Pemrograman Linier (2)

Transkripsi

1 Solusi model PL dengan metode simpleks Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia

2 2 Bentuk umum model PL Ingat kembali bentuk umum model PL maksimum Maks Z = c x + c 2 x c n x n Dengan kendala: a x + a 2 x a n x n b a 2 x + a 22 x a 2n x n b 2... a m x + a m2 x a mn x n b m x i 0, i =, 2,... n

3 Bentuk baku model PL maksimisasi Maks Z = c x + c 2 x c n x n Dengan kendala: a x + a 2 x a n x n +s = b a 2 x + a 22 x a 2n x n +s 2 = b 2... a m x + a m2 x a mn x n +s m = b m x i 0, i =, 2,... n s i 0, i =, 2,... m s i disebut juga variabel slack Bentuk baku digunakan untuk menyelesaikan model PL dengan metode simpleks 3

4 4 Tinjau kembali model PL untuk problem rumah produksi coklat, beserta solusi optimalnya yang diperoleh dengan metode grafis: Maks Z = 55M + 89H Dengan kendala: 4M + H 296 2M + 6H 24 M, H 0

5 5 Daerah solusi dari model tersebut

6 6 Alternatif solusi dan solusi optimal: (M, H) Z = 55M + 89H (0, 0) 0 (0, 72) 6408 (30.5, 43) (maksimum) (52, 0) 8360 Diperoleh solusi optimal Z = 004.5, dengan M = 30.5 dan H = 43.

7 7 Akan ditunjukkan penyelesaian model PL ini dengan metode simpleks.

8 8 Metode simpleks Metode simpleks adalah prosedur aljabar untuk menyelesaikan masalah PL. Tidak seperti pada metode grafis, metode simpleks mengevaluasi beberapa alternatif solusi saja (tidak semua) untuk menemukan solusi optimal. Metode ini bersifat iteratif.

9 8 Metode simpleks Metode simpleks adalah prosedur aljabar untuk menyelesaikan masalah PL. Tidak seperti pada metode grafis, metode simpleks mengevaluasi beberapa alternatif solusi saja (tidak semua) untuk menemukan solusi optimal. Metode ini bersifat iteratif.

10 9 Penyelesaian PL dengan metode simpleks Berikut diberikan contoh penyelesaian model PL pada masalah rumah produksi coklat. Langkah pertama, buatlah bentuk baku dari model. Maks Z = 55M + 89H Dengan kendala: 4M + H+s = 296 2M + 6H +s 2 = 24 M, H, s, s 2 0

11 0 Iterasi ke-0: tabel simpleks awal Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s (2) s Solusi pada iterasi ke-0 (solusi dasar awal): M = 0, H = 0, Z = 0

12 Iterasi ke-0: menentukan kolom pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s (2) s Pilih kolom pivot, yaitu kolom yang memiliki koefisien paling negatif pada baris (0); dalam kasus ini adalah kolom H.

13 2 Iterasi ke-0: menghitung rasio Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s = (2) s = 304 Hitung rasio pada setiap baris (kecuali untuk baris Z), di mana: rasio = (solusi) / (koefisien pada kolom pivot)

14 3 Iterasi ke-0: menentukan baris pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s = (2) s = 304 Pilih baris pivot, yaitu baris yang memiliki rasio non-negatif terkecil; dalam kasus ini adalah baris (), yang diasosiasikan sebagai variabel s. Elemen persekutuan antara kolom pivot dan baris pivot disebut elemen pivot; dalam hal ini elemen pivot-nya adalah. Pada langkah ini, H akan masuk menjadi basis, dan s akan keluar dari basis.

15 3 Iterasi ke-0: menentukan baris pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s = (2) s = 304 Pilih baris pivot, yaitu baris yang memiliki rasio non-negatif terkecil; dalam kasus ini adalah baris (), yang diasosiasikan sebagai variabel s. Elemen persekutuan antara kolom pivot dan baris pivot disebut elemen pivot; dalam hal ini elemen pivot-nya adalah. Pada langkah ini, H akan masuk menjadi basis, dan s akan keluar dari basis.

16 3 Iterasi ke-0: menentukan baris pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s = (2) s = 304 Pilih baris pivot, yaitu baris yang memiliki rasio non-negatif terkecil; dalam kasus ini adalah baris (), yang diasosiasikan sebagai variabel s. Elemen persekutuan antara kolom pivot dan baris pivot disebut elemen pivot; dalam hal ini elemen pivot-nya adalah. Pada langkah ini, H akan masuk menjadi basis, dan s akan keluar dari basis.

17 4 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan () H () lama Operasi baris Gauss-Jordan Operasi pada baris pivot Pada kolom Basis, gantilah variabel keluar dengan variabel masuk 2 Baris pivot baru = Baris pivot lama elemen pivot 2 Operasi pada baris lainnya: Baris baru = (Baris lama) (koefisien kolom pivot) (Baris pivot baru)

18 5 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan (0) Z (0) lama + 89 () baru 4 () H () lama Operasi baris Gauss-Jordan Operasi pada baris pivot Pada kolom Basis, gantilah variabel keluar dengan variabel masuk 2 Baris pivot baru = Baris pivot lama elemen pivot 2 Operasi pada baris lainnya: Baris baru = (Baris lama) (koefisien kolom pivot) (Baris pivot baru)

19 6 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan (0) Z (0) lama + 89 () baru 4 () H () lama 32 (2) s (2) lama 6 () baru Operasi baris Gauss-Jordan Operasi pada baris pivot Pada kolom Basis, gantilah variabel keluar dengan variabel masuk 2 Baris pivot baru = Baris pivot lama elemen pivot 2 Operasi pada baris lainnya: Baris baru = (Baris lama) (koefisien kolom pivot) (Baris pivot baru)

20 7 Iterasi ke- Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () H (2) s Solusi pada iterasi ke-: M = 0, H = 72, Z = 6408 Pada tahapan ini, H sudah masuk menjadi basis, dan s ke luar dari basis. Perhatikan bahwa pada baris (0) masih terdapat koefisien dari variabel non basis yang bernilai negatif, yang berarti nilai Z masih belum optimal; oleh karena itu lakukan langkah serupa dengan yang sebelumnya.

21 Iterasi ke-: menentukan kolom pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () H (2) s

22 9 Iterasi ke-: menghitung rasio Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () H / = (2) s /3 = 30.5

23 20 Iterasi ke-: menentukan baris pivot Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () H / = (2) s /3 = 30, 5 elemen pivot = 32 3

24 2 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan (2) M ,5 (2) lama 32 3

25 22 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan (0) Z ,5 (0) lama (2) baru (2) M ,5 (2) lama 32 3

26 23 Update tabel No. Basis Z M H s s 2 Solusi Opr. Gauss-Jordan (0) Z ,5 (0) lama (2) baru () H () lama 4 (2) baru (2) M ,5 (2) lama 32 3

27 24 Iterasi ke-2: tabel simpleks optimal Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z ,5 2 () H (2) M ,5 Solusi pada iterasi ke-2: M = 30, 5, H = 43, Z = 004, 5 Pada tahapan ini, seluruh koefisien pada persamaan (0) tidak ada yang negatif, menandakan bahwa solusi optimal telah tercapai.

28 25 Tabel simpleks lengkap Berikut ini adalah tabel simpleks untuk seluruh iterasi yang dilakukan: Itr. No. Basis Z M H s s 2 Solusi Rasio (0) Z () s = (2) s = 304 (0) Z () H (2) s (0) Z ,5 2 () H (2) M ,5 4/ = /3 = 30, 5

29 26 Kondisi untuk variabel masuk dan variabel keluar Kondisi optimalitas. Dalam masalah maksimisasi [minimisasi], variabel masuk adalah variabel non-basis dengan koefisien paling negatif [positif] pada baris (0). Optimal dicapai jika semua koefisien dari variabel non-basis adalah non-negatif [non-positif]. Kondisi kelayakan. Untuk masalah maksimisasi ataupun minimisasi, variabel keluar adalah variabel basis dengan rasio non-negatif terkecil.

30 27 Langkah-langkah metode simpleks Buatlah tabel simpleks awal (didapatkan solusi dasar awal). 2 Tentukan variabel masuk berdasarkan kondisi optimalitas. Berhenti jika tidak ada lagi variabel masuk; pada tahapan ini, solusi optimal telah tercapai. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 3. 3 Tentukan variabel keluar berdasarkan kondisi kelayakan. 4 Tentukan solusi dasar awal dengan menerapkan teknik Gauss-Jordan. Lanjutkan ke langkah 2.