PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
|
|
- Widyawati Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur terkait dengan Penataan Ruang di Kabupaten Jember BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 1
2 OUTLINE/DAFTAR ISI 1. Implikasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Berdasarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Penyusunan RTRW Kabupaten Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Peran/Posisi Kabupaten Jember Bagi Jawa Timur 3. Arahan Pengembangan Kabupaten Jember Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Progress/Status RTRW Kabupaten Jember Arahan Rencana Struktur Ruang Arahan Rencana Pola Ruang Arahan Rencana Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Tindak Lanjut setelah RTRW Kabupaten Jember telah di perdakan Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 2 2
3 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 3 3
4 KEDUDUKAN RTRWN, RTRWP, DAN RTRW KAB/KOTA Substansi yang telah diatur dalam rencana tata ruang wilayah administrasi yang lebih tinggi tidak diatur berbeda dalam rencana tata ruang wilayah administrasi di bawahnya Substansi yang telah diatur dalam RTRWN harus diacu dalam RTRWP RTRWN dan RTRWP harus diacu dalam RTRW Kab/Kota Muatan RTRWN, RTRWP, dan RTRWK tidak saling tumpang tindih Ketiga produk rencana tersebut bersifat saling melengkapi, sehingga apabila disatukan akan membentuk rencana tata ruang yang serasi dan selaras antar tingkatan wilayah administrasi Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 4 4
5 Peraturan Daerah Kabupaten Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan & administrasi pertanahan Ditetapkan dengan PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN BERDASARKAN UU 26/ tahun Ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun RTRW Kab. Ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal: perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab. RTRWN & RTRWP; pedoman & petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan RPJPD disusun dengan memperhatikan penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan antarsektor penetapan lokasi & fungsi ruang untuk investasi penataan ruang kawasan strategis kabupaten perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kabupaten; keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWK yang berbatasan RTR kawasan strategis kabupaten tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah kabupaten rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten & kawasan budi daya kabupaten penetapan kawasan strategis kabupaten arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi. Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 5 5
6 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 6 6
7 PERAN JAWA TIMUR DALAM KONSTELASI NASIONAL No Provinsi DKI Jakarta 17,84% 16,17% Triwulan II Jawa Timur 14,68% 14,80% 3. Jawa Barat 14, 54% 14,16% 4. Jawa Tengah 8,52% 8,40% Sumber : BPS, 2012 Banda Aceh Medan Tanjung Pinang Manado Pekanbaru Padang Jambi Pontianak Samarinda Palu Gorontalo Sofifi Manokwari Bengkulu Pangkal Pinang Palembang Palangkaraya Banjarmasin Mamuju Kendari Ambon Jayapura Bandar Lampung Makassar Serang Jakarta Bandung Semarang Surabaya Jangka Pendek Dekonsentrasi Ekonomi Jangka Panjang Desentralisasi Ekonomi Sumber: MP3EI, 2011 Yogyakarta Denpasar Mataram Kupang Pusat Ekonomi Utama Pusat Ekonomi Kesatuan Ekonomi Wil Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 7 7
8 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA (DI LUAR DKI JAKARTA) Perekonomian Jawa Tw III-2012 masih berada dalam tren meningkat... Periode 2011 III 2012 Rp triliun %, yoy I II III* Nasional Jawa Barat Tengah Timur 632,43 260,95 111,52 55,91 93,52 6,50% 6,15% 5,94% 4,70% 7,30% 632,85 265,78 112,57 57,95 95,26 6,50% 6,56% 6,27% 6,10% 7,19% 650,59 271,81 115,18 58,64 97,99 6,40% 6,57% 6,20% 6,24% 7,21% 672,27 278,57 118,69 59,51 100,37 6,30% 6,75% 6,43% 6,41% 7,34% *) Angka proyeksi BI Jawa Bagian Barat Meningkat PHR & Industri 41,87% Jawa Bagian Tengah meningkat Pertanian & Industri % y o y Indonesia Jawa Trend-Jawa I II III IV I II* III** % 35,84% Jawa Bagian Timur Meningkat PHR & Industri Tw II-2012 Tw III-2012 Share PDRB Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 8 8
9 Kabupaten/Kota DISPARITAS DAYA SAING DAERAH DI JAWA TIMUR KOTA KEDIRI 4 KOTA SURABAYA 13 KAB. SIDOARJO 29 KAB. GRESIK 44 KOTA MALANG KOTA MOJOKERTO KAB. MALANG TINGGI KOTA PROBOLINGGO 115 KAB. BANYUWANGI 134 KAB. JEMBER 152 KAB. TULUNGAGUNG 158 KOTA BLITAR 159 KOTA MADIUN 162 KOTA PASURUAN 176 KAB. MOJOKERTO 178 KAB. JOMBANG 190 KAB. TUBAN 195 KAB. PASURUAN KAB. BLITAR DAYA SAING DAERAH KAB. LUMAJANG 222 KAB. PROBOLINGGO 226 KAB. KEDIRI 228 KAB. SUMENEP KAB. NGANJUK KAB. BOJONEGORO KAB. PONOROGO KAB. LAMONGAN KAB. MAGETAN 283 KAB. SITUBONDO 284 KAB. MADIUN KAB. NGAWI RENDAH KAB. BANGKALAN 331 KAB. TRENGGALEK 363 KAB. BONDOWOSO 374 KAB. PACITAN 385 KAB. PAMEKASAN 406 KAB. SAMPANG Kunjungan DPRD Kabupaten Peringkat Jember Daya Saing Daerah 9 9
10 EFISIENSI SEBAGAI SUMBER DAYA SAING DAERAH Indikator Input terdiri dari: Kepadatan Penduduk, Angkatan Kerja, Lulusan Perguruan Tinggi, APBD Kabupaten/Kota, Investasi Publik, Rasio Panjang Jalan, Kualitas Jaringan Jalan. Indikator Output terdiri dari: Pertumbuhan Ekonomi, PDRB per Kapita. Kota Kediri Bojonegoro Kota Batu Kota Pasuruan Kota Blitar Kota Mojokerto Lumajang Kota Probolinggo Lamongan Situbondo Kota Madiun Banyuwangi Tuban Kota Surabaya Kota Malang Gresik Trenggalek Pacitan Bondowoso Malang Jember Ngawi Probolinggo Madiun Magetan Sumenep Sidoarjo Pamekasan Sampang Ponorogo Mojokerto Blitar Tulungagung Jombang Bangkalan Nganjuk Pasuruan Kediri DEA SCORE: EFISIENSI Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 10 10
11 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 11 11
12 PROGRESS/STATUS PERDA RTRW KAB/KOTA Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 12 12
13 SINERGI VISI RTRWP DENGAN RPJPD Visi Pengembangan Wilayah Jatim (RTRW): Terwujudnya Ruang Wilayah Jawa Timur Berbasis Agribisnis dan Jasa Komersial yang Berdaya Saing Global dalam Pembangunan Berkelanjutan. Visi Pembangunan Jatim (RPJP) : Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur dan Berakhlak Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara,Penyusunan Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RPJP & RTRW merupakan dokumen perencanaan pembangunan sebagai Satu-Kesatuan dokumen yang tidak terpisahkan Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 13 13
14 KETERKAITAN VISI-MISI & ALOKASI RUANG RPJP JATIM 1. MENGEMBANGKAN PEREKONOMIAN MODERN BERBASIS AGRO Kaw Strategis Agropolitan -Reg : Wilis, Bromo, Ijen & Madura -Lokal : Masing-masing Kab/Kota Kaw Andalan -Tuban-Bojonegoro (industri-tambang)dll - Cluster-cluster Ekonomi Spesific PUSAT AGROBISNIS TERKEMUKA, BERDAYA SAING GLOBAL DAN BERKELANJUTAN MENUJU JAWA TIMUR MAKMUR DAN BERAKHLAK 2. MEWUJUDKAN SDM YANG HANDAL : IPM 3. MEWUJUDKAN KEMUDAHAN MEMPEROLEH AKSES UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP 4. MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN BUATAN 5. MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR BERNILAI TAMBAH TINGGI 6. MENGEMBANGKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Kaw Strategis Ekonomi - Perkotaan : GKS/MEGASUMA, KEK, KKJS - Perdesaan : Kaw. Agropolitan Wilayah dg tingkat pendidikan, kesehatan, daya beli rendah 8 WP Kaw Strategis : Tertinggal - Madura (non Sumenep), Tapal Kuda Kaw Lindung & Budidaya - Lindung : tak beralih fungsi - Budidaya: Optimalisasi Agrobisnis, 30 % RTH, 30 % wilayah DAS Hutan - Kawasan Pengendalian Ketat Sistem Prasarana Wilayah - Orientasi pemenuhan infrastruktur ke wil terisolir/infrastruktur rendah Wil. Selatan - Mendukung Kaw. Agropolitan - Meningkatkan koleksi Distribusi/Ekspor Visi Misi Locus Prioritas Lokasi Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 14 14
15 SINERGI IMPLEMENTASI STRTAEGI RTRW DAN RPJM Visi : Terwujudnya Ruang Wilayah Jawa Timur Berbasis Agribisnis dan Jasa Komersial yang Berdaya Saing Global dalam Pembangunan Berkelanjutan Pro Growth Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan beserta prasarana secara sinergis untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan/wilayah Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis ekonomi Pro Job Mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan dan juga pemerataan pelayanan agar tidak terjadi pemusatan kegiatan di suatu wilayah Pro Poor Mempercepat perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal di Provinsi Jawa Timur Misi : Pro Environment Optimasi fungsi budidaya dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global. Pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia. Pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumberdaya alam dan buatan. Penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadlilan dan berhirarki, serta bernilai tambah tinggi. Pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerjasama regional. Keterpaduan program pembangunan yang didukung seluruh pemangku kepentingan. Pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup Mengembangkan kawasan strategis terkait dengan pengembangan Kawasan Pengendalian Ketat (High Control Zone) untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan 15
16 SISTEM PUSAT PELAYANAN SISTEM PERKOTAAN Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional) Fungsi WP Jember dan sekitarnya : kawasan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata Kab. Jember sebagai PKW i Kabupaten Jember Masuk dalam Wilayah Pengembangan Jember dan sekitarnya, Satuan Wilayah Jember-Bondowoso-Situbondo dengan Kunjungan DPRD Kabupaten pusat Jember pengembangan adalah Perkotaan Jember 16 16
17 Wilayah Kabupaten Jember masuk dalam sistem perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) WP JEMBER DAN SEKITARNYA Rencana Struktur Kegiatan WP Jember Dan Sekitarnya Rencana Struktur Ruang Perkotaan Jember. Pengembangan perkotaan yang relatif tidak terlalu besar berupa permukiman dan perdagangan skala lokal terjadi di Kecamatan Puger, Tanggul dan Kencong Arahan Pengembangan Kawasan Pengembangan Bandar Udara di Kecamatan Balungsari Wilayah Kabupaten Jember diarahkan sebagai Perkembangan perkotaan yang cenderung terjadi berupa permukiman serta kegiatan perkebunan, konservasi, perdagangan, perdagangan dan jasa penunjang kegiatan pengembangan bandara pariwisata, pertanian, permukiman dan bandar udara Pengembangan perkebunan tembakau di Jelbuk, Sukowono serta Sumberjambe perintis Perkembangan perkotaan cenderung berupa permukiman pedesaan yang bersifat mengelompok Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 17 17
18 RENCANA SISTEM TRANSPORTASI Terminal penumpang tipe A berfungsi terutama untuk pelayanan angkutan antar kota antar provinsi Terminal Penumpang tipe B berfungsi terutama untuk pelayanan angkutan antar kota dalam provinsi Terminal Arjasa Terminal Tawangalun Bandara Noto Hadinegoro Jalan Nasional Kolektor Primer: Jalan Provinsi Kolektor Primer Glonggong Pacitan Panggul Durenan Lumajang Kencong Kasihan Tulungagung Blitar Kepanjen Turen Jalan Strategis Nasional Rencana Balung Ambulu Mangli Lumajang Wonorejo Jember Gentengkulon Jarit Batas Jember Kasihan Puger Jajag Benculuk Rogojampi Banyuwangi Batas Jember Puger Jember Bondowoso Situbondo Puger Sumberejo Maesan Kalisat Sempolan Genteng Temuguru Wonorekso Jajag Bangorejo Pasanggaran Benculuk Grajagan; Kunjungan DPRD Kabupaten Jember Glagahagung Tegaldimo
19 RENCANA SISTEM TRANSPORTASI-PERKERETAAPIAN Stasiun Kereta Api Stasiun Jember DRY PORT Rambipuji Jalur kereta api ganda : Jalur Timur: Surabaya (Semut) Surabaya (Gubeng) Wonokromo Sidoarjo Bangil Pasuruan Probolinggo Jember Banyuwangi Konservasi Rel Kereta Api Mati: Lumajang Gumukmas Balung Rambipuji Panarukan Situbondo Bondowoso Kalisat Jember Pengembangan jalur perkeretaapian ganda bertujuan untuk menfasilitasi perkembangan layanan perkeretaapian, yang dipicu oleh pertumbuhan permintaan akan angkutan penumpang perkeretaapian 19
20 RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI PLTU Tg. Awar-Awar PLTU Singosari Jaringan Listrik Jaringan Listrik Tenaga Ekstra Tinggi (SUTET) 500KV PLTU PLTG Gardu Induk PLTG Lekok PLTU Paiton Sumur Gas Sumur MR/S PLTU Ngadirejo rencana pengembangan energi alternatif : Energi Air Energi Angin Energi Panas Bumi Energi Gelombang Laut Energi Biomassa dan Biogas Pengembangan sistem jaringan kelistrikan yaitu pembangunan gardu induk 150/20 20
21 RENCANA SISTEM JARINGAN AIR BERSIH Rencana pengembangan jaringan irigasi di wilayah sungai bondoyudo bedadung yaitu Waduk Atrogan Pengembangan jaringan sumber daya air lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk mendukung air baku pertanian dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan kesamaan hak antarwilayah. 21
22 RENCANA POLA RUANG Kawasan Hutan Produksi = Ha Kabupaten Jember ± Ha) Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Hutan Rakyat Kawasan Pertambakan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan Pertanian Lahan Basah direncanakan sebesar Ha dan kurang lebih 802, Ha (8.639,00 Ha di Jember) ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan Kawasan pertanian Lahan Kering direncanakan sebesar Ha dan kurang lebih ,83 Ha (4.146,00 Ha di Jember) ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan Rawan Bencana Tanah Longsor Lahan Basah Lahan Kering Kawasan Hutan Lindung = Ha Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar (Kab. Jember ± Budaya: lebih dari Kunjungan DPRD Kabupaten Jember Ha) ,50 Ha 22 22
23 RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI B. Kawasan Peruntukan Industri di Luar Kawasan Industri meliputi: 1. Kabupaten Bangkalan; 2. Kabupaten Bojonegoro; 3. Kabupaten Gresik; 4. Kabupaten Jember; 5. Kabupaten Jombang; 6. Kabupaten Lamongan; 7. Kabupaten Madiun; 8. Kabupaten Malang; 9. Kabupaten Mojokerto; 10. Kabupaten Nganjuk; 11. Kabupaten Ngawi; 12. Kabupaten Pasuruan; 13. Kabupaten Probolinggo; 14. Kabupaten Sidoarjo; 15. Kabupaten Situbondo; 16. Kabupaten Tuban; 17. Kota Kediri; 18. Kota Madiun; dan 19. Kota Surabaya. C. Sentra industri direncanakan di seluruh kabupaten/kota 23
24 KAWASAN ANDALAN Berdasarkan PP 26/2008 Kawasan Andalan Darat Kawasan Situbondo-Bondowoso- Jember dengan sektor unggulan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan laut; Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 24 24
25 RENCANA KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KEPENTINGAN EKONOMI) Kawasan Agroindustri Gelang Utara KEU LIS (Lamongan Integrated Shorebase) KEU Tg Bulu Pandan Agropolitan Madura Regional Kab Kab Kab Kab KSN GKS High Tech Industrial Park (HTIP) SIER dan Sekitarnya KEU Gemopolis Agropolitan Wilis Kab. Madiun, Kab.Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Ponorogo, Kab.Trenggalek, dan Kab. Pacitan Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Agropolitan Bromo Tengger Semeru Regional Kawasan Koridor Metropolitan Kaki Suramadu Bangkalan Kaki Suramadu Surabaya CBD Surabaya CBD Kota Malang Perkotaan Lawang Kab. Malang, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang Agropolitan Ijen Regional Kab. Jember, Kab.Situbondo, Kab. Bondowoso, Kab. Banyuwangi KEU Sendang Biru Kawasan Agropolitan Regional IJEN (Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, dan Kab Situbondo) Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 25 25
26 Pulau Sekel : Wilayah Administrasi : Kec Watulimo, Kab Trenggalek Luas : 300 m 2 Tidak berpenghuni dan dan hanya berupa pulau karang kecil (tidak ada habitat darat) 2. Pulau Panekan : Wilayah Administrasi : Kec Munjungan Kabupaten Trenggalek Luas : ha Tidak berpenghuni dan tidak ada sumber air tawar Potensi SDA : sarang walet (kondisi menurun), terumbu karang, ikan karang (kerapu, kakap dan lobster) Dapat dikembangkan untuk usaha perikanan 3. Pulau Nusa Barung Wilayah Administrasi : Desa puger kulon, Kec puger, kabupaten Jember Luas : 6100 Ha Merupakan kawasan konservasi cagar alam, pengelolaan dibawsah Sub Balai KSDA -Dep HUT Sudah ada perangkat hukum sebagai acuan Pengelolaannya Potensi Sumberdaya : a. Tidak berpenghuni b. Penyu hijau, walet, terumbu karang (18 jenis, 93 Ha) c. Pemanfaatan perikanan berkelanjutan diperbolehkan diluar 500 m dari pantai Nusabarong d. Bisa dikembangkan untuk untuk pengembangan wisata bahari Kunjungan DPRD Kabupaten Jember berkelanjutan dan budidaya sarang burung walet berbasis lingkungan (ecotourism) 26 26
27 MUATAN STRATEGIS PROVINSI DALAM RTRW KAB/KOTA Rencana Kawasan Hutan Rencana Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Mengakomodasi Pelaksanaan Sistem Informasi Tata Ruang Pengalokasian Kawasan Peruntukan Sektor Informal Pengalokasian RTH Pada Kota dan Kawasan Perkotaan Pengalokasian TPA Terpadu (Skala Regional) Pencadangan Lahan (Land Banking) Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 27 27
28 SINKRONSASI SISTEM INFORMASI TATA RUANG (SITR) Provinsi Jawa Timur merencanakan untuk mengintegrasikan SITR Jawa Timur dengan SITR Kabupaten/Kota agar informasi tentang rencana tata ruang bisa saling terintegrasi Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 28 28
29 MUATAN STRATEGIS PROVINSI JAWA TIMUR Pengalokasian Kawasan Peruntukan Sektor Informal Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Sektor Informal adalah salah satu penggerak perkembangan ekonomi wilayah Kawasan perdagangan dan jasa di wilayah perkotaan harus menyediakan alokasi ruang untuk sektor informal Pengalokasian RTH Pada Kota dan Kawasan Perkotaan Provinsi Jawa Timur Kualitas dan Kuantitas RTH mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berdampak keberbagai aspek kehidupan perkotaan antara lain sering terjadinya banjir, peningkatan pencemaran udara, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial Pengalokasian TPA Terpadu (TPA skala regional lintas kab/kota) Provinsi Jawa Timur Ketersediaan lahan kosong pada kawasan perkotaan semakin kecil, lahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan perkembangan wilayah (permukiman, kawasan perdagangan, industri, dsb) tidak tersedia alokasi lahan untuk TPA di kawasan Perkotaan (Arahan TPA Terpadu Kabupaten/Kota) Pencadangan Lahan Provinsi Jawa Timur Pencadangan lahan diperlukan dalam rangka mengantisipasi kebutuhan lahan untuk mendukung perwujudan Rencana Tata Ruang dan mendukung investasi kegiatan ekonomi di Wilayah Provinsi dan setiap Kabupaten/Kota Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 29 29
30 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 30 30
31 TINDAK LANJUT SETELAH DIPERDAKANNYA RTRW KAB JEMBER Rencana Detail Tata Ruang Berdasarkan Permen PU 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Berdasarkan pasal 59 ayat 4 PP 15 Tahun 2010: Rencana Detail Tata Ruang harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. RTRW KAB JEMBER Telah Diperdakan Rencana Rinci Tata Ruang Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Jember RDTR dan PZ Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Strategis RDTR Perkotaan (1:5000) Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 31 31
32 PROGRESS/STATUS PERDA RTRW KAB/KOTA Pendetailan Lokasi LP2B Berdasarkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B Berdasarkan Pasal 20, UU 41 penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan dalam bentuk Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuang peraturan perundang undangan serta menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi. Luasan Total LP2B Provinsi Jawa Timur Sebesar ,73 Ha dengan rincian LP2B Irigasi = ,90 Ha LP2B Non Irigasi = ,83 Ha Berdasarkan Ketentuan Peralihan yang tertuang dalam Pasal 75, UU 41 Tahun 2009 yang mengamanatkan bahwa : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang belum menetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan disesuaikan paling lama dalam waktu 2 (dua) Tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sudah ditetapkan, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan oleh bupati/walikota sampai diadakan perubahan atas Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Kabupaten Jember segera melaksanakan pendataan, pemetaan dan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Luasan Total LP2B Kabupaten Jember Sebesar 104 Ha dengan rincian Sawah irigasi Eksisting= 504 Ha LP2B Irigasi = 104 Ha Sawah Non Irigasi = 45 Ha LP2B Non Irigasi = 0 Ha Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 32 32
33 PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) Permen PU 14 Tahun 2010 tentang SPM Bidang PU dan Penataan Ruang Perencanaan Menyusun RTRW Kab/Kota dengan SPM: Pelibatan masyarakat minimal 2 (dua) kali pada tahap penentuan kebijakan dan penentuan pola dan struktur pemanfaatan ruang Sosialisasi RTRW Kab/Kota dengan SPM: Setiap kecamatan memiliki papan informasi tata ruang wilayah berupa peta dan papan pengumuman Penyediaan akses yang mudah untuk mendapatkan dokumen RTRW Pemanfaatan Menyusun program dan anggaran pembangunan sesuai dengan RTRW Kab/Kota yang sudah diperdakan dengan SPM: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan program dan anggaran dengan tim penyusun (Bappeda) Sosialisasi NSPM bidang penataan ruang Kab/Kota dengan SPM: Penyediaan akses setiap saay untuk mendapatkan informasi bidang penataan ruang (pemanfaatan ruang) Pengendalian Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang kab/kota dengan SPM: Penyebaran informasi hasil pemantauan evaluasi kepada masuarakat minimal 2 (dua) kali dalam setahun Pemberian pelayanan keoada masyarakat atas pengaduan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang Melakukan penertiban dengan mengenaan sanksi bagi pelanggar pemanfaatan ruang dengan SPM: Disetiap kecamatan terdapat unit untuk menerima pengaduan Pemberian sanksi atas pelanggaran tata ruang Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 33 33
34 TERIMA KASIH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Prioritasdan Arah Kebijakan RKPD Tahun 2013 5.1.1. Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Arah kebijakan spasial akan berintegrasi dengan kebijakan sektoral
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten
Lebih terperinci2014 & & 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 OUT LINE I. PROLOG - Tahapan Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Timur 2014 - Isu Strategis Global & Nasional - Isu Strategis Nasional & Jawa Timur Tahun 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA - Kinerja
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014
316 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 5.1 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Arah kebijakan spasial akan berintegrasi dengan kebijakan sektoral untuk mewujudkan harmonisasi
Lebih terperinciGrafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik
Lebih terperinciP E N U T U P P E N U T U P
P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:
MATERI 1. Pengertian tata ruang 2. Latar belakang penataan ruang 3. Definisi dan Tujuan penataan ruang 4. Substansi UU PenataanRuang 5. Dasar Kebijakan penataan ruang 6. Hal hal pokok yang diatur dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciEVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN
EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan
Lebih terperincioleh para pelaku pembangunan dalam mengembangkan Kabupaten Pacitan.
1.1 LATAR BELAKANG Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari Koridor Tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa. Berdasarkan sistem ekonomi, geokultural
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciJumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota
Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperinciEVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016
EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010
RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 200 KODE PERMEN 2 05 000 2 Kelautan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Dinas 2.400.000 Fasilitasi Program Anti Kemiskinan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
42 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu menunjukkan ketidak berhasilan dan adanya disparitas maupun terjadinya kesenjangan pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Berikut dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, profil, visi misi, dan keorganisasian Badan Ketahanan Pangan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciLAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1
LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciLokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman yang menjadi komoditas utama di Indonesia. Bagian yang dimanfaatkan pada tanaman kedelai adalah bijinya. Berdasarkan Sastrahidajat
Lebih terperinciNomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@bmg.go.id
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,
Lebih terperinciP E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU
P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU I. UMUM Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN
Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan
Lebih terperinciK E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G
DENGAN UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG MENUJU RUANG NUSANTARA YANG AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF, DAN BERKELANJUTAN Sosialisasi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Medan, 10 Mei 2010 K E M E
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai
Lebih terperinciTABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN
TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN 2008-2012 PADA MASING-MASING DAS (BRANTAS, SOLO DAN SAMPEAN) No Kabupaten Luas Wilayah Lahan Kritis Luar Kawasan Hutan (Ha) Ket. (Ha)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciIII. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN
III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROINSI LIMA TAHUNAN No Program Utama Lokasi Instansi Pelaksana Sumber A Program Utama Pengembangan Wilayah 1 Pengembangan kerjasama
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSTRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA
Lebih terperinci2. JUMLAH USAHA PERTANIAN
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciTUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;
Lebih terperinciImplikasi dan Implementasi UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi Jawa Timur
Implikasi dan Implementasi UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi Jawa Timur Oleh : Hadi Prasetyo (Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur) I. Pendahuluan Penataan Ruang sebagai suatu sistem
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKeterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur
P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur Oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala BAPPEDA Kab. Kutai Timur)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya laporan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH I. UMUM Bahwa bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
Lebih terperinci1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun
1.1. UMUM 1.1.1. DASAR Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Planologi Kehutanan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002, Tanggal 10
Lebih terperinciKETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas
KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas I. Pendahuluan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011-2031 I. UMUM Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2011 2031 UMUM Ruang wilayah Kabupaten Karawang dengan keanekaragaman
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GRESIK TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang berdasarkan asas otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kebijakannya
Lebih terperinciKAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH
KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com
Lebih terperinciTitiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K
Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K Latar Belakang Dasar Hukum Pengertian Peran BIG dalam Penyusunan
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Lebih terperinciLUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI DIVRE JAWA TIMUR BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN
Tabel I.A.1. LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI DIVRE JAWA TIMUR BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN 2010-2014 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 NO. KABUPATEN HUTAN HUTAN HUTAN HUTAN HUTAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Eks Karesidenan Madiun Karesidenan merupakan pembagian administratif menjadi kedalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinci2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.75, 2012 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN
MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN 1 3 S A S A R A N R E F O R M A S I B I R O K R A S I Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pemerintahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Profil Provinsi Jawa Timur Jawa Timur sudah dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki posisi strategis, baik dari
Lebih terperinci