21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA"

Transkripsi

1 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Titik tolak dari konsep pemberdayaan masyarakat adalah memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya serta mengoptimalkan sumber daya alam dan manusia setempat sebaik mungkin. Upaya yang seharusnya diambil kemudian adalah menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Terkait dengan hal tersebut, masih dihadapi berbagai permasalahan dalam memaknai konsep community empowerment (pemberdayaan masyarakat). Sebagian besar masyarakat lokal dan pelaku pemberdayaan masyarakat masih terjebak dalam konsep lama yaitu community development (pembangunan masyarakat). Pada kenyataannya, sebagian masyarakat lokal masih lebih suka menikmati posisinya sebagai objek pembangunan bukan sebagai subjek pembangunan, sebagian pelaku pemberdayaan masyarakat juga masih lebih menyukai mekanisme community development yang lebih praktis dilakukan dibanding dengan community empowerment yang membutuhkan upaya ekstra untuk melakukan pendampingan demi hasil yang efektif dan efisien. Terlepas dari hal itu meskipun sebagian praktek yang dilakukan masih menganut konsep "pembangunan", tetapi Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa berupaya untuk menjaga keseimbangan antara konsep development dan empowerment dalam hal pemberdayaan masyarakat dan desa. Tolok ukur keberhasilan konsep pemberdayaan masyarakat ini masih sulit diukur. Yang pertama, pemberdayaan masyarakat sebetulnya merupakan ruh pembangunan itu sendiri yang idealnya menjadi sebuah maintsream dari setiap program yang mengikutsertakan masyarakat. Yang kedua, belum ada ukuran yang baku yang merepresentasikan masyarakat yang berdaya atau masyarakat yang mandiri. Jika pengukuran tingkat keberdayaan dan kemandirianmasyarakat, berdasarkan padaciri pemberdayaan yang berpihak pada kaum lemah, maka indikator yang digunakan adalah menurunnya angka kemiskinan. Akan tetapi indikator inisebenarnya bersifat umumdan merupakan indikator dampak dari seluruh pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo. Keberdayaan dan kemandirian masyarakat yang diukur selama ini didasarkan pada beberapa indikator yang menonjol antara lain adalah meningkatnya partisipasi dan swadaya masyarakat, meningkatnya kemampuan usaha ekonomi keluarga, dan meningkatnya peran dari lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan di desa. Sesuai dengan RPJMD Tahun , Pemerintah Kabupaten Wonosobo menetapkan sasaran pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa selama kurun waktu 2011 s.d. 2015, antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa; 2. Berfungsinya Lembaga kemasyarakatan desa sesuai kedudukan, tugas dan wewenangnya; 3. Berkembangnya Badan Usaha Milik Desa; 4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa; 5. Meningkatnya keberdayaan masyarakat miskin. LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 206

2 a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan sasaran pembangunan tersebut pada tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya untuk menurunkan angka kemiskinan. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan sebesar Rp atau sebesar 0.84 % dari total APBD Tahun 2012 yang berjumlah Rp dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp atau 97.17%% dari alokasi yang diberikan. Realisasi anggaran sebesar 94.3% menunjukkan telah terjadinya efisiensi sebesar 5.7 % dari anggaran yang diberikan. Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.B.21.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2012 No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) A Belanja Langsung Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Program Pengembangan Kecamatan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana B Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Gaji dan tunjangan Tambahan penghasilan Insentif Pajak/ Retribusi Daerah Belanja Hibah Belanja Bantuan Belanja Tidak Tersangka - - Jumlah Total Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah) LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 207

3 b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Beberapa upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri diarahkan pada sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam, meningkatnya keberdayaan meningkatnya kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat, dan terwujudnya kelembagaan masyarakat desa yang berdaya dan mandiri. Untuk mencapai sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pemberdayaan petani tembakau dalam rangka alih profesi dan alih komoditas, pemberdayaan ekonomi rakyat untuk peningkatan pendapatan bagi kelompok miskin, program bantuan pengembangan domba di kawasan Sindoro Sumbing. Kegiatan pemberdayaan petani tembakau dalam rangka alih profesi dan alih komoditas ditujukan kepada 17 kelompok eks petani tembakau yang antara lain berada di Kecamatan Kejajar, Garung, Kalikajar dan Kertek. Para eks petani tembakau dibekali dengan pelatihan kewirausahaan dan manajemen kelompok. Selanjutnya mereka diberi paket alat keterampilan yang diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan rintisan usaha mereka, antara lain seperti peralatan perbengkelan, peralatan handycraft, dan peralatan usaha boga. Pelatihan dan pemberian alat keterampilan usaha juga dilakukan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi rakyat untuk peningkatan pendapatan bagi kelompok miskin, hanya saja sasaran kegiatan ini adalah para kelompok usaha masyarakat miskin yang berada di wilayah Kecamatan Wonosobo, Kepil, Sapuran, Wadaslintang, Kaliwiro, Kalibawang, Selomerto, Sukoharjo, Leksono, Mojotengah dan Watumalang, yaitu berjumlah 11 kelompok. Program bantuan pengembangan domba di kawasan Sindoro Sumbing diwujudkan dalam pemberian bantuan kambing kepada 3 kelompok peternak kambing di Kecamatan Watumalang, masing-masing menerima 10 ekor kambing. Diharapkan kambing ini bisa dikembangbiakkan dalam jumlah yang lebih besar dan dapat memberikan manfaat dan nilai ekonomis yang lebih luas bagi masyarakat khususnya di wilayah kecamatan tersebut. Dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan kepada desa berkembang sebesar 100 juta per desa. Bantuan ini digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ekonomi mikro bidang pertanian, peternakan, dan pengembangan modal usaha lainnya seperti modal usaha simpan-pinjam, perbengkelan dan pembuatan kerajinan yang diberikan kepada 12 desa di wilayah Wonosobo berikut ini : Desa Wonosari (Kec. Wonosobo), Desa Tempuranduwur (Kec. Sapuran), Desa Tlogodalem (Kec. Kertek), Desa Wonosari (Kec. Kalikajar), Desa Wonokampir dan Desa Watumalang (Kec. Watumalang), Desa Kaliwuluh (Kec. Kepil), Desa Igirmranak (Kec. Kejajar), Desa Kalikarung dan Desa Kalialang (Kec. Kalibawang), Desa Gumelar dan Desa Sumbersari (Kecamatan Wadaslintang). Bapermasdes melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk mengawal pengelolaan dana tersebut. Mengulas permasalahan pemanfaatan sumber daya alam, tidak hanya sebatas pada teknologi pengolahan sumber daya alam yang ada. Beberapa hal yang menjadi tujuan utama dalam pemanfaatan sumber daya alam Kabupaten Wonosobo juga diarahkan pada pengadaan air bersih pedesaan, pemugaran perumahan, penataan lingkungan pemukiman. LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 208

4 Sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam bidang pemanfataan sumber daya alam antara lain diwujudkan dalam kegiatan-kegiatanyang diuraikan di bawah ini : Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di bawah lereng sindoro sumbing digunakan untuk memberikan 10 paket alat teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengolah potensi yang ada di lokasi sasaran seperti alat penggilingan nasi jagung dan alat pengepakan carica. Alat ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. Penerima manfaat kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Kejajar (Desa Igirmranak, Sikunang, Parikesit, Tieng) dan di wilayah Kecamatan Kertek (Candimulyo, Pagerejo, Purbosono, Tlogodalem)Kegiatan lain yang mengarah pada penataan lingkungan pemukiman adalah perangsang peningkatan kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang diwujudkan dalam kegiatan semenisasi berupa pemberian bantuan semen sebanyak 1500 sak kepada kelompok masyarakat dan juga kegiatan operasional imbal swadaya yang digunakan memonitoring dan mengevaluasi pemberian bantuan stimulan untuk beragam kegiatan penataan lingkungan seperti pavingisasi, betonisasi, rolak jalan dan sebagainya pada 80 area pemukiman yang tersebar di wilayah Kabupaten Wonosobo. Melalui kegiatan operasional pelaksanaan lelang tanah bengkok/ bondo desa Bapermasdes dan kecamatan mengawal pelaksanaan lelang tanah bengkok/ bondo desa di kelurahan. Hasil penyetoran lelang ini dikembalikan kepada kelurahan sebesar 90% untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2012 ini, Kepala Keluarga (KK) di wilayah Kabupaten Wonosobo mendapatkan alokasi bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Perumahan Rakyat sebesar 6 juta rupiah per KK. Melalui Bapermasdes dianggarkan BOP Program BSPS sebesar Rp untuk mengawal agar pelaksanaan program tersebut dapat tepat sasaran dengan hasil yang maksimal. Ke depan, program ini akan terus berlanjut, dimana Kabupaten Wonosobo masih mempunyai pekerjaan rumah untuk menuntaskan permasalahan rumah tidak layak huni yang ada. Sasaran terwujudnya kelembagaan masyarakat desa yang berdaya dan mandiri diwujudkan dengan kegiatan pemberdayaan lembaga/organisasi masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 29 kelurahan yang ada di Kabupaten Wonosobo, yang dananya digunakan untuk membiayai operasional kegiatan lembaga/organisasi kemasyarakatan yang ada di kelurahan seperti Ketua RT, Ketua RW, Kader Posyandu, Ketua dan anggota LPM, Hansip dan lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan kemandirian dan kontribusi keterlibatan lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan dapat meningkat. Selain itu melalui kegiatan fasilitasi dan pendampingan posyandu, dilaksanakan pendampingan posyandu binaan di setiap kecamatan (15 posyandu), targetnya adalah untuk menjadikan posyandu binaan tersebut menjadi posyandu berstrata mandiri. Beberapa kegiatan pendukung lain yang bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat desa adalah penyelenggaraan lomba desa/kelurahan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing desa/kelurahan dan juga fasilitasi pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) yang pada tahun 2012 ini difokuskan pada pemetaan sasaran penerima PMTAS. Keberdayaan sangat identik dengan penanggulangan kemiskinan. Beberapa kegiatan dibawah ini merupakan upaya agar berbagai program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat terimplementatif secara maksimal. LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 209

5 Salah satu kegiatan utama untuk mendukung program ini adalah pemberian kewenangan yang disertai dengan biaya perimbangan yang diwujudkan dalam pemberian alokasi dana desa (ADD) yang bertujuan memberikan ruang yang lebih besar bagi masyarakat desa untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan pembangunan di desanya. ADD yang terserap pada tahun 2012 ini sebesar Rp (99.45%). Pada tahun 2012 pengelolaan ADD di tingkat desa diprioritaskan untuk pengembangan ekonomi kerakyatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dana tersebut telah mampu menjadi stimulan bagi pembangunan desa. Hal ini terbukti dari swadaya yang dihasilkan yaitu sebesar 47% dari ADD yang diserap. Untuk mengawal pengelolaan ADD di tingkat desa maka dilaksanakan kegiatan fasilitasi dan pendampingan ADD yang pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp yang diperuntukkan pada kegiatan pendampingan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan ADD di 236 desa. Sedangkan dalam rangka meningkatkan keberdayaan masyarakat dan meningkatkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat maka dilakukan kegiatan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) dengan anggaran sebesar Rp yang difokuskan di Desa Lipursari Kecamatan Leksono dan Desa Tempurejo Kecamatan Kalibawang. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pemugaran rumah tidak layak huni, rehab mushola dan pembangunan siskamling. Dalam rangka menyelesaikan permasalahan kemiskinan di wilayah perkotaan, melalui Dinas Pekerjaan Umum dikelola program PNPM perkotaanyang kegiatannya diarahkan kepada sub kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat (misalnya pengelolaan modal usaha simpan pinjam) dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana publik (misalnyarehabilitasi jembatan, saluran drainase, pengadaan air bersih, pembangunan septic tankkomunal dan penerangan jalan). Untuk memfasilitasi tersebut, telah dianggarkan Penunjang PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP) sebesar Rp yang digunakan untuk operasional, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program PNPM. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat desa adalah keprofesionalitasan dari pemerintahan desa. Pemerintahan desa yang baik akan mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa dengan baik. Oleh sebab itulah tujuan yang ingin dicapai pada program ini adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik dan profesional yang antara lain ingin diwujudkan melalui sasaran meningkatnya kualitas administrasi desa (termasuk keuangan dan aset desa), meningkatnya kualitas akuntabilitas pemerintahan desa dan berfungsinya peran pemerintahan desa sesuai kedudukan, tugas dan wewenangnya dan meningkatnya kapasitas pemerintah desa. Kegiatan utama dari program ini adalah penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa (pilkades) massal yang dilaksanakan di 165 desa dan pembentukan BPD di 236 desa. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut dilahirkan 165 Kepala Desa baru yang telah dilantik pada tanggal 15 Januari 2013 dan 1695 anggota BPD baru yang telah dilantik pada tanggal 19 November Pesta demokrasi di tingkat desa ini diharapkan mampu mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa. Selain itu, dilaksanakan juga pengisian jabatan perangkat desa yang kosong. Pengisian jabatan ini dilaksanakan melalui proses seleksi administrasi dan ujian tertulis massal. Dari 165 formasi yang akan LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 210

6 diisi, jumlah pelamar sebanyak 331 orang dan jumlah peserta yang lulus ujian tertulis serta berhak diangkat untuk menjadi perangkat desa lainnya sebanyak 163 orang. Kegiatan lain yang dilakukan adalah penyusunan peraturan bupati tentang pemerintahan desa/kelurahan. Pada tahun 2012 telah ditetapkan 5 peraturan bupati yang mengatur petunjuk teknis mengenai pedoman pelaksanaan pilkades, pengelolaan aset desa, pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dan pengelolaan pasar desa. Beberapa kegiatan lain yang dilaksanakan adalah evaluasi kinerja pemerintahan desa dan kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk memotret sejauh mana kinerja penyelenggaraan poemerintahan desa dan memotret inovasi serta permasalahan yang terjadi pada level kebijakan desa. Evaluasi ini dilaksanakan dengan metode survey dan wawancara yang dilakukan oleh evaluator kecamatan dan kabupaten. Sedangkan kumpulan pertanyaan berasal dari jabaran dari indikator yang telah disusun melalui berbagai proses forum diskusi. Saat ini proses survey dan wawancara yang sudah mencapai 100%, baru mencapai 23 desa, yaitu di Kecamatan Kalikajar dan Wonosobo. Kegiatan ini masih berlanjut pada tahun berikutnya. Target jangka panjang dari kegiatan ini adalah pemberian penghargaan bagi desa yang kinerjanya baik pada bidang kategori tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Friedrich Naumann Stiftung Foundation (FNF) Indonesia. Dalam rangka memperbaiki kesejahteraan Kepala Desa dan perangkat desa, pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan tunjangan perbaikan penghasilan yang besaran per bulannya adalah Rp untuk Kepala Desa, Rp untuk Sekretaris desa non PNS dan Rp untuk perangkat desa lainnya. Untuk melancarkan pemberian tunjangan tersebut, melalui Bapermasdes telah dianggarkan operasional tunjangan Kades dan perangkat desa. Dari pemberian tunjangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan motivasi kerja Kepala desa dan perangkat desa lainnya dalam melayani masyarakat. Untuk memperlancar penyelenggaraan pemerintahan desa, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada pemerintah desa sebesar Rp per desa. Bantuan ini digunakan untuk membeli sarana yang menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa seperti laptop, komputer, printer, lemari, mebelair kantor desa dan sebagainya. Untuk memastikan bahwa bantuan dikelola secara bertanggung jawab Bapermasdes melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi sarana dan prasarana kantor desa. Upaya peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat desa dilakukan melalui berbagai format kegiatan. Bapermasdes bersama dengan FNF Indonesia, melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas berupa pelatihan manajemen pemerintahan desa dengan peserta Sekretaris Desa. Kecamatan pun melakukan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas yang antara lain berupa bintek administrasi dan keuangan desa, bintek efektifitas dan intensifikasi penanganan masalah PBB, pelatihan manajemen pemerintahan desa bagi perangkat desa lainnya, dan termasuk bedah peraturan perundang-undangan desa. Semua upaya dilakukan agar Kepala Desa dan perangkat desa bisa memahami tupoksinya dengan lebih baik sehingga dapat berperan sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenangnya. LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 211

7 Program Pengembangan Kecamatan Program pengembangan kecamatan ini menyerap dana APBD 2012 sebesar Rp Program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas kegiatan kecamatan juga bertujuan meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan desa dan kelembagaan kemasyarakatan desa. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Wonosobo, yang antara lain digunakan untuk mengadakan pelatihan bagi Kepala desa dan jajarannya, lembaga kemasyarakatan desa, bintek persiapan pilkades massal dan juga pengadaan aplikasi pelayanan administrasi bagi desa berikut pelatihan dan pendampingannya. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Program ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunanyang partisipatif yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan desa dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Beberapa upaya yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong, pendampingan PNPM Mandiri Pedesaan, Penataan Lingkungan Pemukiman Kumuh serta Gelar Teknologi Tepat Guna. Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dilatarbelakangi oleh keinginan untuk melestarikan nilai-nilai kegotongroyongan sebagai salah satu ciri khas kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya, sebagai sebuah modal sosial, nilainilai kegotongroyongan menjadi begitu penting dalam konteks pemberdayaan masyarakat, gotong royong inilah yang menjadi inti dari konsep dari, oleh dan untuk masyarakat. Sehingga sudah selayaknyalah jika kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat. Secara simbolis kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk Upacara Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong di Desa Glagah, Sapuran yang dilanjutkan dengan kegiatan gotong royong kerja bhakti masal. Dalam kegiatan ini juga diserahkan bantuan berupa kloset 20 buah. Program Administrasi Pendamping (PAP) PNPM Mandiri Perdesaan diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini menyerap dana sebesar Rp Anggaran tersebut sebagian besar atau 60% lebih diberikan kepada kecamatan untuk pendampingan kegiatan di desa. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan untuk meningkatkan kapasitas perangkat kecamatan dan desa dalam pendampingan PNPM, sosialisasi petunjuk teknis operasional PNMP, rapat-rapat dan fasilitasi permasalahan serta untuk bantuan kepada badan kerjasama antar desa. Manfaat dari berbagai kegiatan tersebut adalah terciptanya proses dan mekanisme PNPM Mandiri sesuai dengan aturan melalui bentuk-bentuk pembinaan, monitoring, koordinasi, pengendalian serta pelaporan yang akuntabel. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam program ini adalah kegiatan Pengembangan Ekonomi Rakyat (PER) yang ditujukan untuk membantu kelompok masyarakat golongan ekonomi lemah yang biasanya tidak memiliki akses yang cukup terhadap pelayanan publik dan jasa perbankan. Dengan kegiatan ini diharapkan kegiatan ekonomi usaha kecil dan mikro dapat semakin kuat dan berkembang. Kegiatan pengembangan ekonomi rakyat ini diutamakan bagi para pelaku kegiatan ekonomi produktif rakyat disektor pertanian rakyat, kerajinan LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 212

8 rakyat dan industri kecil menengah. Pada tahun 2012 ini kegiatan Pengembangan Ekonomi Rakyat (PER) ditujukan untuk para wirausahawan pengrajin sebanyak 40 orang. Materi yang diberikan pada pelatihan tersebut adalah kewirausahaan dan manajemen pemasaran. Satu kegiatan lagi yang dilakukan adalah Fasilitasi Pengembangan LKM atas pertimbangan bahwa pengembanganusaha Mikro dan Kecil masih terkendala dengan keterbatasan modal yang dimiliki serta sulitnya akses kepada sumberpembiayaan. Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di masyarakat, telah berperan dalam membantu pembiayaan usaha mikro dan kecil karena letaknya yang tersebar sampai ke wilayah terpencil, serta persyaratannya yang mudah dipenuhi oleh masyarakat yang membutuhkan. Fasilitasi pengembangan LKM pada tahun 2012 digunakan untuk peningkatan kapasitas bagi 75 orang pengurus dari 15 LKM di Kabupaten Wonosobo. Peningkatan kapasitas tersebut diwujudkan dalam bentuk pelatihan manajemen usaha untuk BUMDes dan Koperasi serta pelatihan penggunaan aplikasi akuntansi. Selain itu dilaksanakan juga monitoring kelembagaan perekonomian rakyat yaitu berupa monitoring pengelolaan usaha pada 20 LKM di Kabupaten Wonosobo. Dari monitoring tersebut dapat tercatat perkembangan pengelolaan LKM yang ada di Kabupaten Wonosobo beserta permasalahan yang dihadapi serta dapat dirumuskan pula upaya penanganannya. c. CAPAIAN KINERJA URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Meskipun urusan pemberdayaan masyarakat dan desa sangat luas namun untuk mengetahui kinerja urusan ini ditetapkan beberapa indikator yang dapat dilihat seperti dibawah ini : Tabel IV.B.21.2 Capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No Indikator Jumlah desa/kelurahan berswasembada 2 Jumlah LPM Aktif Jumlah kelompok PKK aktif 281/8.591 x 100% (3.27%) 6.726/8.969 x 100% (74.99%) 4 Jumlah kelompok binaan PKK Posyandu aktif 1.321/1.321 x 100% 100% 1.321/1.321 x 100% 100% 6 Rasio rumah layak huni per jumlah total rumah / / Sumber : Bapermasdes Pada tabel di atas data jumlah desa dan kelurahan berswasembada belum dapat disajikan karena berdasarkan ketentuan Pasal 18 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, menyebutkan bahwa Hasil analisis laju perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap lima LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 213

9 tahun dalam klasifikasi desa dan kelurahan swasembada, swakarya, dan swadaya. Sehingga untuk dapat mengetahui klasifikasi desa dalam kategori swasembada, swakarya dan swadaya syaratnya adalah tersedia profil desa/kelurahan selama 5 tahun berturut turut. Hal ini belum bisa dipenuhi oleh desa/kelurahan, karena penyusunan profil desa/kelurahan saat ini masih berproses. Hingga akhir tahun 2012, desa/kelurahan yang memiliki profil desa/kelurahan adalah 112 desa (42.37%). Profil desa/kelurahan sesuai ketentuan Permendagri tersebut baru mulai disusun mulai tahun Pada tabel di atas juga ditemui bahwa data jumlah LPM menurun dari 856 menjadi 212. Hal ini bukan merupakan penurunan jumlah LPM yang ada. Akan tetapi pengertian LPM yang dihitung pada tahun 2012 mendasarkan pada ketentuan penjelasan Pasal 63 PP 72 Tahun 2005 "Yang dimaksud dengan "lembaga kemasyarakatan desa" seperti rukun tetangga, rukun warga, karang taruna, PKK, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat" sehingga LPM tersebut adalah lembaga pemberdayaan masyarakat yang jumlahnya masing-masing 1 lembaga di setiap kelurahan/desa. Kondisi tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 265 desa/kelurahan yang LPM nya aktif sebanyak 80%. Tabel IV.B.21.3 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun Berdasarkan RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun No. Indikator % Jumlah Raperdes yang disetujui bersama % Jumlah BPD yang melakukan rapat pembahasan LKPJ % Kades yang telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas % Sekretaris Desa yang telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas % Perangkat desa lainnya yang telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas % desa yang menyusun profil desa % jumlah desa yang melaksanakan tertib adminitrasi keuangan dan aset desa Jumlah desa yang menetapkan APBDes tepat waktu Jumlah desa yang menetapkan laporan keterangan pertanggungjawaban APBDes tepat waktu % Jumlah LPMD yang aktif Jumlah Desa yang membentuk BUMDes % swadaya masyarakat dalam kegiatan pembangunan desa % penduduk miskin % realisasi keuangan PNPM-MD % realisasi kegiatan PNPM-MD Sumber : Bapermasdes d. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa antara lain : LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 214

10 Belum adanya rumusan baku yang digunakan untuk mendiskripsikan keberdayaan masyarakat, sehingga beberapa skema pemberdayaan masyarakat belum mengarah pada tujuan yang sama; Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan tanpa memperhatikan sasaran yang harus dicapai, sehingga secara garis besar semua output telah tercapai akan tetapi belum memberikan outcome yang maksimal; Kurang adanya kesinambungan suatu kegiatan/program, terutama untuk program pemberdayaan yang membutuhkan skema keberlanjutan sampai periode tertentu; Lemahnya mekanisme monitoring, evaluasi dan pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa; Belum optimalnya peran aktif kelompok masyarakat tertentu dalam pembangunan; Masih kurangnya akses/informasi bagi masyarakatdesa mengenai program pemberdayaan masyarakat desa; Upaya untuk mengatasi kendala tersebut antara lain : Perlunya penguatan perencanaan program pemberdayaan masyarakat desa, sehingga lebih integratif, tepat sasaran dan berkelanjutan; Perlunya memaksimalkan peran kecamatan dalam melakukan pendampingan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa; Perlunya penguatan database desa dan penerapan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa dapat lebih terukur dan tepat sasaran; Perlunya meningkatkan keterlibatan lembaga desa dan lembaga kemasyarakatan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat; Perlunya media informasi dan komunikasi yang efektif bagi masyarakat atas akses informasi program pemberdayaan masyarakat desa. LKPJ 2012Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 215

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment) sebagai sebuah paradigma pembangunan memiliki posisi unik jika dilihat dari perspektif urusan, karena sesungguhnya

Lebih terperinci

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment) sebagai sebuah paradigma pembangunan memiliki posisi unik jika dilihat dari perspektif urusan, karena sesungguhnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi,

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang 5. URUSAN PENATAAN RUANG Tujuan dari perencanaan tata ruang adalah mewujudkan ruang wilayah yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisiensi dalam alokasi investasi,

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BOYOLALI 2016 1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK SETIAP DESA DI KABUPATEN PANDEGLANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2015

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2015 DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABATEN PEMERINTAH KABATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2015 BIDANG : GABUNGAN Hal 1 / 8 00001 Program Pelayanan Administrasi Peran 1 122010101 Penyediaan jasa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENYULUHAN DAN PELAYANAN TERPADU PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 JANUARI 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Keterlibatan perempuan dalam pembangunan disadari atau tidak, menjadi salah satu kunci sukses pembangunan. Selain karena secara normatif perempuan

Lebih terperinci

7. URUSAN PERUMAHAN. a. Program dan Kegiatan

7. URUSAN PERUMAHAN. a. Program dan Kegiatan 7. URUSAN PERUMAHAN Perumahan selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KECAMATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting. Dari sektor ini dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS CIPTA KARYA, TATA RUANG, DAN KEBERSIHAN WILAYAH DENGAN

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Urusan perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global, karena kontribusinya dalam penyediaan bahan makanan berprotein, lapangan

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA TAHUN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA TAHUN DAN PRIORITAS RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA TAHUN 2016 2021 TUJUAN Mewujudkan pembangun an desa yang berkelanjuta n Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana penunjang kelancaran

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu

Lebih terperinci

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut : 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Urusan kependudukan dan catatan sipil mempunyai nilai strategis di bidang perencanaan, pengembangan dan penanganan permasalahan pembangunan. Idealnya kebijakan

Lebih terperinci

Awal Program (outcome) / desa 13,35. Meningkatnya pengetahuan aparatur pemerintahan desa. Desa dan pengelolaan keuangan desa yang akuntabel

Awal Program (outcome) / desa 13,35. Meningkatnya pengetahuan aparatur pemerintahan desa. Desa dan pengelolaan keuangan desa yang akuntabel TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PEMBERDAYAAN DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016-2021 Indikator Targe Satua Tujuan Sasaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA JAMPRONG TAHUN ANGGARAN 2017

PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA JAMPRONG TAHUN ANGGARAN 2017 LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA DESA JAMPRONG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN KEPALA DESA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 PENJABARAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA WILAYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah. Hal ini memberikan landasan dan peluang kepada daerah

Lebih terperinci

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Dimensi penduduk dalam pembangunan memiliki kedudukan yang sangat penting dan sangat berpengaruh dalam perkembangan serta kemajuan pembangunan wilayah, penduduk

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sebagai salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA SIDOHASRI TAHUN ANGGARAN 2017

PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA SIDOHASRI TAHUN ANGGARAN 2017 LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA DESA SIDOHASRI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN KEPALA DESA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 PENJABARAN ANGGARAN

Lebih terperinci

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan 3. URUSAN KEHUTANAN Sumber daya hutan di Kabupaten Wonosobo terdiri dari kawasan hutan negara seluas + 20.300 Ha serta hutan rakyat seluas ± 19.481.581 Ha. Kawasan hutan negara di wilayah Wonosobo secara

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR : 20 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN KOTA PADANG PANJANG

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT REALISASI PERSEN TASE (%) ANGGARAN (Rp) SKPD. Hal. 325

URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT REALISASI PERSEN TASE (%) ANGGARAN (Rp) SKPD. Hal. 325 22. DAN DESA A. KEBIJAKAN PROGRAM Pembangunan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan pada peran serta dan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan wilayah melalui: 1. Penguatan kelembagaan masyarakat;

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

LAMPIRAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM

LAMPIRAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM LAMPIRAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM LAMPIRAN KERANGKA PENDANAAN No Sasaran Strategi arah kebijakan Pembanguna n Daerah Indikator Kinerja Penaan Pembangunan (Rp. Juta) Arah Kebijakan Strategi Kegiatan 2014

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PRIORITAS INDIKATOR KINERJA RENCANA TAHUN 205 PERKIRAAN MAJU TAHUN 206 - Mewujudkan Otonomi De. Meningkatkan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran RENCANA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBERIAN PENGHASILAN TETAP, TUNJANGAN DAN PENERIMAAN LAINNYA BAGI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA,

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK SETIAP DESA DI KABUPATEN PANDEGLANG

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGA L IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. bagaimana cara menuju ke arah tersebut. Oleh karena itu, BPMD menentukan Visi

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. bagaimana cara menuju ke arah tersebut. Oleh karena itu, BPMD menentukan Visi BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi BPMD Sebuah organisasi harus memiliki sebuah alat manajemen yang akan menentukan ke arah mana sebuah organisasi tersebut akan bergerak

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pengaturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN BERBASIS PEMBERDAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 223/ HK / 2015 TENTANG

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 223/ HK / 2015 TENTANG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 223/ HK / 2015 TENTANG PELAKSANAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 BUPATI KARANGASEM, Menimbang a. bahwa nilai-nilai

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Desa Sindanglaya Kec. Cipanas Nomor 6 Tahun 2014 Tentang RKP Desa Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lampiran : Peraturan Desa Sindanglaya Kec. Cipanas Nomor 6 Tahun 2014 Tentang RKP Desa Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN Lampiran : Peraturan Desa Sindanglaya Kec. Cipanas Nomor 6 Tahun 2014 Tentang RKP Desa Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal

Lebih terperinci

EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAPERMADES TAHUN 2015 PERIODE TRIWULAN II TAHUN 2015

EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAPERMADES TAHUN 2015 PERIODE TRIWULAN II TAHUN 2015 Sasaran Tahunan Kab. Temanggung EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAPERMADES TAHUN 20 PERIODE TRIWULAN II TAHUN 20 Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja SKPD Realisasi Kinerja pada

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dalam Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA 1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN

Lebih terperinci

(LKj - IP) TAHUN 2014

(LKj - IP) TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj - IP) TAHUN 2014 BAPERMASDES BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN SEMARANG JL. GARUDA I No. 2, TELP. 024 6921447, UNGARAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan aspek demokrasi, partisipasi rakyat, keadilan, dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci