Oleh: Rokhmat S Labib

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Rokhmat S Labib"

Transkripsi

1 Oleh: Rokhmat S Labib Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (TQS Fathir [35]: 8). Di antara penyebab tergelincirnya seseorang ke dalam perbuatan jahat dan dosa adalah persepsi yang salah tentang perbuatan yang dikerjakan. Ketika seseorang menganggap baik sebuah perbuatan yang jahat, maka akan mengerjakan kejahatan tanpa merasa bersalah. Demikian juga sebaliknya, menganggap jahat perbuatan yang baik, maka dia akan dengan mudah meninggalkan kebaikan. Agar tidak salah, tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan petunjuk Allah SWT sebagai pedoman dalam menilai setiap perbuatan. Ayat ini adalah di antara yang menjelaskan tentang fatalnya kesalahan persepsi tersebut. Perbuatan Buruk Terlihat Baik Allah SWT berfirman: Afaman zuyyina lahu sûa amalihi fara âhu hasan[an] (maka apakah orang yang dijadikan [setan] menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik). Dalam ayat sebelumnya diberitakan tentang adanya dua golongan manusia yang berbeda akidah dan nasibnya. Pertama, orang-orang kafir yang akan mendapatkan siksa yang pedih; dan kedua, orang-orang yang beriman dan beramal shalih yang diberikan anugerah surga. 1 / 6

2 Menurut al-syaukani dalam tafsirnya Fat-h al-qadîr, ayat ini merupakan kalimat lanjutan yang berguna untuk menetapkan perkara yang telah disebutkan sebelumnya, yakni perbedaan antara dua kelompok manusia tersebut. K eduanya memiliki sifat yang kontradiktif, sehingga nasibnya pun berkebalikan. Dikemukakan juga Fakhruddin al-razi, ayat ini memberitakan bahwa orang yang mengerjakan keburukan tidak sama dengan mengerjakan kebaikan. Kelompok manusia yang pertama itulah yang disebut ayat ini. Mereka disebut sebagai manusia yang: Zuyyina lahu sû a amalihi (yang dijadikan indah dalam memandang perbuatan buruknya). Yang dimaksud dengan perbuatan sû` adalah adalah semua perbuatan yang bertentangan dengan agama-nya. Dikatakan al-jazairi dalam Aysar al-tafâsîr, perbutan buruk itu adalah syirik dan maksiat. Ibnu Jarir al-thabari juga mengatakan, perbuatan buruk itu adalah maksiat dan kufur kepadaallah SWT dan menyembah selain-nya, seperti menyembah kepada berhala-berhala dan patung-patung. Terhadap semua perbuatan buruk itu, mereka justru melihatnya sebagai perbuatan baik. Dikatakan al-thabari, Maka dia melihatnya sebagai perbuatan baik, lalu mengira keburukan itu sebagai kebaikan; dan menyangka perbuatan tercela sebagai sesuatu yang indah, lantaran dibuat indah oleh setan. Orang seperti ini tak terbayangkan bisa diharapkan untuk berhenti dari kejahatan dan mau bertaubat. Jika ada orang melakukan keburukan, namun dia mengetahui bahwa perbuatannya salah dan buruk, maka suatu saat bisa bertaubat. Namun jika tidak mengetahui bahwa dia bersalah, bahkan merasa dirinya benar dan mengerjakan perbuatan baik, maka selama persepsinya tetap dan tidak berubah, tidak akan bertaubat. Ayat ini pun menegaskan kesesatan orang seperti ini. Dalam ayat ini digunakan susunan kalimat tanya retoris: Apakah orang tersebut sama dengan orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT? Dijelaskan Wahbah al-zuhaili, frasa yang menjadi jawaban dari ayat ini dihilangkan. Ini ditunjukkan oleh lafadz ini, yakni: Seperti orang yang menganggap baik perbuatan buruknya. Juga ditunjukkan oleh penggalan ayat berikutnya: Fa innal-lâh yudhillu man yasyâ`. Oleh karena itu, frasa: faman 2 / 6

3 berkedudukan sebagai mubtada` (subyek), sedangkan khabar (predikat) - nya adalah: Kaman hadâhul-lâh (seperti orang yang diberikan petunjuk Allah). Kesesatan mereka ditegaskan dalam firman Allah SWT berikutnya: Fa innal-lâha yudhillu man yasâ` (maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-nya). Artinya, Allah SWT menyesatkan orang tersebut berdasarkan keadilan-nya dan sesuai dengan sunnah-nya dalam menyesatkan hamba-nya yang dikehendaki-nya. Demikian menurut al-jazairi. Berkaitan dengan orang yang disesatkan Allah SWT, menarik diikuti penjelasan al-zamakhsyari. Menurutnya, pengertian tazyîn al- amal (menghiasi perbuatan buruk sehingga terlihat baik) dan al-idhlâl adalah sama. Yakni, pelaku maksiat berada dalam suatu sifat yang tidak berguna lagi kemaslahatan baginya, hingga akhirnya dia berhak ditelantarkan, ditinggalkan, dan tidak dipedulikan Allah SWT. Akibatnya, dia mengalami kebingungan dalam kesesatan, dan meyakini ketaatan terhadap hawa nafsunya; hingga dia melihat keburukan sebagai kebaikan, dan kebaikan sebagai keburukan seolah-olah akalnya telah hilang dan kemampuan membedakan baik-buruk juga sudah tercabut. Ditegaskan juga: Wayahdî man yasyâ` (dan menunjuki siapa yang dikehendaki-nya). Demikian juga orang yang diberikan petunjuk. Allah SWT menunjukkan dengan anugerah-nya orang yang dikehendaki-nya kepada petunjuk-nya. Inilah orang yang beriman dengan-nya dan mengikuti petunjuk-nya. Mereka adalah orang-orang yang dijanjikan balasan surga. Tidak Perlu Bersedih Setelah menjelaskan tentang sifat dua golongan manusia tersebut, kemudian Allah SWT berfirman: Falâ tadz-hab nafsuka alayhim hasarât (maka janganlah dirimu binasa karena 3 / 6

4 kesedihan terhadap mereka). Kata rah (kesedihan) berarti kesedihan jiwa karena hilangnya sesuatu. Yakni, al-talahhaf alayhi (bersedih atasnya). Demikian penjelasan al-zuhaili dalam tafsirnya. Tak jauh berbeda, al-syaukani juga mengartikan h asarât adalah syuddat alh uzn (kesedihan yang amat sangat) karena ada perkara yang hilang. al-hasa Diterangkan al-zamkahsyari, ketika Allah SWT telah menelantarkan, melepaskan, dan tidak mempedulikan orang yang telah bersikeras dengan kekufuran, maka Rasulullah SAW juga tidak diperbolehkan mempedulikan urusan mereka dan mengingat mereka. Tidak pula bersedih dan berduka cita terhadap mereka karena mengikuti sunnatullah dalam menelantarkan dan meninggalkan mereka. Penjelasan yang sama juga dikemukakan Ibnu Jarir al-thabari. Menurutnya, makna ayat ini adalah: Janganlah kamu merusak jiwa dengan merasa sedih atas kesesatan mereka, pengingkaran mereka kepada Allah, dan sikap mendustakan mereka terhadap kamu. Al-Syaukani juga mengatakan bahwa Allah SWT melarang Nabi SAW untuk berduka dan bersedih hati terhadap mereka. Ini sebagaimana dalam QS al-kahfi [18]: 6). Juga dalam QS Ali Imran [3]: 176). Allah SWT berfirman: Inal-Lâh Alîm bimâ yashna ûn (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat). Artinya, tidak ada satu perkara pun yang tersembunyi oleh-nya, baik ucapan maupun perbuatan mereka. Demikian dikatakan al-syaukani. Ditegaskan juga oleh al-khazin, kalimat ini memberikan ancaman berupa siksa atas perbuatan buruk mereka. 4 / 6

5 Demikianlah. Orang yang tersesat itu salah membedakan antara kebaikan dengan keburukan. Penyebabnya, karena tidak menggunakan petunjuk dari Allah SWT. Mereka lebih menuruti hawa nafsu, mengikuti akal yang cekak, dan percaya kepada ilmu mereka yang dangkal. Sebagaimana telah maklum, Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, memisahkan antara yang haq dan yan batil, dan menjelaskan yang haram dan yang halal. Maka siapa pun yang mengiman dan mengikutinya, hidupnya akan berada di atas petunjuk. Namun sebaliknya, siapa pun yang ingkar kepada Allah SWT dan ayat-ayat-nya, maka pasti dia tersesat. Itu terjadi ketika mereka mengabaikan petunjuk dari Allah SWT dan mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Maka sebagaimana diberitakan ayat sebelumnya, mereka harus mendapatkan azab yang pedih. Sungguh sangat ironis! Semoga kita termasuk dalam golongan ini. Wal-Lâh a lam bi al-shawâb. Ikhtisar: 1. Orang yang mengingkari Allah dan petunjuk-nya, pasti terjerembab dalam kesesatan. 2. Orang yang beriman dan mau mengikuti petunjuk-nya, hidupya dalam bimibingan petunjuk Tuhannya. 3. Tidak perlu menyedihkan kepada orang yang memilih kesesatan dan bersikeras dengannya. 5 / 6

6 6 / 6

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN

PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN Karya : MUHAMMAD BIN SHALEH AL- UTSAIMIN Penerjemah : ALI MAKHTUM ASSALAMY Murajaah : MUNIR FUADI RIDWAN, MA DR.MUH.MU INUDINILLAH BASRI, MA ERWANDI TARMIZI

Lebih terperinci

BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT

BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT Karya : SYEIKH MUHAMMAD JAMIL ZAINU Penerjemah : DR. ABDUL MUHITH ABDUL FATTAH ALI MUSTHAFA YA'QUB AMAN NADZIR SHOLEH Murajaah : DR.MUH.MU INUDINILLAH BASRI,

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin. Website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id.

Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin. Website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id. Judul : Trilogi JALAN KESELAMATAN Penulis : Ustadz Abdullah Roy, Lc. Desain Sampul : Ummu Zaidaan Al-Atsariyyah Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin Website: e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Untuk Pribadi & Masyarakat. Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu

Untuk Pribadi & Masyarakat. Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu BIMBINGAN ISLAM Untuk Pribadi & Masyarakat Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu Diterjemahkan oleh DR Abddul Muhith Abdul Fattah Ali Musthofa Ya qub Aman Nadzir Sholeh Murojaah Muh.Mu inudinillah basri Munir

Lebih terperinci

Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah

Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah oleh Dr. Yusuf Qardhawi KATA PENGANTAR "Zaman kekuasaan orang-orang kulit putih segera berakhir. Saya yakin mereka tidak lagi memenuhi hari-hari indah seperti

Lebih terperinci

Aplikasi Yufid: Telah tersedia aplikasi Kisah Muslim untuk iphone. Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Aplikasi Yufid: Telah tersedia aplikasi Kisah Muslim untuk iphone. Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org Aplikasi Yufid: Dapatkan kisah-kisah nyata penggugah jiwa. Di KisahMuslim.com, Anda akan mendapatkan: Kisah para nabi, sahabat, orang-orang shalih, para ulama. Kehidupan mereka adalah kisah indah, hingga

Lebih terperinci

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan Shalat KhusyuÊ Itu M U D A H Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA mardibros Kata Pengantar : Abu Sangkan ÉΟŠÏm 9$# Ç uη q 9$# «!$# ÉΟó Î0 Shalat Khusyu' Itu Mudah mardibros Versi

Lebih terperinci

Kebaikan Palsu (riya )

Kebaikan Palsu (riya ) Kiat-kiat melawan sifat riya Penderita penyakit parah ini (riya) biasanya tidak sadar bahwa ia tertekan karenanya, sehingga membuat segala perbuatan baiknya tidak bearti. Godaan iblis dan egonya sedemikian

Lebih terperinci

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan Shalat KhusyuÊ Itu M U D A H Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA mardibros Kata Pengantar : Abu Sangkan ÉΟŠÏm 9$# Ç uη q 9$# «!$# ÉΟó Î0 Shalat Khusyu' Itu Mudah mardibros Versi

Lebih terperinci

Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya

Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya Dan mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang memiliki kemampuan. Barangsiapa kafir atau mengingkari

Lebih terperinci

JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR

JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR Editor : Nanang RI Iskandar Desain, Setting layout : Erwan Hamdani Penerbit Darul Kutubil Islamiyah Jl. Kesehatan IX No. 12 Jakarta Pusat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH (PUTM) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUKUM MASUK PARLEMEN STUDI KOMPARATIF ANTARA ABŪ MUḤAMMAD AL-MAQDISῙY DAN YŪSUF AL-QARḌAWῙY RISALAH Diajukan Kepada Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

2. Sifat Mustahil. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 115

2. Sifat Mustahil. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 115 d. Al-Faṭānah Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al- Hajār al-aswād

Lebih terperinci

Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah

Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah Apa hukum orang yang mengolok-olok orang-orang yang berpegang teguh dengan perintah Allah dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin!

DAFTAR ISI. Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin! DAFTAR ISI Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin! Bab 2 Siapa Golongan Wahabi/Salafi dan Bagaimana Fahamnya? Sekelumit pengantar tentang sekte Wahabi/Salafi

Lebih terperinci

PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR

PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR KHUTBAH PERTAMA اى ح ذ ى ي اى ز خ ي ق اى ى د و اى ح بح ى ج ي ى م ؤ ن ؤ ح س ع ال و ج ع و ى ي ى ص ى ه إ ى ش ا ق و ا ح خ و ج ال. ؤ ش ه ذ ؤ ل إ ى إ ل اهلل و ح ذ ل ش ش ل ى ش ه بد

Lebih terperinci

Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran)

Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran) Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran) Oleh: Dr. Naji I. Arfaj Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran) Satu Pesan Yang Sama Dedication Buku ini ditujukan kepada siapa saja yang sedang

Lebih terperinci

Islam adalah Agama dan Sumber Hukum yang Sempurna

Islam adalah Agama dan Sumber Hukum yang Sempurna Islam adalah Agama dan Sumber Hukum yang Sempurna ] إندوني Indonesian [ Indonesia Al-Ustadz Luqman Baabdu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434 لام مصدر للا حاكم املتاكملة» باللغة الا ندونيسية «لقمان

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI

HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh FITRIA NURMANISA NIM 111

Lebih terperinci

Obat Bagi Hati Yang Lalai

Obat Bagi Hati Yang Lalai Obat Bagi Hati Yang Lalai ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad bin Sholeh al-munajid Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011-1432 مفسدات القلوب: الغفلة»

Lebih terperinci

Cara Pengobatan Dengan Al Quran

Cara Pengobatan Dengan Al Quran Cara Pengobatan Dengan Al Quran [ Indonesia Indonesian ] Abdullah Al-Sadhan Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : : : : : 2009-1430 2 بسم ا االله الرحمن الرحيم KEUTAMAAN

Lebih terperinci

TIGA LANDASAN UTAMA. [ Indonesia ] MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB. Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA. Murajaah :

TIGA LANDASAN UTAMA. [ Indonesia ] MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB. Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA. Murajaah : TIGA LANDASAN UTAMA [ Indonesia ] ثلاثة الا صول وأدلتها ] اللغة الا ندونيسية [ MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA ترجمة: محمد يوسف هارون Murajaah : MUNIR F. RIDWAN, MA DR.MUH.MU INUDINILLAH

Lebih terperinci

HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY

HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY A. Pendahuluan Juz ketiga puluh, dikenal juga dengan sebutan Juz Amma, memiliki karakteristik yang

Lebih terperinci

BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH Setelah dipaparkan pendapat Ahmad Nurcholish tentang pernikahan beda agama meliputi nikah, prinsip spiritual

Lebih terperinci

HIMPUNAN DOA-DOA PENTING

HIMPUNAN DOA-DOA PENTING 1 2 HIMPUNAN DO A-DO A PENTING Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI 2013 ISBN 978-602-14566-1-3 3 TIM PENYUSUN Pengarah

Lebih terperinci

Masyarakat Merdeka. Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah. Muhammad Ali al-hasyimi. Terjemah : Muzaffar Sahidu

Masyarakat Merdeka. Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah. Muhammad Ali al-hasyimi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Masyarakat Merdeka Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah [ Indonesia Indonesian ] Muhammad Ali al-hasyimi Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Muhammad Thalib 2009-1430 ملسلم ملسلم

Lebih terperinci