1 UNICEF INDONESIA ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 UNICEF INDONESIA ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN INDONESIA"

Transkripsi

1 1 UNICEF INDONESIA ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2013 INDONESIA

2 1 DAFTAR ISI 4 SEKAPUR SIRIH 7 KIPRAH UNICEF 8 MEMASTIKAN ANAK BERTAHAN HIDUP DAN BERKEMBANG 11 CERITA DARI LAPANGAN LINGKAR LENGAN ATAS RUSU HANYA 10CM! 12 BERI ANAK MASA DEPAN CERAH LEWAT PENDIDIKAN 14 TUMBUH DI INDONESIA 16 CERITA DARI LAPANGAN KINI AKU TAK PERLU MEMILIH 19 MEMBENDUNG PENYEBARAN HIV/AIDS 20 CERITA DARI LAPANGAN MARKUS DAN HONAINYA 22 MELINDUNGI ANAK DARI KEKERASAN DAN PENGANIAYAAN 24 CERITA DARI LAPANGAN DULU MURID-MURID TAKUT PADA SAYA 26 TERIMA KASIH KAMI UNTUK PARA DONATUR UNICEF/Indonesia/ URUSAN ANAK URUSAN KITA SEMUA

3 TAK SEHARUSNYA ORANG MENINGGAL KARENA MALARIA. Srikayanti Relawan, membantu Adelia, 9 tahun, melawan malaria. Adelia adalah orang terakhir yang terjangkit malaria di Pulau Sabang UNICEF/Indonesia/2014

4 4 UNICEF INDONESIA SEKAPUR SIRIH Sahabat UNICEF, Saya punya banyak sekali cerita tentang apa yang sudah dikerjakan UNICEF dalam setahun terakhir. Izinkan saya mulai dari bulan Mei 2013 saat saya mengunjungi pulau Sabang, salah satu wilayah provinsi Aceh yang sangat terdampak tsunami tahun Karena bencana itulah kasus malaria di wilayah ini meningkat cukup drastis. Dalam kunjungan itulah saya bertemu dengan Adelia, 9 tahun, yang pada tahun 2011 menjadi orang terakhir yang terjangkit malaria di pulau Sabang. Ibunya bercerita bahwa di pulau tersebut semua orang pasti terjangkit malaria sekali dalam hidupnya. Namun kini wilayah itu telah bebas dari ancaman malaria berkat pembagian kelambu, tes darah yang sistematis, dan protokol kesehatan yang ketat. Pelajaran yang kami petik dari pengalaman di pulau Sabang sangat bermanfaat untuk diterapkan di wilayah-wilayah lain. Dan keberhasilan di Sabang itu tidak mungkin terjadi tanpa bantuan para donatur. Anda di antaranya! Terima kasih banyak! Kendati demikian, pencapaian yang luar biasa di pulau Sabang tidak boleh menjadikan kita semua lena. Masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di Indonesia agar semua anak dapat tumbuh sehat, mendapatkan pendidikan yang baik, serta perlindungan yang memadai. Bayangkan saja, dalam setiap 3 menit seorang balita di Indonesia meninggal dunia. Angka ini masih harus ditambahkan dengan 400 anak Indonesia yang meninggal setiap tahun karena penyakit yang seyogianya bisa dicegah. Selain itu lebih dari 2 juta anak berusia antara 7 hingga 15 tahun tidak bersekolah. Memang betul masa kecil anak Indonesia bisa sangat berbeda satu sama lain. Anak yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan UNICEF/Indonesia/2009 menghayati masa kecilnya secara berbeda. Demikian pula mereka yang terlahir di keluarga kaya dan keluarga miskin. Menyikapi kenyataan itulah UNICEF berkomitmen untuk memastikan seluruh anak Indonesia merasakan manfaat kemajuan ekonomi negara yang luar biasa. Caranya dengan bekerjasama secara erat dengan pemerintah dan mitra-mitra lain untuk mendapatkan pengertian mendalam dan lebih baik mengenai permasalahan yang dialami anak Indonesia sehingga pada gilirannya bisa mengatasinya secara efektif. Kami memberi masukan mengenai masalah kebijakan, hukum, dan program-program untuk anak, bekerjasama dengan mereka yang tinggal di daerah paling terpencil, memberi kesempatan pada kaum muda mengekspresikan diri serta mendiskusikan minat, perhatian, keprihatinan, dan gagasan mereka, hingga memanfaatkan solusi inovatif yang tahan lama guna menjawab tantangan pembangunan. Silakan baca cerita mengenai Markus dan anak muda Papua lainnya yang meski harus melewati jalan berliku akhirnya bisa mengenyam pendidikan lanjutan (halaman 20). Simak pula kisah Rusu yang terlahir dengan kondisi kekurangan gizi yang parah (halaman 11). Ada pula pengalaman guru yang mendapat pelatihan agar tidak lagi memberi hukuman fisik, dan sebaliknya mengajar dengan lebih melibatkan partisipasi murid di kelas (halaman 24). Semua ini hanya bisa terjadi berkat sumbangan para donatur ke UNICEF! Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, mitra masyarakat sipil di negara ini, dan terutama Anda, para donatur kami, baik perusahaan maupun perorangan, atas dukungan Anda terhadap UNICEF. Bersama kita membuat Indonesia sebuah tempat di mana setiap anak berharga. Terima Kasih! Angela Kearney Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia

5 6 UNICEF INDONESIA 7 KIPRAH UNICEF UNICEF memanfaatkan pesan singkat SMS untuk meningkatkan kualitas ketrampilan konseling bidan-bidan dan mendorong mereka menjangkau lebih banyak lagi perempuan hamil. UNICEF berupaya mengatasi masalah pnemonia, diare, dan penyakit-penyakit pembunuh anak lainnya dengan memperkuat kapasitas penyedia layanan kesehatan setempat dan nasional. UNICEF menggalakkan pemberian ASI eksklusif dan mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakankebijakan baru guna menanggulangi masalah kurang gizi. UNICEF mendorong kelompokkelompok masyarakat membangun fasilitas MCK mereka sendiri sebagai upaya menghentikan kebiasaan BAB sembarangan. ANAK YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG DENGAN BAIK KEMUNGKINANNYA LEBIH BESAR UNTUK HIDUP LEBIH LAMA, MENYELESAIKAN SEKOLAH, DAN MENJADI ANGGOTA MASYARAKAT YANG PRODUKTIF Angela Kearney Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia UNICEF/Indonesia/2012/Anne-Cécile Esteve UNICEF mendorong pengembangan usia dini bagi anak-anak dari keluarga miskin agar siap bersekolah dan mampu mengembangkan potensi mereka. UNICEF mendorong pemberlakuan akte kelahiran universal sehingga setiap anak dapat memiliki identitas serta dapat mengakses layanan-layanan yang tersedia. UNICEF mengupayakan layanan konseling dan tes HIV lebih mudah diakses dan lebih sesuai bagi kaum muda.

6 8 UNICEF INDONESIA 9 MEMASTIKAN ANAK BERTAHAN HIDUP DAN BERKEMBANG Tahun 1990, anak Indonesia gizi kronis. Kurang gizi kronis pada hari meninggal sebelum berusia 5 tahun. Namun pertama hidup seorang anak bisa menghambat sejak saat itu angka itu berhasil diturunkan pertumbuhan fisik dan kognitifnya, yang tidak menjadi sekitar per tahun. dapat diperbaiki lagi di kemudian hari. UNICEF dan mitra-mitranya terus UNICEF bergandeng tangan dengan mengupayakan solusi untuk menanggulangi pemerintah menangani krisis kurang gizi kronis penyakit-penyakit yang beresiko menjangkiti ini. Salah satunya dengan memprakarsai anak-anak, serta memperkuat layanan Scaling Up Nutrition (SUN), diluncurkan pada kesehatan yang telah ada. Ratusan ribu anak bulan Oktober Tujuan SUN menyatukan yang bisa saja meninggal jika angka kematian para pelaku utama menggalakkan pemberian tetap sama dengan angka tahun 1990, berhasil ASI eksklusif, pengayaan mikronutrisi dan diselamatkan karenanya. vitamin, serta kampanye edukasi masyarakat Penurunan angka kematian anak memang kemajuan yang penting, namun kematian satu orang anak saja tetap terlalu banyak. Dan saat inilah saat paling tepat untuk mengakhiri tentang gizi yang sehat, yang sukses meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengaruh kurang gizi kronis dan betapa pentingnya gizi untuk kesehatan ibu anak. kematian anak yang seyogianya dapat dicegah, Diare juga faktor kunci yang lain atas angka jika saja setiap anak mendapatkan imunisasi kematian anak yang tinggi, yang utamanya penuh di tahun pertama mereka. Di tahun 2013 disebabkan sanitasi yang buruk. Sampai kini UNICEF menyokong digulirkannya program sekitar 58 juta penduduk masih melakukan imunisasi Pentavalen di 4 provinsi. Imunisasi BAB sembarangan. Itu angka kedua tertinggi di Pentavalen ini melindungi anak dari 5 penyakit seluruh dunia! berbeda dengan hanya satu imunisasi saja, yaitu: difteria, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, dan hemofilus influensa tipe B (Hib) yang mengakibatkan pnemonia serta meningitis. Harus diingat penyebab paling mendasar dari hampir setengahnya angka kematian anak adalah gizi yang buruk, dan faktanya lebih dari 1 dari 3 anak di Indonesia menderita kurang Di tahun 2013, UNICEF memperdalam riset untuk lebih memahami perilaku, pengetahuan, dan kebiasaan masyarakat mengenai BAB sembarangan. Hasilnya membantu kami menemukan cara paling tepat untuk mengajak masyarakat menghentikan kebiasaan BAB di tempat terbuka, serta menganjurkan mereka mendirikan jamban atau toilet mereka sendiri. SETIAP ANAK DI MANA PUN IA BERADA PUNYA HAK YANG SAMA ATAS AWAL YANG SEHAT DAN AMAN DALAM HIDUPNYA. Anthony Lake Direktur Eksekutif UNICEF UNICEF/Indonesia/ /Josh Estey

7 CERITA DARI LAPANGAN 10 UNICEF INDONESIA 11 LINGKAR LENGAN ATAS RUSU HANYA 10CM! Bisakah ia bertahan hidup dengan kekurangan gizi kronis? Rusu baru berusia beberapa bulan ketika ibunya, Maria Ordo Soka, membawanya ke program dukungan UNICEF berbasis masyarakat di Magepanda, kabupaten Sikka, provinsi NTT. Lingkar lengan atasnya yang hanya 10cm menandakan ia kekurangan gizi kronis yang bisa berujung kematian. Mungkin banyak yang bertanya-tanya betulkah kekurangan gizi begitu mematikan? Faktanya, di Indonesia lebih dari 400 anak meninggal dunia setiap hari karena berbagai penyakit yang seyogianya bisa disembuhkan. Namun kekurangan gizi kronis di bawah angka pertumbuhan rata-rata selalu menjadi penghalang penyembuhan sehingga menjadi penyebab mendasar kematian mereka. Di samping itu terbukti pula bahwa anak-anak yang selamat dari kekurangan gizi kronis lebih lambat dalam belajar, dan saat dewasa tidak seproduktif rekan-rekannya. Lantas, apa solusinya? Dengan sumbangan Anda, UNICEF beserta mitranya memastikan betul penyedia layanan kesehatan mengambil langkah-langkah memadai untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi kronis, anemia, dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Tidak ketinggalan pula digalakkannya pemberian ASI eksklusif di usia emas anak serta pemberian vitamin A dan mikronutrisi. Bisa bertahankah Rusu? Bisa. Dan kini di usia 11 bulan lingkar lengan atasnya telah menjadi 12,5cm yang artinya kesehatannya telah berkembang ke arah yang lebih baik. Ibunya pun lega, Rusu lolos dari lubang jarum! Semua ini bisa terjadi berkat donatur seperti Anda. Kematian anak yang seyogianya bisa dicegah kini betul-betul bisa dicegah. Kesempatan itu begitu besarnya kini, lebih besar daripada sebelumnya. Rusu selamat dan tetap hidup. Sumbangan Anda yang menerus meneguhkan lebih banyak lagi anak seperti Rusu yang bisa bertahan hidup dan tumbuh seperti seharusnya. UNICEF/Indonesia/2012/Anne-Cécile Esteve

8 14 12 UNICEF INDONESIA LAPORAN ANNUAL TAHUNAN REPORT BERI ANAK MASA DEPAN CERAH LEWAT PENDIDIKAN DELAPAN TAHUN PERTAMA MERUPAKAN FASE PERKEMBANGAN PALING PENTING DALAM HIDUP ANAK. Kurang setengah anak usia 3-6 tahun kebanyakan di wilayah perkotaan mengikuti program pengembangan dan pendidikan usia dini. Padahal tanpa persiapan memadai justru akan timbul dampak negatif saat anak mulai sekolah yang seringkali berujung pada putus sekolah dini di sekolah dasar dan perkembangan yang buruk. Penelitian UNICEF mengenai kesiapan sekolah menunjukkan fakta bahwa anak dengan persiapan selama paling tidak 1,5 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil di sekolah daripada mereka yang tidak mendapatkan pendidikan dini. Berangkat dari situlah UNICEF pada tahun 2013 mendukung penuh didirikannya sejumlah pusat pengembangan usia dini di beberapa provinsi di Indonesia, yaitu di Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. UNICEF juga terus menerus mendorong pemerintah meningkatkan investasinya untuk pengembangan anak usia dini (PAUD) yang holistik dan terintegrasi (HI-ECD, holistic integrated early childhood development). Artinya adalah layanan tersebut seyogianya memadukan pendidikan dini anak dengan layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan. Hasilnya adalah ditandatanganinya sebuah keputusan oleh presiden RI mengenai HI-ECD yang sebelumnya telah disahkan oleh 7 kementrian. Dengan keputusan ini terbuka kesempatan luas untuk mendirikan layanan terintegrasi serupa di seluruh negeri. Paket layanan tersebut mencakup pembelajaran dini, layanan kesehatan seperti vaksinasi dan perlindungan yang melibatkan pekerja sosial. Agar implementasi keputusan tersebut benar-benar dilaksanakan dengan baik, UNICEF kini giat mendukung pemerintah tingkat nasional dan daerah. UNICEF/Indonesia/2014

9 14 UNICEF INDONESIA 15 TUMBUH DI INDONESIA TANTANGAN DI DEPAN MATA 96% anak usia 7-12 tahun bersekolah di sekolah dasar. 9 Kemungkinan anak-anak keluarga termiskin tidak bersekolah LIMA KALI LEBIH BESAR daripada anak-anak keluarga lebih mampu % pengguna narkoba suntik memiliki pengetahuan komprehensif tentang penyebaran dan pencegahan HIV. 11 HANYA 14% pengguna narkoba suntik usia tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang penyebaran dan pencegahan HIV % KELAHIRAN tidak didampingi tenaga kesehatan terlatih. 1 Di kalangan penduduk termiskin, 42% KELAHIRAN tidak didampingi tenaga kesehatan terlatih. 2 memiliki akte kelahiran. 13 keluarga termiskin memiliki akte kelahiran DARI 25 ANAK MENINGGAL DI BAWAH USIA 5 TAHUN 3 DI 6 PROVINSI INDONESIA TIMUR 1 DARI 14 ANAK MENINGGAL DIBAWAH USIA 5 TAHUN 4 41% orang Indonesia tidak menggunakan toilet atau fasilitas sanitasi yang telah ditingkatkan lainnya. 5 Akses ke fasilitas sanitasi yang telah ditingkatkan di wilayah pedesaan setengah kali lebih tinggi daripada wilayah perkotaan. 6 1 Every Child Counts, The State of the World's Children in Numbers Ibid Indonesia Demographic and Health Survey Riskesdas Every Child Counts, The State of the World's Children in Numbers Ibid 7 Every Child Counts, The State of the World's Children in Numbers Ibid 9 Indonesian Ministry of Education and Culture 10 Indonesian Socio Economic Survey Indonesia's Integrated Biological and Behavioural Surveillance Survey Ibid 13 Indonesia Demographic and Health Survey Ibid UNICEF/Indonesia/NYHQ /Ferguson

10 CERITA DARI LAPANGAN 16 UNICEF INDONESIA 17 "KINI AKU TAK PERLU MEMILIH" Layanan terpadu kesehatan dan pendidikan di Sulawesi Mana yang lebih penting? Kesehatan atau pendidikan? Ibu Murni dulu terpaksa harus memilih satu saja di antaranya untuk anaknya, Aswan, yang berusia 5 tahun. Aswan biasa mengikuti PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang hanya memungkinkannya pergi ke posyandu (pos pelayanan terpadu) untuk imunisasi dan cek pertumbuhan sekali saja dalam sebulan. Kini tidak lagi. Apa yang diperlukannya, yaitu layanan pendidikan dan kesehatan, bisa didapatkannya di satu tempat saja, di Pusat Pengembangan Anak Usia Dini Siola Matahari, kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kami selalu dikasih vitamin oleh guru dan kesehatan kami dicek, cerita Aswan saat ditanya. UNICEF telah dan akan terus bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memastikan pusat-pusat Pengembangan Anak Usia Dini mampu menyediakan layanan menyeluruh, lengkap, dan terpadu bagi seluruh siswa. Sekarang guru Aswan mengecek tinggi dan berat badan murid-murid secara teratur serta memonitor pertumbuhan dan perkembangan mereka. Untuk sukses yang telah kami capai bersama, kami ucapkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh donatur yang telah membantu kami mengintegrasikan layanan kesehatan dan pendidikan. Anak-anak di Pusat PAUD di Aceh Besar UNICEF/Indonesia/2014

11 18 UNICEF INDONESIA 19 MEMBENDUNG PENYEBARAN HIV/AIDS Indonesia adalah 1 dari 9 negara di dunia di mana angka penderita HIV/AIDS masih terus meningkat, dan yang beresiko khususnya adalah kaum muda. Untuk menjajaki pengaruh HIV pada populasi kaum muda usia tahun, pada 2013 UNICEF bekerjasama dengan Komisi Nasional Penanggulangan AIDS melakukan analisis pada data yang ada. Dari kajian tersebut pusat epidemi adalah pengguna narkoba, pekerja seks, pria yang berhubungan seks dengan pria dan transjender. Ternyata golongan kaum muda inilah yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman terendah tentang bagaimana mencegah penularan HIV. Kajian tersebut juga menemukan fakta adanya hambatan dan rintangan yang membuat kaum muda ini kesulitan mengakses layanan pencegahan dan perawatan. Saat ini UNICEF sedang dalam proses mengembangkan program pemeriksaan, perawatan dan pengobatan yang mudah dan luwes bagi kaum muda. UNICEF/Indonesia/ /Josh Estey Tak lupa UNICEF berupaya memastikan agar ibu hamil dan menyusui yang terinfeksi HIV atau AIDS tidak lantas meneruskan virus tersebut ke anaknya. Tidak hanya itu, UNICEF berusaha menjamin setiap perempuan hamil dites HIV dan sifilis, serta diberi pengobatan dan perawatan memadai, juga bantuan, jika diperlukan. Di provinsi Papua dan Papua Barat, HIV telah menyebar di masyarakat umum. Untuk menyetop penyebaran lebih luas di sini UNICEF memberdayakan dan membekali kaum muda dengan pengetahuan dan ketrampilan agar mereka tidak lagi rentan terhadap infeksi HIV. Dengan sekolah-sekolah dan para guru kami juga melakukan kerja sama untuk mengedukasi para murid mengenai bahaya HIV/AIDS. Pun dengan mereka yang tidak bersekolah kami mengadakan kerja sama.

12 CERITA DARI LAPANGAN 20 UNICEF INDONESIA 21 MARKUS DAN HONAINYA Jalan berliku menuju pendidikan lanjutan di provinsi Papua honai memainkan peranan penting untuk membawa, meneruskan, dan menjaga tradisi serta nilai-nilai hidup mereka di desa. Selain itu ketua honai juga menetapkan dan menjalankan peraturan serta memastikan penghuni yang sakit dibawa ke dokter. Tidak mudah hidup di asrama-asrama ini. Jamban saja tidak ada sehingga mereka harus memanfaatkan sungai dekat situ untuk MCK. Untuk makan pun sulit. Yang lebih tua biasanya menarik becak yang hasilnya dipakai untuk makan sehari-hari. Kami hanya makan sekali di malam hari, demikian kata Markus. Mereka yang telat harus menunggu sampai malam keesokannya. Membantu sekali sih, biasanya semua datang tepat waktu karenanya. Lembaga Swadaya Masyarakat Yasumat, Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil, membantu anak-anak muda itu dengan memberi pendidikan kesehatan dan juga mengadakan diskusi-diskusi mengenai HIV di asrama-asrama tersebut. Tetap sehat setelah meninggalkan rumah Advis untuk kaum muda Papua agar terhindar dari HIV UNICEF/Indonesia/2013/Michael Klaus Empat tahun sudah sejak kali terakhir Markus bertemu kedua orangtuanya. Dan sedikitnya baru setahun lagi ia bisa pulang ke desanya, Kalbok, sebuah desa terpencil yang harus ditempuh dengan 10 hari berjalan kaki di dataran tinggi provinsi Papua. Di usianya yang ke-18 Markus duduk di kelas 12, dan ia sadar betul ia tidak bisa bersekolah jika tetap tinggal di desanya. Telah banyak kemajuan yang dialami Markus dalam 4 tahun terakhir ini, misalnya saja ia kini ketua honainya di Megapura. Honai adalah pondok tradisional besar yang berfungsi sebagai asrama bagi sekitar 50 remaja dan dewasa. Biasanya mereka yang tinggal di situ sedang mengikuti pendidikan lanjutan atau pelatihan dari lembagalembaga profesional di sekitar Wamena, jantung provinsi Papua di timur Indonesia. Satu-satunya pilihan bagi penduduk wilayah untuk mendapatkan pendidikan lanjutan adalah meningalkan desa mereka yang miskin yang terletak di wilayah pegunungan. Di kota tempat menuntut ilmu, umumnya mereka yang berasal dari suku yang sama tinggal dalam satu honai, di mana ketua honai seperti Markus yang dipilih oleh penghuni Tidak mudah bicara soal kesehatan reproduksi dan seks aman di wilayah yang penduduknya sangat konservatif ini, namun demikian hal tersebut tetap saja mutlak harus dilakukan. Tahu kenapa? Kenyataannya adalah kurang dari 10% dari penduduk usia tahun yang mengerti secara lengkap dan menyeluruh tentang penyebaran HIV. Sesungguhnya penyebaran HIV hanyalah satu dari banyak permasalahan yang dihadapi anak-anak dan remaja di provinsi Papua dan Papua Barat. Tahun 2012 lampau UNICEF dan pemerinta provinsi setempat mengadakan Kajian pada Kebijakan dan Program Pemuda, di mana kaum muda diundang dan diminta mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi di bidang kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan perlindungan. Didasari temuan pada kajian tersebut, serta advokasi dari UNICEF, pemerintah provinsi Papua Barat dalam sebuah kesempatan tingkat tinggi tanggal 25 Juni di ibukota provinsi, Manokwari, menegaskan komitmennya untuk merancang kebijakan yang komprehensif bagi kaum muda. Bila terlaksana, hal ini akan menjadi yang pertama.

13 22 UNICEF INDONESIA 23 MELINDUNGI ANAK DARI KEKERASAN DAN PERLAKUAN SALAH Menandai Hari Anak Sedunia pada 20 November 2013 Indonesia menggabungkan diri dalam gerakan global #ENDviolence against Children, atau #HENTIKANkekerasan terhadap anak. Sejauh ini Indonesia, negara dengan penduduk 250 juta di mana sepertiganya adalah anak di bawah usia 18 tahun, tidak memiliki data nasional yang akurat mengenai tingkat kekerasan terhadap anak-anak. Tapi hasil riset yang ada sungguh suram dan buram. Contohnya di Papua, hasil riset tahun 2011 menunjukkan 2/3 anak di bawah usia 15 tahun pernah dihukum secara fisik. Bahkan seperempat dari responden menyatakan hukuman fisik tersebut seringkali sangat keras. Kala peluncuran #ENDviolence against Children atau #HENTIKANkekerasan terhadap anak, ketua Forum Anak Nasional, I Gede Respa Pranayogas, menyoroti pentingnya mewujudkan lingkungan yang aman bagi anak di keluarga, masyarakat, dan sekolah, di mana anak bisa merasa aman sehingga berani angkat bicara menentang kekerasan tanpa takut akan pembalasan sesudahnya. Sebagai jawaban atas kekerasan terhadap anak UNICEF menjalankan sejumlah program untuk mencegahnya. Misalnya di Papua, UNICEF mendorong program sekolah aman yang mendesak guru-guru menggunakan metode untuk mencapai disiplin nirkekerasan di dalam kelas. #HENTIKANkekerasan UNICEF/Indonesia/2011/Ardiles Rante

14 CERITA DARI LAPANGAN 24 UNICEF INDONESIA 25 DULU MURID-MURID TAKUT PADA SAYA Menyetop hukuman fisik Saya biasa memukul murid ketika mereka saya anggap nakal atau tidak memperhatikan pelajaran, kenang Darius Naki Sogho, guru kelas 5 di provinsi Papua. Dulu murid-murid takut pada saya. Tetapi itu sudah tidak terjadi lagi. Perubahan itu terjadi setelah Bapak Naki Sogho menjadi salah satu peserta dari 28 guru yang mengikuti pelatihan Disiplin Positif di tahun 2013 sebagai upaya menerapkan cara baru berinteraksi dengan murid. Pendekatan Disiplin Positif yang diaktifkan bersama oleh UNICEF dan pemerintah setempat ini bertujuan menghentikan hukuman fisik serta perilaku kasar dan keras dalam ruang-ruang kelas. Biasanya dulu mereka sangat takut dan tegang saat saya bicara, imbuh bapak Naki Sogho lagi, tapi kini tampaknya mereka menikmati cara saya mengajar. Karena saya sekarang lebih santai dalam kelas, dan saya coba memotivasi mereka, dan seringkali juga bercanda agar suasana tidak kaku dan tegang. Pak Guru mendampingi murid-murid belajar di kelas di Jayapura, Indonesia UNICEF/Indonesia/ /Josh Estey

15 26 UNICEF INDONESIA 27 UNICEF INDONESIA Rangkuman Penerimaan Laporan Tahunan 2013 TABEL DONATUR Penerimaan 2013 (dalam US$) TERIMA KASIH KAMI UNTUK PARA DONATUR Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah para donatur, baik perusahaan maupun perorangan, atas dukungan Anda terhadap UNICEF untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Bersama kita membuat Indonesia sebuah tempat di mana setiap anak berharga. 4.28% MITRA GLOBAL 6.87% KOMITE NASIONAL UNICEF 16.52% DANA TEMATIS 44.1% PEMERINTAHAN (DONATUR BILATERAL) 25.6% DONATUR PERORANGAN DI INDONESIA 2.63% MITRA KORPORASI DI INDONESIA 1. Donator Perorangan di Indonesia Pendekar Anak (dari 41,875 donatur bulanan) 5,498,038 Donasi satu kali 8,885 5,506, Mitra Perusahaan di Indonesia BCA - PT Bank Central Asia 101,367 Alfamart - PT Sumber Alfaria Trijaya 167,837 Indomaret - PT Indomarco Prismatama 118,016 Unilever Foundation - Indonesia 129,741 Bank Muamalat 24,337 Matahari Department Store 9,347 BII Finance 10,196 Other Corporate Partners 6, , Pemerintahan (donatur bilateral) Australia 1,291,235 Canada / GI 8,991 European Commission/EC 1,235,194 Japan 160,816 Netherlands 1,024,481 Norway 350,628 United Arab Emirates 1,018,790 USA-USAID 2,692,899 9,487, Komite Nasional UNICEF Australian Committee for UNICEF Ltd 146,959 German Committee for UNICEF 236,700 Swiss Committee for UNICEF 215,947 United Kingdom Committee for UNICEF 409,410 United States Fund for UNICEF 468,160 1,477, Mitra Global World Bank - Washington DC 159,771 The GAVI Fund 12,300 University of Notre Dame 468,092 Bill & Melinda Gates Foundation 123,399 UNFPA - USA 156,708 USA - CDC 1, , Dana Tematis 3,553,584 3,553,584 TOTAL PENERIMAAN ,513,287

16 28 UNICEF INDONESIA URUSAN ANAK URUSAN KITA SEMUA "PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk pengelola Alfamart dan Alfamidi merasa bahagia dapat bekerja sama dengan UNICEF membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui Program Pencegahan dan Pemberantasan Malaria, serta membantu pemenuhan hak anak-anak dalam mendapatkan pendidikan yang layak melalui Program Pengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia. Kemitraan yang terjalin dapat berjalan dengan baik berkat penggalangan donasi konsumen di toko. Perusahaan berharap kerja sama ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya anak-anak Indonesia menjadi lebih baik saat ini dan di masa depan." Fenny Djoko Susanto, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk: "Unilever Indonesia percaya bahwa pendidikan terus menerus mengenai kesehatan, kebersihan, dan gizi akan membantu masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. UNICEF Indonesia memiliki keprihatinan yang sama dan bekerja pada program-program yang spesifik untuk meningkatkan sanitasi total berbasis masyarakat dan sanitasi sekolah. Unilever Indonesia berharap kerjasama dengan UNICEF dapat menjadi model yang sukses yang dapat ditiru oleh program-program lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Ini merupakan perwujudan dari Sustainable Living Plan yang Unilever canangkan untuk masa depan lebih cerah bagi generasi Indonesia mendatang." Sinta Kaniawati, General Manager Unilever Indonesia Foundation "Sebagai bagian dan tanggung jawab sosial untuk masyarakat, Indomaret kembali bermitra dengan UNICEF. Hal ini dilandasi oleh kesamaan visi dan misi dalam membantu anak-anak usia dini untuk mendapatkan layanan holistic dan integratif. Upaya ini merupakan investasi penting bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas." Wiwiek Yusuf Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama

17 32 UNICEF INDONESIA UNICEF World Trade Center 6, 10-11th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 31 Jakarta 12920, Indonesia Tel. (021) Fax. (021) Website

INDONESIA Laporan Tahunan 2012

INDONESIA Laporan Tahunan 2012 INDONESIA Laporan Tahunan 2012 3 DAFTAR ISI PESAN DARI PERWAKILAN UNICEF 5 TENTANG INDONESIA 6 TUMBUH BESAR DI INDONESIA 8 APA YANG KAMI LAKUKAN 11 HASIL PEKERJAAN KAMI Kelangsungan Hidup dan Perkembangan

Lebih terperinci

SAYA SAVE THE CHILDREN

SAYA SAVE THE CHILDREN SAYA SAVE THE CHILDREN Selamat Bergabung! Dear sahabat anak-anak Indonesia, Dengan penuh suka cita saya ucapkan terima kasih karena telah bersedia membantu anak-anak Indonesia melalui Yayasan Sayangi Tunas

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh

Lebih terperinci

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Diajukan Oleh : SLAMET WIDODO

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefenisikan remaja sebagai masa dimana individu berkembang pada saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sampai mencapai

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK Info Kit PNPM Generasi Ringkasan PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas Tujuan Pengembangan Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang ditetapkan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Gerakan mondial dalam rangka mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didalam dokumen Millenium

Lebih terperinci

daftar isi 02 kata pengantar sambutan dari Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia Gunilla Olsson.

daftar isi 02 kata pengantar sambutan dari Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia Gunilla Olsson. daftar isi 02 kata pengantar sambutan dari Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia Gunilla Olsson. 16 UNICEF beraksi intervensi untuk ibu, anak dan remaja. 04 fakta penting anak-anak di Indonesia tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan pandemi global yang menimbulkan dampak kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik.

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak TUJUAN 4 Menurunkan Angka Kematian Anak 51 Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian balita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan dari gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.

Lebih terperinci

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS), merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh human immunodeficiency

Lebih terperinci

Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah

Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Pendidikan Dan Pengembangan Usia Dini di Desa-Desa Miskin di Indonesia: Landasan Kokoh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa dan pada kelompok usia lanjut. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Masa balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Gizi merupakan penentu kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan telah terpengaruh oleh HIV sejak awal epidemi terjadi dan dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010). Secara global HIV dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS sebagai salah satu epidemik yang paling menghancurkan pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health Organization (WHO) 2012 menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan, Edisi 1 Januari Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A KIAT MEMPERSIAPKAN 1000 HPK Peran Ayah pun Luar Biasa! Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun 270 Hari 365 Hari 365 Hari GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Lebih terperinci

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, berdasarkan data sensus penduduk jumlah remaja 10-24 tahun mencapai 64 juta pada tahun 2010 atau 28,64% dari total

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Dunia (LPD) 2007 Perkembangan dan Generasi Berikutnya Asia Timur dan Pasifik

Laporan Perkembangan Dunia (LPD) 2007 Perkembangan dan Generasi Berikutnya Asia Timur dan Pasifik POKOK-POKOK DAERAH Laporan Perkembangan Dunia (LPD) 2007 Perkembangan dan Generasi Berikutnya Asia Timur dan Pasifik Ini merupakan suatu ringkasan referensi-referensi dalam : Perkembangan dan Generasi

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk

Lebih terperinci

KATALOG HADIAH 2009 BERIKAN YANG TERBAIK. Telepon :

KATALOG HADIAH 2009 BERIKAN YANG TERBAIK. Telepon : KATALOG HADIAH 2009 BERIKAN YANG TERBAIK Telepon : 021-3907818 www.worldvision.or.id 2 Hadiah Anda kebahagiaan mereka! Selamat datang di Katalog Hadiah 2009 Wahana Visi Indonesia, partner dari World Vision,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2015 telah dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mempunyai misi yang sangat ideal, yaitu masyarakat Indonesia penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah terinfeksi HIV. Penyebaran dan penularan HIV/AIDS dominan terjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dalam pemeliharaan status kesehatan holistik manusia telah dimulai sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Dalam setiap tahapan dari siklus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan pandemi terhebat dalam kurun waktu dua dekade terakhir. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2011 sebanyak 6,9 juta anak meninggal dunia sebelum mencapai usia 5 tahun. Setengah dari kematian tersebut disebabkan oleh kondisi yang dapat dicegah atau

Lebih terperinci

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting Kata Sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Assalamu alaik um warahmatullahi wa barak atuh Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010

KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010 SAMBUTAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010 Yang kami hormati, Deputy Head of Delegation European Union

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pandangan bahwa hubungan seksual adalah tabu, membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain. Menurut WHO remaja adalah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan terhadap penyakit. Salah satu penyebab terbesar kematian pada anak usia balita di dunia adalah pneumonia.

Lebih terperinci

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional 1 Outline Paparan Bagaimana Transmisi HIV Terjadi Situasi HIV

Lebih terperinci

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan

Lebih terperinci

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan International Labour Organization Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan Laporan Rapat Bersama Para Mitra yang Diselenggarakan di ILO Jakarta 23 Januari 2013 DECENT WORK A better world

Lebih terperinci

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Penelitian PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Anak-anak dan remaja yang jumlahnya mencapai hampir sepertiga penduduk yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Selama masa remaja ini individu mengalami proses dalam kematangan mental, emosional,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan reproduksi remaja diintegrasikan dalam program kesehatan remaja di Indonesia, sejak tahun 2003. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang banyak untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium Development Goals (MDGs) yang sering disebut Tujuan Pembangunan Milenium berkomitmen mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kebutuhan gizi secara kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kebutuhan gizi secara kuantitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting terhadap bayi. Ketidakseimbangan gizi pada bayi menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kebutuhan gizi secara kuantitatif

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan meninggal karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Setiap tiga menit, di suatu tempat

Lebih terperinci

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LETAK GEOGRAFIS. Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA

BAB II LETAK GEOGRAFIS. Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA BAB II LETAK GEOGRAFIS A. Lokasi KPA Kota Pekanbaru Serta Visi dan Misi Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA adalah Anak Indonesia terlindungi dari HIV/AIDS.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara

Lebih terperinci