STANDAR PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PUBLIKASI MAJALAH ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDAR PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PUBLIKASI MAJALAH ILMIAH"

Transkripsi

1 STANDAR PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PUBLIKASI MAJALAH ILMIAH (Standard of Scientific Writing for Scientific Publication) SUBANDRIYO Tim Penilai Peneliti Instansi Kementerian Pertanian Jl. Raya Pajajaran Kav. E 59, Bogor ABSTRACT One of the tasks and responsibilities of functional official is reporting the results of activities related to research and development to the public. Generally, there are four kinds of articles in a periodical article namely: primary, secondary, tertiary and quarter article. Scientific periodical/journal generally contains primary and secondary article. Primary article is characterized by originality of data, presented in scientific detail to evaluate the validity of the arguments or results obtained, presentation done using technical terms, that are unlimited. Meanwhile, secondary article is characterized by: presenting the results of a scientific analysis of a number of primary articles published, so the discussion can be a criticism, support, or other opinion; reflect the status or level of development disciplines (state of the art); explain polemic or different interpretations between the primary author of the article; express new ideas or conceptions; reveal aspects that still need to be held proof or aspects that are expected to solve by other disciplines; reveal the problems and solutions for the benefit of decision-makers or practical interests. Structure of a primary article are: title, author name and address of institution, abstract, keywords, introduction, materials and methods, results and discussion, conclusion, words of gratitude, references, and appendix. Basically structure of secondary article is the same: title, author's name and address, abstract, keywords, introduction, contents of the article, conclusion, thank you note, and references. In general periodical/journal refers to SNI, ISO Key Words: Scientific Paper, Publication, Journal, Primary Article, Article ABSTRAK Salah satu tugas dan kewajiban pejabat fungsional antara lain adalah melaporkan hasil kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan kepada masyarakat. Secara umum terdapat empat macam artikel pada suatu terbitan berkala yaitu artikel primer, sekunder, tertier dan kuarter. Pada majalah berkala ilmiah pada umumnya memuat artikel primer dan sekunder. Artikel primer mempunyai ciriciri antara lain keorisinalannya tinggi, dilengkapi dengan perincian ilmiah untuk mengevaluasi kesahihan argumen atau hasil yang diungkapkan, penyajiannya dilakukan secara padat, pekat dengan istilah teknis, dengan kosakata dan istilah yang tidak terbatas jumlahnya. Sementara itu artikel sekunder mempunyai ciriciri antara lain: menyajikan hasil analisis ilmiah terhadap sejumlah artikel primer yang diterbitkan, sehingga pembahasannya dapat berupa kritik, dukungan, atau pendapat lain; mencerminkan status atau tingkat perkembangan disiplin ilmu (state of the art); menjelaskan polemik atau interpretasi yang berbeda antar penulis artikel primer; mengungkapkan gagasan atau konsepsi baru; mengungkapkan segi-segi yang masih perlu diadakan pembuktiannya atau segi-segi yang diharapkan pemecahannya oleh disiplin lain; mengungkapkan masalah dan pemecahannya untuk kepentingan para pengambil keputusan atau kepentingan praktik. Struktur artikel primer terdiri dari: judul, nama dan alamat instansi penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, daftar pustaka, dan lampiran atau appendix. Struktur artikel sekunder pada prinsipnya sama yaitu terdiri dari: judul, nama dan alamat instansi penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, isi artikel, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka. Secara umum terbitan berkala mengacu pada SNI , serta ISO Kata Kunci: Karya Tulis Ilmiah, Publikasi, Majalah Ilmiah, Artikel Primer, Artikel 4

2 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011 PENDAHULUAN Salah satu tugas dan kewajiban pejabat fungsional antara lain seperti peneliti, perekayasa, dosen, litkayasa, dan pustakawan adalah melaporkan hasil kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan kepada masyarakat. Laporan harus ditulis secara lengkap, jelas, tepat yang kemudian untuk diterbitkan, adalah merupakan suatu karya tulis. Suatu karya tulis disebut naskah (manuscript) adalah karya tulis yang belum atau tidak diterbitkan. Sementara itu, karya tulis disebut sebagai artikel, apabila dimuat didalam suatu publikasi (CBE, 1983, SOEHARDJAN, 1997). Dengan demikian tesis atau disertasi yang belum atau tidak diterbitkan adalah merupakan suatu naskah, dan apabila sudah diterbitkan dikategorikan sebagai artikel. Ada beberapa macam artikel, antara lain artikel primer dan artikel sekunder. Artikel primer adalah artikel yang dimuat atau dipublikasikan dalam suatu publikasi primer (primary publication), dan merupakan karya tulis hasil penelitian asli (original). Sementara itu artikel sekunder (secondary article) adalah karya tulis yang dimuat dalam publikasi sekunder (secondary publication), misalnya karya tulis tinjauan (review article), karya tulis yang dimuat dalam suatu risalah (proceeding). Penerbitan artikel primer dimaksudkan untuk menyebar luaskan informasi ke segala penjuru tanpa membedakan ras, etnik ataupun kebangsaan. Oleh karena itu, penerbit mengadakan pertukaran publikasi dengan kedudukan yang sama atau sejajar. Oleh karena itu, penerbit artikel primer wajib membuat terbitannya berlangsung secara teratur dan tepat waktu. Berbagai persyaratan penulisan artikel primer dan publikasi artikel primer akan dibahas dalam makalah ini. KARYA TULIS ILMIAH Karya tulis ilmiah, adalah karya tulis ilmu pengetahuan (science) yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis ilmiah selalu ditulis dengan bahasa kongkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya atau tidak (BROTOWIDJOYO, 1993). BROTOWIDJOYO (1993) secara ringkas memberikan ciri-ciri karya tulis ilmiah sebagai berikut: (1) menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan hukum alam pada situasi spesifik; (2) penulisnya cermat, tepat, benar dan tulus; (3) tidak mengejar keuntungan pribadi. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu; (4) setiap langkah direncanakan secara sistematis dan terkendali, konseptual dan procedural; (5) menyajikan sebab-musabab dan pengertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi. Alasanalasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi, dan bukan ajakan; (6) tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis; (7) ditulis secara tulus, dan hanya memuat kebenaran; (8) karya tulis ilmiah itu tidak argumentatif. Karya tulis ilmiah itu mungkin mencapai kesimpulan, tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri; (9) tidak persuasif dan tidak melebihlebihkan sesuatu. Ada beberapa macam karya tulis ilmiah, antara lain berupa artikel primer, sekunder, tertier dan kuarter. Artikel primer (primary article) adalah karya tulis yang berisi temuan baru penelitian yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Artikel primer ini disajikan sedemikian rupa, menurut tolok ukur cara penulisan ilmiah, sehingga peneliti lain dapat mengulang penelitian tersebut dengan cara yang sama atau dapat mengembangkan metode yang dipakai oleh peneliti (Montagnes, 1991; SOEHARDJAN, 1997). Untuk kalangan peneliti sosial dan ekonomi, teori baru hasil kajian atau pemikiran asli (original) yang belum dikenal sebelumnya termasuk pula sebagai artikel primer (TANTERA, 1995). RIFAI (1995) mengemukakan bahwa artikel primer antara lain mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) keorisinalannya tinggi, sehingga hanya menjadi arena komunikasi pakar berkeahlian terspesialisasi; (2) dilengkapi dengan perincian ilmiah untuk mengevaluasi kesahihan argumen atau hasil yang diungkapkan; (3) penyajiannya dilakukan secara padat, pekat dengan istilah teknis, serta dengan perbendaharaan kata (kosakata) dan istilah yang tidak terbatas jumlahnya; (4) artikel ini memang hanya diperuntukkan bagi para ilmuwan spesialis saja. 5

3 Sementara itu, artikel sekunder adalah karya tulis yang merupakan kajian ulang dari artikel-artikel primer dalam bentuk karya tulis tinjauan (review article). Karya tulis tinjauan ada dua macam, yaitu artikel tinjauan informatif dan artikel tinjauan ilmiah. Artikel tinjauan informatif tidak menyajikan analisis terhadap artikel primer yang digunakan sebagai bahan. Artikel tinjauan informatif menyajikan uraian tentang hasil penelitian yang mengutamakan manfaat bagi kepentingan praktek atau pengambil kebijaksanaan. Artikel tinjauan ilmiah menyajikan evaluasi analisis, sintesis, kritik dan ungkapan konsep bagi kepentingan perkembangan ilmu dan teknologi (SOEHARDJAN, 1997). Ciri-ciri artikel sekunder menurut (RIFAI, 1995; SOEHARDJAN 1997) antara lain adalah: (1) menyajikan hasil analisis ilmiah terhadap sejumlah artikel primer yang diterbitkan, oleh karena itu pembahasannya dapat berupa kritik, dukungan, atau pendapat lain; (2) mencerminkan status atau tingkat perkembangan disiplin ilmu (state of the art) pada saat artikel tinjauan diterbitkan; (3) menjelaskan polemik atau interpretasi yang berbeda antar penulis artikel primer; (4) mengungkapkan gagasan atau konsepsi baru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah; (5) mengungkapkan segi-segi yang masih perlu diadakan pembuktiannya atau segi-segi yang diharapkan pemecahannya oleh disiplin lain; (6) mengungkapkan masalah dan pemecahannya untuk kepentingan para pengambil keputusan atau kepentingan praktik; (7) penyajiannya bersifat padat dan masih memuat seperangkat istilah ilmiah, tetapi kosakatanya berjumlah terbatas dan umumnya kurang dari 4000 karena istilah teknis yang dipergunakan harus dikenal semua orang terpelajar. Disamping artikel primer, dan sekunder, terdapat pula artikel tertier dan kuarter. Artikel tertier adalah artikel hasil kajian serta sintesis artikel primer dan sekunder dalam bentuk monografi tentang suatu topik atau pedoman praktek suatu pekerjaan atau masalah. Topik dari pedoman atau petunjuk tersebut dapat beragam dari yang paling sederhana sampai dengan yang agak detail. Sementara itu artikel kuarter adalah dalam bentuk buku teks pelajaran sekolah yang ditulis oleh pakar dan penulis yang telah mahir menuliskan untuk membuat berbagai proses yang kompleks menjadi sesederhana mungkin yang mudah ditangkap oleh pelajar/mahasiswa tanpa mengurangi ketelitian dari pelukisannya dan tanpa membuat pembaca menjadi salah tangkap dari makna dan arti kekompleksan proses tersebut (TANTERA, 1995). Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 01/E/2005 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah, yang kemudian direvisi pada tahun 2011 berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 04/E/2011, menyatakan bahwa akreditasi diperuntukkan untuk majalah yang berisi hasil penelitian primer dan/atau artikel sekunder. STRUKTUR ARTIKEL PRIMER Seperti dikemukakan diatas artikel primer disajikan sedemikian rupa menurut tolok ukur ilmiah. Struktur artikel primer pada umumnya terdiri dari judul, nama penulis dan nama-nama lembaga tempat penelitian diadakan beserta alamatnya, abstrak, kata kunci, pendahuluan, materi dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka. ISO 5966 (1982) menetapkan agar tulisan terdiri dari judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, inti tulisan (teori, metode, hasil, dan pembahasan), kesimpulan dan rekomendasi, ucapan terima kasih (jika ada) dan daftar pustaka. Nama penulis yang tertera pada naskah tidak perlu disertai gelar kesarjanaannya. Isi dari unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Judul Kedudukan judul dalam artikel primer adalah sangat penting, oleh karena itu, penyusunannya harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Judul yang tidak jelas, terlalu umum dan kurang informatif, dan tidak memikat akan menyebabkan tulisan diremehkan orang. Oleh karena itu, judul harus mencerminkan materi yang dibahas, tidak terlalu umum dan juga tidak terlalu spesifik. Menurut RIFAI (1995) judul sebaiknya tidak boleh lebih dari 12 kata atau paling banyak terdiri atas 90 ketukan mesin ketik. Namun menurut SOEHARDJAN (1997) jumlah kata tidak 6

4 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011 lebih dari 15, jika lebih dari 15 kata dapat dipakai sebagai subjudul. MALMFORS et al. (2005) menyatakan bahwa judul memberikan gambaran tentang artikel yang ditulis, dengan tujuan utama mendorong pembaca agar membaca artikel tersebut, apalagi dalam kondisi seperti sekarang dengan sangat banyaknya informasi. MONTAGNES (1988) dan RIFAI (1995) menyarankan judul yang baik untuk artikel primer adalah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. menerangkan isi makalah secara akurat 2. menjelaskan subyek sespesifik mungkin didalam batas-batas ketersediaan ruang 3. hindari penggunaan singkatan, formula, dan jargon 4. biasanya hilangkan kata kerja 5. semudah mungkin dimengerti 6. berisi kata kunci, yang berguna untuk information retrieval system 7. hindari penggunaan kata-kata klise seperti penelitian pendahuluan, studi perbandingan, penelaahan terhadap, pengaruh pemberian, dan pengamatan awal Nama penulis dan nama lembaga Pencantuman nama penulis dalam suatu artikel primer, harus mengikuti kode etik ilmiah yang berlaku, termasuk urut-urutannya bila lebih dari satu penulis. Seseorang dapat dikatakan tidak etis bila ia mengambil hasil karya orang lain dan kemudian menulis atas nama sendiri. Penulis yang dicantumkan namanya dalam suatu artikel primer harus benar-benar telah memberikan kontribusi dalam keseluruhan penelitian, baik dalam perancangan maupun dalam pelaksanaannya. Penulis pertama adalah mereka yang memberikan paling banyak. Tidak etis jika atasan penulis dicantumkan sebagai ucapan terima kasih. Bagi mereka yang membantu kelancaran penelitian termasuk atasan, jika dipandang perlu dapat dicantumkan dalam ucapan terima kasih. Penyebutan nama dan alamat lembaga menandakan bahwa penelitian tersebut dilakukan di lembaga tersebut. Jika penulis berasal dari lembaga yang berbeda, maka pencantuman nama pengarang dan alamat lembaga tempatnya bekerja harus jelas. Nama penulis dan lembaga hendaknya ditulis secara mantap sesuai kebiasaan resmi. Khusus untuk nama penulis, haruslah dipakai suatu bentuk cara penulisan dan pengejaan untuk menghindari kesulitan dalam penulisan indeks dan bibliografi. Bagian terakhir nama janganlah disingkat, sebab pengindekan nama pengarang dilakukan dengan mengambil bagian terakhir dari nama sebagai indeks. Nama penulis dalam artikel primer tidak perlu disertai gelar kesarjanaan. Abstrak Abstrak merupakan kependekan yang secara lengkap, komprehensif dan jelas menerangkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak biasanya disajikan dalam satu paragraf dengan menggunakan jumlah kata antara kata, ditulis secara jelas, tidak mengandung gambar, tabel atau pustaka. Abstrak harus dapat dibaca dan berdiri sendiri, artinya pembaca harus dapat mengerti abstrak, meskipun tidak familiar terhadap penelitian secara detail. Abstrak menurut MALMFORS et al. (2005) dapat berupa abstrak yang indikatif atau yang informative. Abstrak yang indikatif adalah abstrak berisi tujuan dan hasil penelitian yang bersifat umum. Sementara itu informative abstrak berisi tujuan dan didukung kesimpulan yang berupa data. Pada umumnya abstrak meliputi beberapa aspek sebagai berikut: 1. Masalah pokok yang terdiri atas latar belakang dan tujuan penelitian 2. Apa yang dilakukan, terdiri atas bahan dan metode 3. Hasil yang dicapai 4. Kesimpulan penting yang diperoleh Kata kunci Kata kunci (Key words) umumnya dipakai untuk scanning isi dari artikel dengan komputer untuk keperluan sistem pencarian informasi secara cepat. Deretan kata kunci diletakkan setelah abstrak dan terdiri atas 8 kata atau tidak melebihi garis panjangnya. Terdiri atas kata-kata yang mewakili isi tulisan dan merujuk buku thesaurus. 7

5 Pendahuluan Tujuan dari pendahuluan adalah untuk mengemukakan informasi latar belakang penelitian, sehingga pembaca dapat mengerti dan menilai hasil-hasil penelitian sebelumnya tanpa harus membuka kembali publikasi yang bersangkutan. Pendahuluan memuat rasional penelitian. Pustakanya hendaknya dipilih secara teliti, yang memberikan benar-benar latar belakang penelitian. Sebaiknya pustaka yang diacu jangan melebihi 10 tahun terakhir (RIFAI, 1995). Dengan demikian pendahuluan memuat unsur-unsur sebagai berikut (SOEHARDJAN, 1997): 1. Uraian ringkas mengenai masalah, ruang lingkup, dan hasil-hasil penting yang berkaitan 2. Penyajian ringkas mengenai penemuan penting dari peneliti terdahulu yang akan diuji kebenarannya atau akan dikembangkan lebih lanjut 3. Perumusan hipotesis yang akan diuji, pertanyaan yang akan dijawab atau tujuan tulisan 4. Pendahuluan dapat diakhiri dengan menyebut dampak yang diharapkan dari hasil penelitian yang sedang dilaporkan. Dalam ilmu sosial dapat disajikan kerangka teori, pemikiran atau definisi 5. Jumlah kata sekitar 500 Bahan dan metode Tujuan utama dari bagian bahan dan metode adalah memberikan kemungkinan kepada peneliti lain untuk mengulangi penelitian yang dilakukan. Bahan dan metode memuat lokasi, bahan dan cara. Lokasi penelitian hendaknya dikemukakan secara obyektif apa adanya sesuai pendekatan. Sebaiknya diberikan uraian geografi dari sudut pandang responden sehingga pembaca atau peneliti lain yang datang ketempat tersebut akan memperoleh gambaran yang sama. Untuk bahan, spesifikasi teknis dan kuantitas yang tepat dari bahan yang digunakan dalam penelitian harus dikemukakan secara terperinci, dan penggunaan nama dagang sedapat mungkin dihindari. Sementara itu, metode dan tehnik yang dipakai, rancangan percobaan, analisis statistik agar diuraikan secara singkat, tetapi tanpa mengurangi rincian sehingga orang lain bisa mengulangi percobaan. Metode yang baku atau yang dipakai peneliti lain tidak perlu dikutip secara lengkap, sedangkan metode yang dimodifikasi diuraikan secara terperinci. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menulis bahan dan metode (WIGGIN dan BERNSTEN, 1979): 1. Bahan dan metode yang digunakan ditulis secara mendalam sehingga peneliti lain dapat mengulang tulisan tersebut 2. Urut-urutan penulisannya secara kronologis, dan menggunakan kalimat pasif 3. Hasil penelitian jangan dicantumkan dalam tulisan ini 4. Jangan terlalu banyak memberikan asumsi Hasil dan pembahasan Bagian hasil dan pembahasan dapat disatukan atau terpisah. Hasil merupakan inti dari tulisan. Oleh karena itu, di bagian ini disuguhkan data dan informasi yang ditemukan oleh peneliti. Apabila hasil dipisahkan, hasil yang berupa data hendaknya dalam bentuk tabel atau gambar (ilustrasi) sehingga setiap angka tidak perlu dikemukakan dalam teks. Hal yang perlu dikemukakan adalah data yang menonjol, kecenderungan, atau hubungan antar peubah. Hasil negatif dari penelitian juga perlu dikemukakan yang mungkin berguna bagi peneliti lain. Pada bagian pembahasan ini penting untuk menjelaskan mengapa dan apa arti atau implikasi hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, sebaiknya dalam pembahasan tidak terjadi pengulangan yang sudah dikemukakan pada bagian hasil. SOEHARDJAN (1997) mengemukakan 5 unsur utama dalam pembahasan sebagai berikut: 1. Menyajikan prinsip, hubungan, dan generalisasi dari hasil penelitian 2. Menjelaskan adanya pengecualian atau tidak adanya korelasi dalam kasus demikian 3. Menyajikan persamaan atau perbedaan interpretasi dengan hasil penelitian terdahulu (berdasarkan pustaka) 4. Menjelaskan pentingnya hasil yang diperoleh untuk bahan perumusan kebijakan, kepentingan praktik, atau dikembangkan dengan penelitian lanjutan 8

6 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam bab pendahuluan (mengaitkan tujuan penelitian dan hasil yang diperoleh) Kesimpulan Artikel ilmiah harus diakhiri dengan kesimpulan, yang secara logika mengikuti data hasil penelitian. Kesimpulan hendaknya merumuskan intisari hasil pembahasan secara obyektif, serta merumuskan saran atau implikasi yang menyangkut bahan perumusan kebijakan, penelitian lanjutan yang diperlukan atau penerapan hasil penelitian dalam praktik. Ucapan terima kasih Ucapan terima kasih diucapkan kepada mereka yang telah memberikan bantuan, terdiri dari dua tipe yaitu umum dan khusus. Ucapan terima kasih yang bersifat umum termasuk didalamnya adalah ucapan terima kasih kepada institusi, laboratorium, atau sumber dana. Yang bersifat khusus adalah ucapan terima kasih pada kolega dan teknisi atau penelaah baik yang anonim atau yang diketahui namanya. Bila penelitian yang ditulis adalah merupakan bagian dari disertasi atau tesis, maka dapat dimasukkan pada ucapan terima kasih. Daftar pustaka Penulisan daftar pustaka mengacu dari media yang bersangkutan, dan hendaknya pustaka yang dirujuk sebagian besar adalah artikel primer. Appendix atau lampiran Lampiran memberikan bahan tambahan (suplemen) bagi pembaca yang mungkin tidak penting, akan tetapi mungkin sangat membantu. Contoh lampiran antara lain kuesioner, program computer, derivasi matematik yang komplek atau pembuktian. Secara garis besar isi dari setiap bab suatu artikel primer dapat dilihat pada Tabel 1 (MALMFORS et al., 2005). STRUKTUR ARTIKEL SEKUNDER Struktur artikel sekunder atau yang dikenal dengan review article pada prinsipnya sama dengan artikel primer, namun pada umumnya pada artikel sekunder ini tidak ada bahan dan metode atau metodologi (RIFAI, 2006), sehingga susunan artikel sekunder atau review article ini terdiri dari, judul, penulis dan alamatnya, abstrak, pendahuluan, batang tubuh dari artikel ini, kesimpulan dan daftar pustaka. Bahkan menurut MALMFORS et al. (2005) sebelum kesimpulan dapat pula ditambahkan diskusi umum. Pendahuluan sama halnya dengan artikel primer, dimana ada pernyataan masalah dan mengapa kita melakukan review terhadap pustaka (literature), akan tetapi didalam pendahuluan ini tidak terdapat review. Kesimpulan dan daftar pustaka juga sama dengan artikel primer, yang berbeda adalah pada batang tubuh dari artikel tersebut. Dalam menulis artikel ini yang menjadi tantangan adalah membuat batang tubuh Tabel 1. Garis besar isi dari setiap bab suatu artikel primer Bab Judul Abstrak Pendahuluan Bahan dan metode Hasil dan pembahasan Kesimpulan Ucapan terima kasih Appendix atau lampiran Tentang apa artikel tersebut Apa yang akan disampaikan kepada pembaca Ringkasan singkat yang dapat berdiri sendiri Masalah, apa yang telah diketahui, apa yang tidak atau belum diketahui, dan tujuan Apa yang dikerjakan Apa yang didapat dan bagaimana interpretasi hasil penelitian tersebut Kemungkinan implikasi dan dampaknya Siapa yang berkontribusi dan bagaimana kontribusinya Bahan tambahan atau suplemen Sumber: MALMFORS et al. (2005) 9

7 menjadi beberapa bab sesuai dengan topik atau tema yang jelas, sehingga pembaca dapat mengikuti alasan pembaban tersebut. Topik harus dibuat terpisah, tetapi dengan urutan yang logis. Pembaban ini dimulai dari yang umum kemudian mengkerucut kearah yang khusus, namun bab yang khusus tersebut harus masih ada hubungannya dengan bab yang umum dalam diskusi. JENIS DAN PERSYARATAN PUBLIKASI Karya tulis yang telah dicetak dan diterbitkan dalam suatu media disebut publikasi (publication). Pengertian diterbitkan adalah disebarluaskan atau diumumkan. Dengan demikian tujuan publikasi adalah menyebarluaskan informasi, yang dapat berupa data, ilmu pengetahuan, pesan, pedoman, himbauan atau gagasan yang bermanfaat yang disampaikan kepada masyarakat. Tanggapan dari pembaca dapat dipublikasikan sehingga publikasi menjadi media tukar-menukar informasi. Publikasi juga berfungsi sebagai dokumen yang tersimpan dalam perpustakaan, baik dalam bentuk cetakan maupun media elektronik dan apabila diperlukan mudah untuk ditelusuri. Oleh karena itu, publikasi harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya adalah perlunya nomor ISSN (International Standard Serial Number) untuk publikasi yang terbit secara berkala (seri) dan ISBN (International Standard Book Number) untuk publikasi (buku) yang terbit secara tunggal). Baik ISSN maupun ISBN dicetak ditempat yang mudah terlihat (SOEHARDJAN, 1997). Untuk terbitan berseri pada pada umumnya ISSN dicetak pada sudut kanan atas halaman sampul majalah atau pada halaman daftar isi (MONTAGNES, 1991). Untuk terbitan monografi tidak berseri, nomor ISBN dicetak pada halaman sampul depan. Sistem ISBN diatur dalam ISO 2108 (1972) yang dimaksudkan untuk keperluan identifikasi penerbit, distributor, dan jasa pengelolaan. Sistem ini juga diperlukan guna pemesanan, pembayaran, pustakawan, dan penjualan. Oleh karena itu, ISSN atau ISBN bukan mencirikan tinggi rendahnya mutu suatu publikasi (SOEHARDJAN, 1997). Nomor ISSN atau ISBN dapat diperoleh di Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia (PDII), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Publikasi dapat diterbitkan secara berurutan dan berkelanjutan (seri) atau diterbitkan secara tunggal. Publikasi yang diterbitkan secara berkala merupakan suatu media yang pada umumnya disebut majalah. Atau ada pula penerbit yang memberi nama majalahnya dengan sebutan jurnal, buletin, atau lainnya. Publikasi yang diterbitkan secara berurutan, tetapi tidak terikat jadwal terbit, digolongkan dalam publikasi seri (serial publication). Publikasi yang diterbitkan secara tunggal dengan topik tertentu dan tidak ada kelanjutan disebut buku atau monografi. Majalah maupun terbitan seri disyaratkan untuk menggunakan nomor yang berurutan, untuk memudahkan pengguna dalam menelusuri informasi. Disamping itu apabila buku atau majalah disimpan di perpustakaan akan mudah ditelusuri (SOEHARDJAN, 1997). Publikasi yang memuat karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian asli (original) disebut publikasi primer (primary publication). Seperti dikemukakan diatas, karya tulis yang dimuat dalam publikasi primer adalah merupakan temuan baru yang pertama kali diumumkan disertai dengan rincian metodologi penelitian, pembahasan, kesimpulan, abstraksi, dan daftar pustaka. Penyajian metodologi penelitian disyaratkan dengan maksud agar pembaca dapat menilai validitas temuan penulis, serta peneliti lain dapat mengulangi atau mengembangkan temuannya (SOEHARDJAN, 1997). Menurut DAY (1983) artikel primer harus berisi informasi yang cukup sehingga para pakar dapat mengkaji pengamatan, mengulang percobaan dan mengevaluasi proses intelektual. Oleh karena itu, untuk mengkaji validitas informasi, penerbitan majalah ilmiah akan berbobot apabila dikelola dengan sistem referee (SOEHARDJAN, 1997). Publikasi yang memuat karya tulis tinjauan (review article), ulasan, rangkuman, atau bibliografi disebut publikasi sekunder. Ciri-ciri dan jenis artikel sekunder telah dikemukakan di atas. Publikasi yang memuat makalah atau prasaran yang dikemukakan dalam suatu pertemuan, seperti seminar, simposium, kongres, rapat kerja, atau lokakarya disebut prosiding (proceedings) atau risalah. Umumnya prosiding dimaksudkan untuk mempublikasikan karya tulis sekunder (secondary article). Namun ada pula prosiding 10

8 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011 yang memuat karya tulis primer (primary article). Para pakar umumnya berpendapat bahwa artikel primer yang dimuat dalam prosiding merupakan laporan sementara. Artikel demikian tidak valid jika digunakan sebagai bahan rujukan suatu artikel ilmiah (SOEHARDJAN, 1997). Artikel primer dinilai valid jika dimuat dalam publikasi primer (DAY, 1983). Oleh karena itu, artikel primer yang dimuat dalam prosiding tidak diklasifikasikan sebagai artikel ilmiah primer. Publikasi ilmiah primer dan sekunder ditujukan terutama kepada para pakar, sedangkan publikasi populer ditujukan kepada kalangan yang lebih luas. Publikasi ilmiah adalah publikasi yang memuat artikel ilmiah yang telah dinilai validitasnya oleh pakar sebidang. Publikasi ini harus tersedia secara terbuka dalam komunitas pakar-pakar (SOEHARDJAN, 1997). Monografi dapat memuat artikel atau topik ilmiah yang merupakan status perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu saat diterbitkan. Monografi semacam ini mencantumkan rujukan pada setiap pernyataan penting agar pembaca dapat mempelajari lebih mendalam dari pustaka yang dirujuk. Monografi demikian umumnya disebut buku pegangan (textbook) dipakai para mahasiswa atau pakar untuk memperluas pandangan. Monografi juga dapat berisi topik yang sifatnya populer yang bermanfaat bagi masyarakat lebih luas. Istilah yang dipakai umumnya adalah istilah yang telah populer dikenal oleh masyarakat. Publikasi berseri oleh International Standardization Organization (8-1974) dipersyaratkan secara ringkas bahwa publikasi primer harus mempertahankan konsistensi format dan tata letak yang tercantum dalam ISO Disamping itu, pada sampul depan harus tercantum sekurang-kurangnya sebagai berikut: 1. Nomor ISSN 2. Nama publikasi atau majalah 3. Volume atau tahun, bulan atau tanggal dan nomor terbitan 4. Nama dan tempat penerbit Pada sampul depan bagian dalam sekurangkurangnya dicantumkan: 1. Nama-nama redaksi (dewan redaksi dan redaksi pelaksana) 2. Ruang lingkup 3. Frekuensi terbit setiap volume atau tahun, 4. Singkatan nama publikasi (jika dapat disingkat) 5. Pada sampul belakang bagian dalam dicantumkan petunjuk bagi penulis Sementara itu, ketentuan tentang terbitan berkala dibahas dalam Sistematika Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan Internasional (SUWAHYONO et al., 1999), serta Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia (SUWAHYONO et al., 2004). Secara umum terbitan berkala mengacu pada SNI , serta ISO Publikasi prosiding atau risalah di Badan Litbang Deptan telah diatur dalam Pedoman Penyusunan dan Penilaian Prosiding Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BADAN LITBANG PERTANIAN, 1997) dan Keputusan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1661/D/1999 tertanggal 13 Juli Menurut Keputusan Ketua LIPI Nomor 1661/D/199, pasal 3, prosiding dapat dinilai sebagai publikasi yang diterbitkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Merupakan hasil seminar ilmiah, dicetak sesudah seminar selesai, dan sesudah ada masukan dari peserta seminar untuk perbaikan, dan sudah diedit oleh dewan redaksi/penelaah/penyunting 2. Sifat seminar boleh nasional, regional atau internasional 3. Bahan yang diseminarkan dapat bervariasi; hasil penelitian, gagasan/tinjauan, hasil dari sebagian dari satu seri penelitian; 4. Peserta seminar harus berasal dari berbagai departemen, lembaga non-departemen, perguruan tinggi, dunia usaha, dll., dan bukan hanya dihadiri oleh satu atau dua instansi saja; 5. Makalah yang dipresentasikan dalam seminar minimal 10 makalah dengan jumlah peserta seminar minimal 50 orang, yang berasal dari berbagai departemen, lembaga non-departemen, perguruan tinggi, dunia usaha, dll. 6. Diterbitkan oleh pusat/lembaga eselon II dan/atau lebih tinggi, atau oleh organisasi profesi ilmiah atau oleh penerbit profesional 7. Ada dewan redaksi/penelaah/penyunting 8. Mempunyai nomor ISBN atau ISSN 11

9 9. Cover dicetak, manuskrip dicetak, berbentuk buku, bukan diktat Sementara itu publikasi dalam bentuk buku/monografi diatur pada pasal 2 Keputusan Ketua LIPI No 1661/D/1999, yang menyatakan bahwa buku dapat dinilai sebagai buku ilmiah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bertujuan untuk menampung/ mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah, dan atau konsep ilmiah dari disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu 2. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/ peneliti 3. Diterbitkan oleh suatu organisasi/badan ilmiah setingkat pusat/lembaga eselon II atau lebih tinggi atau oleh organisasi profesi ilmiah, atau oleh penerbit profesional 4. Mempunyai redaksi/penelaah/penyunting yang terdiri dari para ahli menurut bidang keilmuan yang bersangkutan 5. Mempunyai nomor ISBN 6. Sekali terbit paling sedikit 300 eksemplar 7. Berisi tulisan ilmiah; tulisan ilmiah ditulis mengikuti norma-norma penulisan tulisan ilmiah 8. Penampilan buku; cover dicetak dan semua manuskrip dicetak, bentuk buku sebagaimana layaknya suatu buku, bukan diktat DAFTAR PUSTAKA BADAN LITBANG PERTANIAN Pedoman Penyusunan dan Penilaian Prosiding Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. BROTOWIDJOYO, M.D Penulisan Karangan Ilmiah. Cetakan Ketiga. Akademika Pressindo, Jakarta. CBE CBE Style Manual. 5 th Ed. Council of Biology Editors, Inc., Bethesda, Maryland, USA. DAY, R.A How to Write and Publish a Scientific Paper. 2 nd Ed. ISI Press, Philadelphia, USA. LIPI Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor: 01/E/2005, tanggal 26 Juli 2005 Tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. LIPI Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor: 04/E/2011, tanggal 30 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. MALMFORS, B., P. GARNSWORRTHY and M. GROSSMAN Writing and Presenting Scientific Papers. 2 nd Ed. Nottingham University Press, Nottingham, UK. MONTAGNES, I Editing and Publication. A training manual. International Rice Research Institute, Manila. RIFAI, M.A Pegangan Gaya Penulisan Penyuntingan dan Penerbitan Karya-Imiah- Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. RIFAI, M.A Kiat-kiat meningkatkan kemampuan teknis penyusunan tulisan ulasan (review article). Makalah disampaikan dalam Workshop Penulisan Ilmiah, PUSTAKA Departemen Pertanian. Bogor, 5 8 Desember SOEHARDJAN, M Pengeditan Publikasi Ilmiah dan Populer. Balai Pustaka, Jakarta. SUWAHYONO, N., SRI PURNOMOWATI dan M. GINTING Sistematika Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan Internasional. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. SUWAHYONO, N., S. PURNOMOWATI dan M. GINTING Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia. Cetakan Kedua. Suwahyono, N., Sri Purnomowati, dan M. Ginting Sistematika Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan Internasional. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. SYAM, M Penulisan makalah ilmiah. Bahan Latihan. Latihan Penyuntingan Ilmiah, Bogor 21 September 4 Oktober, Kerjasama antara Pusat Penelitian Tanaman Pangan dengan Balai Penataran dan Latihan Pertanian (BPLP) Ciawi. TANTERA, D.M Berbagai persyaratan di dalam penulisan artikel primer. Makalah disampikan dalam Pelatihan Keredaksian Publikasi Ilmiah Pusat Penelitian Lingkup AP3I. Bogor, April WIGGIN, B. and J. BERSTEN Communicating and Technical English: A Handbook for Agricultural Scientists. English for Agricultural Training Project. Agency for Agricultural Research and Development, Bogor. Memio. 12

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya

Lebih terperinci

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Jongga Manullang Abstrak Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

JURNAL REVIEW (TINJAUAN), MEDIA YANG BAIK UNTUK PUBLIKASI PENELITI PETERNAKAN DAN VETERINER

JURNAL REVIEW (TINJAUAN), MEDIA YANG BAIK UNTUK PUBLIKASI PENELITI PETERNAKAN DAN VETERINER JURNAL REVIEW (TINJAUAN), MEDIA YANG BAIK UNTUK PUBLIKASI PENELITI PETERNAKAN DAN VETERINER (Review Journal, a Good Publication for Animal and Veterinary Scientists) DARMONO Balai Besar Penelitian Veteriner,

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,

Lebih terperinci

Pengertian Tulisan Ilmiah

Pengertian Tulisan Ilmiah Karya tulis ilmiah A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN 1. Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengertian dan jenis-jenis tulisan ilmiah 2. Peserta mampu merencanakan, menyusun, dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah

PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah PENJELASAN PerKa LIPI No. 3 Th. 2014 Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Cibinong, 3 Mei 2017 Unsur Penilaian Unsur Penilaian Bobot Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah 3 Kelembagaan Penerbit 4 Penyuntingan

Lebih terperinci

Lokakarya Fungsional Non Peneltti STRUKTUR TULISAN Tulisan mengandung bagian-bangian pembuka, utama, dan penutup. Selain itu, judul dipertukan sebagai

Lokakarya Fungsional Non Peneltti STRUKTUR TULISAN Tulisan mengandung bagian-bangian pembuka, utama, dan penutup. Selain itu, judul dipertukan sebagai Lokakarya Fungsional Non Peneft MENULIS UNTUK PENERBITAN Adi Widjono Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor MENGAPA MENULIS? Pembangunan memerlukan kerja sama. Setiap orang, dad berbagai

Lebih terperinci

Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah

Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Sosialisasi Penilaian Akreditasi Jurnal Ilmiah Badan Litbang & Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 3 Maret 06 Dipresentasikan oleh Haruni Krisnawati

Lebih terperinci

Langkah Sebelum Menulis Artikel Judul (1)

Langkah Sebelum Menulis Artikel Judul (1) K13 MPPI Pentingnya Publikasi Hasil Penelitian Penulisan Artikel Laporan Kegiatan S-1 Tidak Terakreditasi Alfiasari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen S-2 Publikasi Berkala Terakreditasi FEMA IPB 2012

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH

PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH 0/0/0 PEDOMAN AKREDITASI TERBITAN BERKALA ILMIAH ROCHADI ABDULHADI NADA PEMBUKA 970 an PDII melakukan pendokumentasian Jurnal Ilmiah melalui pemberian ISSN Jurnal ilmiah yang mendapatkan ISSN tidak selalu

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUNTINGAN DEMI PEMANTAPAN GAYA PENULISAN

TEKNIK PENYUNTINGAN DEMI PEMANTAPAN GAYA PENULISAN TEKNIK PENYUNTINGAN DEMI PEMANTAPAN GAYA PENULISAN artikel asli (original paper) Jenis kontribusi short communication, case report, technical note, teacher s corner,... ulasan (telaah pustaka, tren riset)

Lebih terperinci

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited

Lebih terperinci

Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH

Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH Apa Yang Harus Disiapkan 1. Mempelajari dan memahami peraturan yang berlaku; 2. Menyiapkan struktur dan infrastruktur; 3. Menjalin jaringan kerja antar dosen

Lebih terperinci

Manajemen Penerbitan Microbiology Indonesia 1 LEMBAGA PENERBIT ORGANISASI. 1 LEMBAGA PENERBIT (lanjutan) 1. LEMBAGA PENERBIT (lanjutan)

Manajemen Penerbitan Microbiology Indonesia 1 LEMBAGA PENERBIT ORGANISASI. 1 LEMBAGA PENERBIT (lanjutan) 1. LEMBAGA PENERBIT (lanjutan) Manajemen Penerbitan Microbiology Indonesia Agustin Wydia Gunawan agustinwgunawan@yahoo.com Lokakarya II Pengelolaan Penerbitan Berkala Ilmiah Bogor, 11 Oktober 2011 Ketua Editor 1998-2006 Managing Editor

Lebih terperinci

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson) Saat ini Publikasi internasional peneliti

Lebih terperinci

PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH: STANDAR DAN PENERAPANNYA ABSTRAK

PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH: STANDAR DAN PENERAPANNYA ABSTRAK oo...;: I PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH: STANDAR DAN PENERAPANNYA Sri Purnomowati Peneliti PDII-LIPI ABSTRAK Majalah ilmiah mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan yaitu sebagai

Lebih terperinci

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dosen PT minimal 50% berpendidikan S2/S3 Peraturan baru kenaikan jabatan dosen (Kep Kep.. Menko Wasbangpan No. 38, 2828-8-1999) 1 Disajikan dalam Seminar Penulisan Karya Ilmiah: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos

Lebih terperinci

Diklat Teknis IOJS. Manajemen Jurnal

Diklat Teknis IOJS. Manajemen Jurnal Diklat Teknis IOJS Manajemen Jurnal Penulis: Slamet Riyanto, Hendro Subagyo, Budi Nugroho, Sjaeful Afandi, Ekawati Marlina, Al Hafiz Akbar Maulana, Ratih Keumala Sari, Rishadi OUTLINE Pengelolaan Jurnal

Lebih terperinci

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI Pembinaan Penyusunan Laporan Ilmiah dan Penulisan Naskah Publikasi Risbinkes 2014 Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI PENULISAN NASKAH PUBLIKASI Rizal Syarief CARE Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUNTINGAN NASKAH ARTIKEL. Suminar Setiati Achmadi

TEKNIK PENYUNTINGAN NASKAH ARTIKEL. Suminar Setiati Achmadi TEKNIK PENYUNTINGAN NASKAH ARTIKEL Suminar Setiati Achmadi ssachmadi@cbn.net.id berita himpro Materi Berkala artikel asli catatan pendek ttg penelitian atau metode ulasan (tinjauan pustaka dan tren riset)

Lebih terperinci

III. LITERATUR REVIEW

III. LITERATUR REVIEW III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENULISAN JURNAL ILMIAH. Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA

SISTEMATIKA PENULISAN JURNAL ILMIAH. Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA SISTEMATIKA PENULISAN JURNAL ILMIAH Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA mukaddimah Apa alasan Anda menulis Artikel ilmiah? Profesionalisme Angka kredit Yang lain mukaddimah Keterbelakangan dalam publikasi (kuan-kualitatif)

Lebih terperinci

TELAAH SUBSTANSI ARTIKEL JURNAL ILMIAH BEREPUTASI.

TELAAH SUBSTANSI ARTIKEL JURNAL ILMIAH BEREPUTASI. TELAAH SUBSTANSI ARTIKEL JURNAL ILMIAH BEREPUTASI alisaukah@yahoo.com TUJUAN MENERBITKAN JURNAL (Permendiknas no 22/2011 tentang terbitan berkala ilmiah Pasal 3) Meregistrasi kegiatan kecendekiaan Menyertifikasi

Lebih terperinci

TUNTUTAN KOMPETENSI PENELITI / PENGKAJI TERKAIT DENGAN JENJANG FUNGSIONAL. Elna Karmawati. Lembang, 02 November 2014

TUNTUTAN KOMPETENSI PENELITI / PENGKAJI TERKAIT DENGAN JENJANG FUNGSIONAL. Elna Karmawati. Lembang, 02 November 2014 TUNTUTAN KOMPETENSI PENELITI / PENGKAJI TERKAIT DENGAN JENJANG FUNGSIONAL Elna Karmawati Lembang, 02 November 2014 KOMPETENSI 1. Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh PNS yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIK PERTANIAN :

BULETIN TEKNIK PERTANIAN : Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 200/ BULETIN TEKNIK PERTANIAN : WADAH KARYA TULIS TEKNISI LITKAYASA BIKANINGSIH Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian, Serpong PENDAHULUAN Salah satu wadah

Lebih terperinci

MEMBURU NASKAH DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN NASKAH. WASMEN MANALU Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, FKH, IPB

MEMBURU NASKAH DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN NASKAH. WASMEN MANALU Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, FKH, IPB MEMBURU NASKAH DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN NASKAH WASMEN MANALU Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, FKH, IPB PENDAHULUAN NASKAH ILMIAH ADALAH INTI POKOK BISNIS JURNAL ILMIAH PERLU DILAKUKAN PERBURUAN

Lebih terperinci

PENELITIAN DI JURNAL TERAKREDITASI

PENELITIAN DI JURNAL TERAKREDITASI STRATEGI PUBLIKASI HASIL PENELITIAN DI JURNAL TERAKREDITASI alisaukah@yahoo.com 1 (1) jurnal ilmiah lokal (2) jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi (3) jurnal ilmiah nasional terakreditasi (4) jurnal

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011 Tanggal : 20 Juni 2011 PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH

STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH Materi Program Stimulus Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah DP2M DIKTI Politeknik Pos Indonesia Bandung Sabtu, 01 Desember 2012 Dr. Ade Gafar Abdullah Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

Sistem akreditasi jurnal ilmiah Indonesia. Suminar Setiati Achmadi

Sistem akreditasi jurnal ilmiah Indonesia. Suminar Setiati Achmadi Sistem akreditasi jurnal ilmiah Indonesia Suminar Setiati Achmadi ssachmadi@cbn.net.id Penggarisan tugas dalam pengelolaan Ketua dewan editor Anggota dewan editor Editor pelaksana Pendukung: sekretariat,

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Jember sebagai suatu perguruan tinggi merupakan institusi pelaksana kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli yang mampu menguasai

Lebih terperinci

STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014

STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014 STANDAR MUTU DAN AKREDITASI JURNAL NASIONAL 2014 Kuswanto Editor in Chief of Agrivita Journal of Agricultural Science (AJAS) Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI.

PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI. PENGENDALIAN MUTU dan PELAJARAN TERPETIK DARI KEGAGALAN TERAKREDITASI alisaukah@yahoo.com (1) jurnal ilmiah lokal (2) jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi (3) jurnal ilmiah nasional terakreditasi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2008 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PENERAPAN ATU RAN-ATU RAN ISO dan SNI DALAM PENERBITAN SUATU MAJALAH

PENERAPAN ATU RAN-ATU RAN ISO dan SNI DALAM PENERBITAN SUATU MAJALAH ezlrdkel PENERAPAN ATU RAN-ATU RAN ISO dan SNI DALAM PENERBITAN SUATU MAJALAH Maria Ointing ABSTRAK Penerapan aturan ISO dan SNI ini dimaksudkan agar terbitan berkala (majalah) di Indonesia mempunyai keseragaman

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ILMIAH 1. Oleh Kastam Syamsi FBS Universitas Negeri Yogyakarta

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ILMIAH 1. Oleh Kastam Syamsi FBS Universitas Negeri Yogyakarta TEKNIK PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ILMIAH 1 Oleh Kastam Syamsi FBS Universitas Negeri Yogyakarta Pendahuluan Artikel ilmiah yang dimuat pada majalah ilmiah (jurnal) bisa berupa hasil

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 06 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MENULIS AKADEMIK SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com

Lebih terperinci

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif. 1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar

Lebih terperinci

ORGANISASI PENERBITAN BERKALA ILMIAH

ORGANISASI PENERBITAN BERKALA ILMIAH ORGANISASI PENERBITAN BERKALA ILMIAH Agustin Wydia Gunawan jurnalmi@yahoo.com Pelatihan dan Lokakarya Manajemen Berkala Ilmiah Hotel Singgasana Surabaya, 6-8 Mei 2010 Pengelola Diharapkan dapat menerbitkan

Lebih terperinci

DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI

DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI No () 4 5 Nama Jurnal () Alchemy: jurnal penelitian kimia Nusantara Bioscience

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Jalan Budi Utomo No. 6, Jakarta, 10710 Telepon : 021-3449230

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan salah satu Eselon I (satu) di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian,

Lebih terperinci

MENGAPA DOSEN/MAHASISWA/GURU HARUS MENULIS ARTIKEL ILMIAH

MENGAPA DOSEN/MAHASISWA/GURU HARUS MENULIS ARTIKEL ILMIAH MENGAPA DOSEN/MAHASISWA/GURU HARUS MENULIS ARTIKEL ILMIAH UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA PASCASARJANA 18 FEBRUARI 2017 1. Memperoleh angka kredit untuk kenaikan Jabatan fungsional akademik (JAFA)?

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.

Lebih terperinci

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Mata Kuliah: Seminar Pendidikan Matematika Karya Tulis Ilmiah (KTI) Dosen: Harry Dwi Putra, S.Pd., M.Pd STKIP Siliwangi Bandung 2014 1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah disebut juga dengan

Lebih terperinci

MENULIS MAKALAH ILMIAH GEOLOGI. Bambang Tjahjono Setiabudi Pusat Sumber Daya Geologi

MENULIS MAKALAH ILMIAH GEOLOGI. Bambang Tjahjono Setiabudi Pusat Sumber Daya Geologi MENULIS MAKALAH ILMIAH GEOLOGI Bambang Tjahjono Setiabudi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Menulis makalah ilmiah geologi adalah bagian dari proses berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan, model geologi

Lebih terperinci

HOW TO SUBMIT A MANUSCRIPT. Oleh: Riah Wiratningsih Pustakawan UNS

HOW TO SUBMIT A MANUSCRIPT. Oleh: Riah Wiratningsih Pustakawan UNS HOW TO SUBMIT A MANUSCRIPT Oleh: Riah Wiratningsih Pustakawan UNS Kriteria Umum 1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa PBB (Inggris, Perancis, Spanyol, Arab, Cina) 2. Pengelolaan naskah sedemikian rupa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

Swasunting Proceeding: Advanced Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR) Atlantis Press (Indexing by CPCI-SSH Thomson Reuters)

Swasunting Proceeding: Advanced Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR) Atlantis Press (Indexing by CPCI-SSH Thomson Reuters) The 1st UPI International Conference on Sociology Education Swasunting Proceeding: Advanced Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR) Atlantis Press (Indexing by CPCI-SSH Thomson Reuters)

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PANDUAN PENULISAN PROPOSAL A. BAGIAN AWAL 1. Halaman Sampul Luar Pada halaman sampul luar berisi komponen : a. Judul Penelitian/Proposal dan mengandung didalamnya tempat penelitian dilaksanakan. b. Tulisan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Tanggal : March 30, 2010 Dosen Pengasuh :

ANALISIS DATA. Tanggal : March 30, 2010 Dosen Pengasuh : ANALISIS DATA Tujuan analisis adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta lebih bearti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas

Lebih terperinci

Disampaikan Pada Acara Jamal Berbagi 8: Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah, 13 April 2017

Disampaikan Pada Acara Jamal Berbagi 8: Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah, 13 April 2017 Struktur Artikel Ilmiah dan Kesalahan Umum Penulisan Jaka Sriyana jakasriyana@uii.ac.id Editor in Chief of Economic Journal of Emerging Markets (EJEM) http://journal.uii.ac.id/index.php/jep Department

Lebih terperinci

PELATIHAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH & PENDAMPINGAN KARYA TULIS ILMIAH. Ir.Agung Astuti, M.Si Fak. Pertanian UMY

PELATIHAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH & PENDAMPINGAN KARYA TULIS ILMIAH. Ir.Agung Astuti, M.Si Fak. Pertanian UMY Proposal Demo Kecantikan Bersama Sari Ayu PELATIHAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH & PENDAMPINGAN KARYA TULIS ILMIAH Ir.Agung Astuti, M.Si Fak. Pertanian UMY Dosen=peneliti, tugasnya pencarian kebenaran ilmiah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN. 5. Penulis yang naskahnya dimuat akan mendapatkan 1 eksemplar jurnal dan 5 eksemplar re-print.

PEDOMAN PENULISAN. 5. Penulis yang naskahnya dimuat akan mendapatkan 1 eksemplar jurnal dan 5 eksemplar re-print. PEDOMAN PENULISAN Jurnal Lanskap Indonesia (JLI) diedit oleh dewan editor dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (FAPERTA IPB) bekerja sama dengan Ikatan Arisitek

Lebih terperinci

TIPS DAN TRICKS PENULISAN MAKALAH ILMIAH

TIPS DAN TRICKS PENULISAN MAKALAH ILMIAH www.penerjemah-plus.com TIPS DAN TRICKS PENULISAN MAKALAH ILMIAH Diadapsi dari Conference Paper Dr. Guido Benny Msc. dalam Pelatihan Penulisan Paper Ilmiah dan Sosialisasi Beasiswa LPDP Auditorium Siswa,

Lebih terperinci

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor Metode penulisan artikel jurnal ilmiah Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor ssachmadi@cbn.net.id Yang perlu diantisipasi oleh penulis Dalam menyiapkan naskah, penulis harus mengantisipasi bahwa

Lebih terperinci

Swasunting Artikel Ilmiah

Swasunting Artikel Ilmiah Swasunting Artikel Ilmiah Materi Program Stimulus Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah DP2M DIKTI Universitas Kristen Maranatha Sabtu, 01 Desember 2012 Dr. Ade Gafar Abdullah Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

MENYIAPKAN TULISAN ILMIAH UNTUK PUBLIKASI. Oleh: Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA. Apt. KK Farmakokimia SF- ITB 2009

MENYIAPKAN TULISAN ILMIAH UNTUK PUBLIKASI. Oleh: Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA. Apt. KK Farmakokimia SF- ITB 2009 MENYIAPKAN TULISAN ILMIAH UNTUK PUBLIKASI Oleh: Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA. Apt. KK Farmakokimia SF- ITB 2009 PENDAHULUAN Hasil riset dan penelusuran pustaka dapat dikomunikasikan kepada masyarakat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG. 2. Penulisan Judul, Nama dan Alamat Penulis

PEDOMAN PENULISAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG. 2. Penulisan Judul, Nama dan Alamat Penulis PEDOMAN PENULISAN Jurnal LITIGASI (p-issn: 0853-7100; e-issn: 2442-2274; http://journal.unpas.ac.id/index.php/litigasi) adalah jurnal peer-review diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. 28 Nopember 2005

SURAT EDARAN. 28 Nopember 2005 28 Nopember 2005 No. : SE.02/Peg-4/2005 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Tulis/ Karya llmiah Pejabat Fungsional di Departemen Kehutanan Kepada Yth 1. Kepala Biro

Lebih terperinci

Marsudi Wahyu Kisworo Perbanas Institute

Marsudi Wahyu Kisworo Perbanas Institute Marsudi Wahyu Kisworo Perbanas Institute http://marsudi.wordpress.com marsudi.kisworo@gmail.com 0818-888-537 JURNAL INTERNASIONAL ciri yang jelas adalah bahwa editorial board berasal dari berbagai negara

Lebih terperinci

JURNAL. Jurnal artikel ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan suatu karya artikel ilmiah yang dibuatnya

JURNAL. Jurnal artikel ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan suatu karya artikel ilmiah yang dibuatnya PERTEMUAN 6 1 JURNAL Merupakan terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri serta berisi bahan yang sangat diminati orang pada saat diterbitkan (http://www.ditpertais.net/regulasi/jurnal/jur3.asp) Jurnal

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN JURNAL TAHUN 2017

PANDUAN PENULISAN JURNAL TAHUN 2017 PANDUAN PENULISAN JURNAL TAHUN 2017 LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS SAMUDRA 2017 KATA PENGANTAR Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjaminan

Lebih terperinci

Penulisan Karya Ilmiah Berupa Artikel Jurnal/Prosiding bagi Guru-Guru SMKN 1 Ngawen Gunung Kidul Oleh: Ibnu siswanto

Penulisan Karya Ilmiah Berupa Artikel Jurnal/Prosiding bagi Guru-Guru SMKN 1 Ngawen Gunung Kidul Oleh: Ibnu siswanto Penulisan Karya Ilmiah Berupa Artikel Jurnal/Prosiding bagi Guru-Guru SMKN 1 Oleh: Ibnu siswanto ibnusiswanto@uny.ac.id A. Macam-macam Karya Tulis Ilmiah Guru dan Besaran Angka Kreditnya Ada bermacam-macam

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT BAB I. PENDAHULUAN PANDUAN PENUGASAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi

Lebih terperinci

Jenis karya ilmiah berdasarkan sifatnya ada empat diantaranya: non-teknis konkret, teknis

Jenis karya ilmiah berdasarkan sifatnya ada empat diantaranya: non-teknis konkret, teknis Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : POR 213 : Penulisan Karya Tulis Ilmiah Materi: Jenis Karya Ilmiah Jenis Karya Ilmiah Jenis karya ilmiah berdasarkan sifatnya ada empat diantaranya: non-teknis konkret, teknis

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK.

KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK. KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK alisaukah@yahoo.com KETENTUAN BARU TENTANG PENULISAN ARTIKEL DI JURNAL BERTARAF INTERNASIONAL Permenpan No 17/2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen

Lebih terperinci

Kenapa Harus Menulis Jurnal?

Kenapa Harus Menulis Jurnal? Kenapa Harus Menulis Jurnal? Diseminasi hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat Berkontribusi pada perkembangan ilmu Meningkatkan prestise penulis Meningkatkan networking Personal satisfaction Award

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB MENULIS. KUNDARI, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi.

Bahasa Indonesia UMB MENULIS. KUNDARI, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi. Bahasa Indonesia UMB Modul ke: MENULIS Fakultas Ilmu Komunikasi KUNDARI, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MANDIRI

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MANDIRI PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MANDIRI Pendahuluan Kinerja satuan pendidikan tinggi dalam bidang penelitian merupakan parameter yang sangat penting dan menunjukkan kualitas institusi itu sendiri. Salah

Lebih terperinci

Oleh: HARRY SULASTIANTO

Oleh: HARRY SULASTIANTO Oleh: HARRY SULASTIANTO PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH Karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ipteks yang diperolehnya melalui studi kepustakaan, pengalaman, penelitian,

Lebih terperinci

Artikel Hasil Penelitian

Artikel Hasil Penelitian Artikel Hasil Penelitian JUDUL ARTIKEL PENELITIAN (tidak lebih dari 12 kata) Bisnu Suarnayuga (nama penulis utama, kedua, dst) Universitas/Instansi..., Jln...(alamat instansi penulis) e-mail: bisnu@gmail.com

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH 2016 INSENTIF PENULISAN BUKU JENIS BUKU DAN KRITERIA Jenis buku yang mendapat insentif meliputi buku ajar,

Lebih terperinci

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH TUGAS BAHASA INDONESIA 2 1. KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan

Lebih terperinci

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII DAFTAR ISI Halaman 1. KEGIATAN-KEGIATAN YANG DIAKUI DALAM PROGRAM PKB...1 1.1. Pendidikan dan Pelatihan

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no.1 MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000

Lebih terperinci

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010 PERATURAN KEPALA LIPI NOMOR 04/E/2009 TENTANG STANDAR JABATAN FUNGSIONAL PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010 1 STANDAR JABATAN FUNGSIONAL PENELITI MENJAMIN OBJEKTIVITAS, KEADILAN DAN

Lebih terperinci

TATA CARA DAN PROSEDUR MEREVIEW JURNAL ILMIAH (KISI-KISI PEDOMAN 2013)

TATA CARA DAN PROSEDUR MEREVIEW JURNAL ILMIAH (KISI-KISI PEDOMAN 2013) TATA CARA DAN PROSEDUR MEREVIEW JURNAL ILMIAH (KISI-KISI PEDOMAN 2013) Kuswanto Editor in Chief of Agrivita Journal of Agricultural Science (AJAS) Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya Makalah Disampaikan

Lebih terperinci

PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN BIBLIOGRAFI. Ali Saukah

PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN BIBLIOGRAFI. Ali Saukah PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN BIBLIOGRAFI Ali Saukah alisaukah@yahoo.com DEFINISI (1) Pengacuan adalah pengutipan secara langsung (persis seperti aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan

Lebih terperinci

Catatan Akhir adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan di bagian akhir sebuah artikel

Catatan Akhir adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan di bagian akhir sebuah artikel PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN BIBLIOGRAFI Ali Saukah alisaukah@yahoo.com DEFINISI (1) Pengacuan adalah pengutipan secara langsung (persis seperti aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan

Lebih terperinci

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis

Lebih terperinci

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH Oleh: Khaerudin Kurniawan Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC = accurate,

Lebih terperinci

KAIDAH UMUM PENULISAN DAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH

KAIDAH UMUM PENULISAN DAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH KAIDAH UMUM PENULISAN DAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH Subandriyo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Workshop Analisa Data Penelitian dan Pengkajian Pertanian Lembang 1 3

Lebih terperinci

Outline. Mengapa menulis? Tipe naskah jurnal Elemen kunci Memilih jurnal Reject! 11/23/2015

Outline. Mengapa menulis? Tipe naskah jurnal Elemen kunci Memilih jurnal Reject! 11/23/2015 Strategi Penulisan Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional Munawar A Riyadi, PhD munawar@undip.ac.id Workshop Penulisan Naskah Artikel Jurnal UNISSULA, 24 November 2015 Outline Mengapa menulis? Tipe naskah

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA 2 KARANGAN ILMIAH

BAHASA INDONESIA 2 KARANGAN ILMIAH BAHASA INDONESIA 2 KARANGAN ILMIAH Nama : Sri Setiawaty NPM : 18211261 Kelas : 3EA27 Dosen : Rini Sawitri Program Sarjana Ekonomi Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA Tahun 2011 KARANGAN ILMIAH 1. Definisi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat tahapan, yaitu : a. Perumusan Masalah Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu

Lebih terperinci

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI Mata Kuliah Akusisi Selasa, 23 Maret 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. 23 Maret 2010 MATA KULIAH AKUISISI, DY 2010 1 KOLEKSI

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENULISAN ARTIKEL (MANUSKRIP) UNTUK PUBLIKASI JURNAL ILMIAH BAGI MAHASISWA BK FIP UNNES

DASAR-DASAR PENULISAN ARTIKEL (MANUSKRIP) UNTUK PUBLIKASI JURNAL ILMIAH BAGI MAHASISWA BK FIP UNNES DASAR-DASAR PENULISAN ARTIKEL (MANUSKRIP) UNTUK PUBLIKASI JURNAL ILMIAH BAGI MAHASISWA BK FIP UNNES Mulawarman Jurusan Bimbingan & Konseling Universitas Negeri Semarang KEBIJAKAN UNNES UNTUK PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Penilaian Uji Kelayakan Proposal Tesis

Penilaian Uji Kelayakan Proposal Tesis UPT - 6 Penilaian Uji Kelayakan Proposal Tesis Dinilai oleh Komisi Penguji Tesis Berdasarkan Uji Kelayakan Proposal Tesis yang telah dilakukan oleh mahasiswa: N I M : No. Komponen Penilaian 1. Orisinalitas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai landasan teori dan kerangka berpikir. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 6.1. Menjelaskan

Lebih terperinci