DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)"

Transkripsi

1 DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 5 INTEGRAL LIPAT Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2012 Diktat ini disusun berdasarkan Calculus III oleh Paul Dawkins, Lamar University dengan penyesuaian berupa penerjemahan, pengurangan dan penambahan dari sumber-sumber lainnya.

2 BAB 5. INTEGRAL LIPAT 5.1. Integral Lipat Dua/ Integral Ganda / Double Integrals Bila f(x) fungsi variabel tunggal x, maka integral untuk x dalam interval, adalah: Dari definisi definite integral, maka masalah adalah masalah luas dibawah kurva f(x). Bila interval dibagi menjadi n subinterval dengan lebar dan dipilih titik,, dari setiap subinterval seperti yang ditunjukkan dibawah ini, Gambar 5.1. Setiap persegi empat diatas memiliki tinggi dan dengan menghitung luas dari setiap persegi empat dapat ditaksir pendekatan luas sebagai berikut : Untuk mendapatkan luas lebih akurat maka diambil nilai limit bila n menuju tak hingga (infinite) dan dari definisi definite integral : Bila integrasi fungsi variabel tunggal, range adalah suatu interval (ruang 1 dimensi), maka dalam fungsi 2 variabel integrasi dilakukan atas jangkauan range berupa daerah/region dalam (ruang 2 dimensi). Jadi jika fungsi adalah fungsi 2 variabel, maka Jika daerah dalam adalah persegi empat yang dinyatakan : Yang berarti: jangkauan untuk x dan y adalah dan. Berikut gambar dari permukaan S yang menggambarkan atas daerah persegi panjang R. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 92

3 Gambar 5.2. Persoalan integral ganda disini menjadi mencari volume dibawah permukaan S dan diatas daerah/region R yang terletak pada bidang datar xy. Region R dibagi menjadi sub-region dengan membagi interval menjadi n subintervals dan membagi interval menjadi m subintervals. Sehingga R akan terbagi menjadi sederetan persegi panjang yang kecil dan untuk masing-masing persegi panjang dipilih sebuah titik. Berikut gambar sketsa dimaksud: Gambar 5.3. Diatas setiap persegi panjang kecil dibangun kotak dengan tinggi. Berikut adalah gambar sketsa Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 93

4 Gambar 5.4. Tiap persegi panjang kecil sebagai luas basis dan tinggi sehingga volume kotak-kotak kecil tersebut dinyatakan oleh S adalah mendekati,. Total volume dibawah permukaan Digunakan notasi double sum ( Σ ) karena kita menjumlahkan volume dalam arah x dan y. Taksiran volume lebih baik dan akurat didapat dengan mengambil n dan m lebih besar dan semakin besar kita semakin baik, sehingga untuk mendapat nilai volume akurat dicari limit dimana kedua n dan m menuju tak hingga (infinity). Definisi formal dari double integral untuk fungsi 2 variabel diatas persegi panjang R adalah Ada persamaan dan perbedaan dengan notasi integral tunggal. Digunakan 2 notasi integral ( yang menyatakan kita bekerja dalam dua dimensi dan da yang menyatakan area/luas sebagai differential. (differential da bisa dinyatakan dengan dx dy ). Tafsiran double integral dari (dan diatas bidang - xy). Atau, atas persegi empat R adalah volume dibawah fungsi Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 94

5 5.2. Integral teriterasi Bila pada bagian lalu integral ganda di definisikan, maka pada bagian ini dipelajari bagaimana menghitung integral ganda pada daerah persegi panjang. Teorema Fubini Jika adalah fungsi kontinu pada daerah maka, Bentuk integral diatas disebut integral teriterasi. Cara menghitung integral ganda dilakukan dengan menghitung berurutan integral terhadap differential dy atau dx. Bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dy (integral dalam), maka batas dari integral dalam adalah batas y yang disyaratkan dan urutan perhitungan kedua adalah integrasi terhadap dx (integral luar) dan batas dari integral luar adalah batas x yang disyaratkan. Demikian sebaliknya bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dx. Misalkan ingin dihitung: Bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dy (integral dalam), maka batas dari integral dalam adalah batas y yang disyaratkan yaitu c, d. Perhitungan dilakukan dengan menahan x tetap dan dilakukan integrasi terhadap dy, sama seperti melakukan proses integrasi variabel tunggal. Hasil dari integrasi ini akan menghasilkan fungsi yang hanya muncul variabel x dan perhitungan kedua dilakukan terhadap dx (integral luar). Bandingkan dengan turunan parsial, dimana proses penurunan dilakukan satu demi satu terhadap x lalu terhadap y, maka proses integrasi ganda juga kurang lebih seperti demikian. Contoh Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R, Jawab,, Cara 1 Dilakukan perhitungan pertama integrasi terhadap y sebagai integral dalam. Sehingga integral teriterasi dinyatakan sbb.: Perhitungan integral dalam terhadap dy dilakukan dengan menganggap x adalah tetap : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 95

6 Berikutnya dilakukan proses integrasi luar terhadap dx, sehingga didapat : Cara 2 Pengerjaan dilakukan dengan proses integrasi pertama terhadap x, kemudian terhadap y.dan didapat hasil sbb.: Cara 1 & 2 memberikan hasil yang sama, jadi urutan pengerjaan tidak berpengaruh. Contoh Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,, Integrasi dilakukan pertama terhadap y, Contoh Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,, Integrasi pertama dilakukan terhadap x. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 96

7 Contoh Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,, Contoh Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,, Substitusi : Sehingga didapat Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 97

8 Bila kita melakukan integrasi pertama terhadap x maka penyelesaian akan lebih rumit. Substitusi: Sehingga, Perhitungan jelas diatas lebih rumit, jadi sebagai tip untuk alasan praktis urutan perhitungan sebaiknya dipilih urutan yang memberikan perhitungan yang paling sederhana. (karena cara 2 dilakukan untuk maksud menunjukkan alas an saran diatas, perhitungan tidak dilanjutkan). Teorema Jika maka, dan dilakukan integrasi pada daerah persegi empat Contoh Hitung,. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 98

9 Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 99

10 5.3. Integral Ganda batasan Umum Jika pada bagian yang lalu dilakukan proses integrasi atas daerah persegi empat, maka pada bagian ini akan dipelajari daerah yang tidak segi empat, lebih umum. dimana D adalah sembarang daerah pembatas. Ada dua jenis daerah pembatas. Berikut gambar sketsa daerah pembatas : Gambar 5.5. Daerah pembatas tersebut dinyatakan dengan standard notasi sbb. : Untuk kasus 1 Untuk kasus 2. Untuk kasus 1 dimana integral didefinisiskan : Untuk kasus 2 dimana integral didefinisikan : Teorema 1. 2., dimana c adalah suatu konstanta (constant). 3. Jika daerah D dapat di bagi menjadi dua daerah terpisah D 1 dan D 2 maka integral dapat ditulis sebagai : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 100

11 Contoh Hitung integral atas daerah D. (a), (b), D adalah daerah yang dibatasi dan. Solusi (c), D adalah segitiga dengan ujung titik,, dan. (a), (b), D adalah daerah dibatasi oleh dan. Digambarkan dalam sketsa berikut ini : Gambar 5.6. Sehingga bisa dinyatakan dalam rumusan ketidaksamaan : Sehingga perhitungan integralnya: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 101

12 (c), D adalah segitiga dengan koordinat titik ujung,, dan Gambar sketsa D adalah sbb.: Gambar 5.7. Sisi pembatas segi tiga dapat diperoleh persamaan garisnya, seperti yang dinyatakan dalam gambar sketsa diatas. Ada dua cara untuk menyatakan daerah pembatas, yaitu pertama dengan menyatakan y = f(x) dan kedua dengan menyatakan x = f(y). Untuk cara pertama, maka daerah pembatas adalah: dimana, Cara kedua dengan menyatakan x sebagai f(x): Maka daerah pembatas dinyatakan sebagai: Solusi dengan cara 1 Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 102

13 Solusi dengan cara 2 Cara ini lebih ringkas dari cara 1: Contoh 1 menunjukkan solusi yang bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara 1 melakukan urutan integrasi, pertama terhadap x kemudian terhadap y dan cara 2 melakukan urutan integrasi pertama terhadap y kemudian terhadap x. Terkadang ada persoalan yang solusinya hanya dengan 1 cara, apakah cara 1 atau cara 2 saja. Contoh Hitung integral berikut : Solusi (a) (b) (a) Bila kita mencoba meng integrasi terhadap y maka tidak bisa karena kita membutuhkan y 2 didepan exponential. Maka dapat dicoba dengan membalik urutan yaitu melakukan integrasi pertama terhadap x, kemudian terhadap y. Namun untuk itu kita harus melakukan penyesuaian untuk batas integralnya, dan cara yang terbaik adalah dengan menggambarkan sketsa daerah pembatas dan menata ulang pernyataan batasan nya. : Dari rumusan integral diketahui ketidaksamaan yang mendefinisikan daerah pembatas adalah: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 103

14 Dari ketidaksamaan diatas kita tahu batas bawah daerah pembatas adalah kurva batas atas daerah pembatas adalah dan batas pembatas tersebut terletak antara dan. Berikut ini sketsa dari daerah pembatas : dan Gambar 5.8. Karena urutan proses integrasi ditukar menjadi pertama integrasi terhadap x, maka kita perlu menyatakan pembatas integrasi x sebagai fungsi y, x = f(y). Sehingga didapat : Garis pembatas horizontal x mulai dari and berakhir pada dan jangkauan dari y mulai dari 0 sampai 9. Sehingga pernyataan integral awal ekivalen dengan pernyataan berikut dan hasil perhitungan: (b) Sama dengan contoh 2a, disini proses integrasi terhadap x tidak dapat dilakukan, sehingga dicoba urutan dibalik, untuk itu batas integral perlu disesuaikan. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 104

15 Sketsa dari daerah pembatas : Jadi kita mendapatkan batas integral: Gambar 5.9. Hasil perhitungan integral, Interpretasi geometris double integral sebagai volume dibawah fungsi permukaan dan diatas daerah pada bidang xy, Contoh Hitung volume benda yang terletak dibawah fungsi permukaan dan terletak diatas daerah pada bidang xy yang dibatasi oleh. Solusi Berikut ini sketsa permukaan dan daerah dibawah permukaan pada bidang xy. dan Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 105

16 Gambar Berikut daerah pembatas pada bidang xy. Gambar Titik potong persamaan garis pembatas adalah : d an. Jadi, ketidaksamaan daerah D pada bidang xy dapat dinyatakan sbb.: Volume dapat dihitung : Contoh Hitung volume benda yang dibatasi bidang,,,. Solusi Persamaan bidang pertama,, ditulis ulang sebagai, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 106

17 merupakan fungsi permukaan bidang atas dari benda yang dicari, dan terletak diatas daerah pembatas D pada bidang xy. Bidang kedua,, adalah bidang sisi dari volueme benda. Sketsa benda adalah sbb. : Gambar Daerah pembatas D adalah daerah pada bidang xy ( ) yang dibatasi oleh,, dan garis dimana bidang memotong bidang xy. Dengan memasukkan dapat ditetapkan perpotongan bidang dengan bidang xy, yaitu: Sehingga gambar sketsa daerah D adalah sbb. : Gambar Interpretasi geometris integral ganda, sebagai Luas suatu daerah : Misal diinginkan untuk menghitung luas dari daerah yang tersrsir yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 107

18 Gambar Area (A) dapat dinyatakan dalam persamaan integral tunggal : Atau dengan integral ganda dapat dinyatakan sebagai : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 108

19 5.4. Integral Ganda dalam Koordinat Polar Dalam beberapa kasus melakukan proses integrasi menggunakan koordinat Cartesian akan lebih rumit daripada melakukan proses integral pada system koordinat lainnya (polar, silendris, bola). Menghitung integral ganda suatu fungsi permukaan diatas daerah pembatas D yang berbentuk cakram, bagian dari cakram. Melakukan perhitungan integral ganda dalam koordinat Cartesian akan lebih rumit daripada dalam koordinat polar. Misal diminta untuk menghitung integral ganda, f x, y da D, D adalah cakram dengan radius 2. Dalam koordinat Cartesian, maka daerah D dinyatakan dalam ketidaksamaan x dan y, Sehingga bentuk integral gandanya, Dengan menggunakan koordinat polar daerah D dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan : Dengan merubah variabel x dan y ke r dan θ dan da = dx dy ke pernyataan koordinat polar maka kita bisa menghitung dalam koordinat polar yang prosesnya akan lebih sederhana. Perlu diperhatikan dalam konversi koordinat Cartesian ke koordinat polar, bahwa:, tetapi!!!!!!!!!!!!! Berikut penurunan rumusan da untuk koordinat polar: Misal daerah pembatas dalam koordinat polar digambarkan sbb. Gambar Daerah pembatas dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 109

20 Untuk mendapatkan da dalam koordinat polar, ditunjukkan dengan proses dibawah ini: Gambar Bila daerah pembatas D dibagi kedalam kisi-kisi yang dibatasi garis jejari dan garis busur sudut maka didapat gambaran seperti gambar diatas. Dan dari perbesaran satu kisi yang didapat dalam gambar diatas, diperoleh sepotong daerah pembatas. Dua sisi dari potongan daerah pembatas ini mempunyai sisi sepanjang, dimana adalah radius dari busur luar dan adalah radius dari busur dalam. Panjang busur dalam adalah dan panjang busur luar adalah, dimana adalah sudut antara dua jejari yang membatasi daerah tersebut. Bila diasumsikan, kisi-kisi sedemikian kecil sehingga bisa dianggap, sehingga dapat di asumsi kan potongan daerah pembatas mendekati persegi empat, sehingga: dan bila kisi-kisi sedemikian kecilnya, sehingga dapat dianggap : Sehingga dengan assumsi diatas, didapat: Untuk merubah variabel x dan y ke variabel r dan, maka dengan menggunakan rumus konversi : Didapat rumusan integral ganda dalam koordinat polar : Contoh Hitung integral berikut dengan merubah kekoordinat polar. (a), D adalah bagian dari daerah yang dibatasi kurva radius 2 dan radius 5 dan berpusat dititik origin dan berada di kuadran 1. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 110

21 (b), D adalah unit circle yang berpusat dititik origin. Solusi (a), D adalah bagian dari daerah yang dibatasi kurva radius 2 dan radius 5 dan berpusat dititik origin dan berada di kuadran 1. Dalam koordinat polar, daerah pembatas D diatas dinyatakan dengan ketidaksamaan : Untuk r : Untuk θ yang terletak di kuadran pertama : 0 θ Sehingga integral dinyatakan : π 2 (b), D adalah unit circle yang berpusat dititik origin. Dalam koordinat polar, daerah pembatas D dinyatakan dalam ketidaksamaan : Sehingga integral dalam koordinat polar : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 111

22 Contoh Tentukan luas daerah yang berada dalam dan diluar. Solusi Sketsa daerah D, digambarkan terarsir. Gambar Untuk menentukan luas daerah tersebut, perlu dicari nilai θ dimana kedua kurva memotong. Titik tersebut ditentukan dengan menyamakan kedua persamaan, sehingga: Sehingga sketsa dengan sudut yang didapat diatas digambarkan. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 112

23 Gambar Catatan : adalah penulisan alternative dari sudut. Sehingga range dari sudut θ dan jejari r adalah : Sehingga luas D adalah, Contoh Hitung volume daerah yang terletak didaerah dibawah bola, diatas bidang dan didalam silender. Solusi Rumus untuk mendapatkan volume dibawah suatu fungsi diatas daerah pembatas adalah: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 113

24 Persamaan bola ditulis ulang kedalam bentuk, sehingga menjadi Daerah pembatas D adalah daerah cakram (bagian dalam dari perpotongan silender dengan bidang xy atau z=0, yaitu lingkaran ), sehingga daerah D dinyatakan sebagai cakram pada bidang xy. Gambar Sketsa benda yang akan dicari volumenya : Sehingga, bentuk benda yang ingin dicari volumenya adalah suatu silender dengan topi penutup yang didapat dari bola. Secara intuitif maka dapat dikatakan bahwa perhitungan integral untuk mencari volume benda tersebut akan lebih sederhana apabila dilakukan dalam koordinat polar daripada koordinat Cartessian. Dan batas daerah pembatas D dinyatakan: Dan kita perlu merubah fungsi kesistem koordinat polar sehingga: Volume yang dicari adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 114

25 Contoh Dapatkan volume dari benda yang terletak didalam permukaan dan dibawah bidang datar. Solution Gambar sketsa benda dimaksud adalah : Rumus : Gambar Adalah untuk mendapatkan volume benda dibawah fungsi mendapatkan volume diatas fungsi tersebut. First, notice that dan persoalan kita adalah Memberikan volume benda dibawah permukaan bidang D sedangkan : untuk suatu daerah pembatas Adalah volume benda dibawah, untuk suatu daerah pembatas D. Volume Benda yang dicari dalam kasus ini adalah : Untuk menghitung volume benda dimaksud, maka perlu di tentukan daerah pembatas D dan setelah itu dilakukan konversi seluruh variabel ke koordinat polar. Daerah pembatas D adalah daerah dari hasil proyeksi dari perpotongan bidang fungsi z =16 dengan fungsi permukaan, kebidang xy. Perpotongan fungsi z=16 dengan adalah, yaitu lingkaran dengan radius 4. Sehingga ketidaksamaan dari daerah pembatas dan konversi fungsi kedalam koordinat polar adalah : Volume benda yang dicari adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 115

26 Contoh Hitung integral berikut dengan merubah ke koordiant polar. Solusi Mengerjakan integral diatas dalam koordinat Cartessian hampir tidak mungkin. Jadi perlu dirubah ke koordinat polar. Berikut adalah ketidaksamaan daerah pembatas D dalam koordinat Cartessian : Persamaan pembatas atas x adalah : Dan persamaan diatas adalah sisi kanan (sisi x 0) dari lingkaran berpusat di 0 dan radius = 1, sedangkan range y menyatakan bahwa y adalah positif. Dalam koordinat polar maka daerah pembatas D dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan : Dan dengan selalu mengingat, Perhitungan integral dalam koordinat polar menjadi : Sehingga : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 116

27 5.5. Integral Lipat Tiga Bila integral lipat dua, proses integral dilakukan diatas daerah 2 dimensi ( da=dx dy), maka integral lipat tiga integrasi dilakukan atas daerah 3 dimensi (dv = dx dy dz). Notasi Integral lipat tiga adalah : Integrasi juga dilakukan atas daerah pembatas, dalam lipat tiga daerah pembatas sederhana dapat berupa kotak, Notasi yang digunakan, untuk x, y, dan z. Sehingga integral lipat tiga untuk daerah pembatas diatas dinyatakan sebagai, Kita dapat melakukan integrasi pertama terhadap x, kemudian terhadap y dan terakhir terhadap z, tapi urutan bisa juga xzy, yxz, yzx, zxy,zyx, sehingga ada 3! = 6 cara untuk urutan melakukan integrasi. Contoh Hitung integral berikut,, Solusi Urutan integrasi dilakukan dengan urutan zxy: Fakta Volume suatu daerah pembatas E dalam tiga dimensi adalah: Bila contoh diatas integrasi lipat tiga dilakukan atas daerah pembatas berbentuk sederhana kotak, berikut ini tinjauan dilakukan untuk daerah pembatas yang lebih umum. Berikut adalah sketsa dari kemungkinan pertama: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 117

28 Gambar Dalam kasus ini daerah pembatas E didefinisikan sebagai berikut, dimana adalah notasi yang memberi arti bahwa titik ada dalam daerah D yang terletak pada bidang- xy. Perhitungan integral lipat tiga adalah sebagai berikut: Dimana integral lipat dua dapat dihitung dengan metoda yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, yaitu bisa dihitung terhadap x kemudian y atau melakukan konversi ke koordinat polar bila diperlukan. Contoh Hitung dimana E adalah daerah pembatas yang terletak dibawah bidang dan terletak juga pada octan pertama (yaitu x positif, y positif & z positif). T Solusi Apakah oktan? Bila dalam 2 dimensi sistem koordinat dapat dibagi menjadi 4 kuadrant, maka dalam 3 dimensi sistem koordinat dapat dibagi menjadi 8 oktan. Berikut sketsa dari bidang dalam oktan pertama yaitu semua koordinat positif. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 118

29 Gambar Langkah berikutnya adalah menetapkan daerah pembatas D pada bidang= xy. Daerah pembatas D adalah sebuah segi tiga dengan 3 titik sudut pada,, dan. Gambar sketsa D. Gambar Langkah selanjutnya adalah menetapkan batas-batas integral dan karena diketahui bahwa bidang pembatas terletak di oktan pertama (berarti diatas bidang ), maka diperoleh pembatas integral untuk z. Untuk integral lipat dua atas D maka pembatas integral dapat dipilih 2 alternatif ketidaksamaan dibawah: Misal dipilih alternatif yang pertama, sehingga perhitungan integral menjadi: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 119

30 Sketsa kemungkinan kedua variasi daerah pembatas: Gambar Disini daerah pembatas E di definisikan sebagai berikut, Jadi daerah pembatas D terletak pada bidang-yz. Perhitungan integral lipat tiga adalah sebagai berikut: Seperti pada kemungkinan pertama, maka integral lipat dua dapat dihitung terhadap y kemudian z atau melakukan konversi ke koordinat polar bila diperlukan. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 120

31 Contoh Hitung volume benda yang terletak pada daerah pembatas yang terletak didalam bidang dan didepan bidang-yz yang dibatasi oleh dan. Solusi Dalam kasus ini daerah pembatas D telah diberikan dengan jelas, sehingga tidak perlu dicari, Gambar sketsa daerah pembatas D dan juga sketsa bidang pembatas dan proyeksi D melewati bidang sehingga lebih memudahkan untuk membayangkannya : Gambar Sketsa dari volume yang dicari yaitu volume daerah pembatas adalah sbb. : Gambar Sehingga pembatas dari tiap variable integral adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 121

32 Volume yang dicari adalah : sketsa kemungkinan ketiga variasi daerah pembatas: Disini E didefinisikan sebagai, Gambar Jadi daerah pembatas D terletak pada bidang-xz. Perhitungan integral lipat tiga adalah sebagai berikut: Integral lipat dua dapat dihitung terhadap x kemudian z atau melakukan konversi ke koordinat polar bila diperlukan. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 122

33 Contoh Hitung dibatasi oleh permukaan dan bidang datar. Solusi Berikut adalah sketsa dari benda E. dimana daerah pembatas E adalah benda yang Gambar Daerah pembatas D pada bidang- xz dapat dilihat sebagai proyeksi dari permukaan yang adalah elliptic paraboloid terhadap bidang-xz, dan D akan berupa cakram pada bidang-xz, dengan memasukkan y=8 kedalam persamaan didapat: Soal ini akan lebih mudah dan feasible dikerjakan dengan memproses integral lipat tiga dengan urutan pertama melakukan integrasi terhadap y dalam koordinat Cartessian dan urutan integrasi kedua dan ketiga (integral lipat dua) dalam koordinat polar dan diperlukan konversi variabel x dan z menjadi θ dan r. Pembatas integral untuk urutan pertama dalam y, integral kedua dan ketiga dalam θ dan r : Sehingga perhitungan integral urutan pertama dalam Cartessian : Integral lipat dua dilakukan dalam koordinatl polar, dibutuhkan konversi sehinnga integrand menjadi : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 123

34 Perhitungan integral adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 124

35 5.6. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Silendris Berikut ini rumus konversi ke koordinat Silendris. Untuk melakukan integral lipat tiga dalam koordinat silendris, maka dv perlu dalam sistem koordinat silendris dan dalam koordinat silendris maka : Daerah pembatas, E, sebagai daerah pembatas integral lipat tiga menjadi: Catatan : Pernyataan diatas adalah untuk E dimana D terletak dibidang- xy. Bentuk diatas dapat disesuaikan menurut daerah D apakah terletak pada bidang- yz atau bidang- xz. Selanjutnya dalam koordinat silendris integral lipat tiga dapat di nyatakan sebagai : Contoh Hitung dimana E adalah daerah pembatas yang terletak dibawah bidang diatas bidang- xy dan antara silender dan. Solusi Jangkauan (range) batas z dalam Cartesian dikonversi menjadi dalam koordinat silendris, sehingga didapat : Selanjutnya, daerah pembatas D adalah daerah antara dua lingkaran pada bidang-xy dengan jangkauan batas θ dan r yang dinyatakan : Sehingga perhitungan integral : dan Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 125

36 Contoh Ubahlah pernyatan menjadi pernyataan integral dalam koordinat silendris. Solusi Berikut batasan jangkauan pembatas integral untuk variabel x, y, z : Ketidaksamaan pertama dan kedua mendefinisikan daerah pembatas D dan karena batas atas dan bawah x adalah dan yang berarti : seluruh atau sebagaian dari daerah setengah lingkaran sisi kanan dengan radius 1 dengan titik pusat 0. Dan karena batasan y adalah berarti daerah seluruh potongan setengah lingkaran sebelah kanan. Sehingga bila dinyatakan dalam koordinat silendris berarti : Dan batasan jangkauan z diubah kesilendris menjadi : Sehingga pernyataan integral menjadi : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 126

37 5.7. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Bola Gambar sketsa berikut menunjukkan hubungan antara sistem koordinat Cartessian dan sistem koordinat Bola. Gambar Rumus konversi untuk koordinat bola adalah : Terdapat pembatasan untuk variabel : Untuk integral lipat tiga maka daerah pembatas E dibatasi dalam jangkauan : Berikut ini sketsa dari irisan bola dimana batas bawah dari dan keduanya adalah nol, Gambar Sketsa diatas menunjukkan bahwa daerah E adalah irisan antara bola dan cone (kerucut). Bentuk integral lipat tiga adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 127

38 Contoh Hitung dimana E adalah potongan atas dari bola. Solusi Karena daerah pembatas adalah potongan atas bola, maka batas variabel, θ dan adalah : Sehingga perhitungan integral lipat tiga : Contoh Ubahlah lipat tiga dalam sistem koordinat bola. Solusi Berikut jangkauan batasan untuk variabel y, x dan z : menjadi pernyataan integral Batasan x menyatakan sebagai bagian sisi kanan dari cakram yang berpusat di 0 dan mempunyai radius 3. Dan karena batasan y menyatakan bernilai positif, maka cakram tersebut berada di kuadrant pertama (x, y positif). Dan karena D ada di kuadran pertama dan nilai z adalah positif, maka E ada dalam oktan pertama (x, y, z positif) dan hal tersebut berakibat jangkauan adalah : Untuk batasan atas z dimana batas bawah, yang berupa bagian atas dari suatu cone dan batas atas, berupa bagian atas dari potongan bola Sehingga dapat ditentukan batasan dari sebagai : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 128

39 Untuk menetapkan jangkauan dari batas, dilakukan dengan menentukan perpotongan/irisan antara cone dengan bola, yaitu dengan memasukkan persamaan cone kedalam persamaan bola, sehingga didapat Telah diketahui bahwa dan dari rumus konversi z maka didapat : Sehingga, didapat jangkauan batasan variabel : Diketahui juga bahwa, sehingga : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 129

40 5.8. Perubahan Variabel Dalam Kalkulus Dasar dikenal Aturan Substitusi yang menyatakan : b d f g x g x dx = f u du dimana u = g (x) a c Pernyataan diatas adalah melakukan integral dalam x dan merubahnya menjadi mengambil integral dalam u, atau dengan kata lain melakukan perubahan variabel dalam proses integral. Pada bagian ini dipelajari perubahan variabel dalam integral lipat dua dan lipat tiga. Sebenarnya, pada bab yang lalu telah dipelajari bagaimana melakukan konversi / perubahan dari sistem koordinat Cartessian ke koordinat polar untuk integral lipat dua dan melakukan konversi dari koordinat Cartessian ke sistem koordinat silendris dan sistem koordinat bola untuk integral lipat tiga. Dan diketahui pula ternyata dibutuhkan penyesuaian rumus untuk da dan dv. Salah satu alasan merubah variabel adalah untuk mendapatkan bentuk integral baru dimana dalam variabel yang baru, proses integrasi lebih mudah. Alasan lainnya adalah merubah daerah pembatas yang lebih sederhana untuk dikerjakan. Persamaan yang mendefinisikan perubahan variabel disebut transformasi. Dengan melakukan perubahan variabel dalam integral lipat, ternyata daerah pembatas juga ikut berubah. Berikut contoh apa yang terjadi dengan daerah, R, dalam sistem koordinat- xy yang di transformasi menjadi daerah pembatas dalam koordinat-uv. Contoh Tentukan daerah pembatas baru yang didapat dengan melakukan transformasi pada daerah pembatas R. (a) R adalah sebuah ellipse dan dilakukan transformasi,. (b) R adalah daerah yang dibatasi oleh,, dan dan transformasi adalah,. (a) R adalah ellipse dan transformasi adalah,. Dengan memasukkan transformasi kedalam persamaan ellipse didapat : Jadi, bentuk awal ellipse setelah ditransformasi menjadi cakram dengan 2. (b) R adalah daerah yang dibatasi oleh,, dan dan transformasi adalah,. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 130

41 Sama seperti contoh (a), transformasi dimasukkan kedalam persamaan dan hal ini dilakukan untuk ketiga garis pembatas. Berikut sketsa dari R dalam koordinat xy : Gambar Dilakukan transformasi untuk setiap persamaan garis batas segi tiga. Untuk garis, dengan memasukkan transformasi, Untuk garis, Terakhir untuk garis. Sehingga daerah baru yang diperoleh setelah transformasi adalah : Gambar 5.41 Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 131

42 Dalam proses integrasi, dengan melakukan transformasi diharapkan diperoleh bentuk integrand yang lebih sederhana dan daerah pembatas yang lebih mudah untuk perhitungan integral. Untuk merubah variabel dalam proses integral lipat dua dibutuhkan Jacobian untuk transformasi. Berikut definisi Jacobian. Definisi Jacobian untuk transformasi, adalah: Jacobian didefinisikan sebagai determinant dari matrix 2x2, dimana perhitungannya sbb. : Sehingga untuk Jacobian didapat rumus determinant, Dengan menggunakan Jacobian integral lipat dua dengan perubahan variabel dapat dirumuskan sebagai : Suppose that we want to integrate Perubahan variabel untuk Integral Lipat Dua over the region R. Under the transformation, the region becomes S and the integral becomes, Catatan : du dv digunakan menggantikan da dalam integral, untuk menegaskan bahwa proses integral sekarang adalah terhadap u dan v. Bentuk rumus ekivalen da dinyatakan : Contoh Dengan menggunakan Jacobian, tunjukkan bahwa perubahan ke koordinat polar menghasilkan Jawab : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 132

43 Transformasi disini adalah rumus / formula konversi: Jacobian dari transformation adalah, Sehingga, Contoh Hitung dimana R adalah daerah trapezium dengan titik ujung,, dan menggunakan transformasi dan. Jawab Berikut sketsa dari daerah pembatas R dan persamaan garis batas didapat : Gambar Untuk setiap persamaan garis yang membatasi trapezium, dimasukkan persamaan transformasi, sehingga didapat : Transformasi untuk persamaan garis, adalah : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 133

44 Transformasi untuk persamaan garis adalah : Transformasi untuk persamaan garis adalah : Transformasi untuk persamaan garis adalah : Daerah pembatas baru S adalah persegi panjang dengan garis pembatas,, dan dan jangkauan (range) dari u dan v adalah, Didapat Jacobian. Sehingga integral lipat dua menjadi, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 134

45 Contoh Hitung dimana R adalah ellipse dan menggunakan transformasi,. Jawab Dengan memasukkan transformasi kepersamaan ellipse maka didapat : Dengan membagi dengan 2 didapat persamaan yang menyatakan R berubah menjadi Atau suatu lingkaran radius 1. Daerah pembatas baru lebih sederhana dari yang awal. Untuk fungsi integrand juga berubah menjadi : Jacobian didapat : Sehingga integral menjadi : Untuk integral lipat tiga, langkah yang digunakan sama, yaitu pertama mulai dari daerah pembatas R dan dengan menggunakan transformasi,, dan Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 135

46 akan merubah daerah pembatas menjadi daerah pembatas baru S. Untuk melakukan integrasi digunakan Jacobian. Definisi Jacobian untuk transformasi 3 variabel : Disini Jacobian di definisikan sebagai matrix 3x3. Integral dari transformasi menjadi : Seperti integral lipat dua, maka differential dv dinyatakan sebagai : Contoh Verifikasi bahwa. Jawab Transformasi : Jacobian didapat, Sehingga didapat dv, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 136

47 5.9. Luas Permukaan Luas bidang permukaan dimana adalah suatu titik pada daerah pembatas pada bidang- xy dinyatakan dalam integral lipat dua sbb. : Contoh Dapatkan luas permukaan dari bidang yang terletak pada oktan pertama. Solution Sketsa dari bidang permukaan yang terletak pada oktan pertama (yaitu daerah x,y,z positif adalah sbb. : Sketsa dari daerah pembatas D. Gambar Gambar Daerah pembatas D didapat dengan memasukkan nilai z = 0 pada persamaan fungsi permukaan yang berarti irisan bidang permukaan dengan bidang-xy. Didapat persamaan sisi miring segitiga diatas. Persamaan ditulis ulang dalam bentuk yaitu : Batasan daerah D adalah, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 137

48 Sehingga luas permukaan adalah : Contoh Hitung Luas Permukaan suatu permukaan yang. Solusi yang terletak pada silender Luas permukaan yang dicari adalah dari sebagian dimana dibatasi daerah pembatas berupa cakram dengan radius = 1 dan berpusat dititik 0. Turunan parsial didapat : Sehingga persamaan integral lipat dua untuk luas permukaan adalah : Diketahui daerah pembatas D berbentuk cakram, sehingga proses integrasi akan lebih mudah dilakukan dalam koordinat polar, yaitu : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 138

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 7 INTEGRAL PERMUKAAN Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 3 TURUNAN PARSIAL Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI -

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 6 INTEGRAL GARIS Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI -

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 4 PENERAPAN TURUNAN PARSIAL Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 2 RUANG 3 DIMENSI Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI -

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308) DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 1. PENDAHULUAN Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS

Lebih terperinci

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan 61 Pada Matematika Dasar I telah dipelajari integral tertentu b f ( x) dx yang dapat didefinisikan, apabila f

Lebih terperinci

BAB VI INTEGRAL LIPAT

BAB VI INTEGRAL LIPAT BAB VI INTEGRAL LIPAT 6.1 Pendahuluan Pada kalkulus dan fisika dasar, kita melihat sejumlah pemakaian integral misal untuk mencari luasan, volume, massa, momen inersia, dsb.nya. Dalam bab ini kita ingin

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT

SIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT TUGAS KALKULUS LANJUT SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT Oleh: KAMELIANI 46 JUUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVESITAS NEGEI MAKASSA 4 SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT A. SIFAT-SIFAT INTEGAL

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 8 November 2013

Hendra Gunawan. 8 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 013/014 8 November 013 Apa yang Telah Dipelajari pada Bab 4 1. Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva. Jumlah Riemann dan Integral Tentu 3. Teorema

Lebih terperinci

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Kalkulus Teknologi II Kalimantan January 31, () 2018 1 / 71 Kalkulus II Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Teknologi Kalimantan

Lebih terperinci

Matematika Dasar INTEGRAL PERMUKAAN

Matematika Dasar INTEGRAL PERMUKAAN Matematika asar INTEGRAL PERMUKAAN Misal suatu permukaan yang dinyatakan dengan persamaan z = f( x,y ) dan merupakan proyeksi pada bidang XOY. Bila diberikan lapangan vektor F( x,y,z ) = f( x,y,z ) i +

Lebih terperinci

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas perluasan integral tertentu ke bentuk integral lipat dua dari fungsi dua peubah Akan dibahas bentukbentuk integral lipat dalam koordinat kartesius koordinat kutub

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG Bahan ajar Kalkulus Integral 9 APLIKASI INTEGRAL. LUAS DAERAH BIDANG Misalkan f() kontinu pada a b, dan daerah tersebut dibagi menjadi n sub interval h, h,, h n yang panjangnya,,, n (anggap n ), ambil

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x,y) pada = {(x,y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... UTS Genap 009/00... UTS Ganjil 009/00... UTS Genap 008/009... 5 UTS Pendek 008/009... 6 UTS 007/008... 8 UTS 006/007... 9 UTS 005/006...

Lebih terperinci

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius Sistem Koordinat 2 Dimensi Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

Bagian 4 Terapan Differensial

Bagian 4 Terapan Differensial Bagian 4 Terapan Differensial Dalam bagian 4 Terapan Differensial, kita akan mempelajari materi bagaimana konsep differensial dapat dipergunakan untuk mengatasi persoalan yang terjadi di sekitar kita.

Lebih terperinci

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 / 2 Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6, 4 ). ( -1, 4 ) E. ( 5, 4 ) B. ( 6, 4) D. ( 1, 4 )

Lebih terperinci

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat pada Bidang Datar Disusun dengan pasangan angka urut (ordered pair) (a,b) : a dan b berturut- turut adalah

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN KISI-KISI SOAL UAS KALKULUS PEUBAH BANYAK (TA 2015/2016)

PEMBAHASAN KISI-KISI SOAL UAS KALKULUS PEUBAH BANYAK (TA 2015/2016) PEMBAHAAN KII-KII OAL UA KALKULU PEUBAH BANYAK (TA 5/6) Arini oesatyo Putri DEEMBER 3, 5 UNIVERITA ILAM NEGERI UNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Pembahasan oal Kisi-Kisi UA Kalkulus Peubah Banyak Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012 Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6 4 ). ( -1 4 ) E. ( 5 4 ) B. ( 6 4) D. ( 1 4 ) BAB

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR INTEGRASI VEKTOR Materi pokok pertemuan ke 11: 1. Integral Biasa 2. Integral Garis URAIAN MATERI Sebelum masuk ke integral garis, Anda pelajari dulu mengenai integral biasa dari vektor. Integral Biasa

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc KALKULUS III Teorema Integral Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 INTEGRAL GARIS Integral Garis pada Fungsi Skalar Definisi : Jika f didefinisikan pada kurva diberikan secara parametrik

Lebih terperinci

Sambutan Dekan FMIPA Untad... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN BUKU AJAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...

Sambutan Dekan FMIPA Untad... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN BUKU AJAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i DAFTAR ISI Sambutan Dekan FMIPA Untad... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN BUKU AJAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 BAB I TURUNAN PARSIAL... 3 1.1 UMUM... 3 1.2 PENGERTIAN

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 SKS : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 TIU : Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar Kalkulus TIK : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih ] 1 Pada Bab 1 ini akan dibahas antara lain sebagai berikut. 1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih Tema sentral dari bab ini adalah kalkulus dari fungsi peubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Penerapan Integral Lipat-Dua Atina Ahdika,.i, M.i tatistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan lain dari integral lipat-dua antara

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 9 April 001 Waktu :,5 jam 1. Tentukan dy dx jika (a) y 5x (x + 1) (b) y cos x.. Dengan menggunakan de nisi turunan, tentukan f 0 (x) untuk fungsi f berikut f (x)

Lebih terperinci

Geometri dalam Ruang, Vektor

Geometri dalam Ruang, Vektor Prodi Matematika FMIPA Unsyiah July 11, 2011 Koordinat Cartesius: Tiga garis koordinat yang saling tegak lurus (sumbu x, sumbu y dan sumbvu z); Titik nol ketiga garis berada pada titik O yang sama yang

Lebih terperinci

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi

Lebih terperinci

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1 5. Aplikasi Turunan MA4 KALKULUS I 5. Menggambar grafik fungsi Informasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot fungsi C. Kemonotonan Fungsi D. Ekstrim Fungsi E. Kecekungan

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

KALKULUS INTEGRAL 2013

KALKULUS INTEGRAL 2013 KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral

Lebih terperinci

Integral Ganda. a f (x) dx = R f (x) dx: Misalkan D adalah

Integral Ganda. a f (x) dx = R f (x) dx: Misalkan D adalah oki neswan FMIPA-ITB Integral Ganda Pengertian Integral Ganda Integral ganda f (; ) da adalah perumuman dari integral R b a f () d R f () d: Misalkan adalah [a;b] daerah ang berada dalam persegi panjang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA Khairul Basar atatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA Semester I 2015-2016 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Bab 6 Analisa Vektor 6.1 Perkalian Vektor Pada bagian

Lebih terperinci

5.1 Menggambar grafik fungsi

5.1 Menggambar grafik fungsi 5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 1 Maret 017 Bab Sebelumnya 9.1 Barisan Tak Terhingga 9. Deret Tak Terhingga 9.3 Deret Positif: Uji Integral 9.4 Deret Positif: Uji Lainnya 9.5 Deret

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel.

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel. G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel. Definisi. (i) Suatu fungsi f(x, y) memiliki minimum lokal pada titik

Lebih terperinci

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd IDENTITAS MAHASISWA NAMA : KLS/NIM :. KELOMPOK:. A l f i a n i A t h m a P u t r i R

Lebih terperinci

Luas daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva dapat ditentukan dengan menghitung integral tertentu.

Luas daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva dapat ditentukan dengan menghitung integral tertentu. IKA ARFIANI,S.T. Luas daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva dapat ditentukan dengan menghitung integral tertentu. Andaikan kurva y = f(x) dan kurva y = g(x) kontinu pada interval a x b, dan kurva y

Lebih terperinci

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi

Lebih terperinci

I N T E G R A L (Anti Turunan)

I N T E G R A L (Anti Turunan) I N T E G R A L (Anti Turunan) I. Integral Tak Tentu A. Rumus Integral Bentuk Baku. Derifatif d/ X n = nx n- xn = Integral x n+ n. d/ cos x = - sin x sin x = - cos x. d/ sin x = cos x cos x = sin x 4.

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA

RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA A. Sistem koordinat (SK) Secara umum, sistem koordinat merupakan cara menyatakan posisi dalam ruang, dinyatakan dalam variabel ruang. Dalam ruang D-2,

Lebih terperinci

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta INTEGRAL Jika f(x) = F (x) adalah turunan pertama dari fungsi F(x) maka F(x) adalah antiturunan dari f(x)dan ditulis dengan F(x) = (dibaca integral f(x) terhadap x) = lambang integral, f(x) = integran.

Lebih terperinci

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2 Kurikulum 3/6 matematika K e l a s XI APLIKASI TURUNAN ALJABAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Dapat menerapkan aturan turunan aljabar untuk

Lebih terperinci

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si Ayundyah Kesumawati, S.Si, M.Si (Program Studi Statistika) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 214/215

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013 Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 013 LOGIKA MATEMATIKA p siswa rajin belajar ; q mendapat nilai yang baik r siswa tidak mengikuti kegiatan remedial ~ r siswa mengikut kegiatan remedial Premis

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom [MA1124] KALKULUS II

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom [MA1124] KALKULUS II Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Lipat Tiga [MA4] Integral Lipat Tiga pada Balok ( k, yk, k ) B y B k y k // [MA 4]. Partisi balok B menjadi n bagian; B, B,, B k,,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan : 9 Materi : Teorema Green Bab IV. Teorema Green, Teorema Divergensi Gauss, dan Teorema Stokes

Pertemuan : 9 Materi : Teorema Green Bab IV. Teorema Green, Teorema Divergensi Gauss, dan Teorema Stokes Pertemuan : 9 Materi : Teorema Green Bab IV. Teorema Green, Teorema Divergensi Gauss, dan Teorema Stokes Standar Kompetensi : 1. Memahami Teorema Green Kompetensi Dasar : 1. Menyebutkan kembali pengertian

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014 LKS SMK 214 Bidang : Matematika Teknologi KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 214 1 Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep aljabar memaham, mengaplikasikan, menganalisai

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

Integral Garis. Sesi XIII INTEGRAL 12/7/2015

Integral Garis. Sesi XIII INTEGRAL 12/7/2015 2//25 Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TK 85 Pengampu : Achfas Zacoeb esi XIII INTEGRAL e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 823398339 Integral Garis Dari Gambar.,

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc KALKULUS III Teorema Integral (Stokes Theorem) Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 Stokes Theorem Review : Pada pembahasan sebelumnya, kepadatan sirkulasi atau curl pada bidang dua dimensi

Lebih terperinci

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS Lecture 5. Integral A. Masalah Luas (The Area Problem) Sebelumnya kita pernah mempelajari rumus-rumus luas dari beberapa bentuk geometri. Misalnya, luas daerah persegi panjang adalah panjang kali lebar,

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Fungsi Variabel Banyak Bernilai Real Turunan Parsial dan Turunan Wono Setya Budhi KK Analisis dan Geometri, FMIPA ITB Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Turunan Parsial dan Turunan Usaha pertama untuk

Lebih terperinci

2. Untuk interval 0 < x < 360, nilai x yang nantinya akan memenuhi persamaan trigonometri cos x 2 sin x = 2 3 cos adalah

2. Untuk interval 0 < x < 360, nilai x yang nantinya akan memenuhi persamaan trigonometri cos x 2 sin x = 2 3 cos adalah Soal Babak Semifinal OMITS 007. Hubungan antara a dan b agar fungsi f x = a sin x + b cos x mempunyai nilai stasioner di x = π adalah a. a = b b. a = b d. a = b e. a = b a = b. Untuk interval 0 < x < 60,

Lebih terperinci

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang TUJUAN EMBELAJARAN Agar pembaca memahami tentang Sistem Koordinat Kartesian beserta fungsinya yaitu titik, jarak dua titik, persamaan bola serta Vektor dalam ruang dimensi tiga beserta aplikasinya yaitu

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga

Lebih terperinci

Kalkulus: Fungsi Satu Variabel Oleh: Prayudi Editor: Kartono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta 2005 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc KALKULUS III Teorema Integral (Green s Theorem) Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc 1 Kurva Tertutup Sederhana, Daerah Terhubung sederhana dan Berganda Suatu kurva tertutup sederhana adalah

Lebih terperinci

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat

Lebih terperinci

TERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22

TERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22 TERAPAN INTEGRAL Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 22 Topik Bahasan 1 Luas Daerah Bidang Rata 2 Nilai Rataan Fungsi (Departemen Matematika

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu bidang yang lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan koordinat Kutub.

Lebih terperinci

TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN

TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN NAMA : SISKA NUKE ENI PRADITA NIM : 125100301111044 KELAS : P TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN A. APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI Diartikan geometris dari

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada Bab 3 Sifat Penampang Datar 3.1. Umum Didalam mekanika bahan, diperlukan operasi-operasi yang melihatkan sifatsifat geometrik penampang batang yang berupa permukaan datar. Sebagai contoh, untuk mengetahui

Lebih terperinci

DERIVATIVE Arum Handini primandari

DERIVATIVE Arum Handini primandari DERIVATIVE Arum Handini primandari INTRODUCTION Calculus adalah perubahan matematis, alat utama dalam studi perubahan adalah prosedur yang disebut differentiation (deferensial/turunan) Calculus dikembangkan

Lebih terperinci

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp.

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Transformasi Geometri Sederhana Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Grafika Komputer TRANSFORMASI 2D Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut

Lebih terperinci

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

Bab 6 Defleksi Elastik Balok Bab 6 Defleksi Elastik Balok 6.1. Pendahuluan Dalam perancangan atau analisis balok, tegangan yang terjadi dapat diteritukan dan sifat penampang dan beban-beban luar. Untuk mendapatkan sifat-sifat penampang

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika dan

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi 2

Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi 2 Suryadi Siregar Metode Matematika Astronomi Bab 4 Integral Garis dan Teorema Green 4. Integral Garis Definisi : Misal suatu lintasan dalam ruang dimensi m pada interval [a,b]. Andaikan adalah medan vektor

Lebih terperinci

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama

Lebih terperinci

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5. 6. INTEGRAL A. Integral Tak Tentu. dx = x + c. a dx = a dx = ax + c. x n dx = n+ x n+ + c. sin ax dx = a cos ax + c 5. cos ax dx = a sin ax + c 6. sec ax dx = a tan ax + c 7. [ f(x) ± g(x) ] dx = f(x)

Lebih terperinci

A. 3 x 3 + 2x + C B. 2x 3 + 2x + C. C. 2 x 3 + 2x + C. D. 3 x 3 + 2x + C. E. 3 x 3 + 2x 2 + C A. 10 B. 20 C. 40 D. 80 E. 160

A. 3 x 3 + 2x + C B. 2x 3 + 2x + C. C. 2 x 3 + 2x + C. D. 3 x 3 + 2x + C. E. 3 x 3 + 2x 2 + C A. 10 B. 20 C. 40 D. 80 E. 160 7. UN-SMA-- Diketahui sebidang tanah berbentuk persegi panjang luasnya 7 m. Jika panjangnya tiga kali lebarnya, maka panjang diagonal bidang tanah tersebut m m m m m 7. UN-SMA-- Pak Musa mempunyai kebun

Lebih terperinci

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil BAB 4. INTEGRAL OMPLES 4. Integral Garis ompleks Misalkan ( : D adalah fungsi kompleks dengan domain riil b D [ a, b], maka integral (, dimana ( x( + iy( dapat dengan mudah a b dihitung, yaitu a i contoh

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

INTEGRAL RANGKAP DUA. diberikan daerah di bidang XOY yang berbentuk persegi panjang, {( )

INTEGRAL RANGKAP DUA. diberikan daerah di bidang XOY yang berbentuk persegi panjang, {( ) Matematika asar Misal INTEGAL ANGKAP UA diberikan daerah di bidang XO yang berbentuk persegi panjang, {( ) } =, y a b, y d dan fungsi dua peubah z = f (,y ) >. Maka untuk menghitung volume benda ruang

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-... Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci