POPULASI, SAMPEL, DAN PEMILIHAN SUBYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POPULASI, SAMPEL, DAN PEMILIHAN SUBYEK"

Transkripsi

1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret POPULASI, SAMPEL, DAN PEMILIHAN SUBYEK Never doubt that a small group of committed citizens can change the world. Indeed, it's the only thing that has - Margaret Meade PENDAHULUAN Temuan riset kesehatan masyarakat ditujukan untuk memperoleh kesimpulan umum yang valid tentang populasi manusia, bukan orang per orang atau kelompok kecil manusia. Persoalannya, tidak mungkin peneliti mengamati semua subyek dalam populasi yang sangat besar untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik maupun fenomena yang ada pada populasi itu. Peneliti hanya dapat mengamati sebagian dari populasi besar, yang dinamakan sampel. Jika peneliti memilih sampel dengan tepat, maka penaksiran tentang distribusi dan hubungan paparan-penyakit tidak jauh meleset. Tutorial ini dimulai dengan pengantar tentang alasan melakukan pencuplikan, dan menjelaskan konsep-konsep dasar populasi, sampel, dan pencuplikan. Kemudian Tutorial ini mendeskripsikan kategorisasi desain pencuplikan, mengupas jenis-jenis teknik pencuplikan, serta mengklarifikasi sejumlah prinsip dan konsep seputar pencuplikan yang sering dikacaukan. Sebelum membahas aspek-aspek di atas, satu hal perlu diketahui. Terma elemen, subyek, anggota, individu, unit, item, akan digunakan secara silih-berganti untuk merujuk kepada pengertian yang sama yaitu, bagian terkecil dari populasi yang secara sendirisendiri atau kelompok (klaster) merupakan materi untuk dicuplik membentuk sampel. Mari kita mulai saja perjalanan kita. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 1

2 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret MENGAPA MELAKUKAN PENCUPLIKAN? Dalam menganalisis hubungan paparan-penyakit, peneliti umumnya tidak menyelidiki seluruh populasi, melainkan sebuah sampel dari populasi, untuk menarik kesimpulan (inferensi) tentang populasi itu. Gambar 7.1. menyajikan pencuplikan sampel dan inferensi populasi. Populasi Inferensi Sampel Pencuplikan (sampling) Gambar 7.1. Pencuplikan sampel dan inferensi tentang populasi. Pencuplikan (sampling) memberikan sejumlah keuntungan (Gerstman, 1998; Kothari, 1990; Cochran, 1977): (1) Mengurangi biaya penelitian; (2) Meningkatkan kecepatan pengumpulan dan analisis data; (3) Meningkatkan akurasi pengumpulan data karena berkurangnya volume kerja; (4) Memperluas perolehan informasi tentang berbagai faktor. Pendeknya pencuplikan memberikan cara praktis, cepat, dan ekonomis untuk memperoleh informasi yang diinginkan peneliti. Tetapi sebelum mengupas cara mencuplik sampel, perlu dipahami dulu konsep-konsep dasar terkait pencuplikan. POPULASI DAN SAMPEL Populasi Populasi adalah keseluruhan elemen/subyek riset (misalnya manusia). Populasi dapat terbatas atau tak terbatas. Populasi terbatas jika elemen-elemen dapat dihitung. Contoh: semua pria di Indonesia; semua wanita umur tahun. Populasi tak terbatas jika elemen-elemen penelitian tak terhitung banyaknya. Contoh: jumlah eritrosit dalam tubuh manusia; jumlah orang yang positif HIV di Indonesia. Sesungguhnya tidak ada populasi Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 2

3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret yang tak terbatas. Persoalannya hanya ketidakmampuan menghitung elemen-elemen di dalam populasi, paling tidak dalam jangka waktu yang tersedia. Populasi sasaran Populasi eksternal Validitas internal Populasi sumber Validitas eksternal Inferensi statistik Sampel (populasi studi) Kelompok studi Kelompok studi Gambar 7.2. Populasi, sampel, dan validitas inferensi. Populasi Sasaran Populasi sasaran (populasi target, reference population) (Last, 2001; Hennekens dan Buring, 1987; Mercer, 1991; Kleinbaum et al., 1982) merupakan keseluruhan subyek, item, pengukuran, yang ingin ditarik kesimpulan oleh peneliti melalui inferensi. Tujuan utama riset adalah untuk memperoleh gambaran distribusi (epidemiologi deskriptif) atau penjelasan tentang fenomena hubungan paparan-penyakit (epidmiologi analitik) yang terjadi pada populasi sasaran. Sejauh mana temuan-temuan tentang distribusi atau hubungan paparan-penyakit seperti ditunjukkan oleh statistik sampel adalah sahih untuk digunakan menarik inferensi tentang parameter yang sama pada populasi sasaran disebut validitas internal. Contoh: Dalam suatu studi kohor pengaruh kontrasepsi oral (OC) terhadap infark otot jantung (MI), populasi sasarannya adalah semua wanita Indonesia keturunan Cina Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 3

4 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret berusia tahun yang tinggal di perkotaan (urban). Perhatikan Gambar 7.2. tentang populasi dalam riset epidemiologi. Populasi Sumber Populasi sumber (source population, actual population) (Mercer, 1991; Kleinbaum et al., 1982) merupakan himpunan subyek dari populasi sasaran yang digunakan sebagai sumber pencuplikan subyek penelitian. Contoh: Populasi sasaran studi OC dan MI adalah wanita Indonesia keturunan Cina berusia tahun yang tinggal di perkotaan. Maka peneliti dapat menentukan populasi sumber berupa populasi yang memenuhi kriteria tersebut, tinggal di sejumlah kota yang terpilih (dus tidak semua kota di Indonesia), dan mengunjungi klinik keluarga berencana (KB). Prinsipnya, populasi sumber memiliki karakteristik yang sama dengan populasi sasaran. Jikalau terdapat karakteristik yang berbeda (misalnya, mengunjungi atau tidak mengunjungi klinik KB) maka harus diyakinkan perbedaan itu tidak berhubungan dengan pemakaian OC maupun kejadian MI. Jika kunjungan ke klinik KB berhubungan dengan pemakaian OC, dan peneliti memutuskan untuk menggunakan pengunjung klinik KB saja (dan tidak menggunakan bukan pengunjung klinik KB) sebagai populasi sumber, maka inferensi hasil studi hanya valid untuk subset populasi sasaran tersebut, yakni populasi wanita Indonesia keturunan Cina berusia tahun yang tinggal di perkotaan dan pengunjung klinik KB. Dari populasi sumber dapat dibuat kerangka pencuplikan (sampling frame), yaitu daftar semua subyek dalam populasi sumber yang digunakan sebagai basis pemilihan subyek ke dalam sampel. Sampel Sampel (study population) (Last, 2001; Hennekens dan Buring, 1987; Kleinbaum et al., 1982) merupakan sebuah subset yang dicuplik dari populasi, yang akan diamati atau diukur peneliti. Perhatikan Tabel 7.1, pencuplikan sampel dapat dilakukan secara random atau non-random, dengan restriksi atau tanpa restriksi pemilihan subyek. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 4

5 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Dalam studi epidemiologi dikenal kriteria restriksi pemilihan subyek yang disebut eligibility criteria pernyataan eksplisit tentang syarat-syarat subyek untuk dapat dimasukkan ke dalam sampel. Kriteria eligibilitas terdiri dari kriteria inklusi (kriteria dimasukkan) dan kriteria eksklusi (kriteria dikeluarkan). Beberapa di antara anggota sampel yang memenuhi syarat mungkin tidak bersedia untuk berpartisipasi, menarik diri dari partisipasi, atau hilang selama follow up pengamatan. Proporsi subyek dalam sampel yang bersedia ikut serta dalam penelitian disebut tingkat partisipasi (response rate, participation rate). Non-partisipan dapat mengancam validitas, disebut non-response bias (withdrawal bias, loss to follow up bias) (Gerstman, 1998). Tingkat partisipasi dikatakan dapat diterima (acceptable) jika lebih besar dari 85%, terlalu rendah jika kurang dari 50% (Agudo dan Gonzalez, 1999). Contoh, hingga 40 tahun follow-up, studi kohor Doll, Hill, dan Peto di Inggris tentang hubungan merokok dan kematian karena kanker paru dengan sangat mengesankan mampu mempertahankan 94% dari keseluruhan 40,000 subyek penelitian yang direkrut sejak 1951 (Doll dan Peto, 1976; Doll et al., 1994). Populasi Eksternal Populasi eksternal (external population) adalah populasi yang lebih luas atau di luar populasi sasaran tetapi peneliti masih berminat membuat generalisasi (ekstrapolasi) temuan riset (Gerstman, 1998; Kleinbaum et al, 1982). Tujuan utama riset epidemiologi adalah memperoleh gambaran distribusi penyakit, atau penjelasan tentang hubungan paparan-penyakit pada populasi sasaran. Kadang-kadang peneliti masih ingin mengekstrapolasikan hasil risetnya di luar populasi sasaran disebut populasi eksternal. Sejauh mana temuan-temuan tentang karakteristik (epidemiologi deskriptif) atau hubungan paparan-penyakit (epidemiologi analitik) seperti ditunjukkan oleh statistik sampel adalah sahih untuk digunakan menarik inferensi tentang parameter yang sama pada populasi eksternal disebut validitas eksternal (generalisasi). Contoh: Andaikata sebuah studi menemukan bahwa pemakaian OC meningkatkan risiko terkena MI pada wanita Indonesia perkotaan keturunan Cina berusia tahun, ada kemungkinan peneliti ingin memperluas kesimpulan itu bagi populasi wanita Indonesia Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 5

6 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret pribumi perkotaan berusia tahun maka populasi ini merupakan populasi eksternal. Satu hal perlu diingat, generalisasi temuan penelitian kepada populasi eksternal dilakukan berdasarkan keputusan (judgment) peneliti. Tidak ada satu perangkat statistikpun dapat digunakan untuk menentukan validitas eksternal (Last 2001; Rothman, 1986). Kohor Mula-mula arti kohor (cohort) adalah sekelompok orang yang lahir dalam tahun yang sama (cohort at birth) (Streiner et al., 1989). Kini terma kohor digunakan lebih luas, merujuk kepada kelompok subyek penelitian yang di identifikasi pada suatu titik waktu memiliki sejumlah atribut (baca: ciri-ciri!) yang sama, lantas diamati sepanjang suatu periode waktu untuk dideteksi timbulnya kasus baru penyakit. Dua jenis kohor (Rothman, 2002, Kleinbaum et al., 1986): (1) Kohor tertutup; dan (2) Kohor terbuka. Kohor tertutup (closed cohort, fixed cohort) merupakan kohor dimana tidak ada lagi subyek baru dapat dimasukkan ke dalam sampel setelah dimulainya pengamatan. Sebaliknya selama follow-up pengamatan bisa saja jumlah subyek berkurang akibat tidak lagi bersedia berpartisipasi dalam penelitian, pindah dari area penelitian, meninggal, atau bentuk-bentuk lain kegagalan kelangsungan partisipasi. Karena diikuti sepanjang waktu, umumnya rata-rata umur sebuah kohor akan meningkat sesuai dengan meningkatnya durasi follow-up. Kohor terbuka (open cohort, dynamic cohort, dynamic population) merupakan kohor dimana anggotanya dapat saja berubah sepanjang waktu, karena sejumlah anggota populasi datang dan pergi sepanjang periode penelitian. Sebagai contoh, fluoridasi air minum sudah sejak setengah abad silam dianjurkan di Inggris dan AS untuk mencegah karies gigi. Di samping bermanfaat bagi gigi, intake fluorida juga meningkatkan mineralisasi tulang, dalam jangka panjang berpengaruh protektif bagi kerangka tubuh. Tetapi temuan kontroversial akhir-akhir ini menunjukkan kemungkinan pengaruh negatif jangka panjang fluoridasi yang mengakibatkan fluorosis, selanjutnya meningkatkan risiko osteoporosis dan fraktura tulang panggul (hip fracture) (Rosen, 2000). Jika populasi adalah penduduk bertempat tinggal di sejumlah kabupaten selama periode waktu katakanlah dari tahun 2003 hingga 2013, maka populasi tersebut Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 6

7 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret dikatakan dinamik, karena ada penduduk baru dan ada yang pindah. Ukuran dan distribusi umur populasi dinamik bisa saja tetap sepanjang waktu pengamatan, maka populasi dinamik itu dikatakan stabil. Dalam studi Rosen (2000) tentang hubungan fluoridasi dengan osteoporosis di atas perlu memperhitungkan umur, sebab kejadian ostoporosis dan patah tulang panggul tergantung umur, sedang umur berhubungan dengan tingkat (akumulasi) fluoridasi, sehingga umur merupakan faktor perancu (confounding factor) yang harus dikontrol pengaruhnya. DESAIN PENCUPLIKAN Desain pencuplikan (sampling design) merupakan rancangan yang dibuat peneliti untuk memperoleh sampel dari seluruh anggota populasi. Desain pencuplikan merupakan bagian penting dari desain penelitian (research design), karena itu keduanya harus konsisten. Mengapa repot-repot merancang pencuplikan? Ada dua alasan untuk repot. Pertama, memilih subyek penelitian secara gegabah akan mengakibatkan kesalahan sistematis yang disebut bias seleksi (selection bias). Contoh: kelompok-kelompok studi yang akan diperbandingkan dalam studi analitik - baik studi potong-lintang, kasus-kontrol, kohor, maupun eksperimen intinya harus sebanding dalam hal distribusi faktor-faktor di luar paparan, agar penilaian hubungan antara paparan dan penyakit tersebut valid. Kedua, ukuran sampel mempengaruhi presisi penelitian; ukuran sampel yang tidak cukup besar akan memperbesar kesalahan random (random error). Tabel 7.1. menyajikan kategori desain pencuplikan berdasarkan dua kriteria randomness dan restriksi pemilihan subyek. Berdasarkan kriteria random, cara pencuplikan dapat dibagi dua - pencuplikan random (pencuplikan probabilitas) dan pencuplikan non-random (pencuplikan non-probabilitas). Berdasarkan kriteria restriksi pemilihan subyek, cara pencuplikan dibagi dua pencuplikan tanpa kriteria retriksi, dan pencuplikan dengan kriteria restriksi. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 7

8 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Tabel 7.1. Kategori desain pencuplikan Kriteria random (randomness criteria) Tanpa restriksi Kriteria restriksi pemilihan subyek Dengan restriksi Pencuplikan random (probabilitas) Pencuplikan nonrandom (non-probabilitas) Pencuplikan random sederhana (simple random sampling) Pencuplikan seenaknya (covenience sampling, haphazard sampling, grab sampling, accidental sampling) Pencuplikan random kompleks (complex random sampling) misalnya pencuplikan sistematis, pencuplikan klaster, pencuplikan area, pencuplikan random berstrata, pencuplikan bertingkat Pencuplikan purposif (purposive sampling) misalnya, fixedexposure sampling, fixeddisease sampling, restriksi, matching, pencuplikan kuota (quota sampling), expert sampling, pencuplikan bola salju (snowball sampling). PENCUPLIKAN RANDOM Penggunaan prosedur pencuplikan random mengandung implikasi, setiap elemen dari populasi diketahui peluangnya untuk terpilih ke dalam sampel. Peluang tersebut tidak ditentukan dengan sengaja oleh peneliti, melainkan suatu peluang buta ( blind chance ) seperti mengambil gulungan kertas lotere. Dengan cara demikian peneliti dapat mengetahui probabilitas hasil pencuplikan dan besarnya kesalahan estimasi disebut sampling error atau sampling variation (Vogt, 1993). Karakteristik itu merupakan keunggulan relatif pencuplikan random dibandingkan desain pencuplikan purposif. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 8

9 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Dalam pencuplikan random berlaku Hukum Regularitas Statistik (The Law of Statistical Regularity). Artinya, jika secara rata-rata sampel terpilih merupakan sampel random, maka sampel itu akan memiliki komposisi dan karakteristik populasi (Kothari, 1990). Jadi prosedur pencuplikan random menghasilkan sampel yang represen-tatif terhadap populasi. Berdasarkan kriteria restriksi, pencuplikan random dapat dibagi dua kategori: (1) Pencuplikan random sederhana; dan (2) Pencuplikan random kompleks. PENCUPLIKAN RANDOM SEDERHANA Pencuplikan random sederhana (simple random sampling) dari suatu populasi terbatas (finite population) merupakan metode pemilihan sampel dimana masing-masing item (elemen) dari keseluruhan populasi memiliki peluang yang sama dan independen (baca: tidak bergantung!) untuk terpilih ke dalam sampel. R Populasi Prosedur pencuplikan random Sampel Gambar 7.3. Pencuplikan random Pencuplikan random banyak digunakan dalam studi deskriptif untuk memberikan sampel yang representatif terhadap populasi. Pencuplik-an itu biasanya dilakukan tanpa pengembalian (without replacement). Artinya, sekali sebuah item terpilih ke dalam sampel, maka item tersebut tidak dapat lagi muncul dalam proses pencuplikan item berikutnya. Sebaliknya, dalam pencuplikan dengan pengembalian (with replacement) elemen yang telah terpilih ke dalam sampel dikembalikan ke dalam populasi sebelum proses pencuplikan elemen berikutnya. Jadi elemen yang sama dapat muncul dua kali dalam satu sampel sebelum elemen berikutnya terpilih. Pencuplikan dengan pengembalian jarang dilakukan. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 9

10 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Satu cara untuk menjalankan prosedur random adalah memberikan nomer kepada setiap individu, mulai dari 0, 1, 2, 3, dan seterusnya. Lalu nomer-nomer itu dipilih secara random dengan menggunakan tabel angka random atau program komputer sampai ukuran sampel diinginkan tercapai. Gambar 7.3. menyajikan pencuplikan random. PENCUPLIKAN RANDOM KOMPLEKS Pencuplikan random kompleks (complex/mixed random sampling) merupakan pencuplikan random dengan restriksi, biasanya memadukan prosedur pencuplikan random dengan pencuplikan non-random. Beberapa desain pencuplikan random kompleks yang populer sebagai berikut: (1) pencuplikan sistematis; (2) pencuplikan, klaster; (3) pencuplikan area; (4) pencuplikan berstrata (stratified sampling); (5) pencuplikan bertingkat (multi-stage sampling). Studi deskriptif menggunakan pencuplikan random kompleks untuk mendapatkan sampel representatif dengan lebih efisien ketimbang pencuplikan random sederhana. Sedang studi analitik umumnya memadukan pencuplikan random dengan pencuplikan purposif (misalnya, fixed-exposure sampling, fixed-disease sampling). Motif di balik pencuplikan random kompleks dalam studi analitik adalah untuk memperoleh kelompokkelompok penelitian yang memang comparable untuk diperbandingkan, dengan demikian meminimalkan bias pemilihan subyek penelitian (selection bias). 1. Pencuplikan sistematis Dalam beberapa situasi, cara paling praktis adalah memilih setiap nama ke 10 dalam daftar kerangka pencuplikan, atau setiap kasus baru bernomer genap, dan sebagainya. Pencuplikan jenis ini dikenal sebagai pencuplikan sistematis (systematic sampling). Unsur prosedur random dapat diterapkan ke dalam jenis pencuplikan ini untuk memilih elemen pertama sampel. Setelah itu elemen-elemen berikut dipilih setiap interval 5, atau 10, atau 20, dan sebagainya, hingga jumlah elemen sampel yang diinginkan tercapai. Prosedur ini sangat praktis ketika kerangka pencuplikan sudah tersedia dalam bentuk daftar. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 10

11 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret 2. Pencuplikan klaster Pencuplikan klaster (cluster sampling) adalah metode pencuplikan dimana unit pencuplikan merupakan kelompok (baca: klaster) subyek (misalnya dukuh, atau anggota keluarga), bukannya individu. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh individu dalam klaster terpilih. Dengan kata lain, variabel tetap diukur pada level individu (Last, 2001; Streiner et al., 1989). Pencuplikan klaster cocok digunakan jika populasi menempati area luas (Kothari, 1990). Klaster Populasi Prosedur pencuplikan Sampel Gambar 7.4. Pencuplikan klaster Keuntungannya, pencuplikan klaster menghemat biaya karena cukup mengamati klasterklaster terpilih dan mengabaikan klaster-klaster tak terpilih. Kerugiannya, metode ini kurang teliti dibandingkan pencuplikan random. Pertama, peneliti tidak mengetahui persis jumlah elemen, dus tidak mengetahui probabilitas masing-masing elemen yang terpilih ke dalam sampel (Kothari, 1990). Kedua, analisis data akan mengalami bias ketika terdapat korelasi intra-kelas dalam klaster disebut herd effect (Gay, 2002). Jika ini terjadi, maka meneliti semua orang dalam klaster ibarat hanya meneliti satu orang. Gambar 7.4. menyajikan pencuplikan klaster. Contoh, Salmaso et al. (1999) menggunakan teknik pencuplikan klaster untuk menaksir cakupan imunisasi oral poliovirus (OPV), difteri-tetanus (DT), dan hepatitis virus B (HBV) pada bayi di Italia. Hasil survai diharapkan memberikan cross-check terhadap catatan imunisasi pemerintah yang mungkin belum meliput vaksinasi swasta. Pertamatama peneliti menentukan 18 dari seluruh 20 wilayah di Italia, lalu dengan sistematis memilih 30 klaster dari masing-masing wilayah. Tujuh anak dicuplik dari masing-masing klaster dengan pencuplikan random sederhana, menggunakan tabel angka random. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 11

12 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Register kelahiran setempat dimanfaatkan sebagai kerangka pencuplikan. Hasil akhir pencuplikan diperoleh sampel 4310 anak usia bulan. Karena peneliti memadukan pencuplikan klaster dengan pencuplikan random sederhana, maka prosedur itu disebut pencuplikan klaster random (random cluster sampling). 3. Pencuplikan area Pencuplikan area (area sampling) merupakan metode pencuplikan yang dapat digunakan ketika anggota populasi tersebar dalam area luas. Dalam metode ini, seluruh area yang akan dicuplik dibagi dulu dalam sub-area, lalu sub-area diberi nomer dan dicuplik dengan menggunakan tabel angka random. Selanjutnya anggota-anggota dalam area yang dicuplik diberi nomer untuk menjalani pencuplikan tahap kedua. Pencuplikan area sebenarnya analog dengan pencuplikan klaster yang ditentukan berdasarkan pembagian geografis. 4. Pencuplikan Berstrata Pencuplikan berstrata (stratified sampling) merupakan teknik pencuplikan subyek di mana populasi sasaran pertama-tama dibagi dalam strata (subpopulasi) yang berbeda menurut karakteristik penting tertentu untuk penelitian bersangkutan, misalnya umur, status sosioekonomi, lalu dilakukan pencuplikan dari masing-masing stratum. Pencuplikan pada masing-masing stratum populasi biasanya dilakukan secara random, sehingga prosedur pencuplikan keseluruhan disebut pencuplikan random berstrata (stratified random sampling). Gambar 7.5. menyajikan pencuplikan random berstrata. Strata 1 Strata 2 Strata k Populasi (dibagi dalam strata) R R R Prosedur pencuplikan random Sampel Gambar 7.5. Pencuplikan random berstrata Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 12

13 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Tujuan pencuplikan berstrata adalah untuk memperoleh kasus (studi kasus kontrol) atau subyek terpapar (studi kohor) dalam jumlah yang cukup pada masing-masing strata, sehingga kelak dapat dianalisis secara statistik. Variabel yang dilakukan stratifikasi adalah variabel yang berhubungan dengan penyakit atau paparan, misalnya umur, etnik, dan ras. Contoh: Peneliti berminat meneliti penyakit jantung koroner (PJK) di semua usia. Insidensi PJK pada usia muda lebih rendah daripada usia dewasa. Agar memperoleh jumlah kasus PJK yang cukup dari kelompok usia muda, maka peneliti perlu membagi populasi sasaran dalam strata umur. Kalau saja tidak dilakukan stratifikasi tetapi langsung melakukan pencuplikan random, maka - karena peran peluang - peneliti akan memperoleh jumlah PJK usia muda terlalu sedikit untuk bisa dianalisis secara statistik. 5. Multi-stage sampling Multi-stage sampling (pencuplikan bertingkat) merupakan teknik pencuplikan dimana peneliti mencuplik sampel melalui proses bertingkat-tingkat (strata hirarkis). Tahap pertama, peneliti membagi populasi ke dalam strata, dan mencuplik sampel dari strata di tingkat pertama tersebut. Tahap kedua, peneliti mencuplik dari sampel tingkat pertama untuk mendapatkan sampel tingkat kedua. Demikian seterusnya hingga terpilih unit-unit pencuplikan dari strata hirarkis terakhir. Tergantung jumlah tingkat, desain pencuplikan dapat bertingkat dua (two-stage sampling), bertingkat tiga (three-stage sampling), dan seterusnya. Umumnya peneliti mencuplik unit-unit pencuplikan secara random di tiap-tiap tingkat disebut multi-stage random sampling. Bila unit-unit pencuplikan itu merupakan klaster maka desain itu menjadi multi-stage random cluster sampling. Bila klaster ditentukan berdasarkan wilayah geografis, maka desain itu menjadi multi-stage random area sampling. Pencuplikan bertingkat pada umumnya memang dipilih tatkala populasi sasaran menempati suatu area geografis yang sangat luas, misalnya sebuah negara. Tiga keuntungan pencuplikan bertingkat. Pertama, lebih mudah dilakukan daripada teknik satu tingkat umumnya, sebab kerangka pencuplikan bertingkat dibuat dalam unitunit terpisah. Kedua, untuk anggaran yang sama, pencuplikan bertingkat menghasilkan jumlah sampel lebih besar daripada teknik pencuplikan sederhana (Kothari, 1990). Ketiga, dapat memberikan data hirarkis yang selanjutnya dianalisis dengan analisis multilevel Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 13

14 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret (multilevel analysis) menggunakan model multilevel (multilevel modelling). Model multilevel menggunakan variabel-variabel di tingkat lebih tinggi (misalnya, kecamatan) untuk diperhitungkan dalam analisis hubungan variabel-variabel di tingkat individu. Sebagai contoh, Merlo et al. (2001) meneliti di Swedia tentang pengaruh lingkungan sosial (diukur dalam persentase penduduk dengan tingkat pendidikan rendah) terhadap tekanan darah diastolik individu, dengan mengontrol pengaruh umur dan tingkat pendidikan individu. PENCUPLIKAN NON-RANDOM Prosedur pencuplikan non-random (non-random sampling, non-probability sampling) memilih subyek-subyek populasi ke dalam sampel tidak secara random, dengan kata lain tidak menggunakan Hukum Regularitas Statistik. Apakah itu berarti sampel non-random tidak representatif terhadap populasi? Jawabnya: Not necessarily. Sampel non-random belum tentu tidak representatif. Tetapi yang jelas peneliti tidak mengetahui apakah sampel yang diperoleh dengan cara itu memang representatif atau tidak. Mengapa? Karena pencuplikan non-random tidak tergantung pada Hukum Regularitas Statistik, sehingga tidak dapat diketahui sejauh mana sampel jika dicuplik berulang-ulang dari populasi bervariasi terhadap karakteristik populasi sesungguhnya. Sebaliknya dalam sampel random peneliti dapat mengetahui odds atau probabilitas tentang sejauh mana sampel yang diperoleh merepresentasikan populasi. Dengan kata lain peneliti dapat menghitung besarnya kesalahan estimasi karena variasi pencuplikan disebut sampling error (sampling variation). Pencuplikan non-random dapat dibagi dalam dua kategori: (1) Pencuplikan seenaknya (convenience sampling); dan (2) Pencuplikan purposif (purposive sampling). PENCUPLIKAN SEENAKNYA Pencuplikan seenaknya (convenience sampling, haphazard sampling, grab sampling, accidental sampling) merupakan metode pencuplikan non-random yang dilakukan dengan bebas tanpa restriksi atau rencana khusus dari pihak peneliti (Last, 2001; Kothari, 1990, Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 14

15 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Streiner et al., 1989). Pencuplikan liberal ini mudah dilakukan, semudah mencuplik sampel dari orang yang ditemui di jalan ( man-in-the-street ) atau pengunjung sebuah stan bazar (Last, 2001). Karena tidak ada diskresi obyektif dari pihak peneliti dalam mendesain sampel, maka teknik pencuplikan seenaknya cenderung mengintroduksi bias pencuplikan (sampling bias), dengan demikian validitas penarikan kesimpulan hasil kepada populasi sasaran lemah. Selain itu, sampel melalui pencuplikan seenaknya tidak representatif terhadap populasi. PENCUPLIKAN PURPOSIF Umumnya studi epidemiologi analitik menggunakan lebih dari satu metode pencuplikan untuk mendapatkan kelompok-kelompok penelitian (misalnya, kelompok-kelompok terpapar dan tak terpapar dalam studi kohor, kelompok berpenyakit dan tak berpenyakit dalam studi kasus-kontrol). Prosedur pencuplikan random biasanya dipadukan dengan berbagai metode pencuplikan purposif. Apakah pencuplikan purposif? Pencuplikan purposif (purposive sampling, deliberate sampling) (Kothari, 1990) merupakan metode pencuplikan non-random dimana peneliti melakukan pendekatan terhadap masalah pencuplikan dengan rencana spesifik tertentu dalam benaknya sesuai dengan masalah dan hipotesis penelitian. Peneliti memiliki diskresi untuk memilih elemen dengan sengaja, tetapi pemilihan itu tidak dilakukan sembarangan melainkan dengan rencana tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Karena unsur subyektif peneliti sangat kental dalam prosedur pencuplikan ini, dan probabilitas masing-masing elemen dalam populasi untuk terpilih ke dalam sampel tidak diketahui, maka prosedur ini tidak tepat untuk dipilih jika tujuan penelitian adalah mendeskripsikan karakteristik populasi dalam studi deskriptif. Jika dilakukan dengan hatihati, prosedur ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan kelompok-kelompok studi yang memiliki karakteristik comparable untuk diperbandingkan dalam studi analitik. Pencuplikan purposif sangat populer di kalangan peneliti sejati maupun peneliti yang karena ketidaktahuannya (ignorance) tentang prinsip dan metode pencuplikan lalu mencari mudahnya asal sebut (disingkat asbut, saudaranya asbun ) pencuplikan purposif untuk penelitiannya, tanpa pemahaman memadai tentang makna dan implikasi purposif. Jika seorang peneliti memilih metode pencuplikan purposif, maka ia harus bisa Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 15

16 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret menjelaskan maksud purposif dan tujuan yang diharapkan dari memilih metode itu untuk penelitiannya. Pencuplikan purposif mencakup sejumlah teknik pemilihan subyek sebagai berikut (Gerstman, 1998, Kothari, 1990; Rothman, 1986; Kleinbaum et al., 1982): (1) Fixedexposure sampling; (2) Fixed-disease sampling; (3) Restriksi; (4) Pencocokan (matching); (5) Pencuplikan kuota; (6) Expert sampling; (7) Pencuplikan bola salju (snowball sampling). 1. Fixed-exposure sampling Fixed-exposure sampling merupakan prosedur pencuplikan berdasarkan status paparan subyek, sedang status penyakit subyek bervariasi mengikuti status paparan subyek yang sudah fixed tersebut (Gerstman, 1998). Ketika paparan di alam langka, maka prosedur pencuplikan berdasarkan status paparan anggota-anggota populasi akan memastikan jumlah subyek penelitian yang cukup dalam kelompok-kelompok terpapar dan tak terpapar. Fixed-exposure sampling paling umum dilakukan pada studi kohor. 2. Fixed-disease sampling Fixed-disease sampling merupakan prosedur pencuplikan berdasarkan status penyakit subyek, sedang status paparan subyek bervariasi mengikuti status penyakit subyek yang sudah fixed tersebut (Gerstman, 1998). Ketika penyakit di alam langka, maka prosedur fixed-disease sampling akan memastikan jumlah subyek penelitian yang cukup dalam kelompok-kelompok berpenyakit dan tak berpenyakit. Fixed-disease sampling paling umum dilakukan pada studi kasus-kontrol. 3. Restriksi Restriksi (restriction) merupakan proses mempersempit eligibilitas subyek potensial ke dalam sampel penelitian dengan menggunakan kriteria restriksi (kriteria eligibilitas, admissibility criteria). Dua jenis kriteria restriksi: (1) Kriteria inklusi menentukan subyek- Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 16

17 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret subyek yang boleh dimasukkan ke dalam sampel penelitian; dan (2) Kriteria eksklusi menentukan subyek-subyek yang harus digusur ke luar sampel. Sampel dapat diperoleh dengan atau tanpa kriteria restriksi. Sampel yang diperoleh dengan restriksi disebut sampel dengan pembatasan (restricted sample). Karena ada peneliti mengintervensi pemilihan sampel, maka pencuplikan dengan restriksi dikategorikan pencuplikan purposif. Sedang sampel yang diperoleh tanpa restriksi disebut sampel tanpa pembatasan (unrestricted sample). Lihat Tabel 7.1.tentang desain dasar pencuplikan. Mengapa melakukan restriksi? Ada sejumlah alasan. Pertama, mengendalikan faktor perancu (confounding factor) potensial yang dipandang dapat merancukan penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit (Rothman, 2002; Kleinbaum et al., 1982). Kedua, memastikan akurasi pengukuran variabel-variabel dalam penelitian epidemiologi. Contoh, dalam studi kohor, waktu yang tepat tentang kapan subyek dikatakan mulai terpapar dan kapan pengamatan pengaruh paparan terhadap penyakit harus dihentikan sangat menentukan akurasi pengukuran paparan. Dalam hal ini peneliti harus melakukan restriksi tentang kapan memulai pengamatan dan berapa lama agar pengamatan mampu meliput masa inkubasi atau masa laten penyakit yang bersangkutan (Rothman, 1986). Ketiga, memudahkan pemilihan subyek, misalnya pembatasan berdasarkan area tempat tinggal (area sampling) (Kleinbaum et al., 1982). Kerugian restriksi: (1) Kesimpulan hanya berlaku untuk populasi yang telah mengalami pembatasan tersebut, dus makin banyak restriksi makin meningkat validitas internal, tetapi makin berkurang kemampuan generalisasi hasil penelitian; (2) Mengurangi jumlah elemen dalam sampel, dus mengurangi efisiensi penelitian. 4. Pencocokan Pencocokan (matching) adalah teknik memilih kelompok pembanding agar sebanding dengan kelompok indeks dalam hal faktor-faktor perancu (Rothman 2002; Rothman, 1986; Kleinbaum et al., 1982). Yang dimaksudkan dengan subyek/ kelompok indeks adalah subyek/ kelompok yang dibandingkan dengan kelompok pembanding. Pada studi kasus kontrol, subyek indeks adalah kasus, sedang pada studi kohor, subyek indeks adalah subyek terpapar. Yang dimaksudkan dengan subyek pembanding adalah kontrol pada studi kasus kontrol, dan subyek tak terpapar pada studi kohor. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 17

18 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Pencocokan digunakan pada studi observasional dan eksperimen kuasi. Pada studi kohor dan eksperimen kuasi, tujuan pencocokan untuk mengontrol pengaruh faktor perancu dalam menilai pengaruh paparan terhadap penyakit, atau pengaruh perlakuan terhadap hasil. Pada studi kasus kontrol, tujuan pencocokan untuk meningkatkan efisiensi penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit (Rothman, 2002; Mercer, 1991; Rothman, 1986). Contoh: dalam studi kohor tentang infark otot jantung (MI) dan aktivitas fisik, peneliti mengendalikan pengaruh perancu obesitas, dengan cara memilihkan (baca: mencocokkan) seorang inaktif secara fisik yang non-obes (subyek pembanding) untuk seorang aktif secara fisik yang juga non-obes (subyek indeks). Pengaruh obesitas terhadap hubungan aktivitas fisik dan MI dikendalikan, karena kedua subyek yang dibandingkan sudah dibuat setara dalam tingkat faktor obesitas. Pencocokan disebut juga restriksi parsial, sebab pembatasan diterapkan hanya kepada subyek pembanding, tidak kepada subyek indeks (Kleinbaum et al., 1982). 5. Pencuplikan kuota Pencuplikan kuota (quota sampling) merupakan teknik pencuplikan non-random dimana peneliti membagi populasi ke dalam kategori (strata), lalu memberikan jatah jumlah subyek untuk masing-masing stratum tersebut (Vogt, 1993, Kothari, 1990). Subyek dalam masing-masing kategori tidak dipilih secara random, melainkan berdasarkan kemudahan, dan mungkin sedikit restriksi. Jenis pencuplikan ini jelas mudah dilakukan dan relatif murah. Meskipun mirip dengan pencuplikan random berstrata, tetapi sampel yang dicuplik dengan pencuplikan kuota tidak memiliki karakteristik sampel random, sehingga tidak reliabel untuk digunakan penarikan kesimpulan. Pencuplikan kuota terdiri dari dua jenis proporsional dan non-proporsional. Pada pencuplikan kuota proporsional, peneliti mencuplik subyek untuk masing-masing kategori karakteristik sampel dalam jumlah proporsional sesuai komposisi karakteristik tersebut pada populasi. Sebagai contoh, jika populasi memiliki komposisi 60% perempuan dan 40% laki-laki, dan peneliti menginginkan ukuran sampel total 100, maka peneliti dapat melakukan pencuplikan hingga persentase tersebut terpenuhi. Jika kuota 60 perempuan dalam sampel telah terpenuhi, tetapi belum didapatkan 40 laki-laki, maka pencuplikan Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 18

19 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret diteruskan untuk memenuhi kuota laki-laki. Jika dalam proses itu peneliti memperoleh lagi subyek perempuan, maka tentu ia tidak perlu memasukkannya ke dalam sampel sebab jatah untuk perempuan sudah terpenuhi. Pencuplikan kuota non-proporsional lebih restriktif. Dalam metode ini, peneliti menentukan jumlah minimum unit pencuplikan sesuai yang diinginkan peneliti dalam masing-masing kategori. Dalam hal ini tujuan pencuplikan bukan untuk memperoleh jumlah yang sesuai dengan proporsi dalam populasi, melainkan untuk mendapatkan jumlah subyek yang memadai untuk mewakili kategori karakteristik tertentu di dalam sampel. Metode ini dapat dipandang merupakan analog non-random dari pencuplikan berstrata, dimana bagi peneliti yang penting memiliki sekelompok kecil subyek yang cukup terwakili di dalam sampel. 6. Expert sampling Expert sampling (judgment sampling) merupakan teknik pencuplikan dimana peneliti mewawancarai sekelompok individu yang diketahui merupakan pakar di bidang yang sedang diteliti. Kepakaran tersebut tidak harus berarti pernah mengenyam pendidikan formal, melainkan merujuk kepada suatu pengetahuan khusus. Individu yang dianggap pakar dapat diambil dari kalangan akademik, dengan syarat tentu saja harus mumpuni (baca: menguasai) di bidang atau topik yang sedang diteliti. Penggunaan expert sampling dalam studi epidemiologi, misalnya untuk memperoleh sampel pakar yang akan diminta untuk memberikan judgment (penilaian) tentang validitas instrumen penelitian. Critical case sampling merupakan sebuah varian dari expert sampling, dimana sampel merupakan sekelompok individu yang dianggap memiliki pengalaman istimewa tentang suatu bidang atau topik penelitian, misalnya pengalaman aktris Elizabeth Taylor sebagai penyantun setia penderita HIV/AIDS, pengalaman mendiang Ibu Teresa (pemenang hadiah Nobel) dalam memberikan pelayanan kepada populasi sangat miskin di Calcutta, India. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 19

20 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret 7. Pencuplikan bola salju Pencuplikan bola salju (snowball sampling, chain referral sampling, network sampling) dimulai dengan mengidentifikasi seorang atau dua orang subyek yang memenuhi kriteria inklusi untuk suatu penelitian. Subyek tersebut kemudian diminta memberikan keterangan tentang subyek-subyek lainnya yang menurut subyek pertama tadi memenuhi kriteria inklusi. Meskipun sulit untuk dapat memberikan sampel representatif, metode ini bermanfaat untuk mencuplik populasi yang sulit dijangkau. Contoh, jika peneliti ingin meneliti dampak kemiskinan terhadap status kesehatan dengan cara mencuplik sampel para tuna wisma (baca: homeless, gelandangan!), maka peneliti akan sulit memperoleh kerangka pencuplikan (sampling frame) yang memuat daftar para tuna wisma yang tinggal di suatu area. Tetapi jika strategi yang diambil adalah pergi ke area itu dan mengidentifikasi seorang atau dua orang tuna wisma, maka peneliti akan menemukan bahwa tuna wisma tersebut mengetahui persis tempat tinggal dan cara menemukan rekan-rekan lainnya di seputar area itu. FAKTOR YANG MENENTUKAN DESAIN PENCUPLIKAN Ciri-ciri desain pencuplikan yang baik: 1. Menghasilkan sampel yang representatif dalam studi deskriptif, atau sampel-sampel yang dapat diperbandingkan dengan valid dalam studi analitik. 2. Mampu meminimalkan kesalahan pencuplikan (sampling error). 3. Mampu mengontrol bias sistematis dalam studi analitik. 4. Menghasilkan sampel yang hasil-hasil pengamatan pada sampel dapat diterapkan kepada populasi sasaran dengan tingkat keyakinan yang cukup baik. Sejumlah faktor menentukan desain pencuplikan yang baik: (1) Desain penelitian; (2) Parameter yang diinginkan; (3) Unit pencuplikan; (4) Kerangka pencuplikan; (5) Ukuran sampel; (6) Anggaran penelitian. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 20

21 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret 1. Desain penelitian Dalam riset epidemiologi, keputusan tentang cara pencuplikan ditentukan berdasarkan masalah, hipotesis, dan tujuan penelitian, khususnya apakah penelitian bersifat deskriptif atau analitik. Jika penelitian bertujuan mendeskripsikan karakteristik populasi, maka pencuplikan random menghasilkan sampel yang representatif terhadap karakteristik populasi, dengan demikian menghasilkan estimasi yang akurat tentang karakteristik itu. Untuk studi deskriptif, desain penelitian terbaik adalah potong lintang (cross-sectional) dimana semua karakteristik diamati pada saat sama. Sedang pencuplikan yang menghasilkan sampel paling representatif terhadap karakteristik populasi adalah pencuplikan random sederhana. Sebaliknya, jika tujuan penelitian adalah mempelajari hubungan paparan dan penyakit, maka sampel yang diteliti tidak harus mewakili karakteristik populasi keseluruhan. Yang menjadi isu krusial adalah bagaimana membuat perbandingan valid kelompok-kelompok penelitian tersebut. Implikasinya pertama - pencuplikan sampel harus mampu memastikan bahwa sampel-sampel yang dicuplik memiliki distribusi faktorfaktor perancu secara sebanding, sehingga ketika peneliti menilai hubungan paparanpenyakit maka penilaian itu tidak dipengaruhi faktor-faktor perancu. Kedua, desain pencuplikan harus mampu menghindari atau memberi proteksi terhadap kemungkinan bias sistematis dalam memilih subyek-subyek penelitian - disebut bias seleksi (selection bias). Singkat kata, output utama yang diharapkan dari desain pencuplikan studi epidemiologi analitik adalah kepastian validitas, bukannya representasi karakteristik sampel terhadap karakteristik populasi keseluruhan (Rothman, 1986). Tergantung tujuan penelitian, sampel-sampel yang dicuplik dalam studi epidemiologi tidak harus representatif terhadap populasi keseluruhan. 2. Parameter yang akan ditaksir Parameter spesifik yang ingin ditaksir menentukan desain pencuplikan. Contoh, jika peneliti ingin menaksir prevalensi penyakit pada masing-masing strata populasi, maka desain pencuplikan yang sesuai adalah membagi populasi dalam strata, lalu mencuplik elemen dari masing-masing strata disebut pencuplikan random berstrata. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 21

22 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret 3. Unit pencuplikan Unit pencuplikan (sampling unit) adalah item/elemen/unit dari populasi yang akan dipilih ke dalam sampel. Peneliti harus menentukan unit pencuplikan sebelum memilih sampel. Unit pencuplikan yang sering digunakan adalah individu, karena unit pengamatan dalam studi epidemiologi umumnya individu. Tetapi pada studi ekologis, unit pencuplikan adalah kelompok, berdasarkan wilayah geografi (misalnya, desa), atau unit sosial (misalnya, keluarga dan sekolah). Contoh, jika populasi adalah semua kota di Indonesia berpenduduk lebih dari 500,000 orang, maka 100 kota yang termasuk kategori itu merupakan unit-unit pencuplikan. 4. Kerangka pencuplikan Kerangka pencuplikan (sampling frame), disebut juga daftar sumber (source list) (Kothari, 1990), merupakan daftar berisikan nama-nama atau (karena alasan etis) nomer subyek populasi sumber yang akan dicuplik ke dalam sampel. Contoh, dalam studi hubungan OC dan MI, peneliti dapat menggunakan buku register yang dibuat bidan klinik keluarga berencana sebagai kerangka pencuplikan. Kerangka pencuplikan perlu ekshaustif, benar, reliabel, dan tepat. Sudah barang tentu kerangka pencuplikan harus seakurat mungkin mewakili populasi. 5. Ukuran sampel Ukuran sampel (sample size) adalah jumlah subyek yang dipilih dari populasi sehingga membentuk sebuah sampel. Ukuran sampel dalam studi epidemiologi harus cukup besar dalam arti optimal yang memungkinkan peneliti menaksir parameter dengan akurat, reliabel, dan sekaligus efisien. Beberapa hal menentukan ukuran sampel: (1) Presisi penaksiran yang diinginkan peneliti; (2) Tingkat keyakinan (confidence level) penaksiran; (3) Kuasa statistik (statistical power) yang diinginkan; (4) Perkiraan prevalensi penyakit yang akan ditaksir (epidemiologi deskriptif); (5) Perkiraan besarnya pengaruh paparan terhadap penyakit (epidemiologi analitik); (6) Varians dan ukuran populasi. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 22

23 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Intinya, makin tinggi presisi diinginkan, makin besar sampel harus dicuplik. Makin besar kemampuan yang diinginkan dari sebuah penelitian epidemiologi analitik untuk mendeteksi adanya pengaruh paparan terhadap penyakit, makin besar sampel dibutuhkan. Demikian pula, makin besar tingkat keyakinan, makin besar sampel harus dicuplik (contoh, penaksiran dengan tingkat keyakinan 99% memerlukan sampel lebih besar daripada tingkat keyakinan 95%). Selanjutnya, makin rendah perkiraan prevalensi suatu penyakit, makin besar sampel dibutuhkan. Makin kecil perkiraan pengaruh paparan terhadap penyakit, makin besar kebutuhan ukuran sampel. Makin besar varians populasi, makin besar sampel dibutuhkan. Demikian juga makin besar ukuran populasi, makin besar sampel diperlukan. Ukuran sampel yang cukup besar sangat penting dalam studi epidemiologi. Sebab makin besar sampel, makin persis (baca: teliti, cermat!) inferensi tentang distribusi penyakit pada populasi (studi deskriptif), dan makin persis penaksiran pengaruh paparan terhadap penyakit pada populasi (studi analitik). Dus makin besar sampel, makin kecil kesalahan pencuplikan (sampling error, sampling variation). 6. Anggaran yang tersedia Penentuan desain pencuplikan perlu mempertimbangkan anggaran yang tersedia untuk penelitian. Contoh, jika anggaran terbatas dan populasi menempati area luas, maka teknik pencuplikan klaster akan lebih mudah dan murah daripada pencuplikan random sederhana. Mengapa? Sebab pada pencuplikan random sederhana, elemen-elemen akan tersebar secara merata di seluruh antero populasi. Implikasinya, peneliti harus jalan-jalan ke hampir seluruh penjuru populasi. Sebaliknya, pada pencuplikan klaster, yang menyebar adalah klaster. Peneliti cukup bepergian ke klaster yang terpilih saja dan mengamati semua elemen yang berkerumun dalam klaster itu. KLARIFIKASI BEBERAPA KONSEP PENCUPLIKAN Sejumlah konsep pencuplikan sering disalahtafsirkan sehingga perlu diklarifikasi: (1) Random dan acak; (2) Randomisasi dan pencuplikan random; (3) Pencuplikan berstrata, stratifikasi blok, analisis berstrata. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 23

