KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG SKRIPSI"

Transkripsi

1 KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahraaan Universitas Neeri Yoyakarta untuk Memenuhi Sebaian Persyaratan una Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Rizqi Dwi Jayanto PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

2

3

4

5 MOTTO 1. Sederhana dalam berbicara, luar biasa dalam bertindak (Confucius) 2. Jika Anda inin benar-benar memahami sesuatu, cobalah menajarkan hal tersebut pada oran lain (Tyron Edwards) 3. Bein different is not wron, it can actually be a beautiful thin (Adriel Booker) 4. Anda harus lakukan hal yan Anda pikir tidak bisa Anda lakukan (Eleanor Roosevelt) v

6 PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: 1. Kedua oran tuaku, Bapak Solekhan dan Ibu Muksonah yan senantiasa menirini setiap lankahku denan do a dalam setiap sujudnya. 2. Kakak-kakakku (Lukman Bintoro, Heru Yulianto, dan Fitria Yulianti), terimaksih atas do a dan dukunannya serta keponakanku Khayla Syafinatun Naja semoa menjadi anak yan solehah. vi

7 KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG Oleh Rizqi Dwi Jayanto ABSTRAK Kebutuhan izi yan kuran dapat menyebabkan teranunya funsi oran tubuh. Zat izi yan dibutuhkan harus seimban denan zat izi yan masuk dari makanan sebaai sumber eneri. Penelitian ini bertujuan untuk menetahui keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yan diunakan adalah survey denan teknik penumpulan data menunakan anket. Populasi dalam penelitian ini merupakan siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan, sebanyak 21 siswa. Instrument yan diunakan adalah formulir food recall 24 hours dan formulir aktivitas sehari-hari selama 7 hari. Hasil penelitian selama seminu menunjukkan tidak adanya keseimbanan antara calorie intake dan calorie expenditure. Siswa memiliki calorie intake rata-rata sebesar kkal (44.47 %) per hari, dari rata -rata calorie expenditure sebesar kkal/hari. Denan kata lain siswa menalami kekuranan sumber eneri sebesar %. Zat izi lain yan bersumber dari mikronutrien berupa vitamin dan mineral jua menalami kekuranan. Sehina dapat disimpulkan bahwa asupan zat izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam sanat kuran. Kata kunci: keseimbanan, izi, pencinta alam vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas seala rahmat dan hidayah-nya serta semanat untuk berusaha melakukan yan terbaik sehina penulis dapat menyelesaikan skripsi yan berjudul Keseimbanan Asupan Gizi Siswa yan Menikuti Ekstrakurikuler Pencinta Alam SMA Neeri 1 Majenan dapat diselesaikan denan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbaai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis inin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A., Rektor Universitas Neeri Yoyakarta yan telah memberi kesempatan panulis untuk belajar di Universitas Neeri Yoyakarta. 2. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M. Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahraaan yan telah memberikan layanan fasilitas selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Keolahraaan. 3. Erwin Setyo Kriswanto, M. Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraa yan telah memberikan ijin penelitian kepada penulis, sehina penulis dapat menyelesaikan Tuas Akhir Skripsi (TAS) denan lancar. 4. Ahmad Rithaudin, M. Or., Penasehat Akademik yan selalu menjadi oran tua kedua bai penulis di Universitas Neeri Yoyakarta. 5. Drs. Jaka Sunardi, M. Kes., Dosen Pembimbin Skripsi yan telah memberikan bimbinan, nasehat serta penarahan hina terselesaikannya penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan, yan telah memberikan bekal ilmu penetahuan sehina penulis dapat menyelesaikan Tuas Akhir Skripsi (TAS) denan lancar. viii

9

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. PERSETUJUAN... PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN.. MOTTO.. PERSEMBAHAN.. ABSTRAK. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vi vii viii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan. 1 B. Identifikasi Masalah. 3 C. Batasan Masalah.. 4 D. Rumusan Masalah 4 E. Tujuan Penelitian. 4 F. Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zat Gizi Eneri Aktivitas Harian (Calorie Expenditure) Calorie Intake Penilaian Status Gizi Hakikat Pencinta Alam 17 B. Penelitian yan Relevan 18 C. Keranka Berfikir. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 21 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 21 C. Populasi dan Sampel Penelitian 21 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Penumpulan Data. 22 E. Teknik Analisis Data 25 x

11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian.. 26 B. Pelaksanaan Penelitian.. 26 C. Hasil Penelitian. 26 D. Pembahasan.. 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. 35 B. Implikasi C. Keterbatasan Penelitian 35 D. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA 37 LAMPIRAN 38 xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 SifatUmum Vitamin Larut Lemak dan Vitamin Larut Air 12 Tabel 2 Basal Metabolic Rate (BMR). 30 Tabel 3 Faktor Aktivitas Fisik.. 30 Tabel 4 Presentase Konsumsi Eneri 34 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 39 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian 40 Lampiran 3 Rekomendasi Penelitian D.I Yoyakarta.. 41 Lampiran 4 Rekomendasi Penelitian Jawa Tenah 42 Lampiran 5 Rekomendasi Penelitian Kabupaten Cilacap 44 Lampiran6 Surat Ijin Penelitian. 45 Lampiran 7 Surat Keteranan Telah Melakukan Penelitian 46 Lampiran 8 Formulir Identitas Responden Food Recall dan Aktivitas Harian.. 47 Lampiran 9 Perhitunan Kalori Menunakan Software Nutrisurvey Lampiran 10 Tabel Presentase Kecukupan Eneri. 72 Lampiran 11 Asupan Eneri per Hari. 73 Lampiran 12 Presentase Asupan Eneri per Hari 74 Lampiran 13 Konsumsi Asupan Mineral dan Vitamin 75 Lampiran 14 Presentase Asupan Mineral dan Vitamin 76 Lampiran15 Indeks Massa Tubuh 77 Lampiran 16 Anka Kecukupan Eneri (AKG) 2013 Bai Oran Indonesia 78 xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Ekstrakurikuler adalah keiatan non formal di sekolah, umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Ekstrakurikuler merupakan keiatan siswa yan berfunsi sebaai alat bantu untuk membentuk sikap dan kepribadian siswa. Karena itulah ekstrakurikuler jua dapat menunjan keberhasilan siswa dalam menhadapi masalahnya. Oran tua tidak perlu bersusah payah mencari tempat yan menyediakan keiatan penembanan bakat tersebut karena tidak sedikit sekolah yan menyediakan keiatan tersebut. Tinal baaimana oran tua dapat memberikan dukunan kepada anaknya dan mendoronnya untuk melakukan aktivitas yan sudah menjadi bakatnya sejak lahir. Sehina ia tahu betul keiatan apa yan baik dilakukanya dan keiatan apa yan tidak perlu dilakukan. Denan beitu, ekstrakurikuler memberikan banyak manfaat pada aspek kehidupan seseoran, baik sekaran maupun di masa mendatan. Pencinta alam adalah salah satu dari sekian banyak ekstrakurikuler yan ada di sekolah. Oranisasi ini serin disebut denan siswa pencinta alam (SISPALA). Sesuai denan namanya, keiatan ekstrakurikuler banyak dilakukan di alam bebas, seperti pendakian, penjelajahan, kemah, orienteerin, dan outbound. Tidak hanya itu, ekstrakurikuler ini memberikan banyak manfaat seperti menajarkan kepada anotanya bahwa mencintai alam bukan hanya menaumi, tetapi merasa hormat, menambil manfaat dari apa yan ada di alam denan memperhatikan untun ruinya baik bai alam maupun linkunan sekitarnya, perasaan dan niat untuk memelihara, niat untuk memperbaiki jua mempertimbankan keharmonisan hubunan-hubunan manusia denan alam. Dalam menikuti keiatan pencinta alam, terkadan kebutuhan izi yan dibutuhkan jauh dari cukup. Banyak yan beranapan bahwa ketika sedan di alam, 1

