tahun 2009 (Darmastuti dan Setyaningrum, 2011).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "tahun 2009 (Darmastuti dan Setyaningrum, 2011)."

Transkripsi

1 1. PENDAHULUAN Rencana keuangan daerah selama satu tahun anggaran, yang merupakan pedoman pelaksanaan fungsi keuangan daerah, dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu pos dalam APBD adalah pos belanja daerah. Menurut Pane, et.al (2011), belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan program dan kegiatan pemerintahan. Pos yang menarik dari belanja tidak langsung adalah belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Kedua jenis belanja ini menarik karena kadang dalam pelaksanaannya terdapat banyak kepentingan politis didalamnya juga mempunyai risiko yang tinggi untuk dilakukan tindakan penyimpangan, walaupun sudah ada peraturan yang mengatur secara khusus pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Belanja hibah dan belanja bantuan sosial, sebelum tahun 2011, diatur oleh beberapa peraturan, baik Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri. Peraturan tersebut antara lain adalah Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2009 (Darmastuti dan Setyaningrum, 2011). Peningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, dilakukan dengan menyusun kembali peraturan yang digunakan 1

2 sebagai pedoman oleh pemerintah daerah dalam mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011, menyebutkan bahwa ruang lingkup peraturan menteri meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 kemudian diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kota Magelang, sebagai daerah mandiri dalam otonomi daerah, mengatur belanja hibah dan belanja bantuan sosial dalam beberapa Peraturan Walikota. Belanja hibah diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 Tahun 2011 tentang tatacara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi belanja hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Magelang. Peraturan tersebut kemudian diubah sebanyak dua kali. Perubahan pertama menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 39 Tahun 2011, dan perubahan kedua menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 52 Tahun Sedangkan belanja bantuan sosial diatur dalam Peraturan Walikota Magelang Nomor 35 Tahun 2011 tentang tatacara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, 2

3 pertanggungjawaban dan evaluasi belanja bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Magelang. Peraturan tersebut juga mengalami perubahan sebanyak dua kali. Perubahan pertama menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 40 Tahun 2011, dan perubahan kedua menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 53 Tahun Peraturan dan mekanisme yang telah disusun oleh Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah belum dilaksanakan dengan maksimal. Kasus penyimpangan dana hibah dan bantuan sosial masih banyak ditemui. Dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) keagamaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah APBD 2008 ditemukan di Magelang (TRIBUNJATENG.COM, 8 Februari 2013). Kasus penyimpangan dana bantuan sosial ini, menjadikan Riza Kurniawan, yang menjabat sebagai Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Jawa Tengah, divonis tiga tahun penjara. Riza Kurniawan diduga memotong dana bantuan sosial keagamaan untuk masjid, yang dilakukan pada 18 Mushola dan Masjid di Magelang. Selain kasus korupsi bansos keagamaan, terdapat pula kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) pedagang Pasar Gotong Royong, Kota Magelang (Solopos.com, 30 September 2013). Kasus korupsi dilakukan oleh Fahriyanto, mantan Walikota Magelang, yang terbukti melakukan korupsi dana yang semestinya disalurkan kepada 617 pedagang untuk subsidi uang muka pembelian kios dan los Pasar Gotong Royong, sebesar Rp miliyar. Dana bantuan sosial itu seharusnya dicairkan setelah pembangunan pasar 100% selesai, namun 3

4 oleh Fahriyanto dana tersebut dicairkan saat pembangunan baru berjalan 51%, dan terbukti menyalahi aturan. Kasus penyimpangan dalam pelaksanaan dan pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial mengindikasikan pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang tidak maksimal. Kasus penyimpangan yang terjadi mengindikasikan ada penyimpangan dalam kegiatan pengendalian. Dalam komponen pengendalian internal, kegiatan pengendalian merupakan komponen yang sangat penting, karena tujuan dari kegiatan pengendalian adalah untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif (PP Nomor 60 tahun 2008), yang berarti bahwa kegiatan pengendalian digunakan untuk memastikan bahwa peraturan yang disusun untuk mengatasi resiko yang mungkin timbul, telah dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu, peneliti memfokuskan penelitian pada kegiatan pengendalian dikarenakan dari kasus penyimpangan yang terjadi, yang merupakan risiko dari pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, seharusnya dapat diatasi dengan pelaksanaan peraturan yang disusun oleh pemerintah sebagai tindakan untuk mengatasi resiko penyimpangan tersebut. Tetapi, dalam kenyataannya masih saja terjadi penyimpangan walaupun tindakan untuk mengatasi resiko sebagai bagian dari kegiatan pengendalian telah disusun dengan baik. Selain itu, dari lima komponen sistem pengendalian internal pemerintah, peneliti hanya memfokuskan pada komponen kegiatan pengendalian, dikarenakan didasari oleh Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan 4

5 Keuangan Negara. Peraturan tersebut membawa implikasi perlunya penyelenggaraan kegiatan pengendalian pada keseluruhan Instansi Pemerintah untuk mencapai sistem pengelolaan keuangan Negara yang lebih akuntabel dan transparan ( Jadi perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial pada Pemerintah Kota Magelang, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pengendalian dalam mengatasi resiko penyimpangan yang terjadi dengan melihat pelaksanaan kegiatan pengendalian yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang dari indikator kegiatan pengendalian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun Dari uraian diatas, masalah penelitian yang dirumuskan adalah kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Persoalan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang? Penelitian mengenai kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan wawasan bagi penulis. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dengan menyajikan data sebagai bahan evaluasi, serta memberi masukan atas kelemahan kegiatan pengendalian untuk belanja hibah dan bantuan sosial. 5

6 Penyusunan kertas kerja ini, disusun dengan sistematika sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, analisis data serta kesimpulan dan saran. Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian tentang kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Setelah bagian pendahuluan terdapat bagian kedua yaitu bagian kajian pustaka. Kajian pustaka berisi teori sebagai dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan kertas kerja ini. Bagian ketiga dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang berisi tentang satuan pengamatan dan satuan analisis, jenis data dan sumber data serta teknik analisis data. Bagian keempat tentang analisis data berisi tentang pembahasan mengenai sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang, kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang, dan deskripsi kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Bagian kelima dalam penelitian ini adalah kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari temuan penelitian dan saran yang dapat diberikan kepada Pemerintah maupun bagi penelitian selanjutnya. Kertas kerja ini memiliki beberapa batasan. Pertama, penelitian ini hanya meneliti kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Kedua, Penelitian ini hanya meneliti pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa uang. Ketiga, 6

7 penelitian ini sebagian besar hanya dilakukan di Dinas Pengelolaan Pendapatan dan Keuangan Daerah (DPPKD) Kota Magelang sebagai instansi yang berlaku menjadi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan Bendahara Umum Daerah (BUD) Kota Magelang. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1.Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008, sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. SPIP terdiri dari unsur: a. Lingkungan pengendalian; Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalan Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern. 7

8 b. Penilaian risiko; Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. c. Kegiatan pengendalian; Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan dengan efektif. d. Informasi dan komunikasi; dan Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. e. Pemantauan pengendalian intern. Pemantauan pengendalian intern adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. 8

9 2.2.Kegiatan Pengendalian dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, disebutkan bahwa kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan dengan efektif. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah; b. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko; c. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah; d. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis; e. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis; dan f. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian terdiri atas: a. Reviu atas kinerja Instansi pemerintah yang bersangkutan; 9

10 Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan. b. Pembinaan sumber daya; Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pembinaan sumber daya manusia, dalam melakukan pembinaan sumber daya manusia, pimpinan instansi pemerintah harus sekurang-kurangnya: a) mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, dan strategi instansi kepada pegawai. b) Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi. c) Membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan, dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir. c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; Kegiatan pengendalian atas pengelolaan sistem informasi dilakukan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan sistem informasi meliputi: a) pengendalian umum. b) pengendalian aplikasi. 10

11 d. Pengendalian fisik atas aset; Pimpinan instansi pemerintah wajib melaksanakan pengendalian fisik atas aset. Dalam melaksanakan pengendalian fisik atas aset, pimpinan instansi pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai: a) Rencana identifikasi, kebijakan dan prosedur pengamanan fisik. b) Rencana pemulihan setelah bencana. e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; Dalam melaksanakan penetapan dan reviu indikator dan pengukuran kinerja, pimpinan instansi harus: a) Menetapkan ukuran dan indikator kinerja. b) Mereviu dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja. c) Mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja. d) Mambandingkan secara terus menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetpkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut. f. Pemisahan fungsi; Dalam melaksanakan pemisahan fungsi, pimpinan instansi pemerintah harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh satu orang. g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 11

12 Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian, pimpinan instansi pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada seluruh pegawai. h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu, pimpinan instansi pemerintah perlu mempertimbangkan: a) Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera. b) Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian. i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; Dalam melaksanakan pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, pimpinan instansi pemerintah wajib memberikan akses hanya kepada pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala. j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; Dalam menetapkan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya, pimpinan instansi pemerintah wajib menugaskan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala. k. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting. 12

13 Dalam menyelenggarakan dokumentasi yang baik, pimpinan instansi pemerintah wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting. 2.3.Belanja ( biaya ) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah mendefinisikan belanja sebagai semua pengeluaran rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi kewajiban pemerintah dan tidak diperoleh kembali oleh pemerintah. Belanja daerah dikelompokkan menjadi: a. Belanja langsung, menurut jenisnya terdiri dari: a) Belanja Pegawai; b) Belanja barang dan jasa; dan c) Belanja modal. b. Belanja tidak langsung, menurut jeisnya terdiri dari: a) Bunga; b) Subsidi; c) Hibah; d) Bantuan sosial; e) Belanja bagi hasil; 13

14 f) Belanja keuangan; g) Belanja tidak terduga. 2.4.Hibah Menurut Permendagri No. 32 tahun 2011, hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Dalam pasal 3 Permendagri No. 32 tahun 2011, hibah dapat berupa uang, barang atau jasa. Pasal 4 Permendagri No. 32 tahun 2011 menjelaskan bahwa hibah dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib. Hibah ditujukan untuk menunjang sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) Permendagri No. 32 tahun 2011 harus memenuhi kriteria paling sedikit: a. Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; b. Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; dan 14

15 c. Memenuhi persyaratan penerima hibah. Pasal 7 Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 tahun 2011 menjelaskan bahwa hibah dapat diberikan kepada: a. Pemerintah; b. Pemerintah daerah lainnya; c. Perusahaan daerah; d. Masyarakat; dan/atau e. Organisasi kemasyarakatan. 2.5.Bantuan Sosial Menurut Permendagri No. 32 tahun 2011, bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Pasal 6 Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 tahun 2011 menjelaskan bahwa bantuan sosial dapat diberikan kepada anggota/kelompok masyarakat sesuai kemampuan keuangan daerah. Pemberian bantuan sosial dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 tahun 2012, perubahan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 tahun 2011, pada pasal 23A menyebutkan bahwa bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga terdiri dari bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang direncanakan dan yang tidak dapat 15

16 direncanakan sebelumnya. Bantuan sosial yang direncanakan dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD. Sedangkan bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan sebagai akibat dari resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih besar baik bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan. Pemberian bantuan sosial, dalam pasal 8 Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 tahun 2011 memenuhi kriteria paling sedikit: a. selektif; b. memenuhi persyaratan penerima bantuan; c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan; d. sesuai tujuan penggunaan. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis Dalam penelitian ini yang menjadi satuan pengamatan adalah kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dan Dinas Pengelola Pendapatan dan Keuangan Daerah (DPPKD) Kota Magelang, sedangkan satuan analisisnya adalah Sistem Pengendalian Internal pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. 16

17 3.2. Jenis Data dan Sumber Data Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2006). Sumber data primer, pada penelitian ini terutama adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Sedangkan sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pengendalian belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Data yang digunakan pada penelitian ini, ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada pejabat dalam Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Pemerintah Kota Magelang tentang kegiatan pengendalian pegelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Data sekunder dalam penelitian ini, juga diperoleh dari DPPKD. Data sekunder yang diperoleh berupa peraturan-peraturan daerah yang terkait dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, serta diperoleh dari studi literatur dan kepustakaan yang tujuannya digunakan sebagai pendukung pembahasan dan tinjauan pustaka Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini adalah teknik diskriptif kualitatif, yang menjelaskan, meringkas berbagai situasi, kondisi dan variabel yang timbul di 17

18 masyarakat sebagai objek penelitian. Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang ada di Kota Magelang berdasarkan Peraturan Walikota Magelang Nomor 34 Tahun 2011 tentang hibah beserta perubahannya yaitu Peraturan Walikota Magelang Nomor 39 Tahun 2011, dan perubahan kedua menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 52 Tahun 2012 tentang hibah dan Peraturan Walikota Magelang Nomor 35 Tahun 2011 tentang bantuan sosial beseta perubahannya yaitu Peraturan Walikota Magelang Nomor 40 Tahun 2011, dan perubahan kedua menjadi Peraturan Walikota Magelang Nomor 53 Tahun 2012 tentang bantuan sosial yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 beserta perubahannya yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 tahun b. Mendeskripsikan kegiatan pengendalian belanja hibah dan belanja bantuan sosial pada Pemerintah Kota Magelang. c. Menganalisis penyelenggaraan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang ada pada Pemerintah Kota Magelang, dengan membandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, khususnya unsur kegiatan pengendalian. Dikarenakan Pemerintah Kota Magelang belum menetapkan secara khusus Peraturan yang mengatur tentang SPIP, 18

19 maka peraturan yang digunakan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun d. Membuat kesimpulan dan saran atas kegiatan pengendalian pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.SISTEM PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH KOTA MAGELANG Sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dimulai dengan adanya permohonan atau proposal yang dikirim kepada Walikota Magelang melalui SKPD terkait, sesuai dengan bidang yang diampu oleh masing-masing SKPD. Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) kemudian melakukan evaluasi terhadap proposal yang diajukan pemohon, dan kemudian akan diterbitkan rekomendasi atas usulan atau proposal hibah dan bantuan sosial. Rekomendasi yang diterbitkan oleh SKPD kemudian dikirim kepada TAPD. Rekomendasi yang dikirim kepada TAPD, akan dipertimbangkan sesuai dengan kemampuan daerah. Hasil pertimbangan TAPD digunakan sebagai dasar pencantuman dalam KUA dan PPAS. Berdasarkan KUA dan PPAS, hibah dan bantuan sosial berupa uang akan dicantumkan dalam RKA-PPKD yang dirapatkan dengan DPRD, kemudian besaran belanja hibah dan belanja bantuan sosial akan ditetapkan dalam APBD. APBD menjadi dasar pembuatan Keputusan Walikota tentang daftar penerima hibah dan bantuan sosial. 19

20 Berdasarkan Keputusan Walikota, penerima hibah dan bantuan sosial akan mengajukan permohonan pencairan kepada Walikota melalui DPPKD dengan dilampiri fotokopi KTP dan kuitansi bermaterai. Khusus penerima hibah, selanjutnya dilakukan proses penandatanganan NPHD. Permohonan pencairan dari penerima hibah dan bantuan sosial digunakan oleh bendahara PPKD untuk melaksanakan proses pengajuan SPP LS ( Surat Perintah Pencairan Langsung). Berdasarkan SPP LS, PPK PPKD menerbitkan SPM LS ( Surat Perintah Membayar Langsung) atas hibah dan bantuan sosial. SPM LS dari PPK PPKD digunakan oleh Bendahara Umum Daerah untuk memerbitkan SP2D LS atas nama penerima hibah dan bantuan sosial. SP2D LS ini yang digunakan oleh penerima hibah dan bantuan sosial untuk mencairkan dana hibah maupun bantuan sosial ke bank. Untuk hibah dan bantuan sosial dengan nilai dibawah Rp ,- (sepuluh juta rupiah), pencairan dilakukan secara tunai. Sedangkan untuk hibah dan bantuan sosial dengan nilai diatas Rp ,- (sepuluh juta rupiah), pencairan dilakukan melalui transfer dengan menggunakan rekening. Penerima hibah dan bantuan sosial, setelah terjadi pencairan, akan membuat laporan pertanggungjawaban yang ditujukan kepada Walikota Magelang melalui TAPD, dengan tembusan SKPD terkait. TAPD kemudian akan melakukan pencatatan atas belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Realisasi hibah dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan. Begitu pula bantuan sosial berupa uang 20

21 dicatat sebagai realisasi jenis belanja bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan. Hibah dan bantuan sosial yang telah dicairkan, penggunaanya akan dimonitoring oleh SKPD sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hasil monitoring oleh SKPD terkait disampaikan kepada Walikota dengan tembusan Inspektorat. Flowchart sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dapat dilihat dalam lampiran KEGIATAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH KOTA MAGELANG Kegiatan pengendalian merupakan salah satu komponen sistem pengendalian internal. Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan dengan efektif. Pemerintah Kota Magelang belum menetapkan peraturan secara khusus yang mengatur tentang sistem pengendalian internal. Peraturan yang dipakai oleh Pemerintah Kota Magelang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 yang didalamnya juga mengatur tentang kegiatan pengendalian. Kegiatan pengendalian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut adalah reviu atas 21

22 kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan; pembinaan sumber daya manusia; pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; pengendalian fisik atas aset; penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; pemisahan fungsi; otorisasi atas transaksi dan kejadian penting; pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian penting; pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; akuntabilitas atas sumber daya dan pencatatannya; dan dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian internal serta transaksi dan kejadian penting. 4.3.DESKRIPSI KEGIATAN PENGENDALIAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH KOTA MAGELANG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2008 Berikut ini adalah deskripsi kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) : Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah yang Bersangkutan. Komponen kegiatan pengendalian yang pertama menyangkut adanya proses evaluasi dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukurnya. Pada Pemerintah Kota Magelang kegiatan pembandingan kinerja dengan tolok ukurnya telah dilaksanakan dan dilakukan setiap akhir tahun. Mulai tahun 2014 program yang dilakukan yaitu program Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Program Sasaran Kerja Pegawai ini dilakukan untuk membandingkan kinerja pegawai dalam Instansi Pemerintah dengan ukuran atau sasaran yang sudah ditetapkan (Sasaran Kerja 22

23 Pegawai), termasuk kepada pegawai yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Reviu atas kinerja pegawai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan bersamaan dengan reviu pegawai lainnya. Jadi, reviu ini termasuk dalam kegiatan pengendalian secara umum di lingkungan DPPKD Kota Magelang. Penilaian menggunakan SKP dilakukan dengan menilai beberapa indikator. Indikator yang digunakan yaitu kinerja pegawai dengan bobot 60 persen, dan perilaku pegawai dengan bobot 40 persen. Kinerja pegawai bisa dinilai dari kualitas pegawai, sedangkan perilaku pegawai dinilai dari perilaku sehari-hari pegawai, seperti tingkat kehadiran atau presensi pegawai, pelayanan, disiplin dan kerjasama antar pegawai. Khusus untuk reviu atas pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan dengan menggunakan DPA-SKPD. Dalam DPA-SKPD tercantum indikator, tolok ukur kinerja yang berisi ukuran kerja untuk program pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dan target kinerja yang berisi hasil yang diharapkan dari program pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pembinaan Sumber Daya Manusia Proses mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai dan strategi instansi kepada pegawai. Proses mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai dan strategi instansi kepada pegawai dilakukan sebagai salah satu kegiatan pengendalian pengelolaan 23

24 belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang. Kegiatan ini telah dilaksanakan dan dilakukan oleh Kepala Daerah, dalam hal ini Walikota Magelang atau pejabat struktural di lingkungan DPPKD Kota Magelang dengan memberikan pengarahan mengenai visi, misi, tujuan, nilai dan strategi DPPKD sebagai instansi yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial Kota Magelang. Sosialisasi visi dan misi dilakukan setiap ada pertemuan yang membahas tentang program kerja DPPKD Kota Magelang. Pada awal pertemuan disosialisasikan visi dan misi DPPKD oleh ketua rapat maupun kepala bagian di DPPKD Kota Magelang. Hal lain yang dilakukan untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai dan strategi instansi kepada pegawai adalah dengan menempelkan visi dan misi DPPKD disetiap ruangan pegawai, dengan harapan, pegawai dapat membaca dan memahami visi dan misi DPPKD dan akhirnya dapat menerapkan visi, misi, tujuan, nilai dan strategi DPPKD dalam pekerjaannya. Pengkomunikasian visi dan misi DPPKD terhadap pegawai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial termasuk dalam kegiatan pengkomunikasian visi dan misi secara umum dilingkungan DPPKD, dan merupakan kegiatan pengendalian secara umum Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi Pada Pemerintah Kota Magelang, khususnya DPPKD sebagai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial, ada pembuatan strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi. 24

25 Kegiatan yang dilakukan adalah dengan memberikan fasilitas pendidikan berjenjang kepada pegawai sesuai dengan kapasitas pekerjaannya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi DPPKD yaitu terwujudnya pengelolaan keuangan yang profesional, akuntabel, dan transparan. Visi dan misi DPPKD Kota Magelang dapat dilihat dalam lampiran 3. Pemberian fasilitas pendidikan berjenjang ini, belum dilakukan secara khusus untuk pegawai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Artinya, pendidikan berjenjang ini tidak hanya dikhususkan bagi pegawai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial, tetapi, pemberian fasilitas pendidikan berjenjang ini merupakan kegiatan pengendalian secara umum yang dilakukan oleh DPPKD Membuat uraian jabatan, prosedur rekruitmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja serta rencana pengembangan karier. DPPKD sebagai dinas yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial membuat uraian jabatan mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dan jabatan di DPPKD Kota Magelang berdasarkan lampiran Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun Selain itu, prosedur rekruitmen juga dilaksanakan oleh DPPKD Kota Magelang. Prosedur rekruitmen yang dilaksanakan oleh DPPKD mengikuti prosedur rekruitmen yang dibuat oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Magelang. Program pelatihan dan program 25

26 pendidikan yang dilakukan yaitu dengan memberikan fasilitas pendidikan dan mengadakan diklat untuk pegawai sesuai dengan kapasitas pekerjannya. Tidak ada kegiatan pengendalian yang dilakukan secara khusus untuk pegawai yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Kegiatan pengendalian yang dilakukan mengikuti kegiatan pengendalian secara umum dilingkungan DPPKD Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi Data yang diperoleh untuk evaluasi atas komponen pengendalian atas pengelolaan sistem informasi sangat terbatas, dikarenakan narasumber tidak memahami secara mendalam tentang sistem informasi, jadi evaluasi tentang komponen pengendalian ini juga terbatas dan hanya membahas secara umum, sesuai dengan pengetahuan narasumber Pengendalian umum Pengamanan sistem informasi Sistem informasi yang digunakan oleh Pemerintah Kota Magelang adalah SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah). Pengamanan yang dilakukan atas sistem informasi belum sepenuhnya dijalankan oleh Pemerintah Kota Magelang. Dalam kaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, SIMDA digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi, yaitu transaksi pencairan dana hibah dan bantuan sosial. Penilaian resiko atas sistem informasi belum dilakukan. Program dan prosedur pengamanan yang dilakukan berupa penggunaan password khusus untuk dapat masuk ke sistem informasi, serta ada login khusus untuk setiap otoritas pegawai sesuai dengan wewenang dan tanggung 26

27 jawabnya. Untuk belanja hibah dan belanja bantuan sosial, login khusus untuk pencatatan transaksi pencairan dana hibah dan bantuan sosial hanya bisa digunakan oleh pegawai bidang pembelanjaan, sub bidang belanja bantuan, dengan password khusus. Organisasi untuk mengimplementasikan dan mengelola program pengamanan belum ada. Dalam struktur organisasi DPPKD Kota Magelang, organisasi untuk program pengamanan tidak dicantumkan, yang ada hanya kepala bagian program, yang mengurus sistem informasi secara keseluruhan, yang artinya tidak ada penguraian tanggung jawab pengamanan secara jelas, serta belum ada implementasi kebijakan yang efektif atas sumber daya terkait pengamanan. Ada pemantauan prosedur pengamanan, yaitu menggunakan monitor pemantau, tetapi tidak dilakukan pengecekan setiap hari, hanya dilakukan pengecekan sesuai dengan kebutuhan. Jadi secara umum, sistem informasi hanya diamankan dengan menggunakan password dan login khusus bagi pegawai masing-masing bagian saja, serta akan dipantau sesuai dengan kebutuhan Pengendalian atas akses Pengendalian atas akses yang dilakukan yaitu dengan mengklasifikasikan sumber daya berdasarkan kepentingan dan sensitifitasnya. Informasi diklasifikasikan berdasarkan masing-masing instansi yang berurusan dengan DPPKD. Informasi tentang SKPD akan terpisah dengan informasi tentang TAPD. Pengguna informasi juga diidentifikasi sesuai dengan haknya. Data tentang penerima hibah dan bantuan sosial hanya berhak diakses oleh pegawai bidang 27

28 pembelanjaan sub bidang belanja bantuan. Pengendalian fisik yang dilakukan yaitu dengan mengunci ruangan server dan kunci ruangan tidak akan diserahkan kepada sembarang pegawai, dan perlu ijin untuk dapat membuka ruang server, sedangkan pengendalian logic dilakukan dengan memberi password pada SIMDA dan ada login khusus untuk setiap pegawai sesuai dengan kepentingannya. Jika terjadi pelanggaran, belum ada tindakan penegakan disiplin secara khusus. Pegawai yang melanggar hanya akan diberi peringatan secara lisan. Kegiatan pengendalian atas akses untuk belanja hibah dan belanja bantuan sosial, hampir secara keseluruhan dilakukan bersamaan dengan pengendalian secara umum Pengendalian atas pengembangan dan perubahan atas perangkat lunak aplikasi Belum ada pelaksanaan pengendalian atas pengembangan dan perubahan atas perangkat lunak aplikasi Pengendalian atas perangkat lunak sistem Pengendalian atas perangkat lunak sistem mencakup pembatasan dan pengendalian akses terhadap perangkat lunak sistem informasi, serta pengendalian atas perubahan yang dilakukan terhadap perangkat lunak sistem informasi. Pembatasan atas akses perangkat lunak telah dilakukan pada SIMDA. Pembatasan ini dilakukan dengan membatasi akses terhadap sistem informasi, yang berarti hanya pegawai yang berwenang saja yang bisa melakukan akses terhadap sistem informasi. Pengendalian dan pemantauan perangkat lunak sistem informasi hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tidak dilakukan setiap hari. Pengendalian 28

29 atas perubahan yang dilakukan terhadap perangkat lunak sistem informasi belum dilakukan terhadap SIMDA Pemisahan tugas Dalam pemisahan tugas, belum ada kegiatan pengendalian yang dilaksanakan. Sistem tidak dikelola secara khusus dan tersendiri. Pengelola atau admin sistem juga melakukan tugas lain, dan tidak secara khusus mengelola sistem. Kegiatan pemisahan tugas untuk memastikan bahwa sistim tidak dikendalikan oleh satu orang belum terpenuhi, karena admin sistem hanya terdiri dari satu orang, yang mengelola seluruh data dalam sistem, termasuk data tentang belanja hibah dan belanja bantuan sosial Kontinuitas pelayanan Kontinuitas pelayanan belum dilaksanakan sepenuhnya dalam kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Kegiatan pengendalian untuk mencegah dan meminimalisasi kerusakan dan terhentinya operasi komputer belum dilaksanakan oleh DPPKD. Jika terjadi kejadian tak terduga seperti pemadaman listrik, belum ada penggunaan penyimpan daya atau diesel untuk melanjutkan pelayanan terhadap pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Kegiatan pelayanan akan dilakukan secara manual dan tidak menggunakan komputer. 29

30 Pengendalian aplikasi Pengendalian otorisasi Dokumen sumber merupakan dokumen yang berisi catatan (informasi) yang akan digunakan sebagai data masuk ke sistem. Dokumen sumber dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana). Dokumen ini yang datanya akan di input dalam SIMDA. Pengendalian yang dilakukan atas SP2D adalah pemeriksaan otorisasi SP2D. Sebelum diotorisasi, SP2D tidak akan di input ke dalam sistem (SIMDA). SP2D akan dicek secara berulang-ulang oleh petugas. Pengecekan tersebut dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang ada dalam SP2D. Dokumen SP2D yang belum diotorisasi tidak akan di input dalam sistem Pengendalian kelengkapan Pengendalian kelengkapan mencakup pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah diotorisasi ke dalam komputer serta pelaksanaan rekonsiliasi data untuk memverifikasi kelengkapan data. Transaksi pencairan dana hibah dan bansos yang tertuang dalam SP2D yang telah diotorisasi akan langsung dientri ke dalam komputer, serta direkonsiliasi atau dibandingkan antara data manual dalam SP2D dengan data yang sudah dimasukkan kedalam komputer Pengendalian akurasi Pengendalian akurasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang, berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah penyediaan format untuk pembuatan SPP-LS, SPP-LS, dan SP2D-LS. Sebelum di input data 30

31 dalam dokumen tersebut akan diteliti dan divalidasi terlebih dahulu untuk mengecek keabsahan dokumen. Jika terjadi ketidaksesuaian data dalam pembuatan dokumen atau data tidak absah, maka akan dilakukan perbaikan data dengan segera Pengendalian terhadap pemrosesan dan file data Pengendalian terhadap pemrosesan dan file data yang dilakukan dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kota Magelang yaitu dengan penggunaan program versi terkini dalam pemrosesan data. SIMDA adalah sistem terbaru, yang baru digunakan mulai awal 2014 oleh Pemerintah Kota Magelang Pengendalian Fisik Atas Aset Ada rencana identifikasi, kebijakan dan prosedur pengamanan fisik Pada pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa uang, aset yang terkait adalah kas. Kas yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Magelang, khususnya untuk belanja hibah dan belanja bantuan sosial ditempatkan di bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Magelang, yaitu BPD Bank Jateng. Kas yang terkait dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial akan dipergunakan jika terjadi pencairan hibah dan bantuan sosial. Pengamanan dan prosedur yang dilakukan atas kas ketika terjadi pencairan yaitu dengan menggunakan SP2D yang telah dibuat oleh DPPKD. Bank tidak bisa mengeluarkan dana hibah dan bantuan sosial, jika penerima hibah dan bantuan sosial tidak bisa menunjukkan SP2D yang 31

32 diterbitkan oleh DPPKD, baik untuk pencairan langsung maupun untuk pencairan dengan transfer. Kas yang berada di bank juga akan dicek secara berkala dengan melihat rekening koran yang diterbitkan oleh bank yang ditunjuk Pemerintah Kota Magelang Ada rencana pemulihan setelah bencana Tidak ada pelaksanaan rencana pemulihan setelah bencana dalam kegiatan pengendalian belanja hibah dan belanja bantuan sosial Penetapan dan Reviu Atas Indikator dan Ukuran Kinerja Penetapan ukuran dan indikator kinerja Ukuran dan indikator kinerja yang digunakan dituangkan dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Program Sasaran Kerja Pegawai ini dilakukan untuk membandingkan kinerja pegawai dalam Instansi Pemerintah dengan ukuran atau sasaran yang sudah ditetapkan (Sasaran Kerja Pegawai). Indikator yang digunakan yaitu kinerja pegawai dengan bobot 60 persen, dan perilaku pegawai dengan bobot 40 persen. Kinerja pegawai bisa dinilai dari kualitas pegawai, sedangkan perilaku pegawai dinilai dari perilaku sehari-hari pegawai, seperti tingkat kehadiran atau presensi pegawai, pelayanan, disiplin dan kerjasama antar pegawai. Pegawai yang mengelola hibah dan bantuan sosial juga akan dinilai kinerjanya dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Indikator dan ukuran kinerja yang digunakan untuk pegawai pengelola hibah dan bantuan sosial, secara umum 32

33 sama dengan indikator dan ukuran kinerja untuk pegawai di DPPKD yang mengelola tugas lain Reviu dan validitas secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja Progran Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada Pemerintah Kota Magelang sesuai dengan PP Nomor 46 tahun Program Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dilakukan untuk menilai kinerja pegawai, dan dilakukan secara periodik setiap akhir tahun. Pemerintah Kota Magelang baru menerapkan program Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada awal 2014, jadi belum ada reviu dan validitas secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja Evaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja Belum ada pelaksanaan evaluasi faktor pengukuran kinerja dikarenakan Prrogram Sasaran Kerja Pegawai (SKP) baru dilaksanakan mulai awal Pembandingan secara terus menerus data capaian kinerja Belum ada pelaksanaan pembandingan secara terus menerus data capaian kinerja dikarenakan Program Sasaran Kerja Pegawai (SKP) baru dilaksanakan mulai awal

34 Pemisahan Fungsi Pemisahan fungsi dalam kegiatan pengendalian menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kebijakan, dalam hal ini yang berhubungan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial tidak dikendalikan oleh satu orang. Pemisahan fungsi dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Kota Magelang adalah pemisahan antara fungsi pencatatan, otorisasi dan penyimpanan. Fungsi pencatatan dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan oleh TAPD. Fungsi pencatatan ini meliputi pembuatan dokumen KUA dan PPAS, pencatatan setelah terjadi pencairan hibah dan bantuan sosial dan pencatatan dalam APBD. Fungsi otorisasi dilakukan oleh pejabat berwenang dalam hal belanja hibah dan belanja bantuan sosial otorisasi dilakukan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk. Sedangkan fungsi penyimpanan dilakukan secara langsung setelah dokumen digunakan, seperti dokumen NPHD setelah dilakukan otorisasi oleh Walikota dan penandatanganan oleh penerima hibah, akan disimpan oleh PPKD sebagai arsip. Pemisahan fungsi-fungsi dalam pengelolaan hibah dan bantuan sosial menunjukkan bahwa aspek utama transaksi dan kejadian tidak dikendalikan oleh satu orang Otorisasi Atas Transaksi dan Kejadian Penting Komponen kegiatan pengendalian untuk otorisasi atas transaksi dan kejadian penting terkait dengan otorisasi atas transaksi yang menyangkut belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Dalam melakukan otorisasi transaksi yang menyangkut belanja hibah dan belanja bantuan sosial, pimpinan instansi 34

35 menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada pegawai. DPPKD sebagai dinas yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial telah menerapkan komponen kegiatan pengendalian ini. Syarat dan ketentuan otorisasi telah dikomunikasikan kepada pegawai di DPPKD. Syarat untuk otorisasi transaksi yaitu dengan dicek secara lengkap keabsahan transaksi dan kejadian penting tersebut. Jika dokumen atas transaksi dan kejadian penting yang akan diotorisasi tidak lengkap dan tidak absah, maka otorisasi tidak akan dilaksanakan oleh pejabat berwenang. Dokumen SPP-LS diotorisasi oleh bendahara PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan daerah), SPM-LS diotorisasi oleh PPK PPKD, sedangkan SP2D diotorisasi oleh BUD (Bendahara Umum Daerah) Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian Penting Transaksi diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera Belanja hibah dan belanja bantuan sosial, pada Pemerintah Kota Magelang diklasifikasikan dalam belanja tidak langsung non gaji. Transaksi yang berhubungan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah pencairan oleh penerima hibah maupun bantuan sosial. Transaksi pencairan dana hibah maupun dana bantuan sosial dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun anggaran. Pencairan dana hibah dan bantuan sosial, dilakukan pada akhir tahun anggaran atau pada bulan Desember. Pencatatan atas transaksi pencairan akan dilakukan segera setelah penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), yaitu pada saat sebelum tutup buku atau akhir Desember. Pemerintah Kota Magelang 35

36 menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) dan dengan aplikasi itu pegawai akan langsung mencatat transaksi pengeluaran kas melalui SIMDA. Pencatatan pengeluaran kas akan secara langsung mengurangi jumlah kas daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Magelang. Jadi, pencatatan akan dilakukan segera setelah terjadi transaksi pencairan dana oleh penerima hibah dan bantuan sosial, yaitu pada akhir tahun anggaran, sebelum tutup buku pada akhir Desember tahun anggaran berkenaan Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi dan kejadian. Dalam satu siklus, transaksi dan kejadian yang berhubungan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial hanya transaksi pencairan dana hibah dan bantuan sosial. Pemerintah Kota Magelang mengklasifikasikan dengan tepat pencairan dana hibah dan bantuan sosial dalam belanja tidak langsung non gaji. Pencatatan atas transaksi pencairan dana hibah dan bantuan sosial juga dilaksanakan segera dan tepat waktu, yaitu setelah terjadi penerbitan SP2D, pada akhir tahun anggaran berkenaan atu pada akhir bulan Desember, maka akan segera dicatat sebagai pengeluaran kas daerah atau dalam akun belanja tidak langsung non gaji yang mengurangi nilai kas daerah Kota Magelang Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya Akses untuk dokumen dan catatan akuntansi berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial pada Pemerintah Kota Magelang dibatasi. 36

37 Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya didasarkan pada bidang yang diampu masing-masing pegawai. Akses untuk sumber daya dan pencatatan atas pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial hanya diperuntukkan bagi pegawai dibidang pembelanjaan, sub bidang belanja bantuan. Jadi selain pegawai bidang pembelanjaan, sub bidang belanja bantuan tidak diperkenankan mengakses sumber daya dan pencatatan atas pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial. Bahkan peneliti tidak diperkenankan untuk melihat data-data yang berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, hanya diperbolehkan melihat format dokumen dan catatan akuntansinya saja Akuntabilitas Terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya Penuasan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyampaian sumber daya dan pencatatan telah dilakukan dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Penugasan diberikan kepada pegawai bidang pembelanjaan, sub bidang belanja bantuan pada DPPKD Kota Magelang. Pegawai bidang pembelanjaan, sub bidang belanja bantuan, kemudian akan bertanggung jawab terhadap sumber daya, baik berupa dokumen dan catatan akuntansi yang berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Internal serta Transaksi dan Kejadian Penting Dokumentasi atas sistem pengendalian internalnya belum dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Magelang, tetapi dokumentasi atas transaksi dan kejadian 37

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menarik dalam pembahasan Anggaran dan Pendapatan

1. PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menarik dalam pembahasan Anggaran dan Pendapatan 1. PENDAHULUAN Salah satu hal yang menarik dalam pembahasan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah pembahasan anggaran terkait pos Belanja Daerah. Menurut Pane, et al (2011), Belanja daerah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Negara Republik Indonesia Nomor 4355); BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR :2g TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 49 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR :. 944 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A D A E R A H I S T I M E W A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH BERUPA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. c. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI BANYUASIN

BUPATI MUSI BANYUASIN BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR: tfe TAHUN2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL Menimbang : a. bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan daerah dan peningkatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH BERUPA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. c. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah dengan melakukan penataan ulang terhadap sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

N O M O R 12 T A H U N

N O M O R 12 T A H U N BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R 12 T A H U N 2 0 1 5 T E N T A N G P E D O M A N P E N G E L O L A A N B E L A N J A S U B S I D I, H

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, ` W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL, BANTUAN KEUANGAN, HIBAH, BAGI HASIL, TIDAK TERDUGA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DAN BANTUAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 23 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 23 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 23 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD (SESUAI PMDN 32/2011 JO PMDN 39/2012) NARA SUMBER : H.NEJEMUDDIN,SE.,Ak.,CA HP : O82156999333/082154247799 DASAR HUKUM 1. PP NO 2 TAHUN 2012 TTG HIBAH DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG Menimbang BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 2 B TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 D A S A R H U K U M 1. PERMENDAGRI NOMOR 32

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BELANJA HIBAH

Lebih terperinci

N O M O R ^2. T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

N O M O R ^2. T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R ^2. T A H U N 2 0 1 5 T E N T A N G P E D O M A N P E N G E L O L A A N B E L A N J A S U B S I

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG - 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SERANG BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN W ALIKOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN W ALIKOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, WALIKOTA BLITAR PERATURAN W ALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DANA HIBAH WALIKOTA BLITAR, Menimbang a. bahwa berdasarkan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO, PERATURAN WALIKOTA METRO NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA METRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD

TINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD TINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD depoklik.com I. PENDAHULUAN Penanganan Kemiskinan di Indonesia terus diupayakan melalui berbagai strategi dan pendekatan dengan mengerahkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA SALINAN NOMOR 25/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG PEUOMAN PEMBERIAN HIBAH KEPADA KOPERASI YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 16 TAHUN 2016

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 16 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang a.

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Sistem

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG 5 WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

PERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016

PERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016 MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL WALIKOTA YOGYAKARTA W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL Menimbang : a. b. Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. bahwa berdasarkan Pasal 45 ayat (1) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENYELENGGARAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENYELENGGARAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENYELENGGARAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 mengenai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 49 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 49 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DAN BANTUAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH, BANTUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46.1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46.1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46.1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH, BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN BANTUAN KEUANGAN DENGAN

Lebih terperinci