superheated steam, maka properti lain dapat ditentukan Contoh: steam pada 2 bar 200 o C adalah superheated, karena suhu jenuh pada 2 bar adalah 120,2 o C; derajat superheat = ,2 = 79,8 K Tabel superheated steam tekanannya berkisar dari 0, bar s.d. tekanan kritis 221,2 bar; dan ada tambahan tabel tekanan super kritis s.d bar Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 28

29 Contoh tabel superheated steam pada 20 bar p (t s ) 20 (212,2) t v u h s 0, ,547 0, ,768 0, ,957 0, ,126 0, ,283 0, ,431 0, ,701 Untuk tekanan > 70 bar, energi internal dapat dicari dengan: u = h pv Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 29

30 Contoh 3.6: Steam pada 110 bar mempunyai v=0,0196 m 3 /kg, cari suhu, entalpi dan energi internal dari tabel, pada p=110 bar, diketahui v g = 0,01598 m 3 /kg (lebih kecil dari v nyata ) berarti steam adalah superheated; dan h = 2889 kj/kg pada p = 110 bar, t s = 318 o C, pada v = 0,0196 m 3 /kg, t = 350 o C derajat superheat = = 32 K 1 bar = 10 5 Pa = 10 5 N/m 2 = 10 5 kg/(m.s 2 ) energi internal : u = h pv = 2889 kj/kg 110x10 5 Pa x 0,0196 m 3 /kg = 2889 kj/kg kg m 2 /(s 2 kg) = 2889 kj/kg J/kg (1/10 3 ) kj/j = 2889 kj/kg 215,6 kj/kg = 2673,4 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 30

31 Interpolasi Jika data pada kondisi tertentu tidak tersedia di tabel; maka dapat dilakukan interpolasi antara nilai-nilai yang ada di tabel p bar p 2 Suhu t diantara t 1 dan t 2 : p p 1 t t p p 1 1 t 2 t1 p2 p1 t 1 t t 2 t o C Dengan cara yang sama, maka u dan h dapat dicari dengan interpolasi Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 31

V Reversible Processes

V Reversible Processes Tujuan Instruksional Khusus: V Reersible Processes Mahasiswa mampu 1. menjelaskan tentang proses-proses isothermal, isobaric, isochoric, dan adiabatic. 2. menghitung perubahan energi internal, perubahan

Lebih terperinci

II HUKUM THERMODINAMIKA I

II HUKUM THERMODINAMIKA I II HUKUM THERMODINAMIKA I Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan hukum thermodinamika I tentang konservasi energi, serta mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan

Lebih terperinci

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

FISIKA 2. Pertemuan ke-4 FISIKA 2 Pertemuan ke-4 Teori Termodinamika Bila suatu campuran memenuhi sifat ideal, baik fasa gas dan fasa cairannya, maka hubungan keseimbangannya dapat dinyatakan dengan Hukum Raoult dan Dalton: dengan

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE)

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE) KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE) Kondisi Kesetimbangan Untuk suatu sistem dalam kesetimbangan, potensial kimia setiap komponen pada setiap titik dlam system harus sama. Jika ada

Lebih terperinci

IV GAS IDEAL. Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik gas ideal dan implementasinya dalam proses-proses termodinamika

IV GAS IDEAL. Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik gas ideal dan implementasinya dalam proses-proses termodinamika IV GAS IDEAL ujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik gas ideal dan implementasinya dalam proses-proses termodinamika Materi: 4.1. Persamaan Karakteristik 4.. Kapasitas Panas

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA PEMICU I : SIFAT PVT Kelompok 3 Nahida Rani (1106013555) Nuri Liswanti Pertiwi (1106015421) Rizqi Pandu Sudarmawan (0906557045) Sulaeman A S (0906557051) Sony Ikhwanuddin

Lebih terperinci

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT Pendahuluan Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu

Lebih terperinci

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

12/3/2013 FISIKA THERMAL I FISIKA THERMAL I 1 Temperature Our senses, however, are unreliable and often mislead us Jika keduanya sama-sama diambil dari freezer, apakah suhu keduanya sama? Mengapa metal ice tray terasa lebih dingin?

Lebih terperinci

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya 1. Diagram Fasa dalam Sistem Logam - Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya adalah suatu daerah (region) yang berbeda struktur atau komposisinya dari daerah lain. - Diagram fasa

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat

Lebih terperinci

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu EFEK P&T, TITIK KRITIS, DAN ANALISI TRANSIEN Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Efek P dan T terhadap Nilai Besaran Termodinamika Dalam topik ini, saya akan meninjau bagaimana efek

Lebih terperinci

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

Kesetimbangan fase. Pak imam

Kesetimbangan fase. Pak imam Kesetimbangan fase Pak imam Diagram fase suatu zat memperlihatkan daerahdaerah tekanan dan temperatur di mana berbagai fase bersifat stabil secara termodinamis. Batas daerah adalah batas fase dimana dua

Lebih terperinci

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan. THERMODINAMIKA Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan http://ydhermawan.wordpress.com/ PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi.

Lebih terperinci

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan BAB Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan. Pengenalan Hal-hal yang berkaitan dengan neraca energi : Adiabatis, isothermal, isobarik, dan isokorik merupakan proses yang digunakan dalam menentukan suatu

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ENERGI

KESETIMBANGAN ENERGI KESETIMBANGAN ENERGI Landasan: Hukum I Termodinamika Energi total masuk sistem - Energi total = keluar sistem Perubahan energi total pada sistem E in E out = E system Ė in Ė out = Ė system per unit waktu

Lebih terperinci

BAB II. KESEIMBANGAN

BAB II. KESEIMBANGAN BAB II. KESEIMBANGAN Pada perhitungan stage wise contact konsep keseimbangan memegang peran penting selain neraca massa dan neraca panas. Konsep rate processes tidak diperhatikan pada alat kontak jenis

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs KESETIMBANGAN FASA Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang

Lebih terperinci

Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair

Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair Kelompok 3 Nahida Rani (1106013555) Nuri Liswanti Pertiwi (1106015421) Rizqi Pandu Sudarmawan (0906557045) Sony Ikhwanuddin (1106052902) Sulaeman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB M A S U D E F F E N D I Pendahuluan Evaporasi bertujuan untuk memekatkan atau menaikkan konsentrasi zat padat dari bahan yang berupa

Lebih terperinci

E V A P O R A S I PENGUAPAN

E V A P O R A S I PENGUAPAN E V A P O R A S I PENGUAPAN Soal 1 Single effect evaporator menguapkan larutan 10% padatan menjadi 30% padatan dg laju 250 kg feed per jam. Tekanan dalam evaporator 77 kpa absolute, & steam tersedia dg

Lebih terperinci

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam 2. Fase komponen dan derajat kebebasan Pak imam Fase dan komponen Fase adalah keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, dalam komposisi kimia maupun fisiknya. (Gibbs) Banyaknya fase diberi lambang

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem KESETIMBANGAN FASA Kata fase berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemunculan. Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh

Lebih terperinci

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI BAB V SIFA-SIFA ZA MURNI ubungan antara volume spesifik atau volume molar terhadap temperature dan tekanan untuk zat murni dalam keadaan kesetimbangan ditunjukkan dengan permukaan tiga dimensi seperti

Lebih terperinci

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi Pengeringan Shinta Rosalia Dewi SILABUS Evaporasi Pengeringan Pendinginan Kristalisasi Presentasi (Tugas Kelompok) UAS Aplikasi Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air karena transfer panas dan

Lebih terperinci

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi Pembekuan Shinta Rosalia Dewi Pembekuan Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku pangan tersebut. Dengan membekunya sebagian kandungan

Lebih terperinci

Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table)

Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table) Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table) Contoh : 1. Air pada tekanan 1 bar dan temperatur 99,6 C berada pada keadaan jenuh (keadaan jenuh artinya uap dan cairan berada dalam keadaan kesetimbangan atau

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Produk Utama 2.1.1.Gas Hidrogen (H2) : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, polyester, dan nylon, dipakai untuk proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin dan

Lebih terperinci

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab PSIKROMETRI Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab 1 1. Atmospheric air Udara yang ada di atmosfir merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Psikrometri

Lebih terperinci

MENGUAP DAN MENDIDIH

MENGUAP DAN MENDIDIH MENGUAP DAN MENDIDIH Catatan: - Tulisan ini dibuat sebagai tanggapan terhadap thread Mekanisme Penguapan Air pada RTP di Milis Fisika Indonesia. Tulisan ini bukan makalah resmi. Penambahan/pengurangan/revisi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1 III. LANDASAN TEORI 3.1 Diagram suhu dan konsentrasi Hubungan antara suhu dan konsentrasi pada sistem pendinginan absorpsi dengan fluida kerja ammonia air ditunjukkan oleh Gambar 6 : t P = Pc = P 3 = P

Lebih terperinci

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan: ENTROPI PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL Untuk satu mol atau unit massa suatu fluida yang mengalami proses reversibel dalam sistem tertutup, persamaan untuk hukum pertama termodinamika menjadi: [35] Diferensiasi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Fisik

Laporan Praktikum Kimia Fisik Laporan Praktikum Kimia Fisik DestilasiCampuranBiner Oleh :Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004) Annisa Novita Nurisma (131424005) Rahma Ausina (131424022) Kelas : 1A- Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik

Lebih terperinci

Kesetimbangan Fasa Bab 17

Kesetimbangan Fasa Bab 17 14.49 Pada diagram fase dibawah ini kesetimbangan cair uap digambarkan sebagai T terhadap xa pada tekanan konstan, tentukan fase-fase dan hitunglah derajat kebebasan dari daerah yang ditandai. Jawab: Daerah

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU 1. Kenaikan Titik Didih Titik didih suatu zat cair adalah: suhu pada suatu tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan luar.

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,

Lebih terperinci

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi BAB Perhitungan Perubahan Entali.1. ransisi Fasa ransisi Fasa terjadi dari fasa adat menjadi fasa air, dari fasa air menjadi fasa gas, dan sebaliknya. Pada roses transisi ini terjadi erubahan entali (dan

Lebih terperinci

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008 TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 007/008 Siklus Kompresi Uap Ideal (A Simple Vapor-Compression Refrigeration Cycle) Mempunyai komponen dan proses.. Compressor: mengkompresi uap menjadi uap bertekanan

Lebih terperinci

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1 Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama Fugasitas Oleh : Samuel Edo Pratama - 1106070741 Pengertian Dalam termodinamika, fugasitas dari gas nyata adalah nilai dari tekanan efektif yang menggantukan nilai tekanan mekanis sebenarnya dalam perhitungan

Lebih terperinci

c. Suhu atau Temperatur

c. Suhu atau Temperatur Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh : a. Konsentrasi Pereaksi Pada umumnya jika konsentrasi

Lebih terperinci

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Jurnal sains kimia Vol.II No.2,200 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN Rohayati, Nova Safitri Lab.Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Kode Pos 50229 Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

TEMPERATUR. dihubungkan oleh 49 50 o F. Temperatur pada skala Fahrenheit dan Celcius TEMPERATUR 1. Teori atom zat mendalilkan bahwa semua zat terdiri dari kesatuan kecil yang disebut atom, yang biasanya berdiameter 10-10 m.. Massa

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas WUJUD ZAT 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas 1.1 Jumlah Fasa (P) Fasa adalah bagian dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas. Jumlah Fasa

Lebih terperinci

Campuran udara uap air

Campuran udara uap air Campuran udara uap air dan hubungannya Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang campuran udara-uap air dan hubungannya membaca grafik psikrometrik

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5 DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI ABSTRACT ii iii v viii x xi xiv xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Keaslian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih larutan setelah menganalisis standar

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NERACA PANAS

PERHITUNGAN NERACA PANAS PERHITUNGAN NERACA PANAS Data-data yang dibutuhkan: 1. Kapasitas panas masing-masing komponen gas Cp = A + BT + CT 2 + DT 3 Sehingga Cp dt = Keterangan: Cp B AT T 2 2 C T 3 = kapasitas panas (kj/kmol.k)

Lebih terperinci

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Disusun Oleh : Kelompok : 12 Nama Mahasiswa : Hari Purnama (1206202015) Hendrik (1206261264) Rahganda (1206261182) Siti Zunuraen (1206202072)

Lebih terperinci

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI

TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h = /3/3 Pendahuluan SIFAT SIFAT TERMIS Aplikasi panas sering digunakan dalam proses pengolahan bahan hasil pertanian. Untuk dapat menganalisis proses-proses tersebut secara akurat maka diperlukan informasi

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari Pokok Bahasan/Materi 1. Sifat-sifat gas ideal 2. Teori kinetik gas 3. Hukum termodinamika 4. Energi bebas dan potensial kimia 5. Kesetimbangan kimia 6. Kinetika

Lebih terperinci

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH Jurnal Teknik Kimia : Vol. 6, No. 2, April 2012 65 DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH Ni Ketut Sari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industry UPN Veteran

Lebih terperinci

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR KALOR (HEAT) Peta konsep (Concept map) Kalor Memerlukan kalor Memerlukankalor ASAS BLACK kalor padat Melepaskan kalor cair Melepaskan kalor gas Mengubah wujud zat KALOR Mengubah wujud zat.. Bergantung

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA Disusun oleh : 1. Fatma Yunita Hasyim (2308 100 044)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem

Lebih terperinci

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Ahmad Zaki Mubarok Maret 2012 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Sub topik: Prinsip Umum Deskripsi Sistem Heat (Panas) Sifat Saturated dan Superheated Steam Soal-soal Beberapa proses

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BAHAN BAKU TETES MENGGUNAKAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BAHAN BAKU TETES MENGGUNAKAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT TUGAS AKHIR 2011 PEMBUATAN BIOETANOL DARI BAHAN BAKU TETES MENGGUNAKAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT Disusun oleh : Julfikar Gilang Anfias 2308 030 001 Adhitya Tegar Satya 2308 030 069

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,

Lebih terperinci

BAB 4 UAP JENUH DAN UAP PANAS LANJUT

BAB 4 UAP JENUH DAN UAP PANAS LANJUT BAB 4 UAP JENUH DAN UAP PANAS LANJUT 4-1. Temperatur Jenuh Ketika temperatur benda cair naik sampai pada titik dimana adanya penambahan panas pada benda cair yang menyebabkan sebagian benda cair itu menguap,

Lebih terperinci

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015 1 KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015 2 Kimia Dasar Lecturer : Joko Sedyono Phone : 08232 798 6060 Email : Joko.Sedyono@ums.ac.id References : 1. Change, Raymond, 2004, Kimia Dasar, Edisi III,

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ENERGI

KESETIMBANGAN ENERGI KESETIMBANGAN ENERGI Soal 1 Tentukan panas spesifik dengan persamaan Siebel dari sari buah dengan jumlah padatan 45%. Jawaban : 2679,5 J / (kg.k) c avg = 837,36 (0,45) + 4186,8 (0,55) Soal 2 Lima kg es

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1) BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun

Lebih terperinci

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup Catatan Kuliah TERMODINAMIKA Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup Pada bab ini pembahasan mengenai perpindahan pekerjaan batas atau pekerjaan P dv yang biasa dijumpai pada perangkat reciprocating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi bahan bakar alternatif (biofuel) saat ini mendapat perhatian lebih dari beberapa pemerintahan di seluruh dunia. Beberapa pemerintahan telah mengumumkan komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S Fisika Panas 2 SKS Adhi Harmoko S Apa yang dapat diterangkan dari gambar ini? Apa yang dapat diterangkan dari gambar ini? Diperlukan suatu metode yang sistematis untuk menerangkan peristiwa perubahan fasa!!!

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Termal Pada pengujian termal menggunakan metode DSC, ABS Original + ABS Recycle mendapatkan hasil yang bervariasi pada nilai Tg dan nilai Tm. Didapatkannya

Lebih terperinci

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi. EVAPORAI uatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi. Uap dari larutan yang mendidih dihilangkan dan larutan yang tinggal mempunyai konsentrasi

Lebih terperinci

II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam

II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sulfamic Acid Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam aminosulfonic, dan asam sulfamidic, serta dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DEFINISI Sifat koligatif larutan : sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya tergantung pada banyakknya partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Stearat Monoetanolamida Asam stearat monoetanolamida mempunyai rumus molekul HOCH 2 CH 2 NHCOC 17 H 35 dan struktur molekulnya Gambar 2.1 Struktur molekul Asam stearat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Produksi 15.000 ton/tahun Kemurnian Produk 99,95 % Basis Perhitungan 1.000 kg/jam CH 3 COOH Pada perhitungan ini digunakan perhitungan dengan alur maju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan. THERMODINAMIKA Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan http://ydhermawan.wordpress.com/ PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA Thermo / I / 1 Materi: THERMODINAMIKA

Lebih terperinci

TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM

TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM MATA KULIAH TRANSFORMASI FASA Pertemuan Ke-7 TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM Nurun Nayiroh, M.Si Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan yang menghalangi jalannya

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

KALOR. hogasaragih.wordpress.com KALOR Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan

Lebih terperinci

6/12/2014. Distillation

6/12/2014. Distillation Distillation Distilasi banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Minyak atsiri dapat bermanfaat sebagai senyawa antimikroba, diantaranya: 1. Minyak biji pala 2. Minyak daun jeruk 1 Distillation

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci