BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B
|
|
- Ade Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengelohan data yang dilakukan, maka hasil penelitian sebagai berikut : Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B Nama Kelurahan Limba B berasal dari Bahasa Gorontalo Limbato yang berarti tempat lalu lalang. Pada jaman dahulu daerah Limba yang sekarang sudah di bagi menjadi tempat lalu-lalang Kerbau yang berasal dari Kecamatan Tapa sehingga jejak telapak kerbau membentuk selokan besar yang menjadi jalan air yang sekarang ini lebih terkenal dengan sebutan Kuala Panigoro. Kelurahan limba B ini telah berdiri sejak tahun 1912 dan sampai dengan sekarang telah memiliki 19 Lurah yang menjabat sebagai lurah pada kantor ini. Luas areal Kelurahan Limba B secara keseluruhan 112 ha yang diantaranya terdapat luas pemukiman, luas persawahan, luas perkebunan, luas kuburan, luas pekarangan, luas taman, perkantoran, pertokoan dan sekolah serta luas prasarana umum lainnya. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Limba B Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Limba U1 Kecamatan Kota Selatan. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan.
2 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Heledulaa Selatan Kecamatan Kota Timur. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi. Menurut data yang diperoleh dari Kelurahan Limba B jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 6914 jiwa dan 1455 kepala keluarga Hasil Dengan Analisis Univariat Penelitian yang dilakukan yaitu pada masyarakat yang berada di Kelurahan Limba B yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Limba B Kecamatan Kota Selatan Kota Kota Gorontalo. Dimana yang menjadi lokasi penelitian yang terdiri dari 3 RW yaitu, RW 1 sebanyak 156 responden, RW 2 sebanyak 96 responden dan RW 3 sebanyak 58 responden. Dengan total keseluruhan sampel yaitu sebanyak 310 responden. Analisis yang dilakukan meliputi data umum responden yaitu, jenis kelamin, umur, dan untuk data mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru yang meliputi : pengetahuan, riwayat kontak, status ekonomi, dan kepadatan penghuni Gambaran responden berdasarkan umur di bawah ini : Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.1
3 Table 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur n Prosentase Jumlah Berdasarkan tabel 4.1 menunjukana bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B untuk responden yang tergolong jumlah terbanyak yaitu umur sebanyak 88 orang atau 28,4%, sedangkan untuk responden yang tergolong sedikit yaitu pada umur dengan jumlah sebanyak 9 orang atau 2,9% Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Table 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin n Prosentase 1 Perempuan Laki-laki ,1 Jumlah Berdasarkan tabel 4.2 menunjukana bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B untuk responden yang berjenis kelamin perempuan
4 lebih banyak dari pada lki-laki, yaitu perempuan sebanyak 167 orang atau 53,9%, sedangkan pada laki-laki sebanyak 143 orang atau 46.1% Gambaran responden berdasarkan kejadian TB Paru Distribusi responden berdasarkan kejadian TB Paru dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian TB Paru No Kejadian n Prosentase 1 Tidak menderita Menderita Jumlah Berdasarkan tabel 4.3 menunjukana bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B untuk responden yang pernah menderita panyakit TB Paru yaitu sebanyak 30 orang atau 9,7% sedangkan jumlah yang terbanyak yaitu responden yang tidak pernah mengalami atau menderita penyakit TB Paru yaitu sebanyak 280 orang atau 90,3% Gambaran responden berdasarkan pengetahuan Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini : Table 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan No Tingkat n Prosentase pengetahuan 1 Kurang Baik Jumlah
5 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan kurang yang paling banyak yaitu 187 orang atau 60,3%, sedangkan untuk tingkat pengetahuan baik yang paling rendah yaitu dengan jumlah 123 orang atau 39,7% Gambaran responden berdasarkan ekonomi Distribusi responden berdasarkan status ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini : Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Ekonomi No Tingkat pendapatan n prosentase 1 Rp ,4 2 > Rp ,0 3 > Rp ,4 4 > Rp ,7 5 > Rp ,5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan Rp paling tinggi yaitu dengan jumlah 185 atau 59,4% sedangkan responden yang berpendapatan >Rp yang paling sedikit yaitu berjumlah 11 orang atau 3,5%.
6 Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi No Tingkat ekonomi n Prosentase 1 Rendah Tinggi Jumlah Adapun Berdasarkan tabel 4.6 yaitu tinggi atau rendahnya pendapatan menunjukan bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan yaitu pendapatan rendah berjumlah 183 orang atau 59,7% sedangkan pada responden berpendapatan tinggi yaitu 125 orang atau 40,3% Gambaran responden berdasarkan kepadatan penghuni Distribusi responden berdasarkan kepadatan penghuni dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kepadatan penghuni No Kejadian N Prosentase 1 memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 menunjukana bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B bahwa distribusi responden berdasarkan kepadatan penghuni dalam rumah yaitu pada responden yang kepadatan penghuninya memenuhi syarat sebanyak 266 orang atau 85,8% sedangkan pada
7 responden yang kepadatan penghuni rumahnya tidak memenuhi syarat yaitu 44 orang atau 14,2% Hasil Dengan Analisis Bivariat Penelitian yang dilakukan yaitu pada masyarakat yang berada di Kelurahan Limba B Kecamatan Kota Selatan Kota Kota Gorontalo. Dimana yang menjadi lokasi penelitian yang terdiri dari 3 RW yaitu, RW 1 sebanyak 156 responden, RW 2 sebanyak 96 responden dan RW 3 sebanyak 58 responden. Dengan total keseluruhan sampel yaitu sebanyak 310 responden Analisis bivariat menggunakan uji chi square/chi-kuadrat dengan derajat kemaknaan α = 0,05 dan Confidence interval (CI) = 95%, maknanya Hipotesis nol Ho ditolak jika 2 hitung > 2 tabel, yang artinya ada hubungan antara variabel dependent dan independent dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS Hubungan pengetahuan dengan kejadian TB Paru Pengetahuan Responden Tabel 4.8 Hubungan pengetahuan dengan kejadian TB Paru Kejadian TB Paru Menderita Tidak Jumlah TB Paru Menderita TB Paru n n n Kurang 8 2, , ,3 Baik 22 7, , ,7 Jumlah 30 9, P Value 0,000
8 Berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 187 orang atau 60,3% terdiri dari responden yang menderita 8 orang atau 2,6% dan responden tidak menderita 179 orang atau 57,7%. Sedangkan pada responden yang berpengetahuan baik berjumlah 123 orang atau 39,7% terdiri dari responden yang menderita 22 orang atau 7,1% dan responden yang tidak menderita 101 orang atau 32,6%. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,000) < α = 0,05 hal ini brarti Hₒ ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian TB Paru Hubungan status ekonomi dengan kejadian TB Paru Status Ekonomi Tabel 4.9 Hubungan status ekonomi dengan kejadian TB Paru Kejadian TB Paru Menderita Tidak Jumlah TB Paru Menderita TB Paru n n n Rendah 21 6, , ,7 Tinggi 9 2, , ,3 Jumlah 30 9, , P Value 0,309 Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa responden berpendapatan rendah sebanyak 185 oran atau 59,7% yang terdiri dari responden menderita 21 orang atau 6,8% dan responden tidak menderita 164 orang atau 52,9%. Sedangkan responden berpendapatan tinggi sebanyak 125 orang atau 40,3% yang terdiri dari responden menderita 9 orang atau 2,9% dan responden yang tidak menderita 116 orang atau 37,4%.
9 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,309) > α = 0,05 hal ini brarti Hₒ diterima yang artinya tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian TB Paru Hubungan kepadatan penghuni dengan kejadian TB Paru Kepadatan Penghuni Tidak Memenuhi syarat Memenuhi Tabel 4.10 Hubungan kepadatan penghuni dengan kejadian TB Paru Kejadian TB Paru Menderita Tidak Jumlah TB Paru Menderita TB Paru n n n 11 3, , ,8 19 6,1 25 8, ,2 syarat Jumlah 30 9, , P Value 0,000 Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa responden kepadatan penghuninya tidak memenuhi syarat sebanyak 266 orang atau 85,8% yang terdiri dari responden menderita 11 orang atau 3,5% dan responden tidak menderita 225 orang atau 82,3%. Sedangkan pada responden kepadatan penghuninya memenuhi syarat sebanyak 44 orang atau 14,2% yang terdiri dari responden menderita 19 orang atau 6,1% dan responden tidak menderita 25 orang atau 8,1%. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,000) < α = 0,05 hal ini brarti Hₒ ditolak yang artinya ada hubungan antara kepadatan penghuni dengan kejadian TB Paru.
10 1.1.4 Pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB paru pada masyarakat di Kelurahan Limba B kota selatan Kota Gorontalo maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan sesuai dengan variabel yang diteliti Identitas responden Dari hasil penelitian bahwa 310 kepala keluarga yang tergolong banyak yaitu umur sebanyak 88 orang atau 28,4%, sedangkan untuk kepala keluarga yang tergolong sedikit yaitu pada umur dengan jumlah sebanyak 9 orang atau 2,9%. Dari hasil penelitian dari responden dimana menunjukan bahwa masyarakat di Kelurahan Limba B untuk responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, yaitu laki-laki sebanyak 167 orang atau 53,9%, sedangkan pada perempuan sebanyak 143 orang atau 46.1%. Umur dan jenis kelamin umumnya berperan dalam kejadian penyakit tuberkulosis paru, akan tetapi pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat Limba B jumlah tertinggi pada umur dan lebih tinggi berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Angka pada pria selalu cukup tinggi pada semua usia tetapi angka pada wanita cenderung menurun tajam sesudah melampaui usia subur. Ini diakibatkan Informasi terbatas tampaknya menunjukan pola yang sedikit berbeda. Prevanlensi tuberkulosi
11 paru tampaknya meningkat seiring dengan peningkatan usia pada kedua jenis kelamin. Dengan demikian upaya peningkatan informasi harus dilakukan dengan demikian masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit TB Paru. Ada beberapa penelitian sebelumnnya dari Rusnoto (2008) yaitu Proporsi usia responden diatas 45 tahun lebih besar (69,8 %) lebih besar dari usia antara tahun (37,7 %). Hasil analisa statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan didapatkan hasil odds ratio (OR) sebesar 3,816 dengan 95 % Confidence Interval (CI) 1,701 8,558, dengan nilai p = 0,001. Ada pula penelitian sebelumnya oleh Rohman (2012) tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Grobogan, Hasil : responden berjenis kelamin laki-laki (65,7%), mayoritas berpendidikan SD (41,4%), umur dewasa (82,9%), ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin ( P= 0,05; OR = 0,320) ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian TB Paru ( P= 0,020 ; OR = 0,392). Pada wanita prevalensi secara menyeluruh lebih rendah dan peningkatan seiring dengan usia adalah kurang tajam dibandingkan dengan pria. Pada wanita prevalensi mencapai maksimum pada usia tahun dan kemudian berkurang. Pada pria prevalensi terus meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun (Crofton dkk, 2002).
12 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2007) Dari hasil penelitian pada masyarakat kelurahan Limba B kota selatan kota Gorontalo dimana berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 187 orang atau 60,3% terdiri dari responden yang menderita 8 orang atau 2,6% dan responden tidak menderita 179 orang atau 57,7%. Sedangkan pada responden yang berpengetahuan baik berjumlah 123 orang atau 39,7% terdiri dari responden yang menderita 22 orang atau 7,1% dan responden yang tidak menderita 101 orang atau 32,6%. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,000) < α = 0,05 hal ini brarti Hₒ ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian TB Paru. Disini terlihat bahwa responden yang berpengetahuan kurang paling banyak dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik. Responden yang tidak menderita berpengetahuan kurang karena kurangnya informasi yang didapat. Sedangkan responden yang menderita TB Paru lebih banyak berpengetahuan baik dikarenakan pada masyarakat yang menderita TB Paru saat dikaji pengetahuannya sekarang sudah mengetahui tentang penyakit TB Paru karena sebelum masarakat yang menderita penyakit TB Paru tertular penyakit, mereka belum mengetahui tentang
13 penyakit tersebut sehingga dengan mudah tertular penyakit. Hal ini menunjukan semakin kurang pengetahuan responden tentang penyakit TB paru semakin besar responden yang terkena penyakit TB Paru. Hal ini berarti pengetahuan sangat berhubungan dengan kejadian penyakit TB paru pada suatu masyarakat dimanapun itu. Faktor pengetahuan yang merupakan ilmu yang diketahui seseorang ataupun pengalaman yang dialami oleh seseorang maupun orang lain. Amat terlebih lagi pada masyarakat yang kurang mengeahui tentang penyakit TB Paru tersebut karena masyarakat yang kurang akan informasi tentang penyakit TB paru sangat beresiko tertular penyakit. Dengan demikian masyarakat harus lebih memperhatikan kesehatan mereka berawal dari pengetahuan karena dengan mengetahui kita dapat mencegah penyakit sesungguhnya mencegah lebih baik dari pada mengobati penyakit tersebut. Kamal Muhammad (2011) yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Analisis dilakukan dengan uji Chi squaredan uji regresi logistik dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian berdasarkan uji Chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara antara pengetahuan (p=0,039 < 0,05) dengan kejadian TB paru. Adapun penelitian Rohman (2012) faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Grobogan Pengetahuan tentang TB paru paling banyak dalam
14 kategori kurang (41,4%), Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang TB Paru dengan kejadian TB Paru di ( P= 0,020 ;OR = 0,392) Status ekonomi Status ekonomi, sebuah komponen kelas sosial, mengacu pada tingkat pendapatan dan sumber pendapatan. Pendapatan yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan sebuah keluarga umumnya berasal dari pekerjaan dari para anggota keluarga( Friedman, 1998). Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa responden berpendapatan rendah sebanyak 185 oran atau 59,7% yang terdiri dari responden menderita 21 orang atau 6,8% dan responden tidak menderita 164 orang atau 52,9%. Sedangkan responden berpendapatan tinggi sebanyak 125 orang atau 40,3% yang terdiri dari responden menderita 9 orang atau 2,9% dan responden yang tidak menderita 116 orang atau 37,4%. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,309) > α = 0,05 hal ini brarti Hₒ diterima yang artinya tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian TB Paru Hal ini bertolak belakang dengan teori yang ada dimana penderita TB Paru di dunia menyerang kelompok sosial ekonomi lemah atau miskin akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Limba B pendapatan tinggi rendahnya seseorang tidak ada hubungannya dengan kejadian Penyakit TB Paru karena masyarakat yang berpendapatan rendah belum tentu masyarakat yang miskin dan akan tertular penyakit TB Paru. Pada masyarakat Limba B banyak berpendapatan rendah akan tetapi tidak
15 tinggal di kompleks kemiskinan seperti yang diketahui kompleks kemiskinan memudahkan TB berkembang menjadi penyakit karena masyarakat Limba B walaupun berpendapatan rendah masih bisa memenuhi kebutuhan makanan dan kesahatan misalnya pelayanan kesehatan menggunakan kartu jaminan kesehatan serta peduli akan keadaan lingkungan. Kesimpulan dari penelitian Karsili (2008) dari analisis Univariat terdapat 56,1% penghasilan keluarga yang rendah Sedangkan analisis Bivariat menyatakan ada hubungan antara kejadian TB Paru antara penghasilan keluarga (value = 0,029), penelitian terdapat hubungan antara pendapatan dengan kejadian TB Paru Kepadatan penghuni Kepadatan penghuni merupakan Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada masyarakat di kelurahan Limba B Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa responden kepadatan penghuninya tidak memenuhi syarat sebanyak 266 orang atau 85,8% yang terdiri dari responden menderita 11 orang atau 3,5% dan responden tidak menderita 225 orang atau 82,3%. Sedangkan pada responden kepadatan penghuninya memenuhi syarat sebanyak 44 orang atau 14,2% yang terdiri dari responden menderita 19 orang atau 6,1% dan responden tidak menderita 25 orang atau 8,1%.
16 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 di atas yang diperoleh nilai P Value (0,000) < α = 0,05 hal ini brarti Hₒ ditolak yang artinya ada hubungan antara kepadatan penghuni dengan kejadian TB Paru. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat di kelurahan Limba B tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru yaitu adanya hubungan faktor kepadatan penghuni dengan kejadian TB Paru karena pada masyarakat Limba B rumah yang tidak memenuhi syarat sebagian besar adalah penderita TB paru yaitu rumah dengan penghuni yang tidak memenuhi syarat atau penghuni yang lebih dari yang diharuskan akan mengakibatkan kepadatan akhirnya akan mengakibatkan mudahnya penularan penyakit TB Paru, karena oksigen yang dikonsumsi dalam rumah sudah tidak sesuai dengan penghuni rumah. Dengan demikian masyarakat diberi informasi untuk menyesuaikan luas lantai dengan penghuni didalam rumah karena jika kepadatan penghuni yang tidak memenuhi syarat bisa mendatangkan berbagai penyakit terutama penyakit TB Paru yang menular lewat udara atau droplet. Penelitian yang dilakukan oleh Kamal (2011) tentang Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2011 yaitu Hasil penelitian berdasarkan uji Chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian (p=0,000 < 0,05) dengan kejadian TB paru. Sedangkan hasil uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan
17 kepadatan hunian dengan nilai beta sebesar 1,743 merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA (+). Hal ini disebabkan karena Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan over crowded, hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurang konsumsi O2, juga bila salah satu anggota keluarga terkena infeksi penyakit menular akan menularkan kepada anggota keluarga yang lain Pada saat penderita tuberkulosis batuk akan mengeluarkan droplet dengan ukuran mikroskopik yang bervariatif. Ketika partikel tersebut berada di udara, air akan menguap dari permukaannya sehingga menurunkan volume dan menaikkan konsentrasi kumannya. Partikel inilah yang di sebut dengan droplet (Crofton, 2002)
BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditujukan pada masyarakat di Kelurahan Limba B dengan sampel yaitu 373
46 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 bulan April tahun 2013. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan wawancara selama 18 hari dimulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelurahan Limba B kota Selatan kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni 2013.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksplanatory dengan metode survei dan menggunakan desain Cross sectional. Rancangan penelitian ini termasuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. mencakup 14 Kelurahan, 201 Dukuh, 138 RW (Rukun Warga), dan 445 RT
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Puskesmas Sukoharjo terletak di Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo. Luas wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo sekitar ± 4.458
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan data dimulai 14 september 2015 sampai 24 september 2015. Sumber penelitian diambil
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian case control
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian case control yaitu suatu penelitian dengan cara membandingkan antara kelompok kasus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas Kabila Bone merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9 desa yaitu : Desa Bintalahe, Desa Botubarani, Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancagan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ekplanatory reseach dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu melalui pengujian hipotesa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkolusis 1. Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperincimeningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun. Begitu pula menurut Smith (1994) yang menyatakan bahwa di Nepal dan secara umum di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit penyebab utama ke-dua kematian di seluruh dunia di antara penyakit menular, membunuh hampir 2 juta orang setiap tahun. Sebagian besar
Lebih terperinciANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***
ANALISA FAKT RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka*** * Program Studi Pendidikan Dokter UHO ** Bagian Kimia Bahan Alam Prodi Farmasi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan kerangka konsep dan hipotesis yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang (Crosssectional).
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Tempat Penelitian Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang merupakan salah satu pusat rujukan yankes bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Angkatan Kerja di Indonesia Berdasarkan hasil analisa data Susenas 2007 dan data Riskesdas 2007, didapatkan jumlah sampel angkatan kerja sebesar 318.759 orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas sebagai unit pelaksana kesehatan terdepan (pelayanan kesehatan primer di indonesia) mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus kontrol untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Pendekatan case control adalah suatu penelitian non-eksperimental yang menyangkut bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS PROGRAM TB PARU TERHADAP PENEMUAN KASUS BARU DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ratna Dewi Husein *, Tumiur Sormin ** Penemuan kasus penderita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB 5 HASIL. Universitas Indonesia
BAB 5 HASIL 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Pancoran Mas 5.1.1. Batas Wilayah Kecamatan Pancoran Mas terletak di sebelah timur Kota Depok, dengan batas wilayah : a. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU
PENELITIAN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU Fina Oktafiyana*, Nurhayati**, Al Murhan** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciSUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012
SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 NURHAYATI WADJAH 811408078 ABSTRAK Di Indonesia TBC merupakan masalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK Riza Triasfitri *), Sri Andarini Indreswari **) *) ALUMNI FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone
BAB III METODE PEELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Yang
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu
61 BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu Tentang Anak Usia Balita Dengan Kunjungan Imunisasi Di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KONTAK SERUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Tiara Purba*, Sekplin A. S. Sekeon*, Nova H. Kapantow*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian masyarakat Indonesia agar dapat hidup sejahtera lahir batin dan berkualitas. Salah satu upaya
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kuantitatif desain studi cross sectional. Disain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Mycobacterium Tuberculosis). 1 Organ tubuh manusia yang paling dominan terserang kuman
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis penelitian yang akan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat analitik dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.
Lebih terperinciBAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE
1 BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE Pada bab ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tentang kajian ibu dalam merawat anak yang mengalami diare pada anak usia balita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih,
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017
HUBUNGAN ANTARA VULVA HYGIENE DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI BPS NY S DESA GROBOG WETAN KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah 1 Email: seventinanurulhidayah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Paguyaman adalah satu dari 6 (Enam) kelurahan yang ada di kecamatan kota tengah dengan luas 0,75 Km 2 terdiri dari
Lebih terperinciKegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)
Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyebab kematian ke dua setelah HIV. [1]
Lebih terperinci140 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINANGA KABUPATEN MAMUJU Miftah Chairani (Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju) Dina Mariana (Jurusan Kebidanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini. Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Orang yang tinggal dalam kondisi padat penduduk dan berventilasi buruk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobakterium tuberculosis. Penularan penyakit ini terjadi melalui udara (airborne spreading)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak maupun orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi hasil pengolahan data penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Deskripsi hasil pengolahan data penelitian Dalam penelitian ini distribusi variabel respon yang di ambil adalah gambaran dari sampel yang antara lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian explanatory yaitu menjelaskan hubungan beberapa faktor pengaruh terhadap keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Ambarawa terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah sekitar 30 km ke arah selatan Ungaran (Ibukota Kab. Semarang). Dalam
Lebih terperinciBAB 5 HASIL. Kelurahan Gandaria Selatan, Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan, Puskesmas
BAB 5 HASIL 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Kecamatan Cilandak terletak di Kota Administrasi Jakarta Selatan Propinsi DKI Jakarta dengan memiliki 5 Puskesmas kelurahan yaitu: Puskesmas Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis, kuman yang berukuran satu sampai lima micrometer, penyebarannya lewat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 26 April sampai 10 Mei 2013 di Kelurahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 26 April sampai 10 Mei 2013 di Kelurahan Heledulaa Utara. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Faktor risiko penderita ISPA balita di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru (TB Paru) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai penyebab utama kematian
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS MEROKOK, KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL, DAN RIWAYAT KONTAK KELUARGA DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Franki M. Kowombon*, Dina V.
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan cross sectional yaitu untuk mengetahui kedua variabel baik dependen maupun independen yang dilakukan observasi pada saat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian
Lebih terperinci