cerita dari indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "cerita dari indonesia"

Transkripsi

1 cerita dari indonesia 1 UNICEF INDONESIA

2 UNICEF Indonesia: Membuat Setiap Anak Dihargai Setiap anak - di manapun ia tinggal - memiliki hak yang sama atas awal kehidupan yang sehat dan aman Anthony Lake UNICEF Executive Director Saat ini, UNICEF bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk melahirkan pemahaman dan bukti-bukti untuk mengidentifikasi anakanak yang terasing dari seluruh kemajuan negara; melakukan advokasi untuk kebijakan dan program yang lebih baik bagi anak-anak; memberikan bantuan teknis tingkat tinggi kepada pemerintah dan mitra lainnya; menguji model dan inovasi yang dapat menawarkan solusi terhadap tantangan yang sudah berlangsung lama yang mempengaruhi anak-anak; serta membangun kemitraan dan jaringan demi memajukan hakhak anak. Menjamin hak-hak setiap anak atas kehidupan, pendidikan, pembangunan dan perlindungan merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesuksesan suatu bangsa. Sudah menjadi tugas setiap orang, termasuk orang tua dan masyarakat, masyarakat sipil dan sektor swasta, media dan akademisi, dan terutama setiap pemerintah, untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak. UNICEF bekerja di lebih dari 190 negara untuk memastikan bahwa hak-hak semua anak, termasuk mereka yang paling terpinggirkan dan tidak beruntung, terwujud. Di Indonesia, UNICEF mengingat kembali pada sejarah selama lebih dari 50 tahun bermitra dengan pemerintah dan lembagalembaga lainnya, yang menjangkau jutaan anak-anak melalui pembangunan dan bantuan kemanusiaan. Menanggapi peningkatan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi di negara ini, bidang kerja sama UNIECEF secara bertahap telah bergeser dari pemberian layanan di tingkat masyarakat menuju kerja sama dalam kebijakan yang lebih strategis dengan mitra pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah. UNICEF Indonesia/2011/Josh Estey 1

3 Meskipun ruang lingkup program UNICEF mungkin telah berubah dari waktu ke waktu, organisasi ini memiliki mandat inti yang tetap sama, yaitu: UNICEF ada di Indonesia untuk membuat setiap anak dihargai. Ketika UNICEF mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1948, fokusnya adalah memberikan bantuan darurat seperti yang dilakukannya di banyak negara setelah perang dunia kedua. Pada waktu itu, Pulau Lombok dilanda kekeringan dan UNICEF memberikan dukungan untuk mencegah kelaparan. Pada tahun 1949, perjanjian kerja sama resmi pertama ditandatangani dengan Pemerintah Republik Indonesia untuk membangun dapur susu di Yogyakarta, yang menjadi pusat pemerintahan baru pada saat itu. Pada tahun 1969, Pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang pertama. UNICEF dan badan-badan PBB lainnya, seperti WHO, memberikan bantuan teknis. Selama dekade berikutnya, UNICEF terlibat dalam bidang program yang lebih luas untuk membantu memperbaiki situasi perempuan dan anak-anak. Pada tahun an, misalnya, UNICEF mulai bekerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan proyek-proyek guna meningkatkan angka melek huruf di kalangan perempuan dan partisipasi angkatan kerja perempuan. Pada tahun 2000, kerja sama antara Indonesia dan UNICEF telah diperluas lagi, yang secara geografis mencapai 65 persen dari penduduk Indonesia. Kemudian pada tahun 2004, tsunami di Samudera Hindia melanda Provinsi Aceh. Hampir orang tewas - sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. UNICEF bergegas datang membawa pasokan bantuan darurat, memimpin pemulihan fasilitas air bersih dan sanitasi, memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada anak-anak, membantu membuka kembali sekolah, mendaftarkan dan melacak anak-anak yang terpisah dari keluaganya, serta bekerja sama dengan para mitra untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena bencana. Tanggap tsunami sampai saat ini menjadi salah satu operasi darurat dan pemulihan terbesar dalam sejarah UNICEF. Satu dekade setelah bencana tersebut, Indonesia muncul sebagai salah satu perekonomian terkuat di wilayahnya, hingga mencapai status negara berpenghasilan menengah dengan pendapatan per kapita sekitar USD3500 (Bank Dunia 2013). Namun demikian, menurut berbagai estimasi, sekitar 190,000 1 anak meninggal setiap tahun sebelum mencapai umur lima tahun, kebanyakan disebabkan oleh penyakit yang dapat dengan mudah dicegah atau diobati. Indonesia memiliki jumlah penduduk kedua terbesar di dunia yang tidak memiliki akses terhadap jamban. 2 Sehingga mereka harus buang air besar di tempat terbuka yang meningkatkan risiko diare, pembunuh anak yang utama. Lebih dari satu dari tiga anak menderita hambatan pertumbuhan 3, yang mengurangi kesempatan mereka untuk bertahan hidup, serta menghambat perkembangan fisik dan kognitif mereka. Stunting dikaitkan dengan perkembangan otak di bawah standar, yang pada gilirannya mempengaruhi potensi pembangunan di seluruh negeri. UNICEF Indonesia/2008/Josh Estey 2 UNICEF INDONESIA 3

4 MEMPERSEMPIT KESENJANGAN BAGI ANAK INDONESIA Di negara besar dengan penduduk yang beragam seperti Indonesia, yang melesat muncul sebagai salah satu perekonomian terkuat, anak-anak dan kaum muda memainkan peran utama dalam pembangunan di masa depan. Dari sekitar 250 juta orang penduduk Indonesia, kira-kira 84 juta di antaranya - atau sepertiganya - adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. 4 Dengan tingkat kesuburan sebesar 2,6 5 dan harapan hidup saat lahir, yaitu 69 tahun untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan 6, Indonesia akan terus memiliki penduduk anakanak dan remaja yang bertambah dengan pesat. Meskipun berfokus pada pertumbuhan ekonomi, kebijakan nasional perlu memberikan perhatian yang sama untuk memenuhi hak-hak warga negara dan memastikan keadilan sosial. Agenda Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang belum selesai mengharuskan pemerintah pusat dan mitra pembangunan untuk menjembatani kesenjangan dan melakukan perbaikan besar dalam kehidupan dan kesejahteraan perempuan dan anak-anak. Menuju pasca tahun 2015, tujuan pembangunan berkelanjutan PBB memberikan penekanan lebih besar pada negaranegara untuk mengatasi pertumbuhan inklusif, hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan. Agar mampu memberikan hasil-hasil MDG, pengaruhnya harus merata di seluruh populasi, dan memberikan manfaat bagi semua anak. Namun, di Indonesia, kemajuan menyeluruh di tingkat nasional sering menutupi besarnya kesenjangan. Jumlah anak yang masih belum terjangkau tetap terlalu tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh BAPPENAS- SMERU-UNICEF tahun 2012 tentang kemiskinan anak misalnya menunjukkan 4 UNICEF INDONESIA UNICEF Indonesia/2012/Anne-Cécile Esteve bahwa sekitar 44.3 juta anak terkena dampak kemiskinan, dan hidup dengan penghasilan kurang dari dua dolar per hari. Anak-anak dalam rumah tangga termiskin tiga kali lebih mungkin untuk meninggal dalam lima tahun pertama hidup mereka jika dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga sejahtera 7 Data tentang sanitasi menunjukkan bahwa sebanyak 0 persen kuintil keluarga paling sejahtera melakukan buang air besar di tempat terbuka, sedangkan dalam kalangan kuintil termiskin angka ini mencapai 61 persen. 8 Meskipun kemajuan terjadi sejak tahun 1990, tingkat kematian ibu melahirkan masih luar biasa tinggi. Hasil SDKI tahun 2012 (359/ ) jauh lebih tinggi daripada estimasi global yang dicontohkan dan lebih tinggi daripada estimasi SDKI tahun Indikator pendidikan menunjukkan bahwa pada kelompok umur 13 sampai 15 tahun, anak-anak dari rumah tangga termiskin empat kali lebih mungkin tidak bersekolah daripada anak-anak dari rumah tangga paling sejahtera. 9 PERCENTAGE OF CHILDREN Di Indonesia, sekitar 25 persen anak perempuan menikah sebelum berumur 18 tahun; salah satu yang tertinggi di wilayah Asia Timur dan Pasifik. 10 Semua anak Indonesia memiliki hak atas kesehatan, pendidikan yang berkualitas, martabat dan kesempatan untuk memenuhi potensi mereka. Investasi pada anak-anak Indonesia adalah investasi masa depan Indonesia. Untuk memastikan bahwa agenda MDG yang belum selesai dapat dicapai secara adil, UNICEF memperjuangkan hak-hak anak Indonesia, serta memanfaatkan keahlian dan komitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dan mitra lainnya dalam mengidentifikasi anak-anak yang terkucil dari kemajuan, sehingga mampu melindungi dan memajukan hak-hak anak di Indonesia. Perbedaan standar hidup antara kaum kaya dan kaum miskin di Indonesia: Pendapatan keluarga menentukan kesempatan anak-anak untuk tumbuh sehat, belajar dan terlindungi dari eksploitasi. 90 Q1 (Poorest) Q2 Q3 Q4 Q5 (Richest) No Proper Shelter No Proper Toilet No Access to Protected and Clean Water Early Marriage (before 18 years old) Neonatal Mortality Rate Post-neonatal Mortality Rate U5 Mortality Rate Self Reported Diarrhea Not Having Immunization: Measles Not Having Complete Immunization Underweight Stunting Wasting Overweight Not Receive Exclusive Breast Feeding Not Enrolled in School: 3-6 Years Old Not Enrolled in School: 7-12 Years Old Not Enrolled in School: Years Old Working Children (Susenas) Not Enrolled in School: Years Old No Birth Certificate 5

5 Berbeda Peran, Satu Tujuan: HASIL-HASIL UNTUK ANAK-ANAK UNICEF Indonesia/2004/Josh Estey

6 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak UNICEF melahirkan informasi dan pemahaman tentang situasi anak-anak di Indonesia Dengan menghasilkan data yang kredibel dan mendukung, temuan dan bukti penelitian, ketidakadilan yang terus terjadi dapat disoroti. Lahirnya pemahaman telah menjadi landasan bagi dukungan UNICEF terhadap pemerintah. Hal ini memungkinkan lembaga-lembaga mengatasi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak yang terkucilkan dari seluruh kemajuan dengan lebih baik. UNICEF memberikan bantuan teknis untuk inisiatif penelitian tentang situasi anak-anak dan perempuan guna memastikan bahwa kualitas penelitian tersebut memenuhi standar internasional. UNICEF juga membantu organisasi riset lokal untuk mendapatkan akses terhadap mitra pemerintah guna memastikan bahwa bukti bukti yang mereka hasilkan menjangkau audiens yang tepat. Guna memfasilitasi penelitian tentang isu-isu anak, UNICEF mendukung pembentukan jaringan peneliti dan evaluator pertama yang bekerja pada isu-isu anak-anak (Jaringan Peduli Anak Indonesia/JPAI), yang menyatukan peneliti, pembuat kebijakan dan lain-lain. Studi dan penilaian difokuskan untuk menghasilkan data baru serta analisis data yang ada untuk menciptakan gambaran seluas mungkin tentang situasi perempuan dan anak-anak di Indonesia, tantangan dan ketidakadilan yang masih terus terjadi yang menghambat pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan, serta tren sosial-ekonomi yang dapat mempengaruhi masa depan anak-anak. Contoh upaya-upaya yang dilakukan oleh UNICEF untuk melahirkan pemahaman adalah: Pelaksanaan Multiple Indicator Cluster Survey (MICS) di Papua: Selama beberapa tahun terakhir, UNICEF Indonesia telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah, seperti BPS (Badan Pusat Statistik), untuk melaksanakan survei rumah tangga, seperti Multiple Indicator Cluster Survey di enam kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat. Survei rumah tangga memerlukan investasi besar, baik dari segi keuangan maupun teknis. Data dari MICs yang dilakukan di Papua, yang diluncurkan pada Desember 2012, baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah, mengungkapkan adanya kesenjangan besar antara provinsi dan kabupaten pada indikator-indikator seperti kematian anak, akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan Data yang berkualitas dan akurat memberikan pemahaman penting kepada mitra guna memastikan perencanaan, alokasi sumber daya dan program yang lebih baik bagi anak-anak terpinggirkan. HIV/AIDS. Data tersebut menegaskan bahwa angka kematian anak yang tinggi biasanya berkorelasi dengan kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, gizi buruk, dan rendahnya tingkat pendidikan ibu. Data tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dalam proses perencanaan dan penganggaran tingkat kabupaten di Papua. Advokasi untuk Perlindungan Sosial yang Sensitif Anak di Indonesia: Menanggapi bukti-bukti tentang kemiskinan dan kesenjangan anak, dalam beberapa tahun terakhir UNICEF telah bekerja sama dengan mitra-mitra utama, seperti TNP2K dari kantor Wakil Presiden, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Sosial, antara lain untuk melobi peningkatan fokus dan penyertaan isu-isu anak-anak dalam kerangka perlindungan sosial yang ada di Indonesia. Pentingnya perlindungan sosial sekarang diakui sebagai salah satu langkah utama untuk mengurangi kesenjangan dan melindungi kelompok yang rentan, terutama anak perempuan dan anak laki-laki yang membutuhkan dukungan tambahan. UNICEF menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat bantuan keluarga yang diberikan kepada penerima manfaat program bantuan tunai bersyarat terbesar (PKH) di negeri ini di bidang gizi. Di samping itu, UNICEF mendukung peninjauan efektifitas sistem perlindungan sosial yang berlaku untuk menyederhanakan dan mengintegrasikan berbagai langkah perlindungan sosial sekaligus memperkuat dampak pengurangan kemiskinan terhadap anak. Studi Kemiskinan Anak Indonesia: untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pemerintah dan mitra lainnya tentang bagaimana kemiskinan berdampak terhadap kehidupan anak-anak, UNICEF bekerja sama dengan SMERU (sebuah pusat penelitian berskala nasional) dalam hal penyediaan informasi mendalam tentang sifat dan tingkat kemiskinan anak di Indonesia. Susenas tahun 2012 menunjukkan bahwa dengan menggunakan garis kemiskinan nasional, jumlah anak miskin adalah sebesar 15 persen dibandingkan dengan penduduk secara umum sebesar 12 persen, dan anak-anak di daerah perdesaan lebih terkena dampaknya dibandingkan anak-anak di daerah perkotaan (18 persen berbanding 11 persen). Di seluruh provinsi di Indonesia, tingkat kemiskinan anak sangat bervariasi, dari 35 persen di Papua sampai hanya 6 persen di Bali. Garis kemiskinan nasional, yaitu sekitar USD 1 per hari yang disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup, sangat rendah untuk ukuran negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia. Menggunakan garis kemiskinan di atas USD 2 per hari menunjukkan tingginya tingkat kerentanan dan kemiskinan dalam keluarga yang memiliki anak, dengan 49 persen dari semua anak-anak tumbuh dalam rumah tangga berpenghasilan kurang dari USD 2 per orang per hari. Pada garis kemiskinan yang lebih tinggi ini ada sedikit perbedaan antara tingkat kemiskinan anak perkotaan (47 persen) dan tingkat kemiskinan anak perdesaan (50 persen). Di samping itu, jumlah anak miskin perkotaan tetap sama antara tahun 2009 dan 2012 (20 juta), sedangkan jumlah anak miskin perdesaan berkurang dari 26 menjadi 22 juta jiwa. Analisis kemiskinan anak juga menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan anak terkait erat dengan karakteristik rumah tangga, termasuk gender dan latar belakang pendidikan kepala rumah tangga, serta besarnya rumah tangga. Hasil penelitian ini membentuk landasan bukti bagi kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat strategi pengurangan kemiskinan anak, khususnya jangkauan dan efektivitas perlindungan sosial. 8 UNICEF INDONESIA 9

7 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak UNICEF melakukan advokasi untuk kebijakan, hukum dan program yang memperkuat terwujudnya hak-hak anak di Indonesia Tidak seperti kebanyakan kelompok kepentingan lain, anak-anak tidak memiliki suara untuk melobi anggota dewan, pembuat kebijakan dan pengambil keputusan lainnya untuk membela kepentingan mereka melalui negosiasi. Namun hampir semua keputusan pemerintah, baik yang berhubungan dengan alokasi sumber daya, perumusan kebijakan atau kesejahteraan sosial berdampak terhadap kehidupan anak-anak. Oleh sebab itu, sebagai organisasi PBB yang memiliki mandat untuk melindungi dan memajukan hak-hak anak dan perempuan, advokasi untuk kebijakan dan program yang ramah anak merupakan salah satu peran kunci UNICEF. Contoh saran kebijakan yang berhasil mencakup reformasi undang-undang peradilan anak, inisiatif nasional penanggulangan cacingan dan fortifikasi tepung terigu, serta penyertaan peningkatan kesadaran tentang HIV/ AIDS dalam kurikulum sekolah di Papua: 10 UNICEF INDONESIA UNICEF Indonesia/2012 Hukum progresif tentang Peradilan Anak-Anak: Setiap tahun di Indonesia, lebih dari anak dihadapkan ke sistem peradilan formal sebagai terdakwa. Hampir 90 persen dari anak-anak tersebut berakhir di balik jeruji besi meskipun sebagian besar pelanggaran yang mereka lakukan tidak berarti. Sebagai satu-satunya mitra pembangunan yang memberikan dukungan teknis yang komprehensif kepada pemerintah dalam rangka reformasi sistem peradilan anak, UNICEF berhasil melakukan advokasi untuk memperbaiki kerangka hukum guna memperkuat perlindungan hak-hak anak. Hasilnya, pada awal tahun 2012, 50 anak dibebaskan dari lembaga pemasyarakatan melalui instruksi Presiden; dana pemerintah dialokasikan untuk lembaga pemasyarakatan; dan 'koreksi Cetak Biru' disahkan, sehingga memberikan arah kebijakan bagi reformasi sistem pemasyarakatan. Pada Agustus 2014, setelah lebih dari tujuh tahun UNICEF dan mitra pemerintah melakukan advokasi, Undang- Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Tindak Pidana Anak-Anak mulai berlaku. Meskipun memiliki keterbatasan, undang-undang ini merupakan tonggak penting dalam proses reformasi peradilan dan untuk mewujudkan sistem peradilan khusus untuk anak-anak sebagaimana diamanatkan oleh hukum internasional. Undang-Undang Peradilan Anak mengandung persyaratan tuntutan kesiapan bagi lembaga penegak hukum dan Jelas bahwa anak-anak yang paling terkena dampak positif dan negatif proses tata kelola dan pengambilan keputusan, namun kepentingan mereka sering kali tidak dibela. 11

8 instansi terkait, dan yang terpenting adalah undang-undang ini menaikkan usia minimum anak terhadap pertanggungjawaban pidana dari 8 tahun menjadi 12 tahun. Secara khusus, undang-undang ini sudah berdampak pada kehidupan anak-anak. Ketika undang-undang ini diberlakukan, ratusan anak-anak dibebaskan dari tahanan, dan pada akhir September 2014 di seluruh negeri ini hanya ada 6 orang yang tetap berada di penjara karena kejahatan sipil. Standar Nasional untuk Fortifikasi Tepung Terigu: pada tahun 1998, Kementerian Kesehatan, mengeluarkan keputusan bahwa semua tepung terigu yang dibuat di Indonesia atau diimpor harus diperkaya dengan vitamin dan mineral, antara lain besi, asam folat dan seng. Kekurangan zat besi dan seng dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan anak. Sementara asam folat mencegah cacat pada tabung saraf. Menanggapi keputusan ini, Kementerian Perindustrian, pada tahun 2001, mewajibkan fortifikasi tepung terigu. Namun demikian pada Januari 2008, menyusul lobi yang dilakukan oleh para importir tepung terigu, kewajiban mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dicabut. Dengan memanfaatkan pengetahuan para ahli tentang gizi anak dan mengacu pada biaya fortifikasi yang rendah, UNICEF meyakinkan pemerintah akan keuntungan besar yang dperoleh dari investasi fortifikasi tepung terigu, sehingga pada Juli 2008, standar ini diberlakukan kembali. Saat ini semua tepung terigu yang dikonsumsi manusia di Indonesia difortifikasi. Baru-baru ini UNICEF telah mengadvokasi pemerintah untuk lebih memperkuat peraturan tersebut berdasarkan revisi rekomendasi WHO tahun 2009 dengan mengubah jenis zat besi dari besi elektrolitik menjadi sulfat besi atau fumarat besi yang lebih baik diserap oleh tubuh. Kesepakatan juga telah dibuat bahwa semua pabrik akan mulai menggunakan jenis zat besi yang sesuai pada kuartal ketiga tahun Peraturan tentang Pendidikan HIV/AIDS di Sekolah: Di Indonesia, satu dari setiap lima orang yang baru terinfeksi HIV berusia di bawah 25 tahun. Dengan jumlah penduduk hanya 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia, tanah Papua menyumbang lebih dari 15 persen dari semua kasus HIV baru pada tahun Survei Pengetahuan, Sikap dan Praktik yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa sangat sedikit kaum muda yang bersekolah (12,6 persen di Papua dan 1,67 persen di Papua Barat) dan yang tidak bersekolah (4,5 persen di Papua dan 0,0 persen di Papua Barat) memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS. Kaum muda yang tidak bersekolah lebih berisiko terinfeksi HIV, dengan 51 persen dari mereka yang berada Papua dan 44 persen lainnya yang berada di Papua Barat melaporkan bahwa mereka melakukan hubungan seksual lebih dari satu kali, namun hanya 18 persen di antara mereka yang merasa bahwa mereka berisiko terjangkit HIV. Mencegah penyebaran virus ini lebih lanjut dalam kelompok usia ini melalui peningkatan kesadaran dan pelatihan keterampilan hidup telah menjadi prioritas UNICEF. Sehingga UNICEF mengadvokasi Gubernur Papua dan Papua Barat untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah dilibatkan untuk memainkan peran utama guna melahirkan kesadaran di kalangan anak muda. Hasilnya, pada tahun 2011 pemerintah mewajibkan pendidikan HIV/AIDS di seluruh sekolah mulai dari tingkat dasar sampai menengah atas. Tujuh rencana operasional pendidikan di tingkat kabupaten dan provinsi saat ini memasukkan anggaran untuk pelatihan keterampilan hidup HIV/AIDS (lebih dari USD pada tahun 2012 berasal dari sumber daya pemerintah). Kajian yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang disurvei di lokasi sasaran memiliki pendidikan pencegahan HIV/AIDS dalam kurikulum mereka. UNICEF Indonesia/2008/Josh Estey 12 UNICEF INDONESIA 13

9 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak Memperkenalkan inovasi dan inisiatif baru untuk mengatasi tantangan yang sedang dihadapi yang berdampak terhadap kehidupan anak-anak Pentingnya menguji model-model baru yang dapat dikembangkan, dan kebutuhan untuk menyediakan solusi inovatif guna memperkuat kualitas layanan sosial bagi anak-anak merupakan prioritas UNICEF yang jelas di seluruh dunia. Berdasarkan pengalaman dari sejumlah negara, UNICEF Indonesia bekerja sama dengan kaum muda untuk mengembangkan pendekatan baru bagi tantangan yang sedang dihadapi dan tantangan yang terus ada yang mempengaruhi kehidupan anak-anak. Memulai sebuah Laboratorium Inovasi: Agar perkembangan teknologi yang pesat dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya pada awal abad ke-21, UNICEF telah mulai memperkenalkan inovasi sebagai salah satu strategi program lintas sektoral yang utama. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, karena setengah dari jumlah penduduknya berusia di bawah 25 tahun. Media sosial benar-benar telah meraih kepopuleran di Indonesia, yang hampir tidak pernah terjadi di negara lain, dengan jejaring sosial, twitter, dan blog yang lebih digemari sebagai modus komunikasi di kalangan remaja dan kaum muda. Indonesia merupakan salah satu dari 5 peringkat teratas pasar Facebook. Twitter juga sangat populer di negeri ini, dengan jumlah pengguna sebanyak 29 juta jiwa. Hal ini menjadikan twitter sebagai wadah yang ideal untuk menjangkau populasi remaja dan kaum muda secara luas melalui platform media sosial. Sehingga untuk memperkuat keterlibatan dengan remaja dan kaum muda, UNICEF mendirikan laboratorium inovasi pada akhir tahun Laboratorium ini berkonsentrasi untuk membangun hubungan dengan kaum muda, mendorong mereka untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam membentuk masa kini dan masa depan lingkungan, masyarakat dan negara mereka. Satu inisiatif awal utama laboratorium ini adalah u-report Indonesia (ureport_id). Melalui u-report UNICEF bekerja sama secara sistematis dengan kaum muda (usia di bawah 25 tahun) melalui jajak pendapat mingguan dengan menggunakan platform berbasis twitter. Responden muda mengekspresikan pendapat mereka dan menanggapi berbagai pertanyaan yang diajukan oleh UNICEF dan mitra yang mencakup Program contoh, seperti penanggulangan kasus diare, pneumonia dan malaria, berkontribusi terhadap penyediaan layanan kepada penduduk yang sebelumnya kurang terlayani, serta mendorong mitra pemerintah untuk menyusun peraturan yang dapat diterapkan secara lebih luas di daerah terpencil. berbagai topik yang berdampak pada kehidupan remaja dan kaum muda, di antaranya kekerasan terhadap anak, pernikahan dini (dengan sekitar satu dari setiap empat perempuan menikah sebelum mereka berusia 18 tahun), kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, dan mata pencaharian. Partisipasi ini tidak memerlukan biaya sepeserpun, dan sebagai imbalannya remaja dan kaum muda menerima informasi dan pengetahuan yang membantu menciptakan kesadaran tentang topik ini; suara mereka dimasukkan dalam perdebatan tentang pembangunan; dan juga, tanggapan serta solusi yang mereka berikan disampaikan oleh UNICEF kepada mitra pemerintah yang relevan dan masyarakat sipil sebagai pesan advokasi agar mengambil tindakan lebih lanjut. Meningkatkan Pengendalian dan Penghapusan Malaria: Intensitas penularan malaria di Indonesia sangat bervariasi, sehingga membutuhkan pendekatan inovatif untuk mengendalikan dan menghilangkannya. Di wilayah timur Indonesia, tempat terjadinya 70 persen kasus malaria, namun hanya 9 persen penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah ini, UNICEF bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengintegrasikan program pengendalian malaria Indonesia, yang secara tradisional telah dijalankan secara terpisah dari program kesehatan yang ada untuk menjangkau penduduk yang terpencil dan yang paling terkena dampaknya. Bekerja sama dengan perawatan pasca melahirkan dan layanan imunisasi, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan malaria disampaikan sedemikian rupa sehingga secara sinergis memperbaiki ketiga program tersebut. Berkat dukungan besar dari dana global untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, program inovatif ini sedang dikembangkan di seluruh wilayah nusantara yang paling endemis malaria, sehingga memperbaiki kehidupan ibu dan anak pada masyarakat perdesaan yang miskin. Pendekatan inovatif serupa digunakan di wilayah Indonesia bagian barat, khususnya di Aceh, yang menjadi wilayah kerja sama UNICEF dengan Kementerian Kesehatan untuk membasmi ancaman wabah malaria dengan memberantas parasit itu sendiri. Dalam hal ini, UNICEF memfasilitasi kerja sama dengan masyarakat, sektor swasta (terutama pariwisata), dan fasilitas kesehatan masyarakat untuk membangun sistem pengawasan yang cepat dan efektif agar dapat membasmi parasit malaria dari 12 kabupaten focus, dan bertujuan untuk memberantas malaria dari seluruh provinsi pada akhir tahun UNICEF Indonesia/ UNICEF INDONESIA 15

10 KESEMBUHAN SEORANG ANAK PEREMPUAN, KEMENANGAN SATU PULAU TERHADAP MAlARIA Adelia, penduduk lokal terakhir yang terkena malaria dites untuk mengetahui keberadaan parasit malaria nomor dua yang paling sering dijumpai, yaitu malaria vivax, pada tahun Berkat penanganan yang cepat dan efektif, Adelia yang kini berusia 9 tahun berhasil sembuh secara total. Ketika demam Adelia tak kunjung reda, ia dites untuk mengetahui keberadaan parasit malaria nomor dua yang paling sering dijumpai malaria vivax. Hal ini terjadi pada tahun Berkat penanganan yang cepat dan efektif, Adelia, yang kini berusia 9 tahun, berhasil sembuh. Namun banyak penderita lain sebelumnya yang tidak terlalu beruntung. "Di pulau Sabang, pada dasarnya semua orang memiliki malaria pada satu masa dalam kehidupan mereka. Kami sudah sangat terbiasa dengan penyakit ini," ibu Adelia, Rahmawati, menjelaskan. "Namun ketika hal itu menimpa salah satu dari anak-anak Anda sendiri, saya harus mengatakan, saya sangat khawatir." Pada suatu saat, Batee shok, yaitu desa kampung halaman Adelia dan ibunya di Provinsi Aceh, memecahkan rekor dengan jumlah kasus malaria tertinggi yang tecatat di satu desa di Sabang. Adelia belum lahir ketika tsunami Samudera Hindia melanda Pprovinsi Aceh pada tahun 2004, dan memicu tanggapan pasca-bencana yang sangat besar di kawasan tersebut, namun landasan pelaksanaan intervensi malaria yang suatu hari nanti menyelamatkan hidupnya akan segera dimulai. "Setelah tsunami, terjadi peningkatan kasus malaria di Sabang," kenang dr. Titik Yuniarti, kepala pengendalian penyakit menular di Dinas Kesehatan Kabupaten. "Pada tahun 2008, kami mulai bekerja dengan UNICEF untuk membasmi malaria." Bantuan keuangan dan teknis dari UNICEF mendorong investasi pemerintah yang lebih besar dalam mengendalikan malaria dan memperbaiki sistem kesehatan serta alokasi anggaran dari pemerintah daerah terus meningkat. Pelaporan kasus malaria meningkat di kalangan rumah sakit dan praktik dokter swasta, seperti halnya penyelidikan yang lebih cepat terhadap kasus yang dilaporkan. Selain komitmen politik dan keterlibatan masyarakat, pengawasan ketat terhadap malaria oleh Dinas Kesehatan setempat sangat penting. Dinas Kesehatan setempat memasukkan setiap kasus malaria dalam suatu pangkalan data, yang memberikan informasi tentang semua aspek potensial yang mungkin telah mempengaruhi risiko seseorang untuk terjangkit, di antaranya di mana penderita tinggal, dan apakah ada habitat larva nyamuk Anopheles di dekatnya. Upaya-upaya ini melahirkan kesuksesan yang sangat besar. Sejak tahun 2011 Sabang telah bebas malaria, setelah Adelia menjadi penderita malaria lokal terakhir di kalangan penduduk Sabang yang berjumlah jiwa. Sejak saat itu, setiap kasus malaria yang masuk telah terdeteksi sejak dini, seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 2014 ketika satu kasus tunggal malaria yang berasal dari luar pulau terdeteksi oleh sistem pengawasan. Hal ini menunjukkan ketangguhan sistem pengawasan di Sabang. Di Sabang, relawan dari kalangan masyarakat yang dilatih oleh UNICEF memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit. Para relawan tersebut mendatangi rumah satu per satu untuk memeriksa kesehatan warga dan bertanya apakah mereka menggunakan kelambu anti nyamuk dengan benar. Sebagai garis pertahanan terhadap malaria yang terdepan, kelambu ini didistribusikan oleh pemerintah daerah dengan dukungan dari dana global untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria. Para relawan juga mengumpulkan sampel darah, meskipun tugas ini membuat mereka dijuluki "drakula," namun pengujian untuk malaria sangat penting untuk mengidentifikasi kasus aktif malaria, melakukan pengobatan yang tepat waktu dan mencegah penyebaran lebih lanjut. "Saya ingin malaria lenyap dari pulau saya," kata Srikayanti, relawan dari Sabang. "Ini hal yang aneh; tidak ada yang harus mati karena gigitan nyamuk, terutama anak-anak." UNICEF Indonesia/ UNICEF INDONESIA 17

11 501 KABUPATEN JUTA perkiraan jumlah penduduk tahun SEKITAR 84 JUTA adalah anak-anak Fakta dan Angka Nasional Gambaran Kesenjangan 34 PROVINSI 15 Hampir 2 dari 10 kelahiran tidak dibantu oleh petugas kesehatan yang terampil 27 1 dari 25 anak meninggal sebelum berumur 5 tahun 29 Di 8 provinsi di wilayah timur, 4 dari 10 kelahiran terjadi tanpa bantuan tenaga terampil 28 1 dari 9 anak meninggal sebelum berumur 5 tahun di 3 provinsi di wilayah timur 30 Setiap 3 menit di suatu tempat di Indonesia, seorang anak meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun (sekitar 190,000 kematian setiap tahun) % ANAK BALITA menunjukkan gejala-gejala demam, yang merupakan indikator malaria dan infeksi akut lainnya 17 1 dari 3 anak balita stunted 31 41% rumah tangga tidak menggunakan fasilitas sanitasi yang sehat 33 Anak-anak dari rumah tangga termiskin dua kali lebih besar kemungkinannya memiliki berat badan kurang daripada anak-anak dari keluarga paling sejahtera 32 Rumah tangga perkotaan dua kali lebih mungkin memiliki akses terhadap sanitasi yang sehat daripada rumah tangga perdesaan 34 Peringkat 2 tertinggi di dunia 54 juta ORANG buang air besar di tempat terbuka 18 SETIAP 30 menit seorang perempuan meninggal karena alasan yang berkaitan dengan kehamilan 19 Hampir 98% anak usia 7-12 tahun mengikuti pendidikan di tingkat SD 35 Anak-anak dari rumah tangga termiskin empat kali lebih mungkin putus sekolah daridapa anak-anak dari keluarga paling sejahtera 36 LEBIH DARI 33% KURANG DARI 67% anak-anak tidak mendapatkan balita didaftarkan ketika dilahirkan imunisasi secara lengkap Peringkat 5 dengan jumlah anak stunted tertinggi, berdampak terhadap 1 dari 3 ANAK (36% dari total balita) 22 anak Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih juta anak usia 7-15 tahun di Indonesia tidak bersekolah % 1 dari 20 Sekitar 25 % anak perempuan menikah sebelum berusia 18 tahun orang yang baru terinfeksi HIV berusia di bawah 15 tahun 25 40% anak usia tahun melaporkan telah diserang di sekolah 26 Indonesia memiliki lebih dari 20,000 kasus HIV baru setiap tahun 37 7% anak usia 5-17 tahun bekerja sebagai pekerja anak 39 Tanah Papua terdiri dari 1% penduduk Indonesia, namun memiliki kasus HIV/ AIDS 15 kali lebih tinggi daripada rata-rata nasional 38 Anak-anak di daerah perdesaan dua kali lebih mungkin bekerja sebagai pekerja anak daripada anak-anak di daerah perkotaan UNICEF Indonesia/2011/Josh Estey

12 MENELUSURI KEMAJUAN SANITASI DI NTT Novianti Atafan, 7 tahun, adalah salah satu anak terakhir di desanya yang mendapatkan jamban di dalam rumah. Ia tinggal di desa di pinggir pantai Fungafeng di Pulau Alor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia dan anggota keluarganya sudah terbiasa bangun pagi dan berebut menuruni lereng di belakang rumah mereka menuju pantai di bawahnya untuk buang air besar. Semua itu berubah ketika Agnes Gale, seorang pekerja kesehatan setempat yang mengkhususkan diri di bidang sanitasi dan kebersihan mengunjungi desa tersebut. Ia menunjukkan bagaimana kotoran manusia bisa mencemari air dan makanan. Keluarga tersebut menyadari bahwa mereka memang perlu membangun dan menggunakan jamban agar kesehatan mereka terjaga. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten, UNICEF melatih Agnes dan 9 sanitarian lainnya di Alor tentang cara menggunakan pesan singkat untuk memantau sanitasi di berbagai desa. Sekarang setiap kali Agnes mengunjungi Fungafeng, ia mencatat jenis sanitasi apa yang dipakai oleh setiap rumah tangga - buang air besar di tempat terbuka, kakus bersama, jamban semi permanen atau jamban permanen. Ia mengirimkan informasi melalui pesan singkat ke pangkalan data pusat yang kemudian diterima oleh staf kesehatan kabupaten. Mereka menggunakan data tersebut untuk membuat perencanaan awal dan mengalokasikan sumber daya ke tempat-tempat yang masih memiliki masalah sanitasi. Sesi pemicuan dan tindak lanjut pemantauan tampaknya memiliki efek terhadap kondisi kesehatan di Fungafeng. Dulu setiap tahun desa ini dilanda wabah diare, namun Agnes mengatakan bahwa wabah tersebut tidak pernah terjadi lagi. UNICEF Indonesia/2014/Sarah Grainger 20 UNICEF INDONESIA 21

13 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak UNICEF menyediakan bantuan teknis tingkat tinggi untuk mitra guna meningkatkan kualitas layanan sosial bagi anak-anak Meskipun terdapat perkembangan yang baik dalam mewujudkan hak-hak anak, tantangan yang berkaitan dengan kualitas layanan sosial di sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial masih tetap ada di Indonesia. Salah satu hambatannya adalah perbedaan kapasitas penyedia layanan untuk menjamin layanan yang berkualitas. Hal ini terutama terjadi di daerah yang sering kekurangan tenaga kerja sosial dan kesehatan, serta memiliki staf dengan kapasitas teknis yang terbatas dalam beberapa hal. UNICEF mendukung pemerintah dalam menyediakan pelatihan dan penguatan kebijakan nasional, serta pedoman yang berkaitan dengan pembangunan kapasitas untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik bagi anak-anak. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan: UNICEF telah menjadi lembaga terkemuka yang mendukung pemerintah dalam penguatan kapasitas petugas kesehatan dan nonkesehatan untuk meningkatkan gizi ibu dan praktik pemberian makan pada anak. Dukungan UNICEF dimulai dengan keberhasilan pengenalan pelatihan untuk petugas kesehatan, termasuk kursus konseling ASI dan konseling makanan pendamping ASI. Sejak tahun 2012, UNICEF telah memusatkan perhatiannya pada pembangunan kapasitas petugas kesehatan masyarakat guna meningkatkan akses pengasuh terhadap informasi dan konseling. Kursus tentang nutrisi ibu hamil dan menyusui, dan pemberian makan pada bayi dan anak dikembangkan pada tahun 2012, dan telah diperkenalkan kepada lebih dari 4500 tenaga kesehatan masyarakan di 16 kabupaten dengan dukungan UNICEF. Selain itu, UNICEF berhasil mengadvokasi pemerintah daerah, organisasi nonpemerintah, dan program pengurangan stunting, yang didukung oleh Millennium Challenge Corporation, untuk memperluas cakupan kursus ke 20 kabupaten lainnya pada akhir tahun Alat dan mekanisme pengawasan untuk melakukan pengawasan yang mendukung juga telah diperkenalkan, sehingga petugas kesehatan masyarakat yang baru dilatih dibekali dengan dukungan dan pendampingan selama melakukan pekerjaannya yang disediakan oleh tenaga kesehatan terlatih setelah mengikuti pelatihan awal. Studi, penelitian dan umpan balik dari mitra pemerintah menunjukkan adanya kebutuhan untuk mengalihkan pengetahuan teknis kepada berbagai mitra, di antaranya orang tua, masyarakat, pemuka agama, pekerja sosial dan kesehatan, sehingga terjadi peningkatan kapasitas di kalangan mitra pemerintah untuk memberikan layanan berkualitas. Memperkuat Pendekatan Berbasis Sistem Bagi Perlindungan Anak: di Indonesia, secara historis, kebijakan perlindungan anak tidak memiliki pendekatan yang komprehensif untuk mencegah pelanggaran terhadap anak-anak. Untuk mengatasi masalah ini, UNICEF mendukung pembangunan kapasitas staf nasional tingkat menengah dari mitra kementerian dengan memberikan pelatihan tentang pendekatan sistem berbasis perlindungan anak dan melaksanakan beberapa inisiatif pemetaan di tingkat provinsi yang menghasilkan peraturan dan anggaran yang ditujukan untuk perlindungan anak di tingkat lokal. Saran teknis dan advokasi kebijakan dari UNICEF telah menghasilkan reformasi yang sedang berlangsung untuk pengembangan sistem perlindungan anak di Indonesia. Undang- Undang dan kebijakan baru tersedia untuk melindungi anak-anak, misalnya Keputusan Presiden tentang Pencegahan Pelecehan Seksual Pada Anak, dan Undang-Undang Peradilan Anak. Indikator pemantauan dan evaluasi yang inovatif telah ditetapkan untuk melacak kemajuan bagi anakanak, dan UNICEF mendukung sejumlah program percontohan untuk mencegah dan menanggapi pelanggaran terhadap perlindungan anak. Advokasi pengasuhan berbasis keluarga merupakan prioritas khusus mengingat banyaknya anak-anak yang tinggal di lembaga-lembaga di Indonesia. UNICEF, bersama Pemerintah Indonesia, melakukan evaluasi independen terhadap pendekatan pembangunan sistem di negara ini dan dampaknya terhadap perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi dan pelecehan. Pembangunan Kapasitas di Bidang Olah Raga Untuk Perkembangan dalam Kurikulum Sekolah: Di Indonesia, banyak anak-anak memiliki kesempatan yang terbatas untuk berpartisipasi dalam olah raga. Meskipun pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum sekolah, pada kenyataannya kegiatan ini sering tidak dilaksanakan. Kebanyakan guru pendidikan jasmani di Indonesia tidak memiliki pelatihan formal; hampir 40 persen dari mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan olah raga. Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus tidak memiliki kurikulum pendidikan jasmani khusus, dan guru-guru menggunakan kurikulum reguler sebagai gantinya. Melalui inisiatif 'inspirasi internasional, kemitraan yang unik antara British Council, UK Sports dan UNICEF dibangun dalam konteks Olimpiade London 2012; Indonesia telah menerima bantuan keuangan dan teknis untuk mendukung sekolah agar memberikan kesempatan untuk berolah raga bagi anakanak. Pada tahun 2012, UNICEF mendukung peluncuran inisiatif Olah Raga untuk Perkembangan di empat kabupaten (Bone, Pasuruan, Subang dan Jakarta). Bantuan teknis diberikan kepada guru pendidikan jasmani dan pelatih olah raga. Para praktisi olah raga ini sekarang memberikan kesempatan untuk berolah raga secara teratur, bermain dan berekreasi bagi lebih dari ratusan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Dokumentasi proses inisiatif olah raga untuk perkembangan mengungkapkan perubahan positif di lingkungan sekolah, dengan meningkatnya kesempatan berolah raga, dan partisipasi anak perempuan dan anak-anak difabel di daerah proyek dilaksanakan. Penyebaran pengetahuan dan hikmah yang diperoleh dari inisiatif tersebut sekarang akan berfungsi sebagai bukti untuk melakukan replikasi pada skala yang lebih besar, serta membuat kebijakan yang lebih baik, dan alokasi sumber daya untuk menjamin hak-hak anak atas olah raga. 22 UNICEF INDONESIA 23

14 Program Olah Raga untuk Pekembangan menyarankan permainan dan olah raga yang dapat dilakukan bersama oleh siswa berkebutuhan khusus dan siswa lainnya. UNICEF Indonesia/2012/Ibrahim 24 UNICEF INDONESIA 25

15 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak UNICEF bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan pemanfaatan sumber daya yang memadai untuk menjangkau anak-anak dan perempuan yang belum terjangkau Sebagai bagian dari dukungan terhadap proses desentralisasi di Indonesia, lima kantor lapangan UNICEF (Banda aceh, Surabaya, Kupang, Makassar, Jayapura) serta kantor nasional di Jakarta menganalisis hambatan dalam konteks khusus untuk menuju perbaikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak, membantu memperkuat penyediaan dan akses terhadap pelayanan, dan membahas norma sosial budaya yang dapat merugikan perkembangan anak perempuan dan anak laki-laki secara keseluruhan. Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat di Sulawesi: Satu kendala di sektor pendidikan adalah rendahnya kualitas data yang digunakan untuk mengidentifikasi anakanak yang tidak memiliki akses atau yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Data pemerintah dikumpulkan di tingkat sekolah, yang memberikan informasi hanya tentang anakanak yang bersekolah, sehingga tidak mencakup anak-anak rentan yang tidak bersekolah. Untuk mengatasi kesenjangan ini, UNICEF bekerja sama dengan pusat data dan statistik pendidikan untuk mengembangkan Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat di Sulawesi guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak bersekolah dan alasan mereka tidak berpartisipasi dalam pendidikan. Pada tahun 2012, Kabupaten Polewali Mandar di Sulawesi Barat menggunakan data Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat untuk mengidentifikasi anak-anak dari keluarga miskin yang putus sekolah. Sebanyak anak, dari sekitar dari anak yang tidak bersekolah di kabupaten ini diidentifikasi, dan selanjutnya dikembalikan ke sekolah atau didaftarkan pada program pendidikan nonformal melalui kampanye "Anak Putus Sekolah Kembali Bersekolah. Program ini didanai oleh pemerintah daerah, yang menyediakan seragam, perlengkapan sekolah dan biaya transportasi. Kampanye ini meginspirasi pemerintah pusat untuk meluncurkan gerakan serupa di seluruh negeri. Inisiatif Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat telah direplikasi di kabupaten terpilih di Jawa, NTT dan Aceh. Untuk menerjemahkan kebijakan nasional dan prioritas pro-anak ke dalam rencana pembangunan daerah, kerja sama dengan pemerintah kabupaten dan provinsi diperlukan, khususnya bagi perumusan rencana strategis kabupaten (renstra), peraturan (perda), kebijakan, anggaran, dan rencana kerja tahunan sektoral/satuan dan pedoman pelayanan. 26 UNICEF INDONESIA UNICEF Indonesia/2004/Josh Estey Pendekatan Rumpun Pulau terhadap Kesehatan Ibu dan Anak di Maluku Tengah Barat: Dengan dukungan teknis UNICEF, Pemerintah Maluku dan Papua di Indonesia Timur menyiapkan pendekatan rumpun pulau untuk mengatasi hambatan dalam hal akses terhadap layanan kesehatan. Pendekatan rumpun pulau memungkinkan pihak berwenang untuk mengelola sistem kesehatan di kabupaten yang terletak di pulau terpencil. Pendekatan rumpun pulau berfokus pada pembentukan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terpilih sebagai pusat rumpun di lokasi-lokasi utama yang dapat berfungsi sebagai pusat rujukan kasus medis, khususnya darurat kebidanan, pusat logistik serta pusat orientasi dan pelatihan staf baru. Pendekatan ini memungkinkan pengintegrasian program kesehatan ibu dan anak yang lebih luas, termasuk intervensi seperti imunisasi dan tanggap darurat, di seluruh kabupaten. Inisiatif ini telah diperluas sampai kabupaten lainnya di Maluku guna memastikan bahwa setiap kabupaten memiliki setidaknya satu pusat rumpun. Sejak saat itu, rumah tunggu persalinan bagi ibu hamil berisiko telah dimasukkan ke dalam pendekatan rumpun pulau guna memperbaiki akses perempuan hamil tehadap layanan kebidanan komprehensif dan rujukan yang cepat jika terjadi komplikasi. Pendekatan rumpun pulau juga dilaksanakan di Papua. Beberapa pondok telah didirikan di puskesmas yang berfungsi sebagai pusat rumpun. 27

16 Menginspirasi Anak Papua agar berjuang keras demi pendidikan Tolaka dan Lima berjalan kaki ke sekolah selama satu jam melalui padang rumput dan hutan. Udara terasa dingin dan matahari belum lagi muncul ketika Tolaka, 8 tahun, dan adiknya Lima, 7 tahun, meninggalkan rumah menuju sekolah pukul 6 pagi. Mereka membutuhkan waktu satu jam dengan berjalan kaki menuju sekolah dari pondok jerami yang mereka tinggali bersama ibu mereka di dekat tepi sungai Baliem, di Kecamatan Kurima, Papua. Rute yang mereka tempuh melewati padang rumput yang tergenang dan jalanan di sepanjang hutan yang lengket dengan lumpur untuk mencapai SD Advent Majma. "Saya sudah terbiasa berjalan kaki, jadi saya tidak lelah sama sekali," kata Tolaka. Ibu tolaka, Dimika Satai, tahu betapa pentingnya bagi kedua putrinya untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Ia sendiri pernah bersekolah di sekolah yang sama sewaktu anak-anak, namun terpaksa putus sekolah ketika orang tuanya mengatakan bahwa sudah waktunya baginya untuk menikah. "Jika anak-anak pergi ke sekolah, mereka akan bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan di masa depan. Saya ingin mereka berdua bekerja di kantor," ujarnya. Namun demikian, kadang-kadang sulit untuk memotivasi anak-anak agar mau berjalan kaki menempuh perjalanan panjang menuju sekolah. UNICEF Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Papua dan Papua Barat untuk memastikan bahwa anak-anak di provinsi tersebut mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas baik. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang aman, sehat dan inspiratif bagi anak-anak untuk belajar. Di SD Advent Maima, pelatihan UNICEF telah mendorong para guru untuk memperkenalkan sejumlah perubahan. Di kelas-kelas yang lebih rendah, para guru menggunakan nyanyian dan permainan sebagai metode pengajaran. Kegiatan ini lebih menyenangkan dan partisipatif untuk anak-anak. Anak-anak yang lebih tua berbaris di luar kelas mereka setiap pagi dan guru mereka memberikan kuis tentang pelajaran yang didapat kemarin sebelum mereka diizinkan masuk ke kelas. Kelas mereka juga lebih interaktif. "Pendekatan baru telah mendorong anakanak untuk datang ke sekolah," kata kepala guru Anie Joyce Nirupu. "Perbaikan nyata terjadi dalam hal kehadiran. Ketika mereka harus belajar dengan guru baru yang belum terbiasa dengan metode ini, anak-anak tidak memiliki hubungan yang sama dengan mereka." UNICEF Indonesia/2014/Andy Brown 28 UNICEF INDONESIA 29

17 Berbeda Peran, Satu Tujuan: hasil-hasil untuk anak-anak UNICEF menciptakan ruang bagi anak-anak dan remaja untuk mengekspresikan keprihatinan mereka dan berpartisipasi dalam proses pembangunan Keikutsertaan kaum muda dalam proses penyusunan kebijakan tentang pemuda membuat kebijakan tersebut lebih selaras dengan aspirasi dan realitas kaum muda. Hal ini memperkuat proses dan hasilnya. UNICEF percaya bahwa anak-anak dan remaja perlu memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat mereka, dan bahwa mereka dapat bertindak sebagai agen yang kuat untuk perubahan. Komponen utama upaya UNICEF di Indonesia adalah bekerja dengan anak-anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun dan menciptakan peluang untuk partisipasi pemuda guna memastikan agar suarasuara penting dari masa depan negara ini tidak diabaikan. Melakukan Advokasi untuk Kebijakan Pemuda di Papua: Agar lebih memahami situasi kaum muda di Papua dan mendapatkan umpan balik yang komprehensif dari berbagai mitra, UNICEF melakukan tinjauan ekstensif terhadap dokumen yang tersedia, menyelenggarakan diskusi kelompok terfokus dan mewawancarai para pemangku kepentingan utama di tingkat provinsi dan kabupaten sepanjang tahun 2012 dan Bukti-bukti mengungkapkan perlunya penyusunan kebijakan tentang pemuda yang membahas beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh kaum muda di provinsi ini. Anak-anak dan remaja itu sendiri memainkan peran penting dalam proses yang melahirkan pemahaman. Melalui forum yang ada, dan inisiatif partisipasi pemuda yang didukung oleh UNICEF, kaum muda di tanah Papua telah mengadvokasi hak-hak dan kebutuhan mereka, serta tertarik untuk bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sipil guna mempromosikan kemajuan dan kesuksesan Provinsi Papua. Umpan balik dan partisipasi kaum muda Papua selama lokakarya konsultasi berlangsung membantu memvalidasi data dan informasi tentang tantangan yang sedang dihadapi, dan membentuk landasan bagi pertemuan konsultasi kebijakan tingkat tinggi pertama yang diselenggarakan oleh Gubernur Papua Barat pada Juni 2013 untuk menyusun konsep kebijakan pemuda di tingkat provinsi yang pertama di Indonesia. Setelah konsultasi ini, pemerintah daerah telah mulai melakukan konsultasi dengan para mitra, termasuk UNICEF, guna merampungkan rancangan kebijakan untuk disahkan. Desain global untuk Tantangan UNICEF: "Desain untuk tantangan UNICEF" adalah sebuah konsep yang dirintis pada tahun 2012 oleh tim inovasi UNICEF di New York dalam rangka memanfaatkan antusiasme dan kreativitas mahasiswa jurusan desain lokal di Amerika Serikat dengan keahlian kelembagaan dan sumber daya yang dimiliki oleh UNICEF - semua dalam ruang pembelajaran terbuka terhadap masalah khusus yang ditetapkan dan dipandu oleh prinsip-prinsip inovasi utama UNICEF. Pada dasarnya, tantangannya merupakan kompetisi akademik yang melibatkan para mahasiswa untuk mengembangkan solusi inovatif guna meringankan masalah pembangunan. Keberhasilan kemitraan ini membuat UNICEF mengembangkan ide UNICEF Indonesia/2012 UNICEF Indonesia/2014 ini ke kantor perwakilannya di negara lain dan universitas di luar Amerika Serikat, yang tumbuh menjadi kompetisi akademik terbesar yang pernah didukung oleh UNICEF selama ini. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tantangan ini diperkenalkan melalui kemitraan yang diresmikan bersama dua sekolah desain teratas di negeri ini, yaitu Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi Bandung jurusan desain. Didirikan dalam kurun waktu satu semester, tujuan utamanya adalah untuk mendorong mahasiswa agar mengembangkan konsep produk atau jasa yang akan berdampak terhadap tantangan yang terus ada, seperti rendahnya tingkat pencatatan kelahiran, kebiasaan buang air besar di sembarang tempat dan keterlibatan pemuda dalam program pengurangan risiko bencana. UNICEF Indonesia/2012/Ibrahim UNICEF Indonesia/2011/Josh Estey 30 UNICEF INDONESIA 31

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012 RingkasanKajian MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia MDG dan Keadilan Bagi Anak-anak di Indonesia: Gambaran umum Mencapai MDG dengan Keadilan: tantangan

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini Ringkasan Eksekutif Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini Visi Save the Children untuk Kerangka Kerja Pasca 2015 Mengatasi kemiskinan bukanlah tugas sosial, melainkan tindakan keadilan. Sebagaimana

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KATA PENGANTAR Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:

Lebih terperinci

Asesmen Gender Indonesia

Asesmen Gender Indonesia Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CERITA DARI INDONESIA

CERITA DARI INDONESIA CERITA DARI INDONESIA INDONESIA: MENJADIKAN SETIAP ANAK MENDAPATKAN PERHATIAN Menjamin setiap anak untuk mendapatkan hak atas kelangsungan hidup, pendidikan, pertumbuhan, dan perlindungan merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Pelayanan Kesehatan Berkualitas untuk Semua Pesan Pokok 1. Pelayanan kesehatan di Indonesia telah membaik walaupun beberapa hal

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Permasalahan dan Isu Strategis Ada tiga isu strategis di Bidang Perlindungan Anak yang mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Negara-negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga menempatkannya di antara delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah terpenting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan, Edisi 1 Januari Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A KIAT MEMPERSIAPKAN 1000 HPK Peran Ayah pun Luar Biasa! Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun 270 Hari 365 Hari 365 Hari GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta Siaran Pers UNESCO No. 2015-xx DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta Paris/New Delhi, 9 April 2015

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019 1. PENDAHULUAN Penyusunan RKT 2019 mengacu kepada Dokumen Renstra Kemenko PMK 2015-2019, 100 Program Prioritas Presiden, serta Isu Strategis Bidang PMK dalam

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penanggulangan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pernikahan anak menjadi salah satu persoalan sosial di Kabupaten Gunungkidul. Meskipun praktik pernikahan anak di Kabupaten Gunungkidul kian menurun di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakancg Pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality).

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang United Nations Children s Fund (UNICEF) melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam laporan itu, Indonesia menempati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian No.169, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Reproduksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5559) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang ditandai dengan pendapatan yang rendah, kurangnya pendidikan, kurangnya kesehatan, dan kurangnya

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1991 (KESEHATAN. Wabah. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Gizi merupakan penentu kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak TUJUAN 4 Menurunkan Angka Kematian Anak 51 Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian balita.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan reproduksi remaja diintegrasikan dalam program kesehatan remaja di Indonesia, sejak tahun 2003. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model

Lebih terperinci

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT (yuniz) I. PENDAHULUAN Salah satu situasi kedaruratan yang sering menimbulkan banyak korban, adalah kejadian bencana, yang merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kekurangan gizi pada anak balita yang diukur dengan prevalensi anak balita gizi kurang dan gizi buruk digunakan sebagai indikator kelaparan, karena mempunyai

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.045.01 JUDUL UNIT : Mengoordinasikan petugas pendirian dan pelayanan dasar shelter DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan dalam Seminar Pembangunan Abad Milenium/Millenium Development Goals

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu TUJUAN 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu 57 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian ibu. Proporsi

Lebih terperinci

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, maka

Lebih terperinci

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK Info Kit PNPM Generasi Ringkasan PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas Tujuan Pengembangan Tujuan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat Australia Awards Paket Informasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 2 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA Penduduk Indonesia 231 Juta 49,9% Perempuan Aset dan Potensi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci