Perseroan : Organisasi dan Operasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perseroan : Organisasi dan Operasi"

Transkripsi

1 Perseroan : Organisasi dan Operasi Karakteristik Perseroan Perseroan yaitu badan hukum yang terpisah. Perseroan dapat : 1. Mengambil, memiliki dan mengeluarkan suatu harta atas nama perseroan tadi 2. Menanggung kewajiban dan mengikat kontrak sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya (akte pendirian) Pemilikan perseroan dapat berupa beberapa kategori atau kelas yang terbagi dalam unit-unit yang dapat diperjualbelikan yang disebut lembar saham (shares of stock) Setiap lembar saham dari kelas tertentu mempunyai hak yang sama dan hak istimewa yang sama. Pemilik Perseroan (Pemegang Saham) dapat memperjualbelikan sahamnya tanpa menggangu kegiatan perseroan. Dengan kata lain, kelangsungan hidup perseroan tidak dipengaruhi oleh perubahan pemilikan. Pemegang saham perseroan mempunyai kewajiban terbatas. Artinya Perseroan bertanggung jawab atas tindakan dan kewajibannya dan oleh karenanya kreditor tidak mempertimbangkan aktiva di luar milik perseroan untuk jaminan kreditnya. Jadi kerugian keuangan yang ditanggung pemegang saham hanya sebesar jumlah yang ditanamnya. Pemegang saham, yang merupakan pemilik perseroan, mengawasi manajemen perseroan secara tidak langsung melalui pemilihan dewan komisaris. Sturktur Organisasi Perseroan Terbatas Pemegang Saham Dewan Komisaris Direksi Karyawan Sebagai kesatuan hukum yang terpisah, perseroan dikenai pajak tambahan pada saat pembentukannya dan pajak tahunan lainnya. Laba perseroan juga dikenai pajak penghasilan. Jika saat sisa laba dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, maka dividen ini akan dikenai pajak sebagai penghasilan dari pribadi yang menerimanya.

2 Ekuitas / Modal Pemegang Saham Modal Pemilik dalam perseroan disebut Shareholders equity, modal pemegang saham (Stockholders equity), investasi pemegang saham atau modal. 2 sumber utama modal pemegang saham yaitu: 1. Modal disetor (Paid-in Capital) atau contributed capital Investasi oleh pemegang saham 2. Laba yang ditahan (retained earnings) Laba bersih yang ditahan selama kegiatan bisnis. Bagian modal pemegang saham dalam neraca perseroan dibagi dalam sub-bagian berdasarkan sumber modal tersebut yaitu: Modal Pemegang Saham Modal disetor: Saham Biasa Laba yang ditahan Total modal pemegang saham Modal disetor yang diperoleh dari pemegang saham dicatat dalam perkiraan yang sesuai dengan jenis saham. Besarnya laba yang ditahan merupakan saldo perkiraan ikhtisar rugi laba yang dipindahkan ke perkiraan laba yang ditahan pada akhir tahun fiskal. Perkiraan dividen, mendebet pembayaran dividen kepada pemegang saham, saldonya juga dipindahkan ke perkiraan laba yang ditahan. Jika terjadi rugi bersih yang menyebabkan perkiraan laba yang ditahan bersaldo debet, maka hal ini disebut defisit. Pada bagian modal pemegang saham di neraca, defisit dikurangkan dari modal disetor untuk menentukan total modal pemegang saham. Karakteristik Modal Saham Istilah umum yang dipakai untuk pemilikan saham perseroan ialah modal saham (capital stock). Banyaknya lembar saham yang dapat diterbitkan (modal dasar) tercantum dalam akte pendiriannya. Istilah diterbitkan digunakan untuk saham yang diterbitkan untuk pemegang saham. Saham-saham yang masih tersisa (berada) di tangan pemegang saham kemudian disebut saham yang beredar (stock outstanding) Pemilikan modal saham ada kalanya diberi nilai yang disebut nilai nominal. Nilai nominal ini dicetak pada sertifikat saham, yang merupakan bukti kepemilikan pemegang saham. Saham yang diterbitkan tanpa nilai nominal disebut saham tanpa nilai nominal. Jenis Saham Hak-hak utama yang menyertai kepemilikan lembar saham yaitu: 1. Hak Suara (right to vote) 2. Hak untuk memperoleh distribusi pendapatan 3. Hak istimewa/prioritas yaitu hak untuk mendapat bagian fraksional (kecil) yang sama dalam perseroan dengan membeli saham secara proporsional dalam hak penambahan/penerbitan saham yang baru 4. Hak atas aktiva dalam hak likuidasi Jika suatu perseroan hanya menerbitkan saham biasa, maka setiap lembar saham mempunyai hak sama. Suatu perseroan dapat menerbitkan satu atau lebih jensi saham dengan beberapa hak preferensi guna memperluas lingkup pasar investasi.

3 Preferensi ini umumnya berkaitan dengan hak atas distribusi pendapatan. Saham yang demikian disebut saham preferen (Preferred Stock) Dewan komisaris mempunyai wewenang untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, biasanya disebut sedang mengumumkan dividen (declare dividend). Suatu perseroan baik dengan saham preferen maupun dengan saham biasa dapat mengumumkan dividen saham biasa hanya setelah syarat-syarat dividen saham preferen telah dipenuhi (yang dapat dinyatakan dalam nilai moneter atau persentase dari nilai nominal) Contoh: Suatu perseroan menerbitkan lembar saham preferen dengan hak dividen tahunan sebesar Rp 10 per lembar saham dan lembar saham biasa yang beredar. Selama 3 tahun pertama operasinya, laba bersihnya berturut-turut adalah: Tahun pertama Rp Tahun kedua Rp Tahun ketiga Rp Dewan komisaris menahan sebagian pendapatan tahunan tersebut dan mendistribusikan sisanya. Perhitungan distribusi dividen akan terlihat sebagai berikut: Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Laba bersih Jumlah yang ditahan Jumlah yang didistribusikan Dividen saham preferen (1.000 lembar) * Dividen saham biasa (4.000 lembar) ** Dividen per lembar saham Preferen *** 10,00 10,00 10,00 Biasa **** 2,50 6,25 12,50 Perhitungan: * Dividen saham preferen = 10 /lbr * lbr = (untuk tahun 1,2 dan 3) ** dividen saham biasa = jumlah yang didistribusikan dividen saham preferen *** Jumlah dividen saham preferen / jumlah lembar saham preferen **** jumlah dividen saham saham / jumlah lembar saham biasa Saham Preferen Partisipasi dan Tanpa Partisipasi Dari contoh diatas sebelumnya, jelas bahwa pemegang saham preferen relatif mempunyai kepastian yang lebih besar daripada saham biasa dalam penerimaan dividen. Sebaliknya pemegang saham biasa mempunyai kemungkinan penerimaan dividen yang lebih besar daripada pemegang saham preferen. Pemegang saham preferen umumnya mempunyai hak preferensi atas dividen yang terbatas sampai jumlah tertentu. Saham demikian disebut tanpa partisipasi (nonparticipating) Sedangkan saham preferen dengan kemungkinan penerimaan dividen di atas dari jumlah tertentu disebut partisipasi (participating). Saham preferen mungkin berpartisipasi dengan saham biasa dalam beberapa derajat partisipasi, dan perjanjian dengan pemegang saham harus dipelajari untuk menentukan seberapa jauh partisipasi itu.

4 Contoh: Asumsikan bahwa kontrak perseroan tersebut yang dalam contoh sebelumnya menyangkut saham preferen, menyatakan bahwa jika total dividen yang dibagikan melebihi jumlah yang dibagikan sebagai dividen saham preferen dan jumlah yang sebanding untuk dividen saham biasa, maka pemegang saham preferen akan membagi sisa dividen dengan pemegang saham biasa menurut perbandingan modal sahamnya. Sesuai dengan ketentuan ini, pendistribusian dividen sebesar Rp pada tahun ketiga akan dialokasikan sebagai berikut: Dividen Saham Preferen Dividen Saham Biasa Total Dividen Dividen saham preferen (1.000 * 10) Dividen saham biasa (4.000 * 10) Sisanya dibagi ke lembar secara ratarata ( / = Rp 2 per lembar) Total Dividen per lembar saham Rp 12 Rp 12 Saham Preferen Kumulatif dan Tidak Kumulatif (Cumulative and Noncumulative Preferred Stock) Ketentuan tambahan yang dibuat untuk meyakinkan kesinambungan hak dividen saham preferen jika dewan komisaris tidak mengeluarkan atau mengumumkan dividen yang biasa. Hal ini ditegaskan dengan menyatakan bahwa dividen saham biasa tidak dapat dibayar selama dividen saham preferen tertunggak, maka dividen yang tidak dibagikan tersebut digabungkan dengan dividen tahun-tahun berikutnya sampai saat dividen dapat dibagikan. Saham preferen demikian disebut kumulatif. Sedangkan saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang bila pada suatu tahun tidak dibagikan dividen, maka hak pembagian dividen tersebut hilang. Contoh: Modal disetor suatu perusahaan terdiri dari lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp serta 100 lembar saham preferen dengan tingkat dividen tetap 10% dan nilai nominal Rp tiap lembar saham. Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan untuk membagikan dividen sebagai berikut: Tahun Jumlah dividen untuk saham biasa dan saham preferen 1992 Rp Tidak ada 1994 Tidak ada 1995 Rp Jumlah dividen yang diterima oleh masing-masing saham, jika saham preferen adalah saham preferen kumulatif dan non kumulatif adalah sebagai berikut Tahun Total dividen Saham Preferen Kumulatif Saham Preferen non Kumulatif Saham Saham Biasa Saham Saham Biasa Preferen Preferen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 1994 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

5 Terlihat dalam perhitungan di atas bahwa pada tahun 1995, dividen yang diterima oleh saham preferen kumulatif adalah Rp , di mana jumlah ini merupakan jumlah kumulatif dividen tahun 1993, 1994 dan Sebaliknya untuk saham preferen non kumulatif dividen-dividen yang tidak dibagikan dalam tahun 1993, dan 1994 hilang begitu saja dan tidak dapat digabungkan pada pembagian dividen tahun-tahun berikutnya. Hak Preferensi Lainnya Saham preferen mungkin diberi preferensi atas klaim aktiva perseroan dalam hal likuidasi. Jika aktiva yang tersisa setelah pembayaran kepada kreditor tidak cukup untuk mengembalikan modal yang ditanam dalam kedua golongan saham, maka pembayaran pertama akan diberikan ke pemegang saham preferen dan sisanya baru ke pemegang saham biasa. Perbedaan lain menyangkut saham preferen dan saham biasa ialah bahwa saham preferen tidak mempunyai hak suara. Dalam kasus yang khusus, hak dari satu golongan saham ditentukan oleh akte pendirian / anggaran dasar, sertifikat saham ata perjanjian-perjanjian lainnya. Penerbitan Modal Saham Ayat jurnal untuk mencatat investasi pemegang saham dalam perseroan serupa dengan investasi pemilik alam jenis perusahaan lainnya, yakni kas dan aktiva lainnya yang diterima disebelah debit dan kewajiban yang timbul di kredit. Pengkreditan ke perkiraan modal pemegang saham agak berbeda untuk setiap golongan saham. Contoh Penerbitan saham sebesar nilai nominal Perseroan dengan modal dasar lembar saham preferen bernilai nominal Rp 100 dan lembar saham biasa, bernilai nominal Rp 20, menerbitkan ¾ modal dasarnya untuk setiap jenis saham dengan penjualan tunai seharga nilai nominalnya. Jurnal untuk mencatat investasi pemegang saham dan penerimaan kas yaitu: Kas Saham Preferen Saham Biasa Perhitungan: ¾ * lbr = lbr * Rp 100 = ¾ * lbr = lbr * Rp 20 = Saham dengan nilai nominal sering kali dijual oleh perseroan dengan harga di atas nilai nominal atau dibawah nilai nominal. Jika saham dijual di atas nilai nominal, maka kelebihan di atas nilai nominal itu disebut Agio (Premium). Jika saham dijual di bawah nilai nominal, maka perbedaan itu disebut disagio (discount). Jadi jika saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100, kemudian dijual dengan harga Rp 110, maka terdapat agio sebesar Rp 10. Jika saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100, kemudian dijual dengan harga Rp 90, maka terdapat disagio sebesar Rp 10.

6 Secara umum yang mempengaruhi harga saham yang akan dijual oleh perseroan yaitu: 1. Kondisi keuangan atau finansial, catatan pendapatan dan dividen perseroan itu 2. Kemampuan potensialnya untuk menghasilkan pendapatan 3. Tersedianya dana untuk tujuan investasi 4. Kondisi dan prospek bisnis serta perekonomian pada umumnya Agio dan Disagio Saham (Premium and Discount on Stock) Jika modal saham dijual diatas nilai nominal, maka kas atau aktiva lain di debet sejumlah yang diterima. Perkiraan saha kemudian di kredit sejumlah nilai nominalnya, dan perkiraan agio saham, atau sering disebut Modal disetor di atas Nilai Nominal (Paid-In Capital In Excess of Par) dikredit sejumlah agio tersebut. Contoh penerbitan saham di atas nilai nominal Carbil Company menjual lembar saham preferen dengan nilai nominal sebesar Rp per lembar saham dengan harga Rp per lembar secara tunai. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas yaitu: Kas Saham Preferen Modal disetor di atas nilai Nominal (Agio) Saham Preferen Agio (Premium) sebesar Rp merupakan bagian investasi pemegang saham dan karenanya juga bagian modal yang disetor (paid-in capital). Jika modal saham dijual di bawah nilai nominal, maka kas atau aktiva lainnya di debet sejumlah yang diterima, dan perkiraan disagio didebet sejumlah disagionya. Disagio atas modal saham dikurangkan dari nilai nominal modal saham dalam sub-bagian modal disetor dari ekuitas / modal pemegang saham. Pelaporan Agio Modal Saham pada Neraca Cara untuk menyajikan agio modal saham dalam bagian modal pemegang saham di neraca dapat diilustrasikan sebagai berikut: Modal Pemegang Saham Modal disetor: Saham preferen 10%, kumulatif, nilai nominal Rp 50 (2.000 lembar diotorisasi dan diterbitkan) Kelebihan harga jual di atas nilai nominal Saham Biasa, nilai nominal Rp 25 ( lembar diotorisasi, lembar diterbitkan) Kelebihan harga jual di atas nilai nominal Total modal di setor Laba yang ditahan Total modal pemegang saham

7 Bagian modal pemegang saham di bawah ini menggambarkan pelaporan sejumlah defisit dan beberapa perbedaan dalam terminologi dari contoh di atas. Modal Pemegang Saham Modal disetor: Saham preferen Rp 3, kumulatif, nilai nominal Rp 25 ( lembar diotorisasi dan diterbitkan) Agio saham preferen Saham Biasa, nilai nominal Rp 10 ( lembar diotorisasi, lembar diterbitkan) Agio saham biasa Total modal di setor Dikurangi defisit Total modal pemegang saham Penerbitan Saham untuk Aktiva Selain Kas Jika saham dijual dengan pertukaran aktiva selain kas (seperti tanah, bangunan, dll) maka aktiva yang diperoleh harus dicatat menurut harga pasar wajarnya atau harga pasar wajar dari saham yang diterbitkan, dimana salah satu diantaranya yang paling objectif dapat ditentukan. Contoh: Suatu perseroan memperoleh tanah yang sukar dinilai harga pasar wajarnya, untuk ditukar dengan lembar saham biasa yang diterbitkan perseroan tersebut dengan nilai nominal Rp dan harga pasar Rp per lembar saham. Transaksi di atas di catat dalam jurnal umum sebagai berikut: Tanah Saham Biasa Kelebihan modal di setor di atas nilai nominal (Agio) Saham Biasa Penerbitan Saham Tanpa Nilai Nominal (No-Par Stock) Jika suatu saham diterbitkan tanpa nilai nominal (no-par stock) dan terjual, maka hasil penjualan seluruhnya dikreditkan ke perkiraan modal saham, meskipun harga jualnya berbeda dari waktu ke waktu. (Untuk sementara di Indonesia penerbitan saham tanpa nilai nominal masih belum diijinkan) Contoh: Pada waktu pembentukan suatu perseroan diterbitkan lembar saham biasa tanpa nilai nominal seharga Rp 400 per lembar saham. Kemudian suatu saat diterbitkan lagi lembar saham tambahan seharga Rp 360, maka ayat jurnal yang dibuat adalah: Kas Saham Biasa Kas Saham Biasa

8 Konsep awal dari saham tanpa nilai nominal yaitu bahwa hasil seluruh penjualan saham tanpa nilai nominal harus dipandang sebagai modal dasar (legal capital). Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa saham tanpa nilai nominal dapat diberi nilai ditetapkan (stated value) per lembar dan kelebihan penjualan atas nilai ditetapkan dapat di kredit ke Kelebihan Modal Disetor di atas Nilai Ditetapkan (Paid-in Capital in Excess of Stated Value). Contoh Sebuah perseroan menerbitkan lembar saham biasa tanpa nilai nominal seharga Rp 400 per lembar saham. Nilai yang ditetapkan untuk saham biasa ini adalah sebesar Rp 250 per lembar saham. Transaksi tersebut dicatat sebagai berikut: Kas Saham Biasa Kelebihan modal disetor di atas nilai ditetapkan Subskripsi / Pesanan dan Penerbitan Saham (Subscriptions and Stock Issuance) Dalam situasi tertentu, perseroan dapat menjual sahamnya langsung kepada investor atau pihak lainnya seperti karyawan, dan pembeli dapat membuat perjanjian dengan perseroan itu untuk mensubskrip saham dengan harga tertentu per lembar saham. Syarat perjanjian ini mungkin berupa pembayaran penuh di kemudian hari atau pembayaran cicilan (Installment payment) dalam periode waktu tertentu. Jika saham dipesan pada nilai nominal, maka : harga pesanan tersebut didebet ke perkiraan aktiva: Piutang Pesanan saham (Stock Subscription Receivable) Dikredit ke perkiraan Modal Saham: Pesanan Saham (Stock Subscribed) Jika saham dipesan dengan harga di atas atau dibawah nilai nominal maka: Perkiraan Piutang Pesanan Saham didebit sebesar harga pesanan. Perkiraan Pesanan Saham di kredit sebesar nilai nominal, dan Perbedaan antara harga pesanan dan nilai nominal di debet ke perkiraan disagio atau dikredit ke perkiraan agio, tergantung kasusnya. Setelah pemesan telah memenuhi pembayaran yang telah disetujui, perseroan menerbitkan sertifikat saham. Perkiraan Pemesanan Saham kmeudian didebet sebesar total nilai nominal saham yang diterbitkan dan perkiraan modal saham di kredit sebesar jumlah yang sama. Ilustrasi untuk pemesanan dan penerbitan saham. Lawyer Corp. Menerima pesanan saham, memungut kas, dan menerbitkan sertifikat saham sesuai dengan transaksi berikut dibawah ini: 1 maret Menerima pesanan lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 20, dari berbagai pemesan dengan harga Rp 21 per lembar dan menerima uang muka sebesar 40% dari harga pesanan.

9 Mar 1 Piutang Pemesanan Saham Biasa Pesanan Saham Biasa Agio Saham Biasa (Penerimaan Pesanan saham) Kas Piutang Pemesanan Saham Biasa (Penerimaan uang muka 40%) Perhitungan: Piutang Pemesanan Saham Biasa lbr * Rp 21 = (dicatat sebesar harga pasar) Pesanan Saham Biasa * Rp 20 = (dicatat sebesar nilai nominal) Agio saham biasa = (selisih antara harga pasar dan nilai nominal) Penerimaan uang muka = 40% * = Mei Menerima pembayaran 30% dari harga pesanan dari semua pemesan. 1 Mei Kas Piutang Pemesanan Saham Biasa Penerimaan pembayaran 30% 1 Juli Menerima pembayaran terakhir 30% dari harga pesanan dari semua pemesan dan menerbitkan sertifikat saham. 1 Juli Kas Piutang Pemesanan Saham Biasa Penerimaan pembayaran 30% Pesanan Saham Biasa Saham Biasa Penerbitan sertifikat saham Jika neraca disusun setelah transaksi tanggal 1 Maret, maka penyajiannya adalah sebagai berikut: Aktiva Modal Pemegang Saham Aktiva Lancar: Modal disetor: Kas Pesanan saham Biasa Piutang Pesanan Saham Kelebihan harga jual d atas Biasa nilai nominal Total Aktiva Total Modal Pemegang Saham Jika semua pembayaran dari pesanan tersebut ditelah dilunasi, maka perkiraan Piutang Pesanan Saham akan mempunyai saldo nol. Kemudian sertifikat saham diterbitkan dan perkiraan Pesanan Saham biasa juga akan mempunyai saldo nol. Hasil akhir dari serangkaian transaksi di atas ialah: Kas bersaldo sebesar Rp (Dr) Saham Biasa bersaldo sebesar Rp (Cr) Agio Saham Biasa bersaldo sebesar Rp (Cr)

10 Saham Treasuri (Treasury Stock) Istilah Saham Treasury hanya dapat dipakai untuk saham perseroan yang: Telah diterbitkan dan disetor penuh Di kemudian hari dimiliki (atau dibeli) kembali oleh perseroan tersebut Tidak pernah dibatalkan atau di ganti Saham treasury tidak mempunyai: Hak suara, Hak membeli terlebih dahulu (preemptive right) dalam hal penerbitan saham tambahan Hak dalam dividen kas. Jika suatu perseroan membeli sahamnya sendiri, hal ini merupakan pengembalian modal kepada pemegang saham yang telah membeli saham tersebut. Ada beberapa metode akuntansi untuk pembelian dan penjualan kembali saham treasuri. Metode yang umum dipakai adalah dasar harga perolehan (Cost Basis). Jika saham dibeli oleh perseroan, maka: Perkiraan Saham Treasury di debet sejumlah harga yang dibayar untuk pembelian itu. Perkiraan Kas di kredit sejumlah harga yang dibayar untuk pembelian itu. Dalam hal ini nilai nominal dan harga jual saham mula-mula tidak diperhatikan Ketika saham itu dijual kembali, maka: Perkiraan Saham Treasury di kredit sejumlah harga yang dibayar Selisih antara harga beli dan harga jual di debet atau dikredit ke perkiraan Modal disetor dari Penjualan Saham Treasury (Paid-In Capital from Sale of Treasury Stock) Kas di debet sebesar kas yang diterima Contoh Saham Treasury dengan metode Harga Perolehan Diasumsikan bahwa modal disetor suatu perseroan terdiri dari saham biasa yang diterbitkan dengan agio, yang dapat di rinci sebagai berikut: Saham Biasa, nilai nominal Rp 25 ( lembar diotorisasi dan diterbitkan) Rp Kelebihan harga jual di atas nilai nominal Rp Pembelian lembar saham treasuri seharga Rp 45 per lembar saham Saham Treasuri Kas Sebagai catatan, harga sebesar Rp 45 adalah harga perolehan saham Menjual 200 lembar saham treasuri seharga Rp 60 per lembar saham Kas Saham Treasuri Modal disetor dari Penjualan Shm Treasury Harga perolehan saham sebesar Rp 45, dijual sebesar Rp 60, artinya terdapat selisih lebih sebesar Rp 15 per lembar saham

11 Menjualan 200 lembar saham treasuri seharga Rp 40 per lembar saham Kas Modal Disetor dari penjualan saham treasury Saham Treasuri Harga perolehan saham sebesar Rp 45, dijual sebesar Rp 40, artinya terdapat selisih kurang sebesar Rp 5 per lembar saham Laporan modal pemegang saham di neraca akan terlihat sebagai berikut: Modal Pemegang Saham Modal disetor: Saham biasa, nilai nominal Rp 25 ( lembar diotorisasi dan diterbitkan Kelebihan harga jual di atas nilai nominal saham biasa Dari penjualan saham treasuri Total modal disetor Laba ditahan Total Dikurangi saham treasuri (600 lembar menurut harga perolehan) Total modal pemegang saham Pada bagian modal pemegang saham di neraca memperlihatkan bahwa lembar saham telah diterbitkan, dan terdapat 600 lembar di antaranya merupakan saham treasuri. Artinya saham yang beredar sebenarnya sebanyak lembar. Jika dividen kas diumumkan pada saat ini, maka dividen kas hanya diperuntukan bagi lembar saham itu saja. Artinya saham treasuri tidak berhak atas dividen kas. Selain itu lembar saham tersebut mempunyai hak suatu pada rapat pemegang saham. Jika penjualan saham treasuri mengakibatkan penurunan bersih pada modal disetor, maka penurunan tersebut dapat dilaporkan di neraca sebagai: Pengurangan modal disetor Di debet ke perkiraan laba yang ditahan Pemecahan Saham (Stock Split) Perseroaan mungkin melakukan pengurangan nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasanya dan menerbitkan saham-saham baru dalam jumlah yang proprosional. Dengan kata lain perseroan telah memecahan sahamnya dan proses ini disebut pemecahan saham (stock split) Tujuan utama dari stock split yaitu untuk mengurangi harga pasar per saham. Selanjutnya pengurangan harga pasar per saham dapat menarik lebih banyak investor untuk membeli saham dan memperluas jenis serta jumlah pemegang saham. Jika saham dipecahkan maka penurunan nilai nominal atau nilai yang ditetapkan berlaku bagi seluruh saham, termasuk saham yang belum diterbitkan dan juga saham treasuri. Contoh: Diasumsikan bahwa PT Rejeki memiliki lembar saham biasa yang beredar dengan nilai nominal Rp 100 dan harga pasar saham tersebut sebesar Rp 150 per lembar saham. Dewan komisaris mengumumkan pemecahan saham, yaitu 1 lembar saham yang bernilai nominal Rp 100 dipecah menjadi 5 lembar saham yang bernilai nominal Rp 20.

12 Akibatnya jumlah lembar saham biasa yang semula sebanyak lembar setelah dipecah menjadi lembar. Nilai saham biasa yang beredar baik sebelum maupun setelah pemecahan saham tetap sama yaitu sebesar Rp , hanya jumlah lembar saham dan nilai nominal saham yang berubah. Karena setelah pemecahan saham jumlah saham yang beredar menjadi bertambah banyak, diperkirakan juga bahwa harga pasar juga akan menurun. Diasumsikan pada contoh diatas, setelah melakukan stock split, jumlah saham yang beredar menjadi 5 kali lipat dan harga pasar saham diperkirakan akan menjadi Rp 30 (Rp 150/5 Rp 150 adalah harga pasar sebelum pemecahan saham ). Karena pemecahan saham hanya mengubah: Nilai nominal saham atau nilai yang ditetapkan dan Jumlah saham yang beredar Hal ini tidak perlu dicatat dalam ayat jurnal tapi rincian mengenai stock split harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Akuntansi untuk Dividen Jika dewan komisaris mengumumkan dividen tunai, berarti dewan komisaris bermaksud mendistribusikan sebagian kas perseroan kepada para pemegang sahamnya. Sedangkan jika dewan komisaris mengumumkan dividen saham, berarti dewan komisaris telah menyetujui distribusi atas sebagian saham biasanya. Pengumuman dividen baik dividen tunai maupun dividen saham, akan mengurangi Laba ditahan (Retained Earning) perseroan. Dividen Tunai (Cash Dividen) Dividen tunai yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perseroan kepada para pemegang sahamnya. Dividen tunai merupakan bentuk dividen yang paling umum. Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar dapat membayar dividen tunai, yaitu: 1. Laba yang ditahan mencukupi 2. Kas yang memadai 3. Tindakan formal dari dewan komisaris Saldo laba ditahan (retained earning) yang tinggi tidak berarti tersedianya banyak kas untuk membayar dividen. Contoh pengumuman dividen secara tunai di surat kabar: pada tanggal 26 juni, Dewan komisaris PT Komik mengumumkan dividen tunai kuartalan sebesar $ 0.33 per lembar saha biasa kepada para pemegang saham yang tercatat per penutupan bisnis pada tanggal 8 juli dan terhutang sejak 31 juli. Ada 3 tanggal penting pada saat pengumuman dividen, yaitu: 1. Tanggal pengumuman (26 juni) Dewan komisaris mengumumkan dividen tunai 2. Tanggal pencatatan (8 juli) Kepemilikan saham menentukan siapa yang akan menerima dividen (tidak diperlukan ayat jurnal) 3. Tanggal pembayaran (31 juli) Pembayaran dividen

13 Selama periode waktu antara tanggal pencatatan (08 juli) dan tanggal pembayaran (31 juli) harga saham biasanya dikuotasikan sebagai penjualan ex-dividends yang berarti bahwa setiap investor yang membeli saham setelah tanggal pencatatan tidak akan menerima dividen. Contoh: Diasumsikan bahwa pada tanggal 1 desember, dewan komisaris PT Komik mengumumkan dividen tunai kuartalan sebagai berikut: Tanggal pencatatannya yaitu 10 desember Tanggal pembayarannya yaitu 02 januari (tahun berikutnya) Dividen per saham Total dividen Saham preferen, nilai nominal Rp 100, lbr Rp 25 Rp Saham biasa, nilai nominal Rp 10, lbr Rp 3 Rp Total Rp Pada tanggal 1 desember, PT Komik akan mencatat hutang dividen sebesar Rp sebagai berikut: Des 1 Dividen Tunai Hutang Dividen tunai (pengumuman dividen tunai) Pada tanggal 10 desember, tidak ada ayat jurnal yang dibuat, karena tanggal ini hanya menentukan pemegang saham mana saja yang berhak menerima dividen. Pada tanggal 02 januari (tahun berikutnya) perseroan akan mencatat pembayaran dividen sebesar Rp sebagai berikut: Jan 2 Hutang dividen tunai Kas Diasumsikan tahun fiskal PT Komik berakhir pada tanggal 31 Desember, maka saldo dividen tunai akan ditransfer ke perkiraan Laba ditahan (retained earning) sebagai bagian dari proses penutupan dengan cara: Mendebit perkiraan laba ditahan dan Mengkredit perkiraan dividen tunai Perkiraan hutang dividen tunai, akan dilaporkan pada neraca per 31 desember sebagai bagian dari kewajiban lancar. Sebagai tambahan, saham treasuri tidak berhak atas dividen tunai maka pada saat mengumumkan dividen tunai, maka dividen tidak dibayarkan atas saham treasuri. Des 15 Dividen saham ( * 31) Dividen saham yang dapat didistribusikan Agio saham biasa Saldo dividen saham sebesar Rp di tutup ke perkiraan laba ditahan pada tanggal 31 desember. Perkiraan dividen saham yang dapat didistribusikan dilaporkan pada seksi Modal Disetor pada neraca. Jadi dampak dividen saham yaitu berpindahnya laba ditahan sebesar Rp ke modal disetor.

14 Pada tanggal 10 januari, jumlah saham yang beredar meningkat sebanyak lembar, dan ayat jurnal untuk mencatat penerbitan saham yaitu sebagai berikut: Jan 10 Dividen saham yang dapat didistribusikan Saham Biasa Dividen Saham (Stock Dividen) Dividen saham merupakan distribusi saham kepada para pemegang sahamnya. Distribusi semacam ini dapat berupa saham biasa dan diterbitkan kepada para pemegang saham biasa. Dampak dividen saham terhadap ekuitas pemegang saham perusahaan penerbitnya yaitu berpindahnya laba ditahan ke modal di setor Bagi perseroan publik, jumlah yang ditransfer dari laba ditahan ke modal disetor biasanya sebesar nilai wajar (harga pasar) dari saham-saham yang diterbitkan sebagai dividen saham. Contoh: Diasumsikan bahwa perkiraan ekuitas pemegang saham Hanasa Corp. per 15 desember adalah sebagai berikut: Saham Biasa, nilai nominal Rp 20 ( 2 juta lembar diterbitkan) Agio Saham Biasa Laba ditahan Pada tanggal 15 desember, dewan komisaris mengumumkan dividen saham sebesar 5% atau lembar saham ( lembar * 5%) yang akan diterbitkan pada tanggal 10 januari (tahun berikutnya) kepada para pemegang saham yang tercatat per 31 desember. Harga pasar pada tanggal pengumuman adalah Rp 31 per 31 saham. Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman tersebut yaitu sebagai berikut: Des 15 Dividen Saham Dividen saham yang dapat didistribusikan Agio Saham Biasa Perhitungan: = * Rp = * Rp = Keterangan: Saldo dividen saham sebesar Rp akan ditutup ke perkiraan Laba di tahan (Retained Earning) pada tanggal 31 desember. Perkiraan dividen saham yang dapat didistribusikan dilaporkan pada seksi Modal di setor (Paid In Capital). Kesimpulannya bahwa dampak daripada dividen saham yaitu: berpindahnya Laba ditahan (Retained Earning ke Modal disetor (Paid In Capital) Pada tanggal 10 januari (tahun berikutnya), jumlah saham yang bereda meningkat sebanyak lembar. Ayat jurnal untuk penerbitan saham adalah sebagai berikut: Jan 10 Dividen saham yang dapat didistribusikan Saham Biasa Dividen saham tidak mengubah total aktiva, kewajiban atau ekuitas pemegang saham perseroan. Selain itu juga tidak mengubah proporsi kepemilikan dari masing-masing pemegang saham.

15 Contoh: Jika salah seorang pemegang saham mempunyai lembar saham, dan total dari saham yang beredar sebanyak lembar, berarti pemegang saham tersebut memiliki 10% dari total saham yang beredar ( / ). Jika diumumkan bahwa dividen saham sebesar 6% akan dibagikan ke para pemegang saham, berarti perseroan akan menerbitkan sebanyak 600 lembar saham ( * 6%). Akibat dari adanya dividen saham tersebut yaitu: Total saham yang beredar meningkat menjadi lembar ( ) Salah satu pemegang saham yang semula mempunyai lembar saham sekarang mempunyai lembar ( (1.000 *6%)) Proporsi kepemilikannya tetap 10% yaitu (1.060 / ) * 100% Modal Per Lembar Saham (Equity Per Share) Jumlah yang disajikan dalam neraca yakni keseluruhan modal pemegang saham dapat dinyatakan sebagai modal atau ekuitas per lembar saham. Istilah lain untuk menyebutkan modal yang teralokasi per satu lembar saham adalah nilai buku per lembar saham (book value per share) Jika perseroan hanya memiliki satu golongan saham, maka modal per lembar saham di hitung dengan cara: (Jumlah modal pemegang saham / jumlah saham yang beredar) Sedangkan untuk perseroan yang mempunyai baik saham preferen maupun saham biasa, maka: 1. Harus mengalokasikan total modal di antara kedua golongan saham itu dan dalam mengolokasikan itu, harus mempertimbangkan hak likuidasi saham preferen termasuk hak partisipasi dan hak dividen kumulatif. 2. Menentukan modal per lembar saham untuk setiap golongan saham dengan cari : (jumlah total modal yang dialokasikan / jumlah saham beredar yang bersangkutan) Contoh: Pada akhir tahun fiskal berjalan, perseroan yang mempunyai baik saham preferen maupun saham biasa yang beredar, tidak mempunyai dividen saham preferen yang tertunggak, dan saham preferen akan menerima Rp 105 pada saat likuidasi. Saldo perkiraan modal pemegang saham perseroan tersebut dan perhitungan modal per lembar saham adalah sebagai berikut: Modal Pemegang Saham Saham preferen Rp 9, kumulatif, nilai nominal Rp 100 (1.000 lembar saham beredar) Kelebihan harga jual di atas nilai nominal saham preferen Saham Biasa, nilai nominal Rp 10 ( lembar saham beredar) Kelebihan harga jual di atas nilai nominal saham biasa Laba yang ditahan Total modal / ekuitas

16 Alokasi Total Modal ke Saham Preferen dan Saham Biasa Total Modal Dialokasikan ke saham preferen: Nilai Likuidasi Dialokasikan ke saham biasa Saham Preferen : Saham Biasa : Modal Per lembar Saham : lembar saham = Rp 105 per lembar saham : lembar saham = Rp 16 per lembar saham Jika diasumsikan terdapat hak saham preferen atas dividen yang tertunggak pada saat likuidasi, dan adanya dividen saham preferen yang tertunggak untuk masa 2 tahun, maka perhitungan pada ilustrasi di atas akan menjadi sebagai berikut: Alokasi Total Modal ke Saham Preferen dan Saham Biasa Total Modal Dialokasikan ke saham preferen Nilai likuidasi Dividen yang tertunggak Dialokasikan ke saham biasa Saham Preferen : Saham Biasa : Modal Per Lembar Saham : lembar saham = Rp 123,00 per lembar saham : lembar saham = Rp 15,64 per lembar saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekuitas Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan

Lebih terperinci

Corporation: Organization and Capital Stock Transactions

Corporation: Organization and Capital Stock Transactions Corporation: Organization and Capital Stock Transactions Tujuan Pembelajaran 1. Mengenal karakteristik-karakteristik utama Perseroan Terbatas 2. Membedakan Modal disetor dan saldo laba 3. Mencatat penerbitan

Lebih terperinci

MODAL SAHAM. Caecilia Widi Pratiwi

MODAL SAHAM. Caecilia Widi Pratiwi MODAL SAHAM Caecilia Widi Pratiwi MODAL SAHAM Perusahaan Perorangan dan Firma Sulit berkembang krn terbatasnya kemampuan utk mengakumulasikan modal & dana untuk memperluas operasi Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

CAPITAL. Pengertian & Karakteristik Modal

CAPITAL. Pengertian & Karakteristik Modal CAPITAL Finance -> seluruh aktiva perusahaan Hukum -> bagian dari modal pemilik yang harus ditahan dalam perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada kreditur. Akuntansi -> modal pemilik atau modal

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Bentuk badan usaha 1. Perseorangan

Lebih terperinci

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak MM

Lebih terperinci

Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal

Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal A. PENDIRIAN PERSERO/PT 2 Bentuk PT yaitu berdasarkan tujuan dan kepemilikan Didirikan dengan akte pendirian (articles of corporation) yang dibuat oleh notaris

Lebih terperinci

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas BAB 11 EKUITAS A. Jenis-Jenis Ekuitas dan Sumber Perubahannya Ekuitas menunjukkan hak kepemilikan perusahaan sebagai akibat investasi yang dilakukan pemilik ke dalam perusahaan. Struktur ekuitas perusahaan

Lebih terperinci

Equity Financing. Hak Pemilikan (Rights of Ownership)

Equity Financing. Hak Pemilikan (Rights of Ownership) Equity Financing Nature and Classifications of Paid-in Capital Perseroaan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan UU, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan usaha

Lebih terperinci

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM HAK-HAK PEMEGANG SAHAM (Transaksi Setelah Pendirian Perusahaan) Materi 3 Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan perubahan di dalam Modal Saham : 1. Emisi Saham (pengeluaran saham baru) 2. Penarikan

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan Bab II Pembahasan 1. PENGERTIAN MODAL SAHAM Perseroan terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik

Lebih terperinci

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi.

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi. A. Pengertian Laba ditahan Laba ditahan (retained earnings) adalah laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai dividen tetapi diakumulasikan selama masa usaha perusahaan dan dilaporkan pada bagian kekayaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM (Materi 2) Beberapa istilah tentang Modal Saham : 1. Modal Dasar / Otorisasi Modal Saham Jumlah lembar saham dan nilai nominalnya pada saat pendirian perusahaan, dan dicantumkan

Lebih terperinci

Modal pemilik = Aset Kewajiban

Modal pemilik = Aset Kewajiban Nama : muhammad iqbal Nim : 110420100 Akuntansi VI/ C LABA DITAHAN Laporan laba ditahan (dan sama dengan Laporan Ekuitas, Laporan Ekuitas Pemilik untuk kepemilikan tunggal, Laporan Ekuitas Mitra untuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1)

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1) PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1) Pengertian Modal Saham Saham merupakan Tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Saham yg merupakan bukti pemilikan perseroan terbatas mempunyai beberapa

Lebih terperinci

INVESTASI JANGKA PANJANG. Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta

INVESTASI JANGKA PANJANG. Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta INVESTASI JANGKA PANJANG Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta ORGANISASI BISNIS Perorangan Persekutuan Perseroan Toko Kelontong Pengrajin tempe Firma CV Sekt. Publik Sekt.Swasta PERSEORANGAN

Lebih terperinci

Pengertian Modal Saham

Pengertian Modal Saham MODAL Pengertian Modal Saham Saham merupakan Tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Saham yg merupakan bukti pemilikan perseroan terbatas mempunyai beberapa hak sbb : Hak utk berpartisipasi

Lebih terperinci

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN Pertemuan: 16-17 MODAL SAHAM-DEVIDEN MODAL SAHAM Merupakan modal pemilik Perseroan Terbatas (PT) / Modal pemegang saham Klasifikasi Saham: Saham Biasa (Common Stock) Saham Prioritas (Preferred Stock) CATATAN.

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 16 : EKUITAS PEMEGANG SAHAM_LABA DITAHAN

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 16 : EKUITAS PEMEGANG SAHAM_LABA DITAHAN JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 16 : EKUITAS PEMEGANG SAHAM_LABA DITAHAN L16-6 : PEMECAHAN SAHAM DAN DIVIDEN SAHAM Nilai nominal saham = $ 10 per lembar Harga perolehan saham

Lebih terperinci

SAHAM. Oleh: Ani Hidayati

SAHAM. Oleh: Ani Hidayati SAHAM Oleh: Ani Hidayati Pendahuluan Saham Biasa (common stock) >>> jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham Saham Preferen (preferred stock) >>> jika perusahaan mengeluarkan kelas lain dari

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK EKUITAS PERSEROAN TERBATAS

AKUNTANSI UNTUK EKUITAS PERSEROAN TERBATAS AKUNTANSI UNTUK EKUITAS PERSEROAN TERBATAS Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karakteristik dan organisasi Corporation (perseroan terbatas) Membedakan paid in capital dan retained earnings Mencatat transaksi

Lebih terperinci

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2 EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2 PENGANTAR Saham preferen Saham preferen merupakan saham yang memiliki banyak keutamaan dibandingkan dengan saham biasa. Saham preferen biasa disebut

Lebih terperinci

KUIS & SOAL EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

KUIS & SOAL EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI KUIS & SOAL EKUITAS Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Soal 1 B Hak pre-emptive pemegang saham biasa adalah hak untuk. a.

Lebih terperinci

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL www.swaberita.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan modal bank 2. Menjelaskan modal inti (First Tier Capital) 3. Menjelaskan modal pelengkap (Second

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntansi merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) usaha yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 & 8. Metode Harga Perolehan (Cost Method)

PERTEMUAN 7 & 8. Metode Harga Perolehan (Cost Method) PERTEMUAN 7 & 8 Metode Harga Perolehan (Cost Method) Apabila Cost Method yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN Klasifikasi Modal Perseroan Terbuka Pada waktu berdiri modal PT diperoleh dari penjualan saham, yg tercantum dalam akte perusahaan. Tetapi masih mungkin terjadi

Lebih terperinci

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA 1 MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum akuntansi penggabungan badan usaha, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi penggabungan badan

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT PENGERTIAN Investasi Jangka Panjang: adalah sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 21 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Ekuitas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 21 tentang Akuntansi Ekuitas disetujui dalam Rapat Komite Prinsip

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

S A H A M. Pertemuan 3

S A H A M. Pertemuan 3 1 Pertemuan 3 S A H A M Suatu perusahaan menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika suatu perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham itu disebut saham biasa (common

Lebih terperinci

EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI EKUITAS Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 4 5 Karakteristik PT Transaksi Ekuitas Dividen Hibah Pemerintah

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN PERSEROAN DAN MODAL SAHAM MODAL adalah hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman atau investasi yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Earning Per Share 2.1.1 Pengertian Earning Per Share Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham

Lebih terperinci

MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG

MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN PERTEMUAN 5 LONG - TERM LIABILITIES & EQUITY LONG - TERM LIABILITIES MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG JANGKA WAKTU PELUNASANNYA MELEBIHI SATU TAHUN SEJAK TANGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka. Penggabungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

Korporasi: Organisasi, Transaksi Saham, Dividen, dan Laba Ditahan

Korporasi: Organisasi, Transaksi Saham, Dividen, dan Laba Ditahan 11-1 Chapter 11 Korporasi: Organisasi, Transaksi Saham, Dividen, dan Laba Ditahan Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso 11-2 Tujuan Pembelajaran 1. Identifikasi karakteristik utama korporasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 KEWAJIBAN & MODAL Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 Kewajiban dan Modal PSAK 1 Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang PSAK 57 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan Aktiva kontijensi

Lebih terperinci

Bab 9. Isu Kepemilikan Konsolidasi. McGraw-Hill/Irwin. Copyright 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Bab 9. Isu Kepemilikan Konsolidasi. McGraw-Hill/Irwin. Copyright 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Bab 9 Isu Kepemilikan Konsolidasi McGraw-Hill/Irwin Copyright 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. 9-2 ISU KEPEMILIKAN KONSOLIDASI Dalam ilustrasi konsolidasi di bab-bab sebelumnya,

Lebih terperinci

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE )

SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE ) SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( Dilutive Securities & Earnings Per Share ) AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE ) MODUL 10 (

Lebih terperinci

KODE MODUL : 119. KK16.02

KODE MODUL : 119. KK16.02 KODE MODUL : 119. KK16.02 Disusun Oleh: Winarto, M.Pd. Accounting Teacher PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo,

Lebih terperinci

Bab 9 Kebijakan Dividen

Bab 9 Kebijakan Dividen M a n a j e m e n K e u a n g a n 121 Bab 9 Kebijakan Dividen Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai berbagai aspek yang berhubungan dengan faktor penentu kebijakan dividen

Lebih terperinci

BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL. A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal

BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL. A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal Saham merupakan instrumen pasar modal yang paling populer di masyarakat. Saham merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI - PERUBAHAN KEPEMILIKAN

PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI - PERUBAHAN KEPEMILIKAN PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN PENDAHULUAN Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih Mudah dicapai melalui pemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi,

Lebih terperinci

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 2. March 25

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 2. March 25 March 25 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 Soal 1. Saham dan Investasi di Saham (45%)

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 13 : CURRENT LIABILITIES & CONTINGENCIES

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 13 : CURRENT LIABILITIES & CONTINGENCIES JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 13 : CURRENT LIABILITIES & CONTINGENCIES L13-2 : HUTANG USAHA DAN WESEL BAYAR (a) Ayat jurnal : 1/9/2001 Pembelian 50.000 Hutang Usaha 50.000

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS A. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG I. Deskripsi Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

PERSEROAN TERBATAS: Organisasi dan Transaksi Modal Saham

PERSEROAN TERBATAS: Organisasi dan Transaksi Modal Saham Accounting Principles, 7 th Edition Weygandt Kieso Kimmel PERSEROAN TERBATAS: Organisasi dan Transaksi Modal Saham John Wiley & Sons, Inc. 2005 Perseroan Bentuk Organisasi Berbadan hukum Terpisah dan berbeda

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 55674 e-mail : smkn1_girimulyo@yahoo.co.id. ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Menurut Dyckman et al (2001:439) dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Landasan Teori 2.4.1 Teori Signalling Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017

Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 1 Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Membuat jurnal penutup Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal penyesuaian kembali Membuat jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG. Hukum Humaniter merupakan peraturan yang berlaku di masyarakat

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG. Hukum Humaniter merupakan peraturan yang berlaku di masyarakat BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG A. Konsepsi Tentang Hukum Humaniter Hukum Humaniter merupakan peraturan yang berlaku di masyarakat Internasional. Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang

Lebih terperinci

Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan. *Ada perubahan dari AR ke NR karena jadi pakai wesel tagih

Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan. *Ada perubahan dari AR ke NR karena jadi pakai wesel tagih SOAL 1 MOJAKOE 2017 Jawaban: 1. Jurnal Umum dan Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan 8 Jan Cash 181.000.000 AR PT Delta 107.000.000 AR PT Charlie 74.000.000 10 Jan NR Jimin 100.000.000 Cash 100.000.000

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Dan Harga Saham 2.1.1.1 Saham Saham merupakan surat berharga jangka panjang yang diterbitkan perusahaan (emiten) ke publik untuk diperjualbelikan

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG EKUITAS

MAKALAH TENTANG EKUITAS MAKALAH TENTANG EKUITAS 02:38 by bayutube86 0 comments Makalah ini membahas tentang Ekuitas dalam hubungannya dengan Perekonomian Indonesia. Pengertian Definisi Ekuitas Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham Pada tanggal 2 Januari 2012, PT X membeli 40% saham yang beredar PT Y. PT Y melaporkan laba bersih sebesar Rp 725.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 205.000.000

Lebih terperinci

PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI

PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI Akuntansi Lanjutan PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI Sulaiman S.Manggala, SE.Ak.,MBA Persekutuan Firma Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari perjanjian sukarela antara

Lebih terperinci

Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham. Chapter. Intermediate Accounting 12th Edition Kieso, Weygandt, and Warfield. AA YKPN 16-1

Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham. Chapter. Intermediate Accounting 12th Edition Kieso, Weygandt, and Warfield. AA YKPN 16-1 Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham 16 Intermediate Accounting 12th Edition Kieso, Weygandt, and Warfield 16-1 Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham Sekuritas Dilutif Perhitungan Laba per

Lebih terperinci

.hastoni.co.ccuntansi Keuangan Lanjutan Soal Jawab Soal pilihan berganda Akuntansi Keuangan Lanjutan

.hastoni.co.ccuntansi Keuangan Lanjutan Soal Jawab Soal pilihan berganda Akuntansi Keuangan Lanjutan .hastoni.co.ccuntansi Keuangan Lanjutan Soal Jawab Soal pilihan berganda Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Bentuk Investasi KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA

Lebih terperinci

CONTOH SOAL EKUITAS (Paid in Capital)

CONTOH SOAL EKUITAS (Paid in Capital) CONTOH SOAL EKUITAS (Paid in Capital) 1. PENERBITAN dengan Nilai Nominal PT. Obat Jaya menerbitan 1.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 dengan harga Rp 500 per lembar yang dibayar tunai

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan, konversi, dan penarikan sekuritas yang dapat dikonversi (convertible securities).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS

PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN 1. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt

AKUNTANSI KEUANGAN 1. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt AKUNTANSI KEUANGAN 1 ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt 085274738886 arumega_zarefar@yahoo.co.id Laporan keuangan Siklus akuntansi : Bukti jurnal / pencatatan BB / Ledger Trial Balance / neraca saldo sebelum

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Peraturan Bapepam PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-13/PM/1997,

Lebih terperinci

Investasi Stock. Pertemuan ke 7

Investasi Stock. Pertemuan ke 7 Investasi Stock Pertemuan ke 7 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Surat Utang Investasi di Instrumen Ekuitas Latihan dan Pembahasan.. 2 Mahasiswa mampu : Tujuan Pemelajaran 1.

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN Neraca Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajibankewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

STOCKHOLDER S EQUITY: RETAINED EARNING

STOCKHOLDER S EQUITY: RETAINED EARNING STOCKHOLDER S EQUITY: RETAINED EARNING CHAPTER 16 Laba Yang Ditahan (Retained Earning) LYD: Laba dari operasi yang tidak dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan pemegang saham. Penurunan dan penambahan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya LAPORAN ARUS KAS Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu dari mana kas datang dan bagaimana dibelanjakannya. Cash flow menjelaskan sebab-sebab dari perubahan

Lebih terperinci

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS A. Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum Manusia, dalam dunia hukum adalah subjek hukum atau pendukung hak dan kewajiban. Setiap manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci