1. CHAPTER PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. CHAPTER PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN"

Transkripsi

1 1. CHAPTER 1 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

2 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 4 2. CARA MENGGUNAKAN PANDUAN PENERAPAN 6 3. PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan PENGUNGKAPAN STANDAR Pengungkapan Standar Umum 22 Strategi dan Analisis 23 Profil Organisasi 25 Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi 31 Hubungan dengan Pemangku Kepentingan 43 Profil Laporan 45 Tata Kelola 52 Etika dan Integritas Pengungkapan Standar Khusus 62 Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan Manajemen 63 Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan Spesifik-Aspek mengenai Pendekatan Manajemen 66 Kategori: Ekonomi 67 Kategori: Lingkungan 84 Kategori: Sosial 142 Sub-Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja 143 Sub-Kategori: Hak Asasi Manusia 173 Sub-Kategori: Masyarakat 198 Sub-Kategori: Tanggung Jawab atas Produk REFERENSI DAFTAR ISTILAH CATATAN PELAPORAN UMUM PENGEMBANGAN KONTEN PEDOMAN G4 260

3 1. CHAPTER 3 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN SECTION 1 PAGE BAGIAN xyz-xyz 1

4 4 1 PENDAHULUAN Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI (Pedoman) menyediakan Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan Standar, dan Panduan Penerapan untuk penyusunan laporan keberlanjutan oleh organisasi, apa pun ukuran, sektor, atau lokasinya. Pedoman ini juga menyediakan referensi internasional untuk semua pihak yang terlibat dengan pengungkapan pendekatan tata kelola serta kinerja dan dampak I lingkungan, sosial, dan ekonomi II organisasi. Pedoman ini berguna untuk menyiapkan berbagai jenis dokumen yang memerlukan pengungkapan tersebut. Pedoman disajikan dalam dua bagian: Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar Panduan Penerapan Bagian pertama Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar berisi Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan Standar, dan kriteria yang akan diterapkan oleh organisasi untuk menyiapkan laporan keberlanjutan sesuai dengan Pedoman. Definisi istilah-istilah penting juga disertakan. Bagian kedua Panduan Penerapan berisi penjelasan mengenai cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan, cara menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman. Referensi ke sumber lain, daftar istilah, dan catatan pelaporan umum juga disertakan. Organisasi harus mengikuti Panduan Penerapan saat menyiapkan laporan keberlanjutan. I. Dalam Pedoman ini, kecuali dinyatakan sebaliknya, istilah dampak merujuk pada dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan yang bersifat: positif, negatif, aktual, potensial, langsung, tidak langsung, jangka pendek, jangka panjang, direncanakan, tidak direncanakan. II. Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Hal ini tidak berfokus pada kondisi keuangan organisasi.

5 BAGIAN 2 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

6 6 2 CARA MENGGUNAKAN PANDUAN PENERAPAN Panduan Penerapan memberikan informasi berharga tentang: Cara memahami, menginterpretasikan, dan menerapkan konsep-konsep yang disebutkan dalam Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar Cara memilih dan menyiapkan informasi yang akan diungkap dalam laporan akhir; referensi yang berguna dalam menyiapkan laporan Cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan Cara mengidentifikasi Aspek Material dan Boundary Cara konten GRI membantu melaporkan penerapan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011 dan Sepuluh Prinsip Global Compact PBB, 2000 oleh organisasi. Dalam dokumen ini, Panduan Penerapan, nomor halaman yang merujuk ke Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar atau Panduan Penerapan telah ditunjukkan dengan jelas. Daftar lengkap referensi dapat ditemukan di Panduan Penerapan hlm Semua definisi dapat ditemukan dalam Daftar Istilah di Panduan Penerapan hlm Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini: Dalam dokumen ini, ada definisi yang digarisbawahi. Mengeklik definisi yang digarisbawahi tersebut akan mengarahkan pengguna ke halaman tempat definisi yang relevan berada dalam Daftar Istilah. Untuk kembali ke halaman sebelumnya, klik alt + panah kiri. Bagian berikut dapat ditemukan dalam Panduan Penerapan ini: 3. Prinsip-prinsip Pelaporan 4. Pengungkapan Standar, dibagi sebagai berikut: 4.1 Pengungkapan Standar Umum Strategi dan Analisis Profil Organisasi Aspek Material dan Boundary Hubungan dengan Pemangku Kepentingan Profil Laporan Tata Kelola Etika dan Integritas 4.2 Pengungkapan Standar Khusus Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan Manajemen Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan Spesifik- Aspek mengenai Pendekatan Manajemen 5. Referensi 6. Daftar Istilah 7. Catatan Pelaporan Umum 8. Pengembangan Konten Pedoman G4

7 BAGIAN 3 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

8 8 3 PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN Prinsip Pelaporan berperan penting untuk mencapai transparansi pelaporan keberlanjutan dan oleh karenanya harus diterapkan oleh semua organisasi ketika menyusun laporan keberlanjutan. Panduan Penerapan menjelaskan proses wajib yang harus diikutioleh sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan agar sesuai dengan Prinsip-prinsip Pelaporan. Prinsip-prinsip tersebut dibagi menjadi dua kelompok: Prinsipprinsip untuk Menentukan Konten Laporan dan Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk mengidentifikasi apa konten laporan yang harus dibahas dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan serta kepentingan yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajiannya yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat. Setiap Prinsip terdiri dari definisi, penjelasan mengenai cara menerapkan Prinsip dan pengujian. Pengujian dimaksudkan sebagai alat untuk mendiagnosis diri, bukan sebagai pengungkapan khusus untuk dilaporkan.

9 BAGIAN PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KONTEN LAPORAN Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten laporan. Penerapan semua prinsipprinsip tersebut secara bersama-sama dijelaskan dalam Panduan G4-18 di hlm dalam Panduan Penerapan. PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN Prinsip: Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka. PANDUAN Penerapan Prinsip: Pemangku Kepentingan didefinisikan sebagai entitas atau individu yang dengan sewajarnya diperkirakan secara signifikan dapat terpengaruh oleh kegiatan, produk, dan jasa organisasi; serta yang tindakannya dengan sewajarnya diharapkan dapat memengaruhi kemampuan organisasi untuk berhasil menerapkan strategi dan mencapai tujuannya. Hal ini juga termasuk entitas atau individu yang hak-haknya, berdasarkan hukum atau konvensi internasional, memfasilitasi mereka dengan klaim yang sah sehubungan dengan organisasi. Pemangku Kepentingan dapat mencakup siapa saja yang diberdayakan dalam organisasi (seperti karyawan, pemegang saham, pemasok) serta siapa saja yang memiliki hubungan lain dengan organisasi (seperti kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat sipil). Harapan yang wajar dan kepentingan dari pemangku kepentingan merupakan titik acuan utama bagi banyak keputusan dalam persiapan laporan. Namun, tidak semua pemangku kepentingan organisasi akan menggunakan laporan tersebut. Hal ini menghadirkan tantangan dalam menyeimbangkan kepentingan tertentu dan harapan para pemangku kepentingan yang cukup dapat diharapkan untuk menggunakan laporan dengan harapan akuntabilitas yang lebih luas kepada semua pemangku kepentingan. Untuk beberapa keputusan, seperti Cakupan atau Aspek Boundary laporan, organisasi dapat mempertimbangkan harapan yang wajar dan kepentingan berbagai tingkatan pemangku kepentingan. Mungkin terdapat, misalnya, pemangku kepentingan yang tidak mampu menjelaskan pendapat mereka dalam laporan dan yang permasalahannya disampaikan melalui perwakilan. Mungkin juga ada terdapat pemangku kepentingan yang memilih untuk tidak memberikan pendapat dalam laporan karena mereka bergantung pada sarana komunikasi dan keterlibatan yang berbeda. Harapan yang wajar dan kepentingan para pemangku kepentingan tersebut tetap harus diakui dalam keputusan tentang konten laporan. Namun, keputusan lainnya, seperti tingkatan detail yang diperlukan yang akan berguna bagi para pemangku kepentingan, atau harapan dari pemangku kepentingan yang berbeda tentang hal yang diperlukan untuk mencapai kejelasan, mungkin akan memerlukan penekanan yang lebih terhadap mereka yang cukup dapat diharapkan untuk menggunakan laporan tersebut. Sangat penting untuk mendokumentasikan proses dan pendekatan yang diterapkan dalam membuat keputusan tersebut. Proses hubungan dengan pemangku kepentingan dapat berfungsi sebagai alat untuk memahami harapan yang wajar dan kepentingan para pemangku kepentingan. Organisasi biasanya mengadakan berbagai jenis hubungan dengan pemangku kepentingan sebagai bagian dari kegiatan rutinnya, yang dapat memberikan masukan berguna untuk keputusan dalam pelaporan. Hal ini dapat mencakup, misalnya, hubungan dengan pemangku kepentingan untuk tujuan memenuhi standar pengakuan internasional atau menginformasikan proses organisasi atau bisnis yang sedang berjalan. Selain itu, hubungan dengan pemangku kepentingan juga dapat diterapkan, khususnya untuk menginformasikan proses persiapan laporan. Organisasi juga dapat menggunakan sarana lain seperti media, komunitas ilmuwan, atau kegiatan kolaborasi dengan rekan kerja dan pemangku kepentingan. Sarana-sarana tersebut membantu organisasi untuk lebih memahami harapan yang wajar dan kepentingan para pemangku kepentingan.

10 BAGIAN 3 10 Bila proses hubungan dengan pemangku kepentingan digunakan untuk tujuan pelaporan, hal ini harus didasarkan pada pendekatan, metodologi, atau prinsip yang sistematis atau yang dapat diterima secara umum. Keseluruhan pendekatan harus cukup efektif untuk memastikan bahwa kebutuhan informasi pemangku kepentingan telah dipahami dengan benar. Proses hubungan dengan pemangku kepentingan harus dapat mengidentifikasi masukan langsung serta harapan masyarakat yang dibangun dengan cara yang sah. Organisasi mungkin menghadapi perbedaan pendapat atau perbedaan harapan di antara pemangku kepentingan dan harus mampu menjelaskan cara menengahinya guna mencapai keputusan pelaporan. Agar laporan terjamin, proses hubungan dengan pemangku kepentingan harus didokumentasikan. Organisasi mendokumentasikan pendekatan yang dipilih untuk menentukan pemangku kepentingan yang terlibat, bagaimana dan kapan mereka dilibatkan, serta bagaimana hubungan tersebut telah memengaruhi konten laporan dan kegiatan keberlanjutan organisasi. Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan terlibat dengan pemangku kepentingan cenderung menghasilkan laporan yang tidak tepat, dan oleh karenanya laporan menjadi tidak dapat dipercaya bagi semua pemangku kepentingan. Sebaliknya, hubungan dengan pemangku kepentingan yang sistematis meningkatkan penerimaan pemangku kepentingan dan kegunaan laporan. Pelaksanaan yang tepat, cenderung menghasilkan pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi dan oleh pihak luar, serta meningkatkan akuntabilitas dengan berbagai pemangku kepentingan. Akuntabilitas memperkuat kepercayaan di antara organisasi dan pemangku kepentingan. Kepercayaan, pada gilirannya, membentengi kredibilitas laporan. Pengujian: Organisasi dapat menggambarkan para pemangku kepentingan yang mana organisasi bertanggung jawab kepadanya Konten laporan yang mengacu pada hasil proses hubungan dengan pemangku kepentingan digunakan oleh organisasi dalam kegiatan yang sedang berjalan, dan seperti yang dipersyaratkan oleh rerangka hukum dan kelembagaan tempat organisasi beroperasi Konten laporan yang mengacu pada hasil dari setiap proses hubungan dengan pemangku kepentingan dilakukan khusus untuk laporan Proses hubungan dengan pemangku kepentingan yang menginformasikan keputusan tentang laporan sejalan dengan Cakupan dan Aspek Boundary KONTEKS KEBERLANJUTAN Prinsip: Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. PANDUAN Penerapan Prinsip: Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks. Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal, regional, atau global. Hanya melaporkan tentang kecenderungan dalam kinerja individual (atau efisiensi organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini. Oleh karena itu, laporan harus berupaya untuk menyajikan kinerja dalam kaitannya dengan konsep keberlanjutan yang lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja organisasi dalam konteks keterbatasan-keterbatasan dan permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan atau sosial di tingkat sektor, lokal, regional, maupun global. Misalnya, ini bisa berarti bahwa selain pelaporan pada tren dalam eko-efisiensi, organisasi juga harus menyajikan masalah polusi yang nyata terkait dengan kapasitas ekosistem regional untuk menyerap polusi. Konsep ini paling sering disampaikan dengan jelas pada ranah lingkungan dalam hal batas global penggunaan sumber daya dan tingkat polusi. Namun, hal ini mungkin juga relevan sehubungan dengan tujuan sosial dan ekonomi seperti sasaran pembangunan sosial-ekonomi dan berkelanjutan nasional atau internasional. Sebagai contoh, sebuah organisasi dapat melaporkan tingkat upah karyawan dan manfaat sosial terkait dengan tingkat pendapatan minimum dan ratarata nasional, dan kapasitas jaring pengaman sosial untuk menyerap orang miskin atau orang yang dekat dengan garis kemiskinan.

11 BAGIAN 3 11 Organisasi yang beroperasi di berbagai lokasi, ukuran, dan sektor harus memikirkan cara terbaik untuk membingkai kinerja organisasi secara keseluruhan dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. Untuk melakukan hal ini, topik atau faktor yang mendorong dampak global (seperti perubahan iklim) dan yang lebih memiliki dampak bersifat regional atau lokal (seperti pembangunan masyarakat) harus dipisahkan. Bila melaporkan tentang topik yang memiliki dampak lokal positif atau negatif, wawasan tentang bagaimana organisasi memengaruhi masyarakat di lokasi yang berbeda harus disertakan. Demikian pula dengan tren atau pola dampak di berbagai operasi harus dipisahkan dengan pengontekstualisasian lokasi kinerja menurut lokasi. Keberlanjutan dan strategi bisnis organisasi itu sendiri memberikan konteks untuk membahas kinerja. Hubungan antara keberlanjutan dan strategi organisasi harus diperjelas, sebagaimana konteks dalam kinerja dilaporkan. Pengujian: Organisasi menunjukkan pemahamannya tentang pembangunan berkelanjutan dan mengacu pada informasi yang obyektif dan tersedia serta langkah-langkah pembangunan berkelanjutan untuk topik-topik yang dicakup dalam laporan Organisasi menunjukkan kinerjanya dengan mengacu pada kondisi pembangunan berkelanjutan dan sasaran yang lebih luas, sebagaimana tercermin dalam publikasi-publikasi sektoral, lokal, regional, maupun global yang diakui Organisasi menunjukkan kinerjanya dalam upaya untuk menyampaikan besarnya dampak dan kontribusi dalam konteks geografi yang sesuai Laporan menggambarkan bagaimana topik keberlanjutan terkait dengan strategi, risiko, dan peluang, termasuk topik rantai pasokan jangka panjang organisasi MATERIALITAS Principle: Laporan harus mencakup Aspek yang: Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau Secara substantial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan PANDUAN Penerapan Prinsip: Organisasi dihadapkan dengan beragam topik yang dapat mereka laporkan. Topik-topik yang relevan adalah yang secara wajar dapat dianggap penting untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial organisasi atau memengaruhi keputusan pemangku kepentingan, dan oleh karena itu, sudah seharusnya berpotensi pantas disertakan dalam laporan. Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi cukup penting untuk dilaporkan. Di luar ambang ini, tidak semua Aspek Material sama pentingnya dan penekanan dalam laporan harus mencerminkan prioritas relatif dari Aspek Material tersebut. Dalam pelaporan keuangan, materialitas umumnya dianggap sebagai ambang dalam memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan organisasi, khususnya para investor. Konsep ambang juga berperan penting dalam pelaporan keberlanjutan, tetapi berkaitan dengan berbagai macam dampak dan pemangku kepentingan. Materialitas untuk pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada Aspek yang memiliki dampak keuangan yang signifikan pada organisasi. Menentukan materialitas untuk laporan keberlanjutan juga termasuk mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang melewati ambang dalam memengaruhi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Aspek Material tersebut seringkali memiliki dampak finansial jangka pendek atau jangka panjang yang signifikan pada organisasi. Oleh karena itu Aspek juga relevan bagi para pemangku kepentingan yang sangat berfokus pada kondisi keuangan organisasi. Kombinasi faktor internal dan eksternal harus digunakan untuk menentukan apakah sebuah Aspek bersifat penting, termasuk faktor-faktor seperti keseluruhan misi dan strategi bersaing organisasi, kekhawatiran yang disampaikan langsung oleh para pemangku kepentingan, harapan sosial yang lebih luas, dan pengaruh organisasi di entitas hulu (seperti rantai pasokan) dan hilir (seperti pelanggan). Asesmen materialitas juga harus memperhitungkan harapan dasar yang disebutkan dalam standar internasional dan perjanjian dengan organisasi yang diharapkan dapat dipatuhi.

12 BAGIAN 3 12 Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut harus dipertimbangkan saat mengevaluasi pentingnya informasi untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, atau pembuatan keputusan oleh pemangku kepentingan. Berbagai metodologi yang ada dapat digunakan untuk menilai pentingnya dampak. Secara umum, dampak yang signifikan merujuk pada hal-hal yang menjadi subjek kekhawatiran yang telah ada bagi komunitas ahli, atau yang telah diidentifikasi menggunakan alat yang ada seperti metodologi asesmen dampak atau asesmen siklus hidup. Dampak yang dianggap cukup penting sehingga membutuhkan manajemen atau keterlibatan aktif dari organisasi cenderung dianggap signifikan. Laporan harus menekankan informasi mengenai kinerja yang terkait dengan Aspek yang bersifat paling material. Topik relevan lainnya dapat disertakan, namun tidak dalam porsi yang besar. Proses penentuan prioritas relatif Aspek harus dijelaskan. Selain memandu pemilihan Aspek yang akan dimasukkan ke dalam laporan, Prinsip Materialitas juga diterapkan pada penggunaan Indikator. HIV-AIDS, kemiskinan) yang diidentifikasi melalui penelitian yang memadai oleh orang-orang dengan keahlian yang telah diakui, atau oleh badan ahli yang kredensial Kepentingan dan topik utama keberlanjutan dan Indikator yang disampaikan oleh pemangku kepentingan (seperti kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat sipil) Topik utama dan tantangan di masa mendatang untuk sektor dilaporkan oleh rekan kerja dan kompetitor Undang-Undang, peraturan, perjanjian internasional, atau koda sukarela yang relevan dengan kepentingan strategis bagi organisasi dan para pemangku kepentingan Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasional, sasaran, dan target utama organisasi Kepentingan dan harapan para pemangku kepentingan diinvestasikan secara khusus pada keberhasilan organisasi (seperti karyawan, pemangku kepentingan, dan pemasok) Risiko yang signifikan bagi organisasi Faktor penting yang memungkinkan keberhasilan organisasi Kompetensi utama organisasi dan cara organisasi berkontribusi pada pengembangan berkelanjuta Prioritas Laporan memprioritaskan Aspek Material dan Indikator Saat mengungkapkan data kinerja, terdapat berbagai tingkatan kelengkapan dan detail yang dapat diberikan dalam laporan. Secara keseluruhan, keputusan mengenai cara untuk melaporkan data harus berpedoman pada pentingnya informasi untuk menilai kinerja organisasi dan memfasilitasi perbandingan yang sesuai. GAMBAR 1 Presentasi visual Aspek yang diprioritaskan Pelaporan mengenai Aspek Material mungkin melibatkan data informasi yang digunakan oleh pemangku kepentingan eksternal yang berbeda dari informasi yang digunakan secara internal untuk tujuan manajemen harian. Namun, informasi tersebut memang termasuk dalam laporan, yang mungkin menginformasikan asesmen atau keputusan yang dibuat oleh para pemangku kepentingan atau mendukung hubungan dengan para pemangku kepentingan yang dapat mengakibatkan tindakan yang secara signifikan memengaruhi kinerja atau membahas topik utama yang menjadi perhatian pemangku kepentingan. Pengujian: Dalam menentukan Aspek Material, organisasi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: Dampak, risiko, atau kesempatan keberlanjutan yang dapat diperkirakan secara masuk akal (misalnya pemanasan global, PENGARUH PADA ASESMEN DAN KEPUTUSAN PEMANGKU KEPENTINGAN SIGNIFIKANSI DAMPAK EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN SOSIAL

13 BAGIAN 3 13 KELENGKAPAN Prinsip: Laporan harus berisi cakupan Aspek Material dan Boundary, cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode pelaporan. PANDUAN Penerapan Prinsip: Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan, dan waktu. Konsep kelengkapan juga dapat digunakan untuk merujuk pada praktik pengumpulan informasi (misalnya, memastikan bahwa data yang terkumpul mencakup hasil dari semua entitas dalam organisasi serta entitas, kelompok entitas, atau elemen di luar organisasi yang memiliki dampak yang signifikan) dan apakah penyajian informasi wajar dan tepat. Topik tersebut terkait dengan kualitas laporan dan dibahas secara lebih mendetail pada Prinsip-prinsip Ketepatan dan Keseimbangan. Cakupan merujuk pada berbagai Aspek keberlanjutan yang dicakup dalam laporan. Jumlah Aspek dan Pengungkapan Standar yang dilaporkan harus cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan. Laporan juga harus memungkinkan pemangku kepentingan menilai kinerja organisasi. Dalam menentukan apakah informasi dalam laporan sudah mencukupi, organisasi harus mempertimbangkan hasil dari proses hubungan dengan pemangku kepentingan dan harapan masyarakat secara luas yang mungkin tidak tersampaikan secara langsung melalui proses hubungan dengan pemangku kepentingan. Aspek Boundary merujuk pada penjelasan ketika dampak terjadi pada setiap Aspek Material. Dalam menetapkan Aspek Boundary, organisasi harus mempertimbangkan dampak di dalam dan di luar organisasi. Aspek Boundary bervariasi berdasarkan pada Aspek yang dilaporkan. Waktu merujuk pada perlunya melengkapi informasi yang dipilih untuk jangka waktu yang ditentukan di laporan. Selama dapat dilakukan, kegiatan, acara, dan dampak yang terjadi harus disajikan dalam periode pelaporan. Ini termasuk pelaporan pada kegiatan yang menghasilkan dampak jangka pendek minimal, tetapi memiliki efek kumulatif yang signifikan dan cukup dapat diperkirakan yang mungkin tidak dapat dihindari atau tidak dapat diperbaiki dalam jangka panjang (seperti polusi bio-akumulatif atau persisten). Untuk memperkirakan dampak di masa mendatang (baik positif maupun negatif), informasi yang dilaporkan harus berdasarkan pada perkiraan yang masuk akal yang mencerminkan kemungkinan ukuran dan sifat dampak. Meskipun perkiraan tersebut bersifat tidak pasti, mereka memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan selama dasar perkiraan diungkapkan dengan jelas dan batasan perkiraan diakui dengan jelas. Pengungkapan sifat dan kemungkinan dampak tersebut, bahkan jika dampak mungkin hanya terwujud di masa mendatang, sejalan dengan sasaran untuk memberikan keseimbangan dan gambaran yang wajar dari kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi. Pengujian: Laporan memperhitungkan dampak di dalam dan di luar organisasi, dan mencakup dan mengutamakan semua informasi pokok yang berlandaskan pada Prinsip Materialitas, Konteks Keberlanjutan, dan Pelibatan Pemangku Kepentingan Informasi dalam laporan meliputi semua dampak yang signifikan dalam periode pelaporan dan perkiraan yang wajar dari dampak yang signifikan di masa mendatang bila dampak tersebut dapat diperkirakan dan menjadi tidak dapat dihindari atau tidak dapat diubah Laporan tidak menghilangkan informasi yang relevan yang memengaruhi atau menginformasikan asesmen atau keputusan pemangku kepentingan atau yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang signifikan 3.2 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KUALITAS LAPORAN Kumpulan Prinsip ini memandu pilihan-pilihan dalam memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Keputusan yang berkaitan dengan proses persiapan informasi dalam laporan harus konsisten dengan Prinsip-prinsip ini. Semua Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal yang mendasar untuk mencapai transparansi. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat.

14 BAGIAN 3 14 KESEIMBANGAN Prinsip: Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan. PANDUAN Penerapan Prinsip: Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi. Laporan harus menghindari format pemilihan, penghilangan, atau penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam memengaruhi keputusan atau asesmen dari pembaca laporan. Laporan harus menyertakan hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan, serta informasi yang dapat memengaruhi keputusan pemangku kepentingan dalam proporsi materialitas mereka. Laporan harus membedakan dengan jelas antara penyajian faktual dan interpretasi organisasi atas informasi. Pengujian: Laporan mengungkapkan baik hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan serta Aspek Informasi pada laporan disajikan dalam format yang memungkinkan pengguna melihat tren positif dan negatif atas kinerja dari tahun ke tahun Penekanan pada berbagai Aspek dalam laporan proporsional dengan materialitas relatifnya KOMPARABILITIAS Prinsip: Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain. PANDUAN Penerapan Prinsip: Komparabilitas diperlukan untuk mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap kinerja organisasi di masa lalu, terhadap tujuan organisasi, dan pada tingkat yang memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain. Konsistensi dalam pelaporan memungkinkan pihak internal dan eksternal untuk mematok kinerja dan menilai kemajuan sebagai bagian dari kegiatan asesmen, keputusan investasi, program advokasi, dan kegiatan lainnya. Perbandingan yang dilakukan di antara organisasi memerlukan kepekaan terhadap faktor seperti perbedaan ukuran organisasi, pengaruh geografis, dan pertimbangan lain yang dapat memengaruhi kinerja relatif dari suatu organisasi. Bila perlu, persiapan laporan harus mempertimbangkan untuk memberikan konteks yang membantu pengguna laporan memahami faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan kinerja di antara organisasi. Untuk memfasilitasi keterbandingan dari waktu ke waktu, penting untuk menjaga konsistensi dengan metode yang digunakan untuk menghitung data; dengan tata letak laporan; dan dengan menjelaskan metode dan asumsi yang digunakan untuk menyiapkan informasi. Karena sifat penting sebuah Aspek yang relatif bagi organisasi tertentu dan pemangku kepentingan berubah dari waktu ke waktu, konten laporan juga akan berubah. Namun, dalam batasan Prinsip Materialitas, organisasi harus mengutamakan konsistensi dalam laporannya dari waktu ke waktu. Organisasi harus menyertakan jumlah total (yaitu, data pasti seperti ton limbah) serta rasio (yaitu, data normal seperti limbah per satuan produksi) agar perbandingan analisis dapat dilakukan. Bila perubahan terjadi pada Aspek Boundary, Cakupan, lamanya periode pelaporan, atau konten (termasuk desain, definisi, dan penggunaan Indikator dalam laporan), organisasi harus, bila memungkinkan, menyatakan kembali data saat ini bersama data historis (atau sebaliknya). Hal ini memastikan bahwa informasi dan perbandingan tepercaya dan bermakna dari waktu ke waktu. Bila pernyataan ulang tersebut tidak diberikan, laporan harus menjelaskan alasan dan implikasi untuk menafsirkan pengungkapan saat ini.

15 BAGIAN 3 15 Pengujian: Laporan dan informasi yang terkandung di dalamnya dapat dibandingkan antar tahun ke tahun Kinerja organisasi dapat dibandingkan dengan tolok ukur yang sesuai Setiap variasi yang signifikan di antara periode pelaporan mengenai Aspek Boundary, Cakupan, lamanya periode pelaporan, atau informasi yang tercakup dalam laporan dapat diidentifikasi dan dijelaskan Bila tersedia, laporan menggunakan protokol yang berlaku secara umum untuk mengumpulkan, mengukur, dan menyajikan informasi, termasuk informasi yang terkandung dalam Pedoman GRI Laporan menggunakan Pengungkapan Sektor GRI, bila tersedia AKURASI Prinsip: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. PANDUAN Penerapan Prinsip: Respon atas DMA dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail. Karakteristik yang menentukan keakuratan bervariasi sesuai dengan sifat informasi dan pengguna informasi tersebut. Misalnya, keakuratan informasi kualitatif sebagian besar ditentukan oleh tingkat kejelasan, detail, dan keseimbangan penyajian dalam Aspek Boundary yang sesuai. Keakuratan informasi kuantitatif, di sisi lain, bergantung pada metode tertentu yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data. Ambang khusus yang diperlukan untuk akurasi sebagian bergantung pada maksud penggunaan informasi. Keputusan tertentu memerlukan tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada informasi yang dilaporkan daripada informasi lainnya. Pengujian: Laporan menunjukkan data yang telah diukur Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan dijelaskan dengan jelas dan dapat diulang dengan hasil yang sama Margin kesalahan untuk data kuantitatif tidak akan memengaruhi secara substansial kemampuan para pemangku kepentingan mencapai kesimpulan akhir yang tepat mengenai kinerja Laporan menunjukkan data yang merupakan estimasi dan dapat ditemukan asumsi dasar serta teknik yang digunakan dalam menghasilkan estimasi tersebut atau dari mana informasi itu diperoleh Pernyataan kualitatif dalam laporan adalah valid berdasarkan informasi pada laporan lain dan bukti lainnya yang tersedia KETEPATAN WAKTU Prinsip: Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat. PANDUAN Penerapan Prinsip: Manfaat informasi terkait erat dengan kapan informasi tersebut disajikan kepada para pemangku kepentingan sehingga mereka dapat mengintegrasikannya secara efektif dalam pengambilan keputusan. Waktu penerbitan mengacu pada keteraturan pelaporan serta kedekatannya dengan peristiwa aktual yang dijelaskan dalam laporan. Meskipun aliran informasi yang konstan diharapkan untuk memenuhi tujuan tertentu, organisasi harus berkomitmen untuk secara rutin memberikan pengungkapan terkonsolidasi mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial mereka pada suatu waktu tertentu. Konsistensi dalam frekuensi pelaporan dan lama periode pelaporan juga diperlukan untuk memastikan keterbandingan informasi dari waktu ke waktu dan aksesibilitas laporan kepada para pemangku kepentingan. Hal tersebut bisa menjadi nilai bagi para pemangku kepentingan apabila jadwal untuk pelaporan keberlanjutan dan pelaporan keuangan selaras. Organisasi harus menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan informasi secara tepat waktu dengan pentingnya memastikan bahwa informasi tersebut tepercaya.

16 BAGIAN 3 16 Pengujian: Informasi dalam laporan telah diungkap ketika masih relatif dengan periode pelaporan Pengumpulan dan publikasi informasi kinerja utama selaras dengan jadwal pelaporan keberlanjutan Informasi dalam laporan (termasuk laporan online) dengan jelas menunjukkan periode waktu terkait, kapan informasi akan diperbarui, dan kapan pembaruan terakhir dibuat KEJELASAN Prinsip: Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan. PANDUAN Penerapan Prinsip: Laporan harus menyajikan informasi dengan cara yang dapat dimengerti, dapat diakses, dan digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk cetak maupun melalui saluran lain). Pemangku kepentingan harus dapat menemukan informasi yang diinginkan dengan mudah. Informasi harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan aktivitasnya. Grafik dan tabel data gabungan dapat membantu membuat informasi dalam laporan dapat diakses dan dipahami. Tingkat penggabungan informasi juga dapat memengaruhi kejelasan laporan, apakah detail laporan memenuhi atau tidak memenuhi harapan pemangku kepentingan. Pengujian: Laporan berisi informasi pada tingkatan yang diperlukan oleh pemangku kepentingan, tetapi menghindari detail yang berlebihan dan tidak perlu Para pemangku kepentingan dapat menemukan informasi yang mereka inginkan dengan mudah melalui daftar isi, peta, tautan, atau bantuan lainnya Hindari istilah teknis, singkatan, jargon, atau konten lain yang mungkin asing bagi pemangku kepentingan di dalam laporan, dan sebaiknya sertakan penjelasan (bila perlu) di bagian yang relevan atau di daftar istilah Data dan informasi dalam laporan tersedia untuk pemangku kepentingan, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan akses khusus (seperti perbedaan kemampuan, bahasa, atau teknologi) KEANDALAN Prinsip: Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi. PANDUAN Penerapan Prinsip: Para pemangku kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan kebenaran isinya dan sejauh mana Prinsip-prinsip Pelaporan telah diterapkan dengan benar. Informasi dan data yang dimasukkan ke dalam laporan harus didukung oleh pengendalian internal atau dokumentasi yang dapat ditinjau oleh orang lain selain orang yang menyiapkan laporan. Pengungkapan tentang kinerja yang tidak didukung oleh bukti tidak boleh dimasukkan ke dalam laporan keberlanjutan kecuali mewakili informasi penting, dan laporan memberikan penjelasan yang jelas atas setiap ketidakpastian yang terkait dengan informasi tersebut. Proses pembuatan keputusan yang mendasari laporan harus didokumentasikan dengan cara yang memungkinkan dasar keputusan utama (seperti proses untuk menentukan konten laporan dan Aspek Boundary atau hubungan dengan pemangku kepentingan) diperiksa. Dalam merancang sistem informasi, organisasi harus mengantisipasi bahwa sistem bisa diperiksa sebagai bagian dari proses assurance eksternal. Pengujian: Cakupan dan jangkauan assurance eksternal diidentifikasi Sumber asli informasi dalam laporan dapat diidentifikasi oleh organisasi Bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung asumsi atau perhitungan yang rumit dapat diidentifikasi oleh organisasi Representasi dari data atau pemilik informasi asli, membuktikan akurasinya dalam margin kesalahan yang dapat diterima

17 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

18 18 4 PENGUNGKAPAN STANDAR Terdapat dua jenis Pengungkapan Standar: 4.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM Strategi dan Analisis Profil Organisasi Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi Hubungan dengan Pemangku Kepentingan Profil Laporan Tata Kelola Etika dan Integritas 4.2 PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS Pengungkapan Pendekatan Manajemen Indikator dan Pengungkapan Pendekatan Manajemen khusus Aspek Pengungkapan Standar dan penjelasan mengenai cara menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman disajikan secara lebih detail pada bagian berikut.

19 19 IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM G4 STRATEGI DAN ANALISIS G4-1 G4-2 PROFIL ORGANISASI G4-3 G4-4 G4-5 G4-6 G4-7 G4-8 G4-9 G4-10 G4-11 G4-12 G4-13 UNGC OECD/UNGC G4-14 G4-15 G4-16 ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI G4-17 G4-18 G4-19 G4-20 G4-21 G4-22 G4-23 HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN G4-24 G4-25 G4-26 G4-27 PROFIL LAPORAN G4-28 G4-29 G4-30 G4-31 G4-32 G4-33 TATA KELOLA G4-34 G4-35 G4-36 G4-37 G4-38 G4-39 G4-40 G4-41 G4-42 G4-43 G4-44 G4-45 G4-46 G4-47 G4-48 G4-49 G4-50 G4-51 G4-52 G4-53 G4-54 G4-55 ETIKA DAN INTEGRITAS G4-56 G4-57 G4-58 KETERANGAN Pengungkapan Standar Umum Pengungkapan Standar Umum Wajib untuk kedua opsi kriteria sesuai OECD Tautan ke OECD untuk Perusahaan Multinasional UNGC Tautan ke Sepuluh Prinsip Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa

20 20 IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4 PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN G4-DMA Indikator berdasarkan Aspek KATEGORI: LINGKUNGAN Produk dan Jasa OECD/UNGC G4-EN27 G4-EN28 Indikator berdasarkan Aspek KATEGORI: EKONOMI Kinerja Ekonomi G4-EC1 G4-EC2 G4-EC3 G4-EC4 Keberadaan di Pasar OECD Kepatuhan G4-EN29 Transportasi G4-EN30 G4-EC5 G4-EC6 Lain-lain Dampak Ekonomi Tidak Langsung G4-EC7 G4-EC8 Praktik Pengadaan G4-EC9 KATEGORI: LINGKUNGAN OECD/UNGC Bahan G4-EN1 G4-EN2 Energi G4-EN3 G4-EN4 G4-EN5 G4-EN6 G4-EN7 Air G4-EN8 G4-EN9 G4-EN10 Keanekaragaman Hayati G4-EN11 G4-EN12 G4-EN13 G4-EN14 Emisi G4-EN15 G4-EN16 G4-EN17 G4-EN18 G4-EN19 G4-EN31 Asesmen Pemasok atas Lingkungan G4-EN32 G4-EN33 Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan G4-EN34 KATEGORI: SOSIAL PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN BEKERJA OECD/UNGC Pekerjaan G4-LA1 G4-LA2 G4-LA3 Hubungan Industrial G4-LA4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja G4-LA5 G4-LA6 G4-LA7 G4-LA8 Pelatihan dan Pendidikan G4-LA9 G4-LA10 G4-LA11 Keberagaman dan Kesetaraan Peluang UNGC OECD OECD G4-EN20 G4-EN21 G4-LA12 Efluen dan Limbah Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki G4-EN22 G4-EN23 G4-EN24 G4-EN25 G4-EN26 G4-LA13 KETERANGAN Pengungkapan Standar Khusus OECD Tautan ke OECD untuk Perusahaan Multinasional UNGC Tautan ke Sepuluh Prinsip Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa

21 21 IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4 (lanjutan) Indikator berdasarkan Aspek PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN BEKERJA OECD/UNGC Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan G4-LA14 G4-LA15 Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan G4-LA16 OECD Indikator berdasarkan Aspek MASYARAKAT Masyarakat Lokal G4-SO1 G4-SO2 Anti-korupsi G4-SO3 G4-SO4 G4-SO5 OECD/UNGC OECD/UNGC HAK ASASI MANUSIA Investasi OECD/UNGC Kebijakan Publik G4-SO6 OECD/UNGC G4-HR1 G4-HR2 Anti Persaingan OECD Non-diskriminasi OECD/UNGC G4-SO7 G4-HR3 Kepatuhan OECD Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama OECD/UNGC G4-SO8 G4-HR4 Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat OECD Pekerja Anak OECD/UNGC G4-SO9 G4-SO10 G4-HR5 Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat OECD Pekerja Paksa atau Wajib Kerja OECD/UNGC G4-SO11 G4-HR6 Praktik Pengamanan G4-HR7 Hak Adat G4-HR8 Asesmen G4-HR9 Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan G4-PR1 G4-PR2 Pelabelan Produk dan Jasa G4-PR3 G4-PR4 G4-PR5 Komunikasi Pemasaran G4-PR6 G4-PR7 Privasi Pelanggan OECD OECD G4-HR10 G4-HR11 G4-PR8 Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia Kepatuhan G4-HR12 G4-PR9 KETERANGAN Pengungkapan Standar Khusus OECD Tautan ke OECD untuk Perusahaan Multinasional UNGC Tautan ke Sepuluh Prinsip Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa

22 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua organisasi yang menyiapkan laporan keberlanjutan. Bergantung pada pilihan organisasi mengenai pilihan yang sesuai (Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar, hlm ), organisasi harus mengidentifikasi Pengungkapan Standar Umum yang wajib untuk dilaporkan. Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian: Strategi dan Analisis, Profil Organisasi, Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi, Hubungan dengan Pemangku Kepentingan, Profil Laporan, Tata Kelola, serta Etika dan Integritas. Bagian ini membahas Pedoman untuk Pengungkapan Standar Umum. Setiap Pengungkapan Standar Umum disajikan di sini, termasuk hal-hal yang tidak mengandung elemen Pedoman. Panduan disajikan untuk Pengungkapan Standar Umum: PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM Strategi dan Analisis: G4-1 Profil Organisasi: G4-9, G4-10, G4-11, G4-12, G4-13, G4-14, G4-15 Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi: G4-18, G4-19, G4-20, G4-21 Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: G4-24, G4-25, G4-26 Profil Laporan: G4-33 Tata kelola: G4-38, G4-41, G4-50, G4-51, G4-54, G4-55 Etika dan Integritas: G4-56, G4-57, G4-58

23 23 Strategi dan Analisis Pengungkapan Standar berikut ini memberikan gambaran strategis umum tentang keberlanjutan organisasi, untuk memberikan konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail dibandingkan bagian-bagian dalam Pedoman. Strategi dan Analisis dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang topik strategis bukan sekadar ringkasan konten laporan. G4-1 a. Berikan pernyataan dari pembuat keputusan yang paling senior di organisasi (seperti CEO, Pimpinan, atau posisi senior yang setara) tentang relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strategi organisasi untuk menghadapi keberlanjutan. Pernyataan tersebut harus menghadirkan visi dan strategi keseluruhan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, khususnya terkait dengan penanganan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan yang diakibatkan oleh organisasi dan memberikan kontribusi terhadap hal tersebut, atau dampak tertentu yang dapat dihubungkan pada aktivitas organisasi karena hubungannya dengan yang pihak-pihak lain (seperti pemasok, masyarakat, atau organisasi di masyarakat lokal). Pernyataan tersebut harus menyertakan: Prioritas strategis dan topik utama dalam jangka pendek dan menengah sehubungan dengan keberlanjutan, termasuk perhatian terhadap standar yang diakui secara internasional dan bagaimana standar tersebut dikaitkan dengan strategi dan kesuksesan organisasi dalam jangka panjang Kecenderungan yang lebih luas (seperti ekonomi makro atau politik) yang memengaruhi organisasi dan memengaruhi prioritas keberlanjutan Peristiwa penting, pencapaian, dan kegagalan selama periode pelaporan Gambaran mengenai kinerja terkait dengan target Pandangan akan tantangan dan target utama organisasi untuk tahun yang akan datang serta sasaran untuk 3-5 tahun mendatang Hal-hal lain yang berhubungan dengan pendekatan strategis organisasi PANDUAN Referensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka Kerja Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John Ruggie, 2011.

24 24 G4-2 a. Berikan uraian mengenai dampak, risiko, dan peluang utama. Organisasi harus menyediakan dua bagian narasi singkat tentang dampak utama, risiko, dan peluang. Bagian Satu harus fokus pada dampak utama organisasi terhadap keberlanjutan dan pengaruhnya bagi pemangku kepentingan, termasuk hak-hak yang diatur menurut undang-undang nasional dan standar yang relevan yang diakui secara internasional. Hal ini harus memperhitungkan berbagai harapan dan kepentingan yang wajar dari para pemangku kepentingan organisasi. Bagian ini harus berisi: Uraian mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signifikan, dan peluang serta tantangan terkait. Termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hak-hak para pemangku kepentingan sebagaimana yang didefinisikan menurut undang-undang nasional dan harapan dalam standar dan norma yang diakui secara internasional Penjelasan tentang pendekatan dalam rangka memprioritaskan tantangan dan peluang tersebut Kesimpulan utama tentang perkembangan dalam menangani topik tersebut dan kinerja terkait dalam periode pelaporan. Termasuk di dalamnya asesmen penyebab buruk atau baiknya kinerja Uraian tentang proses utama yang diterapkan untuk menangani kinerja dan perubahan-perubahan yang relevan Bagian Dua harus fokus pada dampak adanyakecenderungan, risiko, dan peluang keberlanjutan terhadap prospek dan kinerja finansial organisasi dalam jangka panjang. Dalam hal ini harus dikonsentrasikan secara khusus pada informasi yang relevan bagi pemangku kepentingan finansial atau yang di masa depan dapat menjadi informasi yang relevan. Bagian Dua harus berisi hal berikut: Uraian mengenai risiko dan peluang yang paling penting bagi organisasi yang ditimbulkan oleh tren keberlanjutan Prioritas topik keberlanjutan utama sebagai risiko dan peluang berdasarkan relevansinya dengan strategi organisasi jangka panjang, posisi kompetitif, nilai finansial kualitatif dan (jika memungkinkan) nilai kuantitatif; Tabel yang meringkas: Target, kinerja terhadap target, dan pelajaran yang diambil untuk periode pelaporan berjalan Target untuk periode pelaporan berikutnya serta tujuan dan sasaran jangka menengah (yaitu 3-5 tahun) terkait dengan risiko dan peluang utama Uraian ringkas mengenai mekanisme tata kelola yang diterapkan yang secara khusus mengelola risiko dan peluang tersebut, serta identifikasi risiko dan peluang terkait lainnya

25 25 Profil Organisasi Pengungkapan Standar ini menyajikan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik organisasi, untuk memberikan konteks bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan bagian-bagian yang ada dalam Pedoman. G4-3 a. Laporkan nama organisasi. G4-4 a. Laporkan merek, produk, dan layanan utama. G4-5 a. Laporkan lokasi kantor pusat organisasi. G4-6 a. Laporkan jumlah negara tempat organisasi beroperasi, dan nama negara tempat organisasi menjalankan operasi yang signifikan maupun yang relevan secara khusus dengan topik keberlanjutan yang dibahas dalam laporan. G4-7 a. Laporkan sifat kepemilikan dan badan hukum. G4-8 a. Laporkan pasar yang dilayani (termasuk pengelompokan geografis, sektor yang dilayani, dan jenis pelanggan dan penerima manfaat).

26 26 G4-9 a. Laporkan skala organisasi, termasuk: Jumlah total karyawan Jumlah total operasi Penjualan bersih (untuk organisasi sektor swasta) atau pendapatan bersih (untuk organisasi sektor publik) Total modal yang diperinci berdasarkan utang dan ekuitas (untuk organisasi sektor swasta) Kuantitas produk atau jasa yang disediakan PANDUAN Selain semua yang disebutkan di atas, organisasi dihimbau untuk memberikan informasi tambahan yang relevan, seperti: Aset total Pemilik Manfaat (termasuk identitas dan persentase kepemilikan para pemegang saham terbesar) Pengelompokkan menurut negara atau wilayah dari yang berikut: Penjualan dan pendapatan menurut negara atau wilayah yang menghasilkan hingga 5% atau lebih dari pendapatan total Biaya menurut negara atau wilayah yang menghasilkan hingga 5% atau lebih dari pendapatan biaya Karyawan G4-10 a. Laporkan jumlah total karyawan menurut kontrak kerja dan gender b. Laporkan jumlah total karyawan tetap menurut jenis pegawai dan gender c. Laporkan total tenaga kerja menurut pekerja dan pengawas/mandor menurut gender. d. Laporkan total tenaga kerja menurut wilayah dan gender. e. Laporkan jika sebagian besar pekerjaan organisasi dilakukan oleh pekerja yang secara hukum dianggap sebagai wirausaha, atau oleh individu selain karyawan atau pengawas/mandor, termasuk karyawan dan karyawan kontraktor yang diawasi. f. Laporkan variasi yang signifikan dalam jumlah pekerjaan (misalnya variasi pekerjaan musiman dalam industri pariwisata atau pertanian). PANDUAN Relevansi Jumlah tenaga kerja memberikan wawasan tentang skala dampak yang diciptakan dari masalah tenaga kerja. Mengelompokkan tenaga kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak kerja, dan wilayah (wilayah mengacu pada negara atau wilayah geografis ) akan menunjukkan bagaimana organisasi mengatur sumber daya manusia yang dimilikinya untuk menerapkan strategi secara keseluruhan. Hal ini juga memberikan wawasan tentang model bisnis organisasi dan menunjukkan indikasi stabilitas kerja dan tingkat imbalan yang ditawarkan oleh organisasi. Mengelompokkan data ini menurut gender memungkinkan pemahaman tentang keterwakilan gender di seluruh organisasi dan penggunaan tenaga kerja dan bakat yang tersedia secara optimal. Sebagai dasar perhitungan di beberapa Indikator, jumlah tenaga kerja merupakan faktor untuk normalisasi standar bagi banyak Indikator lainnya. Kenaikan atau penurunan bersih dalam pemberian kerja, yang ditunjukkan dengan data yang dilaporkan selama tiga tahun atau lebih, merupakan elemen penting dari kontribusi organisasi terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan keberlanjutan angkatan kerja.

PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN DAFTAR ISI PENGANTAR 3 1. TUJUAN PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN GRI 5 2. CARA MENGGUNAKAN PEDOMAN 2.1 Pedoman 7 2.2 Menggunakan Pedoman untuk Menyusun Laporan Keberlanjutan:

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La - 20 - LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM 1. Laporan Keberlanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Teori Stakeholder ini berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola hubungan

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS LORD Corporation ( LORD ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan integritas dan standar etika tertinggi. Kami juga berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak LAMPIRAN I Indikator INDIKATOR KINERJA EKONOMI Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung yang meliputi pendapatan, biaya operasional, imbal jasa EC1 (kompensasi) karyawan, donasi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi ini mengatur penyajian

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV Pedoman Perilaku Nilai & Standar Kita Dasar Keberhasilan Kita Edisi IV Perusahaan Kita Sejak awal, perjalanan MSD dituntun oleh keyakinan untuk melakukan hal yang benar. George Merck menegaskan prinsip

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Identitas Grup Pirelli menurut sejarahnya telah terbentuk oleh seperangkat nilai-nilai yang selama bertahun-tahun telah kita upayakan dan lindungi. Selama bertahuntahun,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI MISI NILAI-NILAI GRUP PIRELLI PENDAHULUAN PRINSIP-PRINSIP PERILAKU KERJA - SISTEM KONTROL INTERNAL PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN Pemegang saham, investor, dan komunitas

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

Visi, Misi, Strategi dan Nilai

Visi, Misi, Strategi dan Nilai Visi, Misi, Strategi dan Nilai Visi Kami Menjadi perusahaan coating terkemuka di dunia dengan memberikan secara konsisten solusi berkualitas tinggi, inovatif, dan berkesinambungan yang dipercaya pelanggan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pesan dari Pimpinan Indorama Ventures Public Company Limited ("Perusahaan") percaya bahwa tata kelola perusahaan adalah kunci untuk menciptakan kredibilitas bagi Perusahaan.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna. Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP)

Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna. Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP) Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP) Bukan saatnya lagi perusahaan berargumentasi bahwa bukan tanggung

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]

PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] building a better Indonesia 1 PT Surya Semesta Internusa Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan ) memiliki Pedoman Perilaku sebagai dasar dan panduan bagi seluruh insan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN ATAU

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun nilai-nilai

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Pedoman Etika Bisnis

Pedoman Etika Bisnis Pedoman Etika Bisnis Tinjauan umum kebijakan dan pengarahan Group yang mendasar yang memandu hubungan kita dengan satu sama lain dan dengan para pemangku kepentingan. Rincian lebih lanjut dan peraturan

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Maksud Dan Tujuan... 2 C. Acuan Pedoman... 3 D. Ruang Lingkup... 3

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku Valmet

Pedoman Perilaku Valmet Pedoman Perilaku Valmet Pedoman Perilaku Valmet Yth. Rekan Kerja dan Mitra Valmet, Pedoman Perilaku Valmet adalah seperangkat aturan yang menetapkan moral dan etika, tanggung jawab, dan praktik yang tepat

Lebih terperinci

PRAKTEK PENILAIAN RISIKO

PRAKTEK PENILAIAN RISIKO PRAKTEK PENILAIAN RISIKO 1; Pengantar Mengingat bahwa risiko adalah bagian integral dari pencapaian nilai strategis, maka perusahaan tidak berpikiran untuk menghilangkan risiko Sebaliknya, perusahaan ini

Lebih terperinci

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan

Lebih terperinci

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak KODE UNIT : O.842340.006.01 JUDUL UNIT : MemastikanPendanaan PenanggulanganBencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untukmengidentifikasi

Lebih terperinci

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

ECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab

ECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab ECD Watch Panduan OECD untuk Perusahaan Multi Nasional alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab Tentang Panduan OECD untuk perusahaan Multi nasional Panduan OECD untuk Perusahaan Multi

Lebih terperinci

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT 24 08 2010 PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAGAIMANA KAMI MENERAPKAN STANDAR KAMI 4 STANDAR HAK ASASI MANUSIA KAMI 4 SISTEM MANAJEMEN KAMI 6 3 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan, untuk membuat keputusan.

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sustainability Report Menurut Heemskerk, Pistorio dan Scicluna (2002:7) sustainability report didefinisikan sebagai berikut: as public reports by companies to provide internal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci