INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KLUNGKUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KLUNGKUNG"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KLUNGKUNG 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jln. Untung Surapati Nomor 2 Klungkung, Telp

2 KATA PENGANTAR Om Swastyastu Pujapangastuti angayubagia kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan tuntunan-nya maka penyusunan buku Indikator Kinerja Pembangunan Klungkung Tahun 2015 ini dapat terselesaikan sesuai rencana. Informasi yang disajikan meliputi informasi terkait indikator-indikator pembangunan di Kabupaten Klungkung yang disusun berdasarkan tiga aspek pembangunan yaitu kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan publik/umum, serta peningkatan daya saing daerah. Berbagai data statistik yang tersaji dalam buku ini diharapkan dapat digunakan untuk : 1. Mengambil langkah-langkah kebijakan dalam meningkatkan kinerja pembangunan daerah 2. Sebagai alat ukur untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai 3. Sebagai bahan informasi dalam membuat dan menyusun suatu perencanaan pembangunan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Buku ini tersusun tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak terutama Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung yang telah banyak memberikan asistensi dan arahan dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan serta penyajian data dan informasi dalam buku ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat. Meskipun penyusunan buku Indikator Kinerja Pembangunan Klungkung ini telah disiapkan dengan sebaik-baiknya, sangat disadari masih banyak kekurangan didalamnya, oleh karenanya saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya sangat kami hargai. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi perkembangan Kabupaten Klungkung di masa yang akan datang. Om Shanti Shanti Shanti Om Semarapura, Desember 2015 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung I Wayan Wasta,SE,M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

3 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Sumber Data Sistematika Penulisan Referensi Hukum 3 1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB Laju Inflasi PDRB Per Kapita Indeks Gini Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia Indeks Ketimpangan Williamson ( Indeks Ketimpangan Regional) Fokus Kesejahteraan Sosial Angka Melek Huruf Angka Rata Rata Lama Sekolah Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Angka Kelangsungan Hidup Bayi Angka Usia Harapan Hidup Persentase Balita Gizi Buruk Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan Persentase Jumlah Penduduk Yang Memiliki Lahan Rasio Penduduk Yang Bekerja Angka Kriminalitas Yang Tertangani 20

4 1.8. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Jumlah Grup Kesenian Jumlah Gedung Kesenian Jumlah Klub Olahraga Jumlah Gedung Olahraga ASPEK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK/UMUM Fokus Pelayanan Dasar Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Sekolah Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio Guru Terhadap Murid Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata Rata Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Sekolah Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio Guru Terhadap Murid Rasio Posyandu Per Satuan Balita Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Rasio Dokter Per Jumlah Penduduk Rasio Tenaga Medis Per Jumlah Penduduk Persentase Penanganan Sampah Persentase Penduduk Berakses Air Minum Persentase Luas Permukiman Yang Tertata Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik Rasio Jaringan Irigasi Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk Rasio Rumah Layak Huni Rasio Permukiman Layak Huni 43

5 Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Penduduk Rasio Bangunan Ber-IMB Per Satuan Bangunan Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Rasio Ijin Trayek Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Jumlah Terminal Bis dan Penyeberangan Laut Fokus Pelayanan Penunjang Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN / PMA) Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Persentase Koperasi Aktif Jumlah UKM Non BPR/LKM/UKM Jumlah BPR/LKM Rasio Penduduk Ber-KTP Per Satuan Penduduk Rasio Bayi Berakte Kelahiran Rasio Pasangan Berakte Nikah Angka Partisipasi Angkatan Kerja Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Per Tahun Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Rasio KDRT Persentase Jumlah Tenaga Kerja Dibawah Umur Rata Rata Jumlah Anak Per Keluarga Rasio Akseptor KB Jumlah Jaringan Komunikasi Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Persentase Luas Lahan Bersertifikat Rata Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Rata Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK Jumlah LSM 67

6 Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per Penduduk Rasio Jumlah Linmas Per Penduduk Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Organisasi Pemuda Jumlah Organisasi Olahraga Jumlah Kegiatan Kepemudaan Jumlah Kegiatan Olahraga ASPEK PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Angka Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Persentase Konsumsi RT Untuk Non Pangan Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Jumlah Orang/Barang Yang Terangkut Angkutan Umum Jumlah Orang/Barang Melalui Dermaga/Bandara/Terminal Realisasi Peruntukan RTRW Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang Cabangnya Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih Rasio Ketersediaan Daya Listrik Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik Persentase Penduduk Yang Menggunakan HP/Telepon Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan Hotel Iklim Berinvenstasi Angka Kriminalitas Jumlah Demo Lama Proses Perijinan Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha 88

7 Persentase Desa/Kelurahan Berstatus Swasembada Fokus Sumberdaya Manusia Rasio Lulusan S1/S2/S Rasio Ketergantungan 93

8 DAFTAR TABEL Tabel 1 PDRB Per Kapita Kabupaten Klungkung, Tabel 2 Gini Ratio Kabupaten Klungkung, Tabel 3 Distribusi Pendapatan Kabupaten Klungkung, Tabel 4 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Klungkung, Tahun Tabel 5 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi Yang Ditamatkan di Kabupaten Klungkung, Tabel 7 Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Kab. Klungkung, Tabel 8 Persentase Balita Gizi Kurang di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 9 Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan, Tabel 10 Rasio Penduduk Yang Bekerja di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 11 Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Klungkung, Tabel 12 Grup Kesenian Per Penduduk di Kab. Klungkung, Tabel 13 Klub Olahraga Per Penduduk di Kab. Klungkung, Tabel 14 Gedung Olahraga Per Penduduk di Kab. Klungkung, Tabel 15 Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar Kab. Klungkung, Tabel 16 Rasio Ketersediaan Sekolah Pendidikan Dasar Kab. Klungkung, Tabel 17 Rasio Guru Terhadap Murid Pendidikan Dasar di Kab. Klungkung, Tahun 2014/ Tabel 18 Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah Kab. Klungkung, Tahun Tabel 19 Rasio Ketersediaan Sekolah Pendidikan Menengah Kab. Klungkung,

9 Tabel 20 Rasio Guru Terhadap Murid Pendidikan Menengah Kab. Klungkung Tahun 2014/ Tabel 21 Rasio Posyandu Per Balita di Kabupaten Klungkung, 2014-Juni Tabel 22 Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk di Kab. Klungkung, Tabel 23 Rasio Dokter Per Jumlah Penduduk di Kab. Klungkung, Tabel 24 Rasio Tenaga Medis Per Jumlah Penduduk di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 25 Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 26 Persentase Penduduk Berakses Air Minum Tahun Tabel 27 Panjang Jalan di Kabupaten Klungkung (Km) Tahun Tabel 28 Rasio Tempat Ibadah Per 1000 Penduduk Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 29 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi di Kabupaten Klungkung, Tabel 30 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk Tahun Tabel 31 Jumlah Penumpang Angkutan Umum (Orang), 2014-Juni Tabel 32 Jumlah Ijin Trayek Yang Dikeluarkan di Kab. Klungkung, 2014-Juni Tabel 33 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Yang Dikeluarkan di Kab. Klungkung, 2014-Juni Tabel 34 Jumlah Terminal Bis dan Penyeberangan Laut di Kab. Klungkung, 2014-Juni Tabel 35 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMA/PMDN) Tahun Tabel 36 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional-PMA/PMDN (Rp) Juni Tabel 37 Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 38 Jumlah UKM Non BPR/LKM Per Jenis Kerajinan (Unit) Tahun Tabel 39 Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Klungkung (unit) Tahun

10 Tabel 40 Rasio Penduduk Ber-KTP di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 41 Rasio Pasangan Nikah Berakte Nikah di Kab. Klungkung Tahun Tabel 42 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 43 Persentase Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun Tabel 44 Persentase Perempuan di Lembaga Swasta Tahun Tabel 45 Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga Tahun Tabel 46 Rasio Akseptor KB Tahun Tabel 47 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Yang Masuk Ke Daerah Tabel 48 Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal, Tabel 49 Jumlah Perpustakaan di Kabupaten Klungkung, 2014-Juni Tabel 50 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 51 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per Penduduk Tahun Tabel 52 Rasio Jumlah Linmas Per Penduduk Tahun Tabel 53 Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Tahun Tabel 54 Jumlah Organisasi Pemuda di Kabupaten Klungkung, 2014-Juni Tabel 55 Jumlah Organisasi Olahraga di Kabupaten Klungkung, 2014-Juni Tabel 56 Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Kab. Klungkung, 2014-Juni Tabel 57 Jumlah Kegiatan Olahraga di Kabupaten Klungkung, 2014-Juni Tabel 58 Persentase Konsumsi RT Untuk Non Pangan di Kab. Klungkung Tabel 59 Jumlah Penumpang Angkutan Umum (Orang), 2014-Juni Tabel 60 Jumlah Bank Perkreditan Rakyat di Kab. Klungkung, 2014-Juni Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih di Kabupaten Klungkung, Tabel 62 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik,

11 Tabel 63 Jumlah Penginapan/Hotel di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 64 Angka Kriminalitas di Kabupaten Klungkung, Tabel 65 Perda Yang Diterbitkan Pemerintah Kab. Klungkung, Tabel 66 Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Klungkung Tahun Tabel 67 Rasio Ketergantungan Kabupaten Klungkung Tahun

12 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Klungkung Tahun Grafik 2 Angka Melek Huruf Kabupaten Klungkung, Grafik 3 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Klungkung (Tahun), Grafik 4 Angka Harapan Hidup Kabupaten Klungkung, Grafik 5 Klub Olahraga di Kabupaten Klungkung (Klub), 2014-Juni Grafik 6 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Klungkung Grafik 7 Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Klungkung Pada Tahun

13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang di dalamnya terjadi perubahan menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan itu sendiri. Pembangunan daerah sebagai cerminan dari kegiatan pengembangan kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena dalam konteks otonomi daerah, tiap daerah mempunyai tanggungjawab dan berperan sentral dalam menentukan nasib daerahnya sendiri. Kondisi tersebut membutuhkan sebuah upaya inventarisasi demi terciptanya sebuah daerah yang memiliki data-base yang komprehensif untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, termasuk didalamnya untuk dasar penyusunan rencana pembangunan daerah maupun evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Evaluasi rencana pembangunan daerah ditujukan untuk memastikan program program yang telah dilaksanakan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seluruh lapisan masyarakat Klungkung memperoleh pelayanan umum yang baik, dan adanya peningkatan daya saing daerah sebagai tujuan otonomi daerah Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud diadakannya penyusunan buku Indikator Kinerja Pembangunan Klungkung adalah untuk menyediakan data indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai upaya penyediaan data dan informasi yang dapat digunakan dalam kegiatan perencanaan maupun evaluasi rencana pembangunan daerah. 1

14 b. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyediakan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri atas tiga (3) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah di Kabupaten Kungkung yang meliputi Sembilan (9) fokus yaitu : Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat, Seni Budaya dan Olahraga, Layanan Urusan Wajib, Layanan Urusan Pilihan, Kemampuan Ekonomi Daerah, Fasilitas Wilayah/Infrastruktur, Iklim Berinvestasi, dan Sumber Daya Manusia Sumber Data Data data yang dipergunakan merupakan data yang dikumpulkan dari SKPD pelaksana urusan terkait. Selain data yang berasal dari SKPD data-data juga dikumpulkan dari publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung Sistematika Penulisan Buku ini disusun berdasarkan kebutuhan data perencanaan pembangunan daerah yang dilandasi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam penyajiannya disusun berdasarkan tiga aspek kewenangan pemerintah yaitu kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan publik/umum, serta peningkatan daya saing daerah, secara garis besar sebagai berikut : a. Pendahuluan b. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a) Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi b) Fokus Kesejahteraan Sosial c) Fokus Seni Budaya dan Olahraga 2

15 c. Aspek Peningkatan Pelayanan Publik/Umum a) Fokus Pelayanan Dasar b) Fokus Pelayanan Penunjang d. Aspek Peningkatan Daya Saing Daerah a) Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah b) Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur c) Fokus Iklim Berinvestasi d) Fokus Sumber Daya Manusia Referensi Hukum a. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 3

16 BAB II ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB Di bidang pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan. Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain : 1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa-jasa lainnya; 2. Untuk mengetahui struktur perekonomian; 3. Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran/kesejahteraan; 4. Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga produsen. 4

17 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung, selanjutnya disajikan dalam Grafik 1 sebagai berikut: Grafik 1 Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Klungkung Tahun ,25 6,11 6,05 5, Sumber : BPS Kab. Klungkung Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 mengalami pelambatan dibandingkan tahun 2013, dimana perekonomian Kabupaten Klungkung tumbuh hanya sebesar 5,98% pada Tahun 2014 dan sebesar 6,05% pada tahun Laju Inflasi Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung secara sampel di 82 (delapan puluh dua) kota di Indonesia yang mencakup komoditas dan dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survei biaya hidup (SBH). Kondisi sebaliknya, dimana harga-harga pada umumnya turun, disebut deflasi. Data inflasi level Kabupaten Klungkung tidak tersedia PDRB Per Kapita PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB perkepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi 5

18 perkapita penduduk suatu daerah. Data mengenai PDRB Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 PDRB Per Kapita Kabupaten Klungkung, No Uraian PDRB/Kapita ADHB (Juta Rp) 25,44 28,18 32,47 2. PDRB/Kapita ADHK (Juta Rp) 23,35 24,61 25,95 Sumber : BPS Kab. Klungkung Indeks Gini Tingkat pemerataan distribusi pendapatan sering diukur dengan koefisien gini. Caranya adalah dengan membagi penduduk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pendapatannya. Kemudian menetapkan proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok pendapatan. Koefisien gini adalah ukuran ketidakseimbangan atau ketimpangan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Data mengenai gini ratio Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Gini Ratio Kabupaten Klungkung, No Uraian Gini Ratio 0,347 0,360 0,354 Sumber: BPS Kab. Klungkung Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia Pemerataan pendapatan ini diperhitungkan berdasarkan pendekatan yang dilakukan oleh Bank Dunia, yaitu dengan mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok berdasarkan besarnya pendapatan. 40% penduduk berpendapatan rendah; 40% penduduk berpendapatan menengah, dan 20% berpendapatan tinggi. Ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang 6

19 berpendapatan 40% terendah dibandingkan total pendapatan seluruh penduduk. Kategori ketimpangan ditentukan sebagai berikut: a. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi. b. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara persen dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah. c. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah. Data mengenai distribusi pendapatan Kabupaten Klungkung pada tahun disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Distribusi Pendapatan Kabupaten Klungkung, No Uraian % rendah 19,07 18,84 19, % sedang 37,49 35,26 35, % tinggi 43,44 45,90 44,51 Sumber: BPS Kab. Klungkung Distribusi pendapatan Kabupaten Klungkung pada tahun 2012 hingga tahun 2014 berada pada kategori ketimpangan rendah, karena proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40% terendah terhadap pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17% Indeks Ketimpangan Williamson ( Indeks Ketimpangan Regional) Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional), adalah indeks untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar kecamatan di suatu kabupaten/kota atau antar kabupaten/kota di suatu provinsi dalam waktu tertentu. Angka Indeks Ketimpangan Williamson tidak tersedia pada level Kabupaten/Kota. 7

20 2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. AMH dapat digunakan untuk: a. Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. b. Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. c. Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf untuk Kabupaten Klungkung disajikan pada Grafik 2. Grafik 2 Angka Melek Huruf Kabupaten Klungkung, ,04 84,15 84, Sumber : BPS Kab. Klungkung Angka Melek Huruf Kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan, pada tahun 2012 angka melek huruf Kabupaten 8

21 Klungkung sebesar 84,15 dan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2014 sebesar 86, Angka Rata-Rata Lama Sekolah Lamanya Sekolah atau years of schooling adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT). Pada prinsipnya angka ini merupakan transformasi dari bentuk kategori TPT menjadi bentuk numerik. Angka Rata-Rata Lama Sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah. Ukuran ini mengatasi masalah kekurangan estimasi dari TPT yang tidak mengakomodir kelas tertinggi yang pernah dicapai individu. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Klungkung disajikan pada Grafik 3. Grafik 3 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Klungkung (Tahun), ,88 6,9 6, Sumber : BPS Kab. Klungkung Rata-rata lama sekolah Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walaupun masih tergolong rendah (tamat SD). Rata-rata lama sekolah yang sebelumnya selama 6,81 tahun 9

22 pada tahun 2012, meningkat menjadi 6,88 tahun pada tahun 2013, dan meningkat lagi menjadi 6,9 tahun pada tahun Angka Partisipasi Murni Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan dengan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Data Angka Partisipasi Murni Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Klungkung, Tahun 2014 Kelompok Umur Laki Laki Perempuan Jumlah (Tahun) , , ,63 77,81 79, ,97 88,02 83, ,24 8,95 7,38 Sumber : BPS Kab. Klungkung Tabel 4 menyajikan data mengenai Angka Partisipasi Murni Penduduk Kabupaten Klungkung pada usia tertentu per jenis kelamin. Dari tabel 10

23 4 dapat diketahui Angka Partisipasi Murni penduduk perempuan lebih tinggi daripada penduduk laki-laki khususnya pada kelompok umur 7-12 tahun, tahun, dan kelompok umur tahun, sedangkan pada kelompok umur tahun Angka Partisipasi Murni laki-laki lebih tinggi dari perempuan Angka Partisipasi Kasar APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. Data Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Klungkung Tahun 2014 Kelompok Umur (Tahun) Laki Laki Perempuan Jumlah ,28 111,74 107, ,31 81,04 90, ,79 130,45 115, ,82 14,55 11,81 Sumber : BPS Kab. Klungkung Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kabupaten Klungkung pada usia 7-12 tahun, tahun, tahun menunjukkan partisipasi sekolah 11

24 penduduk sangat baik, hanya saja pada kelompok usia tahun partisipasi sekolah penduduk masih rendah, hal ini menandakan masih sedikit penduduk yang mampu menyekolahkan anak-anak sampai pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini juga merupakan fokus pembangunan di bidang pendidikan bagi Pemerintah Kabupaten Klungkung Angka Pendidikan Yang Ditamatkan APT adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijazah. APT bermanfaat untuk menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan di suatu daerah, juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan. Data mengenai penduduk Kabupaten Klungkung menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi Yang Ditamatkan di Kabupaten Klungkung, No Uraian Tidak Punya/Tidak Sekolah 15,98 16,06 31,50 2. SD Sederajat 27,22 25,88 22,52 3. SMP Sederajat 20,25 20,95 16,61 4. SMA Sederajat 27,06 29,32 22,06 5. DI/DII/DIII 2,60 2,76 2,81 6. DIV/S1/S2/S3 6,90 5,03 4,51 Sumber : BPS Kab. Klungkung 12

25 Berdasarkan Tabel 6, penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak punya ijazah terus mengalami peningkatan, dimana penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai ijazah sebanyak 15,98% pada tahun 2012 meningkat menjadi 16,06% pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak mempunyai ijazah meningkat menjadi 31,50% Angka Kelangsungan Hidup Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktorfaktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak- 13

26 anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1000-angka kematian bayi). AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kelangsungan Hidup Bayi untuk Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Kab. Klungkung, Uraian Sumber data Angka Kematian 5,95 9,2 6,8 8,89 7,91 Dinkes Klk Bayi (per 1000 KH) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (1000- AKB) Data diolah Tabel 7 menyajikan data angka kematian bayi di Kabupaten Klungkung dari tahun yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Naik turunnya angka kematian bayi diikuti oleh naik turunnya angka kelangsungan hidup bayi Angka Usia Harapan Hidup Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan 14

27 dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Idealnya angka harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan dengan mengutip angka yang diterbitkan BPS. Data angka harapan hidup penduduk Kabupaten Klungkung disajiikan pada Grafik 4. Grafik 4 Angka Harapan Hidup Kabupaten Klungkung, ,84 69,91 69,66 Sumber : BPS Kab. Klungkung Angka harapan hidup penduduk Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana sebelumnya pada tahun 2012 angka harapan hidup penduduk di Kabupaten Klungkung adalah 69,66 tahun meningkat menjadi 69,91 tahun di tahun Persentase Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat 15

28 berdasarkan standar WHO. WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu : a. rendah = di bawah 10 % b. sedang = % c. tinggi = % d. sangat tinggi = 30 % Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Untuk menghitung persentase balita gizi buruk dapat digunakan rumus sebagai berikut : Data mengenai balita gizi kurang di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Persentase Balita Gizi Kurang di Kabupaten Klungkung Tahun 2014 Uraian Kecamatan Banjarangkan Dawan Klungkung N.P Kab Balita Gizi Kurang(Anak) Anak Balita (Anak) Persentase Balita Kurang Gizi (%) 2,76 1,22 1,71 3,12 2,16 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Klungkung 16

29 Tabel 8 menyajikan data balita yang memiliki masalah gizi, termasuk didalamnya gizi buruk maupun gizi kurang. Permasalahan balita dengan masalah gizi merupakan salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang harus mendapat perhatian serius. Dari data di atas dapat diketahui, permasalahan gizi kurang paling banyak terdapat di Kecamatan Nusa Penida, dimana persentase balita gizi kurang yang ditemukan sebanyak 3,12% dari keseluruhan jumlah balita. Permasalahan gizi kurang paling sedikit terdapat di Kecamatan Dawan dimana persentase balita gizi kurang ditemukan sebanyak 1,22% dari keseluruhan jumlah balita Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan Persentase penduduk di atas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula (100-angka kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhankebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: a. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; b. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; c. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka. Data mengenai persentase penduduk di atas garis kemiskinan disajikan pada Tabel 9. 17

30 Tabel 9 Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan, No Uraian Persentase Penduduk 6,10 5,37 7,01 7,01 Miskin 2. Persentase Penduduk 93,90 94,63 92,99 92,99 diatas Garis Kemiskinan Sumber : BPS Kab. Klungkung Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana persentase penduduk miskin pada tahun 2012 sebanyak 5,37% sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 7,01%, hal ini secara langsung mempengaruhi persentase penduduk diatas garis kemiskinan menjadi turun pada tahun Kemudian pada tahun 2014, persentase penduduk miskin masih sama dengan tahun 2013 yaitu sebesar 7,01% Persentase Jumlah Penduduk Yang Memiliki Lahan Persentase jumlah penduduk yang memiliki lahan adalah perbandingan jumlah penduduk yang memiliki lahan terhadap jumlah penduduk dikali 100. Untuk menghitung persentase jumlah penduduk yang memiliki lahan dapat digunakan rumus sebagai berikut : Data mengenai jumlah penduduk yang memiliki lahan di Kabupaten Klungkung tidak tersedia Rasio Penduduk Yang Bekerja Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan 18

31 kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia. Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Jika yang tersedia adalah angka pengangguran, maka angka yang digunakan adalah = (1-angka pengangguran). Untuk menghitung rasio penduduk yang bekerja dapat digunakan rumus sebagai berikut : Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2014 disajikan pada Tabel

32 Tabel 10 Rasio Penduduk Yang Bekerja di Kabupaten Klungkung Tahun 2014 No. Uraian Penduduk Yang Bekerja 2. Angkatan Kerja Rasio Penduduk Yang Bekerja 0,9791 0,9792 0,9806 Sumber : BPS Kab. Klungkung Dari tabel 10 diketahui rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan, dari sebelumnya sebesar 0,9791 pada tahun 2012, naik menjadi 0,9792 di tahun 2013 dan naik lagi menjadi 0,9806 di tahun Angka Kriminalitas Yang Tertangani Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang ditangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap penduduk. Untuk menghitung angka kriminalitas yang tertangani dapat digunakan rumus sebagai berikut : Data mengenai jumlah tindak kriminal yang tertangani di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel

33 Tabel 11 Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Klungkung, No Uraian Sumber Data 1. Tindak Kriminal Yang Polres Tertangani (Kasus) KLK 2. Penduduk (jiwa) BPS KLK Angka Kriminalitas 3,80 4,01 4,51 3,85 3,43 Data Diolah Angka kriminalitas di Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 3,80 menjadi 4,01 di tahun 2011, namun pada tahun 2012 hingga tahun 2014, angka kriminalitas di Kabupaten Klungkung mengalami penurunan Fokus Seni Budaya dan Olahraga Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan indikator sebagai berikut: Jumlah Grup Kesenian Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per penduduk. Untuk menghitung jumlah grup kesenian per penduduk dapat digunakan rumus sebagai berikut: Jumlah Grup Kesenian Jumlah Penduduk X Data jumlah grup kesenian per penduduk di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel

34 Tabel 12 Grup Kesenian Per penduduk di Kab. Klungkung, 2014 No Uraian 2014 Sumber Data 1. Grup Kesenian (grup) 140 Disbudpar Klk 2. Penduduk (jiwa) BPS Klk 3. Grup Kesenian Per penduduk 8,01 Data Diolah Tabel 12 menunjukkan jumlah grup kesenian per penduduk di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2014 adalah sebannyak 8, Jumlah Gedung Kesenian Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per penduduk. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Klungkung, tercatat bahwa Kabupaten Klungkung tidak memiliki gedung kesenian Jumlah Klub Olahraga Jumlah klub olahraga adalah jumlah klub olahraga per penduduk. Untuk menghitung jumlah klub olahraga per penduduk dapat digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah Klub Olahraga Jumlah Penduduk X Klub olahraga di Kabupaten Klungkung tersebar di empat kecamatan sebagaimana ditampilkan Grafik 5. 22

35 Grafik 5. Klub Olahraga di Kabupaten Klungkung (Klub), 2014-Juni s.d Juni Banjarangkan Dawan Klungkung Nusa Penida Kabupaten Sumber : Disdikpora Kab. Klungkung Jumlah klub olahraga di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2014 dan Juni 2015 tidak mengalami perubahan. Klub Olahraga terbanyak terdapat di Kabupaten Klungkung dan paling sedikit terdapat di Kecamatan Banjarangkan. Data jumlah klub olahraga per penduduk di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Klub Olahraga Per penduduk di Kab. Klungkung, 2014 No Uraian 2014 Sumber Data 1. Klub Olahraga (Klub) 97 Disdikpora Klk 2. Penduduk (jiwa) BPS Klk 3. Klub Olahraga Per penduduk 5,55 Data Diolah Tabel 13 menunjukkan jumlah klub olahraga per penduduk di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2014 adalah sebannyak 5, Jumlah Gedung Olahraga Jumlah gedung olahraga adalah jumlah gedung olahraga per penduduk. Untuk menghitung jumlah gedung olahraga per penduduk dapat digunakan rumus sebagai berikut : 23

36 Jumlah Gedung Olahraga X Jumlah Penduduk Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klungkung, di Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 terdapat dua gedung olahraga yang berlokasi di Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Nusa Penida. Data mengenai gedung olahraga per penduduk di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Gedung Olahraga Per penduduk di Kab. Klungkung, 2014 No Uraian 2014 Sumber Data 1. Gedung Olahraga 2 Disdikpora Klk 2. Penduduk (jiwa) BPS Klk 3. Gedung Olahraga Per penduduk 0,11 Data Diolah Ketersediaan gedung olahraga di Kabupaten Klungkung masih terdapat kekurangan dimana dua kecamatan belum memiliki gedung olahraga tersendiri. Hal ini dapat menurunkan minat berolahraga dari masyarakat di kedua kecamatan mengingat kurangnya akses untuk fasilitas olahraga. 24

37 BAB III ASPEK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK 3.1. Fokus Pelayanan Dasar Fokus pelayanan dasar merupakan fokus pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pelayanan publik lainnya Pendidikan Dasar Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak. Pendidikan dasar menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah. APS adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar (7-12 tahun dan tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia 25

38 pendidikan dasar. Untuk menghitung APS dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Angka Partisipasi Sekolah untuk pendidikan dasar di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar Kab. Klungkung, 2014 No Kelompok Umur Laki Laki Perempuan Jumlah ,46 100,00 99, ,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kab. Klungkung Dari tabel di atas dapat diketahui angka partisipasi sekolah penduduk usia 7-12 tahun yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada penduduk berjenis kelamin laki-laki pada kelompok umur yang sama Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Untuk menghitung rasio ketersediaan sekolah dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 26

39 Tabel 16 Rasio Ketersediaan Sekolah Pendidikan Dasar Kab. Klungkung, 2014 No Uraian Nilai 1. Sekolah SD/MI Sekolah SMP/MTs Sekolah (pend dasar) Penduduk 7-12 tahun Penduduk tahun Penduduk Usia Pendidikan Dasar Rasio Ketersediaan Sekolah 58,94 Sumber : Disdikpora Klungkung Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar di Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 adalah sebesar 58, Rasio Guru Terhadap Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Data mengenai rasio guru terhadap murid di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel

40 Tabel 17 Rasio Guru Terhadap Murid Pendidikan Dasar di Kab. Klungkung, Tahun 2014/2015 No Uraian Nilai 1 Guru SD/MI Guru SMP/MTs Guru (pendidikan dasar) Murid SD/MI Murid SMP/MTs Murid Pendidikan Dasar Rasio Guru Terhadap Murid 81,81 Sumber : Disdikpora Klungkung Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa rasio guru terhadap murid pendidikan dasar di Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 adalah sebesar 81, Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata Rata Rasio guru terhadap murid per kelas rata rata dapat dihitung menggunakan rumus : Pendidikan Menengah Pendidikan menengah (sebelumnya dikenal dengan sebutan sekolah lanjutan tingkat atas atau SLTA) adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah umum diselenggarakan oleh sekolah menengah atas (SMA) (sempat dikenal dengan "sekolah menengah umum" atau SMU) atau madrasah aliyah (MA). Pendidikan menengah umum dikelompokkan dalam program studi sesuai dengan kebutuhan untuk belajar lebih lanjut di perguruan tinggi dan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan menengah umum terdiri atas 3 (tiga) tingkat. Selain pendidikan menengah umum terdapat pula pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) 28

41 atau madrasah aliyah kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya Angka Partisipasi Sekolah APS adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan menengah (16-19 tahun) yang masih menempuh pendidikan menengah per jumlah penduduk usia pendidikan menengah. Data Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah Kab. Klungkung, Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah ,48 98,24 94,49 Sumber : BPS Kab. Klungkung Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah Kabupaten Klungkung Tahun 2014 untuk penduduk usia tahun perempuan lebih tinggi dari laki-laki, dimana Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah laki-laki sebesar 91,48 sedangkan perempuan sebesar 98, Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan menengah per jumlah penduduk usia pendidikan menengah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan menengah. 29

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI YANG DIGUNAKAN UNTUK EKPOD HASIL AKHIR TUJUAN OTONOMI DAERAH

ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI YANG DIGUNAKAN UNTUK EKPOD HASIL AKHIR TUJUAN OTONOMI DAERAH LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2008 TANGGAL : 4 Februari 2008 ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI YANG DIGUNAKAN UNTUK EKPOD PARAMETER HASIL AKHIR TUJUAN OTONOMI

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI DIGUNAKAN UNTUK EKPOD HASIL AKHIR TUJUAN OTONOMI DAERAH FOKUS INDIKATOR FORMULA

ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI DIGUNAKAN UNTUK EKPOD HASIL AKHIR TUJUAN OTONOMI DAERAH FOKUS INDIKATOR FORMULA PARAMETER PENINGKATAN KUALITAS MANUSIA LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Februari 2008 ASPEK, FOKUS, DAN INDIKATOR KINERJA KUNCI DIGUNAKAN UNTUK EKPOD HASIL

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana periode A 1. 1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat dan

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH - 180 - BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala dan Wakil Kepala pada akhir

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ii... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan Pemerintahan. Dalam hal ini, indikator kinerja daerah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 9.1 INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah dimaksudkan untuk mengukur tingkat pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Salah satu visi penting dalam rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 yang disusun adalah pentahapan pembangunan yang dilaksanakan untuk

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan ekonomi (Pertumbuhan PDRB) b. Laju inflasi (Laju inflasi provinsi) c. Pendapatan per kapita (PDRB per kapita) d. Ketimpangan kemakmurann (Indeks Gini)

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan Indikator Kinerja Daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 10 1.4. Sistematika

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9 i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... 7 Hal BAB II EVALUASI

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii xv BAB I PENDAHULUAN... I 1 1.1 Latar Belakang... I 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I 1 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I 4 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014) TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR 2014-2019 No pada ASPEK KESEJAHTERAAN I Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi 1 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA,

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA, KATA PENGANTAR P uji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmat-nya buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 dapat disusun. Penyusunan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL

DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL DAFTAR - TABEL DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kecamatan Kabupaten Aceh Tengah...II - 1 Tabel 2.2 Kemiringan Lahan, Bentuk dan Luas Wilayah Kabupaten Aceh Tengah...II - 3 Tabel 2.3

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KERJASAMA. Bappeda Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

KERJASAMA. Bappeda Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali KERJASAMA Bappeda Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Halaman ini sengaja dikosongkan KATA SAMBUTAN Om, Swastiastu Dengan menghaturkan angayubagya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak k G 1 Pi ( Qi 1) i 1 Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR KONDISI KINERJA PADA AWAL

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN TAHUN 2017

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN TAHUN 2017 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN TAHUN 2017 Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ii... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG...

1.1. LATAR BELAKANG... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii xi xxvi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-2 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-4 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penggunaan indikator kinerja pembangunan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan. Indikator kinerja juga digunakan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam bentuk kinerja nyata dari seluruh perangkat daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1-1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1-1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR xi I PENDAHULUAN 1-1 1.1 LATAR BELAKANG 1-2 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN 1-3 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN 1-5 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Indikator-indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Desa Jatilor dalam kurun tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 9.1 Aspek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2010-2015 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. a. Urusan Pendidikan 1) Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan tolok ukur capaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9 i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... 7 Hal BAB II EVALUASI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN

INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN Sesuai Permendagri No. 54 Tahun 2010 Tahun Anggaran 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BANTEN Daftar Isi DAFTAR ISI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xix BAB

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Tabel IX-1 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis SASARAN INDIKATOR KINERJA Misi satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang melalui peningkatkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992. RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.20 Anak. 2 Angka Kematian

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 2018 Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 Misi 1 : Mewujudkan Suasana Aman, Tentram dan Nyaman

Lebih terperinci

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1 Pengukuran Indikator Kinerja Sebagai Renstrada, capaian kinerja RPJMD setiap tahun diukur dari dimensi akuntabilitas dengan menggunakan Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH [ Kab. Minahasa Selatan ] BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah sebagai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Selatan pada

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%.

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%. b. 2010 target penurunan 5.544 RTM (3,00%) turun 18.966 RTM (10,26%) atau menjadi 40.370 RTM (21,85 %) dari target 28,3%. c. 2011 target penurunan 5.544 RTM (3,00%) turun 760 RTM (2,03%) atau menjadi 36.610

Lebih terperinci