- PDF Download Gratis

Transkripsi

1 III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Salah satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir. Hal ini bisa disama artikan dengan mengkritik. Paradopo menyatakan, Kritik dalam artinya yang paling tajam adalah penghakiman (judgement). Sebagai penghakiman, kritik merupakan hasil pertimbangan terhadap situasi yang terjadi. Kartun dapat menampilkan satir dari peristiwa aktual dan ejekan terhadap berbagai tingkah laku yang memasyarakat dan merupakan alat protes dalam bentuk banyolan. Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam kartun yang sama dari hari ke hari, dari minggu ke minggu seringkali menjadi juru bicara kritik sosial atau sebaliknya, menjadi korban dari sebuah sistem. Di tengah banyolan, tokoh yang sangat dikenal itu membentuk ciri khas, berjuang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh suka duka. Tokoh tersebut juga bergerak dalam lingkungan sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan bergantung pada suasana yang ingin diciptakan kartunis. Fungsi kritik tersebutlah yang menjadikan kartun sebagai salah satu modal media massa atau pers dalam melakukan kritik terhadap situasi politik atau sosial yang sedang berkembang. Kartun sebagai halnya produk kreativitas dan imajinasi manusia tidak terlepas dari adanya unsur opini pribadi dan nilai-nilai yang dianut pencipta kartun. Kartun tidak sekadar gambar lucu, namun juga mampu menampilkan realitas. Ajidarma dalam kajiannya menunjukkan bagaimana sebuah komik dapat menjadi representasi budaya yang berisi pertarungan ideologi, yang menunjukkan adanya suatu keberlangsungan budaya. Bahkan Bonneff menyatakan bahwa produksi kartun dapat juga mengungkapkan mentalitas suatu bangsa. Semiolog Arthur Asa Berger mengemukakan bahwa sebuah karya komik dapat dianalisis seperti halnya karya seni dan karya sastra, tentang makna simbolik dari tokohtokoh utama, struktur cerita, karya seni dan kebahasaannya, nilai yang terkandung, psikodianamis tokoh-tokohnya dan lain-lain. Komik pun dapat diwacanakan dalam keilmuan komunikasi visual, karena dalam komik terdapat sebuah pesan yang ingin dikomunikasikan pada audiens melalui peran penglihatan atau visual. Secara umum, menangkap pesan dalam komik adalah dengan memahami konteks gambar dan teks yang dikaitkan dengan rangkaian alur cerita. Dalam perkembangan komik era 90-an, wacana yang dikembangkan di Indonesia adalah menempatkan komik sebagai sebuah 8

2 produk industri. Komik yang berkembang dalam industri komik saat ini dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: Komik Strip Komik strip atau newspaper strip adalah jenis komik strip yang terbit harian atau mingguan pada koran-koran, majalah atau media masa lainnya seperti web yang terdiri dari susunan beberapa panel saja. Biasanya komik strip berisi tentang sindiran, ejekan dan nasihat. Komik Book Sebuah jenis komik yang menunjuk pada kemasan dalam bentuk buku, berisi satu cerita dan biasanya memiliki halaman-halaman yang disediakan menjadi rubrik korespondensi, informasi komersial (seperti agen penjualan komik beserta merchandise-nya) dan informasi (review) komik edisi yang lain, juga pengenalan studio atau komikus. Informasi yang disajikan untuk menjalin kedekatan dengan pembaca sebagai konsumen. Sehingga kemasannya lebih menyerupai sebuah majalah. Bolhafner kerap menyebutnya sebagai magazine. Selain dari formatnya yang memiliki kesamaan dengan format majalah comic books terbit secara rutin. Graphic Novels Jika di Indonesia, graphic novels adalah buku komik kompilasi yang berisi beberapa cerita dari satu pengarang atau berbeda pengarang yang setiap cerita tidak memiliki hubungan satu sama lain. Jenis kompilasi ini yang banyak di gunakan sebagai cara oleh komikus independen di Indonesia. Bahkan diantaranya ada yang menggabungkan antara format majalah dalam comic books dengan teknik kompilasi graphic novels. B. Kelompok Data Berkaitan dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan Komik saat ini telah menjadi sebuah genre tersendiri dari sebuah bentuk seni visual. Dalam konteks budaya komik dapat dijadikan sebuah refleksi dalam menilai karakter atau mentalitas bangsa. Komik adalah sebuah bentuk mass art, yang dicirikan oleh Redi Panuju dengan bersifat dinamis dan sangat kreatif dalam bentuk maupun substansi, sangat menarik dan 9

3 cenderung tidak membosankan, selalu menyajikan hal-hal yang baru, bertujuan komersial, tujuannya menghibur (enjoyable entertainment). Keindahan dari sebuah gambar adalah yang dibuat sedemikian rupa dengan mempertimbangkan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai keindahan tersebut tidaklah sebagai pelengkap, melainkan memiliki nilai simbolis yang luas. Banyak diantaranya yang berkaitan dengan nilai-nilai yang universal seperti nilai spiritual, nilai moral, juga nilai-nilai budaya. McCloud meyebutkan satu unsur yang berkaitan dengan rangkaian panel yaitu closure. Closure adalah fenomena mengamati bagian-bagian tetapi tetapi memandangnya secara keseluruhan. Closure menghubungkan tiap panel yang dipisahkan oleh suatu ruang di antara panel, disebut parit. Panel komik mematahkan waktu dan ruang menjadi suatu peristiwa yang kasar, dengan irama yang patah-patah serta tidak berhubungan. Closure memungkinkan kita menggabungkan peristiwaperistiwa tersebut dan menyusun realita yang utuh dan tetap dalam pikiran. Perbendaharaan komik adalah lambang visual yang tergantung pada pengaturan elemennya, jadi bisa dikatakan komik sebenarnya adalah closure. Closure hanya berarti jika ada partisipasi dari pembaca yang merupakan kekuatan terbesar sebagai sarana utama dalam komik untuk menyimulasikan waktu dan gerakan. McCloud menjelaskan jenis-jenis closure, peralihan panel-ke-panel dalam komik, yang dibaginya dalam enam golongan, antara lain: Waktu-ke-waktu. Peralihan ini memerlukan closure yang sedikit. Aksi-ke-aksi. Peralihan ini menunjukkan kemajuan tindakan objek yang tunggal. Subjek-ke-subjek. Situasi ini masih dalam satu adegan atau gagasan. Tingkat keikutsertaan pembaca diperlukan agar peralihan tersebut bermakna. Adegan-ke-adegan. Peralihan ini membawa kita melintasi ruang dan waktu, serta memerlukan pemikiran deduktif. Aspek-ke-aspek. Peralihan ini kebanyakan tidak mengenal waktu dan mengatur andangan yang mengembara terhadap aspek tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda. Non-sequitur. Peralihan ini tidak menunjukkan hubungan yang logis antara panelnya. 10

4 Pada perkembangannya saat ini komik telah mencapai wilayah eksplorasi yang sangat luas. Sebagai karya yang bersentuhan dengan ruang apresiasi masyarakat dan perkembangan budaya serta teknologi maka komik akan selalu rentan terhadap perubahan. Namun pada kenyataannya komik telah berkembang kedalam wilayah estetik yang tidak terduga, saat ini banyak seniman muda yang memanfaatkan komik sebagai ekspresi estetik individu, komik telah menjadi media untuk menyampaikan bentuk perasaan, gagasan yang bebas seperti pada apa yang kita dapati dalam karyakarya komik independen. Pada geraknya yang terbatas, komik independen telah menjadi media bagi kebebasan berekspresi. C. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan Masyarakat Indonesia kini sedang mencoba menikmati komik yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari, sampai isu-isu politik dan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat melalui komik strip. Untuk menyampaikan isi dan pesan kepada masyarakat umum yang memiliki target audience dan dengan mempertimbangkan maksud serta tujuan, maka dipilih teknik hybrid yaitu gabungan antara teknik trasidional (manual) dan digital yang dikemas dalam bentuk buku atau sebuah komik. Komik itu sendiri berisikan animasi still image, huruf (teks) dan garis dalam kumpulan objek-objek sebagai pendukung. Sebuah komik pada dasarnya adalah sebuah narasi yang diceritakan melalui gambar yang berurutan, disebut frame atau panel. Bahkan komik single frame harus memiliki sensasi bergerak ke depan. Dengan begitu, sebuah komik tidak jauh berbeda dari bentuk cerita lainnya dan mengikuti alurnya. Komik dapat dibuat dengan menggunakan tiga cara, yaitu : 1. Teknik tradisional Membuat komik dengan menggunakan alat-alat serta bahan-bahan yang relatif tradisional, seperti menggunakan kertas, Dip Nib (Dip Pen), pensil, tinta, pena, penghapus, ballpoint, eraser pen, screentone, cat dan lain-lain. 2. Teknik Hybrid Membuat komik dengan menggabungkan cara tradisional dan digital. Seberapa banyak proporsinya, Sedikit atau banyak tidak jadi masalah, sebab penggabungan 11

5 keduanya disebut dengan cara hybrid komik. Alat tambahan yang digunakan adalah komputer dan scanner. 3. Teknik Digital Membuat komik dengan cara digital dengan cara langsung menggambar dan mengedit di PC tablet ataupun dengan menggunakan tablet dan pen pointer tambahan untuk komputer yang non-pc tablet. D.Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Peoduk Rancangan Komik selalu tergantung pada sistem ekonomi yang dalam hal ini peran pemodal sangat menentukan. Mencontoh industrialisasi produk komik di Amerika, yang pada kenyataannya memperlihatkan sebuah janji akan investasi yang menguntungkan maka beberapa kreator komik membentuk hal serupa, di tahun 90-an studio-studio baru bermunculan dengan paham industrial. Seperti Animik World, Qomik Nasional, DS dan beberapa lainnya. Bagi sistem industri, menerbitkan sebuah komik sama saja dengan membentuk korporasi produk, karena yang dijual adalah sebuah brand image yang didukung oleh serangkaian perencanaan promosi dan jaringan distribusi yang luas. Industri komik menerbitkan sebuah tokoh direncanakan untuk hidup dalam jangka waktu lama, yang akan diikuti pula dengan pembuatan merchandise, seperti boneka action figure, pin, kalendar, T-shirt, tas, mug, poster dan lain-lain. Industri ini juga menjual lisensi untuk reproduksi di berbagai negara. Kemudian untuk berpromosi, diluncurkan iklan, katalog gratis, hubungan koresponden yang dibuka melalui website dengan , surat-surat pos, faks, yang diterbitkan dalam setiap edisi. Kemudian membentuk sebuah komunitas penggemar atau fans club, dengan segala fasilitasnya seperti terbitan terbatas, kartu diskon dan lain-lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan. 12