15 makanan yan praktis dan instan adalah solusinya. Kebutuhan zat izi setiap oran berbeda terantun jenis keiatan yan dilakukan. Tidak sedikit oran yan melakukan keiatan alam hanya denan membawa bekal seadanya. Sanat berbahaya jika izi yan dibutuhkan tubuh dalam melakukan keiatan tidak mencukupi. Tubuh manusia membutuhkan zat izi untuk memperoleh eneri una melakukan keiatan fisik atau sebaai sumber tenaa, penantian jarinan tubuh yan rusak atau sebaai zat pembanun, serta untuk menatur semua funsi tubuh dan melinduni tubuh dari penyakit atau sebaai zat penatur. Dapat dibayankan jika dalam melakukan keiatan seperti mendaki, zat izi yan diperlukan tubuh sanat kuran, maka hal-hal yan tidak diininkan bisa saja terjadi seperti teranunya funsi oran tubuh. Keiatan di alam membutuhkan konsumsi makanan yan lebih banyak dari biasanya karena aktivitas fisik yan jauh lebih besar sehina kebutuhan enerinya jua bertambah dan membutuhkan asupan izi yan tidak sedikit. Denan beitu eneri yan dibutuhkan harus seimban atau sama denan eneri yan masuk dari makanan sebaai sumber eneri. Tidak hanya karbohidrat dan air, protein dan lemak untuk seseoran yan melakukan keiatan di alam jua lebih besar. Hal ini karena lemak dan protein menyediakan tenaa cadanan yan diperlukan sewaktu-waktu ketika karbohidrat tidak dapat dipakai lai karena habis dalam menjalani keiatan. Menurut M. Anwari Irawan (2007: 1-2), penunaan antara lemak ataupun karbohidrat oleh tubuh sebaai sumber eneri untuk dapat mendukun kerja otot akan ditentukan oleh dua faktor yaitu intensitas serta durasi olahraa yan dilakukan. Pada olahraa intensitas moderat-tini yan bertenaa, pembakaran karbohidrat akan berfunsi sebaai sumber eneri utama tubuh dan akan memberikan kontribusi lebih besar dibandinkan denan pembakaran lemak dalam memproduksi eneri di dalam tubuh. 2

16 Ekstrakurikuler pencinta alam di SMA Neeri 1 Majenan meman sudah cukup lama berdiri, namun kesadaran anota akan keseimbanan nutrisi yan dibutuhkan tubuh masih kuran. Hal ini terbukti saat menikuti perlombaan orienteerin kondisi fisik salah satu pesertanya menalami kelelahan. Dapat diketahui bahwa nutrisi yan tepat dalam asupan makanan yan dikonsumsi setiap hari secara tidak lansun dapat memberi penaruh positif terhadap peninkatan performa dan prestasi. Oleh karena itu, untuk menikuti keiatan ini sebaiknya memiliki kondisi fisik yan prima karena keiatan yan dilakukan relatif lama serta asupan izi atau konsumsi makanan denan zat izi yan tepat. Siswa yan menikuti ekstrakurikuler biasanya adalah siswa yan aktif dalam beroranisasi. Hal ini membutuhkan nutrisi serta kondisi fisik yan baus untuk dapat menikuti berbaai keiatan di alam. Untuk itu, dari hasil observasi yan dilakukan di SMA Neeri 1 Majenan diperoleh data bahwa keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam belum diketahui, serta belum ada penelitian untuk menetahui hal tersebut. Dimana ekstrakurikuler ini merupakan keiatan siswa yan pada dasarnya membutuhkan kondisi fisik serta nutrisi yan baus karena aktivitasnya berupa orienteerin, penjelajahan, hikin, pendakian, outbound, dan lainlain, sehina penulis tertarik untuk menadakan penelitian yan berjudul Keseimbanan Asupan Gizi Siswa yan Menikuti Ekstrakurikuler Pencinta Alam SMA Neeri 1 Majenan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, diantaranya: 1. Kurannya kebutuhan izi dalam melakukan aktivitas berat di alam. 2. Masih kurannya penetahuan siswa terhadap nutrisi yan diperlukan tubuh dalam beraktivitas. 3

17 3. Belum ada kesadaran anota pencinta alam akan nutrisi yan dibutuhkan tubuh. 4. Belum adanya penelitian tentan keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan. C. Batasan Masalah Aar penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian ini hanya membahas tentan keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka muncul permasalahan pokok yan menjadi bahasan dalam penelitian ini yaitu Baaimana keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui keseimbanan asupan izi siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan F. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada oranisasi maupun sekolah. 2. Memberi informasi kepada anota ekstrakurikuler aar menatur keseimbanan antara pola makan denan keiatan sehari-hari. 3. Sebaai pertimbanan dalam menyusun menu makanan sehari-hari. 4

18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zat Gizi Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 2) izi adalah proses oranisme menunakan makanan yan dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan peneluaran zat izi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan funsi normal oran tubuh serta menhasilkan tenaa. Nandavati Kurnia (2005: 2) menyatakan bahwa zat izi (Nutrients) adalah ikatan kimia yan diperlukan tubuh untuk melakukan funsinya, yaitu mebanun dan memelihara jarinan serta menatur proses-proses kehidupan. Menururt I Dewa Nyoman, dkk (2002: 17) zat izi adalah ilmu yan mempelajari proses oranisme menunakan makanan yan dikonsumsi melalui proses diesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan peneluaran zat yan tidak diunakan untuk kehidupan, pertumbuhan, dan funsi oran-oran tubuh. Zat izi ialah substansi yan diperoleh dari makanan dan diunakan oleh tubuh untuk memacu pertumbuhan, pertahanan, dan perbaikan (Arisman, 2003: 157). Jadi, zat izi ( nutrients) adalah ikatan kimia yan diperlukan tubuh untuk melakukan funsinya, yaitu menhasilkan eneri, membanun dan memelihara jarinan serta menatur proses-proses kehidupan. Sumber eneri adalah zat yan dapat menhasilkan eneri. Sumber eneri kaitannya denan makanan adalah zat izi yan dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup sehat. Ada enam jenis zat makanan yan secara aris besar dianap sanat pokok karena menandun zat-zat izi yan dibutuhkan bai kelansunan hidup manusia, yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan protein merupakan kelompok makronutrien. Makronutrien merupakan zat izi yan 5

19 banyak menyumbankan eneri bai tubuh. Tubuh membutuhkan nutrisi-nutrisi tersebut dalam jumlah banyak. Komposisi sumber eneri dilihat dari jumlah kalori zat izi yan dianjurkan yaitu karbohidrat %, lemak %, dan protein % dari kebutuhan eneri yan dibutuhkan tubuh. (Sunita Almatsier, 2004: 13). Vitamin dan mineral masuk ke olonan mikronutrien yaitu zat izi yan dibutuhkan tubuh dalam jumlah yan sedikit. Mikronutrien biasanya diukur dalam mikroram atau milliram. Meski mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yan sedikit, kekuranan mikronutrien dapat menyebabkan masalah yan serius. Dalam melakukan aktivitas fisik, makronutrien dan mikronutrien merupakan komponen-komponen makanan yan memean perenan pentin dalam memelihara tubuh aar tetap berfunsi dan sehat, meninkatkan dan memperbaiki serta menyediakan eneri (Rusli Lutan, 2001: 51). a. Karbohidrat Karbohidrat adalah sakarida yan terabun dalam berbaai tinkat kompleksitas untuk membentuk ula sederhana, serta unit yan lebih besar seperti oliosakarida dan polisakarida (Mary E. Barasi, 2007: 26). Funsi utama karbohidrat adalah sebaai sumber eneri utama bai setiap oran karena dapat diunakan denan seera untuk berbaai funsi oran. 1 ram karbohidrat menhasilkan 4 kkal. Sebaian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebaai lukosa yan dapat diunakan seera. Sebaian disimpan sebaai likoen dalam hati dan jarinan otot, dan sebaian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebaai cadanan eneri di dalam lemak. Karbohidrat yan pentin di bai dalam dua olonan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan zat izi yan mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya permen, sirup, selai, madu, dan minuman bersoda. Sedankan karbohidrat kompleks merupakan zat 6

20 izi yan biasanya terikat denan zat izi lain, misalnya protein, lemak, mineral, dan serat. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbi-umbian, kacan-kacan kerin, dan ula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepun-tepunan, selai, sirup, dan sebaainya. Sebaian besar sayur dan buah tidak banyak menandun karbohidrtat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan sayur kacan-kacanan relatif lebih banyak menandun karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti dain, ikan, telur, dan susu sedikit sekali menandun karbohidrat. Sumber karbohidrat yan banyak dikonsumsi oran Indonesia sebaai makanan pokok adalah beras, jaun, ubi, sinkon, sau, dan talas. Kebutuhan karbohidrat rata-rata % dari kalori yan dibutuhkan tubuh. b. Lemak Lemak dan minyak merupakan sumber eneri palin padat, yan menhasilkan 9 kkal untuk tiap ram. Lemak merupakan cadanan eneri tubuh palin besar. Kelebihan makanan dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak terutama pada jarinan bawah kulit, sekelilin oran dalam rona perut, dan di jarinaan intramuskuler. Lemak dianap banyak oran sebaai komponen diet yan harus dikurani sebanyak munkin. Namun, hal ini tidak menuntunkan bai kesehatan karena lemak dalam jumlah tertentu diperlukan dalam menjalankan funsinya dalam tubuh denan baik. Diet yan rendah lemak akan dapat bervolume sanat besar, karena densitas enerinya berkuran, sehina lebih banyak makanan yan dikonsumsi untuk mencapai asupan eneri. Jika inin menurani konsumsi eneri, perlu diperhatikan bahwa asam lemak esensial dan 7

21 vitamin larut lemak tetap tersedia untuk memenuhi kebutuhhan izinya (Mary E. Barasi, 2007: 34). Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacan tanah, kacan kedelai, jaun, dan sebainya), mentea, mararin, dan lemak hewan (lemak dain dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacan-kacanan, biji-bijian, dain, dan ayam emuk, krim, susu, keju, dan kunin telur, serta makanan yan dimasak denan lemak atau minyak. Kebutuhan rata-rata lemak adalah % dari kebutuhan eneri per hari. c. Protein Protein adalah baian dari semua sel hidup dan merupakan baian terbesar tubuh sesudah air (Sunita Almatsier, 2001: 77). Protein memiliki funsi khas yan tidak dapat diantikan oleh zat izi lain, yaitu membanun serta memelihara sel-sel dan jarinan tubuh. Sebaai sumber eneri, protein ekivalen denan karbohidrat karena menhasilkan 4 kkal tiap ram. Asupan eneri yan tidak cukup menyebabkan protein diunakan sebaai sumber eneri, sehina protein tidak tersedia untuk pemeliharaan jarinan atau pertumbuhan. Namun, protein sebaai sumber eneri relatif lebih mahal, baik dalam hara maupun dalam jumlah eneri yan dibutuhkan untuk metabolisme eneri. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yan baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, dain, unas, ikan, dan keran. Sumber protein nabati adalah kedelai dan hasil olahannya, seperti tempe dan tahu, serta kacan-kacanan lain. Kacan kedelai merupakan sumber protein nabati yan mempunyai mutu atau nilai bioloi tertini. Konsumsi protein ratarata adalah % dari kebutuhan eneri per hari. 8

22 d. Vitamin Vitamin menurut Sunita Almatsier (2001: 151) adalah zat -zat oranik kompleks yan dibutuhkan dalam jumlah yan sanat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin berperan sebaai katalisator oranik, menatur proses metabolisme dan funsi normal tubuh. Secara khusus di dalam tubuh vitamin berperan utama sebai zat penatur dan pembanun bersama zat izi lain melalui pembentukkan enzim, zat antibodi, dan hormon. Masin-masin vitamin mempunyai peran khusus dan tidak dapat diantikan peranannya oleh vitamin atau zat izi lain. Karena vitamin adalah zat oranik, maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan penolahan. Pada tahap pemrosesan dan pemasakan, banyak vitamin yan hilan bila menunakan suhu tini, air perebus dibuan, permukaan makanan bersentuhan denan udara dan menunakan alkali. Vitamin yan rusak dalam hal ini adalah yan rusak oleh panas, oksidasi, atau yan larut dalam air. Lebih lanjut menurut Dewi Cakrawati dan Mustika NH (2012: 95), kehilanan vitamin dalam pemasakan dapat diceah denan cara: 1) Menunakan suhu tidak terlalu tini. 2) Waktu memasak tidak terlalu lama. 3) Menunakan air pemasak sedikit munkin. 4) Memoton denan pisau tajam menjadi potonan tidak terlalu halus. 5) Panci memasak ditutup. 6) Sisa air perebus diunakan untuk masakan lain. Vitamin larut lemak tidak banyak hilan dalam proses pemasakan. Kehilanan terjadi karena proses oksidasi dan ketenikan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh 9

23 dapat menalami suatu penyakit. Oleh sebab itu, meskipun vitamin dibutuhkan dalam jumlah yan relatif sedikit (dalam satuan milliram atau mikroram), namun keberadaannya dalam jumlah yan cukup sanat pentin karena jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme dalam tubuh akan teranu. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua olonan utama yaitu vitamin yan dapat larut dalam air meliputi vitamin B dan C serta vitamin yan larut dalam lemak meliputi vitamin A, D, E, dan K. Tabel 1. Sifat Umum Vitamin Larut Lemak dan Vitamin Larut Air Vitamin Larut Lemak Larut dalam lemak dan pelarut lemak Kelebihan dari konsumsi yan dibutuhkan akan disimpan dalam tubuh Kelebihan konsumsi vitamin larut lemak dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu Gejala defiseinsi berkemban lambat Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari Mempunyai precursor atau provitamin Hanya menandun unsur-unsur C, H, dan O Diabsorpsi melalui sistem limpa Hanya dibutuhkan oleh oranisme kompleks Beberapa bersifat toksik pada dosis relatif rendah Vitamin Larut Air Larut dalam air Simpanan sebaai kelebihan kebutuhan sanat sedikit Kelebihan vitamin larut air dikeluarkan melalui urin Gejala defisiensi serin terjadi denan cepat Harus selalu ada dalam makanan sehari-hari Umumnya tidak mempunyai precursor Selain menandun C, H, dan O, jua menandun N dan kadan S dan Co Diabsorpsi melalui vena porta Dibutuhkan oleh oranisme sederhana dan kompleks Bersifat toksik hanya pada dosis sanat tini Sumber: Dewi Cakrawati dan Mustika NH (2012: 94-95) 10

24 e. Mineral Mineral adalah zat anoranik yan dibutuhkan dalam jumlah kecil, umumnya sebaai baian dari struktur molekul lain atau sebaai kofaktor esensial untuk aktivitas enzim (Mary E. Barasi, 2007: 26). Mineral menurut Sunita Almatsier (2001: 228) merupakan baian dari tubuh dan memean peranan pentin dalam pemeliharaan funsi tubuh, baik pada tinkat sel, jarinan, oran maupun funsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbaia tahap metabolisme, terutama sebaai kofaktor dalam aktivitas enzimenzim, pemeliharaan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan pentin melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan syaraf terhadap ransanan. Berdasarkan jumlah yan diperlukan oleh tubuh,mineral dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1) Mineral mayor: Ca, P, K, M, S, Na, Cl. 2) Mineral minor: F, Fe, Mn, Cu, Zn Mineral dapat diperoleh dari sumber panan nabati dan hewani. Beberapa mineral seperti besi lebih banyak diserap tubuh apabila diperoleh dari sumber panan hewani. Kekuranan mineral dapat menyebabkan anuan funsi tubuh, misalnya penyakit ondok, penurunan daya tahan tubuh serta anuan pertumbuhan. Untuk mendapatkan kualitas izi yan baik, makanan yan dikonsumsi harus menandun zat-zat izi sehina diharapkan denan menkonsumsi makanan yan menandun zat-zat izi akan membantu dalam pertumbuhan dan perkembanan fisik serta eneri yan cukup una melakukan keiatan seharihari. Gizi yan seimban sanat diperlukan oleh tubuh, terutama pada makanan yan dikonsumsi setiap hari. Makanan yan terkandun banyak zat izi dapat menhasilkan eneri untuk tubuh, seperti pada zat izi yan memiliki klasifikasi 11

25 atas enam kelompok, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral serta air yan pentin bai manusia. 2. Eneri a. Penertian Eneri Eneri merupakan kemampuan untuk melakukan kerja (Djoko Pekik Irianto, 2007: 43). Manusia membutuhkan eneri untuk mempertahankan hidup, menunjan pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Eneri diperoleh dari karbohidrat, lemak, protein yan ada di dalam makanan. Menurut Bowers and Fox (1992: 14) menyatakan bahwa eneri adalah kemampuan atau kapasitas untuk menampilkan kerja. Satuan eneri dinyatakan dalam unit panas atau kilokalori (kkal). Satu kilokalori adalah jumlah panas yan diperlukan untuk menaikkan suhu 1 k air sebanyak 1º C. Serin jua diunakan istilah kalori. Satu kalori adalah kkal. Istilah kilokalori diunakan untuk menyatakan jumlah kilokalori tertentu, sedankan kalori diunakan untuk menyatakan eneri secara umum. b. Kecukupan Eneri Manusia membutuhkan eneri untuk mempertahankan hidup, menunjan pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Eneri diperoleh dari makanan yan dikonsumsi berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut Hardinsyah dan Drajat Martianto (1992: 14) kekuranan eneri pada tahap awal menimbulkan rasa lapar, dalam janka waktu tertentu berat badan menurun yan disertai denan menurunnya kemampuan atau produktifitas kerja. Kekuranan yan berlanjut akan menyebabkan izi kuran dan izi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi eneri yan mencukupi akhirnya akan mudah terseran infeksi dan selanjutnya menakibatkan kematian. Sebaliknya, kelebihan konsumsi eneri 12

26 dalam janka waktu yan berkesinambunan akan menyebabkan berat badan meninkat, timbunan lemak meninkat, dan keemukan. Untuk menetahui keseimbanan eneri tubuh, maka seseoran harus dapat menetahui atau memprediksi jumlah pemasukan dan peneluaran eneri. Pemasukan eneri berasal dari makanan yan dikonsumsi, sehina perlu jua menetahui kandunan kalorinya. c. Kekuranan dan Kelebihan Eneri Kekuranan eneri menurut Sunita Almatsier (2001: 150) terjadi apabila konsumsi eneri melalui makanan kuran dari eneri yan dikeluarkan. Tubuh akan menalami keseimbanan eneri neatif, sehina berat badan kuran dari berat badan seharusnya (ideal). Apabila hal ini terjadi pada anak-anak, maka akan menhambat pertumbuhan. Pada oran dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jarinan tubuh. Kelebihan eneri terjadi apabila konsumsi eneri melalui makanan melebihi eneri yan dikeluarkan. Kelebihan eneri akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya terjadi berat badan lebih atau keemukan. Obesitas bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak serta tidak diimbani denan aktivitas fisik. Obesitas merupakan refleksi ketidakseimbanan antara konsumsi eneri dan peneluaran eneri. Obesitas dapat menyebabkan penyakit hipertensi, jantun koroner, diabetes mellitus, dan penyakit pernafasan. Selain itu penderita obesitas serin menalami anuan emosional. d. Kebutuhan Eneri Kebutuhan eneri menurut FAO/WHO (dalam Sunita Almatsier, 2001: 136) adalah konsumsi eneri berasal dari makanan yan diperlukan untuk menutupi peneluaran eneri seseoran bila ia mempunyai ukuran dan komposisi 13

27 tubuh denan tinkat aktivitas yan sesuai denan kesehatan janka panjan, dan yan memunkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yan dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Kebutuhan eneri untuk Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan eneri minimal yan dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yan vital. Kebutuhan eneri metabolisme basal termasuk jumlah eneri yan diperlukan untuk pernafasan, peredaran darah, pekerjaan injal, pankreas, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kebutuhan eneri untuk aktivitas fisik memrlukan eneri diluar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik menurut Sunita Almatsier (2001: 144) adalah erakan yan dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjannya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan eneri diluar metabolisme untuk bererak, sedankan jantun dan paru-paru memerlukan tambahan eneri untuk menantarkan zat-zat izi dan oksien ke seluruh tubuh dan untuk meneluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya eneri yan dibutuhkan terantun dari berapa banyak otot yan bererak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yan dilakukan. 3. Aktivitas Harian (Calorie Expenditure) Calorie expenditure adalah eneri yan diunakan untuk aktivitas sehari-hari denan peran masin-masin oran dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat beberapa cara untuk menetahui kebutuhan eneri seseoran tiap hari antara lain: (a) membaca tabel anka kebutuhan izi (AKG), (b) prediksi berdasarkan BMR ( Basal Metabolic Rate), dan (c) perhitunan berdasarkan komponen penunaan eneri. AKG merupakan cara yan palin praktis, namun memiliki keterbatasan antara lain: (1) berat badan tertentu saja (apabila berat badan tidak tersedia unakan 14

28 berat badan terdekat), (2) hanya dapat diunakan oran sehat pada umumnya. BMR adalah eneri minimal yan diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbarin tetapi tidak tidur dalam suhu ruanan 25 derajat (Darwin, dalam Djoko Pekik Irianto, 2007: 50). Eneri tersebut diperlukan untuk berbaai funsi vital tubuh seperti pencernaan, pernafasan, penaturan suhu tubuh, peredaran darah, dll. 4. Calorie Intake Setelah diketahui banyak eneri yan dibutuhkan setiap hari, maka lankah selanjutnya adalah menyediakan menu yan proporsional berdasarkan jumlah kebutuhan eneri. Calorie intake berupa zat makanan yan menhasilkan eneri una melakukan aktivitas (Djoko Pekik Irianto, 2007: 1). Zat -zat makanan yan terkandun dalam makanan berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Aar makanan yan disediakan dapat dikonsumsi denan baik sesuai kebutuhan, maka ada beberapa hal yan harus diperhatikan menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 62) antara lain: (a) memenuhi standar izi (kualitas dan kuantitas), (b) menarik, (c) variatif, (d) menurut selera, (e) terbuat dari bahan yan biasa dimakan, (f) sajikan sesuai kebiasaan, () perhatikan kaidah aama, (h) memuaskan tanpa menurani hara diri, (i) volum makan sesuai kapasitas lambun, (j) frekuensi 3x makan utama (makan besar), 2-3 kali, (k) makan penyelin (makan kecil). 5. Penilaian Status Gizi Untuk menilai status izi seseoran diunakan metode penilaian izi, yaitu secara lansun dan tidak lansun. Penilaian status izi secara lansun dibai menjadi empat penilaian, yaitu penilaian antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedankan penilaian status izi tidak lansun dapat dibai menjadi tia, yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekoloi (I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002: 17). 15

29 1) Penilaian Lansun a) Antropometri Secara umum antropometri berarti penukuran pada tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandan izi, maka antropometri izi berhubunan denan berbaai macam penukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbaai tinkat umur dan tinkat izi. Metode antropometri sanat beruna untuk melihat ketidakseimbanan eneri dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat diunakan untuk menidentifikasi zat-zat izi yan spesifik (Gibson, 2005). b) Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode penilaian zat izi berdasarkan perubahan yan terjadi yan berhubunan erat denan kekuranan maupun kelebihan asupan zat izi. Penunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancan untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekuranan salah satu atau lebih zat izi. c) Biokimia Pemeriksaan biokimia disebut jua cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia merupakan pemeriksaan yan diunakan untuk medeteksi adanya defisiensi zat izi pada kasus yan lebih parah lai, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsy sehina dapat diketahui kadar zat izi atau adanya simpanan di jarinan yan palin sensitive terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. d) Biofisik Penentuan status izi secara biofisik adalah penentuan status izi denan melihat melihat kemampuan funsi (khususnya jarinan) dan melihat 16

30 perubahan struktur dari jarinan. Penunaan pada umumnya pada situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik denan menunakan cara tes adaptasi elap. 2) Penilaian Tidak Lansun a) Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan izi secara tidak lansun denan melihat jumlah dan jenis zat yan dikonsumsi. Penumpulan data ini dapat memberikan ambaran tentan konsumsi berbaai zat izi pada masyarakat, keluara dan individu. b) Faktor Ekoloi Penilaan status izi denan menunakan faktor ekoloi karena masalah izi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekoloi, seperti faktor biolois, faktor fisik, dan linkunan budaya. Penukuran faktor ekoloi dipandan sanat pentin untuk menetahui penyabab malnutrisi di suatu masyarakat sebaai dasar melakukan proram intervensi. c) Statistik Vital Penukuran menunakan statistik vital adalah denan menanalisa data beberapa statistik kesehatan seperti anka kematian berdasarkan umur, anka kesakitan dan kematian akibat tertentu dan data lainnya yan berhubunan denan izi. 6. Hakikat Pencinta Alam Pencinta alam merupakan istilah yan diunakan bai individu maupun kelompok yan melaksanakan keiatannya di alam. Walaupun tidak selalu, tetapi secara umum keiatan kepencitaalaman lebih ditekankan di alam bebas dalam bentuk petualanan. Kepencitaalaman, sebaian atau keseluruhan, mencakup tia aspek yan harus diperhatikan pelakunya yaitu keselamatan, keterampilan dan kepuasan. 17

31 Pencinta alam bukan hanya mencintai alam denan seenap jiwa dan raa. Namun jua mampu memberikan dampak yan baik bai alam untuk keberlansunan hidup hina masa mendatan. Keiatan alam bebas semakin diminati oleh banyak kalanan mulai dari anakanak hina oran dewasa. Banyak keiatan yan dilakukan di alam bebas seperti: mendaki unun, panjat tebin, hikin, orienteerin, bersepeda, dan lain-lain. Bahkan banyak instansi menunakan sebaai lokasi pelatihan kepemimpinan. Banyak yan didapatkan di alam bebas, disampin melatih kekuatan fisik dan mental, kerjasama dalam mencapai tujuan tim, menyelesaikan masalah yan timbul dari diri sendiri ataupun dari luar, dan jua melatih seseoran menambil keputusan dalam situasi darurat dan mendesak. Pencinta alam tidak hanya sekedar beraktivitas di alam, tetapi jua dapat memberikan dampak positif bai alam untuk keberlansunan makhluk hidup. Seoran pencinta alam jua harus mampu menempatkan dirinya di alam sebaaimana mestinya seperti kode etik pencinta alam Indonesia sebaai berikut: 1. Menabdi kepada Tuhan Yan Maha Esa 2. Memelihara alam beserta isinya serta memperunakan sumber daya alam sesuai denan batas kebutuhannya. 3. Menabdi kepada Bansa dan Tanah Air. 4. Menhormati tata kehidupan yan berlaku pada masyarakat sekitarnya,serta menharai manusia sesuai denan martabatnya. 5. Berusaha mempererat tali persaudaraan sesame pencinta alam sesuai asas tujuan pencinta alam 6. Berusaha salin membantu serta salin menharai dalam melaksanakan penabdian kepada Tuhan, Bansa, dan Tanah Air ( B. Penelitian yan Relevan Penelitian dari Ari Cahyati (2009) yan berjudul Keseimbanan antara Kebutuhan Zat Gizi denan Konsumsi Makanan Atlet Bolavoli PPLP Daerah Istimewa 18

32 Yoyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif presentase denan metode penumpulan data menunakan anket. Subyek yan diunakan merupakan atlet bolavoli putri PPLP DIY sebanyak 11 oran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan lebih kecil dari kebutuhan eneri perhari. Atlet bolavoli kekuranan asupan kalori sebanyak kalori perhari. Asupan kalsium menalami kelebihan sebanyak m perhari, asupan phosphor menalami kelebihan sebanyak m perhari, asupan Zn menalami kekuranan sebanyak m perhari, asupan Thiamin menalami kelebihan sebanyak m perhari, asupan Niasin menalami kekutanan sebanyak m perhari.asupan yodium menalami kekuranan sebanyak 150 m perhari, asupan vitamin C menalami kelebihan sebanyak m perhari. Penelitian dari Karina Febriani (2012) yan berjudul Keseimbanan Asupan Gizi Makanan denan Aktivitas Atlet Putri Bolabasket PON DIY Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif denan metode yan diunakan adalah survey denan teknik penumpulan data menunakan anket. Subyek yan diunakan merupakan atlet putrid PON DIY sebanyak 14 atlet. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya keseimbanan antara calorie intake dan calorie expenditure. Atlet putrid bolabasket PON DIY 2012 memiliki calorie intake antara hina dan calorie expenditure antara 3420 hina 4806 kkal, denan rata-rata calorie expenditure sebesar kkal sedankan rata-rata calorie intake sebesar kkal. C. Keranka Berfikir Makanan yan dipilih denan baik akan menjadi sumber eneri bai tubuh untuk melakukan aktivitas terutama aktivitas olahraa yan membutuhkan eneri lebih dari oran yan melakukan aktivitas biasa. Eneri yan diperlukan untuk kinerja fisik diperoleh dari metabolisme bahan makanan yan dikonsumsi sehari-hari. Berdasarkan 19

33 alasan tersebut, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa makanan atau zat izi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja fisik dan pertumbuhan seseoran. Keseimbanan antara aktivitas dan asupan makanan jua perlu diperhatikan. Selain untuk melakukan aktivitas yan relatif berat, makanan yan dikonsumsi jua untuk menjaa kesehatan tubuh dan terbebas dari penyakit. Perlu dipahami pula bahwa bukan hanya kualitas keiatan saja yan diutamakan, makanan yan sehat denan izi yan seimban mampu membuat seseoran berprestasi maksimal. Kebutuhan Zat Gizi Asupan Zat Gizi Karbohidrat Lemak Protein Mineral Vitamin Kualitas Kinerja Fisik Gambar 1. Keranka Berfikir (Sumber: Penulis) 20

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yan dimaksudkan untuk menumpulkan informasi menenai status suatu ejala yan ada, yaitu keadaan ejala menurut apa adanya (Suharsimi Arikunto, 1998: 309). Metode yan diunakan adalah metode survei denan teknik tes anket, yaitu denan menumpulkan data aktivitas sehari-hari dan kebiasaan konsumsi makanan. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Keseimbanan eneri adalah keadaan seimban antara jumlah asupan eneri yan masuk dan jumlah eneri yan dikeluarkan tubuh untuk aktivitas. Kecukupan eneri diukur denan menunakan Software Nutrisurvey Software Nutrisurvey 2007 adalah proram yan diunakan untuk menanalisis zat izi yan terkandun dalam bahan makanan dan untuk menentukan kebutuhan zat izi. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996: 108). Dalam hal ini populasi yan dipakai adalah siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam di SMA Neeri 1 Majenan. 2. Sampel Penelitian Sampel yan diunakan adalah seluruh anota ekstrakurikuler pencinta alam di SMA Neeri 1 Majenan yan berjumlah 21 oran. Teknik penentuan sampel adalah denan menunakan samplin jenuh. Menurut Suiyono (2009: 124) samplin jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anota populasi diunakan sebaai sampel. Hal ini karena jumlah populasi relatif kecil yan kuran 21

35 dari 30 oran. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anota populasi diijadikan subyek. D. Instrumen Penelitian dan Teknik penumpulan data 1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yan diunakan oleh peneliti dalam menumpulkan data aar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen pokok dalam penambilan data adalah rekaman diet ( food recall) masin-masin anota yan dilampiri denan aktivitas sehari-hari dan dilenkapi denan umur, berat badan, dan tini badan. a. Rekaman aktivitas dicari denan menuliskan keiatan sehari-hari dan latihan yan dilakukan. Penulisan dilakukan denan terperinci termasuk bentuk latihan apa saja dan dicantumkan jua waktu dan berapa lama berlatih. b. Rekaman konsumsi makanan denan menuliskan jenis makanan yan dimakan disertai jumlah atau berat (r). c. Perhitunan kebutuhan kalori. Dalam menhitun kebutuhan eneri terdapat empat lankah, yaitu: 1) Menentukan Status Gizi Dalam menentukan status izi dapat menunakan beberapa cara. Pada penukuran ini, penukuran status izi denan menunakan indeks massa tubuh (IMT). Cara penilaian IMT adalah pembaian berat badan dalam kiloram denan kuadrat tini badan dalam meter. IMT = Berat Badan (K) Tini Badan (M) 2 2) Menentukan BMR (Basal Metabolic Rate) Menurut Darwin (dalam Djoko Pekik Irianto 2007: 50) Basal Metabolic Rate (BMR) atau Laju Metabolisme Basal (LMB) adalah eneri 22

36 minimal yan diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbarin tetapi tidak tidur dalam suhu ruanan 25º C. Penentuan BMR denan menuanakan tabel yan sesuai denan jenis kelamin, umur, dan berat badan. Apabila berat badan tidak tersedia, maka menunakan berat badan yan mendekati denan berat badannya. Tabel 2. Basal Metabolic Rate (BMR) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Berat Badan (K) Eneri (Kalori) Thn Thn Sumber: Djoko Pekik Irianto (2007: 52) 3) Menhitun SDA (Specific Dinamic Action) Adapun cara menhitun SDA adalah sebaai berikut: Thn

37 SDA = 10% BMR Formulasi = BMR+SDA (10% BMR) 4) Menhitun Eneri Aktivitas Fisik Harian berikut: Adapaun cara menhitun eneri aktivitas harian adalah sebaai Eneri aktivitas harian = faktor aktivitas fisik x (BMR + SDA) Table 3. Faktor Aktivitas Fisik Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan Istirahat Tidur, berbarin, duduk Rinan Sekali Menulis, menetik Rinan Menyapu, menjahit, mencuci pirin, menhias ruanan Rinan- Sekolah, kuliah, kerja, Sedan kantor Sedan Mencankul, menyabit rumput Berat Meneraji pohon denan eraji tanan Berat Sekali Mendaki unun, menarik becak (Sumber: Djoko Pekik Irianto, 2007: 53) , d. Perhitunan Calorie Intake Perhitunan calorie intake dibantu denan menunakan Software Nutrisurvey Proram ini sanat memudahkan dalam menhitun eneri dalam makanan. Lankah-lankah yan diunakan jua sanat mudah, yaitu memasukkan makanan pada menu layar utama dan jumlah yan dimakan dalam ram (r). Setelah itu Nutrisurvey akan lansun menampilkan zat izi makanan. 2. Teknik Penumpulan Data Teknik penumpulan data pada penelitian ini menunakan rekaman keiatan sehari-hari, rekaman konsumsi makanan dan olahraa yan dicatat selama 24

38 seminu yan kemudian dari data tersebut dapat dihitun eneri yan dipakai dan asupan makanan dalam satu minu. Dalam penelitian ini dilakukan oleh anota pencinta alam SMA Neeri 1 Majenan denan mencatat rekam diet makan meliputi makan pai, makan sian, dan makan malam, dan makanan selinan selama 24 jam. Untuk menetahui eneri perhari, eneri yan diperunakan dalam seminu dibai jumlah hari dalam seminu yaitu 7 hari. Untuk menetahui asupan kalori dapat dihitun denan bantuan Software Nutrisurvey 2007, denan demikian dapat diketahui anka kecukupan izinya. E. Teknik Analisis Data Penelitian ini menunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif denan bantuan Software Nutrisurvey Adapun lankah-lankah yan dilakukan adalah sebaai berikut: (1) menhitun jumlah kalori dari asupan makanan, (2) menhitun kalori yan dibutuhkan tubuh, (3) menhitun kecukupan kalori tubuh, dan (4) membuat ratarata dan presentase. Hasil keseluruhan komposisi sumber eneri diubah dalam bentuk presentase, sehina didapatkan hasil komposisi sumber eneri dalam bentuk persen. 25

39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi persiapan pendukun dan operasional. Persiapan pendukun berupa perijinan untuk melaksanakan penelitian baik secara formal maupun informal. Persiapan operasional berupa persiapan alat ukur yan akan diunakan untuk penelitian yaitu food recall dan aktivitas harian. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Neeri 1 Majenan, Cilacap. Sampel penelitian yan diunakan adalah siswa SMA Neeri 1 Majenan yan menikuti ekstrakurikuler Pencinta Alam yan berjumlah 21 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 denan membaikan anket yan berisi food recall dan rekaman aktifitas harian. C. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitunan, maka didapatkan data siswa pencinta alam sebaai berikut: 1. Presentase Kecukupan Eneri Presentase ini diperoleh dari hasil perhitunan pemasukan eneri makanan kemudian dibandinkan denan eneri yan dibutuhkan tubuh. Berdasarkan perhitunan software nutrisurvey 2007, diperoleh hasil bahwa siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam menalami kekuranan eneri. Nilai tertini dari konsumsi eneri sebesar kkal/hari. Sedankan nilai terendah pemenuhan eneri siswa kkal/hari. Dari 21 sampel yan diteliti, hanya 1 siswa atau 4.7 % yan memiliki konsumsi eneri seimban dan sisanya yaitu 20 siswa atau 95.3 % menalami kekuranan konsumsi eneri. Nilai terendah presentase kecukupan eneri % dan nilai maksimum %. Presentase 26

40 rata-rata kecukupan eneri perhari perkapita adalah %. Ini berarti konsumsi eneri siswa yan menikuti ekstrakurikuler pencinta alam terolon kuran. 2. Konsumsi Eneri per Hari Rata-rata konsumsi eneri yan di dapat dari zat makanan adalah kkal. Tabel 4. Presentase Konsumsi Eneri No Konsumsi Eneri Jumlah Siswa 1 Kuran dari 2125 kkal kkal 1 3 Lebih dari 2675 kkal - Jumlah 21 Sumber: Anka Kecukupan Gizi 2013 bai oran Indonesia Presentase % 4.76 % % Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yan menkonsumsi eneri kuran dari 2125 kkal per hari yaitu sejumlah 20 oran (95.24 %). Jumlah ini masih sanat kecil dari kriteria yan di anjurkan tabel Anka Kecukupan Gizi (AKG) bai oran Indonesia. Berdasarkan tabel AKG 2013 bai oran Indonesia, kelompok umur tahun memiliki konsumsi eneri sebesar 2125 kkal untuk perempuan, dan 2675 kkal untuk laki-laki denan kelompok umur yan sama. Ini berarti siswa dikatakan cukup dalam menkonsumsi eneri apabila memenuhi anka 2125 kkal-2675 kkal. Perhitunan kecukupan eneri denan memperhitunkan eneri yan didapat dari konsumsi zat izi denan eneri yan dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktivitas jua menunjukkan hasil yan sama. Rata-rata kebutuhan eneri siswa sebesar kkal per hari. Ini berarti untuk mendapatkan keseimbanan eneri, siswa harus menkonsumsi eneri per hari sebesar kkal. Namun, dari hasil yan diperoleh menunjukkan ketimpanan antara calorie intake denan calorie expenditure. Rata-rata eneri yan dikonsumsi siswa sebesar 27

41 kkal (44.46 %) per hari. Jadi, siswa kekuranan eneri rata -rata sebesar kkal (55.54 %) per hari dari eneri yan dibutuhkan sebesar kkal per hari. 3. Presentase Nilai Konsumsi Karbohidrat Konsumsi karbohidrat siswa pencinta alam berkisar kkal ( %) per hari. Karbohidrat yan dikonsumsi setiap hari % dari eneri yan dibutuhkan tubuh. Ini berarti seluruh siswa (100 %) memiliki asupan karbohidrat jauh dari kriteria yan ditentukan. Denan kata lain, siswa memperoleh karbohidrat per hari denan presentase rata-rata % per hari. 4. Presentase Konsumsi Protein Konsumsi protein siswa pencinta alam berkisar antara kkal ( %) per hari. Protein yan dikonsumsi setiap harinya sebesar % dari eneri yan dibutuhkan tubuh. Siswa yan sesuai rekomendasi tersebut sebanyak 2 oran (9.52 %). Sedankan sebanyak 19 oran (90.48 %) kuran menkonsumsi protein. Presentase rata-rata konsumsi protein siswa adalah 5.44 % per hari dari kebutuhan eneri. 5. Presentase Konsumsi Lemak Konsumsi lemak siswa pencinta alam berkisar antara kkal ( %) per hari. Lemak yan dikonsumsi setiap hari sebesar % dari eneri yan dibutuhkan tubuh. Siswa yan sesuai denan rekomendasi tersebut sebanyak 13 oran (61.91 %), sebanyak 7 oran (33.33 %) belum memenuhi anjuran, dan sisanya 1 oran (4.76 %) melebihi anjuran yan di rekomendasikan. Presentase rata-rata konsumsi lemak siswa keseluruhan adalah % per hari. 6. Presentase Konsumsi Vitamin Konsumsi vitamin siswa pencinta alam menalami kekuranan menurut rekomendasi Anka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 bai oran Indonesia. Dari 21 28

42 sampel yan diteliti, 4 diantaranya adalah laki-laki dan 17 sisanya perempuan. Konsumsi vitamin tiap oran berbeda. Menurut AKG, konsumsi vitamin dibedakan oleh kelompok umur dan jenis kelamin. a. Vitamin A Menurut AKG 2013 bai oran Indonesia, konsumsi vitamin A untuk lakilaki dan perempuan kelompok umur tahun per hari sebesar 600 mc. Konsumsi vitamin A siswa pencinta alam berkisar antara %. Siswa yan menalami kekuranan vitamin A sebanyak 18 oran (85.71 %). Sebanyak 3 oran (14.29 %) menalami kelebihan vitamin A per hari. Presentase rata-rata konsumsi vitamin A secara keseluruhan adalah %. b. Vitamin B1/Thiamin Menurut AKG 2013 bai oran Indonesia, konsumsi vitamin B1 per hari untuk laki-laki tahun sebesar 1.3 m dan untuk perempuan tahun sebesar 1.1 m per hari. Presentase konsumsi vitamin B1 siswa laki-laki yan berjumlah 4 oran dari 21 sampel berkisar antara m ( %). Presentase rata-rata konsumsi vitamin B1 untuk laki-laki tahun adalah %. Presentase 17 oran perempuan berkisar antara %, dan presentase rata-rata konsumsi vitamin B1 untuk perempuan tahun adalah %. c. Vitamin B2/Riboflavin Menurut AKG 2013 bai oran Indonesia, konsumsi vitamin B2 usia tahun untuk laki-laki dan perempuan masin-masin 1.6 dan 1.3 m. Konsumsi vitamin B2 siswa laki-laki berkisar antara m (25-50 %) dan untuk perempuan berkisar m ( %). Sedankan presentase rata-rata konsumsi vitamin B2 untuk laki-laki dan perempuan masin-masin 37.5 % dan %. 29

43 d. Vitamin C Menurut AKG 2013 bai oran Indonesia, konsumsi vitamin C usia tahun untuk laki-laki dan perempuan masin-masin 90 dan 75 m. Konsumsi vitamin C untuk siswa laki-laki berkisar antara m ( % ), dan untuk perempuan berkisar antara m ( %). Sedankan presentase rata-rata konsumsi vitamin C untuk laki-laki dan perempuan masinmasin % dan 19.22%. 7. Presentase Konsumsi Mineral Konsumsi mineral tiap oran berbeda sesuai denan aktivitas yan dilakukan. Menurut Anka Kecukupan Gizi (AKG) 2015 bai oran Indonesia kebutuhan mineral tiap oran dibedakan oleh kelompok umur dan jenis kelamin. Berikut adalah presentase mineral yan dikonsumsi siswa pencinta alam. a. Kalsium (Ca) Konsumsi kalsium bai oran Indonesia untuk laki-laki dan perempuan usia tahun menurut AKG 2013 adalah sebesar 1200 m. Siswa pencinta alam menkonsumsi kalsium antara m ( %). Sedanakn presentase rata-rata konsumsi kalsium siswa adalah %. b. Phosphor (P) Konsumsi phosphor menurut AKG 2013 bai oran Indonesia untuk lakilaki dan perempuan usia tahun adalah 1200 m. Siswa pencinta alam menkonsumsi phosphor berkisar antara m ( %). Presentase rata-rata konsumsi phosphor adalah %. c. Zat Besi (Fe) Zat besi yan dikonsumsi perhari tiap oran berbeda. Menurut AKG 2013, usia laki-laki dan perempuan konsumsi zat besi per hari masin-masin adalah 15 m dan 26 m. Siswa laki-laki yan berjumlah 4 oran 30

KESEIMBANGAN ASUPANN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG

KESEIMBANGAN ASUPANN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG Keseimbangan Asupan Gizi (Rizqi Dwi Jayanto)1 KESEIMBANGAN ASUPANN GIZI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCINTA ALAM SMA NEGERI 1 MAJENANG THE BALANCING OF STUDENTS NUTRIENT ABSORPTION IN PENCINTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yan sanat pentin bai setiap masyarakat.diantara berbaai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memean peranan pentin karena menyediakan

Lebih terperinci

TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN

TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-4 BULAN Arimina Hartati Pontoh* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no. Surabaya Email :admin@akbid-riyahusada.ac.id

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI MAKANAN DENGAN AKTIVITAS ATLET PUTRI BOLABASKET PON D.I.Y 2012 SKRIPSI

KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI MAKANAN DENGAN AKTIVITAS ATLET PUTRI BOLABASKET PON D.I.Y 2012 SKRIPSI KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI MAKANAN DENGAN AKTIVITAS ATLET PUTRI BOLABASKET PON D.I.Y 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacan merah Kacan merah (Phaseolus vularis L) termasuk dalam Famili Leuminoseae alias polon-polonan. Satu keluara denan kacan hijau, kacan kedelai dan kacan tolo. Kacan merah

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah * KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Fathul Zannah * Abstrak Keiatan pembelajaran di SMAN 2 Banjarbaru sudah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas

Lebih terperinci

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 1 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 jalar sebaai makanan dapat diolah denan berbaai cara, mulai dikukus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayam Merah Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tanaman semusim yan berasal dari daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu bayam cabut

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69 GaneÇ Swara Vol. 4 No. Pebruari 2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penuatan Profesi Bidan Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Proram Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,

Lebih terperinci

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri) Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk

Lebih terperinci

Specific Dynamic Action

Specific Dynamic Action Kebutuhan Energi Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara L.1 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Hasil Wawancara denan Kepala Personalia : Apakah Proses perekrutan di perusahaan telah dapat memenuhi permintaan tenaa kerja? Menurut saya, aktivitas perekrutan

Lebih terperinci

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2)

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2) MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ninrum (2) 1 Universitas Muhammadiyah Malan, Malan 2 Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Status Gizi a. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya memotong. Pengertian ini semula ditemukan dalam Roman Law (Lex Regia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya memotong. Pengertian ini semula ditemukan dalam Roman Law (Lex Regia) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sectio Caesarea Istilah sectio caesarea berasal dari perkataan Latin yaitu caedere, yan artinya memoton. Penertian ini semula ditemukan dalam Roman Law (Lex Reia) dan Emperor

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kangkung (Ipomea sp.) tumbuh liar diberbagai tempat, baik di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kangkung (Ipomea sp.) tumbuh liar diberbagai tempat, baik di BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kankun Tanaman kankun (Ipomea sp.) tumbuh liar diberbaai tempat, baik di daratan kerin maupun di daerah berair di pinir sunai. Tanaman sayur yan dikenal denan nama internasional

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan KESEIMBANGAN ENERGI Jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 kg sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika Serikat pada

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH

PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal 73-82 PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH Retno Andita Putri Prodi S-1 pendidikan Tata

Lebih terperinci

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Murtafiah Universitas Sulawesi Barat

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Murtafiah Universitas Sulawesi Barat Penaruh Kecerdasan Emosional, Pola Asuh Orantua, dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas XI IPA SMA Neeri di Kota Parepare Murtafiah Universitas Sulawesi Barat e-mail: murtafiahq@mail.com

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005

Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Funsinya tak hanya untuk memperindah interior dalam rumah tapi jua untuk sebuah estetika yan mencitrakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA CICA YULIA, S.Pd, M.Si Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP).

Abstrak. Kata Kunci : SPK (Sistem Pendukung Keputusan), Pemberian store of the month, Analytical Hierarchy Process (AHP). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA STORE OF THE MONTH PADA TOKO INDOMARET MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS PT. INDOMARCO PRISMATAMA MEDAN Tison Nopember Simanjuntak (12110248)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri, antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri, antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wortel (Daucus carota L.) Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yan sanat bermanfaat karena banyak menandun betakaroten. Semakin orane warnanya, maka semakin tini pula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

DI SELURUH DUNIA. DI SETIAP WAKTU. Kita Dipandu Oleh Nilai-Nilai Kita PEDOMAN PERILAKU KITA

DI SELURUH DUNIA. DI SETIAP WAKTU. Kita Dipandu Oleh Nilai-Nilai Kita PEDOMAN PERILAKU KITA DI SELURUH DUNIA. DI SETIAP WAKTU. Kita Dipandu Oleh Nilai-Nilai Kita PEDOMAN PERILAKU KITA DAFTAR ISI 3 PANDUAN KITA, NILAI-NILAI KITA 5 Surat Dari CEO 6 Nilai-Nilai Inti Kita 9 KOMITMEN KITA 10 Kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor

Lebih terperinci

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin 4 TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Beastudi Etos merupakan sebuah beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Beasiswa ini berdiri sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan jumlah

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4- TAHUN Evania Suryaninsih, Indri Astuti, Lukmanulhakim PG-PAUD FKIP Universitas Tanjunpura, Ponti email: Eva_Suryaninsih@mail.com

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH Berdasarkan Surat Ijin/Penugasan Dekan FIK UNY No 1737/H.34.16/KP/2009 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Upaya Mengontrol Gula Darah Di Poliklinik RS. Immanuel Bandung Srihesty Manan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Upaya Mengontrol Gula Darah Di Poliklinik RS. Immanuel Bandung Srihesty Manan Hubunan Tinkat Penetahuan Denan Kepatuhan Dalam Upaya Menontrol Gula Darah Di Poliklinik RS. Immanuel Bandun Srihesty Manan Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik denan karakteristik

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendatang. Masa remaja atau adolescent adalah waktu terjadinya perubahanperubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendatang. Masa remaja atau adolescent adalah waktu terjadinya perubahanperubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gizi Remaja Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baikdi masa mendatang. Masa remaja atau adolescent adalah waktu terjadinya perubahanperubahan yang berlangsungnya

Lebih terperinci

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Ester Ratnaningsih, SST Nor Tri Astuti, SST Staff Dosen AKBID

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 2 1 Aun Dwi Hariyanto (05018221), 2 Wahyu Pujiyono (0504116601) 1,2 Proram Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK I. JUDUL PRAKTIKUM : KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK II. TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa, 12 Austus 2014 III. TANGGAL LAPORAN: Rabu, 20 Austus 2014 IV. GURU PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator

Lebih terperinci

FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION)

FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION) FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION) Almasyhuri, 1 Nelis Imanninsih 1 dan Heru Yuniati 1 ABSTRACT In

Lebih terperinci

Panduan Manajemen Pejantan. Male

Panduan Manajemen Pejantan. Male Panduan Manajemen Pejantan Male breeder Penantar Komitmen Cobb terhadap perkembanan enetik produk keluara kami semakin meninkatkan potensi performa dalam semua bidan, produksi broiler (final stock) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Balita Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa : BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Penyelenggaraan Makan Siang Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan yang mempekerjakan 22.563 orang telah menyediakan kantin untuk tenaga kerja, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia

Lebih terperinci

b. Sebagai bahan bakar dimana panas yang terjadi diubah menjadi tenaga.

b. Sebagai bahan bakar dimana panas yang terjadi diubah menjadi tenaga. UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2009/2010 FPOK UPI MATA KULIAH DOSEN : Ilmu Gizi Olahraga : Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan member tanda silang (X) pada lembar jawaban!

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Gizi Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, kekurangan gizi merupakan penyebab tingginya angka kematian. Disamping itu kekurangan gizi dapat menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Latar Belakang Masalah Derivatif Untuk Menyelesaikan Optimisasi Berkendala Dalam Bisnis Dan Ekonomi (Derivative for Solvin Constrained Optimization in Business and Economics) Nurul Yaqin, M.Sc. Dosen pada Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci