DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI)"

Transkripsi

1 DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) PT. HUTCHISON 3 INDONESIA 2014

2 Daftar Isi DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI: 1. Pendahuluan dan Sistematika Dokumen 2. Opsi yang Berkaitan dengan Interkoneksi 3. Persyaratan Kompatibilitas Jaringan 4. Daftar Layanan Utama Interkoneksi 5. Jaminan Keuangan 6. Kerangka Waktu Pelaksanaan Interkoneksi 7. Pemesanan Kapasitas 8. Prosedur dan Diagram Pelaksanaan Interkoneksi 9. Tanggapan Atas Permintaan Layanan Interkoneksi 10. Masa Berlaku dan Perubahan 11. Prosedur dan Diagram Pemesanan Kapasitas Dan / atau Penambahan POI 12. Rincian Titik Interkoneksi 13. Contact Persons Daftar Isi i

3 1. PENDAHULUAN DAN SISTEMATIKA DOKUMEN 1.1 Pendahuluan Daftar Penawaran Interkoneksi (DPI) ini menyajikan berbagai informasi penting yang dibutuhkan oleh Pencari Akses Jaringan Telekomunikasi yang akan mengadakan interkoneksi dengan Penyedia Akses dalam hal ini adalah PT Hutchison 3 Indonesia (H3I). Informasi dimaksud meliputi informasi jaringan H3I, berbagai jenis Layanan Interkoneksi yang ditawarkan, dan persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi oleh Pencari Akses. Melalui dokumen ini diharapkan para Pencari Akses memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kebijakan Interkoneksi H3I, sehingga seluruh persyaratan Interkoneksi dapat dipersiapkan dengan baik sebelum mengajukan permohonan Interkoneksi dengan jaringan H3I. Untuk tujuan klarifikasi, syarat dan ketentuan pada DPI ini berlaku hanya pada Jasa Interkoneksi yang ditawarkan pada DPI ini. Dalam Pencari Akses meminta layanan interkoneksi yang tidak tercantum pada DPI ini, maka syarat dan ketentuan dari pemberian akses atas layanan interkoneksi tersebut akan ditentukan kemudian melalui negosiasi dengan dasar itikad baik antara H3I dan Pencari Akses. Dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku dan ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini, besaran biaya interkoneksi sebagaimana tercantum di dalam DPI ini dapat disesuaikan dengan nilai ekonomis dengan memperhatikan kapasitas permintaan dan jumlah trafik yang disepakati oleh Para Pihak. Pembukaan akses interkoneksi dapat dilakukan setelah Perjanjian Pokok Interkoneksi ditandatangani dan H3I dan Pencari Akses sudah menyepakati halhal teknis terkait. Sebagai klarifikasi, Daftar Penawaran Interkoneksi ini bukanlah dokumen yang mengikat secara hukum, Jika Pencari Akses telah sepakat dengan H3I atas hal pembukaan interkoneksi dan hal terkait lainnya, H3I dan Pencari Akses akan menandatangani Perjanjian Pokok Interkoneksi sebagai bentuk kesepakatan yang sah atas penggunaan akses interkoneksi sebagaimana dimaksud. Oleh karenanya, jika terdapat perbedaan antara ketentuan yang tercantum dalam DPI ini dengan Perjanjian Pokok Interkoneksi, maka yang berlaku adalah ketentuan dalam Perjanjian Pokok Interkoneksi. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya DPI ini adalah untuk menyediakan informasi baik berupa aspek teknis, bisnis maupun syarat-syarat serta kondisi yang diperlukan oleh Penyedia Akses dalam menyusun Perjanjian dan pelaksanaan Interkoneksi dengan Jaringan H3I. DPI ini disusun dengan tujuan: 1. Memenuhi ketentuan pemerintah, dimana H3I sebagai salah satu operator telekomunikasi diwajibkan untuk membuat DPI. 2

4 2. Memberikan petunjuk dan pedoman kepada Pencari Akses yang ingin berinterkoneksi dengan H3I. 3. Memberikan penjelasan mengenai layanan Interkoneksi yang diberikan H3I kepada pihak lainnya yang ingin berinterkoneksi dengan H3I. 1.3 Sistematika DPI H3I terdiri dari 2 (dua) Dokumen, yaitu : Batang Tubuh DPI dan Perjanjian Pokok Interkoneksi beserta dokumen pendukungnya. 1.4 Perjanjian untuk Menjaga Kerahasiaan Sebelum pemberian informasi informasi rahasia di DPI ini, pencari Akses dapat meminta untuk memasukkan kerahasiaan dalam keadaan seperti yang telah dicantumkan dalam DPI ini. 2. OPSI YANG BERKAITAN DENGAN INTERKONEKSI 2.1 Titik Interkoneksi (POI) berada di lokasi sentral gerbang Mobile Switch Center (MSC) dan/atau Media Gateway (MGW) H3I, secara spesifik di lokasi Ruang DDF-H3I. 2.2 Pencari Akses bertanggung jawab menyediakan seluruh perangkat, jaringan transmisi, interface, dan sarana penunjang yang diperlukan di sisi jaringannya hingga ke Titik Interkoneksi. 2.3 Karena pada saat ini H3I sedang dalam proses membangun jaringan, maka H3I belum dapat menyediakan opsi untuk link interkoneksi. Setelah jaringan H3I terbangun, opsi ini akan dicantumkan dalam daftar perubahan dari DPI. 3. PERSYARATAN KOMPATIBILITAS JARINGAN 3.1 Konfigurasi Jaringan Hutchison 3 Indonesia Konfigurasi Jaringan H3I digambarkan pada diagram berikut ini : 3

5 [Sisa halaman ini sengaja dikosongkan] 4

6 Keterangan : MSC-S MGW RNC BSC BTS POI BICC ISUP = Mobile Switch Center Server = Media Gateway = Radio Network Controller (WCDMA) = Base Station Controller (GSM) = Base Transceiver Sistem = Point of Interconnection/ Titik Interkoneksi = Bearer Independence Call Control = ISDN User Part Semua lokasi Sentral Gerbang berupa MSC dan MGW yang dimiliki oleh H3I berfungsi sebagai Titik Interkoneksi Pencari Akses harus memiliki Sentral Gerbang yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi fungsi sebagai sentral gerbang sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku, yaitu memiliki kemampuan untuk mengisolasi jaringan, merekam data, mengatur aliran trafik dan menyaring signalling CCS#7 (yang tidak boleh transit atau masuk) ke dalam jaringan H3I. 5

7 3.1.4 Informasi Jaringan dan Setral Gerbang H3I dijelaskan lebih rinci dalam pasal 1, 2 dan Lampiran A1 dari Dokumen Pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi sebagaimana dilampirkan pada DPI ini. 3.2 Transmisi Sistim transmisi yang dimiliki oleh H3I adalah sistim yang berbasis pada teknologi digital, yang beroperasi pada 2Mb/detik sesuai dengan ITU-T rec G.703 untuk kedua teknologi transmissi PDH dan SDH H3I hanya menyediakan sambungan 2Mb/detik dari DDF sentral gerbang H3I menuju Jaringan H3I Media transmisi bisa menggunakan microwave radio maupun kabel serat optik Informasi mengenai Transmisi H3I dijelaskan lebih rinci pada pasal 13 pada Dokumen Pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi sebagaimana dilampirkan pada DPI ini. 3.3 Sinkronisasi Sistem sinkronisasi H3I merujuk pada standar sistem sinkronisasi pada Dokumen Fundamental Technical Plan (FTP) Apabila mengunakan teknologi SDH pada peralatan transmisi yang digunakan, maka sinkronisasi peralatan harus sesuai dengan ketentuan ITU-T rec G Informasi mengenai Sinkronisasi sehubungan dengan Interkoneksi dijelaskan pada Pasal 13.2 dari Dokumen Pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi sebagaimana dilampirkan pada DPI ini. 3.4 Signalling H3I menggunakan standar sistem signalling CCS# Sistim signalling pada kedua belah pihak harus saling bersesuaian satu sama lain dan menggunakan common signalling CCS# Apabila Pencari Akses mengunakan sistim signalling selain CCS#7, maka Pencari Akses dan H3I akan melakukan kesepakatan mengenai penggunaan mengenai sistim signalling selain CCS#7 terlebih dahulu, termasuk kebutuhan perangkat antarmuka (interface) antara kedua sistim yang berbeda Penggunaan signaling untuk keperluan suara dan data dapat menggunakan saluran yang sama atau saluran yang berbeda sesuai dengan kesepakatan antara Pencari Akses dan H3I Penggunaan signaling untuk keperluan suara dan data dapat menggunakan saluran yang sama atau saluran yang berbeda sesuai dengan kesepakatan antara Pencari Akses dan H3I. 6

8 3.4.6 Informasi mengenai Signalling H3I tercantum pada Pasal 13 dari Dokumen Pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi sebagaimana dilampirkan pada DPI ini. 3.5 Seleksi Sirkit Apabila diterapkan sistem sirkit kerja dua arah, maka protokol seleksi sirkit yang diterapkan adalah berdasarkan kesepakatan H3I dan Pencari Akses, sebagai contoh: Pihak yang mempunyai Signalling Point Code (SPC) lebih besar menggunakan forward sequential protocol, dimulai dari sirkit trafik yang pertama dan selanjutnya berurutan sampai menemukan sirkit yang kosong; Pihak yang mempunyai Signalling Point Code(SPC) lebih kecil menggunakan backward sequential protocol, dimulai dari sirkit trafik yang terakhir dan selanjutnya berurutan sampai menemukan sirkit yang kosong; Informasi mengenai Seleksi Sirkit H3I yang berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Pasal 13.5 dari Dokumen pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi sebagaimana dilampirkan pada DPI ini. 3.6 Kinerja Jaringan Tingkat kinerja Jaringan yang diinterkoneksikan : a. ASR (Answer to Seizure Ratio) minimum 55% b. Availability sirkit interkoneksi minimal 99%; c. Call Block maksimum 1%. d. Post Dialing Delay panggilan domestik maksimum 6 (enam) detik. e. Post Dialing Delay panggilan internasional maksimum 10 (sepuluh) detik. f. Bit Rate untuk panggilan ISDN adalah sebesar 64 kbps Parameter CCS#7 link load, 1 (satu) sirkit SDL maksimum dibebani 0.2 Erlang satu arah; Jaminan Occupancy Sirkit interkoneksi : Jumlah Sirkit L-OCC S-OCC U-OCC >

9 Keterangan: a. L-OCC adalah Lower Limit Occupancy, bila occupancy yang terukur lebih kecil dari L-OCC maka jumlah sirkit dapat dikurangi; b. U-OCC adalah Upper Limit Occupancy, bila occupancy yang terukur lebih besar dari U-OCC maka jumlah sirkit harus ditambah; c. S-OCC adalah Standard Occupancy yang digunakan sebagai standard redimensioning penambahan/pengurangan. Penambahan dan pengurangan sirkit interkoneksi dilakukan setelah melalui periode pengamatan selama 1 (satu) bulan berturut-turut Formula parameter performansi jaringan : a. Availability Sirkit ( NixTi AV 1 x100% NxT Ni : jumlah sirikit terganggu Ti : durasi gangguan N : jumlah sirkit operasi T : durasi operasi (satu bulan) b. Call Block JumlahCallBlock CallBlock x100% JumlahBids ( CallAttemp ts) Bids = seizure + loss c. Occupancy JumlahCarriedTraffic Occupancy JumlahSirkitOperasi x100% Grade of Service sirkit interkoneksi maksimum 1%; 3.7 Pengoperasian Jaringan Para pihak bertanggung jawab untuk keamanan pengoperasian sistem masing-masing dan segala gangguan yang ada Apabila jaringan Pencari Akses mengalami gangguan atau kesalahan harus sesegera mungkin dilaporkan kepada H3I begitu pula dengan sebaliknya. Pencari Akses bertanggung jawab atas kerusakan atau kerugian yang diakibatkan dari gangguan jaringan Pencari Akses Dalam hal jaringan Pencari Akses mengalami gangguan dan telah dilaporkan kepada H3I, maka Pencari Akses harus mengupayakan penanggulangan sementara untuk mencegah terjadinya gangguan yang lebih besar atau diupayakan untuk dapat menyelesaikan gangguan dan 8

10 harus berkoordinasi dengan pihak Penyedia Akses dalam menangani gangguan yang terjadi Informasi mengenai Pengoperasian Jaringan yang berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Dokumen Pendukung A pada Perjanjian Interkoneksi yang dilampirakan dalam DPI ini. 3.8 Spesifikasi Teknik Perincian Informasi mengenai Spesifikasi Teknik yang berhubungan dengan perlengkapan dan interface tercantum dalam Dokumen Pendukung D pada Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 4 DAFTAR LAYANAN UTAMA INTERKONEKSI 4.1 Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar Untuk menjamin terselenggaranya hubungan interkoneksi any to any, H3I menawarkan layanan sebagai berikut : Layanan panggilan terminasi merupakan layanan Interkoneksi yang diberikan kepada Pencari Akses untuk melakukan terminasi panggilan ke jaringan H3I. Layanan Panggilan terminasi terdiri dari : i. Terminasi lokal : Terminasi lokal dari penyelenggara jaringan tetap (Fixed), bergerak (Mobile), dan satelit Terminasi lokal dari penyelenggara jasa SLJJ ii. Terminasi jarak jauh : Terminasi jarak jauh dari penyelenggara jaringan tetap (Fixed), bergerak (Mobile), dan satelit Terminasi jarak jauh dari penyelenggara jasa SLJJ iii. Terminasi International : Terminasi international dari penyelenggara jasa SLI Layanan panggilan originasi merupakan layanan interkoneksi yang disediakan oleh H3I, Panggilan originasi ini adalah panggilan yang berasal dari H3I ke penyelenggara jasa yang memiliki jaringan dan/atau kode akses maupun konten. Layanan Panggilan Originasi terdiri dari : i. Originasi Lokal Originasi lokal ke Penyelenggara Jasa SLJJ 9

11 ii. Originasi Jarak Jauh Originasi Jarak Jauh ke Penyelengara Jasa SLJJ iii. Originasi International Originasi International ke Penyelenggara Jasa SLI Originasi International ke Penyelenggara Jasa ITKP 4.2 Layanan Tambahan Layanan tambahan adalah berupa layanan Short Message Services (SMS) dan Multimedia Message Services (MMS) antar pengguna jasa telekomunikasi. 4.3 Daftar Layanan dan Tariff Interkoneksi Tarif Layanan Interkoneksi NO JENIS LAYANAN INTERKONEKSI & KONEKSI TARIF PER MENIT KETERANGAN A. Layanan Interkoneksi Teleponi Dasar 1 Layanan Panggilan Terminasi 1.1 Layanan Panggilan Terminasi Lokal Terminasi Lokal dari Jaringan Tetap. Rp Terminasi Lokal dari Jaringan Bergerak Seluler. Rp Terminasi Lokal dari Jaringan Bergerak Satelit. Rp Terminasi Lokal dari Penyelenggara Jasa SLJJ. Rp Layaanan Panggilan Terminasi Jarak Jauh (JJ) Terminasi Jarak Jauh dari Jaringan Tetap. Rp Terminasi Jarak Jauh dari Jaringan Bergerak Rp. 452 Seluler Terminasi Jarak Jauh dari Jaringan Bergerak Satelit. Rp Terminasi Jarak Jauh dari Penyelenggara Jasa SLJJ. Rp Layanan Panggilan Terminasi International Terminasi International dari penyelenggara jasa SLI Rp Layanan Panggilan Originasi 2.1 Layanan Panggilan Originasi Lokal Originasi lokal ke penyelenggara Jasa SLJJ. Rp Layaanan Panggilan Originasi Jarak Jauh (JJ) Originasi Jarak Jauh ke Penyelenggara Jasa SLJJ. Rp Layanan Panggilan Originasi International Originasi International ke Penyelenggara Jasa SLI Rp Originasi International ke Penyelenggara Jasa ITKP B2B 10

12 B. Layanan Tambahan 1 Fitur SMS (domestik, internasional, any call scenario) 2 Fitur MMS (domestik, internasional, any call scenario) Rp 24 Tarif per SMS B2B Biaya ini akan ditentukan setelah : (1). biaya terminasi dari tujuan panggilan disepakati, dan (2) aspek teknis telah terpenuhi H3I tidak menutup kemungkinan untuk dapat memberikan jenis layanan lain sepanjang secara teknis dan operasional memungkinkan serta tunduk kepada peraturan yang berlaku; dengan adanya kesepakatan dengan Pencari Akses H3I membuka kesempatan kepada Pencari Akses untuk melakukan negosiasi tariff interkoneksi sebagaimana tersebut pada daftar di atas Besaran biaya interkoneksi sebagaimana tercantum di dalam DPI ini dapat disesuaikan dengan nilai ekonomis dengan memperhatikan kapasitas permintaan dan jumlah trafik yang dikomitmenkan oleh Pencari Akses Khusus untuk tarif panggilan originasi SLJJ dan SLI, harga yang tertera di atas, baru merupakan biaya jaringan sedangkan untuk biaya-biaya lainnya yang relevan seperti biaya penagihan, billing dan bad debt akan merupakan harga tambahan yang besarannya ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara H3I dengan Pencari Akses. 4.4 Perincian informasi mengenai Layanan Interkoneksi dan Biaya Interkoneksi yang ditawarkan oleh H3I tercantum dalam Dokumen Pendukung C pada Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 4.5 Perincian informasi dalam Layanan dan Penagihan Interkoneksi dan Biaya interkoneksi yang ditawarkan oleh H3I tercantum dalam Dokumen Pendukung C pada Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 5 JAMINAN KEUANGAN Untuk menjamin kewajiban Pencari Akses dalam melakukan pembayaran Biaya Interkoneksi kepada H3I, H3I dapat meminta Pencari Akses yang hanya mengoperasikan jaringan tertutup atau meyediakan layanan untuk menyediakan dan memelihara jaminan keunngan dalam bentuk uang jaminan (Security deposit) atau jaminan bank (bank guaranteee) dengan nilai setara 2 (dua) kali tingkat prospektif dari tagihan bulanan Pencari Akses. Dalam hal jaminan keuangan yang akan disediakan oleh Pencari Akses adalah jaminan bank (Bank Guarantee), maka format, isi dan bank penerbit jaminan bank tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh H3I. H3I berhak menyimpan jaminan keuangan yang disediakan oleh Pencari Akses selama H3I memberikan Layanan Interkoneksi lainnya (walaupun Layanan Interkoneksi sedang atau telah disuspensi), tanpa adanya kewajiban untuk memberikan bunga atas jaminan keuangan tersebut. H3I berhak mengunakan uang jaminan atau mencairkan jaminan bank tersebut untuk memenuhi kewajiban pembayaran Pencari Akses berdasarkan Perjanjian Interkoneksi. 11

13 6 KERANGKA WAKTU PELAKSANAAN INTERKONEKSI Perkiraan jadwal waktu proses pemenuhan permintaan Layanan Interkoneksi dan Penyediaan Kapasitas mulai dari tahap pengajuan secara tertulis (aplikasi) hingga ke tahap komersial. No Jenis Proses Lama Unit Kerja 1 Permintaan Interkoneksi baru Perjanjian Pokok Interkoneksi sampai dengan implementasi berjangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterimanya Permohonan Interkoneksi dari Pencari akses Inter Carrier Relation 2 Permintaan Pemesanan Kapasitas 3 Permintaan Layanan Tambahan Implementasi pemesanan kapasitas berjangka waktu 3 (tiga) bulan sejak disepakatinya pemesanan kapasitas Interkoneksi Implementasi permintaan layanan tambahan berjangka waktu 3 (tiga) bulan sejak disepakatinya pemesanan kapasitas Interkoneksi Inter Carrier Relation Inter Carrier Relation Prosedur pelaksanaan interkoneksi akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini. 7 PEMESANAN KAPASITAS (ORDER CAPACITY) 7.1 FORECAST TRAFIK Isi Forecast Trafik a. Pencari Akses harus memberikan forecast trafik dari berbagai layanan interkoneksi yang menjadi tanggung jawabnya kepada H3I, dan sebaliknya H3I pun akan memberikan forecast trafik dari berbagai layanan. interkoneksi yang menjadi tanggung jawabnya kepada Pencari Akses. b. Forecast trafik harus mencakup sekurang-kurangnya : Forecast trafik Pencari Akses untuk berbagai jenis trafik yang menjadi tanggung jawabnya menuju kearah jaringan H3I. Forecast trafik H3I untuk berbagai jenis trafik yang menjadi tanggung jawabnya menuju ke arah jaringan Pencari Akses. Perhitungan Forecast trafik (disajikan sesuai dengan kesepakatan Pertemuan Teknis dari waktu ke waktu). 12

14 7.1.2 Periode Forecast Trafik Periode forecast trafik adalah 2 (dua) tahun dan dilakukan secara bergulir; Forecast trafik untuk setiap Sentral Gerbang yang dikoneksikan dilakukan oleh Penyelenggara yang berinterkoneksi dalam setiap 3 (tiga) bulan, dan dipertukarkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum dilaksanakannya pertemuan teknis yang disepakati bersama Informasi dalam Forecast Trafik Informasi trafik merupakan jam sibuk dengan satuan Erlang, yang dihitung dari rata-rata trafik jam sibuk dari hari tersibuk (BDBH) mingguan selama 1 (satu) bulan. Forecast trafik ditentukan pada waktu jam sibuk dimana suatu Rute Trafik akan dikonfigurasikan Forecast trafik disajikan dalam format yang sesuai dan disepakati dari waktu ke waktu dalam Pertemuan Teknis antara wakil-wakil para Pihak Forecast trafik ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari setiap pihak dan bersifat rahasia serta hanya digunakan untuk kepentingan interkoneksi kedua belah pihak Evaluasi Forecast Trafik Apabila terdapat perencanaan pemecahan rute trafik, tambahan rute dan atau aliran trafik maka kedua belah Pihak dapat menyepakati perubahan prosedur forecast trafik Prosedur pembuatan forecast trafik dapat dikaji ulang pada pertemuan teknis untuk mendiskusikan berbagai aspek dari penetapan rute dan forecastnya, guna mencapai kesepakatan atas berbagai perubahan dan waktu pelaksanaan yang tepat dalam pengimplementasiannya Informasi mengenai Forecast Trafik berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Pasal 6 dari Dokumen Pendukung A dalam Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 7.2 PROFIL KAPASITAS Pencari Akses wajib untuk memberikan Profil Kapasitas untuk setiap Titik Interkoneksi sebelum melakukan pengorderan suatu kapasitas yang berkaitan dengan penyediaan kapasitas untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal layanan tersebut dinyatakan siap Pencari Akses akan mempresentasikan Profil kapasitas yang dibuatnya kepada H3I pada periode yang disepakati dan disampaikan selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari kerja sebelum pertemuan teknis Para Pihak akan menandatangani profil kerja kapasitas dalam jangka waktu 5 (lima) hari setelah kesepakatan Para Pihak atas profil kapasitas tersebut Dalam hal tidak tercapai kesepakatan berkaitan dengan suatu Profil Kapasitas, maka perselisihan yang terjadi akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan penyelesaiaan perselisihan dalam Perjanjian ini. 13

15 7.3 PEMESANAN DAN PENYEDIAN KAPASITAS Pemesanan Kapasitas Masing-masing Pihak berhak untuk memesan Kapasitas Intekoneksi kepada Pihak lainnya. Dalam pemesanan Kapasitas Interkoneksi dapat dicantumkan jumlah batas kapasitas minimum dan batas maksimum pada setiap periode pemesanan untuk periode selama 2 (dua) tahun Kongesti Pada kasus kongesti atau dari hasil deteksi menunjukan kecenderungan penurunan tingkat pelayanan di bawah parameter-parameter yang ditetapkan pada mengenai kinerja layanan panggilan, maka Pencari Akses yang membutuhkan tambahan kapasitas harus melakukan order tambahan kapasitas guna menghilangkan masalah atau potensi masalah tersebut Jadwal Pengujian Kapasitas Interkoneksi Ketentuan tentang pengujian Link interkoneksi, adalah sebagai berikut : Kedua belah pihak harus bekerjasama untuk dapat menyelesaikan pengujian Link interkoneksi dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak sistem tersebut dinyatakan siap untuk diuji. Pencari Akses harus memberitahukan kesiapannya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebelum pengujian dilaksanakan. Jika Pencari Akses tidak dapat melaksanakan pengujian pada waktu yang telah disepakati, maka Pencari Akses harus memberitahukan hal tersebut kepada H3I selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pengujian dilakukan. Kegagalan untuk memenuhi ketentuan ini akan berakibat diterapkannya ketentuan yang sesuai dengan Lampiran Aspek Bisnis Prosedur Pengujian dan Pengaktifan (Commisioning) Pencari Akses harus bekerjasama dengan H3I untuk melaksanakan test commissioning guna menjamin kapasitas tersebut memiliki kualitas sesuai dengan standar yang disepakati dan spesifikasi teknis dalam Dokumen Pendukung Informasi mengenai Pemesanan dan Penyediaan Kapasitas yang berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Pasal 7 dan 8 dari Dokumen Pendukung A dari Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 14

16 7.4 JANGKA WAKTU PENYEDIAAN KAPASITAS Jangka Waktu Penyediaan Kapasitas Penyediaan kapasitas Link interkoneksi untuk menyalurkan trafik interkoneksi menggunakan standar transmisi sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan menteri tentang FTP Nasional yang berlaku pada saat Perjanjian ini diadakan. Penyediaan atau pengaturan kembali kapasitas Link interkoneksi,dikarenakan perubahan standar transmisi akan dipenuhi H3I dalam jangka waktu 5 (lima) bulan terhitung sejak tanggal order kapasitas tersebut disepakati oleh H3I. Penyediaan kapasitas Link interkoneksi untuk menghubungkan lokasi titik interkoneksi / POI baru, akan dipenuhi oleh H3I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal disepakatinya order kapasitas. Penambahan kapasitas Link interkoneksi menggunakan standar transmisi yang sama akan dipenuhi oleh H3I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal disepakatinya order kapasitas Penghapusan Kapasitas Permintaan penghapusan kapasitas oleh Pencari Akses (yang telah dibayar dan disediakan) harus mencantumkan tanggal saat kapasitas tersebut tidak diperlukan lagi. H3I akan melaksanakan permintaan penghapusan kapasitas dalam waktu tidak lebih dari 20 (dua puluh) hari setelah menerima permintaan tersebut Perubahan Order Kapasitas H3I akan memberikan jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pengorderan kepada Pencari Akses untuk melakukan amandemen terhadap order yang telah dipesan. Jika lebih dari 10 (sepuluh) hari, maka Pencari Akses akan dikenakan biaya yang besarnya ditentukan sesuai kesepakatan Pengaturan Ulang Kapasitas Pencari Akses harus mengajukan permintaan secara tertulis ke H3I mengenai permintaan penambahan/pengurangan dari kapasitas interkoneksi. H3I akan melakukan evaluasi Performance Link interkoneksi dan mengeluarkan berita acara yang berisi kesepakatan penambahan/pengurangan kapasitas termasuk jangka waktu penyediaan Pembatalan Order Kapasitas Pencari Akses dapat membatalkan order kapasitas yang dipesan kepada H3I dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengorderan. Seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Pencari Akses untuk pemesanan order kapasitas tersebut sepenuhnya menjadi hak H3I Prosedur Pengujian Dan Pengaktifan (Commisioning) 15

17 Pencari Akses harus bekerjasama dengan H3I untuk melaksanakan test commissioning guna menjamin kapasitas tersebut memiliki kualitas sesuai dengan standar yang disepakati dan spesifikasi teknis dalam Dokumen Pendukung D. Kedua belah pihak harus bekerjasama untuk dapat menyelesaikan pengujian kapasitas interkoneksi selambat-lambatnya dalam 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak system tersebut dinyatakan siap untuk diuji Informasi mengenai Periode Penyediaan Kapasitas berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Pasal 9 dari Dokumen Pendukung A dari Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 7.5 PERTEMUAN TEKNIS H3I akan melakukan pertemuan teknis secara berkala dengan Pencari Akses setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak pemberian layanan interkoneksi dilakukan Agenda pembahasan pada Pertemuan Teknis adalah mengenai : Semua permasalahan aspek teknis yang muncul selama 3 bulan setelah kedua jaringan saling berinterkoneksi atau permasalahan teknis periode sebelumnya yang masih belum terselesaikan; Informasi forecast trafik dan Asumsinya; Perhitungan Dimensioning Link interkoneksi; Profil Kapasitas yang disetujui; Aspek teknis lainnya H3I akan melakukan pertemuan teknis setiap saat, apabila terjadi kondisi khusus yang berdampak pada kegagalan penyaluran trafik interkoneksi yang disebabkan antara lain: Perhubungan Putus (perpu); Bencana Alam; Kondisi yang Urgent, misalnya terjadi Penurunan Performansi Link Interkoneksi secara signifikan, sehingga kedua belah pihak tidak bisa mengirim atau menerima trafik interkoneksi dari pihak lainnya Informasi mengenai Pertemuan Teknis berhubungan dengan Interkoneksi tercantum dalam Pasal 11 dari Dokumen Pendukung A dari Perjanjian Interkoneksi yang dilampirkan dalam DPI ini. 8 PROSEDUR DAN DIAGRAM PELAKSANAAN INTERKONEKSI 8.1 Permintaan Interkoneksi Persyaratan Administrasi Surat Permintaan Layanan Interkoneksi dilengkapi dengan seluruh lampiran data administrasi: 16

18 1. Nama Pencari Akses dan nama pejabat yang berwenang, 2. Photo copy Izin usaha, Izin layak operasi serta Izin Penyelenggaraan Telekomunikasi yang dimiliki, 3. Jenis Layanan Interkoneksi yang diminta, apabila merupakan permintaan baru, 4. Penjelasan bahwa Layanan Interkoneksi yang diminta belum disediakan oleh H3I, apabila Layanan yang diminta belum terdapat di DPI H3I, 5. Penjelasan Permintaan tambahan jenis dan kapasitas layanan interkoneksi apabila permintaan Layanan Interkoneksi yang diminta adalah penambahan jenis dan kapasitas Layanan Interkoneksi. 6. Lokasi geografis dan hirarki dalam network dari Titik Interkoneksi yang dibutuhkan, 7. Rencana kerangka waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi kondisi dalam jaringan telekomunikasi, 8. Proyeksi ke depan (forecast) atas kebutuhan kapasitas Interkoneksi. 9. Menandatangani perjanjian untuk menjaga kerahasiaan, dalam bentuk dan format sebagaimana disyaratkan oleh H3I. 8.2 Evaluasi atas permintaan layanan interkoneksi H3I akan melakukan evaluasi atas Permintaan Layanan Interkoneksi oleh Pencari Akses, evaluasi atas Permintaan Layanan Interkoneksi dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam DPI ini dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. H3I dapat menolak dengan cara memberi jawaban tertulis kepada Pencari Akses apabila : a. Pencari Akses bukan Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Izin Penyelenggaraan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi di Indonesia; atau b. Permintaan Layanan Interkoneksi tidak sesuai dengan Izin Penyelenggaraan yang dimiliki oleh Pencari Akses; atau c. Pencari Akses tidak menyampaikan data data sebagaimana dimaksud dalam Persyaratan Administrasi; atau d. Layanan Interkoneksi yang diminta tidak tercantum dalam DPI ini; atau e. Layanan Interkoneksi yang diminta oleh Pencari Akses melebihi kapasitas yang tersedia, dengan memperhitungkan Permintaan Layanan Interkoneksi oleh Pencari Akses yang telah lebih dahulu menyampaikan Permintaan Layanan Interkoneksi; atau f. Pencari Akses tidak mengajukan surat Permintaan Layanan Interkoneksi secara tertulis; atau g. H3I telah memberikan Layanan Interkoneksi yang diminta kepada Pencari Akses; atau h. Berdasarkan penilaian secara wajar dan beritikad baik dari H3I bahwa Pencari Akses tidak mampu memberikan/menyediakan bukti atas kemampuan Pencari Akses untuk membayar/memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjiannya Interkoneksi atau Pencari Akses tidak dapat menyediakan jaminan pembayaran. 17

19 [Sisa halaman ini sengaja dikosongkan] 18

20 PROSES Jawaban Penolakan H3I H3I Deskripsi proses dan Time frame 1. Pencari Akses Interkoneksi menyampaikan surat Permintaan Layanan Interkoneksi dilengkapi dengan seluruh lampiran data administratif 2. H3I menentukan posisi Pencari Akses dalam sistem antrian H3I berdasarkan evaluasi prakondisi yang mempertimbangkan tingkat kesiapan, tingkat kesulitan pelaksanaan dan kompabilitas jaringan Pencari Akses terhadap jaringan H3I. 3. Posisi Antrian Pencari Akses Interkoneksi disampaikan secara tertulis maksimal 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya Permintaan Akses Interkoneksi oleh H3I 4. H3I akan melakukan evaluasi secara komprehensif atas permintaan Layanan Interkoneksi dari Pencari Akses Interkoneksi 5. H3I menentukan sikap, untuk menyetujui atau menolak Permintaan Layanan Interkoneksi. Dalam hal terjadi Penolakan, maka penolakan akan disampaikan H3I selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan layanan interkoneksi tersebut 6. Jika Pencari Akses keberatan terhadap penolakan tersebut diatas, maka Pencari Akses dapat mengajukan permintaan mediasi ke BRTI. 7. H3I akan memberikan jawaban persetujuan terhadap permintaan layanan interkoneksi yang memenuhi Dokumen Terkait Permintaan dan Dokumen administratif yang telah ditentukan Penyampaian Posisi antrian (format bebas) Penolakan permintaan (format bebas) 19

21 PROSES H3I Deskripsi proses dan Time frame syarat selambat-lambatnya 20 (duapuluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya permintaan layanan interkoneksi. 8. Negosiasi mengacu pada DPI H3I dan ketentuan pada Peraturan Menteri Interkoneksi dalam jangka waktu 20 (duapuluh) hari kerja. 9. Jika negosiasi tidak dapat diselesaikan, Pencari Akses Interkoneksi dapat mengajukan penyelesaian melalui mediasi kepada BRTI. 10. Penyelesaian perselisihan interkoneksi melalui mekanisme mediasi oleh BRTI. 11. Hasil negosiasi akan dituangkan ke dalam Perjanjian Pokok Interkoneksi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan implementasi interkoneksi akan direalisasikan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permintaan Interkoneksi. Dokumen Terkait Persetujuan permintaan (format bebas) DPI Dokumen Pendukung yang relevan Perjanjian Interkoneksi 20

22 9. TANGGAPAN ATAS PERMINTAAN LAYANAN INTERKONEKSI 9.1 Dalam hal Permintaan Layanan Interkoneksi tidak memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dalam DPI ini, maka : a. H3I akan menyampaikan Penolakan Permintaan Layanan Interkoneksi kepada Pencari Akses secara tertulis dalam waktu selambat lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya Permintaan Layanan Interkoneksi oleh H3I; dan b. Menyampaikan alasan alasan atas Penolakan Permintaan Layanan Interkoneksi kepada Pencari Akses; dan c. H3I tidak diwajibkan untuk melakukan proses negosiasi serta mengikatkan diri dalam Perjanjian atau kesepakatan dengan Pencari Akses. 9.2 Dalam hal Pencari Akses keberatan terhadap Penolakan Permintaan Layanan Interkoneksi, maka Pencari Akses dapat mengajukan permintaan mediasi kepada BRTI. 10. MASA BERLAKU DAN PERUBAHAN DPI H3I ini dapat diubah dari waktu ke waktu dengan tetap mematuhi ketentuan perundang perundangan yang berlaku. Perubahan DPI H3I akan disesuaikan dengan perkembangan regulasi, bisnis, teknis, ataupun operasional yang mutlak menimbulkan keharusan adanya perubahan DPI H3I ini, sebagaimana akan diberitahukan secara tertulis kepada Pencari Akses yang telah menandatangani Perjanjian Interkoneksi dengan H3I. 11. PROSEDUR DAN DIAGRAM PEMESANAN KAPASITAS DAN/ATAU PENAMBAHAN POI Penyediaan Kapasitas Interkoneksi dilakukan melalui tahapan pemesanan dan penyediaan Kapasitas Interkoneksi. Pemesanan dan penyediaan Kapasitas Interkoneksi berlaku untuk 1. Penyediaan Kapasitas Interkoneksi awal (tahap inisiasi Interkoneksi) 2. Penambahan/pengurangan kapasitas Interkoneksi. 3. Penambahan/pengurangan Kapasitas Interkoneksi sehubungan dengan penambahan/pengurangan Sentral gerbang di lokasi geografis PoI H3I. 4. Penambahan/pengurangan Kapasitas Interkoneksi sehubungan dengan penambahan/pengurangan PoI. 5. Penyediaan sirkit langganan oleh H3I untuk link Interkoneksi yang semestinya menjadi tanggung jawab Pencari Akses. 21

23 PROSES Time Frame Untuk Pemesanan kapasitas, Pencari akses harus menyediakan informasi : 1. Kapasitas Link eksisting 2. Utilisasi 3. Forecast trafik Untuk permintaan penambahan POI baru, Pencari Akses harus menyediakan 2 informasi terakhir Review Pesanan dan penyusunan rencana Implementasi maksimal harus diselesaikan dalam waktu 5(lima) hari kerja Kesepakatan pesanan Kapasitas akan direalisasikan dalam jangka waktu 5 (lima) hari setelah review pesanan Implementasi dan pengujian sampai dengan commercial memakan waktu 3 (tiga)bulan sejak kesepakatan ditandatangani 22

24 12. RINCIAN TITIK INTERKONEKSI No Sentral Gerbang Jenis SG POC 1 JAKARTA GMSC Jakarta, Bogor, Serang, Karawang 2 BANDUNG GMSC Bandung, Tasikmalaya, Cianjur 3 CIREBON GMSC Cirebon 4 SEMARANG GMSC Semarang, Purwokerto, Pekalongan 5 SOLO GMSC Solo, Yogyakarta 6 SURABAYA GMSC Surabaya, Madiun, Malang, Jember 7 DENPASAR GMSC Denpasar, Mataram 8 BATAM GMSC Batam 9 BANDAR LAMPUNG GMSC Tanjungkarang, Kotabumi 10 PALEMBANG GMSC Palembang, Lubuk Linggau, Jambi, Baturaja, Bengkulu, Pangkalpinang, Muara Enim & Tanjung Pandan 11 PEKANBARU GMSC Pekanbaru, Dumai 12 MEDAN GMSC Medan, Sibolga, Pangkalan Brandan, Rantau Parapat, Pematang Siantar. Lhokseumawe, Kabanjahe, Kisaran & Padangsidempuan 13 PADANG GMSC Padang, Bukittinggi 14 ACEH GMSC Banda Aceh 15 PONTIANAK GMSC Pontianak 16 BANJARMASIN GMSC Banjarmasin, Palangkaraya 17 BALIKPAPAN GMSC Balikpapan, Samarinda 18 MAKASSAR GMSC Makassar, Parepare, Rantepao, Kendari, Palu, Soroako 19 MANADO GMSC Manado, Ternate 13. CONTACT PERSONS PT Hutchison 3 Indonesia PERJANJIAN INTERKONEKSI Korespondensi Telepon Fax : : : Head of InterCarrier Relations Alamat Pos : PT Hutchison 3 Indonesia : Menara Mulia Lantai 10 Jl Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Telekomunikasi dan Informasi No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006,

Lebih terperinci

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan ditetapkannya PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006 serta berdasarkan Keputusan Dirjen

Lebih terperinci

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular EXECUTIVE SUMMARY

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular EXECUTIVE SUMMARY Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan ditetapkannya PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006, maka Telkomsel sebagai salah satu operator

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN... 1 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 2 3. XL100 - LAYANAN

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. A H... 1 2. I P... 3 3. Q Z... 7 Dokumen Pendukung E : Definisi Dan Interpretasi Hal ii

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan

Lebih terperinci

DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI Daftar Isi PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI A. Perjanjian Pokok B. Dokumen Pendukung A Perencanaan dan Operasi : 1. Ketentuan Informasi Jaringan 2. Ketentuan tentang Sentral

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. INDOSAT

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. INDOSAT LAMPIRAN 3 : Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi Nomor 278/DIRJEN/2006 Tentang Persetujuan terhadap Dokumen Penawaran Interkoneksi Milik Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Dengan Pendapatan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI... 4 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 5 3. XL100 - LAYANAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOMSEL

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOMSEL LAMPIRAN 2 : Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi Nomor 278/DIRJEN/2006 Tentang Persetujuan terhadap Dokumen Penawaran Interkoneksi Milik Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Dengan Pendapatan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) REFERENCE INTERCONNECT OFFER (RIO) TELKOMSEL

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) REFERENCE INTERCONNECT OFFER (RIO) TELKOMSEL Lampiran II : Keputusan Direktur Jenderal Pos & Telekomunikasi Nomor : 205 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Terhadap Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) Milik Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Dengan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. EXECUTIVE SUMMARY 2. PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI 3. DOKUMEN PENDUKUNG A : PERENCANAAN DAN OPERASI 4. DOKUMEN PENDUKUNG B : PENAGIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI DAFTAR ISI 1 Umum... 3 2 Informasi Jaringan... 3 3 Sentral Gerbang yang Akan dikoneksikan... 5 4 Prinsip

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (P2DPI) DAFTAR ISI

PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (P2DPI) DAFTAR ISI LAMPIRAN 3 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN IFORMATIKA NOMOR : /Per/M.KOMINF/02/2006 TANGGAL : Pebruari 2006 PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (P2DPI) DAFTAR ISI 1. KETENTUAN UMUM... 1

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI DAFTAR ISI 1 Umum... 3 2 Informasi Jaringan... 3 3 Sentral Gerbang yang Akan dikoneksikan... 5 4 Prinsip

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 6 2. INFORMASI JARINGAN... 7 3. SENTRAL GERBANG YANG AKAN DIKONEKSIKAN...

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM... 5 Pasal 1 DEFINISI DAN INTERPRETASI... 5 Pasal 2 STRUKTUR PERJANJIAN... 9 Pasal 3

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te No.233, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017

Lebih terperinci

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100), Umum Banda Aceh 216,59 246,43 278,90 295,67 112,07 139,01 172,41 190,86 109,37 115,47 119,06 124,90 127,19 Lhokseumawe 217,73 242,90 273,06 295,55 111,38 124,28 143,10 154,71 108,33 116,24 121,61 130,52

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI DAFTAR ISI Bab I Ketentuan Umum... 5 Pasal 1. Definisi... 5 Pasal 2. Struktur Perjanjian... 8 Pasal 3. Lingkup Perjanjian...

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI DAFTAR ISI 1 Umum... 3 2 Informasi Jaringan... 3 3 Sentral Gerbang yang Akan dikoneksikan... 5 4 Prinsip

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi

Lebih terperinci

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men No.979, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Penetapan Format Nomor Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang Fundamental Technical Plan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/PER/M. KOMINFO/12/2007;

Lebih terperinci

DAFTAR KODE AWAL OPERATOR DI INDONESIA

DAFTAR KODE AWAL OPERATOR DI INDONESIA DAFTAR KODE AWAL OPERATOR DI INDONESIA JABODETABEK BANTEN (Jakarta, Bogor, Sukabumi, Karawang, Serang) TELKOMSEL 0811 - (Kartu Halo 10, 11 08111,08118,08119 0812 - (Kartu Halo, simpati 11, 12 081210,081211,081212,081213,081218,081219,08128,0

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI DAFTAR ISI Bab I Ketentuan Umum... 6 Pasal 1. Definisi... 6 Pasal 2. Struktur Perjanjian... 12 Pasal 3. Lingkup Perjanjian...

Lebih terperinci

Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi

Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi No. Saran dan masukan I. ATSI pada rapat tanggal 8 Desember 2005 berpendapat bahwa lebih baik pada konsep RPM Interkoneksi hasil pembahasan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PEREKAMAN INFORMASI TAGIHAN... 1 2. PERTUKARAN INFORMASI TAGIHAN... 4 3. PENAGIHAN...

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. SPESIFIKASI INTERFACE FISIK DAN KELISTRIKAN... 2 2.1 Port Masukan Dan Port

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG A: PERENCANAAN DAN OPERASI DAFTAR ISI 1 Umum... 3 2 Informasi Jaringan... 2 3 Sentral Gerbang yang Akan dikoneksikan... 5 4 Prinsip

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Sanksi Administratif. Denda. Penyelenggara Telekomunikasi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN

Lebih terperinci

2015, No Kepegawaian Negara Untuk Menetapkan Keputusan Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda

2015, No Kepegawaian Negara Untuk Menetapkan Keputusan Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1381, 2015 BKN. Keputusan Penyesuaian. Penetapan Kembali. Pensiun Pokok. PNS. Janda/Duda. Format Nomor. Keputusan Kepala BKN. Pencabutan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

FTP Nasional 2000 I - i Pendahuluan

FTP Nasional 2000 I - i Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 TUJUAN... 1 2 LATAR BELAKANG... 1 3 FORMAT DAN JENIS FTP... 2 4 RUANG LINGKUP FTP NASIONAL... 2 5 JARINGAN TELEKOMUNIKASI NASIONAL... 3 6 ANTISIPASI DAN ASUMSI KONDISI LINGKUNGAN...

Lebih terperinci

Layanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang :

Layanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang : Layanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang : Jakarta, Jabodetabek, Bandung, Bogor, Cirebon, Denpasar, Makasar, Malang, Medan, Palembang, Semarang, Serang, Solo, Surabaya, Yogyakarta No. : Lamp :

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH PABEAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai penyelenggaraan

Lebih terperinci

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1 Lampiran 1 Direktur Direktorat Luar Negeri Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 Kotak Pos 1035 J A K A R T A 10010 Jakarta, **) Pemimpin Bank Indonesia.. Jalan.***) Perihal : Permohonan Izin

Lebih terperinci

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA Lampiran SE No. 6/49/DPU tgl. 14 Desember 2004 -------------------------------------------------------------- Lampiran 1 ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA No. Nama Kantor Alamat Kantor 1. KBI Ambon Jl. Raya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI - 1 - KONSULTASI PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 24/06/91 Th. VII, 03 Juni PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan Provinsi Papua Barat mengalami inflasi gabungan sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Timur Bulan Oktober 2017 No. 85/64/Th.XX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Perkembangan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Gabungan 2 Kota No. 68/10/21/Th. XII, 2 Oktober BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Perkembangan /Inflasi Gabungan 2 Kota September

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai penyelengaraan

Lebih terperinci

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI

ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI LAMPIRAN 4 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN IFORMATIKA NOMOR : /Per/M.KOMINF/02/2006 TANGGAL : Pebruari 2006 ATURAN POKOK AKSES KE FASILITAS PENTING INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. KETENTUAN UMUM... 1 2. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN BAGI PENYELENGGARA JARINGAN SATELIT BERGERAK DAN PENYELENGGARA JASA TELEPONI DASAR MELALUI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 30/04/Th. XIX, 01 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2016 INFLASI 0,19 PERSEN Pada terjadi inflasi sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen ()

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN TETAP SAMBUNGAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/03/Th. XIX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,09 PERSEN Pada 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1.

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 161/KMK.01/2007 TENTANG KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD SIARAN PERS KEPALA KANTOR REGIONAL DAN KEPALA KANTOR OJK DI SELURUH INDONESIA DILANTIK Jakarta, 27 Februari 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kamis (27/2/2014) melantik Kepala Kantor Regional dan Kepala

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN TETAP SAMBUNGAN LANGSUNG JARAK JAUH DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Governance) menjadi berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Governance) menjadi berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertolak dari proses reformasi yang menginginkan suatu perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintah yang lebih transparan, berkeadilan dan akuntabel, maka tuntunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 05/02/91 Th. VII, 01 Februari 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan 2013 Provinsi Papua Barat mengalami deflasi

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi

Lebih terperinci

NOMOR : 35 TAHUN 2015 TANGGAL : 9 SEPTEMBER zols BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KEMBALI PENSIUN POKOK PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

NOMOR : 35 TAHUN 2015 TANGGAL : 9 SEPTEMBER zols BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KEMBALI PENSIUN POKOK PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA FORMAT NOMOR KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA UNTUK MENETAPI(AN KEPUTUSAN PENYESUAIAN DAN PENETAPAN KEMBALI PENSIUN POKOK PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN JANDA/DUDANYA,

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN BPS PROVINSI PUSAT STATISTIK PAPUA BARAT No. 44/11/91 Th. VII, 01 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada bulan Provinsi Papua Barat mengalami deflasi gabungan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE A. Definisi 1. Aplikasi Mega Mobile adalah aplikasi atau software yang di download melalui link/alamat/url yang diterima dari Bank atau melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Perkembangan Indeks Harga Konsumen Provinsi DKI Jakarta No. 46/10/31/Th.XIX, 2 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER MENGALAMI INFLASI 0,05 PERSEN YANG DISEBABKAN OLEH

Lebih terperinci

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : TAHUN 2002 T E N T A N G BIAYA INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : TAHUN 2002 T E N T A N G BIAYA INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN TELEKOMUNIKASI RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : TAHUN 2002 T E N T A N G BIAYA INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN TELEKOMUNIKASI MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Papua Barat No. 53/11/91 Th. XI, 01 November BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 05/02/91 Th. XI, 01 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2017 terjadi inflasi sebesar 0,67 persen dengan

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-08-2012 S/D 31-08-2012 NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-08-2012 S/D 31-08-2012 NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI SEKRETARIS DIREKTORAT JL. H.R. RASUNA SAID KAV 8-9 KUNINGAN 021-5225034 021-5208531 LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-08-2012 S/D 31-08-2012 NO. NAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan INFORMATIKA. Pelayanan Internet Teleponi. Standar Kualitas.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan INFORMATIKA. Pelayanan Internet Teleponi. Standar Kualitas. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan INFORMATIKA. Pelayanan Internet Teleponi. Standar Kualitas. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi;

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi; 7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3/P./M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan pada Beberapa Keputusan/ Peraturan Menteri Perhubungan yang Mengatur Materi Muatan Khusus di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 36/08/91 Th. XI, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2017 terjadi inflasi sebesar 0,52 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI ahk BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/05/64/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ DI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2016 0,45 PERSEN Kota Tarakan pada bulan April 2016 mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-09-2012 S/D 30-09-2012 NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL

LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-09-2012 S/D 30-09-2012 NO. NAMA BIAYA BIAYA JUMLAH SUB TOTAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI SEKRETARIS DIREKTORAT JL. H.R. RASUNA SAID KAV 8-9 KUNINGAN 021-5225034 021-5208531 LAPORAN REKAPITULASI PENERIMAAN PNBP Imigrasi TANGGAL : 01-09-2012 S/D 30-09-2012 NO. NAMA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 34/07/91 Th. IX, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2015 terjadi Inflasi sebesar 1,71 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

NOMOR : 11 TAHUN ZOLT TANGGAL : 17 JVLI 2OL7 TIDAK MENINGGALI(AN ISTRI/SUAMI ATAU ANAK BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 11 TAHUN ZOLT TANGGAL : 17 JVLI 2OL7 TIDAK MENINGGALI(AN ISTRI/SUAMI ATAU ANAK BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENETAPAN FORMAT NOMOR KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA UNTUK MENETAPI(AN KEPUTUSAN PENYESUAIAN DAN PENETAPAN KEMBALI PENSIUN POKOK PENSIUNAN HAKIM DAN JANDAIDUDANYA,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 18/04/82/Th XVI, 03 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Maret 2017, KOTA TERNATE DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN Pada Maret 2017, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,31 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 44/09/91 Th. XI, 04 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada terjadi deflasi sebesar -0,62 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10)

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10) 1 PT Banda Aceh - tgl 26 Januari 2017 via ) 2 PT Medan (Lengkap) 3 PT Padang (Lengkap) 4 PT Pekanbaru 5 PT Jambi - 6 PT Palembang (Lengkap) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT Bangka Belitung 8 PT Bengkulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 18/04/91 Th. X, 01 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2016 terjadi deflasi sebesar -0,07 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT No. 01/01/91 Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT Pada 2016 terjadi Inflasi sebesar 0,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,72. Dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER INFLASI 0,11 Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,44 persen pada Oktober Oktober, Kota Bandar Lampung mengalami

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI ( DPI TELKOM )

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI ( DPI TELKOM ) KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI ( DPI TELKOM ) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk 2012 LAMPIRAN : Keputusan Direktur Jendral

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,32 PERSEN BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 80/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,32 PERSEN Pada September 2016,

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DIREKTORAT Pengertian LKM 1. Apa yang dimaksud Lembaga Keuangan Mikro? Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-22 dan Kota Metro peringkat ke-39,

Lebih terperinci