INTERPOLASI PARAMETRIK SEBAGAI PILIHAN LAIN DI ANTARA INTERPOLASI LAGRANGE, SPLAIN-KUBIK DAN NEWBERY-GARRETT. M. Bunjamin *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERPOLASI PARAMETRIK SEBAGAI PILIHAN LAIN DI ANTARA INTERPOLASI LAGRANGE, SPLAIN-KUBIK DAN NEWBERY-GARRETT. M. Bunjamin *"

Transkripsi

1 INTERPOLASI PARAMETRIK SEBAGAI PILIHAN LAIN DI ANTARA INTERPOLASI LAGRANGE, SPLAIN-KUBIK DAN NEWBERY-GARRETT M. Bunjamin * ABSTRAK INTERPOLASI PARAMETRIK SEBAGAI PILIHAN LAIN DI ANTARA INTERPOLASI LAGRANGE, SPLAIN-KUBIK DAN NEWBERY-GARRETT. Berikut akan dibahas tentang interpolasi parametrik di antara beberapa titik yang diketahui di bidang datar, serta akan ditunjukkan beberapa kebaikan sifatnya dibandingkan dengan interpolasi Lagrange, Splain-Kubik dan Newbery- Garrett. ASBTRACT PARAMETRIC INTERPOLATION AS NOTHER ALTERNATIVE AMONG LAGRANGE, CUBIC-SPLINE, AND NEWBERY-GARRETT INTERPOLATIONS. We will discuss how to obtain parametric interpolation between several given points in a plane, and show some of their advantages as compared to the Lagrange, Cubic-spline, and Newbery-Garrett interpolations. PENDAHULUAN Penulis dalam makalahnya pada tahun 1992 [1] pernah melaporkan tentang kelemahan interpolasi Lagrange jika jumlah titik datanya banyak, misalnya 5, yang menghasilkan polinom interpolasi derajat 5 dengan goncangan vertikal demikian besar hingga hasil interpolasi Lagrange dengan interpolasi splain-kubik, yaitu interpolasi orde-tinggi berupa polinom kubik sepotong-sepotong yang di titik-titik data dapat didiferensialkan dua kali secara kontinu, dengan goncangan vertikal sangat minim, meskipun masih ada, sehingga jauh lebih berguna daripada interpolasi Lagrange. Penulis selanjutnya membandingkan kedua interpolasi ini dengan interpolasi orde tinggi yang diusulkan Newbery & Garrett [2], yaitu interpolasi polinom kuintik sepotong-sepotong dengan kelengkungan minimum, yang ternyata bersifat lebih baik lagi daripada interpolasi splain-kubik, karena tidak ada goncangan sama sekali. Namun untuk berbagai aplikasi yang memerlukan kecepatan tinggi, interpolasi splain-kubik dan Newbery & Garrett dianggap terlalu banyak melibatkan komputasi rumit hingga lambat. Karena itu orang masih mencoba mencari metode * Pensiunan Widyaiswara Utama - BATAN

2 interpolasi lain yang penampilannya cukup baik, namun komputasinya relatif mudah dan cepat. Backstrom [3] mengusulkan interpolasi Lagrange sepotong-sepotong, yaitu polinom kuadratik untuk setiap tiga titik yang bersebelahan. Meskipun tampilan interpolasi ini cukup baik, dan komputasinya juga cepat, namun derivatif di titik-titik sambungan tidak kontinu, suatu cacat yang untuk banyak aplikasi tidak dapat diterima. Untuk mengatasi hal ini, Akyildiz [4] mengusulkan interpolasi parametrik, yaitu interpolasi polinom kubik sepotong-sepotong yang derivatif pertamanya kontinu di titik-titik data dan komputasinya relatif mudah dan cepat. INTERPOLASI PARAMETRIK: PEMAHAMAN DASAR Andaikan diketahui N buah titik data berurutan P i = (x i, u i ), i = 1,2,..., N yang akan diinterpolasikan. Untuk menentukan fungsi interpolasi di antara dua titik data sembarang yang bersebelahan, misalnya P i = (x i, u i ) dan P i+1 = (x i+1, u i+1 ), ditentukan: a) parabola p(t) yang harus lewat P i dan P i+1 dan satu titik sebelumnya, yaitu P i-1 = (x i-1, u i-1 ), b) parabola q(t) yang harus lewat P i dan P i+1 dan satu titik sesudahnya, yaitu P i+2 = (x i+2, u i+2 ), dan c) Kurva interpolasi yang sebenarnya lewat P i dan P i+1 ialah polinom kubik hasil kombinasi konvex dari kedua bagian parabola yang berada di interval (x i, x i+1 ). Persamaan kedua parabola, dan juga persamaan fungsi interpolasi yang sebenarnya, dinyatakan dalam bentuk parametrik dengan parameter t, dan fungsi interpolasi di interval (x i, x i+1 ) dinyatakan sebagai : r(t) = (1-t)p(t) + tq(t), 0 t 1. Dari uraian di atas tampak bahwa fungsi interpolasi parametrik di antara setiap dua titik yang bersebelahan didapat dari empat titik yang bersebelahan, yaitu dua titik tersebut ditambah satu titik sebelumnya dan satu titik sesudahnya. Jika N buah titik yang diinterpolasikan membentuk sebuah kurva tertutup (lihat gambar 5 s/d 8), maka metode ini akan menghubungkan semua titik dan membentuk kurva tertutup. Jika N buah titik ini membentuk sebuah kurva terbuka, maka kita harus menambahkan dua titik fiktif untuk melakukan interpolasi parametrik, yaitu satu di posisi sebelum P 1 dan yang lain di posisi sebuah P N. Kedua titik fiktif ini dipilih demikian hingga hasil akhir kurva interpolasi di titik awal P 1 dan titik akhir P N mempunyai derivatif kedua = 0, seperti yang biasanya disyaratkan pada interpolasi splain-kubik atau Newberry & Garrett. Sebagai contoh, perhatikan lima titik data sebagai berikut: P 1 = (-8,8), P 2 = (-1, -1), P 3 = (10, 6), P 4 = (8, -6), dan P 5 = (20, 10), dan bagaimana cara menemukan persamaan parametrik polinom kubik (r(t) yang menghubungkan P 2 dan P 3 (lihat gambar 1 s/d 3).

3 Pertama, dicari persamaan parametrik dari parabola yang lewat P 1, P 2 dan P 3, dengan syarat bahwa titik P 1 harus sesuai dengan nilai parameter t = -1, titik P 2 sesuai dengan nilai t = 0, dan titik P 3 sesuai dengan nilai t = 1. Persamaan parabola p(t) yang harus lewat tiga titik tersebut dapat diuraikan dalam komponen P x (t) dan P u (t), dengan persamaan P x (t) = t + 2t 2 dan P u (t) = -1 t + 8t 2 Kedua, dicari persamaan parametrik dari parabola yang lewat P 2, P 3 dan P 4, dengan syarat bahwa titik P 2 harus sesuai dengan nilai parameter t = 0, P 3 sesuai dengan t = 1, dan P 4 sesuai dengan t = 2. Persamaan parabola q(t) yang harus lewat tiga titik tersebut diuraikan dalam komponen q x (t) dan q u (t), yaitu q x (t) = t 6.5t 2 dan q u (t) = t 9.5t 2 Jadi intinya ialah, bagi titik P 2 dan P 3 yang dilalui oleh parabola p(t) dan q(t), daerah (range) nilai parameter t bagi kedua parabola di antara kedua titik ini harus sama, yaitu 0 t t 1. Ketiga, dicari persamaan parametrik dari fungsi interpolasi di antara titik P 2 dan P 3, yaitu r(t) = (1 t) p(t) + tq(t), terdiri dari dan r x (t) = (1 t) p x (t) + tq x (t) = t t 2 8.5t 3, r u (t) = (1 t) p u (t) + tq u (t) = -1 t t t 3 INTERPOLASI PARAMETRIK: RUMUSAN SECARA RINCI Untuk menentukan fungsi interpolasi di antara dua titik data sebarang yang bersebelahan, misalnya P i dan P i+1, pertama-tama perlu kita cari persamaan parametrik umum dari parabola yang lewat titik P i-1, P i, dan P i+1, dengan syarat bahwa P i-1 sesuai nilai t = -1, P i sesuai dengan nilai t = 0, dan P i+1, sesuai dengan nilai t = 1. Jika persamaan parabola ini mempunyai komponen p x (t) = a x + b x t + c x t 2 dan p u (t) = a u + b u t + c u t 2, maka kita memiliki enam persamaan berikut untuk menentukan koefisien kedua parabola ini, yaitu: t = -1 p x (-1) = x i 1 = a x + b x + c x dan p u (-1) = u i 1 = a u + b u + c u

4 t = 0 p x (0) = x i = a x dan P u (0) = u i = a u t = 1 p x (1) = x i + 1 = a x + b x + c x dan p u (1) = u i + 1 = a u + b u + c u dari persamaan untuk t = 0 didapat a x = x i dan a u = u i, dan jika hasil ini dimasukkan ke persamaan pertama dan ketiga akan memberikan b x = (x i x i - 1 ) /2, dan b u = (u i u i - 1 ) /2, c x = (x i x i - 1 2x i ) /2, dan c u = (u i u i - 1 2u i ) /2. Rumus-rumus di atas dapat disingkat sebagai berikut: a = P i, b = (P i P i - 1 ) /2, c = (P i P i - 1 2P i ) /2. Selanjutnya kita cari persamaan parametrik parabola yang lewat titik P i, P i + 1, dan P i + 2, dengan syarat bahwa P i sesuai dengan nilai t = 0, P i + 1 sesuai dengan t = 1, dan P i + 2 sesuai dengan t = 2. Jika persamaan parabola ini memiliki komponen q x (t) = A x + B x t + C x t 2 dan q u (t) = A U + B u t + C u t 2, maka ada enam persamaan berikut untuk menentukan koefisien kedua parabola ini, yaitu: t = 0 q x (0) = x i = A x dan q u (0) = u i = A u t = 1 q x (1) = x i + 1 = A x + B x + C x dan q u (1) = u i + 1 = A u + B u + C u, t = 2 q x (2) = x i + 2 = A x + 2B x + 4C x dan q u (2) = u i + 2 = A u + 2B u + 4C u. Dari persamaan untuk t = 0 didapat A x = x i dan A u = u i, Dan jika hasil ini dimasukkan ke persamaan ke-2 dan ke-3 akan memberikan: B x = (-3x i + 4x i+1 x i+2 )/2, B u = (-3u i + 4u i+1 u i+2 )/2, C x = (x i - 2 x i+1 + x i+2 ) / 2, C u = (u i - 2 u i+1 + u i+2 ) / 2, atau disingkat

5 A = P1, B = (-3P i + 4P i+1 P i+2 )/2, C = (P i 2P i+1 + P i+2 ) / 2 Akhirnya kita cari persamaan fungsi interpolasi r(t) di antara titik P 1 = (x i, u i ) dan P i+1 = (x i+1, u i+1 ) dari persamaan r(t) = (1 t) p(t) + tq(t) = (1 t)(a + bt + ct 2 ) + t(a + Bt + Ct 2 ), atau r(t) = a + (b a + A)t + (c b + B)t 2 + (C c)t 3 = P i + 0.5(P i+1 P i-1 )t + 0.5(2P i-1-5p i + 4P i+1 P i+2 )t (-P i-1 + 3P i - 3P i+1 + P i-2 )t 3 Ini berarti bahwa fungsi r(t) mempunyai komponen: r x (t) = a x + (b x a x + A x )t + (c x b x + B x )t 2 + (C x c x )t 3 = x i + 0.5(x i+1 x i-1 )t + 0.5(2x i-1 5x i + 4x i+1 x i+2 )t (-x i-1 + 3u i 3u i+1 + u i-2 )t 3 untuk nilai r dalam interval 0 t 1. MENENTUKAN KOORDINAT TITIK-TITIK FIKTIF Seperti telah disebutkan di atas, jika N buah titik P i = (x i, u i ) membentuk sebuah kurva terbuka, maka kita harus menambahkan dua titik fiktif, yaitu P 0 = (x 0, u 0 ) di posisi sebelum P i, dan yang lain P N+1 = (x N+1, u N+1 ) di posisi sesudah P N. Kedua titik fiktif ini dipilih demikian hingga hasil akhir kurva interpolasi u(t) di titik awal P i dan titik akhir P N mempunyai u" = 0, seperti yang biasanya disyaratkan pada interpolasi splain-kubik atau Newbery & Garrett (lihat gambar 4). Dari persamaan umum kurva interpolasi u(t) = a + (b a + A)t + (c b + B)t 2 + (C c)t 3, didapat u'(t) = (b a + A) + 2(c b + B)t + 3(C c)t 2, dan u''(t) = 2(c b + B) + 6(C c)t

6 Untuk interval (x i,,x 2 ), di titik P i = (x i, u i ) nilai t = 0 sehingga syarat u" = 0 berarti c b + B = 0. Untuk 4 titik pertama (termasuk titik fiktif) P 0 = (x 0, u 0 ), P i = (x i, u i ), P 2 = (x 2, u 2 ) dan P 3 = (x 3, u 3 ), kita mempunyai rumus b = (P 2 P 0 )/ 2, c = (P 2 + P 0 2P 1 )/2, dan B = (-3P 1 + 4P 2 P 3 )/2, sehingga c b + B = 0, berarti atau P 2 + P 0 2P 1 - P 2 + P 0 3P 1 + 4P 2 P 3 = 2P 0-5P 1 + 4P 2 P3 = 0 atau P 0 = 5P 1-4P 2 + P 3 )/2, Ini berarti bahwa koordinat titik fiktif P 0 = (x 0, u 0 ) dapat ditentukan dari koordinat tiga titik sesudahnya seperti berikut: x 0 = (5x 1 4x 2 + x 3 )/ 2, dan u 0 = (5u 1 4u 2 + u 3 )/2, Untuk interval (x N-1, x N ), di titik P N = (x N, u N ) nilai t = 1, sehingga syarat u" = 0 berarti c b + B + 3(C c) = -b 2c + B + 3C = 0 Untuk empat titik terakhir (termasuk titik fiktif) P N-2,= (x N-2, u N-2 ), P N-1,= (x N-1, u N-1 ), P N, = (x N, u N ) dan P N+1,= (x N+1, u N+1 ), kita memiliki b = (P N - P N-2 ) / 2, c = (P N + P N-2-2P N-1 )/2, B = (-3P N-1 +P N-2 )/2 dan C = (P N-1-2P N + P N+1 )/2, sehingga b 2c + B + 3C = 0, berarti -P N /2 + P N-2 /2 - P N - P N-2 + 2P N-1-3P N-1 /2 + 2P N - P N+1 /2 + 3P N-1 /2-3P N + 3P N+1 /2 = 0, atau P N+1 = (5P N - 4P N-1 + P N-2 )/2 Ini berarti bahwa koordinat titik fiktif P N+1 = (x N+1, u N+1 ) dapat ditentukan dari koordinat tiga titik sebelumnya sebagai berikut:

7 x N+1 = (5x N - 4x N-1 + x N-2 )/2 dan u N+1 = (5u N - 4u N-1 + u N-2 )/2 Sebagai contoh, andaikan digunakan lima titik berikut: P 1 = (-8, 8), P 2 = (-1, -1), P 3 = (10, 6), P 4 = (8, -6), dan P 5 = (20, 10), maka titik fiktif awal adalah P 0 = (-13, 25) dan titik fiktif akhir adalah P 6 = (39, 40). KONTINUITAS DI TITIK-TITIK DATA Dari uraian di atas telah diketahui bahwa persamaan fungsi interpolasi di antara titik P i = (x i, u i ), dan P i+1 = (x i+1, u i+1 ) ialah r(t) = P i + 0.5(P i+1 P i-1 )t + 0.5(2P i-1 5P i + 4P i+1 P i-2 )t (-P i-1 + 3P i - 3P i+1 + P i-2 )t 3, sehingga derivatif pertamanya adalah: r (t) = 0.5(P i+1 P i-1 )t + (2P i-1 5P i + 4P i+1 P i-2 )t (-P i-1 + 3P i - 3P i+1 + P i-2 )t 2, yang berarti bahwa r (0) = 0.5(P i+1 P i-1 ). Ini adalah limit kanan. Jika sekarang kita perhatikan interval di antara P i-1 = (x i-1, u i-1 ) dan P i = (x i, u i ), maka r (t) = 0.5(P i P i-2 ) + (2P i-2 5P I-1 + 4P i P i+1 )t + 1.5(-P i-2 + 3P i-1-3p i + P i-1 )t 2, sehingga r (1) = 0.5(P i+1 P i-1 ). Ini adalah limit kiri dari r (t) di titik P i, yang ternyata sama dengan limit kanannya, sehingga interpolasi parametrik mempunyai derivatif pertama yang kontinu di titik-titik data, suatu sifat yang cukup ideal untuk suatu fungsi interpolasi. Nilai derivatif di titik P i = (x i-, u i ) adalah ui+ 1 ui 1 r'( Pi = xi+ 1 xi 1 Hal lain yang dapat disimpulkan dari sifat ini ialah bahwa garis singgung pada fungsi r(t) di titik P i sejajar dengan garis yang menghubungkan P i-1 dengan P i+1. MEMBANDINGKAN INTERPOLASI PARAMETRIK DENGAN INTERPOLASI LAIN Pada gambar 9 s/d 12 ditampilkan empat macam interpolasi yang diterapkan pada tigabelas titik yang sama, yaitu interpolasi Lagrange, splain-kubik, Newbery-

8 Garrett, dan parametrik. Ke-tigabelas titik ini digunakan Newbery-Garrett untuk membandingkan metode interpolasi mereka dengan splain-kubik. Tidak dapat disangkal bahwa hasil interpolasi Lagrange sama sekali tidak dapat diterima, karena goncangan vertikalnya yang demikian besar. Interpolasi splain-kubik menunjukkan ciri jauh lebih baik dari pada lagrange, tetapi masih ada cacat, yaitu adanya goncangan kecil di antara titik-titik 2 dan 3, 3 dan 4, 6 dan 7, 7 dan 8 serta 9 dan 10. Hasil interpolasi Newbery-Garrett jelas paling superior, apalagi jika digunakan algoritma yang baik untuk meminimalkan kelengkungannya. Namun di luar dugaan, hasil interpolasi parametrik yang komputasinya jauh lebih sederhana daripada splain-kubik dan Newbery-Garrett, menunjukkan ciri yang sangat dekat dengan hasil Newbery- Garrett, dan jelas lebih baik dari hasil interpolasi splain-kubik. Hal ini sekali lagi tampak dari gambar 13 s/d 15 yang menunjukkan gambar mobil dari hasil interpolasi Newbery-Garrett, interpolasi splain-kubik, dan interpolasi parametrik yang diterapkan pada kumpulan 18 titik yang sama, dengan hasil yang juga cukup mencengangkan, yaitu hasil interpolasi parametrik yang lebih baik dari hasil interpolasi splain-kubik dan tidak jauh berbeda dari hasil interpolasi Newbery-garrett. Sekedar sebagai contoh tambahan, gambar 16 menunjukkan wajah orang yang penulis buat dengan bantuan interpolasi parametrik, suatu hal yang di masa lalu sulit penulis coba lakukan dengan sistem interpolasi yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan di atas tampak betapa interpolasi parametrik yang algoritmanya demikian sederhana jika dibandingkan dengan interpolasi splain-kubik, apalagi dibandingkan interpolasi Newbery-Garrett yang algoritmanya demikian kompleks, ternyata mampu memberi hasil tampilan yang mengalahkan hasil splainkubik dan sangat dekat dengan hasil Newbery-Garrett. Dengan kata lain, algoritma interpolasi parametrik adalah sangat efisien dan efektif. Kelebihan lain dari interpolasi parametrik terhadap interpolasi splain-kubik dan Newbery-Garrett ialah sebagai berikut. Jika kedua interpolasi terakhir ini bersifat global, yaitu perubahan satu titik data berakibat berubahnya seluruh komputasi N titik, maka interpolasi parametrik bersifat lokal, yaitu perubahan satu titik data tidak mempengaruhi komputasi data lain, dan hanya titik tetangga terdekatnya yang terpengaruh. Dengan berbagai kelebihan seperti tercantum di atas, penulis menyarankan kepada rekan-rekan peneliti, khususnya di bidang kimia, biologi, kedokteran, pertanian dan sebagainya. Yang biasanya kurang akrab dengan berbagai algoritma komputasi, untuk memanfaatkan interpolasi ini, antara lain untuk membantu proses

9 pengolahan dan pemodelan data dari hasil eksperimen laboratorium atau kebun percobaan atau rumah sakit. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan dosen di jurusan Fisika FMIPA-UI di Depok, karena telah membantu penulis dengan fasilitas jurnal komputasi, khususnya jurnal Computers in Physics dari American Institute of Physics. DAFTAR PUSTAKA 1. BUNJAMIN, M., Interpolasi dengan Kelengkungan Minimum, Prosiding Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir II, Jakarta, Februari (1992) NEWBERY, A.C.R. & GARRETT, T.S., Comput. Math. Appl., 22, 37 (1997). 3. BACKSTROM, G., Computers in Physics, 7, 213 (1993) 4. AKYILDIZ, Y., Computers in Physics, 8, 722 (1994)

10 DISKUSI HAYET LAGGOUNE Bagaimana perbandingan hasil antara interpolasi parametrik dengan metode lain ditinjau dari segi hasil akhir dan kompleksitas algoritma? M. BUNJAMIN 1. Dari segi efisiensi komputasi/kompleksitas algoritma, interpolasi parametrik unggul karena komputasinya hanya ±10% dari komputasi Spline-cubic interpolation, apalagi terhadap metode Newbery-Garrett. 2. Dari segi hasil akhir/efektivitas, interpolasi parametrik setingkat dengan interpolasi Newbery-Garrett, berarti setingkat dengan interpolasi orde tinggi. M. SYAMSA ARDISASMITA Kalau titik-titik kontrol membentuk suatu kontour (keliling tertutup), dapatkah titiktitik tersebut dihubungkan dengan satu tarikan kurva garis atau harus dilakukan oleh dua kurva garis yang berbeda? M. BUNJAMIN Interpolasi itu sifatnya sepotong-sepotong (piecewise), jadi keliling tertutup tidak dapat dihubungkan dengan satu tarikan kurva garis sehingga harus dilakukan oleh dua (atau lebih) kurva garis yang berbeda.

11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : M. BUNJAMIN 2. Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 13 Mei Instansi : - 4. Pekerjaan / Jabatan : Pensiunan Widyaiswara Utama BATAN 5. Riwayat Pendidikan : (setelah SMA sampai sekarang) FMIPA-UGM, Jurusan Matematika (S1) 6. Pengalaman Kerja : : Kepala PPI - BATAN : Widyaiswara Utama BATAN 7. Organisasi Professional : -

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 2 Interpolasi Newton Polinomial Maclaurin dan polinomial Taylor menggunakan satu titik pusat, x 0 untuk

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method : Interpolation

Course Note Numerical Method : Interpolation Course Note Numerical Method : Interpolation Pengantar Interpolasi. Kalimat y = f(x), xo x xn adalah kalimat yang mengkorespondensikan setiap nilai x di dalam interval x0 x xn dengan satu atau lebih nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi

Lebih terperinci

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM Fungsi f dikatakan mencapai maksimum mutlak di c jika f c f x untuk setiap x I. Di sini f c dinamakan nilai maksimum mutlak. Dan c, f c dinamakan titik maksimum

Lebih terperinci

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Interpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Interpolasi Metode Numerik Zulhaydar Fairozal Akbar zfakbar@pens.ac.id 2017 TOPIK Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi Interpolasi merupakan proses penentuan dan pengevaluasian suatu fungsi yang grafiknya melalui sejumlah titik tertentu. Sebaliknya, pada aproksimasi grafik fungsi yang

Lebih terperinci

BAB 2 DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI INTERPOLASI SPLINE LINIER DAN INTERPOLASI SPLINE

BAB 2 DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI INTERPOLASI SPLINE LINIER DAN INTERPOLASI SPLINE 8 BAB 2 PENENTUAN SUDUT PANDANG BAB 2 WAJAH TIGA DIMENSI PENENTUAN DENGAN MENGGUNAKAN SUDUT PANDANG INTERPOLASI WAJAH TIGA LINIER DIMENSI DAN DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI INTERPOLASI SPLINE LINIER DAN

Lebih terperinci

Analisis Regresi Spline Kuadratik

Analisis Regresi Spline Kuadratik Analisis Regresi Spline Kuadratik S 2 Oleh: Agustini Tripena Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Regresi spline

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Pencocokan Kurva Permasalahan dan

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini dibahas teori-teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan selanjutnya yaitu tentang Persamaan Nonlinier, Metode Newton, Aturan Trapesium, Rata-rata Aritmatik dan

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis data yang telah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis data yang telah diterapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi merupakan metode analisis data yang telah diterapkan secara luas pada berbagai bidang penelitian, sebagai contoh penelitian-penelitian dalam ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 15 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja **

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja ** MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI Elfrida Saragi *, Utaja ** ABSTRAK MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Salah satu faktor penting dalam keselamatan operasi

Lebih terperinci

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f).

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f). Lecture 5. Derivatives C A. Turunan (derivatives) Sebagai Fungsi Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah f ()() (x) = lim. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear 1 FUNGSI Fungsi adalah hubungan antara 2 buah variabel atau lebih, dimana masing-masing dari dua variabel atau lebih tersebut saling pengaruh mempengaruhi. Variabel merupakan suatu besaran yang sifatnya

Lebih terperinci

Persamaan Parametrik

Persamaan Parametrik oki neswan (fmipa-itb) Persamaan Parametrik Kita telah lama terbiasa dengan kurva yang dide nisikan oleh sebuah persamaan yang menghubungkan koordinat x dan y: Contohnya persamaan eksplisit seperti y x

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan I

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan I 186 LAMPIRAN V LKS 1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan I Nama : Kelas : Mata Pelajaran Materi Pokok Standar kompetensi : Matematika : Persamaan Garis Singgung Kurva : Menggunakan konsep limit fungsi dan

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Interpolasi dan Ekstrapolasi

Interpolasi dan Ekstrapolasi Interpolasi dan Ekstrapolasi JURNAL 01 Didalam pengertian matematika dasar, interpolasi adalah perkiran suatu nilai tengah dari satu set nilai yang diketahui. Interpoloasi dalam arti luas merupakan upaya

Lebih terperinci

Interpolasi dan Ekstrapolasi

Interpolasi dan Ekstrapolasi Metode Numerik Bab 1 Interpolasi dan Ekstrapolasi Didalam pengertian matematika dasar, interpolasi adalah perkiran suatu nilai tengah dari satu set nilai yang diketahui. Interpoloasi dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Bab. Limit fungsi Pendekatan (kiri dan kanan) Bentuk tentu dan tak tentu Perkalian sekawan A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Limit Fungsi. Bab. Limit fungsi Pendekatan (kiri dan kanan) Bentuk tentu dan tak tentu Perkalian sekawan A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Limit Fungsi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran it fungsi, siswa mampu: 1. menghayati pola hidup disiplin, kritis, bertanggungjawab, konsisten

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kalkulus 1 diperuntukkan bagi mahasiswa yang mempelajari matematika baik untuk mengajar bidang matematika di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti fungsi nonlinier, fungsi smooth, fungsi nonsmooth, turunan fungsi smooth,

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016 Identitas Tugas Program Mencari Titik Nol/Titik Potong Dari Suatu Sistem 27 Oktober 2015 Disusun oleh : Zulfikar Lazuardi Maulana (10212034) Ridho Muhammad Akbar

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA

Lebih terperinci

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK Risvi Ayu Imtihana 1, Asmara Karma 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 4 PENERAPAN TURUNAN PARSIAL Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM TAHUNAN ( PROTA ) Mata Pelajaran : Matematika Program : IPA Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2 Nama Guru NIP/NIK

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3.

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3. PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Kegiatan Belajar 1: Latihan Rangkuman Tes Formatif

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Kegiatan Belajar 1: Latihan Rangkuman Tes Formatif Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Pernyataan, Negasi, DAN, ATAU, dan Hukum De Morgan...... 1.3 Latihan... 1.18 Rangkuman... 1.20 Tes Formatif 1...... 1.20 Jaringan Logika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian yang meliputi model terbaik dari indeks prestasi kumulatif mahasiswa dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA Oleh : Farda Nur Pristiana 1208 100 059 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TURUNAN. Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

PENGGUNAAN TURUNAN. Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ PENGGUNAAN TURUNAN Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ agustina.mipa@unej.a.id Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa Teorema Nilai Rata-Rata (TNR dierensial) memegang peranan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA Interpolasi Para rekayasawan dan ahli ilmu alam sering bekerja dengan sejumlah data diskrit (yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel). Data di dalam tabel

Lebih terperinci

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab INTEGRAL A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran integral siswa mampu:. Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cakupan IPA adalah pelajaran biologi yang membahas tentang mahluk hidup dan lingkungan serta diajarkan untuk menambah informasi, mengembangkan cara

Lebih terperinci

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti * PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN Mike Susmikanti * ABSTRAK PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Pemodelan dalam penelitian berbagai bidang khususnya bidang industri, merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Integral dan Aplikasinya

Integral dan Aplikasinya Nama : Mutiara Devita Sari NIM : 125100301111020 Kelas : L/TIP Integral dan Aplikasinya Pengertian Integral Integral merupakan invers atau kebalikan dari diferensial. Integral memiliki banyak kegunaan

Lebih terperinci

BAB IV HITUNG DIFERENSIAL

BAB IV HITUNG DIFERENSIAL BAB IV HITUNG DIFERENSIAL (Pertemuan ke 5 s/d 8) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini dibahas tentang derivatif macam-macam fungsi, yaitu fungsi aljabar, fungsi trigonometri, fungsi logaritma, fungsi

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR Eka Ceria 1, Agusni, Zulkarnain 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

PENDAHULUAN METODE NUMERIK PENDAHULUAN METODE NUMERIK TATA TERTIB KULIAH 1. Bobot Kuliah 3 SKS 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib dan taat aturan 4. Dilarang makan dan minum

Lebih terperinci

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd i DAFTAR ISI BAB I. BILANGAN KOMPLEKS... 1 I. Bilangan Kompleks dan Operasinya... 1 II. Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks... 1 III.

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 1 Maret 017 Bab Sebelumnya 9.1 Barisan Tak Terhingga 9. Deret Tak Terhingga 9.3 Deret Positif: Uji Integral 9.4 Deret Positif: Uji Lainnya 9.5 Deret

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA

MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA Kasiyah M. Junus Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail: kasiyah@cs.ui.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk

Lebih terperinci

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG BAB I VEKTOR DALAM BIDANG I. KURVA BIDANG : Penyajian secara parameter Suatu kurva bidang ditentukan oleh sepasang persamaan parameter. ; dalam I dan kontinue pada selang I, yang pada umumnya sebuah selang

Lebih terperinci

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN Diktat Kuliah TK Matematika BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN 5. Nilai Ekstrim Fungsi Nilai ekstrim fungsi adalah nilai yang berkaitan dengan maksimum atau minimum fungsi tersebut. Ada dua jenis nilai ekstrim,

Lebih terperinci

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN FUNGSI TRANSENDEN 7.1 Fungsi Logaritma Asli 7.2 Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya 7.3 Fungsi-fungsi Eksponen Asli 7.4 Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum 7.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen 7.6 Persamaan

Lebih terperinci

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN KALKULUS I MUGA4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi : Asimtot ungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan metode Adams Bashforth-Moulton multiplikatif (M) orde empat beserta penerapannya. Metode tersebut memuat metode Adams Bashforth multiplikatif orde empat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

KALKULUS I TEOREMA NILAI RATAAN (Mean Value Theorem) SUTRIANI HIDRI Matematika B

KALKULUS I TEOREMA NILAI RATAAN (Mean Value Theorem) SUTRIANI HIDRI Matematika B KALKULUS I TEOREMA NILAI RATAAN (Mean Value Theorem) SUTRIANI HIDRI Matematika B 1111140010 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011 Teorema Nilai

Lebih terperinci

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 siswa kelas XI SMA 3 disajikan dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan penyajian data sederhana. Dari

Lebih terperinci

PENDEKATAN VALUE BILANGAN TRAPEZOIDAL FUZZY DALAM METODE MAGNITUDE

PENDEKATAN VALUE BILANGAN TRAPEZOIDAL FUZZY DALAM METODE MAGNITUDE PENDEKATAN VALUE BILANGAN TRAPEZOIDAL FUZZY DALAM METODE MAGNITUDE Lathifatul Aulia 1, Bambang Irawanto 2, Bayu Surarso 3 1,2,3 Departemen Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soedarto, SH Tembalang

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

Tujuan. Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat.

Tujuan. Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat. INTERPOLASI Tujuan Interpolasi berguna untuk memperkirakan nilai-nilai tengah antara titik data yang sudah ditentukan dan tepat. Interpolasi mempunyai orde atau derajat. Macam Interpolasi Interpolasi Linear

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah Matematika Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dua orang Perancis telah berjasa untuk gagasan tentang sistem koordinat. Pieree Fermat adalah seorang pengacara yang menggemari matematika. Pada tahun 169 dia menulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non linier Pemrograman non linier adalah suatu bentuk pemrograman yang berhubungan dengan suatu perencanaan aktivitas tertentu yang dapat diformulasikan dalam model

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI KURVA PARAMETRIK CATMULL-ROM SPLINES SKRIPSI AZWAR SYARIF

STUDI MENGENAI KURVA PARAMETRIK CATMULL-ROM SPLINES SKRIPSI AZWAR SYARIF STUDI MENGENAI KURVA PARAMETRIK CATMULL-ROM SPLINES SKRIPSI AZWAR SYARIF 090823006 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Assignment problem yang biasa dibentuk dengan matriks berbobot merupakan salah satu masalah dalam dunia teknik informatika, di mana masalah ini merupakan masalah

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA (Bekal untuk Para Sarjana dan Magister Matematika) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. November 19, 2007 Secara geometris, f kontinu di suatu titik berarti bahwa grafiknya tidak terputus

Lebih terperinci

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI 2.1 UMUM Struktur balok yang ditumpu oleh dua tumpuan dapat menahan momen yang ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, ini berarti sebagian dari penempangnya

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc Aplikasi Turunan Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 Menggambar Grafik Fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi

Lebih terperinci

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana. Bagian 3. Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana. Bagian 3. Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana Bagian 3 Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR Topik yang dibahas A. Limit Fungsi B. Perhitungan Limit (menggunakan hukum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( ) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah asalkan limit ini ada. Jika limit ini memang ada, maka dikatakan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

A. 3 x 3 + 2x + C B. 2x 3 + 2x + C. C. 2 x 3 + 2x + C. D. 3 x 3 + 2x + C. E. 3 x 3 + 2x 2 + C A. 10 B. 20 C. 40 D. 80 E. 160

A. 3 x 3 + 2x + C B. 2x 3 + 2x + C. C. 2 x 3 + 2x + C. D. 3 x 3 + 2x + C. E. 3 x 3 + 2x 2 + C A. 10 B. 20 C. 40 D. 80 E. 160 7. UN-SMA-- Diketahui sebidang tanah berbentuk persegi panjang luasnya 7 m. Jika panjangnya tiga kali lebarnya, maka panjang diagonal bidang tanah tersebut m m m m m 7. UN-SMA-- Pak Musa mempunyai kebun

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE SKRIPSI Disusun Oleh : ANISA SEPTI RAHMAWATI 24010212140046 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG1B4 KALKULUS 2 Disusun oleh: Jondri, M.Si. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips IR Lingkaran Elips 1 Smk n 1 stabat IRISAN KERUCUT Disusun Oleh : Dian Septiana 07144110049 Dalam PPL-T Unimed SMK N 1 Stabat SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 STABAT LANGKAT 010 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

INTERPOLASI: METODE LAGRANGE

INTERPOLASI: METODE LAGRANGE 1 INTERPOLASI: METODE LAGRANGE Pertemuan ke-1: 0 Desember 01 Dr.Eng. Agus S. Muntohar Apa Interpolasi? Diberikan data (x 0,y 0 ), (x 1,y 1 ), (x n,y n ), nilai y diperoleh pada x yang tidak diketahui nilainya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) = Nama : Deami Astenia Purtisari Nim : 125100300111014 Kelas : L / TIP A. Integral Integral merupakan konsep yang bermanfaat, kegunaan integral terdapat dalam berbagai bidang. Misalnya dibidang ekonomi,

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Umi Sa adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2012 Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi:

Bab 1 PENDAHULUAN. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi: Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak awal pendiriannya, Universitas Sumatra Utara (USU) dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan teorema-teorema yang akan menjadi landasan untuk pembahasan pada Bab III nanti, diantaranya: fungsi komposisi,

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear.

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Dalam matematika terapan seringkali harus mencari selesaian persamaan yang berbentuk f() = 0 yakni bilangan o sedemikian sehingga f( o ) = 0. Dalam

Lebih terperinci