24 Naskah Tutorial (Pengembangan Bahan Pengajaran) Dr. Bhisma Murti, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Random dan acak Terma random dan acak sering digunakan bergantian untuk merujuk kepada konsep yang sama. Meskipun demikian penulis anjurkan penggunaan kata random ketimbang acak. Mengapa? Sebab kata acak sering disalahtafsirkan sebagai suatu mekanisme acak-acakan ( ngawur ) alias sesuka peneliti. Padahal mekanisme random dilakukan secara sistematis, mengikuti kaidah-kaidah probabilitas dan Hukum Regularitas Statistik. Pencuplikan elemenelemen dilakukan dengan menggunakan tabel angka random, perangkat komputer, atau boleh juga secara primitif menggunakan lintingan kertas lotere yang diberi nomer. Prosedur random yang umum tidak mengembalikan lintingan yang telah diambil untuk pemilihan elemen berikutnya disebut without replacement (tanpa penggantian). Program komputer umumnya menggunakan formula yang mengasumsikan prosedur random tanpa penggantian. Randomisasi dan pencuplikan random Randomisasi harus dibedakan dengan pencuplikan random. Randomisasi disebut juga alokasi random (random allocation, random assignment) - adalah penunjukan subyeksubyek sampel ke dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, dengan prosedur random. Randomisasi dilakukan pada studi eksperimen random (RCT) untuk menentukan siapa di antara sampel mendapatkan atau tidak mendapatkan perlakuan. Dengan cara demikian sebaran faktor-faktor perancu potensial berlangsung melalui peluang buta tanpa pengaruh subyektif peneliti. Pencuplikan random di lain pihak - merupakan teknik pemilihan subyek dari populasi sasaran dengan prosedur random. Dengan prosedur random, maka probabilitas subyek untuk terpilih ke dalam sampel dapat diketahui peneliti. Jika semua elemen dalam populasi mempunyai kesempatan (probabilitas) sama dan independen, maka pencuplikan seperti itu disebut pencuplikan random sederhana. Populasi, Sample, dan Pemilihan Subyek 24

25 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Kelompok eksperimen Pencuplikan Populasi Sampel Randomisasi random Kelompok kontrol Gambar 7.6. Pencuplikan random dan randomisasi Pada eksperimen random, sampel random dilakukan randomisasi untuk mendapatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gambar 7.6. menyajikan pencuplikan random dan randomisasi. Pencuplikan berstrata, stratifikasi blok, dan analisis berstrata Pembedaan perlu dilakukan antara pencuplikan berstrata, stratifikasi blok, dan analisis berstrata. Pencuplikan berstrata (stratified sampling) merupakan teknik pencuplikan yang membagi populasi sasaran dalam strata yang berbeda menurut karakteristik tertentu, lalu melakukan pencuplikan dari masing-masing stratum. Tujuan pencuplikan berstrata untuk memperoleh kasus (studi kasus kontrol) atau subyek terpapar (studi kohor) dalam jumlah yang cukup pada masing-masing strata, sehingga dapat dianalisis secara statistik. Dalam stratifikasi blok dilakukan stratifikasi sampel ke dalam sejumlah blok, lalu dari blok itu dilakukan randomisasi (Kleinbaum et al., 1982; Streiner et al., 1989). Stratifikasi blok digunakan pada eksperimen, untuk mendapatkan subyek yang cukup pada semua strata, sehingga meningkatkan efisiensi pengujian hipotesis. Eksperimen yang menggunakan stratifikasi blok disebut desain blok random (randomized block design) (Streiner et al., 1989). Analisis berstrata merupakan teknik analisis data yang bertujuan memperhitungkan pengaruh faktor perancu dengan cara menganalisis hubungan antara paparan dan penyakit secara terpisah pada tiap-tiap strata faktor perancu. Teknik itu menghasilkan penilai-an yang valid tentang hubungan antara paparan dan penyakit. Analisis berstrata dilakukan pada tahap analisis data, sedang pencuplikan berstrata dilakukan pada tahap desain pencuplikan. Populasi, Sampel, dan Pemilihan Subyek 25

Tipe Contoh/Sample yang Digunakan

Tipe Contoh/Sample yang Digunakan Tipe Contoh/Sample yang Digunakan Contoh Contoh Nonpeluang Contoh Berpeluang Pertimbangan Kemudahan Acak Sederhana Stratifikasi Sistematik Gerombol Penarikan Contoh NON-PELUANG (Nonprobability Sampling)

Lebih terperinci

Eksperimen. Prof. Bhisma Murti

Eksperimen. Prof. Bhisma Murti Eksperimen Prof. Bhisma Murti Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS). Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Eksperimen Efek intervensi diteliti

Lebih terperinci

Studi epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit

Lebih terperinci

Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 5.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal)

Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal) Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal) Pilih satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal nomer 1-44. 1. Desain eksperimen cara mengalokasikan subjek penelitian tidak dengan

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Gambar 1 POPULASI dan SAMPEL

POPULASI DAN SAMPEL. Gambar 1 POPULASI dan SAMPEL Pengertian Populasi dan Sampel POPULASI DAN SAMPEL Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

Metode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016

Metode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016 Metode kuantitatif: Randomisasi PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 12 O K TO BER 2016 Random selection vs random allocation Dua jenis

Lebih terperinci

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN POPULASI DAN SAMPEL PENGERTIAN Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang

Lebih terperinci

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling? Pengertian Dasar yang Terkait Populasi: sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti. Elemen: anggota dari populasi Rerangka populasi: daftar yang memuat semua elemen

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING. METODE TIDAK ACAK (unprobability sampling)

TEKNIK SAMPLING. METODE TIDAK ACAK (unprobability sampling) TEKNIK SAMPLING BAGIAN 2 METODE TIDAK ACAK (unprobability sampling) PENGERTIAN Adalah teknik pemilihan sampel yang tidak didasarkan atas hukum probabilitas, dan oleh sebab itu tidak mengharuskan adanya

Lebih terperinci

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit

Lebih terperinci

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Jika Cukup Sesendok Tak Perlu Semangkok Dasar pemikiran Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa

Lebih terperinci

6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel

6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel 6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel 1. Pertimbangan Ukuran Sampel Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian : 1)

Lebih terperinci

MODUL I PENARIKAN SAMPEL

MODUL I PENARIKAN SAMPEL PENARIKAN SAMPEL A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan praktikum Statistika Industri Modul I yang membahas tentang penarikan sampel, praktikan diharapkan dapat: 1. Memahami definisi dari sampel dan istilah-istilah

Lebih terperinci

Sampling. Non-Probability. Sampling. Definisi Sampling. Jurusan Matematika Universitas Negeri Jakarta

Sampling. Non-Probability. Sampling. Definisi Sampling. Jurusan Matematika Universitas Negeri Jakarta Non-Probability Sampling Disusun oleh: Melindra Rina Puspita Taryo Titisan wahyu C Jurusan Matematika Universitas Negeri Jakarta Definisi Sampling Sampling Ilmu untuk memilih beberapa kasus, yang memungkinkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SAMPLING ATRIBUT VARIABEL. kualitatif (dihitung) peta p np. kuantitatif (diukur) peta X - R. 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik

KLASIFIKASI SAMPLING ATRIBUT VARIABEL. kualitatif (dihitung) peta p np. kuantitatif (diukur) peta X - R. 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik Metode Sampling KLASIFIKASI SAMPLING 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik ATRIBUT kualitatif (dihitung) peta p np VARIABEL kuantitatif (diukur) peta X - R 2. Cara Penggunaan 1. SINGLE SAMPLING defect < standard

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL Apakah populasi? Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasan

POPULASI DAN SAMPEL Apakah populasi? Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasan POPULASI DAN SAMPEL POPULASI DAN SAMPEL Apakah populasi? Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis. Populasi:

Lebih terperinci

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING Musafaah, SKM, MKM Definisi Populasi Jumlah keseluruhan subjek atau objek penelitian keseluruhan unsur yang akan diteliti yang ciricirinya akan ditaksir (diestimasi).

Lebih terperinci

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008 Teknik Sampling Materi ke 4 Statistika I Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008 Alasan menggunakan sampel : (a) (b) (c) (d) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri Teknik Pengambilan Sampel Dewi Gayatri 1. Pengambilan secara acak Acak sederhana Acak sistematik Stratifikasi Klaster Bertahap (multistage) SAMPLING 2. Pengambilan sampel tanpa acak Pengambilan sampel

Lebih terperinci

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani /

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani    / Metode Sampling 6.1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Populasi dan Sampel Metode Sampling Teknik Penentuan Jumlah Sampel Populasi dan Sampel 3 Populasi

Lebih terperinci

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates)

Lebih terperinci

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Metode Penelitian Minggu 11 Pengambilan Sampel By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile : 08122035131 08112345541 alili1955@gmail.com 1 Topik Bahasan Beberapa Istilah dalam pengambilan

Lebih terperinci

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian Pemilihan Data (Sampel) Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

Lebih terperinci

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING. Oleh: Rofi Amiyani ( )

TEKNIK SAMPLING. Oleh: Rofi Amiyani ( ) TEKNIK SAMPLING Diresume dari presentasi Asri Fauzi, Wan Denny Pramana Putra, dan Konstantinus Denny Pareira Meke pada mata kuliah Metode Penelitian Penelitian, kelas PM A 2016, Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN 1 PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN PENGERTIAN ALASAN MELAKUKAN SAMPLING PENENTUAN JUMLAH SAMPEL PENGAMBILAN DATA SAMPEL POPULASI Suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pengertian populasi. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui

Lebih terperinci

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI MENGAPA PERLU SAMPEL? Populasi terlalu besar Keterbatasan aksesibilitas Keterbatasan sumberdaya: Dana Tenaga Waktu Homogenitas

Lebih terperinci

Metode Penelitian Bisnis

Metode Penelitian Bisnis Metode Penelitian Bisnis Pertemuan Ke-9 Metode Pengambilan Sampel M. Irhas Effendi E-mail: m_irhaseffendi@yahoo.com 1 Deskripsi Mahasiswa mampu mengidentifikasi teknik pengambilan sampel dan bagaimana

Lebih terperinci

RISET AKUNTANSI. Materi RISET AKUNTANSI

RISET AKUNTANSI. Materi RISET AKUNTANSI RISET AKUNTANSI Materi RISET AKUNTANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 5-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Riset Ilmiah 2. Metode dan Desain Riset 3. Topologi Data 4. Teknik Sampling 5. Metode

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

BAB IV PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN BAB IV PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN Populasi dan Sampel Pengertian Populasi Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak

Lebih terperinci

Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

Bermaksud membuktikan suatu hipotesa Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik Penelitian Epidemiologi Diskriptif : Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan

Lebih terperinci

SAMPLING (Pengambilan sampel)

SAMPLING (Pengambilan sampel) Pertemuan 5 SAMPLING (Pengambilan sampel) Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, anda diharapkan dapat membedakan: Membedakan sampel dan populasi Menjelaskan tentang sampel yang representatif Membedakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS METODOLOGI PENELITIAN BISNIS 1 POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL POPULASI: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Lebih terperinci

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM aditya12setyawan.gmail.com site :

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM   aditya12setyawan.gmail.com site : Oleh Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM e-mail : aditya12setyawan.gmail.com site : http://www.adityasetyawan.wordpress.com A.PENGERTIAN POPULASI dan SAMPEL Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan

Lebih terperinci

kelemahan: membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan.

kelemahan: membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan. populasi populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu jika peneliti melibat seluruh elemen populasi disebut sensus. kelebihan: data

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING MODUL: 7

TEKNIK SAMPLING MODUL: 7 TEKNIK SAMPLING MODUL: 7 ISTILAH PENTING DALAM PENELITIAN POPULASI ELEMEN SAMPEL SUBYEK SAMPLING Proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

SAMPEL POPULASI SAMPLING. Mengapa Sample? (1) Populasi populasi 4/12/2010

SAMPEL POPULASI SAMPLING. Mengapa Sample? (1) Populasi populasi 4/12/2010 POPULASI Populasi adalah seluruh penduduk/objek dalam suatu wilayah administratif/institusi. Data bisa diperoleh dari seluruh penduduk Indonesia yang dikumpulkan melalui kegiatan yang disebut sensus. Kesimpulan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Populasi & Sampel - 2

Konsep Dasar Populasi & Sampel - 2 Pengertian Macam-macam populasi Pemilihan populasi Alasan pengambilan sampel Prinsip dasar dan perhitungan besar sampel Teknik sampling Macam-macam teknik sampling Menentukan ukuran Cara mengambil anggota

Lebih terperinci

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM aditya12setyawan.gmail.com Blog :

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM   aditya12setyawan.gmail.com Blog : Oleh Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM e-mail : aditya12setyawan.gmail.com Blog : http://www.adityasetyawan.wordpress.com A.PENGERTIAN POPULASI dan SAMPEL Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan

Lebih terperinci

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian METODE SAMPLING Dari populasi hingga sampel Proses pengambilan sampel (sampling) dari populasi merupakan proses utama dalam statistika induktif. Sampling dilakukan karena seorang peneliti tidak mungkin

Lebih terperinci

Sampling Probabilitas

Sampling Probabilitas Sampling Probabilitas A N D R E I R A M A N I F K M U N E J Kenapa digunakan sampel? Lebih murah (cheaper) Lebih mudah (easier) Lebih cepat (faster) Lebih akurat (more accurate) Mewakili populasi (Representatif)

Lebih terperinci

SUBYEK PENELITIAN RESPONDEN PENELITIAN SUMBER DATA

SUBYEK PENELITIAN RESPONDEN PENELITIAN SUMBER DATA SUBYEK PENELITIAN RESPONDEN PENELITIAN SUMBER DATA Pendahuluan Berbeda atau sama antara Subyek penelitian Responden penelitian Sumber data penelitian Agus Susworo Dwi Marhaendro Subyek Penelitian Responden

Lebih terperinci

POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL

POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL Didik Budijanto Pusdatin Kemkes RI Alur Berpikir dalam Metodologi Research: Masalah Identifikasi Mslh [ Batasan ] Rumusan Masalah - Tujuan Penelitian/ Manfaat Tinjauan

Lebih terperinci

EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine

EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine Prof. Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan

Lebih terperinci

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis Sampling Ali Muhson, M.Pd. (c) 2012 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menerapkan penggunaan teori sampling dalam rancangan penelitian (c) 2012 2 1 Rasional Penelitian tidak mungkin meneliti seluruh anggota

Lebih terperinci

ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL

ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL POPULASI DAN SAMPEL POPULASI wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya keseluruhan unsur yang akan diteliti yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

III. METODE PENELITIAN. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau 33 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut

Lebih terperinci

Cross sectional Case control Kohort

Cross sectional Case control Kohort Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI POLLING

BAB III METODOLOGI POLLING BAB III METODOLOGI POLLING A. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Karena polling ingin membuat generalisasi agar hasilnya dapat menggambarkan pendapat publik secara keseluruhan, maka sampel yang harus diambil adalah

Lebih terperinci

Review Teknik Sampling

Review Teknik Sampling Review Teknik Sampling Mendapatkan data Primer Studi Kualitatif Observasi Percobaan Survey Survey lengkap (sensus) mengumpulkan data dari keseluruhan populasi Populasi : kumpulan objek yang menjadi perhatian

Lebih terperinci

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan STUDI EKSPRIMENTAL/STUDI INTERVENSI Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi

Lebih terperinci

Statistik pendidikan : kumpulan keterangan yg berwujud angka, yg berkaitan dgn bd pendidikan (proses pembelajaran). Contoh: analisa hasil eksperimen

Statistik pendidikan : kumpulan keterangan yg berwujud angka, yg berkaitan dgn bd pendidikan (proses pembelajaran). Contoh: analisa hasil eksperimen STATISTIKA STATISTIKA : PENGETAHUAN YG BERHUBUNGAN DGN CARA -CARA PENGUMPULAN DATA, PENGOLAHAN ATAU PENGANALISISANNYA DAN PENARIKAN KESIMPULAN BERDASARKAN PENGANALISAAN TADI STATISTIK : ISTILAH UNTUK MENYATAKAN

Lebih terperinci

5/2/2017. Pertemuan 7 POPULASI DAN SAMPEL ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL SUBJEK, OBJEK DAN RESPONDEN PENELITIAN POPULASI SAMPEL

5/2/2017. Pertemuan 7 POPULASI DAN SAMPEL ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL SUBJEK, OBJEK DAN RESPONDEN PENELITIAN POPULASI SAMPEL POPULASI Pertemuan 7 POPULASI DAN SAMPEL wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya keseluruhan unsur yang akan

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING. By: ULFA LU LUILMAKNUN ( ) FATYA AZIZAH ( ) KHOMARUDIN FAHUZAN ( )

TEKNIK SAMPLING. By: ULFA LU LUILMAKNUN ( ) FATYA AZIZAH ( ) KHOMARUDIN FAHUZAN ( ) TEKNIK SAMPLING By: ULFA LU LUILMAKNUN (16709251022) FATYA AZIZAH (16709251039) KHOMARUDIN FAHUZAN (16709251041) Pengertian Populasi dan Sampel POPULASI Sugiyono (2014) Erwan dan Diah (2011) wilayah generalisasi

Lebih terperinci

MAKALAH SAMPLING JENUH

MAKALAH SAMPLING JENUH MAKALAH SAMPLING JENUH (TUGAS METODELOGI PENELITIAN) Disusun oleh: Kelompok 8 Dian Eka Kurnia (12310060) Dwi Dhomas Narwahtuti (12310061) Fendy Sukowati Ningsih (12310065) Gusti Ayu Putu Dewi (12310068)

Lebih terperinci

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Konsep-konsep Dasar Sampling Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari

Lebih terperinci

1. Konsep sampling 2. Terminologi sampling 3. Prinsip sampling 4. Tujuan melakukan sampling 5. Jenis sampling 6. Besar sampel

1. Konsep sampling 2. Terminologi sampling 3. Prinsip sampling 4. Tujuan melakukan sampling 5. Jenis sampling 6. Besar sampel Populasi dan Sampel MUSLIM, MPH Blog: www.muslimpinang.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP: 081-27769269 Tujuan Pembelajaran 1. Konsep sampling 2. Terminologi sampling 3. Prinsip sampling 4.

Lebih terperinci

METODE PENARIKAN SAMPEL

METODE PENARIKAN SAMPEL MODUL 5 METODE PENARIKAN SAMPEL Matakuliah : Pengantar Statistik Sosial Tahun : Tahun 2014 Tito Adi Dewanto S.TP ALASAN DILAKUKAN SAMPLING Percobaan/Eksperimennya bersifat destruktif (merusak) Contoh:

Lebih terperinci

APLIKASI RAPID SURVEY

APLIKASI RAPID SURVEY Materi Rapid Survey FIKes - UMMU Iswandi, SKM - 1 APLIKASI RAPID SURVEY A. Pengertian Rapid Survai Survai merupakan kegiatan atau usaha pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Aria Gusti.

POPULASI DAN SAMPEL. Aria Gusti. POPULASI DAN SAMPEL Aria Gusti Email : aria.psikm@gmail.com Populasi Kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu Populasi studi Kumpulan individu yang akan diamati ciri-cirinya disebut populasi

Lebih terperinci

Besar Sampel dan Teknik Sampling

Besar Sampel dan Teknik Sampling Besar Sampel dan Teknik Sampling Deskripsi sesi: Tidak setiap penelitian dapat dilakukan di tingkat populasi. Oleh karenanya dalam suatu penelitian, dilakukan penetapan besar sampel dan pengambilan sampel

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN STIE KEBANGSAAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN STIE KEBANGSAAN Populasi A complete set of elements (persons or objects) that possess some common characteristic defined by the sampling criteria established by the researcher Populasi adalah kumpulan individu sejenis

Lebih terperinci

DESAIN STUDI. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD

DESAIN STUDI. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD DESAIN STUDI Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS), Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Makalah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING. dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc

TEKNIK SAMPLING. dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc TEKNIK SAMPLING dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc Seorang Chef yang sedang menyiapkan hidangan, akan mengaduk masakannya sampai tercampur rata. Chef tersebut tidak perlu meghabiskan semua masakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SAMPEL PENELITIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH. dmarifah.wordpress.com

SAMPEL PENELITIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH. dmarifah.wordpress.com SAMPEL PENELITIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH dmarifah.wordpress.com POPULASI Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

POPULASI & SAMPEL. Prof.Dr.dr.Rizanda Machmud MKes

POPULASI & SAMPEL. Prof.Dr.dr.Rizanda Machmud MKes POPULASI & SAMPEL Prof.Dr.dr.Rizanda Machmud MKes 1 Knowledge, science and theory Research gap, research interest and ideas Ethics in Research Conceptualization, operationalization and Hypothesis Research

Lebih terperinci

3 kegiatan / prosedur yang terkait :

3 kegiatan / prosedur yang terkait : VALIDITAS, RELIABILITAS, PRESISI DAN EFISIENSI Riset Epidemiologi penelitian populasi yang bersifat empiris 3 kegiatan / prosedur yang terkait : 1. Pengukuran variabel 2. Penaksiran (estimasi) parameter

Lebih terperinci

R. Fenny Syafariani, S.Si, M.Stat

R. Fenny Syafariani, S.Si, M.Stat R. Fenny Syafariani, S.Si, M.Stat Pengertian Statistik dan Statistika Pembagian Statistika Fungsi Statistika dalam penelitian ekonomi dan bisnis Alat bantu teknologi informasi,komputer dan kalkulator Data,

Lebih terperinci

M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0

M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0 M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0 SENSUS & SAMPLING Sensus : Pengambilan data dari semua populasi Sampling : Memilih sebagian anggota populasi yang mejadi

Lebih terperinci

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING A. Populasi 1. Pengertian Populasi Populasi berasal dari kata Population (Bahasa Inggris), yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu apabila disebutkan

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPLING. MUSLIM, MPH Blog: HP:

POPULASI DAN SAMPLING. MUSLIM, MPH Blog:    HP: POPULASI DAN SAMPLING MUSLIM, MPH Blog: www.muslimpinang.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP: 081-27769269 DEFENISI SAMPLING Proses memilih sebagian (sampel) dari kelompok besar (populasi), untuk

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, 25 28 MEI 2005 TEKNIK SAMPLING Oleh: NUGRAHA SETIAWAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK SAMPLING Oleh:

Lebih terperinci

RANDOM SAMPLING SEDERHANA

RANDOM SAMPLING SEDERHANA RANDOM SAMPLING SEDERHANA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh

Lebih terperinci

Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran

Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran Uji Klinik Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran Konsep dasar pemikiran Bahan yang dipakai Pemikiran/metode 2000 SM Magis, sakral Bahan alam Kepercayaan 0 Empiris primitif

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Sampel Amiyella Endista Email : amiyella.endista@yahoo.com Website : www.berandakami.wordpress.com Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Secara acak (probability

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pertemuan 7 TAHAPAN PENELITIAN SAMPLING (Bagian 2) Disarikan dari berbagai sumber yg relevan

METODE PENELITIAN. Pertemuan 7 TAHAPAN PENELITIAN SAMPLING (Bagian 2) Disarikan dari berbagai sumber yg relevan METODE PENELITIAN Pertemuan 7 TAHAPAN PENELITIAN SAMPLING (Bagian 2) Disarikan dari berbagai sumber yg relevan Stages in the Research Process Define Problem Planning a Research Design USULAN PENELITIAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Why Sample? Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi. Manajemen proyek lebih gampang. Pertimbangan praktis

Why Sample? Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi. Manajemen proyek lebih gampang. Pertimbangan praktis SAMPLING DESIGN Why Sample? Pertimbangan praktis Hemat waktu, biaya dan tenaga Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi Bisa merusak atau malah tidak akurat Manajemen proyek lebih gampang

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif BAB I Pengertian Dasar dalam Statistika A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif 1. Pengertian Statistika Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan,

Lebih terperinci

PENYAMPELAN (SAMPLING)

PENYAMPELAN (SAMPLING) PENYAMPELAN (SAMPLING) Proses memilih orang, subjek, atau kejadian yang tepat untuk penelitian dikenal sebagai pengambilan sampel-sampling. POPULASI, ELEMEN, KELOMPOK POPULASI, SAMPEL, DAN SUBJEK Populasi

Lebih terperinci

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY SAMPLING Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Diresume oleh Misnasanti (16709251011) PPs PMat Kelas A Universitas Negeri Yogyakarta Pada hari Rabu, 9 November 2016 jam 13.40 15.20 WIB diadakan

Lebih terperinci

Populasi dan Sampel Penelitian. Mayang Adelia Puspita, SP, MP

Populasi dan Sampel Penelitian. Mayang Adelia Puspita, SP, MP Populasi dan Sampel Penelitian Mayang Adelia Puspita, SP, MP Definisi Populasi : Sehimpunan kecil kasus atau unit yang diseleksi, yang secara erat mereproduksi atau merepresentasikan fitur minat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL POPULASI

POPULASI DAN SAMPEL POPULASI POPULASI DAN SAMPEL POPULASI wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya keseluruhan unsur yang akan diteliti yang

Lebih terperinci

Populasi, Sampel & Teknik Penarikan Sampel. Tri Nugroho Adi,M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman

Populasi, Sampel & Teknik Penarikan Sampel. Tri Nugroho Adi,M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Populasi, Sampel & Teknik Penarikan Sampel Tri Nugroho Adi,M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA

PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA PENGERTIAN Sampling merupakan salah satu alat yang penting dalam melakukan riset pemasaran yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis, intrepretasi

Lebih terperinci

Oleh: Nur Azizah (NIM )

Oleh: Nur Azizah (NIM ) RESUME MATERI POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Oleh: Nur Azizah (NIM.

Lebih terperinci

MENGAPA PERLU SAMPLING

MENGAPA PERLU SAMPLING POPULASI DAN SAMPEL TOPIK BAHASAN:. Pengertian (Populasi & Sampel). Mengapa perlu sampling 3. Prosedur Pengambilan Sampel 4. Potensi Bias pada pengambilan 5. Teknik/Metode Pengambilan Sampel 6. Besar Sampel

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 9] Teknik Daftar Pertanyaan (Kuesioner) dan Teknik Sampling Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Teknik Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Daftar

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Metodologi Penelitian Pendidikan

POPULASI DAN SAMPEL. Metodologi Penelitian Pendidikan POPULASI DAN SAMPEL Metodologi Penelitian Pendidikan Alasan menggunakan sampel: Populasi demikian banyaknya sehingga dalamprakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; keterbatasan waktu penelitian,

Lebih terperinci

Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti Afid Burhanuddin, M.Pd. Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti Sampel: Sebagian atau wakil populasi

Lebih terperinci

Margin of Error. 3. Convidence interval (selang kepercayaan)

Margin of Error. 3. Convidence interval (selang kepercayaan) Margin of Error Raihan Budiwaskito (18209003) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia raihanwaskito@itb.ac.id

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING A. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel

TEKNIK SAMPLING A. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel TEKNIK SAMPLING Teknik sampling adalah bagian dari statistika yang perlu diperhatikan pada suatu penelitian. Tujuan dari teknik sampling ini adalah mengambil data sebagian dari populasi yang diteliti.

Lebih terperinci

Tahap Pemilihan Sampel

Tahap Pemilihan Sampel SAMPLING Tahap Pemilihan Sampel 1. Penentuan Populasi : menentukan apa yang menjadi elemen populasi (individu, organisasi, produk) 2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel : menentukan kelompok-kelompok elemen

Lebih terperinci