KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015
|
|
- Ade Hengki Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015 Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Tanggal 16 Januari 2015 terjadi perubahan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah melalui Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Konsideran Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tersebut menyebutkan bahwa perubahan tersebut dalam rangka percepatan pelaksanaan belanja negara guna percepatan pelaksanaan pembangunan. Percepatan pelaksanaan belanja negara memerlukan inovasi terhadap pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Secara umum inovasi yang dijumpai dalam Peraturan Presiden nomor 4 Tahun 2015 mengamanatkan berbagai penyederhaan sistem pengadaan barang/jasa khususnya dalam pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan cara lelang/seleksi. Penyederhanaan sistem tersebut antara lain dilakukan dengan memberikan keringanan persyaratan kepada Penyedia Barang/Jasa Pemerintah seperti tidak perlu memiliki Laporan Bulanan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta tidak harus menyerahkan surat jaminan penawaran. Kata Kunci : Pelelangan/seleksi, Penyedia Barang/Jasa, jaminan penawaran, sanggahan prakualifikasi, sanggahan banding. A. Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Untuk jajaran instansi vertikal pemerintah, anggaran belanja untuk pengadaan barang/jasa pemerintah dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DPA). Sedangkan untuk jajaran Pemerintah Daerah anggaran belanja untuk pengadaan barang/jasa dialokasikan dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA- SKPD). Pengalokasian dana kedalam DPA dan DPA-SKPD didasarkan pada kebijakan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA). Pada jajaran pemerintah kebijakan tersebut tergambar pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA- KL). Dengan mengamati RKA-KL dapat diketahui kegiatan apa yang akan dilaksanakan oleh masing-masing instansi pemerintah selama tahun anggaran berjalan. Dalam hal kegiatan pemerintah memerlukan barang/jasa, dengan melihat RKA-KL dapat diketahui pengadaan barang/jasa apa saja yang akan dilakukan sendiri dengan cara swakelola oleh instansi pemerintah dan pengadaan barang/jasa apa saja yang harus dilaksanakan dengan melalui penyedia barang/jasa. Dalam hal pengadaan barang/jasa dilakukan melalui penyedia barang/jasa, Pasal 35 Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 menetapkan bahwa Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pekerjaan Konstruksi a. Pelelangan b. Pelelangan Terbatas; Barang Jasa Lainnya Jasa Konsultansi a. Pelelangan b. Pelelangan Terbatas; a. Pelelangan b. Pelelangan Sederhana; a. Seleksi b. Seleksi Sederhana;
2 c. Pemilihan d. Penunjukan e. Pengadaan c. Pelelangan Sederhana; d. Penunjukan e. Pengadaan f. Kontes c. Penunjukan d. Pengadaan e. Sayembara c. Penunjukan d. Pengadaan e. Sayembara Pelaksanaan pelelangan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atas permintaan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Prosedur dan mekanisme pelelangan serta persyaratan penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti proses pelelangan telah ditentukan dalam Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Secara garis besar proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara pelelangan dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap persiapan pengadaan barang/jasa b. Tahap pelaksanaan pelelangan c. Tahap pelaksanaan pekerjaan Tahap persiapan pengadaan barang/jasa dilakukan oleh PA/KPA, PPK, dan Pokja ULP. PA/KPA menyiapkan pemaketan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang akan dipilih melalui proses pelelangan. Hasil pemaketan pekerjaan dikaji ulang oleh PPK dengan melibatkan penanggung teknis kegiatan dan Pokja ULP. Hasil pengkajian ulang tersebut berupa rencana pelaksanaan pengadaan yang meliputi antara lain kapan pelaksanaan akan dimulai, berapa lama waktu dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, persyaratan apa saja yang ditetapkan bagi penyedia barang/jasa, dan spesifikasi teknis barang/jasa. Selanjutnya berdasarkan gambaran hasil pengajian tersebut PPK menyusun spesifikasi teknis barang/jasa, melakukan survei harga pasar untuk menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS), menyusun draft kontrak berupa syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak. Setelah spesifikasi teknis barang/jasa, HPS, dan draft kontrak selesai ditetapkan PPK meminta kepada Pokja ULP untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa dengan menyerahkan spesifikasi teknis pekerjaan, HPS, dan draft kontrak kepada Pokja ULP. Selanjutnya Pokja ULP menindaklanjuti dengan melakukan persiapan pelaksanaan pelelangan yang meliputi kegiatan penyusunan dokumen pelelangan dan menetapkan jadwal pelelangan. Tahap pelaksanaan proses pelelangan dilakukan oleh Pokja ULP dimulai dengan mengumumkan proses pelelangan melalui Sistem Pengadaan Secara Elekronik (SPSE) sampai dengan diperoleh penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pemenang lelang. Dalam pelaksanaan pelelangan pokja ULP menerima dokumen penawaran, membuka dokumen penawaran, melakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk, melakukan pembuktian kualifikasi penyedia yang akan ditetapkan sebagai pemenang, dan menetapkan serta mengumumkan hasil penetapan pemenang. Selanjutnya jika tidak ada sanggahan atas hasil penetapan pemenang lelang yang telah diumumkan oleh Pokja ULP, Pokja ULP menyampaikan hasil pelelangan tersebut kepada PPK untuk ditindaklanjuti dengan suatu perikatan dalam bentuk surat perjanjian atau kontrak antara PPK dan Penyedia barang/jasa. Tahap pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan berdasarkan kontrak antara PPK dengan penyedia barang/jasa. Segala sesuatu yang disepakati oleh PPK dan penyedia terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dituangkan dalam kontrak yang akan berlaku sebagai hukum yang mengikat antara PPK dan penyedia barang/jasa. Hal yang diatur dalam kontrak meliputi semua hak dan kewajiban para pihak (PPK dan Penyedia) antara lain mengenai uraian pekerjaan, jumlah dan jenis serta spesifikasi teknis barang/jasa yang harus diserahkan, tempat dan waktu penyerahan hasil pekerjaan, jaminan mutu, ketentuan tentang cara
3 pembayaran, sanksi akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan, pemutusan kontrak secara sepihak, serta penyelesaian perselisihan. Untuk menjamin bahwa penyedia akan melaksanakan pekerjaan pengadaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, maka sebelum penandatanganan kontrak penyedia diwajibkan menyerahkan kepada PPK surat jaminan pelaksanaan yang diterbitkan oleh bank/asuransi senilai 5% dari nilai kontrak. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak. Jika denda akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan melebihi nilai jaminan pelaksanaan PPK dapat melakukan pemutusan kontrak secara sepihak. B. Kedudukan Penyedia Barang/Jasa Perubahan peraturan tentang pengadaan barang/jasa melalui terbitnya Peraturan Presiden nomor 4 Tahun 2015 membawa perubahan kedudukan penyedia barang/jasa. Beberapa pasal dalam Perpres tersebut menguntungkan penyedia namun ada juga pasal yang merugikan penyedia. Karena itu perubahan peraturan tersebut dapat dipandang sebagai pelemahan dan penguatan kedudukan penyedia. Pelemahan dan penguatan kedudukan penyedia dimaksud dapat muncul dalam posisi penyedia dalam setiap tahapan proses pengadaan barang/jasa sebagai berikut: 1. sebagai peserta pelelangan (dalam tahap pelelangan). 2. sebagai pemenang lelang (setelah ditetapkan sebagai pemenang); 3. sebagai penyedia barang/jasa (setelah penandatanganan kontrak). 1. Posisi Penyedia Sebagai Peserta Pelelangan Dalam kedudukan sebagai peserta pelelangan penyedia barang/jasa berhadapan langsung dengan Pokja ULP dimana Pokja ULP mengundang penyedia untuk menjadi peserta dalam proses pelelangan yang dilaksanakan oleh Pokja ULP. Sebagai peserta pelelangan penyedia harus menaati seluruh persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pokja ULP. Peraturan Presiden memberi batasan kepada Pokja ULP agar tidak menetapkan persyaratan penyedia di luar ketentuan yang diatur dalam perundang-undangan dan tidak menetapkan persyaratan yang bersifat diskriminatif. Dengan demikian proses pelelangan dapat berlangsung secara kompetitif dengan menerapkan prinsip adil dan terbuka. Jika dibandingkan antara Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 dengan Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012, maka perubahan peraturan melalui Perpres nomor 4 tahun 2015 tersebut ada yang memperkuat posisi penyedia sebagai peserta pelelangan dan ada yang melemahkan penyedia sebagai peserta pelelangan. Hal yang memperkuat posisi penyedia sebagai peserta dalam proses pelelangan adalah: a. Penyedia tidak harus menyerahkan surat jaminan penawaran [pasal 109 ayat (7) huruf a]; Ketentuan ini sangat menguntungkan penyedia yang mengikuti proses lelang karena penyedia bersangkutan tidak perlu mengorbankan biaya dan waktu untuk mengurus surat jaminan penawaran. Berdasarkan ketentuan ini Pokja ULP tidak dapat menggugurkan penawaran peserta lelang yang tidak dilampiri jaminan penawaran. Pada masa berlakunya Perpres nomor 70 tahun 2012 proses pelelangan dengan nilai di atas Rp ,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) mengharuskan peserta untuk menyerahkan asli surat jaminan penawaran. Besaran nilai jaminan penawaran ditetapkan oleh Pokja ULP antara 1% sampai 3% dari total HPS. b. Penyedia tidak harus melunasi pajak (PPh dan PPN) bulanan dan tidak harus memiliki laporan pajak (PPh dan PPN) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir [pasal 19 ayat (1) huruf l]; Ketentuan ini sangat menguntungkan penyedia sebagai peserta lelang. Sebagai peserta lelang, penyedia hanya diwajibkan melampirkan SPT tahunan dalam dokumen
4 penawarannya. Karena itu bagi penyedia yang belum melunasi kewajiban pajak bulanan masih dapat menjadi peserta lelang/seleksi. Hal ini tentu tidak berarti bahwa setiap perusahaan yang berbadan hukum dibolehkan mengabaikan kewajiban perpajakannya. Ketentuan ini hanya dimaksudkan untuk menyederhanakan proses pelelangan saja. Dengan ketentuan ini urusan perpajakan tersebut dikeluarkan dari ruang lingkup penilaian penyedia oleh Pokja ULP. Penilaian dan pemeriksaan atas pemenuhan kewajiban perpajakan penyedia diserahkan sepenuhnya kepada aparat pajak. Pada masa berlakunya Perpres nomor 70 tahun 2012 penyedia yang mengikuti proses pelelangan selain harus memiliki SPT tahunan diharuskan pula memiliki tanda terima laporan pajak PPh dan PPN paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir. Hal yang melemahkan posisi penyedia dalam proses pelelangan adalah: a. Tidak dibolehkan melakukan sanggahan prakualifikasi [pasal 109 ayat (7) huruf b]. Ketentuan ini dipandang melemahkan kedudukan penyedia sebagai peserta pelelangan karena peserta yang merasa dirugikan oleh putusan Pokja ULP dalam proses prakualifikasi tidak dibolehkan mengajukan sanggahan. Pada masa berlakunya Perpres nomor 70 tahun 2012 peserta pelelangan dibolehkan mengajukan sanggahan prakualifikasi. Apabila sanggahan prakualifikasi telah dijawab oleh Pokja ULP peserta tidak dibolehkan mengajukan sanggahan banding. b. Tidak dibolehkan melakukan sanggahan banding [pasal 109 ayat (7) huruf d]. Ketentuan ini dipandang melemahkan kedudukan penyedia sebagai peserta pelelangan karena peserta yang merasa dirugikan oleh putusan Pokja ULP dalam proses lelang tidak dibolehkan mengajukan sanggahan banding. Peserta pelelangan hanya dibolehkan mengajukan sanggahan satu kali atas putusan Pokja ULP. Apabila sanggahan yang diajukan peserta pelelangan telah dijawab oleh Pokja ULP peserta tidak dibolehkan mengajukan sanggahan banding. Pada masa berlakunya Perpres nomor 70 tahun 2012 peserta yang tidak puas atas jawaban sanggahannya dapat mengajukan sanggahan banding dengan syarat melampirkan surat jaminan sanggahan banding senilai 1% dari nilai total HPS. 2. Posisi Penyedia Sebagai Pemenang Pelelangan Dalam kedudukan sebagai pemenang pelelangan penyedia barang/jasa berhadapan dengan langsung PPK. Setelah penetapan pemenang lelang diumumkan oleh Pokja ULP dan tidak ada peserta lain yang mengajukan sanggahan atau sanggahan dari peserta telah dijawab oleh Pokja ULP, ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK sebagai dasar bagi PPK untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Setelah diterbitkan SPPBJ status penyedia menjadi pemenang lelang. Sebagai pemenang penyedia wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak. Nilai kontrak adalah sama dengan nilai penawaran penyedia yang telah ditetapkan sebagai pemenang. Dalam hal nilai penawaran peserta yang menjadi pemenang kurang dari 80% nilai total HPS maka nilai jaminan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh penyedia adalah 5% dari nilai total HPS. Jaminan pelaksanaan merupakan persyaratan penandatanganan kontrak. Karena itu sebelum penyedia menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada PPK maka kontrak tidak boleh ditandatangani. Pada masa berlakunya Perpres nomor 70 tahun 2012 batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan ditetapkan dalam pasal 86 ayat (3) selama 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan jika penyedia tidak menyerahkan jaminan pelaksanaan dalam kurun waktu tersebut penyedia dibatalkan sebagai pemenang dan dikenakan sanksi blacklist.
5 Dalam Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015, pasal 86 ayat (3) Perpres nomor 70 tahun 2012 tersebut dihilangkan, selain itu ditetapkan pula dalam pasal 70 ayat (2) huruf a dan huruf c Perpres nomor 4 tahun 2015 bahwa jaminan pelaksanaan tidak disyaratkan pada Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dilaksanakan dengan metode Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat, Kontes, atau Sayembara serta Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik melalui E-Purchasing. Perubahan tersebut memberikan kedudukan yag sangat kuat kepada penyedia sebagai pemenang pelelangan. Dengan perubahan ketentuan tersebut penyedia dapat mengulur waktu penyerahan jaminan pelaksanaan tanpa risiko dibatalkan sebagai pemenang dan dikenakan blacklist. Ketentuan ini dapat menimbulkan persoalan karena menimbulkan kesenjangan peran dan kewajiban antara PPK dan Pemenang lelang. Kedudukan pemenang lelang menjadi sangat kuat dibandingkan dengan kedudukan PPK. Penyedia sebagai pemenang lelang dapat menghambat penyelesaian tugas PPK dengan menunda penyerahan jaminan pelaksanaan, sedangkan PPK tidak dapat membatalkan penunjukan pemenang untuk memilih pemenang peringkat berikutnya. PPK tidak juga dapat mengenakan sanksi kepada penyedia yang menunda penyerahan jaminan pelaksanaan. Meskipun penundaan penyerahan surat jaminan pelaksanaan oleh pemenang lelang akan menyebabkan tertundanya penandatanganan kontrak, dan penundaan penandatangan kontrak akan berpengaruh pada waktu penyelesaian pekerjaan. Tertundanya pelaksanaan pengadaan barang/jasa tentu saja merugikan pemerintah. Bentuk kerugian tersebut tidak hanya waktu penyelesaian pekerjaan yang akan terlambat, tetapi juga dapat berakibat anggaran yang disediakan oleh pemerintah dalam DIPA atau DPA-SKPD tidak dapat direalisasikan. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika dalam pengadaan pekerjaan konstruksi seperti pembangunan gedung kantor yang membutuhkan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 6 (enam) bulan, jaminan pelaksanaan baru diserahkan oleh penyedia pada bulan September sehingga penandatanganan kontrak baru dilakukan dalam bulan September dan pekerjaan pembangunan baru dimulai setelah kontrak ditandatangani, tentu tidak mungkin pembangunan gedung tersebut dapat diselesaikan sebelum tahun anggaran berakhir. 3. Posisi Penyedia Sebagai Penyedia barang/jasa Dalam kedudukan sebagai penyedia barang/jasa, penyedia berhadapan dengan langsung PPK. Status sebagai penyedia melekat pada penyedia setelah penandatanganan kontrak, dimana penyedia merupakan salah pihak yang mengikatkan diri untuk melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kontrak. Perubahan peraturan tentang pengadaan barang/jasa melalui Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 tidak melemahkan kedudukan penyedia sebagai penyedia barang/jasa (pelaksana kontrak). Namun Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 memberikan kedudukan yang lebih kuat kepada PPK dan Pokja ULP untuk menunjuk penyedia lain dengan cara penujukan langsung. Ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 93 ayat (3) Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 yang berbunyi Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung kepada pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau Penyedia Barang/Jasa yang mampu dan memenuhi syarat. Berdasarkan keterntuan tersebut yang membolehkan penunjukan penyedia lain dengan cara penunjukan langsung maka ancaman bagi penyedia untuk mengalami pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK semakin besar. Ini berarti melemahkan kedudukan penyedia sebagai
6 pelaksana kontrak. Pada masa berlakunya Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 penunjukan langsung seperti itu tidak dibolehkan. Karena itu PPK lebih bersifat teleran terhadap kekurangan penyedia dalam melaksanakan kontrak. Hal tersebut menjadi sebab banyaknya temuan oleh aparat pengawas intern pemerintah terhadap hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh penyedia. C. Kesimpulan Perubahan Peraturan Presiden tentang pengadaan barang/jasa melalui Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan. Percepatan pelaksanaan pembangunan tersebut ditempuh dengan cara menyederhanakan proses pengadaan barang/jasa pemerintah. Penyederhanaan proses pengadaan barang/jasa tersebut membawa konsekwensi terhadap kedudukan para pihak dalam pengadaan barang/jasa. Para pihak tersebut adalah PPK sebagai pemilik pekerjaan/kegiatan, Pokja ULP sebagai pelaksana proses pemilihan penyedia barang/jasa, dan Penyedia Barang/jasa sebagai pelaksana pekerjaan. Bagi penyedia barang/jasa konsekwensi yang diharus diterima sebagai akibat berlakunya Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Dalam posisi sebagai peserta lelang, di satu sisi kedudukannya semakin kuat karena adanya penyederhanaan persyaratan penyedia. Namun di sisi lain kedudukannya semakin lemah karena tidak dibolehkan mengajukan sanggahan prakualifikasi dan sanggahan banding. b. Dalam posisi sebagai pemenang lelang kedudukannya semakin kuat karena dihapusnya batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan. c. Dalam posisi sebagai penyedia barang/jasa kedudukannya semakin lemah karena adanya kemudahan penunjukan penyedia lain oleh Pokja ULP jika terjadi pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK. Daftar Pustaka: 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015
Abu Sopian, S.H., M.M. Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015 Kata Kunci E-Tendering, E-Purchasing, Pengadaan langsung, Penunjukan langsung,
Lebih terperinciPENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan cara Pengadaan Langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan dengan cara membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui
Lebih terperinciPENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang
PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang Kata Kunci Perencanaan pengadaan, Pelaksanaan pengadaan,
Lebih terperinciPEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah jika nilai pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,
Lebih terperinciBagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama
- 58 - Bagian Kelima Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Paragraf Pertama Tahapan Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Pasal 57 (1) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Lebih terperinciMATRIKS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015. Oleh : BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN - SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG
MATRIKS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015 Oleh : BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN - SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG PENDAHULUAN Latar Belakang dan Tujuan Banyaknya terjadi pelelangan gagal yang
Lebih terperinciUNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam
2015 UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN 2015 TERHADAP PERPRES NO.54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam Kata Pengantar
Lebih terperinci1. Keterbatasan Jumlah Petugas.
Abu Sopian, S.H., M.M. Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Palembang KEMUDAHAN SISTEM PENGADAAN BARANG/JASA DALAM PERPRES 70/2012 Pada tanggal 31 Juli 2012 Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani
Lebih terperinciHPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI
HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI (Abu Sopian Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak. Pasal 66 Peraturan Presiden nomor 70 tentang tentang
Lebih terperinciKLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang
KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang Kata Kunci Penyedia barang/jasa, Pokja ULP, evaluasi, Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
Lebih terperinciTugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa
Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa DASAR HUKUM - Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
Lebih terperinciLARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI
LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI (Abu Sopian Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak. Cara penyampaian dokumen penawaran
Lebih terperinciNEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang
NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang Kata Kunci Pelelangan umum, pelelangan terbatas, pelelangan sederhana, pemilihan langsung,
Lebih terperinciPERPRES 54/2010, PERPRES 35/2011, DAN PERPRES 70/2012 PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015 KETERANGAN I. DEFENISI
Matriks Perbedaan Antara Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2011, dan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 dengan Peraturan Presiden No. 172 Tahun 2014 dan Peraturan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciPROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1
1 PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN 2010 Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1 A. PELAKSANAAN, OBJEK DAN PARA PIHAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Pengadaan
Lebih terperinciKementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya
MENCERMATI PERUBAHAN DALAM PERATURAN PRESIDEN NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Oleh :
Lebih terperinciTUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :
1 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami : Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Tender/Seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak 2 Pelaksanaan
Lebih terperinciPENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA PENGADAAN LANGSUNG oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA PENGADAAN LANGSUNG oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang Kata Kunci Merek/tipe barang, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Bukti transaksi,
Lebih terperinciPERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
2010 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II MODUL MODUL PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II Pelatihan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan
Lebih terperinciTim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 1
RESUME PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Dasar Pertimbangan : bahwa
Lebih terperinciDeputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
SOSIALISASI INPRES NO. 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN PERPRES NO. 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERPRES NO. 54 TAHUN 2010 Deputi Bidang Pengembangan
Lebih terperinciPENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 Dalam UU No. 18/1999 pasal 14, para pihak dlm pekerjaan konstruksi terdiri dari : 1. Pengguna Jasa Pengguna Jasa adalah pihak pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TIMUR
GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DI DENGAN
Lebih terperinciSWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang Kata Kunci Pengadaan barang/jasa, Swakelola, Perencanaan Pengadaan, Pelaksanaan Pengadaan,
Lebih terperinciPEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI
PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp50.000.000,- (lima puluh
Lebih terperinciKata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP.
PENGADAAN RUMAH DINAS DENGAN CARA KONTES Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pemerintah memerlukan pengadaan berbagai
Lebih terperinciPENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA
PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga satuan, kontrak
Lebih terperinciSOSIALISASI INPRES NO. 1/2015 DAN PERPRES 4/2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT PERPRES 54/2101. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
SOSIALISASI INPRES NO. 1/2015 DAN PERPRES 4/2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT PERPRES 54/2101 Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LATAR BELAKANG a. Masih dinilai lambatnya pelaksanaan pengadaan
Lebih terperinciBagian Kedua Maksud Pasal 4
SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciANTARA PPK, PPTK, dan PPK-SKPD Abu Sopian, Balai Diklat Keuangan Palembang
ANTARA PPK, PPTK, dan PPK-SKPD Abu Sopian, Balai Diklat Keuangan Palembang Abstrak. Dalam pengelolaan keuangan daerah terdapat dua macam jabatan yang secara resmi menggunakan singkatan yang sama yaitu
Lebih terperinciAUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA
AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Audit atas persiapan pemilihan barang/jasa meliputi audit atas organisasi pengadaan, rencana pemilihan penyedia barang/jasa, sistem pengadaan, jadwal
Lebih terperinciSOSIALISASI. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
SOSIALISASI INPRES NO. 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN PERPRES NO. 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERPRES NO. 54 TAHUN 2010 Deputi Bidang Pengembangan
Lebih terperinci2 khususnya terhadap Barang/Jasa yang secara luas dibutuhkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, Pemerintah merasa perlu untuk mengakselerasi pertumbuha
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. Perbendaharaan Negara. Pengadaan Barang/Jasa. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5) PENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciPELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6
PELELANGAN MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6 DEFINISI PELELANGAN BERDASARKAN KEPPRES NO 18 THN 2000 Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaiangan
Lebih terperinciLARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang
LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang Kata Kunci Pelelangan, seleksi, metode evaluasi, sistem gugur, sistem nilai, sistem biaya selama
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciMekanisme Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung pada prinsipnya menggunakan prakualifikasi, dimana Pejabat Pengadaan sudah menentukan (pre-knowledge) calon penyedia yang akan ditugaskan. Namun proses prakualifikasinya lebih sederhana
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015
PENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH I. UMUM Percepatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2018, 2014 PNPB. ULP. Barang. Jasa. Pemerintah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Lebih terperinciBOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG
LAMPIRAN SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2011 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Lampiran Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor
Lebih terperinciMETODE PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/PEK.KONSTRUKSI/JASA LAINNYA PASAL
PELELANGAN UMUM PELELANGAN TERBATAS METODE PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/PEK.KONSTRUKSI/JASA LAINNYA PASAL 35-40 Disusun dan ditetapkan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat pengadaan BARANG PEKERJAAN KONSTRUKSI
Lebih terperinciBUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR DAN TATA HUBUNGAN KERJA PENGADAAN BARANG/JASA DI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciTATA CARA E-TENDERING
5 2013, No.16 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG E-TENDERING TATA CARA E-TENDERING I. METODE E-TENDERING Metode E-Tendering terdiri
Lebih terperinciPEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang) Pasal 51 Perpres nomor 54 tahun 2010 mengatur tentang ketentuan kontrak lump sum dengan ketentuan kontrak lump sum
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPenandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa MUDJISANTOSA
Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa MUDJISANTOSA Pasal 13 Perpres 54 tahun 2010 Beserta Perubahannya PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa
Lebih terperinciPANDUAN MEMBUAT JADWAL LELANG
PANDUAN MEMBUAT JADWAL LELANG 1. MENGACU PADA PERPRES 54 TAHUN 2010 DAN PERUBAHANNYA PERPRES 70 TAHUN 2012 2. PERKA LKPP NO 18 TAHUN 2012 LELANG/SELEKSI SEDERHANA 1. PASCAKUALIFIKASI Pelelangan Sederhana,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG HUBUNGAN, PROSEDUR DAN MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPASAL-PASAL KONTROVERSIAL DALAM PERPRES NOMOR 70 TAHUN 2012
Abu Sopian, S.H., M.M. Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang PASAL-PASAL KONTROVERSIAL DALAM PERPRES NOMOR 70 TAHUN 2012 Usia Perpres nomor 54/2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciManajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)
Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ) Arif Kurniawan Wahono (135020304111002) Fatmawati Yunita (125020306111005) Sarintan Pratiwi Usman (125020300111002) Muhamad Risqi W (125020300111039) M.Januar Setiawan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan sistem pengadaan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011
PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
Lebih terperinciPARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN
Hubungan Kerja 2 Menteri/Kepala Daerah PA/KPA membentuk mengangkat ULP/PP PPK PPHP Perangkat organisasi ULP mengacu kepada peraturan perundangundangan di bidang kelembagaan Proses Pemilihan dan Penetapan
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2016 KEMENAKER. Pengadaan. Barang/Jasa. Uni Layanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya
Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 68 Tahun 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014
SALINAN PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 PERENCANAAN PEMILIHAN PENYEDIA B/J
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 PERENCANAAN PEMILIHAN PENYEDIA B/J 1. Pemilihan Sistem Pengadaan B/J Penetapan Metode Pemilihan : Pelelangan/Seleksi Umum/Sederhana, Pemilihan Langsung, Penunjukan Langsung,
Lebih terperinciPerlunya Surat Menyurat dalam Mengatur Mekanisme Hubungan Kerja Para Pihak Terkait dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perlunya Surat Menyurat dalam Mengatur Mekanisme Hubungan Kerja Para Pihak Terkait dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Ishak Musa Widyaiswara Madya Provinsi Banten, Jln. Raya Lintas Timur KM.4 Karang
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI PENGADAAN LANGSUNG DI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa
MANUAL PROCEDURE Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 M Manual Procedure Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa Unit Layanan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 6 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1214, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Pengadaan. Barang/Jasa. Unit Layanan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DANA ANGGARAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 050/044 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BOYOLALI KEPUTUSAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 050/044 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK, PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN BOYOLALI BUPATI
Lebih terperinciMASALAH SURAT JAMINAN PENAWARAN DALAM PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA. Oleh : Abu Sopian Balai Diklat Keuangan Palembang
MASALAH SURAT JAMINAN PENAWARAN DALAM PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Oleh : Abu Sopian Balai Diklat Keuangan Palembang Abstrak Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor SE-04/NB/2013
Lebih terperinciSurat Menyurat yang Minimal Harus Ada dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Ulasan / Review Edisi 3 No. 1, Jan Mar 2016, p.15-20 Surat Menyurat yang Minimal Harus Ada dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Ishak Musa Widyaiswara Madya Badan Diklat Provinsi Banten Jln. Raya Lintas
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya Versi 9.2 1 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Memahami : Tahapan
Lebih terperinciBERITA ACARA HASIL PELELANGAN Nomor: W17-U3/11/POKJA/KONS.STG/VII/2016
KELOMPOK KERJA JASA KONSULTANSI DAN KONSTRUKSI PADA SATUAN KERJA PENGADILAN NEGERI SINTANG TAHUN ANGGARAN 2016 ULP DI EMPAT LINGKUNGAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN
Lebih terperinciDokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan alat Laboratorium Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian -Metode e-lelang Umum dengan Pascakualifikasi Balai Besar Uji Standar Karantina
Lebih terperinciCONTOH SOAL UJIAN SERTIFIKASI AHLI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TINGKAT DASAR
CONTOH SOAL UJIAN SERTIFIKASI AHLI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TINGKAT DASAR TIPE SOAL BENAR/SALAH A. JUMLAH SOAL: 25 soal (soal no 1 s.d. 25) B. PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL: Pilih (B) pada setiap pernyataan
Lebih terperinciTUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :
1 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami : 1. Tahapan persiapan swakelola 2. Persiapan PBJ melalui Penyedia penetapan spesifikasi/kak, HPS, jenis
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 79 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 DESEMBER 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL
8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL a. Seleksi Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Seleksi gagal, apabila: a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari
Lebih terperinciBERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
No. 1975, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. LPSE. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi
No.106, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Barang Jasa. Penyedia. Proses Pemilihan. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN
Lebih terperinciMITIGASI RISIKO PELAKSANAN KONTRAK Oleh : Abu Sopian, S.H., M.M.
MITIGASI RISIKO PELAKSANAN KONTRAK Oleh : Abu Sopian, S.H., M.M. Abstrak Pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk paket pekerjaan dengan nilai di atas Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) harus dilaksanakan
Lebih terperinci14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL a. Pelelangan Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila : a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi
Lebih terperinciPROSEDUR PELAKSANAAN E-PROCUREMENT
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-45.PL.02.02 TAHUN 2011 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.13/Menhut-II/2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.13/Menhut-II/2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci