BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak
|
|
- Ade Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) 1. Sejarah Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Berawal dari tragedi Mei 1998 sebagai kerusuhan terburuk dalam sejarah bangsa Indonesia, terjadi diberbagai daerah, mengorbankan berbagai kelas sosial, lintas etnik, tak kenal usia dan jenis kelamin. Pada situasi inilah Komnas Perempuan lahir sebagai respon khususnya atas peristiwa kasus perkosaan yang menimpa perempuan etnis Tionghoa. Atas desakan dari masyarakat yang mengorganisir diri dengan nama Masyarakat Anti Kekerasan berhasil menghimpun empat ribu tanda 52
2 53 tangan menuntut pertanggungjawaban Negara atas peristiwa tersebut, atas desakan tersebut, Presiden Habibie, pada tanggal 15 Oktober 1998, menandatangani berdirinya Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang sering disebut Komnas Perempuan. 1 Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan konsep pembangunan pemberdayaan perempuan sendiri, di Indonesia secara resmi Pengarusutamaan Gender (PUG) diadopsi menjadi strategi pembangunan bidang pemberdayaan perempuan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Dalam Inpres tersebut dinyatakan tujuan PUG adalah terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender. Dan strategi dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ruang lingkup PUG dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 meliputi: 1. Perencanaan, termasuk di dalamnya perencanaan yang responsive gender/ gender budgeting 2. Pelaksanaan 3. Pemantauan dan Evaluasi 2 1 Press Release Komnas Perempuan, 15 Tahun Reformasi: Hentikan Rantai Kekerasan Terhadap Perempuan dan Penuhi Keadilan, Kebenaran serta Pemulihan Korban, Diakses Tanggal 4 Mei Tumbuh Saraswati, Pengarusutamaan Gender Dalam Kebijakan Pembangunan, Diakses Tanggal 4 Mei 2014
3 54 Pembentukan P2TP2A sendiri diilhami oleh keberadaan Women Centre di beberapa Negara (Jepang, Malaysia, Philipina) melalui study banding. Dari Negara-negara tersebut diperoleh masukan bahwa keberadaan Women Centre dianggap sangat membantu untuk mempercepat proses terlaksananya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan kemudian menindaklanjuti hasil study banding ini dengan menetapkan 3 Propinsi sebagai pilot project pembentukan P2TP2A yaitu Provinsi Jawa Barat, Lampung dan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Adapun penetapan 3 Provinsi tersebut didasarkan atas : (1) Adanya kebutuhan yang mendesak di wilayah tersebut untuk membentuk P2TP2A karena adanya ketimpangan dalam menangani masalah perempuan dan anak, sementara jumlah pelayanan yang tersedia di masyarakat kurang memadai. (2) Wilayah yang telah ditetapkan memiliki Biro/Bagian PP sebagai kepanjangan tangan Kementrian Pemberdayaan Perempuan yang dapat diandalkan untuk program pemberdayaan perempuan. (3) Tingginya perhatian dari Pemerintah Daerah setempat terhadap pemberdayaan perempuan dan anak. (4) Wilayah tersebut telah memiliki embrio atau cikal bakal yang berbentuk pusat pelayanan terpadu berbasis masyarakat.
4 55 Dalam perkembangannya Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan sejak tahun 2002 sampai 2007 telah memfasilitasi pembentukan P2TP2A di 14 Provinsi dan 41 Kabupaten/kota. Selama kurun waktu, P2TP2A telah memiliki Buku Panduan P2TP2A yang digunakan sebagai pedoman bagi daerah-daerah yang akan membentuk atau mendirikan P2TP2A. disamping itu, telah tersusun 10 (sepuluh) modul yang dapat digunakan untuk pelatihan pengelola sesuai dengan kondisi P2TP2A yang sudah ada. Dalam proses pembentukan pusat pelayanan terpadu selama periode tahun 2002 sampai dengan 2007, Pemerintah hanya memfasilitasi pembentukan P2TP2A saja, sedangkan proses selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah bersama masyarakat setempat untuk pengelolaan dan pemberian layanan kepada masyarakat. Dengan demikian kedudukan dan peran P2TP2A adalah dari, untuk dan oleh masyarakat. Setiap daerah yang akan membentuk wadah ini dapat menentukan bentuk dan nama sesuai dengan keinginan, tujuan, visi, dan misi masing-masing daerah. Pada prinsipnya, pembentukan P2TP2A ini berbasis masyarakat, namun demikian dalam proses pembentukannya diperlukan adanya kekuatan hukum yaitu berupa Surat Keputusan Gubernur Provinsi atau Surat Keputusan Bupati setempat. Hal ini sebagai salah satu bentuk koordinasi antara Pemerintah dan masyarakat. Sehingga
5 56 terjadi pembagian peran antara pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaksana dilapangan P2TP2A Kabupaten Malang Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang merespon akan pentingnya pembahasan dalam menangani dan menanggulangi isu-isu adanya kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak. Regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan juga Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Juklak merupakan laandasan atas dibentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Kabupaten Malang. P2TP2A Kabupaten Malang adalah lembaga berbasis masyarakat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun P2TP2A beranggotakan multistakeholder pemerhati perempuan dan anak, pemerintah dan nonpemerintah. Lembaga ini melakukan layanan advokasi bagi perempuan dan anak dari kelompok rentan, utamanya perempuan dan anak korban kekerasan. 3. Visi, Misi dan Tujuan Sebagaimana lembaga sosial yang dikelola secara professional, P2TP2A mempunyai visi misi dan tujuan sebagai landasan gerakan dalam perjalanan lembaga. Adapun visi, misi dan tujuannya adalah sebagai berikut: 3 Nining Suningsih Rochadiat, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak Newsletter Komnas Perempuan Tatap, Edisi 8 Juli 2008
6 57 2.1) Visi Memberdayakan perempuan dan anak korban tindak kekerasan sesuai dengan prinsip Hak Asasi Manusia. Sedangkan visi besar dari P2TP2A yakni: a. Menjadikan perempuan dan anak Kabupaten Malang berdaya saing, cerdas, sehat, berakhlakul karimah dan terhindar dari tindak kekerasan. b. Mendorong ketahanan keluarga dan komunitas sekitar yang sehat bagi tumbuh kembang anak. 2.2) Misi a. Menjadikan kelembagaan P2TP2A sebagai pusat informasi gender dan anak b. Memberikan pelayanan terpadu dan sebagai lembaga mediasi (tempat pelayanan antara) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak c. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian perempuan serta perlindungan anak d. Menjalin kerjasama kemitraan antara pemerintah, lembaga/organisasi kemasyarakatan dalam pemenuhan kebutuhan perempuan dan anak e. Membangun mekanisme dialog, komunikasi, dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha 2.3) Tujuan
7 58 Tujuan Lembaga ini adalah memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dengan mengintergrasikan strategi PUG dalam berbagai kegiatan pelayanan terpadu bagi peningkatan kondisi peran dan perlindungan perempuan serta memberikan kesejahteraan dan perlindungan anak di kabupaten Malang. 4. Tugas Pokok Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan merupakan wadah pelayanan pemberdayaan perempuan dan anak yang berbasis masyarakat, dalam melaksanakan tugasnya P2TP2A memiliki bagian-bagian sesuai dengan kebutuhan dan pokok permasalahan yang menjadi fokus untuk ditangani yaitu perempuan dan anak di wilayah kabupaten Malang. 5. Fungsi a. Memfasilitasi penyediaan berbagai pelayanan untuk masyarakat baik fisik maupun non fisik (informasi, rujukan. konsultasi/konseling, pelatihan ketrampilan) b. Mengadakan pelatihan para kader yang memiliki komitmen dan kepedulian yang besar terhadap masalah perempuan dan anak di berbagai bidang c. Bekerjasama dan ikut memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu wadah peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
8 59 6. Program Kerja Program kerja P2TP2A dilaksanakan oleh 4 divisi yang terbagi dalam: a. Divisi pelayanan hukum dan medis Melaksanakan tindakan dan rujukan medis, bantuan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan. a) penanganan, penjangkauan, pendampingan oleh tenaga sosial (konselor) terlatih b) pemberian konsultasi dan konseling bagi korban oleh tenaga Psikolog c) advokasi dan bantuan hukum bagi korban oleh tenaga advokat d) pemberian layanan kesehatan (terutama tindakan VER) secara gratis yang ditangani oleh tenaga medis e) pemberian bantuan kepada korban yang tidak mampu sesuai dengan kebutuhannya b. Divisi Pemulihan dan Pemberdayaan a) Membangun jejaring dengan dunia usaha dan industri dalam mengembangkan program CSR (Coorporate Social Responsibility) bagi pengembang ekonomi produktif berbasis perempuan dan keluarga. b) menyediakan shelter (rumah aman) bagi korban c) penanganan pasca korban kekerasan melalui rehabilitasi dan reintegrasi c. Divisi kajian pendidikan dan pelatihan
9 60 a) Merancang berbagai model pelatihan dengan berbagai pendekatan komunitas b) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan berbagai isu strategis pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak c) Melakukan berbagai pelatihan bagi pengembangan usaha produktif perempuan d. Divisi penguatan jaringan dan advokasi a. mengoptimalkan kelembagaan P2TP2A b. Merumuskan tata kerja dan pembagian peran dengan lembaga sejenis di lingkungan pemerintah daerah c. meningkatkan peran jejaring pemerhati perempuan dan anak d. merancang model layanan berbasis komunitas dan pelayanan e. kampanye ketahanan keluarga/keluarga yang sakinah f. kampanye parenting sehat (pengasuhan anak) g. mengintensifkan berbagai forum (forum anak, forum tetangga peduli keluarga TKI, forum perempuan menulis, forum perempuan peduli perempuan, forum perempuan peduli lingkungan) 6. Susunan Kepengurusan P2TP2A Kabupaten Malang Pengarah: H. Rendra Kresna Koordinator: Dr. Abdul Malik, SE, Msi Wakil Koordinator: Hikmah Bafaqih SPd Sekretaris: Dra. Pantjaningsih SR 6.1). Divisi Pelayanan Hukum dan Medis
10 61 Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Sekretaris : Ketua Persatuan Advokat Indonesia (PERADI) Malang Anggota : a) Ketua Pengadilan Negeri Kepanjen b) Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Malang c) Kepala Kejaksaan Negeri Kepanjen d) Kepala Unit Pelayanan Perempuan Dan Ank (UPPA) Kepolisian Resort Kepanjen Kabupaten Malang e) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kabupaten Malang f) Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Malang g) Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang h) Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Malang i) Direktur Women Crisis Center (WCC) Malang j) Ketua Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Malang 6.2). Divisi Pemulihan dan Pemberdayaan Ketua : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang Sekretaris : Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Malang Anggota : a) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Malang
11 62 b) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kabupaten Malang c) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang d) Ketua Ruang Untuk Perempuan (RUMPUN) Malang e) Ketua Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (GAPENSI) Malang f) Ketua Real Estate Indonesia (REI) Malang g) Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Malang h) Ketua Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bima Sakti Malang i) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Paramitra Malang 6.3). Divisi Kajian, Pendidikan dan Pelatihan Ketua : Ketua Lembaga Pengkajian Kependudukan dan Pembangunan (LPKP) Kabupaten Malang Sekretaris : Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Brawijaya Malang Anggota : a) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang b) Ketua Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Brawijaya Malang
12 63 c) Ketua Pusat Penelitian Gender dan Kependudukan (PPGK) Universitas Brawijaya Malang d) Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Merdeka Malang e) Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Islam Malang f) Ketua Lembaga Pengkajian Masyarakat (LPM) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim g) Ketua Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim 6.4). Divisi Penguatan Jaringan dan Advokasi Ketua : Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang Sekretaris : Ketua Jaringan Penanggulangan Pekerja Anak (JARAK) Malang Anggota : 1) Ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (LP3A) Universitas Muhamadiyah Malang 2) Ketua Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (LKP3A) Fatayat Nahdatul Ulama Kabupaten Malang
13 64 3) Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malang 4) Kepala Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang 5) Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Malang 6) Kepala Seksi Perindungan Hak-Hak Perempuan dan Anak pada Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang 7) Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Malang 8) Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Malang 9) Ketua Gabungan Organisasi Pengurus Taman Kanakkanak Indonesia 10) Ketua Komite Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD) 11) Ketua Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang 12) Ketua Al-Hidayah Kabupaten Malang 13) Ketua Pengurus Cabang (PC) Aisyiyah Kabupaten Malang 14) Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Malang 15) Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Malang
14 65 16) Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) Kabupaten Malang 17) Kepala Radio Kanjuruhan Kabupaten Malang 18) Direktur Harian Surya di Malang 19) Direktur Radar di Malang 20) Direktur Malang Post di Malang 21) Direktur Harian NAGI di Malang 22) Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang 23) Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang 24) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sadar Hati Malang 25) Ketua Komite Malang Demokrasi (Komdek) Malang 26) Ketua Averroes Community Malang 27) Kepala Biro Konsultasi Keluarga Sakinah (BK2S) Malang 28) Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 29) Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sapoe Jagat Malang 30) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
15 66 31) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Malang 32) Dekan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang 7. Layanan P2TP2A meliputi: a. Layanan Cegah Kekerasan Melaksanakan berbagai kegiatan baik berupa penguatan kelembagaan dan forum, maupun kegiatan ilmiah lainnya yang mengarah pada pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mitra kerja yakni, Pemerintah Kabupaten Malang, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media, dll. b. Layanan Advokasi Korban b.1) Litigasi: Apabila korban menempuh jalur hukum: medico legal (visum dll), rawat inap, dampingan psikologis dan spiritual selama proses hukum dan rumah aman atau shelter bagi yang membutuhkan. b.2) Nonlitigasi: Apabila korban menempuh jalur non hukum: dampingan psikologis dan spiritual dan rumah aman/shelter. Mitra kerja yakni: UPPA (unit pelayanan perempuan dan anak)polres Kepanjen, RSUD Kanjuruhan, Puskesmas, Psikolog dan Psikiater, WCC-WCC, PERADI dll. c. Layanan Rehabilitasi dan Reintegrasi
16 67 Setelah proses hukum atau pascatrauma, P2TP2A memberikan layanan rehabilitasi dengan membantu anak-anak tetap mendapatkan hak atas pendidikan dan pengasuhan yang layak, membantu perempuan korban dari kalangan tak mampu memiliki keberadaan ekonomi. Reintegrasi dimaksudakan membantu korban tetap hidup dengan layak secara sosial dan diterima dengan baik di lingkungan tinggalnya. Mitra kerja: Pemkab, Baziz, dll. 8. Program Khusus P2TP2A a. Kampanye Ketahanan Keluarga/ Keluarga Sakinah b. Kampanye Parenting Sehat (pengasuhan anak) c. Dialog interaktif layanan P2TP2A di RRI Malang (Selasa minggu pertama dan ketiga, pukul ) d. TESA (Telepon Sahabat) di call center e. Facebook: Pptppa Kabupaten Malang f. dan Web: g. Layanan konsultasi keliling di sekolah, desa dan kelompok marginal. Semangat utama yang dibangun oleh P2TP2A adalah merangkul dan mencari potensi masyarakat pemerhati perempuan dan anak sebanyakbanyaknya dan membangun jaringan seluas-luasnya, untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan yang sama. Dukungan dari Pemerintah Daerah dan seluruh komponen pemerhati: Kampus, media, LSM, Ormas dll. Sangat
17 68 berarti untuk dijadikan lembaga ini memiliki kontribusi yang jelas dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Alur Layanan Pendampingan P2TP2A Layanan Cegah Kekerasan Layanan Pendampingan Layanan Rehabilitasi & Reintegrasi PROGRAM Sosialisasi UU Kampanye Anti Kekerasan Kajian & Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Perempuan KIE lewat Media Massa Kampanye lewat Website Dialog Interaktif melalui siaran RRI Malang NON LITIGASI Dampingan Psikologis Spiritual Pendataan Korban (tatap muka) Layanan telepon sahabat Layanan Curhat PENDAMPINGAN Konselor P2TP2A WCC-WCC PSW/PSG Fakultas Psikologi PT Lembaga Pendamping berbasis Ormas & LSM Psikologi/Psikiater LITIGASI PROGRAM Dampingan Psikologis- Spiritual Pemulihan Layanan Khusus ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) Pemberdayaan Ekonomi Korban Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial UPPA POLRES PPT RSUD PERADI LBH Kejaksaan Negeri Konseling Mediasi Pengadilan Negeri Pengadilan Agama
18 69 B. Bentuk Penyelenggaraan Penanggulangan Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga P2TP2A Kabupaten Malang Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014, informan dalam penelitian ini yaitu wakil koordinator dan Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Malang, juga korban yang sedang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang dan juga masyarakat umum di Kabupaten Malang. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerja Sama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal 5 ayat (5) yang berbunyi Resosialisasi korban dilaksanakan oleh instansi sosial dan lembaga sosial agar korban dapat kembali melaksanakan fungsi sosialnya dalam masyarakat 4 Penjelasan dari PP No. 4 Tahun 2006 tersebut yakni instansi sosial adalah instansi pemerintah yang ruang lingkup tugasnya menangani urusan sosial, dan instansi pemerintah daerah yang menanggulangi masalah sosial. Maka, upaya penyelenggaraan penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga seyogyanya terbentuk pada setiap Pemerintahan daerah, baik Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan 4 Lihat Pasal 5 Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Dan Kerja Sama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
19 70 Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, dalam hal ini tidak semua daerah memiliki kepekaan terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga, untuk mewujudkan amanat Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pemerintah daerah harus memiliki Perangkat Hukum yang berbentuk Peraturan Daerah sesuai dengan hirarki Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Dalam menanggapi hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan Zuhro Rosyidah, sebagai Konselor P2TP2A Kabupaten Malang, beliau berpendapat bahwa, dengan adanya Peraturan Daerah terkait upaya pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah sebagai implementasi dari otonomi daerah, dengan adanya Perda, maka pemerintah dalam hal ini stake holder, memiliki pedoman dalam melakukan sesuatu untuk penanggulangan maupun penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga. 5 Selain Zuhroh Rosyidah, wakil Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang Hikmah Bafagih juga mengemukakan Pendapatnya, bahwa sebenarnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 itu sudah cukup kuat untuk penyelenggaraan penanggulangan kekerasan dalam 5 Rosyidah, Zuhro Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 3 Maret 2014)
20 71 rumah tangga di daerah-daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan diterbitkan untuk lebih menguatkan pada sisi penganggaran di daerah. 6 Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, maka pelaksanaan atau penegakkan hukum terkait isu kekerasan dalam rumah tangga harus memberikan manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Kualitas pembangunan dan penegakkan hukum yang dituntut masyarakat saat ini bukan sekedar kualitas formal, melainkan adalah kualitas material/subtansial. Dalam menanggapi hal ini Zuhroh Rosyidah berpendapat bahwa, dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, secara umum P2TP2A berperan untuk mendorong terimplementasikannya hak-hak anak dan perempuan korban kekerasan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, dan meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap hak-hak anak dan perempuan dalam pelaksanaannya. 7 6 Bafagih, Hikmah Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 18 Maret 2014) 7 Rosyidah, Zuhro Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang, 3 Maret 2014)
21 72 Tanggapan dari informan tentang pelaksanaan penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang sebagai lembaga yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malang terkait isu kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Malang. Dapat diketahui bahwasannya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, ini memberikan kekuasaan yang luas bagi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang. Selain bertindak sebagai fasilitator dalam penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang juga aktif mengadvokasi sebagai langkah upaya penanganan terhadap kasus-kasus Kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Malang. Dalam upaya penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang juga melibatkan Masyarakat untuk berperan aktif terhadap pencegahan KDRT di lingkungan Kabupaten malang, dari pengamatan peneliti, kebanyakan masyarakat Kabupaten Malang berinteraksi secara interaktif dengan para konselor P2TP2A Kabupaten
22 73 Malang melalui siaran radio yang dilakukan secara rutin setiap satu bulan dua kali pada hari senin. 8 Pada prosesnya Zuhroh Rosyidah mengungkapkan, P2TP2A dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga melakukan pekerjaan di tiga lini yaitu: a. Lini pencegahan Pada lini ini P2TP2A melakukan dialog interaktif diradio sebulan 2 kali (untuk masyarakat umum). Dengan guru BP SMP SMA/Sederajat, mengadakan workshop yang terkait dengan permasalahan yang dialami oleh anak baik dilingkungan sekolah maupun dalam keluarga. Pada siswa SMP disekolah mengadakan konseling remaja berbasis sekolah, dimana program ini bertujuan menemukenali masalahmaslah yang biasa dihadapi oleh mereka baik disekolah maupun dirumah. b. Lini pendampingan P2TP2A Kabupaten Malang melakukan konseling dan pendampingan kepada korban mulai dari pendampingan litigasi dan non litigasi, tetapi sesungguhnya konseling adalah pintu masuk awal untuk menetukan jenis pendampingan yang bisa dilakukan oleh klien, hal tersebut ditentukan oleh beberapa 8 Wawancara Klien P2TP2A Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kantor Pengadilan Agama, 14 Maret 2014 ) Sayekti, Wawancara Masyarakat Umum Kabupaten Malang (Wisma Kali Metro, 7 Maret 2014)
23 74 faktor, misal: usia, tingkat pendidikan, kemampuan ekonomi, dukungan lingkungan, dll. c. Lini rehabilitasi dan reintegrasi pada lini ini P2TP2A mengembalikan penyintas 9 kepada keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya, jika klien sangat tidak berdaya sacara ekonomi, maka P2TP2A mengupayakan adanya bantuan keterampilan life skill dan bantuan modal usaha. 10 Keterlibatan secara langsung yang dilakukan masyarakat Kabupaten Malang merupakan bentuk dari penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang pada lini pencegahan, masyarakat kerap meminta P2TP2A Kabupaten Malang untuk menjadi pemateri pada pertemuan-pertemuan warga, sehingga ilmu yang di dapat masyarakat bisa ditularkan kepada warga yang lainnya, dan jika ada kasus kekerasan dalam rumah tangga biasanya warga juga rajin untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang. Sedangkan peran P2TP2A Kabupaten Malang yang paling besar terhadap penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga yakni pada lini rehabilitasi dan reintegrasi, dimana dukungan masyarakat terhadap penerimaan kembali 9 Penyintas Adalah Korban, Penggunaan Kata Penyintas Untuk Menunjukkan Bahwa Sebenarnya Korban Sama Sekali Tidak Berdaya, Tetapi Karena Beberapa Hal Maka Menyebabkan Dia Menjadi Korban. Ini Berbeda Dengan Korban Yang Murni Menjadi Korban Karena Ketidakberdayaan, Contoh Anak Kecil Yang Mendapat Kekerasan Baik Secara Fisik Maupun Psikis, Misal: Dicubit, Ditampar, Dll. Diperkosa, Dll. 10 Rosyidah, Zuhroh, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 3 Maret 2014)
24 75 penyintas diantara korban kekerasan dalam rumah tangga adalah kunci dari proses pendampingan kasus. Dari pemaparan narasumber diatas dapat peneliti simpulkan bahwa, proses-proses yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang tersebut sudah sesuai dengan apa yang diamanatkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan pasal 9 yakni: Bentuk-bentuk pelayanan korban yang diselenggarakan KPPA meliputi: a. Pelayanan medis, berupa perawatan dan pemulihan luka-luka fisik yang bertujuan untuk pemulihan kondisi fisik korban yang dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis b. Pelayanan medicolegal merupakan satu bentuk layanan medis untuk kepentingan pembuktian di bidang hukum c. Pelayanan psikososial merupakan pelayanan yang diberikan oleh pendamping dalam rangka memulihkan kondisi traimatis korban, termasuk penyediaan rumah aman untuk melindungi korban dari berbagai ancaman dan intimidasi bagi korban dan memberikan dukungan secara sosial sehingga korban mempunyai rasa percaya diri, kekuatan, dan kemandirian dalam menyelesaikan masalahnya d. Pelayanan hukum adalah pelayanan untuk membantu korban dalam menjalani proses peradilan
25 76 e. Pelayanan kemandirian ekonomi berupa layanan untuk pelatihan keterampilan dan memberikan akses ekonomi agar korban dapat mandiri f. Pelayanan rohani meliputi pemberian penjelasan tentang hak, kewajiban dan penguatan iman dan taqwa g. Pelayanan berkelanjutan pada tahap rehabilitasi dan reintegrasi Hal ini juga menjadi harapan dari lahirnya Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga yakni, masyarakat luas lebih bisa melaksanakan hak-hak dan kewajiban dalam lingkup rumah tangganya, penegak hukum dan aparat terkait dalam penanganan korban kekerasan dalam rumah tangga akan lebih sensitif dan responsif terhadap penanganan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga untuk pencegahan, perlindungan dan penegakkan keadilan. 11 Hal senada terkait respon positif juga disampaikan oleh klien kasus kekerasan dalam rumah tangga P2TP2A Kabupaten malang yang juga menjadi informan bagi peneliti, beliau mengemukakan bahwa, manfaat dari pelayanan P2TP2A Kabupaten Malang dapat dirasakan secara langsung oleh klien atau korban kekerasan dalam rumah tangga, meskipun ujung perkaranya sampai pada sidang perceraian di Pengadilan Agama. Namun, P2TP2A Kabupaten Malang telah memberikan pelayanan terhadap korban kekerasan baik berupa pengarahan, pencerahan, pendampingan hingga perlindungan dengan menempatkan 11 Gultom, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dan Perempuan (Refika Aditama: Bandung, 2012) Hal. 16
26 77 korban di shelter atau rumah aman dapat dilakukan secara maksimal oleh P2TP2A kabupaten Malang. 12 Disamping itu Sayekti salah satu responden dari pada penelitian ini mengungkapkan terkait hal positif yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang yakni, program Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang itu merupakan wujud dari komitmen Pemerintah dalam menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Malang, dan sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Malang dalam memperbaiki kualitas Pelayanan Publik di Kabupaten Malang. 13 C. Kendala-Kendala Yang Di Hadapi P2TP2A Kabupaten Malang Terlepas hal-hal positif dengan apa yang telah dilakukan oleh P2TP2A Kabupaten Malang terhadap penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga, Pada sisi lain peneliti menilai bahwa dari setiap tindakantindakan yang dilakukan oleh P2TP2A Kabupaten Malang terhadap bentuk implementasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, tidak memungkiri adanya kendala-kendala yang dapat menghambat laju program yang telah dicanangkan ataupun yang telah dianggarkan oleh P2TP2A Kabupaten Malang, berdasarkan keterangan yang telah didapat oleh peneliti yang bersumber dari konselor P2TP2A Kabupaten Malang Zuhroh Rosyidah mengungkapkan kendala yang dialami P2TP2A Kabupaten Malang yakni keterbatasan sumberdaya dan 12 Wawancara Klien P2TP2A Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kantor Pengadilan Agama, 14 Maret 2014 ) 13 Sayekti, Wawancara Masyarakat Umum Kabupaten Malang (Wisma Kalimetro, 7 Maret 2014)
27 78 sumber dana, perlu kita ketahui bahwa Kabupaten Malang memiliki 33 Kecamatan dari ujung barat berbatasan dengan dengan Kabupaten kediri dan ke ujung timur berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, yang jumlah luas wilayah mencapai 3.534,86 m 2 dengan kondisi geografis dan topografis yang berbeda, sungguh merupakan tantangan tersendiri bagi konselor P2TP2A Kabupaten Malang yang hanya memiliki 5 orang konselor. 14 Hal serupa juga diutarakan oleh wakil koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang Hikmah Bafagih, yang menjadi kendala bagi kami adalah cakupan wilayah Kabupaten Malang yang cukup luas dan kami hanya memiliki sedikit konselor, ini menguras banyak tenaga. 15 Di sisi lain Masyarakat juga merasakan kendala-kendala atas akses informasi yang disampaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang, seperti hasil wawancara dengan informan yang menjadi klien P2TP2A Kab. Malang Kasus KDRT dan Sayekti yang juga masyarakat yang berdomisili di Kab. Malang yang telah didapat oleh peneliti, bahwa seharusnya Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang disosialisasikan ke desa-desa. 16 Lebih lanjut wakil Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang, menanggapai bahwa, untuk jejaring 14 Rosyidah, Zuhroh, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 3 Maret 2014) 15 Bafagih, Hikmah, Wawancara (Kantor P2TP2A Kabupaten Malang, 18 Maret 2014) 16 Klien P2TP2A Kasus KDRT Wawancara (Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Malang, 14 Maret 2014)
28 79 sudah disosialisasikan, namun belum merata, banyak juga klien dari P2TP2A Kabupaten Malang menghubungi dan melakukan konsultasi terkait berbagai macam kasus mereka adukan melalui , karena klien dari P2TP2A Kabupaten Malang tidak hanya yang berada di Malang, akan tetapi banyak juga warga Malang yang berdomisili di luar Negeri menjadi tenaga kerja dan sejenisnya. 17 Secara toristis seperti yang dikemukakan oleh Prof. DR. Sunyoto Usman, Guru Besar Sosiologi Lingkungan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, pola hubungan antara masyarakat dengan instansi yang dibuat Pemerintah terhadap kebijakan atas program yang akan dijalankan itu perlu adanya sosialisasi, konsultasi publik, dan partisipasi. 18 KONSULTASI PUBLIK PARTISIPASI SOSIALISASI Tabel 4 Oleh karena Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Malang berdasarkan Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Malang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten 17 Bafagih, Hikmah, Wawancara (Kantor P2TP2A Kab. Malang. 18 Maret Prof. DR. Sunyoto Usman Dalam Forum Diskusi Dengan Tim Penasehat Hukum FMPMA (Wisma Kali Metro: 16 Maret 2014)
29 80 Malang, sejatinya telah menerapkan pola tersebut, mengingat P2TP2A Kabupaten malang merupakan organisasi fungsional yang dikelola oleh masyarakat bersama Pemerintah Daerah dalam semangat kemitraan. 19 Sehingga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dalam pelaksanaanya harus mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Mengingat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang termasuk organisasi penyelenggara pelayanan publik. Dalam hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa, Pusat pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang telah menerapkan pola hubungan antara masyarakat dengan P2TP2A Kabupaten Malang. Namun, oleh karena kendala dari kurangnya sumber daya Manusia atau tenaga konselor dan juga sumber dana yang sangat minim anggarannya, maka pola hubungan yang meliputi sosialisasi, konsultasi publik dan partisipasi dirasa kurang maksimal, mengingat keterbatasan dan cakupan wilayah Kabupaten Malang yang amat luas. 19 Pasal 6 Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang
30 81
BUPATI MALANG BUPATI MALANG,
SALINAN BUPATI MALANG KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 1092 /KEP/421.013/2013 TENTANG KELOMPOK KERJA BINA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421
BUPATI MALANG KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421.013/2009 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK KEKERASAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa kekerasan terhadap
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN
v WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA PASURUAN WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBENTUKAN PELAYANAN TERPADU DAN KOMISI PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/110/KEP/ /2014 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR 180/110/KEP/422.012/2014 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA BATU WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinci: Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada diktum kedua, Pusat Pelayanan Terpadu tersebut dibantu oleh Sekretariat Tetap dan 3 (tiga) Divisi
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/172/KEP/429.011/2017 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang :
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 I. Ruang lingkup pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak meliputi antara lain
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 54 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KOTA BEKASI
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 98 TAHUN 2017 TENTANG PENGURUS DAN PENGELOLA HARIAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.
KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
- 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 66 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT
PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 38 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 897 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 38 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 897 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DI BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG
LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN Lampiran : 1 (satu) GUBENUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 19 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa kekerasan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciQANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciJAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciWALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa Kota
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PENANGGANAN PERLINDUNGAN PELAKU ANAK DI PPT SERUNI SEMARANG. A. Gambaran Umum PPT Seruni Semarang
BAB III GAMBARAN UMUM PENANGGANAN PERLINDUNGAN PELAKU ANAK DI PPT SERUNI SEMARANG A. Gambaran Umum PPT Seruni SERUNI adalah jaringan pelayanan terpadu penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN, PELAYANAN DAN PEMULIHAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI C NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER
Lebih terperinciLatar Belakang. Sementara itu guna meningkatkan peran daerah dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah telah menerbitkan
1/9 PENGUATAN KELEMBAGAAN PUSAT PELAYANAN TERPADU (PPT) MELALUI PENDAMPINGAN DAN ADVOKASI KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK PADA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Children Crisis Centre (CCC) Lampung adalah sebuah organisasi sosial yang
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Children Crisis Centre (CCC) Lampung Children Crisis Centre (CCC) Lampung adalah sebuah organisasi sosial yang dideklarasikan tanggal 13 Maret 2007. Pendirian
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 78 TAHUN 2012
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 78 TAHUN 2012 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN
Lebih terperinciMENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,
SALINAN BUPATI DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 3/2016 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang: a. bahwa setiap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2014 No.48,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul. Pembentukan, organisasi, tata kerja, pusat pelayanan, terpadu,
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/866/KPTS/013/2014 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2017 GUBERNUR
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG
DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK salinan NOMOR 8 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa Kota Blitar memiliki
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.189, 2014 KPP & PA. Pembangunan. Keluarga. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2013
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT,
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan kesetaraan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA
1 BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 67 Tahun 2007 Seri : D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU BAGI KORBAN KEKERASAN
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GAWI SABARATAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PELAYANAN TERPADU BAGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci