KARAKTERISTIK TEGANGAN-ARUS ARESTER BOCOR SiC PADA SUHU DAN KELEMBABAN BERBEDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK TEGANGAN-ARUS ARESTER BOCOR SiC PADA SUHU DAN KELEMBABAN BERBEDA"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK TEGANGAN-ARUS ARESTER BOCOR SiC PADA SUHU DAN KELEMBABAN BERBEDA Gesang Ndaru Prayogo 1,T. Haryono 2,Suharyanto 3 Abstract As a tropical country, Indonesia is subject to frequent lightning strikes. Electrical power system equipment is very susceptible to lightning strikes. Therefore, the knowledge of insulation system in lightning strikes is very important. Arrester is needed to protect electrical equipment from the dangers due to overvoltage caused by lightning strikes. Overvoltage occuring can cause damage to the electrical equipment so that it may result to electrical disturbance. Arrester that is often used is made of silicon carbide (SiC).This test aims to determine the effect of temperature and humidity on the current-voltage characteristics of SiC arrester. Testing were done by providing a high voltage AC on SiC arrester at a certain temperature and humidity.the test results showed that changes in temperature and humidity affecting the current-voltage characteristics of SiC arrester. When the temperature rises, the leakage current becomes small. When the humidity rises, the value of the leakage current becomes large. The largest leakage current was obtained when the temperature was 20 C at a humidity of 90%. It was 6,6 µa due to the 3 kv input voltage, and the smallest leakage current was 2,1 µa produced by 3 kv input voltage. Intisari Indonesia adalah negara yang beriklim tropis. Di negara yang beriklim tropis, sambaran petir sangat sering terjadi. Peralatan sistem tenaga listrik sangat rentan terhadap sambaran petir. Oleh sebab itu, sistem isolasi terhadap sambaran petir sangatlah penting. Arester sangat diperlukan untuk melindungi peralatan listrik dari bahaya tegangan lebih, terutama tegangan lebih surja petir. Tegangan lebih yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinuitas system kelistrikan terganggu. Arester yang sering digunakan adalah yang terbuat dari bahan silicon carbide (SiC).Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu dan kelembaban terhadap karakteristik arus-tegangan arester SiC. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan tinggi AC pada arester SiC pada suhu dan kelembaban tertentu. Hasil pengujian menunjukkan perubahan suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap karakteristik arustegangan arester SiC. Ketika suhu naik, maka arus menjadi kecil. Sedangkan ketika kelembaban naik, maka arus menjadi besar. Nilai arus terbesar didapat saat suhu 20 C pada kelembaban 90%, yaitu sebesar 6,6 µa dengan tegangan masukan 3 kv. Dan nilai arus bocor terkecil didapat saat suhu 60 C pada kelembaban 40%, yaitu sebesar 2,1 µa dengan tegangan masukan 3 kv. Kata Kunci tegangan lebih, karakteristik arester SiC, suhu, kelembaban, tegangan tinggi AC 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Univeristas Gadjah Mada, Jln. Grafika No 2, Bulaksumur, Yogyakarta INDONESIA (telp: ; gesang.ndaru.te09@te.ugm.ac.id) 2, 3 Dosen, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi 12 I. PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis. Iklim tropis memiliki ciri dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Ciri khas lain nya pada negara yang beriklim tropis adalah adanya sambaran petir. Sambaran petir sering terjadi pada saat musim penghujan. Frekuensi sambaran petir pada negara beriklim tropis jauh lebih tinggi dibanding dengan iklim-iklim lain. Penyaluran tenaga listrik, di samping dituntut selalu memenuhi kebutuhan beban, harus menjamin kualitasnya, yaitu mutu frekuensi dan tegangan, baik kontinuitas, maupun keandalannya. Sistem dan peralatan listrik yang dirancang harus bekerja seefisien dan seoptimal mungkin dalam menyalurkan tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terdapat banyak gangguan diantaranya adalah gangguan tegangan lebih, baik yang disebabkan dari sistem maupun dari luar sistem. Oleh sebab itu untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik dari segala gangguan tersebut dibutuhkan suatu alat pengaman. Salah satu pengaman dari gangguan tegangan lebih adalah arester. Dalam sistem tenaga listrik, arester merupakan salah satu peralatan yang sangat penting yang berfungsi untuk pembatas level tegangan agar peralatan listik dalam sistem terlindung dari bahaya tegangan lebih yang berasal baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem, sehingga tegangan lebih yang masuk dalam peralatan masih di bawah BIL (Basic Insulation Level) peralatan dan peralatan menjadi aman. Arester bekerja pada dua kondisi, yaitu ketika tegangan kerja dan gangguan tegangan lebih surja. Pada tegangan kerja arester bersifat sebagai isolator. Namun, saat kondisi gangguan atau terjadi tegangan lebih surja, arester akan bersifat sebagai konduktor yang melewatkan atau mengalirkan arus surja ke tanah tanpa menyebabkan gangguan. Penelitian ini diadakan untuk meneliti pengaruh suhu dan kelembaban udara terhadap karakteristeik tegangan - arus bocor arrester. II. DASAR TEORI Tegangan yang terdapat pada sistem tenaga listrik dapat berupa tegangan biasa (normal) dan tegangan lebih (overvoltage). Tegangan normal atau tegangan sistem adalah tegangan yang dapat ditahan oleh sistem tersebut dalam waktu yang tak terhingga. Sedangkan Informasi Univeristas Gadjah Mada, Jln. Grafika No 2, Bulaksumur, Yogyakarta INDONESIA (telp: )

2 Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan oleh sistem tersebut dalam waktu yang sangat singkat atau terbatas. Tegangan lebih adalah tegangan yang mempuyai amplitudo sangat besar dan berlangsung sangat singkat yang disebabkan karena sambaran petir atau karena operasi pensaklaran. A Arester sebagai Alat Pelindung Tegangan Lebih Surja Petir Tegangan lebih pada sistem tenaga listrik dapat berbahaya bagi peralatan listrik dan berdampak pada sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Oleh sebab itu, maka peralatan-peralatan listrik harus dilindungi dari tegangan lebih. Keberhasilan perlindungan peralatan listrik terhadap tegangan lebih terutama dari tegangan lebih surja petir tergantung pada pemilihan dan pemasangan arester yang benar. Petir menimbulkan tegangan lebih yang terjadi antara saluran dan tanah. Atas dasar prinsip kerja arester dalam memadamkan tegangan lebih surja petir, dan supaya tekanan (stresses) pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, maka arester harus memiliki persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault). 2. Dapat memutus arus susulan setelah tegangan lebih habis. 3. Mampu menjadikan tegangan percik sela dan pelepasan / sisa yang seminimal mungkin. 4. Tidak mengalirkan arus sama sekali saat kejadian normal. 5. Harus secepatnya dadal ketika tegangan mencapai tegangan dadalnya. Sesuai dengan fungsi arester sebagai alat yang melindungi peralatan sistem tenaga listrik dari tegangan lebih, karakteristik arester adalah sebagai berikut [2]: 1. Mempunyai tegangan dasar (rated) yang tidak boleh dilampaui. 2. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir. 3. Mempunyai batas termis. Pada dasarnya terdapat tiga jenis arester yang dapat digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari bahaya tegangan lebih yang ditimbulkan oleh sambaran petir, yaitu expulsion-type arrester, valvetype arrester, dan metal-oxide arrester. Akan tetapi, jika arester digunakan hanya untuk melindungi peralatan tanpa mempedulikan pelayanan distribusi listrik, maka desain konstruksi yang terdiri dari sela api saja sudah cukup[3]. B. Silicon Carbide (SiC) sebagai Bahan Dasar Arester Moissanite, adalah bahan kimia yang dipopulerkan oleh Dr. Ferdinand Henri Moisan, dan seiring berjalannya waktu dikenal dengan namasilicon Carbide (SiC). Bahan SiC ini memiliki level kekerasan yang sangat baik, tetapi masih di bawah level intan. Secara kimiawi, Silicon Carbide memiliki spesifikasi seperti berikut : 1. Nama lain : Carborundum Moissanite 2. Lambang : SiC 3. Massa molar : 40,1 gram.mol Kerapatan : 3,21 gram.cm Titik lebur : C C. Arester Silicon Carbide (SiC) Pada instalasi tenaga listrik dewasa ini, terkait perlindungan terhadap tegangan lebih surja petir, arester SiC masih banyak digunakan. SiC sebagai bahan arester ini memiliki karakteristik elektrik yang sangat unik, dimana tahanan SiC sangatlah besar pada kondisi normal, tapi akan menjadi sangat kecil ketika menempa tegangan yang sangat besar, dan dalam hal ini tegangan lebih surja petir. Pada desain konstruksi arester SiC, tahanan yang terbuat dari bahan SiC dipasang secara seri dengan diberi sela / gap.fungsi dari sela / gap ini adalah melindungi perubahan karakteristik tahanan non-linier SiC terhadap tegangan steady-state saat kondisi normal. Kelemahan desain dengan sela / gap ini adalah proses konstruksinya yang rumit [4]. Sela api (spark gap) bekerja dengan tahanan nonlinier untuk memadamkan tegangan lebih surja petir. Ketika tegangan lebih mencapai keadaan yang berbahaya, pada bagian sela api tidak akan muncul busur api, karena pada arester dipasang tahanan nonlinier secara seri dengan sela api. Saat kondisi normal, tahanan non-linier ini nilainya sangat besar sehingga arus tidak akan mengalir ke arester. Tetapi ketika kondisi menerima tegangan lebih surja petir yang nilainya membahayakan sistem, tahanan non-linier ini akan mengecil sehingga arus yang sangat besar akibat tegangan lebih akan mengalir ke arester melalui terminal penghantar yang selanjutnya disalurkan ke tanah. Pemakaian tahanan non-linier bertujuan untuk meminimalisasi tegangan sisa pada terminal penghantar arester, sehingga sistem tidak menempa kelebihan tegangan yang melebihi tegangan maksimum sistem. III. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan pengujian tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap karakteristik arus bocor-tegangan arester SiC. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasukan tegangan tinggi AC dari 0,5 kv hingga 3 kv dengan suhu dan kelembaban tertentu, lalu arus bocor dari blok arester SiC di catat sehingga hasil dari perubahan suhu dan kelembaban bisa dianalisis sehingga bisa diketahui pengaruh perubahan suhu dan kelembaban terhadap karakteristik arus bocor-tegangan arester SiC. A. Prosedur Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi kasus dan literatur. Studi kasus dan literatur dilakukan Volume 1 Nomor 1, April

3 dengan cara belajar dari buku-buku, internet maupun bertanya langsung kepada dosen dan laboran. Setelah dilakukan studi kasus dan literatur, dilakukan persiapan penelitian seperti persiapan peralatan pengujian dan pemilihan alat uji. Selanjutnya dilakukan pengujian di laboratorium serta pengambilan data-data yang diperlukan. Pada pengujian ini, dilakukan pengambilan data dengan variasi suhu dan kelembaban, sehingga bisa diketahui pengaruh dari suhu dan kelembaban terhadap arus bocor blok arester SiC.Kemudian dilakukan pengolahan data setelah datadata sudah lengkap, dan analisis dilakukan setelah pengolahan data selesai. Setelah tahap analisis selesai, dilakukan penyusunan laporan akhir. Untuk lebih jelas, tahapan penelitian bisa dilihat pada Gbr. 1. dalam chamber. Sedangkan untuk menurunkan kelembaban hanya membuka pintu chamberdan dengan menggunakan bantuan kipas angin hingga kelembaban menurun. Gbr. 2. Rangkaian Pengujian Pada Gbr. 2. menjelaskan tentang rangkaian dari pengujian ini. Rangkaian ini menggunakan tegangan masukan dari PLN 220 V dengan frekuensi 50 Hz. Dengan pengatur tegangan berupa regulator tegangan V. Tegangan yang dikeluarkan oleh regulator tegangan digunakan sebagai masukan sisi primer trafo step-up. Sedangkan sisi sekunder atau keluaran dari trafo step-up digunakan sebagai tegangan masukan untuk pengujian blok arester SiC. Trafo step-up digunakan untuk menaikkan tegangan pengujian.sebuah voltmeter dipasang paralel untuk melihat nilai tegangan pada keluaran trafo yang akan digunakan sebagai tegangan masukan pada objek uji. Tegangan masukan yang masuk ke dalam voltmeter harus sesuai dengan karakteristik kemampuan voltmeter tersebut. Piranti pengaman dan perlindungan bagi voltmeter diperlukan untuk membatasi tegangan tinggi yang masuk ke dalam voltmeter dengan cara memasang alat pembagi tegangan.pengamatan arus bocor memerlukan ampermeter sebagai alat bantunya. Ampermeter dipasang seri dengan blok arester SiC sehingga akan terlihat nilai arus bocornya. Gbr. 1. Diagram Alir Penelitian B. Prosedur Penelitian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu dan kelembaban terhadap karakteristik arester SiC. Pada pengujian ini digunakan sebuah blok arester berbentuk silinder berbahan dasar silicon carbide (SiC). Blok arester tersebut dihubungkan dengan tegangan tinggi AC yang dikendalikan oleh peralatan pengujian. Di dalam peralatan pengujian terdapat pengatur tegangan (SVR) yang digunakan untuk menaikkan tegangan secara perlahan hingga tegangan berada pada nilai tertentu. Sebuah blok arester yang akan diuji ditempatkan pada sebuah kotak kaca (chamber) yang berfungsi sebagai tempat simulasi terhadap perlakuan cuaca di lapangan. Chamber diatur dengan kondisi suhu dan kelembaban tertentu.untuk menaikan suhu dalam chamber digunakan 6 buah lampu pijar, dan untuk menurunkan suhu digunakan beberapa es batu. Lalu untuk menaikan kelembaban, digunakan kompresor yang diisi dengan aquadest yang disemprotkan ke IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian yang telah dilakukan di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada terhadap blok arester SiC dengan memvariasikan suhu dan kelembaban, didapatkan datadata mengenai arus bocor pada blok arester SiC. Datadata ini nantinya diolah sehingga didapat hubungan parameter satu dengan parameter lainnya, sehingga akan diketahui pengaruh suhu terhadap karakteristik arus bocor-tegangan arester SiC dan pengaruh kelembaban terhadap karakteristik arus bocor-tegangan pada arester SiC. A. Pengujian Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Karakteristik Arester SiC Pengujian dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu dengan cara memberikan tegangan AC dengan nilai 0,5 kv, 1 kv, 1,5 kv, 2 kv, 2,5 kv, 3 kv sebanyak 3 kali kemudian dicari nilai rata-ratanya sehinggadidapat nilai yang akurat.pada pengujian 14

4 Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi pengaruh suhu ini, suhu dibuat bervariasi dengan kelembaban dibuat konstan. Suhu yang digunakan adalah 20 C, 30 C, 40 C, 50 C, 60 C. Hasil yang didapat berupa nilai arus bocor yang ditampilkan pada amperemeter.untuk bisa membandingkan pengaruh perubahan suhu terhadap karakteristik arus bocortegangan blok arester SiC, maka di tampilkan satu sampel percobaan, yaitu pada kelembaban 90%. Gbr. 4. Grafik karakteristik hubungan arus bocor dengan tegangan, dengan kelembaban bervariasi dan suhu 60 C Gbr. 3. Grafik karakteristik hubungan arus bocor dengan tegangan, dengan suhu bervariasi dan kelembaban 90% Terlihat Gbr. 3bahwa kenaikan suhu berbanding terbalik dengan nilai arus bocor. Ketika suhu naik, maka nilai arus bocor menjadi kecil. Hal itu terjadi karena adanya pengaruh suhu terhadap permukaan blok arester SiC. Pada saat pengujian sebuah blok arester tanpa selungkup/pelindung diletakkan di dalam chamber dengan kelembaban tertentu, artinya di dalam chamber terdapat udara yang mengandung partikel air (H 2O). Dengan tidak adanya selungkup yang melindungi permukaan blok arester, menyebabkan terjadi kontak antara blok arester dengan udara yang mengandung partikel H 2O. Partikel H 2O di udara menempel di permukaan blok arester SiC. Saat suhu dinaikkan, maka partikel H 2O yang terdapat di permukaan blok arester terlepas sehingga menaikkan resistans blok arester SiC yang menyebabkan arus bocor pada blok arester menjadi kecil. B. Pengujian Pengaruh Perubahan Kelembaban Terhadap Karakteristik Arester SiC Pada pengujian selanjutnya dilakukan pengujian tentang pengaruh perubahan kelembaban terhadap karakteristik arester SiC. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan tegangan bolak balik dengan nilai 0,5 kv, 1 kv, 1,5 kv, 2 kv, 2,5 kv, 3 kv sebanyak 3 kali kemudian dicari nilai rata-ratanya sehinggadidapat nilai yang akurat.perbedaan pengujian ini dengan pengujian sebelumnya adalah nilai kelembaban dibuat bervariasi dengan suhu dibuat konstan. Kelembaban yang digunakan adalah 40%, 60%, 80%, 90%. Hasil yang didapat berupa nilai arus bocor yang ditampilkan pada amperemeter. Untuk bisa membandingkan pengaruh perubahan suhu terhadap karakteristik arus bocor-tegangan blok arester SiC, maka di tampilkan satu sampel percobaan, yaitu pada suhu 60 C. Terlihat dari Gbr. 4 di atas bahwa kenaikan kelembaban berbanding lurus dengan nilai arus bocor. Ketika kelembaban naik, maka nilai arus bocor menjadi besar. Blok arester SiC merupakan benda yang padat sehingga walaupun kelembaban naik tidak akan mempengaruhinya susunan bahan di dalamnya. Bahan di dalam blok arester tidak akan basah. Tetapi kelembaban yang tinggi mempengaruhi permukaan blok arester SiC. Pada kelembaban yang tinggi permukaan blok arester SiC menjadi sangat basah. Karena air adalah perantara listrik, sehingga bahan dengan kondisi yang basah memiliki nilai resistans kecil, yang menyebabkan arus bocor padablok arester SiC menjadi lebih besar. Artinya kenaikan kelembaban berbanding terbalik dengan nilai resistans. Semakin besar kelembaban, resistans blok arester SiC semakin kecil.dan jika resistans semakin kecil maka akan mempengaruhi besarnya arus bocor. Arus bocor yang mengalir pada blok arester SiC akan semakin besar. V. KESIMPULAN Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh suhu terhadap karakteristik arus bocortegangan arester SiC adalah jika semakin tinggi suhu maka nilai arus bocor akan semakin kecil dengan nilai tegangan yang sama. Karena adanya pengaruh suhu terhadap permukaan blok arester SiC. Kenaikan suhu menyebabkan kondisi permukaan blok arester akan semakin kering. Atau dengan kata lain tidak ada partikel air (H 2O) pada permukaan blok arester, sehingga nilai resistans menjadi besar yang menyebabkan arus bocor menjadi kecil. Sebagai contoh, dengan kelembaban 90% nilai arus bocor terbesar didapat saat suhu 20 C yaitu sebesar 6,6 µa dengan tegangan masukan 3 kv dan 0,7 µa dengan tegangan masukan 0,5 kv. Sedangkan nilai arus bocor terkecil didapat saat suhu 60 C yaitu sebesar 3,4 µa dengan tegangan masukan 3 kv dan 0,3 µa dengan tegangan masukan 0,5 kv. 2. Pengaruh kelembaban terhadap karakteristik arus bocor-tegangan arester SiC adalah jika semakin tinggi kelembaban maka nilai arus bocor akan Volume 1 Nomor 1, April

5 semakin besar dengan nilai tegangan yang sama. Sebab kenaikan kelembaban menyebabkan permukaan blok arester SiC menjadi semakin basah, sehingga resistans menjadi kecil yang menyebabkan arus bocor menjadi besar. Sebagai contoh, dengan suhu 60 C nilai arus bocor terbesar didapat saat kelembaban 90% yaitu sebesar 3,4 µa dengan tegangan masukan 3 kv dan 0,3 µa dengan tegangan masukan 0,5 kv. Sedangkan nilai arus bocor terkecil didapat saat kelembaban 40% yaitu sebesar 2,1 µa dengan tegangan masukan 3 kv dan 0 dengan tegangan masukan 0,5 kv. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan pengujian ini. REFERENSI [1] Kuffel, E., W. S. Zaengl, dan J. Kuffel, 2000, High Voltage Engineering 2 nd Edition, Butterworth Heinemann, Oxford. [2] Arismunandar, Artono, 1994, Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. [3] Taufik, M. Nur, 2000, Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Kinerja Arester SiC, Skripsi S1, Jurusan Teknik Elektro FT- UGM. Tidak Dipublikasikan. [4] Saputro, Sonny Ariwibowo, 2012, Perbandingan Tanggapan Arrester SiC dan ZnO Pada Sambaran Petir Daerah Tropis, Skripsi S1, Jurusan Teknik Elektro FT-UGM. Tidak Dipublikasikan. 16

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan

Lebih terperinci

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dari pengaruh amplitudo surja tegangan terhadap piranti pelindung surja diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN Si PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA M.Yoza Acika 1, T.Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract Arrester installation in electrical system need

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki iklim tropis, kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki hari guruh rata-rata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban

Lebih terperinci

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time Vol. 2, No. 2, Desember 2016 1 Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time R.D. Puriyanto 1, T. Haryono 2, Avrin Nur Widiastuti 3 Universitas Ahmad Dahlan 1, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S. OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat 1 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat dicegah, tidak dapat diprediksi dan bersifat destruktif atau merusak. Dampak sambaran petir dapat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV Makalah Seminar Hasil Kosentrasi Energi Elektrik Disusun oleh: Muhammad Iqbal Bayhaqi Fauzy

Lebih terperinci

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Herman Halomoan Sinaga *, T. Haryono **, Tumiran** * Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari hari. Kebutuhan akan energi listrik tersebut selalu meningkat setiap

Lebih terperinci

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian

Lebih terperinci

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK 86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan

Lebih terperinci

Vol.3 No1. Januari

Vol.3 No1. Januari Studi Penempatan Arrester di PT. PLN (Persero) Area Bintaro Badaruddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon: 021-5857722

Lebih terperinci

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2 PENGARUH KONTAMINAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI PADA TEGANGAN LEWAT DENYAR DAN KINERJA BAHAN ISOLATOR EPOKSI RESIN DENGAN PENGISI PASIR PANTAI KUKUP T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya

Lebih terperinci

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 25 ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 2 kv di YOGYAKARTA Mursid Sabdullah,

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, listrik adalah salah satu komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia membutuhkan listrik demi menjaga

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric Rahmad Dwi Prima 1, Yul Martin 2, Endah Komalasari 3 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia memiliki intensitas terjadinya petir lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 2 KV TERPOLUSI Zico Venancio Sinaga, Hendra Zulkarnain Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: DESINTA AYU WORO HENDRASWARI NIM. 0910633040-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu : 1. Piranti Pelindung Surja OBO V20-C Piranti pelindung surja yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim tropis dan terdiri dari berbagai pulau yang tersebar luas di samudra. Kondisi ini mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH Gatot Firmansyah 1, T. Haryono 2, B.Sugiyantoro 2 Abstract Cables are

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Dampak Pemberian Impuls Arus Terhadap Tingkat Perlindungan Arrester Tegangan Rendah DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Widyastuti, Sugiarto

Lebih terperinci

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN Riza Aryanto. 1, Moch. Dhofir, Drs., Ir., MT. 2, Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D. 3 ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern seperti saat ini. Tenaga listrik banyak dimanfaatkan baik dalam kegiatan rumah tangga, industri,

Lebih terperinci

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH Yuni Rahmawati, ST* Abstrak: Untuk menganalisis besar tegangan maksimum yang terjadi pada jaringan

Lebih terperinci

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro FT UNDIP Jl. Prof. Sudharto, SH Tembalang, Semarang Abstrak Pembangkit energi listrik pada umumnya dibangun di lokasi yang jauh

Lebih terperinci

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI 11 BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI Alfonso Manogari Siregar, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008 Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat

Lebih terperinci

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi ix DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PERSYARATAN GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU. PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu

Lebih terperinci

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan Teknologi Elektro, Vol.15, No.1, Januari - Juni 016 7 Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan I W. A. Teja Baskara 1, I G. Dyana Arjana, I W. Rinas 3 Abstract Ground wire

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA Dwi Aji Sulistyanto 1, Hermawan 2, Abdul Syakur 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI

PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI Harlian Setiadi 1, Tarcicius Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract This study aims to determine the effect of impulse voltage flashover

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN RIO WIBISONO NRP 2201 109 023 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi H, S.T,

Lebih terperinci

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract Pemanfaatan energi listrik secara optimum oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini listrik tegangan tinggi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Listrik tegangan tinggi digunakan dalam bidang sistem tenaga listrik, medis, industri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar sehingga mengganggu sistem jaringan listrik. Fenomena ini tidak dapat dihindari karena dapat

Lebih terperinci

Tegangan Residu Keping Arester sebagai Fungsi dari Cacah Keping Arester

Tegangan Residu Keping Arester sebagai Fungsi dari Cacah Keping Arester JNTETI, Vol. 3, No. 3, Agustus 2014 231 Tegangan Residu Keping Arester sebagai Fungsi dari Cacah Keping Arester Devia Eka Yunida 1 Abstract Lightning is a natural phenomenon that usually appears during

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari sisi primer ke sisi sekunder

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN Soehardi, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Pentanahan

Lebih terperinci

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv Abdul Syakur 1, Agung Warsito 2, Liliyana Nilawati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan

Lebih terperinci

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA Chandra Fadlilah 1, T. Haryono

Lebih terperinci

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RESI RATNASARI

Lebih terperinci

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *) STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *) Abstrak Electric energy has been transmiting from power station to end

Lebih terperinci

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA Join Wan Chanlyn S, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX Lela Nurpulaela ABSTRAK Petir merupakan kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke bumi tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan

Lebih terperinci

GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV

GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV Ahmad Yani Program Studi Sistem Komputer, Universitas Dian Nusantara ahmad.yani@gmail.com ABSTRACT: In paper grounding system at 20 KV electrical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya sektor perindustrian di Indonesia, maka kebutuhan akan energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci