Kinerja Lingkungan dan Sosial (ESP)
|
|
- Hamdani Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Millennium Challenge Account - Indonesia Kinerja Lingkungan dan Sosial (ESP) Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi
2 Kinerja Lingkungan dan Sosial MCA-I (ESP) Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menandatangani kerjasama hibah Millennium Challenge Compact ( Compact ) pada tanggal 19 November 2011 untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di Indonesia. Dalam kaitan ini, Pemerintah Indonesia telah membentuk MCA-Indonesia (MCA-I) untuk bertindak sebagai pihak pengelola implementasi dari Program tersebut di Indonesia sebagaimana dimaksud dan didefinisikan di dalam Compact. Compact terdiri dari tiga proyek utama, yakni (1) Green Prosperity ( GP ) yang berfokus pada peningkatan produktifitas melalui perluasan energi terbarukan dan meningkatkan praktek penggunaan lahan dan pengelolaan sumber daya alam; (2) Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat ( Proyek Kesehatan dan Nutrisi ) yang berfokus pada pengurangan dan pencegahan kelahiran dengan berat badan yang rendah (stunting) dan kurang gizi serta peningkatan pendapatan rumah tangga melalui penghematan biaya, pertumbuhan produktifitas dan pendapatan, dan (3) Modernisasi Pengadaan ( PM ) yang berfokus pada pencapaian penghematan pengeluaran pemerintah yang penting terkait dengan pengadaan barang dan jasa namun dengan tetap memastikan kualitas dan penyediaan layanan publik sesuai dengan rencana. Pertimbangan atas aspek lingkungan dan sosial adalah penting dalam pemilihan proyek, desain dan implementasi semua program dan kegiatan Compact. Environmental and Social Performance (ESP) dibuat untuk mengintegrasikan hukum dan peraturan Indonesia dan prinsip-prinsip lingkungan dan sosial berkelanjutan yang diterima secara internasional ke dalam desain dan pelaksanaan Compact ini, untuk menciptakan program yang sensitif terhadap permasalahan lingkungan dan sosial, yang bertujuan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang disinergikan dengan elemen-elemen yang diperlukan untuk meminimalkan risiko lingkungan dan sosial dan meningkatkan perlindungan sumber daya alam.
3 E1. Desain Proyek yang sensitif terhadap Lingkungan dan Sosial E2. Pemahaman Risiko dan Manfaat E3. Pengungkapan Informasi dan Melibatkan Stakeholder E4. Merancang dan Menerapkan Rencana Aksi Lingkungan dan Sosial E5. Mengembangkan dan Melembagakan Mekanisme Pengaduan E6. Pemantauan Kepatuhan, Pelaporan dan Evaluasi Elemen Kebijakan ESMS Jenjang 1 Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS) Untuk mencapai tujuan ESP, semua investasi dan operasi MCA-I harus sesuai dengan Kerangka Sistem Manajemen Lingkungan dan Sosial (Kerangka ESMS). Kerangka ESMS dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua investasi dan aktifitas MCA -I mematuhi semua hukum dan peraturan Pemerintah Indonesia yang berlaku, Pedoman Lingkungan MCC, Kebijakan Gender MCC, dan konsisten dengan International Finance Corporation Performance Standards ( IFC PS). PS-1 Assessment and Management of Environmental and Social Risks and Impacts PS-2 Labor and Working Conditions PS-3 Resource Efficiency and Pollution Prevention PS-4 Community Health, Safety, and Security PS-5 Land Acquisition and Involuntary Resettlement PS-6 Biodiversity Conservation and Sustainable Management of Living Natural Resources PS-7 Indigenous Peoples PS-8 Cultural Heritage IFC Performance Standards ESMS ini dibagi menjadi tiga jenjang, yaitu 1) Jenjang 1 untuk Compact secara keseluruhan, 2) Jenjang 2 untuk setiap Program atau Kegiatan utama, yaitu Green Prosperity (GP), Gizi dan Kesehatan Berbasis Masyarakat (H&N), Modernisasi Pengadaan (PM), dan inisiatif Compact lainnya yang memiliki potensi untuk menimbulkan dampak lingkungan dan sosial, dan 3) Jenjang 3 untuk proyek-proyek tertentu dibawah setiap Program atau Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan/atau sosial. Kerangka Sistem Manajemen Lingkungan dan Sosial MCA-I
4 Semua ESMS dalam Compact pada umumnya akan mengikuti arahan kebijakan, kajian dampak lingkungan dan sosial (Environmental and Social Impact Assessment, ESIA), dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Management Plan, ESMP). Komponen ESMS meliputi 1) Penerapan pernyataan kebijakan yang menjunjung tinggi perlindungan lingkungan dan sosial, 2) mengembangkan kerangka kerja ESMS, 3) mengembangkan pedoman yang relevan, 4) mengembangkan prosedur tertentu misalnya untuk melakukan proyek tertentu ESIA, 5) melakukan tinjauan dokumen, melakukan studi yang dibutuhkan, dan membuat dokumen referensi dan perpustakaan pedoman dan prosedur, 6) mengembangkan rencana tindakan yang jelas dan spesifik, 7) menentukan organisasi dan pelaksanaan Rencana Aksi Lingkungan dan Sosial, 8) menentukan dan mengamankan anggaran yang dibutuhkan untuk implementasi ESMP, dan 9) proses monitoring, evaluasi dan pelaporan. Ketiga proyek dibawah MCA-I diharapkan untuk mengikuti kerangka ESMS, tetapi dengan adanya perbedaan sifat proyek, maka persyaratan yang berlaku akan berbeda.
5 Komponen ESMS dan Integrasi dalam Proyek MCA-I ESMS harus mematuhi berbagai komponen dalam melaksanakan Proyek/Aktifitas. Langkah-langkah dari ESMS pada akhirnya akan mengarah kepada Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMP), dimana komponen-komponen dibawah ini pada akhirnya akan terintegrasi dibawah ESMP dalam melaksanakan Proyek/Aktifitas. Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial (ESIA) Proses ESIA memperkirakan dan menilai potensi dampak dan risiko negatif dari suatu proyek. ESIA mengevaluasi risiko dan dampak lingkungan dan sosial dari fasilitas yang terkait dan kegiatan lain dari pihak ketiga. Proses ESIA mengidentifikasi dan mendefinisikan kumpulan mitigasi lingkungan dan sosial dan tindakan pengelolaan yang akan diambil selama pelaksanaan proyek untuk menghindari, meminimalkan, atau memberikan kompensasi untuk risiko dan dampak lingkungan dan sosial yang diurut sesuai prioritas dan jadwal; juga mengidentifikasi dampak negatif tersisa yang tidak dapat dimitigasi. ESMP Policy Guideline Pengungkapan dan Konsultasi Publik MCA-I diharapkan untuk menggabungkan konsultasi publik yang tepat waktu, partisipatif, dan bermakna dalam pengembangan ESIA dalam Compact, analisa dan Rencana Pengelolaan yang terkait. Cakupan dan tingkat keterlibatan yang diperlukan proses konsultasi harus sebanding dengan risiko dan dampak proyek dan keprihatinan yang diangkat oleh masyarakat setempat yang terkena dampak langsung dari proyek (Masyarakat Terpengaruh - Affected Communities). ESIA AAA Komponen ESMS MCA-I Konsultasi yang efektif memberikan kesempatan bagi MCA-I untuk belajar dari pengalaman, pengetahuan dan keprihatinan dari Masyarakat Terpengaruh yang terkena dampak, serta untuk mengelola harapan mereka dengan memperjelas tanggung jawab dan sumber informasi, sehingga kesalahpahaman dan tuntutan yang tidak realistis dapat dihindari. Pengungkapan informasi proyek yang relevan akan membantu Masyarakat Terpengaruh dengan memberikan akses terhadap informasi mengenai: (i) tujuan, sifat dan skala proyek; (ii) durasi kegiatan proyek yang diusulkan; (iii) potensi dampak dan risiko terhadap masyarakat dan langkah-langkah mitigasi yang relevan; (iv) proses keterlibatan stakeholders; dan (v) mekanisme pengaduan. Waktu dan metode pengungkapan informasi proyek dapat berubah tergantung pada: persyaratan hukum nasional, karakteristik dan kebutuhan Masyarakat Terpengaruh, jenis pengkajian yang terlibat, dan tahap pengembangan proyek atau operasi, tetapi harus sedini mungkin.
6 Keterlibatan Stakeholder Tujuan dari keterlibatan stakeholder adalah untuk menetapkan dan mempertahankan hubungan yang membangun dengan berbagai stakeholder selama masa proyek dan merupakan bagian penting dari proses ESMS yang efisien dan bersifat adaptif. Proses keterlibatan stakeholder yang efektif memungkingan pandangan, kepentingan dan keprihatinan berbagai stakeholder, khususnya Masyarakat Terpengaruh untuk didengar, dipahami, dan diperhitungkan dalam keputusan proyek dan dalam menciptakan manfaat pembangunan. Proses ini merupakan sesuatu yang berkelanjutan yang mungkin melibatkan, unsur-unsur berikut: analisis dan perencanaan stakeholder, pengungkapan dan penyebaran informasi, konsultasi dan partisipasi, mekanisme pengaduan, dan pelaporan berkelanjutan untuk Masyarakat Terpengaruh. Mekanisme Pengaduan Dimana terdapat Masyarakat Terpengaruh, MCA-I akan menyusun mekanisme pengaduan untuk menerima dan memfasilitasi pemecahan permasalahan dan keluhan Masyarakat Terpengaruh tentang kinerja lingkungan dan sosial MCA-I. Mekanisme ini merupakan bagian penting dari ESMS suatu proyek dan akan didorong untuk menjadi suatu mekanisme yang dapat menyelesaikan masalah secepatnya, dengan menggunakan proses konsultasi yang dapat dimengerti dan transparan, yang sesuai dengan budaya dan mudah diakses, dan tanpa biaya dan retribusi kepada pihak yang terpengaruh oleh masalah atau keprihatinan. Kesehatan & Keselamatan MCA-I berkomitmen untuk memastikan bahwa semua tempat kerja yang ditetapkan dalam kontrak merupakan lingkungan yang aman dan sehat. Sebagai satu kesatuan yang bertanggung jawab, MCA-I harus memastikan bahwa dibawah Kebijakan MCC, proyek dan kegiatan yang terdanai memenuhi atau melampaui semua hukum dan peraturan Kesehatan & Keselamatan negara, dan, dimana hukum dan peraturan tersebut tidak mencukupi atau tidak ada, untuk mendorong dan memfasilitasi aplikasi praktek dan standar internasional yang bertanggung jawab. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMP) ESMP akan dikembangkan untuk setiap proyek dan akan membimbing proyek untuk mengelola semua pelaksanaan tindakan lingkungan dan sosial yang terkait dengan rencana proyek, sesuai dengan kebutuhan peraturan pemerintah Indonesia dan standar Internasional (IFC PS). Dalam ESMP juga akan dimasukkan rencana pemantauan pengelolaan dan evaluasi rencana tindakan serta semua persyaratan pelaporan yang diperlukan. Emisi Gas Rumah Kaca dan Pembangunan Berkelanjutan MCA-I akan mendukung sepenuhnya komitmen Indonesia untuk masa depan yang berkelanjutan dengan target mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020, dengan mempertahankan tujuh persen pertumbuhan ekonomi per tahun. Diharapkan bahwa pelaksanaan investasi MCC oleh MCA-I akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, melengkapi upaya-upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan menciptakan insentif bagi pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. ESMS dibawah MCA-I akan memandu proyek untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dan sosial yang diterima secara internasional ke dalam desain dan pelaksanaan Compact untuk mencapai manfaat yang seimbang bagi masyarakat, bumi ini, dan untuk mencapai kemakmuran.
7 Proyek Utama ESMS dalam MCA-I s ESMS Jenjang 1 telah dikembangkan untuk menjadi dasar dan panduan untuk Kerangka ESMS, dimana berlaku untuk semua kegiatan Compact. Berdasarkan Jenjang 1, ESMS Jenjang 2 telah dikembangkan secara khusus untuk tiga proyek utama dibawah Compact. Proyek Kemakmuran Hijau Jenjang 2 ESMS untuk GP berlaku untuk semua komponen GP, termasuk: Tiga kegiatan utama dibawah GP yaitu, Participatory Land-Use Planning, GP Facility, and Green Knowledge; Lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk mengelola fasilitas pinjaman dan fasilitas hibah (GP Financial Facility); Kontraktor yang ditugaskan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan untuk mengelola semua atau sebagian dari aktivitas GP; Semua organisasi yang menerima pinjaman atau dana hibah dari program GP; Kegiatan yang terkait, terpengaruh, atau berpotensi mempengaruhi, kegiatan yang didanai oleh pinjaman atau dana hibah dari program GP. Khusus untuk GP Project, ESMS Jenjang 2 akan menguraikan kebutuhan untuk mengatasi pedoman untuk kabupaten, yang akan didasarkan pada setiap Memorandum of Understandings antara MCA-I dan kabupaten terpilih dan semua aspek pengkajian kesiapan kabupaten dibawah GP. Hal ini akan mengarah pada pengkajian dan pengelolaan dampak kumulatif yang efektif dalam batas lingkungan dan sosial dalam suatu wilayah administratif tertentu dan selanjutnya akan terhubung ke dalam kerangka pembangunan berkelanjutan daerah. Proyek Kesehatan dan Nutrisi Dalam pengembangan penyediaan micronutrient dan respons dari sektor swasta dalam proyek H&N, MCA-I diperlukan untuk mengantisipasi dan menangani isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan produksi, pengemasan, penyimpanan dan pasca-konsumen pembuangan kemasan untuk micronutrient. Terkait dengan isu-isu sosial, proyek H&N memiliki manfaat positif yang cukup besar bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam PNPM Generasi Plus. Manfaat kesehatan yang lebih baik untuk ibu, gizi bayi, dan sanitasi/perilaku kebersihan mempunyai jangkauan jauh dan berjangka panjang berpotensi memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan produktivitas ekonomi masyarakat. Terkait dengan potensi dampak sosial yang negatif, ESMS menyatakan bahwa PNPM dirancang sebagai program pemberdayaan masyarakat, dan telah mendirikan dan diuji prosedur dan infrastruktur untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak negatif.
8 Pengunaan pedoman dan perlindungan PNPM dianggap cukup untuk memenuhi tujuan kinerja sosial MCA-I. ESMS ini mengacu pada isu-isu sosial dan budaya tertentu yang berkaitan dengan penyediaan micronutrient. Sebuah studi yang dilakukan oleh konsultan MCC mengidentifikasi kemungkinan masalah berikut yang harus diantisipasi oleh proyek kesehatan dan nutrisi: Berbagi makanan, dengan ibu sering makan terakhir Kurangnya kesadaran dan pendidikan yang efektif tentang nutrisi yang tepat Masalah yang terkait dengan transisi perempuan dari kebiasaan tradisional ke dalam pengaturan kerja industri Kurangnya pendidikan di kalang perempuan Pernikahan dan kelahiran anak di antara perempuan remaja (remaja awal) Isu lingkungan dan sosial juga dapat terjadi sehubungan dengan kampanye kesadaran nasional. Dari sisi lingkungan, penggunaan bahan cetak (poster, spanduk, dll) harus mempertimbangkan efisiensi sumber daya dari awal penyediaan hingga pembuangan. Dari sisi sosial, teknik berkomunikasi harus mempertimbangkan keragaman budaya yang luas di Indonesia, dan, di sisi lain, ini juga harus menjadi sebuah keuntungan bagi rakyat tradisional/seni dalam pertunjukan di masingmasing daerah. Proyek Modernisasi Pengadaan Proyek PM sebagian besar merupakan pengembangan kapasitas dan proyek reformasi kebijakan. Tidak ada kegiatan fisik yang dilaksanakan di tingkat dasar. Oleh karena itu, risiko lingkungan dan sosial yang mungkin timbul sebagai akibat dari Proyek PM terbatas. Proyek PM memiliki kesempatan untuk menanamkan manfaat lingkungan dan sosial dalam jangka panjang. Terutama karena proyek ini diharapkan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal pengadaan publik, prosedur dan kapasitas yang akan memiliki dampak jangka panjang dan jangkauan jauh. Secara khusus, Pengadaan Berkelanjutan mempunyai kesempatan untuk mempromosikan keberlanjutan untuk semua penyediaan barang dan jasa.
9 Kolaborasi MCA-I dengan KLH Dalam rangka menyesuaikan dengan perlindungan lingkungan dan sosial dalam Compact, untuk menyelaraskan ESMS MCA-I dengan praktik nasional dan mengatasi berbagai kebutuhan ESMS dari tiga proyek utama, MCA-I mengembangkan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang akan melibatkan US Environmental Protection Agency (US-EPA) melalui pengembangan program kerja yang akan bermanfaat bagi setiap proyek MCA-I dan pada akhirnya akan mengarah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga kebersihan lingkungan. Program kerja tersebut dibagi menjadi 6 tugas, yang akan menjadi jembatan untuk ESMS dan pelaksanaannya, menjadi investasi terhadap infrastrukturnya, serta menjadi indikator keberhasilan ESMS. Tugas 1: MCA-I Program Dukungan (Persiapan) Tugas 2: Beradaptasi (Menyesuaikan) and Menyebarkan NEPAssist Tugas 3: Desain dan Pelaksanaan EIA & Sistem Pendukung Keputuzan Izin (DSS) Tugas 4: Penulisan Izin Lingkungan Tugas 5: Metodologi Mendukung DSS Task 6: Siklus Hidup Informasi Lingkungan (SOER) Tugas dalam Kolaborasi MCA-I dengan KLH Tugas dalam Kolaborasi ini akan meliputi berbagai aktifitas seperti: Pengembangan DSS Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan sebagai improvement dari DADU; Pengembangan WEB-GIS Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (NEPAssist) Pengembangan Metodologi Penggunaan Data & Informasi Spatial dalam Penilaian Dokumen Amdal dan UKL-UPL dalam rangka memperkuat dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Revisi dari Metodologi Perkiraan Dampak) Penyusunan Izin Lingkungan yang efektif (Effective Permit Writing)
10 Integrasi Tugas Kolaborasi dan Proses ESMS
11
12
Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU
1 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU 2 3 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Proyek Kemakmuran Hijau atau Green Prosperity Project adalah sebuah proyek yang dinaungi Compact Indonesia dengan Millenium Challenge Corporation (MCC)
Lebih terperinciGLossary. Badan Pembangunan Perancis (French Development Agency) Penilaian Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment)
GLossary ADB AFD AMDAL EIA EMP ESIA ESMF ESS ESSBCM FS IFC IPP LARAP MFI PT SMI RKL-RPL SIA ToR UKL-UPL Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) Badan Pembangunan Perancis (French Development Agency)
Lebih terperinciOleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact
Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis
Lebih terperinciPemantauan & Evaluasi
Millennium Challenge Account - Indonesia Pemantauan & Evaluasi Buku Saku Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi www.mca-indonesia.go.id Daftar Isi Proyek 1 Pemantauan & Evaluasi 2 Pemantauan
Lebih terperinciKerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia
Kerangka Acuan Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Amerika Serikat yang bertindak melalui Millennium Challenge Corporation ("MCC") dan Pemerintah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pembentukan. Lembaga. Wali Amanat. PERATURAN MENTERI NEGARA
Lebih terperinciKerangka Acuan Kerja/KAK
Proyek MCA-Indonesia: Konsorsium IIEE-RMI-ProWater-LKM Wonorejo Kerangka Acuan Kerja/KAK Environmental and Social Management System (ESMS) Specialist untuk Proyek Peningkatan Ekonomi dengan Pemberdayaan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA REVISI-II PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI KEGIATAN PENGELOLAAN HIBAH MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014
KERANGKA ACUAN KERJA REVISI-II PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI KEGIATAN PENGELOLAAN HIBAH MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA SATUAN KERJA PENGELOLA HIBAH BADAN PERENCANAAN
Lebih terperinciPROYEK MODERNISASI PENGADAAN
PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah booklet final.indd 1 booklet final.indd 2 PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Pengantar Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium
Lebih terperinciHibah Pengetahuan Hijau
RINGKASAN INFORMASI Hibah Pengetahuan Hijau PROYEK KEMAKMURAN HIJAU COMPACT INDONESIA Versi 01-23 Desember 2014 Dokumen ini diproduksi atas dukungan rakyat Amerika Serikat melalui Millennium Challenge
Lebih terperinciPengawasan Lintas Sektor (Cross cutting Oversight)
Pengawasan Lintas Sektor (Cross cutting Oversight) - Performa Lingkungan Hidup (ESP) - Kajian Sosial dan Integrasi Gender (SGA) - Ekonomi (ERR) - Monitoring & Evaluasi (M&E) MSF Lombok Kemakmuran Hijau
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI SEKRETARIAT PENGELOLA HIBAH MILLENNIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014
KERANGKA ACUAN KERJA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI SEKRETARIAT PENGELOLA HIBAH MILLENNIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA SATUAN KERJA PENGELOLA HIBAH BADAN PERENCANAAN
Lebih terperinciLatar Belakang Gambar 1. Kriteria Pinjaman Daerah
Ringkasan Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF-Environmental and Social Management Framework) Regional Infrastructure Development Fund (RIDF) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR Latar Belakang RIDF
Lebih terperinciATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPrasyarat Penerima Hibah
Prasyarat Penerima Hibah Prinsip - Prinsip Grants Program Manager ( Pengelola Program Hibah ) atas nama MCA-Indonesia akan menilai dan menyaring semua Kertas Konsep dan / atau Proposal yang masuk dengan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN HIBAH MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN HIBAH MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION (MCC) TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA SATUAN KERJA PENGELOLA HIBAH MCC BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
Lebih terperinci- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian
Lebih terperinciMasalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE
Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan
Brief Note Edisi 19, 2016 Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Pengantar Riza Primahendra Dalam perspektif pembangunan, semua
Lebih terperinciPemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth
Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciPanggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014
Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat
Lebih terperinciPemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia
Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator
Lebih terperinciIntegrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek
Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek Oleh: Dini Ayudia, M.Si Kepala Subbidang Transportasi Manufaktur Industri dan Jasa pada
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)
KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) I. Pernyataan Tujuan A. Perubahan iklim menimbulkan tantangan dan resiko global terhadap lingkungan dan ekonomi, membawa dampak bagi kesehatan manusia,
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan
Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciFasilitas Kemakmuran Hijau. Hibah Pengelolaan Sumber
Fasilitas Kemakmuran Hijau Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH PSABM 2 Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Fasilitas
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MAMASA NOMOR: 2 TAHUN 2013
BUPATI MAMASA PERATURAN BUPATI MAMASA NOMOR: 2 TAHUN 2013 TENTANG FASILITAS PEMBEBASAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN YANG DlBIAYAI DARI HIBAH MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain
Lebih terperinciDEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) KEGIATAN Kode Activity Sistem Procurement Lokasi Dana Fasilitasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Komponen 1, Output
Lebih terperinciIndonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan
Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN
Lebih terperinciPENGUMUMAN SELEKSI PASCAKUALIFIKASI Nomor: 105/PSS/PPJK/12/2012
PENGUMUMAN SELEKSI PASCAKUALIFIKASI Nomor: 105/PSS/PPJK/12/2012 Dalam rangka kegiatan di lingkungan Sekretariat Pengelolaan Hibah Millenium Challange Corporation (MCC) Kementerian Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciModul A: Pendahuluan
Modul A: Pendahuluan Disampaikan Oleh : Suwasono Heddy Tunggul Sutan Haji Euis Elih Nurlaelih 2 Struktur Tim KLHS UB (Kerjasama antara Deputi I KLH-RI Dirjen Bangda Kemendagri PPLH LLPM UB) I. Board of
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Lebih terperinciNOTA KESEPAHAMAN ANTARA. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT, DmT PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA TENTANG
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA WALI AMANAT MZLLEhWZUM CHALLENGE ACCOUiVT- INDONESIA, PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT, DmT PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA TENTANG PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM COMPACT
Lebih terperinciPROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)
Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account Indonesia
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciKonsolidasi dan Kemitraan untuk Akselerasi Kemajuan
Konsolidasi dan Kemitraan untuk Akselerasi Kemajuan RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN TAHUNAN April 2013 - Desember 2014 Millennium Challenge Account - Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciIndonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan
Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.
Lebih terperinciKEPASTIAN RUANG YANG PARTISIPATIF SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA DAN DUKUNGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
KEPASTIAN RUANG YANG PARTISIPATIF SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA DAN DUKUNGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF Kendala pengembangan kawasan
Lebih terperinciSetelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan
Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) dari Proyek
Lebih terperinciPengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Grant Program Manager For Community-Based Natural Resources Management Grant Lot GPM1: Sumatra & Kalimantan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis
Lebih terperinciFasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI
Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan
Lebih terperinciKerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM
Kerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM Iman Prihandono, Ph.D Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum, Universitas Airlangga email: iprihandono@fh.unair.ac.id Bagaimanakah bisnis mempengaruhi
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Lebih terperinciPerbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon
Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan
Lebih terperinci-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Instrumen Ekonomi. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat
PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat SOSIALISASI Untuk Propinsi Sumatra Barat Kabupaten Solok Selatan dan Pesisir Selatan Padang, 8 Oktober 2015 PROYEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 20, Mengembangkan Cost Effective CSR
Brief Note Edisi 20, 2016 Mengembangkan Cost Effective CSR Mengembangkan Cost Effective CSR Riza Primahendra Pengantar Pelambatan ekonomi dunia yang ditandai dengan lesunya pasar saham, anjloknya harga
Lebih terperinciIndonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan
Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciMencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.
v Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. Direktur PKGBM MCA-Indonesia, Iing Mursalin STANTING STANTING ADALAH Ketika balita lebih pendek dari standar tinggi badan seumurnya. Hampir 9 juta
Lebih terperinciUNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA
UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA Informasi Umum Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (Clean Stove
Lebih terperinciKuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan
Kuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan Selamat Datang di Kuesioner Gaya Hidup yang Berkelanjutan Cara kita menjalani hidup kita sehari-hari pilihan-pilihan
Lebih terperinciPRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012
PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciGaris-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional
Garis-Besar NAP Latar Belakang Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim Rencana Aksi Nasional 1 2 3 Model Pembangunan Sampai Dengan Sekarang Kekhasan Negara Indonesia
Lebih terperinciILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013
ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 Miranda Fajerman Chief Technical Adviser ILO - MAMPU 1 Tujuan AusAID MAMPU Program Meningkatkan
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciLembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek
PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:
Lebih terperinciLAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
30 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Ada dua kecenderungan umum yang diprediksikan akibat dari Perubahan Iklim, yakni (1) meningkatnya suhu yang menyebabkan tekanan panas lebih banyak dan naiknya permukaan
Lebih terperinciKebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan
1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya
Lebih terperinciIMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA
IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi
Lebih terperinciDEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA
DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciPROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM
PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,
Lebih terperinciKebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola
Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.
Lebih terperinciKerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1
2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN ATAU
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
Lebih terperinciNaskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan
Lebih terperinciPERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI
Lokakarya Nasional Peran dan Manfaat Pembangunan Berkelanjutan Bagi Kalangan Perbankan PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI Toshiro Nishizawa Japan Bank for International Cooperation Chair, UNEP FI
Lebih terperinciRoyal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas
Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciDOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor
DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Laporan No.: Nama Proyek Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor Lingkungan dan Pedesaan ID
Lebih terperinciPROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM
PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,
Lebih terperinciPROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI
PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut
Lebih terperinciAMDAL DAN KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan
AMDAL DAN KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan 1 Pengertian AMDAL DEFINISI AMDAL Analisis Mengenai Dampak
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.662, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerjasama Pemerintah. Badan Usaha. Infrastruktur. Panduan Umum. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDeklarasi Dhaka tentang
Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi
Lebih terperinciOutline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs
Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran
Lebih terperinciFAQ. bahasa indonesia
FAQ bahasa indonesia Q: Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) A: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk dan berada
Lebih terperinciMenyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan. Center for International Forestry Research
Menyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan Center for International Forestry Research Siapakah kami Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (Center for International Forestry Research)
Lebih terperinciPROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015
PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Mamasa, 15 Oktober 2015 Tujuan Program Hibah PSDABM 1) Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada
Lebih terperinciProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012
ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012 Krisdinar.wordpress.com Latar belakang Bencana di Indonesia
Lebih terperinciSegitiga Emas: Masyarakat-Pemerintah-Industri
Segitiga Emas: Masyarakat-Pemerintah-Industri Belajar membangun Tata Pemerintahan dari hutan Kalimantan Kalimantan Gold Corporation Limited Segitiga Emas Masyarakat Pemerintah Industri Apakah Tata Pemerintahan
Lebih terperinci