What Happy Companies Know
|
|
- Glenna Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 What Happy Companies Know Dan Baker Cathy Greenberg Collins Hemingway 1. Pengantar dan Latar Belakang Dasar dari suatu kesuksesan adalah kecintaan pada pekerjaan. Suatu organisasi dapat menjadi sukses jika di dalamnya terdapat banyak motivasi. Organisasi yang memiliki pemimpin yang tidak dapat memberikan semangat kepada karyawannya tidak akan menjadi organisasi yang sukses. Tetapi justru sebaliknya akan membawa kerugian yang tidak hanya dalam ekonomi, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Untuk itu, diperlukan suatu cara untuk mengubah perilaku organisasi yang tidak menyenangkan tersebut. Pemimpin yang baik bukan pemimpin yang hanya ingin meningkatkan keuntungan, tetapi juga bermain dengan bersih dan bertindak positif sehingga para karyawan bangga menjadi bagian darinya. Dan Baker, Cathy Greenberg, dan Collins Hemingway menunjukkan besarnya potensi bisnis yang muncul jika organisasi menggunakan pikiran kebahagiaan. Menurut mereka, kebahagiaan adalah kedewasaan, pertimbangan, dan pandangan positif yang dapat memberikan kepuasan diri. Kebahagiaan dapat membuat organisasi memperbaiki aktivitas mereka menjadi lebih baik. Baker, Greenber dan Hemingway mengemukakan bahwa kebahagiaan adalah bumbu rahasia untuk kesuksesan organisasi. What Happy Companies Know menggambarkan bagaimana perilaku manusia dalam berbisnis, bagaimana perilaku tersebut dapat dirubah menjadi lebih baik, dan bagaimana perilaku memimpin yang lebih baik dapat meningkatkan keuntungan. Karya dari ketiga penulis ini menjelaskan bagaimana menciptakan budaya korporasi yang penuh dengan motivasi dan kreativitas dengan cara yang praktis. Happy companies bekerja dengan level kesadaran yang tinggi sehingga menunjukkan adanya inovasi, kreativitas, dan struktur keuangan yang kuat.
2 Baker, Greenber dan Hemingway menunjukkan bagaimana nilai, visi, etos kerja, dan kebudayaan dalam berbisnis dapat menciptakan perilaku yang terbaik, moral, dan kreativitas dan bakat yang besar terhadap karyawan. Mereka menunjukkan bagaimana membuat fungsi whole-brain dapat meningkatkan kinerja orang dalam organisasi. Dalam buku ini, mereka mengembangkan prinsip, praktek dan peralatan yang dapat membuat perusahaan menjadi menyenangkan. 2. Ide Utama Dalam suatu kejadian, emosi dan pikiran manusia lebih mudah terjalin dibandingakan dengan realitas manusia. Hal ini berarti rasa takut dalam diri manusia dapat membawa kehancuran dan optimisme dapat memberikan kesuksesan. Perasaan takut yang melekat pada setiap manusia merupakan akar dari kegagalan korporasi yang disebabkan oleh ketamakan, penyalahgunaan jabatan, atau persaingan kotor. Penangkal rasa takut organisasi adalah dengan mengajak setiap individu untuk melakukan yang terbaik dari perbedaan kekuatan, kerja sama, arti kebersamaan, dan kepuasan dalam pekerjaan, serta memberikan jasa dan produk yang berkualitas pada masyarakat dan memberikan keuntungan kepada perusahaan dan pemegang saham. Terdapat tiga tujuan utama dari buku ini. Pertama, untuk membantu mempelajari dan mencegah dalam skala luas, pengendalian rasa takut, pengaruh pribadi manusia dan krisis organisasional. Kedua, untuk mengatur dan menghasilkan kreativitas, perubahan dalam skala yang luas dan peningkatan kebudayaan kerja. Ketiga, untuk memperbaiki lingkungan moral dan etos kerja sehingga setiap anggota organisasi memiliki keinginan dan hasrat untuk bekerja dan meningkatkan produktivitasnya. Untuk menjadi happy company, dibutuhkan lebih dari sekedar mengatur tekanan diri (self managing stress) atau pembebasan tekanan bagi pegawai yang bekerja keras. Perubahan yang dibutuhkan adalah tanggung jawab personal dan kebudayaan korporasi sehingga dapat menciptakan langkah-langkah positif yang diperlukan individu dan perusahaan untuk menjadi bahagia. Happy companies juga mengalami berbagai tekanan seperti perusahaan lainnya. Kebahagiaan tidak
3 datang begitu saja, tetapi datang dengan memanfaatkan tantangan sebagai suatu jalan untuk mencapai tujuan. Happy company, dapat dirumuskan dalam HAPIE company, yaitu perusahaan yang memiliki: Kepemimpinan yang kerendahan hati (Humble), inklusif, memiliki visi, inspirasi dan sepenuh hati, yang berusaha untuk membudayakan inovasi pada perusahaan; Karyawan yang dapat menyesuaikan diri (Adaptive), bersemangat, dan memiliki intelegensi emosional, yang merasa bahwa visi perusahaan juga merupakan visi mereka. Keuntungan (Profit) bagi seluruh anggota perusahaan dengan berfokus pada return on people dan return on investment; Pemegang saham, vendor, dan klien yang dapat memperkuat (Invigorate) pembiayaan perusahaan; Perikatan (Engaged), warga negara yang membangun, yang dapat merangsang dan memperkuat sikap positif organisasi. 3. Argumen Penulis Banyak korporasi di seluruh dunia yang terus menerus melakukan perilaku buruk berupa white collar crime sehingga menyebabkan banyak orang yang mengalami penderitaan dan kerugian. Hal ini tidak hanya terjadi pada individu perusahaan, tetapi juga pada jaringan bisnis di mana korporasi beroperasi. Ribuan kerja keras manusia menjadi sia-sia dan harapan masa depan mereka pun menghilang. Perilaku yang merugikan ini juga berdampak pada pelakunya. Sebagian besar pemimpin korporasi menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara atau dikenai denda jutaan dolar. Faktor utama yang menyebabkan seseorang yang telah kaya dan berkuasa melakukan tindakan pengerusakan adalah rasa takut. Rasa takut dapat diekspresikan dalam berbagai cara misalnya, ketamakan, kesombongan, kemarahan, berpikir pendek, dan ketidak nyamanan. Rasa takut dapat menyebabkan manusia bertingkah laku dengan cara yang tidak sehat. Maka, agar perusahaan tidak melakukan tindakan buruk yang merusak, rasa takut tidak boleh ikut mengendalikan keputusan bisnis. Jika hal itu terjadi, setiap aktivitas perusahaan dapat menjadi tidak sehat.
4 Rasa takut menunjukkan tiga reaksi, yaitu perlawanan, pembekuan dan pelenyapan. Reaksi pelenyapan dan pembekuan, yaitu mencoba untuk menghindar dari tantangan pekerjaan atau tidak dapat menyesuaikan diri untuk mengatasi perubahan lingkungan bisnis sehingga dapat merugikan perusahaan, yang ditunjukkan dengan ketamakkan dan keengganan menciptakan gagasan baru Sedangkan reaksi perlawanan dari rasa takut dapat menyebabkan banyak kerusakan baik pada perusahaan, maupun lingkungannya karena perlawanan yang terjadi selalu bersifat agresif. Perlawanan selalu menciptakan peperangan dan perebutan kekuasaan. Kebahagiaan adalah sikap, bukan hanya perasaan, berlaku pada jalan kehidupan, keteguhan hati, cinta dan kepuasan. Pada tingkat individual, kebahagiaan adalah membangun potensi diri dan membuat hidup lebih baik. Kebahagiaan tidak hanya dapat diterapkan pada individu tetapi tetapi juga pada kebudayaan perusahaan. Pada buku ini, happy companies didefiniskan sebagai suatu organisasi di mana individu-individu di dalamnya pada berbagai tingkat kekuasaan yang memperlihatkan perbedaan kekuatan, membangun kerja sama untuk mencapai satu tujuan, menemukan arti yang signifikan dan kepuasan dalam berproduksi dan menciptakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi untuk memperoleh keuntungan dan melalui produk dan jasa tersebut untuk membuat perubahan positif dalam kehidupan. Happy companies bukan perusahaan yang tidak memiliki tantangan atau konflik, tetapi perusahaan yang dapat membedakan kenyataan melalui pengelihatan dan pemikiran yang positif. Perusahaan menerapkan aktivitas positif untuk dapat keluar dari masa krisis. Perusahaan menjadikan kehormatan, penghargaan dan kepercayaan sebagai kebudayaan perusahaan yang akan membawanya ke dalam kesuksesan. Perusahaan dihormati dan dihargai oleh seluruh komunitasnya, membangun kekuatan yang mempertinggi kualitas kehidupan. Agar dapat berhasil di abad 21 ini, setiap perusahaan harus berkembang agar organisasi korporasi menjadi lebih maju. Tanpa menghiraukan struktur organisasi, produk portofolio, struktur biaya, proses perubahan atau teknologi,
5 suatu perusahaan harus dapat mengubah pikiran dan kebudayaan secara psikologis agar menjadi lebih baik. Untuk mencapai keberhasilan bisnis, perusahaan harus dapat berubah dengan cepat, dan kemampuan perubahan tidak datang dari rasa takut melainkan dari pemikiran. Untuk dapat menghasilkan kemampuan terbesar dalam diri manusia diperlukan kombinasi antara kesungguhan dengan kemampuan kecerdasan, intuisi, dan pengetahuan emotional brain. Tanpa adanya executive brain, rasa takut dapat membuat manusia tidak bertangung jawab atau berjalan menuju ke arah yang salah. Tanpa adanya perasaan manusiawi dari emotional brain, maka seseorang akan sulit untuk bekerja sama. Seseorang yang dapat mencapai keseimbangan executive center dan emotional center, akan dapat menggunakan fungsi otak secara keseluruhan sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam berbisnis. Dominasi manusia di bumi bukan dikarenakan jumlahnya yang besar, namun dikarenakan kemampuan besosialisasi. Dengan memiliki pikiran dan kebutuhan, manusia semakin menjadi makhluk yang memiliki sosialitas yang tinggi. Interaksi yang terjadi antara pikiran, bahasa, pengembangan dan kebudayaan dapat membuat kemampuan komunikasi dan koordinasi seseorang menjadi lebih baik. Beriringan dengan semakin berkembangnya kompetensi yang dimiliki, manusia mulai menyerap berbagai perilaku seperti, baik dan buruk, benar dan salah, sopan dan tidak sopan, cinta, kesetiaan, penghargaan dan sikap modern lainnya, sehingga manusia dapat meneruskan evolusi kebudayaannya. Perilaku sosial yang tinggi adalah pokok dari suatu kebudayaan. Perilaku sosial yang tinggi pada individu diukur dengan kemampuan untuk membawa orang lain untuk ikut ke dalam suatu kelompok dan berinteraksi dalam suatu struktur sosial untuk memenuhi kebutuhan fisik, perasaan dan keuangan mereka. Pada pemimpin, perilaku sosial yang tinggi ditunjukkan dengan kemampuan untuk memperoleh hasil yang maksimal pada suatu kelompok. Kemampuan ini berperan untuk saling mempengaruhi antara emotional brain yang memahami orang lain dan executive brain yang menciptakan strategi untuk mencapai tujuan.
6 Manusia selalu mencari pemecahan dari setiap permasalahan yang terjadi. Pemecahan masalah dapat menghilangkan tekanan dari rasa khawatir dan rasa takut. Salah satu cara dalam berbisnis untuk memperoleh hasil yang besar adalah dengan mengubah suatu masalah menjadi suatu kesempatan. Namun hanya sedikit orang yang dapat melakukannya. Pikiran, perasaan, perilaku dan perkataan yang positif dapat meningkatkan pusat kreatifitas dalam setiap pemikiran sehingga manusia akan berfikir dan bertindak dengan kreatif. Kreatifitas dan inovasi tidak akan muncul pada pikiran yang dipenuhi rasa takut. Melalui pemikiran positif, maka setiap masalah dapat dirubah menjadi kesempatan. Dengan tetap fokus pada setiap kesempatan, maka perusahaan akan menjadi lebih baik di masa depan. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk menciptakan lingkungan psikologi yang sehat, individu dan perusahaan dapat melakukan empat langkah berikut. Pertama, individu mengendalikan dan bertangung jawab atas kinerja dan kesehatan psikologinya dengan mengurangi atau mengendalikan reaksi dari tekanan pada dirinya. Kedua, kebijakan dan program organisasi untuk mendukung kesehatan dan perilaku positif individu dengan mengurangi tekanan pada pegawainya. Langkah ketiga, peralatan dan teknik untuk meningkatkan psikologi personal dan kegembiraan psikologi melalui jasmani, pikiran dan perasaan. Langkah terakhir adalah mengurangi tekanan melalui perubahan kebudayaan korporasi. Perilaku manusia lebih mudah berubah dalam sikap dan kebudayaan dibandingkan dalam struktur organisasi dan praktek bisnis. Perubahan pada organisasi harus bersumber dari perubahan pemimpin, perubahan sosial dan perubahan biologis dari dalam organisasi sehingga dapat mempengaruhi perilaku pegawai dari perilaku yang tertekan menjadi perilaku yang positif. Melalui perilaku positif, maka pikiran kreatif dan inofatif dapat dibangun untuk mengembangkan perusahaan. Bagi para eksekutif, kerendahan hati berarti mereka tidak dapat menikmati keuntungan atas keberhasilan mereka. Kenyataannya, kerendahan hati bukanlah hal yang memalukan melainkan sebuah karunia dan keberanian. Kerendahan hati merupakan suatu cara untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin yang rendah
7 hati adalah pemimpin yang dapat memberikan kekuatan pada karyawan dan perusahaan. Penelitian Marshal Goldsmith menunjukkan pemimpin bisnis memberikan penghargaan yang tidak tepat pada kemampuan mereka. Ketika perusahaan mereka berkembang, para pimpinan selalu menghubungkan seluruh karakter mereka dengan keberhasilan mereka, walaupun sebenarnya mereka berhasil karena beberapa dari karakter mereka. Kerendahan hati adalah langkah utama untuk menghancurkan khayalan para pemimpin tersebut. Pemimpin yang rendah hati tidak akan memuji dan membanggakan kemampuannya ataupun dirinya sendiri. Mereka dapat menciptakan lingkungan di mana orang menjadi senang bekerja sehingga menghidupkan kreatifitas dan inovasi yang akhirnya membawa perusahaan menuju keberhasilan. Dari kerendahan hati, muncul empati. Empati menghasilkan penghargaan yang dapat diwujudkan dengan gerakan sederhana, atau hadiah dalam bentuk materi dan pujian dari perusahaan. Pemimpin yang empati akan mendengarkan dan mengumpulkan ide terbaik dari setiap orang kemudian mewujudkannya pada perusahaan sehingga perusahaan dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik bagi pimpinannya, karyawannya, maupun supplier dan pelanggannya. Visi dapat dikembangkan, tetapi tidak semua pemimpin memilikinya. Visioner adalah orang yang sering mengalami berbagai tekanan dan hal yang menyakitkan. Mereka mengolah pengetahuan yang dimiliki, mereka merasakan lingkungan di sekitarnya, mereka bereaksi terhadap munculnya berbagai kemungkinan. Dengan menyatukan pengetahuan, pengalaman dan informasi, maka dapat tercipta suatu intuisi yang berarti melihat dan memikirkan sesuatu tanpa adanya kesadaran pikiran. Untuk menciptakan visi yang besar diperlukan suatu inspirasi. Tanpa adanya inspirasi, orang bekerja keras hanya untuk memperoleh uang sehingga perusahaan tidak akan berkembang karena karyawannya tidak memiliki motivasi untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Suatu visi harus cukup besar untuk membentuk kembali segmen pasar dan memberikan inspirasi dan dapat memotivasi pemimpin dan karyawannya. Visi dan inspirasi dapat memotivasi, dan motivasi dapat dinyatakan dengan dukungan terhadap perusahaan. Visi berlaku pada setiap orang dalam organisasi. Pemimpin
8 yang memiliki visi, dapat menjadi inspirasi orang lain. Ia dapat menyemangati karyawannya untuk bekerja lebih baik. Banyak pemimpin yang terinspirasi dari pekerjaannya, produk dan jasanya, dan kemampuan mereka untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Perusahaan yang sudah memiliki visi harus berusaha untuk mencapai visi tersebut, untuk itu para pemimpin perusahaan diharapkan dapat menciptakan intentional culture pada perusahaan guna mencapai visi yang telah terbentuk. Intentional culture adalah tulang punggung dalam mendirikan suatu organisasi yang positif. Organisasi yang baik, yang dibangun dengan dasar visi yang kuat untuk menentukan langkah dalam menciptakan suasana yang penuh dengan inspirasi, dapat mencapai suatu keberhasilan. Inovasi bukanlah hal yang sangat berarti untuk dimasukkan ke dalam suatu organisasi. Namun, Inovasi dalam organisasi adalah kesadaran dalam kehidupan. Perusahaan yang inovatif mengembangkan perilaku yang dapat menghilangkan perselisihan korporasi yang menghalangi terciptanya inovasi. Praktek inovatif melekat pada perusahaan pada saat karyawan yakin bahwa pemimpin menghargai suatu kreatififtas. Pemimpin perusahaan yang inovatif selalu mendorong karyawannya untuk menciptakan kreativitas. Perusahaan inovatif juga menggunakan teknologi yang inovatif untuk memajukan organisasi. Untuk menciptakan berbagai ide dan kreatifitas yang inovatif diperlukan penyegaran pikiran yang dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang berbeda dari kegiatan rutinitas. Banyak pemimpin perusahaan yang menciptakan program khusus dengan tujuan untuk merangsang inovasi. Inovasi banyak ditemukan dalam suatu kerja sama, bukan persaingan, karena dalam kerja sama selalu terdapat pemberian dan pembahasan berbagai gagasan sedangkan pada persaingan terjadi timbunan informasi. Intelegensi emosional adalah kemampuan individu mengenai kesadaran diri, pengendalian diri dan empati. Intelegensi emosional merupakan manajemen yang aktif pada pikiran dan perasaan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik yang dimiliki individu dan untuk menciptakan interaksi positif dengan orang lain. Intelegensi emosional dapat memberikan seseorang kemampuan untuk
9 memperoleh keberhasilan dalam kehidupan dan pekerjaan. Karyawan yang memiliki intelegensi emosional dapat membentuk kembali organisasi dan menggunakan fungsi whole-brain terhadap seluruh organisasi sehingga perusahaan dapan berjalan ke arah yang lebih baik. Mendapatkan keuntungan adalah keharusan tetapi perusahaan tidak hanya harus mendapatkan keuntungan. Individu dan perusahaan yang hanya berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan cepat hanya akan terdorong oleh obsesi untuk mencapai target. Obsesi memperoleh keuntungan tidak hanya dapat membahayakan para pegawai, tetapi juga pelanggan yang membeli produk perusahaan tersebut karena perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk memperoleh keuntungan sehingga tidak mengutamakan keselamatan individu. Walalupun penting, keuntungan bukanlah satu-satunya yang menjadi ukuran keberhasilan perusahaan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan return on people di samping return on investment. Return on people dapat diwujudkan dengan pengembangan internal karyawan dan tingkat kepuasan karyawan dalam pekerjaan sehingga karyawan dapat menyukai pekerjaannya atau meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan akhirnya menciptakan perasaan senang di sekitarnya pada tempat dia bekerja sehingga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan dan meningkatkan pendapatan. Memberikan return on people yang baik dapat dimulai dengan cara yang sangat sederhana yaitu, mendengarkan karyawan. Dengan mendengarkan pemikiran dan pendapat karyawan, maka karyawan akan merasa dihargai. Suatu organisasi akan mengalami kegagalan dikarenakan perlawanan dari karyawannya yang terjadi karena pemimpin tidak mendengarkan pendapat dan perhatian karyawan sehingga karyawan tidak mempercayai kebijakan yang diambil oleh manajemen. Pelatihan adalah salah satu cara untuk meningkatkan potensi karyawan, tetapi harus dengan sungguh-sungguh dan berhubungan langsung dengan pengembangan pekerjaan atau profesionalitas. Pelatihan dan pengembangan diri secara langsung dapat mengembangkan bisnis. Jika karyawan mendapatkan lebih
10 banyak pelatihan yang bernilai maka perusahaan akan segera memperoleh nilai perusahaan yang tinggi. Langkah selanjutnya untuk mengembangkan potensi karyawan adalah dengan memberikan penghargaan. Perusahaan dapat memberikan bonus kepada karyawan yang memiliki kinerja terbaik sehingga akan memberikan semangat kepada karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya. Dengan kinerja karyawan yang terus meningkat, perusahaan akan memperoleh keuntungan yang semakin besar sehingga perusahaan dapat terus berkembang. Singkatnya, Return on people dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Pertama, karyawan dapat memberikan inisiatif pada aktivitas perusahaan dan memperoleh penghargaan atas inisiatif tersebut. Kedua, dengan memberikan kartu penilaian kepada karyawan agar perusahaan mengetahui pengembangan potensi dan prestasi para karyawannya. Ketiga, pengakuan dari perusahaan atas kinerja karyawan yang terus meningkat. Dan keempat, mengikutsertakan karyawan dalam setiap aktivitas bisnis sehingga karyawan dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan. Happy companies tidak hanya mengikutsertakan setiap orang yang berada di dalam perusahaan dalam menciptakan kreatifitas, tetapi juga mengikut sertakan orang di luar perusahaan, seperti pemegang saham, vendor, pelanggan dan klien, untuk membuat organisasi menjadi lebih baik. Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan perusahaan. Agar perusahaan meraih keberhasilan, diperlukan kepedulian terhadap masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam mencapai misi korporasi. Pengalaman dan pemikiran yang positif dari pelayanan masyarakat membantu mengurangi tekanan bisnis yang dapat membawa organisasi kepada rasa takut dan reaksinya. Pengalaman yang positif memperkuat fungsi whole brain sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan pemikiran bisnis. Melakukan kebaikan kepada masyarakat, maka akan berdampak baik juga terhadap perusaaan. Misalnya dengan meningkatkan rasa hormat dan kepercayaan masyarakat, perusahaan dapat
11 berkembang pada saat baik dan dapat bertahan pada masa sulit. Perbuatan baik dapat menciptakan suatu iklim psikologi yang dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Kesadaran sosial dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada karyawan dan membuat mereka bangga menjadi bagian dari organisasi. Dengan terlibat dalam aktivitas masyarakat, karyawan dapat mempelajari suatu kesuksesan, mengembangkan ketrampilan, wawasan dan perpektif baru yang dapat digunakan untuk memperluas visi perusahaan dan mengembangkan gagasan baru dalam bekerja sama. Inovasi terkadang datang dalam menghadapi suatu situasi dengan cara baru yang sering dilakukan oleh masyarakat. Karyawan yang masuk dalam masyarakat mungkin mendapatkan hal positif kemudian mereka membawa hal positif tersebut ke dalam perusahaan sehingga dapat memberikan semangat baru kepada seluruh karyawan. Happy companies menggunakan peralatan perilaku untuk menciptakan visi, misi, strategi, dan perilaku bisnis. Tujuan dari peralatan perilaku tersebut adalah agar perusahaan dapat mencapai keberhasilan dalam berbisnis. Penggunakan peralatan tersebut biasanya dilakuakan pada saat terjadi perubahan seperti, ketika manajemen mencari strategi baru, pendapatan menurun, pergantian CEO, ketika perusahaan dijual atau dimerger, dan perubahan dalam organisasi lainnya. Sasaran dari peralatan perilaku adalah individu, kelompok dan sistem. Langkah pertama untuk mencapai pengembangan perilaku adalah dengan kepribadian manajemen senior yang dapat memotivasi generasi berikutnya. Selanjutnya membangun kepribadian individu dalam berhubungan dengan orang lain dan dalam bekerja sama. Kemudian meningkatkan wawasan individu mengenai kepemimpinan sehingga setiap individu dapat saling bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Setiap individu bertanggung jawab untuk meningkatkan kinerja mereka dengan mengubah perilaku mereka agar dapat mengubah kelompok menjadi lebih baik. Di sisi lain, kerja sama dapat mengembangkan masa depan, meluruskan nilai dan prinsip untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu usaha untuk meningkatkan kepemimpinan dan kinerja organisasi dapat mengalami kegagalan.
12 Jika seorang pemimpin, departemen, atau tim kepemimpinan tidak mengalami perubahan maka usaha tersebut akan gagal karena adanya konflik atau ketiadaan tindakan lanjutan. Kegagalan tersebut juga dapat disebabkan karena tekanan bisnis selalu diperlihatkan sehingga dapat melumpuhkan seluruh perubahan. Kegagalan juga terjadi ketika manajemen mencela suatu proyek tanpa mendengarkan bawahan dan melihat arsip-arsip keterangan. Dan penyebab utama dari kegagalan dalam meningkatkan kinerja organisasi yaitu karena manajemen terlalu banyak ukuran, mengukur hal yang salah, atau menggunakan hasil dari ukuran tersebut untuk memberikan hukuman, bukan sebagai pelajaran. Keberhasilan dalam mencapai perbaikan kepemimpinan dan kinerja organisasi dapat diperoleh dengan adanya suatu standarisasi untuk mencapai kinerja yang terbaik pada hari ini, yang dapat memberikan dasar yang kokoh untuk meningkatkan kinerja pada keesokan harinya. Tanpa adanya standarisasi, maka tidak akan ada dasar yang tepat sebagai ukuran untuk melakukan peningkatan lebih lanjut. Dengan menciptakan iklim positif, memulai dengan kepemimpinan yang lebih tinggi dan mengembangkan keseluruhan organisasi, pada akhirnya perusahaan akan dapat menciptakan kebudayaan positif pada seluruh bagian organisasi. Iklim positif, terutama ditunjukkan dengan menganjurkan manajer untuk menggunakan keputusan yang terbaik dalam melaksanakan misi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk merespon perubahan. Happy companies tidak muncul begitu saja, melainkan harus dibentuk, artinya struktur organisasi, kebijakan manajemen, dan sistem penghargaan dibuat untuk memperbaiki kebudayaan perusahaan. Perusahaan mencari dan memperkuat intelegensi emosional karyawan sebagai suatu kebijakan dan strategi sehingga dapat menciptakan kemampuan yang terbaik dari setiap karyawan. Pembelajaran merupakan bagian dari perusahaan, dan berbagai program seperti pengembangan motivasi, penghargaan, dan keseimbangan kartu penilaian digunakan untuk memperbaiki kebudayaan yang dapat meningkatkan nilai dan misi perusahaan.
13 Hal paling utama dalam membentuk happy companies adalah tanggung jawab diri baik dalam individu maupun organisasi.. Sesulit apapun suatu situasi, penguasaan diri merupakan jalan menuju keberhasilan. Jika setiap orang bertanggung jawab atas setiap perbuatan mereka, maka perusahaan dapat lebih produktif dan lebih sehat. Jika tidak, cepat atau lambat perusahaan akan mengalami kehancuran.
1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciSTAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS
MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinciHP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com
e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Dalam sebuah ayat Allah SWT Menegaskan, bahwasannya: Artinya: (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan tidak
Lebih terperinciEMOSI DAN SUASANA HATI
EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinci2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin pesat, hal ini mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dalam hal strategi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010: 281) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan sikap dan kepribadian wirausaha dilakukan di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciDevi Tirttawirya FIK UNY 1
Devi Tirttawirya FIK UNY 1 BUILDING A WINNING TEAM Devi Tirtawirya Pendahuluan Tim adalah sebuah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan dan pemikiran yang sama untuk mewujudkan suatu gagasan atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber masalah produktivitas individu. Kepercayaan dalam hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa krisis kepercayaan menjadi sumber masalah produktivitas individu. Kepercayaan dalam hampir setiap lembaga masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana Psikologi S-1 Disusun
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinciSikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3
Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyusun rencana strategis sehingga dapat tetap bertahan dalam bisnis dan menjalankan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi di desain untuk terus maju dan berkembang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik eksternal maupun internal organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini memiliki kreativitas yang sangat penting untuk dikembangkan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini memiliki kreativitas yang sangat penting untuk dikembangkan. Peningkatan kreativitas anak usia dini sesungguhnya dapat dimulai dari lingkungan
Lebih terperinciA. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah pembelajar sejati, yang terus belajar dari ia lahir sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu keharusan bagi manusia dan untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN ADAPTIVE SELLING PADA SALES PROMOTION GIRL
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN ADAPTIVE SELLING PADA SALES PROMOTION GIRL S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Agus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Oleh Drs. Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & Diklat Provinsi NTB) ABSTRAK Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas pembangunan manusia pada suatu negara. Sesuai amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era pengetahuan saat ini menimbulkan berbagai dampak baik secara positif maupun negatif terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Dalam kondisi tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang dipekerjakan dalam suatu badan tertentu, baik pada lembaga pemerintah maupun badan usaha merupakan seorang pegawai (A.W. Widjaja, 2006). Pegawai
Lebih terperinciKata Kunci : menghidupkan susana belajar, pembelajaran nyaman dan menyenangkan, student center
LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN Oleh : Sumaryati sumaryatim@yahoo.co.id ABSTRAK Suasana akademik yang sehat akan menciptakan lingkungan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada didalam suatu organisasi. Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu aset berharga yang ada didalam suatu organisasi. Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola dengan sebaik mungkin dan diberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, tenang, penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tetapi seringkali manusia menghadapi berbagai cobaan,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS
i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F
Lebih terperinciModul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI
Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi modern. Mengelola sumber daya manusia secara efektif menjadi tanggung jawab setiap orang
Lebih terperinci3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN
3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan
Lebih terperincimaupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciFAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4
FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4 FAKTOR ERGONOMI Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
Lebih terperinciPERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan
PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas dari suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sering memandang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi, penyampaian dan distribusi data. Danelly (dalam Husein, 2001)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dalam kaitannya dengan organisasi perusahaan, telah membawa perubahan yang besar dalam proses dan pengolahan informasi, penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya terletak pada persoalan, pengajar/ dosen, sarana prasarana serta media pembelajaran. Masalah pembelajaran jauh lebih kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Definisi Semangat Kerja Davis & Newstrom (2000) menyebutkan bahwa semangat kerja adalah kesediaan perasaan maupun perilaku yang memungkinkan seseorang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kepemimpinan Efektif 2.1.1 Perilaku Purwanto (1998) mendefinisikan perilaku sebagai penyesuaian diri dari adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,
Lebih terperinciCiri dan Karakter Technopreneur. by: AGB
Ciri dan Karakter Technopreneur by: AGB CIRI UMUM MIMPI KETEGASAN PEKERJA KERAS KETETAPAN HATI DEDIKASI KESETIAAN TERPERINCI NASIB UANG SOSIAL WATAK UMUM Percaya Diri Berorientaskan Tugas dan Hasil Kepemimpinan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama di dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama di dalam dunia kerja, hal ini sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam mencapai tujuan.
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN 1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Mesin
Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA Fakultas TEKNIK Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id Bagian Isi A. Pengantar B. Peranan kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta. UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta adalah perusahan yang bergerak dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan akademik (kognitif) saja namun juga harus diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, sehingga
Lebih terperinciPengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa
26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD
PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD PERCAYA DIRI BERORIENTASI TUGAS DAN HASIL PENGAMBILAN RESIKO KEPEMIMPINAN KEORISINILAN BERORIENTASI KE MASA DEPAN KREATIFITAS KONSEP 10 D DARI BYGRAVE BEBERAPA
Lebih terperinciMateri 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team
Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan
Lebih terperinciEntrepreneurship and Inovation Management
Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang mereka hanya membutuhkan gaji atau upahnya saja sebagai wujud dari sebuah kompensasi. Kompensasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SKALA EFIKASI DIRI
LAMPIRAN 1 SKALA EFIKASI DIRI No PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya percaya sesuatu yang saya kerjakan pasti akan berhasil dengan baik 2. Saya yakin dengan usaha yang saya lakukan maka akan berpengaruh terhadap
Lebih terperinci